SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Download to read offline
1 
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang 
Dewasa ini perkembangan dan pertumbuhan penduduk sangat pesat. 
Seiring dengan hal tersebut mengakibatkan peningkatan mobilitas penduduk 
sehingga muncul banyak kendaraan-kendaraan berat yang melintas di jalan raya. 
Salah satu prasarana transportasi adalah jalan yang merupakan kebutuhan pokok 
dalam kegiatan masyarakat. Dengan melihat peningkatan mobilitas penduduk 
yang sangat tinggi dewasa ini maka diperlukan peningkatan baik kuantitas 
maupun kualitas jalan yang memenuhi kebutuhan masyarakat. Transportasi 
merupakan faktor yang sangat menentukan dalam pertumbuhan ekonomi. Salah 
satu jenis transportasi adalah transportasi darat, dimana transportasi darat yang 
paling berperan adalah jalan raya. Jalan raya sebagai sarana transportasi 
memegang peranan yang sangat penting bagi pengembangan suatu daerah. Jalan 
raya juga untuk mendukung keberhasilan pembangunan daerah itu sendiri. 
Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, dalam rangka 
meningkatkan penyediaan transportasi darat, jalan merupakan prasarana Penting 
yang harus diperhatikan dalam pembangunan maupun pemeliharaan. Dalam 
proses pemeliharaan, kerusakan jalan kadang terjadi lebih dini dari masa 
pelayanan yang disebabkan oleh adanya banyak faktor, antara lain faktor manusia 
dan faktor alam. Faktor – faktor alam yang dapat mempengaruhi mutu perkerasan
2 
jalan diantaranya air, perubahan suhu, cuaca dan temperatur udara. Indonesia yang 
mempunyai iklim tropis, banyak sekali masalah baik tidaknya mutu dan keawetan 
jalan yang diakibatkan pengaruh alam terutama air, baik itu air yang berasal dari 
air hujan maupun sistem drainase jalan. Karena dengan terhindarnya konstruksi 
jalan dari pengaruh air diharapkan umur konstruksi jalan akan dapat bertahan 
lebih lama. 
Di Indonesia sendiri campuran beraspal panas untuk perkerasan lentur 
dirancang menggunakan metode Marshall. Perencanaan Marshall tersebut 
menetapkan untuk kondisi lalu lintas berat pemadatan benda uji sebanyak 2x75 
tumbukan dengan batas rongga campuran antara 3,5-5,5 % (Wijoyo, 2006), 
namun metode ini belum cukup untuk menjamin kinerja campuran beraspal yang 
digunakan untuk lalu lintas berat/tinggi dan padat dengan suhu tinggi. Hasil 
pengujian pengendalian mutu menunjukkan bahwa kesesuaian parameter kontrol 
di lapangan seringkali tidak terpenuhi untuk mencapai persyaratan dalam 
spesifikasi, selain itu rongga dalam campuran setelah dilalui lalu lintas dalam 
beberapa tahun mencapai kurang dari 1 % yang memungkinkan terjadinya 
perubahan bentuk plastis. Kondisi ini sulit untuk menjamin campuran yang tahan 
terhadap kerusakan berbentuk alur plastis sehingga kinerja perkerasan jalan tidak 
tercapai. 
Keterbatasan metode Marshall adalah ketergantungannya terhadap 
kepadatan yang baik setelah dilalui kendaraan untuk mencapai rongga udara yang 
disyaratkan, oleh karena itu untuk kondisi seperti di atas maka metode Marshall 
dengan 2x75 tumbukan sudah tidak sesuai lagi.
3 
Pada dasarnya metode Marshall masih dapat digunakan sebagai dasar 
untuk perencanaan secara volumetrik, tetapi untuk menambah kesempurnaan 
dalam prosedur perencanaan campuran maka ditentukan pengujian tambahan, 
yaitu pemadatan ultimit pada benda uji sampai mencapai kepadatan mutlak 
(Refusal Density). Pemadatan contoh uji harus dilakukan dengan jumlah 
tumbukan yang berlebih (2x400 tumbukan) sebagai simulasi adanya pemadatan 
oleh lalu lintas, sampai benda uji tidak bertambah padat lagi. Kepadatan yang 
mutlak ini berguna untuk menjamin bahwa dengan pendekatan adanya pemadatan 
oleh lalu lintas setelah beberapa tahun umur rencana maka diharapkan lapis 
permukaan tidak akan mengalami perubahan bentuk plastis (plastic deformation), 
dan apabila diterapkan pengujian ini akan menghasilkan peningkatan kinerja pada 
perkerasan jalan beraspal. 
Suatu struktural jalan raya terbagi menjadi beberapa lapis konstruksi yaitu 
Sub Grade sebagai lapisan tanah dasar, Sub Base Course sebagai lapis pondasi 
bawah, Base Course sebagai lapis pondasi atas, dan Surface Course sebagai lapis 
permukaan. Lapis permukaan tersebut harus dibuat sedemikian rupa sehingga 
akan menghasilkan lapisan yang kedap air dengan stabilitas tinggi dan tahan lama. 
Konstruksi ini dibuat dari campuran bahan batu pecah, pasir alam dan bahan 
pengikat aspal. 
Salah satu faktor keberhasilan dalam pembangunan jalan adalah 
tersedianya bahan kontruksi jalan yang memenuhi syarat spesifikasi teknis. 
Sumber (quarry) material di sekitar proyek jalan akan sangat membantu 
menurunkan biaya konstruksi, namun demikian kondisi ini tidak selalu ditemui
4 
dalam setiap proyek. Sering ditemui kendala bahwa letak sumber material 
demikian jauhnya atau sering terjadi material yang dibutuhkan tidak sesuai 
sehingga mengakibatkan pembengkakan biaya transportasi akibat mendatangkan 
material dari luar lokasi proyek. Bahan konstruksi jalan untuk campuran jalan 
yang dimaksud adalah agregat. Agregat yang digunakan dapat berupa agregat 
alam dan agregat buatan. Agregat alam bisa didapatkan langsung dari lingkungan 
sekitar misalnya dari sungai, yang terdiri dari pasir dan kerikil alam, sedangkan 
agregat buatan dihasilkan dari olahan manusia. 
Dalam mendapatkan suatu campuran aspal beton yang memenuhi syarat, 
maka harus menurut aturan dan proporsi tertentu sesuai dengan spesifikasi. 
Campuran aspal beton terdiri dari berbagai ukuran agregat, termasuk bahan 
pengisi (filler). Fungsinya filler adalah untuk saling mengikat diantara agregat 
agar membentuk suatu kesatuan yang kokoh dan solid yang kemudian diikat oleh 
aspal sesuai proporsi. 
Bahan filler atau disebut juga bahan sub-standard yang didefinisikan 
sebagai bahan alam, bahan olahan atau bahan-bahan buangan yang umumnya 
jarang dipakai, dapat dimanfaatkan sebagai alternatif untuk digunakan sebagai 
bahan material yang berdaya guna. Bahan sub-standard dengan rekayasa 
teknologi dapat dipertimbangkan sebagai bahan konstruksi perkerasan dalam 
campuran aspal (Kurniadji dan Yamin, 2000). Keuntungan penggunaan bahan 
sub-standard adalah sebagai berikut : 
a) membantu mengatasi problem tentang kebutuhan bahan, 
b) menekan biaya konstruksi pada suatu daerah yang kekurangan bahan standar,
5 
c) mengatasi problem lingkungan khususnya dalam pemanfaatan bahan buangan. 
Salah satu bahan sub-standart adalah pasir besi. Pasir besi sebagai bahan 
tambang memberikan peluang alternatif dalam penggunaannya sebagai material 
penyusun material aspal. Keberadaan pasir besi sebagai bahan tambang yang 
banyak dijumpai di wilayah Indonesia antara lain di pesisir Selatan Pulau Jawa 
serta di beberapa daerah Pulau Kalimantan, Sulawesi dan Papua, yang selama ini 
hanya digunakan sebagai bahan utama industri produksi semen dan sebagian 
untuk industri pengolahan logam. Hal ini disebabkan kebutuhan terbesar akan 
pasir besi adalah dari pabrik semen. Peranan pasir besi dalam proses produksi 
semen adalah sebagai pengatur suhu saat terbentuknya klinker semen 
(Tjokrodimuljo,1996). 
Stabilitas maksimum dalam suatu campuran aspal beton akan didapatkan 
dengan memberikan kadar aspal tertentu (Kadar Aspal Optimum/KAO). Dalam 
pengujian ini, peneliti mencoba mencari alternatif material alam pasir besi (iron 
sand) sebagai bahan campuran aspal beton. Pasir besi merupakan bahan mineral 
yang mengandung unsur besi, titanium dan unsur lainnya. Campuran aspal beton 
yang akan digunakan adalah modifikasi dari metode Superpave (1987), yaitu 
Laston Lapis Aus atau Asphalt Concrete-Wearing Course (AC-WC). Gradasi 
yang dipakai dalam campuran AC-WC ini adalah gradasi menerus dengan ukuran 
maksimum agregat campuran adalah 25,4 mm. 
Dalam penelitian ini juga akan digunakan filler semen sebagai 
pembanding filler pasir besi. Pemilihan semen sebagai pembanding filler pasir 
besi dikarenakan, berat jenis antara pasir besi dan semen yang nilainya mendekati
6 
sama. Dalam penelitian sebelumnya diketahui bahwa, filler semen dalam 
Campuran Laston Lapis Aus AC-WC telah memberikan hasil yang cukup baik 
dilihat dari nilai stabilitas dan durabilitasnya (Wijoyo, 2006). 
1.2 Tujuan Penelitian 
1.2.1 Tujuan Umum 
Untuk mengetahui perbandingan penggunaan filler pasir besi dan semen 
pada campuran Laston Lapis Aus AC-WC terhadap sifat-sifat marshall, sifat 
durabilitas dan permeabilitas. 
1.2.2 Tujuan Khusus 
a) Mengevaluasi penggunaan spesifikasi gradasi agregat gabungan tahun 2010. 
b) Mengetahui nilai Kadar Aspal Optimum (KAO) pada penggunaan filler pasir 
besi untuk Campuran Laston Lapis Aus AC-WC. 
c) Mengetahui sifat-sifat marshall akibat variasi penggunaan filler pasir besi dan 
semen untuk Campuran Laston Lapis Aus AC-WC dengan variasi tumbukan : 
2 x 75 tumbukan dan 2 x 400 tumbukan. 
d) Mengetahui pengaruh variasi lama perendaman air hujan terhadap indeks 
penurunan stabilitas dan durabilitas dari campuran Laston Lapis Aus AC-WC 
dengan filler pasir besi dan semen. 
e) Mengetahui nilai permeabilitas campuran AC-WC, sehingga bisa 
memperkirakan tingkat kekuatan struktural dan nilai keawetannya.
7 
1.3 Manfaat Penelitian 
Penelitian ini dilakukan dengan harapkan dapat memberikan pemahaman 
tentang pengaruh penggunaan pasir besi sebagai bahan pengisi (filler) pada 
campuran Laston Asphalt Concrete-Weearing Course (AC-WC) dalam batas sifat-sifat 
Marshall akibat variasi tumbukan, antara metode Marshall Standart (2x75 
tumbukan) dengan metode Marshall Refusal Density (2x400 tumbukan). Manfaat 
lain dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh perendaman terhadap sifat-sifat 
Marshall dan durabilitas dari campuran Laston Lapis Aus (AC-WC) dengan 
filler pasir besi. Selain itu juga dilakukan pengujian permeabilitas campuran AC-WC 
dengan dua jenis filler. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan 
masukan dan menambah wawasan bahwa penggunaan bahan alternatif filler pasir 
besi dapat dimanfaatkan sebagai bahan campuran aspal panas. 
1.4 Batasan Masalah 
Penelitian ini untuk mengkaji seberapa besar pengaruh pemakaian filler 
pasir besi terhadap campuran aspal, ada pun batasan masalahnya sebagai berikut 
ini : 
1. Nilai karakteristik yang akan diperiksa dari campuran Laston Lapis Aus (AC-WC) 
dengan filler pasir besi adalah terhadap sifat-sifat Marshall, yaitu 
Stabilitas, Density, Flow, VIM (Void In the Mix), VFB (Void Fill with 
Bitumen), VMA (Void Mix Aggregate) dan Marshall Quotient. 
2. Penelitian yang akan dilakukan dibatasi hanya pada pengujian di dalam 
laboratorium saja, yaitu dilakukan di Laboratorium Transportasi Fakultas 
Sains dan Teknik, Program Studi Teknik Sipil Universitas Jenderal
8 
Soedirman, Purbalingga dan Laboratorium Magister Sistem Teknik 
Transportasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. 
3. Pengujian karakteristik campuran aspal hanya terbatas pada pengujian sifat-sifat 
Marshall akibat variasi tumbukan antara metode Marshall Standart 
(2x75 tumbukan) dengan metode Marshall Refusal Density (2x400 
tumbukan). 
4. Peneliti tidak menguji reaksi kimia yang terjadi pada campuran Laston Lapis 
Aus ini. 
5. Dalam pengujian untuk Kadar Aspal Optimum (KAO) dengan variasi 
perkiraan kadar aspal optimum, yaitu : -1,0; -0,5, Pb, +0,5, +1,0. 
6. Tidak juga dibahas aspek-aspek ekonomis yang ada. 
7. Menggunakan filler pasir besi dalam menentukan nilai Kadar Aspal Optimum 
(KAO). 
8. Kombinasi filler yang dipakai dalam penelitian adalah 100 % pasir besi dan 
100 % semen. 
9. Pengujian permeabilitas dengan variasi dua jenis filler, yaitu pasir besi 
(100%) dan semen (100%) dalam kondisi dry dan soaked. 
1.5 Bahan dan Material 
Bahan dan material yang digunakan berasal dari daerah di sekitar 
Banyumas. Dalam penelitian ini bahan dan material yang digunakan adalah : 
1. Aspal, digunakan produk dari PT. SAMBAS WIJAYA Purbalingga, dengan 
penetrasi 60/ 70. 
2. Agregat halus, diambil dari PT. SAMBAS WIJAYA Purbalingga, Banyumas.
9 
3. Agregat kasar, juga diambil dari PT. SAMBAS WIJAYA Purbalingga, 
Banyumas. Agregat kasar dan agregat halus berasal dari sungai Klawing 
Purbalingga. 
4. Bahan filler yang menjadi obyek penelitian adalah pasir besi yang diambil dari 
daerah Adipala, Cilacap (PT. Pasir Besi Indonesia). 
5. Untuk pengujian durabilitas, menggunakan air hujan di sekitar tempat 
pengujian, yaitu Purbalingga dan sekitarnya. 
1.6 Sistematika Penulisan 
Penulisan Tesis harus memenuhi aturan sistematika penulisan dan memenuhi 
kaidah penulisan yang biasa digunakan dalam penulisan Karya Ilmiah agar materi 
yang ingin disampaikan dapat dipahami dengan mudah. Sesuai dengan petunjuk 
mengenai penyusunan Tesis, maka penulisan Tesis yang dilakukan terdiri atas 
enam bab, yang terdiri dari pendahuluan, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, 
hasil pengujian material, analisa data dan pembahasan serta kesimpulan dan saran. 
a. Bab I : Pendahuluan 
Bab ini berisi permasalahan yang hendak dibahas, termasuk latar belakang, 
maksud dan tujuan, manfaat serta batasan masalah.
10 
b. Bab II : Tinjauan Pustaka 
Bab ini berisi mengenai teori-teori yang digunakan sebagai landasan atau acuan 
dari penelitian, serta syarat-syarat untuk melaksanakan penelitian. Dalam bab 
ini hasil tinjauan pustaka dikemukakan secara sistematik dan kronologik. 
c. Bab III : Metode Penelitian 
Bab ini diuraikan mengenai tahapan dan cara penelitian serta bahasan tentang 
pelaksanaan penelitian. Bab ini berisi uraian tentang data dan metode yang 
akan digunakan dalam penelitian maupun penyelidikan serta hipotesa yang 
diajukan dan ingin diuji. 
d. Bab IV : Hasil Pengujian Material 
Bab ini berisi tentang hasil-hasil pengujian terhadap material serta 
pembahasannya. Hasil ditampilkan dalam bentuk tabel, gambar, grafik dengan 
keterangan atau judul yang jelas. Pengujian dapat dilanjutkan apabila 
pengujian material pada bab ini telah memenuhi persyaratan yang dijadikan 
acuan. 
e. Baba V : Analisa Data dan Pembahasan 
Bab ini membahas tentang hasil penelitian dan juga berisi tentang analisa dari 
hasil penelitian dengan disertai pembahasannya. Hasil yang ditampilkan berupa 
gambar, grafik, dan tabel dengan judul serta keterangan yang jelas. Hasil yang 
ditulis dalam kesimpulan harus terlebih dahulu muncul dalam bagian 
pembahasan ini. Bab ini merupakan bagian terpenting dari keseluruhan 
penelitian.
11 
f. Bab VI : Kesimpulan Dan Saran 
Bab ini berisi kesimpulan-kesimpulan terutama setelah dilakukan analisa dan 
pembahasan. Kesimpulan dinyatakan secara khusus dan menjawab semua 
permasalahan yang diteliti atau diamati. Kesimpulan merupakan rangkuman 
hasil-hasil yang berasal dari bab pembahasan secara rinci. Kemudian dalam 
bab ini juga berisi mengenai saran atau rekomendasi yang didasarkan pada 
hasil penelitian dan penilaian menurut pendapat serta pemikiran peneliti.

More Related Content

What's hot

27813 57016-1-sm
27813 57016-1-sm27813 57016-1-sm
27813 57016-1-smAmdMdkr
 
396 763-6-pb
396 763-6-pb396 763-6-pb
396 763-6-pbAmdMdkr
 
Teknologi beton mutu tinggi
Teknologi beton mutu tinggiTeknologi beton mutu tinggi
Teknologi beton mutu tinggiIndah Samad
 
Konstruksi Jalan Komposit
Konstruksi Jalan KompositKonstruksi Jalan Komposit
Konstruksi Jalan KompositBudi Suryanto
 
Konstruksi jalan komposit
Konstruksi jalan kompositKonstruksi jalan komposit
Konstruksi jalan kompositvitalistekege
 
20835 55984-1-pb
20835 55984-1-pb20835 55984-1-pb
20835 55984-1-pbAmdMdkr
 
Stabilitas tanah dengan kapur
Stabilitas tanah dengan kapurStabilitas tanah dengan kapur
Stabilitas tanah dengan kapurherewith sofian
 
konfigurasi pondasi cerucuk
konfigurasi pondasi cerucukkonfigurasi pondasi cerucuk
konfigurasi pondasi cerucukNurhadi Akbar
 
Makalah perkerasan jalan
Makalah perkerasan jalan Makalah perkerasan jalan
Makalah perkerasan jalan efdharey
 
Analisa perilaku tanah ekspansif pada tiang pancang, ditinjau dari variabel k...
Analisa perilaku tanah ekspansif pada tiang pancang, ditinjau dari variabel k...Analisa perilaku tanah ekspansif pada tiang pancang, ditinjau dari variabel k...
Analisa perilaku tanah ekspansif pada tiang pancang, ditinjau dari variabel k...Vera Rohmadoniati
 
RIGIS PAVEMENT Gupita Diah Kusuma
RIGIS PAVEMENT Gupita Diah KusumaRIGIS PAVEMENT Gupita Diah Kusuma
RIGIS PAVEMENT Gupita Diah Kusumaafifsalim12
 
Stabilitas tanah dengan kapur (lime in soil stabilization) stjr 2018 - itb
Stabilitas tanah dengan kapur (lime in soil stabilization)   stjr 2018 - itbStabilitas tanah dengan kapur (lime in soil stabilization)   stjr 2018 - itb
Stabilitas tanah dengan kapur (lime in soil stabilization) stjr 2018 - itbHanifa Indira Ryandhini
 
Perencanaan perkerasan jalamn
Perencanaan perkerasan jalamnPerencanaan perkerasan jalamn
Perencanaan perkerasan jalamnTita Wirya
 
Perbandingan antara perkerasan lentur dan kaku
Perbandingan antara perkerasan lentur dan kakuPerbandingan antara perkerasan lentur dan kaku
Perbandingan antara perkerasan lentur dan kakuFranky Sihombing
 
tahap proses pembuatan beton
tahap proses pembuatan betontahap proses pembuatan beton
tahap proses pembuatan betonRiky Rida
 

What's hot (19)

27813 57016-1-sm
27813 57016-1-sm27813 57016-1-sm
27813 57016-1-sm
 
396 763-6-pb
396 763-6-pb396 763-6-pb
396 763-6-pb
 
Teknologi beton mutu tinggi
Teknologi beton mutu tinggiTeknologi beton mutu tinggi
Teknologi beton mutu tinggi
 
Material jalan 2
Material jalan 2Material jalan 2
Material jalan 2
 
Beton mutu tinggi dg admixture
Beton mutu tinggi dg admixtureBeton mutu tinggi dg admixture
Beton mutu tinggi dg admixture
 
Konstruksi Jalan Komposit
Konstruksi Jalan KompositKonstruksi Jalan Komposit
Konstruksi Jalan Komposit
 
Konstruksi jalan komposit
Konstruksi jalan kompositKonstruksi jalan komposit
Konstruksi jalan komposit
 
20835 55984-1-pb
20835 55984-1-pb20835 55984-1-pb
20835 55984-1-pb
 
Perkerasan kaku
Perkerasan kakuPerkerasan kaku
Perkerasan kaku
 
Stabilitas tanah dengan kapur
Stabilitas tanah dengan kapurStabilitas tanah dengan kapur
Stabilitas tanah dengan kapur
 
konfigurasi pondasi cerucuk
konfigurasi pondasi cerucukkonfigurasi pondasi cerucuk
konfigurasi pondasi cerucuk
 
Makalah perkerasan jalan
Makalah perkerasan jalan Makalah perkerasan jalan
Makalah perkerasan jalan
 
Analisa perilaku tanah ekspansif pada tiang pancang, ditinjau dari variabel k...
Analisa perilaku tanah ekspansif pada tiang pancang, ditinjau dari variabel k...Analisa perilaku tanah ekspansif pada tiang pancang, ditinjau dari variabel k...
Analisa perilaku tanah ekspansif pada tiang pancang, ditinjau dari variabel k...
 
RIGIS PAVEMENT Gupita Diah Kusuma
RIGIS PAVEMENT Gupita Diah KusumaRIGIS PAVEMENT Gupita Diah Kusuma
RIGIS PAVEMENT Gupita Diah Kusuma
 
Stabilitas tanah dengan kapur (lime in soil stabilization) stjr 2018 - itb
Stabilitas tanah dengan kapur (lime in soil stabilization)   stjr 2018 - itbStabilitas tanah dengan kapur (lime in soil stabilization)   stjr 2018 - itb
Stabilitas tanah dengan kapur (lime in soil stabilization) stjr 2018 - itb
 
Perencanaan perkerasan jalamn
Perencanaan perkerasan jalamnPerencanaan perkerasan jalamn
Perencanaan perkerasan jalamn
 
Perbandingan antara perkerasan lentur dan kaku
Perbandingan antara perkerasan lentur dan kakuPerbandingan antara perkerasan lentur dan kaku
Perbandingan antara perkerasan lentur dan kaku
 
Kadar aspal
Kadar aspalKadar aspal
Kadar aspal
 
tahap proses pembuatan beton
tahap proses pembuatan betontahap proses pembuatan beton
tahap proses pembuatan beton
 

Similar to OPTIMIZING TITLES FOR ASPHALT CONCRETE MIXTURES

jteknologi_2015_12_2_7_soumokil.pdf
jteknologi_2015_12_2_7_soumokil.pdfjteknologi_2015_12_2_7_soumokil.pdf
jteknologi_2015_12_2_7_soumokil.pdfNizarTarmidzi
 
SEMPRO_BAYU_PRATAMA__1803010145[1].pptx
SEMPRO_BAYU_PRATAMA__1803010145[1].pptxSEMPRO_BAYU_PRATAMA__1803010145[1].pptx
SEMPRO_BAYU_PRATAMA__1803010145[1].pptxSkuzy1
 
Perkerasan Jalan_Ayu Fatimah Zahra
Perkerasan Jalan_Ayu Fatimah ZahraPerkerasan Jalan_Ayu Fatimah Zahra
Perkerasan Jalan_Ayu Fatimah ZahraAyu Fatimah Zahra
 
109-Article Text-112-1-10-20190409.pdf
109-Article Text-112-1-10-20190409.pdf109-Article Text-112-1-10-20190409.pdf
109-Article Text-112-1-10-20190409.pdfWira2898
 
Presentation BETON - ( silica fume).pptx
Presentation BETON - ( silica fume).pptxPresentation BETON - ( silica fume).pptx
Presentation BETON - ( silica fume).pptxahmedcholid1
 
Kajian Jalan Prategang
Kajian Jalan PrategangKajian Jalan Prategang
Kajian Jalan PrategangBudi Suryanto
 
Pengaruh kadar h2 co3
Pengaruh kadar h2 co3Pengaruh kadar h2 co3
Pengaruh kadar h2 co3prigeo
 
fly ash pada beton mutu tinggi
fly ash pada beton mutu tinggifly ash pada beton mutu tinggi
fly ash pada beton mutu tinggidewi shinta
 
Modul TKP M4KB2 - Perkeras Jalan
Modul TKP M4KB2 - Perkeras JalanModul TKP M4KB2 - Perkeras Jalan
Modul TKP M4KB2 - Perkeras JalanPPGHybrid1
 
140534 id-pemeriksaan-kuat-tekan-dan-modulus-elast 2
140534 id-pemeriksaan-kuat-tekan-dan-modulus-elast 2140534 id-pemeriksaan-kuat-tekan-dan-modulus-elast 2
140534 id-pemeriksaan-kuat-tekan-dan-modulus-elast 2Irfan Ibrahim
 
3250 3577-1-pb
3250 3577-1-pb3250 3577-1-pb
3250 3577-1-pbraranteza
 
Pemilihan teknik perbaikan perkerasan jalan
Pemilihan teknik perbaikan perkerasan jalanPemilihan teknik perbaikan perkerasan jalan
Pemilihan teknik perbaikan perkerasan jalanAdelyaHakim1
 
Pengaruh penambahan fly ash terhadap kuat tekan beton mutu
Pengaruh penambahan fly ash terhadap kuat tekan beton mutuPengaruh penambahan fly ash terhadap kuat tekan beton mutu
Pengaruh penambahan fly ash terhadap kuat tekan beton mutuGenteng Beton Pelita Mas
 

Similar to OPTIMIZING TITLES FOR ASPHALT CONCRETE MIXTURES (20)

Kadar aspal
Kadar aspalKadar aspal
Kadar aspal
 
jteknologi_2015_12_2_7_soumokil.pdf
jteknologi_2015_12_2_7_soumokil.pdfjteknologi_2015_12_2_7_soumokil.pdf
jteknologi_2015_12_2_7_soumokil.pdf
 
SEMPRO_BAYU_PRATAMA__1803010145[1].pptx
SEMPRO_BAYU_PRATAMA__1803010145[1].pptxSEMPRO_BAYU_PRATAMA__1803010145[1].pptx
SEMPRO_BAYU_PRATAMA__1803010145[1].pptx
 
Perkerasan Jalan_Ayu Fatimah Zahra
Perkerasan Jalan_Ayu Fatimah ZahraPerkerasan Jalan_Ayu Fatimah Zahra
Perkerasan Jalan_Ayu Fatimah Zahra
 
205 m
205 m205 m
205 m
 
109-Article Text-112-1-10-20190409.pdf
109-Article Text-112-1-10-20190409.pdf109-Article Text-112-1-10-20190409.pdf
109-Article Text-112-1-10-20190409.pdf
 
Presentation BETON - ( silica fume).pptx
Presentation BETON - ( silica fume).pptxPresentation BETON - ( silica fume).pptx
Presentation BETON - ( silica fume).pptx
 
Kajian Jalan Prategang
Kajian Jalan PrategangKajian Jalan Prategang
Kajian Jalan Prategang
 
Pengaruh kadar h2 co3
Pengaruh kadar h2 co3Pengaruh kadar h2 co3
Pengaruh kadar h2 co3
 
Distorsi aspal
Distorsi aspalDistorsi aspal
Distorsi aspal
 
fly ash pada beton mutu tinggi
fly ash pada beton mutu tinggifly ash pada beton mutu tinggi
fly ash pada beton mutu tinggi
 
Perkerasan kaku
Perkerasan kakuPerkerasan kaku
Perkerasan kaku
 
Modul TKP M4KB2 - Perkeras Jalan
Modul TKP M4KB2 - Perkeras JalanModul TKP M4KB2 - Perkeras Jalan
Modul TKP M4KB2 - Perkeras Jalan
 
Rjr 2 (1)
Rjr 2 (1)Rjr 2 (1)
Rjr 2 (1)
 
Tugas Teknologi Bahan Konstruksi
Tugas Teknologi Bahan KonstruksiTugas Teknologi Bahan Konstruksi
Tugas Teknologi Bahan Konstruksi
 
140534 id-pemeriksaan-kuat-tekan-dan-modulus-elast 2
140534 id-pemeriksaan-kuat-tekan-dan-modulus-elast 2140534 id-pemeriksaan-kuat-tekan-dan-modulus-elast 2
140534 id-pemeriksaan-kuat-tekan-dan-modulus-elast 2
 
Aspal mix
Aspal mixAspal mix
Aspal mix
 
3250 3577-1-pb
3250 3577-1-pb3250 3577-1-pb
3250 3577-1-pb
 
Pemilihan teknik perbaikan perkerasan jalan
Pemilihan teknik perbaikan perkerasan jalanPemilihan teknik perbaikan perkerasan jalan
Pemilihan teknik perbaikan perkerasan jalan
 
Pengaruh penambahan fly ash terhadap kuat tekan beton mutu
Pengaruh penambahan fly ash terhadap kuat tekan beton mutuPengaruh penambahan fly ash terhadap kuat tekan beton mutu
Pengaruh penambahan fly ash terhadap kuat tekan beton mutu
 

OPTIMIZING TITLES FOR ASPHALT CONCRETE MIXTURES

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan dan pertumbuhan penduduk sangat pesat. Seiring dengan hal tersebut mengakibatkan peningkatan mobilitas penduduk sehingga muncul banyak kendaraan-kendaraan berat yang melintas di jalan raya. Salah satu prasarana transportasi adalah jalan yang merupakan kebutuhan pokok dalam kegiatan masyarakat. Dengan melihat peningkatan mobilitas penduduk yang sangat tinggi dewasa ini maka diperlukan peningkatan baik kuantitas maupun kualitas jalan yang memenuhi kebutuhan masyarakat. Transportasi merupakan faktor yang sangat menentukan dalam pertumbuhan ekonomi. Salah satu jenis transportasi adalah transportasi darat, dimana transportasi darat yang paling berperan adalah jalan raya. Jalan raya sebagai sarana transportasi memegang peranan yang sangat penting bagi pengembangan suatu daerah. Jalan raya juga untuk mendukung keberhasilan pembangunan daerah itu sendiri. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, dalam rangka meningkatkan penyediaan transportasi darat, jalan merupakan prasarana Penting yang harus diperhatikan dalam pembangunan maupun pemeliharaan. Dalam proses pemeliharaan, kerusakan jalan kadang terjadi lebih dini dari masa pelayanan yang disebabkan oleh adanya banyak faktor, antara lain faktor manusia dan faktor alam. Faktor – faktor alam yang dapat mempengaruhi mutu perkerasan
  • 2. 2 jalan diantaranya air, perubahan suhu, cuaca dan temperatur udara. Indonesia yang mempunyai iklim tropis, banyak sekali masalah baik tidaknya mutu dan keawetan jalan yang diakibatkan pengaruh alam terutama air, baik itu air yang berasal dari air hujan maupun sistem drainase jalan. Karena dengan terhindarnya konstruksi jalan dari pengaruh air diharapkan umur konstruksi jalan akan dapat bertahan lebih lama. Di Indonesia sendiri campuran beraspal panas untuk perkerasan lentur dirancang menggunakan metode Marshall. Perencanaan Marshall tersebut menetapkan untuk kondisi lalu lintas berat pemadatan benda uji sebanyak 2x75 tumbukan dengan batas rongga campuran antara 3,5-5,5 % (Wijoyo, 2006), namun metode ini belum cukup untuk menjamin kinerja campuran beraspal yang digunakan untuk lalu lintas berat/tinggi dan padat dengan suhu tinggi. Hasil pengujian pengendalian mutu menunjukkan bahwa kesesuaian parameter kontrol di lapangan seringkali tidak terpenuhi untuk mencapai persyaratan dalam spesifikasi, selain itu rongga dalam campuran setelah dilalui lalu lintas dalam beberapa tahun mencapai kurang dari 1 % yang memungkinkan terjadinya perubahan bentuk plastis. Kondisi ini sulit untuk menjamin campuran yang tahan terhadap kerusakan berbentuk alur plastis sehingga kinerja perkerasan jalan tidak tercapai. Keterbatasan metode Marshall adalah ketergantungannya terhadap kepadatan yang baik setelah dilalui kendaraan untuk mencapai rongga udara yang disyaratkan, oleh karena itu untuk kondisi seperti di atas maka metode Marshall dengan 2x75 tumbukan sudah tidak sesuai lagi.
  • 3. 3 Pada dasarnya metode Marshall masih dapat digunakan sebagai dasar untuk perencanaan secara volumetrik, tetapi untuk menambah kesempurnaan dalam prosedur perencanaan campuran maka ditentukan pengujian tambahan, yaitu pemadatan ultimit pada benda uji sampai mencapai kepadatan mutlak (Refusal Density). Pemadatan contoh uji harus dilakukan dengan jumlah tumbukan yang berlebih (2x400 tumbukan) sebagai simulasi adanya pemadatan oleh lalu lintas, sampai benda uji tidak bertambah padat lagi. Kepadatan yang mutlak ini berguna untuk menjamin bahwa dengan pendekatan adanya pemadatan oleh lalu lintas setelah beberapa tahun umur rencana maka diharapkan lapis permukaan tidak akan mengalami perubahan bentuk plastis (plastic deformation), dan apabila diterapkan pengujian ini akan menghasilkan peningkatan kinerja pada perkerasan jalan beraspal. Suatu struktural jalan raya terbagi menjadi beberapa lapis konstruksi yaitu Sub Grade sebagai lapisan tanah dasar, Sub Base Course sebagai lapis pondasi bawah, Base Course sebagai lapis pondasi atas, dan Surface Course sebagai lapis permukaan. Lapis permukaan tersebut harus dibuat sedemikian rupa sehingga akan menghasilkan lapisan yang kedap air dengan stabilitas tinggi dan tahan lama. Konstruksi ini dibuat dari campuran bahan batu pecah, pasir alam dan bahan pengikat aspal. Salah satu faktor keberhasilan dalam pembangunan jalan adalah tersedianya bahan kontruksi jalan yang memenuhi syarat spesifikasi teknis. Sumber (quarry) material di sekitar proyek jalan akan sangat membantu menurunkan biaya konstruksi, namun demikian kondisi ini tidak selalu ditemui
  • 4. 4 dalam setiap proyek. Sering ditemui kendala bahwa letak sumber material demikian jauhnya atau sering terjadi material yang dibutuhkan tidak sesuai sehingga mengakibatkan pembengkakan biaya transportasi akibat mendatangkan material dari luar lokasi proyek. Bahan konstruksi jalan untuk campuran jalan yang dimaksud adalah agregat. Agregat yang digunakan dapat berupa agregat alam dan agregat buatan. Agregat alam bisa didapatkan langsung dari lingkungan sekitar misalnya dari sungai, yang terdiri dari pasir dan kerikil alam, sedangkan agregat buatan dihasilkan dari olahan manusia. Dalam mendapatkan suatu campuran aspal beton yang memenuhi syarat, maka harus menurut aturan dan proporsi tertentu sesuai dengan spesifikasi. Campuran aspal beton terdiri dari berbagai ukuran agregat, termasuk bahan pengisi (filler). Fungsinya filler adalah untuk saling mengikat diantara agregat agar membentuk suatu kesatuan yang kokoh dan solid yang kemudian diikat oleh aspal sesuai proporsi. Bahan filler atau disebut juga bahan sub-standard yang didefinisikan sebagai bahan alam, bahan olahan atau bahan-bahan buangan yang umumnya jarang dipakai, dapat dimanfaatkan sebagai alternatif untuk digunakan sebagai bahan material yang berdaya guna. Bahan sub-standard dengan rekayasa teknologi dapat dipertimbangkan sebagai bahan konstruksi perkerasan dalam campuran aspal (Kurniadji dan Yamin, 2000). Keuntungan penggunaan bahan sub-standard adalah sebagai berikut : a) membantu mengatasi problem tentang kebutuhan bahan, b) menekan biaya konstruksi pada suatu daerah yang kekurangan bahan standar,
  • 5. 5 c) mengatasi problem lingkungan khususnya dalam pemanfaatan bahan buangan. Salah satu bahan sub-standart adalah pasir besi. Pasir besi sebagai bahan tambang memberikan peluang alternatif dalam penggunaannya sebagai material penyusun material aspal. Keberadaan pasir besi sebagai bahan tambang yang banyak dijumpai di wilayah Indonesia antara lain di pesisir Selatan Pulau Jawa serta di beberapa daerah Pulau Kalimantan, Sulawesi dan Papua, yang selama ini hanya digunakan sebagai bahan utama industri produksi semen dan sebagian untuk industri pengolahan logam. Hal ini disebabkan kebutuhan terbesar akan pasir besi adalah dari pabrik semen. Peranan pasir besi dalam proses produksi semen adalah sebagai pengatur suhu saat terbentuknya klinker semen (Tjokrodimuljo,1996). Stabilitas maksimum dalam suatu campuran aspal beton akan didapatkan dengan memberikan kadar aspal tertentu (Kadar Aspal Optimum/KAO). Dalam pengujian ini, peneliti mencoba mencari alternatif material alam pasir besi (iron sand) sebagai bahan campuran aspal beton. Pasir besi merupakan bahan mineral yang mengandung unsur besi, titanium dan unsur lainnya. Campuran aspal beton yang akan digunakan adalah modifikasi dari metode Superpave (1987), yaitu Laston Lapis Aus atau Asphalt Concrete-Wearing Course (AC-WC). Gradasi yang dipakai dalam campuran AC-WC ini adalah gradasi menerus dengan ukuran maksimum agregat campuran adalah 25,4 mm. Dalam penelitian ini juga akan digunakan filler semen sebagai pembanding filler pasir besi. Pemilihan semen sebagai pembanding filler pasir besi dikarenakan, berat jenis antara pasir besi dan semen yang nilainya mendekati
  • 6. 6 sama. Dalam penelitian sebelumnya diketahui bahwa, filler semen dalam Campuran Laston Lapis Aus AC-WC telah memberikan hasil yang cukup baik dilihat dari nilai stabilitas dan durabilitasnya (Wijoyo, 2006). 1.2 Tujuan Penelitian 1.2.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui perbandingan penggunaan filler pasir besi dan semen pada campuran Laston Lapis Aus AC-WC terhadap sifat-sifat marshall, sifat durabilitas dan permeabilitas. 1.2.2 Tujuan Khusus a) Mengevaluasi penggunaan spesifikasi gradasi agregat gabungan tahun 2010. b) Mengetahui nilai Kadar Aspal Optimum (KAO) pada penggunaan filler pasir besi untuk Campuran Laston Lapis Aus AC-WC. c) Mengetahui sifat-sifat marshall akibat variasi penggunaan filler pasir besi dan semen untuk Campuran Laston Lapis Aus AC-WC dengan variasi tumbukan : 2 x 75 tumbukan dan 2 x 400 tumbukan. d) Mengetahui pengaruh variasi lama perendaman air hujan terhadap indeks penurunan stabilitas dan durabilitas dari campuran Laston Lapis Aus AC-WC dengan filler pasir besi dan semen. e) Mengetahui nilai permeabilitas campuran AC-WC, sehingga bisa memperkirakan tingkat kekuatan struktural dan nilai keawetannya.
  • 7. 7 1.3 Manfaat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan harapkan dapat memberikan pemahaman tentang pengaruh penggunaan pasir besi sebagai bahan pengisi (filler) pada campuran Laston Asphalt Concrete-Weearing Course (AC-WC) dalam batas sifat-sifat Marshall akibat variasi tumbukan, antara metode Marshall Standart (2x75 tumbukan) dengan metode Marshall Refusal Density (2x400 tumbukan). Manfaat lain dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh perendaman terhadap sifat-sifat Marshall dan durabilitas dari campuran Laston Lapis Aus (AC-WC) dengan filler pasir besi. Selain itu juga dilakukan pengujian permeabilitas campuran AC-WC dengan dua jenis filler. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan masukan dan menambah wawasan bahwa penggunaan bahan alternatif filler pasir besi dapat dimanfaatkan sebagai bahan campuran aspal panas. 1.4 Batasan Masalah Penelitian ini untuk mengkaji seberapa besar pengaruh pemakaian filler pasir besi terhadap campuran aspal, ada pun batasan masalahnya sebagai berikut ini : 1. Nilai karakteristik yang akan diperiksa dari campuran Laston Lapis Aus (AC-WC) dengan filler pasir besi adalah terhadap sifat-sifat Marshall, yaitu Stabilitas, Density, Flow, VIM (Void In the Mix), VFB (Void Fill with Bitumen), VMA (Void Mix Aggregate) dan Marshall Quotient. 2. Penelitian yang akan dilakukan dibatasi hanya pada pengujian di dalam laboratorium saja, yaitu dilakukan di Laboratorium Transportasi Fakultas Sains dan Teknik, Program Studi Teknik Sipil Universitas Jenderal
  • 8. 8 Soedirman, Purbalingga dan Laboratorium Magister Sistem Teknik Transportasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. 3. Pengujian karakteristik campuran aspal hanya terbatas pada pengujian sifat-sifat Marshall akibat variasi tumbukan antara metode Marshall Standart (2x75 tumbukan) dengan metode Marshall Refusal Density (2x400 tumbukan). 4. Peneliti tidak menguji reaksi kimia yang terjadi pada campuran Laston Lapis Aus ini. 5. Dalam pengujian untuk Kadar Aspal Optimum (KAO) dengan variasi perkiraan kadar aspal optimum, yaitu : -1,0; -0,5, Pb, +0,5, +1,0. 6. Tidak juga dibahas aspek-aspek ekonomis yang ada. 7. Menggunakan filler pasir besi dalam menentukan nilai Kadar Aspal Optimum (KAO). 8. Kombinasi filler yang dipakai dalam penelitian adalah 100 % pasir besi dan 100 % semen. 9. Pengujian permeabilitas dengan variasi dua jenis filler, yaitu pasir besi (100%) dan semen (100%) dalam kondisi dry dan soaked. 1.5 Bahan dan Material Bahan dan material yang digunakan berasal dari daerah di sekitar Banyumas. Dalam penelitian ini bahan dan material yang digunakan adalah : 1. Aspal, digunakan produk dari PT. SAMBAS WIJAYA Purbalingga, dengan penetrasi 60/ 70. 2. Agregat halus, diambil dari PT. SAMBAS WIJAYA Purbalingga, Banyumas.
  • 9. 9 3. Agregat kasar, juga diambil dari PT. SAMBAS WIJAYA Purbalingga, Banyumas. Agregat kasar dan agregat halus berasal dari sungai Klawing Purbalingga. 4. Bahan filler yang menjadi obyek penelitian adalah pasir besi yang diambil dari daerah Adipala, Cilacap (PT. Pasir Besi Indonesia). 5. Untuk pengujian durabilitas, menggunakan air hujan di sekitar tempat pengujian, yaitu Purbalingga dan sekitarnya. 1.6 Sistematika Penulisan Penulisan Tesis harus memenuhi aturan sistematika penulisan dan memenuhi kaidah penulisan yang biasa digunakan dalam penulisan Karya Ilmiah agar materi yang ingin disampaikan dapat dipahami dengan mudah. Sesuai dengan petunjuk mengenai penyusunan Tesis, maka penulisan Tesis yang dilakukan terdiri atas enam bab, yang terdiri dari pendahuluan, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, hasil pengujian material, analisa data dan pembahasan serta kesimpulan dan saran. a. Bab I : Pendahuluan Bab ini berisi permasalahan yang hendak dibahas, termasuk latar belakang, maksud dan tujuan, manfaat serta batasan masalah.
  • 10. 10 b. Bab II : Tinjauan Pustaka Bab ini berisi mengenai teori-teori yang digunakan sebagai landasan atau acuan dari penelitian, serta syarat-syarat untuk melaksanakan penelitian. Dalam bab ini hasil tinjauan pustaka dikemukakan secara sistematik dan kronologik. c. Bab III : Metode Penelitian Bab ini diuraikan mengenai tahapan dan cara penelitian serta bahasan tentang pelaksanaan penelitian. Bab ini berisi uraian tentang data dan metode yang akan digunakan dalam penelitian maupun penyelidikan serta hipotesa yang diajukan dan ingin diuji. d. Bab IV : Hasil Pengujian Material Bab ini berisi tentang hasil-hasil pengujian terhadap material serta pembahasannya. Hasil ditampilkan dalam bentuk tabel, gambar, grafik dengan keterangan atau judul yang jelas. Pengujian dapat dilanjutkan apabila pengujian material pada bab ini telah memenuhi persyaratan yang dijadikan acuan. e. Baba V : Analisa Data dan Pembahasan Bab ini membahas tentang hasil penelitian dan juga berisi tentang analisa dari hasil penelitian dengan disertai pembahasannya. Hasil yang ditampilkan berupa gambar, grafik, dan tabel dengan judul serta keterangan yang jelas. Hasil yang ditulis dalam kesimpulan harus terlebih dahulu muncul dalam bagian pembahasan ini. Bab ini merupakan bagian terpenting dari keseluruhan penelitian.
  • 11. 11 f. Bab VI : Kesimpulan Dan Saran Bab ini berisi kesimpulan-kesimpulan terutama setelah dilakukan analisa dan pembahasan. Kesimpulan dinyatakan secara khusus dan menjawab semua permasalahan yang diteliti atau diamati. Kesimpulan merupakan rangkuman hasil-hasil yang berasal dari bab pembahasan secara rinci. Kemudian dalam bab ini juga berisi mengenai saran atau rekomendasi yang didasarkan pada hasil penelitian dan penilaian menurut pendapat serta pemikiran peneliti.