SlideShare a Scribd company logo
1 of 41
1_URL:
https://scholar.google.com/citations?user=EFBaeOsAAAAJ&hl=en&oi=ao
2_gen.lib.rus.ec:
http://libgen.rs/search.php?req=principles+of+managerial+finance&open=
0&res=25&view=simple&phrase=1&column=title
3_Slideshare:
https://www2.slideshare.net/search/slideshow?searchfrom=header&q=am
inullah+assagaf+&ud=any&ft=all&lang=**&sort=
4_Youtube_
https://www.youtube.com/channel/UC26u-Ys3fjKlcJAACrsnAeQ/videos
MANAJEMEN INVESTASI LANJUTAN
P3_ 31 Maret 2021
Dosen: Prof. Dr. Dr. H. Aminullah Assagaf, SE., MS., MM., M.Ak
HP: 08113543409, Email: assagaf29@yahoo.com
REFERENSI
Referensi Utama:
1. Bodie, Zvi, Alex Kane, and Alan J. Marcus (B-K-M). 2018. Investment. Mc-Geaw-Hill Education. Eleventh
Edition
2. Elton, Edwin J. and Martin J. Gruber (E-G), 2013, Modern Portfolio Theory and Investment Analysis, John
Wiley & Sons, Inc. 9th Edition
3. Reilly, Frank K. and Keith C. Brown (R-B), 2011, Investment Analysis & Portfolio Management, South-
Western Educational Publishing, 10th edition.
Referensi Pendukung:
1. Jones, Charles P,. Jensen, Gerald R., 2013, Investments, Analysis and Management, John Wiley & Sons, Inc.
13th Edition
2. Sharpe, William F. Gordon J. Alexander, and Feffrey V. Bailley, 1998, Investments, Prentice Hall, 6 edition
3. Husnan, Suad, 2015, Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi 8, UPP AMP YKPN.
4. Hartono, Jogiyanto, 2013, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi 5, Penerbit FE-UGM. Yogyakarta.
5. Hartono, Jogiyanto, 2005, Pasar Efisien Secara Keputusan, Gramedia
(1) (2) (3)
RPS : P1 - 7
1. Lingkungan Investasi dan Pasar Keuangan
2. Kelompok Aset, Instrumen Keuangan, dan Pasar Modal Indonesia
3. Risk dan Return serta Alokasi Kapital ke Aset Berisiko
4. Penilaian surat berharga saham dan manajemen saham
5. Penilaian surat berharga obligasi
6. Efficient Maket Hyphotesis (EMH)
7. Pasar Derivatif (Opsi)
8. Analisis portofolio
P3- Risk dan Return serta Alokasi Kapital
ke Aset Berisiko
http://www.duniainvestasi.com/bei/
http://www.duniainvestasi.com/bei/
Mengenal Alokasi Aset Dalam Investasi
 Pada dasarnya, investasi adalah sebuah kegiatan yang personal. Investasi satu orang bisa berbeda
dengan orang lainnya. Seseorang bisa meniru metode orang lain tapi hasilnya bisa berbeda.
 Salah satu hal yang membedakan strategi antar investor adalah alokasi aset.
 Alokasi aset adalah membagi investasi ke beberapa instrumen yang berbeda atau instrumen yang
sama dengan kategori yang berbeda.
 Alokasi aset dilakukan untuk mengoptimalkan keuntungan sekaligus mengelola risiko.
 Alokasi aset berangkat dari pemikiran bahwa apabila suatu investasi mengalami kerugian maka
investasi lain akan menutup kerugian tersebut.
 Pada umumnya, ada dua hal yang menjadi pertimbangan dalam alokasi aset yaitu waktu dan
toleransi risiko.
 Dalam hal waktu, lama atau sebentarnya jangka waktu investasi dapat menentukan seberapa besar
risiko yang berani ditempuh oleh investor.
 Sementara itu, toleransi risiko mempertimbangkan seberapa besar kerugian yang berani atau bisa
ditanggung oleh investor dalam kegiatan investasi. Ingat, investasi bukan hanya soal potensi
keuntungan tapi juga risiko kehilangan sebagian atau bahkan seluruh modal investasi.
Waktu
 Berbagai instrumen investasi memiliki jangka waktu yang berbeda-beda. Saham, misalnya.
Sebagian investor berpandangan bahwa saham adalah instrumen investasi dengan jangka
waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan instrumen lain.
 Dengan memiliki saham dalam jangka waktu tertentu, sebagian investor berpandangan
bahwa ada potensi keuntungan yang diperoleh. Hal ini terbukti bagi sebagian saham yang
secara jangka panjang mengalami peningkatan, namun ada pula yang bernasib sebaliknya.
 Jangka waktu tersebut akan menentukan alokasi aset seorang investor. Dalam jangka
panjang, investor terbuka kemungkinan atas pilihan instrumen investasi yang bergerak
fluktuatif seperti misalnya, saham.
 Namun, preferensi atas jangka waktu investasi yang pendek dapat membuat investor
memilih instrumen yang berisiko lebih rendah seperti deposito.
Toleransi Risiko
 Risiko dan keuntungan investasi adalah dua hal yang berjalan beriringan. Tidak ada investasi tanpa risiko.
Risiko dan potensi keuntungan bergerak ke arah yang sama.
 Dalam investasi, investor dapat kehilangan sebagian atau seluruh dananya. Tentu saja, setiap instrumen
memiliki risiko yang berbeda-beda. Risiko yang melekat dalam investasi deposito tentunya berbeda
dibandingkan dengan saham.
 Berdasarkan risikonya, investor setidaknya bisa dibagi ke beberapa kategori yaitu investor konservatif
(awet), investor moderat dan investor agresif.
 Investor konservatif biasanya menargetkan pertumbuhan aset dengan cara menempatkan dana di
instrumen investasi berisiko rendah.
 Investor moderat berani mengambil risiko lebih tinggi. Tidak hanya berinvestasi di instrumen berisiko
rendah, investor moderat juga menempatkan dana di instrumen berisiko tinggi seperti saham.
 Investor agresif cenderung berani menempatkan dana lebih banyak di instrumen yang berisiko lebih tinggi.
 Perbedaan antara ketiga investor itu dapat dicermati dari alokasi asetnya atau seberapa banyak dia
menempatkan dana di instrumen tertentu.
Alokasi Kapital ke Aset Berisiko
 Capital allocation line atau garis alokasi modal adalah garis yang menggambarkan
kombinasi pengembalian yang diharapkan dan standar deviasi pengembalian yang
tersedia bagi investor dari kombinasi portofolio optimal aset berisiko dengan aset
bebas risiko.
 Grafik menampilkan pengembalian yang mungkin diperoleh investor dengan
mengasumsikan tingkat risiko tertentu dengan investasi mereka.
 Garis alokasi modal membantu investor untuk memilih berapa banyak yang harus
diinvestasikan ke dalam aset bebas risiko dan satu atau lebih aset berisiko.
 Alokasi aset adalah penjatahan dana di berbagai jenis aset dengan berbagai risiko
dan tingkat pengembalian yang diharapkan, sedangkan alokasi modal adalah
penjatahan dana antara aset bebas risiko, seperti obligasi pemerintah, dan aset
berisiko, seperti saham.
Risk and Return
b=dy/dx = ½=0.5
dx =2
dy =1
a =5
Y= a + bX
Y = 5 + 0.5X
Risk (Standar Deviasi)
Return Return
X X-Xr (X-Xr)^2 X X-Xr (X-Xr)^2
2 -1 1 2 0 0
3 0 0 2 0 0
4 1 1 2 0 0
5 2 4 2 0 0
1 -2 4 2 0 0
15 0 10 10 0 0
Xr= Var= Xr= Var=
3 2.5 2 0
SD= SD=
Risk=SD= 1.58 Risk=SD= 0.00
Mengenal Konsep Alokasi Aset Strategis, Diversifikasi dan Rebalancing
 Volatilitas pasar yang tinggi dan kondisi ekonomi yang masih belum menentu sampai saat ini telah
menambah urgensi bagi investor untuk berpikir keras mengenai langkah-langkah apa yang perlu
dilakukan terhadap investasinya.
 Bukan hal yang mudah memang, apalagi mengingat begitu cepat dan makin tak terduganya arah
pergerakan pasar, namun sebenarnya sebelum investor menentukan langkah yang harus diambil,
sebenarnya investor harus merumuskan dulu alokasi aset strategisnya karena dengan alokasi aset
strategis inilah investor mempunyai dasar untuk pengambilan keputusan investasi.
 Dalam kesempatan ini penulis mencoba memberikan pengenalan tentang alokasi aset, diversifikasi
dan rebalancing dengan harapan bisa membantu investor mencapai pertumbuhan investasi yang
optimal.
 Investasi memerlukan proses - tidak bisa dicapai serta merta begitu saja - oleh karena itu investor
perlu menghindari jalan pintas untuk memperoleh keuntungan besar dalam jangka waktu singkat.
Untuk bisa melakukan proses investasi dengan baik, investor memerlukan ilmu, kesabaran serta
disiplin.
Mengenal Konsep Alokasi Aset Strategis, Diversifikasi dan Rebalancing
 Investor juga perlu memahami bahwa setiap investasi memiliki dua sisi: imbal hasil dan risiko, di
mana keduanya memiliki korelasi positif: potensi imbal hasil yang tinggi selalu diikuti dengan
risiko yang tinggi pula. Namun risiko bukanlah hal yang harus dihindari, melainkan harus
dikelola.
 Ini berarti investor harus mengambil tingkat risiko tertentu dalam investasinya sesuai dengan
profil risikonya. Karena itu, proses investasi merupakan bagian dari strategi mengelola risiko.
 Secara garis besar aset alokasi : diversifikasi dan rebalancing sebagai bagian dari proses
perencanaan keuangan, dengantahapan dalam proses investasi:
Alokasi Aset Strategis
 Alokasi aset strategis adalah pengalokasian porsi aset sesuai dengan horison investasinya.
Perumusan ini dilakukan sesuai dengan tujuan dan batasan investasi investor, serta dengan
mempertimbangkan profil resikonya.
 Pada dasarnya, setiap jenis aset (asset class) memiliki profil imbal hasil dan risiko yang
berbeda. Masing-masing jenis aset juga memiliki perilaku yang berbeda pula.
 Jika pada suatu saat suatu aset naik nilainya, aset yang lain mungkin justru turun atau tidak
naik nilainya, demikian pula sebaliknya.
 Proses alokasi aset mencakup pembagian suatu portofolio investasi ke dalam berbagai kategori
aset, seperti saham, obligasi dan kas.
 Proses penentuan komposisi aset dalam portofolio ini merupakan proses yang unik bagi setiap
investor; alokasi aset yang pas bagi seorang investor akan sangat bergantung pada horizon
waktu berinvestasi serta toleransi terhadap risiko.
Strategic asset allocation
 Strategic asset allocation adalah metode alokasi asset yang berpedoman pada pembentukan "base policy mix"
atau komposisi dasar portofolio.
 Base policy mix ini merupakan kombinasi berbagai asset secara proporsional berdasarkan tingkat imbal hasil
yang diharapkan (expected return).
 Contohnya, jika saham secara historis memberikan imbal hasil sebesar 20% per tahun sedangkan obligasi
memberikan imbal hasil 10% per tahun, maka portofolio dengan komposisi 50% saham dan 50% obligasi dapat
diharapkan memberikan imbal hasil (expected return) per tahun sebesar 50% x 20% + 50% x 10% = 15%.
 Strategic asset allocation merupakan strategi portofolio yang melibatkan rebalancing portofolio untuk menjaga
tujuan jangka panjang untuk alokasi aset.
 Pada saat portofolio dibentuk, ditentukan suatu “base policy mix” berdasarkan tingkat imbal hasil yang
diharapkan (expected returns).
 Karena nilai suatu asset bisa berubah dari waktu ke waktu akibat perubahan kondisi pasar, maka komposisi
portofolio pun harus disesuaikan secara berkesinambungan untuk memenuhi strategi investasi.
Strategic asset allocation
 Horison investasi
Horison investasi adalah kurun waktu yang diperkirakan merupakan kurun waktu yang diperlukan oleh investor untuk
mencapai tujuan investasinya. Investor dengan horizon investasi yang panjang mungkin akan lebih merasa nyaman
dengan instrumen investasi yang lebih beresiko karena ia memiliki kapasitas menunggu. Kapasitas menunggu ini
memungkinkan investor untuk melalui naikturunnya siklus ekonomi dan fluktuasi pasar. Sebaliknya, seorang investor
yang sedang menabung untuk membiayai kuliah anaknya yang sudah beranjak remaja kemungkinan tidak akan berani
mengambil risiko terlalu besar karena horizon investasinya lebih pendek.
 Toleransi risiko
Toleransi risiko adalah kemampuan dan kerelaan investor untuk kehilangan sebagian atau seluruh pokok investasi demi
meraih potensi imbal hasil yang lebih besar. Seorang investor yang agresif atau memiliki toleransi risiko yang tinggi
mungkin berani kehilangan uangnya demi mengejar imbal hasil yang lebih tinggi. Di sisi lain, seorang investor yang
konservatif cenderung akan memilih investasi yang mempertahankan pokok investasinya.
 Risiko vs. Imbal Hasil
Dalam investasi, risiko dan imbal hasil saling berkaitan satu sama lain. Semua investasi memiliki tingkat risiko tertentu.
Untuk itu penting bagi investor untuk memahami tingkat risiko dari instrument investasi yang akan dibeli. Imbalan atas
pengambilan risiko adalah berupa potensi tercapainya imbal hasil investasi yang lebih tinggi. Jika seorang investor
dengan horison investasi panjang ingin mencapai tujuan investasinya, maka kemungkinan ia bisa meraih imbal hasil yang
tinggi dengan secara hati-hati berinvestasi pada kelompok aset beresiko seperti saham atau obligasi, dibandingkan
dengan membatasi investasi pada aset-aset dengan risiko lebih rendah seperti instrumen setara kas. Sebaliknya, investasi
hanya pada instrument setara kas mungkin pas untuk memenuhi kebutuhan finansial jangka pendek.
Pilihan Investasi
Saat ini tersedia berbagai pilihan instrument investasi, seperti Sertifikat Bank Indonesia, saham, obligasi (baik
obligasi yang diterbitkan pemerintah maupun korporasi), reksa dana, Exchange Traded Fund (ETF), dan lain
sebagainya. Demi memenuhi berbagai kebutuhan finansial, investasi di berbagai jenis aset mungkin merupakan
strategi yang baik. Secara umum, ada tiga jenis aset utama: (1) saham, (2) obligasi atau efek pendapatan tetap, dan
(3) kas.
1. Saham – secara historis, saham memiliki risiko dan imbal hasil tertinggi di antara ketiga jenis aset. Sebagai suatu
kategori aset, saham menawarkan potensi terbesar bagi peningkatan nilai portofolio. Namun di sisi lain, volatilitas
saham membuat jenis aset ini menjadi sangat beresiko dalam jangka pendek. Sebagai ilustrasi, Di Amerika Serikat
saham-saham perusahaan besar secara agregat mengalami penurunan nilai rata-rata sekali setiap tiga tahun.
Terkadang nilai kerugian yang ditimbulkan juga bisa sangat besar. Akan tetapi investor yang mau menerima
volatilitas dalam kurun waktu yang lama pada umumnya menerima imbal hasil yang positif dan tinggi.
2. Obligasi – pergerakan harga obligasi secara umum relatif lebih tidak bergejolak dibandingkan saham, namun
imbal hasilnya lebih rendah. Oleh karena itu, seorang investor yang sudah hampir mencapai tujuan investasinya
mungkin akan memperbesar porsi di obligasi relatif terhadap porsi saham dalam portofolio investasinya karena
berkurangnya risiko dirasakan lebih atraktif meskipun imbal hasil yang dihasilkan akan lebih rendah. Di lain pihak,
ada juga obligasi yang menawarkan imbal hasil yang tinggi, bahkan serupa dengan imbal hasil saham. Namun
obligasi demikian, yang dikenal dengan istilah high-yield bonds atau junk bonds, juga memiliki tingkat risiko yang
tinggi.
Pilihan Investasi
3. Kas – kas dan setara kas seperti tabungan, deposito berjangka, sertifikat deposito, SBI dan reksa
dana pasar uang merupakan instrumen yang paling aman (berisiko paling kecil) namun menawarkan
imbal hasil terendah di antara ketiga asset class. Kemungkinan bagi investor untuk kehilangan dana
dalam investasi di asset class ini pada umumnya sangat rendah. Untuk produk giro, deposito,
sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu, pemerintah
bahkan melakukan penjaminan melalui Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Satu-satunya faktor yang
menjadi pertimbangan investor untuk berinvestasi di kas atau setara kas adalah risiko inflasi, yaitu
risiko laju inflasi bergerak lebih cepat dari laju pertumbuhan imbal hasil.
Saham, obligasi dan kas merupakan asset class yang paling umum. Di luar ketiga asset class tersebut
masih ada beberapa asset class lainnya seperti properti/real estat, logam berharga, komoditas dan
private equity. Investasi pada asset class ini umumnya memiliki profil risiko yang spesifik, sehingga
investor sebaiknya mempelajari terlebih dahulu faktor-faktor risiko terkait dan memastikan bahwa
risikonya dapat diterima.
Mengapa alokasi aset strategis penting?
 Selain untuk memenuhi tujuan investasi sesuai dengan jangka waktunya serta menjaga
likuiditas. Bahkan, alokasi aset strategis merupakan salah satu komponen terpenting dalam
proses investasi dan lebih dari 80% imbal hasil suatu portofolio ditentukan oleh alokasi aset
strategis.
 Dengan memasukkan berbagai asset class dengan imbal hasil yang naik turun dalam kondisi
pasar yang berbeda-beda ke dalam suatu portofolio, investor dapat melindungi dirinya dari
kerugian yang besar.
 Secara histories, imbal hasil dari ketiga asset class utama umumnya tidak bergerak naik atau
turun secara bersamaan.
 Kondisi pasar yang mengakibatkan suatu asset class memberikan imbal hasil tinggi mungkin
saja menyebabkan asset class yang lain malah menghasilkan imbal hasil yang rendah.
 Dengan berinvestasi di lebih dari satu asset class maka investor dapat mengurangi risiko
kerugian dan fluktuasi imbal hasil portofolio secara keseluruhan akan menjadi lebih stabil.
Jika investasi di suatu asset class mengalami kerugian, maka investasi di asset class lainnya
bisa memberikan imbal hasil tinggi sehingga menutupi kerugian tersebut.
Diversifikasi
 Alokasi aset strategis juga penting untuk diversifikasi (penyebaran risiko, yaitu dengan
berinvestasi di beberapa instrumen investasi sehingga risiko investasinya bisa disebar).
Kegiatan menyebarkan dana ke berbagai investasi dikenal dengan istilah diversifikasi.
Dengan memilih investasi yang tepat, maka investor dapat membatasi kerugian dan
mengurangi fluktuasi imbal hasil investasinya tanpa harus mengorbankan terlalu banyak
potensi memperoleh keuntungan.
 Selain itu, alokasi aset strategis juga penting karena berpengaruh besar terhadap
pemenuhan tujuan investasi. Jika investor tidak berani mengambil cukup risiko, maka
imbal hasil investasinya mungkin tidak cukup untuk memenuhi tujuan investasi.
 Sebagai contoh, untuk memenuhi kebutuhan investasi jangka panjang seperti tabungan
pendidikan atau tabungan untuk membiayai kuliah, sebagian besar ahli keuangan akan
setuju bahwa investor sebaiknya mengikutsertakan saham atau reksa dana saham dalam
portofolionya.
 Sebaliknya, jika investor terlalu berani mengambil risiko, maka ada kemungkinan dana
yang diinvestasikan tidak tersedia pada saat investor membutuhkannya. Portofolio yang
sebagian besar berisi saham atau reksa dana saham misalnya, tidak cocok untuk
memenuhi kebutuhan investasi jangka pendek seperti untuk membiayai liburan.
Bagaimana cara melakukan alokasi aset strategis?
 Menentukan model aset alokasi yang sesuai untuk mencapai tujuan investasi tertentu merupakan pekerjaan
yang cukup rumit. Pada dasarnya, proses pembentukan model ini merupakan proses pemilihan sekelompok
asset yang dipercaya memiliki probabilitas tertinggi untuk meraih tujuan investasi dengan tingkat risiko yang
bisa diterima investor. Seiring dengan makin dekatnya pencapaian tujuan investasi, investor juga sebaiknya
dapat menyesuaikan komposisi assetnya.
 Penyusunan model alokasi aset bisa dilakukan sendiri oleh investor jika ia memahami horizon investasi serta
tingkat toleransi risiko yang dimilikinya. Buku-buku pedoman investasi umumnya memuat pedoman dasar
sedangkan berbagai situs Internet menyediakan fasilitas yang dapat membantu investor membuat keputusan
investasi, seperti misalnya online asset calculator. Pada intinya, tidak ada model alokasi aset yang bisa
memenuhi setiap tujuan investasi; setiap investor perlu menentukan model yang pas baginya.
 Beberapa pakar keuangan dan investasi percaya bahwa alokasi asset merupakan proses pengambilan keputusan
terpenting dalam kegiatan investasi. Alokasi asset bahkan lebih penting dibandingkan dengan pilihan instrument
investasi yang diambil. Untuk itu, tidak sedikit investor yang kemudian mencari pertolongan dari pihak luar
dalam merumuskan alokasi asset. Penasihat investasi atau manajer investasi dapat membantu, namum
tentunya investor harus memastikan bahwa penasihat atau manajer investasi yang dipilihnya memiliki
pengalaman dan keahlian yang mumpuni.
Hubungan antara alokasi asset dan diversifikasi
 Diversifikasi merupakan strategi yang dapat dinyatakan dengan peribahasa "Don't put all your eggs in
one basket" (Jangan taruh semua telurmu dalam satu keranjang). Diversifikasi adalah tindakan
penyebaran risiko, yaitu dengan menginvestasikan dana ke dalam berbagai instrumen investasi dengan
harapan bahwa jika salah satu instrumen mengalami kerugian, maka keuntungan yang diperoleh di
instrumen lainnya dapat menutupi kerugian tersebut.
 Banyak investor yang menggunakan alokasi aset untuk melakukan diversifikasi ke berbagai kategori
asset. Namun di lain pihak banyak pula investor yang tidak melakukan diversifikasi sama sekali.
Sebagai contoh, berinvestasi sepenuhnya di saham untuk memenuhi kebutuhan masa pension dalam
horison investasi 25 tahun, atau berinvestasi sepenuhnya di kas atau setara kas dalam bentuk
tabungan untuk membayar uang muka pembelian rumah.
 Meskipun keduanya mungkin merupakan strategi aset alokasi yang wajar dalam situasi tertentu,
namun keduanya bukanlah strategi yang berusaha mengurangi risiko melalui investasi di berbagai
kategori asset. Karena itu, pemilihan model alokasi aset tidak serta merta mewujudkan diversifikasi
portofolio. Apakah portofolio terdiversifikasi atau tidak tergantung dari bagaimana investor
mengalokasikan dananya ke dalam berbagai instrumen investasi.
Prinsip dasar diversifikasi
 Portofolio sebaiknya terdiversifikasi dalam dua tingkat: (1) antara berbagai kategori asset dan (2) dalam setiap
kategori asset. Jadi selain alokasi ke saham, obligasi, kas/setara kas atau kategori asset lainnya, investor juga
perlu menyebarkan investasinya ke berbagai instrument dalam setiap kategori asset. Kuncinya adalah
identifikasi atas segmen-segmen dalam setiap kategori asset yang mungkin memiliki kinerja yang berbeda satu
sama lain dalam berbagai kondisi pasar yang berbeda.
 Salah satu cara untuk mendiversifikasikan investasi dalam suatu kategori asset adalah dengan berinvestasi di
berbagai emiten dan sektor industri. Porsi saham dalam portofolio tidak akan terdiversifikasi dengan baik jika,
misalnya, investasi hanya dilakukan di 4 atau 5 saham.
 Karena diversifikasi terkadang tidak praktis dilakukan sendiri, ada investor yang merasa bahwa diversifikasi
dalam suatu kategori asset lebih mudah dilakukan dengan membeli unit penyertaan reksa dana dibandingkan
dengan investasi langsung pada instrumen-instrumen dalam kategori asset tersebut.
 Berdasarkan definisi menurut Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 pasal 1 ayat 27, reksa dana
adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya
diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi yang telah mendapat izin dari Bapepam.
Keberadaan reksa dana memudahkan investor melakukan diversifikasi karena memungkinkan investor untuk
memiliki porsi dalam berbagai instrument investasi, meskipun dalam nominal yang kecil.
Prinsip dasar diversifikasi
 Akan tetapi perlu diingat bahwa investasi reksa dana belum tentu mewujudkan diversifikasi secara
instan, terutama jika reksa dana tersebut merupakan reksa dana tematik yang investasinya terfokus
pada tema investasi atau sektor tertentu. Jika seorang investor berinvestasi di reksa dana tematik,
maka kemungkinan ia harus berinvestasi di beberapa reksa dana sekaligus untuk bisa
mendiversifikasikan portofolionya.
 Dalam suatu kategori asset, hal ini bisa berwujud investasi di reksa dana yang berfokus di saham-
saham perusahaan berkapitalisasi pasar besar, kecil atau bahkan saham-saham yang diperdagangkan
di bursa luar negeri.
 Di antara berbagi kategori asset, diversifikasi bisa dicapai dengan investasi pada reksa dana saham,
reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana pasar uang. Tentu saja, untuk setiap tambahan investasi
di reksa dana investor akan harus menanggung biaya tambahan yang pada akhirnya dapat
menurunkan imbal hasil investasi keseluruhan. Untuk itu investor perlu mempertimbangkan biaya-
biaya tersebut dalam menentukan cara terbaik untuk mendiversifikasikan portofolionya.
Mengubah Alokasi Asset
 Alasan paling umum untuk mengubah alokasi asset adalah perubahan horison investasi. Dengan kata
lain, semakin dekat seorang investor menuju tujuan investasinya, makin besar kebutuhan untuk
mengubah alokasi assetnya.
 Sebagai contoh, sebagian besar orang yang berinvestasi untuk membiayai masa pension mereka
mengurangi porsi saham dan mengalihkannya ke obligasi dan kas/setara kas seiring dengan makin
dekatnya masa pensiun mereka.
 Selain perubahan horison investasi, perubahan terhadap toleransi risiko, kondisi keuangan atau tujuan
investasi juga merupakan alasan pemicu bagi investor untuk mengubah alokasi assetnya.
 Para investor yang mumpuni pada umumnya tidak mengubah alokasi assetnya berdasarkan kinerja
relative dari suatu kategori asset, misalnya dengan menambah porsi saham dalam portofolio semata-
mata karena pasar saham sedang hebat kinerjanya. Dalam kondisi demikian, yang mereka lakukan
adalah rebalancing atas portofolio mereka.
Prinsip dasar rebalancing
 Rebalancing adalah tindakan mengembalikan komposisi portofolio ke komposisi dasar sebagaimana
ditetapkan dalam alokasi aset dasar. Rebalancing perlu dilakukan secara berkesinambungan karena
seiring dengan perjalanan waktu sebagian dari investasi mungkin bergerak tidak sejalan dengan tujuan
investasi.
 Beberapa instrumen dalam portofolio investasi mungkin mengalami pertumbuhan lebih cepat
dibandingkan dengan instrumen lainnya. Dengan melakukan rebalancing, investor dapat memastikan
bahwa portofolionya tidak terlalu terfokus pada kategori asset tertentu, dan bahwa imbal hasil
portofolio secara keseluruhan akan dicapai pada tingkat risiko yang bisa diterima.
 Sebagai contoh, misalkan alokasi aset dasar menetapkan porsi saham sebesar 60% dari total portofolio
sedangkan sisanya (40%) berupa instrumen pasar uang. Setelah pasar saham mengalami kenaikan,
porsi saham ternyata naik menjadi 80% dari total portofolio sementara porsi pasar uang turun menjadi
20%.
 Dalam hal ini investor bisa menjual sebagian dari sahamnya dan mengalihkan investasinya ke pasar
uang yang porsinya mengalami penurunan sehingga komposisi portofolio kembali ke 60% saham dan
40% pasar uang.
Prinsip dasar rebalancing
 Dalam melakukan rebalancing, investor perlu mengkaji investasi dalam setiap kategori asset. Jika ditemukan investasi
yang tidak sejalan dengan tujuan investasi, maka investor harus mengembalikannya ke alokasi semula untuk setiap
kategori asset.
 Pada prinsipnya, ada tiga cara untuk melakukan rebalancing terhadap portofolio:
1. Investor dapat menjual instrumen dari kategori asset yang sudah kelebihan bobot (over-weighted) dan menggunakan
dana hasil penjualan untuk membeli instrumen dari kategori yang kekurangan bobot (underweighted).
2. Investor dapat membeli instrumen baru dari kategori asset yang kekurangan bobot (under-weighted).
3. Jika investor melakukan cicilan investasi (menambah investasi secara berkala) maka ia dapat mengalokasikan cicilan
investasi tersebut ke kategori asset yang kekurangan bobot (under-weighted) sampai tercipta kembali alokasi aset
semula.
 Sebelum melakukan rebalancing, investor sebaiknya mempertimbangkan apakah metode rebalancing yang dipilih
akan menimbulkan biaya transaksi atau konsekuensi perpajakan. Bantuan penasihat investasi atau konsultan pajak
bisa membantu investor mengidentifikasikan langkah-langkah yang bisa diambil untuk meminimalisasi potensi biaya
tersebut.
 Investor sebaiknya berpegang teguh pada prinsip “Buy Low, Sell High”, yaitu membeli instrumen pada saat harganya
rendah dan menjualnya pada saat harganya tinggi. Keluar dari asset pada saat asset tersebut sedang berkinerja baik
dan beralih ke asset yang sedang berkinerja kurang baik mungkin tidak mudah dilakukan dalam praktik sehari-hari,
namun ini mungkin merupakan langkah yang bijak. Dengan mengurangi “winners” dan menambah “losers” saat ini,
rebalancing memaksa investor untuk menerapkan prinsip “Buy Low, Sell High”.
Kapan sebaiknya rebalancing dilakukan?
 Investor dapat melakukan rebalancing berdasarkan kalendar atau kinerja investasi.
 Banyak pakar investasi yang menyarankan rebalancing secara berkala, misalnya setiap 6 atau 12 bulan
sekali.
 Metode ini dinilai memiliki kelebihan karena penggunaan kalendar merupakan sarana untuk
mengingatkan investor bahwa rebalancing harus dilakukan.
 Di lain pihak rebalancing juga dapat dilakukan jika bobot relatif suatu asset naik atau turun melebihi
persentase tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya.
 Kelebihan dari metode ini adalah bahwa kinerja investasi menentukan kapan investor harus melakukan
rebalancing. Dengan metode manapun, rebalancing cenderung memberikan hasil terbaik jika dilakukan
tidak terlalu sering.
PERBANDINGAN CAPM & APT - SPSS
• Capital Aset Pricing Model (CAPM) β= 2,001
• Arbitrage Pricing Theory (APT) β= 1,998
n Ri=Bumi Rf=SBI Rm=IHSG Ri - Rf Rm - Rf CAPM ===> Ri = Rf + β (Rm - Rf) ) + e
1 2 = %Δ Ri 3 = % Δ Rf 4 = %Δ Rm 5 = 2 - 3 6 = 4 - 3 Ri - Rf = β (Rm - Rf ) + e
1 0.18681 0.00698 0.09788 0.17983 0.09090 Estimasi :
2 -0.05556 0.00688 -0.06571 -0.06243 -0.07258 ( Ri - Rf ) = β ( Rm - Rf )
3 0.40196 0.00688 0.07513 0.39509 0.06826
4 0.34266 0.00688 0.12050 0.33578 0.11362 APT (Arbitrage Pricing Theory)
5 0.17708 0.00688 0.01696 0.17021 0.01009 ===>> Ri = α + β Rm + e
6 0.06195 0.00681 0.02139 0.05514 0.01458 Estimasi :
7 0.06667 0.00667 -0.04319 0.06000 -0.04985 Ri = α + β Rm
8 0.20313 0.00663 0.03604 0.19649 0.02941
9 -0.19481 0.00662 -0.10090 -0.20142 -0.10752 Data diolah sbb : Periode yang sama
10 0.07258 0.00665 -0.05834 0.06593 -0.06499 - Ri = (Ri tahun t - Ri tahun t-1 ) / Ri tahun t-1
11 0.21053 0.00681 0.06068 0.20371 0.05386 - Rf = (Rf tahun t - Rf tahun t-1 ) / Rf tahun t-2
12 0.01863 0.00707 -0.03897 0.01156 -0.04604 - Rm = (Rm tahun t - Rm tahun t-1 ) / Rm tahun t-3
13 -0.17683 0.00744 -0.01898 -0.18427 -0.02642
14 -0.18519 0.00771 -0.06013 -0.19290 -0.06784 Dimana :
15 -0.41818 0.00785 -0.15394 -0.42603 -0.16179 - Ri : return saham ( mis : saham Bumi)
16 -0.32031 0.00865 -0.31422 -0.32896 -0.32287 - Rf : return free risk (SBI)
17 -0.53563 0.00929 -0.01206 -0.54492 -0.02135 - Rm : return market (IHSG)
18 -0.09901 0.00917 0.09172 -0.10818 0.08254
19 -0.43956 0.00856 -0.01678 -0.44812 -0.02534
20 0.50980 0.00753 -0.03541 0.50227 -0.04294
21 0.06494 0.00710 0.11559 0.05783 0.10849
22 0.80488 0.00665 0.20132 0.79823 0.19467
23 0.32432 0.00615 0.11264 0.31817 0.10649
24 -0.05102 0.00587 0.05736 -0.05689 0.05149
25 0.50538 0.00568 0.14627 0.49970 0.14059
26 0.03571 0.00552 0.00788 0.03020 0.00236
27 0.11207 0.00545 0.05383 0.10662 0.04839
28 -0.26357 0.00540 -0.04048 -0.26896 -0.04588
29 -0.01053 0.00540 0.02033 -0.01593 0.01493
30 0.03191 0.00539 0.04906 0.02653 0.04367
DATA INPUT - SPSS
Standar Deviasi
Rumus standar deviasi dituliskan sebagai berikut :
A. bila data yang dianalisis adalah data populasi serta tidak
dikelompokkan
B. bila data yang dianalisis adalah data sample serta tidak
dikelompokkan.
Dalam formulasi Excel standard deviasi dirumuskan dengan
“STDEV,STDEVP, STDEVA, STDEVPA”.
STANDAR DEVIASI (HIGH RISK)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Xi
X rata2
Nilai
Pengamatan
SD = 2,5
STANDAR DEVIASI (HIGH RISK)
n Xi X rata2 X-Xb (X-Xb)^2
1 7 5 2 4
2 2 5 -3 9
3 8 5 3 9
4 3 5 -2 4
5 7 5 2 4
6 3 5 -2 4
7 7 5 2 4
8 2 5 -3 9
9 7 5 2 4
10 3 5 -2 4
11 8 5 3 9
12 3 5 -2 4
Total 60 0 68
X rata2 5
Varian 6.2
SD 2.5
STANDAR DEVIASI (LOW RISK)
0
1
2
3
4
5
6
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Xi
X rata2
SD = 0,64
Aminullah Assagaf_P3_Manj Inv Lanjutan_ 31 Mrt 2021.pptx

More Related Content

Similar to Aminullah Assagaf_P3_Manj Inv Lanjutan_ 31 Mrt 2021.pptx

Jenis Investasi & Tips Untuk Pemula
Jenis Investasi & Tips Untuk PemulaJenis Investasi & Tips Untuk Pemula
Jenis Investasi & Tips Untuk Pemulatripplerrr10
 
Aminullah assagaf simk1sd7 seminar inv md porto dan keu_29 jan 2021
Aminullah assagaf simk1sd7 seminar inv md porto dan keu_29 jan 2021Aminullah assagaf simk1sd7 seminar inv md porto dan keu_29 jan 2021
Aminullah assagaf simk1sd7 seminar inv md porto dan keu_29 jan 2021Aminullah Assagaf
 
Proses investasi reksa dana
Proses investasi reksa danaProses investasi reksa dana
Proses investasi reksa danaKea Deswanto
 
Portofolio investasi-bab-23-manajemen-kekayaan
Portofolio investasi-bab-23-manajemen-kekayaanPortofolio investasi-bab-23-manajemen-kekayaan
Portofolio investasi-bab-23-manajemen-kekayaanJudianto Nugroho
 
TUGAS 11.pdf
TUGAS 11.pdfTUGAS 11.pdf
TUGAS 11.pdfNdoroAyuw
 
ENTREPREUNERSHIP AND INNOVATION_Linda Fitria Adi Winata
ENTREPREUNERSHIP AND INNOVATION_Linda Fitria Adi WinataENTREPREUNERSHIP AND INNOVATION_Linda Fitria Adi Winata
ENTREPREUNERSHIP AND INNOVATION_Linda Fitria Adi Winatalindawinata
 
Mnd013 analisis inv bank dan lembaga keuangan-materi-sesi 1
Mnd013 analisis inv bank dan lembaga keuangan-materi-sesi 1Mnd013 analisis inv bank dan lembaga keuangan-materi-sesi 1
Mnd013 analisis inv bank dan lembaga keuangan-materi-sesi 1Yoyo Sudaryo
 
Perencanaan Keuangan - Alokasi Aset.pptx
Perencanaan Keuangan - Alokasi Aset.pptxPerencanaan Keuangan - Alokasi Aset.pptx
Perencanaan Keuangan - Alokasi Aset.pptxjason gabriel
 
Ppt. investasi dan_portofolio_ria.[1]
Ppt. investasi dan_portofolio_ria.[1]Ppt. investasi dan_portofolio_ria.[1]
Ppt. investasi dan_portofolio_ria.[1]Ria Angela
 
Portofolio Analisis Manajemen Investasi
Portofolio Analisis Manajemen Investasi Portofolio Analisis Manajemen Investasi
Portofolio Analisis Manajemen Investasi asiskash
 
MANAJEMEN INVESTASI PERTEMUAN ke satu ..
MANAJEMEN INVESTASI PERTEMUAN ke satu ..MANAJEMEN INVESTASI PERTEMUAN ke satu ..
MANAJEMEN INVESTASI PERTEMUAN ke satu ..LiyaSetiawati
 
Tugas portofolio manajemen investasi
Tugas portofolio manajemen investasiTugas portofolio manajemen investasi
Tugas portofolio manajemen investasibudisetianto94
 
5-MANAJEMEN_INVESTASI.ppt
5-MANAJEMEN_INVESTASI.ppt5-MANAJEMEN_INVESTASI.ppt
5-MANAJEMEN_INVESTASI.pptyafaerila
 

Similar to Aminullah Assagaf_P3_Manj Inv Lanjutan_ 31 Mrt 2021.pptx (20)

Jenis Investasi & Tips Untuk Pemula
Jenis Investasi & Tips Untuk PemulaJenis Investasi & Tips Untuk Pemula
Jenis Investasi & Tips Untuk Pemula
 
Aminullah assagaf simk1sd7 seminar inv md porto dan keu_29 jan 2021
Aminullah assagaf simk1sd7 seminar inv md porto dan keu_29 jan 2021Aminullah assagaf simk1sd7 seminar inv md porto dan keu_29 jan 2021
Aminullah assagaf simk1sd7 seminar inv md porto dan keu_29 jan 2021
 
Proses investasi reksa dana
Proses investasi reksa danaProses investasi reksa dana
Proses investasi reksa dana
 
Portofolio investasi-bab-23-manajemen-kekayaan
Portofolio investasi-bab-23-manajemen-kekayaanPortofolio investasi-bab-23-manajemen-kekayaan
Portofolio investasi-bab-23-manajemen-kekayaan
 
Portofolio
PortofolioPortofolio
Portofolio
 
TUGAS 11.pdf
TUGAS 11.pdfTUGAS 11.pdf
TUGAS 11.pdf
 
MILA RISKA
MILA RISKAMILA RISKA
MILA RISKA
 
Pengertian Investasi
Pengertian InvestasiPengertian Investasi
Pengertian Investasi
 
ENTREPREUNERSHIP AND INNOVATION_Linda Fitria Adi Winata
ENTREPREUNERSHIP AND INNOVATION_Linda Fitria Adi WinataENTREPREUNERSHIP AND INNOVATION_Linda Fitria Adi Winata
ENTREPREUNERSHIP AND INNOVATION_Linda Fitria Adi Winata
 
Mnd013 analisis inv bank dan lembaga keuangan-materi-sesi 1
Mnd013 analisis inv bank dan lembaga keuangan-materi-sesi 1Mnd013 analisis inv bank dan lembaga keuangan-materi-sesi 1
Mnd013 analisis inv bank dan lembaga keuangan-materi-sesi 1
 
Perencanaan Keuangan - Alokasi Aset.pptx
Perencanaan Keuangan - Alokasi Aset.pptxPerencanaan Keuangan - Alokasi Aset.pptx
Perencanaan Keuangan - Alokasi Aset.pptx
 
P-10 KONSEP PSIKOLOGI PERILAKU INVESTOR.ok.pdf
P-10 KONSEP PSIKOLOGI PERILAKU INVESTOR.ok.pdfP-10 KONSEP PSIKOLOGI PERILAKU INVESTOR.ok.pdf
P-10 KONSEP PSIKOLOGI PERILAKU INVESTOR.ok.pdf
 
Ppt. investasi dan_portofolio_ria.[1]
Ppt. investasi dan_portofolio_ria.[1]Ppt. investasi dan_portofolio_ria.[1]
Ppt. investasi dan_portofolio_ria.[1]
 
P 2 mean varian portoflio management
P 2 mean varian portoflio managementP 2 mean varian portoflio management
P 2 mean varian portoflio management
 
Rahsia pelabur bijak unit amanah
Rahsia pelabur bijak   unit amanahRahsia pelabur bijak   unit amanah
Rahsia pelabur bijak unit amanah
 
Portofolio Analisis Manajemen Investasi
Portofolio Analisis Manajemen Investasi Portofolio Analisis Manajemen Investasi
Portofolio Analisis Manajemen Investasi
 
MANAJEMEN INVESTASI PERTEMUAN ke satu ..
MANAJEMEN INVESTASI PERTEMUAN ke satu ..MANAJEMEN INVESTASI PERTEMUAN ke satu ..
MANAJEMEN INVESTASI PERTEMUAN ke satu ..
 
Artikel reksadana
Artikel reksadanaArtikel reksadana
Artikel reksadana
 
Tugas portofolio manajemen investasi
Tugas portofolio manajemen investasiTugas portofolio manajemen investasi
Tugas portofolio manajemen investasi
 
5-MANAJEMEN_INVESTASI.ppt
5-MANAJEMEN_INVESTASI.ppt5-MANAJEMEN_INVESTASI.ppt
5-MANAJEMEN_INVESTASI.ppt
 

More from Aminullah Assagaf

Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pptx
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pptxAminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pptx
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pptxAminullah Assagaf
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pptx
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pptxAminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pptx
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pptxAminullah Assagaf
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 20_10 April 2024_Inc. Data panel & Perbandi...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 20_10 April 2024_Inc. Data panel & Perbandi...Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 20_10 April 2024_Inc. Data panel & Perbandi...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 20_10 April 2024_Inc. Data panel & Perbandi...Aminullah Assagaf
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...Aminullah Assagaf
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...Aminullah Assagaf
 
Aminullah Assagaf_K12-14_Manj Oprs dan Prod_2024.ppt
Aminullah Assagaf_K12-14_Manj Oprs dan Prod_2024.pptAminullah Assagaf_K12-14_Manj Oprs dan Prod_2024.ppt
Aminullah Assagaf_K12-14_Manj Oprs dan Prod_2024.pptAminullah Assagaf
 
Aminullah Assagaf_K10-11_Manj Oprs dan Prod_2024.ppt
Aminullah Assagaf_K10-11_Manj Oprs dan Prod_2024.pptAminullah Assagaf_K10-11_Manj Oprs dan Prod_2024.ppt
Aminullah Assagaf_K10-11_Manj Oprs dan Prod_2024.pptAminullah Assagaf
 
Aminullah Assagaf_K6-7_29 Oktober 2024.ppt
Aminullah Assagaf_K6-7_29 Oktober 2024.pptAminullah Assagaf_K6-7_29 Oktober 2024.ppt
Aminullah Assagaf_K6-7_29 Oktober 2024.pptAminullah Assagaf
 
Aminullah Assagaf_K8-9_Manj Oprs dan Prod_2024.ppt
Aminullah Assagaf_K8-9_Manj Oprs dan Prod_2024.pptAminullah Assagaf_K8-9_Manj Oprs dan Prod_2024.ppt
Aminullah Assagaf_K8-9_Manj Oprs dan Prod_2024.pptAminullah Assagaf
 
Aminullah Assagaf_K4-5_Manj Oprs dan Prod_2021 [Autosaved].ppt
Aminullah Assagaf_K4-5_Manj Oprs dan Prod_2021 [Autosaved].pptAminullah Assagaf_K4-5_Manj Oprs dan Prod_2021 [Autosaved].ppt
Aminullah Assagaf_K4-5_Manj Oprs dan Prod_2021 [Autosaved].pptAminullah Assagaf
 
Aminullah Assagaf_K1-3_Manj Oprs dan Prod_2024.ppt
Aminullah Assagaf_K1-3_Manj Oprs dan Prod_2024.pptAminullah Assagaf_K1-3_Manj Oprs dan Prod_2024.ppt
Aminullah Assagaf_K1-3_Manj Oprs dan Prod_2024.pptAminullah Assagaf
 
Aminullah Assagaf_P7-Ch.9_Project management-32.pptx
Aminullah Assagaf_P7-Ch.9_Project management-32.pptxAminullah Assagaf_P7-Ch.9_Project management-32.pptx
Aminullah Assagaf_P7-Ch.9_Project management-32.pptxAminullah Assagaf
 
Aminullah Assagaf_P6-Ch.8_Human resources-32.pptx
Aminullah Assagaf_P6-Ch.8_Human resources-32.pptxAminullah Assagaf_P6-Ch.8_Human resources-32.pptx
Aminullah Assagaf_P6-Ch.8_Human resources-32.pptxAminullah Assagaf
 
Aminullah Assagaf_P5-Ch.7_Capacity and Facility_32.pptx
Aminullah Assagaf_P5-Ch.7_Capacity and Facility_32.pptxAminullah Assagaf_P5-Ch.7_Capacity and Facility_32.pptx
Aminullah Assagaf_P5-Ch.7_Capacity and Facility_32.pptxAminullah Assagaf
 
Aminullah Assagaf_P4-Ch.6_Processes and technology-32.pptx
Aminullah Assagaf_P4-Ch.6_Processes and technology-32.pptxAminullah Assagaf_P4-Ch.6_Processes and technology-32.pptx
Aminullah Assagaf_P4-Ch.6_Processes and technology-32.pptxAminullah Assagaf
 
Aminullah Assagaf_P3-Ch.4-5_Product Design & Srvice Design.pptx
Aminullah Assagaf_P3-Ch.4-5_Product Design & Srvice Design.pptxAminullah Assagaf_P3-Ch.4-5_Product Design & Srvice Design.pptx
Aminullah Assagaf_P3-Ch.4-5_Product Design & Srvice Design.pptxAminullah Assagaf
 
Aminullah Assagaf_P2-Ch.2-3_Operations Strategy & Qualittty Mangt.pptx
Aminullah Assagaf_P2-Ch.2-3_Operations Strategy & Qualittty Mangt.pptxAminullah Assagaf_P2-Ch.2-3_Operations Strategy & Qualittty Mangt.pptx
Aminullah Assagaf_P2-Ch.2-3_Operations Strategy & Qualittty Mangt.pptxAminullah Assagaf
 

More from Aminullah Assagaf (20)

Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pdf
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pptx
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pptxAminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pptx
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pptx
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pdf
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pptx
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pptxAminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pptx
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pptx
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 20_10 April 2024_Inc. Data panel & Perbandi...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 20_10 April 2024_Inc. Data panel & Perbandi...Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 20_10 April 2024_Inc. Data panel & Perbandi...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 20_10 April 2024_Inc. Data panel & Perbandi...
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
 
Aminullah Assagaf_K12-14_Manj Oprs dan Prod_2024.ppt
Aminullah Assagaf_K12-14_Manj Oprs dan Prod_2024.pptAminullah Assagaf_K12-14_Manj Oprs dan Prod_2024.ppt
Aminullah Assagaf_K12-14_Manj Oprs dan Prod_2024.ppt
 
Aminullah Assagaf_K10-11_Manj Oprs dan Prod_2024.ppt
Aminullah Assagaf_K10-11_Manj Oprs dan Prod_2024.pptAminullah Assagaf_K10-11_Manj Oprs dan Prod_2024.ppt
Aminullah Assagaf_K10-11_Manj Oprs dan Prod_2024.ppt
 
Aminullah Assagaf_K6-7_29 Oktober 2024.ppt
Aminullah Assagaf_K6-7_29 Oktober 2024.pptAminullah Assagaf_K6-7_29 Oktober 2024.ppt
Aminullah Assagaf_K6-7_29 Oktober 2024.ppt
 
Aminullah Assagaf_K8-9_Manj Oprs dan Prod_2024.ppt
Aminullah Assagaf_K8-9_Manj Oprs dan Prod_2024.pptAminullah Assagaf_K8-9_Manj Oprs dan Prod_2024.ppt
Aminullah Assagaf_K8-9_Manj Oprs dan Prod_2024.ppt
 
Aminullah Assagaf_K4-5_Manj Oprs dan Prod_2021 [Autosaved].ppt
Aminullah Assagaf_K4-5_Manj Oprs dan Prod_2021 [Autosaved].pptAminullah Assagaf_K4-5_Manj Oprs dan Prod_2021 [Autosaved].ppt
Aminullah Assagaf_K4-5_Manj Oprs dan Prod_2021 [Autosaved].ppt
 
Aminullah Assagaf_K1-3_Manj Oprs dan Prod_2024.ppt
Aminullah Assagaf_K1-3_Manj Oprs dan Prod_2024.pptAminullah Assagaf_K1-3_Manj Oprs dan Prod_2024.ppt
Aminullah Assagaf_K1-3_Manj Oprs dan Prod_2024.ppt
 
Aminullah Assagaf_P7-Ch.9_Project management-32.pptx
Aminullah Assagaf_P7-Ch.9_Project management-32.pptxAminullah Assagaf_P7-Ch.9_Project management-32.pptx
Aminullah Assagaf_P7-Ch.9_Project management-32.pptx
 
Aminullah Assagaf_P6-Ch.8_Human resources-32.pptx
Aminullah Assagaf_P6-Ch.8_Human resources-32.pptxAminullah Assagaf_P6-Ch.8_Human resources-32.pptx
Aminullah Assagaf_P6-Ch.8_Human resources-32.pptx
 
Aminullah Assagaf_P5-Ch.7_Capacity and Facility_32.pptx
Aminullah Assagaf_P5-Ch.7_Capacity and Facility_32.pptxAminullah Assagaf_P5-Ch.7_Capacity and Facility_32.pptx
Aminullah Assagaf_P5-Ch.7_Capacity and Facility_32.pptx
 
Aminullah Assagaf_P4-Ch.6_Processes and technology-32.pptx
Aminullah Assagaf_P4-Ch.6_Processes and technology-32.pptxAminullah Assagaf_P4-Ch.6_Processes and technology-32.pptx
Aminullah Assagaf_P4-Ch.6_Processes and technology-32.pptx
 
Aminullah Assagaf_P3-Ch.4-5_Product Design & Srvice Design.pptx
Aminullah Assagaf_P3-Ch.4-5_Product Design & Srvice Design.pptxAminullah Assagaf_P3-Ch.4-5_Product Design & Srvice Design.pptx
Aminullah Assagaf_P3-Ch.4-5_Product Design & Srvice Design.pptx
 
Aminullah Assagaf_P2-Ch.2-3_Operations Strategy & Qualittty Mangt.pptx
Aminullah Assagaf_P2-Ch.2-3_Operations Strategy & Qualittty Mangt.pptxAminullah Assagaf_P2-Ch.2-3_Operations Strategy & Qualittty Mangt.pptx
Aminullah Assagaf_P2-Ch.2-3_Operations Strategy & Qualittty Mangt.pptx
 

Recently uploaded

CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxSaefAhmad
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 

Recently uploaded (20)

CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 

Aminullah Assagaf_P3_Manj Inv Lanjutan_ 31 Mrt 2021.pptx

  • 2. REFERENSI Referensi Utama: 1. Bodie, Zvi, Alex Kane, and Alan J. Marcus (B-K-M). 2018. Investment. Mc-Geaw-Hill Education. Eleventh Edition 2. Elton, Edwin J. and Martin J. Gruber (E-G), 2013, Modern Portfolio Theory and Investment Analysis, John Wiley & Sons, Inc. 9th Edition 3. Reilly, Frank K. and Keith C. Brown (R-B), 2011, Investment Analysis & Portfolio Management, South- Western Educational Publishing, 10th edition. Referensi Pendukung: 1. Jones, Charles P,. Jensen, Gerald R., 2013, Investments, Analysis and Management, John Wiley & Sons, Inc. 13th Edition 2. Sharpe, William F. Gordon J. Alexander, and Feffrey V. Bailley, 1998, Investments, Prentice Hall, 6 edition 3. Husnan, Suad, 2015, Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi 8, UPP AMP YKPN. 4. Hartono, Jogiyanto, 2013, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi 5, Penerbit FE-UGM. Yogyakarta. 5. Hartono, Jogiyanto, 2005, Pasar Efisien Secara Keputusan, Gramedia
  • 4. RPS : P1 - 7 1. Lingkungan Investasi dan Pasar Keuangan 2. Kelompok Aset, Instrumen Keuangan, dan Pasar Modal Indonesia 3. Risk dan Return serta Alokasi Kapital ke Aset Berisiko 4. Penilaian surat berharga saham dan manajemen saham 5. Penilaian surat berharga obligasi 6. Efficient Maket Hyphotesis (EMH) 7. Pasar Derivatif (Opsi) 8. Analisis portofolio
  • 5. P3- Risk dan Return serta Alokasi Kapital ke Aset Berisiko
  • 6.
  • 8.
  • 9.
  • 10.
  • 11. Mengenal Alokasi Aset Dalam Investasi  Pada dasarnya, investasi adalah sebuah kegiatan yang personal. Investasi satu orang bisa berbeda dengan orang lainnya. Seseorang bisa meniru metode orang lain tapi hasilnya bisa berbeda.  Salah satu hal yang membedakan strategi antar investor adalah alokasi aset.  Alokasi aset adalah membagi investasi ke beberapa instrumen yang berbeda atau instrumen yang sama dengan kategori yang berbeda.  Alokasi aset dilakukan untuk mengoptimalkan keuntungan sekaligus mengelola risiko.  Alokasi aset berangkat dari pemikiran bahwa apabila suatu investasi mengalami kerugian maka investasi lain akan menutup kerugian tersebut.  Pada umumnya, ada dua hal yang menjadi pertimbangan dalam alokasi aset yaitu waktu dan toleransi risiko.  Dalam hal waktu, lama atau sebentarnya jangka waktu investasi dapat menentukan seberapa besar risiko yang berani ditempuh oleh investor.  Sementara itu, toleransi risiko mempertimbangkan seberapa besar kerugian yang berani atau bisa ditanggung oleh investor dalam kegiatan investasi. Ingat, investasi bukan hanya soal potensi keuntungan tapi juga risiko kehilangan sebagian atau bahkan seluruh modal investasi.
  • 12. Waktu  Berbagai instrumen investasi memiliki jangka waktu yang berbeda-beda. Saham, misalnya. Sebagian investor berpandangan bahwa saham adalah instrumen investasi dengan jangka waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan instrumen lain.  Dengan memiliki saham dalam jangka waktu tertentu, sebagian investor berpandangan bahwa ada potensi keuntungan yang diperoleh. Hal ini terbukti bagi sebagian saham yang secara jangka panjang mengalami peningkatan, namun ada pula yang bernasib sebaliknya.  Jangka waktu tersebut akan menentukan alokasi aset seorang investor. Dalam jangka panjang, investor terbuka kemungkinan atas pilihan instrumen investasi yang bergerak fluktuatif seperti misalnya, saham.  Namun, preferensi atas jangka waktu investasi yang pendek dapat membuat investor memilih instrumen yang berisiko lebih rendah seperti deposito.
  • 13. Toleransi Risiko  Risiko dan keuntungan investasi adalah dua hal yang berjalan beriringan. Tidak ada investasi tanpa risiko. Risiko dan potensi keuntungan bergerak ke arah yang sama.  Dalam investasi, investor dapat kehilangan sebagian atau seluruh dananya. Tentu saja, setiap instrumen memiliki risiko yang berbeda-beda. Risiko yang melekat dalam investasi deposito tentunya berbeda dibandingkan dengan saham.  Berdasarkan risikonya, investor setidaknya bisa dibagi ke beberapa kategori yaitu investor konservatif (awet), investor moderat dan investor agresif.  Investor konservatif biasanya menargetkan pertumbuhan aset dengan cara menempatkan dana di instrumen investasi berisiko rendah.  Investor moderat berani mengambil risiko lebih tinggi. Tidak hanya berinvestasi di instrumen berisiko rendah, investor moderat juga menempatkan dana di instrumen berisiko tinggi seperti saham.  Investor agresif cenderung berani menempatkan dana lebih banyak di instrumen yang berisiko lebih tinggi.  Perbedaan antara ketiga investor itu dapat dicermati dari alokasi asetnya atau seberapa banyak dia menempatkan dana di instrumen tertentu.
  • 14. Alokasi Kapital ke Aset Berisiko  Capital allocation line atau garis alokasi modal adalah garis yang menggambarkan kombinasi pengembalian yang diharapkan dan standar deviasi pengembalian yang tersedia bagi investor dari kombinasi portofolio optimal aset berisiko dengan aset bebas risiko.  Grafik menampilkan pengembalian yang mungkin diperoleh investor dengan mengasumsikan tingkat risiko tertentu dengan investasi mereka.  Garis alokasi modal membantu investor untuk memilih berapa banyak yang harus diinvestasikan ke dalam aset bebas risiko dan satu atau lebih aset berisiko.  Alokasi aset adalah penjatahan dana di berbagai jenis aset dengan berbagai risiko dan tingkat pengembalian yang diharapkan, sedangkan alokasi modal adalah penjatahan dana antara aset bebas risiko, seperti obligasi pemerintah, dan aset berisiko, seperti saham.
  • 15. Risk and Return b=dy/dx = ½=0.5 dx =2 dy =1 a =5 Y= a + bX Y = 5 + 0.5X
  • 16. Risk (Standar Deviasi) Return Return X X-Xr (X-Xr)^2 X X-Xr (X-Xr)^2 2 -1 1 2 0 0 3 0 0 2 0 0 4 1 1 2 0 0 5 2 4 2 0 0 1 -2 4 2 0 0 15 0 10 10 0 0 Xr= Var= Xr= Var= 3 2.5 2 0 SD= SD= Risk=SD= 1.58 Risk=SD= 0.00
  • 17. Mengenal Konsep Alokasi Aset Strategis, Diversifikasi dan Rebalancing  Volatilitas pasar yang tinggi dan kondisi ekonomi yang masih belum menentu sampai saat ini telah menambah urgensi bagi investor untuk berpikir keras mengenai langkah-langkah apa yang perlu dilakukan terhadap investasinya.  Bukan hal yang mudah memang, apalagi mengingat begitu cepat dan makin tak terduganya arah pergerakan pasar, namun sebenarnya sebelum investor menentukan langkah yang harus diambil, sebenarnya investor harus merumuskan dulu alokasi aset strategisnya karena dengan alokasi aset strategis inilah investor mempunyai dasar untuk pengambilan keputusan investasi.  Dalam kesempatan ini penulis mencoba memberikan pengenalan tentang alokasi aset, diversifikasi dan rebalancing dengan harapan bisa membantu investor mencapai pertumbuhan investasi yang optimal.  Investasi memerlukan proses - tidak bisa dicapai serta merta begitu saja - oleh karena itu investor perlu menghindari jalan pintas untuk memperoleh keuntungan besar dalam jangka waktu singkat. Untuk bisa melakukan proses investasi dengan baik, investor memerlukan ilmu, kesabaran serta disiplin.
  • 18. Mengenal Konsep Alokasi Aset Strategis, Diversifikasi dan Rebalancing  Investor juga perlu memahami bahwa setiap investasi memiliki dua sisi: imbal hasil dan risiko, di mana keduanya memiliki korelasi positif: potensi imbal hasil yang tinggi selalu diikuti dengan risiko yang tinggi pula. Namun risiko bukanlah hal yang harus dihindari, melainkan harus dikelola.  Ini berarti investor harus mengambil tingkat risiko tertentu dalam investasinya sesuai dengan profil risikonya. Karena itu, proses investasi merupakan bagian dari strategi mengelola risiko.  Secara garis besar aset alokasi : diversifikasi dan rebalancing sebagai bagian dari proses perencanaan keuangan, dengantahapan dalam proses investasi:
  • 19. Alokasi Aset Strategis  Alokasi aset strategis adalah pengalokasian porsi aset sesuai dengan horison investasinya. Perumusan ini dilakukan sesuai dengan tujuan dan batasan investasi investor, serta dengan mempertimbangkan profil resikonya.  Pada dasarnya, setiap jenis aset (asset class) memiliki profil imbal hasil dan risiko yang berbeda. Masing-masing jenis aset juga memiliki perilaku yang berbeda pula.  Jika pada suatu saat suatu aset naik nilainya, aset yang lain mungkin justru turun atau tidak naik nilainya, demikian pula sebaliknya.  Proses alokasi aset mencakup pembagian suatu portofolio investasi ke dalam berbagai kategori aset, seperti saham, obligasi dan kas.  Proses penentuan komposisi aset dalam portofolio ini merupakan proses yang unik bagi setiap investor; alokasi aset yang pas bagi seorang investor akan sangat bergantung pada horizon waktu berinvestasi serta toleransi terhadap risiko.
  • 20. Strategic asset allocation  Strategic asset allocation adalah metode alokasi asset yang berpedoman pada pembentukan "base policy mix" atau komposisi dasar portofolio.  Base policy mix ini merupakan kombinasi berbagai asset secara proporsional berdasarkan tingkat imbal hasil yang diharapkan (expected return).  Contohnya, jika saham secara historis memberikan imbal hasil sebesar 20% per tahun sedangkan obligasi memberikan imbal hasil 10% per tahun, maka portofolio dengan komposisi 50% saham dan 50% obligasi dapat diharapkan memberikan imbal hasil (expected return) per tahun sebesar 50% x 20% + 50% x 10% = 15%.  Strategic asset allocation merupakan strategi portofolio yang melibatkan rebalancing portofolio untuk menjaga tujuan jangka panjang untuk alokasi aset.  Pada saat portofolio dibentuk, ditentukan suatu “base policy mix” berdasarkan tingkat imbal hasil yang diharapkan (expected returns).  Karena nilai suatu asset bisa berubah dari waktu ke waktu akibat perubahan kondisi pasar, maka komposisi portofolio pun harus disesuaikan secara berkesinambungan untuk memenuhi strategi investasi.
  • 21. Strategic asset allocation  Horison investasi Horison investasi adalah kurun waktu yang diperkirakan merupakan kurun waktu yang diperlukan oleh investor untuk mencapai tujuan investasinya. Investor dengan horizon investasi yang panjang mungkin akan lebih merasa nyaman dengan instrumen investasi yang lebih beresiko karena ia memiliki kapasitas menunggu. Kapasitas menunggu ini memungkinkan investor untuk melalui naikturunnya siklus ekonomi dan fluktuasi pasar. Sebaliknya, seorang investor yang sedang menabung untuk membiayai kuliah anaknya yang sudah beranjak remaja kemungkinan tidak akan berani mengambil risiko terlalu besar karena horizon investasinya lebih pendek.  Toleransi risiko Toleransi risiko adalah kemampuan dan kerelaan investor untuk kehilangan sebagian atau seluruh pokok investasi demi meraih potensi imbal hasil yang lebih besar. Seorang investor yang agresif atau memiliki toleransi risiko yang tinggi mungkin berani kehilangan uangnya demi mengejar imbal hasil yang lebih tinggi. Di sisi lain, seorang investor yang konservatif cenderung akan memilih investasi yang mempertahankan pokok investasinya.  Risiko vs. Imbal Hasil Dalam investasi, risiko dan imbal hasil saling berkaitan satu sama lain. Semua investasi memiliki tingkat risiko tertentu. Untuk itu penting bagi investor untuk memahami tingkat risiko dari instrument investasi yang akan dibeli. Imbalan atas pengambilan risiko adalah berupa potensi tercapainya imbal hasil investasi yang lebih tinggi. Jika seorang investor dengan horison investasi panjang ingin mencapai tujuan investasinya, maka kemungkinan ia bisa meraih imbal hasil yang tinggi dengan secara hati-hati berinvestasi pada kelompok aset beresiko seperti saham atau obligasi, dibandingkan dengan membatasi investasi pada aset-aset dengan risiko lebih rendah seperti instrumen setara kas. Sebaliknya, investasi hanya pada instrument setara kas mungkin pas untuk memenuhi kebutuhan finansial jangka pendek.
  • 22. Pilihan Investasi Saat ini tersedia berbagai pilihan instrument investasi, seperti Sertifikat Bank Indonesia, saham, obligasi (baik obligasi yang diterbitkan pemerintah maupun korporasi), reksa dana, Exchange Traded Fund (ETF), dan lain sebagainya. Demi memenuhi berbagai kebutuhan finansial, investasi di berbagai jenis aset mungkin merupakan strategi yang baik. Secara umum, ada tiga jenis aset utama: (1) saham, (2) obligasi atau efek pendapatan tetap, dan (3) kas. 1. Saham – secara historis, saham memiliki risiko dan imbal hasil tertinggi di antara ketiga jenis aset. Sebagai suatu kategori aset, saham menawarkan potensi terbesar bagi peningkatan nilai portofolio. Namun di sisi lain, volatilitas saham membuat jenis aset ini menjadi sangat beresiko dalam jangka pendek. Sebagai ilustrasi, Di Amerika Serikat saham-saham perusahaan besar secara agregat mengalami penurunan nilai rata-rata sekali setiap tiga tahun. Terkadang nilai kerugian yang ditimbulkan juga bisa sangat besar. Akan tetapi investor yang mau menerima volatilitas dalam kurun waktu yang lama pada umumnya menerima imbal hasil yang positif dan tinggi. 2. Obligasi – pergerakan harga obligasi secara umum relatif lebih tidak bergejolak dibandingkan saham, namun imbal hasilnya lebih rendah. Oleh karena itu, seorang investor yang sudah hampir mencapai tujuan investasinya mungkin akan memperbesar porsi di obligasi relatif terhadap porsi saham dalam portofolio investasinya karena berkurangnya risiko dirasakan lebih atraktif meskipun imbal hasil yang dihasilkan akan lebih rendah. Di lain pihak, ada juga obligasi yang menawarkan imbal hasil yang tinggi, bahkan serupa dengan imbal hasil saham. Namun obligasi demikian, yang dikenal dengan istilah high-yield bonds atau junk bonds, juga memiliki tingkat risiko yang tinggi.
  • 23. Pilihan Investasi 3. Kas – kas dan setara kas seperti tabungan, deposito berjangka, sertifikat deposito, SBI dan reksa dana pasar uang merupakan instrumen yang paling aman (berisiko paling kecil) namun menawarkan imbal hasil terendah di antara ketiga asset class. Kemungkinan bagi investor untuk kehilangan dana dalam investasi di asset class ini pada umumnya sangat rendah. Untuk produk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu, pemerintah bahkan melakukan penjaminan melalui Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Satu-satunya faktor yang menjadi pertimbangan investor untuk berinvestasi di kas atau setara kas adalah risiko inflasi, yaitu risiko laju inflasi bergerak lebih cepat dari laju pertumbuhan imbal hasil. Saham, obligasi dan kas merupakan asset class yang paling umum. Di luar ketiga asset class tersebut masih ada beberapa asset class lainnya seperti properti/real estat, logam berharga, komoditas dan private equity. Investasi pada asset class ini umumnya memiliki profil risiko yang spesifik, sehingga investor sebaiknya mempelajari terlebih dahulu faktor-faktor risiko terkait dan memastikan bahwa risikonya dapat diterima.
  • 24. Mengapa alokasi aset strategis penting?  Selain untuk memenuhi tujuan investasi sesuai dengan jangka waktunya serta menjaga likuiditas. Bahkan, alokasi aset strategis merupakan salah satu komponen terpenting dalam proses investasi dan lebih dari 80% imbal hasil suatu portofolio ditentukan oleh alokasi aset strategis.  Dengan memasukkan berbagai asset class dengan imbal hasil yang naik turun dalam kondisi pasar yang berbeda-beda ke dalam suatu portofolio, investor dapat melindungi dirinya dari kerugian yang besar.  Secara histories, imbal hasil dari ketiga asset class utama umumnya tidak bergerak naik atau turun secara bersamaan.  Kondisi pasar yang mengakibatkan suatu asset class memberikan imbal hasil tinggi mungkin saja menyebabkan asset class yang lain malah menghasilkan imbal hasil yang rendah.  Dengan berinvestasi di lebih dari satu asset class maka investor dapat mengurangi risiko kerugian dan fluktuasi imbal hasil portofolio secara keseluruhan akan menjadi lebih stabil. Jika investasi di suatu asset class mengalami kerugian, maka investasi di asset class lainnya bisa memberikan imbal hasil tinggi sehingga menutupi kerugian tersebut.
  • 25. Diversifikasi  Alokasi aset strategis juga penting untuk diversifikasi (penyebaran risiko, yaitu dengan berinvestasi di beberapa instrumen investasi sehingga risiko investasinya bisa disebar). Kegiatan menyebarkan dana ke berbagai investasi dikenal dengan istilah diversifikasi. Dengan memilih investasi yang tepat, maka investor dapat membatasi kerugian dan mengurangi fluktuasi imbal hasil investasinya tanpa harus mengorbankan terlalu banyak potensi memperoleh keuntungan.  Selain itu, alokasi aset strategis juga penting karena berpengaruh besar terhadap pemenuhan tujuan investasi. Jika investor tidak berani mengambil cukup risiko, maka imbal hasil investasinya mungkin tidak cukup untuk memenuhi tujuan investasi.  Sebagai contoh, untuk memenuhi kebutuhan investasi jangka panjang seperti tabungan pendidikan atau tabungan untuk membiayai kuliah, sebagian besar ahli keuangan akan setuju bahwa investor sebaiknya mengikutsertakan saham atau reksa dana saham dalam portofolionya.  Sebaliknya, jika investor terlalu berani mengambil risiko, maka ada kemungkinan dana yang diinvestasikan tidak tersedia pada saat investor membutuhkannya. Portofolio yang sebagian besar berisi saham atau reksa dana saham misalnya, tidak cocok untuk memenuhi kebutuhan investasi jangka pendek seperti untuk membiayai liburan.
  • 26. Bagaimana cara melakukan alokasi aset strategis?  Menentukan model aset alokasi yang sesuai untuk mencapai tujuan investasi tertentu merupakan pekerjaan yang cukup rumit. Pada dasarnya, proses pembentukan model ini merupakan proses pemilihan sekelompok asset yang dipercaya memiliki probabilitas tertinggi untuk meraih tujuan investasi dengan tingkat risiko yang bisa diterima investor. Seiring dengan makin dekatnya pencapaian tujuan investasi, investor juga sebaiknya dapat menyesuaikan komposisi assetnya.  Penyusunan model alokasi aset bisa dilakukan sendiri oleh investor jika ia memahami horizon investasi serta tingkat toleransi risiko yang dimilikinya. Buku-buku pedoman investasi umumnya memuat pedoman dasar sedangkan berbagai situs Internet menyediakan fasilitas yang dapat membantu investor membuat keputusan investasi, seperti misalnya online asset calculator. Pada intinya, tidak ada model alokasi aset yang bisa memenuhi setiap tujuan investasi; setiap investor perlu menentukan model yang pas baginya.  Beberapa pakar keuangan dan investasi percaya bahwa alokasi asset merupakan proses pengambilan keputusan terpenting dalam kegiatan investasi. Alokasi asset bahkan lebih penting dibandingkan dengan pilihan instrument investasi yang diambil. Untuk itu, tidak sedikit investor yang kemudian mencari pertolongan dari pihak luar dalam merumuskan alokasi asset. Penasihat investasi atau manajer investasi dapat membantu, namum tentunya investor harus memastikan bahwa penasihat atau manajer investasi yang dipilihnya memiliki pengalaman dan keahlian yang mumpuni.
  • 27. Hubungan antara alokasi asset dan diversifikasi  Diversifikasi merupakan strategi yang dapat dinyatakan dengan peribahasa "Don't put all your eggs in one basket" (Jangan taruh semua telurmu dalam satu keranjang). Diversifikasi adalah tindakan penyebaran risiko, yaitu dengan menginvestasikan dana ke dalam berbagai instrumen investasi dengan harapan bahwa jika salah satu instrumen mengalami kerugian, maka keuntungan yang diperoleh di instrumen lainnya dapat menutupi kerugian tersebut.  Banyak investor yang menggunakan alokasi aset untuk melakukan diversifikasi ke berbagai kategori asset. Namun di lain pihak banyak pula investor yang tidak melakukan diversifikasi sama sekali. Sebagai contoh, berinvestasi sepenuhnya di saham untuk memenuhi kebutuhan masa pension dalam horison investasi 25 tahun, atau berinvestasi sepenuhnya di kas atau setara kas dalam bentuk tabungan untuk membayar uang muka pembelian rumah.  Meskipun keduanya mungkin merupakan strategi aset alokasi yang wajar dalam situasi tertentu, namun keduanya bukanlah strategi yang berusaha mengurangi risiko melalui investasi di berbagai kategori asset. Karena itu, pemilihan model alokasi aset tidak serta merta mewujudkan diversifikasi portofolio. Apakah portofolio terdiversifikasi atau tidak tergantung dari bagaimana investor mengalokasikan dananya ke dalam berbagai instrumen investasi.
  • 28. Prinsip dasar diversifikasi  Portofolio sebaiknya terdiversifikasi dalam dua tingkat: (1) antara berbagai kategori asset dan (2) dalam setiap kategori asset. Jadi selain alokasi ke saham, obligasi, kas/setara kas atau kategori asset lainnya, investor juga perlu menyebarkan investasinya ke berbagai instrument dalam setiap kategori asset. Kuncinya adalah identifikasi atas segmen-segmen dalam setiap kategori asset yang mungkin memiliki kinerja yang berbeda satu sama lain dalam berbagai kondisi pasar yang berbeda.  Salah satu cara untuk mendiversifikasikan investasi dalam suatu kategori asset adalah dengan berinvestasi di berbagai emiten dan sektor industri. Porsi saham dalam portofolio tidak akan terdiversifikasi dengan baik jika, misalnya, investasi hanya dilakukan di 4 atau 5 saham.  Karena diversifikasi terkadang tidak praktis dilakukan sendiri, ada investor yang merasa bahwa diversifikasi dalam suatu kategori asset lebih mudah dilakukan dengan membeli unit penyertaan reksa dana dibandingkan dengan investasi langsung pada instrumen-instrumen dalam kategori asset tersebut.  Berdasarkan definisi menurut Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 pasal 1 ayat 27, reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi yang telah mendapat izin dari Bapepam. Keberadaan reksa dana memudahkan investor melakukan diversifikasi karena memungkinkan investor untuk memiliki porsi dalam berbagai instrument investasi, meskipun dalam nominal yang kecil.
  • 29. Prinsip dasar diversifikasi  Akan tetapi perlu diingat bahwa investasi reksa dana belum tentu mewujudkan diversifikasi secara instan, terutama jika reksa dana tersebut merupakan reksa dana tematik yang investasinya terfokus pada tema investasi atau sektor tertentu. Jika seorang investor berinvestasi di reksa dana tematik, maka kemungkinan ia harus berinvestasi di beberapa reksa dana sekaligus untuk bisa mendiversifikasikan portofolionya.  Dalam suatu kategori asset, hal ini bisa berwujud investasi di reksa dana yang berfokus di saham- saham perusahaan berkapitalisasi pasar besar, kecil atau bahkan saham-saham yang diperdagangkan di bursa luar negeri.  Di antara berbagi kategori asset, diversifikasi bisa dicapai dengan investasi pada reksa dana saham, reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana pasar uang. Tentu saja, untuk setiap tambahan investasi di reksa dana investor akan harus menanggung biaya tambahan yang pada akhirnya dapat menurunkan imbal hasil investasi keseluruhan. Untuk itu investor perlu mempertimbangkan biaya- biaya tersebut dalam menentukan cara terbaik untuk mendiversifikasikan portofolionya.
  • 30. Mengubah Alokasi Asset  Alasan paling umum untuk mengubah alokasi asset adalah perubahan horison investasi. Dengan kata lain, semakin dekat seorang investor menuju tujuan investasinya, makin besar kebutuhan untuk mengubah alokasi assetnya.  Sebagai contoh, sebagian besar orang yang berinvestasi untuk membiayai masa pension mereka mengurangi porsi saham dan mengalihkannya ke obligasi dan kas/setara kas seiring dengan makin dekatnya masa pensiun mereka.  Selain perubahan horison investasi, perubahan terhadap toleransi risiko, kondisi keuangan atau tujuan investasi juga merupakan alasan pemicu bagi investor untuk mengubah alokasi assetnya.  Para investor yang mumpuni pada umumnya tidak mengubah alokasi assetnya berdasarkan kinerja relative dari suatu kategori asset, misalnya dengan menambah porsi saham dalam portofolio semata- mata karena pasar saham sedang hebat kinerjanya. Dalam kondisi demikian, yang mereka lakukan adalah rebalancing atas portofolio mereka.
  • 31. Prinsip dasar rebalancing  Rebalancing adalah tindakan mengembalikan komposisi portofolio ke komposisi dasar sebagaimana ditetapkan dalam alokasi aset dasar. Rebalancing perlu dilakukan secara berkesinambungan karena seiring dengan perjalanan waktu sebagian dari investasi mungkin bergerak tidak sejalan dengan tujuan investasi.  Beberapa instrumen dalam portofolio investasi mungkin mengalami pertumbuhan lebih cepat dibandingkan dengan instrumen lainnya. Dengan melakukan rebalancing, investor dapat memastikan bahwa portofolionya tidak terlalu terfokus pada kategori asset tertentu, dan bahwa imbal hasil portofolio secara keseluruhan akan dicapai pada tingkat risiko yang bisa diterima.  Sebagai contoh, misalkan alokasi aset dasar menetapkan porsi saham sebesar 60% dari total portofolio sedangkan sisanya (40%) berupa instrumen pasar uang. Setelah pasar saham mengalami kenaikan, porsi saham ternyata naik menjadi 80% dari total portofolio sementara porsi pasar uang turun menjadi 20%.  Dalam hal ini investor bisa menjual sebagian dari sahamnya dan mengalihkan investasinya ke pasar uang yang porsinya mengalami penurunan sehingga komposisi portofolio kembali ke 60% saham dan 40% pasar uang.
  • 32. Prinsip dasar rebalancing  Dalam melakukan rebalancing, investor perlu mengkaji investasi dalam setiap kategori asset. Jika ditemukan investasi yang tidak sejalan dengan tujuan investasi, maka investor harus mengembalikannya ke alokasi semula untuk setiap kategori asset.  Pada prinsipnya, ada tiga cara untuk melakukan rebalancing terhadap portofolio: 1. Investor dapat menjual instrumen dari kategori asset yang sudah kelebihan bobot (over-weighted) dan menggunakan dana hasil penjualan untuk membeli instrumen dari kategori yang kekurangan bobot (underweighted). 2. Investor dapat membeli instrumen baru dari kategori asset yang kekurangan bobot (under-weighted). 3. Jika investor melakukan cicilan investasi (menambah investasi secara berkala) maka ia dapat mengalokasikan cicilan investasi tersebut ke kategori asset yang kekurangan bobot (under-weighted) sampai tercipta kembali alokasi aset semula.  Sebelum melakukan rebalancing, investor sebaiknya mempertimbangkan apakah metode rebalancing yang dipilih akan menimbulkan biaya transaksi atau konsekuensi perpajakan. Bantuan penasihat investasi atau konsultan pajak bisa membantu investor mengidentifikasikan langkah-langkah yang bisa diambil untuk meminimalisasi potensi biaya tersebut.  Investor sebaiknya berpegang teguh pada prinsip “Buy Low, Sell High”, yaitu membeli instrumen pada saat harganya rendah dan menjualnya pada saat harganya tinggi. Keluar dari asset pada saat asset tersebut sedang berkinerja baik dan beralih ke asset yang sedang berkinerja kurang baik mungkin tidak mudah dilakukan dalam praktik sehari-hari, namun ini mungkin merupakan langkah yang bijak. Dengan mengurangi “winners” dan menambah “losers” saat ini, rebalancing memaksa investor untuk menerapkan prinsip “Buy Low, Sell High”.
  • 33. Kapan sebaiknya rebalancing dilakukan?  Investor dapat melakukan rebalancing berdasarkan kalendar atau kinerja investasi.  Banyak pakar investasi yang menyarankan rebalancing secara berkala, misalnya setiap 6 atau 12 bulan sekali.  Metode ini dinilai memiliki kelebihan karena penggunaan kalendar merupakan sarana untuk mengingatkan investor bahwa rebalancing harus dilakukan.  Di lain pihak rebalancing juga dapat dilakukan jika bobot relatif suatu asset naik atau turun melebihi persentase tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya.  Kelebihan dari metode ini adalah bahwa kinerja investasi menentukan kapan investor harus melakukan rebalancing. Dengan metode manapun, rebalancing cenderung memberikan hasil terbaik jika dilakukan tidak terlalu sering.
  • 34.
  • 35. PERBANDINGAN CAPM & APT - SPSS • Capital Aset Pricing Model (CAPM) β= 2,001 • Arbitrage Pricing Theory (APT) β= 1,998
  • 36. n Ri=Bumi Rf=SBI Rm=IHSG Ri - Rf Rm - Rf CAPM ===> Ri = Rf + β (Rm - Rf) ) + e 1 2 = %Δ Ri 3 = % Δ Rf 4 = %Δ Rm 5 = 2 - 3 6 = 4 - 3 Ri - Rf = β (Rm - Rf ) + e 1 0.18681 0.00698 0.09788 0.17983 0.09090 Estimasi : 2 -0.05556 0.00688 -0.06571 -0.06243 -0.07258 ( Ri - Rf ) = β ( Rm - Rf ) 3 0.40196 0.00688 0.07513 0.39509 0.06826 4 0.34266 0.00688 0.12050 0.33578 0.11362 APT (Arbitrage Pricing Theory) 5 0.17708 0.00688 0.01696 0.17021 0.01009 ===>> Ri = α + β Rm + e 6 0.06195 0.00681 0.02139 0.05514 0.01458 Estimasi : 7 0.06667 0.00667 -0.04319 0.06000 -0.04985 Ri = α + β Rm 8 0.20313 0.00663 0.03604 0.19649 0.02941 9 -0.19481 0.00662 -0.10090 -0.20142 -0.10752 Data diolah sbb : Periode yang sama 10 0.07258 0.00665 -0.05834 0.06593 -0.06499 - Ri = (Ri tahun t - Ri tahun t-1 ) / Ri tahun t-1 11 0.21053 0.00681 0.06068 0.20371 0.05386 - Rf = (Rf tahun t - Rf tahun t-1 ) / Rf tahun t-2 12 0.01863 0.00707 -0.03897 0.01156 -0.04604 - Rm = (Rm tahun t - Rm tahun t-1 ) / Rm tahun t-3 13 -0.17683 0.00744 -0.01898 -0.18427 -0.02642 14 -0.18519 0.00771 -0.06013 -0.19290 -0.06784 Dimana : 15 -0.41818 0.00785 -0.15394 -0.42603 -0.16179 - Ri : return saham ( mis : saham Bumi) 16 -0.32031 0.00865 -0.31422 -0.32896 -0.32287 - Rf : return free risk (SBI) 17 -0.53563 0.00929 -0.01206 -0.54492 -0.02135 - Rm : return market (IHSG) 18 -0.09901 0.00917 0.09172 -0.10818 0.08254 19 -0.43956 0.00856 -0.01678 -0.44812 -0.02534 20 0.50980 0.00753 -0.03541 0.50227 -0.04294 21 0.06494 0.00710 0.11559 0.05783 0.10849 22 0.80488 0.00665 0.20132 0.79823 0.19467 23 0.32432 0.00615 0.11264 0.31817 0.10649 24 -0.05102 0.00587 0.05736 -0.05689 0.05149 25 0.50538 0.00568 0.14627 0.49970 0.14059 26 0.03571 0.00552 0.00788 0.03020 0.00236 27 0.11207 0.00545 0.05383 0.10662 0.04839 28 -0.26357 0.00540 -0.04048 -0.26896 -0.04588 29 -0.01053 0.00540 0.02033 -0.01593 0.01493 30 0.03191 0.00539 0.04906 0.02653 0.04367 DATA INPUT - SPSS
  • 37. Standar Deviasi Rumus standar deviasi dituliskan sebagai berikut : A. bila data yang dianalisis adalah data populasi serta tidak dikelompokkan B. bila data yang dianalisis adalah data sample serta tidak dikelompokkan. Dalam formulasi Excel standard deviasi dirumuskan dengan “STDEV,STDEVP, STDEVA, STDEVPA”.
  • 38. STANDAR DEVIASI (HIGH RISK) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Xi X rata2 Nilai Pengamatan SD = 2,5
  • 39. STANDAR DEVIASI (HIGH RISK) n Xi X rata2 X-Xb (X-Xb)^2 1 7 5 2 4 2 2 5 -3 9 3 8 5 3 9 4 3 5 -2 4 5 7 5 2 4 6 3 5 -2 4 7 7 5 2 4 8 2 5 -3 9 9 7 5 2 4 10 3 5 -2 4 11 8 5 3 9 12 3 5 -2 4 Total 60 0 68 X rata2 5 Varian 6.2 SD 2.5
  • 40. STANDAR DEVIASI (LOW RISK) 0 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Xi X rata2 SD = 0,64