SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
SILASE RUMPUT GAJAH DENGAN PREKURSOR DEDAK
(Laporan Praktikum Ilmu Tanaman Pakan)
Oleh
Kelompok I (satu)
Arinda Kusuma Wardani 1514141082
Ahmad Kharisman 1314141004
Angga Predi Saputra 1514141008
Intan Apri Juliani 1514141014
LABORATORIUM LAPANG TERPADU
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2017
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Praktikum : Silase Rumput Gajah dengan Prekursor Dedak
Tempat Praktikum : Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas pertanian
Universitas Lampung
Waktu Praktikum : 01 – 15 Mei 2017
Kelompok : I (satu)
Jurusan : Peternakan
Fakultas : Pertanian
Universitas : Universitas Lampung
Bandar Lampung, 05 Juni 2017
Mengetahui,
Asisten
Sumarni
NPM 1414141086
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Sholawat serta salam tak lupa kita
sanjungkan kepada Rosulullah Muhammad SAW. Terimakasih penulis ucapkan
kepada asisten dosen yang telah membimbing dalam penyusunan laporan ini.
Tidak lupa juga kepada teman-teman yang sudah membantu memberi gagasannya
serta dukungannya hingga selesainya laporan ini.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas praktikum mata kuliah Pemanfaatan
Lmbah Agroindustri, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas
Lampung. Dalam penulisan ini diharapkan penulis dapat menjelaskan proses
pembuatan dan hasil silase rumput gajah dengan prekursor dedak. Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini banyak kekurangan, maka dari
itu penulis mengharapkan kritik dan saran agar laporan ini lebih bermanfaat bagi
khalayak ramai.
Bandar lampung, 03 Juni 2017
Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ……………..……………………… i
KATA PENGANTAR ……..……………………………………. ii
DAFTAR ISI …………………………………………………….. iii
DAFTAR TABEL ……………………………………………….. iv
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………. v
I. PENDAHULUAN ………………...………………………… 1
A. Latar Belakang …………………………………………… 1
B. Tujuan Praktikum ………………………………………... 1
II. TINJAUAN PUSTAKA ……….…………………………… 3
III. METODE PRAKTIKUM …………………………………. 6
A. Waktu dan Tempat Praktikum …………………………… 6
B. Alat dan Bahan Praktikum …………….…………………. 6
C. Cara Kerja …………………………….………………….. 6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ………..…………………… 8
A. Hasil Pengamatan …………………..…………………….. 8
B. Pembahasan ………………………....……………………. 8
V. KESIMPULAN ……………………...……………………… 12
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………… 13
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
1. Hasil Pengamatan Pada Indicator Bau, Tekstur, Warna Dan
Palatabilitas Pada Silase Rumput Gajah …………………….. 8
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
1. Mesin Chopper ……………………………………………....... 16
2. Potongan Rumput Gajah ………………………………………. 16
3. Hasil Silase 1 …………………………………………………. 16
4. Hasil Silase 2 ………………………………………………….. 16
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketersediaan hijauan untuk pakan ternak di Indonesia ini sangat dipengaruhi oleh
musim. Saat musim hujan, tanaman pakan ternak dapat tumbuh baik, sehingga
kebutuhan pakan hijauan dapat tercukupi. Sebaliknya pada musim kemarau,
tanaman hijauan yang dihasilkan akan sangat berkuarang dalam jumlah dan
kualitasnya. Seringkali peternak menanggulanginya dengan cara memberikan
pakan seadanya yang diperoleh dengan mudah dari lingkungan di sekitarnya.
Pemberian pakan ternak yang seadanya sangat mempengaruhi produktivitas
ternak, terlihat dari lambat nya pertumbuhan atau minimnya peningkatan berat
badan (BB) bahkan sampai mengalami sakit.
Untuk mengatasi hal ini, hijauan yang berlebih pada musim penghujan
dapatdiproses ataupun diawetkan menggunakan metoda silase. Silase juga dapat
di buat menggunakan bahan Produksi limbah pertanian yang jumlahnya banyak
tersedia Pengolahan limbah pertanian ini tentunya akan memberikan manfaat yang
baik bagi ternak seperti penggunaan bungkil sawit. Pembuatan silase ini juga
merupakan salah satu cara yang sangat berguna untuk tetap menggunakan materi
tanaman dengan kualitas nutrisi yang tinggi sebagai pakan ternak di sepanjang
waktu, tidak hanya untuk musim kemarau. Teknologi fermentasi pada pengolahan
pakan yang umum digunakan adalah pembuatan silo baik untuk hijauan rumput-
rumputan seperti rumput gajah.
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari dilakukannya praktikum ini adalah:
1. Mengetahui bagaimana prinsip pembuatan silase rumput gajah;
2. Mengetahui hasil yang baik dari pembuatan rumput gajah;
3. Mengetahui manfaat dari pembuatan silase.
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Rumput Gajah
Rumput gajah mengandung protein kasar yaitu 9,66%, namun rumput gajah
mengandung serat kasar yang tinggi yaitu 30,86 %. Produksi rumput gajah yang
berlebih, dapat dimanfaatkan untuk mengantisipasi kesenjangan produksi hijauan
pakan pada musim hujan dan musim kemarau, disamping itu dapat memanfaatkan
kelebihan produksi pada saat pertumbuhan yang terbaik. Rumput gajah tersebut
dapat diawetkan dalam bentuk silase, karena merupakan bahan pakan hijauan
yang baik untuk dibuat silase (Sutardi cit. Syariffudin, 2006).
2.2 Silase
Silase adalah pakan yang telah diawetkan yang di proses dari bahan baku yang
berupa tanaman hijauan, limbah industri pertanian, serta bahan pakan alami
lainya, dengan jumlah kadar/kandungan air pada tingkat tertentu kemudian di
masukan dalam sebuah tempat yang tertutup rapat kedap udara, yang biasa disebut
dengan “Silo”, selama 30 hari, karena apabila di dalam silo terjadi proses respirasi
yang berlebihan atau dalam waktu yang lama maka dapat mengurangi ketersedian
substrat dalam produksi asam laktat, sehingga dapat menurunkan potensi proses
fermentasi yang baik. Di dalam silo tersebut tersebut akan terjadi beberapa tahap
proses anaerob (proses tanpa udara/oksigen), dimana “bakteri asam laktat akan
mengkonsumsi zat gula yang terdapat pada bahan baku, sehingga terjadilah
proses fermentasi (Suparjo, 2009). Contoh bakteri asam laktat diantaranya
adalah Streptococcus thermophillus, Streptococcus lactis, Lactobacillus lactis,
Leuconostoc mesenteroides (Hanafi, 2008).
Bahan silase terbaik adalah rumput gajah (Penisetum purpureum) hasil budidaya.
Bahan terbaik lain adalah batang jagung (tebon) muda, atau tebon hasil budidaya.
Sebab tebon, daunnya masih hijau dan batangnya juga masih sangat lunak.
Rumput liar yang heterogen pun, sebenarnya bisa pula dijadiken silase. Tujuan
utama pembuatan silase adalah untuk mengawetkan dan mengurangi kehilangan
zat makanan suatu hijauan untuk dimanfaatkan pada masa mendatang. Di jelaskan
lebih lanjut bahwa silase dibuat jika produksi hijauan dalam jumlah yang banyak
atau pada fase pertumbuhan hijauan dengan kandungan zat makanan optimum
(Jajo, 2008).
Silase yang baik biasanya berasal dari pemotongan hijauan tepat waktu
(menjelang berbunga), pemasukan ke dalam silo dilakukan dengan cepat,
pemotongan hijauan dengan ukuran yang memungkinkannya untuk dimampatkan,
penutupan silo secara rapat (tercapainya kondisi anaerob secepatnya) dan tidak
sering dibuka (Hanafi, 2008).
Keberhasilan pembuatan silase berarti memaksimalkan nutrien yang dapat
diawetkan. Silase yang baik diperoleh dengan menekan berbagai aktivitas enzim
yang berada dalam tanaman dan yang tidak dikehendaki serta mendorong
berkembangnya bakteri asam laktat (Sapienza dan Bolsen, 1993).
Mikroba yang tidak diinginkan bersaing menggunakan karbohidrat yang terlarut
dengan bakteri penghasil asam laktat sehingga hasil akhir metabolismenya tidak
menghasilkan bahan-bahan yang bersifat mengawetkan. Silase yang baik
mempunyai ciri-ciri yaitu rasa dan bau asam, warna masih hijau, tekstur hijauan
masih jelas, tidak berjamur atau berlendir, banyak asam laktat, kadar ammonia
rendah (kurang dari 10%), tidak mengandung asam butirat dan pH rendah dengan
kisaran 3,5-4 (Aksi Agraris Kanisius, 1983).
Karakteristik silase yang baik adalah
1. Warna silase, silase yang baik umumnya berwarna hijau kekuningan
ataukecoklatan. Sedangkan warna yang kurang baik adalah coklat tua atau
kehitaman.
4
2. Bau, sebaiknya bau silase agak asam atau tidak tajam. Bebas dari bau manis,
bau amonia dan bau H2S.
3. Tekstur, kelihatan tetap dan masih jelas. Tidak menggumpal, tidak lembek
dan tidak berlendir.
4. Keasaman, kualitas silase yang baik mempunyai pH 4,5 atau lebih rendah.
5. Bebas dari jamur dan belatung. (Utomo,1999)
Dalam proses fermentasi diperlukan bahan pengawet yang tinggi kandungan
karbohidrat seperti dedak halus, yang berfungsi meningkatkan aroma silase,
meningkatkan daya cerna bahan kering dan mempercepat terjadinya suasana asam
(Boediman, 1994).
2.3 Prekursor
Dedak padi cukup mengandung energi dan protein serta vitamin, namun
kelemahannya adalah memiliki kandungan serat kasar cukup tinggi, asam amino
yang sempurna dan kandungan rendah beberapa vitamin dan mineral. Kandungan
protein dedak halus 12%-13%, kandungan lemak cukup tinggi 13% dan serat
kasar 12%. Oleh karena itu dedak padi digunakan secara terbatas antara 18 – 26%
dari total ransum (Rasyaf, 1989).
Palatabilitas merupakan gambaran sifat bahan pakan (fisik dan kimiawi) yang
dicerminkan oleh organoleptik seperti penampakan, bau, rasa (hambar, asin,
manis, pahit), tekstur dan temperaturnya sehingga menimbulkan rangsangan dan
daya tarik ternak untuk mengkonsumsinya. Pakan yang mempunyai nilai gizi
yang tinggi (tidak banyak mengandung serat kasar) mempunyai kecernaan yang
tinggi. Jika palatabilitas suatu pakan tinggi berarti pakan tersebut mempunyai nilai
gizi yang tinggi (Yusmadi dkk, 2008).
5
III. METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat Pratikum
Praktikum “Silase Rumput Gajah Dengan Prekursor Dedak” ini dilaksanakan pada
Senin, 2017 di Laboratorium Lapang Terpadu Jurusan Peternakan, Fakultas
Pertanian, Universitas Lampung.
B. Alat dan Bahan Praktikum
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah chopper, silo, terpal, ember,
dan karung. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah
rumput gajah dan dedak padi halus.
C. Cara Kerja
Cara kerja dalam praktikum ini yaitu:
1. Menyiapkan rumput gajah yang telah di panen;
2. Mengangin-anginkan rumput gajah di tempat teduh untuk mengurangi kadar
air hingga 70-80%;
3. Memotong rumput gajah menjadi bagian-bagian kecil dengan menggunakan
chopper;
4. Mencampur potongan-potongan rumput gajah dengan dedak di atas terpal
hingga tercampur rata;
5. Memasukkan campuran ke dalam kantung plastik tebal dan memadatkannya
hingga tidak terdapat udara di dalam plastik;
6. Menutup kantung plastik dengan rapat agar tercipta suasana anaerob;
7. Mendiamkan selama 3 minggu.
7
VI. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil pengamatan
Adapun hasil pengamatan yang diperoleh dari praktikum ini adalah:
Tabel 1. Hasil Pengamatan Pada Indicator Bau, Tekstur, Warna Dan Palatabilitas
Pada Silase Rumput Gajah.
Hasil Pengamatan
Bau Tekstur Warna Palatabilitas
Silase 1 Harum khas
silase
Tidak menggumpal Hijau
kecoklatan
Baik
Silase 2 Busuk Sedikit menggumpal,
basah, dan sedikit
berjamur
Hijau
kehitaman
Kurang baik
Sumber: Hasil Praktikum Ilmu Tanaman Pakan, Jurusan Peternakan, Fakultas
Pertanian, Universitas Lampung.
B. Pembahasan
Menurud Sutardi dan Syariffudin (2006), Produksi rumput gajah yang berlebih,
dapat dimanfaatkan untuk mengantisipasi kesenjangan produksi hijauan pakan
pada musim hujan dan musim kemarau, disamping itu dapat dimanfaatkan
kelebihan produksi pada saat pertumbuhan yang terbaik dengan diawetkan dalam
bentuk silase, karena merupakan bahan pakan hijauan yang baik untuk dibuat
silase (Sutardi cit. Syariffudin, 2006). Silase merupakan hijauan yang difermentasi
sehingga hijauan tersebut tetap awet karena terbentuk asam laktat.
Pada praktikum ini bahan pakan yang digunakan adalah rumput gajah segar yang
berumur kurang lebih 4 minggu, menurut Jajo (2008), bahan silase terbaik adalah
rumput gajah (Penisetum purpureum) muda, atau tebon hasil budidaya. Sebab
tebon, daunnya masih hijau dan batangnya juga masih sangat lunak. Hal ini juga
sesuai dengan pernyataan Hanafi (2008) bahwa silase yang baik biasanya berasal
dari pemotongan hijauan tepat waktu (menjelang berbunga). Praktikum kali ini
menggunakan dua bahan rumput gajah, yang pertama (silase 1) menggunakan
rumput gajah yang telah dichopper dengan kadar air 70-80% dan yang kedua
(silase 2) menggunakan rumput gajah yang telah dicopper dengan kadar air tinggi.
Proses pembuatan silase ini juga digunakan prekusor berupa dedak padi halus, hal
ini merupakan salah satu cara untuk merangsang pertumbuhan bakteri pembentuk
asam sebanyak-banyaknya, dengan menambahkan bahan-bahan yang kaya
karbohidrat sebagai sumber energi bagi bakteri. Ketersediaan bahan yang
mengandung karbohidrat tinggi seperti dedak padi akan merangsang
berlangsungnya proses fermentasi, dan pada akhirnya bakteri asam laktat dapat
berkembang dengan cepat. Sejalan dengan pendapat Boediman (1994), dalam
proses fermentasi diperlukan bahan pengawet yang tinggi kandungan karbohidrat
seperti dedak halus, yang berfungsi meningkatkan aroma silase, meningkatkan
daya cerna bahan kering dan mempercepat terjadinya suasana asam . Namun
Rasyaf ( 1989) dedak padi digunakan secara terbatas antara 18 – 26% dari total
ransum karena kandungan lemak cukup tinggi 13% dan serat kasar 12%,
sedangkan kandungan protein dedak halus 12%-13%.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap tektur silase diketahui bahwa pada silase
1 teksturnya kasar seperti bahan asal, warnanya hijau kecoklatan seperti daun
direbus. Warna hijau kecoklatan pada silase yang terjadi dikarenakan kandungan
kadar air dalam rumput gajah yang dimampatkan dalam suasana anaerob sehingga
tidak terjadi proses fotosintesis dan menyebabkan warna menjadi hijau
kecoklatan. beraroma asam khas silase, bau asam dapat dijadikan sebagai
indikator untuk melihat keberhasilan proses ensilase, sebab untuk keberhasilan
proses ensilase harus dalam suasana asam, dan silase tidak terdapat gumpalan.
9
Berdasarkan hasil pengamatan kualitas silase ini sudah cukup baik dan memenuhi
kriteria silase yang baik.
Pada silase 2 memiliki warna hijau kehitaman, berbau busuk, bau busuk pada
proses ensilase terjadi karena bahan baku silase yang mengandung kadar air tinggi
dan masih terdapat oksigen saat pemadatan hijauan sehinga proses respirasi hijaun
akan tetap berlangsung. Respirasi tersebut dapat meningkatkan kehilangan bahan
kering, menganggu proses ensilase, menghilangkan nutrisi dan kestabilan silase,
terdapat sedikit jamur, hal ini juga disebabkan karena kurangnya pemadatan
hijauan dalam plastik sehingga udara dapat masuk menyebabkan timbulnya jamur.
Gumpalan pada silase 2 terjadi karena proses pelayuan tidak dilakukan sehingga
kadar air silase tinggi, menimbulkan mikroba yang tidak diinginkan dan bersaing
menggunakan karbohidrat yang terlarut dengan bakteri penghasil asam laktat
sehingga hasil akhir metabolismenya tidak menghasilkan bahan-bahan yang
bersifat mengawetkan., dilihat dari segi warna, bau dan tekstur jenis silase ini
tergolong berkualitas buruk.
Menurut Utomo (1999), karakteristik silase yang baik adalah
1. Warna silase, silase yang baik umumnya berwarna hijau kekuningan
ataukecoklatan. Sedangkan warna yang kurang baik adalah coklat tua atau
kehitaman.
2. Bau, sebaiknya bau silase agak asam atau tidak tajam. Bebas dari bau manis,
bau amonia dan bau H2S.
3. Tekstur, kelihatan tetap dan masih jelas. Tidak menggumpal, tidak lembek
dan tidak berlendir.
4. Keasaman, kualitas silase yang baik mempunyai pH 4,5 atau lebih rendah .
5. Bebas dari jamur dan belatung.
Menurut Yusmadi (2008), Palatabilitas merupakan gambaran sifat bahan pakan
(fisik dan kimiawi) yang dicerminkan oleh organoleptik seperti penampakan, bau,
rasa (hambar, asin, manis, pahit), tekstur dan temperaturnya sehingga
menimbulkan rangsangan dan daya tarik ternak untuk mengkonsumsinya. Silase 1
memiliki palatabilitas baik yang berarti silase tersebut mempunyai nilai gizi yang
10
tinggi. Sedangkan silase 2 memiliki palatabilitas yang kurang baik, berarti silase
tersebut tidak memiliki kandungan gizi yang tiggi.
11
V. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari hasil praktikum adalah:
1. Prinsip dasar pembuatan silase memacu terjadinya kondisi anaerob dan asam
dalam waktu singkat. Ada 3 hal paling penting agar diperoleh kondisi tersebut
yaitu menghilangkan udara dengan cepat, menghasilkan asam laktat yang
membantu menurunkan pH, mencegah masuknya oksigen kedalam silo dan
menghambat pertumbuhan jamur selama penyimpanan.
2. Secara umum dapat diketahui bahwa dari segi warna, bau dan tekstur silase
limbah sawit menunjukkan kualitas yang baik, namun pada penyimpanan
selama dua minggu pada silase pelepah dan bungkil sawit terdapat belatung
maka disimpulkan bahwa silase yang dibuat berkualitas buruk.
3. Pembuatan silase pada limbah sawit berfungsi untuk meningkatkan kualitas
nilai nutrisi dan tingkat kecernaannya.
DAFTAR PUSTAKA
Aksi Agraris Kanisius, 1983. Dasar-Dasar Bercocok Tanam. Kanisius.
Yogyakarta
Boediman, 1994.Limbah Hasil Pertanian. Kantor Menteri Muda Urusan Produksi
Pangan, Jakarta.
Hanafi, N. D. 2008. Teknologi Pengawetan Pakan Ternak. Departemen
Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Medan
Jajo. 2008. Prinsip dasar pembuatan silase. http:// Jajo66's Weblog.html. Diakses
pada tanggal 2 April 2015.
Rasyaf M. 1989. Pengelolaan Peternakan Usaha Ayam Kampung. Kanisius.
Yogyakarta.
Sapienza, D. A., & K. K. Bolsen. 1993. Teknologi Silase. Penerjemah,
Martoyoedo R.B.S. Pioner-Hi-Bred International, Inc. Kansas State
University. Kansas.
Suparjo. 2009. Prinsip dan faktor yang berpengaruh dalam pembuatan silase.
Artikel Ilmiah. Jakarta.
Sutardi dan Syariffudin, 2006. Karakteristik dan Persentase Keberhasilan Silase
Rumput Gajah pada Berbagai Umur Pemotongan. Fakultas Peternakan
Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru. Banjarmasin.
Utomo, R. 1999. Teknologi Pakan Hijauan. Fakultas Peternakan, Universitas
GadjahMada, Yogyakarta.
Wan Zahari, M., O.A. Hassan, H.K. Wong and J.B. Liang. 2003. Utilization
oilpalm frond-based diet for beef cattle production in Malaysia. Asian-
Aust. J.Anim. Sci. 16(4):625-634
Yusmadi., Nahrow., Muhammad Ridla,.2008.Kajian Mutu dan Palatibilitas Silase
dan Hay Ransum Komplit Berbasis Sampah Organik Primer pada
Kambing Peranakan Etawah.Agripet Vol 8(1)
14
LAMPIRAN
Gambar 1. MesinChopper
Gambar 2. PotonganRumputGajah
Gambar 3. Hasil Silase 1
Gambar 4. Hasil Silase 2

More Related Content

What's hot

Laporan tetap mikum penegenceran
Laporan tetap mikum penegenceranLaporan tetap mikum penegenceran
Laporan tetap mikum penegenceranReza Fahlevi
 
Pertemuan i nutrisi unggas- zatmakanan
Pertemuan i nutrisi unggas- zatmakananPertemuan i nutrisi unggas- zatmakanan
Pertemuan i nutrisi unggas- zatmakananEmi Suhaemi
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWANLaporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWANFransiska Puteri
 
Analisis proksimat
Analisis proksimatAnalisis proksimat
Analisis proksimatoriza13
 
Bahan tambahan pangan
Bahan tambahan panganBahan tambahan pangan
Bahan tambahan panganDona Dika
 
Ppt biokimia pangan lanjutan (terasi)
Ppt biokimia pangan lanjutan (terasi)Ppt biokimia pangan lanjutan (terasi)
Ppt biokimia pangan lanjutan (terasi)Nuruliswati
 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Roti Manis dan Roti Tawar - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Roti Manis dan Roti Tawar - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Roti Manis dan Roti Tawar - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Roti Manis dan Roti Tawar - UNPASRahma Sagistiva Sari
 
Deskripsi Burung Maleo (Macrocephalon maleo)
Deskripsi Burung Maleo (Macrocephalon maleo)Deskripsi Burung Maleo (Macrocephalon maleo)
Deskripsi Burung Maleo (Macrocephalon maleo)yuliartiramli
 
Makalah pengawetan ikan dengan metode penggaraman
Makalah pengawetan ikan dengan metode penggaramanMakalah pengawetan ikan dengan metode penggaraman
Makalah pengawetan ikan dengan metode penggaramanAbd Taj Khalwatiyah
 
04 isolasi dan inokulasi
04 isolasi dan inokulasi04 isolasi dan inokulasi
04 isolasi dan inokulasiSyahrir Ghibran
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaFransiska Puteri
 
Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Vitamin
Analisis Kualitatif dan Kuantitatif VitaminAnalisis Kualitatif dan Kuantitatif Vitamin
Analisis Kualitatif dan Kuantitatif VitaminShafa Almaliya
 
Pengolahan Bahan Pangan Nabati dan Hewani
Pengolahan Bahan Pangan Nabati dan HewaniPengolahan Bahan Pangan Nabati dan Hewani
Pengolahan Bahan Pangan Nabati dan Hewaniizzulislam_id
 
PENETAPAN KADAR GULA
PENETAPAN KADAR GULAPENETAPAN KADAR GULA
PENETAPAN KADAR GULAMutiara Nanda
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 KarbohidratLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 KarbohidratFransiska Puteri
 
Teknologi Fermentasi pada Keju
Teknologi Fermentasi pada KejuTeknologi Fermentasi pada Keju
Teknologi Fermentasi pada KejuNuruliswati
 

What's hot (20)

Laporan tetap mikum penegenceran
Laporan tetap mikum penegenceranLaporan tetap mikum penegenceran
Laporan tetap mikum penegenceran
 
Pertemuan i nutrisi unggas- zatmakanan
Pertemuan i nutrisi unggas- zatmakananPertemuan i nutrisi unggas- zatmakanan
Pertemuan i nutrisi unggas- zatmakanan
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWANLaporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
 
Zat aditif makanan
Zat aditif makananZat aditif makanan
Zat aditif makanan
 
Analisis proksimat
Analisis proksimatAnalisis proksimat
Analisis proksimat
 
Bahan tambahan pangan
Bahan tambahan panganBahan tambahan pangan
Bahan tambahan pangan
 
Legum
LegumLegum
Legum
 
Ppt biokimia pangan lanjutan (terasi)
Ppt biokimia pangan lanjutan (terasi)Ppt biokimia pangan lanjutan (terasi)
Ppt biokimia pangan lanjutan (terasi)
 
Laporan Praktikum Kadar Abu
Laporan Praktikum Kadar AbuLaporan Praktikum Kadar Abu
Laporan Praktikum Kadar Abu
 
Penyimpanan pangan
Penyimpanan panganPenyimpanan pangan
Penyimpanan pangan
 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Roti Manis dan Roti Tawar - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Roti Manis dan Roti Tawar - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Roti Manis dan Roti Tawar - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Roti Manis dan Roti Tawar - UNPAS
 
Deskripsi Burung Maleo (Macrocephalon maleo)
Deskripsi Burung Maleo (Macrocephalon maleo)Deskripsi Burung Maleo (Macrocephalon maleo)
Deskripsi Burung Maleo (Macrocephalon maleo)
 
Makalah pengawetan ikan dengan metode penggaraman
Makalah pengawetan ikan dengan metode penggaramanMakalah pengawetan ikan dengan metode penggaraman
Makalah pengawetan ikan dengan metode penggaraman
 
04 isolasi dan inokulasi
04 isolasi dan inokulasi04 isolasi dan inokulasi
04 isolasi dan inokulasi
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
 
Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Vitamin
Analisis Kualitatif dan Kuantitatif VitaminAnalisis Kualitatif dan Kuantitatif Vitamin
Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Vitamin
 
Pengolahan Bahan Pangan Nabati dan Hewani
Pengolahan Bahan Pangan Nabati dan HewaniPengolahan Bahan Pangan Nabati dan Hewani
Pengolahan Bahan Pangan Nabati dan Hewani
 
PENETAPAN KADAR GULA
PENETAPAN KADAR GULAPENETAPAN KADAR GULA
PENETAPAN KADAR GULA
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 KarbohidratLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
 
Teknologi Fermentasi pada Keju
Teknologi Fermentasi pada KejuTeknologi Fermentasi pada Keju
Teknologi Fermentasi pada Keju
 

Similar to Silase Rumput Gajah

Lkti agroforestri UNITRI 2016
Lkti agroforestri UNITRI 2016Lkti agroforestri UNITRI 2016
Lkti agroforestri UNITRI 2016sam rido
 
Membuat silase hijauan
Membuat silase hijauanMembuat silase hijauan
Membuat silase hijauanBBPP_Batu
 
Makalah kubis
Makalah kubisMakalah kubis
Makalah kubismoe2l
 
Sawi, tiram, tanah (bahan)
Sawi, tiram, tanah (bahan)Sawi, tiram, tanah (bahan)
Sawi, tiram, tanah (bahan)zansuck
 
Potensi limbah ikan tuna sebagai silase dan pupuk
Potensi limbah ikan tuna sebagai silase dan pupukPotensi limbah ikan tuna sebagai silase dan pupuk
Potensi limbah ikan tuna sebagai silase dan pupuksakinha
 
Agnes POC dan Kompos Plus rev.pptx
Agnes POC dan Kompos Plus rev.pptxAgnes POC dan Kompos Plus rev.pptx
Agnes POC dan Kompos Plus rev.pptxagnesshita
 
Bb batu mengolah limbah tanaman pakan ternak 2014 agustus 14
Bb batu mengolah limbah tanaman pakan ternak 2014 agustus 14Bb batu mengolah limbah tanaman pakan ternak 2014 agustus 14
Bb batu mengolah limbah tanaman pakan ternak 2014 agustus 14BBPP_Batu
 
Cara Membuat Silase Untuk Pakan Ternak.docx
Cara Membuat Silase Untuk Pakan Ternak.docxCara Membuat Silase Untuk Pakan Ternak.docx
Cara Membuat Silase Untuk Pakan Ternak.docxMohamadArizki1
 
Evaluasi tepung pisang ambon dan pisang raja ( dendhy pratama .y)
Evaluasi tepung pisang ambon dan pisang raja ( dendhy pratama .y)Evaluasi tepung pisang ambon dan pisang raja ( dendhy pratama .y)
Evaluasi tepung pisang ambon dan pisang raja ( dendhy pratama .y)Dendhy Pitopang
 
Laporan Praktikum Penepungan
Laporan Praktikum PenepunganLaporan Praktikum Penepungan
Laporan Praktikum PenepunganErnalia Rosita
 
Laporan Praktikum Fruit Leather
Laporan Praktikum Fruit LeatherLaporan Praktikum Fruit Leather
Laporan Praktikum Fruit LeatherErnalia Rosita
 
Proposal Penelitian Pengaruh Interval Waktu Pemberian Pupuk Cair Terhadap Per...
Proposal Penelitian Pengaruh Interval Waktu Pemberian Pupuk Cair Terhadap Per...Proposal Penelitian Pengaruh Interval Waktu Pemberian Pupuk Cair Terhadap Per...
Proposal Penelitian Pengaruh Interval Waktu Pemberian Pupuk Cair Terhadap Per...Dhiarrafii Bintang Matahari
 
Tepung pisang
Tepung pisangTepung pisang
Tepung pisangBP4K
 
02 pengolahan & pengawetan hijauan i 2
02 pengolahan & pengawetan hijauan i 202 pengolahan & pengawetan hijauan i 2
02 pengolahan & pengawetan hijauan i 2Nurul Sholehuddin
 
Teknologi Fermentasi padaTempe
Teknologi Fermentasi padaTempeTeknologi Fermentasi padaTempe
Teknologi Fermentasi padaTempeNuruliswati
 
Ampas Sagu
Ampas SaguAmpas Sagu
Ampas SaguPT. RAPP
 
Laporan tetap praktikum fisiologi tumbuhan ii pengaruh pemberian pupuk kandan...
Laporan tetap praktikum fisiologi tumbuhan ii pengaruh pemberian pupuk kandan...Laporan tetap praktikum fisiologi tumbuhan ii pengaruh pemberian pupuk kandan...
Laporan tetap praktikum fisiologi tumbuhan ii pengaruh pemberian pupuk kandan...f' yagami
 

Similar to Silase Rumput Gajah (20)

Lkti agroforestri UNITRI 2016
Lkti agroforestri UNITRI 2016Lkti agroforestri UNITRI 2016
Lkti agroforestri UNITRI 2016
 
Membuat silase hijauan
Membuat silase hijauanMembuat silase hijauan
Membuat silase hijauan
 
Buku teknologi tepat guna.pdf
Buku teknologi tepat guna.pdfBuku teknologi tepat guna.pdf
Buku teknologi tepat guna.pdf
 
Makalah kubis
Makalah kubisMakalah kubis
Makalah kubis
 
P15-16 Final.pptx
P15-16 Final.pptxP15-16 Final.pptx
P15-16 Final.pptx
 
Sawi, tiram, tanah (bahan)
Sawi, tiram, tanah (bahan)Sawi, tiram, tanah (bahan)
Sawi, tiram, tanah (bahan)
 
Potensi limbah ikan tuna sebagai silase dan pupuk
Potensi limbah ikan tuna sebagai silase dan pupukPotensi limbah ikan tuna sebagai silase dan pupuk
Potensi limbah ikan tuna sebagai silase dan pupuk
 
Agnes POC dan Kompos Plus rev.pptx
Agnes POC dan Kompos Plus rev.pptxAgnes POC dan Kompos Plus rev.pptx
Agnes POC dan Kompos Plus rev.pptx
 
Bb batu mengolah limbah tanaman pakan ternak 2014 agustus 14
Bb batu mengolah limbah tanaman pakan ternak 2014 agustus 14Bb batu mengolah limbah tanaman pakan ternak 2014 agustus 14
Bb batu mengolah limbah tanaman pakan ternak 2014 agustus 14
 
Cara Membuat Silase Untuk Pakan Ternak.docx
Cara Membuat Silase Untuk Pakan Ternak.docxCara Membuat Silase Untuk Pakan Ternak.docx
Cara Membuat Silase Untuk Pakan Ternak.docx
 
Evaluasi tepung pisang ambon dan pisang raja ( dendhy pratama .y)
Evaluasi tepung pisang ambon dan pisang raja ( dendhy pratama .y)Evaluasi tepung pisang ambon dan pisang raja ( dendhy pratama .y)
Evaluasi tepung pisang ambon dan pisang raja ( dendhy pratama .y)
 
Rdhp bioindustri pasut
Rdhp bioindustri pasutRdhp bioindustri pasut
Rdhp bioindustri pasut
 
Laporan Praktikum Penepungan
Laporan Praktikum PenepunganLaporan Praktikum Penepungan
Laporan Praktikum Penepungan
 
Laporan Praktikum Fruit Leather
Laporan Praktikum Fruit LeatherLaporan Praktikum Fruit Leather
Laporan Praktikum Fruit Leather
 
Proposal Penelitian Pengaruh Interval Waktu Pemberian Pupuk Cair Terhadap Per...
Proposal Penelitian Pengaruh Interval Waktu Pemberian Pupuk Cair Terhadap Per...Proposal Penelitian Pengaruh Interval Waktu Pemberian Pupuk Cair Terhadap Per...
Proposal Penelitian Pengaruh Interval Waktu Pemberian Pupuk Cair Terhadap Per...
 
Tepung pisang
Tepung pisangTepung pisang
Tepung pisang
 
02 pengolahan & pengawetan hijauan i 2
02 pengolahan & pengawetan hijauan i 202 pengolahan & pengawetan hijauan i 2
02 pengolahan & pengawetan hijauan i 2
 
Teknologi Fermentasi padaTempe
Teknologi Fermentasi padaTempeTeknologi Fermentasi padaTempe
Teknologi Fermentasi padaTempe
 
Ampas Sagu
Ampas SaguAmpas Sagu
Ampas Sagu
 
Laporan tetap praktikum fisiologi tumbuhan ii pengaruh pemberian pupuk kandan...
Laporan tetap praktikum fisiologi tumbuhan ii pengaruh pemberian pupuk kandan...Laporan tetap praktikum fisiologi tumbuhan ii pengaruh pemberian pupuk kandan...
Laporan tetap praktikum fisiologi tumbuhan ii pengaruh pemberian pupuk kandan...
 

Recently uploaded

RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 

Recently uploaded (20)

RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 

Silase Rumput Gajah

  • 1. SILASE RUMPUT GAJAH DENGAN PREKURSOR DEDAK (Laporan Praktikum Ilmu Tanaman Pakan) Oleh Kelompok I (satu) Arinda Kusuma Wardani 1514141082 Ahmad Kharisman 1314141004 Angga Predi Saputra 1514141008 Intan Apri Juliani 1514141014 LABORATORIUM LAPANG TERPADU JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2017
  • 2. LEMBAR PENGESAHAN Judul Praktikum : Silase Rumput Gajah dengan Prekursor Dedak Tempat Praktikum : Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas pertanian Universitas Lampung Waktu Praktikum : 01 – 15 Mei 2017 Kelompok : I (satu) Jurusan : Peternakan Fakultas : Pertanian Universitas : Universitas Lampung Bandar Lampung, 05 Juni 2017 Mengetahui, Asisten Sumarni NPM 1414141086
  • 3. KATA PENGANTAR Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Sholawat serta salam tak lupa kita sanjungkan kepada Rosulullah Muhammad SAW. Terimakasih penulis ucapkan kepada asisten dosen yang telah membimbing dalam penyusunan laporan ini. Tidak lupa juga kepada teman-teman yang sudah membantu memberi gagasannya serta dukungannya hingga selesainya laporan ini. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas praktikum mata kuliah Pemanfaatan Lmbah Agroindustri, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Dalam penulisan ini diharapkan penulis dapat menjelaskan proses pembuatan dan hasil silase rumput gajah dengan prekursor dedak. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini banyak kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran agar laporan ini lebih bermanfaat bagi khalayak ramai. Bandar lampung, 03 Juni 2017 Penulis,
  • 4. DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PENGESAHAN ……………..……………………… i KATA PENGANTAR ……..……………………………………. ii DAFTAR ISI …………………………………………………….. iii DAFTAR TABEL ……………………………………………….. iv DAFTAR GAMBAR ……………………………………………. v I. PENDAHULUAN ………………...………………………… 1 A. Latar Belakang …………………………………………… 1 B. Tujuan Praktikum ………………………………………... 1 II. TINJAUAN PUSTAKA ……….…………………………… 3 III. METODE PRAKTIKUM …………………………………. 6 A. Waktu dan Tempat Praktikum …………………………… 6 B. Alat dan Bahan Praktikum …………….…………………. 6 C. Cara Kerja …………………………….………………….. 6 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ………..…………………… 8 A. Hasil Pengamatan …………………..…………………….. 8 B. Pembahasan ………………………....……………………. 8 V. KESIMPULAN ……………………...……………………… 12 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………… 13 LAMPIRAN
  • 5. DAFTAR TABEL TABEL Halaman 1. Hasil Pengamatan Pada Indicator Bau, Tekstur, Warna Dan Palatabilitas Pada Silase Rumput Gajah …………………….. 8
  • 6. DAFTAR GAMBAR GAMBAR Halaman 1. Mesin Chopper ……………………………………………....... 16 2. Potongan Rumput Gajah ………………………………………. 16 3. Hasil Silase 1 …………………………………………………. 16 4. Hasil Silase 2 ………………………………………………….. 16
  • 7. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketersediaan hijauan untuk pakan ternak di Indonesia ini sangat dipengaruhi oleh musim. Saat musim hujan, tanaman pakan ternak dapat tumbuh baik, sehingga kebutuhan pakan hijauan dapat tercukupi. Sebaliknya pada musim kemarau, tanaman hijauan yang dihasilkan akan sangat berkuarang dalam jumlah dan kualitasnya. Seringkali peternak menanggulanginya dengan cara memberikan pakan seadanya yang diperoleh dengan mudah dari lingkungan di sekitarnya. Pemberian pakan ternak yang seadanya sangat mempengaruhi produktivitas ternak, terlihat dari lambat nya pertumbuhan atau minimnya peningkatan berat badan (BB) bahkan sampai mengalami sakit. Untuk mengatasi hal ini, hijauan yang berlebih pada musim penghujan dapatdiproses ataupun diawetkan menggunakan metoda silase. Silase juga dapat di buat menggunakan bahan Produksi limbah pertanian yang jumlahnya banyak tersedia Pengolahan limbah pertanian ini tentunya akan memberikan manfaat yang baik bagi ternak seperti penggunaan bungkil sawit. Pembuatan silase ini juga merupakan salah satu cara yang sangat berguna untuk tetap menggunakan materi tanaman dengan kualitas nutrisi yang tinggi sebagai pakan ternak di sepanjang waktu, tidak hanya untuk musim kemarau. Teknologi fermentasi pada pengolahan pakan yang umum digunakan adalah pembuatan silo baik untuk hijauan rumput- rumputan seperti rumput gajah. B. Tujuan Praktikum Adapun tujuan dari dilakukannya praktikum ini adalah: 1. Mengetahui bagaimana prinsip pembuatan silase rumput gajah;
  • 8. 2. Mengetahui hasil yang baik dari pembuatan rumput gajah; 3. Mengetahui manfaat dari pembuatan silase. 2
  • 9. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rumput Gajah Rumput gajah mengandung protein kasar yaitu 9,66%, namun rumput gajah mengandung serat kasar yang tinggi yaitu 30,86 %. Produksi rumput gajah yang berlebih, dapat dimanfaatkan untuk mengantisipasi kesenjangan produksi hijauan pakan pada musim hujan dan musim kemarau, disamping itu dapat memanfaatkan kelebihan produksi pada saat pertumbuhan yang terbaik. Rumput gajah tersebut dapat diawetkan dalam bentuk silase, karena merupakan bahan pakan hijauan yang baik untuk dibuat silase (Sutardi cit. Syariffudin, 2006). 2.2 Silase Silase adalah pakan yang telah diawetkan yang di proses dari bahan baku yang berupa tanaman hijauan, limbah industri pertanian, serta bahan pakan alami lainya, dengan jumlah kadar/kandungan air pada tingkat tertentu kemudian di masukan dalam sebuah tempat yang tertutup rapat kedap udara, yang biasa disebut dengan “Silo”, selama 30 hari, karena apabila di dalam silo terjadi proses respirasi yang berlebihan atau dalam waktu yang lama maka dapat mengurangi ketersedian substrat dalam produksi asam laktat, sehingga dapat menurunkan potensi proses fermentasi yang baik. Di dalam silo tersebut tersebut akan terjadi beberapa tahap proses anaerob (proses tanpa udara/oksigen), dimana “bakteri asam laktat akan mengkonsumsi zat gula yang terdapat pada bahan baku, sehingga terjadilah proses fermentasi (Suparjo, 2009). Contoh bakteri asam laktat diantaranya adalah Streptococcus thermophillus, Streptococcus lactis, Lactobacillus lactis, Leuconostoc mesenteroides (Hanafi, 2008).
  • 10. Bahan silase terbaik adalah rumput gajah (Penisetum purpureum) hasil budidaya. Bahan terbaik lain adalah batang jagung (tebon) muda, atau tebon hasil budidaya. Sebab tebon, daunnya masih hijau dan batangnya juga masih sangat lunak. Rumput liar yang heterogen pun, sebenarnya bisa pula dijadiken silase. Tujuan utama pembuatan silase adalah untuk mengawetkan dan mengurangi kehilangan zat makanan suatu hijauan untuk dimanfaatkan pada masa mendatang. Di jelaskan lebih lanjut bahwa silase dibuat jika produksi hijauan dalam jumlah yang banyak atau pada fase pertumbuhan hijauan dengan kandungan zat makanan optimum (Jajo, 2008). Silase yang baik biasanya berasal dari pemotongan hijauan tepat waktu (menjelang berbunga), pemasukan ke dalam silo dilakukan dengan cepat, pemotongan hijauan dengan ukuran yang memungkinkannya untuk dimampatkan, penutupan silo secara rapat (tercapainya kondisi anaerob secepatnya) dan tidak sering dibuka (Hanafi, 2008). Keberhasilan pembuatan silase berarti memaksimalkan nutrien yang dapat diawetkan. Silase yang baik diperoleh dengan menekan berbagai aktivitas enzim yang berada dalam tanaman dan yang tidak dikehendaki serta mendorong berkembangnya bakteri asam laktat (Sapienza dan Bolsen, 1993). Mikroba yang tidak diinginkan bersaing menggunakan karbohidrat yang terlarut dengan bakteri penghasil asam laktat sehingga hasil akhir metabolismenya tidak menghasilkan bahan-bahan yang bersifat mengawetkan. Silase yang baik mempunyai ciri-ciri yaitu rasa dan bau asam, warna masih hijau, tekstur hijauan masih jelas, tidak berjamur atau berlendir, banyak asam laktat, kadar ammonia rendah (kurang dari 10%), tidak mengandung asam butirat dan pH rendah dengan kisaran 3,5-4 (Aksi Agraris Kanisius, 1983). Karakteristik silase yang baik adalah 1. Warna silase, silase yang baik umumnya berwarna hijau kekuningan ataukecoklatan. Sedangkan warna yang kurang baik adalah coklat tua atau kehitaman. 4
  • 11. 2. Bau, sebaiknya bau silase agak asam atau tidak tajam. Bebas dari bau manis, bau amonia dan bau H2S. 3. Tekstur, kelihatan tetap dan masih jelas. Tidak menggumpal, tidak lembek dan tidak berlendir. 4. Keasaman, kualitas silase yang baik mempunyai pH 4,5 atau lebih rendah. 5. Bebas dari jamur dan belatung. (Utomo,1999) Dalam proses fermentasi diperlukan bahan pengawet yang tinggi kandungan karbohidrat seperti dedak halus, yang berfungsi meningkatkan aroma silase, meningkatkan daya cerna bahan kering dan mempercepat terjadinya suasana asam (Boediman, 1994). 2.3 Prekursor Dedak padi cukup mengandung energi dan protein serta vitamin, namun kelemahannya adalah memiliki kandungan serat kasar cukup tinggi, asam amino yang sempurna dan kandungan rendah beberapa vitamin dan mineral. Kandungan protein dedak halus 12%-13%, kandungan lemak cukup tinggi 13% dan serat kasar 12%. Oleh karena itu dedak padi digunakan secara terbatas antara 18 – 26% dari total ransum (Rasyaf, 1989). Palatabilitas merupakan gambaran sifat bahan pakan (fisik dan kimiawi) yang dicerminkan oleh organoleptik seperti penampakan, bau, rasa (hambar, asin, manis, pahit), tekstur dan temperaturnya sehingga menimbulkan rangsangan dan daya tarik ternak untuk mengkonsumsinya. Pakan yang mempunyai nilai gizi yang tinggi (tidak banyak mengandung serat kasar) mempunyai kecernaan yang tinggi. Jika palatabilitas suatu pakan tinggi berarti pakan tersebut mempunyai nilai gizi yang tinggi (Yusmadi dkk, 2008). 5
  • 12. III. METODE PRAKTIKUM A. Waktu dan Tempat Pratikum Praktikum “Silase Rumput Gajah Dengan Prekursor Dedak” ini dilaksanakan pada Senin, 2017 di Laboratorium Lapang Terpadu Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. B. Alat dan Bahan Praktikum Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah chopper, silo, terpal, ember, dan karung. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah rumput gajah dan dedak padi halus. C. Cara Kerja Cara kerja dalam praktikum ini yaitu: 1. Menyiapkan rumput gajah yang telah di panen; 2. Mengangin-anginkan rumput gajah di tempat teduh untuk mengurangi kadar air hingga 70-80%; 3. Memotong rumput gajah menjadi bagian-bagian kecil dengan menggunakan chopper; 4. Mencampur potongan-potongan rumput gajah dengan dedak di atas terpal hingga tercampur rata;
  • 13. 5. Memasukkan campuran ke dalam kantung plastik tebal dan memadatkannya hingga tidak terdapat udara di dalam plastik; 6. Menutup kantung plastik dengan rapat agar tercipta suasana anaerob; 7. Mendiamkan selama 3 minggu. 7
  • 14. VI. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil pengamatan Adapun hasil pengamatan yang diperoleh dari praktikum ini adalah: Tabel 1. Hasil Pengamatan Pada Indicator Bau, Tekstur, Warna Dan Palatabilitas Pada Silase Rumput Gajah. Hasil Pengamatan Bau Tekstur Warna Palatabilitas Silase 1 Harum khas silase Tidak menggumpal Hijau kecoklatan Baik Silase 2 Busuk Sedikit menggumpal, basah, dan sedikit berjamur Hijau kehitaman Kurang baik Sumber: Hasil Praktikum Ilmu Tanaman Pakan, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. B. Pembahasan Menurud Sutardi dan Syariffudin (2006), Produksi rumput gajah yang berlebih, dapat dimanfaatkan untuk mengantisipasi kesenjangan produksi hijauan pakan pada musim hujan dan musim kemarau, disamping itu dapat dimanfaatkan kelebihan produksi pada saat pertumbuhan yang terbaik dengan diawetkan dalam bentuk silase, karena merupakan bahan pakan hijauan yang baik untuk dibuat silase (Sutardi cit. Syariffudin, 2006). Silase merupakan hijauan yang difermentasi sehingga hijauan tersebut tetap awet karena terbentuk asam laktat.
  • 15. Pada praktikum ini bahan pakan yang digunakan adalah rumput gajah segar yang berumur kurang lebih 4 minggu, menurut Jajo (2008), bahan silase terbaik adalah rumput gajah (Penisetum purpureum) muda, atau tebon hasil budidaya. Sebab tebon, daunnya masih hijau dan batangnya juga masih sangat lunak. Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Hanafi (2008) bahwa silase yang baik biasanya berasal dari pemotongan hijauan tepat waktu (menjelang berbunga). Praktikum kali ini menggunakan dua bahan rumput gajah, yang pertama (silase 1) menggunakan rumput gajah yang telah dichopper dengan kadar air 70-80% dan yang kedua (silase 2) menggunakan rumput gajah yang telah dicopper dengan kadar air tinggi. Proses pembuatan silase ini juga digunakan prekusor berupa dedak padi halus, hal ini merupakan salah satu cara untuk merangsang pertumbuhan bakteri pembentuk asam sebanyak-banyaknya, dengan menambahkan bahan-bahan yang kaya karbohidrat sebagai sumber energi bagi bakteri. Ketersediaan bahan yang mengandung karbohidrat tinggi seperti dedak padi akan merangsang berlangsungnya proses fermentasi, dan pada akhirnya bakteri asam laktat dapat berkembang dengan cepat. Sejalan dengan pendapat Boediman (1994), dalam proses fermentasi diperlukan bahan pengawet yang tinggi kandungan karbohidrat seperti dedak halus, yang berfungsi meningkatkan aroma silase, meningkatkan daya cerna bahan kering dan mempercepat terjadinya suasana asam . Namun Rasyaf ( 1989) dedak padi digunakan secara terbatas antara 18 – 26% dari total ransum karena kandungan lemak cukup tinggi 13% dan serat kasar 12%, sedangkan kandungan protein dedak halus 12%-13%. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap tektur silase diketahui bahwa pada silase 1 teksturnya kasar seperti bahan asal, warnanya hijau kecoklatan seperti daun direbus. Warna hijau kecoklatan pada silase yang terjadi dikarenakan kandungan kadar air dalam rumput gajah yang dimampatkan dalam suasana anaerob sehingga tidak terjadi proses fotosintesis dan menyebabkan warna menjadi hijau kecoklatan. beraroma asam khas silase, bau asam dapat dijadikan sebagai indikator untuk melihat keberhasilan proses ensilase, sebab untuk keberhasilan proses ensilase harus dalam suasana asam, dan silase tidak terdapat gumpalan. 9
  • 16. Berdasarkan hasil pengamatan kualitas silase ini sudah cukup baik dan memenuhi kriteria silase yang baik. Pada silase 2 memiliki warna hijau kehitaman, berbau busuk, bau busuk pada proses ensilase terjadi karena bahan baku silase yang mengandung kadar air tinggi dan masih terdapat oksigen saat pemadatan hijauan sehinga proses respirasi hijaun akan tetap berlangsung. Respirasi tersebut dapat meningkatkan kehilangan bahan kering, menganggu proses ensilase, menghilangkan nutrisi dan kestabilan silase, terdapat sedikit jamur, hal ini juga disebabkan karena kurangnya pemadatan hijauan dalam plastik sehingga udara dapat masuk menyebabkan timbulnya jamur. Gumpalan pada silase 2 terjadi karena proses pelayuan tidak dilakukan sehingga kadar air silase tinggi, menimbulkan mikroba yang tidak diinginkan dan bersaing menggunakan karbohidrat yang terlarut dengan bakteri penghasil asam laktat sehingga hasil akhir metabolismenya tidak menghasilkan bahan-bahan yang bersifat mengawetkan., dilihat dari segi warna, bau dan tekstur jenis silase ini tergolong berkualitas buruk. Menurut Utomo (1999), karakteristik silase yang baik adalah 1. Warna silase, silase yang baik umumnya berwarna hijau kekuningan ataukecoklatan. Sedangkan warna yang kurang baik adalah coklat tua atau kehitaman. 2. Bau, sebaiknya bau silase agak asam atau tidak tajam. Bebas dari bau manis, bau amonia dan bau H2S. 3. Tekstur, kelihatan tetap dan masih jelas. Tidak menggumpal, tidak lembek dan tidak berlendir. 4. Keasaman, kualitas silase yang baik mempunyai pH 4,5 atau lebih rendah . 5. Bebas dari jamur dan belatung. Menurut Yusmadi (2008), Palatabilitas merupakan gambaran sifat bahan pakan (fisik dan kimiawi) yang dicerminkan oleh organoleptik seperti penampakan, bau, rasa (hambar, asin, manis, pahit), tekstur dan temperaturnya sehingga menimbulkan rangsangan dan daya tarik ternak untuk mengkonsumsinya. Silase 1 memiliki palatabilitas baik yang berarti silase tersebut mempunyai nilai gizi yang 10
  • 17. tinggi. Sedangkan silase 2 memiliki palatabilitas yang kurang baik, berarti silase tersebut tidak memiliki kandungan gizi yang tiggi. 11
  • 18. V. KESIMPULAN Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari hasil praktikum adalah: 1. Prinsip dasar pembuatan silase memacu terjadinya kondisi anaerob dan asam dalam waktu singkat. Ada 3 hal paling penting agar diperoleh kondisi tersebut yaitu menghilangkan udara dengan cepat, menghasilkan asam laktat yang membantu menurunkan pH, mencegah masuknya oksigen kedalam silo dan menghambat pertumbuhan jamur selama penyimpanan. 2. Secara umum dapat diketahui bahwa dari segi warna, bau dan tekstur silase limbah sawit menunjukkan kualitas yang baik, namun pada penyimpanan selama dua minggu pada silase pelepah dan bungkil sawit terdapat belatung maka disimpulkan bahwa silase yang dibuat berkualitas buruk. 3. Pembuatan silase pada limbah sawit berfungsi untuk meningkatkan kualitas nilai nutrisi dan tingkat kecernaannya.
  • 19. DAFTAR PUSTAKA Aksi Agraris Kanisius, 1983. Dasar-Dasar Bercocok Tanam. Kanisius. Yogyakarta Boediman, 1994.Limbah Hasil Pertanian. Kantor Menteri Muda Urusan Produksi Pangan, Jakarta. Hanafi, N. D. 2008. Teknologi Pengawetan Pakan Ternak. Departemen Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Medan Jajo. 2008. Prinsip dasar pembuatan silase. http:// Jajo66's Weblog.html. Diakses pada tanggal 2 April 2015. Rasyaf M. 1989. Pengelolaan Peternakan Usaha Ayam Kampung. Kanisius. Yogyakarta. Sapienza, D. A., & K. K. Bolsen. 1993. Teknologi Silase. Penerjemah, Martoyoedo R.B.S. Pioner-Hi-Bred International, Inc. Kansas State University. Kansas. Suparjo. 2009. Prinsip dan faktor yang berpengaruh dalam pembuatan silase. Artikel Ilmiah. Jakarta. Sutardi dan Syariffudin, 2006. Karakteristik dan Persentase Keberhasilan Silase Rumput Gajah pada Berbagai Umur Pemotongan. Fakultas Peternakan Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru. Banjarmasin. Utomo, R. 1999. Teknologi Pakan Hijauan. Fakultas Peternakan, Universitas GadjahMada, Yogyakarta. Wan Zahari, M., O.A. Hassan, H.K. Wong and J.B. Liang. 2003. Utilization oilpalm frond-based diet for beef cattle production in Malaysia. Asian- Aust. J.Anim. Sci. 16(4):625-634
  • 20. Yusmadi., Nahrow., Muhammad Ridla,.2008.Kajian Mutu dan Palatibilitas Silase dan Hay Ransum Komplit Berbasis Sampah Organik Primer pada Kambing Peranakan Etawah.Agripet Vol 8(1) 14
  • 22. Gambar 1. MesinChopper Gambar 2. PotonganRumputGajah Gambar 3. Hasil Silase 1 Gambar 4. Hasil Silase 2