SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
Download to read offline
V-1
V. HARA MINERAL
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam materi Hara mineral ini adalah mahasiswa mampu:
a. Menjelaskan pengertian dan peranan hara mineral makro dan mikro
b. Menjelaskan mekanisme pengambilan ion
B. MATERI/ISI
SEJARAH
Perkembangan hara dan mineral dalam tubuh tanaman berkaitan erat dengan
penemuan dan penelitian beberapa ilmuwan berikut. Beberapa ilmuwan dan hasil
temuannya adalah sebagai berikut :
1. Herodatus (2500 SM)
Ilmuwan ini melaksanakan kegiatannya di lahan pertanian di Mesopotamia. Hasil
temuannya adalah bahwa penanaman satu jenis tanaman secara terus menerus pada
lahan yang sama, mengakibatkan kesuburan tanah menurun. Bila diberi pupuk
kandang, kesuburan dapat dipertahankan. Ini mengndikasikan adanya sumber
makanan yang berada dalam tanah yang berguna bagi tanaman.
Pakar-pakar lain ada yang menulis buku-buku yang berkaitan dengan hara
tanaman, antara lain :
Theoprathus : Sering dikenal sebagai Bapak Ilmu Botani, menulis buku : History of
plants dan Causes of Plants, pendapat yang tertulis dalam buku ini
tetap dipercaya sampai abad XVII.
Marcus Porceus Cato (234 – 149 SM), menulis buku : De Agricultura: aspek pengelolaan
tanaman
Yergilus (70 – 19 SM), menulis buku : Georgica
Plimus (Th. 23 – 79), menulis buku : Historia natruralis.
Penemuan mereka disajikan secara diskriptif, belum kuantitatif.
V-2
2. J.B. Van Helmont (Ahli fisika, Belgia pada tahun 1600) : merupakan awal penelitian
kuantitatif . Penelitiannya pada tanaman Willow, dengan berat 2,5 kg;
pot tanah + tanah kering oven beratnya 100 kg. Tanaman tersebut
disiram air hujan/air suling. Lima tahun kemudian bobot kering tanah
100 kg sedang bobot tanaman 84,5 kg . Ia menyimpulkan bahwa bahan
makanan tanaman berasal dari air.
3. Tahun 1656 : J.R. Glouber (Ahli Kimia, Jerman). Glober tidak sependapat bahwa air
satu-satunya zat yang dibutuhkan tanaman. KNO3 sebagai sumber
makanan tanaman.
4. Tahun 1699 : John Woodward (profesor obat-obatan, Inggris), menemukan bahwa
besarnya peningkatan pertumbuhan sesuai dengan ketidak murnian
air. Semakin tidak murni air yang digunakan, semakin pesat
peningkatan pertumbuhannya. Ia menyimpulkan bahwa tanaman
tidak hanya tersusun dari air, tapi juga dari bahan tertentu dalam
tanah.
Sumber air Pertumbuhan relatif
Air hujan 6,2
Air Sungai Thames 9,2
Hyde Park conduit 48,9
50 g garden mould 100
5. Justus Von Leibig (1803-1873). Peneliti ini mengawali penelitian pengaruh nutrisi
terhadap pertumbuhan tanaman. Ia menyimpulkan bahwa
pertumbuhan tanaman diatur oleh adanya faktor yang berada dalam
jumlah minimum dan besar kecilnya laju pertumbuhan ditentukan oleh
peningkatan dan penurunan faktor yang berada dalam jumlah
V-3
minimum tersebut . Hingga sekarang kesimpulannya tersebut dikenal
sebagai Hukum minimum Leibig
6. Dennies Robert Hoagland (1884-1949)
Peneliti ini menumbuhkan tanaman dalam larutan yang berisi garam
mineral. Garam mineral yang digunakannya hingga sekarang dikenal
sebagai larutan Hoagland. Sejak ini penelitian nutrisi secara kuantitatif
sangat pesat
7. Mitcherlich (1909)
Mitcherlich terkenal dengan hukum The law of diminishing return
(hukum peningkatan hasil yang semakin berkurang). Bila tanaman
dalam keadaan lingkungan yang baik, semua unsur hara tersedia
kecuali yang terdapat dalam keadaan rendah (misal N), maka
pertumbuhan tanaman tersebut sebanding dengan jumlah unsur
tersebut yang ditambahkan ke dalam tanah. Makin cepat
pertumbuhannya, tetapi tidak bernbanding lurus dengan jumlah yang
diberikan. Pertambhan pertumbuhan sampai titik tertentu akan
berkurang untuk setiap satuan jumlah unsur yang diberikan.
Konsep Esensialitas, Fungsi Dan Peran Unsur Hara Tanaman
Konsep Esensialitas
Arnon (1950) mengemukakan beberapa konsep yang dikenal sebagai konsep
essensialitas, yaitu :
1. Kekurangan unsur hara tersebut menghambat tumbuhan untuk melengkapi
pertumbuhan tingkat vegetatif/reproduktif dalam siklus hidupnya
2. Gejala kekurangan unsur tersebut dapat diatasi/dihilangkan hanya oleh
penambahan unsur tersebut
V-4
3. Unsur tersebut harus secara langsung terlibat dalam gizi makanan dari tanaman.
Jadi terpisah dari pengertian pengaruhnya secara tidak langsung melalui
organisme aupun melalui reaksi kimia dalam suatu media pertumbuhan
4. Responnya harus diketahui oleh berbagai spesies tanaman (tidak hanya satu atau
dua spesies tanaman.
Epstein (1972) mengemukakan bahwa :
1. Tanpa kehadiran hara tersebut maka tanaman tidak dapat menyelesaikan siklus
hidupnya,
2. Fungsi hara tersebut tidak dapat digantikan oleh hara yang lain, dan
3. Hara tersebut secara langsung terlibat dalam metabolisme tanaman yaitu sebagai
komponen yang dibutuhkan dalam reaksi-reaksi enzimatis.
Graham (1975) mengemukakan bahwa:
1. Apabila element dibuang, pertumbuhan dihambat
2. Apabila element disuplai kembali, pertumbuhan kembali proposional dengan
sejumlah elemen yang disuplai tersebut.
3. Apabila pertumbuhan sangat terhambat, karakteristik gejala defisiensi (kekahatan)
tampak
4. Tidak adanya supali nutrisi, mengakibatkan siklus hidupnya tidak sempurna
5. Fungsi biokimia secara spesifik pada elemen tersebut harus ada dan fungsinya
tidak dapat sepenuhnya diganti oleh elemen lainnya.
Sebagian para ahli menganggap, persyaratan yang ditentukan oleh batasan-
batasan keesensialan ketat dan kaku dipandang dari segi praktek
Contoh :
1. Unsur itu esensial hanya bila gejala kekurangan dapat diatasi oleh unsur tersebut
Molibdenum (Mo) tidak dapat dinyatakan esensial; dalam beberapa spesies
Azotobacter, Vanadium dapat menggantikan Mo.
V-5
2. Bagi tanaman Chlor (Cl) esensial; pada takaran tinggi dapat digantikan oleh Brom,
jadi Chlor tidak esensial
3. Natrium (Na) tidak termasuk esensial; Kenyataan Na diketahui mampu
meningkatkan hasil : Bit gula, Sledri, Lobak, Bit merah. Na adalah esensial
4. Atas dasar hal tersebut D.J. NICHOLAS (long Ashton Research Station)
menyarankan untuk mengganti istilah hara esensial dengan hara fungsional atau
hara metabolism
Unsur hara tanaman terdiri dari unsur hara makro (dibutuhkan oleh tanaman
dalam jumlah yang banyak) dan unsur hara mikro (dibutuhkan oleh tanaman dalam
jumlah yang sangat sedikit).
Makro :
- Bukan mineral: C, H, O
- Mineral
 Kation : K, Ca, Mg
 Anion : N, P, S
Mikro : B, Cl, Cu, Fe, Mn, Mo, Zn
Tabel 5.1. Unsur hara esensial untuk tumbuhan tingkat tinggi dan konsentrasi internal
yang dianggap berkecukupan
Unsur Simbol
Bentuk
tersedia
Berat
atom
Konsentrasi
(ppm)
Berkecukupan
(%)
Karbon C C02 12.01 450.000 45.00
Hodrogen H H20 1.01 450.000 45.00
Oksigen O 02, H20 16.00 60.000 6.00
Nitrogen N NO3, NH4 14.01 15.000 1.50
Kalium K K3+ 39.10 10.000 1.00
Kalsium Ca Ca2+ 40.08 5.000 0.50
Magnesium Mg Mg2+ 24.32 2.000 0.20
Fosfor P H2PO4
-, HPO2- 30.98 2.000 0.20
Belerang S S04
2- 32.07 1.000 0.1
Khlor Cl Cl- 35.46 1.00 0.01
V-6
Besi Fe Fe2+ 55.85 1.00 0.01
Mangan Mn Mn2+ 54.94 50 0.005
Boron B H3BO3 10.82 20 0.002
Seng Zn Zn2+ 65.38 20 0.002
Tembaga Cu Cu2+ 63.54 6 0.0006
Molibdenum Mo MnO4
2- 95.95 0.1 0.00001
Fungsi/Peran Umum Elemen Esensial
a. Komponen permanen penyusun protoplasma dan dinding sel : C, H, O, N, S, Ca dan
Mg.
b. Berpengaruh pada tekanan osmotik sel tanaman → diatur oleh bahan organik dan
garam mineral yang melarut dalam cairan sel
c. Fungsi katalitik : Fe, Cu, Zn, Mo, Mn dan Cl merupakan bagian dari prostetik ensim
(koensim) atau sebagai aktivator reaksi
d. Fungsi antagonistik dan keseimbangan : Ca, Mg, K berinteraksi dengan racun dari
elemen mineral lain dengan cara mengatur keseimbangan ion.
e. Sebagai penyangga, misal : H+, K, Ca, Na dan Mg
f. Dapat menyebabkan keracunan. Yang dikenal : Al, Bo, As, Cu, Pb, Mg, Mn, Mo, Ni,
Se, Ag dan Zn. Unsur-unsur penting dalam metabolisme; meracun bila konsentrasi
tinggi.
Peranan Penting Hara Mikro
a. Sebagai pembawa elektron; kemungkinan terjadinya perubahan valensi.
Misal :
Fe (makro/mikro), pada sistem sitokhrom oksidase
Cu pada sistem polifenol/oksidase polifenol dan oksidase asam askorbat
Mo pada reduksi nitrat menjadi nitrit
b. Sebagai aktivator dalam reaksi ensimatik
Contoh :
Mn ++ dalam ensim amino peptidase
V-7
Fe++ dalam ensim katalase
Zn ++ dalam ensim dehidrogenase alkohol
Mo++ dalam ensim reduktase nitrat
Kegunaan Masing-Masing Unsur Hara Bagi Tanaman
1. NITROGEN
a. Komponen utama senyawa-senyawa asam Amino, amida, protein, khlorofil dan
alkaloid
b. Penyusun protoplasma (40-50% mengandung N)
2. FOSFOR
a. Berperanan penting dalam transfer energi dalam sel tanaman : ADP, ATP
b. Berperanan dalam pembentukan membran sel : lemak fosfat
c. Berpengaruh terhadap struktur K+, Ca2+, Mg2+ dan Mn2+ terutama terhadap
unsur-unsur tersebut yang mempunyai kontribusi stabilitas strukutur, misalnya
pada gula fosfat, nuckleotida, koensim.
3. KALIUM
a. Fungsi utama mengaktifkan kerja bbrp. ensim:asetil thio kinase,
aldolase,piruvat kinase, glutamil sistein sintetase, formiltetrahidrofosfat
sintetase, suksinil-CoA sintetase, induksi nitrat reduktase, sintesis tepung, ATP-
ase
b. Memacu translokasi karbohidrat dari dalam daun ke organ tanaman yang lain
(terutama yang menyimpan Karbohidrat – ubi)
c. Merupakan komponen penting di dalam mekanisme pengaturan osmotik di
dalam sel
d. Berpengaruh langsung terhadap tingkat semipermeabilitas membran dan
fosforilasi di dalam khloroplast.
V-8
4. KALSIUM
a. Berperan penting sebagai elemen struktural diding sel, khususnya sebagai Ca-
pektat di dalam penyusun lamela tengah
b. Essensial dalam mengatur struktur membran dan aktivitasnya, terutama pada
aliran ion di akar
c. Berperanan dalam nitrat reduktase, amilase, ATP-ase, Fosforilase
d. Jembatan penghubung suatu bahan makro molekul, misalnya tepung
e. Memacu pertumbuhan “pollen tube”
f. Berperanan dalam detoksifikasi cairan sel dengan cara membentuk garam yang
tidak larut, misalnya kristal Ca-oksalat
5. MAGNESIUM
a. Penyusun khlorofil
b. Pembawa fosfat, terutama dalam pembentukan biji berkadar minyak tinggi
yang mengandung lesitin
c. Aktif dalam fungsi penggabungan antara ensim dan “substrat site”, misalnya :
memompa Mg 2+, dari tilakoid ke stroma, pada keadaan ada cahaya dapat
mengaktifkan RuBP karboksilase
6. SULFUR
a. Sebagai struktur molekul tiga asam amino essensial : sistin, sistein dan metionin
b. Struktur molekul koensim : thianin, biotin dan koensim-A
c. Struktur molekul bahan pereduksi sekunder yang mudah menguap : allyl sulfit
pada bawang-bawangan, mustrat, sulfat flavanoid
d. Struktur molekul sulfolipid yang terdapat pada membran khloroplas
7. SENG
a. Dibutuhkan untuk pemben-tukan triptopan sebagai pre-kursor IAA,
metabolisme triptamin
b. Terutama sebagai kofaktor ensim dehidrogenase, piridin nulleotida, alkohol,
glukosa 6-P dan triosa-P, fosfodiesterase, dan sebagainya.
V-9
c. Merangsang sintesa sitokhrom-C
8. BESI
a. Komponen sturuktural porfirin, sitokhrom, hemes, hematin, ferrikhrome, leg
hemoglobin
b. Ikut dalam proses oksidasi reduksi di dalam fotosintesis dan respirasi
c. Kofaktor brberapa ensim : sitokhrom oksidaes, katalase, peroksidase, peptidil
prolin hidrolase, nitrogenase, dan sebagainya.
9. MANGAN
a. Berperan dalam transport elektron pada fotosistem II
b. Elemen struktural membran khloroplast
c. Berperanan dalam beberapa fungsi ensim, misal : ensim yang mengkatalisir
pemecahan air, respirasi, metabolisme N, ikatan khromatin RNA polimerase,
sintesa t-RNA, sintesa fosfatidilinositol, inaktivasi IAA.
10. BORON
a. Berpengaruh dalam translokasi gula dari daun, metabolisme fenol, RNA dan
aktivitas asam gibberellin dan  amilase
b. Erat hubungannya dengan beberapa fungsi yang berhubungan dengan Ca di
dalam tanaman
c. Fungsi spesifikasinya belum banyak diketahui
11. MOLIBDENUM
a. Kompenen struktural ensim Riboproteinase, nitrogenase dan nitrat reduktase
b. Berperanan dalam serapan dan translokasi besi
12. TEMBAGA
a. Berperanan dalam transport elektron pada fotosintesis
b. Perannya seperti besi
c. Penting selama pembentukan khlorofil
d. Secara tidak langsung berperanan dalam pembentukan nodul akar.
V-10
e. Kofaftor beberapa ensim : oksidase, tirokinase
f. Berperanan dalam oksidase terminal oleh sitokhrom oksidase
13. NATRIUM
a. Berperanan dalam akumulasi asam Oksalat
b. Berperanan dalam membukanya stomata, sebagai pengganti K
c. Berperanan dalam nitrat reduktase
d. Dibutuhkan tanaman yang mempunyai lintasan fotosintetik C4
14. SELENIUM
a. Mengurangi efek racun elemen lisin
b. Berperanan dalam fiksasi N metabolisme leghemoglobin, reduktase
ribonukleotida
15. KHLOR
a. Berpengaruh terhadap turgor, evolusi O2 dalam khloropalst
b. Esennsial dalam fotosistem II
c. Membantu stabilitas proses oksidasi
16. COBALT
a. Berperanan dalam fiksasi N, metabolisme leghemoglobin, reduktase
ribonukleotida
Gejala Kekurangan Unsur Hara Bagi Tanaman
Kekurangan salah satu atau beberapa unsur hara akan mengakibatkan
pertumbuhan tanaman tidak sebagaimana mestinya yaitu ada kelainan atau
penyimpangan-penyimpangan dan banyak pula tanaman yang mati muda.
Gejala kekurangan ini cepat atau lambat akan terlihat pada tanaman, tergantung
pada jenis dan sifat tanaman. Ada tanaman yang cepat sekali memperlihatkan tanda-
tanda kekurangan atau sebaliknya ada yang lambat. Pada umumnya pertama-tama
V-11
akan terlihat pada bagian tanaman yang melakukan kegiatan fisiologis terbesar yaitu
pada bagian yang ada di atas tanah terutama pada daun-daunnya.
Bila tidak ada faktor lain yang mempengaruhi, maka tanda-tanda kekurangan
unsur hara terlihat sebagai berikut:
1. Kekurangan unsur hara Nitrogen (N)
a. Warna daun hijau agak kekuning-kuningan dan pada tanaman padi warna ini
mulai dari ujung daun menjalar ke tulang daun selanjutnya berubah menjadi
kuning lengkap, sehingga seluruh tanaman berwarna pucat kekuning-kuningan.
Jaringan daun mati dan inilah yang menyebabkan daun selanjutnya menjadi
kering dan berwarna merah kecoklatan.
b. Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil
c. Perkembangan buah tidak sempurna atau tidak baik, seringkali masak sebelum
waktunya
d. Dapat menimbulkan daun penuh dengan serat, hal ini dikarenakan menebalnya
membran sel daun sedangkan selnya sendiri berukuran kecil-kecil
e. Dalam keadaan kekurangan yang parah, daun menjadi kering, dimulai dari
bagian bawah terus ke bagian atas
2. Kekurangan unsur hara Fosfor (P)
a. Terhambatnya pertumbuhan sistem perakaran, batang dan daun
b. Warna daun seluruhnya berubah menjadi hijau tua/keabu-abuan, mengkilap,
sering pula terdapat pigmen merah pada daun bagian bawah, selanjutnya mati.
Pada tepi daun, cabang dan batang terdapat warna merah ungu yang lambat
laun berubah menjadi kuning.
c. Hasil tanaman yang berupa bunga, buah dan biji merosot. Buahnya kerdil-
kerdil, nampak jelek dan lekas matang
3. Kekurangan unsur hara Kalium (K)
V-12
Defisiensi/kekurangan Kalium memang agak sulit diketahui gejalanya, karena gejala
ini jarang ditampakkan ketika tanaman masih muda.
a. Daun-daun berubah jadi mengerut alias keriting (untuk tanaman kentang akan
menggulung) dan kadang-kadang mengkilap terutama pada daun tua, tetapi
tidak merata. Selanjutnya sejak ujung dan tepi daun tampak menguning, warna
seperti ini tampak pula di antara tulang-tulang daun pada akhirnya daun
tampak bercak-bercak kotor (merah coklat), sering pula bagian yang berbercak
ini jatuh sehingga daun tampak bergerigi dan kemudian mati
b. Batangnya lemah dan pendek-pendek, sehingga tanaman tampak kerdil
c. Buah tumbuh tidak sempurna, kecil, mutunya jelek, hasilnya rendah dan tidak
tahan disimpan
d. Pada tanaman kelapa dan jeruk, buah mudah gugur
e. Bagi tanaman berumbi, hasil umbinya sangat kurang dan kadar hidrat arangnya
demikian rendah
Khusus untuk tanaman padi, gejala kekurangan unsur Kalium dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a. Daun
Daun tanaman padi yang kekurangan Kalium akan berwarna hijau gelap dengan
banyaknya bintik-bintik yang warnanya yang menyerupai karat. Bintik-bintik itu
pertama-tama muncul pada bagian atas daun yang sudah tua, ujung daun dan
tepi daun menjadi seperti terbakar (necrotic), berwarna coklat kemerahan atau
coklat kuning. Daun-daun tua, khususnya di tengah hari akan terkulai dan daun-
daun muda menggulung ke arah atas dan memperlihatkan gejala-gejala
kekurangan air
b. Batang
Batang tanaman padi yang kekurangan Kalium akan tumbuh pendek dan kurus.
Dan kebanyakan varietas-varietas padi yang kekurangan Kalium lebih mudah
rebah
c. Akar
V-13
Pertumbuhan akar biasanya sangat terbatas, ujung akar akan tumbuh kurus dan
pendek, dan akar selalu cenderung berwarna gelam dan hitam. Akar-akar
cabang dan akar rambat sangat kurus dan selalu memperlihatkan gejala
pembusukan akar.
d. Bulir dan Malai
Pertumbuhannya akan pendek dan umumnya mempunyai persentase
kehampaan buah yang tinggi. Sedang jumlah bulir yang berisi untuk setiap
helainya akan rendah, bulir-bulir padi akan berukuran kecil dan tidak teratur
bentuknya, mutu dan berat 1.000 bulir akan berkurang, persentase bulir-bulir
yang tidak berkembang dan tidak dewasa bertambah.
4. Kekurangan unsur hara Kalsium (Ca)
a. Daun-daun muda selain berkeriput mengalami perubahan warna, pada ujung
dan tepi-tepinya klorosis (berubah menjadi kuning) dan warna ini menjalar di
antara tulang-tulang daun, jaringan-jaringan daun pada beberapa tempat mati
b. Kuncup-kuncup muda yang telah tumbuh akan mati
c. Pertumbuhan sistem perakarannya terhambat, kurang sempurna malah sering
salah bentuk
d. Pertumbuhan tanaman demikian lemah dan menderita
5. Kekurangan unsur hara Magnesium (Mg)
a. Daun-daun tua mengalami klorosis (berubah menjadi kuning) dan tampak di
antara tulang-tulang daun, sedang tulang-tulang daun itu sendiri tetap
berwarna hijau. Bagian di antara tulang-tulang daun itu secara teratur berubah
menjadi kuning dengan bercak-bercak merah kecoklatan
b. Daun-daun mudah terbakar oleh teriknya sinar matahari karena tidak
mempunyai lapisan lilin, karena itu banyak yang berubah warna menjadi coklat
tua/kehitaman dan mengkerut
c. Pada tanaman biji-bijian, daya tumbuh biji kurang/lemah, malah kalau toh ia
tetap tumbuh maka ia akan nampak lemah sekali.
6. Kekurangan unsur hara Belerang (S)
V-14
a. Daun-daun muda mengalami klorosis (berubah menjadi kuning), perubahan
warna umumnya terjadi pada seluruh daun muda, kadang mengkilap keputih-
putihan dan kadang-kadang perubahannya tidak merata tetapi berlangsung
pada bagian daun selengkapnya
b. Perubahan warna daun dapat pula menjadi kuning sama sekali, sehingga
tanaman tampak berdaun kuning dan hijau, seperti misalnya gejala-gejala yang
tampak pada daun tanaman teh di beberapa tempat di Kenya yang terkenal
dengan sebutan”Tea Yellow” atau”Yellow Disease”
c. Tanaman tumbuh terlambat, kerdil, berbatang pendek dan kurus, batang
tanaman berserat, berkayu dan berdiameter kecil
d. Pada tanaman tebu yang menyebabkan rendemen gula rendah
e. Jumlah anakan terbatas.
7. Kekurangan unsur hara Besi (Fe)
Defisiensi (kekurangan) zat besi sesungguhnya jarang terjadi. Terjadinya gejala-
gejala pada bagian tanaman (terutama daun) kemudian dinyatakan sebagai
kekurangan tersedianya zat besi adalah karena tidak seimbang tersedianya zat Fe
dengan zat kapur (Ca) pada tanah yang berlebihan kapur dan yang bersifat alkalis.
Jadi masalah ini merupakan masalah pada daerah-daerah yang tanahnya banyak
mengandung kapur.
a. Gejala-gejala yang tampak pada daun muda, mula-mula secara setempat-
setempat berwarna hijau pucat atau hijau kekuning-kuningan, sedangkan
tulang daun tetap berwarna hijau serta jaringan-jaringannya tidak mati
b. Selanjutnya pada tulang daun terjadi klorosis, yang tadinya berwarna hijau
berubah menjadi kuning dan ada pula yang menjadi putih
c. Gejala selanjutnya yang lebih hebat terjadi pada musim kemarau, daun-daun
muda banyak yang menjadi kering dan berjatuhan
d. Pertumbuhan tanaman seolah terhenti akibatnya daun berguguran dan
akhirnya mati mulai dari pucuk.
8. Kekurangan unsur hara Mangan (Mn)
V-15
Gejala kekurangan Mangan (Mn) hampir sama dengan gejala kekurangan Besi (Fe)
pada tanaman, yaitu:
a. Pada daun-daun muda di antara tulang-tulang dan secara setempat-setempat
terjadi klorosis dari warna hijau menjadi warna kuning yang selanjutnya
menjadi putih
b. Tulang-tulang daunnya tetap berwarna hijau, ada yang sampai kebagian sisi-sisi
dari tulang
c. Jaringan-jaringan pada bagian daun yang klorosis mati sehingga praktis bagian-
bagian tersebut mati, mengering, ada kalanya yang terus mengeriput dan ada
pula yang jatuh sehingga daun tampak menggerigi
d. Pertumbuhan tanaman menjadi kerdil, terutama pada tanaman sayuran tomat,
seledri, kentang dan lain-lain, begitu juga pada tanaman jeruk, tembakau dan
kedelai
e. Pada tanaman gandum, bagian tengah helai daun berwarna coklat, kemudian
patah
f. Pembentukan biji-bijian kurang baik (jelek).
9. Kekurangan unsur hara Tembaga/Cuprum(Cu)
Kekurangan unsur hara Tembaga (Cu) acapkali ditemukan pada tanah-tanah
organik yang agak asam, tanda-tandanya dapat dilihat sebagai berikut:
a. Pada bagian daun, terutama daun-daun yang masih muda tampak layu dan
kemudian mati (die back), sedang ranting-rantingnya berubah warna pula
menjadi coklat dan mati pula
b. Ujung daun secara tidak merata sering ditemukan layu, malah kadang-kadang
klorosis, sekalipun jaringan-jaringannya tidak ada yang mati
c. Pada tanaman jeruk kekurangan unsur hara tembaga ini menyebabkan daun
berwarna hijau gelap dan berukuran besar, ranting berwarna coklat dan mati,
buah kecil dan berwarna coklat
d. Pada bagian buah, buah-buahan tanaman pada umumnya kecil-kecil warna
coklat dan bagian dalamnya didapatkan sejenis perekat (gum).
10. Kekurangan unsur hara Seng/Zincum (Zn)
V-16
a. Terjadi penyimpangan pertumbuhan pada bagian daun-daun yang tua, yaitu:
 Bentuknya lebih kecil dan sempit daripada bentuk umumnya
 Klorosis terjadi di antara tulang-tulang daun
 Daun mati sebelum waktunya, kemudian berguguran dimulai dari daun-
daun yang ada di bagian bawah menuju ke puncak
b. Pada padi sawah gejala terlihat 2 - 4 minggu setelah tanam, yaitu adanya
pemutihan di bagian tengah daun. Kekurangan yang parah menyebabkan daun
tidak mau terbuka
c. Pada tanaman jagung gejala terlihat 1 - 2 minggu setelah bibit muncul di
permukaan tanah, daun-daun muda menunjukkan garis-garis kuning dan terus
menguning sampai ke dasar daun, sedang tepi daun tetap hijau
d. Pada kacang tanah gejala terlihat setelah tanaman berumur 1 bulan, mula-mula
jaringan di antara urat-urat dan nampak menguning dan akhirnya hanya pada
urat-urat daun saja akan tetap hijau. Tanaman kerdil dan polong sedikit.
11. Kekurangan unsur hara Molibden (Mo)
a. Secara umum daun-daun mengalami perubahan, kadang-kadang mengalami
pengkerutan terlebih dahulu sebelum mengering dan mati. Mati pucuk (die
back) biasa pula terjadi pada tanaman yang kekurangan unsur hara Mo
b. Pertumbuhan tanaman tidak normal, terutama pada tanaman sayuran. Daun
keriput dan mengering.
12. Kekurangan unsur hara Borium (Bo)
Walaupun unsur hara Bo hanya sedikit saja yang diperlukan tanaman bagi
pertumbuhannya, tetapi kalau unsur ini tidak tersedia bagi tanaman gejalanya
cukup serius.
a. Daun-daun yang masih muda terjadi klorosis, secara setempat-setempat pada
permukaan daun bawah yang selanjutnya menjalar kebagian tepi-tepinya.
Jaringan daun mati
b. Daun yang baru muncul tumbuh kerdil, kuncup-kuncup mati dan berwarna
kehitaman atau coklat
V-17
c. Dapat menimbulkan penyakir fisiologis, khususnya pada tanaman sayuran,
tembakau dan apel. Malah pada jagung bisa menimbulkan tongkol tanpa biji
sama sekali
d. Pada umbi-umbian pertumbuhannya kerdil, terdapat bercak-bercak atau
lubang berwarna hitam pada umbi
e. Pada tanaman bayam dan selada pucuk tanaman tumbuh tidak sempurna dan
berwarna hitam
f. Tangkai daun seledri membentuk celah-celah dan garis-garis tak teratur
berwarna coklat. Anak-anak daun seledri berbercak-bercak coklat.
13. Kekurangan unsur hara Klorida (Cl)
a. Dapat menimbulkan gejala pertumbuhan daun yang kurang normal terutama
pada tanaman sayur-sayuran, daun tampak kurang sehat dan berwarna
tembaga
b. Kadang-kadang pertumbuhan tanaman tomat, gandum dan kapas
menunjukkan gejala seperti di atas.
V-18
C. RINGKASAN
 Perkembangan hara dan mineral dalam tubuh tanaman berkaitan erat dengan penemuan
dan penelitian beberapa ilmuwan Seperti : Herodatus (2500 SM); Theoprathus, Marcus
V-19
Porceus Cato, Yergilus, sekitar 334 – 19 SM. Kemudian J.B. Van Helmont (Ahli fisika, Belgia
pada tahun 1600) : merupakan awal penelitian kuantitatif, J.R. Glouber (Ahli Kimia, Jerman,
1656), John Woodward (profesor obat-obatan, Inggris, 1699). Disusul Justus Von Leibig
(1803-1873) yang terkenal dengan Hukum minimum Leibig. Dennies Robert Hoagland
(1884-1949) terkenal dengan larutan Hoagland dan Mitcherlich (1909) terkenal dengan
hukum The law of diminishing return (hukum peningkatan hasil yang semakin berkurang).
 Arnon (1950) mengemukakan beberapa konsep yang dikenal sebagai konsep essensialitas.
Yang oleh sebagian ahli persyaratan yang ditentukan oleh batasan-batasan keesensialan
ketat dan kaku dipandang dari segi praktek. Atas dasar hal tersebut D.J. NICHOLAS (long
Ashton Research Station) menyarankan untuk mengganti istilah hara esensial dengan hara
fungsional atau hara metabolism
 Unsur hara tanaman terdiri dari unsur hara makro (dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah
yang banyak : C, H, O, K, Ca, Mg, N, P, S) dan unsur hara mikro (dibutuhkan oleh tanaman
dalam jumlah yang sangat sedikit : B, Cl, Cu, Fe, Mn, Mo, Zn).
 Peran Umum Elemen Esensial, antara lain : Komponen permanen penyusun protoplasma
dan dinding sel : C, H, O, N, S, Ca dan Mg; Berpengaruh pada tekanan osmotik sel tanaman
→ diatur oleh bahan organik dan garam mineral yang melarut dalam cairan sel; Fungsi
katalitik : Fe, Cu, Zn, Mo, Mn dan Cl merupakan bagian dari prostetik ensim (koensim) atau
sebagai aktivator reaksi; Fungsi antagonistik dan keseimbangan : Ca, Mg, K berinteraksi
dengan racun dari elemen mineral lain dengan cara mengatur keseimbangan ion; Sebagai
penyangga, misal : H+
, K, Ca, Na dan Mg. Tapi dapat menyebabkan keracunan seperti : Al,
Bo, As, Cu, Pb, Mg, Mn, Mo, Ni, Se, Ag dan Zn.
 Peranan penting hara mikro : sebagai pembawa elektron (mis. Fe, Cu, Mo) dan sebagai
aktivator dalam reaksi ensimatik (mis. Mn, Zn)
 Masing-masing unsur hara memiliki kegunaan yang berbeda bagi pertumbuhan tanaman.
 Kekurangan salah satu atau beberapa unsur hara akan mengakibatkan pertumbuhan
tanaman tidak sebagaimana mestinya yaitu ada kelainan atau penyimpangan-
penyimpangan dan banyak pula tanaman yang mati muda.
 Gejala kekurangan ini cepat atau lambat akan terlihat pada tanaman, tergantung pada jenis
dan sifat tanaman. Ada tanaman yang cepat sekali memperlihatkan tanda-tanda
kekurangan atau sebaliknya ada yang lambat. Pada umumnya pertama-tama akan terlihat
V-20
pada bagian tanaman yang melakukan kegiatan fisiologis terbesar yaitu pada bagian yang
ada di atas tanah terutama pada daun-daunnya.
D. DAFTAR PUSTAKA
1. Campbell, et. al. 2002. Biologi. Jakarta: Erlangga
2. Devlin, Robert M. 1975. Plant Physiology Third Edition. New York : D.
Van NostrandDwidjoseputro. 1990. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT.
GramediaPustaka Utama.
3. Gardner et al., 1991 gardner, F. P., R. B. Pearce and R. L. Mitchell. Fisiologi Tanaman
Budidaya. UI Press. Jakarta.
4. Hari Suseno, 1981. Metabolisme Dasar dan Beberapa Apeknya. Departemen Botani
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
5. Harjadi, W, 1997. Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT.Gramedia, Jakarta
6. Irawan, B. 2007. Konversi Lahan Sawah : Potensi Dampak, Pola Pemanfaatnnya, dan
Faktor Determinan. Bogor : Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi
Pertanian.
7. Istamar Syamsuri, dkk, 2004. Biologi Untuk SMA Kelas X Semester 1 . Jakarta:Erlangga.
Mill). Jurnal Kimia Unand . ISSN No. 2303-3401. Vol. 2 No. 1, Maret 2013
8. Mulyaningsih, 2010. Analisis Unsur Toksik Dan Makro-Mikro Nutrien Dalam Bahan
Makanan Dengan Metode Analisis Aktivasi Neutron. Jurnal Iptek Nuklir Ganendra. Pusat
Teknologi Bahan Industri Nuklir Batanvol. 13 No. 1. ISSN 1410-6957.
9. Noggle G.R. & G.J. Fritz. 1979. Introductory Plant Physiology. Prentice-Hall, of India
Private Limited, New Delhi-110001.
10. Rosmarkam, A., Yuwono. 2002. Ilmu Keuburan Tanah. Yogyakarta : Kanisius.
11. Salisbury F.B. and Cleon W. Ross., 2002. Fisiologi Tumbuhan. Terjemahan Diah L Lukman
dan Sumaryono. Penerbit ITB, Bandung
12. Sarief, 1985. Ilmu Tanah Pertanian. Pustaka Buana. Bandung
13. Sitompul, S. M. Dan B. Guritno. 2004. Analisis Pertumbuhan Tanaman. UGM Press.
Yogyakarta.
14. Suprapto, H.S., 1991. Bertanam Kedelai. Penebar Swadaya, Jakarta.
V-21
15. Wahyudi, Agus. 2014. Upaya Perbaikan Pertumbuhan Tanaman Jabon(Anthocephalus
cadamba) Dengan Pemberian Pupuk Kompos KotoranSapi Pada Beberapa Ketinggian
empat. Jurnal Sylva Lestari. ISSN2339-0913. Vol. 2 No. 2, Mei 2014
16. Winda, Hafsah. 2013. Pemanfaatan Limbah Sargassum Polycystum dari IndustriFarmasi
sebagai Pupuk Cair serta Pengaruhnya Terhadap Sifat KimiaTanah Ultisol dan
Pertumbuhan Tanaman Sawi. ISSN No. 2337- 6597. Jurnal Online Agroekoteknologi .
Vol.1, No.3, Juni 2013
17. Yandaru, Nurantini. 2001.Biologi. Jakarta. Erlangga
18. Yuli Afrida Yanti, Indrawati, Refilda, 2013. Penentuan Kandungan Unsur Hara Mikro (Zn,
Cu, Dan Pb) Didalam Kompos Yang Dibuat Dari Sampah Tanaman Pekarangan Dan
Aplikasinya Pada Tanaman Tomat (Solanum LycopersicumMill). Jurnal Kimia
Unand. Laboratorium Kimia Lingkungan, Jurusan Kimia FMIPA, Universitas Andalas. ISSN
No. 2303-3401. Volume 2 Nomor 1.
E. SOAL DAN LATIHAN
Pilih jawaban yang benar :
1. Yang bukan merupakan salah satu dari empat unsur penting yang menduduki hampir
95% dari seluruh bagian berat zat kimia sel adalah :
A. OksigenB. Karbon C. Sulfur D. Nitrogen E. Hidrogen
2. Salah satu dari unsur-unsur di bawah ini bukan termasuk unsur mikro mikro :
A. Cu B. Zn C. Co D. Mo E. Ca
3. Sulfur diserap oleh akar tanaman dalam bentuk senyawa :
A. H2SO4 B. Sulfat C. Sulfit D. Senyawa sulfida E. H2S
Jawab pertanyaan dengan singkat jelas
1. Tunjukkan tiga diantara sekian banyak peranan unsur hara bagi tanaman !
2. Apa yang dimaksud dengan unsur hara essensial ?
3. Berikan tiga contoh yang termasuk unsur hara makro dan yang termasuk unsur hara
mikro, masing-masing tiga unsur hara.
4. Dalam bentuk apa dan lewat mana unsur hara yang tersebut pada jawaban butir 2 c),
diserap oleh tanaman. Jelaskan

More Related Content

Similar to HARA MINERAL.pdf

Soal Latihan Bab 1- 4 fisologi tumbuhan.pdf
Soal Latihan Bab 1- 4 fisologi tumbuhan.pdfSoal Latihan Bab 1- 4 fisologi tumbuhan.pdf
Soal Latihan Bab 1- 4 fisologi tumbuhan.pdf
Wan Na
 
Tugas Menara Hara Hidroponik
Tugas Menara Hara HidroponikTugas Menara Hara Hidroponik
Tugas Menara Hara Hidroponik
ivan ara
 
Makalah alkaloid-dan-terpenoid
Makalah alkaloid-dan-terpenoidMakalah alkaloid-dan-terpenoid
Makalah alkaloid-dan-terpenoid
dharma281276
 
Asisten fisiologi tumbuhan 1 asistensi fistum 1
Asisten fisiologi tumbuhan 1 asistensi fistum 1Asisten fisiologi tumbuhan 1 asistensi fistum 1
Asisten fisiologi tumbuhan 1 asistensi fistum 1
Raden Angga
 
Faktor penentu pertumbuhan
Faktor penentu pertumbuhanFaktor penentu pertumbuhan
Faktor penentu pertumbuhan
Azan Asri
 
Pertemuan 3. Metabolisme dan Nutrisi Mikrobiologi.pptx
Pertemuan 3. Metabolisme dan Nutrisi Mikrobiologi.pptxPertemuan 3. Metabolisme dan Nutrisi Mikrobiologi.pptx
Pertemuan 3. Metabolisme dan Nutrisi Mikrobiologi.pptx
DaniPatrick2
 

Similar to HARA MINERAL.pdf (20)

Makalah mikroganisme 2
Makalah mikroganisme 2Makalah mikroganisme 2
Makalah mikroganisme 2
 
Pemanfaatan siklus mineral
Pemanfaatan siklus mineralPemanfaatan siklus mineral
Pemanfaatan siklus mineral
 
Makalah mikroganisme
Makalah mikroganismeMakalah mikroganisme
Makalah mikroganisme
 
Metabolisme obat
Metabolisme obatMetabolisme obat
Metabolisme obat
 
Soal Latihan Bab 1- 4 fisologi tumbuhan.pdf
Soal Latihan Bab 1- 4 fisologi tumbuhan.pdfSoal Latihan Bab 1- 4 fisologi tumbuhan.pdf
Soal Latihan Bab 1- 4 fisologi tumbuhan.pdf
 
Cekaman pada tumbuhan
Cekaman pada tumbuhanCekaman pada tumbuhan
Cekaman pada tumbuhan
 
Tugas Menara Hara Hidroponik
Tugas Menara Hara HidroponikTugas Menara Hara Hidroponik
Tugas Menara Hara Hidroponik
 
Dokumen ujian nasional biologi 1
Dokumen ujian nasional biologi 1Dokumen ujian nasional biologi 1
Dokumen ujian nasional biologi 1
 
Konsentrasi Klorofil Daun sebagai Indikator Kekurangan Air pada Tanaman
Konsentrasi Klorofil Daun sebagai Indikator Kekurangan Air pada TanamanKonsentrasi Klorofil Daun sebagai Indikator Kekurangan Air pada Tanaman
Konsentrasi Klorofil Daun sebagai Indikator Kekurangan Air pada Tanaman
 
Analisis mikroorganisme pembuat bioetanol
Analisis mikroorganisme pembuat bioetanolAnalisis mikroorganisme pembuat bioetanol
Analisis mikroorganisme pembuat bioetanol
 
Makalah alkaloid-dan-terpenoid
Makalah alkaloid-dan-terpenoidMakalah alkaloid-dan-terpenoid
Makalah alkaloid-dan-terpenoid
 
202 290-1-sm
202 290-1-sm202 290-1-sm
202 290-1-sm
 
Asisten fisiologi tumbuhan 1 asistensi fistum 1
Asisten fisiologi tumbuhan 1 asistensi fistum 1Asisten fisiologi tumbuhan 1 asistensi fistum 1
Asisten fisiologi tumbuhan 1 asistensi fistum 1
 
nutrisi dan kultivasi mikroba.pptx
nutrisi dan kultivasi mikroba.pptxnutrisi dan kultivasi mikroba.pptx
nutrisi dan kultivasi mikroba.pptx
 
Faktor penentu pertumbuhan
Faktor penentu pertumbuhanFaktor penentu pertumbuhan
Faktor penentu pertumbuhan
 
M18 kelompok 7 nutrisi tanaman
M18 kelompok 7 nutrisi tanamanM18 kelompok 7 nutrisi tanaman
M18 kelompok 7 nutrisi tanaman
 
2
22
2
 
ppt kimia
ppt kimiappt kimia
ppt kimia
 
MAKALAH DDIT MAKRO.docx
MAKALAH DDIT MAKRO.docxMAKALAH DDIT MAKRO.docx
MAKALAH DDIT MAKRO.docx
 
Pertemuan 3. Metabolisme dan Nutrisi Mikrobiologi.pptx
Pertemuan 3. Metabolisme dan Nutrisi Mikrobiologi.pptxPertemuan 3. Metabolisme dan Nutrisi Mikrobiologi.pptx
Pertemuan 3. Metabolisme dan Nutrisi Mikrobiologi.pptx
 

More from Wan Na

Kajian teoritis BAB 2.pdf
Kajian teoritis BAB 2.pdfKajian teoritis BAB 2.pdf
Kajian teoritis BAB 2.pdf
Wan Na
 
Stat Terori Peluang.pdf
Stat Terori Peluang.pdfStat Terori Peluang.pdf
Stat Terori Peluang.pdf
Wan Na
 
BIG BOOK FISIKA.pdf
BIG BOOK FISIKA.pdfBIG BOOK FISIKA.pdf
BIG BOOK FISIKA.pdf
Wan Na
 
Pengaruh kemajuan iptek terhadap nkri.ppt
Pengaruh kemajuan iptek terhadap nkri.pptPengaruh kemajuan iptek terhadap nkri.ppt
Pengaruh kemajuan iptek terhadap nkri.ppt
Wan Na
 
Kasus kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.pptx
Kasus kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.pptxKasus kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.pptx
Kasus kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.pptx
Wan Na
 
BAHAN BACAAN BAB 3-3 Virus.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-3 Virus.pdfBAHAN BACAAN BAB 3-3 Virus.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-3 Virus.pdf
Wan Na
 
1_ PEND_ARTI DAN LINGKUP TP (2).pptx
1_ PEND_ARTI DAN LINGKUP TP (2).pptx1_ PEND_ARTI DAN LINGKUP TP (2).pptx
1_ PEND_ARTI DAN LINGKUP TP (2).pptx
Wan Na
 
BAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdf
BAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdfBAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdf
BAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdf
Wan Na
 
HO-Fungi.pdf
HO-Fungi.pdfHO-Fungi.pdf
HO-Fungi.pdf
Wan Na
 
BAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdfBAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdf
Wan Na
 
Materi3-Bakteri (1).pdf
Materi3-Bakteri (1).pdfMateri3-Bakteri (1).pdf
Materi3-Bakteri (1).pdf
Wan Na
 
Isolasi Pertumbuhan Mikroba.pdf
Isolasi  Pertumbuhan Mikroba.pdfIsolasi  Pertumbuhan Mikroba.pdf
Isolasi Pertumbuhan Mikroba.pdf
Wan Na
 
BAHAN BACAAN BAB 2 - Perkembangan Mikrobiologi (1).pdf
BAHAN BACAAN BAB 2 - Perkembangan Mikrobiologi (1).pdfBAHAN BACAAN BAB 2 - Perkembangan Mikrobiologi (1).pdf
BAHAN BACAAN BAB 2 - Perkembangan Mikrobiologi (1).pdf
Wan Na
 
BAHAN BACAAN BAB 3-1- Bakteri.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-1- Bakteri.pdfBAHAN BACAAN BAB 3-1- Bakteri.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-1- Bakteri.pdf
Wan Na
 

More from Wan Na (20)

PERTANIAN YANG BERKEBUDAYAAN INDUSTRI.pptx
PERTANIAN YANG BERKEBUDAYAAN INDUSTRI.pptxPERTANIAN YANG BERKEBUDAYAAN INDUSTRI.pptx
PERTANIAN YANG BERKEBUDAYAAN INDUSTRI.pptx
 
MATERI 3 Teori-Teori Asal Mula Negara.pdf
MATERI 3 Teori-Teori Asal Mula Negara.pdfMATERI 3 Teori-Teori Asal Mula Negara.pdf
MATERI 3 Teori-Teori Asal Mula Negara.pdf
 
quiz mikro.docx
quiz mikro.docxquiz mikro.docx
quiz mikro.docx
 
Kajian teoritis BAB 2.pdf
Kajian teoritis BAB 2.pdfKajian teoritis BAB 2.pdf
Kajian teoritis BAB 2.pdf
 
Stat Terori Peluang.pdf
Stat Terori Peluang.pdfStat Terori Peluang.pdf
Stat Terori Peluang.pdf
 
BIG BOOK FISIKA.pdf
BIG BOOK FISIKA.pdfBIG BOOK FISIKA.pdf
BIG BOOK FISIKA.pdf
 
Pengaruh kemajuan iptek terhadap nkri.ppt
Pengaruh kemajuan iptek terhadap nkri.pptPengaruh kemajuan iptek terhadap nkri.ppt
Pengaruh kemajuan iptek terhadap nkri.ppt
 
Kasus kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.pptx
Kasus kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.pptxKasus kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.pptx
Kasus kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.pptx
 
BAHAN BACAAN BAB 3-3 Virus.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-3 Virus.pdfBAHAN BACAAN BAB 3-3 Virus.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-3 Virus.pdf
 
1_ PEND_ARTI DAN LINGKUP TP (2).pptx
1_ PEND_ARTI DAN LINGKUP TP (2).pptx1_ PEND_ARTI DAN LINGKUP TP (2).pptx
1_ PEND_ARTI DAN LINGKUP TP (2).pptx
 
BAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdf
BAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdfBAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdf
BAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdf
 
HO-Fungi.pdf
HO-Fungi.pdfHO-Fungi.pdf
HO-Fungi.pdf
 
BAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdfBAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdf
 
Virus.pdf
Virus.pdfVirus.pdf
Virus.pdf
 
Materi3-Bakteri (1).pdf
Materi3-Bakteri (1).pdfMateri3-Bakteri (1).pdf
Materi3-Bakteri (1).pdf
 
Isolasi Pertumbuhan Mikroba.pdf
Isolasi  Pertumbuhan Mikroba.pdfIsolasi  Pertumbuhan Mikroba.pdf
Isolasi Pertumbuhan Mikroba.pdf
 
FLUIDA_STATIS.pdf
FLUIDA_STATIS.pdfFLUIDA_STATIS.pdf
FLUIDA_STATIS.pdf
 
BAHAN BACAAN BAB 2 - Perkembangan Mikrobiologi (1).pdf
BAHAN BACAAN BAB 2 - Perkembangan Mikrobiologi (1).pdfBAHAN BACAAN BAB 2 - Perkembangan Mikrobiologi (1).pdf
BAHAN BACAAN BAB 2 - Perkembangan Mikrobiologi (1).pdf
 
BAHAN BACAAN BAB 3-1- Bakteri.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-1- Bakteri.pdfBAHAN BACAAN BAB 3-1- Bakteri.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-1- Bakteri.pdf
 
TERMODINAMIKA.pdf
TERMODINAMIKA.pdfTERMODINAMIKA.pdf
TERMODINAMIKA.pdf
 

Recently uploaded

SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 

Recently uploaded (20)

SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 

HARA MINERAL.pdf

  • 1. V-1 V. HARA MINERAL A. TUJUAN PEMBELAJARAN Tujuan yang ingin dicapai dalam materi Hara mineral ini adalah mahasiswa mampu: a. Menjelaskan pengertian dan peranan hara mineral makro dan mikro b. Menjelaskan mekanisme pengambilan ion B. MATERI/ISI SEJARAH Perkembangan hara dan mineral dalam tubuh tanaman berkaitan erat dengan penemuan dan penelitian beberapa ilmuwan berikut. Beberapa ilmuwan dan hasil temuannya adalah sebagai berikut : 1. Herodatus (2500 SM) Ilmuwan ini melaksanakan kegiatannya di lahan pertanian di Mesopotamia. Hasil temuannya adalah bahwa penanaman satu jenis tanaman secara terus menerus pada lahan yang sama, mengakibatkan kesuburan tanah menurun. Bila diberi pupuk kandang, kesuburan dapat dipertahankan. Ini mengndikasikan adanya sumber makanan yang berada dalam tanah yang berguna bagi tanaman. Pakar-pakar lain ada yang menulis buku-buku yang berkaitan dengan hara tanaman, antara lain : Theoprathus : Sering dikenal sebagai Bapak Ilmu Botani, menulis buku : History of plants dan Causes of Plants, pendapat yang tertulis dalam buku ini tetap dipercaya sampai abad XVII. Marcus Porceus Cato (234 – 149 SM), menulis buku : De Agricultura: aspek pengelolaan tanaman Yergilus (70 – 19 SM), menulis buku : Georgica Plimus (Th. 23 – 79), menulis buku : Historia natruralis. Penemuan mereka disajikan secara diskriptif, belum kuantitatif.
  • 2. V-2 2. J.B. Van Helmont (Ahli fisika, Belgia pada tahun 1600) : merupakan awal penelitian kuantitatif . Penelitiannya pada tanaman Willow, dengan berat 2,5 kg; pot tanah + tanah kering oven beratnya 100 kg. Tanaman tersebut disiram air hujan/air suling. Lima tahun kemudian bobot kering tanah 100 kg sedang bobot tanaman 84,5 kg . Ia menyimpulkan bahwa bahan makanan tanaman berasal dari air. 3. Tahun 1656 : J.R. Glouber (Ahli Kimia, Jerman). Glober tidak sependapat bahwa air satu-satunya zat yang dibutuhkan tanaman. KNO3 sebagai sumber makanan tanaman. 4. Tahun 1699 : John Woodward (profesor obat-obatan, Inggris), menemukan bahwa besarnya peningkatan pertumbuhan sesuai dengan ketidak murnian air. Semakin tidak murni air yang digunakan, semakin pesat peningkatan pertumbuhannya. Ia menyimpulkan bahwa tanaman tidak hanya tersusun dari air, tapi juga dari bahan tertentu dalam tanah. Sumber air Pertumbuhan relatif Air hujan 6,2 Air Sungai Thames 9,2 Hyde Park conduit 48,9 50 g garden mould 100 5. Justus Von Leibig (1803-1873). Peneliti ini mengawali penelitian pengaruh nutrisi terhadap pertumbuhan tanaman. Ia menyimpulkan bahwa pertumbuhan tanaman diatur oleh adanya faktor yang berada dalam jumlah minimum dan besar kecilnya laju pertumbuhan ditentukan oleh peningkatan dan penurunan faktor yang berada dalam jumlah
  • 3. V-3 minimum tersebut . Hingga sekarang kesimpulannya tersebut dikenal sebagai Hukum minimum Leibig 6. Dennies Robert Hoagland (1884-1949) Peneliti ini menumbuhkan tanaman dalam larutan yang berisi garam mineral. Garam mineral yang digunakannya hingga sekarang dikenal sebagai larutan Hoagland. Sejak ini penelitian nutrisi secara kuantitatif sangat pesat 7. Mitcherlich (1909) Mitcherlich terkenal dengan hukum The law of diminishing return (hukum peningkatan hasil yang semakin berkurang). Bila tanaman dalam keadaan lingkungan yang baik, semua unsur hara tersedia kecuali yang terdapat dalam keadaan rendah (misal N), maka pertumbuhan tanaman tersebut sebanding dengan jumlah unsur tersebut yang ditambahkan ke dalam tanah. Makin cepat pertumbuhannya, tetapi tidak bernbanding lurus dengan jumlah yang diberikan. Pertambhan pertumbuhan sampai titik tertentu akan berkurang untuk setiap satuan jumlah unsur yang diberikan. Konsep Esensialitas, Fungsi Dan Peran Unsur Hara Tanaman Konsep Esensialitas Arnon (1950) mengemukakan beberapa konsep yang dikenal sebagai konsep essensialitas, yaitu : 1. Kekurangan unsur hara tersebut menghambat tumbuhan untuk melengkapi pertumbuhan tingkat vegetatif/reproduktif dalam siklus hidupnya 2. Gejala kekurangan unsur tersebut dapat diatasi/dihilangkan hanya oleh penambahan unsur tersebut
  • 4. V-4 3. Unsur tersebut harus secara langsung terlibat dalam gizi makanan dari tanaman. Jadi terpisah dari pengertian pengaruhnya secara tidak langsung melalui organisme aupun melalui reaksi kimia dalam suatu media pertumbuhan 4. Responnya harus diketahui oleh berbagai spesies tanaman (tidak hanya satu atau dua spesies tanaman. Epstein (1972) mengemukakan bahwa : 1. Tanpa kehadiran hara tersebut maka tanaman tidak dapat menyelesaikan siklus hidupnya, 2. Fungsi hara tersebut tidak dapat digantikan oleh hara yang lain, dan 3. Hara tersebut secara langsung terlibat dalam metabolisme tanaman yaitu sebagai komponen yang dibutuhkan dalam reaksi-reaksi enzimatis. Graham (1975) mengemukakan bahwa: 1. Apabila element dibuang, pertumbuhan dihambat 2. Apabila element disuplai kembali, pertumbuhan kembali proposional dengan sejumlah elemen yang disuplai tersebut. 3. Apabila pertumbuhan sangat terhambat, karakteristik gejala defisiensi (kekahatan) tampak 4. Tidak adanya supali nutrisi, mengakibatkan siklus hidupnya tidak sempurna 5. Fungsi biokimia secara spesifik pada elemen tersebut harus ada dan fungsinya tidak dapat sepenuhnya diganti oleh elemen lainnya. Sebagian para ahli menganggap, persyaratan yang ditentukan oleh batasan- batasan keesensialan ketat dan kaku dipandang dari segi praktek Contoh : 1. Unsur itu esensial hanya bila gejala kekurangan dapat diatasi oleh unsur tersebut Molibdenum (Mo) tidak dapat dinyatakan esensial; dalam beberapa spesies Azotobacter, Vanadium dapat menggantikan Mo.
  • 5. V-5 2. Bagi tanaman Chlor (Cl) esensial; pada takaran tinggi dapat digantikan oleh Brom, jadi Chlor tidak esensial 3. Natrium (Na) tidak termasuk esensial; Kenyataan Na diketahui mampu meningkatkan hasil : Bit gula, Sledri, Lobak, Bit merah. Na adalah esensial 4. Atas dasar hal tersebut D.J. NICHOLAS (long Ashton Research Station) menyarankan untuk mengganti istilah hara esensial dengan hara fungsional atau hara metabolism Unsur hara tanaman terdiri dari unsur hara makro (dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang banyak) dan unsur hara mikro (dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang sangat sedikit). Makro : - Bukan mineral: C, H, O - Mineral  Kation : K, Ca, Mg  Anion : N, P, S Mikro : B, Cl, Cu, Fe, Mn, Mo, Zn Tabel 5.1. Unsur hara esensial untuk tumbuhan tingkat tinggi dan konsentrasi internal yang dianggap berkecukupan Unsur Simbol Bentuk tersedia Berat atom Konsentrasi (ppm) Berkecukupan (%) Karbon C C02 12.01 450.000 45.00 Hodrogen H H20 1.01 450.000 45.00 Oksigen O 02, H20 16.00 60.000 6.00 Nitrogen N NO3, NH4 14.01 15.000 1.50 Kalium K K3+ 39.10 10.000 1.00 Kalsium Ca Ca2+ 40.08 5.000 0.50 Magnesium Mg Mg2+ 24.32 2.000 0.20 Fosfor P H2PO4 -, HPO2- 30.98 2.000 0.20 Belerang S S04 2- 32.07 1.000 0.1 Khlor Cl Cl- 35.46 1.00 0.01
  • 6. V-6 Besi Fe Fe2+ 55.85 1.00 0.01 Mangan Mn Mn2+ 54.94 50 0.005 Boron B H3BO3 10.82 20 0.002 Seng Zn Zn2+ 65.38 20 0.002 Tembaga Cu Cu2+ 63.54 6 0.0006 Molibdenum Mo MnO4 2- 95.95 0.1 0.00001 Fungsi/Peran Umum Elemen Esensial a. Komponen permanen penyusun protoplasma dan dinding sel : C, H, O, N, S, Ca dan Mg. b. Berpengaruh pada tekanan osmotik sel tanaman → diatur oleh bahan organik dan garam mineral yang melarut dalam cairan sel c. Fungsi katalitik : Fe, Cu, Zn, Mo, Mn dan Cl merupakan bagian dari prostetik ensim (koensim) atau sebagai aktivator reaksi d. Fungsi antagonistik dan keseimbangan : Ca, Mg, K berinteraksi dengan racun dari elemen mineral lain dengan cara mengatur keseimbangan ion. e. Sebagai penyangga, misal : H+, K, Ca, Na dan Mg f. Dapat menyebabkan keracunan. Yang dikenal : Al, Bo, As, Cu, Pb, Mg, Mn, Mo, Ni, Se, Ag dan Zn. Unsur-unsur penting dalam metabolisme; meracun bila konsentrasi tinggi. Peranan Penting Hara Mikro a. Sebagai pembawa elektron; kemungkinan terjadinya perubahan valensi. Misal : Fe (makro/mikro), pada sistem sitokhrom oksidase Cu pada sistem polifenol/oksidase polifenol dan oksidase asam askorbat Mo pada reduksi nitrat menjadi nitrit b. Sebagai aktivator dalam reaksi ensimatik Contoh : Mn ++ dalam ensim amino peptidase
  • 7. V-7 Fe++ dalam ensim katalase Zn ++ dalam ensim dehidrogenase alkohol Mo++ dalam ensim reduktase nitrat Kegunaan Masing-Masing Unsur Hara Bagi Tanaman 1. NITROGEN a. Komponen utama senyawa-senyawa asam Amino, amida, protein, khlorofil dan alkaloid b. Penyusun protoplasma (40-50% mengandung N) 2. FOSFOR a. Berperanan penting dalam transfer energi dalam sel tanaman : ADP, ATP b. Berperanan dalam pembentukan membran sel : lemak fosfat c. Berpengaruh terhadap struktur K+, Ca2+, Mg2+ dan Mn2+ terutama terhadap unsur-unsur tersebut yang mempunyai kontribusi stabilitas strukutur, misalnya pada gula fosfat, nuckleotida, koensim. 3. KALIUM a. Fungsi utama mengaktifkan kerja bbrp. ensim:asetil thio kinase, aldolase,piruvat kinase, glutamil sistein sintetase, formiltetrahidrofosfat sintetase, suksinil-CoA sintetase, induksi nitrat reduktase, sintesis tepung, ATP- ase b. Memacu translokasi karbohidrat dari dalam daun ke organ tanaman yang lain (terutama yang menyimpan Karbohidrat – ubi) c. Merupakan komponen penting di dalam mekanisme pengaturan osmotik di dalam sel d. Berpengaruh langsung terhadap tingkat semipermeabilitas membran dan fosforilasi di dalam khloroplast.
  • 8. V-8 4. KALSIUM a. Berperan penting sebagai elemen struktural diding sel, khususnya sebagai Ca- pektat di dalam penyusun lamela tengah b. Essensial dalam mengatur struktur membran dan aktivitasnya, terutama pada aliran ion di akar c. Berperanan dalam nitrat reduktase, amilase, ATP-ase, Fosforilase d. Jembatan penghubung suatu bahan makro molekul, misalnya tepung e. Memacu pertumbuhan “pollen tube” f. Berperanan dalam detoksifikasi cairan sel dengan cara membentuk garam yang tidak larut, misalnya kristal Ca-oksalat 5. MAGNESIUM a. Penyusun khlorofil b. Pembawa fosfat, terutama dalam pembentukan biji berkadar minyak tinggi yang mengandung lesitin c. Aktif dalam fungsi penggabungan antara ensim dan “substrat site”, misalnya : memompa Mg 2+, dari tilakoid ke stroma, pada keadaan ada cahaya dapat mengaktifkan RuBP karboksilase 6. SULFUR a. Sebagai struktur molekul tiga asam amino essensial : sistin, sistein dan metionin b. Struktur molekul koensim : thianin, biotin dan koensim-A c. Struktur molekul bahan pereduksi sekunder yang mudah menguap : allyl sulfit pada bawang-bawangan, mustrat, sulfat flavanoid d. Struktur molekul sulfolipid yang terdapat pada membran khloroplas 7. SENG a. Dibutuhkan untuk pemben-tukan triptopan sebagai pre-kursor IAA, metabolisme triptamin b. Terutama sebagai kofaktor ensim dehidrogenase, piridin nulleotida, alkohol, glukosa 6-P dan triosa-P, fosfodiesterase, dan sebagainya.
  • 9. V-9 c. Merangsang sintesa sitokhrom-C 8. BESI a. Komponen sturuktural porfirin, sitokhrom, hemes, hematin, ferrikhrome, leg hemoglobin b. Ikut dalam proses oksidasi reduksi di dalam fotosintesis dan respirasi c. Kofaktor brberapa ensim : sitokhrom oksidaes, katalase, peroksidase, peptidil prolin hidrolase, nitrogenase, dan sebagainya. 9. MANGAN a. Berperan dalam transport elektron pada fotosistem II b. Elemen struktural membran khloroplast c. Berperanan dalam beberapa fungsi ensim, misal : ensim yang mengkatalisir pemecahan air, respirasi, metabolisme N, ikatan khromatin RNA polimerase, sintesa t-RNA, sintesa fosfatidilinositol, inaktivasi IAA. 10. BORON a. Berpengaruh dalam translokasi gula dari daun, metabolisme fenol, RNA dan aktivitas asam gibberellin dan  amilase b. Erat hubungannya dengan beberapa fungsi yang berhubungan dengan Ca di dalam tanaman c. Fungsi spesifikasinya belum banyak diketahui 11. MOLIBDENUM a. Kompenen struktural ensim Riboproteinase, nitrogenase dan nitrat reduktase b. Berperanan dalam serapan dan translokasi besi 12. TEMBAGA a. Berperanan dalam transport elektron pada fotosintesis b. Perannya seperti besi c. Penting selama pembentukan khlorofil d. Secara tidak langsung berperanan dalam pembentukan nodul akar.
  • 10. V-10 e. Kofaftor beberapa ensim : oksidase, tirokinase f. Berperanan dalam oksidase terminal oleh sitokhrom oksidase 13. NATRIUM a. Berperanan dalam akumulasi asam Oksalat b. Berperanan dalam membukanya stomata, sebagai pengganti K c. Berperanan dalam nitrat reduktase d. Dibutuhkan tanaman yang mempunyai lintasan fotosintetik C4 14. SELENIUM a. Mengurangi efek racun elemen lisin b. Berperanan dalam fiksasi N metabolisme leghemoglobin, reduktase ribonukleotida 15. KHLOR a. Berpengaruh terhadap turgor, evolusi O2 dalam khloropalst b. Esennsial dalam fotosistem II c. Membantu stabilitas proses oksidasi 16. COBALT a. Berperanan dalam fiksasi N, metabolisme leghemoglobin, reduktase ribonukleotida Gejala Kekurangan Unsur Hara Bagi Tanaman Kekurangan salah satu atau beberapa unsur hara akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman tidak sebagaimana mestinya yaitu ada kelainan atau penyimpangan-penyimpangan dan banyak pula tanaman yang mati muda. Gejala kekurangan ini cepat atau lambat akan terlihat pada tanaman, tergantung pada jenis dan sifat tanaman. Ada tanaman yang cepat sekali memperlihatkan tanda- tanda kekurangan atau sebaliknya ada yang lambat. Pada umumnya pertama-tama
  • 11. V-11 akan terlihat pada bagian tanaman yang melakukan kegiatan fisiologis terbesar yaitu pada bagian yang ada di atas tanah terutama pada daun-daunnya. Bila tidak ada faktor lain yang mempengaruhi, maka tanda-tanda kekurangan unsur hara terlihat sebagai berikut: 1. Kekurangan unsur hara Nitrogen (N) a. Warna daun hijau agak kekuning-kuningan dan pada tanaman padi warna ini mulai dari ujung daun menjalar ke tulang daun selanjutnya berubah menjadi kuning lengkap, sehingga seluruh tanaman berwarna pucat kekuning-kuningan. Jaringan daun mati dan inilah yang menyebabkan daun selanjutnya menjadi kering dan berwarna merah kecoklatan. b. Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil c. Perkembangan buah tidak sempurna atau tidak baik, seringkali masak sebelum waktunya d. Dapat menimbulkan daun penuh dengan serat, hal ini dikarenakan menebalnya membran sel daun sedangkan selnya sendiri berukuran kecil-kecil e. Dalam keadaan kekurangan yang parah, daun menjadi kering, dimulai dari bagian bawah terus ke bagian atas 2. Kekurangan unsur hara Fosfor (P) a. Terhambatnya pertumbuhan sistem perakaran, batang dan daun b. Warna daun seluruhnya berubah menjadi hijau tua/keabu-abuan, mengkilap, sering pula terdapat pigmen merah pada daun bagian bawah, selanjutnya mati. Pada tepi daun, cabang dan batang terdapat warna merah ungu yang lambat laun berubah menjadi kuning. c. Hasil tanaman yang berupa bunga, buah dan biji merosot. Buahnya kerdil- kerdil, nampak jelek dan lekas matang 3. Kekurangan unsur hara Kalium (K)
  • 12. V-12 Defisiensi/kekurangan Kalium memang agak sulit diketahui gejalanya, karena gejala ini jarang ditampakkan ketika tanaman masih muda. a. Daun-daun berubah jadi mengerut alias keriting (untuk tanaman kentang akan menggulung) dan kadang-kadang mengkilap terutama pada daun tua, tetapi tidak merata. Selanjutnya sejak ujung dan tepi daun tampak menguning, warna seperti ini tampak pula di antara tulang-tulang daun pada akhirnya daun tampak bercak-bercak kotor (merah coklat), sering pula bagian yang berbercak ini jatuh sehingga daun tampak bergerigi dan kemudian mati b. Batangnya lemah dan pendek-pendek, sehingga tanaman tampak kerdil c. Buah tumbuh tidak sempurna, kecil, mutunya jelek, hasilnya rendah dan tidak tahan disimpan d. Pada tanaman kelapa dan jeruk, buah mudah gugur e. Bagi tanaman berumbi, hasil umbinya sangat kurang dan kadar hidrat arangnya demikian rendah Khusus untuk tanaman padi, gejala kekurangan unsur Kalium dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Daun Daun tanaman padi yang kekurangan Kalium akan berwarna hijau gelap dengan banyaknya bintik-bintik yang warnanya yang menyerupai karat. Bintik-bintik itu pertama-tama muncul pada bagian atas daun yang sudah tua, ujung daun dan tepi daun menjadi seperti terbakar (necrotic), berwarna coklat kemerahan atau coklat kuning. Daun-daun tua, khususnya di tengah hari akan terkulai dan daun- daun muda menggulung ke arah atas dan memperlihatkan gejala-gejala kekurangan air b. Batang Batang tanaman padi yang kekurangan Kalium akan tumbuh pendek dan kurus. Dan kebanyakan varietas-varietas padi yang kekurangan Kalium lebih mudah rebah c. Akar
  • 13. V-13 Pertumbuhan akar biasanya sangat terbatas, ujung akar akan tumbuh kurus dan pendek, dan akar selalu cenderung berwarna gelam dan hitam. Akar-akar cabang dan akar rambat sangat kurus dan selalu memperlihatkan gejala pembusukan akar. d. Bulir dan Malai Pertumbuhannya akan pendek dan umumnya mempunyai persentase kehampaan buah yang tinggi. Sedang jumlah bulir yang berisi untuk setiap helainya akan rendah, bulir-bulir padi akan berukuran kecil dan tidak teratur bentuknya, mutu dan berat 1.000 bulir akan berkurang, persentase bulir-bulir yang tidak berkembang dan tidak dewasa bertambah. 4. Kekurangan unsur hara Kalsium (Ca) a. Daun-daun muda selain berkeriput mengalami perubahan warna, pada ujung dan tepi-tepinya klorosis (berubah menjadi kuning) dan warna ini menjalar di antara tulang-tulang daun, jaringan-jaringan daun pada beberapa tempat mati b. Kuncup-kuncup muda yang telah tumbuh akan mati c. Pertumbuhan sistem perakarannya terhambat, kurang sempurna malah sering salah bentuk d. Pertumbuhan tanaman demikian lemah dan menderita 5. Kekurangan unsur hara Magnesium (Mg) a. Daun-daun tua mengalami klorosis (berubah menjadi kuning) dan tampak di antara tulang-tulang daun, sedang tulang-tulang daun itu sendiri tetap berwarna hijau. Bagian di antara tulang-tulang daun itu secara teratur berubah menjadi kuning dengan bercak-bercak merah kecoklatan b. Daun-daun mudah terbakar oleh teriknya sinar matahari karena tidak mempunyai lapisan lilin, karena itu banyak yang berubah warna menjadi coklat tua/kehitaman dan mengkerut c. Pada tanaman biji-bijian, daya tumbuh biji kurang/lemah, malah kalau toh ia tetap tumbuh maka ia akan nampak lemah sekali. 6. Kekurangan unsur hara Belerang (S)
  • 14. V-14 a. Daun-daun muda mengalami klorosis (berubah menjadi kuning), perubahan warna umumnya terjadi pada seluruh daun muda, kadang mengkilap keputih- putihan dan kadang-kadang perubahannya tidak merata tetapi berlangsung pada bagian daun selengkapnya b. Perubahan warna daun dapat pula menjadi kuning sama sekali, sehingga tanaman tampak berdaun kuning dan hijau, seperti misalnya gejala-gejala yang tampak pada daun tanaman teh di beberapa tempat di Kenya yang terkenal dengan sebutan”Tea Yellow” atau”Yellow Disease” c. Tanaman tumbuh terlambat, kerdil, berbatang pendek dan kurus, batang tanaman berserat, berkayu dan berdiameter kecil d. Pada tanaman tebu yang menyebabkan rendemen gula rendah e. Jumlah anakan terbatas. 7. Kekurangan unsur hara Besi (Fe) Defisiensi (kekurangan) zat besi sesungguhnya jarang terjadi. Terjadinya gejala- gejala pada bagian tanaman (terutama daun) kemudian dinyatakan sebagai kekurangan tersedianya zat besi adalah karena tidak seimbang tersedianya zat Fe dengan zat kapur (Ca) pada tanah yang berlebihan kapur dan yang bersifat alkalis. Jadi masalah ini merupakan masalah pada daerah-daerah yang tanahnya banyak mengandung kapur. a. Gejala-gejala yang tampak pada daun muda, mula-mula secara setempat- setempat berwarna hijau pucat atau hijau kekuning-kuningan, sedangkan tulang daun tetap berwarna hijau serta jaringan-jaringannya tidak mati b. Selanjutnya pada tulang daun terjadi klorosis, yang tadinya berwarna hijau berubah menjadi kuning dan ada pula yang menjadi putih c. Gejala selanjutnya yang lebih hebat terjadi pada musim kemarau, daun-daun muda banyak yang menjadi kering dan berjatuhan d. Pertumbuhan tanaman seolah terhenti akibatnya daun berguguran dan akhirnya mati mulai dari pucuk. 8. Kekurangan unsur hara Mangan (Mn)
  • 15. V-15 Gejala kekurangan Mangan (Mn) hampir sama dengan gejala kekurangan Besi (Fe) pada tanaman, yaitu: a. Pada daun-daun muda di antara tulang-tulang dan secara setempat-setempat terjadi klorosis dari warna hijau menjadi warna kuning yang selanjutnya menjadi putih b. Tulang-tulang daunnya tetap berwarna hijau, ada yang sampai kebagian sisi-sisi dari tulang c. Jaringan-jaringan pada bagian daun yang klorosis mati sehingga praktis bagian- bagian tersebut mati, mengering, ada kalanya yang terus mengeriput dan ada pula yang jatuh sehingga daun tampak menggerigi d. Pertumbuhan tanaman menjadi kerdil, terutama pada tanaman sayuran tomat, seledri, kentang dan lain-lain, begitu juga pada tanaman jeruk, tembakau dan kedelai e. Pada tanaman gandum, bagian tengah helai daun berwarna coklat, kemudian patah f. Pembentukan biji-bijian kurang baik (jelek). 9. Kekurangan unsur hara Tembaga/Cuprum(Cu) Kekurangan unsur hara Tembaga (Cu) acapkali ditemukan pada tanah-tanah organik yang agak asam, tanda-tandanya dapat dilihat sebagai berikut: a. Pada bagian daun, terutama daun-daun yang masih muda tampak layu dan kemudian mati (die back), sedang ranting-rantingnya berubah warna pula menjadi coklat dan mati pula b. Ujung daun secara tidak merata sering ditemukan layu, malah kadang-kadang klorosis, sekalipun jaringan-jaringannya tidak ada yang mati c. Pada tanaman jeruk kekurangan unsur hara tembaga ini menyebabkan daun berwarna hijau gelap dan berukuran besar, ranting berwarna coklat dan mati, buah kecil dan berwarna coklat d. Pada bagian buah, buah-buahan tanaman pada umumnya kecil-kecil warna coklat dan bagian dalamnya didapatkan sejenis perekat (gum). 10. Kekurangan unsur hara Seng/Zincum (Zn)
  • 16. V-16 a. Terjadi penyimpangan pertumbuhan pada bagian daun-daun yang tua, yaitu:  Bentuknya lebih kecil dan sempit daripada bentuk umumnya  Klorosis terjadi di antara tulang-tulang daun  Daun mati sebelum waktunya, kemudian berguguran dimulai dari daun- daun yang ada di bagian bawah menuju ke puncak b. Pada padi sawah gejala terlihat 2 - 4 minggu setelah tanam, yaitu adanya pemutihan di bagian tengah daun. Kekurangan yang parah menyebabkan daun tidak mau terbuka c. Pada tanaman jagung gejala terlihat 1 - 2 minggu setelah bibit muncul di permukaan tanah, daun-daun muda menunjukkan garis-garis kuning dan terus menguning sampai ke dasar daun, sedang tepi daun tetap hijau d. Pada kacang tanah gejala terlihat setelah tanaman berumur 1 bulan, mula-mula jaringan di antara urat-urat dan nampak menguning dan akhirnya hanya pada urat-urat daun saja akan tetap hijau. Tanaman kerdil dan polong sedikit. 11. Kekurangan unsur hara Molibden (Mo) a. Secara umum daun-daun mengalami perubahan, kadang-kadang mengalami pengkerutan terlebih dahulu sebelum mengering dan mati. Mati pucuk (die back) biasa pula terjadi pada tanaman yang kekurangan unsur hara Mo b. Pertumbuhan tanaman tidak normal, terutama pada tanaman sayuran. Daun keriput dan mengering. 12. Kekurangan unsur hara Borium (Bo) Walaupun unsur hara Bo hanya sedikit saja yang diperlukan tanaman bagi pertumbuhannya, tetapi kalau unsur ini tidak tersedia bagi tanaman gejalanya cukup serius. a. Daun-daun yang masih muda terjadi klorosis, secara setempat-setempat pada permukaan daun bawah yang selanjutnya menjalar kebagian tepi-tepinya. Jaringan daun mati b. Daun yang baru muncul tumbuh kerdil, kuncup-kuncup mati dan berwarna kehitaman atau coklat
  • 17. V-17 c. Dapat menimbulkan penyakir fisiologis, khususnya pada tanaman sayuran, tembakau dan apel. Malah pada jagung bisa menimbulkan tongkol tanpa biji sama sekali d. Pada umbi-umbian pertumbuhannya kerdil, terdapat bercak-bercak atau lubang berwarna hitam pada umbi e. Pada tanaman bayam dan selada pucuk tanaman tumbuh tidak sempurna dan berwarna hitam f. Tangkai daun seledri membentuk celah-celah dan garis-garis tak teratur berwarna coklat. Anak-anak daun seledri berbercak-bercak coklat. 13. Kekurangan unsur hara Klorida (Cl) a. Dapat menimbulkan gejala pertumbuhan daun yang kurang normal terutama pada tanaman sayur-sayuran, daun tampak kurang sehat dan berwarna tembaga b. Kadang-kadang pertumbuhan tanaman tomat, gandum dan kapas menunjukkan gejala seperti di atas.
  • 18. V-18 C. RINGKASAN  Perkembangan hara dan mineral dalam tubuh tanaman berkaitan erat dengan penemuan dan penelitian beberapa ilmuwan Seperti : Herodatus (2500 SM); Theoprathus, Marcus
  • 19. V-19 Porceus Cato, Yergilus, sekitar 334 – 19 SM. Kemudian J.B. Van Helmont (Ahli fisika, Belgia pada tahun 1600) : merupakan awal penelitian kuantitatif, J.R. Glouber (Ahli Kimia, Jerman, 1656), John Woodward (profesor obat-obatan, Inggris, 1699). Disusul Justus Von Leibig (1803-1873) yang terkenal dengan Hukum minimum Leibig. Dennies Robert Hoagland (1884-1949) terkenal dengan larutan Hoagland dan Mitcherlich (1909) terkenal dengan hukum The law of diminishing return (hukum peningkatan hasil yang semakin berkurang).  Arnon (1950) mengemukakan beberapa konsep yang dikenal sebagai konsep essensialitas. Yang oleh sebagian ahli persyaratan yang ditentukan oleh batasan-batasan keesensialan ketat dan kaku dipandang dari segi praktek. Atas dasar hal tersebut D.J. NICHOLAS (long Ashton Research Station) menyarankan untuk mengganti istilah hara esensial dengan hara fungsional atau hara metabolism  Unsur hara tanaman terdiri dari unsur hara makro (dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang banyak : C, H, O, K, Ca, Mg, N, P, S) dan unsur hara mikro (dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang sangat sedikit : B, Cl, Cu, Fe, Mn, Mo, Zn).  Peran Umum Elemen Esensial, antara lain : Komponen permanen penyusun protoplasma dan dinding sel : C, H, O, N, S, Ca dan Mg; Berpengaruh pada tekanan osmotik sel tanaman → diatur oleh bahan organik dan garam mineral yang melarut dalam cairan sel; Fungsi katalitik : Fe, Cu, Zn, Mo, Mn dan Cl merupakan bagian dari prostetik ensim (koensim) atau sebagai aktivator reaksi; Fungsi antagonistik dan keseimbangan : Ca, Mg, K berinteraksi dengan racun dari elemen mineral lain dengan cara mengatur keseimbangan ion; Sebagai penyangga, misal : H+ , K, Ca, Na dan Mg. Tapi dapat menyebabkan keracunan seperti : Al, Bo, As, Cu, Pb, Mg, Mn, Mo, Ni, Se, Ag dan Zn.  Peranan penting hara mikro : sebagai pembawa elektron (mis. Fe, Cu, Mo) dan sebagai aktivator dalam reaksi ensimatik (mis. Mn, Zn)  Masing-masing unsur hara memiliki kegunaan yang berbeda bagi pertumbuhan tanaman.  Kekurangan salah satu atau beberapa unsur hara akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman tidak sebagaimana mestinya yaitu ada kelainan atau penyimpangan- penyimpangan dan banyak pula tanaman yang mati muda.  Gejala kekurangan ini cepat atau lambat akan terlihat pada tanaman, tergantung pada jenis dan sifat tanaman. Ada tanaman yang cepat sekali memperlihatkan tanda-tanda kekurangan atau sebaliknya ada yang lambat. Pada umumnya pertama-tama akan terlihat
  • 20. V-20 pada bagian tanaman yang melakukan kegiatan fisiologis terbesar yaitu pada bagian yang ada di atas tanah terutama pada daun-daunnya. D. DAFTAR PUSTAKA 1. Campbell, et. al. 2002. Biologi. Jakarta: Erlangga 2. Devlin, Robert M. 1975. Plant Physiology Third Edition. New York : D. Van NostrandDwidjoseputro. 1990. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT. GramediaPustaka Utama. 3. Gardner et al., 1991 gardner, F. P., R. B. Pearce and R. L. Mitchell. Fisiologi Tanaman Budidaya. UI Press. Jakarta. 4. Hari Suseno, 1981. Metabolisme Dasar dan Beberapa Apeknya. Departemen Botani Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 5. Harjadi, W, 1997. Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT.Gramedia, Jakarta 6. Irawan, B. 2007. Konversi Lahan Sawah : Potensi Dampak, Pola Pemanfaatnnya, dan Faktor Determinan. Bogor : Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. 7. Istamar Syamsuri, dkk, 2004. Biologi Untuk SMA Kelas X Semester 1 . Jakarta:Erlangga. Mill). Jurnal Kimia Unand . ISSN No. 2303-3401. Vol. 2 No. 1, Maret 2013 8. Mulyaningsih, 2010. Analisis Unsur Toksik Dan Makro-Mikro Nutrien Dalam Bahan Makanan Dengan Metode Analisis Aktivasi Neutron. Jurnal Iptek Nuklir Ganendra. Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir Batanvol. 13 No. 1. ISSN 1410-6957. 9. Noggle G.R. & G.J. Fritz. 1979. Introductory Plant Physiology. Prentice-Hall, of India Private Limited, New Delhi-110001. 10. Rosmarkam, A., Yuwono. 2002. Ilmu Keuburan Tanah. Yogyakarta : Kanisius. 11. Salisbury F.B. and Cleon W. Ross., 2002. Fisiologi Tumbuhan. Terjemahan Diah L Lukman dan Sumaryono. Penerbit ITB, Bandung 12. Sarief, 1985. Ilmu Tanah Pertanian. Pustaka Buana. Bandung 13. Sitompul, S. M. Dan B. Guritno. 2004. Analisis Pertumbuhan Tanaman. UGM Press. Yogyakarta. 14. Suprapto, H.S., 1991. Bertanam Kedelai. Penebar Swadaya, Jakarta.
  • 21. V-21 15. Wahyudi, Agus. 2014. Upaya Perbaikan Pertumbuhan Tanaman Jabon(Anthocephalus cadamba) Dengan Pemberian Pupuk Kompos KotoranSapi Pada Beberapa Ketinggian empat. Jurnal Sylva Lestari. ISSN2339-0913. Vol. 2 No. 2, Mei 2014 16. Winda, Hafsah. 2013. Pemanfaatan Limbah Sargassum Polycystum dari IndustriFarmasi sebagai Pupuk Cair serta Pengaruhnya Terhadap Sifat KimiaTanah Ultisol dan Pertumbuhan Tanaman Sawi. ISSN No. 2337- 6597. Jurnal Online Agroekoteknologi . Vol.1, No.3, Juni 2013 17. Yandaru, Nurantini. 2001.Biologi. Jakarta. Erlangga 18. Yuli Afrida Yanti, Indrawati, Refilda, 2013. Penentuan Kandungan Unsur Hara Mikro (Zn, Cu, Dan Pb) Didalam Kompos Yang Dibuat Dari Sampah Tanaman Pekarangan Dan Aplikasinya Pada Tanaman Tomat (Solanum LycopersicumMill). Jurnal Kimia Unand. Laboratorium Kimia Lingkungan, Jurusan Kimia FMIPA, Universitas Andalas. ISSN No. 2303-3401. Volume 2 Nomor 1. E. SOAL DAN LATIHAN Pilih jawaban yang benar : 1. Yang bukan merupakan salah satu dari empat unsur penting yang menduduki hampir 95% dari seluruh bagian berat zat kimia sel adalah : A. OksigenB. Karbon C. Sulfur D. Nitrogen E. Hidrogen 2. Salah satu dari unsur-unsur di bawah ini bukan termasuk unsur mikro mikro : A. Cu B. Zn C. Co D. Mo E. Ca 3. Sulfur diserap oleh akar tanaman dalam bentuk senyawa : A. H2SO4 B. Sulfat C. Sulfit D. Senyawa sulfida E. H2S Jawab pertanyaan dengan singkat jelas 1. Tunjukkan tiga diantara sekian banyak peranan unsur hara bagi tanaman ! 2. Apa yang dimaksud dengan unsur hara essensial ? 3. Berikan tiga contoh yang termasuk unsur hara makro dan yang termasuk unsur hara mikro, masing-masing tiga unsur hara. 4. Dalam bentuk apa dan lewat mana unsur hara yang tersebut pada jawaban butir 2 c), diserap oleh tanaman. Jelaskan