LEARNING JOURNAL _ HARI 4 AMIRULLAH ANGKATAN XV BALIKPAPAN 2023_ rev01.pdf
1. LEARNING JOURNAL HARI 4
Program Pelatihan
PELATIHAN MANAJEMEN PUSKESMAS
BALIKPAPAN 2 – 11 OKTOBER 2023
Angkatan ANGKATAN XV 2023
Nama Mata Pelatihan (materi)
1. Pengelolaan Obat dan Bahan Habis Pakai di
Puskesmas
2. Upaya Kesehatan masyarakat (UKM)
3. Manajemen Data Puskesmas dan Keluarga
Sehat
Nama Peserta Amirullah,SST
Nomor Daftar Hadir
Lembaga Penyelenggara
Pelatihan
UPTD Bapelkes Prov Kaltim
A. Pokok pikiran:
Pengelolaan Obat dan Bahan Habis Pakai di Puskesmas
Seksi Kefarmasian – Yogik, Apt
Perencanaan dan Pengadaan Obat dan BMHP
a. Perencanaan
Perencanaan obat yang baik dapat mencegah kekosongan atau kelebihan stok obat dan
menjaga ketersediaan obat di puskesmas.
Tahapan perencanaan kebutuhan obat dan BMHP meliputi :
1) Pemilihan
2)Pengumpulan data
3) Memperkirakan
4) Menyusun dan menghitung rencana kebutuhan obat menggunakan metode yang
sesuai.
5) Data pemakaian, sisa stok dan permintaan kebutuhan obat puskesmas dituangkan
dalam Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat
(LPLPO) puskesmas.
6)Laporan pemakaian berisi jumlah pemakaian obat dalam satu periode dan lembar
permintaan berisi jumlah kebutuhan obat puskesmas dalam satu periode.
7) LPLPO puskesmas menjadi dasar untuk rencana kebutuhan obat tingkat puskesmas
dan digunakan sebagai data pengajuan kebutuhan obat ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
Evaluasi Perencanaan
Evaluasi terhadap perencanaan dilakukan meliputi:
1) Kesesuaian perencanaan dengan kebutuhan. Dilakukan penilaian kesesuaian antara
RKO dengan realisasi. Sumber data berasal dari rumah sakit, LKPP dan pemasok.
2) Masalah dalam ketersediaan yang terkait dengan perencanaan. Dilakukan dengan cek
silang data dari fasyankes dengan data di pemasok.
2. b. Pengadaan Obat
Pengadaan obat di puskesmas, dilakukan dengan dua cara yaitu dengan melakukan
permintaan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan pengadaan mandiri (pembelian).
1) Permintaan
Sumber penyediaan obat di puskesmas berasal dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Obat yang disediakan di Puskesmas harus sesuai dengan Formularium Nasional
(FORNAS), Formularium Kabupaten/Kota dan Formularium Puskesmas. Permintaan
obat puskesmas diajukan oleh kepala puskesmas kepada kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dengan menggunakan format LPLPO. Permintaan obat dari sub unit ke
kepala puskesmas dilakukan secara periodik menggunakan LPLPO sub unit.
2) Pengadaan Mandiri
Pengadaan obat secara mandiri oleh Puskesmas dilaksanakan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan. Puskesmas dapat melakukan pembelian obat ke
distributor. Dalam hal terjadi kekosongan persediaan dan kelangkaan di fasilitas
distribusi, Puskesmas dapat melakukan pembelian obat ke apotek. Pembelian dapat
dilakukan dengan dua mekanisme :
a) Puskesmas dapat membeli obat hanya untuk memenuhi kebutuhan obat yang
diresepkan dokter.
b) Jika letak puskesmas jauh dari apotek, puskesmas dapat menggunakan SP (Surat
Pemesanan), dimana obat yang tidak tersedia di fasilitas distribusi dapat dibeli
sebelumnya, sesuai dengan stok yang dibutuhkan.
B. Penyimpanan dan Distribusi Obat dan BMHP
Tujuan penyimpanan adalah untuk memelihara mutu sediaan farmasi, menghindari
penggunaan yang tidak bertanggungjawab, menjaga ketersediaan, serta
memudahkan pencarian dan pengawasan.
Aspek umum yang perlu diperhatikan:
a. Persediaan obat dan BMHP puskesmas disimpan di gudang obat yang dilengkapi
lemari dan rak –rak penyimpanan obat.
b. Suhu ruang penyimpanan harus dapat menjamin kestabilan obat.
c. Sediaan farmasi dalam jumlah besar (bulk) disimpan diatas pallet, teratur
dengan memperhatikan tanda-tanda khusus.
d. Penyimpanan sesuai alfabet atau kelas terapi dengan sistem, First Expired
First Out (FEFO), high alert, dan life saving (obat emergency).
e. Sediaan psikotropik dan narkotik disimpan dalam lemari terkunci dan kuncinya
dipegang oleh apoteker atau tenaga teknis kefarmasian yang dikuasakan.
f. Sediaan farmasi dan BMHP yang mudah terbakar, disimpan di tempat khusus
dan terpisah dari obat lain. Contoh : alkohol, chlor etil dan lain-lain.
g. Tersedia lemari pendingin untuk penyimpanan obat tertentu yang disertai
dengan alat pemantau dan kartu suhu yang diisi setiap harinya.
h. Jika terjadi pemadaman listrik, dilakukan tindakan pengamanan terhadap obat
yang disimpan pada suhu dingin. Sedapat mungkin, tempat penyimpanan obat
termasuk dalam prioritas yang mendapatkan listrik cadangan (genset).
i. Obat yang mendekati kadaluarsa (3 sampai 6 bulan sebelum tanggal
kadaluarsa tergantung kebijakan puskesmas) diberikan penandaan khusus
dan diletakkan ditempat yang mudah terlihat agar bisa digunakan terlebih
dahulu sebelum tiba masa kadaluarsa.
3. j. Inspeksi/pemantauan secara berkala terhadap tempat penyimpanan obat.
Aspek khusus yang perlu diperhatikan:
a. Obat High Alert
1) Obat risiko tinggi, yaitu obat yang bila terjadi kesalahan (error) dapat
mengakibatkan kematian atau kecacatan seperti insulin, atau obat
antidiabetik oral.
2) Obat dengan nama, kemasan, label, penggunaan klinik tampak/kelihatan
sama (look alike) dan bunyi ucapan sama (sound alike) biasa disebut
LASA, atau disebut juga Nama Obat dan Rupa Ucapan Mirip (NORUM).
Contohnya tetrasiklin dan tetrakain.
3) Elektrolit konsentrat seperti natrium klorida dengan konsentrasi lebih dari
0,9% dan magnesium sulfat dengan konsentrasi 20%, 40% atau lebih.
Daftar obat berisiko tinggi ditetapkan oleh Puskesmas dengan
mempertimbangkan data dari referensi dan data internal di Puskesmas
E. Pengendalian Mutu Pelayanan Kefarmasian
Pengendalian mutu Pelayanan Kefarmasian terintegrasi dengan program pengendalian
mutu pelayanan kesehatan Puskesmas yang dilaksanakan secara berkesinambungan.
Kegiatan pengendalian mutu Pelayanan Kefarmasian meliputi:
a. Perencanaan, yaitu menyusun rencana kerja dan cara monitoring dan evaluasi
untuk peningkatan mutu sesuai standar.
b. Pelaksanaan, yaitu:
1) Monitoring dan evaluasi capaian pelaksanaan rencana kerja (membandingkan antara
capaian dengan rencana kerja); dan
2) memberikan umpan balik terhadap hasil capaian.
c. Tindakan hasil monitoring dan evaluasi, yaitu:
1) melakukan perbaikan kualitas pelayanan sesuai standar; dan
2) meningkatkan kualitas pelayanan jika capaian sudah memuaskan.
Kompetensi apoteker di Puskesmas sebagai berikut:
• Mampu menyediakan dan memberikan pelayanan kefarmasian yang bermutu
• Mampu mengambil keputusan secara profesional
• Mampu berkomunikasi yang baik dengan pasien maupun profesi kesehatan
lainnya dengan menggunakan bahasa verbal, nonverbal maupun bahasa lokal
• Selalu belajar sepanjang karier baik pada jalur formal maupun informal,
sehingga ilmu dan keterampilan yang dimiliki selalu baru (up to date).
Sedangkan asisten apoteker hendaknya dapat membantu pekerjaan apoteker dalam
melaksanakan pelayanan kefarmasian tersebut.
Sarana Prasarana
• Papan nama “apotek” atau “kamar obat” yang dapat terlihat jelas oleh pasien;
Ruang Apotik
• Ruang tunggu yang nyaman bagi pasien
• Peralatan penunjang pelayanan kefarmasian, antara lain timbangan gram dan
miligram, mortir-stamper, gelas ukur, corong, rak alat-alat, dan lain-lain.
• Tersedia tempat dan alat untuk mendisplai informasi obat bebas dalam upaya
penyuluhan pasien, misalnya untuk memasang poster, tempat brosur, leaflet,
booklet dan majalah kesehatan.
4. • Tersedia sumber informasi dan literatur obat yang memadai untuk pelayanan
informasi obat.
• Tersedia tempat dan alat untuk melakukan peracikan obat yang memadai.
• Tempat penyimpanan obat khusus seperti lemari es untuk supositoria, serum
dan vaksin, dan lemari terkunci untuk penyimpanan narkotika sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku.
• Tersedia kartu stok untuk masing-masing jenis obat atau komputer agar
pemasukan dan pengeluaran obat, termasuk tanggal kadaluarsa obat, dapat
dipantau dengan baik.
• Tempat penyerahan obat yang memadai, yang memungkinkan untuk melakukan
pelayanan informasi obat
Manajemen Upaya Kesehatan masyarakat (UKM)
Berliana, SKM. M.Si
Widyaiswara Ahli Madya Bapelkes Prov Kaltim
Deskripsi Singkat
Manajemen UKM diselenggarakan mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Strategis (Renstra) Kemenkes RI dengan
memperhatikan SPM dan 12 Indikator Keluarga Sehat.
TUJUAN PEMBELAJARAN
1Menjelaskan pendekatan upaya kesehatan masyarakat di Puskesmas
2Melakukan manajemen upaya kesehatan masyarakat di Puskesmas
3Menjelaskan Penyelenggaraan Surveilans Epidemiologi di Puskesmas/ PWS
Upaya Kesehatan di Puskesmas (UKM dan UKP)
Penyelenggaraan Surveilans Upaya Kes Masyarakat
Manajemen UKM Puskesmas
1. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Tingkat Pertama
2. upaya UKM Essensial
Pelayanan kesehatan keluarga
Pelayanan gizi
Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
Pelayanan kesehatan lingkungan
Pelayanan promosi kesehatan
UKM Pengembangan
Kegiatannya bersifat inovatif dan/atau disesuaikan dengan priorias masalah
kesehatan, kekhususan wilayah kerja, dan potensi sumber daya yang tersedia di
Puskesmas.
1. Pelayanan kesehatan gigi masyarakat;
2. Pelayanan kesehatan tradisional dan komplementer;
3. Pelayanan kesehatan kerja;
4. Pelayanan kesehatan olahraga;
5. Pelayanan kesehatan lainnya
5. UKP (UPAYA KES PESEORANGAN)
● Suatu kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan,
pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit
dan memulihkan kesehatan perseorangan.
● Mengutamakan keselamatan pasien (patient safety) dengan mengacu pada SOP
dan SPM yang berlaku
UKP tingkat pertama
Pelayanan rawat jalan
Pelayanan gawat darurat
Pelayanan persalinan normal
Pelayanan di rumah (home care)
Pelayanan ranap berdasarkan pertimbangan kebutuhan yankes
UPAYA KESEHATAN DI PUSKESMAS, MENGACU KEPADA :
1. Status kesehatan seseorang ditentukan oleh status kesehatan pada tahap
kehidupan sebelumnya (continuum of care across life cycle),
2. PIS PK (PMK 39/ 2016) : dalam/luar Gedung .
3. Integrasi UKM-UKP.
Integrasi UKM-UKP.
Siklus Manajemen Puskesmas
❏ Siklus Manajemen Puskesmas dilaksanakan dalam penyelenggaraan
berbagai upaya kesehatan, dipantau secara berkala dan teratur, diawasi
dan dikendalikan sepanjang waktu agar kinerjanya dapat diperbaiki dan
ditingkatkan (PDCA/ PDSA ).
❏ Siklus Manajemen Puskesmas : P1 – P2 – P3
Siklus Manajemen Puskesmas
Manajemen UKM
Tahapan pelaksanaan perencanaan Puskesmas :
A. Persiapan
B. Analisis situasi
C. Analisis data
D. Perumusan masalah
E. Penentuan target upaya kesehatan
F. Penyusunan RUK dan RPK
A. Persiapan
Kepala Puskesmas membentuk tim manajemen Puskesmas termasuk tim dalam
perencanaan UKM di Puskesmas
Kepala Puskesmas menjelaskan tentang pedoman Manajemen Puskesmas
Tim harus mempelajari Rencana Lima Tahunan Dinkes Kab/Kota, Provinsi, dan
Kementerian Kesehatan, SPM Kab/Kota, target yang disepakati, PIS PK, serta kebijakan
lainnya yang merupkan prioritas nasional dan daerah
B. Analisis Situasi
6. Data penduduk dan sasaran program kesehatan masyarakat
Data umum: peta administrasi, demografi, dan sosial-ekonomi wilayah kerja
Puskesmas, data indeks keluarga sehat
Data sumber daya :
• SDM Puskesmas : nakes, anggaran, sarana prasarana, peralatan, obat dan vaksin,
dll ;
• Sumber daya lintas sektor: PLKB, TP PKK, sekolah, kader kesehatan, tokoh
masyarakat/agama, penentu kebijakan sektor lain di tingkat kecamatan dan
desa/kelurahan);
• Data kesakitan dan kematian periode sebelumnya
• Data cakupan upaya kesehatan periode sebelumnya
• Informasi kebijakan terkini bidang kesehatan, misal : RPJMN Tahun 2020 –
2024; Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2020 - 2024 ; GERMAS; PIS PK
2. Program dan Kegiatan
a. Penyehatan air dan sanitasi dasar
1. Pelaksanaan inspeksi kesehatan lingkungan ke sarana kualitas air minum, di
rumah tangga, penyelenggara air minum masyarakat, depot air minum, dan
PDAM.
2. Pengambilan sampel air minum
3. Pemeriksaan air minum dengan sanitarian kit
b. Penyehatan pangan
1. Pelaksanaan IKL ke tempat pengolahan pangan
2.Pengambilan sampel makanan dari tempat pengolahan pangan
c. Penyehatan udara tanah dan kawasan
1. Pelaksanaan IKL untuk sarana tempat fasilitasi umum, sekolah, puskesmas, dan
pasar.
2. Pelaksanaan IKL pondok pesantren
3. Pembinaan TFU
Sasaran :
Anak, remaja, dewasa dan usia lanjut
1. Anak, remaja
Program dan Kegiatan
a. Masalah Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja
b. Deteksi dini masalah kesehatan jiwa
c. Penyuluhan kesehatan jiwa bagi anak dan remaja
d. Penyuluhan NAPZA bagi anak dan remaja
e. Pencatatan dan pelaporan
f. Monitoring dan evaluasi
2. Masalah Kesehatan Jiwa pada Dewasa dan Lanjut Usia
a. Deteksi dini masalah kesehatan jiwa dan NAPZA di masyarkat
b. Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ)
c. Pemberdayaan Keluarga dan ODGJ
d. Pencatatan dan pelaporan
e. Monitoring dan evaluasi
7. 3. Masalah Penyalahgunaan NAPZA
1. Deteksi dini penyalahgunaan NAPZA
2. Penyuluhan kesehatan NAPZA di masyarakat
3. Pencatatan dan pelaporan
3. PENYELENGGARAAN SURVEILANS UKM
A. Pengertian
1. Surveilans kesehatan adalah kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus
menerus terhadap data dan informasi tentang kejadian penyakit/ masalah kesehatan
dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit/
masalah kesehatan untuk memperoleh dan memberikan informasi guna mengarahkan
tindakan pengendalian dan penanggulangan secara efektif efisien.
2. Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan (Permenkes No 45 Tahun 2014)
3. Surveilans epidemiologi adalah pengamatan yang dilakukan secara terus menerus
tentang penyakit beserta determinan/faktor risiko dan sebarannya dalam kelompok
masyarakat tertentu sbg upaya pencegahan dan pengendaliannya.
4. Konsep pendekatan epidemiologi :
host, agent dan environment yang saling mempengaruhi.
5. Ukuran-ukuran epidemiologi :
a) Proporsi : digunakan untuk melihat komposisi suatu variabel dalam populasi
b) Rate : perbandingan antara jumlah kejadian terhadap jumlah penduduk yang
mempunyai risiko terhadap kejadian tersebut yang menyangkut interval waktu
tertentu
c) Ratio: Merupakan perbandingan antara 2 kejadian atau 2 hal antara numerator
dan denominator tidak ada sangkut pautnya
d) Incident Rate: jumlah kasus baru pada periode waktu tertentu dibandingkan
dengan jumlah populasi yang berisiko dalam waktu yang sama di kalikan dengan
konstanta
e) Prevalence Rate: jumlah kasus yg ada pada periode waktu ttt dibandingkan
dengan seluruh populasi pada waktu tertentu dikalikan dengan konstanta
C. Peran Surveilans untuk Mendukung Program Kesehatan Masyarakat
a. Perencanaan, Implementasi, dan evaluasi (investigasi, pengendalian dan
pencegahan);
b. Penetapan Kegiatan Prioritas;
c. Pengendalian Kejadian Luar Biasa;
d. Mempelajari riwayat alamiah penyakit, gambaran klinis, dan epidemiologi
sehingga dapat disusun program pencegahan dan penanggulangannya; dan
e. Mendapatkan data dasar penyakit dan faktor risiko, sehingga dapat diteliti
kemungkinan pencegahan dan penanggulangan, serta program nantinya dapat
dikembangkan.
PETUNJUK DISKUSI KELOMPOK
Kelompok I.
1. identifikasi jenis UKM esensial dan UKM pengembangan yang ada di
Puskesmas masing-masing anggota kelompok, kemudian jawab
pertanyaan berikut.
a) Adakah perbedaan jenis UKM yang dimiliki setiap Puskesmas
masing-masing anggota kelompok.
8. b) Sebutkan latar belakang pemilihan jenis UKM dari masing-masing
Puskesmas
2. Jelaskan prinsip kesinambungan pelayanan dalam siklus hidup dan
penerapannya dalam Puskesmas Saudara (ambil salah satu Puskesmas
anggota kelompok)
3. Jelaskan bentuk integrasi UKM dan UKP di Puskesmas Saudara (ambil
salah satu Puskesmas anggota kelompok).
4. Sebutkan tahapan perencanaan program di Puskesmas
5. Jelaskan kegiatan yang dilakukan dari setiap tahapan perencanaan upaya
kesehatan masyarakat di Puskesmas Saudara (pilih salah satu Puskesmas
anggota kelompok)
B. MANAJEMEN PENDEKATAN KELUARGA DI PUSKESMAS
Pengelola PIS-PK
Kepala Puskesmas
1. Menetapkan SK Pentahapan Cakupan Kunjungan Keluarga PIS-PK (target
Wilayah dan terget Surveyor)
2. Menetapkan Terget Peningkatan IKS
3. Menetapkan SOP Kunjungan Keluarga
4. Melakukan Monitoring dan evaluasi Cakupan Kunjungan dan Peningkatan 12
IKS
Admin PIS-PK
1. Membuat akun Kepala Puskesmas, Supervisor, Surveyor & Pengaturan
Wilayah.
2. Mengunduh data hasil kunjungan keluarga
3. Melakukan analisa data dan penyajian data
Supervisor Pengelola (Ketua Tim Pembina Keluarga)
1. Melakukan Validasi data KS
2. Melakukan Verifikasi Perubahan IKS Keluarga Binaan
3. Memeriksa kelengkapan entri data KS
Surveyor (Pembina Keluarga)
1. Melakukan Kunjungan Keluarga
2. Melakukan Pembinaan Keluarga guna peningkatan IKS Keluarga
3. Melakukan entri data hasil kunjungan keluarga dan update data
C. Fitur Aplikasi KS V.2.0
• Fitur Tahun Aktif
Fitur Manajemen tahun pelaporan data survei untuk seluruh pengguna,
dimana sebelum aplikasi dapat digunakan akan ditentukan kapan periode
aktif untuk penginputan data pada tahun berjalan (Khusus Admin Pusat)
• Fitur Transfer Wilayah Kerja
Fitur untuk memindahkan data keluarga pada suatu wilayah desa/kelurahan di
puskesmas awal ke puskesmas tujuan (Khusus Admin Pusat)
• Fitur Wilayah Kerja
Fitur untuk memetakan desa/kelurahan disuatu wilayah kerja Puskesmas
9. dengan cara menginput atau mendaftarkan wilayah kerjanya per
desa/kelurahan baik dalam satu wilayah kecamatan maupun lebih (Khusus
Admin PKM)
Masing-masing kelompok membahas data Keluarga Sehat Puskesmas masing-
masing
Masing-masing kelompok membahas datanya masing-masing dan akan
dipresentasikan
Kelompok lain menanggapi, memberi masukan, dan klarifikasi tentang hasil
diskusi kelompok.
KelompoK 1 menanggapi kelompok 2 Kelompok 2 akan ditanggapi kelompok 3
Kelompok 3 akan ditanggapi kelompok 4
Kelompok 4 akan ditanggapi kelompok 1
1. Bagaimana Anda melakukan identifikasi masalah
2. Data apa saja yang Anda perlukan untuk menganalisis situasi masalah
3. Bagaimana Anda memperoleh data yang Anda perlukan
4. Apa rencana tindak lanjut yang akan Anda lakukan untuk mengatasi masalah