SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
ANATOMI FISIOLOGI FARING – ESOFAGUS
Kelompok B
1. Arif Eko Cahyono 152310101014
2. Winda Sari 152310101078
3. Dian Indah Lestari 152310101099
4. Muh. Cholilurrohman H 152310101229
5. Annisa Nur Ghosyiya 152310101317
6. Siti Amalliatul Khoiroh 152310101349
Dosen Pembimbing :
Ns. Ahmad Rifai, S.Kep., M.S.
ANFIS FARING 
 Faring
Faring (tekak atau tenggorokan) merupakan
penghubung antara rongga mulut dan kengkongan
atau Esofagus. Faring berasal dari bahasa yunani
yaitu Pharing.
Ciri Faring :
◦ Berbentuk kerucut dari bahan membran berotot
(muskulo membranosa)
◦ Panjang faring kira-kira tujuh sentimeter
◦ Dibagi atas 3 bagian : Nasofaring (dibelakang
hidung), Orofaring (mulut) dan Laringofaring
(laring/tenggorokan).
SISTEM PENCERNAAN By Group B
Cont...
 Nasofaring (dibelakang hidung)
Epitelium saluran pernafasan dan bersambung dengan
epitelium hidung. Pada daerah ini terdapat lubang
saluran Eustachius. Kelenjar-kelenjar adenoid terdapat
pada nasofaring.
 Orofaring / Faring Oralis (mulut)
Terletak di belakang mulut. Kedua tonsil ada di dinding
lateral daerah faring. Dilapisi epitelium berlapis
 Laringofaring (laring/tenggorokan).
Bagian terendah yang terletak di belakang laring.
 Struktur Faring
Dinding faring tersusun atas tiga lapisan, yaitu
lapisan mukosa, lapisan fibrosa, dan lapisan
berotot.
 Tonsil (amandel) : tonsil ini merupakan kumpulan kelenjar
dan pembuluh darah limfe yang mengandung banyak jaringan
limfosit yang terletak di kanan dan di kiri faring. Diantara
tiang-tiang lengkung fauses. Permukaan tonsil ditutupi
membran mukosa yang bersambung dengan bagian bawah
faring. Letak tonsil ini bersimpangan antara jalan nafas dan
jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga
hidung, didepan ruas tulang belakang.
Cont...
 Didalam lekukan yang banyak ini sejumlah besar kelenjar
penghasil mukus menuangkan sekresinya. Mukus ini
mengandung banyak limfosit, dengan demikian tonsil bekerja
sebagai garis depan pertahanan dalam infeksi yang tersebar
dari hidung, mulut, dan tenggorokan.
 Lapisan fibrosanya terletak antara lapisan mukosa dan lapisan
berotot. Otot utama pada faring ialah otot konstriktor, yang
berkontraksi sewaktu makanan masuk ke faring dan
mendorongnya ke dalam esofagus.
 Selaput lendir faring yang dekat lubang posterior nares dan
lubang saluran (tuba) Eustachius juga mengandung jaringan
limfosid yang serupa dengan jaringan tonsil. Bila menjadi
hipertrofik, jaringan ini dapat menyumbat nares posterior dan
terjadilah keadaan yang disebut sebagai pembesaran adenoid.
 Di dalam faring terdapat tujuh lubang, dua dari
saluran eustachius, dua bagin posterior lubang
hidung (nares) yang berada di belakang rongga
hidung, mulut, laring dan esofagus.
Gambar Faring
ANFIS ESOFAGUS 
 Esofagus
Esofagus berasal dari bahasa yunani oioω, oeso-
“membawa”, dan έϕayov, phagus “memakan”.
Esofagus merupakan saluran relatif lurus dan
membentang dari faring sampai pintu masuk
kardiak lambung. Esofagus bertemu dengan faring
pada ruas ke-6 tulang belakang.
Ciri Esofagus :
◦ Pada vertebrata panjangnya sekitar 20-25 cm
dan lebar kerang lebih 2 cm.
◦ Berbentuk kanal muskular (tabung/tube
berotot).
SISTEM PENCERNAAN By Group B
 Menurut histologi. Esofagus dibagi
menjadi 3 bagian :
1. Bagian sfingter superior (sebagian besar
adalah otot rangka)
2. Bagian sfingter tengah (campuran otot
rangka dan otot halus/polos)
3. Serta bagian sfingter inferior (terutama
terdiri dari otot halus/polos)
 Letak Esofagus
◦ Dibelakang trakea serta di depan tulang puunggung.
◦ Mulai dari vertebra servikalis keenam dan turun
melalui mediastim di depan kolumna vertebra
◦ Esofagus berjalan melalui diafragma pada ketinggian
vertebra torakalis kesepuluh
◦ dan ujungnya berada di vertebra torakalis.
◦ Setelah melalui toraks, esofagus menembus diafragma
dan masuk ke dalam abdomen lalu menyambung
dengan lambung.
 Fungsi Esofagus
◦ Esofagus/kerongkongan memiliki fungsi sebagai
penghasil lendir dan mendororong makanan kedalam
lambung melalui gerakan peristaltik (kembang-kempis).
Dalam kondisi normal, makanan akan membutuhkan
waktu 1-2 detik untuk menuruni
esofagus/kerongkongan dengan jarak sekitar 20-25 cm.
◦ Sedangkan pada orang tua gerak peristaltik akan sedikit
mengalami penurunan (melambat). Faktor usia menjadi
salah satu penyebabnya, bertambahnya usia
memperlambat pula pengaruh gravitasi sehingga proses
tersebut bisa berjalan lebih lama.
 Esofagus mempunyai 4 lapisan dan memiliki
struktur yang sama dengan sisa kanal cerna.
Lapisan-lapisan tersebut adalah :
1. Lapisan luar Kerongkongan, disusun oleh fibrosa yang
menebal dan terdiri dari jaringan areolar yang mengandung
banyak serat elastis.
2. Lapisan otot, memiliki dua lapisan, serat luar berjalan
secara longitudinal dan lapisan dalam terdiri dari serat-
serat sirkular. Esofagus tersusun atas otot rangka
disepertiga bagian atas, otot rangka, dan otot polos yang
berada ditengah esofagus. Keberadaan lapisan otot tersebut
menyebabkan esofagus mengalami kembang dan kempis
(gerak peristaltik). Oleh kaena itu, makanan yang terdapat
di esofagus dapat terdorng kelambung.
Cont...
3. Lapisan areolar atau lapisan submukosa, lapisan submukosa
merupakan lapisan yang mengandung sekretori yang bisa
memproduksi mucus. Lapisan ini berfungsi untuk
mempermudah pada saat menelan makanan. Sedangkan mukus
sendiri berperan untuk menghindarkan mukosa agar tidak
terluka karenan danya pengaruh zat kimia. Lapisan ini
menghubngkan lapisan mukosa dan lapisan muskular dan terdiri
dari pembuluh darah dan saraf yang berukuran lebih besar, serta
kelenjar mukosa.
4. Lapisan dalam membran mukosa, menyekresi lendir. Lapisan
mukosa memiliki ciri bersifat basa, dibentuk oleh lapisan epitel
berlapis, dan sensitif terhadap asam.
 Tambahan
Lapisan muskular dua pertiga bagian atas esofagus
adalah otot lurik volunter. Sepertiga bagian bawah
mengandung otot polos involunter. Pada eofagus terjadi
gerak peristaltik. Peristaltik mengandung makna
gelombang dilatasi yang diikuti oleh gelombang
kontraksi, di mana serat otot rileks dan berkontraksi.
Proses ini memerlukan waktu kira-kira 9 detik untuk
satu gelombang peristaltik melewati makanan dari
faring ke lambung. Esofagus dipersarafi oleh saraf
vagus.
HUBUNGAN FARING-ESOFAGUS 
 Sistem Pencernaan Mekanik
Makanan dikunyah rata-rata 20 sampai dengan
25 kali, tetapi tergantung dari jenis makanan.
makanan yang sudah dikunyah selanjutnya
masuk ke esofagus melalui proses menelan
(deglutition). Menelan merupakan proses
volunter, dimana makanan didorong ke
belakang menuju faring. Peristiwa ini
mencetuskan serangkaian gelombang kontraksi
involunter pada otot-otot faring yang
mendorong makanan ke dalam esofagus.
SISTEM PENCERNAAN By Group B
Cont...
Proses menelan merupakan suatu proses yang
kompleks, yang memerlukan setiap organ yang
berperan harus bekerja secara teintegrasi dan
berkesinambungan.
1. Tahap oral/bukal
Makan dikumpulkan oleh gigi geligi, lidah, palatum mole,
otot-otot pipi, dan saliva untuk menggiling dan membentuk
bolus dengan konsistensi dan ukuran yang siap untuk ditelan.
Lidah akan menekan palatum durum dan mendorong bolus ke
arah faring. Palatum mole akan terangkat untuk mencegah
makanan masuk ke hidung. Proses ini berlangsung secara
disadari.
Cont..
2. Tahap faringeal
Fase ini dimulai ketika bolus makanan menyentuh arkus faring
anterior (arkus palatoglosus) dan refleks menekan segera
timbul. Laring akan tertarik ke atas dan epiglotis melipat untuk
mencegah makanan masuk ke trakea. Otot faring mendorong
makanan ke esofagus.
3. Tahap esofageal
Pada tahap ini terjadi gerakan peristaltik yang membawa bolus
ke lambung.
4. Bolus memasuki lambung melalui gerakan
peristaltik esofagus
 Sistem Pencernaan Kimiawi
Sejak makanan berada dalam rongga mulut
sudah dicerna secara kimiawi karena makanan
sudah bercampur dengan saliva yang
mengandung dua jenis enzim pencernaan yaitu
lipase dan amilase.
 Proses Menelan
◦ Menelan adalah refleks all-or-none yang
terprogram secara sekuensial. Sebenarnya
mengacu pada keseluruhan proses pemindahan
makanan dari mulut melalui esofagus ke dalam
lambung. Menelan dimulai ketika suatu bolus atau
bola makanan, secara sengaja didorong oleh oleh
lidah ke bagian belakang mulut menuju faring.
Setelah makanan masuk faring maka palatum
lunak naik untuk menutup nares posterior, glotis
menutup oleh otot-ototnya, dan otot konstriktor
faring menangkap makanan dan mendorng masuk
ke esofagus.
◦ Pada saat ini pernafasan berhenti, kalau tidak
makanan akan tersedak. Orang tidak dapat menelan
dan bernafas pada saat yang sama. Gerakan menelan
pada bagian ini merupakan gerakan refleks.
◦ Makanan berjalan dalam esofagus karena kerja
peristaltik, lingkarang serabut otot didepan makanan
mengendor dan yang dibelakang makanan
berkontraksi. Maka gelombang peristaltik
mengantarkan bola makanan kelambung. Tahap kedua
dan ketiga pada gerakan menelan terjadi atas tidak
atas kemauan sendiri. Sedangkan tahap pertama,
meskipun atas kemauan sendiri tapi sebagian besar
berjalan osmatik.
KELAINAN FARING-ESOFAGUS 
 Kegagalan Saat Menelan
Esofagus dapat terserang kardio-spasme atau akalasia yang
disebabkan oleh kegagalan fungsi motorik. Kegagalan
tersebut berupa hilangnya gerakan peristaltik di bagian
bawah esofagus dan kegagalan sfinkter kardiak untuk
mngendur. Gejala utamanya ialah disfagia (kesukaran
menelan) dan regurgitasi.
 Faringitis
Faringitis adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan
peradangan dari faring yang biasanya menyebabkan rasa
sakit ketika menelan. Ini adalah hal yang sangat sering terjadi
dan seringkali menunjukan gejala sakit tenggorokan,faringitis
umumnya disebabkan oleh inveksi virus serperti flu,infeksi
bakteri seperti radang tenggorokan,suatu reaksi alergi
menyebabkan faringitis.
SISTEM PENCERNAAN By Group B
Cont...
 Akalasia
Akalisia ialah suatu penyakit yang menyebabkan bagian
distal esophagus (bagian yang dekat dengan lambung)
menyempit, oleh karena bagian itu tidak dapat melebar
(relaksasi). Penyebabnya belum diketahui dengan jelas,
apakah kelainan neurologic, atau psikis. Gejala akalasia
Gejala yang dirasakan oleh pasien ialah rasa tidak nyaman di
perut atas, kadang-kadang Nyeri. Bila menelan makanan
dirasakan sukar turun ke lambung, dan kaddang-kadang
dimuntahkan kembali.
Cont...
 Esofagus Karotis
Esofagitis korosif peradangan di esofagus yang
disebabkanoleh luka bakar karena zat kimia yang bersifat
korosif misalnyaasam kuat, basa kuat dan zat organik. Zat
kimia yang tertelan dapat bersifat toksik atau korosif. Zat
kimia yang bersifat korosif akanmenimbulkan kerusakan
pada saluran yang dilaluinya, sedangkanzat kimia yang
bersifat toksik hanya menimbulkan gejalakeracunan bila
telah diserap oleh darah.
PENGOBATANNYA 
 Pengobatan Proses Kegagalan Menelan
Pengobatan konservatifnya adalah dengan perlahan-lahan
makan makanan yang mudah ditelan. Cara lainnya adalah
berusaha untuk membuka sfinkter kardiak. Jika cara tersebut
gagal, maka perlu dipertimbangkan tindakan pembedahan.
 Faringitis
Cara pengobatannya dengan obat yaitu :
◦ Golongan penisilin : penicillin, amoxicillin, oxacillin,
dicloxacillin, amoxiccilin-clavulanate, piperracillin-
tazobactam, ampicillin-sulbactam
◦ Golongan sefalosporin : cephalexin, cefazolin, ceftriaxone,
cefuroxine, cefadroxine, cefepine, ceftazidine, ceftaroline
SISTEM PENCERNAAN By Group B
 Akalasia
Perawatan atau pengobatan untuk mengatasi penyakit
akalasia ialah dengan menggunakan obat obatan medis,
proses dilatasi, operasi serta Botulinum Toksin. Obat obatan
medis biasanya digunakan untuk merelaksasi sfingter di
ujung bawah esofagus. Hal ini biasanya diberikan ketika
akalasia pertamakali didiagnosa. Semantara itu dilatasi
merupakan prosedur dimana sfingter dibuat menjadi lebih
lebar.
 Esofagus Karotis
Mengatasi Esofagitis korosif Pada fase akut dilakukan
perawatan umum berupa perbaikan keadaan umum pasien
dan menjaga keseimbangan elektrolit dan jalan napas, jika
kejadian terjadi sebelum 6 jam dapat diberikan netralisasi
dengan menggunaakan air susu atau air jeruk untuk basa kuat
dan antasida untuk asam kuat. Untuk mencegah pengecilan
saluran esophagus dapat dibantu dengan menggunakan pipa
hidung lambung.
ANFIS FARING ESOFAGUS

More Related Content

What's hot (20)

Anatomi Panggul
Anatomi PanggulAnatomi Panggul
Anatomi Panggul
 
Hemoroid
HemoroidHemoroid
Hemoroid
 
GCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat KesadaranGCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat Kesadaran
 
Fisiologi Hidung
Fisiologi HidungFisiologi Hidung
Fisiologi Hidung
 
pemeriksaan fisik
pemeriksaan fisikpemeriksaan fisik
pemeriksaan fisik
 
12 nervus cranial
12 nervus cranial 12 nervus cranial
12 nervus cranial
 
Anatomi Sistem Urinaria
Anatomi Sistem UrinariaAnatomi Sistem Urinaria
Anatomi Sistem Urinaria
 
Malpresentasi dan malposisi
Malpresentasi dan malposisiMalpresentasi dan malposisi
Malpresentasi dan malposisi
 
Demam tifoid anak
Demam tifoid anakDemam tifoid anak
Demam tifoid anak
 
Sistem Muskuloskeletal full
Sistem Muskuloskeletal fullSistem Muskuloskeletal full
Sistem Muskuloskeletal full
 
SISTEM REPRODUKSI PRIA
SISTEM REPRODUKSI PRIASISTEM REPRODUKSI PRIA
SISTEM REPRODUKSI PRIA
 
Colic abdomen
Colic abdomenColic abdomen
Colic abdomen
 
Istilah istilah anatomi
Istilah istilah anatomiIstilah istilah anatomi
Istilah istilah anatomi
 
Makalah ulkus peptikum
Makalah ulkus peptikumMakalah ulkus peptikum
Makalah ulkus peptikum
 
Diare - Power Point
Diare - Power PointDiare - Power Point
Diare - Power Point
 
Persiapan pengambilan spesimen.bag.4
Persiapan pengambilan spesimen.bag.4Persiapan pengambilan spesimen.bag.4
Persiapan pengambilan spesimen.bag.4
 
Sistem pencernaan & absorpsi
Sistem pencernaan & absorpsiSistem pencernaan & absorpsi
Sistem pencernaan & absorpsi
 
Anatomi & Fisiologi Lidah
Anatomi & Fisiologi LidahAnatomi & Fisiologi Lidah
Anatomi & Fisiologi Lidah
 
Pengantar ilmu anatomi
Pengantar ilmu anatomiPengantar ilmu anatomi
Pengantar ilmu anatomi
 
Anatomi hidung dan tenggorokan
Anatomi hidung dan tenggorokanAnatomi hidung dan tenggorokan
Anatomi hidung dan tenggorokan
 

Viewers also liked

Anatomi dan fisiologi tht kl
Anatomi dan fisiologi tht klAnatomi dan fisiologi tht kl
Anatomi dan fisiologi tht klSry Surniaty
 
PPT pernapasan manusia
PPT pernapasan manusia PPT pernapasan manusia
PPT pernapasan manusia Abidaa Qurrota
 
Sistem pernafasan oleh ismail
Sistem pernafasan oleh ismailSistem pernafasan oleh ismail
Sistem pernafasan oleh ismailIsmail Fizh
 
Anatomi sistem pencernaan manusia
Anatomi sistem pencernaan manusiaAnatomi sistem pencernaan manusia
Anatomi sistem pencernaan manusiaendang_ruslan
 
12. makanan & sistem perncernaan makanan
12. makanan & sistem perncernaan makanan12. makanan & sistem perncernaan makanan
12. makanan & sistem perncernaan makananNuraini Chomsah
 
Sistem pencernaan pada manusia dan zat yang berada di lambung
Sistem pencernaan pada manusia dan zat yang berada di lambungSistem pencernaan pada manusia dan zat yang berada di lambung
Sistem pencernaan pada manusia dan zat yang berada di lambungOperator Warnet Vast Raha
 
Sistem reproduksi manusia ismail
Sistem reproduksi manusia  ismailSistem reproduksi manusia  ismail
Sistem reproduksi manusia ismailIsmail Fizh
 
Sistem Pencernaan Ruminansia
Sistem Pencernaan RuminansiaSistem Pencernaan Ruminansia
Sistem Pencernaan RuminansiaAlma Aulia Riv
 
Labioplasty jumat ilmiah
Labioplasty jumat ilmiahLabioplasty jumat ilmiah
Labioplasty jumat ilmiahPatrico Rillah
 
Sistem reproduksi pria (wurita, rischa)
Sistem reproduksi pria (wurita, rischa)Sistem reproduksi pria (wurita, rischa)
Sistem reproduksi pria (wurita, rischa)stikesby kebidanan
 
Peristiwa 10 november
Peristiwa 10 novemberPeristiwa 10 november
Peristiwa 10 novemberadi darma
 
SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA
SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIASISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA
SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIADeybi Wasida
 
Membaca Elektrokardiografi dengan Mudah dan Sistematis
Membaca Elektrokardiografi dengan Mudah dan SistematisMembaca Elektrokardiografi dengan Mudah dan Sistematis
Membaca Elektrokardiografi dengan Mudah dan SistematisRobertus Arian Datusanantyo
 

Viewers also liked (20)

3. laring
3. laring3. laring
3. laring
 
Anatomi dan fisiologi tht kl
Anatomi dan fisiologi tht klAnatomi dan fisiologi tht kl
Anatomi dan fisiologi tht kl
 
PPT pernapasan manusia
PPT pernapasan manusia PPT pernapasan manusia
PPT pernapasan manusia
 
1. faring
1. faring1. faring
1. faring
 
Sistem pernafasan oleh ismail
Sistem pernafasan oleh ismailSistem pernafasan oleh ismail
Sistem pernafasan oleh ismail
 
Anatomi sistem pencernaan manusia
Anatomi sistem pencernaan manusiaAnatomi sistem pencernaan manusia
Anatomi sistem pencernaan manusia
 
12. makanan & sistem perncernaan makanan
12. makanan & sistem perncernaan makanan12. makanan & sistem perncernaan makanan
12. makanan & sistem perncernaan makanan
 
Sistem pencernaan pada manusia dan zat yang berada di lambung
Sistem pencernaan pada manusia dan zat yang berada di lambungSistem pencernaan pada manusia dan zat yang berada di lambung
Sistem pencernaan pada manusia dan zat yang berada di lambung
 
Sistem reproduksi manusia ismail
Sistem reproduksi manusia  ismailSistem reproduksi manusia  ismail
Sistem reproduksi manusia ismail
 
5 rektum dan anus
5 rektum dan anus5 rektum dan anus
5 rektum dan anus
 
6 kal pencernaan
6 kal pencernaan6 kal pencernaan
6 kal pencernaan
 
Sistem Pencernaan Ruminansia
Sistem Pencernaan RuminansiaSistem Pencernaan Ruminansia
Sistem Pencernaan Ruminansia
 
11. anatomi gigi
11. anatomi gigi11. anatomi gigi
11. anatomi gigi
 
Labioplasty jumat ilmiah
Labioplasty jumat ilmiahLabioplasty jumat ilmiah
Labioplasty jumat ilmiah
 
Gigi
GigiGigi
Gigi
 
Sistem reproduksi pria (wurita, rischa)
Sistem reproduksi pria (wurita, rischa)Sistem reproduksi pria (wurita, rischa)
Sistem reproduksi pria (wurita, rischa)
 
Peristiwa 10 november
Peristiwa 10 novemberPeristiwa 10 november
Peristiwa 10 november
 
Alat reproduksi pria
Alat reproduksi priaAlat reproduksi pria
Alat reproduksi pria
 
SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA
SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIASISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA
SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA
 
Membaca Elektrokardiografi dengan Mudah dan Sistematis
Membaca Elektrokardiografi dengan Mudah dan SistematisMembaca Elektrokardiografi dengan Mudah dan Sistematis
Membaca Elektrokardiografi dengan Mudah dan Sistematis
 

Similar to ANFIS FARING ESOFAGUS

Sistem pencernaan 3
Sistem pencernaan 3 Sistem pencernaan 3
Sistem pencernaan 3 Dedi Kun
 
MakALAH FUNGSI GASTROINTESTINAL
MakALAH FUNGSI GASTROINTESTINALMakALAH FUNGSI GASTROINTESTINAL
MakALAH FUNGSI GASTROINTESTINALikhsan saputra
 
anatomi fisiologi pada pencernaan
anatomi fisiologi pada pencernaananatomi fisiologi pada pencernaan
anatomi fisiologi pada pencernaansakura huriah
 
ANFIS sistem pencernaan
ANFIS sistem pencernaanANFIS sistem pencernaan
ANFIS sistem pencernaanCahya
 
Anatomi sistem pencernaan
Anatomi sistem pencernaanAnatomi sistem pencernaan
Anatomi sistem pencernaanYepi Addianto
 
Mekanisme pertahanan mukosa esofagus jurnal tht kl
Mekanisme pertahanan mukosa esofagus jurnal tht klMekanisme pertahanan mukosa esofagus jurnal tht kl
Mekanisme pertahanan mukosa esofagus jurnal tht klIntan Pb
 
anatomi laring faring.pptx
anatomi laring faring.pptxanatomi laring faring.pptx
anatomi laring faring.pptxAhmadAnshori12
 
anatomi dan fisiologi sistem pencernaan
anatomi dan fisiologi sistem pencernaananatomi dan fisiologi sistem pencernaan
anatomi dan fisiologi sistem pencernaanKampus-Sakinah
 
Anatomi dan fisiologi sistem pencernaan manusia
Anatomi dan fisiologi sistem pencernaan manusiaAnatomi dan fisiologi sistem pencernaan manusia
Anatomi dan fisiologi sistem pencernaan manusiaArdy Super
 
Polip gaster
Polip gasterPolip gaster
Polip gastermilsjune
 
tugas niki pencernaan.docx asuhan keperawatan
tugas niki pencernaan.docx asuhan keperawatantugas niki pencernaan.docx asuhan keperawatan
tugas niki pencernaan.docx asuhan keperawatanAnna Samsudin
 
Biologi, sistem pencernaan.
Biologi, sistem pencernaan.Biologi, sistem pencernaan.
Biologi, sistem pencernaan.asfar12
 
Laporan modul 3 BAB berdarah
Laporan modul 3 BAB berdarahLaporan modul 3 BAB berdarah
Laporan modul 3 BAB berdarahAulia Amani
 

Similar to ANFIS FARING ESOFAGUS (20)

Sistem pencernaan 3
Sistem pencernaan 3 Sistem pencernaan 3
Sistem pencernaan 3
 
MakALAH FUNGSI GASTROINTESTINAL
MakALAH FUNGSI GASTROINTESTINALMakALAH FUNGSI GASTROINTESTINAL
MakALAH FUNGSI GASTROINTESTINAL
 
anatomi fisiologi pada pencernaan
anatomi fisiologi pada pencernaananatomi fisiologi pada pencernaan
anatomi fisiologi pada pencernaan
 
ANFIS sistem pencernaan
ANFIS sistem pencernaanANFIS sistem pencernaan
ANFIS sistem pencernaan
 
Anatomi sistem pencernaan
Anatomi sistem pencernaanAnatomi sistem pencernaan
Anatomi sistem pencernaan
 
Sistem pencernaan
Sistem pencernaanSistem pencernaan
Sistem pencernaan
 
Mekanisme pertahanan mukosa esofagus jurnal tht kl
Mekanisme pertahanan mukosa esofagus jurnal tht klMekanisme pertahanan mukosa esofagus jurnal tht kl
Mekanisme pertahanan mukosa esofagus jurnal tht kl
 
anatomi laring faring.pptx
anatomi laring faring.pptxanatomi laring faring.pptx
anatomi laring faring.pptx
 
anatomi dan fisiologi sistem pencernaan
anatomi dan fisiologi sistem pencernaananatomi dan fisiologi sistem pencernaan
anatomi dan fisiologi sistem pencernaan
 
Gerd kelompok 3
Gerd kelompok 3Gerd kelompok 3
Gerd kelompok 3
 
Anatomi dan fisiologi sistem pencernaan manusia
Anatomi dan fisiologi sistem pencernaan manusiaAnatomi dan fisiologi sistem pencernaan manusia
Anatomi dan fisiologi sistem pencernaan manusia
 
Bab ii ikhsan glukosa cod.scr--
Bab ii ikhsan glukosa cod.scr--Bab ii ikhsan glukosa cod.scr--
Bab ii ikhsan glukosa cod.scr--
 
Bab ii ikhsan glukosa cod.scr--
Bab ii ikhsan glukosa cod.scr--Bab ii ikhsan glukosa cod.scr--
Bab ii ikhsan glukosa cod.scr--
 
Konsep dasar pemenuhan eliminasi fecal
Konsep dasar pemenuhan eliminasi fecalKonsep dasar pemenuhan eliminasi fecal
Konsep dasar pemenuhan eliminasi fecal
 
Polip gaster
Polip gasterPolip gaster
Polip gaster
 
tugas niki pencernaan.docx asuhan keperawatan
tugas niki pencernaan.docx asuhan keperawatantugas niki pencernaan.docx asuhan keperawatan
tugas niki pencernaan.docx asuhan keperawatan
 
SISTEM PENCERNAAN
SISTEM PENCERNAANSISTEM PENCERNAAN
SISTEM PENCERNAAN
 
Bab ii ikhsan glukosa
Bab ii ikhsan glukosaBab ii ikhsan glukosa
Bab ii ikhsan glukosa
 
Biologi, sistem pencernaan.
Biologi, sistem pencernaan.Biologi, sistem pencernaan.
Biologi, sistem pencernaan.
 
Laporan modul 3 BAB berdarah
Laporan modul 3 BAB berdarahLaporan modul 3 BAB berdarah
Laporan modul 3 BAB berdarah
 

Recently uploaded

Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFRisaFatmasari
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxUswaTulFajri
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfD3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfSuryani549935
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptRaniNarti
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptAyuMustika17
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxgastroupdate
 
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...WulanNovianti7
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxrobert531746
 

Recently uploaded (17)

Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfD3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
 
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
 

ANFIS FARING ESOFAGUS

  • 1. ANATOMI FISIOLOGI FARING – ESOFAGUS Kelompok B 1. Arif Eko Cahyono 152310101014 2. Winda Sari 152310101078 3. Dian Indah Lestari 152310101099 4. Muh. Cholilurrohman H 152310101229 5. Annisa Nur Ghosyiya 152310101317 6. Siti Amalliatul Khoiroh 152310101349 Dosen Pembimbing : Ns. Ahmad Rifai, S.Kep., M.S.
  • 2. ANFIS FARING   Faring Faring (tekak atau tenggorokan) merupakan penghubung antara rongga mulut dan kengkongan atau Esofagus. Faring berasal dari bahasa yunani yaitu Pharing. Ciri Faring : ◦ Berbentuk kerucut dari bahan membran berotot (muskulo membranosa) ◦ Panjang faring kira-kira tujuh sentimeter ◦ Dibagi atas 3 bagian : Nasofaring (dibelakang hidung), Orofaring (mulut) dan Laringofaring (laring/tenggorokan). SISTEM PENCERNAAN By Group B
  • 3. Cont...  Nasofaring (dibelakang hidung) Epitelium saluran pernafasan dan bersambung dengan epitelium hidung. Pada daerah ini terdapat lubang saluran Eustachius. Kelenjar-kelenjar adenoid terdapat pada nasofaring.  Orofaring / Faring Oralis (mulut) Terletak di belakang mulut. Kedua tonsil ada di dinding lateral daerah faring. Dilapisi epitelium berlapis  Laringofaring (laring/tenggorokan). Bagian terendah yang terletak di belakang laring.
  • 4.  Struktur Faring Dinding faring tersusun atas tiga lapisan, yaitu lapisan mukosa, lapisan fibrosa, dan lapisan berotot.  Tonsil (amandel) : tonsil ini merupakan kumpulan kelenjar dan pembuluh darah limfe yang mengandung banyak jaringan limfosit yang terletak di kanan dan di kiri faring. Diantara tiang-tiang lengkung fauses. Permukaan tonsil ditutupi membran mukosa yang bersambung dengan bagian bawah faring. Letak tonsil ini bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang.
  • 5. Cont...  Didalam lekukan yang banyak ini sejumlah besar kelenjar penghasil mukus menuangkan sekresinya. Mukus ini mengandung banyak limfosit, dengan demikian tonsil bekerja sebagai garis depan pertahanan dalam infeksi yang tersebar dari hidung, mulut, dan tenggorokan.  Lapisan fibrosanya terletak antara lapisan mukosa dan lapisan berotot. Otot utama pada faring ialah otot konstriktor, yang berkontraksi sewaktu makanan masuk ke faring dan mendorongnya ke dalam esofagus.  Selaput lendir faring yang dekat lubang posterior nares dan lubang saluran (tuba) Eustachius juga mengandung jaringan limfosid yang serupa dengan jaringan tonsil. Bila menjadi hipertrofik, jaringan ini dapat menyumbat nares posterior dan terjadilah keadaan yang disebut sebagai pembesaran adenoid.  Di dalam faring terdapat tujuh lubang, dua dari saluran eustachius, dua bagin posterior lubang hidung (nares) yang berada di belakang rongga hidung, mulut, laring dan esofagus.
  • 7. ANFIS ESOFAGUS   Esofagus Esofagus berasal dari bahasa yunani oioω, oeso- “membawa”, dan έϕayov, phagus “memakan”. Esofagus merupakan saluran relatif lurus dan membentang dari faring sampai pintu masuk kardiak lambung. Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang. Ciri Esofagus : ◦ Pada vertebrata panjangnya sekitar 20-25 cm dan lebar kerang lebih 2 cm. ◦ Berbentuk kanal muskular (tabung/tube berotot). SISTEM PENCERNAAN By Group B
  • 8.  Menurut histologi. Esofagus dibagi menjadi 3 bagian : 1. Bagian sfingter superior (sebagian besar adalah otot rangka) 2. Bagian sfingter tengah (campuran otot rangka dan otot halus/polos) 3. Serta bagian sfingter inferior (terutama terdiri dari otot halus/polos)
  • 9.  Letak Esofagus ◦ Dibelakang trakea serta di depan tulang puunggung. ◦ Mulai dari vertebra servikalis keenam dan turun melalui mediastim di depan kolumna vertebra ◦ Esofagus berjalan melalui diafragma pada ketinggian vertebra torakalis kesepuluh ◦ dan ujungnya berada di vertebra torakalis. ◦ Setelah melalui toraks, esofagus menembus diafragma dan masuk ke dalam abdomen lalu menyambung dengan lambung.
  • 10.  Fungsi Esofagus ◦ Esofagus/kerongkongan memiliki fungsi sebagai penghasil lendir dan mendororong makanan kedalam lambung melalui gerakan peristaltik (kembang-kempis). Dalam kondisi normal, makanan akan membutuhkan waktu 1-2 detik untuk menuruni esofagus/kerongkongan dengan jarak sekitar 20-25 cm. ◦ Sedangkan pada orang tua gerak peristaltik akan sedikit mengalami penurunan (melambat). Faktor usia menjadi salah satu penyebabnya, bertambahnya usia memperlambat pula pengaruh gravitasi sehingga proses tersebut bisa berjalan lebih lama.
  • 11.
  • 12.  Esofagus mempunyai 4 lapisan dan memiliki struktur yang sama dengan sisa kanal cerna. Lapisan-lapisan tersebut adalah : 1. Lapisan luar Kerongkongan, disusun oleh fibrosa yang menebal dan terdiri dari jaringan areolar yang mengandung banyak serat elastis. 2. Lapisan otot, memiliki dua lapisan, serat luar berjalan secara longitudinal dan lapisan dalam terdiri dari serat- serat sirkular. Esofagus tersusun atas otot rangka disepertiga bagian atas, otot rangka, dan otot polos yang berada ditengah esofagus. Keberadaan lapisan otot tersebut menyebabkan esofagus mengalami kembang dan kempis (gerak peristaltik). Oleh kaena itu, makanan yang terdapat di esofagus dapat terdorng kelambung.
  • 13. Cont... 3. Lapisan areolar atau lapisan submukosa, lapisan submukosa merupakan lapisan yang mengandung sekretori yang bisa memproduksi mucus. Lapisan ini berfungsi untuk mempermudah pada saat menelan makanan. Sedangkan mukus sendiri berperan untuk menghindarkan mukosa agar tidak terluka karenan danya pengaruh zat kimia. Lapisan ini menghubngkan lapisan mukosa dan lapisan muskular dan terdiri dari pembuluh darah dan saraf yang berukuran lebih besar, serta kelenjar mukosa. 4. Lapisan dalam membran mukosa, menyekresi lendir. Lapisan mukosa memiliki ciri bersifat basa, dibentuk oleh lapisan epitel berlapis, dan sensitif terhadap asam.
  • 14.  Tambahan Lapisan muskular dua pertiga bagian atas esofagus adalah otot lurik volunter. Sepertiga bagian bawah mengandung otot polos involunter. Pada eofagus terjadi gerak peristaltik. Peristaltik mengandung makna gelombang dilatasi yang diikuti oleh gelombang kontraksi, di mana serat otot rileks dan berkontraksi. Proses ini memerlukan waktu kira-kira 9 detik untuk satu gelombang peristaltik melewati makanan dari faring ke lambung. Esofagus dipersarafi oleh saraf vagus.
  • 15. HUBUNGAN FARING-ESOFAGUS   Sistem Pencernaan Mekanik Makanan dikunyah rata-rata 20 sampai dengan 25 kali, tetapi tergantung dari jenis makanan. makanan yang sudah dikunyah selanjutnya masuk ke esofagus melalui proses menelan (deglutition). Menelan merupakan proses volunter, dimana makanan didorong ke belakang menuju faring. Peristiwa ini mencetuskan serangkaian gelombang kontraksi involunter pada otot-otot faring yang mendorong makanan ke dalam esofagus. SISTEM PENCERNAAN By Group B
  • 16. Cont... Proses menelan merupakan suatu proses yang kompleks, yang memerlukan setiap organ yang berperan harus bekerja secara teintegrasi dan berkesinambungan. 1. Tahap oral/bukal Makan dikumpulkan oleh gigi geligi, lidah, palatum mole, otot-otot pipi, dan saliva untuk menggiling dan membentuk bolus dengan konsistensi dan ukuran yang siap untuk ditelan. Lidah akan menekan palatum durum dan mendorong bolus ke arah faring. Palatum mole akan terangkat untuk mencegah makanan masuk ke hidung. Proses ini berlangsung secara disadari.
  • 17. Cont.. 2. Tahap faringeal Fase ini dimulai ketika bolus makanan menyentuh arkus faring anterior (arkus palatoglosus) dan refleks menekan segera timbul. Laring akan tertarik ke atas dan epiglotis melipat untuk mencegah makanan masuk ke trakea. Otot faring mendorong makanan ke esofagus. 3. Tahap esofageal Pada tahap ini terjadi gerakan peristaltik yang membawa bolus ke lambung. 4. Bolus memasuki lambung melalui gerakan peristaltik esofagus
  • 18.
  • 19.
  • 20.  Sistem Pencernaan Kimiawi Sejak makanan berada dalam rongga mulut sudah dicerna secara kimiawi karena makanan sudah bercampur dengan saliva yang mengandung dua jenis enzim pencernaan yaitu lipase dan amilase.
  • 21.  Proses Menelan ◦ Menelan adalah refleks all-or-none yang terprogram secara sekuensial. Sebenarnya mengacu pada keseluruhan proses pemindahan makanan dari mulut melalui esofagus ke dalam lambung. Menelan dimulai ketika suatu bolus atau bola makanan, secara sengaja didorong oleh oleh lidah ke bagian belakang mulut menuju faring. Setelah makanan masuk faring maka palatum lunak naik untuk menutup nares posterior, glotis menutup oleh otot-ototnya, dan otot konstriktor faring menangkap makanan dan mendorng masuk ke esofagus.
  • 22. ◦ Pada saat ini pernafasan berhenti, kalau tidak makanan akan tersedak. Orang tidak dapat menelan dan bernafas pada saat yang sama. Gerakan menelan pada bagian ini merupakan gerakan refleks. ◦ Makanan berjalan dalam esofagus karena kerja peristaltik, lingkarang serabut otot didepan makanan mengendor dan yang dibelakang makanan berkontraksi. Maka gelombang peristaltik mengantarkan bola makanan kelambung. Tahap kedua dan ketiga pada gerakan menelan terjadi atas tidak atas kemauan sendiri. Sedangkan tahap pertama, meskipun atas kemauan sendiri tapi sebagian besar berjalan osmatik.
  • 23.
  • 24. KELAINAN FARING-ESOFAGUS   Kegagalan Saat Menelan Esofagus dapat terserang kardio-spasme atau akalasia yang disebabkan oleh kegagalan fungsi motorik. Kegagalan tersebut berupa hilangnya gerakan peristaltik di bagian bawah esofagus dan kegagalan sfinkter kardiak untuk mngendur. Gejala utamanya ialah disfagia (kesukaran menelan) dan regurgitasi.  Faringitis Faringitis adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan peradangan dari faring yang biasanya menyebabkan rasa sakit ketika menelan. Ini adalah hal yang sangat sering terjadi dan seringkali menunjukan gejala sakit tenggorokan,faringitis umumnya disebabkan oleh inveksi virus serperti flu,infeksi bakteri seperti radang tenggorokan,suatu reaksi alergi menyebabkan faringitis. SISTEM PENCERNAAN By Group B
  • 25.
  • 26. Cont...  Akalasia Akalisia ialah suatu penyakit yang menyebabkan bagian distal esophagus (bagian yang dekat dengan lambung) menyempit, oleh karena bagian itu tidak dapat melebar (relaksasi). Penyebabnya belum diketahui dengan jelas, apakah kelainan neurologic, atau psikis. Gejala akalasia Gejala yang dirasakan oleh pasien ialah rasa tidak nyaman di perut atas, kadang-kadang Nyeri. Bila menelan makanan dirasakan sukar turun ke lambung, dan kaddang-kadang dimuntahkan kembali.
  • 27.
  • 28. Cont...  Esofagus Karotis Esofagitis korosif peradangan di esofagus yang disebabkanoleh luka bakar karena zat kimia yang bersifat korosif misalnyaasam kuat, basa kuat dan zat organik. Zat kimia yang tertelan dapat bersifat toksik atau korosif. Zat kimia yang bersifat korosif akanmenimbulkan kerusakan pada saluran yang dilaluinya, sedangkanzat kimia yang bersifat toksik hanya menimbulkan gejalakeracunan bila telah diserap oleh darah.
  • 29.
  • 30. PENGOBATANNYA   Pengobatan Proses Kegagalan Menelan Pengobatan konservatifnya adalah dengan perlahan-lahan makan makanan yang mudah ditelan. Cara lainnya adalah berusaha untuk membuka sfinkter kardiak. Jika cara tersebut gagal, maka perlu dipertimbangkan tindakan pembedahan.  Faringitis Cara pengobatannya dengan obat yaitu : ◦ Golongan penisilin : penicillin, amoxicillin, oxacillin, dicloxacillin, amoxiccilin-clavulanate, piperracillin- tazobactam, ampicillin-sulbactam ◦ Golongan sefalosporin : cephalexin, cefazolin, ceftriaxone, cefuroxine, cefadroxine, cefepine, ceftazidine, ceftaroline SISTEM PENCERNAAN By Group B
  • 31.  Akalasia Perawatan atau pengobatan untuk mengatasi penyakit akalasia ialah dengan menggunakan obat obatan medis, proses dilatasi, operasi serta Botulinum Toksin. Obat obatan medis biasanya digunakan untuk merelaksasi sfingter di ujung bawah esofagus. Hal ini biasanya diberikan ketika akalasia pertamakali didiagnosa. Semantara itu dilatasi merupakan prosedur dimana sfingter dibuat menjadi lebih lebar.  Esofagus Karotis Mengatasi Esofagitis korosif Pada fase akut dilakukan perawatan umum berupa perbaikan keadaan umum pasien dan menjaga keseimbangan elektrolit dan jalan napas, jika kejadian terjadi sebelum 6 jam dapat diberikan netralisasi dengan menggunaakan air susu atau air jeruk untuk basa kuat dan antasida untuk asam kuat. Untuk mencegah pengecilan saluran esophagus dapat dibantu dengan menggunakan pipa hidung lambung.

Editor's Notes

  1. jadi Eusophgus artinya membawa makanan