2. REFERENSI
Referensi Utama:
1. Bodie, Zvi, Alex Kane, and Alan J. Marcus (B-K-M). 2018. Investment. Mc-Geaw-Hill Education. Eleventh
Edition
2. Elton, Edwin J. and Martin J. Gruber (E-G), 2013, Modern Portfolio Theory and Investment Analysis, John
Wiley & Sons, Inc. 9th Edition
3. Reilly, Frank K. and Keith C. Brown (R-B), 2011, Investment Analysis & Portfolio Management, South-
Western Educational Publishing, 10th edition.
Referensi Pendukung:
1. Jones, Charles P,. Jensen, Gerald R., 2013, Investments, Analysis and Management, John Wiley & Sons, Inc.
13th Edition
2. Sharpe, William F. Gordon J. Alexander, and Feffrey V. Bailley, 1998, Investments, Prentice Hall, 6 edition
3. Husnan, Suad, 2015, Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi 8, UPP AMP YKPN.
4. Hartono, Jogiyanto, 2013, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi 5, Penerbit FE-UGM. Yogyakarta.
5. Hartono, Jogiyanto, 2005, Pasar Efisien Secara Keputusan, Gramedia
4. RPS : P1 - 7
1. Lingkungan Investasi dan Pasar Keuangan
2. Kelompok Aset, Instrumen Keuangan, dan Pasar Modal Indonesia
3. Risk dan Return serta Alokasi Kapital ke Aset Berisiko
4. Penilaian surat berharga saham dan manajemen saham
5. Penilaian surat berharga obligasi
6. Efficient Maket Hyphotesis (EMH)
7. Pasar Derivatif (Opsi)
8. Analisis portofolio
5. P1_Lingkungan Investasi dan Pasar Keuangan
1. Aset Nyata dan Aset Keuangan
2. Peran Informasi Pasar Keuangan / Penggunaan Waktu / Alokasi Risiko /
Pemisahan Kepemilikan dan Manajemen / Tata Kelola Perusahaan dan
Etika Korporat
3. Pasar Efisien/Pengembalian /Risiko
4. Perantara Keuangan / Investor Investasi / Modal Ventura dan Ekuitas
6. P2_Kelompok Aset, Instrumen Keuangan, dan Pasar Modal Indonesia
1. Treasury Bills / Certificates of Deposit / Commercial Paper / Banker's
Acceptances / Eurodollars /
2. Saham Biasa / Saham Preferen
3. Indikator Pasar Obligasi
4. Opsi / Kontrak Berjangka
7. P3_Risk dan Return serta Alokasi Kapital ke Aset Berisiko
1. Tingkat bunga riil dan nominal
2. Annual Percentage Rates / Continuous Compounding Holding-Period Returns / Expected Return and
Standard Deviation / Excess Returns and Risk Premiums
3. Time Series versus Scenario Analysis / Expected Returns and the Arithmetic Average / The Geometric
(Time-Weighted) Average Return / Variance and Standard Deviation / Mean and Standard Deviation / The
Reward-to-Volatility (Sharpe) Ratio
4. Value at Risk / Expected Shortfall / Lower Partial Standard Deviation and the Sortino Ratio
5. Portfolio Returns
6. Normal and Lognormal Returns / Simulation of Long-Term Future Rates of Return / The Risk-Free Rate
7. Risk, Speculation, and Gambling / Risk Aversion
8. P4_Penilaian surat berharga saham dan manajemen saham
1. Tinjauan proses Valuasi, Tiga langkah proses valuasi, Teori Valuasi, Valuasi investasi alternatif
2. Teknik Penilaian Relatif
3. Komponen analisis pasar
4. Aktivitas Ekonomi dan Pasar saham
5. Analisis Industri
6. Siklus bisnis dan industry
7. Analisis industry secara global
8. Analisis perusahaan vs Penilaian saham
9. Estimasi nilai intrinsik
10. DDM Valuation Model
11. The Free Cash Flow to Equity
12. The Price/Book Value Ratio, The Price/Cash Flow Ratio, The Price/Sales Ratio
9. P5_Penilaian surat berharga obligasi
1. Karakteristik Obligasi & Yield Obligasi
2. The Present Value Model,
3. Bond Yields, Nominal Yield, Current Yield, Promised Yield to Maturity, Promised Yield
to Call, Realized (Horizon) Yield
4. Valuasi Obligasi Menggunakan Spot rates
5. The Term Structure of Interest Rates
6. Expectations Hypothesis, Liquidity Preference (Term Premium) Hypothesis, Segmented
Market Hypothesis, Trading Implications of the Term Structure, Yield Spreads
7. Trading Strategies, Duration Measures, Modified Duration and Bond Price Volatility,
Bond Convexity, Duration dan Convexity for Callable Bonds, Limitations of Macaulay
dan Modified Duration
8. Yield Spreads with Embedded Options , Static Yield Spreads, Option-Adjusted Spread
10. P6_Efficient Maket Hyphotesis (EMH)
1. Hipotesis Pasar Efisien, Weak-Form Hypothesis: Semi strong -Form
Hypothesis, Strong-Form Hypothesis : Tes dan Hasil
2. Behavioral Finance
3. Implikasi Pasar Modal Efisien
4. Pasar Efisien dan Analisis Teknikal ,
5. Pasar Efisien dan Analisis Fundamental
11. P7_Pasar Derivatif (Opsi)
1. Investing with Derivative Securities
2. Sifat Dasar Investasi Derivatif, Payoff dan Diagram Laba untuk Kontrak Forward,
Opsi Call dan Put
3. Hubungan antara Kontrak Forward dan Opsi
4. Put-Call-Spot Parity , Put-Call Parity: Put-Call-Forward Parity
5. Derivatives dalam manajemen portofolio
6. Exchange-Traded Options
7. The Binomial Option Pricing Model,
8. The Black-Scholes Valuation Model,
9. European-Style Put Options & American-Style Options
10. Option Trading Strategies: Protective Put Options, Covered Call Options, Straddles,
Strips, and Straps, Strangles, Chooser Options, Spreads, Range Forwards
12.
13. P2_Kelompok Aset, Instrumen Keuangan, dan Pasar Modal Indonesia
1. Treasury Bills / Certificates of Deposit / Commercial Paper / Banker's
Acceptances / Eurodollars /
2. Saham Biasa / Saham Preferen
3. Indikator Pasar Obligasi
4. Opsi / Kontrak Berjangka
14. Pasar Uang dan Tujuannya
Pasar uang yaitu suatu pasar yang menjual instrumen keuangan berjangka. Dan mempunyai instrumen dengan jangka pendek,
jangka waktu itu seringkali tidak lebih dari satu tahun menjadikan kemudahan pada perdagangan. Pasar uang juga dapat
disebut dengan Pasar Kredit Jangka Pendek.
Pasar yang kita kenal memang bukan sekedar pasar tradisional tempat barang dan jasa dijual langsung. Ada juga pasar yang
disebut pasar abstrak, di mana tidak ada barang atau jasa yang dapat diperdagangkan, tetapi modal atau mata uang digunakan
sebagai barang.
Pasar mata uang adalah salah satu pasar yang sibuk berdagang hingga saat ini. Meski risikonya masih tinggi, pasar dianggap
memberikan pendapatan. Apalagi komoditas yang diperdagangkan sangat abstrak dan harganya tidak stabil.
Pengertian Pasar Uang
Pengertian lain dari pasar uang (Money Market) yaitu suatu tempat atau wadah bertemunya pemilik dana (funder) dengan
calon konsumen (customer) baik bertemu dengan langsung ataupun melalui perantara (Broker) pada transaksi suatu
permintaan atau penawaran (Demand/Supply) kepada sejumlah dana atau surat berharga jangka pendek dibawah 270 hari.
Secara singkat pengertian pasar uang adalah tempat yang menjadi bertemunya antara pihak yang memiliki dana lebih dengan
pihak yang kekurangan dana dalam jangka pendek.
Sedangkan menurut Pandji Anoraga dan Piji Pakarti ( 2001 : 20 ), pasar uang adalah suatu tempat pertemuan abstrak dimana
para pemilik dana jangka pendek dapat menawarkan kepada calon pemakai yang membutuhkannya, baik secara langsung
maupun melalui perantara.
15. Pelaku Utama Pasar Uang
Karena itu pasar uang merupakan pasar likuiditas primer. Pelaku utama dalam pasar uang:
Lembaga-lembaga keuangan, misalnya: bank, dana pensiun dan perusahaan asuransi.
Perusahaan-perusahaan besar, misalnya: perusahaan yang sudah go public menerbitkan commercial
paper.
Lembaga-lembaga pemerintah, misalnya: Bank Indonesia menerbitkan Sertifikat Bank Indonesia
(SBI).
Individu-individu, misalnya: rumah tangga membeli Sertifikat Bank Indonesia.
Sedangkan menurut M. Irsan Nasarudin, Pasar Uang adalah sarana yang menyediakan pembiayaan
jangka pendek (kurang dari satu tahun). Pasar uang tidak seperti pasar modal yang memiliki tempat
fisik, pembiayaan yang dijalankan berdasar pada pinjaman (loan).
16. Memahami pasar mata uang dan alatnya
Pasar uang adalah tempat pertemuan antara pemberi pinjaman atau pemberi pinjaman dan calon
pelanggan. Pertemuan ini dapat dilakukan secara langsung atau melalui perantara atau perantara.
Alasan munculnya pasar uang adalah karena transaksi penawaran dan permintaan sejumlah dana
atau sekuritas jangka pendek biasanya dilakukan dalam waktu 270 hari. Ada beberapa alat di
pasar mata uang. Instrumen ini biasanya diperdagangkan dalam sekuritas. Berikut adalah daftar
instrumen sekuritas di pasar mata uang.
Surat berharga pasar uang (SBPU).
Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
menyetorkan.
Surat promes, surat berharga, IOU.
Tagihan keuangan.
Draf penerimaan bank.
Kertas komersial.
Panggil uang.
17. Memahami pasar uang dan alatnya
Pasar uang adalah tempat pertemuan antara pemberi pinjaman atau pemberi pinjaman dan calon pelanggan.
Pertemuan ini dapat dilakukan secara langsung atau melalui perantara atau perantara.
Alasan munculnya pasar uang adalah karena transaksi penawaran dan permintaan sejumlah dana atau sekuritas
jangka pendek biasanya dilakukan dalam waktu 270 hari. Ada beberapa instrumen diperdagangkan dipasar uang.
Instrumen Pasar Uang
Instrumen atau surat-surat berharga yang diperjual belikan di pasar uang ada beberapa macam,yaitu:
1. Treasury Bills
2. Commercial Paper
3. Negotiable Certificate of Deposit
4. Banker’s Acceptance
5. Bill of Exchange
6. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
7. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)
8. Surat Sanggup (aksep/promes)
9. Wesel
10. Call Money
18. 1. Treasury Bills
Treasury Bills (T-Bills), merupakan instrumen hutang yang diterbitkan oleh pemerintah atau Bank Sentral (di
Amerika Serikat ) atas tunjuk dengan jumlah tertentu yang akan dibayarkan kepada pemegang pada tanggal yang
telah ditetapkan.
T-Bills tidak memberikan bunga secara langsung tetapi dijual atas dasar diskonto, dengan jumlah diskonto
ditetapkan melalui proses pelelangan.
T-Bills tidak dimanfaatkan sebagai sarana investasi bagi lembaga keuangan maupun perusahaan non keuangan
yang memiliki kelebihan dana.
Dengan penempatan kelebihan dana tersebut di samping memperoleh penghasilan (bunga) juga sebagai cadangan
likuiditas. Sebagai sarana investasi instrumen pasar uang ini mempunyai berbagai kelebihan, yaitu:
1. Tidak beresiko karena diterbitkan oleh lembaga pemerintah (Bank Sentral).
2. Mempunyai pasar sekunder sehingga mudah diperjualbelikan.
3. Kemungkinan terjadi kerugian apabila investor menjual surat berharga ini untuk memenuhi kebutuhan
likuiditasnya adalah sangat kecil.
Perusahaan atau lembaga yang menjadi investor utama dalam T-Bills ini antara lain Bank Sentral, bank-bank
umum, mutual funds, BUMN, lembaga-lembaga keuangan non bank, perusahaan-perusahaan, dan badan
pemerintah negara lain, dan individu.
19. 2. Commercial Paper
Commercial Paper (CP) merupakan promes yang tidak disertai dengan jaminan, yang diterbitkan oleh
perusahaan / bank untuk mendapatkan dana jangka pendek.
CP dijual kepada investor dalam pasar uang.
Dengan demikian CP pada dasarnya merupakan promes di mana penerbit berjanji akan membayar
sejumlah tertentu uang pada saat CP jatuh tempo.
Jangka waktu CP ini berkisar mulai dari beberapa hari samapi 270 hari.
Penjualan CP pada umumnya dengan sistem diskonto, namun beberapa di antaranya menggunakan
bunga.Penerbitan CP tidak perlu menggunakan penjamin (underwriter) emisi, tetapi beberapa penerbit
karena alasan tertentu menggunakan arranger dalam penerbitannya.
Arranger ini pada umumnya merupakan bank-bank umum yang berfungsi sebagai perantara antara
pemodal dan penerbit, namun mereka tidak tidak bertanggung jawab atas terjual atau tidak terjualnya CP
yang diterbitkan.
20. 3. Negotiable Certificate of Deposit
Negotiable Certificate of Deposit (CD) atau sertifikat deposito merupakan instrument yang
diterbitkan oleh suatu bank atas unjuk dan dinyatakan dalam suatu jumlah,
Jangka waktu dan tingkat bunga tertentu.
Sertifikat deposito diterbitkan oleh bank-bank umum atas dasar diskonto dengan nilai nominal
sekurang-kurangnya Rp. 1 juta dan jangka waktu 30 hari samapi dengan 1 tahun.
Pencairan sertifikat deposito dapat dilakukan setelah tanggal jatuh tempo, tetapi apabila pemegang
instrumen tersebut membutuhkan dana sebelum jatuh tempo maka mereka dapat menjualnya kepada
lembaga keuangan atau kepada investor lainnya.
Di samping itu, deposito berjangka selalu diterbitkan dengan atas nama sementara CD atas unjuk.
21. 4. Banker’s Acceptance
Banker’s Acceptance (BA) merupakan wesel bank yang ditarik oleh seorang eksportir atau
importir atas suatu bank untuk membayar sejumlah barang atau untuk membeli valuta asing
yang diberi tanda “accepted” apabila bank menyetujui wesel tersebut, dan dapat
diperjualbelikan di pasar uang sebagai salah satu sumber pendanaan jangka pendek.
BA merupakan instrumen jangka pendek yang dapat dipindahtangankan.
Pada dasarnya memberikan alternatif untuk mendapatkan kredit pada saat barang-barang yang
diekspor dikapalkan untuk segera dikirimkan ke luar negeri.
BA pada umumnya digunakan pada proses L/C dalam perdagangan luar negeri.
Jangka waktu jatuh tempo BA berkisar antara 30 hari sampai 180 hari.
22. 5. Bill of Exchange
Bill of exchange atau wesel adalah suatu perintah tertulis tak bersyarat yang ditujukan oleh seseorang kepada pihak lainnya
untuk membayar sejumlah uang pada saat diperlihatkan atau pada tanggal tertentu kepada penarik atau order atau pembawa.
Surat wesel harus berisikan hal-hal sebagai berikut, dalam kaitannya dengan penarikan wesel ini:
1. Perintah tak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu.
2. Nama orang yang yang harus membayar (tertarik atau pembayar).
3. Penetapan hari bayarnya.
4. Penetapan tempat di mana pembayaran harus dilakukan.
5. Nama orang atau pihak lain yang ditunjuk untuk dilakukan pembayaran.
6. Tanggal dan tempat surat wesel ditarik.
7. Tanda tangan orang yang mengeluarkannya (penarik).
8. Jangka waktu jatuh tempo wesel ini umumnya berkisar 6 hari sampai 180 hari.
9. Repurchase Agreement (Repo)
Repo merupakan transaksi jual beli surat berharga disertai dengan perjanjian bahwa penjual akan membeli kembali surat-
surat berharga yang telah dijual tersebut pada tanggal dan dengan harga yang telah ditetapkan lebih dahulu. Surat berharga
yang sering digunakan untuk transaksi Repo adalah surat berharga yang dapat diperjualbelikan secara diskonto. Misalnya
SBI, SPBU, CD dan T-Bills.
23. 6. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
SBI pada dasarnya merupakan surat berharga atas unjuk dalam satuan uang Rupiah yang diterbitkan
dengan sistem diskonto oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan hutang jangka pendek.
SBI sebagai piranti operasi pasar terbuka digunakan untuk mengendalikan moneter untuk mengendalikan
moneter melalui lelang harian.
Tujuan bank dan lembaga keuangan lainnya membeli SBI adalah sebagai alternative kelebihan dananya
untuk memeperoleh pendapatan, dan apabila memerlukan dana maka SBI dapat dijual kepada lembaga lain
atau Bank Indonesia.
7. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)
SBPU adalah surat-surat berharga berjangka pendek yang dapat diperjual belikan secara diskonto dengan
Bank Indonesia atau lembaga diskonto yang ditunjuk oleh BI.
SBPU berfungsi sebagi piranti pasar uang dan juga merupakan instrumen operasi pasar terbuka dalam
rangka ekspansi moneter oleh Bank Indonesia denagn menetapkan tingkat diskonto SBPU. Ditinjau dari
jenis transaksi dan warkatnya, SBPU dapat dibagi sebagai berikut: Surat Sanggup (aksep/promes),
Wesel, Call Money
24. 7.1 Surat Sanggup (aksep/promes), dapat berupa:
1. Surat sanggup yang diterbitkan oleh nasabah dalam rangka penerimaan kredit dari bank untuk membiayai
kegiatan tertentu.
2. Sanggup yang diterbitkan oleh bank dalam rangka pinjaman antar bank.
7.2 Wesel, dapat berupa:
1. Surat wesel yang ditarik oleh suatu pihak dan diaksep oleh pihak lain dalam rangka transaksi tertentu.
Penarik dan atau tertarik adalah nasabah bank.
2. Surat wesel yang ditarik oleh nasabah bank dan diaksep oleh bank dalam rangka pemberian kredit untuk
membiayai kegiatan tertentu.
7.3 Call Money
Call Money merupakan salah satu sarana penting untuk mendorong pengembangan pasar uang. Pasar uang
antarbank pada dasarnya adalah kegiatan pinjam meminjam dana antara satu bank dengan bank lainnya untuk
jangka waktu pendek.
25. Fungsi dan Tujuan Pasar Uang
Fungsi utama dan tujuan pasar uang adalah untuk menyatukan pemilik dana dengan mereka yang
membutuhkan dana.
Mengacu pada definisi pasar ua-ng di atas, beberapa fungsi dan tujuan dari keberadaan pasar uang adalah
sebagai berikut:
1. Sebagai mediator dan fasilitator perdagangan efek jangka pendek.
2. Sumber dana untuk modal kerja bagi perusahaan yang membutuhkan modal tambahan untuk ekspansi.
3. Sebagai mediator dan fasilitator kegiatan investasi mulai dari investor asing hingga pengusaha lokal
dalam bentuk pinjaman jangka pendek.
4. Sebagai fasilitator bagi orang yang ingin membeli Surat Berharga Pasar Uang dan Sertifikat Bank
Indonesia (SBI).
26. Fungsi pasar uang lainnya
Jika tidak ada fungsi atau tujuan yang jelas, pasar keuangan tidak akan muncul. Secara umum, fungsi pasar a
uang meliputi:
1. Sumber dana. Pasar ini telah menjadi sumber modal kerja jangka pendek dan pembiayaan investasi.
Perusahaan yang akan mengembangkan usahanya dan membutuhkan modal akan menerima modal
langsung dari pasar ini.
2. Penengah. Tentunya jika investor dari luar negeri ingin menanamkan modalnya di Indonesia
membutuhkan berbagai dokumen yang merepotkan. Karenanya, banyak dari mereka yang memanfaatkan
pasar mata uang untuk berinvestasi dan memberikan pinjaman jangka pendek kepada perusahaan
Indonesia.
3. Pengumpul dana komunitas. Selain investor asing, pasar ua-ng juga menggalang dana dari masyarakat
lokal. Transaksi yang dilakukan oleh masyarakat biasanya berupa perdagangan sekuritas jangka pendek.
4. Memberikan investasi kepada masyarakat. Pasar ua-ng juga secara langsung memberikan kepada
masyarakat hak untuk membeli sertifikat Bank Indonesia (BI) dan surat berharga pasar ua-ng. Melalui
manajemen yang baik, Anda bisa mendapatkan reward.
27. Perbedaan Pasar Uang Dan Pasar Modal
1. Instrumen Pasar uang periode waktunya adalah jangka pendek atau lebih kecil dari 270
hari, sedangkan pasar modal periodenya jangka panjang.
2. Produk Pasar uang yang utama adalah SBI, SBPU, dan Deposito, sedangkan produk pasar
modal adalah saham, obligasi, dan reksadana.
3. Pasar uang diotorisasi oleh Bank Indonesia sedangkan pasar modal oleh Departemen
Keuangan melalui Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM).
4. Proses seluruh transaksi pasar ua-ng ada di bank sedangkan pasar modal di Bursa efek dan
perusahaan sekuritas.
5. Resiko dan earning pasar ua-ng lebih kecil karena lebih stabil, sementara pasar modal
resiko dan earningnya lebih tinggi.
Banyak orang mengatakan bahwa pasar uang dan pasar modal adalah hal yang sama. Sekalipun
kedua hal ini mungkin berbeda, sekalipun keduanya berbeda. Berikut ini adalah perbedaan
lengkap antara pasar uang dan pasar modal
28. Produk untuk dijual
Produk yang diperdagangkan antara dua pasar ini berbeda. Biasanya, pasar modal memperdagangkan saham,
obligasi, dan reksa dana.
Pada saat yang sama, pasar uang memperdagangkan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), Sertifikat Bank
Indonesia (SBI), deposito, surat promes, dan surat obligasi negara.
Suatu jangka waktu
Jatuh tempo pasar ua-ng biasanya pendek, kurang dari satu tahun.
Beberapa akan bertahan selama beberapa bulan. Karena pasar ini banyak digunakan untuk menyediakan modal
bagi perusahaan, pengembaliannya dengan cepat mencapai konsensus.
Pasar modal merupakan proses yang berjangka panjang, meski dalam kurun waktu tertentu banyak peserta yang
harus bergantian membeli dan menjual saham. Ini dilakukan untuk terus menghasilkan uang.
Wewenang
Otoritas tertinggi di pasar uang adalah Bank Indonesia.
Sementara untuk pasar modal Indonesia juga ada Bursa Efek Indonesia.
Pedagang harus mematuhi peraturan.
29. Risiko
Secara umum, risiko di kedua pasar ini sama-sama tinggi.
Hanya saja untuk pasar mata uang, ini adalah pilihan yang lebih baik karena bisa dijalankan dengan modal
yang sangat sedikit.
Pada saat yang sama, untuk pasar saham, harga berfluktuasi setiap hari, jadi risiko Anda mungkin tinggi.
Dari komentar di atas, kami dapat menyimpulkan secara singkat bahwa pasar keuangan adalah pasar abstrak
tempat para pemberi pinjaman, pelanggan, dan pialang bertemu.
Dana yang tersedia di sini terutama digunakan sebagai modal perusahaan atau untuk memberikan modal
langsung bagi perusahaan yang membutuhkan.
Pasar mata ua-ng adalah platform bagi banyak orang untuk berinvestasi.
Jika tertarik untuk berinvestasi di sini, yang terbaik adalah mempelajari segala sesuatu yang berhubungan
dengan pasar mata uang mulai dari keuntungan hingga risiko.
Dengan cara ini, kita dapat berinvestasi sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan Anda.
30. Sekuritas
Sertifikan, yaitu sebagai bukti utang piutang atau bukti pemilikan modal dalam bentuk surat berharga yang dapat
diperdagangkan, misalnya obligasi, saham, hipotek, wesel, promes, sertifikat deposito, kupon, skrip, jaminan, right,
dan opsi (securities)."
Sekuritas adalah surat utang yang dapat dicairkan menjadi uang atau kas dengan cepat. Sifatnya yang likuid membuat
sekuritas dapat ditransaksikan atau dijual dengan cepat. Sekuritas juga diartikan sebagai bentuk kepemilikan atas aset
atau kekayaan dari perusahaan yang menerbitkan sekuritas.
Namun kini penggunaan istilah sekuritas lebih banyak merujuk pada saham, obligasi, dan produk investasi lainnya,
daripada diartikan sebagai bentuk kepemilikan investasi.
Sekuritas dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Utang. Sekuritas hutang adalah bukti kepemilikan utang yang berupa surat berharga yang tergantung dari
tenggat waktu jatuh tempo pembayarannya atau ciri-ciri lain. Jenis sekuritas ini biasanya meliputi obligasi
pemerintah dan obligasi, sertifikat deposito, dan sekuritas yang dijaminkan. Biasanya jenis sekuritas ini berlaku
untuk jangka waktu tertentu, yang kemudian pada akhirnya dapat ditebus.
2. Ekuitas (misalnya obligasi dan saham). Sekuritas jenis ini merupakan kepemilikan oleh pemegang saham pada
suatu entitas, misalnya di perusahaan, yang diperoleh dalam bentuk saham dan mencakup saham biasa dan
saham preferen. Para pemegang saham biasanya mendapatkan hak untuk mengendalikan perusahaan lewat hak
suara.
31. Bentuk Sekuritas
1. Sertifikat efek atas rujuk
2. Sertifikat atas nama
3. Efek tanpa warkat dan sertifikat global
warkat - item, document : instrumen perbankan, antara lain cek dan inkaso, yang
menggambarkan dana yang belum diterima; kertas berisi keterangan mengenai suatu
peristiwa untuk dipakai sebagai bukti, seperti warkat kliring, warkat inkaso, warkat dalam
penyelesaian, kuitansi, dan kartu pegawai
32.
33. Saham biasa dan Saham preferen
Perbedaan saham biasa dengan saham preferen, maka terletak dari hak suara dan pembagian
deviden.
Pemegang saham preferen punya kedudukan lebih tinggi daripada pemegang saham biasa,
terutama penuntutan hak.
Saham preferen saham yang pemiliknya akan memiliki hak lebih dibanding hak pemilik saham
biasa.
34. Bedanya Saham Biasa dan Saham Preferen
Saham biasa merupakan surat berharga yang menyatakan kepemilikan seseorang atas sebuah
perusahaan. Pemegang saham biasa tidak memiliki hak-hak istimewa untuk menentukan
kebijakan seperti pada saham preferen. Saat kamu mendengar orang-orang berinvestasi di bursa
saham, kemungkinan besar yang sedang mereka bicarakan adalah saham biasa. Hal ini karena
mayoritas saham yang diperdagangkan di pasar saham adalah saham biasa.
Pemegang saham biasa mendapatkan hak bersuara dan voting dalam rapat umum pemegang
saham. Oleh karena itu, pemegang saham biasa dapat menentukan jalannya manajemen
perusahaan kedepannya. Namun, dalam perihal pembagian dividen, pemegang saham biasa tidak
menjadi prioritas perusahaan.
Dalam saham biasa, pemegangnya akan selalu berada di urutan terakhir setelah pemegang saham
preferen. Oleh karena itu, saat pembagian dividen pemegang saham biasa bisa jadi tidak
kebagian karena sudah habis dibagi ke semua pemegang saham. Hal tersebut juga terjadi dalam
ihwal hasil likuidasi aset perusahaan. Pemegang saham biasa adalah prioritas nomor tiga setelah
pemilik obligasi dan saham preferen.
35. Kelebihan & Kekurangan Saham Biasa & Preferen
a. Saham biasa
Kelebihan saham biasa ini adalah tidak memiliki jatuh tempo, perusahaan lebih transparan, dan
memungkinkan untuk dilakukannya diversifikasi usaha dan sebagainya.
Namun, saham ini juga memiliki kekurangan seperti penjualan saham dapat menganggu kendali dari
investor mayoritas, timbulnya agency problem yang menimbulkan peningkatan biaya agency yang
berakibat kepada konflik antar kelompok seperti pemilik usaha, pengelola, manajer, hingga karyawan
dalam perusahaan.
b. Saham Preferen
Seperti yang telah dijelaskan di atas, invstor yang memiliki saham jenis ini akan didahulukan atas
pembagian dividen atas pendapatan perusahaan, di mana jumlahnya akan lebih besar dibandingkan
saham biasa.
Bukan hanya itu, ketika perusahaan dilikuidasi, investor akan mendapatkan uang terlebih dahulu atas
investasi yang dilakukan, sebelum mengembalikan modal pada pemilik saham biasa.
Akan tetapi kekurangan pada saham preferen yaitu tidak memiliki hak paksa atas dividen yang
dibagikan, juga fluktuasi harga saham preferen lebih besar dibanding harga obligasi.
36. Fakta Kepemilikan Saham
Ada fakta menarik dari seputar kepemilikan saham biasa. Penjualan saham biasa pertama (IPO) di sejarah peradaban
dunia berlangsung pada tahun 1602. Saat itu Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) adalah perusahaan pertama
yang mengenalkan sistem IPO atau pembagian saham. Seperti yang kita tahu, VOC adalah perusahaan dagang Belanda
dengan catatan sejarah yang brutal di Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya.
Sedangkan, saham preferen adalah jenis saham yang memiliki hak-hak istimewa tambahan dari saham biasa. Pada
dasarnya, saham ini adalah gabungan dari obligasi dan saham biasa. Jika seseorang memiliki saham preferen, ia tidak
memiliki hak suara dalam rapat pemegang saham.
Meskipun tidak memiliki voting rights, dibandingkan dengan pemegang saham preferen diistimewakan dalam urusan
pembagian dividen. Selain itu, pemilik saham ini mendapatkan hak atas klaim deviden dari perusahaan yang tidak
diberikan pada tahun-tahun sebelumnya.
Akan tetapi, pemegang saham preferen biasanya diberikan nominal dividen yang tetap selama masa berlaku saham.
Saat perusahaan melakukan likuidasi aset, pemegang saham preferen akan berada di urutan kedua setelah pemilik
obligasi dan sebelum pemegang saham biasa.
Saham ini dapat dikonversi menjadi saham biasa. Kerugian dari kepemilikan saham jenis ini adalah pemegang saham
sulit menjual belikan saham yang dimilikinya karena jumlahnya yang sedikit.
Salah satu contoh saham preferen di pasar modal Bursa Efek Indonesia adalah PT Mas Murni Tbk (MAMIP).
Perusahaan tersebut bergerak di bidang pariwisata, restoran, dan perhotelan. Tertarik untuk mendapatkan saham
preferen ini?
37. Saham Preferen; Pengertian, Jenis, dan Keunggulan
Saham preferen termasuk salah satu jenis saham yang paling umum diketahui.
Berdasarkan definisinya, saham merupakan sebuah modal awal yang diperlukan sebelum
memasuki dunia investasi saham. Saham adalah suatu surat berharga yang dapat membuktikan
bagian kepemilikan atas suatu perusahaan.
Jika seseorang membeli saham maka ia dapat dikatakan membeli sebagian kepemilikan atas
perusahaan tersebut.
Dan jika perusahaan membukukan keuntungannya, maka seseorang yang berinvestasi juga
berhak atas keuntungan yang dimiliki perusahaan tersebut dalam bentuk dividen. ia juga
memiliki hak dalam mengambil keuntungan atas naiknya harga saham tersebut dari waktu ke
waktu.
38. Saham terbagi dalam 2 kategori utama yaitu: saham biasa dan saham preferen
1. Saham Biasa (Common Stock)
Saham Biasa adalah sebuah sertifikat atau piagam yang mempunyai fungsi sebagai bukti atas kepemilikan suatu perusahaan
termasuk aspek-aspek penting dalam perusahaan.
Pemilik saham akan memperoleh hak untuk mendapatkan sebagaian keuntungan tetap atau disebut deviden dari perusahaan
tersebut dan juga memiliki kewajiban menanggung resiko atas kerugian yang kemungkinan akan dialami perusahaan
tersebut. Saham biasa dapat mewakili atas klaim kepemilikan suatu perusahaan pada pendapatan dan aktiva yang dimiliki
perusahaan tersebut.
Seseorang yang mempunyai saham atas suatu perusahaan memiliki hak berpendapat atau hak suara dalam mengelola
perusahaan. Hak suara yang dimilikinya dapat dinilai berdasarkan besar kecil saham yang dimilikinya.
Semakin banyak persentase saham yang dimilikinya maka semakin besar hak suara yang dimilikinya untuk ikut campur
dalam mengontrol atas operasional perusahaan.
Namun seseorang yang memegang saham biasa memiliki kewajiban yang terbatas. Hal ini berarti apabila perusahaan
mengalami kebangkrutan, maka pemegang saham menanggung kerugian maksimum perusahaan tersebut sebesar investasi
pada saham tersebut.
Biasanya pemegang saham biasa memiliki resiko yang lebih besar dibandingkan dengan saham preferen, namun pemegang
saham biasa juga dapat memperoleh pengembalian keuntungan yang lebih tinggi pula dari yang telah diinvestasikan.
39. 2. Saham Preferen (Preferred Stock)
Saham preferen adalah suatu surat berharaga yang dijual oleh suatu perusahaan dengan
menunjukan nilai nominal (rupiah, dolar, yen dan sebagainya) yang dapat memberi
pengembangannya berupa pendapatan yang tetap dalam bentuk deviden yang akan diterima
setiap kuartal (tiga bulan).
Pemegang saham preferen akan memperoleh dividen terlebih dulu dan memiliki hak suara yang
lebih dibandingkan dengan pemegang saham biasa contohnya seperti hak suara dalam pemilihan
direksi sehingga dalam membayar ketepatan pembayaran dividen preferen agar tidak lengser para
manajemen berusaha semaksimal mungkin.
Saham preferen merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan yaitu antara obligasi dan
saham biasa, alasannya yaitu dapat menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi
kemungkinan juga tidak mendatangkan hasil, misalnya seperti yang dikehendaki oleh investor.
40. 2. Saham Preferen (Preferred Stock)
Saham preferen biasanya tidak membawa hak voting. Beberapa fitur lainnya dari kelas saham ini
adalah konversi ke saham biasa dan fitur callability (kemampuan untuk ditebus sebelum jatuh
tempo).
Saham preferen dapat diklasifikasikan sebagai ekuitas atau liabilitas keuangan berdasarkan
karakteristiknya daripada bentuk hukum. Sebagai contoh, saham preferen abadi dan tidak dapat
ditebus (perpetual and nonredeemable preferred shares) diklasifikasikan sebagai ekuitas.
Sebaliknya, saham preferen dengan pelunasan wajib pada jumlah yang tetap di masa mendatang
diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan.
Saham preferen dapat bersifat kumulatif atau non-kumulatif. Saham preferen kumulatif
mensyaratkan bahwa jika perusahaan gagal membayar dividen, maka dividen diakumulasikan dan
perusahaan tersebut harus menebusnya di lain waktu agar dapat membayar lagi dividen saham biasa.
Sebaliknya, non-kumulatif tidak memiliki fitur ini dan jika tidak tidak ada, perusahaan tidak perlu
membayarnya di lain waktu.
41. Saham Preferen atau Hybrid Secuirty
Saham preferen sering disebut hybrid security karena memiliki karakteristik kombinasi saham biasa dan
obligasi. Saham biasa tidak menerima dividen secara teratur, dan harga saham biasa tergantung pada
tingkat pertumbuhan dividen (dividen yang lebih tinggi adalah pendorong naik potensial untuk harga
saham biasa).
Sementara itu, pemegang saham preferen menerima dividen secara teratur dan pada jumlah yang tetap,
mirip dengan kupon efek utang seperti obligasi. Misalnya, jika nilai nominal saham Rp1.000, dan dividen
10%, perusahaan harus membayar Rp100 per tahun kepada pemegang saham preferen.
Bisa dikatakan, saham preferen kumulatif adalah jenis saham preferen dari segi hak tagih ataupun klaim
jenis saham. Secara prinsip, saham yang berdasarkan pada hak tagih dibagi atas saham biasa dan saham
preferen.
Saham biasa adalah saham yang memiliki hak klaim berdasarkan laba ataupun rugi yang didapatkan oleh
perusahaan. Pun sebaliknya, saham preferen adalah saham yang menjalankan sistem bagi hasil tetap. Jika
perusahaan mengalami kerugian, maka pemegang saham preferen bakal mendapat prioritas utama dalam
pembagian hasil atas penjualan aset. Nah, saham preferen ini diketahui juga menggabungkan obligasi dan
saham biasa.
42. Saham Preferen atau Hybrid Secuirty
Secara garis besar, para pemegang saham preferen ini sangat berpengaruh terhadap manajemen
perusahaan. Pengertian saham preferen kumulatif diartikan sebagai jenis saham preferen yang merujuk
pada kepemilikan saham dengan hak khusus atau dibedakan dengan pemegang saham biasa.
Saham preferen kumulatif memberikan hak kepada sang pemilik atas pembagian dividen yang sifatnya
kumulatif dalam suatu persentase atau jumlah tertentu. Para pemegang saham preferen kumulatif ini
memiliki keunggulan dalam hal pembagian dividen atau aset ketika likuiditas.
Kendati demikian, pemegang saham biasa memiliki hak suara dalam rapat pemegang saham.
Sementara pemegang saham preferen tidak memiliki hak suara apapun. Adapun persamaan antara
keduanya adalah pemegang saham biasa ataupun saham preferen hanya berhak menerima dividen jika
perusahaan mendapatkan keuntungan.
43. Jenis-jenis saham preferen
Lima jenis umum saham preferen adalah:
1. Convertible preferred stock
2. Participating preferred stock
3. Cumulative preferred stock
4. Callable preferred stock
5. Adjustable-rate preferred stock
1. Convertible preferred share
Convertible preferred share memiliki fitur konversi menjadi saham biasa perusahaan. Karena memiliki opsi konversi,
pemegang berpotensi memperoleh manfaat dari apresiasi harga saham biasa. Sebagai catatan, setelah mengonversinya
menjadi saham biasa, kita tidak dapat mengkonversi kembali ke saham preferen.
44. 2. Participating preferred share
Ini adalah jenis saham preferen di mana pemegang saham menerima dividen sebelum mereka dibayarkan
kepada pemegang saham biasa, dan lebih disukai daripada saham biasa jika terjadi likuidasi.
Pemegang juga menerima dividen tambahan, biasanya dibayarkan jika jumlah dividen yang diterima oleh
pemegang saham biasa melebihi jumlah per-saham yang ditentukan.
Participating preferred shares terutama dikeluarkan oleh perusahaan baru yang membutuhkan masukan
uang tunai. Jenis saham ini juga dapat dikeluarkan sebagai tanggapan atas tawaran pengambilalihan yang
bermusuhan sebagai bagian dari strategi.
3. Cumulative preferred share
Saham preferen kumulatif (cumulative preferred share) membayar dividen reguler, biasanya setiap tiga
bulan.
Ketika perusahaan tidak membayar, jumlah dividen yang terutang akan menumpuk dan harus dibayar
sebelum menerbitkan dividen kepada pemegang saham preferen.
Tidak semua saham preferen memiliki fitur ini, beberapa di antaranya tidak kumulatif.
45. 4. Callable preferred share
Saham preferen Callable (juga dikenal sebagai redeemable preferred stock ) memungkinkan
perusahaan untuk menariknnya pada tanggal tertentu dan harga penebusan tertentu di masa
depan. Harga penebusan mungkin sedikit lebih tinggi atau sama dengan harga penerbitan
asli. Perusahaan membayar dividen, seperti bentuk ekuitas lainnya, tetapi juga dapat dibeli kembali
oleh penerbit, yang merupakan karakteristik dari efek hutang.
Karena memiliki fitur call, jenis preferred shares ini lebih menguntungkan bagi
emiten. Pemegang preferred shares tidak memiliki opsi untuk menolak call. Oleh karena
itu, redemption merupakan kebijaksanaan perusahaan penerbit.
5. Adjustable-rate preferred share
Adjustable-rate preferred share adalah jenis saham preferen yang membayar dividen bervariasi karena
dikaitkan dengan tolok ukur yang ditentukan, misalnya, yield surat perbendaharaan negara
(SPN). Penentuan tingkat penyesuaian dinyatakan dalam prospektus dan mungkin memiliki tingkat
maksimum dan minimum. Fitur penyesuaian ini membuatnya lebih stabil daripada preferred
shares lainnya.
46. Efek perubahan suku bunga ke saham preferen
Perlu kamu ketahui, salah satu risiko signifikan preferred shares adalah tingkat sensitivitas yang
cukup tinggi terhadap suku bunga.
Harganya cenderung naik saat suku bunga turun dan harganya menurun saat suku bunga naik.
Perusahaan bisa menggunakan opsi call pada preferred shares saat dividen terlalu tinggi daripada
tingkat suku bunga pasar.
Setelah ditebus, seringkali saham ini kembali diterbitkan dengan pilihan pembayaran dividen yang
lebih rendah.
47. Kelebihan & Kekurangan Saham Biasa & Preferen
a. Saham biasa
Kelebihan saham biasa ini adalah tidak memiliki jatuh tempo, perusahaan lebih transparan, dan
memungkinkan untuk dilakukannya diversifikasi usaha dan sebagainya. Namun, saham ini juga
memiliki kekurangan seperti penjualan saham dapat menganggu kendali dari investor mayoritas,
timbulnya agency problem yang menimbulkan peningkatan biaya agency yang berakibat kepada
konflik antar kelompok seperti pemilik usaha, pengelola, manajer, hingga karyawan dalam
perusahaan.
b. Saham Preferen
Seperti yang telah dijelaskan di atas, invstor yang memiliki saham jenis ini akan didahulukan atas
pembagian dividen atas pendapatan perusahaan, di mana jumlahnya akan lebih besar dibandingkan
saham pada umumnya. Bukan hanya itu, ketika perusahaan dilikuidasi, investor akan mendapatkan
uang terlebih dahulu atas investasi yang dilakukan, sebelum mengembalikan modal pada pemilik
saham biasa.
Akan tetapi kekurangan pada saham preferen yaitu tidak memiliki hak paksa atas dividen yang
dibagikan, juga fluktuasi harganya lebih besar dibanding harga obligasi.
48. Keunggulan saham preferen kumulatif
Ada beberapa keunggulan saham preferen kumulatif, di antaranya sebagai berikut:
Pengambilan dividen saham preferen kumulatif sangat diutamakan untuk diambil terlebih dulu.
Sementara sisanya, baru disediakan untuk saham non-kumulatif. Biasanya, dividen saham
kumulatif ini memiliki persentase dan nilai yang lebih tinggi.
Dalam hal pembagian kekayaan, jika perusahaan mengalami likuidasi, maka para pemegang
saham preferen lebih diutamakan dari pemegang saham non-kumulatif. Pembagian kekayaan
ataupun aset dinilai sangat menguntungkan para pemegang saham preferen dibandingkan saham
biasa.
49. Pembayaran dividen kumulatif
Secara umum, pembayaran dividen kumulatif dijelaskan dalam perjanjian penerbitan saham preferen. Melalui perjanjian tersebut
dijelaskan, bahwa emiten harus membayar semua dividen yang belum terbayar di tahun-tahun sebelumnya.
Misalnya saja, ada suatu kondisi tertentu yang membuat dividen tidak bisa dibayarkan selama tiga tahun berturut-turut. Nah, di tahun
keempat seandainya emiten mengambil kebijaksanaan membayar dividen, maka emiten harus melunasi seluruh dividen saham preferen
selama empat tahun. Kewajiban pembayaran dividen kumulatif ini muncul jika emiten memutuskan akan membayar dividen kepada
investor saham biasa.
Secara umum, pemegang saham preferen memiliki hak preferensi atas dividen dalam jumlah tertentu. Pemegang saham tersebut kerap
dikenal sebagai pemegang saham tanpa partisipasi. Sementara itu, saham preferen yang memungkinkan untuk menerima dividen
melampaui jumlah tertentu disebut sebagai partisipasi.
Saham preferen bisa saja menjalin partisipasi dengan saham biasa dalam ukuran maupun derajat partisipasi. Selain itu, terdapat perjanjian
dengan pemegang saham untuk mempelajari seberapa jauh partisipasi tersebut.
Adapun ketentuan tambahan di mana untuk mempertahankan hak dividen saham preferen secara berkesinambungan, yaitu ketika dewan
komisaris tidak mengeluarkan ataupun mengumumkan dividen saham biasa. Sementara itu, saham preferen non-kumulatif merupakan
saham preferen yang jika pada suatu tahun tidak dibagikan dividen, maka hak atas pembagian dividen tersebut bisa hilang.
Pada intinya, dividen yang absen dibayarkan pada tahun sebelumnya jelas berimbas pada akumulasi di tahun berikutnya. Oleh sebab itu,
apabila dana yang tersedia untuk pembayaran dividen ini terbatas, maka pembayaran atas dividen kumulatif harus didahulukan.
Bisa juga muncul suatu kejadian, investor saham biasa tidak mendapatkan pembayaran dividen di tahun keempat. Hal ini terjadi, jika dana
yang tersedia ternyata hanya cukup untuk membayar dividen pemegang saham preferen kumulatif.
50. Saham preferen partisipasi
Berdasarkan definisinya, saham preferen partisipasi adalah saham yang membagikan dividen
kepada para pemegangnya. Setelah menerima dividen, para pemilik saham ini tetap memiliki hak
untuk membagi keuntungannya berupa dividen. Selanjutnya, dividen tersebut akan dibagikan
kepada para pemegang saham biasa atau participating preference shares.
Saham preferen non-kumulatif
Bisa diartikan, saham preferen non-kumulatif adalah saham yang tidak memiliki hak untuk
mendapatkan dividen yang belum terbayar pada tahun sebelumnya secara kumulatif atau non-
cumulative preferred stock.
Karakteristik saham pilihan
Seperti halnya saham biasa, dividen saham preferen tak bisa dikurangkan dari besaran pajak
apapun. Satu-satunya komponen dalam perhitungan biaya modal yang membayar pendapat dan
bisa dikurangkan dari pajak adalah utang.
Para pemegang saham preferen ini tidak harus menerima dividen, tapi perusahaan biasa membayar
mereka. Jika tidak, mereka pun tidak bisa membayar dividen kepada para pemegang saham biasa.
Kondisi semacam ini jadi sinyal keuangan yang buruk bagi suatu perusahaan.
51. Cara menghitung saham preferen
Apabila suatu saham preferen tidak memiliki tanggal jatuh tempo, maka rumus untuk menghitung
biaya komponen saham preferen adalah sebagai berikut:
Biaya saham pilihan = dividen pada harga / harga yang disukai / 1-flotasi yang disukai
Berdasarkan rumus di atas, harga yang diinginkan adalah nilai pasar saat ini, sedangkan biaya flotasi
adalah biaya penjaminan untuk penerbitan saham preferen yang dinyatakan sebagai persentase.
Biasanya, biaya saham preferen ini cenderung lebih tinggi dibandingkan biaya utang. Sebab, utang
dipandang sebagai komponen biaya modal yang paling berisiko. Apabila suatu perusahaan
menggunakan saham preferen sebagai sumber pembiayaan, maka hal tersebut harus meliputi biaya
saham preferen dengan biaya rata-rata tertimbang formula modal.
Ketahuilah, saham satu ini merupakan jenis saham yang paling disukai oleh perusahaan lain dan
bukan individu. Jika perusahaan memegang saham semacam ini, maka diperbolehkan menyisihkan
sekitar 70% dividen dari yang disukai dari perpajakan. Dengan demikian, hal ini benar-benar
meningkatkan pengembalian setelah pajak.
52. Biaya tertimbang modal
Dikatakan, biaya ini adalah tingkat bunga rata-rata yang wajib dibayar oleh perusahaan untuk membiayai sejumlah
asetnya. Dengan begitu, biaya ini juga merupakan tingkat rata-rata pengembalian minimum yang harus diperoleh atas
aset lancarnya demi memuaskan para pemegang saham, investor, dan juga kreditur.
Umumnya, biaya rata-rata tertimbang modal ini berdasarkan pada struktur modal perusahaan bisnis yang memiliki
lebih dari satu sumber pembiayaan untuk perusahaan bisnis. Misalnya, perusahaan bisa menggunakan pembiayaan
utang dan ekuitas.
Biaya modal merupakan konsep yang lebih umum dan perusahaan hanya membayar untuk membiayai operasionalnya
tanpa spesifikasi komposisi struktur modal.
Ada beberapa perusahaan bisnis kecil yang hanya menggunakan pembiayaan utang untuk operasionalnya. Bahkan,
startups kecil lainnya pun menggunakan pembiayaan ekuitas, khususnya ketika mereka didanai oleh investor ekuitas,
seperti pemodal ventura. Seiring pertumbuhan perusahaan kecil ini, maka kemungkinan mereka akan menggunakan
kombinasi antara pembayaran utang dan ekuitas.
Ketahuilah, utang dan ekuitas membentuk suatu struktur permodalan perusahaan bersama dengan akun lain di sisi
kanan neraca perusahaan. Salah satunya adalah saham preferen. Seiring berkembangnya perusahaan, bisa saja mereka
mendapatkan pembiayaan dari sumber utang, ekuitas biasa, ataupun saham preferen.
53.
54. Obligasi (Bond)
Obligasi adalah surat utang jangka menengah maupun jangka panjang yang
dapat diperjualbelikan.
Obligasi berisi janji dari pihak yang menerbitkan Efek untuk membayar imbalan
berupa bunga (kupon) pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada
akhir waktu yang telah ditentukan, kepada pihak pembeli obligasi tersebut.
Obligasi merupakan salah satu investasi Efek berpendapatan tetap yang
bertujuan untuk memberikan tingkat pertumbuhan nilai investasi yang relatif
stabil dengan risiko yang relatif lebih stabil juga, dibandingkan dengan saham.
55. Pola Saham dan Obligasi 2019 Mirip 2018? Ini Lima Indikator Versi Manulife
Tahun lalu, setelah menguat pada dua bulan pertama, market berfluktuasi dan sampai
akhir tahun ditutup negatif
Secara detail, Freddy memaparkan, ada lima indikator yang bisa diteliti.
Pertama, adalah ekspektasi pertumbuhan ekonomi.
Kedua, sentimen-sentimen yang ada di pasar finansial.
Ketiga, kebijakan moneternya seperti apa.
Keempat adalah valuasi aset di pasar finansial.
Kelima adalah arus dana masuk dan keluar.
56. Pilihan Investasi Jangka Panjang: SUN, ORI
Atau SUKUK
SUN sebagai obligasi negara untuk "partai besar".
ORI sebaliknya adalah obligasi negara "parsial atau retail". Karena nilai nominalnya yang besar itu, biasanya
SUN memperoleh bunga yang lebih tinggi di atas ORI.
SUKUK:
• SUKUK,adalah Obligasi Syariah atau yang lazim disebut sukuk adalah surat berharga jangka panjang
berbasis prinsip syariah Islam yang dikeluarkan oleh perusahaan atau institusi dengan maksud
memperoleh pembiayaan uang dari investor obligasi.
• Berbeda dengan obligasi konvensional, obligasi syariah tidak mengenal bunga. Karena dalam Islam
bunga atau riba adalah haram hukumnya.
• Karena telah memperoleh pinjaman uang, tentu saja emiten atau penerbit obligasi harus memberikan
imbalan kepada para investor pembeli obligasinya. Imbalan yang diberikan dapat berupa pembagian
hasil, margin pendapatan ( fee), atau sewa.
57. SUKUK
Obligasi syariah juga ada yang diterbitkan secara retail yang kita kenal dengan nama Surat Berharga Syariah
Negara Ritel (Sukuk Ritel) adalah surat berharga negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah sebagai
bukti atas bagian penyertaan terhadap Aset Surat Berharga Syariah Negara, yang dijual kepada individu atau
perseorangan Warga Negara Indonesia melalui Agen Penjual, dengan volume minimum yang telah ditentukan.
Istilah SUKUK berasal dari bentuk jamak dari bahasa Arab "sak" atau sertifikat. Secara singkat The
Accounting and Auditing Organisation for Islamic Financial Institutions (AAOIFI) mendefinisikan sukuk
sebagai sertifikat bernilai sama yang merupakan bukti kepemilikan yang tidak dibagikan atas suatu asset, hak
manfaat, dan jasa-jasa atau kepemilikan atas proyek atau kegiatan investasi tertentu.
Sukuk pada prinsipnya mirip seperti obligasi konvensional, dengan perbedaan pokok antara lain berupa
penggunaan konsep imbalan dan bagi hasil sebagai pengganti bunga, adanya suatu transaksi pendukung
(underlying transaction) berupa sejumlah tertentu aset yang menjadi dasar penerbitan sukuk, dan adanya
aqad atau penjanjian antara para pihak yang disusun berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Sukuk harus distruktur
secara syariah agar instrumen keuangan ini aman dan terbebas dari riba, gharar dan maysir.
58. SUKUK (Sukuk harus distruktur secara syariah agar instrumen keuangan ini aman
dan terbebas dari riba, gharar dan maysir)
• Riba: Riba secara bahasa bermakna ziyadah (tambahan). Dalam pengertian lain, secara linguistik, riba berarti
tumbuh dan membesar (Saeed, 1996). Menurut Abu hanifah, riba adalah melebihkan harta dalam suatu transaksi
tanpa pengganti atau imbalan. Maksudnya, tambahan terhadap barang atau uang yang timbul dari suatu transaksi
utang piutang yang harus diberikan oleh pihak yang berutang kepada pihak yang berpiutang pada saat jatuh tempo.
Dalam Al Qur’an dijelaskan keharamannnya: “Wahai orang-orang yang beriman ! Janganlah kamu memakan riba
dengan belipat ganda dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung, “ ( Q.S. Ali Imran [3] : 130).
• Gharar: Al Gharar adalah “ketidakpastian”. Maksud ketidapastian dalam transaksi muamalah adalah “ada
sesuatu yang ingin disembunyikan oleh sebelah pihak dan hanya boleh menimbulkan rasa ketidakadilan serta
penganiayaan kepada pihak yang lain.”Gharar adalah semua jual beli yang mengandung ketidakjelasan atau
keraguan tentang adanya komoditas yang menjadi objek akad, ketidakjelasan akibat, dan bahaya yang mengancam
antara untung dan rugi; pertaruhan atau perjudian. Dalam islam, gharar adalah perkara yang dilarang dan haram
hukumnya karena sangat merugukan salah satu pihak yang lain.
• Maysir: Maysir atau qimar secara harfiah bermakna judi (spekulasi). Secara teknis,maysir adalah setiap
permainan yang di dalamnya disyaratkan sesuatu berupa materi yang diambil dari pihak yang kalah untuk pihak
yang menang.
59. Spekulasi di Pasar Saham - Syariah
Istilah lain dari judi adalah spekulasi. Hal ini terjadi dalam bursa saham. Setiap menitnya selalu
terjadi transaksi spekulasi yang sangat merugikan penerbit saham . Setiap perusahaan yang memiliki
right issue selalu didatangi para spekulan. Ketika harga saham suatu badan usaha sedang jatuh,
spekulan segera membelinya dan ketika harga naik, para spekulan menjualnya kembali atau melepas
ke pasar saham. Hal ini sering membuat indeks harga saham gabungan menurun dan memburuk
perekonomian bangsa.
Suatu permainan dapat dikategorikan judi, jika memenuhi tiga unsur: (1) Taruhan harta/materi yang
berasal dari kedua pihak yang berjudi, (2) Permainan yang digunakan untuk menentukan pemenang
dan yang kalah, (3) Pihak yang menang mengambil harta sebagian atau seluruhnya yang menjadi
taruhan, sedangkan pihak yang kalah kehilangan hartanya.
Frman Allah SWT: “Wahai orang-orang beriman! Sesungguhnya minuman keras, berjudi, berkurban
untuk berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah adalah perbuatan keji dan termasuk
perbuatan setan. Maka jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu mendapat keberuntungan,”
(Q.S. AL Maidah [5] : 90). Sumber: Pengantar Ekonomi Syariah Teori dan Praktik. M.Nur Rianto Al
Arif. Bandung: CV Pustaka Setia
77. Faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi
1. Faktor keuangan, faktor keuangan dilihat dari rasio-rasio, di antaranya
profitabilitas, leverage, solvabilitas, likuiditas, dan produktivitas.
2. Faktor non keuangan, faktor non keuangan meliputi lingkungan hidup,
penjamin, stabilitas, regulasi, dan kebijakan akuntansi.
3. Faktor lainnya yang turut mempengaruhi Peringkat Obligasi, yaitu
manajemen laba.
78.
79. Perdagangan OPSI
• Pengertian :
• Opsi yaitu hak untuk membeli dan menjual dipasar securitas atau pasar modal.
• Call option (opsi beli), hak membeli dgn harga yang ditentukan dan berakhir setelah jangka
waktu tertentu.
• Put option (opsi jual), hak menerima pembayaran dari pembeli dengan harga tertentu dan
berakhir setelah jangka waktu terstentu.
• Pelaku transaksi ada 4 pihka :
1. Pembeli opsi beli, memiliki hak membeli
2. Penjual opsi beli, menerima pembayaran dan berjanji menjual
3. Pembeli opsi jual, memiliki hak menjual
4. Penjual oipsi jual, menerima pembayaran dan berjanji membeli
80. Perdagangan OPSI
• Perdagangan opsi :
• Investor membeli dgn tujuan nspekulasi yaitu kalau nilai pasar saham tsb
memingkat dan bila keuntungannya (Rp 50.000) melebihi biaya transaksi
atau premium opsi (Rp 5.000) maka dieksekusi atau dibeli, sedangkan bila
rugi maka tidak harus dieksekusi sehingga ahanya rugi biaya transaksi Rp
5.000
• Contoh : investasi opsi mengutungkan Rp 47.250
PERDAGANGAN OPSI
- Membeli Ipsi beli : 25 opsi x 100 lbr x Rp 110 = Rp 275.000
- Nilai pasar saham : 25 opsi x 100 lbr x Rp 130= Rp 325.000
- Pendapatan bruto investasi Opsi = Rp 50.000
- Premium Opsi beli = Rp 5.000
- Pendapatan netto investasi Opsi = Rp 45.000
- Pendapatan bunga : 20% x 3/12 x Rp 45.000 = Rp 2,250
- Pendapatan total investasi Opsi = Rp 47.250
Catatan :
- Kelebihan dana Rp 45.000 ditabung 3 bulan sehingga
memperoleh bunga Rp 2.250
81. 14. Perdagangan OPSI (3)
• Faktor yang menentukan harga OPSI :
• Harga saham yang diperjual belikan
• Harga penyerahan atau singking fund opsi
• Waktu yg tersisa hingga jatuh tempo
• Volatitas harga saham ybs
• Tingkat bunga bebas risiko saat ini (Rf)
• Tingkat dividen atas harga saham ybs
82. 14. Perdagangan OPSI (4)
• Opsi beli (call option), eksekusi atas opsi dilakukan selama
keuntungan atau harga beli (Rp 100) lebih kecil dari harga pasar (Rp
105) dan menutup biaya transaksi opsi (Rp 4).
• Opsi beli (call option), tidak dieksekusi bila mengalami kerugian
83. 14. Perdagangan OPSI (5)
5
100
-5
0
105 Harga saham
Penjual Opsi beli
Laba (Rugi)
Pembeli Opsi beli
Harga saham
(1)
Harga penyerahan Rp 100
Biaya transaksi Rp 5
Harga pasar saham Rp 105
Laba = Rp 0
C
B
A
(2)
Harga penyerahan Rp 100
Biaya transaksi Rp 5
Harga pasar saham Rp 100
Pembeli Rugi Rp 5 (C)
Penjual laba Rp 5 (B)
(3)
Harga penyerahan Rp 100
Biaya transaksi Rp 5
Harga pasar saham Rp 110
Pembeli Laba Rp 5 (10-5) ;D
Penjual Rugi Rp 5 (5-10) ; E
110
D
E
84. 14. Perdagangan OPSI (6)
• Harga opsi beli, dinyatakan secara teori :
C = S N(d1)- Xe^(-rt) N(d2)
dimana :
d1 = ln(S/X) + (r+s^2/2)^t
sSQRt
d1 = ln(S/X) + rt . ½ sSQR t
s SQRt
d2 = d1 – s SQR t
C = 72(0,8231) – 70.(2,7183)^(0.07 x 0.50). 0.0842
C = 59,26 – 54,36 = Rp 4,90
• Dimana :
• C : harga saham Opsi
• S : harga saham : Rp 72
• X : harga penyerahan : Rp 70
• e: bilangan antilog (euler=2,7183)
• r : tingkat bunga bebas risiko saat ini : 7 %
• t : wkt yang tersisa hingga jatuh tempo biasanya dinyatakan dlm satuan tahun :
6 bulan atau 0.5 tahun
• s(sigma = standar deviasi) : volatilitas harga saham yg diukur dengan standar
deviasi harga saham
• N (dx) : fungsi kumulatif distribusi normal : N(d1) = 0.8231, N(d2) = 0,8042