Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja
1. PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA
Direktorat Gizi Dan KIA
Disampaikan pada :
Mata Kuliah Kesehatan Reproduksi 2
FKM UI
26 Oktober 2022
2. Anak adalah seseorang yang sampai
berusia 18 Tahun, termasuk anak yang
masih dalam kandungan.
Anak Usia Sekolah adalah anak umur
lebih dari 6 tahun sampai sebelum
berusia 18 tahun.
Remaja adalah kelompok usia 10
tahun sampai berusia 18 tahun.
PERMENKES NO 25 TAHUN
2014 TENTANG
UPAYA KESEHATAN ANAK
± 44,31 Juta Remaja (BPS, 2021)
± 83,15% usia 5 sd 17 tahun
berada di sekolah (Profil Anak, 2021)
± 79.709.147 anak usia
0 sd 17 tahun (Profil Anak, 2021)
SASARAN
3. Pasal 71
3
Ayat (1)
Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sehat secara fisik,
mental, dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari
penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan sistem, fungsi,
dan proses reproduksi pada lakilaki dan perempuan.
Ayat (2)
Kesehatan reproduksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
a. saat sebelum hamil, hamil, melahirkan, dan sesudah
melahirkan;
b. pengaturan kehamilan, alat konstrasepsi, dan kesehatan
seksual;
c. kesehatan sistem reproduksi.
Pasal 11
Ayat (1)
Pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja bertujuan
untuk:
a. mencegah dan melindungi remaja dari perilaku
seksual berisiko dan perilaku berisiko lainnya
yang dapat berpengaruh terhadap Kesehatan
Reproduksi;
b. mempersiapkan remaja untuk menjalani
kehidupan reproduksi yang sehat dan
bertanggung jawab.
Ayat (2)
Pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja diberikan
dengan menggunakan penerapan pelayanan
kesehatan peduli remaja (PKPR) .
4. Indikator Komponen Strategi Pembiayaan
RENSTRA
KEMENKES
Presentase
Puskesmas
Melaksanakan
pembinaan sekolah
minimal 4 kali
setahun
Pembinaan UKS , PKPR ,
Model Sekolah/ Madrasah
Sehat dalam :
•Pendidikan Kesehatan
•Pelayanan Kesehatan
•Pembinaan Lingkungan
sekolah
Koordinasi dan advokesi bagi Pembina dan pelaksana
UKS dalam Penerapan Juknis Model Sekolah Sehat
Tersedianya NSPK dan media KIE (cetak dan digital)
APBN, Dekon,
BOK, APBD,
CSR
Presentasi Remaja
Putri mengonsumsi
TTD
Pemberian dan konsumsi
TTD di Sekolah SMP dan
SMA / sederajat
Pencatatan –pelaporan
pemantauan konsumsi TTD
• Koordinasi dan advokasi Tim Pembina UKS
• Pelaksanan pemberian dan konsumsi TTD pada
rematri
• Orientasi kader kesehatan remaja
• Kampanye dan edukasi kepatuhan konsumsi TTD
• Pemantauan kepatuhan konsumsi TTD - digitalisasi
• Pelaksanaan skrining pemeriksaan Hb pada
rematri
APBN, Dekon,
BOK, APBD,
CSR
SPM KAB/ KOTA
BIDANG
KESEHATAN
Pelayanan
Kesehatan Pada
Anak Usia
Pendidikan Dasar
Pelaksanaan penjaringan
dan pemeriksaan kesehatan
• Koordinasi teknis (Penguatan TP UKS)
• Pembinaan dan peningkatan kapasitas tim
pelaksana UKS
• Komitmen dan dukungan Pemerintah Daerah
APBN, Dekon,
BOK, APBD,
CSR
INDIKATOR USIA SEKOLAH DAN REMAJA SERTA STRATEGI PENCAPAIAN
5. STATUS KESEHATAN
REPRODUKSI
Persepsi Budaya
Keterbatasan
Sosial-Ekonomi
Ketidaksetaraan Gender:
Diskriminasi, Subordinasi, Rentan Mengalami Kekerasan, Peran Ganda
Kondisi Geografis
(8) Globocan 2018
(1) SUPAS 2015
(7) Laporan Perkembangan HIV AIDS dan
PIMS Triwulan III Tahun 2019
(6) SPHPN 2016
(5) CATAHU 2018
(3) Riskesdas 2018
(2) SDKI 2017 (4) Riskesdas 2010
(9) POGI-IAUI, 2013
1 dari 3 perempuan 15-56 thn mengalami kekerasan fisik dan/atau
seksual oleh pasangan dan selain pasangan(6)
ANEMIA(3)
•pada perempuan: 23,9%
•pada Ibu Hamil: 48,9%
34.5% Perempuan menikah
usia 20-24 tahun pertama kali menikah pada usia
18 tahun ke bawah(2)
• Angka Kematian Ibu 305/100.000 KH(1)
• Angka Kematian Bayi 24/1000 KH(2)
348.446 perempuan
mengalami kekerasan(5)
17.275 ibu rumah tangga AIDS dan menempati urutan tertinggi kedua (berdasarkan
jumlah kumulatif AIDS menurut pekerjaan/status)(7)
Hipertensi (pengukuran)
pada perempuan:
36,85%(3)
KEK(3)
• WUS 15-49 th: 31,8%
• ibu hamil: 17,3%
Persentase Infeksi HIV
tertinggi7):
usia 25-49 th: 70,7%
20-24 th: 15,6%
TFR
2,4(2)
Rasio HIV pada laki-laki dan perempuan 2:1
Rasio AIDS pada laki-laki dan perempuan 4:1
Rasio IMS pada laki-laki dan perempuan(7) 2:1
ASFR 15-19
36% (2)
Unmet need
11% (2)
Ca Prostat: 7,1% dari semua jenis kanker
pada laki-laki(8)
7% Perempuan usia
15-19 tahun sudah
menjadi ibu(2)
Ca Payudara: 30,9% dan Ca Cervix 17,2%
dari semua jenis kanker pada
perempuan(8)
Proporsi merokok pada
penduduk
umur ≥10 tahun(3)
laki-laki: 55,8%
perempuan: 1,9%
Presentase pria kawin
usia 15-49 tahun
menggunakan
kontrasepsi(2)
Kondom: 3,1%
MOP: 0,2%
Penyebab
Infertilitas(9)
• Perempuan: 30%
• Laki-laki: 30%
• Perempuan dan
Laki-laki: 30%
• Idiopatik: 10%
Faktor risiko HIV
tertinggi(7):
LSL: 20%
Heteroseksual: 18%
Pengguna NAPZA
suntik: 1%
6. Remaja
Dewasa
(Catin,
PUS)
Bumil,
Janin
Bulin, BBL
Bufas,
Bayi
Balita,
Apras
Usia
Sekolah
Remaja
Lansia
Kesehatan Masa Sebelum Hamil
•Satuan Pendidikan
(Sekolah/Madrasah/Pesantren):
kurikulum kespro, UKS, Pramuka
SBH, Penjaringan kes, Rapor
Kesehatanku, TTD Rematri
•Fasyankes: PKM PKPR
•Komunitas: Posyandu Remaja
Remaja
•Yankespro catin
•Bimbingan
Perkawinan bagi
Catin (KUA/LA)
•TTD Catin
Catin
•Yankespro PUS
•Perencanaan
kehamilan
•Tes IVA
•SADARI,
SADANIS
PUS
Pengaturan
Kehamilan
• Pelayanan kontrasepsi/KB bagi
perempuan dan laki-laki
• Penapisan kelayakan medis
penggunaan kontrasepsi
• Perencanaan kehamilan pada
pasangan ODHA
• Reproduksi dengan bantuan dan
kehamilan di luar cara alamiah
(Pencegahan dan Penanganan
Infertilitas) bagi perempuan dan
laki-laki
Perlindungan
Kesehatan Reproduksi
• Pencegahan praktik sunat perempuan
• Pelayanan aborsi atas indikasi kedaruratan
medis dan kehamilan akibat perkosaan
• Pencegahan dan Penanganan Kekerasan
terhadap Perempuan dan Anak (KtP/A) dan
Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO)
• Kesehatan reproduksi pada situasi dan
kelompok khusus (bencana/krisis,
rutan/lapas, penyandang disabilitas)
• Pelayanan kesehatan seksual
Ruang Lingkup Intervensi
KESEHATAN USIA REPRODUKSI
“Setiap tahapan usia dalam siklus hidup”
Pencegahan perilaku berisiko:
seks pranikah, penggunaan rokok, alkohol, dan NAPZA
7. Percepatan
Pertumbuhan
pada keKelompok
usia remaja
Permasalahan Kesehatan
Reproduksi pada Remaja
• 5,2% pelajar usia 13 – 17 tahun telah melakukan hubungan
seksual
• 32,5% diantara pelajar usia 13 – 17 tahun yang telah
melakukan hubungan seksual menggunakan kondom
• 1 dari 11 Anak Perempuan Mengalami Kekerasan Seksual
• 1 dari 17 Anak Laki Laki Mengalami Kekerasan Seksual
• 7% wanita usia 15-19 telah melahirkan anak pertama2
• 6.32% remaja putri hamil pertama pada usia ≤16 tahun7
• 16.47% remaja putri hamil pertama pada usia 17-18
tahun7
• 23.26% remaja putri hamil pertama pada usia 19-20
tahun7
• 228.049 (0,62%) usia 10 – 17 th sudah kawin7
• 63% Tidak pernah/ingat diajarkan di sekolah menolak jika
ada orang yang mengajak hubungan intim
• 3.8% kasus HIV dan 4.1% AIDS pada usia 5-19 tahun 3
• 74,2% Usia 15 – 24 tahun yang pernah mendengar
HIV/AIDS
• 2,9% penderita HIV berasal dari usia 15 hingga 19
tahun (2020)
Perubahan Fisik
Pubertas
Remaja Masa Transisi
Biologis, Sosial, Psikologis
Maturitas Otak
Belum Selesai
8. Penyebab Permasalahan
Permasalahan Gizi pada Remaja
putri
putra
Tahun 2013
putra dan putri
Tahun 2018
• 50,4 % usia 10-14 th konsumsi makanan
manis; 31,4 % konsumsi makanan asin; 11%
konsumsi makanan instan; 78% konsumsi
makanan berpenyedap3
• 29,3% usia 5 – 12 tahun dan 48,1% usia 13 –
18 tahun memiliki Angka Kecukupan Protein
<80%11
• 29,7% usia 5 – 12 tahun dan 52,5% usia 13 –
18 tahun memiliki Angka kecukupan Energi
<70%11
• 65% tidak sarapan
• 20% anak sekolah memiliki kebiasaan makan
<3 kali/hari
• 97% kurang konsumsi sayur dan buah
• 64,4 % usia 10-14 th kurang aktifitas fisik
3
• 29.6 usia 13 – 17 tahun menghabiskan 3
jam/hari untuk duduk, nonton TV, main
game atau berbincang dengan teman
98% belum
minum Tablet Tambah
Darah dalam jumlah cukup
• 20% merasa tidak perlu
• 19% lupa
• 9% takut efek samping
1 dari 4 remaja
mengalami stunting
1 dari 7 remaja
mengalami kelebihan berat badan
9. Mengapa remaja rentan terhadap perilaku berisiko
• Remaja memiliki risiko pada berbagai
penyakit seperti kelompok usia lainnya
dan ada yang secara khas terkait dengan
masa pubertas
• Remaja rentan terhadap perilaku berisiko
seperti depresi, kekerasan, NAPZA,
penyakit menular seksual.
• Remaja, terutama perempuan rentan
terhadap pelecehan seksual.
• Remaja sering dianggap dan menganggap
dirinya kelompok usia yang selalu sehat
rendah mengakses pelayanan kesehatan
10. Status
Kesehatan
Genetik
Perilaku
Lingkungan
Pelayanan
Kesehatan
Kondisi kesehatan seseorang
dipengaruhi oleh 4 faktor :
Perilaku (30%),
Lingkungan (40%)
Pelayanan Kesehatan (20%) dan
Genetik (10%)
2 Faktor (perilaku dan lingkungan)
dapat ditingkatkan dengan
pembiasaan / intervensi
Dan lebih efektif jika dilakukan
sejak dini usia sekolah dan
remaja
80% anak usia sekolah dan remaja
yang ada di Indonesia berada di
sekolah
Pembiasaan dan
Peningkatan pengetahuan
dan keterampilan
kesehatan di sekolah
(sekolah sehat)
PESERTA DIDIK
CERDAS,
BERAKHLAK
MULIA dan
BERPRESTASI
Perubahan Perilaku dan Kondisi Lingkungan
Kunci Peningkatan Status Kesehatan
11. Remaja Sehat & Bertanggung Jawab
● Sehat secara fisik (tidak tertular penyakit, tidak menyebabkan kehamilan di usia dini,
tidak menyakiti atau merusak kesehatan orang lain)
● Sehat secara psikologi (percaya diri, menguasai informasi kespro, mampu
berkomunikasi, mampu mengambil keputusan dengan mempertimbangkan resiko
dan siap menerima resikonya)
● Sehat secara sosial (mampu mempertimbangkan nilai-nilai sosial yang ada
disekitarnya dan mampu menyesuaikan diri dengan nilai dan norma yang ada)
Melalui Penerapan Pendidikan Kesehatan Reproduksi di Sekolah
12. 1. Pelayanan Dalam Gedung
Sekolah/Madrasah sehat
Peningkatan peran tim pembina
UKS (4 Kementerian)
Usaha Kesehatan Sekolah
Penerapan kegiatan Trias UKS
secara kongkrit di keseharian
sekolah
Pembinaan kesehatan
di Panti/ Lapas
Pelayanan kesehatan,KIE kesehatan,
Konseling ,PKHS,
Rujukan
Posyandu Remaja
UKBM mendekatkan layanan
kesehatan dilaksanakan dari dan
oleh remaja
PPAM Kespro remaja
Pelayanan kesehatan reproduksi remaja
pada situasi bencana
Saka Bakti Husada
20%
80%
di sekolah
Krida Bina Keluarga Sehat memberikan
kecakapan khusus tentang pembinaan
Keluarga Sehat kepada remaja/pramuka
penggalang dan pendega
di luar sekolah
Pelayanan medis
KIE kesehatan
Konseling
PKHS
Rujukan
Upaya Pelayanan Kesehatan
Anak Usia Sekolah dan Remaja
2. Pelayanan Luar Gedung
PKPR
13. KOMUNITAS
PUSKESMAS
RUMAHSAKIT
Pelayanan Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja
SEKOLAH /
MADRASAH /
PESANTREN
LAPAS / LPKA RUMAH SINGGAH
PANTI / LKSA
POSYANDU
REMAJA
PPAM KESPRO
REMAJA
Puskesmas yang
memberikan pelayanan
kesehatan yang nyaman bagi
anak usia sekolah dan remaja
dan komprehensif
PUSKESMAS PKPR
(PELAYANAN KESEHATAN
PEDULI REMAJA)
RUMAH SAKIT
RS yang memberikan pelayanan kesehatan
yang nyaman bagi anak usia sekolah dan
remaja dan komprehensif
Masih dalam tahap pengembangan
14. PUSKESMAS PEDULI KESEHATAN REMAJA
PKPR 6.865 unit (67,26%)
Komdat Kesmas, 2021
Pemberian
Informasi dan
Edukasi
Pelayanan Klinis
Medis (termasuk
pemeriksaan
penunjang dan
rujukan)
Konseling
Pendidikan
Keterampilan Hidup
Sehat (PKHS)
Partisipasi Remaja
melalui Pembinaan
Konselor Remaja
Pelayanan Rujukan
Medis, Sosial dan
Hukum Pelayanan Mencakup semua Isu terkait Remaja
termasuk Kesehatan Reproduksi
15. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS/M) dan Sekolah / Madrasah Sehat
Tujuan
•Meningkatkan kemampuan hidup
sehat peserta didik dalam
lingkungan sekolah yang sehat
•Peserta didik dapat tumbuh dan
berkembang secara harmonis dan
optimal
•Sumber Daya Manusia yang
berkualitas, mandiri, dan
berakhlak mulia
SEKOLAH/MADRASAH SEHAT
Perber 4
MENTERI
Tahun 2014
2020 : 25% 2021 : 35% 2022 : 45% 2023 : 55% 2024 : 70%
Target
Tim Pembina UKS
tk.Prov/Kab/Kota/Kec
Perubahan
Perilaku
Pelayananan
Kesehatan
Lingkungan
Kondusif
Sekolah/Madrasah Sehat
adalah wujud konkrit dari
pelaksanaan Trias UKS/M
dan Manajemen UKS/M
di setiap jenjang Pendidikan
mulai dari PAUD, SD/MI, SM
P/MTs, SMA/SMK/MA.
16. 9
Kegiatan Dalam Penerapan Trias UKS/M
• Pembiasaan PHBS : sanitasi dan
kebersihan diri
• Pendidikan gizi seimbang : sarapan
bersama, prinsip rendah GGL,
menghindari makanan dan minuman
• Pendidikan kesehatan reproduksi :
pencegahan IMS dan HIV/AIDS, edukasi
tidak melakukan seks pranikah dan
pernikahan di bawah umur
• Peningkatan aktivitas fisik : peregangan
di antara jam pelajaran
• Literasi kesehatan : gizi seimbang,
pencegahan penyakit menular, tidak
menular, dan IMS, dll
• Pendidikan keterampilan hidup sehat :
• kesehatan mental dan emosional
• Pembinaan kader kesehatan sekolah :
Dokcil, Doksan, SBH, konselor sebaya,
dll
• Pemeliharaan sanitasi sekolah
dan pengelolaan sampah
• Pembinaan kantin sehat
• Pemanfaatan pekarangan
• sekolah dengan tanaman obat,
sayur, buah, tanaman pengusir
nyamuk
• Pemberantasan sarang
nyamuk (PSN) 3M Plus
1x/minggu, adanya kader
Jumantik
• Penerapan Kawasan Tanpa
Rokok (KTR), Kawasan Tanpa
Napza (KTN), Kawasan Tanpa
Kekerasan (KTK), Kawasan
Tanpa Pornografi (KTP)
• Penjaringan kesehatan dan pemeriksaan
berkala (1 tahun sekali, pemeriksaan tanda
vital, gizi mata, THT, gigi mulut, tumbuh
kembang, dll untuk tkt SD/MI, SMP/MTs,
SMA/SMK/MA)
• Deteksi dini tumbuh kembang
(PAUD/TK/RA)
• Imunisasi : Campak/MR, DT, Td, HPV,
COVID-19
• Suplementasi vitamin A : Bulan Februari
dan Agustus pada anak PAUD
• Pemberian TTD : 1 tablet/minggu untuk
rematri SMP, SMA, dan sederajat
• Pemberian obat cacing : 1x/tahun sesuai
dosis untuk anak SD
• P3K dan P3P
• Konseling
PENDIDIKAN KESEHATAN PELAYANAN KESEHATAN PEMBINAAN LINGKUNGAN SEKOLAH
17. Penerapan Pendidikan
Kespro dan PKHS
Edukasi Kespro dan PKHS melalui terintegrasi
mata pelajaran, permainan interaktif atau keg.
Ektrakulikuler
Media yang dibutuhkan : Modul Kespro Guru,
Buku Rapor Kesehatan, Buku PKHS
Pemanfaatan Jam Literasi Kesehatan
Membaca Buku Rapor Kesehatan (Seri Informasi
Kesehatan) pada jam literasi kesehatan di kelas
materi terkait kesehatan reproduksi
Dilakukan minimal 1 kali seminggu
Pembinaan Kader
Kesehatan Remaja
Kader Kesehatan Sekolah sebagai agen untuk
menyebarluaskan informasi kesehatan pada teman
sebaya dan perpanjangan tangan Puskesmas untuk
membantu pelaksanaan Trias UKS di sekolah
Pembinaan KKR dilakukan minimal 1 kali dalam
seminggu (dapat menggunakan Buku KIE Kader
Kesehatan Remaja)
Penerapan Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja
Dalam Sekolah/ Madrasah Sehat
Penerapan Kawasan Tanpa Rokok (KTR),
Kawasan Tanpa Napza (KTN), Kawasan
Tanpa Kekerasan (KTK)
Pembuatan SK oleh Kepala Sekolaj
Pemberlakukan hukuman bagi warga satuan
pendidikan yang melanggar
19. 80%
Anak Usia
Sekolah dan
Remaja di Dalam
Sekolah
20%
Anak Usia
Sekolah dan
Remaja di Luar
Sekolah
Modul Pendidikan Kesehatan Reproduksi
Remaja bagi Guru
diberikan oleh guru di Sekolah sebagai diversifikasi kurikulum dan
terintegrasi dengan mata pelajaran, intrakulikuler, ektrakulikiler
Modul Pendidikan Kesehatan Reproduksi di Luar Sekolah
diberikan oleh tenaga kesehatan pada saat melaksanakan edukasi kesehatan misal pada saat
konseling di Poli PKPR atau saat Posyandu Remaja
20. Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja
Tahun 2019 - 2020
Uji Coba Modul Kesehatan Reproduksi Remaja bagi Guru Jenjang SD. SMP dan
SMA melalui pelatihan guru di beberapa lokasi, yaitu DKI Jakarta, jawa Barat
dan Jawa Tengah
Bimbingan Teknis (Pelatihan) Kesehatan Reproduksi bagi Guru SMA, SMK dan
SMALB (34 provinsi) di DKI Jakarta
Penyusunan Modul Kesehatan Reproduksi Remaja bagi Guru Jenjang SD,
SMP dan SMA
Tahun 2019
Tahun 2020
Tahun 2021
• Penyusunan Panduan
• Pelatihan Guru Inti (Master
Teacher) pada Jenjang SMP dan
Pendidikan Khusus
• On The Job Learning
• Pengimbasan : Pelatihan Guru
Mitra (Partner Teacher)
Pengembangan Program Kemitraan
Guru dalam Pendidikan Kesehatan
Reproduksi (Guru SMP dan Guru
SLB)
Update Modul Kesehatan Reproduksi Remaja bagi Guru Jenjang SMP dan SMA
(disesuaikan dengan kebutuhan dan data terkini masalah kesehatan remaja)
Penyusunan Bahan Tayang Modul Modul Kesehatan Reproduksi Remaja bagi
Guru Jenjang SMP dan SMA
TOT Kesehatan Reproduksi bago Guru Jenjang Pendidikan Khusus
Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Dirjen Kesmas-Kemenkes
dengan Dirjen GTK-Kemendikbud tentang Peningkatan Kompetensi Kesehatan
Repoduksi bagi Guru dan Kepala Sekolah
Kegiatan Pendidikan Kespro
Tahun 2022
Evaluasi Paska Pelatihan
• Review Modul
• Refreshing Fasilitator
• Monitoring dan Evaluasi
Implementasi Pendidikan
Kesehatan Reproduksi di Sekolah
Tahun 2023
Updating Modul Kespro SD
Pengembangan Pendidikan
Kespro di Madrasah
21. 1. Literasi kesehatan
2. Penerapan
pendidikan kespro
3. Pembinaan Kader
Kesehatan Remaja
PENERAPAN PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI
REMAJA di SEKOLAH/MADRASAH
Puskesmas;
Dinas Kesehatan;
Dinas Pendidikan;
Kanwil Agama
Kader Kesehatan
Remaja
Penerapan di
sekolah/ Madrasah
Pelatihan bagi Guru
Rencana Aksi Guru
Guru Siswa
Pembinaan
Pembinaan
Intrakurikuler
Ekstrakurikuler
Co - Kurikuler
SEKOLAH/MADRASAH SEHAT
22. Peningkatan Pengetahuan, Sikap, Dan Keterampilan
Pendidikan Kesehatan Reproduksi
Dan Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat Di Sekolah/Madrasah
PENGUATAN GURU
Pelatihan Guru Pendidikan Kespro
(Dari modul pendidikan kespro)
BEKERJASAMA
Dit. Gizi dan KIA,
Kementerian Kesehatan
1. Direktorat Guru DikMen
dan Diksus
2. Direktorat Guru Dikdas
Terbatas di sekolah
dan mata pelajaran
Program Kemitraan
Pendidikan Kesehatan
Reproduksi Remaja bagi
Guru
23. Perjanjian Kerjasama antara Direktorat Jenderal
Kesehatan Masyarakat dan Direktorat Jenderal
Guru dan Tenaga Kependidikan
Tujuan • Menyinergikan dan mengoptimalkan sumber daya
dalam rangka meningkatkan kompetensi pendidikan
kesehatan reproduksi bagi guru dan kepala sekolah
secara sistematis dan terukur.
Ruang Lingkup
• Pengembangan materi kesehatan reproduksi bagi
Guru dan Kepala Sekolah;
• Pelatihan bagi calon instruktur materi kesehatan
reproduksi bagi Guru dan Kepala Sekolah; dan
• Pengembangan perangkat ajar
Sasaran • Guru pada jenjang pendidikan SMP dan SMA yang
mengampu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam(IPA), Bimbingan Konseling (BK) dan
Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan(PJOK).
• Guru tunagrahita di satuan pendidikan khusus.
• Pengelola Program kesehatan usia sekolah dan
remaja yang berada di Puskesmas.
Masa Kerjasama : 3 Tahun
25. Ruang Lingkup
• Pengembangan Materi Kesehatan Reproduksi
• Pelatihan Bagi Calon Instruktur Materi Kesehatan Reproduksi
• Pengembangan Perangakat Ajar
Sasaran
• Guru SMP dan SMA pengampu IPA, BK, PJOK
• Guru Tunagrahita di Satuan Pendidikan Khusus
• Pengelola PKPR di Puskesmas
Substansi Materi Kesehatan Reproduksi
• Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi
• Nilai, Mengenal Diri dan Hubungan dengan Orang Lain
• Pertumbuhan dan Perkembangan
• Masalah Kesehatan Reproduksi
• Gender dan Pencegahan Kekerasan
• Peran Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Kesehatan Reproduksi
• Dukungan dan Layanan
• Strategi integrasi pendidikan kesehatan reproduksi dalam intra, ko dan
ekstrakurikuler
26. Pengguna Modul
• Petugas kesehatan, fasilitator kesehatan remaja dan pemerhati
Kesehatan Remaja
Penerima Manfaat
• Anak dan remaja usia 7-18 tahun di Luar Sekolah/Madrasah
PENERAPAN PELAYANAN REPRODUKSI REMAJA di LUAR SEKOLAH/MADRASAH
1. Posyandu Remaja
2. Saka Bhakti Husada
3. Remaja di LPKA/LKSA
Wadah/ Institusi
27. Program Pemberian TTD di Sekolah & Aksi Bergizi
1. Program TTD rematri di sekolah dimulai sejak tahun 2016
2. Pemberian 1 tablet per minggu sepanjang tahun
3. Mengandung 60 mg elemental besi dan 400 mcg asam folat dan
diberikan secara blanket approach
4. Pemberian TTD di sekolah dilakukan pada remaja putri SMP dan SMA
sederajat dengan menentukan hari minum bersama di sekolah
5. Pada saat libur sekolah atau BDR, remaja putri dibekali dengan TTD
6. Perlu memastikan remaja minum TTD di sekolah setiap minggu
• setelah sarapan atau makan bersama
• Pendidikan gizi bagi remaja dan guru
7. Melibatkan siswa (Kader Kesehatan Sekolah) untuk pencatatan dan
pelaporan dan menyebarkan pesan pentingnya minum TTD
8. Puskesmas membuat kesepakatan dengan sekolah untuk suplai TTD
9. Siswa mengunduh aplikasi ceria “ Cegah Remaja Putri Anemia” di
playstore
10. Sekolah dan Puskemas membuat laporan sesuai format
11. Dinas Pendidikan dan Kemenag turut memantau sekolah/madrasah
dalam pelaksanaan, pencatatan dan pelaporan program TTD rematri
Program Pemberian TTD Program Gerakan Aksi Bergizi
Program gizi remaja yang terintegrasi dan bersifat responsive gender untuk mendukung
pemerintah Indonesia mengatasi tiga beban gizi pada remaja putri dan putra.
Komponen
Program
Pendidika
n Gizi
Komunikasi
untuk
Perubahan
Perilaku
Tablet
Tambah
Darah
Strategi
Program
• Advokasi
pembuat
kebijakan
• Mobilisasi
Sekolah
• Koordinasi
multi-sektor
• Pemantauan &
Evaluasi
• Penguatan
Kapasitas
Implementasi
di Sekolah
Pedoman Aksi
Bergizi
Sarapan
Bersama
Minum
TTD
Bersama
Edukasi
Aplikasi
Ceria
Pelayanan
Kesehatan
Pembinaan
Lingkungan Sehat
Pendidikan
Kesehatan
28. KERJASAMA
LINTAS
SEKTOR
TERKAIT
PENGUATAN GURU
DAN TENAGA
KESEHATAN DALAM
PENDIDIKAN
KESEHATAN
REPRODUKSI
INTEGRASI
PENDIDIKAN
KESEHATAN
REPRODUKSI DAN
PKHS DALAM
KURIKULUM
PENDIDIKAN
PERLU DUKUNGAN /
KETERLIBATAN
PIHAK LAINNYA :
LINTAS SEKTOR,
MAHASISWA,
MASYARAKAT
PENERAPAN
PENDIDIKAN
KESEHATAN
REPRODUKSI
REMAJA
Perubahan Perilaku dan Kondisi Lingkungan merupakan kunci penentu status kesehatan seseorang. Perilaku/gaya hidup berkontribusi sebesar 30% sedangkan lingkungan berkontribusi sebesar 40%. Kedua faktor tersebut memiliki proporsi penentu yang sangat besar dibandingkan 2 faktor lainnya yakni pelayanan kesehatan (20%) dan genetik (10%)
Perilaku/gaya hidup dan lingkungan merupakan hal yang dapat diintervensi/ditingkatkan. Untuk perubahan perilaku yang menetap harus dimulai sejak dini yakni sejak usia sekolah.
Anak usia sekolah di Indonesia sebagian besar berada di sekolah, maka intervensi pembiasaan gaya hidup sehat, peningkatan pengetahuan dan keterampilan kesehatan strateggis untuk dilakukan di sekolah.
Tujuan dan hasil yang diharapkan dari intervensi tersebut tentu saja sesuai dengan tujuan sektor pendidikan/agama yakni peserta didik yang cerdas, berakhlak mulia dan berprestasi
Pelaksanaan UKS di sekolah/madrasah dilaksanakan melalui Trias UKS (pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan sekolah sehat) sesuai yang tercantum dalam PB 4 Menteri Tahun 2014 tentang UKS .