SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan saluran pernapasan 
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1 LATAR BELAKANG 
Suatu organisme atau mahluk hidup memiliki bermacam-macam 
sistem jaringan atau organ dalam tubuhnya, dimana sistem tersebut memiliki fungsi dan 
peranan serta manfaat tertentu bagi mahluk hidup. Salah satu sistem yang ada pada suatu organisme 
yakni sistem pernapasan. 
Sistem pernapasan ini sendiri memiliki fungsi dan peranan yang sangat struktural dan 
terkoordinir. 
Dalam ilmu histologi, sistem pernapasan akan dibahas secara detail bahkan sampai anatominya, 
sehingga kita bisa mengetahui organ dan saluran apa saja yang ikut berperanan dalam menyalurkan 
oksigen (O2) yang kita hirup. 
Berdasarkan hal tersebut diatas, penulis menyimpulkan untuk menggunakan “SISTEM 
PERNAPASAN .” Sebagai judul mkalah. 
1.2 RUMUSAN MASALAH 
1. Apa pengertian dan fungsi sistem pernapasan ? 
2. Bagaimana struktur atau saluran histologi, organ-organ dan mekanisme perrnapasan ? 
3. Apa gangguan pada system pernafasan ? 
1.3 TUJUAN 
Tujuan inti dari penyusunan makalah adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah. selain itu, agar 
kita memahami apa yang dimaksud dengan sistem dan Fungsi pernapasan serta struktur histologi 
sistem pernapasan.
1.4 METODE PENULISAN 
Cara penulisan yang dipergunakan dalam makalah tersebut adalah : 
1. Studi kasus 
Di dapat dari beberapa sumber buku yang membahas tentang anatomi fisiologi system 
pernafasan.
BAB II 
PEMBAHASAN 
SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA 
A. PENGERTIAN DAN FUNGSI 
1. Pengertian 
Sistem pernapasan merupakan sistem yang berfungsi untuk mengabsorbsi oksigen dan mengeluarkan 
karbondioksida dalam tubuh yang bertujuan untuk mempertahankan homeostasis. Fungsi ini disebut 
sebagai respirasi. Sistem pernapasan dimulai dari rongga hidung/mulut hingga ke alveolus, di mana 
pada alveolus terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida dengan pembuluh darah. 
Respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen, pengeluaran karbondioksida hingga 
penggunaan energi di dalam tubuh. 
Sistem respirasi atau sistem pernafasan mencakup semua proses pertukaran gas yang terjadi antara 
atmosfir melalui rongga hidung faring laring trakea bronkus paru-paru alveolus 
sel-sel melalui dinding kapiler darah. 
Sistem pernapasan biasanya dibagi menjadi 2 daerah utama: 
a) Bagian konduksi, meliputi rongga hidung, nasofaring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus dan 
bronkiolus terminalis 
b) Bagian respirasi, meliputi bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris dan alveolus. 
Sebagian besar bagian konduksi dilapisi epitel respirasi, yaitu epitel bertingkat silindris bersilia 
dengan sel goblet. Dengan menggunakan mikroskop elektron dapat dilihat ada 5 macam sel epitel 
respirasi yaitu sel silindris bersilia, sel goblet mukosa, sel sikat (brush cells), sel basal, dan sel granul 
kecil. 
2. Fungsi Sistem Pernapasan 
Setiap sistem yang ada dalam tubuh manusia khususnya, tentunya memiliki peranan dan fungsinya 
masing-masing. Sistem pernapasan pun demikian, Sistem ini juga mempunyai fungsi tersendiri bagi 
tubuh yang sudah terkoordinir oleh saluran dan organ tertentu sesuai perintah otak. 
Fungsi sistem pernapasan itu sendiri antara lain sebagai berikut: 
a) Sebagai sistem organ yang digunakan untuk pertukaran gas. 
b) Sistem pernapasan digunakan untuk membawa udara ke dalam paru-paru di mana terjadi 
pertukaran gas. 
c) Berfungsi untuk mengabsorbsi oksigen dan mengeluarkan karbondioksida dalam tubuh yang 
bertujuan untuk mempertahankan homeostasis (Respirasi).
patogen pada tubuh normal. 
B. STRUKTUR ATAU SALURAN HISTOLOGI PERNAPASAN 
1. Saluran Sistem Pernapasan atau Respirasi 
Respirasi adalah pertukaran gas, yaitu oksigen (O²) yang dibutuhkan tubuh untuk metabolisme sel dan 
karbondioksida (CO²) yang dihasilkan dari metabolisme tersebut dikeluarkan dari tubuh melalui paru. 
Sistem respirasi terdiri dari: 
a) Saluran nafas bagian atas. Pada bagian ini udara yang masuk ke tubuh dihangatkan, disarung 
dan dilembabkan. 
b) Saluran nafas bagian bawah. Bagian ini menghantarkan udara yang masuk dari saluran bagian 
atas ke alveoli 
c) Alveoli : terjadi pertukaran gas anatara O2 dan CO2 
d) Sirkulasi paru. Pembuluh darah arteri menuju paru, sedangkan pembuluh darah vena 
meninggalkan paru. 
e) Paru : terdiri dari : a. Saluran nafas bagian bawah, b. Alveoli, c. Sirkulasi paru 
f) Rongga Pleura. Terbentuk dari dua selaput serosa, yang meluputi dinding dalam rongga dada 
yang disebut pleura parietalis, dan yang meliputi paru atau pleura veseralis 
g) Rongga dan dinding dada. Merupakan pompa muskuloskeletal yang mengatur pertukaran gas 
dalam proses respirasi. 
2. Organ-organ sistem pernafasan 
Organ-organ sistem pernapasan pada manusia meliputi hidung, faring, laring, trakea, paru-paru 
(bronkus,brokiolus dan alveolus). Berikut penjelasannya :
Gambar 1. Organ-Organ Sistem Pernapasan Manusia 
2.1 Hidung 
Struktur berongga yang disebut dengan rongga hidung (cavum nasalis). Memiliki rambut pendek dan 
tebal untuk menyaring udara dan menangkap kotoran yang masuk bersama udara. 
Rongga hidung terdiri atas vestibulum dan fosa nasalis. Pada vestibulum di sekitar nares terdapat 
kelenjar sebasea dan vibrisa (bulu hidung). Epitel di dalam vestibulum merupakan epitel respirasi 
sebelum memasuki fosa nasalis. Pada fosa nasalis (cavum nasi) yang dibagi dua oleh septum nasi 
pada garis medial, terdapat konka (superior, media, inferior) pada masing-masing dinding lateralnya. 
Konka media dan inferior ditutupi oleh epitel respirasi, sedangkan konka superior ditutupi oleh epitel 
olfaktorius yang khusus untuk fungsi menghidu/membaui. Epitel olfaktorius tersebut terdiri atas sel 
penyokong/sel sustentakuler, sel olfaktorius (neuron bipolar dengan dendrit yang melebar di 
permukaan epitel olfaktorius dan bersilia, berfungsi sebagai reseptor dan memiliki akson yang 
bersinaps dengan neuron olfaktorius otak), sel basal (berbentuk piramid) dan kelenjar Bowman pada 
lamina propria. Kelenjar Bowman menghasilkan sekret yang membersihkan silia sel olfaktorius 
sehingga memudahkan akses neuron untuk membaui zat-zat. Adanya vibrisa, konka dan vaskularisasi 
yang khas pada rongga hidung membuat setiap udara yang masuk mengalami pembersihan, 
pelembapan dan penghangatan sebelum masuk lebih jauh. 
2.2 Faring 
Tempat persimpangan antara saluran pernapasan pada bagian depan (anterior) dan saluran pencernaan 
pada bagian belakang (posterior). Nasofaring dilapisi oleh epitel respirasi pada bagian yang berkontak 
dengan palatum mole, sedangkan orofaring dilapisi epitel tipe skuamosa/gepeng. 
2. 3 Laring 
Laring atau tekak (jakun) terdapat di bagian belakang (posterior) faring. Organ ini terdiri atas 9 
susunan tulang rawan (kartilago) yang berbentuk kotak. Laring merupakan bagian yang 
menghubungkan faring dengan trakea. Pada lamina propria laring terdapat tulang rawan hialin dan 
elastin yang berfungsi sebagai katup yang mencegah masuknya makanan dan sebagai alat penghasil 
suara pada fungsi fonasi. Epiglotis merupakan juluran dari tepian laring, meluas ke faring dan 
memiliki permukaan lingual dan laringeal. Bagian lingual dan apikal epiglotis ditutupi oleh epitel 
gepeng berlapis, sedangkan permukaan laringeal ditutupi oleh epitel respirasi bertingkat bersilindris 
bersilia. Di bawah epitel terdapat kelenjar campuran mukosa dan serosa. 
Di bawah epiglotis, mukosanya membentuk dua lipatan yang meluas ke dalam lumen laring: 
pasangan lipatan atas membentuk pita suara palsu (plika vestibularis) yang terdiri dari epitel respirasi 
dan kelenjar serosa, serta di lipatan bawah membentuk pita suara sejati yang terdiri dari epitel berlapis 
gepeng, ligamentum vokalis (serat elastin) dan muskulus vokalis (otot rangka). Otot muskulus vokalis 
akan membantu terbentuknya suara dengan frekuensi yang berbeda-beda.
2.4 Trakea 
Mendorong keluar debu-debu dan bakeri dengan gerakan silia-silia di trakea. Permukaan trakea 
dilapisi oleh epitel respirasi. Terdapat kelenjar serosa pada lamina propria dan tulang rawan hialin 
berbentuk C (tapal kuda), yang mana ujung bebasnya berada di bagian posterior trakea. Cairan 
mukosa yang dihasilkan oleh sel goblet dan sel kelenjar membentuk lapisan yang memungkinkan 
pergerakan silia untuk mendorong partikel asing. Sedangkan tulang rawan hialin berfungsi untuk 
menjaga lumen trakea tetap terbuka. Pada ujung terbuka (ujung bebas) tulang rawan hialin yang 
berbentuk tapal kuda tersebut terdapat ligamentum fibroelastis dan berkas otot polos yang 
memungkinkan pengaturan lumen dan mencegah distensi berlebihan. 
2.5 Paru-Paru (Pulmo) 
Paru-paru pada manusia terdapat sepasang yang menempati sebagian besar dalam cavum thoracis. 
Kedua paru-paru dibungkus oleh pleura yang terdiri atas 2 lapisan yang saling berhubungan sebagai 
pleura visceralis dan pleura parietalis. 
Stuktur Paru-Paru (Pulmo) Unit fungsional dalam paru-paru disebut lobulus primerius yang meliputi 
semua struktur mulai bronchiolus terminalis, bronchiolus respiratorius, ductus alveolaris, atrium, 
saccus alveolaris, dan alveoli bersama-sama dengan pembuluh darah, limfe, serabut syaraf, dan 
jarinmgan pengikat. 
Lobulus di daerah perifer paru-paruberbentuk pyramidal atau kerucut didasar perifer, sedangkan 
untuk mengisi celah-celah diantaranya terdapat lobuli berbentuk tidak teratur dengan dasar menuju ke 
sentral. 
Cabang terakhir bronchiolus dalamlobulus biasanya disebut bronchiolus terminalis. Kesatuan paru-paru 
yang diurus oleh bronchiolus terminalis disebut acinus. Bronchiolus Respiratorius 
Memiliki diameter sekitar 0.5mm. saluran ini mula-mula dibatasi oleh epitel silindris selapis bercilia 
tanpa sel piala, kemudian epitelnya berganti dengan epitel kuboid selapis tanpa cilia. 
Di bawah sel epitel terdapat jaringan ikat kolagen yang berisi anyaman sel-sel otot polos dan serbut 
elastis. Dalam dindingnya sudah tidak terdapat lagi cartilago. 
Pada dinding bronchiolus respiratorius tidak ditemukan kelenjar. Disana-sini terdapat penonjolan 
dinding sebagai alveolus dengan sebagian epitelnya melanjutkan diri. Karena adanya alveoli pada 
dinding bronchiolus inilah maka saluran tersebut dinamakan bronchiolus respiratorius. 
2.5.1 Bronkus 
Bronkus terdiri dari dua bagian yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri. Mukosa bronkus secara 
struktural mirip dengan mukosa trakea, dengan lamina propria yang mengandung kelenjar serosa , 
serat elastin, limfosit dan sel otot polos. Tulang rawan pada bronkus lebih tidak teratur dibandingkan 
pada trakea; pada bagian bronkus yang lebih besar, cincin tulang rawan mengelilingi seluruh lumen, 
dan sejalan dengan mengecilnya garis tengah bronkus, cincin tulang rawan digantikan oleh pulau-pulau 
tulang rawan hialin. 
2.5.2 Bronkiolus 
Percabangan bronkus yang banyak mengandung otot polos. Bronkiolus tidak memiliki tulang rawan 
dan kelenjar pada mukosanya. Lamina propria mengandung otot polos dan serat elastin. Pada segmen 
awal hanya terdapat sebaran sel goblet dalam epitel. Pada bronkiolus yang lebih besar, epitelnya
adalah epitel bertingkat silindris bersilia, yang makin memendek dan makin sederhana sampai 
menjadi epitel selapis silindris bersilia atau selapis kuboid pada bronkiolus terminalis yang lebih 
kecil. Terdapat sel Clara pada epitel bronkiolus terminalis, yaitu sel tidak bersilia yang memiliki 
granul sekretori dan mensekresikan protein yang bersifat protektif. Terdapat juga badan neuroepitel 
yang kemungkinan berfungsi sebagai kemoreseptor. 
2.5.3 Alveolus 
dikelilingi kapiler-kapiler darah yang dibatasi oleh membran alveoli-kapiler tempat terjadinya 
pertukaran O2 dan CO2 atau pernapasan eksternal. Alveolus merupakan struktur berongga tempat 
pertukaran gas oksigen dan karbondioksida antara udara dan darah. Septum interalveolar memisahkan 
dua alveolus yang berdekatan, septum tersebut terdiri atas 2 lapis epitel gepeng tipis dengan kapiler, 
fibroblas, serat elastin, retikulin, matriks dan sel jaringan ikat. 
Terdapat sel alveolus tipe 1 yang melapisi 97% permukaan alveolus, fungsinya untuk membentuk 
sawar dengan ketebalan yang dapat dilalui gas dengan mudah. Sitoplasmanya mengandung banyak 
vesikel pinositotik yang berperan dalam penggantian surfaktan (yang dihasilkan oleh sel alveolus tipe 
2) dan pembuangan partikel kontaminan kecil. Antara sel alveolus tipe 1 dihubungkan oleh desmosom 
dan taut kedap yang mencegah perembesan cairan dari jaringan ke ruang udara. 
Sel alveolus tipe 2 tersebar di antara sel alveolus tipe 1, keduanya saling melekat melalui taut kedap 
dan desmosom. Sel tipe 2 tersebut berada di atas membran basal, berbentuk kuboid dan dapat 
bermitosis untuk mengganti dirinya sendiri dan sel tipe 1. Sel tipe 2 ini memiliki ciri mengandung 
badan lamela yang berfungsi menghasilkan surfaktan paru yang menurunkan tegangan alveolus paru. 
3. Mekanisme pernapasan 
Mekanisme sistem pernapasan dalam mengambil nafas ke dalam tubuh dan membuang napas ke udara 
dilakukan dengan dua cara pernapasan yakni pernapasan dada dan perut. 
3.1 Pernapasan Dada (Costal Breathing). 
Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk. Otot antar tulang rusuk 
luar berkontraksi atau mengerut, Tulang rusuk terangkat ke atas, Rongga dada membesar yang 
mengakibatkan tekanan udara dalam dada kecil sehingga udara masuk ke dalam badan. 
Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut : 
a) Fase Inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga dada 
membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar 
sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk. 
b) Fase Ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke 
posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai 
akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara 
dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar. 
Bagan mekanisme pernafasan dada : 
1. inspirasi b. ekspirasi
Kontraksi otot – otot antar tulang rusuk ekspirasi Kontraksi otot – otot antar tulang 
Tulang rusuk terangkat tulang rususk tertekan 
Volum rongga dada membesar volum rongga dada mengecil 
Tekanan udara di paru – paru menurun tekanan udara di paru-paru membesar 
3.2 Pernapasan Perut (Diaphragmatic Breathing) 
Pernapasan perut adalah pernapasan yang melibatkan otot diafragma. Otot difragma pada perut 
mengalami kontraksi, Diafragma datar, Volume rongga dada menjadi besar yang mengakibatkan 
tekanan udara pada dada mengecil sehingga udara pasuk ke paru-paru. 
Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut : 
a) Fase Inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot diafragma sehingga rongga dada membesar, 
akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar 
yang kaya oksigen masuk. 
b) Fase Ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot diaframa ke posisi 
semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai 
akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara 
dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar. 
Bagan pernafasan perut : 
1. Inspirasi b. ekspirasi 
Kontraksi otot diafragma relaksasi otot diafragma 
Otot diafragma mendatar diafragma melengkung keatas 
Volum rongga dada membesar volum rongga dada mengecil 
Tekanan udara di paru – paru mengecil tekanan udara di paru – paru membesar 
Manusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke 
lingkungan. Respirasi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu : 
a) Respirasi Luar (Ekternal) yaitu pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan udara yang 
terjadi di sekitar alveoli. 
b) Respirasi Dalam (Internal) yaitu pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke sel-sel tubuh.
C. PROSES PERNAFASAN 
Pernafasan terdiri dari 4 proses: 
1. Ventilansi 
Frekuwensi nafas normal 12-15 x/menit.Pada orang dewasa setiap 1x nafas (tidal volume Vt) udara 
masuk 500 cc atau 10 ml/kg BB.sehingga setiap menit udara msuk kesistem nafas 6-8 liter(menit 
,MV).udara yang sampai ke alveoli di sebut ventilasi alveolair.Ventilasi alveolir lbih kecil dari minute 
volume,karena sebagian udara dijalan nafas tidak ikut pertukaran gas.VA normal ± 
80ml/kg/menit.VD normal 2-3 ml/kg/BB. 
1. Distribusi 
Gangguan distribusi dsebabkan oleh: 
 Retensi seputum menyebabkan obstruksi bronkioli,hipoventasi arveolair dan atelektasis . 
 Aspirasi masuknya benda asing kejalan nafas. 
 Bronchospasme karena asthma bronchiale atau alergi. 
1. Disfusi 
Difusi oksigen berjalan lancar bila alveoli mengembang baik dari jarak trans-mambran pendek edema 
menyebabkan jarak a oksigen menjauh hingga kadar O2 dalam darah menurun (xipoxemia).difusi 
CO2 tidak pernah terganggu karena kapasitas disfusi CO2 jauh lebih besar dari pada O2 pada edema 
paru tahap awal terjadi penumpukan cairan dalam jaringan di sekitar alveoli dan kapiler (interstitial 
edema)pada tahap lanjut caiaran masuk ke dalam alveoli,alveolar edema. 
1. Perfusi 
Aliran darah dikapiler paru(perfusi)ikut menentukan jumlah O2 yang dapat di angkut masalah yang 
timbul jika terjadi ketidakseimbangan ventilasi alveolair(VA)dengan perfusi (Q)yang lazim di sebut 
VA/Q imbalance. 
Dapat terjadi; 
a) ventilasi normal,perfusi normal, semua O2 di ambil darah 
b) ventilasi normal,perfusi kurang ventilasi berlebihan,tak semua O2 sempat diambil unit ini 
dinamai”dead space”yang terjadi pada shock dan emboli paru. 
c) Ventilasi berkurang perfusi normal.darah tidak mendapat cukup oksigen(desaturasi unit ini 
disebut “shunt”.terjadi pada atelektasis edema paru.ARDS dan aspirasi caiaran 
d) Silent unit:tidak ada ventilansi dan perfusi. 
Volume Udara Pernapasan
 Volume Tidal (1/2 liter) = Voulume udara hasil inspirasi/ekspirasi pada setiap kali bernapas 
normal 
 Volume Residu (1 liter) = Volume udara yang masih tetap berada dalam paru-paru setelah 
ekspirasi kuat 
 Kapasitas Vital Paru-paru (4 liter) = Volume udara yang keluar masuk paru-paru 
 Kapasitas Total (5 liter) = Udara dalam volum paru-paru 
Frekuensi Pernapasan 
Cepat lambatnya bernapas bergantung pada: 
1. Usia : Semakin tua semakin lambat 
2. Jenis Kelamin : Laki-laki lebih cepat 
3. Kegiatan : Semakin berat semakin cepat 
4. Posisi tubuh : Berdiri/duduk lebih cepat daripada berbaring/tidur. 
Pertukaran O2 dan CO2 : 
Udara masuk ke alveolus (ke kapiler-kapiler darah) secara difusi 
Terjadi proses oksihemoglobin , yaitu hemoglobin (Hb) mengikat O2 
O2 diedarkan oleh darah ke seluruh jaringan tubuh 
Darah melepaskan O2 sehingga oksihemoglobin menjadi hemoglobin 
O2 digunakan untuk oksidasi menghasilkan Energi + CO2 + Uap air 
CO2 larut dalam darah dan diangkut darah ke paru-paru, masuk ke alveolus 
secara difusi 
CO2 keluar melalui alat pernapasan di rongga hidung
Kelainan dan Penyakit pada Sistem Pernapasan 
1. Asfiksi 
 Terganggunya pengangkutan oksigen ke sel-sel atau jaringan tubuh. 
 Terjadi pada paru-paru, pembuluh darah atau pada jaringan tubuh. 
Penyebab : 
 Adanya bakteri’’ Diplococcus pneumonia” sehingga alveolus terisi oleh cairan limfe. 
 Adanya gas racun karbonmonoksida (CO) yang memiliki daya ikat terhadap hemoglobin jauh 
lebih besar dari pada Oksigen (O2). Akibatnya tubuh kekurangan oksigen yang diperlukan 
untuk proses oksidasi zat makanan. 
1. TBC (TuBerCulosis) 
 Infeksi paru-paru yang disebabkan oleh bakteri ‘’Mycobacterium tuberculosis’’ 
 Gejala : kelelahan, kehilangan berat badan, berkeringat pada malam hari, dada sakit, batuk 
dengan mengeluarkan dahak/darah, napas pendek. 
1. Bronkitis 
 Peradangan pada bronkus/bronkiolus yang mengiritasi silia (rambut-rambut halus) dalam 
bronkus / bronkiolus sehingga berhenti fungsinya dan kotoran akan menumpuk dan 
mengeluarkan lendir (mukus) secara berlebih 
 Gejala : Batuk-batuk, demam, sakit di bagian dada 
 Penyebab : Debu, virus, bakteri, merokok, menghirup bahan kimia pencemar, 
1. Tonsilitis 
 Peradangan pada tonsil 
 Gejala : sakit tenggorokan, sulit menelan, demam 
 Penyebab : bakteri/virus 
1. Sinusitis 
 Peradangan rongga hidung bagian atas 
o Gejala : sakit kepala, rasa sakit di bagian wajah, demam, keluar ingus bening, 
rasa sesak di rongga hidung, tenggorokan sakit, batuk 
o Penyebab : 
 • Segala sesuatu yang mengganggu/menghambat aliran udara ke dalam 
rongga hidung / keluarnya mukus (cairan) hidung keluar dari hidung, seperti 
mengerasnya ingus. 
 • Kurangnya kelembapan udara 
 • Obat antihistamin
 • Penyakit tertentu 
1. SARS (Serve Acute Respiratory Syndrome) 
 Penyakit saluran pernapasan akut yang disebabkan oleh virus SARS-associated coronavirus 
(SARS-CoV) 
o Gejala : Sakit kepala, demam tinggi (>380C), batuk-batuk, susah bernapas, 
tenggorokan gatal, lesu, nyeri tubuh 
o Penularan : Kontak langsung dengan penderita atau benda-benda yang 
terkontaminasi dengan ludah penderita dan mengenai mata, hidung / mulut orang 
sehat. 
1. ASMA 
 Peradangan pada saluran pernapasan yang menyebabkan pembengkakan dan penyempitan 
saluran pernapasan karena adanya lendir yang berlebih sehingga penderita sukar bernapas, 
terasa sesak di dada dan batuk-batuk. 
 Penyebab : Alergi terhadap suatu benda, asap tembakau, psikis (pikiran), keturunan 
 Pengobatan : Obat yang dihirup (inhaler), obat tablet maupun cair 
1. Kanker Paru-Paru 
 Kanker yang terjadi pada paru-paru 
o Gejala : Batuk, napas pendek, dahak berdarah, sakit dada 
o Penyebab : Rokok / tembakau 
o Pengobatan : Operasi, terapi radiasi, kemoterapi 
D. GANGGUAN PADA SISTEM PERNAFASAN 
Gangguan pada sistem pernapasan dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti : 
1. karena terganggunya pengangkutan O2 ke sel-sel atau jaringan tubuh (asfiksi) atau keracunan 
gas-gas berbahaya. 
2. Pneumonia. terisinya alveolus dengan cairan limfa karena infeksi Diplokokus pneumonia atau 
Pneumokokus 
3. Polip, Amandel, dan Adenoid. disebabkan karena penyumbatan saluran pernapasan oleh 
kelenjar limfa 
4. Radang; peradangan pada rongga hidung bagian atas (Sinusitis), peradangan pada bronkus 
(Bronkitis), serta radang pada pleura (Pleuritis) 
5. TBC kerusakan pada paru-paru akibat terinfeksi Mycobacterium tuber culosis
Askep Pada Sistem Pernafasan 
1. PENGKAJIAN 
a.Identitas kalien 
 · Riwayat kesehatan masa lalu : riwayat keturunan,alergi debu, udara dingin. 
 · Riwayat kesehatan sekarang : keluhan sesak nafas,keringat dingin. 
 · Status mental : lemas takut,gelisah. 
 · Pernafasan : perubahan frekuensi,kedalaman pernafasan. 
 · Gastro intestinal : adanya mual muntah. 
 · Pola aktivitas : kelemahan tubuh,cepat lelah 
2. Kebutuhan Bio – psiko – social – spiritual 
1. Bernapas 
Gejala : napas pendek ( timbulnya tersembunyi dengan dispnea sebagai gejala menonjol pada 
emfisema ) khususnya pada kerja, cuaca atau episode berulangnya sulit napas ( asma ), rasa 
dada tertekan, ketidakmampuan dalam bernapas. 
2. Makanan / cairan 
Gejala : mual/muntah 
Penurunan berat badan menetap, peningkatan berat badan menunjukkan edema ( bronchitis ) 
Tanda : turgor kulit buruk, edema dependen, berkeringat, penurunan berat badan, penurunan 
masa otot. 
3. Aktivitas/Istirahat 
Gejala : keletihan, kelelahan, dan malaise, ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sehari 
– hari karena sulit bernapas. 
Tanda : keletihan, gelisah, insomnia. 
4. Interaksi social 
Gejala : hubungan ketergantungan, kurang system pendukung, kegagalan dukungan dari / 
terhadap pasangan / orang terdekat. 
Tanda : keterbatasan mobilitas fisik, kelalaian hubungan dengan anggota keluarga lain. 
3. Pemeriksaan fisik 
Pemeriksaan fisik klien meliputi :
 · pemeriksaan tanda – tanda vital, yang meliputi nadi, suhu tubuh, tekanan darah 
dan frekuensi pernafasan untuk mengetahui 
 · B1 ( breathing ) 
- Inspeksi thorax, untuk mengetahui kelainan pada bentuk dada dan gerakan pernapasan. 
- Palpasi, dilakukan untuk mengetahui kesimetrisan pergerakan dada dan mengobservasi 
abnormalitas, mengidentifikasi keadaan kulit dan mengetahui vocal/tactile premitus (vibrasi), 
- Perkusi, dilakukan perkusi untuk mengkaji resonansi pulmoner, organ yang ada disekitarnya dan 
pengembangan (ekskursi) diafragma. 
- Auskultasi, yakni mendengarkan suara nafas normal, suara tambahan (abnormal), dan suara. Suara 
nafas normal dihasilkan dari getaran udara ketika melalui jalan nafas dari laring ke alveoli, dengan 
sifat bersih. Suara nafas normal :bronchial, bronchovesikular, vesicular, wheezing, ronchi, pleural 
friction rub, dan Crackles 
 · B2 ( blood ), sering didapatkan adanya kelemahan fisik secara umum. Denyut 
nadi takikardi. Tekanan darah biasanya normal. Bunyi jantung tambahan biasanya 
tidak didapatkan. Batas jantung tidak mengalami pergeseran. 
 · B3 ( brain ), tingkat kesadaran klien biasanya compos mentis apabila tidak ada 
komplikasi penyakit yang serius. 
 · B4 ( bladder ), pengukuran volume output urine berhubungan erat dengan intake 
cairan. 
 · B5 ( bowel ), klien biasanya mengalami mual dan muntah, penurunan nafsu 
makan, dan penurunan berat badan. 
 · B6 ( bone ), kelemahan dan kelelan secara fisik, secara umum sering 
menyebabkan klien memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhan sehari 
– hari. 
4. Pemeriksaan penunjang 
 · Pemeriksaan rontgen torax, untuk mengetahui adanya ketebalan atau densitas 
yang dihasilkan oleh cairan, tumor, benda asing, dan kondisi patologi lain. 
 · Laju Endap Darah ( LED ), untuk menilai sejauh mana tingkat proses inflamasi 
yang terjadi pada sisten pernapasan. 
 · Leukosit, untuk mengetahui peningkatan kadar leukosit yang memberikan 
gambaran adanya perlawanan oleh leukosit untuk melakukan proses fagositosis 
terhadap invasi kuman yang masuk ke tubuh terutama akibat adanya infeksi di system 
pernapasan. 
 · Analisa Gas Garah ( AGD ), untuk mengetahui adanya gangguan asan-basa 
paling mudah dinyatakan dengan tekhnik AGD atau disebut juga dengan Astrup, 
karena hanya dengan sedikit darah maka dapat diketahui pH darah secara tepat dan 
cepat. 
ANALISA DATA 
NO Data subjektif Data objektif Kesimpulan
1 
2 
3. 
Pasien mengatakan dada 
pasien terasa sesak dan 
susah untuk menarik nafas 
dan sering batuk. 
Pasien mengatakan sulit 
saat menarik napas, terasa 
nyeri pada dada saat 
bernapas 
Pasien mengatakan sulit 
bernapas dan tidak mampu 
untuk membuang sekret 
 Pasien sulit untuk bernafas 
 Terdapat suara ronchi 
 Suhu :37,6ᴼC 
 RR:40x/menit 
 Nadi:120x/mnt 
 TD:140/100mmHg 
 Terdapat sputum,berwarna 
kuning kehijauan 
 
 S : 37,6⁰ C 
 RR : 40x/menit 
 Nadi : 120x//menit 
 TD : 140/100mmHg 
 Pasien tampak bingung dan 
gelisah 
 Pasien tampak lemah 
 Nilai AGD tidak normal 
 S : 37,6⁰ C 
 RR : 40x/menit 
 Nadi : 120x//menit 
 TD : 140/100mmHg 
Ketidakefektifan 
jalan nafas 
Perubahan pola 
napas 
berhubungan 
dengan penurunan 
oksigen dalam 
udara inspirasi 
Kerusakan 
pertukaran gas 
berhubungan 
dengan adanya 
gangguan suplai 
oksigen 
ANALISA MASALAH 
1. P : ketidakefaktifan jalan nafas 
E : Ketidakefektif jalan nafas b/d gangguan fungsi pernafasan. 
S: pasien mengatakan dada pasien terasa sesak dan susah untuk menarik nafas dan sering 
batuk, Pasien sulit untuk bernafas, terdapat suara ronchi, Suhu :37,6ᴼC, RR:40x/menit, 
Nadi:120x/mnt, TD:140/100mmHg, Terdapat sputum,berwarna kuning kehijauan. 
1. 2. P : perubahan pola nafas tak efektif 
E : perubahan pola nafas tak efektif berhubungan dengan penurunan oksigen dalam udara 
inspirasi 
S : Pasien mengatakan sulit saat menarik napas, terasa nyeri pada dada saat bernapas, S : 
37,6⁰ C, RR : 40x/menit, Nadi : 120x//menit, TD : 140/100mmHg 
1. 3. P : kerusakan pertukaran gas 
E : kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan terganggunya suplai oksigen
S : Pasien mengatakan sulit bernapas dan tidak mampu untuk membuang secret, Pasien 
Hari/tgl/jam dx Rencana tujuan Rencana tindakan Rasional 
tampak bingung dan gelisah, pasien tampak lemah, nilai AGD tidak normal, S : 37,6⁰ C, RR : 
40x/menit, Nadi : 120x//menit, TD : 140/100mmHg 
2. DX KEPERAWATAN 
- Ketidakefektifan Jalan Nafas b/d Gangguan Fungsi Pernafasan. 
- Perubahan Pola Napas tak efektif b/d penurunan oksigen dalam udara inspirasi 
- Kerusakan Pertukaran Gas b/d terganggunya suplai oksigen. 
3. INTERVENSI
1 
2 
1.Ketidakefektifan 
jalan nafas b/d 
gangguan fungsi 
pernafasan 
Perubahan pola 
napas berhubungan 
dengan penurunan 
oksigen dalam 
udara inspirasi 
Setelah diberikan asuhan 
keperawatan selama 1 x 
24 jam,diharapkan 
ketidakefektifan jalan 
nafas klien teratasi 
dengan criteria hasil : 
1. 1. Klien tidak 
mengalami 
kesulitan dalam 
bernafas 
2. 2. Tidak 
adanya 
ronchi,mengi,krek 
el. 
3. 3. S : 36⁰c – 
37⁰cc, RR : 16 – 
20x/menit, N: 60 – 
80x/menit, TD : 
100 – 120mmHg / 
60 – 80mmHg 
4. 4. Tidak 
terdapat sputum. 
5. 5. 
Mempertahankan 
jalan nafas paten 
dengan bunyi 
nafas bersih/jelas. 
6. 6. Menunjukan 
prilaku untuk 
memperbaiki 
bersihan jalan 
nafas,misalnya 
batuk efektif dan 
mengeluarkan 
efektif dan 
mengeluarkan 
secret. 
- kaji TTV 
- auskultasi bunyi 
nafas,mis:mengi,krekel 
dan ronchi. 
- atur posisi pasien 
- ajarkan pasien batuk 
secara efektif 
- ajarkan pasien nafas 
dalam 
- dorong /pantau latihan 
nafas abdomen atau 
bibir. 
- Kolaboratif dalam 
pemberian obat 
aminofilin 
- observasi TTV 
- observasi 
pengembangan dada dan 
posisi trakea 
- Mengetahui keadaan umum pasien 
-memanifestasikan adanya bunyi nafas 
adventisius,mis:penyebaran,krekels 
basah( bronchitis ) :bunyi nafas redup 
dgn ekspirasi mengi ( emfisema: atau 
tak adanya bunyi nafs ( asma berat). 
- untuk mencegah aspirasi 
- mencegah pasien tidak sesak 
- memberikan suasana yang rilek 
- Memberi pasien beberapa cara 
untuk mengatasi dan mengontrol 
dispenia dan menurunkan jebakan 
udara. 
- untuk mengurangi sesak pasien 
- untuk mengetahui keadaan umum 
pasien 
- ekspansi paru menurun pada area 
kolabs, defiasi trakea kea rah sisi yang 
sehat pada tension pneumotorax 
- bunyi napas dapat menurun / tak ada 
pada area kolabs yang meliputi lobus, 
segmen paru atau seluruh area paru 
- untuk mencegah aspirasi 
-untuk mengurangi sesak 
-memberi keadaan yang rileks 
- untuk mengurangi nyeri pasien 
- untuk mengetahui keadaan umum
3 
Kerusakan 
pertukaran gas 
berhubungan 
dengan gangguan 
suplai oksigen 
Setelah diberikan asuhan 
keperawatan selama 1 x 
24 jam, diharapkan 
perubahan pola napas 
pasien bisa teratasi 
dengan criteria hasil : 
1. S : 36⁰c – 37⁰cc, RR : 16 
– 20x/menit, N: 60 – 
80x/menit, TD : 100 – 
120mmHg / 60 – 80mmHg 
2. klien mampu 
melakukan batuk efektif 
3. irama, frekuensi, dan 
kedalaman pernapasan 
berada dalam batas 
normal 
4. pada pemeriksaan 
rontgen dada tidak 
ditemukan adanya 
akumulasi cairan dan 
bunyi napas terdengar 
jelas 
5. Nyeri dada pasien 
berkurang 
- auskultasi bunyi napas 
- atur posisi pasien 
- ajarkan pasien batuk 
efektif 
-ajarkan pasien napas 
dalam 
- kolaborasi dalam 
pemberian analgesic 
- observasi TTV pasien 
-kaji frekuensi 
kedalaman pernapasan 
-mengatur posisi pasien 
- ajarkan pasien batuk 
efektif 
- anjurkan pasien 
minum air hangat untuk 
mengeluarkan sekret 
-kolaborasi dalam 
pemeriksaan AGD 
pasien 
- berguna dalam evaluasi derajat 
disstres pernapasan dan / atau 
kronisnya proses penyakit 
- untuk mencegah aspirasi 
- untuk mengurangi sesak 
- untuk mengencerkan sekret 
- penurunan kadar O2 ( PO2 ) dan / 
atau saturasi dan peningkatan PCO2 
menunjukkan kebutuhan untuk 
intervensi / perubahan program terapi
Setelah diberikan asuhan 
keperawatan selama 1 x 
24 jam diharapkan 
kerusakan pertukaran gas 
pasien teratasi dengan 
criteria hasil : 
1. S : 36⁰c – 37⁰cc, RR : 16 
– 20x/menit, N: 60 – 
80x/menit, TD : 100 – 
120mmHg / 60 – 80mmHg 
4. IMPLEMENTASI 
Implementasi disesuaikan dengan intervensi. 
5.EVALUASI 
NO DX EVALUASI PARAF 
1. Keefektifan jalan nafas tak efektif b/d 
gangguan fungsi pernafasan dengan 
pasien mengatakan dada pasien terasa 
sesak,sulit saat menarik nafas,dan 
batuk.S: 37,6⁰C,N: 
S: Pasien mengatakan dadanya 
sudah tidak merasa sesak 
lagi,dan batuk sudah sedikit 
berkurang. 
2. Penurunan dispnea 
3.. tidak ada gejala 
disstres pernapasan 
4. menunjukkan 
perbaikan ventilasi dan 
kadar oksigen jaringan 
adekuat dengan gas darah 
arteri dalam rentang 
normal 
5. Nilai AGD pasien 
normal
120x/mnt,TD:140/100mmHg,RR:40x/mnt 
O: pasien tampak tidak sulit 
bernafas,TD : 120/70mmHg,N: 
80x/mnt,S: 36⁰C,RR: 
20x/mnt,tidak tedengar 
ronchi,tidak terdapat sputum 
A: Tujuan tercapai,Masalah 
teratasi 
P: Pertahankan Kondisi pasien 
BAB III 
PENUTUP 
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan yang uraikan diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain : 
1. Sistem pernapasan merupakan sistem yang berfungsi untuk mengabsorbsi oksigen dan 
mengeluarkan karbondioksida dalam tubuh yang bertujuan untuk mempertahankan 
homeostasis. Fungsi ini disebut sebagai respirasi. Sistem pernapasan dimulai dari rongga 
hidung/mulut hingga ke alveolus, di mana pada alveolus terjadi pertukaran oksigen dan 
karbondioksida dengan pembuluh darah. 
2. Sistem Pernapasan atau Respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen (O2), 
pengeluaran karbondioksida (CO2) hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Sistem 
respirasi itu sendiri mencakup semua proses pertukaran gas yang terjadi antara atmosfir 
melalui rongga hidung faring laring trakea bronkus paru-paru alveolus sel-sel 
melalui dinding kapiler darah. 
3. Organ-organ sistem pernapasan meliputi hidung, faring, laring, trakea, Paru-paru atau 
pulmo yang terdiri dari bronkus, brokiolus dan alveolus. 
4. Mekanisme Pernapasan meliputi Pernapasan dada atau costal breathing dan Pernapasan perut 
atau diaphragmatic breathing yang melalui masing-masing dua fase yaitu fase inspirasi dan 
ekspirasi yang melibatkan pernapasan eksternal (luar) dan pernapasan internal (dalam). 
5. Gangguan pada sistem pernapasan bisa disebabkan karena terganggunya pengangkutan O2 ke 
sel-sel atau jaringan tubuh (asfiksi) atau keracunan gas-gas berbahaya. 
B. SARAN 
Agar tidak terjadi gangguan pada sistem pernapasan kita, hindarilah polusi udara dan gas-gas beracun, 
serta rawatlah paru-paru (pulmo) agar tetap bersih, karena Paru-paru mudah sekali terserang penyakit 
infeksi sehingga menimbulkan kerusakan jaringannya. 
DAFTAR PUSTAKA 
Carpenito, L.J 2007. Buku Saku: Diagnosa Keperawatan. Edisi ke-10. Jakarta : EGC 
Doenges,M.E. 2000. Rencana Asuhan Keperawata. Edisi 3. Jakarta : EGC 
Muttaqin, A. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta : 
Salemba Medika

More Related Content

What's hot

Makalah Hidung buntu
Makalah Hidung buntu Makalah Hidung buntu
Makalah Hidung buntu Sry Surniaty
 
Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan (Respirasi)
Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan (Respirasi)Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan (Respirasi)
Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan (Respirasi)pjj_kemenkes
 
Yang betul
Yang betulYang betul
Yang betulmoharifw
 
Materi Sistem Pernafasan Manusia
Materi Sistem Pernafasan ManusiaMateri Sistem Pernafasan Manusia
Materi Sistem Pernafasan ManusiaSharah Sharah
 
Anfis sistem pernafasan
Anfis sistem pernafasan Anfis sistem pernafasan
Anfis sistem pernafasan Rahmad Hidayat
 
Makalah anatomi sistem respirasi.
Makalah anatomi sistem respirasi.Makalah anatomi sistem respirasi.
Makalah anatomi sistem respirasi.Putri Maniezstz
 
Sistem pernapasan manusia
Sistem pernapasan manusiaSistem pernapasan manusia
Sistem pernapasan manusiakhuzaima
 
ANFIS Respirasi ( Pernafasan)
ANFIS Respirasi ( Pernafasan)ANFIS Respirasi ( Pernafasan)
ANFIS Respirasi ( Pernafasan)Cahya
 
Anatomi fisiologi sistem pernafasan tm1
Anatomi fisiologi sistem pernafasan   tm1Anatomi fisiologi sistem pernafasan   tm1
Anatomi fisiologi sistem pernafasan tm1Rahayoe Ningtyas
 
Sistim pernafasan.slide 09
Sistim pernafasan.slide 09Sistim pernafasan.slide 09
Sistim pernafasan.slide 09fikri asyura
 
Anatomi sistem pernapasan manusia
Anatomi sistem pernapasan manusiaAnatomi sistem pernapasan manusia
Anatomi sistem pernapasan manusiaArif Al-Amin
 
Sistem pernapasan pada manusia
Sistem pernapasan pada manusiaSistem pernapasan pada manusia
Sistem pernapasan pada manusiaRamadhan Karawang
 

What's hot (20)

Sistem pernapasan
Sistem pernapasanSistem pernapasan
Sistem pernapasan
 
Makalah Hidung buntu
Makalah Hidung buntu Makalah Hidung buntu
Makalah Hidung buntu
 
Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan (Respirasi)
Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan (Respirasi)Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan (Respirasi)
Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan (Respirasi)
 
Yang betul
Yang betulYang betul
Yang betul
 
Anatomi Saluran Pernapasan Bawah
Anatomi Saluran Pernapasan BawahAnatomi Saluran Pernapasan Bawah
Anatomi Saluran Pernapasan Bawah
 
Materi Sistem Pernafasan Manusia
Materi Sistem Pernafasan ManusiaMateri Sistem Pernafasan Manusia
Materi Sistem Pernafasan Manusia
 
Anfis sistem pernafasan
Anfis sistem pernafasan Anfis sistem pernafasan
Anfis sistem pernafasan
 
Makalah anatomi sistem respirasi.
Makalah anatomi sistem respirasi.Makalah anatomi sistem respirasi.
Makalah anatomi sistem respirasi.
 
Makalah respirasi
Makalah respirasiMakalah respirasi
Makalah respirasi
 
Makalah respirasi
Makalah respirasiMakalah respirasi
Makalah respirasi
 
Sistem pernapasan manusia
Sistem pernapasan manusiaSistem pernapasan manusia
Sistem pernapasan manusia
 
Sistem pernafasan pada manusia dr lelyyy
Sistem pernafasan pada manusia   dr lelyyySistem pernafasan pada manusia   dr lelyyy
Sistem pernafasan pada manusia dr lelyyy
 
Respirasi
RespirasiRespirasi
Respirasi
 
ANFIS Respirasi ( Pernafasan)
ANFIS Respirasi ( Pernafasan)ANFIS Respirasi ( Pernafasan)
ANFIS Respirasi ( Pernafasan)
 
Sistem Pernapasan Manusia
Sistem Pernapasan ManusiaSistem Pernapasan Manusia
Sistem Pernapasan Manusia
 
Anatomi fisiologi sistem pernafasan tm1
Anatomi fisiologi sistem pernafasan   tm1Anatomi fisiologi sistem pernafasan   tm1
Anatomi fisiologi sistem pernafasan tm1
 
Sistim pernafasan.slide 09
Sistim pernafasan.slide 09Sistim pernafasan.slide 09
Sistim pernafasan.slide 09
 
Makalah respirasi
Makalah respirasiMakalah respirasi
Makalah respirasi
 
Anatomi sistem pernapasan manusia
Anatomi sistem pernapasan manusiaAnatomi sistem pernapasan manusia
Anatomi sistem pernapasan manusia
 
Sistem pernapasan pada manusia
Sistem pernapasan pada manusiaSistem pernapasan pada manusia
Sistem pernapasan pada manusia
 

Viewers also liked

Kb 1 asuhan keperawatan pada pasien dengan penyalahgunaan zat
Kb 1 asuhan keperawatan pada pasien dengan penyalahgunaan zatKb 1 asuhan keperawatan pada pasien dengan penyalahgunaan zat
Kb 1 asuhan keperawatan pada pasien dengan penyalahgunaan zatpjj_kemenkes
 
Nanda nic noc psik fikes umm
Nanda nic noc psik fikes ummNanda nic noc psik fikes umm
Nanda nic noc psik fikes ummNanang Pujiatmoko
 
Kb 2 asuhan keperawatan medikal bedah, luka bakar, keracunan
Kb 2 asuhan keperawatan medikal bedah, luka bakar, keracunanKb 2 asuhan keperawatan medikal bedah, luka bakar, keracunan
Kb 2 asuhan keperawatan medikal bedah, luka bakar, keracunanpjj_kemenkes
 
Lembar diagnosa keperawatan nic noc
Lembar diagnosa keperawatan nic nocLembar diagnosa keperawatan nic noc
Lembar diagnosa keperawatan nic nocPriatna Asep
 
ASKEP SOL DI RSUP. Dr. WAHIDDIN SUDIROHUODO
ASKEP SOL DI RSUP. Dr. WAHIDDIN SUDIROHUODOASKEP SOL DI RSUP. Dr. WAHIDDIN SUDIROHUODO
ASKEP SOL DI RSUP. Dr. WAHIDDIN SUDIROHUODOWawan Akibu
 

Viewers also liked (7)

Kb 1 asuhan keperawatan pada pasien dengan penyalahgunaan zat
Kb 1 asuhan keperawatan pada pasien dengan penyalahgunaan zatKb 1 asuhan keperawatan pada pasien dengan penyalahgunaan zat
Kb 1 asuhan keperawatan pada pasien dengan penyalahgunaan zat
 
Nanda nic noc psik fikes umm
Nanda nic noc psik fikes ummNanda nic noc psik fikes umm
Nanda nic noc psik fikes umm
 
Kb 2 asuhan keperawatan medikal bedah, luka bakar, keracunan
Kb 2 asuhan keperawatan medikal bedah, luka bakar, keracunanKb 2 asuhan keperawatan medikal bedah, luka bakar, keracunan
Kb 2 asuhan keperawatan medikal bedah, luka bakar, keracunan
 
Lembar diagnosa keperawatan nic noc
Lembar diagnosa keperawatan nic nocLembar diagnosa keperawatan nic noc
Lembar diagnosa keperawatan nic noc
 
Askep luka bakar asli
Askep luka bakar asliAskep luka bakar asli
Askep luka bakar asli
 
ASKEP SOL DI RSUP. Dr. WAHIDDIN SUDIROHUODO
ASKEP SOL DI RSUP. Dr. WAHIDDIN SUDIROHUODOASKEP SOL DI RSUP. Dr. WAHIDDIN SUDIROHUODO
ASKEP SOL DI RSUP. Dr. WAHIDDIN SUDIROHUODO
 
Askep oksigenasi 2011
Askep oksigenasi 2011Askep oksigenasi 2011
Askep oksigenasi 2011
 

Similar to SISTEM PERNAPASAN

8 organ pernapasan pada manusia
8 organ pernapasan pada manusia8 organ pernapasan pada manusia
8 organ pernapasan pada manusiaMahda Leni
 
Pertemuan 10 Respirasi.pdf
Pertemuan 10 Respirasi.pdfPertemuan 10 Respirasi.pdf
Pertemuan 10 Respirasi.pdfMazzRudy
 
PPT Pernapasan.pptx
PPT Pernapasan.pptxPPT Pernapasan.pptx
PPT Pernapasan.pptxBagusAhmad12
 
PPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new.pptx
PPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new.pptxPPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new.pptx
PPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new.pptxEdwinFransiari
 
PPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new (1).pptx
PPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new (1).pptxPPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new (1).pptx
PPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new (1).pptxArfelDariijstihar
 
PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI.ppt
PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI.pptPEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI.ppt
PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI.pptTYASLARASATI
 
Bahan Ajar_SP1_Anita.pdf
Bahan Ajar_SP1_Anita.pdfBahan Ajar_SP1_Anita.pdf
Bahan Ajar_SP1_Anita.pdfEniRaeni1
 
Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan (Respirasi)
Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan (Respirasi)Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan (Respirasi)
Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan (Respirasi)pjj_kemenkes
 
Anatomi fisiologi-sistemc2a0pernafasan1
Anatomi fisiologi-sistemc2a0pernafasan1Anatomi fisiologi-sistemc2a0pernafasan1
Anatomi fisiologi-sistemc2a0pernafasan1snowman Saputra
 
Anatomi fisiologi-sistemc2a0pernafasan1
Anatomi fisiologi-sistemc2a0pernafasan1Anatomi fisiologi-sistemc2a0pernafasan1
Anatomi fisiologi-sistemc2a0pernafasan1Dnea Is
 
Anatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNA
Anatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNA Anatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNA
Anatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Anatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNA
Anatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNAAnatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNA
Anatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNAOperator Warnet Vast Raha
 
Media Ajar_Sistem Pernafasan1_Anita OK.pptx
Media Ajar_Sistem Pernafasan1_Anita OK.pptxMedia Ajar_Sistem Pernafasan1_Anita OK.pptx
Media Ajar_Sistem Pernafasan1_Anita OK.pptxEniRaeni1
 
Kel 6 sistem respirasi vertebrata
Kel 6 sistem respirasi vertebrataKel 6 sistem respirasi vertebrata
Kel 6 sistem respirasi vertebratafeni gita safitri
 

Similar to SISTEM PERNAPASAN (20)

8 organ pernapasan pada manusia
8 organ pernapasan pada manusia8 organ pernapasan pada manusia
8 organ pernapasan pada manusia
 
8 organ pernapasan pada manusia
8 organ pernapasan pada manusia8 organ pernapasan pada manusia
8 organ pernapasan pada manusia
 
Pertemuan 10 Respirasi.pdf
Pertemuan 10 Respirasi.pdfPertemuan 10 Respirasi.pdf
Pertemuan 10 Respirasi.pdf
 
makalah PERNAFASAN 2.docx
makalah PERNAFASAN 2.docxmakalah PERNAFASAN 2.docx
makalah PERNAFASAN 2.docx
 
PPT Pernapasan.pptx
PPT Pernapasan.pptxPPT Pernapasan.pptx
PPT Pernapasan.pptx
 
Makalah sistem pernapasan 10
Makalah sistem pernapasan 10Makalah sistem pernapasan 10
Makalah sistem pernapasan 10
 
PPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new.pptx
PPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new.pptxPPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new.pptx
PPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new.pptx
 
PPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new (1).pptx
PPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new (1).pptxPPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new (1).pptx
PPT_PERNAPASAN_MANUSIA_new (1).pptx
 
Makalah sistem pernapasan 3
Makalah sistem pernapasan 3Makalah sistem pernapasan 3
Makalah sistem pernapasan 3
 
PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI.ppt
PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI.pptPEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI.ppt
PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI.ppt
 
Bahan Ajar_SP1_Anita.pdf
Bahan Ajar_SP1_Anita.pdfBahan Ajar_SP1_Anita.pdf
Bahan Ajar_SP1_Anita.pdf
 
Kb 2(1)
Kb 2(1)Kb 2(1)
Kb 2(1)
 
Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan (Respirasi)
Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan (Respirasi)Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan (Respirasi)
Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan (Respirasi)
 
Kb 2(1) 2
Kb 2(1) 2Kb 2(1) 2
Kb 2(1) 2
 
Anatomi fisiologi-sistemc2a0pernafasan1
Anatomi fisiologi-sistemc2a0pernafasan1Anatomi fisiologi-sistemc2a0pernafasan1
Anatomi fisiologi-sistemc2a0pernafasan1
 
Anatomi fisiologi-sistemc2a0pernafasan1
Anatomi fisiologi-sistemc2a0pernafasan1Anatomi fisiologi-sistemc2a0pernafasan1
Anatomi fisiologi-sistemc2a0pernafasan1
 
Anatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNA
Anatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNA Anatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNA
Anatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNA
 
Anatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNA
Anatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNAAnatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNA
Anatomi dan fisilogi pernapasan AKPER PEMKAB MUNA
 
Media Ajar_Sistem Pernafasan1_Anita OK.pptx
Media Ajar_Sistem Pernafasan1_Anita OK.pptxMedia Ajar_Sistem Pernafasan1_Anita OK.pptx
Media Ajar_Sistem Pernafasan1_Anita OK.pptx
 
Kel 6 sistem respirasi vertebrata
Kel 6 sistem respirasi vertebrataKel 6 sistem respirasi vertebrata
Kel 6 sistem respirasi vertebrata
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

SISTEM PERNAPASAN

  • 1. asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan saluran pernapasan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Suatu organisme atau mahluk hidup memiliki bermacam-macam sistem jaringan atau organ dalam tubuhnya, dimana sistem tersebut memiliki fungsi dan peranan serta manfaat tertentu bagi mahluk hidup. Salah satu sistem yang ada pada suatu organisme yakni sistem pernapasan. Sistem pernapasan ini sendiri memiliki fungsi dan peranan yang sangat struktural dan terkoordinir. Dalam ilmu histologi, sistem pernapasan akan dibahas secara detail bahkan sampai anatominya, sehingga kita bisa mengetahui organ dan saluran apa saja yang ikut berperanan dalam menyalurkan oksigen (O2) yang kita hirup. Berdasarkan hal tersebut diatas, penulis menyimpulkan untuk menggunakan “SISTEM PERNAPASAN .” Sebagai judul mkalah. 1.2 RUMUSAN MASALAH 1. Apa pengertian dan fungsi sistem pernapasan ? 2. Bagaimana struktur atau saluran histologi, organ-organ dan mekanisme perrnapasan ? 3. Apa gangguan pada system pernafasan ? 1.3 TUJUAN Tujuan inti dari penyusunan makalah adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah. selain itu, agar kita memahami apa yang dimaksud dengan sistem dan Fungsi pernapasan serta struktur histologi sistem pernapasan.
  • 2. 1.4 METODE PENULISAN Cara penulisan yang dipergunakan dalam makalah tersebut adalah : 1. Studi kasus Di dapat dari beberapa sumber buku yang membahas tentang anatomi fisiologi system pernafasan.
  • 3. BAB II PEMBAHASAN SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA A. PENGERTIAN DAN FUNGSI 1. Pengertian Sistem pernapasan merupakan sistem yang berfungsi untuk mengabsorbsi oksigen dan mengeluarkan karbondioksida dalam tubuh yang bertujuan untuk mempertahankan homeostasis. Fungsi ini disebut sebagai respirasi. Sistem pernapasan dimulai dari rongga hidung/mulut hingga ke alveolus, di mana pada alveolus terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida dengan pembuluh darah. Respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen, pengeluaran karbondioksida hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Sistem respirasi atau sistem pernafasan mencakup semua proses pertukaran gas yang terjadi antara atmosfir melalui rongga hidung faring laring trakea bronkus paru-paru alveolus sel-sel melalui dinding kapiler darah. Sistem pernapasan biasanya dibagi menjadi 2 daerah utama: a) Bagian konduksi, meliputi rongga hidung, nasofaring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus dan bronkiolus terminalis b) Bagian respirasi, meliputi bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris dan alveolus. Sebagian besar bagian konduksi dilapisi epitel respirasi, yaitu epitel bertingkat silindris bersilia dengan sel goblet. Dengan menggunakan mikroskop elektron dapat dilihat ada 5 macam sel epitel respirasi yaitu sel silindris bersilia, sel goblet mukosa, sel sikat (brush cells), sel basal, dan sel granul kecil. 2. Fungsi Sistem Pernapasan Setiap sistem yang ada dalam tubuh manusia khususnya, tentunya memiliki peranan dan fungsinya masing-masing. Sistem pernapasan pun demikian, Sistem ini juga mempunyai fungsi tersendiri bagi tubuh yang sudah terkoordinir oleh saluran dan organ tertentu sesuai perintah otak. Fungsi sistem pernapasan itu sendiri antara lain sebagai berikut: a) Sebagai sistem organ yang digunakan untuk pertukaran gas. b) Sistem pernapasan digunakan untuk membawa udara ke dalam paru-paru di mana terjadi pertukaran gas. c) Berfungsi untuk mengabsorbsi oksigen dan mengeluarkan karbondioksida dalam tubuh yang bertujuan untuk mempertahankan homeostasis (Respirasi).
  • 4. patogen pada tubuh normal. B. STRUKTUR ATAU SALURAN HISTOLOGI PERNAPASAN 1. Saluran Sistem Pernapasan atau Respirasi Respirasi adalah pertukaran gas, yaitu oksigen (O²) yang dibutuhkan tubuh untuk metabolisme sel dan karbondioksida (CO²) yang dihasilkan dari metabolisme tersebut dikeluarkan dari tubuh melalui paru. Sistem respirasi terdiri dari: a) Saluran nafas bagian atas. Pada bagian ini udara yang masuk ke tubuh dihangatkan, disarung dan dilembabkan. b) Saluran nafas bagian bawah. Bagian ini menghantarkan udara yang masuk dari saluran bagian atas ke alveoli c) Alveoli : terjadi pertukaran gas anatara O2 dan CO2 d) Sirkulasi paru. Pembuluh darah arteri menuju paru, sedangkan pembuluh darah vena meninggalkan paru. e) Paru : terdiri dari : a. Saluran nafas bagian bawah, b. Alveoli, c. Sirkulasi paru f) Rongga Pleura. Terbentuk dari dua selaput serosa, yang meluputi dinding dalam rongga dada yang disebut pleura parietalis, dan yang meliputi paru atau pleura veseralis g) Rongga dan dinding dada. Merupakan pompa muskuloskeletal yang mengatur pertukaran gas dalam proses respirasi. 2. Organ-organ sistem pernafasan Organ-organ sistem pernapasan pada manusia meliputi hidung, faring, laring, trakea, paru-paru (bronkus,brokiolus dan alveolus). Berikut penjelasannya :
  • 5. Gambar 1. Organ-Organ Sistem Pernapasan Manusia 2.1 Hidung Struktur berongga yang disebut dengan rongga hidung (cavum nasalis). Memiliki rambut pendek dan tebal untuk menyaring udara dan menangkap kotoran yang masuk bersama udara. Rongga hidung terdiri atas vestibulum dan fosa nasalis. Pada vestibulum di sekitar nares terdapat kelenjar sebasea dan vibrisa (bulu hidung). Epitel di dalam vestibulum merupakan epitel respirasi sebelum memasuki fosa nasalis. Pada fosa nasalis (cavum nasi) yang dibagi dua oleh septum nasi pada garis medial, terdapat konka (superior, media, inferior) pada masing-masing dinding lateralnya. Konka media dan inferior ditutupi oleh epitel respirasi, sedangkan konka superior ditutupi oleh epitel olfaktorius yang khusus untuk fungsi menghidu/membaui. Epitel olfaktorius tersebut terdiri atas sel penyokong/sel sustentakuler, sel olfaktorius (neuron bipolar dengan dendrit yang melebar di permukaan epitel olfaktorius dan bersilia, berfungsi sebagai reseptor dan memiliki akson yang bersinaps dengan neuron olfaktorius otak), sel basal (berbentuk piramid) dan kelenjar Bowman pada lamina propria. Kelenjar Bowman menghasilkan sekret yang membersihkan silia sel olfaktorius sehingga memudahkan akses neuron untuk membaui zat-zat. Adanya vibrisa, konka dan vaskularisasi yang khas pada rongga hidung membuat setiap udara yang masuk mengalami pembersihan, pelembapan dan penghangatan sebelum masuk lebih jauh. 2.2 Faring Tempat persimpangan antara saluran pernapasan pada bagian depan (anterior) dan saluran pencernaan pada bagian belakang (posterior). Nasofaring dilapisi oleh epitel respirasi pada bagian yang berkontak dengan palatum mole, sedangkan orofaring dilapisi epitel tipe skuamosa/gepeng. 2. 3 Laring Laring atau tekak (jakun) terdapat di bagian belakang (posterior) faring. Organ ini terdiri atas 9 susunan tulang rawan (kartilago) yang berbentuk kotak. Laring merupakan bagian yang menghubungkan faring dengan trakea. Pada lamina propria laring terdapat tulang rawan hialin dan elastin yang berfungsi sebagai katup yang mencegah masuknya makanan dan sebagai alat penghasil suara pada fungsi fonasi. Epiglotis merupakan juluran dari tepian laring, meluas ke faring dan memiliki permukaan lingual dan laringeal. Bagian lingual dan apikal epiglotis ditutupi oleh epitel gepeng berlapis, sedangkan permukaan laringeal ditutupi oleh epitel respirasi bertingkat bersilindris bersilia. Di bawah epitel terdapat kelenjar campuran mukosa dan serosa. Di bawah epiglotis, mukosanya membentuk dua lipatan yang meluas ke dalam lumen laring: pasangan lipatan atas membentuk pita suara palsu (plika vestibularis) yang terdiri dari epitel respirasi dan kelenjar serosa, serta di lipatan bawah membentuk pita suara sejati yang terdiri dari epitel berlapis gepeng, ligamentum vokalis (serat elastin) dan muskulus vokalis (otot rangka). Otot muskulus vokalis akan membantu terbentuknya suara dengan frekuensi yang berbeda-beda.
  • 6. 2.4 Trakea Mendorong keluar debu-debu dan bakeri dengan gerakan silia-silia di trakea. Permukaan trakea dilapisi oleh epitel respirasi. Terdapat kelenjar serosa pada lamina propria dan tulang rawan hialin berbentuk C (tapal kuda), yang mana ujung bebasnya berada di bagian posterior trakea. Cairan mukosa yang dihasilkan oleh sel goblet dan sel kelenjar membentuk lapisan yang memungkinkan pergerakan silia untuk mendorong partikel asing. Sedangkan tulang rawan hialin berfungsi untuk menjaga lumen trakea tetap terbuka. Pada ujung terbuka (ujung bebas) tulang rawan hialin yang berbentuk tapal kuda tersebut terdapat ligamentum fibroelastis dan berkas otot polos yang memungkinkan pengaturan lumen dan mencegah distensi berlebihan. 2.5 Paru-Paru (Pulmo) Paru-paru pada manusia terdapat sepasang yang menempati sebagian besar dalam cavum thoracis. Kedua paru-paru dibungkus oleh pleura yang terdiri atas 2 lapisan yang saling berhubungan sebagai pleura visceralis dan pleura parietalis. Stuktur Paru-Paru (Pulmo) Unit fungsional dalam paru-paru disebut lobulus primerius yang meliputi semua struktur mulai bronchiolus terminalis, bronchiolus respiratorius, ductus alveolaris, atrium, saccus alveolaris, dan alveoli bersama-sama dengan pembuluh darah, limfe, serabut syaraf, dan jarinmgan pengikat. Lobulus di daerah perifer paru-paruberbentuk pyramidal atau kerucut didasar perifer, sedangkan untuk mengisi celah-celah diantaranya terdapat lobuli berbentuk tidak teratur dengan dasar menuju ke sentral. Cabang terakhir bronchiolus dalamlobulus biasanya disebut bronchiolus terminalis. Kesatuan paru-paru yang diurus oleh bronchiolus terminalis disebut acinus. Bronchiolus Respiratorius Memiliki diameter sekitar 0.5mm. saluran ini mula-mula dibatasi oleh epitel silindris selapis bercilia tanpa sel piala, kemudian epitelnya berganti dengan epitel kuboid selapis tanpa cilia. Di bawah sel epitel terdapat jaringan ikat kolagen yang berisi anyaman sel-sel otot polos dan serbut elastis. Dalam dindingnya sudah tidak terdapat lagi cartilago. Pada dinding bronchiolus respiratorius tidak ditemukan kelenjar. Disana-sini terdapat penonjolan dinding sebagai alveolus dengan sebagian epitelnya melanjutkan diri. Karena adanya alveoli pada dinding bronchiolus inilah maka saluran tersebut dinamakan bronchiolus respiratorius. 2.5.1 Bronkus Bronkus terdiri dari dua bagian yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri. Mukosa bronkus secara struktural mirip dengan mukosa trakea, dengan lamina propria yang mengandung kelenjar serosa , serat elastin, limfosit dan sel otot polos. Tulang rawan pada bronkus lebih tidak teratur dibandingkan pada trakea; pada bagian bronkus yang lebih besar, cincin tulang rawan mengelilingi seluruh lumen, dan sejalan dengan mengecilnya garis tengah bronkus, cincin tulang rawan digantikan oleh pulau-pulau tulang rawan hialin. 2.5.2 Bronkiolus Percabangan bronkus yang banyak mengandung otot polos. Bronkiolus tidak memiliki tulang rawan dan kelenjar pada mukosanya. Lamina propria mengandung otot polos dan serat elastin. Pada segmen awal hanya terdapat sebaran sel goblet dalam epitel. Pada bronkiolus yang lebih besar, epitelnya
  • 7. adalah epitel bertingkat silindris bersilia, yang makin memendek dan makin sederhana sampai menjadi epitel selapis silindris bersilia atau selapis kuboid pada bronkiolus terminalis yang lebih kecil. Terdapat sel Clara pada epitel bronkiolus terminalis, yaitu sel tidak bersilia yang memiliki granul sekretori dan mensekresikan protein yang bersifat protektif. Terdapat juga badan neuroepitel yang kemungkinan berfungsi sebagai kemoreseptor. 2.5.3 Alveolus dikelilingi kapiler-kapiler darah yang dibatasi oleh membran alveoli-kapiler tempat terjadinya pertukaran O2 dan CO2 atau pernapasan eksternal. Alveolus merupakan struktur berongga tempat pertukaran gas oksigen dan karbondioksida antara udara dan darah. Septum interalveolar memisahkan dua alveolus yang berdekatan, septum tersebut terdiri atas 2 lapis epitel gepeng tipis dengan kapiler, fibroblas, serat elastin, retikulin, matriks dan sel jaringan ikat. Terdapat sel alveolus tipe 1 yang melapisi 97% permukaan alveolus, fungsinya untuk membentuk sawar dengan ketebalan yang dapat dilalui gas dengan mudah. Sitoplasmanya mengandung banyak vesikel pinositotik yang berperan dalam penggantian surfaktan (yang dihasilkan oleh sel alveolus tipe 2) dan pembuangan partikel kontaminan kecil. Antara sel alveolus tipe 1 dihubungkan oleh desmosom dan taut kedap yang mencegah perembesan cairan dari jaringan ke ruang udara. Sel alveolus tipe 2 tersebar di antara sel alveolus tipe 1, keduanya saling melekat melalui taut kedap dan desmosom. Sel tipe 2 tersebut berada di atas membran basal, berbentuk kuboid dan dapat bermitosis untuk mengganti dirinya sendiri dan sel tipe 1. Sel tipe 2 ini memiliki ciri mengandung badan lamela yang berfungsi menghasilkan surfaktan paru yang menurunkan tegangan alveolus paru. 3. Mekanisme pernapasan Mekanisme sistem pernapasan dalam mengambil nafas ke dalam tubuh dan membuang napas ke udara dilakukan dengan dua cara pernapasan yakni pernapasan dada dan perut. 3.1 Pernapasan Dada (Costal Breathing). Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk. Otot antar tulang rusuk luar berkontraksi atau mengerut, Tulang rusuk terangkat ke atas, Rongga dada membesar yang mengakibatkan tekanan udara dalam dada kecil sehingga udara masuk ke dalam badan. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut : a) Fase Inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk. b) Fase Ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar. Bagan mekanisme pernafasan dada : 1. inspirasi b. ekspirasi
  • 8. Kontraksi otot – otot antar tulang rusuk ekspirasi Kontraksi otot – otot antar tulang Tulang rusuk terangkat tulang rususk tertekan Volum rongga dada membesar volum rongga dada mengecil Tekanan udara di paru – paru menurun tekanan udara di paru-paru membesar 3.2 Pernapasan Perut (Diaphragmatic Breathing) Pernapasan perut adalah pernapasan yang melibatkan otot diafragma. Otot difragma pada perut mengalami kontraksi, Diafragma datar, Volume rongga dada menjadi besar yang mengakibatkan tekanan udara pada dada mengecil sehingga udara pasuk ke paru-paru. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut : a) Fase Inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot diafragma sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk. b) Fase Ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot diaframa ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar. Bagan pernafasan perut : 1. Inspirasi b. ekspirasi Kontraksi otot diafragma relaksasi otot diafragma Otot diafragma mendatar diafragma melengkung keatas Volum rongga dada membesar volum rongga dada mengecil Tekanan udara di paru – paru mengecil tekanan udara di paru – paru membesar Manusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke lingkungan. Respirasi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu : a) Respirasi Luar (Ekternal) yaitu pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan udara yang terjadi di sekitar alveoli. b) Respirasi Dalam (Internal) yaitu pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke sel-sel tubuh.
  • 9. C. PROSES PERNAFASAN Pernafasan terdiri dari 4 proses: 1. Ventilansi Frekuwensi nafas normal 12-15 x/menit.Pada orang dewasa setiap 1x nafas (tidal volume Vt) udara masuk 500 cc atau 10 ml/kg BB.sehingga setiap menit udara msuk kesistem nafas 6-8 liter(menit ,MV).udara yang sampai ke alveoli di sebut ventilasi alveolair.Ventilasi alveolir lbih kecil dari minute volume,karena sebagian udara dijalan nafas tidak ikut pertukaran gas.VA normal ± 80ml/kg/menit.VD normal 2-3 ml/kg/BB. 1. Distribusi Gangguan distribusi dsebabkan oleh:  Retensi seputum menyebabkan obstruksi bronkioli,hipoventasi arveolair dan atelektasis .  Aspirasi masuknya benda asing kejalan nafas.  Bronchospasme karena asthma bronchiale atau alergi. 1. Disfusi Difusi oksigen berjalan lancar bila alveoli mengembang baik dari jarak trans-mambran pendek edema menyebabkan jarak a oksigen menjauh hingga kadar O2 dalam darah menurun (xipoxemia).difusi CO2 tidak pernah terganggu karena kapasitas disfusi CO2 jauh lebih besar dari pada O2 pada edema paru tahap awal terjadi penumpukan cairan dalam jaringan di sekitar alveoli dan kapiler (interstitial edema)pada tahap lanjut caiaran masuk ke dalam alveoli,alveolar edema. 1. Perfusi Aliran darah dikapiler paru(perfusi)ikut menentukan jumlah O2 yang dapat di angkut masalah yang timbul jika terjadi ketidakseimbangan ventilasi alveolair(VA)dengan perfusi (Q)yang lazim di sebut VA/Q imbalance. Dapat terjadi; a) ventilasi normal,perfusi normal, semua O2 di ambil darah b) ventilasi normal,perfusi kurang ventilasi berlebihan,tak semua O2 sempat diambil unit ini dinamai”dead space”yang terjadi pada shock dan emboli paru. c) Ventilasi berkurang perfusi normal.darah tidak mendapat cukup oksigen(desaturasi unit ini disebut “shunt”.terjadi pada atelektasis edema paru.ARDS dan aspirasi caiaran d) Silent unit:tidak ada ventilansi dan perfusi. Volume Udara Pernapasan
  • 10.  Volume Tidal (1/2 liter) = Voulume udara hasil inspirasi/ekspirasi pada setiap kali bernapas normal  Volume Residu (1 liter) = Volume udara yang masih tetap berada dalam paru-paru setelah ekspirasi kuat  Kapasitas Vital Paru-paru (4 liter) = Volume udara yang keluar masuk paru-paru  Kapasitas Total (5 liter) = Udara dalam volum paru-paru Frekuensi Pernapasan Cepat lambatnya bernapas bergantung pada: 1. Usia : Semakin tua semakin lambat 2. Jenis Kelamin : Laki-laki lebih cepat 3. Kegiatan : Semakin berat semakin cepat 4. Posisi tubuh : Berdiri/duduk lebih cepat daripada berbaring/tidur. Pertukaran O2 dan CO2 : Udara masuk ke alveolus (ke kapiler-kapiler darah) secara difusi Terjadi proses oksihemoglobin , yaitu hemoglobin (Hb) mengikat O2 O2 diedarkan oleh darah ke seluruh jaringan tubuh Darah melepaskan O2 sehingga oksihemoglobin menjadi hemoglobin O2 digunakan untuk oksidasi menghasilkan Energi + CO2 + Uap air CO2 larut dalam darah dan diangkut darah ke paru-paru, masuk ke alveolus secara difusi CO2 keluar melalui alat pernapasan di rongga hidung
  • 11. Kelainan dan Penyakit pada Sistem Pernapasan 1. Asfiksi  Terganggunya pengangkutan oksigen ke sel-sel atau jaringan tubuh.  Terjadi pada paru-paru, pembuluh darah atau pada jaringan tubuh. Penyebab :  Adanya bakteri’’ Diplococcus pneumonia” sehingga alveolus terisi oleh cairan limfe.  Adanya gas racun karbonmonoksida (CO) yang memiliki daya ikat terhadap hemoglobin jauh lebih besar dari pada Oksigen (O2). Akibatnya tubuh kekurangan oksigen yang diperlukan untuk proses oksidasi zat makanan. 1. TBC (TuBerCulosis)  Infeksi paru-paru yang disebabkan oleh bakteri ‘’Mycobacterium tuberculosis’’  Gejala : kelelahan, kehilangan berat badan, berkeringat pada malam hari, dada sakit, batuk dengan mengeluarkan dahak/darah, napas pendek. 1. Bronkitis  Peradangan pada bronkus/bronkiolus yang mengiritasi silia (rambut-rambut halus) dalam bronkus / bronkiolus sehingga berhenti fungsinya dan kotoran akan menumpuk dan mengeluarkan lendir (mukus) secara berlebih  Gejala : Batuk-batuk, demam, sakit di bagian dada  Penyebab : Debu, virus, bakteri, merokok, menghirup bahan kimia pencemar, 1. Tonsilitis  Peradangan pada tonsil  Gejala : sakit tenggorokan, sulit menelan, demam  Penyebab : bakteri/virus 1. Sinusitis  Peradangan rongga hidung bagian atas o Gejala : sakit kepala, rasa sakit di bagian wajah, demam, keluar ingus bening, rasa sesak di rongga hidung, tenggorokan sakit, batuk o Penyebab :  • Segala sesuatu yang mengganggu/menghambat aliran udara ke dalam rongga hidung / keluarnya mukus (cairan) hidung keluar dari hidung, seperti mengerasnya ingus.  • Kurangnya kelembapan udara  • Obat antihistamin
  • 12.  • Penyakit tertentu 1. SARS (Serve Acute Respiratory Syndrome)  Penyakit saluran pernapasan akut yang disebabkan oleh virus SARS-associated coronavirus (SARS-CoV) o Gejala : Sakit kepala, demam tinggi (>380C), batuk-batuk, susah bernapas, tenggorokan gatal, lesu, nyeri tubuh o Penularan : Kontak langsung dengan penderita atau benda-benda yang terkontaminasi dengan ludah penderita dan mengenai mata, hidung / mulut orang sehat. 1. ASMA  Peradangan pada saluran pernapasan yang menyebabkan pembengkakan dan penyempitan saluran pernapasan karena adanya lendir yang berlebih sehingga penderita sukar bernapas, terasa sesak di dada dan batuk-batuk.  Penyebab : Alergi terhadap suatu benda, asap tembakau, psikis (pikiran), keturunan  Pengobatan : Obat yang dihirup (inhaler), obat tablet maupun cair 1. Kanker Paru-Paru  Kanker yang terjadi pada paru-paru o Gejala : Batuk, napas pendek, dahak berdarah, sakit dada o Penyebab : Rokok / tembakau o Pengobatan : Operasi, terapi radiasi, kemoterapi D. GANGGUAN PADA SISTEM PERNAFASAN Gangguan pada sistem pernapasan dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti : 1. karena terganggunya pengangkutan O2 ke sel-sel atau jaringan tubuh (asfiksi) atau keracunan gas-gas berbahaya. 2. Pneumonia. terisinya alveolus dengan cairan limfa karena infeksi Diplokokus pneumonia atau Pneumokokus 3. Polip, Amandel, dan Adenoid. disebabkan karena penyumbatan saluran pernapasan oleh kelenjar limfa 4. Radang; peradangan pada rongga hidung bagian atas (Sinusitis), peradangan pada bronkus (Bronkitis), serta radang pada pleura (Pleuritis) 5. TBC kerusakan pada paru-paru akibat terinfeksi Mycobacterium tuber culosis
  • 13. Askep Pada Sistem Pernafasan 1. PENGKAJIAN a.Identitas kalien  · Riwayat kesehatan masa lalu : riwayat keturunan,alergi debu, udara dingin.  · Riwayat kesehatan sekarang : keluhan sesak nafas,keringat dingin.  · Status mental : lemas takut,gelisah.  · Pernafasan : perubahan frekuensi,kedalaman pernafasan.  · Gastro intestinal : adanya mual muntah.  · Pola aktivitas : kelemahan tubuh,cepat lelah 2. Kebutuhan Bio – psiko – social – spiritual 1. Bernapas Gejala : napas pendek ( timbulnya tersembunyi dengan dispnea sebagai gejala menonjol pada emfisema ) khususnya pada kerja, cuaca atau episode berulangnya sulit napas ( asma ), rasa dada tertekan, ketidakmampuan dalam bernapas. 2. Makanan / cairan Gejala : mual/muntah Penurunan berat badan menetap, peningkatan berat badan menunjukkan edema ( bronchitis ) Tanda : turgor kulit buruk, edema dependen, berkeringat, penurunan berat badan, penurunan masa otot. 3. Aktivitas/Istirahat Gejala : keletihan, kelelahan, dan malaise, ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sehari – hari karena sulit bernapas. Tanda : keletihan, gelisah, insomnia. 4. Interaksi social Gejala : hubungan ketergantungan, kurang system pendukung, kegagalan dukungan dari / terhadap pasangan / orang terdekat. Tanda : keterbatasan mobilitas fisik, kelalaian hubungan dengan anggota keluarga lain. 3. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik klien meliputi :
  • 14.  · pemeriksaan tanda – tanda vital, yang meliputi nadi, suhu tubuh, tekanan darah dan frekuensi pernafasan untuk mengetahui  · B1 ( breathing ) - Inspeksi thorax, untuk mengetahui kelainan pada bentuk dada dan gerakan pernapasan. - Palpasi, dilakukan untuk mengetahui kesimetrisan pergerakan dada dan mengobservasi abnormalitas, mengidentifikasi keadaan kulit dan mengetahui vocal/tactile premitus (vibrasi), - Perkusi, dilakukan perkusi untuk mengkaji resonansi pulmoner, organ yang ada disekitarnya dan pengembangan (ekskursi) diafragma. - Auskultasi, yakni mendengarkan suara nafas normal, suara tambahan (abnormal), dan suara. Suara nafas normal dihasilkan dari getaran udara ketika melalui jalan nafas dari laring ke alveoli, dengan sifat bersih. Suara nafas normal :bronchial, bronchovesikular, vesicular, wheezing, ronchi, pleural friction rub, dan Crackles  · B2 ( blood ), sering didapatkan adanya kelemahan fisik secara umum. Denyut nadi takikardi. Tekanan darah biasanya normal. Bunyi jantung tambahan biasanya tidak didapatkan. Batas jantung tidak mengalami pergeseran.  · B3 ( brain ), tingkat kesadaran klien biasanya compos mentis apabila tidak ada komplikasi penyakit yang serius.  · B4 ( bladder ), pengukuran volume output urine berhubungan erat dengan intake cairan.  · B5 ( bowel ), klien biasanya mengalami mual dan muntah, penurunan nafsu makan, dan penurunan berat badan.  · B6 ( bone ), kelemahan dan kelelan secara fisik, secara umum sering menyebabkan klien memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari. 4. Pemeriksaan penunjang  · Pemeriksaan rontgen torax, untuk mengetahui adanya ketebalan atau densitas yang dihasilkan oleh cairan, tumor, benda asing, dan kondisi patologi lain.  · Laju Endap Darah ( LED ), untuk menilai sejauh mana tingkat proses inflamasi yang terjadi pada sisten pernapasan.  · Leukosit, untuk mengetahui peningkatan kadar leukosit yang memberikan gambaran adanya perlawanan oleh leukosit untuk melakukan proses fagositosis terhadap invasi kuman yang masuk ke tubuh terutama akibat adanya infeksi di system pernapasan.  · Analisa Gas Garah ( AGD ), untuk mengetahui adanya gangguan asan-basa paling mudah dinyatakan dengan tekhnik AGD atau disebut juga dengan Astrup, karena hanya dengan sedikit darah maka dapat diketahui pH darah secara tepat dan cepat. ANALISA DATA NO Data subjektif Data objektif Kesimpulan
  • 15. 1 2 3. Pasien mengatakan dada pasien terasa sesak dan susah untuk menarik nafas dan sering batuk. Pasien mengatakan sulit saat menarik napas, terasa nyeri pada dada saat bernapas Pasien mengatakan sulit bernapas dan tidak mampu untuk membuang sekret  Pasien sulit untuk bernafas  Terdapat suara ronchi  Suhu :37,6ᴼC  RR:40x/menit  Nadi:120x/mnt  TD:140/100mmHg  Terdapat sputum,berwarna kuning kehijauan   S : 37,6⁰ C  RR : 40x/menit  Nadi : 120x//menit  TD : 140/100mmHg  Pasien tampak bingung dan gelisah  Pasien tampak lemah  Nilai AGD tidak normal  S : 37,6⁰ C  RR : 40x/menit  Nadi : 120x//menit  TD : 140/100mmHg Ketidakefektifan jalan nafas Perubahan pola napas berhubungan dengan penurunan oksigen dalam udara inspirasi Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan adanya gangguan suplai oksigen ANALISA MASALAH 1. P : ketidakefaktifan jalan nafas E : Ketidakefektif jalan nafas b/d gangguan fungsi pernafasan. S: pasien mengatakan dada pasien terasa sesak dan susah untuk menarik nafas dan sering batuk, Pasien sulit untuk bernafas, terdapat suara ronchi, Suhu :37,6ᴼC, RR:40x/menit, Nadi:120x/mnt, TD:140/100mmHg, Terdapat sputum,berwarna kuning kehijauan. 1. 2. P : perubahan pola nafas tak efektif E : perubahan pola nafas tak efektif berhubungan dengan penurunan oksigen dalam udara inspirasi S : Pasien mengatakan sulit saat menarik napas, terasa nyeri pada dada saat bernapas, S : 37,6⁰ C, RR : 40x/menit, Nadi : 120x//menit, TD : 140/100mmHg 1. 3. P : kerusakan pertukaran gas E : kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan terganggunya suplai oksigen
  • 16. S : Pasien mengatakan sulit bernapas dan tidak mampu untuk membuang secret, Pasien Hari/tgl/jam dx Rencana tujuan Rencana tindakan Rasional tampak bingung dan gelisah, pasien tampak lemah, nilai AGD tidak normal, S : 37,6⁰ C, RR : 40x/menit, Nadi : 120x//menit, TD : 140/100mmHg 2. DX KEPERAWATAN - Ketidakefektifan Jalan Nafas b/d Gangguan Fungsi Pernafasan. - Perubahan Pola Napas tak efektif b/d penurunan oksigen dalam udara inspirasi - Kerusakan Pertukaran Gas b/d terganggunya suplai oksigen. 3. INTERVENSI
  • 17. 1 2 1.Ketidakefektifan jalan nafas b/d gangguan fungsi pernafasan Perubahan pola napas berhubungan dengan penurunan oksigen dalam udara inspirasi Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam,diharapkan ketidakefektifan jalan nafas klien teratasi dengan criteria hasil : 1. 1. Klien tidak mengalami kesulitan dalam bernafas 2. 2. Tidak adanya ronchi,mengi,krek el. 3. 3. S : 36⁰c – 37⁰cc, RR : 16 – 20x/menit, N: 60 – 80x/menit, TD : 100 – 120mmHg / 60 – 80mmHg 4. 4. Tidak terdapat sputum. 5. 5. Mempertahankan jalan nafas paten dengan bunyi nafas bersih/jelas. 6. 6. Menunjukan prilaku untuk memperbaiki bersihan jalan nafas,misalnya batuk efektif dan mengeluarkan efektif dan mengeluarkan secret. - kaji TTV - auskultasi bunyi nafas,mis:mengi,krekel dan ronchi. - atur posisi pasien - ajarkan pasien batuk secara efektif - ajarkan pasien nafas dalam - dorong /pantau latihan nafas abdomen atau bibir. - Kolaboratif dalam pemberian obat aminofilin - observasi TTV - observasi pengembangan dada dan posisi trakea - Mengetahui keadaan umum pasien -memanifestasikan adanya bunyi nafas adventisius,mis:penyebaran,krekels basah( bronchitis ) :bunyi nafas redup dgn ekspirasi mengi ( emfisema: atau tak adanya bunyi nafs ( asma berat). - untuk mencegah aspirasi - mencegah pasien tidak sesak - memberikan suasana yang rilek - Memberi pasien beberapa cara untuk mengatasi dan mengontrol dispenia dan menurunkan jebakan udara. - untuk mengurangi sesak pasien - untuk mengetahui keadaan umum pasien - ekspansi paru menurun pada area kolabs, defiasi trakea kea rah sisi yang sehat pada tension pneumotorax - bunyi napas dapat menurun / tak ada pada area kolabs yang meliputi lobus, segmen paru atau seluruh area paru - untuk mencegah aspirasi -untuk mengurangi sesak -memberi keadaan yang rileks - untuk mengurangi nyeri pasien - untuk mengetahui keadaan umum
  • 18. 3 Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplai oksigen Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam, diharapkan perubahan pola napas pasien bisa teratasi dengan criteria hasil : 1. S : 36⁰c – 37⁰cc, RR : 16 – 20x/menit, N: 60 – 80x/menit, TD : 100 – 120mmHg / 60 – 80mmHg 2. klien mampu melakukan batuk efektif 3. irama, frekuensi, dan kedalaman pernapasan berada dalam batas normal 4. pada pemeriksaan rontgen dada tidak ditemukan adanya akumulasi cairan dan bunyi napas terdengar jelas 5. Nyeri dada pasien berkurang - auskultasi bunyi napas - atur posisi pasien - ajarkan pasien batuk efektif -ajarkan pasien napas dalam - kolaborasi dalam pemberian analgesic - observasi TTV pasien -kaji frekuensi kedalaman pernapasan -mengatur posisi pasien - ajarkan pasien batuk efektif - anjurkan pasien minum air hangat untuk mengeluarkan sekret -kolaborasi dalam pemeriksaan AGD pasien - berguna dalam evaluasi derajat disstres pernapasan dan / atau kronisnya proses penyakit - untuk mencegah aspirasi - untuk mengurangi sesak - untuk mengencerkan sekret - penurunan kadar O2 ( PO2 ) dan / atau saturasi dan peningkatan PCO2 menunjukkan kebutuhan untuk intervensi / perubahan program terapi
  • 19. Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan kerusakan pertukaran gas pasien teratasi dengan criteria hasil : 1. S : 36⁰c – 37⁰cc, RR : 16 – 20x/menit, N: 60 – 80x/menit, TD : 100 – 120mmHg / 60 – 80mmHg 4. IMPLEMENTASI Implementasi disesuaikan dengan intervensi. 5.EVALUASI NO DX EVALUASI PARAF 1. Keefektifan jalan nafas tak efektif b/d gangguan fungsi pernafasan dengan pasien mengatakan dada pasien terasa sesak,sulit saat menarik nafas,dan batuk.S: 37,6⁰C,N: S: Pasien mengatakan dadanya sudah tidak merasa sesak lagi,dan batuk sudah sedikit berkurang. 2. Penurunan dispnea 3.. tidak ada gejala disstres pernapasan 4. menunjukkan perbaikan ventilasi dan kadar oksigen jaringan adekuat dengan gas darah arteri dalam rentang normal 5. Nilai AGD pasien normal
  • 20. 120x/mnt,TD:140/100mmHg,RR:40x/mnt O: pasien tampak tidak sulit bernafas,TD : 120/70mmHg,N: 80x/mnt,S: 36⁰C,RR: 20x/mnt,tidak tedengar ronchi,tidak terdapat sputum A: Tujuan tercapai,Masalah teratasi P: Pertahankan Kondisi pasien BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN
  • 21. Dari pembahasan yang uraikan diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain : 1. Sistem pernapasan merupakan sistem yang berfungsi untuk mengabsorbsi oksigen dan mengeluarkan karbondioksida dalam tubuh yang bertujuan untuk mempertahankan homeostasis. Fungsi ini disebut sebagai respirasi. Sistem pernapasan dimulai dari rongga hidung/mulut hingga ke alveolus, di mana pada alveolus terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida dengan pembuluh darah. 2. Sistem Pernapasan atau Respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen (O2), pengeluaran karbondioksida (CO2) hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Sistem respirasi itu sendiri mencakup semua proses pertukaran gas yang terjadi antara atmosfir melalui rongga hidung faring laring trakea bronkus paru-paru alveolus sel-sel melalui dinding kapiler darah. 3. Organ-organ sistem pernapasan meliputi hidung, faring, laring, trakea, Paru-paru atau pulmo yang terdiri dari bronkus, brokiolus dan alveolus. 4. Mekanisme Pernapasan meliputi Pernapasan dada atau costal breathing dan Pernapasan perut atau diaphragmatic breathing yang melalui masing-masing dua fase yaitu fase inspirasi dan ekspirasi yang melibatkan pernapasan eksternal (luar) dan pernapasan internal (dalam). 5. Gangguan pada sistem pernapasan bisa disebabkan karena terganggunya pengangkutan O2 ke sel-sel atau jaringan tubuh (asfiksi) atau keracunan gas-gas berbahaya. B. SARAN Agar tidak terjadi gangguan pada sistem pernapasan kita, hindarilah polusi udara dan gas-gas beracun, serta rawatlah paru-paru (pulmo) agar tetap bersih, karena Paru-paru mudah sekali terserang penyakit infeksi sehingga menimbulkan kerusakan jaringannya. DAFTAR PUSTAKA Carpenito, L.J 2007. Buku Saku: Diagnosa Keperawatan. Edisi ke-10. Jakarta : EGC Doenges,M.E. 2000. Rencana Asuhan Keperawata. Edisi 3. Jakarta : EGC Muttaqin, A. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta : Salemba Medika