Faktor penentu pertumbuhan tanaman terdiri dari faktor genetik dan lingkungan. Faktor genetik meliputi varietas dan hibrida tanaman yang memiliki hasil panen lebih tinggi. Faktor lingkungan meliputi temperatur, kelembaban tanah, sinar matahari, udara, struktur tanah, reaksi tanah, organisme hidup, ketersediaan unsur hara, dan senyawa penghambat pertumbuhan yang mempengaruhi proses fotosintesis dan pert
1. Faktor penentu pertumbuhan tanaman
Posted on 1 November 2010
1
“Growth is defined as the progressive development of an organism”
Setiap syarat tumbuh dapat membatasi hasil. Aturan minimum dari Liebig berlaku unsur hara,
tetapi dapat pula diterapkan bagi syarat tumbuh yang lainnya. Pertumbuhan tanaman dibatasi oleh
keberadaan hara yang paling terbatas jumlahnya, tanpa memperhatikan besarnya sediaan hara
yang lainnya. Tugas petani adalah mengidentifikasi semua faktor pembatas hasil, dan
menghilangkan atau meminimalkannya sehingga usahanya menguntungkan.
Faktor penentu pertumbuhan tanaman dapat dipilahkan menjadi 2 bagian yaitu: Genetik
(dakhili=internal) dan Lingkungan (khariji=eksternal).
Faktor Genetik
Perbaikan genetik dengan munculnya hibrida, varitas atau galur telah menunjukkan adanya
peningkatan hasil panen pada tanaman jagung, gandum atau komoditas lainnya.
Tabel. Hasil panen jagung di USA pada tahun 1971-1973
Hibrida tahun Panen buruk (kg/ha) Panen baik (kg/ha)
1930 3.709 6.538
1940 4.464 7.544
1950 4.778 7.670
1960 4.902 8.550
1970 5.972 8.990
Tabel. Hasil panen gandum berbagai varitas
Varitas
Panen (kg/ha)
2. 1926 (Marquis) 2.028
1935 (Thatcher) 2.230
1958 (Lee) 2.425
1967 (Chris) 2.735
1971 (Era)
3.623
Tanaman dengan hasil panen tinggi (high yielding) mengambil hara lebih banyak dibandingkan
tanaman biasa. Tanaman demikian bersifat menguras hara. Jika ditanam pada tanah yang
memiliki ketersediaan hara terbatas, maka hasil panen akan lebih rendah dibandingkan tanaman
biasa.
Pada masa lampau dilakukan pemilihan varitas tanaman untuk berbagai tingkat kesuburan tanah
yang berbeda. Sekarang hal tersebut tidak dikerjakan lagi, karena pada tanah yang tidak subur
dapat ditambahkan pupuk. Meski demikian tetap dilakukan upaya pemilihan tanaman misalnya:
tahan terhadap pH rendah atau keracunan Al, atau terhadap kondisi garaman, atau tahan terhadap
kekeringan.
Faktor lingkungan
“Environme nt is defined as the aggregate of all the external conditions and influences affecting
the life and development of the organism.”
Yang termasuk dalam faktor lingkungan adalah : Temperatur, Lengas, Sinar matahari, Susunan
udara, Struktur tanah, Reaksi tanah, Biotik, Penyediaan hara dan Senyawa penghambat
pertumbuhan.
1. Temperatur: Temperatur merupakan ukuran intentitas panas. Kisaran temperatur secara
umum untuk makluk hidup: -35 0C – +75 0C; Tanaman pertanian : 25 – 400C. Temperatur
ini mempengaruhi: fotosintesis, respirasi, permeabilitas dinding sel, penyerapan air dan
hara, transpirasi, aktivitas ensim dan koagulasi protein.
2. Lengas tanah : kadarnya dalam tanah sangat bervariasi: Jenuh air (saturated)– kapasitas
lapangan (field capacity) – layu permanen (wilting point). Fungsi lengas antara lain sebagai
: pelarut, media transportasi, bahan dasar H2O.
3. 3. Sinar matahari: aspek yang terkait dengan pertumbuhan adalah: proses fotosintesis, lama
penyinaran dan periode tumbuh.
4. Udara: diperlukan untuk respirasi dan sebagai bahan dasar CO2 dalam proses fotosintesis.
5. Struktur tanah : mempengaruhi ruang tumbuh akar dan imbangan udara-lengas.
6. Reaksi tanah: berkaitan dengan ketersediaan hara, unsur meracun dan kehidupan mikrobia.
7. Biotik: antagonisme atau sinergisme, jasad pengganggu: hama, penyakit, gulma
8. Penyediaan hara: mineral, tekstur, struktur, pH, bahan organik tanah, pemupukan,
pengolahan tanah. Perakaran tanaman dapat dangkal, dalam, atau menyebar.
9. Senyawa penghambat pertumbuhan: adanya limbah atau bahan beracun.
Terdapat empat faktor penting dalam pengaturan keseimbangan, empat faktor tersebut
adalah, oksigen, air, unsur toksik, dan unsur hara.
Oksigen sangat dibutuhkan, karena merupkan faktor yang akan memproses
pembakaran fisiologis atau respirasi. Kekurangan oksigen di daerah perakaran sangat
berbahaya, terutama pada saat tanaman tersebut sedang berbuunga dan berbuah hal
ini akan mengakibatkan penurunan hasil yang mencolok, biarpun tanaman tersebut
pada awalnya tumbuh dengan sehat. Kekurangan oksigen pada tanaman akan terlihat
pada daun bagian bawah yang menguning dan layu. Pada dasarnya kekurangan
oksigen, sama dengan kekurangan tenaga atau energi, karena tenaga atau energi ini
dibutuhkan untuk menyedot air dan unsur hara.
Air dan Unsur hara penting sekali sebagai bahan untuk dijadikan sebagai bahan
berenergi lebih tinggi melalui proses fotosintesis. Energi fotosintesis itu akan
dibebaskan kembali dalam respirasi dan berguna untuk mengambil air dan unsur hara
selanjutnya.
Unsur toksik jelas tidak sehat untuk tanaman, karena akan memperhambat
perkembangan akar, sehingga pengambilan air dan unsur hara ikut terganggu pula.
Dalam melakukan budidaya cabai, diharapkan penentuan lokasi harus selektif terhadap
tanah tersebut, agar budidaya yang kita lakukan tidak mendapatkan kendala yang
serius, sehingga budidaya tersebut akan berjalan mulus sesuai yang kita rencanakan