Dokumen tersebut membahas tentang diet bagi anak dengan gizi buruk. Diet harus diberikan secara perlahan untuk mencegah sindrom refeeding yang berbahaya. Formula khusus direkomendasikan untuk memulihkan kondisi anak, namun penambahan makanan harus didasarkan pada kondisi klinis anak.
4. Mortality Rate anak
yang dirawat di rumah
sakit karena gizi
buruk masih tinggi
Penyebab :
Pelayanan RS
Refeeding syndrome
5. Refeeding Syndrome
Komplikasi potensial yang
mematikan (cardiac failure) dari
suatu peningkatan asupan kalori
setelah terjadi kelaparan
6. Refeeding diet tinggi KH
Meningkatkan kebutuhan phosphate
dan sintesa protein perubahan
ketersediaan phosphate
hypophosphatemia
potassium magnesium
Refeeding syndrome
7. Glukosa tersedia dalam darah
Glukoneogenesis dihambat
-peningkatan plasma glukosa
-peningkatan ekskresi insulin
Rebound hyperglycemia
Flux glukosa, potassium,
magnesium, phosphate ke sel
Penurunan kadar dalam serum
Refeeding
syndrome
8. DEPLESI PHOSPHATE juga
menyebabkan
Anoreksia
Gangguan neuromuscular
Penurunan myocardial
contractility
10. Kunci mencegah RS
Hindari rapid refeeding, khususnya
diet tinggi karbohidrat
penambahan potassium,
magnesium, phosphate
Pembatasan sodium
11. Cara aman mengkoreksi
defisit phosphate
Milk diet
Karena oral phosphate salt ---laxative---diare
Susu sumber yang baik magnesium, protein,
energi
Sereal (beras dan gula)
Rendah sodium, protein & laktosa
12. PEMBERIAN MAKAN
hati-hati, perlahan
frekuensi sering
porsi kecil
PEMBERIAN YANG AGRESIF
AKAN MENGGANGGU SISTEM
TUBUH DAN DAPAT
MENYEBABKAN KEMATIAN
13. PEMBERIAN MAKAN
Harus dimulai segera mungkin
Melalui fase
Perlahan bertahap jumlah yang diberikan
(energi, protein, zat gizi lain)
Diperlukan formula khusus
nafsu makan dan kondisi umum yang
menentukan fase dari terapi dan bukan
lamanya waktu dari masuk rumah sakit
14. Formula khusus
WHO merekomendasikan
F-75, F-100
Karena sudah didisain sesuai
kondisi anak gizi buruk dan diuji
15. Apakah harus menggunakan Formula WHO?
Tergantung situasi lokal/daerah
Syarat
Densitas Energi 75-100 kkal/100ml
Osmolaritas dibawah 350-400 mOsmol/L
6-12% kalori berasal dari protein, sebagian
berasal dari hewani (susu, daging ayam,atau
telur)
Sodium (<2 mmol/kg/hr)
potassium (5-7 mmol/kg/hr)
16. RICE MILK DIET
Full-fat dried milk (g) 76
Rice (g) 74
Vegetable oil (cc) 33
Sugar (g) 27
Kalium (cc) 9
Water to total volume (cc) 1.000
Diet used at Instituto de Investigacion Nutricional, Lima
17. nafsu makan dan kondisi umum
yang menentukan fase dari terapi
dan bukan lamanya waktu dari
masuk rumah sakit
18. Kriteria peningkatan/pengurangan
frekuensi pemberian
Ada muntah, diare sering, nafsu makan jelek,
lanjutkan pemberian setiap 2 jam
Tidak muntah/sedikit, diare berkurang
(<5kali/hari), menghabiskan sebagian besar
porsi, ubah frekuensi pemberian menjadi setiap
3 jam
Setelah pemberian setiap 3 jam: Tidak ada
muntah, diare sedikit, menghabiskan sebagian
besar porsi, ubah frekuensi pemberian menjadi
setiap 4 jam
19. Prinsip manajemen pada fase
rehabilitasi
mendorong anak untuk makan sebanyak mungkin
mendorong ibu untuk menyusui
menstimulasi perkembangan emosi dan fisik
mempersiapkan ibu atau pengasuh untuk
meneruskan pemberian makan dan perawatan anak
setelah keluar dari rumah sakit
20. MONITORING
Sangat penting dilakukan karena
perpindahan fase memerlukan
data-data klinis selain catatan
makan dan cairan
21.
22.
23. KAPAN MULAI DIBERI MAKAN
RECOVER SECARA KLINIS
TANDA2 DEHIDRASI BERKURANG
24. Tanda-Tanda Transisi
Kembalinya nafsu makan
Mudah menghabiskan porsi
frekuensi 4 jam F-75
Berkurang udem/udem minimal
Biasanya setelah 2-7 hari
Anak tersenyum
25. Transisi (3 hari)
48 jam pertama (2 hari)
Beri F-100 tiap 4 jam
Volume sama dengan F-75 terakhir
Volume tetap selama 2 hari
Hari ke3
Jika anak menghabiskan, naikkan
volume 10 ml
ASI tetap diberikan