1. ANATOMI FISIOLOGI FARING – ESOFAGUS
Kelompok B
1. Arif Eko Cahyono 152310101014
2. Winda Sari 152310101078
3. Dian Indah Lestari 152310101099
4. Muh. Cholilurrohman H 152310101229
5. Annisa Nur Ghosyiya 152310101317
6. Siti Amalliatul Khoiroh 152310101349
Dosen Pembimbing :
Ns. Ahmad Rifai, S.Kep., M.S.
2. ANFIS FARING
Faring
Faring (tekak atau tenggorokan) merupakan
penghubung antara rongga mulut dan kengkongan
atau Esofagus. Faring berasal dari bahasa yunani
yaitu Pharing.
Ciri Faring :
◦ Berbentuk kerucut dari bahan membran berotot
(muskulo membranosa)
◦ Panjang faring kira-kira tujuh sentimeter
◦ Dibagi atas 3 bagian : Nasofaring (dibelakang
hidung), Orofaring (mulut) dan Laringofaring
(laring/tenggorokan).
SISTEM PENCERNAAN By Group B
3. Cont...
Nasofaring (dibelakang hidung)
Epitelium saluran pernafasan dan bersambung dengan
epitelium hidung. Pada daerah ini terdapat lubang
saluran Eustachius. Kelenjar-kelenjar adenoid terdapat
pada nasofaring.
Orofaring / Faring Oralis (mulut)
Terletak di belakang mulut. Kedua tonsil ada di dinding
lateral daerah faring. Dilapisi epitelium berlapis
Laringofaring (laring/tenggorokan).
Bagian terendah yang terletak di belakang laring.
4. Struktur Faring
Dinding faring tersusun atas tiga lapisan, yaitu
lapisan mukosa, lapisan fibrosa, dan lapisan
berotot.
Tonsil (amandel) : tonsil ini merupakan kumpulan kelenjar
dan pembuluh darah limfe yang mengandung banyak jaringan
limfosit yang terletak di kanan dan di kiri faring. Diantara
tiang-tiang lengkung fauses. Permukaan tonsil ditutupi
membran mukosa yang bersambung dengan bagian bawah
faring. Letak tonsil ini bersimpangan antara jalan nafas dan
jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga
hidung, didepan ruas tulang belakang.
5. Cont...
Didalam lekukan yang banyak ini sejumlah besar kelenjar
penghasil mukus menuangkan sekresinya. Mukus ini
mengandung banyak limfosit, dengan demikian tonsil bekerja
sebagai garis depan pertahanan dalam infeksi yang tersebar
dari hidung, mulut, dan tenggorokan.
Lapisan fibrosanya terletak antara lapisan mukosa dan lapisan
berotot. Otot utama pada faring ialah otot konstriktor, yang
berkontraksi sewaktu makanan masuk ke faring dan
mendorongnya ke dalam esofagus.
Selaput lendir faring yang dekat lubang posterior nares dan
lubang saluran (tuba) Eustachius juga mengandung jaringan
limfosid yang serupa dengan jaringan tonsil. Bila menjadi
hipertrofik, jaringan ini dapat menyumbat nares posterior dan
terjadilah keadaan yang disebut sebagai pembesaran adenoid.
Di dalam faring terdapat tujuh lubang, dua dari
saluran eustachius, dua bagin posterior lubang
hidung (nares) yang berada di belakang rongga
hidung, mulut, laring dan esofagus.
7. ANFIS ESOFAGUS
Esofagus
Esofagus berasal dari bahasa yunani oioω, oeso-
“membawa”, dan έϕayov, phagus “memakan”.
Esofagus merupakan saluran relatif lurus dan
membentang dari faring sampai pintu masuk
kardiak lambung. Esofagus bertemu dengan faring
pada ruas ke-6 tulang belakang.
Ciri Esofagus :
◦ Pada vertebrata panjangnya sekitar 20-25 cm
dan lebar kerang lebih 2 cm.
◦ Berbentuk kanal muskular (tabung/tube
berotot).
SISTEM PENCERNAAN By Group B
8. Menurut histologi. Esofagus dibagi
menjadi 3 bagian :
1. Bagian sfingter superior (sebagian besar
adalah otot rangka)
2. Bagian sfingter tengah (campuran otot
rangka dan otot halus/polos)
3. Serta bagian sfingter inferior (terutama
terdiri dari otot halus/polos)
9. Letak Esofagus
◦ Dibelakang trakea serta di depan tulang puunggung.
◦ Mulai dari vertebra servikalis keenam dan turun
melalui mediastim di depan kolumna vertebra
◦ Esofagus berjalan melalui diafragma pada ketinggian
vertebra torakalis kesepuluh
◦ dan ujungnya berada di vertebra torakalis.
◦ Setelah melalui toraks, esofagus menembus diafragma
dan masuk ke dalam abdomen lalu menyambung
dengan lambung.
10. Fungsi Esofagus
◦ Esofagus/kerongkongan memiliki fungsi sebagai
penghasil lendir dan mendororong makanan kedalam
lambung melalui gerakan peristaltik (kembang-kempis).
Dalam kondisi normal, makanan akan membutuhkan
waktu 1-2 detik untuk menuruni
esofagus/kerongkongan dengan jarak sekitar 20-25 cm.
◦ Sedangkan pada orang tua gerak peristaltik akan sedikit
mengalami penurunan (melambat). Faktor usia menjadi
salah satu penyebabnya, bertambahnya usia
memperlambat pula pengaruh gravitasi sehingga proses
tersebut bisa berjalan lebih lama.
11.
12. Esofagus mempunyai 4 lapisan dan memiliki
struktur yang sama dengan sisa kanal cerna.
Lapisan-lapisan tersebut adalah :
1. Lapisan luar Kerongkongan, disusun oleh fibrosa yang
menebal dan terdiri dari jaringan areolar yang mengandung
banyak serat elastis.
2. Lapisan otot, memiliki dua lapisan, serat luar berjalan
secara longitudinal dan lapisan dalam terdiri dari serat-
serat sirkular. Esofagus tersusun atas otot rangka
disepertiga bagian atas, otot rangka, dan otot polos yang
berada ditengah esofagus. Keberadaan lapisan otot tersebut
menyebabkan esofagus mengalami kembang dan kempis
(gerak peristaltik). Oleh kaena itu, makanan yang terdapat
di esofagus dapat terdorng kelambung.
13. Cont...
3. Lapisan areolar atau lapisan submukosa, lapisan submukosa
merupakan lapisan yang mengandung sekretori yang bisa
memproduksi mucus. Lapisan ini berfungsi untuk
mempermudah pada saat menelan makanan. Sedangkan mukus
sendiri berperan untuk menghindarkan mukosa agar tidak
terluka karenan danya pengaruh zat kimia. Lapisan ini
menghubngkan lapisan mukosa dan lapisan muskular dan terdiri
dari pembuluh darah dan saraf yang berukuran lebih besar, serta
kelenjar mukosa.
4. Lapisan dalam membran mukosa, menyekresi lendir. Lapisan
mukosa memiliki ciri bersifat basa, dibentuk oleh lapisan epitel
berlapis, dan sensitif terhadap asam.
14. Tambahan
Lapisan muskular dua pertiga bagian atas esofagus
adalah otot lurik volunter. Sepertiga bagian bawah
mengandung otot polos involunter. Pada eofagus terjadi
gerak peristaltik. Peristaltik mengandung makna
gelombang dilatasi yang diikuti oleh gelombang
kontraksi, di mana serat otot rileks dan berkontraksi.
Proses ini memerlukan waktu kira-kira 9 detik untuk
satu gelombang peristaltik melewati makanan dari
faring ke lambung. Esofagus dipersarafi oleh saraf
vagus.
15. HUBUNGAN FARING-ESOFAGUS
Sistem Pencernaan Mekanik
Makanan dikunyah rata-rata 20 sampai dengan
25 kali, tetapi tergantung dari jenis makanan.
makanan yang sudah dikunyah selanjutnya
masuk ke esofagus melalui proses menelan
(deglutition). Menelan merupakan proses
volunter, dimana makanan didorong ke
belakang menuju faring. Peristiwa ini
mencetuskan serangkaian gelombang kontraksi
involunter pada otot-otot faring yang
mendorong makanan ke dalam esofagus.
SISTEM PENCERNAAN By Group B
16. Cont...
Proses menelan merupakan suatu proses yang
kompleks, yang memerlukan setiap organ yang
berperan harus bekerja secara teintegrasi dan
berkesinambungan.
1. Tahap oral/bukal
Makan dikumpulkan oleh gigi geligi, lidah, palatum mole,
otot-otot pipi, dan saliva untuk menggiling dan membentuk
bolus dengan konsistensi dan ukuran yang siap untuk ditelan.
Lidah akan menekan palatum durum dan mendorong bolus ke
arah faring. Palatum mole akan terangkat untuk mencegah
makanan masuk ke hidung. Proses ini berlangsung secara
disadari.
17. Cont..
2. Tahap faringeal
Fase ini dimulai ketika bolus makanan menyentuh arkus faring
anterior (arkus palatoglosus) dan refleks menekan segera
timbul. Laring akan tertarik ke atas dan epiglotis melipat untuk
mencegah makanan masuk ke trakea. Otot faring mendorong
makanan ke esofagus.
3. Tahap esofageal
Pada tahap ini terjadi gerakan peristaltik yang membawa bolus
ke lambung.
4. Bolus memasuki lambung melalui gerakan
peristaltik esofagus
18.
19.
20. Sistem Pencernaan Kimiawi
Sejak makanan berada dalam rongga mulut
sudah dicerna secara kimiawi karena makanan
sudah bercampur dengan saliva yang
mengandung dua jenis enzim pencernaan yaitu
lipase dan amilase.
21. Proses Menelan
◦ Menelan adalah refleks all-or-none yang
terprogram secara sekuensial. Sebenarnya
mengacu pada keseluruhan proses pemindahan
makanan dari mulut melalui esofagus ke dalam
lambung. Menelan dimulai ketika suatu bolus atau
bola makanan, secara sengaja didorong oleh oleh
lidah ke bagian belakang mulut menuju faring.
Setelah makanan masuk faring maka palatum
lunak naik untuk menutup nares posterior, glotis
menutup oleh otot-ototnya, dan otot konstriktor
faring menangkap makanan dan mendorng masuk
ke esofagus.
22. ◦ Pada saat ini pernafasan berhenti, kalau tidak
makanan akan tersedak. Orang tidak dapat menelan
dan bernafas pada saat yang sama. Gerakan menelan
pada bagian ini merupakan gerakan refleks.
◦ Makanan berjalan dalam esofagus karena kerja
peristaltik, lingkarang serabut otot didepan makanan
mengendor dan yang dibelakang makanan
berkontraksi. Maka gelombang peristaltik
mengantarkan bola makanan kelambung. Tahap kedua
dan ketiga pada gerakan menelan terjadi atas tidak
atas kemauan sendiri. Sedangkan tahap pertama,
meskipun atas kemauan sendiri tapi sebagian besar
berjalan osmatik.
23.
24. KELAINAN FARING-ESOFAGUS
Kegagalan Saat Menelan
Esofagus dapat terserang kardio-spasme atau akalasia yang
disebabkan oleh kegagalan fungsi motorik. Kegagalan
tersebut berupa hilangnya gerakan peristaltik di bagian
bawah esofagus dan kegagalan sfinkter kardiak untuk
mngendur. Gejala utamanya ialah disfagia (kesukaran
menelan) dan regurgitasi.
Faringitis
Faringitis adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan
peradangan dari faring yang biasanya menyebabkan rasa
sakit ketika menelan. Ini adalah hal yang sangat sering terjadi
dan seringkali menunjukan gejala sakit tenggorokan,faringitis
umumnya disebabkan oleh inveksi virus serperti flu,infeksi
bakteri seperti radang tenggorokan,suatu reaksi alergi
menyebabkan faringitis.
SISTEM PENCERNAAN By Group B
25.
26. Cont...
Akalasia
Akalisia ialah suatu penyakit yang menyebabkan bagian
distal esophagus (bagian yang dekat dengan lambung)
menyempit, oleh karena bagian itu tidak dapat melebar
(relaksasi). Penyebabnya belum diketahui dengan jelas,
apakah kelainan neurologic, atau psikis. Gejala akalasia
Gejala yang dirasakan oleh pasien ialah rasa tidak nyaman di
perut atas, kadang-kadang Nyeri. Bila menelan makanan
dirasakan sukar turun ke lambung, dan kaddang-kadang
dimuntahkan kembali.
27.
28. Cont...
Esofagus Karotis
Esofagitis korosif peradangan di esofagus yang
disebabkanoleh luka bakar karena zat kimia yang bersifat
korosif misalnyaasam kuat, basa kuat dan zat organik. Zat
kimia yang tertelan dapat bersifat toksik atau korosif. Zat
kimia yang bersifat korosif akanmenimbulkan kerusakan
pada saluran yang dilaluinya, sedangkanzat kimia yang
bersifat toksik hanya menimbulkan gejalakeracunan bila
telah diserap oleh darah.
29.
30. PENGOBATANNYA
Pengobatan Proses Kegagalan Menelan
Pengobatan konservatifnya adalah dengan perlahan-lahan
makan makanan yang mudah ditelan. Cara lainnya adalah
berusaha untuk membuka sfinkter kardiak. Jika cara tersebut
gagal, maka perlu dipertimbangkan tindakan pembedahan.
Faringitis
Cara pengobatannya dengan obat yaitu :
◦ Golongan penisilin : penicillin, amoxicillin, oxacillin,
dicloxacillin, amoxiccilin-clavulanate, piperracillin-
tazobactam, ampicillin-sulbactam
◦ Golongan sefalosporin : cephalexin, cefazolin, ceftriaxone,
cefuroxine, cefadroxine, cefepine, ceftazidine, ceftaroline
SISTEM PENCERNAAN By Group B
31. Akalasia
Perawatan atau pengobatan untuk mengatasi penyakit
akalasia ialah dengan menggunakan obat obatan medis,
proses dilatasi, operasi serta Botulinum Toksin. Obat obatan
medis biasanya digunakan untuk merelaksasi sfingter di
ujung bawah esofagus. Hal ini biasanya diberikan ketika
akalasia pertamakali didiagnosa. Semantara itu dilatasi
merupakan prosedur dimana sfingter dibuat menjadi lebih
lebar.
Esofagus Karotis
Mengatasi Esofagitis korosif Pada fase akut dilakukan
perawatan umum berupa perbaikan keadaan umum pasien
dan menjaga keseimbangan elektrolit dan jalan napas, jika
kejadian terjadi sebelum 6 jam dapat diberikan netralisasi
dengan menggunaakan air susu atau air jeruk untuk basa kuat
dan antasida untuk asam kuat. Untuk mencegah pengecilan
saluran esophagus dapat dibantu dengan menggunakan pipa
hidung lambung.