SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
PERNIKAHAN DALAM AGAMA
ISLAM
B
DEFINISI PERNIKAHAN
Pernikahan atau nikah artinya adalah
terkumpul dan menyatu. Menurut istilah
lain juga dapat berarti Ijab Qobul (akad
nikah) yang mengharuskan perhubungan
antara sepasang manusia yang diucapkan
oleh kata-kata yang ditujukan untuk
melanjutkan ke pernikahan, sesuai
peraturan yang diwajibkan oleh Islam.
Dalil-dalil Perintah Pernikahan Dalam Al Quran dan
Sunnah Nabi
Islam memerintahkan ummatnya untuk menikah. Anjuran ini tercantum dalam Al
Quran dan Sunnah Nabi Sallalahu Alaihi Wasallam sebagai berikut :
 QS. Ar. Ruum (30):21
 QS. Adz Dzariyaat (51):49
 QS. Yaa Siin (36):36
 QS. An Nahl (16):72]
 QS. At Taubah (9):71
 QS. An Nisaa (4):1
 QS. An Nuur (24):26
 QS. Fathir (35):11
 QS. Asy Syuro (42):11
Hukum Pernikahan
Hukum pernikahan bersifat kondisional, artinya
berubah menurut situasi dan kondisi seseorang dan
lingkungannya.
 Jaiz
 Sunat
 Wajib
 Makruh
 Haram
Syarat Sah Pernikahan
 Mempelai laki laki dan perempuan
 Mahar
 Ijab Kabul
 Wali
 Saksi
Pernikahan Yang Diharamkan
Perempuan yang diharamkan
menikah oleh laki-laki :
 Ibu susuan
 Nenek dari saudara ibu
susuan
 Saudara perempuan susuan
 Anak perempuan kepada
saudara susuan laki-laki atau
perempuan
 Sepupu dari ibu susuan atau
bapak susuan
Perempuan muhrim bagi laki-laki
karena persemendaan ialah:
 Ibu mertua
 Ibu tiri
 Nenek tiri
 Menantu perempuan
 Anak tiri perempuan dan
keturunannya
 Adik ipar perempuan dan
keturunannya
 Sepupu dari saudara istri
 Anak saudara perempuan dari istri
dan keturunannya
Talak & Rujuk
 Talak
• Pengertian Talak
Menurut Ulama mazhab Hanafi dan Hanbali
mengatakan bahwa talak adalah pelepasan ikatan
perkawinan secara langsung untuk masa yang akan datang
dengan lafal yang khusus.
Menurut mazhab Syafi'i, talak adalah pelepasan akad
nikah dengan lafal talak atau yang semakna dengan itu.
Menurut ulama Maliki, talak adalah suatu sifat hukum
yang menyebabkan gugurnya kehalalan hubungan suami
istri.
Talak & Rujuk
 Pembagian Talak :
• Dari segi cara suami menjatuhkan
• Dilihat dari segi boleh tidaknya suami rujuk dengan
istrinya, maka talak dibagi menjadi dua, yaitu talak raj'i
dan talak ba'in.
Talak & Rujuk
 Talak Raj'i: Talak yang dijatuhkan suami kepada
istrinya (talak 1 dan 2) yang belum habis masa
iddahnya. Dalam hal ini suami boleh rujuk pada
istrinya kapan saja selama masa iddah istri belum
habis.
 Talak Ba'in: Talak yang dijatuhkan suami pada
istrinya yang telah habis masa iddahnya. Dalam hal
ini, talak ba'in terbagi lagi pada 2 yaitu: talak ba'in
sughra dan talak ba'in kubra.
Li’an
 Pengertial Li’an
Li’an adalah mashdar dari kata kerja la’ana,
yulaa’inu, li’aanan terambil dari kata alla’nu yang
berarti kutukan, jauh atau laknat.
Li’an
Tata cara li’an adalah sebagai berikut:
 Suami bersumpah empat kali dengan kata tuduhan zina dan atau
pengingkaran anak tersebut diikuti sumpah kelima dengan kata-kata
laknat Allah atas dirinya apabila tuduhan dan atau pengingkaran tersebut
dusta.
 Istri menolak tuduhan dan atau pengingkaran tersebut dengan sumpah
empat kali dengan kata tuduhan dan atau pengingkaran tersebut tidak
benar, diikuti dengan sumpah yang kelima dengan kata-kata murka Allah
atas dirinya bila tuduhan dan atau pengingkaran tersebut benar.
Sumpahnya adalah : “Aku bersaksi dengan nama Allah bahwa tuduhanku
terhadap istriku bahwa dia berzina adalah benar dan sesungguhnya anak
ini yang dikandungnya adalah hasil perzinaan, bukan dari saya. ”Sumpah
ini dilakukan empat kali dan sesudah itu hakim memberi nasehat
kepadanya, kalau sekiranya sumpah yang telah diucapkannya itu dusta
hendaklah dicabut kembali. Apabila dia tidak mencabut sumpahnya maka
sumpah yang kelima adalah: “…………..dan saya bersedia menerima laknat
Allah apabila aku
Li’an
 Dasar hukum li’an
Dasar hukum pengaturan li’an bagi suami yang menuduh istrinya
yang berbuat zina adalah firman Allah surat An-Nur : 6 sebagai berikut
:
Artinya : “Dan orang-orang yang menuduh istrinya berzina, padahal
mereka tidak ada mempunyai saksi selain diri mereka sendiri, maka
persaksian orang itu ialah empat kali bersumpah dengan nama Allah,
bahwa sesungguhnya dia adalah termasuk orang-orang yang benar”.
Li’an
 Kafarah Li’an
Sesuai dengan firman Allah SWT:
Artinya : “Dan orang-orang yang menuduh perempuan-perempuan yang baik-
baik (berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi maka
deralah mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali dera dan janganlah
kamu terima kesaksian mereka untuk selama-lamanya. Mereka itulah orang-
orang yang fasik.”(An-Nur : 4).
Li’an
 Dampak-dampak yang ditimbulkan oleh li’an diantaranya :
 Hukuman jatuh pada keduanya (suami dan istri).
 Masing-masing suami dan istri haram untuk bersenang-senang dengan
pasangannya disebabkan karena li’an, bahkan sebelum adanya tafriq
(pemisahan) qadi terhadap keduanya.
 Terjadi firqah (perceraian) antara keduanya sesuai dengan kesepakatan
fuqaha.
 Apabila li’an dikibatkan karena tidak mengakui status anak maka garis
keturunan sang anak tidak dapat dihubungkan dengan sang suami, tapi
dihubungkan dengan ibunya.
Ila’
 Pengertian Ila’
Menurut bahasa, Ila’ adalah sumpah semata-mata
(mutlak). Dikatakan, ala-yuli-ila’ ketika seseorang
bersumpah, baik bersumpah untuk tidak mendekati
istrinya ataupun yang lain. Sedangkan menurut istilah
syariat, ila’ adalah sumpah suami untuk tidak mendekati
istrinya selama empat bulan, baik berupa sumpah kepada
Allah ataupun mengantungkan adanya tindakan
mendekati si istri pada perbuatan yang sulit dilaksanakan
oleh jiwa manusia.
Ila’
 Dasar Hukum Ila’ :
Allah SWT berfirman
‫ق‬ َ
‫َل‬َ‫ط‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫ع‬َ‫ق‬َ‫ي‬ َ
‫َل‬َ‫و‬ َ‫ء‬‫ي‬ِ‫ف‬َ‫ي‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ َ‫ق‬ِ‫ل‬َ‫ط‬ُ‫ي‬ ‫ى‬َّ‫ت‬َ‫ح‬ َ‫ف‬ِ‫ق‬ُ‫و‬
ِ‫ر‬ُ‫ه‬ ْ
‫ش‬َ ْ
‫اْل‬ ُ‫ة‬َ‫ع‬َ‫ب‬ْ‫ر‬َ ْ
‫اْل‬ ْ‫ت‬َ‫ض‬َ‫م‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬
َ‫ف‬َ‫وق‬ُ‫ي‬ ‫ى‬َّ‫ت‬َ‫ح‬
Artinya ; “Kepada orang-orang yang mengila’ istrinya diberi
tangguh bulan (lamanya). Kemudian jika mereka kembali (kepada
istrinya), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. Dan jikalau mereka berazam (bertetap hati untuk) talak,
maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Tahu.” (Q.S.Al-
Baqarah : 226-227).
Ila’
 Ucapan ila’ itu terbagi menjadi dua macam :
1. Ucapan yang sharih adalah ucapan yang menunjukkan kepada tujuan tanpa ada
kemungkinan kepada sesuatu yang lain. Contohnya: “Demi Allah, aku tidak akan
berhubungan badan denganmu”.
2. Ucapan kinayah adalah ucapan yang mengandung makna lain. Seperti : “Aku
tidak akan menyelimutimu”, “Aku tidak akan masuk kepadamu”, dan “Aku tidak
akan menyatukan kepalamu dengan kepalaku”. Contoh-contoh ucapan seperti
ini tidak dapat menjadi ila’, kecuali dengan adanya niat. Seandainya suami
mengaku, bahwa dirinya menghendaki makna selain bersetubuh maka
ucapannya itu dibenarkan dalam pengadilan.
3. Muddah (masa), yaitu masa ila’ adalah 4 bulan atau lebih.
4. Suami.
5. Istri.
Ila’
 Kaffarah yang harus dibayar untuk menebus ila’ adalah:
1. Memberikan makan kepada sepuluh orang miskin, atau
2. Memberikan pakaian kepada sepuluh orang miskin,
atau
3. Memerdekakan seorang budak
4. Apabila tidak mampu melaksanakan salah satu dari
ketiga alternatif di atas, kaffarahnya adalah berpuasa
selama tiga hari.
Khulu’
 Pengertian Khulu’
Menurut bahasa khulu’ yaitu berasal dari khala’ ats-tsauba idzaa
azzalaba ( ‫خلع‬
‫الثوب‬ ) yang artinya melepaskan pakaian; karena isteri
adalah pakaian suami dan suami adalah pakaian isteri.
Menurut istilah yaitu permintaan cerai yang diajukan oleh istri
terhadap suami denan memberikan ganti rugi sebagai tebusan,yakni
istri memisahkan dirinya dari suaminya dangan memberikan ganti
rugi kepadanya.
Khulu di perbolehkan oleh Allah bahkan ada yang
mewajibkannya ketika keduanya (suami-istri) atau salah satu dari
keduanya (suami/istri) khawatir tidak dapat menjalankan hukum-
hukum Allah dengan dalil QS. Al-Baqoroh ayat 229.
Apakah ada yang
mau bertanya????

More Related Content

Similar to Nikah Islam Esensi dan Hukum1. Apakah ada batasan usia minimum untuk menikah dalam Islam? 2. Bagaimana hukum pernikahan antar agama, misalnya antara Muslim dan non-Muslim?3. Apakah poligami diizinkan dalam Islam dan apa syarat-syaratnya?4. Apakah

Similar to Nikah Islam Esensi dan Hukum1. Apakah ada batasan usia minimum untuk menikah dalam Islam? 2. Bagaimana hukum pernikahan antar agama, misalnya antara Muslim dan non-Muslim?3. Apakah poligami diizinkan dalam Islam dan apa syarat-syaratnya?4. Apakah (20)

Munakahat: Pernikahan dalam Islam
Munakahat: Pernikahan dalam IslamMunakahat: Pernikahan dalam Islam
Munakahat: Pernikahan dalam Islam
 
Indahnya membangun mahligai rumah tangga
Indahnya membangun mahligai rumah tanggaIndahnya membangun mahligai rumah tangga
Indahnya membangun mahligai rumah tangga
 
6-munakahat (1).ppt
6-munakahat (1).ppt6-munakahat (1).ppt
6-munakahat (1).ppt
 
Bab 5 Munakahat ( Pernikahan )
Bab 5 Munakahat ( Pernikahan )Bab 5 Munakahat ( Pernikahan )
Bab 5 Munakahat ( Pernikahan )
 
7. fiqh munakahat
7. fiqh munakahat7. fiqh munakahat
7. fiqh munakahat
 
Khuluk dan fasakh
Khuluk dan fasakhKhuluk dan fasakh
Khuluk dan fasakh
 
Fiqih - perceraian
Fiqih - perceraianFiqih - perceraian
Fiqih - perceraian
 
Munahakat 12ipa 2
Munahakat 12ipa 2Munahakat 12ipa 2
Munahakat 12ipa 2
 
Pernikahan
PernikahanPernikahan
Pernikahan
 
Munakahat
MunakahatMunakahat
Munakahat
 
Munakahat
MunakahatMunakahat
Munakahat
 
Makalah fiqih talak
Makalah fiqih talakMakalah fiqih talak
Makalah fiqih talak
 
Andi abdullah pernikahan
Andi abdullah pernikahanAndi abdullah pernikahan
Andi abdullah pernikahan
 
fikih munakahat- hal hal yang berkaitan dengan hukum nikah
fikih munakahat- hal hal yang berkaitan dengan hukum nikahfikih munakahat- hal hal yang berkaitan dengan hukum nikah
fikih munakahat- hal hal yang berkaitan dengan hukum nikah
 
Munakahat - Agama
Munakahat - AgamaMunakahat - Agama
Munakahat - Agama
 
Perkawinan part 1
Perkawinan part 1Perkawinan part 1
Perkawinan part 1
 
Fiqh nikah
Fiqh nikahFiqh nikah
Fiqh nikah
 
9. Putusnya IKATAN perkawinan.pptx
9. Putusnya IKATAN perkawinan.pptx9. Putusnya IKATAN perkawinan.pptx
9. Putusnya IKATAN perkawinan.pptx
 
Perintah untuk menikahkan orang yang belum menikah
Perintah untuk menikahkan orang yang belum menikahPerintah untuk menikahkan orang yang belum menikah
Perintah untuk menikahkan orang yang belum menikah
 
THALAQ.pptx
THALAQ.pptxTHALAQ.pptx
THALAQ.pptx
 

Recently uploaded

file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdfAgungIstri3
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxEkoPriadi3
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxbinsar17
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxFucekBoy5
 
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxMAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxadesofyanelabqory
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxFeniannisa
 
materi penkum kec. mowewe mengenai jaga desa
materi penkum kec. mowewe mengenai jaga desamateri penkum kec. mowewe mengenai jaga desa
materi penkum kec. mowewe mengenai jaga desassuser274be0
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptxYudisHaqqiPrasetya
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptJhonatanMuram
 

Recently uploaded (10)

file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
 
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxMAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
 
materi penkum kec. mowewe mengenai jaga desa
materi penkum kec. mowewe mengenai jaga desamateri penkum kec. mowewe mengenai jaga desa
materi penkum kec. mowewe mengenai jaga desa
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 

Nikah Islam Esensi dan Hukum1. Apakah ada batasan usia minimum untuk menikah dalam Islam? 2. Bagaimana hukum pernikahan antar agama, misalnya antara Muslim dan non-Muslim?3. Apakah poligami diizinkan dalam Islam dan apa syarat-syaratnya?4. Apakah

  • 2. DEFINISI PERNIKAHAN Pernikahan atau nikah artinya adalah terkumpul dan menyatu. Menurut istilah lain juga dapat berarti Ijab Qobul (akad nikah) yang mengharuskan perhubungan antara sepasang manusia yang diucapkan oleh kata-kata yang ditujukan untuk melanjutkan ke pernikahan, sesuai peraturan yang diwajibkan oleh Islam.
  • 3. Dalil-dalil Perintah Pernikahan Dalam Al Quran dan Sunnah Nabi Islam memerintahkan ummatnya untuk menikah. Anjuran ini tercantum dalam Al Quran dan Sunnah Nabi Sallalahu Alaihi Wasallam sebagai berikut :  QS. Ar. Ruum (30):21  QS. Adz Dzariyaat (51):49  QS. Yaa Siin (36):36  QS. An Nahl (16):72]  QS. At Taubah (9):71  QS. An Nisaa (4):1  QS. An Nuur (24):26  QS. Fathir (35):11  QS. Asy Syuro (42):11
  • 4. Hukum Pernikahan Hukum pernikahan bersifat kondisional, artinya berubah menurut situasi dan kondisi seseorang dan lingkungannya.  Jaiz  Sunat  Wajib  Makruh  Haram
  • 5. Syarat Sah Pernikahan  Mempelai laki laki dan perempuan  Mahar  Ijab Kabul  Wali  Saksi
  • 6. Pernikahan Yang Diharamkan Perempuan yang diharamkan menikah oleh laki-laki :  Ibu susuan  Nenek dari saudara ibu susuan  Saudara perempuan susuan  Anak perempuan kepada saudara susuan laki-laki atau perempuan  Sepupu dari ibu susuan atau bapak susuan Perempuan muhrim bagi laki-laki karena persemendaan ialah:  Ibu mertua  Ibu tiri  Nenek tiri  Menantu perempuan  Anak tiri perempuan dan keturunannya  Adik ipar perempuan dan keturunannya  Sepupu dari saudara istri  Anak saudara perempuan dari istri dan keturunannya
  • 7. Talak & Rujuk  Talak • Pengertian Talak Menurut Ulama mazhab Hanafi dan Hanbali mengatakan bahwa talak adalah pelepasan ikatan perkawinan secara langsung untuk masa yang akan datang dengan lafal yang khusus. Menurut mazhab Syafi'i, talak adalah pelepasan akad nikah dengan lafal talak atau yang semakna dengan itu. Menurut ulama Maliki, talak adalah suatu sifat hukum yang menyebabkan gugurnya kehalalan hubungan suami istri.
  • 8. Talak & Rujuk  Pembagian Talak : • Dari segi cara suami menjatuhkan • Dilihat dari segi boleh tidaknya suami rujuk dengan istrinya, maka talak dibagi menjadi dua, yaitu talak raj'i dan talak ba'in.
  • 9. Talak & Rujuk  Talak Raj'i: Talak yang dijatuhkan suami kepada istrinya (talak 1 dan 2) yang belum habis masa iddahnya. Dalam hal ini suami boleh rujuk pada istrinya kapan saja selama masa iddah istri belum habis.  Talak Ba'in: Talak yang dijatuhkan suami pada istrinya yang telah habis masa iddahnya. Dalam hal ini, talak ba'in terbagi lagi pada 2 yaitu: talak ba'in sughra dan talak ba'in kubra.
  • 10. Li’an  Pengertial Li’an Li’an adalah mashdar dari kata kerja la’ana, yulaa’inu, li’aanan terambil dari kata alla’nu yang berarti kutukan, jauh atau laknat.
  • 11. Li’an Tata cara li’an adalah sebagai berikut:  Suami bersumpah empat kali dengan kata tuduhan zina dan atau pengingkaran anak tersebut diikuti sumpah kelima dengan kata-kata laknat Allah atas dirinya apabila tuduhan dan atau pengingkaran tersebut dusta.  Istri menolak tuduhan dan atau pengingkaran tersebut dengan sumpah empat kali dengan kata tuduhan dan atau pengingkaran tersebut tidak benar, diikuti dengan sumpah yang kelima dengan kata-kata murka Allah atas dirinya bila tuduhan dan atau pengingkaran tersebut benar. Sumpahnya adalah : “Aku bersaksi dengan nama Allah bahwa tuduhanku terhadap istriku bahwa dia berzina adalah benar dan sesungguhnya anak ini yang dikandungnya adalah hasil perzinaan, bukan dari saya. ”Sumpah ini dilakukan empat kali dan sesudah itu hakim memberi nasehat kepadanya, kalau sekiranya sumpah yang telah diucapkannya itu dusta hendaklah dicabut kembali. Apabila dia tidak mencabut sumpahnya maka sumpah yang kelima adalah: “…………..dan saya bersedia menerima laknat Allah apabila aku
  • 12. Li’an  Dasar hukum li’an Dasar hukum pengaturan li’an bagi suami yang menuduh istrinya yang berbuat zina adalah firman Allah surat An-Nur : 6 sebagai berikut : Artinya : “Dan orang-orang yang menuduh istrinya berzina, padahal mereka tidak ada mempunyai saksi selain diri mereka sendiri, maka persaksian orang itu ialah empat kali bersumpah dengan nama Allah, bahwa sesungguhnya dia adalah termasuk orang-orang yang benar”.
  • 13. Li’an  Kafarah Li’an Sesuai dengan firman Allah SWT: Artinya : “Dan orang-orang yang menuduh perempuan-perempuan yang baik- baik (berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi maka deralah mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali dera dan janganlah kamu terima kesaksian mereka untuk selama-lamanya. Mereka itulah orang- orang yang fasik.”(An-Nur : 4).
  • 14. Li’an  Dampak-dampak yang ditimbulkan oleh li’an diantaranya :  Hukuman jatuh pada keduanya (suami dan istri).  Masing-masing suami dan istri haram untuk bersenang-senang dengan pasangannya disebabkan karena li’an, bahkan sebelum adanya tafriq (pemisahan) qadi terhadap keduanya.  Terjadi firqah (perceraian) antara keduanya sesuai dengan kesepakatan fuqaha.  Apabila li’an dikibatkan karena tidak mengakui status anak maka garis keturunan sang anak tidak dapat dihubungkan dengan sang suami, tapi dihubungkan dengan ibunya.
  • 15. Ila’  Pengertian Ila’ Menurut bahasa, Ila’ adalah sumpah semata-mata (mutlak). Dikatakan, ala-yuli-ila’ ketika seseorang bersumpah, baik bersumpah untuk tidak mendekati istrinya ataupun yang lain. Sedangkan menurut istilah syariat, ila’ adalah sumpah suami untuk tidak mendekati istrinya selama empat bulan, baik berupa sumpah kepada Allah ataupun mengantungkan adanya tindakan mendekati si istri pada perbuatan yang sulit dilaksanakan oleh jiwa manusia.
  • 16. Ila’  Dasar Hukum Ila’ : Allah SWT berfirman ‫ق‬ َ ‫َل‬َ‫ط‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫ع‬َ‫ق‬َ‫ي‬ َ ‫َل‬َ‫و‬ َ‫ء‬‫ي‬ِ‫ف‬َ‫ي‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ َ‫ق‬ِ‫ل‬َ‫ط‬ُ‫ي‬ ‫ى‬َّ‫ت‬َ‫ح‬ َ‫ف‬ِ‫ق‬ُ‫و‬ ِ‫ر‬ُ‫ه‬ ْ ‫ش‬َ ْ ‫اْل‬ ُ‫ة‬َ‫ع‬َ‫ب‬ْ‫ر‬َ ْ ‫اْل‬ ْ‫ت‬َ‫ض‬َ‫م‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ َ‫ف‬َ‫وق‬ُ‫ي‬ ‫ى‬َّ‫ت‬َ‫ح‬ Artinya ; “Kepada orang-orang yang mengila’ istrinya diberi tangguh bulan (lamanya). Kemudian jika mereka kembali (kepada istrinya), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan jikalau mereka berazam (bertetap hati untuk) talak, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Tahu.” (Q.S.Al- Baqarah : 226-227).
  • 17. Ila’  Ucapan ila’ itu terbagi menjadi dua macam : 1. Ucapan yang sharih adalah ucapan yang menunjukkan kepada tujuan tanpa ada kemungkinan kepada sesuatu yang lain. Contohnya: “Demi Allah, aku tidak akan berhubungan badan denganmu”. 2. Ucapan kinayah adalah ucapan yang mengandung makna lain. Seperti : “Aku tidak akan menyelimutimu”, “Aku tidak akan masuk kepadamu”, dan “Aku tidak akan menyatukan kepalamu dengan kepalaku”. Contoh-contoh ucapan seperti ini tidak dapat menjadi ila’, kecuali dengan adanya niat. Seandainya suami mengaku, bahwa dirinya menghendaki makna selain bersetubuh maka ucapannya itu dibenarkan dalam pengadilan. 3. Muddah (masa), yaitu masa ila’ adalah 4 bulan atau lebih. 4. Suami. 5. Istri.
  • 18. Ila’  Kaffarah yang harus dibayar untuk menebus ila’ adalah: 1. Memberikan makan kepada sepuluh orang miskin, atau 2. Memberikan pakaian kepada sepuluh orang miskin, atau 3. Memerdekakan seorang budak 4. Apabila tidak mampu melaksanakan salah satu dari ketiga alternatif di atas, kaffarahnya adalah berpuasa selama tiga hari.
  • 19. Khulu’  Pengertian Khulu’ Menurut bahasa khulu’ yaitu berasal dari khala’ ats-tsauba idzaa azzalaba ( ‫خلع‬ ‫الثوب‬ ) yang artinya melepaskan pakaian; karena isteri adalah pakaian suami dan suami adalah pakaian isteri. Menurut istilah yaitu permintaan cerai yang diajukan oleh istri terhadap suami denan memberikan ganti rugi sebagai tebusan,yakni istri memisahkan dirinya dari suaminya dangan memberikan ganti rugi kepadanya. Khulu di perbolehkan oleh Allah bahkan ada yang mewajibkannya ketika keduanya (suami-istri) atau salah satu dari keduanya (suami/istri) khawatir tidak dapat menjalankan hukum- hukum Allah dengan dalil QS. Al-Baqoroh ayat 229.
  • 20. Apakah ada yang mau bertanya????