Unsur hara merupakan zat yang diperlukan tanaman dalam jumlah besar (makro) atau kecil (mikro) untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Dokumen ini menjelaskan sejarah penemuan unsur hara, konsep esensialitas, fungsi dan peran masing-masing unsur hara bagi tanaman.
1. V-1
V. HARA MINERAL
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam materi Hara mineral ini adalah mahasiswa mampu:
a. Menjelaskan pengertian dan peranan hara mineral makro dan mikro
b. Menjelaskan mekanisme pengambilan ion
B. MATERI/ISI
SEJARAH
Perkembangan hara dan mineral dalam tubuh tanaman berkaitan erat dengan
penemuan dan penelitian beberapa ilmuwan berikut. Beberapa ilmuwan dan hasil
temuannya adalah sebagai berikut :
1. Herodatus (2500 SM)
Ilmuwan ini melaksanakan kegiatannya di lahan pertanian di Mesopotamia. Hasil
temuannya adalah bahwa penanaman satu jenis tanaman secara terus menerus pada
lahan yang sama, mengakibatkan kesuburan tanah menurun. Bila diberi pupuk
kandang, kesuburan dapat dipertahankan. Ini mengndikasikan adanya sumber
makanan yang berada dalam tanah yang berguna bagi tanaman.
Pakar-pakar lain ada yang menulis buku-buku yang berkaitan dengan hara
tanaman, antara lain :
Theoprathus : Sering dikenal sebagai Bapak Ilmu Botani, menulis buku : History of
plants dan Causes of Plants, pendapat yang tertulis dalam buku ini
tetap dipercaya sampai abad XVII.
Marcus Porceus Cato (234 – 149 SM), menulis buku : De Agricultura: aspek pengelolaan
tanaman
Yergilus (70 – 19 SM), menulis buku : Georgica
Plimus (Th. 23 – 79), menulis buku : Historia natruralis.
Penemuan mereka disajikan secara diskriptif, belum kuantitatif.
2. V-2
2. J.B. Van Helmont (Ahli fisika, Belgia pada tahun 1600) : merupakan awal penelitian
kuantitatif . Penelitiannya pada tanaman Willow, dengan berat 2,5 kg;
pot tanah + tanah kering oven beratnya 100 kg. Tanaman tersebut
disiram air hujan/air suling. Lima tahun kemudian bobot kering tanah
100 kg sedang bobot tanaman 84,5 kg . Ia menyimpulkan bahwa bahan
makanan tanaman berasal dari air.
3. Tahun 1656 : J.R. Glouber (Ahli Kimia, Jerman). Glober tidak sependapat bahwa air
satu-satunya zat yang dibutuhkan tanaman. KNO3 sebagai sumber
makanan tanaman.
4. Tahun 1699 : John Woodward (profesor obat-obatan, Inggris), menemukan bahwa
besarnya peningkatan pertumbuhan sesuai dengan ketidak murnian
air. Semakin tidak murni air yang digunakan, semakin pesat
peningkatan pertumbuhannya. Ia menyimpulkan bahwa tanaman
tidak hanya tersusun dari air, tapi juga dari bahan tertentu dalam
tanah.
Sumber air Pertumbuhan relatif
Air hujan 6,2
Air Sungai Thames 9,2
Hyde Park conduit 48,9
50 g garden mould 100
5. Justus Von Leibig (1803-1873). Peneliti ini mengawali penelitian pengaruh nutrisi
terhadap pertumbuhan tanaman. Ia menyimpulkan bahwa
pertumbuhan tanaman diatur oleh adanya faktor yang berada dalam
jumlah minimum dan besar kecilnya laju pertumbuhan ditentukan oleh
peningkatan dan penurunan faktor yang berada dalam jumlah
3. V-3
minimum tersebut . Hingga sekarang kesimpulannya tersebut dikenal
sebagai Hukum minimum Leibig
6. Dennies Robert Hoagland (1884-1949)
Peneliti ini menumbuhkan tanaman dalam larutan yang berisi garam
mineral. Garam mineral yang digunakannya hingga sekarang dikenal
sebagai larutan Hoagland. Sejak ini penelitian nutrisi secara kuantitatif
sangat pesat
7. Mitcherlich (1909)
Mitcherlich terkenal dengan hukum The law of diminishing return
(hukum peningkatan hasil yang semakin berkurang). Bila tanaman
dalam keadaan lingkungan yang baik, semua unsur hara tersedia
kecuali yang terdapat dalam keadaan rendah (misal N), maka
pertumbuhan tanaman tersebut sebanding dengan jumlah unsur
tersebut yang ditambahkan ke dalam tanah. Makin cepat
pertumbuhannya, tetapi tidak bernbanding lurus dengan jumlah yang
diberikan. Pertambhan pertumbuhan sampai titik tertentu akan
berkurang untuk setiap satuan jumlah unsur yang diberikan.
Konsep Esensialitas, Fungsi Dan Peran Unsur Hara Tanaman
Konsep Esensialitas
Arnon (1950) mengemukakan beberapa konsep yang dikenal sebagai konsep
essensialitas, yaitu :
1. Kekurangan unsur hara tersebut menghambat tumbuhan untuk melengkapi
pertumbuhan tingkat vegetatif/reproduktif dalam siklus hidupnya
2. Gejala kekurangan unsur tersebut dapat diatasi/dihilangkan hanya oleh
penambahan unsur tersebut
4. V-4
3. Unsur tersebut harus secara langsung terlibat dalam gizi makanan dari tanaman.
Jadi terpisah dari pengertian pengaruhnya secara tidak langsung melalui
organisme aupun melalui reaksi kimia dalam suatu media pertumbuhan
4. Responnya harus diketahui oleh berbagai spesies tanaman (tidak hanya satu atau
dua spesies tanaman.
Epstein (1972) mengemukakan bahwa :
1. Tanpa kehadiran hara tersebut maka tanaman tidak dapat menyelesaikan siklus
hidupnya,
2. Fungsi hara tersebut tidak dapat digantikan oleh hara yang lain, dan
3. Hara tersebut secara langsung terlibat dalam metabolisme tanaman yaitu sebagai
komponen yang dibutuhkan dalam reaksi-reaksi enzimatis.
Graham (1975) mengemukakan bahwa:
1. Apabila element dibuang, pertumbuhan dihambat
2. Apabila element disuplai kembali, pertumbuhan kembali proposional dengan
sejumlah elemen yang disuplai tersebut.
3. Apabila pertumbuhan sangat terhambat, karakteristik gejala defisiensi (kekahatan)
tampak
4. Tidak adanya supali nutrisi, mengakibatkan siklus hidupnya tidak sempurna
5. Fungsi biokimia secara spesifik pada elemen tersebut harus ada dan fungsinya
tidak dapat sepenuhnya diganti oleh elemen lainnya.
Sebagian para ahli menganggap, persyaratan yang ditentukan oleh batasan-
batasan keesensialan ketat dan kaku dipandang dari segi praktek
Contoh :
1. Unsur itu esensial hanya bila gejala kekurangan dapat diatasi oleh unsur tersebut
Molibdenum (Mo) tidak dapat dinyatakan esensial; dalam beberapa spesies
Azotobacter, Vanadium dapat menggantikan Mo.
5. V-5
2. Bagi tanaman Chlor (Cl) esensial; pada takaran tinggi dapat digantikan oleh Brom,
jadi Chlor tidak esensial
3. Natrium (Na) tidak termasuk esensial; Kenyataan Na diketahui mampu
meningkatkan hasil : Bit gula, Sledri, Lobak, Bit merah. Na adalah esensial
4. Atas dasar hal tersebut D.J. NICHOLAS (long Ashton Research Station)
menyarankan untuk mengganti istilah hara esensial dengan hara fungsional atau
hara metabolism
Unsur hara tanaman terdiri dari unsur hara makro (dibutuhkan oleh tanaman
dalam jumlah yang banyak) dan unsur hara mikro (dibutuhkan oleh tanaman dalam
jumlah yang sangat sedikit).
Makro :
- Bukan mineral: C, H, O
- Mineral
Kation : K, Ca, Mg
Anion : N, P, S
Mikro : B, Cl, Cu, Fe, Mn, Mo, Zn
Tabel 5.1. Unsur hara esensial untuk tumbuhan tingkat tinggi dan konsentrasi internal
yang dianggap berkecukupan
Unsur Simbol
Bentuk
tersedia
Berat
atom
Konsentrasi
(ppm)
Berkecukupan
(%)
Karbon C C02 12.01 450.000 45.00
Hodrogen H H20 1.01 450.000 45.00
Oksigen O 02, H20 16.00 60.000 6.00
Nitrogen N NO3, NH4 14.01 15.000 1.50
Kalium K K3+ 39.10 10.000 1.00
Kalsium Ca Ca2+ 40.08 5.000 0.50
Magnesium Mg Mg2+ 24.32 2.000 0.20
Fosfor P H2PO4
-, HPO2- 30.98 2.000 0.20
Belerang S S04
2- 32.07 1.000 0.1
Khlor Cl Cl- 35.46 1.00 0.01
6. V-6
Besi Fe Fe2+ 55.85 1.00 0.01
Mangan Mn Mn2+ 54.94 50 0.005
Boron B H3BO3 10.82 20 0.002
Seng Zn Zn2+ 65.38 20 0.002
Tembaga Cu Cu2+ 63.54 6 0.0006
Molibdenum Mo MnO4
2- 95.95 0.1 0.00001
Fungsi/Peran Umum Elemen Esensial
a. Komponen permanen penyusun protoplasma dan dinding sel : C, H, O, N, S, Ca dan
Mg.
b. Berpengaruh pada tekanan osmotik sel tanaman → diatur oleh bahan organik dan
garam mineral yang melarut dalam cairan sel
c. Fungsi katalitik : Fe, Cu, Zn, Mo, Mn dan Cl merupakan bagian dari prostetik ensim
(koensim) atau sebagai aktivator reaksi
d. Fungsi antagonistik dan keseimbangan : Ca, Mg, K berinteraksi dengan racun dari
elemen mineral lain dengan cara mengatur keseimbangan ion.
e. Sebagai penyangga, misal : H+, K, Ca, Na dan Mg
f. Dapat menyebabkan keracunan. Yang dikenal : Al, Bo, As, Cu, Pb, Mg, Mn, Mo, Ni,
Se, Ag dan Zn. Unsur-unsur penting dalam metabolisme; meracun bila konsentrasi
tinggi.
Peranan Penting Hara Mikro
a. Sebagai pembawa elektron; kemungkinan terjadinya perubahan valensi.
Misal :
Fe (makro/mikro), pada sistem sitokhrom oksidase
Cu pada sistem polifenol/oksidase polifenol dan oksidase asam askorbat
Mo pada reduksi nitrat menjadi nitrit
b. Sebagai aktivator dalam reaksi ensimatik
Contoh :
Mn ++ dalam ensim amino peptidase
7. V-7
Fe++ dalam ensim katalase
Zn ++ dalam ensim dehidrogenase alkohol
Mo++ dalam ensim reduktase nitrat
Kegunaan Masing-Masing Unsur Hara Bagi Tanaman
1. NITROGEN
a. Komponen utama senyawa-senyawa asam Amino, amida, protein, khlorofil dan
alkaloid
b. Penyusun protoplasma (40-50% mengandung N)
2. FOSFOR
a. Berperanan penting dalam transfer energi dalam sel tanaman : ADP, ATP
b. Berperanan dalam pembentukan membran sel : lemak fosfat
c. Berpengaruh terhadap struktur K+, Ca2+, Mg2+ dan Mn2+ terutama terhadap
unsur-unsur tersebut yang mempunyai kontribusi stabilitas strukutur, misalnya
pada gula fosfat, nuckleotida, koensim.
3. KALIUM
a. Fungsi utama mengaktifkan kerja bbrp. ensim:asetil thio kinase,
aldolase,piruvat kinase, glutamil sistein sintetase, formiltetrahidrofosfat
sintetase, suksinil-CoA sintetase, induksi nitrat reduktase, sintesis tepung, ATP-
ase
b. Memacu translokasi karbohidrat dari dalam daun ke organ tanaman yang lain
(terutama yang menyimpan Karbohidrat – ubi)
c. Merupakan komponen penting di dalam mekanisme pengaturan osmotik di
dalam sel
d. Berpengaruh langsung terhadap tingkat semipermeabilitas membran dan
fosforilasi di dalam khloroplast.
8. V-8
4. KALSIUM
a. Berperan penting sebagai elemen struktural diding sel, khususnya sebagai Ca-
pektat di dalam penyusun lamela tengah
b. Essensial dalam mengatur struktur membran dan aktivitasnya, terutama pada
aliran ion di akar
c. Berperanan dalam nitrat reduktase, amilase, ATP-ase, Fosforilase
d. Jembatan penghubung suatu bahan makro molekul, misalnya tepung
e. Memacu pertumbuhan “pollen tube”
f. Berperanan dalam detoksifikasi cairan sel dengan cara membentuk garam yang
tidak larut, misalnya kristal Ca-oksalat
5. MAGNESIUM
a. Penyusun khlorofil
b. Pembawa fosfat, terutama dalam pembentukan biji berkadar minyak tinggi
yang mengandung lesitin
c. Aktif dalam fungsi penggabungan antara ensim dan “substrat site”, misalnya :
memompa Mg 2+, dari tilakoid ke stroma, pada keadaan ada cahaya dapat
mengaktifkan RuBP karboksilase
6. SULFUR
a. Sebagai struktur molekul tiga asam amino essensial : sistin, sistein dan metionin
b. Struktur molekul koensim : thianin, biotin dan koensim-A
c. Struktur molekul bahan pereduksi sekunder yang mudah menguap : allyl sulfit
pada bawang-bawangan, mustrat, sulfat flavanoid
d. Struktur molekul sulfolipid yang terdapat pada membran khloroplas
7. SENG
a. Dibutuhkan untuk pemben-tukan triptopan sebagai pre-kursor IAA,
metabolisme triptamin
b. Terutama sebagai kofaktor ensim dehidrogenase, piridin nulleotida, alkohol,
glukosa 6-P dan triosa-P, fosfodiesterase, dan sebagainya.
9. V-9
c. Merangsang sintesa sitokhrom-C
8. BESI
a. Komponen sturuktural porfirin, sitokhrom, hemes, hematin, ferrikhrome, leg
hemoglobin
b. Ikut dalam proses oksidasi reduksi di dalam fotosintesis dan respirasi
c. Kofaktor brberapa ensim : sitokhrom oksidaes, katalase, peroksidase, peptidil
prolin hidrolase, nitrogenase, dan sebagainya.
9. MANGAN
a. Berperan dalam transport elektron pada fotosistem II
b. Elemen struktural membran khloroplast
c. Berperanan dalam beberapa fungsi ensim, misal : ensim yang mengkatalisir
pemecahan air, respirasi, metabolisme N, ikatan khromatin RNA polimerase,
sintesa t-RNA, sintesa fosfatidilinositol, inaktivasi IAA.
10. BORON
a. Berpengaruh dalam translokasi gula dari daun, metabolisme fenol, RNA dan
aktivitas asam gibberellin dan amilase
b. Erat hubungannya dengan beberapa fungsi yang berhubungan dengan Ca di
dalam tanaman
c. Fungsi spesifikasinya belum banyak diketahui
11. MOLIBDENUM
a. Kompenen struktural ensim Riboproteinase, nitrogenase dan nitrat reduktase
b. Berperanan dalam serapan dan translokasi besi
12. TEMBAGA
a. Berperanan dalam transport elektron pada fotosintesis
b. Perannya seperti besi
c. Penting selama pembentukan khlorofil
d. Secara tidak langsung berperanan dalam pembentukan nodul akar.
10. V-10
e. Kofaftor beberapa ensim : oksidase, tirokinase
f. Berperanan dalam oksidase terminal oleh sitokhrom oksidase
13. NATRIUM
a. Berperanan dalam akumulasi asam Oksalat
b. Berperanan dalam membukanya stomata, sebagai pengganti K
c. Berperanan dalam nitrat reduktase
d. Dibutuhkan tanaman yang mempunyai lintasan fotosintetik C4
14. SELENIUM
a. Mengurangi efek racun elemen lisin
b. Berperanan dalam fiksasi N metabolisme leghemoglobin, reduktase
ribonukleotida
15. KHLOR
a. Berpengaruh terhadap turgor, evolusi O2 dalam khloropalst
b. Esennsial dalam fotosistem II
c. Membantu stabilitas proses oksidasi
16. COBALT
a. Berperanan dalam fiksasi N, metabolisme leghemoglobin, reduktase
ribonukleotida
Gejala Kekurangan Unsur Hara Bagi Tanaman
Kekurangan salah satu atau beberapa unsur hara akan mengakibatkan
pertumbuhan tanaman tidak sebagaimana mestinya yaitu ada kelainan atau
penyimpangan-penyimpangan dan banyak pula tanaman yang mati muda.
Gejala kekurangan ini cepat atau lambat akan terlihat pada tanaman, tergantung
pada jenis dan sifat tanaman. Ada tanaman yang cepat sekali memperlihatkan tanda-
tanda kekurangan atau sebaliknya ada yang lambat. Pada umumnya pertama-tama
11. V-11
akan terlihat pada bagian tanaman yang melakukan kegiatan fisiologis terbesar yaitu
pada bagian yang ada di atas tanah terutama pada daun-daunnya.
Bila tidak ada faktor lain yang mempengaruhi, maka tanda-tanda kekurangan
unsur hara terlihat sebagai berikut:
1. Kekurangan unsur hara Nitrogen (N)
a. Warna daun hijau agak kekuning-kuningan dan pada tanaman padi warna ini
mulai dari ujung daun menjalar ke tulang daun selanjutnya berubah menjadi
kuning lengkap, sehingga seluruh tanaman berwarna pucat kekuning-kuningan.
Jaringan daun mati dan inilah yang menyebabkan daun selanjutnya menjadi
kering dan berwarna merah kecoklatan.
b. Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil
c. Perkembangan buah tidak sempurna atau tidak baik, seringkali masak sebelum
waktunya
d. Dapat menimbulkan daun penuh dengan serat, hal ini dikarenakan menebalnya
membran sel daun sedangkan selnya sendiri berukuran kecil-kecil
e. Dalam keadaan kekurangan yang parah, daun menjadi kering, dimulai dari
bagian bawah terus ke bagian atas
2. Kekurangan unsur hara Fosfor (P)
a. Terhambatnya pertumbuhan sistem perakaran, batang dan daun
b. Warna daun seluruhnya berubah menjadi hijau tua/keabu-abuan, mengkilap,
sering pula terdapat pigmen merah pada daun bagian bawah, selanjutnya mati.
Pada tepi daun, cabang dan batang terdapat warna merah ungu yang lambat
laun berubah menjadi kuning.
c. Hasil tanaman yang berupa bunga, buah dan biji merosot. Buahnya kerdil-
kerdil, nampak jelek dan lekas matang
3. Kekurangan unsur hara Kalium (K)
12. V-12
Defisiensi/kekurangan Kalium memang agak sulit diketahui gejalanya, karena gejala
ini jarang ditampakkan ketika tanaman masih muda.
a. Daun-daun berubah jadi mengerut alias keriting (untuk tanaman kentang akan
menggulung) dan kadang-kadang mengkilap terutama pada daun tua, tetapi
tidak merata. Selanjutnya sejak ujung dan tepi daun tampak menguning, warna
seperti ini tampak pula di antara tulang-tulang daun pada akhirnya daun
tampak bercak-bercak kotor (merah coklat), sering pula bagian yang berbercak
ini jatuh sehingga daun tampak bergerigi dan kemudian mati
b. Batangnya lemah dan pendek-pendek, sehingga tanaman tampak kerdil
c. Buah tumbuh tidak sempurna, kecil, mutunya jelek, hasilnya rendah dan tidak
tahan disimpan
d. Pada tanaman kelapa dan jeruk, buah mudah gugur
e. Bagi tanaman berumbi, hasil umbinya sangat kurang dan kadar hidrat arangnya
demikian rendah
Khusus untuk tanaman padi, gejala kekurangan unsur Kalium dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a. Daun
Daun tanaman padi yang kekurangan Kalium akan berwarna hijau gelap dengan
banyaknya bintik-bintik yang warnanya yang menyerupai karat. Bintik-bintik itu
pertama-tama muncul pada bagian atas daun yang sudah tua, ujung daun dan
tepi daun menjadi seperti terbakar (necrotic), berwarna coklat kemerahan atau
coklat kuning. Daun-daun tua, khususnya di tengah hari akan terkulai dan daun-
daun muda menggulung ke arah atas dan memperlihatkan gejala-gejala
kekurangan air
b. Batang
Batang tanaman padi yang kekurangan Kalium akan tumbuh pendek dan kurus.
Dan kebanyakan varietas-varietas padi yang kekurangan Kalium lebih mudah
rebah
c. Akar
13. V-13
Pertumbuhan akar biasanya sangat terbatas, ujung akar akan tumbuh kurus dan
pendek, dan akar selalu cenderung berwarna gelam dan hitam. Akar-akar
cabang dan akar rambat sangat kurus dan selalu memperlihatkan gejala
pembusukan akar.
d. Bulir dan Malai
Pertumbuhannya akan pendek dan umumnya mempunyai persentase
kehampaan buah yang tinggi. Sedang jumlah bulir yang berisi untuk setiap
helainya akan rendah, bulir-bulir padi akan berukuran kecil dan tidak teratur
bentuknya, mutu dan berat 1.000 bulir akan berkurang, persentase bulir-bulir
yang tidak berkembang dan tidak dewasa bertambah.
4. Kekurangan unsur hara Kalsium (Ca)
a. Daun-daun muda selain berkeriput mengalami perubahan warna, pada ujung
dan tepi-tepinya klorosis (berubah menjadi kuning) dan warna ini menjalar di
antara tulang-tulang daun, jaringan-jaringan daun pada beberapa tempat mati
b. Kuncup-kuncup muda yang telah tumbuh akan mati
c. Pertumbuhan sistem perakarannya terhambat, kurang sempurna malah sering
salah bentuk
d. Pertumbuhan tanaman demikian lemah dan menderita
5. Kekurangan unsur hara Magnesium (Mg)
a. Daun-daun tua mengalami klorosis (berubah menjadi kuning) dan tampak di
antara tulang-tulang daun, sedang tulang-tulang daun itu sendiri tetap
berwarna hijau. Bagian di antara tulang-tulang daun itu secara teratur berubah
menjadi kuning dengan bercak-bercak merah kecoklatan
b. Daun-daun mudah terbakar oleh teriknya sinar matahari karena tidak
mempunyai lapisan lilin, karena itu banyak yang berubah warna menjadi coklat
tua/kehitaman dan mengkerut
c. Pada tanaman biji-bijian, daya tumbuh biji kurang/lemah, malah kalau toh ia
tetap tumbuh maka ia akan nampak lemah sekali.
6. Kekurangan unsur hara Belerang (S)
14. V-14
a. Daun-daun muda mengalami klorosis (berubah menjadi kuning), perubahan
warna umumnya terjadi pada seluruh daun muda, kadang mengkilap keputih-
putihan dan kadang-kadang perubahannya tidak merata tetapi berlangsung
pada bagian daun selengkapnya
b. Perubahan warna daun dapat pula menjadi kuning sama sekali, sehingga
tanaman tampak berdaun kuning dan hijau, seperti misalnya gejala-gejala yang
tampak pada daun tanaman teh di beberapa tempat di Kenya yang terkenal
dengan sebutan”Tea Yellow” atau”Yellow Disease”
c. Tanaman tumbuh terlambat, kerdil, berbatang pendek dan kurus, batang
tanaman berserat, berkayu dan berdiameter kecil
d. Pada tanaman tebu yang menyebabkan rendemen gula rendah
e. Jumlah anakan terbatas.
7. Kekurangan unsur hara Besi (Fe)
Defisiensi (kekurangan) zat besi sesungguhnya jarang terjadi. Terjadinya gejala-
gejala pada bagian tanaman (terutama daun) kemudian dinyatakan sebagai
kekurangan tersedianya zat besi adalah karena tidak seimbang tersedianya zat Fe
dengan zat kapur (Ca) pada tanah yang berlebihan kapur dan yang bersifat alkalis.
Jadi masalah ini merupakan masalah pada daerah-daerah yang tanahnya banyak
mengandung kapur.
a. Gejala-gejala yang tampak pada daun muda, mula-mula secara setempat-
setempat berwarna hijau pucat atau hijau kekuning-kuningan, sedangkan
tulang daun tetap berwarna hijau serta jaringan-jaringannya tidak mati
b. Selanjutnya pada tulang daun terjadi klorosis, yang tadinya berwarna hijau
berubah menjadi kuning dan ada pula yang menjadi putih
c. Gejala selanjutnya yang lebih hebat terjadi pada musim kemarau, daun-daun
muda banyak yang menjadi kering dan berjatuhan
d. Pertumbuhan tanaman seolah terhenti akibatnya daun berguguran dan
akhirnya mati mulai dari pucuk.
8. Kekurangan unsur hara Mangan (Mn)
15. V-15
Gejala kekurangan Mangan (Mn) hampir sama dengan gejala kekurangan Besi (Fe)
pada tanaman, yaitu:
a. Pada daun-daun muda di antara tulang-tulang dan secara setempat-setempat
terjadi klorosis dari warna hijau menjadi warna kuning yang selanjutnya
menjadi putih
b. Tulang-tulang daunnya tetap berwarna hijau, ada yang sampai kebagian sisi-sisi
dari tulang
c. Jaringan-jaringan pada bagian daun yang klorosis mati sehingga praktis bagian-
bagian tersebut mati, mengering, ada kalanya yang terus mengeriput dan ada
pula yang jatuh sehingga daun tampak menggerigi
d. Pertumbuhan tanaman menjadi kerdil, terutama pada tanaman sayuran tomat,
seledri, kentang dan lain-lain, begitu juga pada tanaman jeruk, tembakau dan
kedelai
e. Pada tanaman gandum, bagian tengah helai daun berwarna coklat, kemudian
patah
f. Pembentukan biji-bijian kurang baik (jelek).
9. Kekurangan unsur hara Tembaga/Cuprum(Cu)
Kekurangan unsur hara Tembaga (Cu) acapkali ditemukan pada tanah-tanah
organik yang agak asam, tanda-tandanya dapat dilihat sebagai berikut:
a. Pada bagian daun, terutama daun-daun yang masih muda tampak layu dan
kemudian mati (die back), sedang ranting-rantingnya berubah warna pula
menjadi coklat dan mati pula
b. Ujung daun secara tidak merata sering ditemukan layu, malah kadang-kadang
klorosis, sekalipun jaringan-jaringannya tidak ada yang mati
c. Pada tanaman jeruk kekurangan unsur hara tembaga ini menyebabkan daun
berwarna hijau gelap dan berukuran besar, ranting berwarna coklat dan mati,
buah kecil dan berwarna coklat
d. Pada bagian buah, buah-buahan tanaman pada umumnya kecil-kecil warna
coklat dan bagian dalamnya didapatkan sejenis perekat (gum).
10. Kekurangan unsur hara Seng/Zincum (Zn)
16. V-16
a. Terjadi penyimpangan pertumbuhan pada bagian daun-daun yang tua, yaitu:
Bentuknya lebih kecil dan sempit daripada bentuk umumnya
Klorosis terjadi di antara tulang-tulang daun
Daun mati sebelum waktunya, kemudian berguguran dimulai dari daun-
daun yang ada di bagian bawah menuju ke puncak
b. Pada padi sawah gejala terlihat 2 - 4 minggu setelah tanam, yaitu adanya
pemutihan di bagian tengah daun. Kekurangan yang parah menyebabkan daun
tidak mau terbuka
c. Pada tanaman jagung gejala terlihat 1 - 2 minggu setelah bibit muncul di
permukaan tanah, daun-daun muda menunjukkan garis-garis kuning dan terus
menguning sampai ke dasar daun, sedang tepi daun tetap hijau
d. Pada kacang tanah gejala terlihat setelah tanaman berumur 1 bulan, mula-mula
jaringan di antara urat-urat dan nampak menguning dan akhirnya hanya pada
urat-urat daun saja akan tetap hijau. Tanaman kerdil dan polong sedikit.
11. Kekurangan unsur hara Molibden (Mo)
a. Secara umum daun-daun mengalami perubahan, kadang-kadang mengalami
pengkerutan terlebih dahulu sebelum mengering dan mati. Mati pucuk (die
back) biasa pula terjadi pada tanaman yang kekurangan unsur hara Mo
b. Pertumbuhan tanaman tidak normal, terutama pada tanaman sayuran. Daun
keriput dan mengering.
12. Kekurangan unsur hara Borium (Bo)
Walaupun unsur hara Bo hanya sedikit saja yang diperlukan tanaman bagi
pertumbuhannya, tetapi kalau unsur ini tidak tersedia bagi tanaman gejalanya
cukup serius.
a. Daun-daun yang masih muda terjadi klorosis, secara setempat-setempat pada
permukaan daun bawah yang selanjutnya menjalar kebagian tepi-tepinya.
Jaringan daun mati
b. Daun yang baru muncul tumbuh kerdil, kuncup-kuncup mati dan berwarna
kehitaman atau coklat
17. V-17
c. Dapat menimbulkan penyakir fisiologis, khususnya pada tanaman sayuran,
tembakau dan apel. Malah pada jagung bisa menimbulkan tongkol tanpa biji
sama sekali
d. Pada umbi-umbian pertumbuhannya kerdil, terdapat bercak-bercak atau
lubang berwarna hitam pada umbi
e. Pada tanaman bayam dan selada pucuk tanaman tumbuh tidak sempurna dan
berwarna hitam
f. Tangkai daun seledri membentuk celah-celah dan garis-garis tak teratur
berwarna coklat. Anak-anak daun seledri berbercak-bercak coklat.
13. Kekurangan unsur hara Klorida (Cl)
a. Dapat menimbulkan gejala pertumbuhan daun yang kurang normal terutama
pada tanaman sayur-sayuran, daun tampak kurang sehat dan berwarna
tembaga
b. Kadang-kadang pertumbuhan tanaman tomat, gandum dan kapas
menunjukkan gejala seperti di atas.
18. V-18
C. RINGKASAN
Perkembangan hara dan mineral dalam tubuh tanaman berkaitan erat dengan penemuan
dan penelitian beberapa ilmuwan Seperti : Herodatus (2500 SM); Theoprathus, Marcus
19. V-19
Porceus Cato, Yergilus, sekitar 334 – 19 SM. Kemudian J.B. Van Helmont (Ahli fisika, Belgia
pada tahun 1600) : merupakan awal penelitian kuantitatif, J.R. Glouber (Ahli Kimia, Jerman,
1656), John Woodward (profesor obat-obatan, Inggris, 1699). Disusul Justus Von Leibig
(1803-1873) yang terkenal dengan Hukum minimum Leibig. Dennies Robert Hoagland
(1884-1949) terkenal dengan larutan Hoagland dan Mitcherlich (1909) terkenal dengan
hukum The law of diminishing return (hukum peningkatan hasil yang semakin berkurang).
Arnon (1950) mengemukakan beberapa konsep yang dikenal sebagai konsep essensialitas.
Yang oleh sebagian ahli persyaratan yang ditentukan oleh batasan-batasan keesensialan
ketat dan kaku dipandang dari segi praktek. Atas dasar hal tersebut D.J. NICHOLAS (long
Ashton Research Station) menyarankan untuk mengganti istilah hara esensial dengan hara
fungsional atau hara metabolism
Unsur hara tanaman terdiri dari unsur hara makro (dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah
yang banyak : C, H, O, K, Ca, Mg, N, P, S) dan unsur hara mikro (dibutuhkan oleh tanaman
dalam jumlah yang sangat sedikit : B, Cl, Cu, Fe, Mn, Mo, Zn).
Peran Umum Elemen Esensial, antara lain : Komponen permanen penyusun protoplasma
dan dinding sel : C, H, O, N, S, Ca dan Mg; Berpengaruh pada tekanan osmotik sel tanaman
→ diatur oleh bahan organik dan garam mineral yang melarut dalam cairan sel; Fungsi
katalitik : Fe, Cu, Zn, Mo, Mn dan Cl merupakan bagian dari prostetik ensim (koensim) atau
sebagai aktivator reaksi; Fungsi antagonistik dan keseimbangan : Ca, Mg, K berinteraksi
dengan racun dari elemen mineral lain dengan cara mengatur keseimbangan ion; Sebagai
penyangga, misal : H+
, K, Ca, Na dan Mg. Tapi dapat menyebabkan keracunan seperti : Al,
Bo, As, Cu, Pb, Mg, Mn, Mo, Ni, Se, Ag dan Zn.
Peranan penting hara mikro : sebagai pembawa elektron (mis. Fe, Cu, Mo) dan sebagai
aktivator dalam reaksi ensimatik (mis. Mn, Zn)
Masing-masing unsur hara memiliki kegunaan yang berbeda bagi pertumbuhan tanaman.
Kekurangan salah satu atau beberapa unsur hara akan mengakibatkan pertumbuhan
tanaman tidak sebagaimana mestinya yaitu ada kelainan atau penyimpangan-
penyimpangan dan banyak pula tanaman yang mati muda.
Gejala kekurangan ini cepat atau lambat akan terlihat pada tanaman, tergantung pada jenis
dan sifat tanaman. Ada tanaman yang cepat sekali memperlihatkan tanda-tanda
kekurangan atau sebaliknya ada yang lambat. Pada umumnya pertama-tama akan terlihat
20. V-20
pada bagian tanaman yang melakukan kegiatan fisiologis terbesar yaitu pada bagian yang
ada di atas tanah terutama pada daun-daunnya.
D. DAFTAR PUSTAKA
1. Campbell, et. al. 2002. Biologi. Jakarta: Erlangga
2. Devlin, Robert M. 1975. Plant Physiology Third Edition. New York : D.
Van NostrandDwidjoseputro. 1990. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT.
GramediaPustaka Utama.
3. Gardner et al., 1991 gardner, F. P., R. B. Pearce and R. L. Mitchell. Fisiologi Tanaman
Budidaya. UI Press. Jakarta.
4. Hari Suseno, 1981. Metabolisme Dasar dan Beberapa Apeknya. Departemen Botani
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
5. Harjadi, W, 1997. Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT.Gramedia, Jakarta
6. Irawan, B. 2007. Konversi Lahan Sawah : Potensi Dampak, Pola Pemanfaatnnya, dan
Faktor Determinan. Bogor : Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi
Pertanian.
7. Istamar Syamsuri, dkk, 2004. Biologi Untuk SMA Kelas X Semester 1 . Jakarta:Erlangga.
Mill). Jurnal Kimia Unand . ISSN No. 2303-3401. Vol. 2 No. 1, Maret 2013
8. Mulyaningsih, 2010. Analisis Unsur Toksik Dan Makro-Mikro Nutrien Dalam Bahan
Makanan Dengan Metode Analisis Aktivasi Neutron. Jurnal Iptek Nuklir Ganendra. Pusat
Teknologi Bahan Industri Nuklir Batanvol. 13 No. 1. ISSN 1410-6957.
9. Noggle G.R. & G.J. Fritz. 1979. Introductory Plant Physiology. Prentice-Hall, of India
Private Limited, New Delhi-110001.
10. Rosmarkam, A., Yuwono. 2002. Ilmu Keuburan Tanah. Yogyakarta : Kanisius.
11. Salisbury F.B. and Cleon W. Ross., 2002. Fisiologi Tumbuhan. Terjemahan Diah L Lukman
dan Sumaryono. Penerbit ITB, Bandung
12. Sarief, 1985. Ilmu Tanah Pertanian. Pustaka Buana. Bandung
13. Sitompul, S. M. Dan B. Guritno. 2004. Analisis Pertumbuhan Tanaman. UGM Press.
Yogyakarta.
14. Suprapto, H.S., 1991. Bertanam Kedelai. Penebar Swadaya, Jakarta.
21. V-21
15. Wahyudi, Agus. 2014. Upaya Perbaikan Pertumbuhan Tanaman Jabon(Anthocephalus
cadamba) Dengan Pemberian Pupuk Kompos KotoranSapi Pada Beberapa Ketinggian
empat. Jurnal Sylva Lestari. ISSN2339-0913. Vol. 2 No. 2, Mei 2014
16. Winda, Hafsah. 2013. Pemanfaatan Limbah Sargassum Polycystum dari IndustriFarmasi
sebagai Pupuk Cair serta Pengaruhnya Terhadap Sifat KimiaTanah Ultisol dan
Pertumbuhan Tanaman Sawi. ISSN No. 2337- 6597. Jurnal Online Agroekoteknologi .
Vol.1, No.3, Juni 2013
17. Yandaru, Nurantini. 2001.Biologi. Jakarta. Erlangga
18. Yuli Afrida Yanti, Indrawati, Refilda, 2013. Penentuan Kandungan Unsur Hara Mikro (Zn,
Cu, Dan Pb) Didalam Kompos Yang Dibuat Dari Sampah Tanaman Pekarangan Dan
Aplikasinya Pada Tanaman Tomat (Solanum LycopersicumMill). Jurnal Kimia
Unand. Laboratorium Kimia Lingkungan, Jurusan Kimia FMIPA, Universitas Andalas. ISSN
No. 2303-3401. Volume 2 Nomor 1.
E. SOAL DAN LATIHAN
Pilih jawaban yang benar :
1. Yang bukan merupakan salah satu dari empat unsur penting yang menduduki hampir
95% dari seluruh bagian berat zat kimia sel adalah :
A. OksigenB. Karbon C. Sulfur D. Nitrogen E. Hidrogen
2. Salah satu dari unsur-unsur di bawah ini bukan termasuk unsur mikro mikro :
A. Cu B. Zn C. Co D. Mo E. Ca
3. Sulfur diserap oleh akar tanaman dalam bentuk senyawa :
A. H2SO4 B. Sulfat C. Sulfit D. Senyawa sulfida E. H2S
Jawab pertanyaan dengan singkat jelas
1. Tunjukkan tiga diantara sekian banyak peranan unsur hara bagi tanaman !
2. Apa yang dimaksud dengan unsur hara essensial ?
3. Berikan tiga contoh yang termasuk unsur hara makro dan yang termasuk unsur hara
mikro, masing-masing tiga unsur hara.
4. Dalam bentuk apa dan lewat mana unsur hara yang tersebut pada jawaban butir 2 c),
diserap oleh tanaman. Jelaskan