Dokumen tersebut merupakan surat pengajuan judul proposal penelitian yang membahas tentang nilai-nilai budaya dalam kaba Minangkabau. Penelitian ini akan menganalisis kaba-kaba Minangkabau secara struktural dan semiotik untuk mengungkapkan nilai-nilai budaya seperti nilai tentang hakikat hidup, karya, waktu, alam sekitar, dan hubungan antarsesama.
1. Bismillaahirahmaanirrahiim
Assalaamualaikum wr. wb.
Yang terhormat:
Bapak Direktur Pascasarjana UNJ
Bapak Asdir I Pascasarjana UNJ
Bapak Ketua Program Studi PB
Ibunda Prof. Dr. Sabarti Akhadiah
Bapaknda Prof. Dr. Achmad HP
Ibu Prof . Dr. Sakura Ridwan, M.Pd.
Bapak Prof. Dr. Basuki Suhardi
3. Nilai Budaya (NB) Minangkabau
Kaba & NB
Pergeseran NB
Adat, Alam, Agama
NB Eksis Globalisasi Leceh
NB Berkembang
NB Diteliti
Krisis NB
LATAR BELAKANG MASALAH
4. Refleksi Krisis NB dalam Pantun
Daulu rabab nan batangkai
Kini kacapi nan babungo
Daulu adat nan bapakai
Kini pitih nan paguno
(Dahulu rebab yang bertangkai
Kini kecapi yang berbunga
Dahulu adat yang dipakai
Kini pitih yang berguna)
9. E. Pertanyaan Penelitian
A. Secara struktural, bagaimanakah struktur kaba Minangkabau.
1. Alur Cerita
2. Penokohan
3. Latar
4. Tema
5. Bagaimanakah nilai budaya dalam hakikat hidup?
6. Bagaimanakah nilai budaya dalam hakikat karya?
7. Bagaimanakah nilai budaya dalam hakikat waktu?
8. Bagaimanakah nilai budaya dalam hakikat alam sekitar?
9. Bagaimanakah nilai budaya dalam hakikat hub dengan sesama?
10. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan struktur dan
nilai-nilai budaya dalam kaba
Minangkabau sesuai dengan kajian
struktural dan semiotik.
TUJUAN PENELITIAN
11. Manfaat penelitian
Masukan bagi pihak terkait dalam membina
dan melestarikan sastra daerah.
Penulisan sastra daerah.
Membantu guru bahasa dan sastra
dalam mencari bahan pembelajaran sastra.
Pengenalan budaya untuk pendidikan
multikultural.
12. II. ACUAN TEORETIK
Tylor, bahwa kebudayaan adalah kesatuan yang
menyeluruh yang terdiri dari pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat-istiadat, dan semua
kemampuan serta kebiasaan yang diperoleh manusia
sebagai anggota masyarakat.
Koentjaraningrat, kebudayaan adalah keseluruhan sistem
gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka
kehidupan masyarakat yang dijadikan milik sendiri
manusia dengan belajar.
Koentjaraningrat menyatakan bahwa dalam kehidupan
manusia, kebudayaan diwujudkan dalam tiga bentuk yaitu,
ideas, activities, dan artifacts.
1. Hakikat Budaya & Nilai Budaya
13. Nilai Budaya
Nilai budaya ialah konsepsi, ide-ide,
gagasan, norma-norma, dan bentuk-bentuk
lainnya yang sifatnya membedakan dari apa
yang diinginkan, yang mempengaruhi
pilihan terhadap cara, tujuan tindakan, dan
di pandang penting dalam hidup.
(Koentjaraningrat, Fraenkel)
14. Kluckhohn, nilai budaya terkait dengan lima
masalah dasar dalam hidup
dalam Koentjaraningrat
1) nilai budaya mengenai hakikat hidup
2) nilai budaya mengenai hakikat karya
3) nilai budaya mengenai hakikat waktu,
4) nilai budaya mengenai hakikat
dengan alam sekitar,
5) nilai budaya mengenai hakikat
hubungan dengan sesamanya.
15. 2. HAKIKAT KABA
Kaba secara etimologis berasal dari bahasa Arab ”akhbar”
yang berarti ’berita, warta, atau kabar’ (Navis, 1984)
Secara umum kaba adalah fiksi (Amir dkk, 2006)
Kaba merupakan cerita yang amat kaya dengan unsur
simbolik dan kiasan. Kehadiran petatah petitih
menghasilkan makna dan nilai-nilai budaya lebih banyak
disampaikan secara simbolik (Esten, 1988)
16. 3. Pendekatan struktural
Menurut Teeuw (1984)
Tujuan utama analisis struktural adalah untuk
membongkar dan memaparkan secermat, seteliti,
semendalam mungkin, keterkaitan dan keterjalinan
semua anasir dan aspek karya sastra secara bersama-
sama hingga menghasilkan makna menyeluruh
Teeuw berpendapat bahwa bagaimanapun juga
analisis struktur merupakan tugas prioritas bagi
seorang peneliti semiotika sastra sebelum ia
melangkah pada hal-hal yang lain.
17. 4. Pendekatan Semiotik
Semiotik merupakan ilmu
yang mempelajari sistem-
sistem, aturan-aturan, dan
konvensi-konvensi yang
memungkinkan tanda-
tanda mempunyai arti.
(Benny H. Hoed, 2008)
Karya sastra jenis apa pun
dapat dipandang sebagai
gejala semiotik atau sebagai
gejala tanda-tanda (Art van
Zoest , 1993)
Arti Tanda
Peirce
Nilai Budaya
18. 6. Penelitian Terkait
> ”Struktur Kaba Minangkabau” oleh Udin, dkk.
(Jakarta: PPPB, 1987)
> ”Sastra Daerah di Sumatera: Analisis Tema,
Amanat, dan Nilai Budaya” oleh Edwar Djamaris
dkk. tahun 1994 (Jakarta: Balai Pustaka)
> ”Sastra Daerah di Sumatera: Analisis Tema,
Amanat, dan Nilai Budaya” oleh Edwar
Djamaris tahun 2004 (Jakarta: PPPB, 2004)
19. III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Khusus Penelitian
(1) Mengungkapkan perkembangan struktur
kaba
(2) NB tentang hakikat hidup
(3) NB tentang karya
(4) NB tentang waktu
(5) NB tentang alam sekitar
(6) NB tentang relasi dg sesama
Penceritaan
Penokohan
Latar
Tema
Baik
Buruk
Hidup
Kedudukan
Karya
Lampau
Sekarang, Depan
Tunduk
Mengolah
Memelihara
Individual
Kolateral
Vertikal
20. B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini merupakan desk research,
yaitu penelitian kepustakaan di Padang,
selama 10 bulan, dari Maret s.d. Desember
2009
21. C. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif
dengan teknik analisis isi. Pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan Struktural dan
Semiotik (A Teeuw 1984, Hood 2008)
Teknik analisis isi dari data yang bersumber
dari dokumen tertulis (Taylor dan Bogdan, 1984);
cara yang digunakan untuk memahami pesan-
pesan simbolik dari wacana atau teks (Mayring,
2002)
22. D. Prosedur Pengumpulan Data
1. Desain Penelitian (Miles & Huberman)
Reduksi data
a. Penentuan fokus
b. Pengajuan pertanyaan penelitian
c. Pengumpulan data
d. Keabsahan data
e. Analisis dan penginterpretasian temuan penelitian
f. Instrumen penelitian
23. 2. Sumber Data
10 kaba Minangkabau dipilih secara purposif. Kesepuluh
judul itu adalah:
1) Kaba Cindua Mato (KCM) cetakan ke-2 tahun 2004
2)Kaba Tapian Larangan (KTL) cetakan tahun 1996
3)Kaba Magek Manandin (KMM) cetakan ke-2 tahun 2008.
4)Kaba Sabai nan Aluih (KSA) tahun 2004
5) Kaba Rancak Di Labuah (KRL) tahun 2004
6) Kaba Sutan Lanjungan (KSL) tahun 1982
7) Kaba Lareh Situjuah (KLS) tahun 1979
8) Kaba Bujang Pajudi (KBP) tahun 1979
9) Kaba Si Buyuang Karuik (KBK) tahun 2004
10) Kaba Siti Baheram (KSB) tahun 2004
24. G. Analisis Data
Langkah-langkah analisis data:
a. Membaca kaba dengan intensif, mengidentifikasi motif-
motif cerita untuk diabstraksi sebagai persoalan nilai
budaya.
b. Menganalisis struktur penceritaan, penokohan, latar, dan
merumuskan tema ; menganalisis bentuk tanda semiotis
untuk merumuskan: bentuk-bentuk nilai –nilai budaya
c. Menginventarisasi semua temuan ke dalam tabel
d. Membuat simpulan
e. Menyusun laporan
25. H. Keabsahan Data
1. Memilih kaba yang dijadikan sumber data secara
purposif
2. Tilikan ahli sastra dan ahli budaya melalui
wawancara sehubungan dengan data temuan
penelitian
3. Rangkuman pendapat para ahli, dosen-dosen
penguji, serta teman sejawat peserta seminar hasil
penelitian
26. IV. TEMUAN PENELITIAN
1. Struktur Kaba Minakabau
a. Struktur Cerita Kronologis, peristiwa
bergerak lambat, pesan
budaya
b. Penokohan Etnis MK, berbagai lapisan
sosial, sarat pesan budaya
c. Latar Minangkabau & Luar Minang
d. Tema Persoalan hidup etnis Minang
27. 2. Nilai-nilai budaya dalam kaba
a. Hakikat hidup Bertakwa dan berusaha
b. Hakikat karya Karya untuk hidup,
kedudukan, karya
c. Hakikat waktu Berorentasi masa depan
d. Hakikat alam Mengolah, memanfaatkan,
memelihara.
e. Hakikat relasi dengan Egaliter, kolateral
sesama
28. V. Simpulan dan Saran
A. Simpulan
1. Struktur penceritaan kaba-kaba Minangkabau didominasi oleh:
*alur kronologis (dekat dengan realitas)
*penokohan analitik dan dramatik
*latar tempat dan budaya Minangkabau dan
terkait dengan latar waktu penulisan.
* masalah kehidupan etnis Minangkabau
2. Ditemukan nilai budaya bertakwa dan berusaha, bekerja keras, menghargai waktu,
mengelola alam, dan persaman dan bekerjasama
B. Saran
Karya sastra—Kaba--- perlu menjadi bacaan dalam pendidikan dasar, menengah,
dan jurusan sastra daerah di UNP untuk menghasilkan anak didik yang memahami
nilai budaya lokal untuk menyaring budaya global.
29. B. Saran
1. Perlu pembahasan lanjutan, apakah nilai-nilai budaya
dalam masyarakat masih relevan dengan nilai budaya
dalam kaba?
2. Pembelajaran sastra, khusus analisis prosa fiksi di SD,
dan SMP dan jurusan sastra daerah di UNP dapat
menggunakan kaba sebagai bahan ajar.
3. Seyogianya pendidikan nilai budaya diperkenalkan
pada anak sejak usia dini untuk membentuk karakter
bangsa