SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Download to read offline
*) Korespondensi: fauziahali20@gmail.com
Kajian Geoteknik untuk Perencanaan Pembangunan Pemukiman Baru pada
Kawasan Handil Berkat Makmur, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah
Fauziah Ali1*
, Najib1
, Rinal Khaidar Ali1
1
Departemen Teknik Geologi, Universitas Diponegoro, Semarang
Abstrak
Pengembangan dan pembangunan di Kawasan Handil Berkat Makmur, Kabupaten
Kapuas, Kalimantan Tengah semakin pesat, terutama seiring dengan pertumbuhan penduduk yang
semakin meningkat. Salah satu langkah yang perlu diambil untuk mengurangi nilai
risiko dalam mengembangkan lahan adalah dengan melakukan kajian geoteknik. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui jenis, sifat fisik, dan sifat mekanika tanah, menentukan pondasi
yang sesuai dengan kondisi tanah, dan memberikan rekomendasi rekayasa teknik untuk
menambah daya dukung tanah pada lokasi penelitian.
Metode yang digunakan dalam penelitian meliputi pengambilan sampel, disturbed dan
undisturbed, menggunakan bor tangan, pemetaan geoteknik, dan uji sondir. Sampel bor disiapkan
untuk uji sifat fisik tanah.
Jenis tanah pada lokasi penelitian adalah endapan gambut, lempung, dan lanau berlempung,
yang bersifat jenuh, ekspansif, konsistensi sangat lunak – keras, dan kondisi air tidak dapat
mengalir keluar rongga pori. Nilai qu berdasarkan data sondir pada kedalaman 1 – 6 m, sebesar
56,80 – 66,32 ton/m2
, dan qa sebesar 18,93 – 22,11 ton/m2, sedangkan nilai qu berdasarkan
data laboratorium sebesar 0,65 – 2,48 ton/m2
, dan qa sebesar 0,22 – 0,83 ton/m2
. Rekomendasi
rekayasa teknik untuk menambah daya dukung tanah, dapat menggunakan pondasi cerucuk
untuk pondasi rumah, dan penggunaan geotekstil serta penambahan tanah urugan pada jalan
yang berada di lingkungan pemukiman.
Kata kunci: geoteknik, daya dukung tanah, Kabupaten Kapuas.
Abstract
The area development of Handil Berkat Makmur, Kapuas District, Central Kalimantan is
increasing rapidly, especially considering the increasing population growth. One of the steps that
needs to be taken to reduce the risk in developing the area is to conduct geotechnical studies. This
study aims to determine the type, physical properties, and mechanical properties of the soil,
determine the appropriate foundation based on the soil conditions, and provide engineering
recommendations to increase the soil bearing capacity within the study area.
The methods applied in the study are including sampling, disturbed and undisturbed, using
hand drill, geotechnical mapping, and sondir test. Bore samples were prepared for soil physical
properties test. The soil types at the study sites were peat deposits, clay, and silt clay, which is
saturated, expansive, very soft - hard consistency, and no water outflow from the pores. The value
of qu based on sondir data at depth of 1 - 6 m, equal to 56,80 - 66,32 ton/ m2
, and qa equal to
18,93 - 22,11 ton/ m2
, while value of qu based on laboratory data equal to 0,65 - 2 , 48 ton/ m2
,
and qa equal to 0,22 - 0,83 ton/ m2
. Technical engineering recommended to increase the carrying
capacity of the soil, is to use cerucuk foundation for the foundation of the house, and the use of
geotextiles and the addition of urugan land on the road residing in the neighborhood.
Keyword: geotechnical, soil bearing capacity, Kapuas District.
PENDAHULUAN
Pengembangan dan pembangunan di Kawasan
Handil Berkat Makmur, Kabupaten Kapuas,
Kalimantan Tengah semakin pesat, terutama
seiring dengan pertumbuhan penduduk yang
semakin meningkat. Kegagalan dalam suatu
pembangunan dapat terjadi akibat eksploitasi
tanah yang melebihi daya dukung tanah secara
umum (Virman, 2013). Salah satu langkah yang
perlu diambil untuk mengurangi nilai risiko
kegagalan dalam mengembangkan lahan adalah
dengan melakukan kajian geoteknik.
51
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
jenis, sifat fisik, dan sifat mekanika tanah,
menentukan pondasi yang sesuai dengan
kondisi tanah, dan memberikan rekomendasi
rekayasa teknik untuk menambah daya dukung
tanah pada lokasi penelitian.
Kemiringan lereng di daerah penelitian
berkisar antara 1o
-2o
dengan sebagian besar
wilayah masih dipengaruhi pasang surut sungai
sehingga sering dijumpai setempat genangan-
genangan air, bahkan endapan gambut
terdistribusi luas (Bappeda Kabupaten Kapuas,
2013). Berdasarkan Peta Geologi Regional
Lembar Banjarmasin (Sikumbang dan
Heryanto, 1994) dan Lembar Amuntai
(Heryanto dan Sanyoto, 1994), lokasi penelitian
tertutup oleh endapan aluvium yang terdiri dari
kerikil, pasir, lanau, lempung, lumpur, dan
gambut. Endapan gambut terbentuk secara
insitu di dalam lensa-lensa tipis yang
berundulasi dan di antara tanggul-tanggul
sungai membentuk rawa. Lokasi penelitian
sendiri sebagian besar digunakan untuk
perkebunan (68%), selebihnya pemukiman
(10%), ladang (2%), dan kawasan semak
belukar (20%) (Gambar 1).
Deskripsi Lapangan Tanah Organik
Berbutir Halus
Jenis tanah dapat disebut sebagai tanah organik
berbutir halus jika dijumpai partikel organik
dalam properti tanah. Kenampakan yang
dipakai untuk mendeskripsi tanah, yaitu: warna
(bukan bagian spesifik dari teknik tetapi dapat
dijadikan sebagai indikator dari proses yang
telah dan sedang berlangsung), konsistensi dan
kepadatan relatif (plastis dan nonplastis, sangat
lunak hingga keras, sangat lepas hingga sangat
padat), ukuran butir (halus, pasir, kerikil),
bentuk butir (pada butir kasar dapat berbentuk
menyudut, agak menyudut, membundar),
kelembaban (kering, lembab, basah), dan reaksi
HCL (tidak bereaksi, bereaksi lemah, bereaksi
kuat).
Daya Dukung Tanah
Wesley (2010) menyebutkan bahwa daya
dukung tanah adalah istilah yang menyatakan
kemampuan tanah menahan beban pada
permukaan tanah maupun menahan beban pada
kedalaman di bawah permukaan seperti halnya
dengan fondasi. Perhitungan daya dukung tanah
dapat digunakan untuk menjamin kemantapan
fondasi, yang bergantung pada kekuatan geser
tanah dan daya duukungnya, serta untuk
menjamin bahwa penurunan fondasi tidak
melebihi batas yang diperbolehkan. Fahriani
dan Apriyanti (2015) menyebutkan bahwa
estimasi daya dukung tiang tunggal dengan
beban vertikal ditentukan berdasarkan data
sondir dan sifat fisik tanah.
Tanah lempung memiliki sifat kohesif dan me-
Gambar 1. Peta tata guna lahan di daerah penelitian dan sekitarnya.
52
miliki karakteristik sebagai berikut : a) kuat
geser rendah, semakin rendah bila kadar air
bertambah, b) cenderung kembang susut
(ekspansif), c) sangat dipengaruhi oleh kadar
air dan plastisitas tinggi, d) fraksi butir halus
yang sangat mempengaruhi kualitas, dan e)
memerlukan stabilisasi dan pemadatan, tidak
baik dijadikan sebagai tanah urugan.
METODOLOGI
Penelitian ditempuh melalui beberapa tahapan
setelah dilakukan studi pustaka terlebih dulu.
Tahapan pertama meliputi pengambilan data
primer di lapangan menggunakan bor tangan
dan sondir pada titik-titik yang dapat
merepresentasikan daerah penelitian.
Selanjutnya, undisturbed sample yang
diperoleh diuji di laboratorium untuk dapat
mengetahui sifat-sifat fisik tanah. Hasil
pengujian laboratorium tersebut diolah untuk
pembuatan peta geoteknik serta menjawab
tujuan penelitian.
Pengeboran tangan
Pengeboran dilakukan pada 2 titik HB-1 dan
HB-2 (Gambar 2) hingga kedalaman 4 m.
Undisturbed sampel diambil dari interval 3,5 m
– 4 m yang selanjutnya diterapkan beberapa
pengujian di laboratorium.
Sondir
Pada 5 titik (S-1, S-2, S-3, S-4, S-5) di lokasi
penelitian (Gambar 2) dilakukan uji sondir
hingga kedalaman 25 m dengan alat sondir lokal
berkapasitas 2,5 ton yang dilengkapi rod
berdiameter ¾ inchi. Uji dioperasikan hingga
sondir mencapai nilai perlawanan konus qc >
150 kg/cm2 atau kedalaman 25 m.
Uji sondir bertujuan untuk mengetahui
perlawanan atau penetrasi konus (qc) dan
hambatan lekat (LF) (Paulus, 1997 dalam Utami
dan Hermawan, 2003). Rasio friksi (FR) tanah
ditentukan berdasarkan rentang nilai penetrasi
konus yang ditetapkan oleh Terzaghi dan Peck
(1948). Selanjutnya klasifikasi tanah dilakukan
dengan cara mengeplot nilai qc dan FR pada
diagram Robertson dkk. (1986) yang
ditunjukkan di Gambar 3.
Uji Laboratorium
Uji dilakukan terhadap sampel bor tangan
dari titik bor HB-1 dan HB-2. Pengujian
dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah
serta Laboratorium Ekologi dan Produksi
Tanaman, Universitas Diponegoro, dan
Laboratorium Mekanika Tanah, Universitas
Lambung Mangkurat.
Gambar 2. Lokasi titik sondir dan sumur bor tangan.
53
Gambar 3. Klasifikasi tanah berdasarkan nilai
penetrasi konus dan rasio gesekan (Robertson,
1986).
Pengujian yang dilakukan adalah :
1. Uji fisik tanah meliputi pengukuran water
content, volumetric weight (berat isi sampel
tanah) yang merupakan perbandingan antara
berat total dan volume total, dan specific
gravity (berat jenis sampel tanah) yang
diperoleh dari perbandingan berat isi partikel
padat dengan berat isi air.
2. Uji atterberg limit dilakukan untuk
mengetahui batas cair, batas plastis, dan
indeks plastisitas sampel tanah.
3. Uji hydrometer diperlukan untuk
memperoleh nilai persentase tanah berbutir
halus pada sampel.
4. Uji permeabilitas merupakan uji untuk
mengetahui koefisien permeabilitas sampel
tanah.
5. Unconfined Compression Strength Test
dilakukan untuk dapat menentukan nilai kuat
tekan sampel tanah.
6. Consolidation test dan direct shear test
masing-masing dilakukan untuk mengetahui
koefisien konsolidasi dan kohesi serta sudut
geser tanah.
Estimasi Daya Dukung Tanah
Nilai qc dari hasil sondir digunakan untuk
mengestimasi daya dukung tanah. Penelitian ini
mengaplikasikan rumus perhitungan daya
dukung tanah (qult) Bowles (Chairullah, 2013)
dalam kasus pemakaian pondasi segiempat pada
jenis tanah lempung yang bersifat kohesif,
yaitu:
qult = 5 + 0,34 qc (kg/cm2
)
dan estimasi daya dukung izin tanah (qa)
menggunakan persamaan Meryerhoff
(Sugiyanto, 2003), yaitu :
𝑞
𝑞
3
Akan tetapi, nilai daya dukung tanah yang
diestimasi berdasarkan hasil uji sondir sangat
dipengaruhi oleh penetrasi konus. Lain halnya
dengan estimasi daya dukung tanah yang
diperoleh dari data hasil uji laboratorium
mempertimbangkan berbagai parameter, yaitu :
nilai kohesi, berat isi tanah, kedalaman tanah
yang ditinjau, dan lebar fondasi. Dengan
demikian, diharapkan nilai daya dukung tanah
lebih merepresentasikan kondisi sebenarnya di
lapangan. Estimasi daya dukung tanah
berdasarkan data uji laboratorium dilakukan
dengan menggunakan persamaan dari Panduan
Departemen Pekerjaan Umum Tahun 2005,
yaitu :
Qu = cNc + γDNq + 0,5BNγ
keterangan : Qu = daya dukung tanah (kPa); C
= kohesi (kPa); γ = berat isi tana (kN/m3
); D =
kedalaman tanah yang ditinjau (m); B = lebar
fondasi atau timbunan (m); Nc, Nq, Nγ = faktor
daya dukung.
HASIL
Observasi lapangan menunjukkan bahwa lokasi
penelitian didominasi oleh tanah berwarna
coklat kehitaman, berukuran butir lempung
(<1/256 mm) hingga lanau (1/256 – 1/16 mm).
Tanah memiliki konsistensi lunak – sangat
lunak, persentase butir halus > 70% dan banyak
ditemukan akar tanaman, sehingga dapat
disebut sebagai tanah organik (gambut).
Kelembaban tanah tersebut berkisar antara
lembab hingga basah yang ditandai dengan
adanya tanah yang basah dan air yang bebas
terlihat.
Uji Sondir
Pada titik S-1, S-2, dan S-3, uji dihentikan
ketika mencapai kedalaman 25 m walaupun
nilai qc belum menembus 150 kg/cm2
. Nilai qc
telah mencapai 150 kg/cm2 pada kedalaman 24
m di titik S-4 dan S-5. Hasil uji sondir yang
diplot pada diagram rasio gesekan dan qc
(Gambar 5) sebagian besar berada pada area
lempung berlanau-lanau berlempung dan
lempung. Hanya dua nilai, masing-masing
berasal dari S- 4 dan S-5, yang berada pada
area lanau berpasir dan lanau. Estimasi daya
dukung tanah juga dilakukan dan hasilnya
ditampilkan pada Tabel 2 dan 3).
54
Pengambilan Sampel Bor Tangan
Sampel HB-1 memiliki topsoil dengan
ketebalan 0,2 m, selanjutnya kedalaman 0,2 –
0,8 m merupakan interval lempung berwarna
abu-abu kecoklatan dengan konsistensi lunak,
pada kedalaman 1,0 – 3,4 m teramati lempung
berwarna abu-abu kehitaman konsistensi lunak.
Selanjutnya undisturbed sampel diambil dari
kedalaman 3,5 – 4,0 m (Gambar 4).
Muka airtanah berada pada kedalaman 0,8 m.
Pada titik HB-2 dijumpai topsoil setebal 0,2
cm, selanjutnya di kedalaman 0,2 – 0,6 m
tersusun dari lempung berwarna abu-abu
kecoklatan sangat lunak, dan pada interval 0,8 –
3,4 terdiri dari lempung berwarna abu-abu
kehitaman dan lunak. Undisturbed sample
diambil dari kedalaman 3,5 – 4,0 m. Air mulai
keluar pada kedalaman 0,6 m yang sekaligus
menjadi indikator muka airtanah.
Sifat Fisik Tanah
Sampel HB-1 (Gambar 4) memiliki kadar air
rata-rata sebanyak 76,07 %, sedangkan pada
sampel tanah HB-2 memiliki kadar air rata-rata
sebanyak 91,86 %. Hasil uji atterberg limit dari
sampel tanah HB-1 menunjukkan nilai batas
cair 66,60, batas plastis 33,33, dan nilai indeks
plastisitas 33,27. Sampel tanah HB-2 memiliki
nilai batas cair 69,70, batas plastis 34,64, dan
indeks plastisitas 35,06. Nilai berat isi sampel
tanah memiliki nilai 1,47 – 1,62.
Uji Permeabilitas
Sampel tanah HB-1 memiliki koefisien
permeabilitas 1.077x10-8
m/detik sedangkan
pada sampel HB-2 memiliki koefisien
permeabilitas 1.620x10-8
m/detik.
Gambar 4. Kolom tanah dan deskripsi sumur HB-1.
Gambar 5. Nilai penetrasi konus terhadap rasio gesekan hasil uji sondir di lokasi penelitian.
55
Tabel 1. Hasil Pengujian Berat Jenis Sampel HB-1
Kondisi sampel
Nomor Piknometer
3 5 7
Berat Piknometer kosong (m1) (gr) 27,10 27,23 28,12
Berat Piknometer kosong + sampel tanah (m2) (gr) 36,60 36,73 37,62
Berat Piknometer kosong + sampel tanah + air hingga penuh (m3) (gr) 82,98 83,12 87,62
Berat Piknometer + air (m4) (gr) 7,11 77,23 78,12
Berat jenis 𝐺 2,62 2,63 2,61
Rata-rata berat jenis 2,62
Tabel 2. Hasil estimasi nilai daya dukung tanah
berdasarkan data uji sondir
Kedalaman (m) qult (ton/m2
) qa (ton/m2
)
1 56,80 18,93
3 60,20 20,07
6 66,32 22,11
Tabel 3. Hasil estimasi nilai daya dukung tanah
berdasarkan data uji laboratorium
Kedalaman (m) qult (ton/m2
) qa (ton/m2
)
1 0,65 0,22
3 1,32 0,44
6 2,48 0,83
Uji Unconfined Compression Strength (UCS)
Pada saat uji UCS, sampel undisturbed dari HB-
1 retak pada tegangan 0,257 kg/cm2
atau sama
dengan 25,2 MPa dan memiliki nilai regangan
sebesar 16,7%. Sampel undisturbed HB-2 retak
pada uji UCS dengan tekanan 0,205 kg/cm2
(=20,1 MPa) dan memiliki nilai regangan
sebesar 23,1%. Kedua sampel tersebut memiliki
skala kekuatan lemah (Deere, 1990 dalam
Verhoef, 1994).
Uji Konsolidasi dan Direct Shear
Hasil uji konsolidasi menyebutkan bahwa
sampel HB-2 memiliki nilai koefisien
konsolidasi (Cv) sebesar 0,02 cm2
/detik dengan
indeks kompresi (Cc) sebesar 0,61 – 0,82 dan
dikategorikan sebagai lempung lunak. Uji direct
shear terhadap sampel undisturbed bor tangan
menghasilkan nilai kohesi 0,09 – 0,1 kg/cm2
,
nilai sudut geser dalam sebesar 10,04o
– 11,58o
,
dan nilai kuat geser 12,00 kPa.
Estimasi Daya Dukung Tanah
Estimasi menggunakan data hasil uji sondir
(Tabel 2) dan hasil uji laboratorium (Tabel 3)
membuktikan bahwa tanah di lokasi penelitian
memiliki daya dukung tanah yang sangat
rendah karena memiliki nilai rata-rata qult dan
qa di bawah ambang batas tanah dengan daya
dukung kuat, masing-masing 440 ton/m2
dan
146,67 ton/m2
.
PEMBAHASAN
Kondisi Geoteknik Lokasi Penelitian
Berdasarkan hasil observasi lapangan, tanah di
lokasi penelitian memiliki jenis tanah gambut
berlempung kelanauan dengan konsistensi
lunak – sangat lunak, dan kelembaban lembab –
basah. Nilai kadar air yang diperoleh dari uji
laboratorium menunjukan bahwa tanah di
lokasi penelitian memiliki sifat jenuh air
(Das, 2000). Hal tersebut juga dipengaruhi oleh
adanya pasang surut sungai yang berada pada
lokasi penelitian.
Nilai berat jenis tanah (2,6 – 2,9) dari hasil
uji laboratorium selaras dengan hasil observasi
lapangan yang menentukan bahwa lokasi
penelitian terusun dari tanah berlempung atau
berlanau. Nilai plastisitas pada sampel tanah
yang telah diuji memiliki nilai >17, hal tersebut
menunjukkan bahwa tanah yang terdapat pada
lokasi penelitian merupakan lempung yang
kohesif. Semakin tinggi nilai indeks plastisitas
maka akan semakin bersifat expansive, artinya
sangat mudah terpengaruh kadar air. Dengan
demikian, tanah akan sangat mengembang jika
kadar air tinggi (jenuh air) dan akan sangat
menyusut jika kadar air rendah (kering)
(Wesley, 2010).
Koefisien permeabilitas merepresentasikan
bahwa kondisi air pada daerah penelitian secara
umum tidak dapat mengalir keluar dari rongga
karena gravitasi, sehingga hampir tidak dapat
dirembesi oleh air.
Integrasi dari data lapangan dan hasil analisis
laboratorium menghasilkan peta geoteknik
lokasi penelitian. Peta menunjukkan bahwa
endapan gambut lempung lanauan terdistribusi
di seluruh permukaan lokasi penelitian (Gambar
6). Penampang sayatan geologi yang
direkonstruksi dari data sumur menunjukkan
endapan gambut semakin tebal relatif ke
timurlaut (Gambar 6).
56
Gambar 6. Peta Geoteknik lokasi penelitian dan penampang sayatan A-B.
Rekomendasi Pondasi
Hasil analisis dalam penelitian ini dijadikan
landasan untuk mengeluarkan rekomendasi
pondasi yang dapat dipasang di lokasi
penelitian. Penentuan pondasi sendiri
dilakukan dengan mempertimbangkan lapisan
keras. Pada lokasi penelitian, lapisan keras
ditandai dengan nilai penetrasi konus >150
kg/cm2
hanya dijumpai pada titik S-4 dan S-5 di
kedalaman >5 m.
Berdasarkan kondisi tersebut, maka
disarankan untuk menggunakan pondasi
dangkal, yaitu pondasi yang dasarnya dekat
dengan permukaan tanah. Jenis pondasi dangkal
yang umum digunakan untuk rumah dan
bangunan sederhana adalah pondasi segiempat,
sedangkan untuk bangunan penahan air dapat
menggunakan pondasi lajur biasa. Di antara
kedua pondasi tersebut, pondasi segiempat
memiliki nilai kekuatan lebih besar jika
dibandingkan pondasi lajur.
Asumsi pembebanan (beban mati, hidup,
dan balok) rumah 1 lantai seluas 36 m2
dibuat
sebesar 15.573 kg (15,57 ton) dengan rincian
sebagai berikut:
Dinding ½ batu 250 kg
Beton polos 2.100 kg
Partisi dinding 50 kg
Air 1.000 kg
Baja 7.750 kg
Beton 2.400 kg
Lantai 250 kg
Manusia 200 kg
Air Hujan 20 kg
Toilet 250 kg
Atap 250 kg
Sloof 90 kg
Balok atap 875 kg
Balok dinding 88 kg
57
Tanah seluas 36 m2
pada kedalaman 3 m di
lokasi penelitian dapat memberikan daya
dukung untuk beban sebesar 15,84 ton (qa =
0,44 ton/m2
). Rekayasa teknik yang dapat
dilakukan adalah menambahkan pondasi
segiempat dengan cerucuk sebagai tambahan
(Gambar 7). Cerucuk sendiri sangat disarankan
untuk jenis tanah lunak karena mampu
memperlambat kecepatan penurunan tanah dan
menghemat biaya jika dibandingkan dengan
penambahan tanah urugan (Departemen
Pekerjaan Umum, 2005). Perbaikan kekuatan
tanah sebaiknya didahului dengan pengerukan
hingga 1 m untuk menghilangkan tanah penutup
di permukaan, lalu cerucuk kayu ditusukkan di
bawahnya.
Gambar 7. Contoh instalasi cerucuk pada tanah.
KESIMPULAN
Tanah di lokasi penelitian pada kawasan Handil
Berkat Makmur termasuk jenis gambut
berlempung kelanauan dengan konsistensi
lunak – sangat lunak, dan kelembaban lembab –
basah. Fragmen-fragmen tumbuhan juga
dijumpai pada tanah sehingga juga
dikategorikan sebagai tanah organik.
Nilai daya dukung tanah yang dimiliki oleh
tanah di lokasi penelitian termasuk rendah
karena berada di bawah batas nilai rata-rata qult
= 440 ton/m2
dan qa = 146 ton/m2
yang
ditetapkan dalam Panduan Departemen
Pekerjaan Umum Tahun 2005. Asumsi beban
rumah yang akan dibangun sama dengan beban
yang mampu ditahan oleh daya dukung tanah di
lokasi penelitian, sehingga sangat dibutuhkan
pondasi yang tepat dan rekayasa teknik untuk
menambah daya dukung. Pondasi yang
direkomendasikan adalah pondasi segiempat
dengan cerucuk sebagai tambahan.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis bermaksud menyampaikan terima kasih
kepada PT. Paksigurdha Paramarta, terutama
Bapak Suciarso, Bapak Eko, dan Bapak Fatir,
serta staf atas bantuan yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Informasi Geografis, 1994. Peta
Penggunaan Lahan Kabupaten Kapuas.
Badan Informasi Geografis: Jakarta.
Bappeda Kabupaten Kapuas, 2013. Rencana
Detail Tata Ruang Kawasan Kota
Kualakapuas. Bappeda Kabupaten Kapuas:
Palangkaraya.
Chairullah, B., 2013. Analisa Daya Dukung
Pondasi dengan Metoda SPT, CPT, dan
Meyerhof pada Lokasi Rencana Konstruksi
PLTU Nagan Raya Provinsi Aceh. Teras
Jurnal, Vol. 3 No. 1.
Das, B. M., 1995. Mekanika Tanah Jilid II.
Erlangga: Jakarta.
Departemen Pekerjaan Umum, 2005. Pedoman
Analisis Daya Dukung Pondasi Dangkal.
Bada Litbang PU Departemen Pekerjaan
Umum No: Pd T-02-2005-A.
Fahriani, F. dan Apritanti, Y., 2015. Analisis
Daya Dukung Tanah dan Penurunan Pondasi
pada Daerah Pesisir Pantai Utara Kabupaten
Bangka. Jurnal Fropil, Vol. 3 No. 2.
Heryanto, R. dan Sanyoto, P., 1994. Peta
Geologi Amuntai, Kalimantan. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi:
Bandung.
Roberston, P. K., Campanella, R. G., Gillespie,
D., dan Greig, J., 1986. Use of Piezometer
Cone data. In-situ Testing in Geotechnical
Engineering, ASCE Specialty Conference,
hal 1263-1280.
Sikumbang, N. dan Heryanto, R., 1994. Peta
Geologi Lembar Banjarmasin, Kalimantan.
Pusat Penelitian dan Pengembangan
Geologi: Bandung.
Sugiyanto, 2003. Tinjauan Aspek Geologi
Teknik untuk Menunjang Rencana
Pembangunan Pelabuhan Tanjung Api-Api,
Sumatera Selatan. Buletin Geologi Tata
Lingkungan, Vol. 13 No. 2.
Terzaghi, K. dan Peck, R. B., 1948. Soil
Mechanics in Engineering Practice, 1st
Edition. John Wiley and Sons: New York.
Utami, T. E. dan Hermawan, 2003.
Perbandingan Nilai Daya Dukung Pondasi
Dangkal Berdasarkan Data Sondir dan
Parameter Tanah pada Satuan Lempung
Endapan Rawa (Qs) di daerah Kabupaten
Musi Banyuasin Bagian Timur, Sumatera
Selatan. Jurnal Geologi Tata Lingkungan,
Vol. 13 No.2, hal. 110-116.
Verheof, P. N. W., 1994. Geologi untuk Teknik
Sipil. Erlangga: Jakarta.
58
Virman, 2013. Analisis Data Geolistrik dan
Data Uji Tanah untuk Menentukan Struktur
Bawah Tanah Daerah Skyland Distrik
Abepura Papua. Jurnal Fisika, Vol. 3 No. 1.
Wesley, L. D., 2010. Mekanika Tanah untuk
Tanah Endapan dan Residu. Penerbit Andi :
Yogyakarta.

More Related Content

What's hot

3250 3577-1-pb
3250 3577-1-pb3250 3577-1-pb
3250 3577-1-pbraranteza
 
ADHESI TANAH - METAL PADA BERBAGAI TINGKAT PERUBAHANKEPADATANDANKADARAIRTANM ...
ADHESI TANAH - METAL PADA BERBAGAI TINGKAT PERUBAHANKEPADATANDANKADARAIRTANM ...ADHESI TANAH - METAL PADA BERBAGAI TINGKAT PERUBAHANKEPADATANDANKADARAIRTANM ...
ADHESI TANAH - METAL PADA BERBAGAI TINGKAT PERUBAHANKEPADATANDANKADARAIRTANM ...Repository Ipb
 
ADHESI TANAH - METAL PADA BERBAGAI TINGKAT PERUBAHANKEPADATANDANKADARAIRTANM ...
ADHESI TANAH - METAL PADA BERBAGAI TINGKAT PERUBAHANKEPADATANDANKADARAIRTANM ...ADHESI TANAH - METAL PADA BERBAGAI TINGKAT PERUBAHANKEPADATANDANKADARAIRTANM ...
ADHESI TANAH - METAL PADA BERBAGAI TINGKAT PERUBAHANKEPADATANDANKADARAIRTANM ...Repository Ipb
 
Penelitian tanah di lapangan ppt
Penelitian tanah di lapangan pptPenelitian tanah di lapangan ppt
Penelitian tanah di lapangan pptAyu Fatimah Zahra
 
Laboratorium Uji Tanah - Soil Boring
Laboratorium Uji Tanah - Soil BoringLaboratorium Uji Tanah - Soil Boring
Laboratorium Uji Tanah - Soil BoringReski Aprilia
 
Studi pustaka gerakan tanah
Studi pustaka gerakan tanahStudi pustaka gerakan tanah
Studi pustaka gerakan tanahdiyantiai
 
Menentukan lokasi pemboran dan peledakan
Menentukan lokasi pemboran dan peledakanMenentukan lokasi pemboran dan peledakan
Menentukan lokasi pemboran dan peledakanseed3d
 
PRODUKSI PELEDAKAN MINE'13 UNIPA
PRODUKSI PELEDAKAN MINE'13 UNIPAPRODUKSI PELEDAKAN MINE'13 UNIPA
PRODUKSI PELEDAKAN MINE'13 UNIPAUNIVERSITY OF PAPUA
 
Mekanika batuan 1
Mekanika batuan 1 Mekanika batuan 1
Mekanika batuan 1 Bayu Laoli
 
KAJIAN HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN TANAH DENGAN DENSITAS PADA TANAH LATOSOL DAN ...
KAJIAN HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN TANAH DENGAN DENSITAS PADA TANAH LATOSOL DAN ...KAJIAN HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN TANAH DENGAN DENSITAS PADA TANAH LATOSOL DAN ...
KAJIAN HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN TANAH DENGAN DENSITAS PADA TANAH LATOSOL DAN ...Repository Ipb
 
Perencanaan peledakan
Perencanaan peledakanPerencanaan peledakan
Perencanaan peledakanUDIN MUHRUDIN
 

What's hot (20)

Pondasi cerucuk
Pondasi cerucukPondasi cerucuk
Pondasi cerucuk
 
3250 3577-1-pb
3250 3577-1-pb3250 3577-1-pb
3250 3577-1-pb
 
Cbr dengan sand cone
Cbr dengan sand coneCbr dengan sand cone
Cbr dengan sand cone
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
524 1351-1-pb
524 1351-1-pb524 1351-1-pb
524 1351-1-pb
 
3367 8664-1-sm
3367 8664-1-sm3367 8664-1-sm
3367 8664-1-sm
 
ADHESI TANAH - METAL PADA BERBAGAI TINGKAT PERUBAHANKEPADATANDANKADARAIRTANM ...
ADHESI TANAH - METAL PADA BERBAGAI TINGKAT PERUBAHANKEPADATANDANKADARAIRTANM ...ADHESI TANAH - METAL PADA BERBAGAI TINGKAT PERUBAHANKEPADATANDANKADARAIRTANM ...
ADHESI TANAH - METAL PADA BERBAGAI TINGKAT PERUBAHANKEPADATANDANKADARAIRTANM ...
 
ADHESI TANAH - METAL PADA BERBAGAI TINGKAT PERUBAHANKEPADATANDANKADARAIRTANM ...
ADHESI TANAH - METAL PADA BERBAGAI TINGKAT PERUBAHANKEPADATANDANKADARAIRTANM ...ADHESI TANAH - METAL PADA BERBAGAI TINGKAT PERUBAHANKEPADATANDANKADARAIRTANM ...
ADHESI TANAH - METAL PADA BERBAGAI TINGKAT PERUBAHANKEPADATANDANKADARAIRTANM ...
 
Mekanika tanah
Mekanika tanahMekanika tanah
Mekanika tanah
 
Soil study thesis
Soil study thesisSoil study thesis
Soil study thesis
 
Pemboran tambang
Pemboran tambangPemboran tambang
Pemboran tambang
 
Penelitian tanah di lapangan ppt
Penelitian tanah di lapangan pptPenelitian tanah di lapangan ppt
Penelitian tanah di lapangan ppt
 
Laboratorium Uji Tanah - Soil Boring
Laboratorium Uji Tanah - Soil BoringLaboratorium Uji Tanah - Soil Boring
Laboratorium Uji Tanah - Soil Boring
 
Studi pustaka gerakan tanah
Studi pustaka gerakan tanahStudi pustaka gerakan tanah
Studi pustaka gerakan tanah
 
geotextile
geotextilegeotextile
geotextile
 
Menentukan lokasi pemboran dan peledakan
Menentukan lokasi pemboran dan peledakanMenentukan lokasi pemboran dan peledakan
Menentukan lokasi pemboran dan peledakan
 
PRODUKSI PELEDAKAN MINE'13 UNIPA
PRODUKSI PELEDAKAN MINE'13 UNIPAPRODUKSI PELEDAKAN MINE'13 UNIPA
PRODUKSI PELEDAKAN MINE'13 UNIPA
 
Mekanika batuan 1
Mekanika batuan 1 Mekanika batuan 1
Mekanika batuan 1
 
KAJIAN HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN TANAH DENGAN DENSITAS PADA TANAH LATOSOL DAN ...
KAJIAN HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN TANAH DENGAN DENSITAS PADA TANAH LATOSOL DAN ...KAJIAN HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN TANAH DENGAN DENSITAS PADA TANAH LATOSOL DAN ...
KAJIAN HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN TANAH DENGAN DENSITAS PADA TANAH LATOSOL DAN ...
 
Perencanaan peledakan
Perencanaan peledakanPerencanaan peledakan
Perencanaan peledakan
 

Similar to 2953 9144-4-pb

Laju infiltrasi dan_permeabilitas_tanah-agustus 2012
Laju infiltrasi dan_permeabilitas_tanah-agustus 2012Laju infiltrasi dan_permeabilitas_tanah-agustus 2012
Laju infiltrasi dan_permeabilitas_tanah-agustus 2012NurdinUng
 
Fasies sedimen Kuarter berpotensi likuifaksi Pesisir Kota Padang
Fasies sedimen Kuarter berpotensi likuifaksi Pesisir Kota PadangFasies sedimen Kuarter berpotensi likuifaksi Pesisir Kota Padang
Fasies sedimen Kuarter berpotensi likuifaksi Pesisir Kota PadangPrahara Iqbal
 
Teknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsung
Teknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsungTeknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsung
Teknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsungheny novi
 
Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...
Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...
Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...Sylvester Saragih
 
Model aliran air tanah untuk memprediksi penyebaran
Model aliran air tanah untuk memprediksi penyebaran Model aliran air tanah untuk memprediksi penyebaran
Model aliran air tanah untuk memprediksi penyebaran Azmi Zouma
 
STRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGAT
STRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGATSTRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGAT
STRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGATmahviro vivi
 
SLIDE PRESENTATION MUHD IZZAT ASYRAF.pdf
SLIDE PRESENTATION MUHD IZZAT ASYRAF.pdfSLIDE PRESENTATION MUHD IZZAT ASYRAF.pdf
SLIDE PRESENTATION MUHD IZZAT ASYRAF.pdfAsyrafJagung
 
Hasil Penelitian Evaluasi lahan di Kecamatan Libureng Kab. Bone Prov. Sulawes...
Hasil Penelitian Evaluasi lahan di Kecamatan Libureng Kab. Bone Prov. Sulawes...Hasil Penelitian Evaluasi lahan di Kecamatan Libureng Kab. Bone Prov. Sulawes...
Hasil Penelitian Evaluasi lahan di Kecamatan Libureng Kab. Bone Prov. Sulawes...Muhammad Yusran saputra
 
PengujianSondirRevisi.pdf
PengujianSondirRevisi.pdfPengujianSondirRevisi.pdf
PengujianSondirRevisi.pdfAndrieJamin1
 
Analisis kelas kemampuan lahan sebagai penentu kesesuaian
Analisis kelas kemampuan lahan sebagai penentu kesesuaianAnalisis kelas kemampuan lahan sebagai penentu kesesuaian
Analisis kelas kemampuan lahan sebagai penentu kesesuaianjufrikarim
 
2_MEKANIKA TANAH 13 September 2022.pptx
2_MEKANIKA TANAH 13 September 2022.pptx2_MEKANIKA TANAH 13 September 2022.pptx
2_MEKANIKA TANAH 13 September 2022.pptxpaje1
 
4 slamet-s-kesuburan-tanah
4 slamet-s-kesuburan-tanah4 slamet-s-kesuburan-tanah
4 slamet-s-kesuburan-tanahjufrikarim
 

Similar to 2953 9144-4-pb (20)

Propost Sertik
Propost SertikPropost Sertik
Propost Sertik
 
PrePost Restik
PrePost RestikPrePost Restik
PrePost Restik
 
Laju infiltrasi dan_permeabilitas_tanah-agustus 2012
Laju infiltrasi dan_permeabilitas_tanah-agustus 2012Laju infiltrasi dan_permeabilitas_tanah-agustus 2012
Laju infiltrasi dan_permeabilitas_tanah-agustus 2012
 
Evaluasi sifat dinamis dan potensi likuifaksi pada tanah berpasir
Evaluasi sifat dinamis dan potensi likuifaksi pada tanah berpasirEvaluasi sifat dinamis dan potensi likuifaksi pada tanah berpasir
Evaluasi sifat dinamis dan potensi likuifaksi pada tanah berpasir
 
Fasies sedimen Kuarter berpotensi likuifaksi Pesisir Kota Padang
Fasies sedimen Kuarter berpotensi likuifaksi Pesisir Kota PadangFasies sedimen Kuarter berpotensi likuifaksi Pesisir Kota Padang
Fasies sedimen Kuarter berpotensi likuifaksi Pesisir Kota Padang
 
Yocky syaida adha putra
Yocky syaida adha putraYocky syaida adha putra
Yocky syaida adha putra
 
Teknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsung
Teknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsungTeknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsung
Teknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsung
 
Seminar Nasional - Chindy
Seminar Nasional - ChindySeminar Nasional - Chindy
Seminar Nasional - Chindy
 
Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...
Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...
Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...
 
Model aliran air tanah untuk memprediksi penyebaran
Model aliran air tanah untuk memprediksi penyebaran Model aliran air tanah untuk memprediksi penyebaran
Model aliran air tanah untuk memprediksi penyebaran
 
Sifat fisik tanah1
Sifat fisik tanah1Sifat fisik tanah1
Sifat fisik tanah1
 
STRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGAT
STRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGATSTRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGAT
STRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGAT
 
SLIDE PRESENTATION MUHD IZZAT ASYRAF.pdf
SLIDE PRESENTATION MUHD IZZAT ASYRAF.pdfSLIDE PRESENTATION MUHD IZZAT ASYRAF.pdf
SLIDE PRESENTATION MUHD IZZAT ASYRAF.pdf
 
Translit
TranslitTranslit
Translit
 
Hasil Penelitian Evaluasi lahan di Kecamatan Libureng Kab. Bone Prov. Sulawes...
Hasil Penelitian Evaluasi lahan di Kecamatan Libureng Kab. Bone Prov. Sulawes...Hasil Penelitian Evaluasi lahan di Kecamatan Libureng Kab. Bone Prov. Sulawes...
Hasil Penelitian Evaluasi lahan di Kecamatan Libureng Kab. Bone Prov. Sulawes...
 
PengujianSondirRevisi.pdf
PengujianSondirRevisi.pdfPengujianSondirRevisi.pdf
PengujianSondirRevisi.pdf
 
Analisis kelas kemampuan lahan sebagai penentu kesesuaian
Analisis kelas kemampuan lahan sebagai penentu kesesuaianAnalisis kelas kemampuan lahan sebagai penentu kesesuaian
Analisis kelas kemampuan lahan sebagai penentu kesesuaian
 
2_MEKANIKA TANAH 13 September 2022.pptx
2_MEKANIKA TANAH 13 September 2022.pptx2_MEKANIKA TANAH 13 September 2022.pptx
2_MEKANIKA TANAH 13 September 2022.pptx
 
4 slamet-s-kesuburan-tanah
4 slamet-s-kesuburan-tanah4 slamet-s-kesuburan-tanah
4 slamet-s-kesuburan-tanah
 
Power Point
Power PointPower Point
Power Point
 

Recently uploaded

TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 

Recently uploaded (20)

TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 

2953 9144-4-pb

  • 1. *) Korespondensi: fauziahali20@gmail.com Kajian Geoteknik untuk Perencanaan Pembangunan Pemukiman Baru pada Kawasan Handil Berkat Makmur, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah Fauziah Ali1* , Najib1 , Rinal Khaidar Ali1 1 Departemen Teknik Geologi, Universitas Diponegoro, Semarang Abstrak Pengembangan dan pembangunan di Kawasan Handil Berkat Makmur, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah semakin pesat, terutama seiring dengan pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat. Salah satu langkah yang perlu diambil untuk mengurangi nilai risiko dalam mengembangkan lahan adalah dengan melakukan kajian geoteknik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis, sifat fisik, dan sifat mekanika tanah, menentukan pondasi yang sesuai dengan kondisi tanah, dan memberikan rekomendasi rekayasa teknik untuk menambah daya dukung tanah pada lokasi penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian meliputi pengambilan sampel, disturbed dan undisturbed, menggunakan bor tangan, pemetaan geoteknik, dan uji sondir. Sampel bor disiapkan untuk uji sifat fisik tanah. Jenis tanah pada lokasi penelitian adalah endapan gambut, lempung, dan lanau berlempung, yang bersifat jenuh, ekspansif, konsistensi sangat lunak – keras, dan kondisi air tidak dapat mengalir keluar rongga pori. Nilai qu berdasarkan data sondir pada kedalaman 1 – 6 m, sebesar 56,80 – 66,32 ton/m2 , dan qa sebesar 18,93 – 22,11 ton/m2, sedangkan nilai qu berdasarkan data laboratorium sebesar 0,65 – 2,48 ton/m2 , dan qa sebesar 0,22 – 0,83 ton/m2 . Rekomendasi rekayasa teknik untuk menambah daya dukung tanah, dapat menggunakan pondasi cerucuk untuk pondasi rumah, dan penggunaan geotekstil serta penambahan tanah urugan pada jalan yang berada di lingkungan pemukiman. Kata kunci: geoteknik, daya dukung tanah, Kabupaten Kapuas. Abstract The area development of Handil Berkat Makmur, Kapuas District, Central Kalimantan is increasing rapidly, especially considering the increasing population growth. One of the steps that needs to be taken to reduce the risk in developing the area is to conduct geotechnical studies. This study aims to determine the type, physical properties, and mechanical properties of the soil, determine the appropriate foundation based on the soil conditions, and provide engineering recommendations to increase the soil bearing capacity within the study area. The methods applied in the study are including sampling, disturbed and undisturbed, using hand drill, geotechnical mapping, and sondir test. Bore samples were prepared for soil physical properties test. The soil types at the study sites were peat deposits, clay, and silt clay, which is saturated, expansive, very soft - hard consistency, and no water outflow from the pores. The value of qu based on sondir data at depth of 1 - 6 m, equal to 56,80 - 66,32 ton/ m2 , and qa equal to 18,93 - 22,11 ton/ m2 , while value of qu based on laboratory data equal to 0,65 - 2 , 48 ton/ m2 , and qa equal to 0,22 - 0,83 ton/ m2 . Technical engineering recommended to increase the carrying capacity of the soil, is to use cerucuk foundation for the foundation of the house, and the use of geotextiles and the addition of urugan land on the road residing in the neighborhood. Keyword: geotechnical, soil bearing capacity, Kapuas District. PENDAHULUAN Pengembangan dan pembangunan di Kawasan Handil Berkat Makmur, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah semakin pesat, terutama seiring dengan pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat. Kegagalan dalam suatu pembangunan dapat terjadi akibat eksploitasi tanah yang melebihi daya dukung tanah secara umum (Virman, 2013). Salah satu langkah yang perlu diambil untuk mengurangi nilai risiko kegagalan dalam mengembangkan lahan adalah dengan melakukan kajian geoteknik.
  • 2. 51 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis, sifat fisik, dan sifat mekanika tanah, menentukan pondasi yang sesuai dengan kondisi tanah, dan memberikan rekomendasi rekayasa teknik untuk menambah daya dukung tanah pada lokasi penelitian. Kemiringan lereng di daerah penelitian berkisar antara 1o -2o dengan sebagian besar wilayah masih dipengaruhi pasang surut sungai sehingga sering dijumpai setempat genangan- genangan air, bahkan endapan gambut terdistribusi luas (Bappeda Kabupaten Kapuas, 2013). Berdasarkan Peta Geologi Regional Lembar Banjarmasin (Sikumbang dan Heryanto, 1994) dan Lembar Amuntai (Heryanto dan Sanyoto, 1994), lokasi penelitian tertutup oleh endapan aluvium yang terdiri dari kerikil, pasir, lanau, lempung, lumpur, dan gambut. Endapan gambut terbentuk secara insitu di dalam lensa-lensa tipis yang berundulasi dan di antara tanggul-tanggul sungai membentuk rawa. Lokasi penelitian sendiri sebagian besar digunakan untuk perkebunan (68%), selebihnya pemukiman (10%), ladang (2%), dan kawasan semak belukar (20%) (Gambar 1). Deskripsi Lapangan Tanah Organik Berbutir Halus Jenis tanah dapat disebut sebagai tanah organik berbutir halus jika dijumpai partikel organik dalam properti tanah. Kenampakan yang dipakai untuk mendeskripsi tanah, yaitu: warna (bukan bagian spesifik dari teknik tetapi dapat dijadikan sebagai indikator dari proses yang telah dan sedang berlangsung), konsistensi dan kepadatan relatif (plastis dan nonplastis, sangat lunak hingga keras, sangat lepas hingga sangat padat), ukuran butir (halus, pasir, kerikil), bentuk butir (pada butir kasar dapat berbentuk menyudut, agak menyudut, membundar), kelembaban (kering, lembab, basah), dan reaksi HCL (tidak bereaksi, bereaksi lemah, bereaksi kuat). Daya Dukung Tanah Wesley (2010) menyebutkan bahwa daya dukung tanah adalah istilah yang menyatakan kemampuan tanah menahan beban pada permukaan tanah maupun menahan beban pada kedalaman di bawah permukaan seperti halnya dengan fondasi. Perhitungan daya dukung tanah dapat digunakan untuk menjamin kemantapan fondasi, yang bergantung pada kekuatan geser tanah dan daya duukungnya, serta untuk menjamin bahwa penurunan fondasi tidak melebihi batas yang diperbolehkan. Fahriani dan Apriyanti (2015) menyebutkan bahwa estimasi daya dukung tiang tunggal dengan beban vertikal ditentukan berdasarkan data sondir dan sifat fisik tanah. Tanah lempung memiliki sifat kohesif dan me- Gambar 1. Peta tata guna lahan di daerah penelitian dan sekitarnya.
  • 3. 52 miliki karakteristik sebagai berikut : a) kuat geser rendah, semakin rendah bila kadar air bertambah, b) cenderung kembang susut (ekspansif), c) sangat dipengaruhi oleh kadar air dan plastisitas tinggi, d) fraksi butir halus yang sangat mempengaruhi kualitas, dan e) memerlukan stabilisasi dan pemadatan, tidak baik dijadikan sebagai tanah urugan. METODOLOGI Penelitian ditempuh melalui beberapa tahapan setelah dilakukan studi pustaka terlebih dulu. Tahapan pertama meliputi pengambilan data primer di lapangan menggunakan bor tangan dan sondir pada titik-titik yang dapat merepresentasikan daerah penelitian. Selanjutnya, undisturbed sample yang diperoleh diuji di laboratorium untuk dapat mengetahui sifat-sifat fisik tanah. Hasil pengujian laboratorium tersebut diolah untuk pembuatan peta geoteknik serta menjawab tujuan penelitian. Pengeboran tangan Pengeboran dilakukan pada 2 titik HB-1 dan HB-2 (Gambar 2) hingga kedalaman 4 m. Undisturbed sampel diambil dari interval 3,5 m – 4 m yang selanjutnya diterapkan beberapa pengujian di laboratorium. Sondir Pada 5 titik (S-1, S-2, S-3, S-4, S-5) di lokasi penelitian (Gambar 2) dilakukan uji sondir hingga kedalaman 25 m dengan alat sondir lokal berkapasitas 2,5 ton yang dilengkapi rod berdiameter ¾ inchi. Uji dioperasikan hingga sondir mencapai nilai perlawanan konus qc > 150 kg/cm2 atau kedalaman 25 m. Uji sondir bertujuan untuk mengetahui perlawanan atau penetrasi konus (qc) dan hambatan lekat (LF) (Paulus, 1997 dalam Utami dan Hermawan, 2003). Rasio friksi (FR) tanah ditentukan berdasarkan rentang nilai penetrasi konus yang ditetapkan oleh Terzaghi dan Peck (1948). Selanjutnya klasifikasi tanah dilakukan dengan cara mengeplot nilai qc dan FR pada diagram Robertson dkk. (1986) yang ditunjukkan di Gambar 3. Uji Laboratorium Uji dilakukan terhadap sampel bor tangan dari titik bor HB-1 dan HB-2. Pengujian dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah serta Laboratorium Ekologi dan Produksi Tanaman, Universitas Diponegoro, dan Laboratorium Mekanika Tanah, Universitas Lambung Mangkurat. Gambar 2. Lokasi titik sondir dan sumur bor tangan.
  • 4. 53 Gambar 3. Klasifikasi tanah berdasarkan nilai penetrasi konus dan rasio gesekan (Robertson, 1986). Pengujian yang dilakukan adalah : 1. Uji fisik tanah meliputi pengukuran water content, volumetric weight (berat isi sampel tanah) yang merupakan perbandingan antara berat total dan volume total, dan specific gravity (berat jenis sampel tanah) yang diperoleh dari perbandingan berat isi partikel padat dengan berat isi air. 2. Uji atterberg limit dilakukan untuk mengetahui batas cair, batas plastis, dan indeks plastisitas sampel tanah. 3. Uji hydrometer diperlukan untuk memperoleh nilai persentase tanah berbutir halus pada sampel. 4. Uji permeabilitas merupakan uji untuk mengetahui koefisien permeabilitas sampel tanah. 5. Unconfined Compression Strength Test dilakukan untuk dapat menentukan nilai kuat tekan sampel tanah. 6. Consolidation test dan direct shear test masing-masing dilakukan untuk mengetahui koefisien konsolidasi dan kohesi serta sudut geser tanah. Estimasi Daya Dukung Tanah Nilai qc dari hasil sondir digunakan untuk mengestimasi daya dukung tanah. Penelitian ini mengaplikasikan rumus perhitungan daya dukung tanah (qult) Bowles (Chairullah, 2013) dalam kasus pemakaian pondasi segiempat pada jenis tanah lempung yang bersifat kohesif, yaitu: qult = 5 + 0,34 qc (kg/cm2 ) dan estimasi daya dukung izin tanah (qa) menggunakan persamaan Meryerhoff (Sugiyanto, 2003), yaitu : 𝑞 𝑞 3 Akan tetapi, nilai daya dukung tanah yang diestimasi berdasarkan hasil uji sondir sangat dipengaruhi oleh penetrasi konus. Lain halnya dengan estimasi daya dukung tanah yang diperoleh dari data hasil uji laboratorium mempertimbangkan berbagai parameter, yaitu : nilai kohesi, berat isi tanah, kedalaman tanah yang ditinjau, dan lebar fondasi. Dengan demikian, diharapkan nilai daya dukung tanah lebih merepresentasikan kondisi sebenarnya di lapangan. Estimasi daya dukung tanah berdasarkan data uji laboratorium dilakukan dengan menggunakan persamaan dari Panduan Departemen Pekerjaan Umum Tahun 2005, yaitu : Qu = cNc + γDNq + 0,5BNγ keterangan : Qu = daya dukung tanah (kPa); C = kohesi (kPa); γ = berat isi tana (kN/m3 ); D = kedalaman tanah yang ditinjau (m); B = lebar fondasi atau timbunan (m); Nc, Nq, Nγ = faktor daya dukung. HASIL Observasi lapangan menunjukkan bahwa lokasi penelitian didominasi oleh tanah berwarna coklat kehitaman, berukuran butir lempung (<1/256 mm) hingga lanau (1/256 – 1/16 mm). Tanah memiliki konsistensi lunak – sangat lunak, persentase butir halus > 70% dan banyak ditemukan akar tanaman, sehingga dapat disebut sebagai tanah organik (gambut). Kelembaban tanah tersebut berkisar antara lembab hingga basah yang ditandai dengan adanya tanah yang basah dan air yang bebas terlihat. Uji Sondir Pada titik S-1, S-2, dan S-3, uji dihentikan ketika mencapai kedalaman 25 m walaupun nilai qc belum menembus 150 kg/cm2 . Nilai qc telah mencapai 150 kg/cm2 pada kedalaman 24 m di titik S-4 dan S-5. Hasil uji sondir yang diplot pada diagram rasio gesekan dan qc (Gambar 5) sebagian besar berada pada area lempung berlanau-lanau berlempung dan lempung. Hanya dua nilai, masing-masing berasal dari S- 4 dan S-5, yang berada pada area lanau berpasir dan lanau. Estimasi daya dukung tanah juga dilakukan dan hasilnya ditampilkan pada Tabel 2 dan 3).
  • 5. 54 Pengambilan Sampel Bor Tangan Sampel HB-1 memiliki topsoil dengan ketebalan 0,2 m, selanjutnya kedalaman 0,2 – 0,8 m merupakan interval lempung berwarna abu-abu kecoklatan dengan konsistensi lunak, pada kedalaman 1,0 – 3,4 m teramati lempung berwarna abu-abu kehitaman konsistensi lunak. Selanjutnya undisturbed sampel diambil dari kedalaman 3,5 – 4,0 m (Gambar 4). Muka airtanah berada pada kedalaman 0,8 m. Pada titik HB-2 dijumpai topsoil setebal 0,2 cm, selanjutnya di kedalaman 0,2 – 0,6 m tersusun dari lempung berwarna abu-abu kecoklatan sangat lunak, dan pada interval 0,8 – 3,4 terdiri dari lempung berwarna abu-abu kehitaman dan lunak. Undisturbed sample diambil dari kedalaman 3,5 – 4,0 m. Air mulai keluar pada kedalaman 0,6 m yang sekaligus menjadi indikator muka airtanah. Sifat Fisik Tanah Sampel HB-1 (Gambar 4) memiliki kadar air rata-rata sebanyak 76,07 %, sedangkan pada sampel tanah HB-2 memiliki kadar air rata-rata sebanyak 91,86 %. Hasil uji atterberg limit dari sampel tanah HB-1 menunjukkan nilai batas cair 66,60, batas plastis 33,33, dan nilai indeks plastisitas 33,27. Sampel tanah HB-2 memiliki nilai batas cair 69,70, batas plastis 34,64, dan indeks plastisitas 35,06. Nilai berat isi sampel tanah memiliki nilai 1,47 – 1,62. Uji Permeabilitas Sampel tanah HB-1 memiliki koefisien permeabilitas 1.077x10-8 m/detik sedangkan pada sampel HB-2 memiliki koefisien permeabilitas 1.620x10-8 m/detik. Gambar 4. Kolom tanah dan deskripsi sumur HB-1. Gambar 5. Nilai penetrasi konus terhadap rasio gesekan hasil uji sondir di lokasi penelitian.
  • 6. 55 Tabel 1. Hasil Pengujian Berat Jenis Sampel HB-1 Kondisi sampel Nomor Piknometer 3 5 7 Berat Piknometer kosong (m1) (gr) 27,10 27,23 28,12 Berat Piknometer kosong + sampel tanah (m2) (gr) 36,60 36,73 37,62 Berat Piknometer kosong + sampel tanah + air hingga penuh (m3) (gr) 82,98 83,12 87,62 Berat Piknometer + air (m4) (gr) 7,11 77,23 78,12 Berat jenis 𝐺 2,62 2,63 2,61 Rata-rata berat jenis 2,62 Tabel 2. Hasil estimasi nilai daya dukung tanah berdasarkan data uji sondir Kedalaman (m) qult (ton/m2 ) qa (ton/m2 ) 1 56,80 18,93 3 60,20 20,07 6 66,32 22,11 Tabel 3. Hasil estimasi nilai daya dukung tanah berdasarkan data uji laboratorium Kedalaman (m) qult (ton/m2 ) qa (ton/m2 ) 1 0,65 0,22 3 1,32 0,44 6 2,48 0,83 Uji Unconfined Compression Strength (UCS) Pada saat uji UCS, sampel undisturbed dari HB- 1 retak pada tegangan 0,257 kg/cm2 atau sama dengan 25,2 MPa dan memiliki nilai regangan sebesar 16,7%. Sampel undisturbed HB-2 retak pada uji UCS dengan tekanan 0,205 kg/cm2 (=20,1 MPa) dan memiliki nilai regangan sebesar 23,1%. Kedua sampel tersebut memiliki skala kekuatan lemah (Deere, 1990 dalam Verhoef, 1994). Uji Konsolidasi dan Direct Shear Hasil uji konsolidasi menyebutkan bahwa sampel HB-2 memiliki nilai koefisien konsolidasi (Cv) sebesar 0,02 cm2 /detik dengan indeks kompresi (Cc) sebesar 0,61 – 0,82 dan dikategorikan sebagai lempung lunak. Uji direct shear terhadap sampel undisturbed bor tangan menghasilkan nilai kohesi 0,09 – 0,1 kg/cm2 , nilai sudut geser dalam sebesar 10,04o – 11,58o , dan nilai kuat geser 12,00 kPa. Estimasi Daya Dukung Tanah Estimasi menggunakan data hasil uji sondir (Tabel 2) dan hasil uji laboratorium (Tabel 3) membuktikan bahwa tanah di lokasi penelitian memiliki daya dukung tanah yang sangat rendah karena memiliki nilai rata-rata qult dan qa di bawah ambang batas tanah dengan daya dukung kuat, masing-masing 440 ton/m2 dan 146,67 ton/m2 . PEMBAHASAN Kondisi Geoteknik Lokasi Penelitian Berdasarkan hasil observasi lapangan, tanah di lokasi penelitian memiliki jenis tanah gambut berlempung kelanauan dengan konsistensi lunak – sangat lunak, dan kelembaban lembab – basah. Nilai kadar air yang diperoleh dari uji laboratorium menunjukan bahwa tanah di lokasi penelitian memiliki sifat jenuh air (Das, 2000). Hal tersebut juga dipengaruhi oleh adanya pasang surut sungai yang berada pada lokasi penelitian. Nilai berat jenis tanah (2,6 – 2,9) dari hasil uji laboratorium selaras dengan hasil observasi lapangan yang menentukan bahwa lokasi penelitian terusun dari tanah berlempung atau berlanau. Nilai plastisitas pada sampel tanah yang telah diuji memiliki nilai >17, hal tersebut menunjukkan bahwa tanah yang terdapat pada lokasi penelitian merupakan lempung yang kohesif. Semakin tinggi nilai indeks plastisitas maka akan semakin bersifat expansive, artinya sangat mudah terpengaruh kadar air. Dengan demikian, tanah akan sangat mengembang jika kadar air tinggi (jenuh air) dan akan sangat menyusut jika kadar air rendah (kering) (Wesley, 2010). Koefisien permeabilitas merepresentasikan bahwa kondisi air pada daerah penelitian secara umum tidak dapat mengalir keluar dari rongga karena gravitasi, sehingga hampir tidak dapat dirembesi oleh air. Integrasi dari data lapangan dan hasil analisis laboratorium menghasilkan peta geoteknik lokasi penelitian. Peta menunjukkan bahwa endapan gambut lempung lanauan terdistribusi di seluruh permukaan lokasi penelitian (Gambar 6). Penampang sayatan geologi yang direkonstruksi dari data sumur menunjukkan endapan gambut semakin tebal relatif ke timurlaut (Gambar 6).
  • 7. 56 Gambar 6. Peta Geoteknik lokasi penelitian dan penampang sayatan A-B. Rekomendasi Pondasi Hasil analisis dalam penelitian ini dijadikan landasan untuk mengeluarkan rekomendasi pondasi yang dapat dipasang di lokasi penelitian. Penentuan pondasi sendiri dilakukan dengan mempertimbangkan lapisan keras. Pada lokasi penelitian, lapisan keras ditandai dengan nilai penetrasi konus >150 kg/cm2 hanya dijumpai pada titik S-4 dan S-5 di kedalaman >5 m. Berdasarkan kondisi tersebut, maka disarankan untuk menggunakan pondasi dangkal, yaitu pondasi yang dasarnya dekat dengan permukaan tanah. Jenis pondasi dangkal yang umum digunakan untuk rumah dan bangunan sederhana adalah pondasi segiempat, sedangkan untuk bangunan penahan air dapat menggunakan pondasi lajur biasa. Di antara kedua pondasi tersebut, pondasi segiempat memiliki nilai kekuatan lebih besar jika dibandingkan pondasi lajur. Asumsi pembebanan (beban mati, hidup, dan balok) rumah 1 lantai seluas 36 m2 dibuat sebesar 15.573 kg (15,57 ton) dengan rincian sebagai berikut: Dinding ½ batu 250 kg Beton polos 2.100 kg Partisi dinding 50 kg Air 1.000 kg Baja 7.750 kg Beton 2.400 kg Lantai 250 kg Manusia 200 kg Air Hujan 20 kg Toilet 250 kg Atap 250 kg Sloof 90 kg Balok atap 875 kg Balok dinding 88 kg
  • 8. 57 Tanah seluas 36 m2 pada kedalaman 3 m di lokasi penelitian dapat memberikan daya dukung untuk beban sebesar 15,84 ton (qa = 0,44 ton/m2 ). Rekayasa teknik yang dapat dilakukan adalah menambahkan pondasi segiempat dengan cerucuk sebagai tambahan (Gambar 7). Cerucuk sendiri sangat disarankan untuk jenis tanah lunak karena mampu memperlambat kecepatan penurunan tanah dan menghemat biaya jika dibandingkan dengan penambahan tanah urugan (Departemen Pekerjaan Umum, 2005). Perbaikan kekuatan tanah sebaiknya didahului dengan pengerukan hingga 1 m untuk menghilangkan tanah penutup di permukaan, lalu cerucuk kayu ditusukkan di bawahnya. Gambar 7. Contoh instalasi cerucuk pada tanah. KESIMPULAN Tanah di lokasi penelitian pada kawasan Handil Berkat Makmur termasuk jenis gambut berlempung kelanauan dengan konsistensi lunak – sangat lunak, dan kelembaban lembab – basah. Fragmen-fragmen tumbuhan juga dijumpai pada tanah sehingga juga dikategorikan sebagai tanah organik. Nilai daya dukung tanah yang dimiliki oleh tanah di lokasi penelitian termasuk rendah karena berada di bawah batas nilai rata-rata qult = 440 ton/m2 dan qa = 146 ton/m2 yang ditetapkan dalam Panduan Departemen Pekerjaan Umum Tahun 2005. Asumsi beban rumah yang akan dibangun sama dengan beban yang mampu ditahan oleh daya dukung tanah di lokasi penelitian, sehingga sangat dibutuhkan pondasi yang tepat dan rekayasa teknik untuk menambah daya dukung. Pondasi yang direkomendasikan adalah pondasi segiempat dengan cerucuk sebagai tambahan. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis bermaksud menyampaikan terima kasih kepada PT. Paksigurdha Paramarta, terutama Bapak Suciarso, Bapak Eko, dan Bapak Fatir, serta staf atas bantuan yang diberikan. DAFTAR PUSTAKA Badan Informasi Geografis, 1994. Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Kapuas. Badan Informasi Geografis: Jakarta. Bappeda Kabupaten Kapuas, 2013. Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Kota Kualakapuas. Bappeda Kabupaten Kapuas: Palangkaraya. Chairullah, B., 2013. Analisa Daya Dukung Pondasi dengan Metoda SPT, CPT, dan Meyerhof pada Lokasi Rencana Konstruksi PLTU Nagan Raya Provinsi Aceh. Teras Jurnal, Vol. 3 No. 1. Das, B. M., 1995. Mekanika Tanah Jilid II. Erlangga: Jakarta. Departemen Pekerjaan Umum, 2005. Pedoman Analisis Daya Dukung Pondasi Dangkal. Bada Litbang PU Departemen Pekerjaan Umum No: Pd T-02-2005-A. Fahriani, F. dan Apritanti, Y., 2015. Analisis Daya Dukung Tanah dan Penurunan Pondasi pada Daerah Pesisir Pantai Utara Kabupaten Bangka. Jurnal Fropil, Vol. 3 No. 2. Heryanto, R. dan Sanyoto, P., 1994. Peta Geologi Amuntai, Kalimantan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi: Bandung. Roberston, P. K., Campanella, R. G., Gillespie, D., dan Greig, J., 1986. Use of Piezometer Cone data. In-situ Testing in Geotechnical Engineering, ASCE Specialty Conference, hal 1263-1280. Sikumbang, N. dan Heryanto, R., 1994. Peta Geologi Lembar Banjarmasin, Kalimantan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi: Bandung. Sugiyanto, 2003. Tinjauan Aspek Geologi Teknik untuk Menunjang Rencana Pembangunan Pelabuhan Tanjung Api-Api, Sumatera Selatan. Buletin Geologi Tata Lingkungan, Vol. 13 No. 2. Terzaghi, K. dan Peck, R. B., 1948. Soil Mechanics in Engineering Practice, 1st Edition. John Wiley and Sons: New York. Utami, T. E. dan Hermawan, 2003. Perbandingan Nilai Daya Dukung Pondasi Dangkal Berdasarkan Data Sondir dan Parameter Tanah pada Satuan Lempung Endapan Rawa (Qs) di daerah Kabupaten Musi Banyuasin Bagian Timur, Sumatera Selatan. Jurnal Geologi Tata Lingkungan, Vol. 13 No.2, hal. 110-116. Verheof, P. N. W., 1994. Geologi untuk Teknik Sipil. Erlangga: Jakarta.
  • 9. 58 Virman, 2013. Analisis Data Geolistrik dan Data Uji Tanah untuk Menentukan Struktur Bawah Tanah Daerah Skyland Distrik Abepura Papua. Jurnal Fisika, Vol. 3 No. 1. Wesley, L. D., 2010. Mekanika Tanah untuk Tanah Endapan dan Residu. Penerbit Andi : Yogyakarta.