3. Pembungaan
Perubahan dari pertumbuhan vegetatif ke
reproduktif akan terjadi hanya jika pertumbuhan
vegetatif sudah mencapai suatu kondisi yang matang
untuk berbunga
4. INDUKSI PEMBUNGAAN
suatu perubahan bersifat fisiologis yang dicetuskan oleh
faktor-faktor luar yang merangsang proses
pembungaan
Faktor: (cahaya; [panjang hari, panjang gelombang cahaya,
fitokrom, florigen], suhu, zat pengatur tumbuh)
Inisiasi pembungaan :
perubahan yang bersifat morfologis dari meristem
reproduktif kearah pembentukan primordia bunga
5. Transisi Kepembungaan
Meristem pucuk menghasilkan pemula daun
atau pembungaan, tergantung pada
fotoperiode dan kemungkinan interaksi
dengan lingkungan.
Pada beberapa species kuncup yang yang
sama pada mulanya menghasilkan daun,
kemudian struktur bunga, selanjutnya daun
lagi.
6. Pada tumbuhan monokarpik (semusim),
transformasi kuncup vegetatif (penghasil daun) ke
pembungaan mengakhiri produksi daun lebih
lanjut.
Permulaan pembungaan pada tanaman ini dapat
dianggap sebagai keterlibatan terakhir dari
sumber energi. Setelah pembungaan dan
pembuahan tanaman mati
7. Sebaliknya pada tanaman tahunan,
pertumbuhan vegetatif terus berlanjut tanpa
batas, terpisah atau serempak dengan
pembungaan. Kuncup ketiak yang mempunyai
cadangan makanan yang cukup,
memperbaharui pertumbuhan vegetatif apabila
pembentukan dan terhenti karena terjadi
pembungaan pada pucuk yang lebih tua seperti
alfalfa, atau pucuk tua tumbuh terus menerus
pada pepohonan
8. Tanaman dua tahunan (biennial) secara khas
menghasilkan pertumbuhan dan menghasilkan
batang, bunga dan buah dalam tuhun kedua,
suatu kebiasaan monokarfik yang sangat mirip
dengan tumbuhan semusim
9. Pembungaan
Induksi pembungaan : produksi rangsangan
pembungaan (suatu perubahan pada ujung
pucuk) sebagai respon terhadap suhu dingin
(tidak tumbuh) dan hari pendek musim gugur.
11. Permulaan pembungaan : transformasi dari
titik tumbuh yang telah terinduksi tetapi secara
morfologis berbentuk vegetatif menjadi pemula
pembungaan sebagai respon terhadap hari
panjang dan suhu yang cukup hangat pada
musim semi
12. Perkembangan pembungaan lebih lanjut :
pertumbuhan dan perkembangan pemula
pembungaan menjadi bunga sampai
pembungaan dewasa,sebagai respon
terhadap hari panjang dan suhu musim semi
yang cukup hangat (juga digalakkan oleh
pemupukan N tinggi)
13. Inisiasi Pembungaan
Inisiasi pembungaan : setelah induksi
pembungaan, transisi morfologis meristem dari
keadaan vegetaif ke keadaan pembungaan
14. Pada umumnya kepekaan terhadap
fotoperiodik untuk perkembangan
pembungaan lebih lanjut dianggap kurang
dibandingkan dengan kepekaan untuk induksi
dan inisiasi dan kepekaan untuk tahap transisi
kimiawi dan morfologis
18. Male gametophyte
Pembentukan male
gametophyte terjadi di
dalam anther yang
berasal dari sel
mikrospora yang
terdapat di dalam
pollen (2 n)
Proses pembentukan mikrospora berlangsung semenjak
pollen berada di dalam anther, terus berlangsung selama
Proses pemanjangan pollen tube & berakhir menjelang
Terjadinya proses pembuahan (ada 2 sel haploid jantan).
Male gametophyte
Tepung sari masak
Sperm cell
Tube nucleus
21. Pembuahan (fertilization) :
Bersatunya inti sel sperma dengan inti sel telur
Fertilization Syngamy (persatuan dari inti sel sperma dan inti sel telur,)
zygote proembryo embryo Organ/plant
Triple fusion (gabungan inti sel sperma dan inti polar)
Endosperm (3n)
22. Pembuahan
Buah : ovarium yang telah masak
Biji : bakal biji yang sudah dibuahi yang sudah
masak
Pada kebanyakan tanaman budidaya
lapangan, biji merpakan produk akhir yang
diinginkan
23. Pembentukan Biji & BuahPembentukan Biji & Buah
Stamen
Bunga
Pistil
Petal
sepal
Tangkai bunga
Anther
Filament
pollen
stigma
style
ovary
Nucellus
integument
funiculus
micropyle
Dinding ovary
ovule
Egg cell
Polar nuclei
zygot
embryo
Seed
fruit
24. PENGARUH FOTOPERIODESITAS
Fotoperodesitas adalah respon tumbuhan terhadap
lamanya penyinaran (panjang pendeknya hari) yang
dapat merangsang pembungaan. Istilah
fotoperodesitas digunakan untuk fenomena dimana
fase perkembangan tumbuhan dipengaruhi oleh
lama penyinaran yang diterima oleh tumbuhan
tesebut.
Beberapa jenis tumbuhan perkembangannya sangat
dipengaruhi oleh lamanya penyinaran, terutama
dengan waktu tumbuhan tersebut akan memasuki
fase generatifnya,misalnya pembungaan.
25. Menurut Lakitan (1994) Beberapa tumbuhan
akan memasuki fase generatif (membentuk
organ reproduktif) hanya jika tumbuhan
tersebut menerima penyinaran yang panjang
>14 jam dalam setiap periode sehari semalam,
sebaliknya ada pula tumbuhan yang hanya
akan memasuki fase generatif jika menerima
penyinaran singkat <10 Jam (Mader, 1995).
26. Berdasarkan panjang hari,
tumbuhan dibedakan
Tumbuhan hari pendek, tumbuhan yang berbunga jika terkena
penyinaran kurang dari 12 jam sehari. Tumbuhan hari pendek
contohnya krisan, jagung, kedelai, anggrek, dan bunga matahari.
Tumbuhan hari panjang, tumbuhan yang berbunga jika terkena
penyinaran lebih dari 12 jam (14 – 16 jam) sehari. Tumbuhan hari
panjang, contohnya kembang sepatu, bit gula, selada, dan tembakau.
Tumbuhan hari sedang, tumbuhan yang berbunga jika terkena
penyinaran kira-kira 12 jam sehari. Tumbuhan hari sedang contohnya
kacang dan tebu.
Tumbuhan hari netral, tumbuhan yang tidak responsif terhadap
panjang hari untuk pembungaannya. Tumbuhan hari netral contohnya
mentimun, padi, wortel liar, dan kapas.
27. VERNALISASI
Vernalisasi merupakan induksi pendinginan
yang diperlukan oleh tumbuhan sebelum mulai
pembungaan.
Vernalisasi sebenarnya tidak khusus untuk
perbungaan, tetapi diperlukan pula oleh biji-biji
tumbuhan tertentu sebelum perkecambahan.
Respon terhadap suhu dingin ini bersifat
kualitatif (mutlak), yaitu pembungaan akan
terjadi atau pembungaan tidak akan terjadi.
28. Bukti-bukti bahwa rangsanagan dingin dihasilkan di
dalam meristem atau kuncup dan bukan didalam daun
diperoleh dari empat fenomena:
Biji yang telah mengalami imbibisi mudah divernalisasi
Pengenaan suhu dingin hanya pada daun, akar, atau
batang tidak efektif.
Biji yang sedang berkembang pada tanaman induk
dapat dan seringkali sudah tervernalisasi apabila tepat
pada waktu suhu dingin berlangsung sebelum biji
menjadi kering.
Tanaman yang ditanam dari kuncup liar suatu daun
yang sudah tervernalisasi telah tergalakkan untuk
berbunga (Gardner,dkk, 1991).