1. TUGAS MAKALAH
FISIOLOGI SISTEM PERNAFASAN
Diajukan sebagai salah satu
Tugas Individu
Disusun Oleh :
RUHDIANTO
Tingkat II C
AKADEMI KEPERAWATAN KABUPATEN SUBANG
2018
2. KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, karena
dengan kudrah dan iradah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
"FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN".
Shalawat dan salam kita sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, karena
dengan diutusnya beliau ke permukaan bumi ini telah membawa rahmat bagi
sekalian alam. Dalam kesempatan ini kami sebagai penulis mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan
makalah ini. Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa masih banyak
terdapat kejanggalan dan kekurangan, maka dengan penuh harapan kami semua
pihak penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Subang, Februari 2018
Penulis
3. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fungsi sistem pernafasan adalah mengambil oksigen (O2) dari atmosfer
ke dalam sel-sel tubuh dan untuk mentranspor karbon dioksida(CO2) yang
dihasilkan oleh sel-sel tubuh kembali ke atmosfer. Organ-organ respiratorik
berfungsi dalam Produksi bicara, membantu proses alam berbicara.
Keseimbangan asam basa dalam darah dan jaringan tubuh manusia.
Pertahanan tubuh melawan benda asing, organisme asing yang masuk melalui
proses pernapasan dalam tubuh. Mengatur hormonal tekanan darah dan
keseimbangan hormon dalam darah. Respirasi melibatkan proses-proses
berikut ini.
1. Ventilasi pulmonar (pernafasan) adalah jalan masuk dan keluar udara dari
saluran pernafasan dan paru-paru.
2. Respirasi eksternal adalah difusi oksigen dan karbon dioksida antara udara
dalam paru-paru dan kapiler pulmonal
3. Respirasi internal adalah difusi oksigen dan karbon dioksida antara sel
darah dan sel-sel jaringan Respirasi seluler adalah penggunaan oksigen
oleh sel-sel tubuh untuk produksi energi dan pelepasan produk oksidasi
CO2 dan air oleh sel-sel tubuh.
B. Masalah
1. Apakah pengertian dari pernafasan (respirasi)?
2. Bagaimana anatomi sistem pernafasan pada ibu hamil?
3. Bagaimanakah mekanisme atau proses pernafasan pada ibu hamil?
C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami tentang pernafasan
2. Mengetahui tentang apa yang dimaksud dengan anatomi sistem pernafasan
4. BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pernafasan
Pernafasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang
mengandung (oksigen) ke dalam tubuh serta menghembuskan udara yang
banyak mengandung CO2 (karbondioksida) sebagai sisa dari oksidasi keluar
dari tubuh. Penghisapan udara ini disebut inspirasi dan menghembuskan
disebut ekspirasi.
Jadi, dalam paru-paru terjadi pertukaran zat antara dan oksigen ditarik
dari udara masuk ke dalam darah dan CO2 akan dikeluarkan dari darah secara
osmose. Seterusnya CO2 akan dikeluarkan melalui tractus respiratorius (jalan
pernafasan) dan masuk ke dalam tubuh melalui kapiler-kapiler vena
pulmonalis kemudian masuk ke serambi kiri jantung (atrium sinistra)
kemudian ke aorta ke seluruh tubuh di sini terjadi oksidasi sebagai ampas dari
pembakaran adalah CO2 dan zat ini dikeluarkan melalui peredaran darah vena
masuk ke jantung, ke bilik kanan, dan dari sini keluar melalui arteri
pulmonalis ke jaringan-jaringan paru-paru, akhirnya dikeluarkan menembus
lapisan epitel dari alveoli. Proses pengeluaran CO2 ini adalah sebagian dari
sisa metabolisme sedangkan sisa dari metabolisme lainnya akan dikeluarkan
melalui traktus urogenitalis dan kulit.
B. Anatomi Sistem Pernafasan
Sistem pernafasan pada dasarnya di bentuk oleh jalan atau saluran nafas
dan paru- paru beserta pembungkusnya ( pleura) dan rongga dada yang
melindunginya. Di dalam rongga dada terdapat juga jantung di dalamnya.
Rongga dada dipisahkan dengan rongga perut oleh diafragma.
1. Hidung
Hidung merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai dua
lubang (septum nasi), dipisahkan oleh sekat hidung (septum nasi). Di
dalam terdapat bulu-bulu yang berguna untuk menyaring udara, debu dan
kotoran-kotoran yang masuk ke dalam lubang hidung.
5. a. Bagian luar dinding terdiri dari kulit
b. Lapisan tengah terdiri dari otot-otot dan tulang rawan.
c. Lapisan dalam terdiri dari selaput lendir yang berlipat-lipat yang
dinamakan karang hidung (konka nasalis), yang berjumlah 3 buah :
1) konka nasalis inferior ( karang hidup bagian bawah)
2) konka nasalis media(karang hidung bagian tengah)
3) konka nasalis superior(karang hidung bagian atas).
Di antara konka-konka ini terdapat 3 buah lekukan meatus yaitu
meatus superior (lekukan bagian atas), meatus medialis (lekukan bagian
tengah dan meatus inferior (lekukan bagian bawah). Meatus-meatus inilah
yang dilewati oleh udara pernafasan, sebelah dalam terdapat lubang yang
berhubungan dengan tekak, lubang ini disebut koana. Dasar dari rongga
hidung dibentuk oleh tulang rahang atas, ke atas rongga hidung
berhubungan dengan beberapa rongga yang disebut sinus paranasalis, yaitu
sinus maksilaris pada rongga rahang atas, sinus frontalis pada rongga
tulang dahi, sinus sfenoidalis pada rongga tulang baji dan sinus etmodialis
pada rongga tulang tapis. Pada sinus etmodialis, keluar ujung-ujung saraf
penciuman yang menuju ke konka nasalis. Pada konka nasalis terdapat sel-
sel penciuman, sel tersebut terutama terdapat bagian batas. Pada hidung di
bagian mukosa terdapat serabut-serabut syaraf atau respektor dari saraf
penciuman disebut nervus olfaktorius.
Di sebelah belakang konka bagian kiri kanan dan sebelah atas dari
langit-langit terdapat satu lubang pembuluh yang menghubungkan rongga
tekak dengan rongga pendengaran tengah, saluran ini disebut tuba auditiva
eustaki, yang menghubungkan telinga tengah dengan faring dan laring.
Hidung juga berhubungan dengan saluran air mata disebut tubalak minaris.
Fungsi hidung, terdiri dari :
a. bekerja sebagai saluran udara pernafasan
b. sebagai penyaring udara pernafasan yang dilakukan oleh bulu-bulu
hidung
c. dapat menghangatkan udara pernafasan oleh mukosa
6. d. membunuh kuman-kuman yang masuk, bersama-sama udara
pernafasan oleh leukosit yang terdapat dalam selaput lendir (mukosa)
atau hidung.
2. Tekak=Faring
Merupakan tempat persimpangan antara jalan pernapasan dan jalan
makanan. Terdapat di bawah dasar tengkorak, di belakang rongga hidung
dan mulut sebelah depan ruas tulang leher. Hubungan faring dengan
organ-organ lain ke atas berhubungan dengan rongga hidung, dengan
perantaraan lubang yang bernama koana. Ke depan berhubungan dengan
rongga mulut, tempat hubungan ini bernama istmus fausium. Ke bawah
terdapat dua lubang, ke depan lubang laring, ke belakang lubang esofagus.
Di bawah selaput lendir terdapat jaringan ikat, juga di beberapa
tempat terdapat folikel getah bening. Perkumpulan getah bening ini
dinamakan adenoid. Di sebelahnya terdapat 2 buah tonsil kiri dan kanan
dari tekak. Di sebelah belakang terdapat epiglotis (empang tenggorok)
yang berfungsi menutup kring pada waktu menelan makanan. Rongga
tekak dibagi dalam 3 bagian:
a. bagian sebelah atas yang sama tingginya dengan koana yang disebut
nasofaring.
b. Bagian tengah yang sama tingginya dengan istmus fausium disebut
orofaring
c. Bagian bawah sekali dinamakan laringgofaring.
3. Pangkal Tenggorokan (laring)
Merupakan saluran udara dan bertindak sebagai pembentukan suara
terletak di depan badan faring sampai ketinggian vertebra servikalis dan
masuk ke dalam trakea di bawahnya. Pangkal tenggorokan itu dapat
ditutup oleh sebuah empang tenggorok yang disebut epiglotis, yang terdiri
dari tulang-tulang rawan yang berfungsi pada waktu kita menelan
makanan menutupi laring.
Laring terdiri dari 5 tulang rawan antara lain:
a. Kartilago tiroid (1 buah) depan jakun sangat jelas terlihat pada pria.
b. Kartilago ariteanoid (2 buah) yang berbentuk beker
7. c. Kartilago krikoid (1 buah) yang berbentuk cincin
d. Kartilago epiglotis (1 buah)
Laring dilapisi oleh Selaput lendir, kecuali pita suara dan bagian
epiglotis yang dilapisi oleh sel epitelium berlapis. Proses pembentukan
suara merupakan hasil kerja sama antara rongga mulut, rongga hidung,
laring, lidah dan bibir. Perbedaan suara seseorang tergantung pada tebal
dan panjangnya pita suara. Pita suara pria jauh lebih tebal daripada pita
suara wanita.
4. Batang Tenggorokan (Trakea)
Merupakan lanjutan dari laring yang terbentuk oleh 16-20 cincin
yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang berbentuk seperti kuku kuda.
Sebelah dalam diliputi oleh selaput lendir yang berbulu getar yang disebut
sel bersilia, hanya bergerak ke arah luar.
Panjang trakea 9-11 cm dan di belakang terdiri dari jaringan ikat
yang dilapisi oleh otot polos. Sel-sel bersilia gunanya untuk mengeluarkan
benda-benda asing yang masuk bersama-sama dengan udara pernafasan.
Yang memisahkan trakea menjadi bronkus kiri dan kanan disebut karina.
5. Cabang Tenggorokan (Bronkus)
Bronkus terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri, bronkus lobaris
kanan (3 lobus) dan bronkus lobaris kiri (2 bronkus). Bronkus lobaris
kanan terbagi menjadi 10 bronkus segmental dan bronkus lobaris kiri
terbagi menjadi 9 bronkus segmental. Bronkus segmentalis ini kemudian
terbagi lagi menjadi bronkus subsegmental yang dikelilingi oleh jaringan
ikat yang memiliki: arteri, limfatik dan saraf.
a. Bronkiolus
Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus. Bronkiolus
mengandung kelenjar submukosa yang memproduksi lendir yang
membentuk selimut tidak terputus untuk melapisi lagian dalam jalan
nafas.
b. Bronkiolus terminalis
Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis
(yang mempunyai kelenjar lendir dan silia)
8. c. Bronkiolus respiratori
Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respirstori,
Bronkiolus respiratori dianggap sebagai saluran transisional antara lain
jalan nafas konduksi dan jalan udara pertukaran gas.
d. Duktus alveolar dan sakus alveolar
Bronkiolus respiratori kemudian mengarah ke dalam duktus alveolar
dan sakus alveolar. Dan kemudian menjadi alvioli.
6. Alveoli
Merupakan tempat pertukaran oksigen dan karbondioksida. Terdapat
sekitar 300 juta yang jika bersatu membentuk satu lembar akan seluas 70
m2. Terdiri atas 3 tipe:
a. Sel-sel alveolar tipe I : sel epitel yang membentuk dinding alveoli.
b. Sel-sel alveolar tipe II : sel yang aktif secara metabolik dan
mensekresikan surfaktan (suatu fosfolifid yang melapisi permukaan
dalam dan mencegah alveolar agar tidak kolaps) tahanan.
c. Sel-sel alveolar tipe III : makrofag yang merupakan sel-sel fagotosis
dan bekerja sebagai mekanisme pertahanan.
7. Paru – paru
Merupakan organ yang elastis berbentuk kerucut, Terletak dalam
rongga dada atau toraks. Kedua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral
yang berisi jantung dan beberapa pembuluh darah besar. Setiap para
mempunyai apeks dan basis, paru kanan lebih besar dan terbagi menjadi 3
lobus dan fisura interlobaris. Paru kiri lebih kecil dan terbagi menjadi 2
lobus. Lobus-lobus tersebut terbagi menjadi beberapa segmen sesuai
dengan segmen bronkusnya.
8. Pleura
Merupakan lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jaringan
elastis. Terbagi menjadi 2:
a. Pleura perietalis yaitu yang melapisi rongga dada.
b. Pleura viseralis yaitu yang menyelubungi setiap paru-paru
Di antara pleura terdapat rongga pleura yang berisi cairan tipis
pleura yang berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan itu bergerak
9. selama pernafasan, juga untuk mencegah pemisahan toraks dengan paru-
paru. Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfer, hal
ini untuk mencegah kelap paru-paru.
C. Mekanisme Pernafasan
Pemapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau
dalam keadaan tertidur sekalipun karma sistem pernapasan dipengaruhi oleh
susunan saraf otonom
1. Respirasi
a. Respirasi luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam
alveolus dengan darah dalam kapiler dan merupakan pertukaran O2 dan
CO2 antara darah dan udara.
b. Respirasi dalam adalah pernapasan yang terjadi antara darah dalam
kapiler dengan sel-sel tubuh dan merupakan pertukaran O2 dan CO2
dari aliran darah ke seluruh tubuh.
2. Jenis Respirasi
a. Pernapasan Dada
Merupakan adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang
rusuk. Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang
rasuk sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam
rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga
udara luar yang kaya oksigen masuk.
Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau
kembalinya otot antara tulang rusuk ke posisi semula yang diikuti oleh
turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai
akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada
tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon
dioksida keluar.
b. Pernapasan perut
Merupakan pernapasan yang mekanismenya melibatkan aktivitas
otot-otot diafragma y mg membatasi rongga perut dan rongga dada.
10. Fase Inspirasi. Pada fase ini otot diafragma berkontraksi
sehingga diafragma mendatar, akibatnya rongga dada membesar dan
tekanan menjadi kecil sehingga udara luar masuk.
Fase Ekspirasi. Fase ekspirasi merupakan fase berelaksasinya
otot diafragma (kembali ke posisi semula, mengembang) sehingga
rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih besar, akibatnya
udara keluar dari paru-paru.
3. Volume Udara Pernafasan
Dalam keadaan normal, volume udara paru-paru manusia mencapai
4590 cc. Udara ini dikenal sebagai kapasitas total udara pernapasan
manusia. Besarnya volume udara pernapasan tersebut dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor, antara lain ukuran alat pernapasan, kemampuan dan
kebiasaan bernapas, serta kondisi kesehatan.
4. Pertukaran O2 Dan CO2 Dalam Pernafasan
Jumlah oksigen yang diambil melalui udara pernapasan tergantung
pada kebutuhan dan hal tersebut biasanya dipengaruhi oleh jenis
pekerjaan, ukuran tubuh, serta jumlah maupun jenis bahan makanan yang
dimakan. Dalam keadaan biasa, manusia membutuhkan sekitar 300 cc
oksigen sehari (24 jam) atau sekitar 0,5 cc tiap menit.
Kebutuhan tersebut berbanding lurus dengan volume udara inspirasi
dan ekspirasi biasa kecuali dalam keadaan tertentu saat konsentrasi
oksigen udara berkurang. Oksigen yang dibutuhkan berdifusi masuk ke
darah dalam kapiler darah yang menyelubungi alveolus. Selanjutnya,
sebagian besar oksigen diikat oleh zat warna darah atau pigmen darah
(hemoglobin) untuk diangkut ke sel-sel jaringan tubuh.
5. Proses Kimiawi Respirasi Pada Manusia
a. Pembuangan CO2 dari paru-paru : H + HCO3 H2+CO3 – H2 + CO2
b. Pengikatan oksigen oleh hemoglobin: Hb + O2 Hb O2
c. Pemisahan oksigen dari hemoglobin ke cairan sel: Hb O2 Hb O2
d. Pengangkutan karbohidrat di dalam tubuh: CO2 + H2O H2 + CO2
11. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pernafasan (respirasi) merupakan suatu proses yang terjadi secara
otomatis walau dalam keadaan tertidur sekalipun karena sistem pernapasan
dipengaruhi oleh susunan saraf autonom.
Alat- alat pernapasan merupakan organ- organ tubuh yang sangat
penting. Jika alat- alat ini terganggu karena penyakit atau kelainan maka
proses pernapasan akan terganggu, bahkan dapat menyebabkan Kematian.
Kelainan -kelainan itu di antaranya influenza (flu), asma (sesak napas),
tuberkulosis(TBC), asfiksi, asidosis, difteri, emfisema, pnemonia, wajah
adenoid( kesan wajah bodoh, kanker paru-paru dan juga peradangan yang
meliputi rinitis, faringitis, larmgitis, bronkitis dan sinusitis.
B. Saran
Respirasi atau pernapasan merupakan proses yang penting bagi tubuh
kita, apabila salah satu organ mengalami kerusakan maka akan mengganggu
proses pemapasan. Salah satu penyebab gangguan yang paling vital adalah
rokok, karena di dalam rokok banyak terkandung zat yang berbahaya seperti
nikotin,dan lain sebagainya. Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur
dan fungsi saluran pernapasan dan jaringan paru- paru. Misalnya, sel mukosa
membesar (disebut hipetrofi) dan kelenjar mucus bertambah banyak (disebut
hiperplasia).
Akibat perubahan anatomi saluran pemapasan akan timbul perubahan
fungsi para- paru. Merokok merupakan penyebab utama timbulnya penyakit
obstruksi paru menahun (POPM ), termasuk emfisema (pembengkakan paru-
paru bronkitiskronis. dan asma. Dan tokok lebih berbahaya bagi perokok pasif
daripada perokok aktif, karena asap yang dihirup oleh perokok pasif lebih
banyak mengandung zat-zat yang berbahaya.