SlideShare a Scribd company logo
1 of 46
Download to read offline
Melakukan Koordinasi Untuk Peningkatan
Partisipasi Produktivitas
M.702090.003.02
DAFTAR ISI
Daftar Isi................................................................................................
Kata Pengantar.......................................................................................
A. Pendahuluan ……………………………………………………………………..
B. Panduan Penggunaan Materi ............................................................
C. Daftar Ikon .......................................................................................
D. Bacaan Referensi ..............................................................................
E. Pengantar Teori ................................................................................
F. Langkah Kerja ..................................................................................
G. Implementasi Unit Kompetensi .........................................................
1. Elemen Kompetensi 1..................................................................
1.1 Referensi……………………………………………………………..
1.2 Aktivitas………………………….…………………………………..
2. Elemen Kompetensi 2..................................................................
2.1 Referensi……………………………………………………………..
2.2 Diskusi……………………………………………………......….....
2.3 Pemeriksaan………………………………………………………..
2.4 Pikirkan………………………………………….…………...……..
3. Elemen Kompetensi 3…………………………………….…….…………..
3.1 Video Youtube………………………………….…….……………..
3.2 Aktivitas………………………………………….…….…………….
3.3 Diskusi……………………………………………….………………
3.4 Pikirkan………………………………………….…………………..
H. Lampiran..........................................................................................
1. Kamus Istilah..............................................................................
2. Referensi .....................................................................................
3. Unit Kompetensi..........................................................................
4. Daftar Nama Penyusun ...............................................................
9
10
KATA PENGANTAR
Materi Pelatihan merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan
sebagai media transformasi pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja kepada peserta
pelatihan untuk mencapai kompetensi tertentu berdasarkan program pelatihan yang
mengacu kepada Standar Kompetensi.
Materi pelatihan ini berorientasi kepada Pelatihan Berbasis Kompetensi (Competence
Based Training) dan dalam bentuk cetak diformulasikan menjadi 2 (dua) buku, yaitu
Panduan Materi dan Panduan Asesmen. Keduanya merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan sebagai referensi dalam media pembelajaran bagi peserta pelatihan dan
instruktur, agar pelaksanaan pelatihan dapat dilakukan secara efektif dan efisien.
Untuk memenuhi kebutuhan pelatihan berbasis kompetensi tersebut, maka disusunlah
materi pelatihan berbasis kompetensi dengan judul “Melakukan Koordinasi Untuk
Peningkatan Partisipasi Produktivitas“. Kami berharap materi pelatihan berbasis
kompetensi ini dapat membantu para instruktur dan peserta pelatihan menjadi media
yang efektif dalam proses pelatihan berbasis kompetensi baik yang diselenggarakan oleh
lembaga pelatihan milik pemerintah maupun milik swasta guna menghasilkan luaran
pelatihan yang kompeten sesuai standar kompetensi kerja.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan tuntunan kepada kita semua dalam
melakukan berbagai upaya untuk menunjang proses pelaksanaan pelatihan berbasis
kompetensi guna menghasilkan tenaga kerja yang kompeten dan berdaya saing tinggi
sesuai kebutuhan pasar kerja baik nasional maupun global.
Jakarta, Maret 2020
A. PENDAHULUAN
11
Tuntutan pembelajaran berbasis kompetensi menjadi sangat penting dalam meningkatkan
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten, sesuai dengan tuntutan kebutuhan
pasar kerja. Selaras dengan tuntutan tersebut, maka dibutuhkan mekanisme pelatihan
yang lebih praktis, aplikatif, serta dapat menarik dilaksanakan sehingga memotivasi para
peserta dalam melaksanakan pelatihan yang diberikan. Seiring dengan mudahnya
teknologi digunakan, maka materi pelatihan dapat disajikan dengan berbagai media
pembelajaran sehingga dapat diakses secara offline dan online.
Materi pelatihan ini terdiri dari buku Panduan Materi Pelatihan dan buku Panduan
Asesmen. Serta dilengkapi dengan materi yang bersifat soft copy seperti materi presentasi
dan video.
B. PENGGUNAAN MATERI
1. Materi ini dapat dijadikan rujukan untuk pelaksanaan PBK dengan penggunaan materi
yang dapat dikembangkan dan disesuaikan dengan kebutuhan pelatihan
 Buku Panduan Materi berisi pengetahuan, teori serta langkah-langkah kerja yang
wajib dibaca peserta pelatihan dengan muatan seperti beikut :
o Bacaan Referensi
o Pengantar Teori
o Langkah Kerja
o Implementasi Unit kompetensi
o Lampiran :
- Kamus istilah
- Daftar referensi
- Unit kompetensi
- Daftar penyusun
 Buku Panduan Asesmen disajikan dalam paket buku secara terpisah. Penilaian
dapat berupa soal tertulis, wawancara, serta demonstrasi yang akan dilaksanakan
12
sesuai dengan proses penilaian yang dilaksanakan.
 Slide presentasi, video, dan bahan cetak lainnya merupakan kelengkapan yang
dapat dijadikan referensi dalam memperkaya materi.
2. Instruktur menyiapkan rencana pembelajaran dengan mengambil referensi dari materi
pelatihan serta memastikan materi tersebut terimplementasi di saat pelatihan
berlangsung.
3. Peserta mempelajari, mengamati dan mempraktikkan materi pelatihan di bawah
bimbingan dan pemantauan instruktur.
13
C. DAFTAR IKON
Daftar ikon yang dapat digunakan dalam buku ini, antara lain:
Pemeriksaan
Ikon ini memiliki arti anda diminta untuk mencari atau
menemui seseorang untuk mendapatkan informasi
Aktivitas
Icon ini memiliki arti anda diminta untuk menuliskan/
mencatat, melengkapi latihan/ aktivitas (bermain peran,
presentasi) dan mencatatkan dalam lembar kerja pada
buku ini sesuai instruksi
Referensi material/manual
Icon ini memiliki arti Anda harus melihat pada aturan atau
kebijakan yang berlaku dan prosedur-prosedur atau materi
pelatihan/ sumber informasi lain untuk dapat melengkapi
latihan/ aktivitas ini.
Berpikir
Ambil waktu untuk Anda dapat berpikir/ menganalisa
informasi dan catat gagasan-gagasan yang Anda miliki.
Komunikasi/ Diskusi
Berbicara/ berdiskusi lah dengan rekan anda untuk
gagasan yang anda miliki.
14
Membaca
Pilihlah bacaan yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan
materi pelatihan.
Video/Youtube
Pilihlah Video/Youtube yang dibutuhkan.
D. BACAAN REFERENSI
Membaca secara Lengkap :
 Direktorat Bina Produktivitas, Melakukan Koordinasi Untuk
Peningkatan Partisipasi Produktivitas, Jakarta,2018
 Dirjen Bina Lattas, Modul Kriteria Kinerja Ekselen Organisasi
Pemerintah Untuk Meningkatkan Produktivitas, Jakarta 2009
 Dijen Bina Lattas, Modul Manajemen Partisipatif, Jakarta 2009
 Dirjen Bina Lattas, Petunjuk Pelaksanaan (Juklak)
Pengembangan Desa Produktif Melalui Partisipasi
Masyarakat, Jakarta 2009
 Ismail Solihin, Pengantar manajemen, Penerbit Erlangga,
Jakarta 2009
 Lembaga Adminstrasi Negara, Koordinasi Penyelenggaraan
Diklat, Jakarta, 2003
15
E. PENGANTAR TEORI
1. Penyiapan Bahan dan Informasi Kebutuhan Koordinasi Sesuai Target
a. Definisi Bahan dan Informasi Kebutuhan Koordinasi
Definisi bahan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah segala sesuatu yang
dapat dipakai atau diperlukan untuk tujuan tertentu seperti untuk pedoman atau
pegangan untuk mengajar atau memberi ceramah. Bahan dapat dibuat dengan
menggunakan berbagai bentuk dan media.
Abdul Kadir (2002;31); McFadden dkk (1999) mendefinisikan informasi sebagai data
yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang
yang menggunakan data tersebut. Sedangkan menurut Raymond Mc Leod, informasi
adalah data yang diolah menjadi bentuk yang memiliki arti bagi si penerima dan
bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini atau mendatang. Sumber informasi
adalah data, data itu berupa kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-
kejadian atau kesatuan nyata yang kemudian diolah menjadi suatu metode untuk
menghasilkan informasi.
b. Menyiapkan Bahan dan Informasi Kebutuhan Koordinasi Sesuai Target Sebelum
melakukan koordinasi maka perlu untuk menyiapkan bahan dan informasi yang
dibutuhkan sesuai target. Bahan yang disiapkan harus disesuaikan dengan
kebutuhan, mampu menjawab permasalahan yang dihadapi dan
bermanfaat untuk pelaksanaan koordinasi. Informasi yang kita siapkan bisa
dikatakan sebagai pengetahuan apabila didapat dari belajar, pengalaman atau
instruksi.
Bentuk bahan kebutuhan koordinasi yang disiapkan, adalah:
a. Bahan cetak (printed), yaitu sejumlah bahan yang disiapkan dalam kertas, yang
dapat berfungsi untuk penyampaian informasi. Contoh: buku, modul, lembar
kerja, brosur, foto/gambar.
b.Bahan dengar (audio), yaitu semua yang dapat dimainkan atau didengarkan
16
sejumlah orang. Contoh: kaset, radio.
c. Bahan pandang dengar (audio visual), yaitu segala sesuatu yang memungkinkan
sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar bergerak secara sekuensial.
Contoh: video, film.
Menurut sifatnya bahan dapat dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu:
1) Bahan berbasiskan cetak, yang termasuk dalam kategori ini adalah buku,
pamflet, buku kerja, foto, dll.
2) Bahan berbasiskan teknologi, yang termasuk dalam kategori ini adalah film,
video, slide, video interaktif ,dll.
3) Bahan yang digunakan untuk praktik atau proyek, contoh
lembar observasi, lembar wawancara, dll.
4) Bahan yang dibutuhkan untuk keperluan interaksi, contoh telepon, video
conference, dll.
Jenis-jenis informasi yang kita siapkan, yaitu:
1) Informasi berdasarkan fungsi dan kegunaan informasi. Informasi jenis ini
antara lain;
a) Informasi yang menambah pengetahuan, misalnya: peristiwa- peristiwa,
pendidikan.
b) Informasi yang mengajari pembaca (informasi edukatif), misalnya makalah
tentang cara berternak.
c) Informasi berdasar format penyajian, yaitu informasi yang dibedakan
berdasarkan bentuk penyajian informasinya, misalnya informasi dalam bentuk
tulisan (berita, esai, artikel, resensi).
2) Informasi berdasarkan format penyajian, adalah informasi yang berdasarkan
bentuk penyajian, informasi ini antara lain berupa tulisan teks, gambar/foto.
17
Informasi yang kita siapkan harus berkualitas, yaitu memiliki kriteria:
1) Relevan,yang artinya informasi tersebut mempunyai manfaat
oleh pemakainya.
2) Akurat, yang artinya informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan
harus jelas mencerminkan maksudnya.
3) Tepat pada waktunya, yang artinya informasi yang diterima tidak boleh
terlambat.
4) Konsisten, yang artinya informasi yang diterima sesuai dengan datanya tidak
mengalami perubahan yang tidak benar.
(www.definisi-pengertian.com)
2. Penetapan Tujuan dan Sasaran Koordinasi Sesuai Target
Pengertian koordinasi menurut G.R. Terry adalah suatu usaha yang sikron dan
teratur untuk menyediakan jumlah dan waktu yang tepat dan mengarahkan
pelaksanaan untuk menghasilkan suatu tindakan yang seragam dan harmonis
pada sasaran yang telah ditentukan. Sedangkan menurut Dr. Awaluddin M.P.A,
koordinasi adalah suatu usaha kerja sama antara badan, instansi, unit dalam
pelaksanaan tugas-tugas tertentu sehingga terdapat saling mengisi, membantu dan
melengkapi. Kesuksesan koordinasi akan menciptakan keharmonisan dan
keselarasan seluruh kegiatan untuk mencapai tujuan yang diharapkan, sehingga
beban tiap bagian menjadi serasi, selaras dan seimbang. Terciptanya koordinasi
yang baik antar unit atau departemen dapat meminimalisir terjadinya keesalahan
dan konflik sehingga proses kegiatan dapat berjalan dengan efektif.
a. Definisi Tujuan dan Sasaran Koordinasi
Tujuan mengacu pada kondisi yang akan datang atau tingkat kinerja yang akan
dicapai. Istilah tujuan mengacu pada alasan yang mendasar mengenai keberadaan
organisasi. Peran utama dari tujuan adalah memberi inspirasi pada organisasi dan
18
membimbing dalam penetapan nilainya. Tujuan umum disebarluaskan secara
terus menerus yang mengacu pada cita-cita organisasi atau respon untuk
menjawab perubahan atau perbaikan penting, isu persaingan dan atau
keunggulan tugas utama. Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau
dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun. Tujuan
ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan
pada isu-isu dan analitis strategis. Tujuan harus dapat menunjukkan suatu
kondisi yang ingin dicapai di masa mendatang. Tujuan akan mengarahkan
perumusan sasaran, kebijakan program dan kegiatan dalam rangka
merealisasikan misi.
b. Menetapkan tujuan dan sasaran koordinasi sesuai target
Tujuan dan sasaran merupakan apa dan kapan sesuatu yang akan dicapai. Cara
mencapai tujuan dan sasaran merupakan faktor terpenting dalam proses
perencanaan strategis, meliputi penetapan kebijakan dan program. Tujuan adalah
penting dalam mencapai target yang diinginkan. Dengan tujuan yang jelas dan
operasional akan memiliki kejelasan apa yang harus dicapai dan apa yang harus
dilakukan untuk mencapainya. Tujuan menuntun kepada apa yang hendak
dicapai atau sebagai gambaran tentang hasil akhir dari suatu kegiatan. Dengan
mempunyai gambaran jelas tentang hasil yang hendak dicapai itu dapatlah
diupayakan berbagai kegiatan ataupun perangkat untuk mencapainya. Formula
penetapan tujuan yang baik adalah mengandung unsur:
1) Audience artinya sasaran sebagai peserta/pembelajar yang perlu dijelaskan
secara spesifik agar jelas untuk siapa tujuan tersebut diberikan.
2) Behavior adalah perilaku yang spesifik yang diharapkan dilakukan atau
dimunculkan peserta setelah mengikuti pembelajaran.
3) Conditioning yaitu keadaan yang harus dipenuhi atau dikerjakan peserta
pada saat dilakukan pembelajaran.
4) Degree adalah batas minimal tingkat keberhasilan terendah yang harus
19
dipenuhi dalam mencapai perilaku yang diharapkan.
Dalam menetapkan tujuan, kriteria yang harus dipenuhi adalah:
1) Sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, sejalan dengan kebijakan
pemerintah dan menjelaskan visi dan misi organisasi.
2) Merupakan pelaksanaan misi organisasi/lembaga.
3) Menggambarkan hasil-hasil yang akan dicapai.
4) Harus menantang tetapi realistic dan dapat dicapai.
5) Menunjukkan secara jelas arah organisasi/lembaga dan program-
programnya.
6) Umumnya mencakup jangka waktu yang relative.
7) Tidak akan mengalami perubahan yang bermakna.
Agar sasaran dapat efektif, maka dalam menetapkan sasaran harus memiliki
kriteria sebagai berikut :
1) Spesific, adalah sasaran harus menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan,
bukan cara pencapaiannya. Sasaran harus memberikan arah dan tolok ukur
yang jelas sehingga dapat dijadikan landasan untuk penyusunan strategis dan
kegiatan yang spesifik juga.
2) Measurable, adalah sasaran harus terukur dan dapat dipergunakan untuk
memastikan apa dan kapan pencapaiannya.
3) Achievable, yaitu sasaran yang dijadikan standar keberhasilan, maka sasaran
harus menantang dan target yang ditentukan haruslah yang masuk akal bisa
dicapai.
4) Relevant, sasaran yang ditetapkan harus memspesifikasikan hasil yang ingin
dicapai dan sesuai dengan proses atau fungsi terkait.
20
5) Time Bound, adalah sasaran harus didasarkan dalam jangka waktu atau harus
mempunyai batas waktu yang jelas.
Dalam menetapkan sasaran, harus dapat memenuhi beberapa tujuan, termasuk
yaitu:
1) Klarifikasi sasaran strategis dan rencana tindakan untuk menunjukkan
bagaimana organisasi akan mengukur kesuksesan.
2) Mendorong kerjasama tim melaui pemusatan pada tujuan akhir.
3) Dorongan untuk berpikir inovatif guna mencapai keinginan utama atau
perbaikan-perbaikan.
4) Memberikan dasar bagi proses pengukuran dan kemajuan
akselerasi/percepatan.
3. Penetapan Tim Koordinasi Dalam Bentuk Surat Keputusan
Guna mendukung keberhasilan pelaksanaan kegiatan maka diperlukan koordinasi
dan kerjasama yang terpadu, untuk itu perlu dibentuk suatu tim. Tim adalah
perpaduan atau lebih orang yang memiliki tujuan bersama dan memiliki saling
ketergantungan. Tim efektif akan melalui pengembangan secara berjenjang yaitu:
1) Forming (pembentukan), adalah pada tahapan ini masing-masing individu
masih bertanya pada diri sendiri tentang keterlibatannya sebagai anggota tim.
Tim masing-masing anggota bersikap sopan, hati-hati dan berusaha
teroganisir.
2) Storming (menyerbu), adalah masalah dan intrik mulai bermunculan ke
permukaan, bahkan dapat terjadi konflik jarak dekat. Terjadi perdebatan
walau sudah saling setuju, sehingga juga muncul isu siapakah yang pegang
kendali dan bagaimana kontrol dapat terlaksana.
3) Norming (norma/etika), artnya berbicara terbuka tentang masalah dan isu
yang ada. Tim membuat aturan dasar baru, proses baru dan prosedur baru
21
untuk penyelesaian masalah.
4) Perfoming (pencapaian/kinerja), adalah aturan dasar dan proses telah tercipta
baik dan bekerja sesuai harapan. Masing-masing bekerja bersama,
bekerjasama dan saling dukung satu sama lain.
Sebuah tim dapat terus memperbaiki efektivitasnya dengan fokus 5 kunci utama
yaitugoals (tujuan), roles (peran), procedures (prosedur), relationship
(hubungan) dan leadership (kepemimpinan).
Lima tahap atau langkah yang umumnya dilakukan untuk membangun sebuah
tim, adalah :
1) Membentuk struktur tim.
2) Mengumpulkan informasi.
3) Membicarakan kebutuhan.
4) Merencanakan sasaran dan menetapkan pencapaiannya
5) Mengembangkan keterampilan.
Di dalam sebuah organisasi atau lembaga, pembuatan surat keputusan (SK)
menjadi bagian yang sangat penting untuk melegalkan setiap keputusan yang
diambil oleh pimpinan organisasi atau lembaga tersebut. Pengertian surat
keputusan adalah surat yang berisi suatu keputusan yang dibuat oleh pimpinan
suatu organisasi atau lembaga pemerintahan berkaitan dengan kebijakan
organisasi atau lembaga tersebut. Hal-hal yang perlu diatur dengan surat
keputusan biasanya sangat penting dan sangat menentukan kebijakan atau
kegiatan organisasi/lembaga. Surat keputusan hanya boleh dikeluarkan dan
dibuat oleh pejabat yang berhak membuat dan mengeluarkannya dan juga harus
ditandatangani oleh pejabat tertentu atau pimpinan tertinggi organisasi. Surat
keputusan berisi pernyataan yang mengikat semua pihak yang terlibat dan
kedudukan surat keputusan terletak di tingkat atas.
22
Tabel 1
Contoh Surat Keputusan Penetapan Tim Koordinasi
Kop Instansi
SURAT KEPUTUSAN
No....
Tentang
Penetapan tim Koordinasi........
Menimbang : ..................
Memperhatikan : a. .............
b. .............
Mengingat : .................
Memutuskan
Menetapkan :
Pertama : ...............
Kedua : ...............
Ditetapkan di........
Pada tanggal.........
Kepala Instansi
Nama
NIP
Tabel 2
Contoh Lampiran 1 Surat Keputusan Penetapan Tim Koordinasi
Lampiran 1
Keputusan No…….
Tanggal….
Tentang Penetapan Tim
Koordinasi….
Susunan Daftar Tim Koordinasi…….
No Nama Instansi/Lembaga Jabatan dalam
Tim
1.
2.
3.
4.
23
4. Pengidentifikasian Pihak-Pihak Yang Berkepentingan Dalam Koordinasi Sesuai
dengan Subtansi Kegiatan
Proses kerjasama perencanaan pengembangan hanya dapat berhasil jika individu
atau kelompok yang bersangkutan memikul tanggung jawab, dan perubahan
terjadi sebagai tindakan swadaya lewat perencanaan yang luwes dan partisipatif.
Untuk melakukan semua ini kegiatan harus berhasil menciptakan komunikasi
dialogis di antara pihak-pihak yang berkepentingan dengan pelaksana kegiatan
dari permulaan sampai akhir kegiatan. Kerjasama akan lebih optimal jika semua
yang terlibat mempunyai harapan yang sama dan mereka setuju dengan tujuan
dan sasaran yang harus dicapai dan memahami tanggung jawab masing-masing
untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut.
Freeman dan Reed (1983:91) mendefinisikan stakeholders dalam dua rumusan
yaitu:
1. Stakeholder dalam pengertian luas (the wide sense of stakeholders), artinya
dalam hal ini yang dimaksud dengan stakeholder adalah kelompok maupun
individu-individu yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan perusahaan
24
atau mereka yang dipengaruhi oleh perusahaan pada saat perusahaan
mengejar tujuannya. Yang termasuk dalam stakeholder ini mencakup
kelompok kepentingan publik, kelompok yang melakukan aktivitas protes,
pegawai pemerintah, asosiasi perdagangan, pesaing, serikat pekerja dan juga
karyawan, pelanggan pada segmen tertentu dan pemegang saham.
2. Stakeholder dalam pengertian sempit (the narrow sense of stakeholders) ,yaitu
perusahaan memiliki ketergantungan untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya kepada stakeholder ini yang terdiri dari kelompok- kelompok
tertentu. Yang termasuk ke dalam kategori stakeholder ini adalah karyawan,
pelanggan pada segmen tertentu, pemasok tertentu, pegawai kunci
pemerintahan, kreditur tertentu dan pemegang saham. Stakeholder yang
terdiri dari pemerintah, perusahaan, masyarakat yang memiliki peran dalam
keseluruhan tahapan penyelenggaraan program. Para stakeholder tersebut
terkategori berdasarkan keberadaan dan tingkat kepentingan sesuai dengan
konsep kepentingan menurut Rhenald Khasali (2005) dalam Wibisono (2007),
yakni pemerintah dan masyarakat sebagai stakeholder eksternal dan pihak
swasta sebagai stakeholder internal. Sejauh mana keterlibatan para
stakeholder dalam tahapan penyelenggaraan program tersebut digambarkan
melalui tingkat partisipasi masing-masing stakeholder.
Analisis partisipasi yaitu mengenai seluruh kelompok orang yang berkaitan
(formal dan informal) dan terlibat (disebut pihak-pihak yang berkepentingan)
terutama kelompok sasaran/penerima manfaat. Kelompok yang berpengaruh
perantara dan kelompok/lembaga kerjasama. Perlu juga dilakukan analisis
pihak yang berkepentingan (stakeholder) yang memberikan kelompok-
kelompok yang dikenali dalam konteks analisis partisipasinya secara rinci dari
berbagai sudut pandang, seperti karakteristik sosial, visi, kemungkinan untuk
penyelesaian masalah-masalah, resiko, dsb. Analisa stakeholder hendaknya
dilakukan dilakukan sedini mungkin pada awal program untuk
mengidentifikasikan berbagai kelompok yang tertarik, berkait dan berminat
dengan issu tertentu. Berdasarkan kekuatan, posisi penting, dan pengaruh
25
stakeholder terhadap issu, stakeholder dapat dikategorikan ke dalam beberapa
kelompok, yaitu:
1) Stakeholder Utama (Primer), adalah stakeholder yang memilikikaitan
kepentingan secara langsung dengan suatu kebijakan, program dan proyek.
Mereka harus ditempatkan sebagai penentu utama dalam proses pengambilan
keputusan. Contohnya, yaitu masyarakat dan tokoh masyarakat, masyarakat
yang terkait dengan proyek, yakni masyarakat yang di identifikasi akan
memperoleh manfaat dan yang akan terkena dampak dari proyek ini.
Sedangkan tokoh masyarakat adalah anggota masyarakat yang oleh
masyarakat ditokohkan di wilayah itu sekaligus dianggap dapat mewakili
aspirasi masyarakat. Di sisi lain stakeholders utama adalah juga pihak
manajer publik yakni lembaga/badan publik
2) Stakeholder Pendukung (Sekunder), adalah stakeholder yang tidak memiliki
kaitan kepentingan secara langsung terhadap suatu kebijakan, program dan
proyek, tetapi memiliki kepedulian dan keprihatinan sehingga mereka turut
bersuara dan berpengaruh terhadap sikap masyarakat dan keputusan legal
pemerintah. Yang termasuk dalam stakeholders pendukung (sekunder), yaitu:
a) Lembaga (aparat) pemerintah dalam suatu wilayah tetapi tidak memiliki
tanggung jawab langsung.
b) Lembaga pemerintah yang terkait dengan isu tetapi tidak memiliki
kewenangan secara langsung dalam pengambilan keputusan.
c) Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) setempat, LSM yang bergerak di
bidang sesuai dengan rencana, manfaat, dampak yang muncul yang
memiliki kepedulian (termasuk organisasi massa yang terkait)
d) Perguruan Tinggi yakni kelompok akademisi ini memiliki pengaruh penting
dalam pengambilan keputusan pemerintah serta pengusaha (badan usaha)
yang terkait sehingga mereka juga termasukdalam kelompok stakeholder
pendukung.
26
e) Pengusaha (badan usaha) yang terkait.
3) Stakeholder Kunci, adalah stakeholder yang memiliki kewenanangan secara
legal dalam hal pengambilan keputusan. Stakeholder kunci yang dimaksud
adalah unsur eksekutif sesuai levelnya, legislatif dan instansi. Stakeholder
kunci untuk suatu keputusan untuk suatu proyek level daerah kabupaten.
Yang termasuk dalam stakeholder kunci yaitu:
a) Pemerintah Kabupaten;
b) DPR Kabupaten;
c) Dinas yang membawahi langsung proyek yang bersangkutan.
Metode ini pada dasarnya mirip dengan metode informatif. Keduanya sama-sama
berlandaskan data, fakta dan pengalaman-pengalaman yang sebenar-benarnya.
Namun perbedaannya dengan metode informatif, metode komunikasi ini lebih
disengaja, teratur dan terencana dengan tujuan mengubah tingkah laku manusia
kearah yang diinginkan.
(1) Koordinasi Efisien dan Efektif
Cara-cara melaksanakan koordinasi yang efisien dan efektif Komunikasi adalah
kunci koordinasi yang efektif.
Koordinasi secara langsung tergantung pada perolehan, penyebaran dan
pemrosesan informasi. Semakin besar ketidakpastian tugas yang dikoordinasi,
semakin membutuhkan informasi. Pada dasarnya koordinasi merupakan
pemrosesan informasi.
Tiga Pendekatan untuk pencapaian koordinasi yang efektif :
a. Pendekatan Pertama: TEKNIK-TEKNIK MANAJEMEN DASAR
27
Dengan mempergunakan teknik-teknik manajemen dasar : hirarki
manajerial, rencana dan tujuan sebagai pengarah umum kegiatan-kegiatan
serta aturan- aturan dan prosedur-prosedur.
b. Pendekatan Kedua: MENINGKATKAN KOORDINASI POTENSIAL
Menjadi diperlukan bila bermacam-macam satuan organisasi menjadi saling
tergantung dan lebih luasdalam ukuran dan fungsi.
c. Pendekatan Ketiga: MENGURANGI KEBUTUHAN AKAN KOORDINASI
Dalam beberapa situasi adalah tidak efisien untuk mengembangkan cara
pengkoordinasian tambahan. Ini dapat dilakukan dengan penyediaan
tambahan sumber daya-sumber daya untuk satuan-satuan organisasi atau
penglompokan kembali satuan-satuan organisasi agar tugas-tugas dapat
berdiri sendiri.
Dalam Koordinasi yang efektif terdapat Kebaikan dan Kelemahan, sebagai
berikut:
Kebaikan :
a. Beban tiap bagian tidak terlalu berat, karena adana keseimbangan antar
bagian.
b. Tiap bagian akan memperoleh informasi yang jelas dalam partisipasi
pencapaian tujuan dan tahu perannya masing-masing sehingga dapat
memberikan saran dan komentar terhadap kemungkinanketidakserasian antar
bagian.
c. Skedul kerja saling terkait sehingga menjamin penyelesaian pekerjaan tepat
28
pada waktunya.
Kelemahan :
a. Perbedaan tiap bagian dalam orientasi pencapaian tujuan.
b. Perbedaan dalam orientasi waktu.
c. Perbedaan orientasi antar pribadi.
d. Perbedaan dalam formalitas instruktur.
(2) Komunikasi efektif
Berkomunikasi secara efektif berarti memberikan dan menerima pesan secara
akurat, tepat waktu dan informasi yang akurat dan memberikan kesempatan
untuk memberikan umpan balik/respon.
Jenis-jenis komunikasi:
a. Dengan kata-kata;
1) Tertulis
Gunakan komunikasi tertulis saat
a) Ciptakan suasana formal dan terkontrol
b) Buatlah catatan yang tepat dan permanen tentang pesan-pesan anda
c) Sesuai dengan alasan-alasan legal
d) Berikan kepada peserta informasi tertulis yang sama persis
e) Membicarakan hal-hal yang sulit
f) Dokumen berisi informasi yang penting, pengumuman ataupun kejutan-
kejutan
g) Ingin lebih diplomatis
29
2) Lisan
Gunakan komunikasi lisan saat
a) Tampak informal
b) Ingin mengundang ide dan saran
c) Menjelaskan sesuatu yang rumit, yang membutuhkan pembuktian
d) Menyampaikan informasi yang penting
e) Perlu lebih diplomatis, komunikasi dengan saling berhadapan membuat
anda dapat menyesuaikan diri dengan tanggapan dari lawan bicara
f) Menyampaikan informasi yang sangat rahasia Cara berbicara dengan efektif:
a) Perhatikan apa yang anda katakan
b) Gunakan bahasa yang dipakai sehari-hari
c) Gunakan bahasa yang bisa dimengerti
d) Sesuaikan apa yang anda katakan dengan bagaimana anda
mengatakannya
b. Tanpa kata-kata
(3) Teknik-teknik koordinasi
Koordinasi sebagai fungsi yang mengintegrasikan seluruh proses organisasi maka
koordinasi perlu dilakukan dalam setiap tahapan proses manajemen. Hal ini
diperlukan karena setiap tahapan proses manajemen tentu memerlukan
keterpaduan peran para pemangku kepentingan (stakeholders) dalam mencapai
tujuan organisasi. Oleh karena itu, koordinasi dianggap sebagai salah satu kunci
sukses dalam proses manajemen. Dengan kata lain, koordinasi merupakan esensi
manajemen dan secara implisit terkandung dalam fungsi-fungsi manajemen.
Teknik koordinasi dalam tahapan proses manajemen dapat dijelaskan
30
sebagai berikut:
1). Koordinasi dalam Perencanaan.
Koordinasi dalam perencanaan merupakan upaya untuk mengintegrasikan
berbagai perencanaan melalui diskusi yang saling menguntungkan, tukar
pikiran. Contoh, koordinasi antara unit kelitbangan dan unit
kesekretariatan untuk mengoptimalkan peran kelitbangan yang didukung
kesekretariatan yang handal.
2). Koordinasi dalam Pengorganisasian.
Koordinasi merupakan esensi organisasi. Koordinasi dalam pengorganisasian
sangat diperlukan manajemen antara lain dalam distribusi tugas. Misalnya,
untuk kegiatan reformasi birokrasi dalam suatu instansi maka dibentuk
satu tim reformasi yang bertugas menyusun konsep reformasi birokrasi.
Dalam tim tersebut ditetapkan beberapa sub- tim yang diberi tugas untuk
mempersiapkan konsep spesifik, misalnya: sub-tim keuangan, sub-tim
sumber daya manusia, sub-tim grand-design dan sebagainya.
3).Koordinasi dalam staffing.
Dalam penempatan pegawai perlu dilakukan koordinasi untuk menjamin
pegawai yang tepat di tempat yang tepat (the right man on the right place).
Misalnya, untuk menghasilkan keputusan promosi jabatan pada beberapa
jabatan tertentu maka dilakukan rapat Baperjakat yang terdiri dari unsur
pimpinan dan unsur kesekretariatan khususnya kepegawaian.
4).Koordinasi dalam directing.
Efektivitas arahan, instruksi dan pedoman sangat bergantung pada
harmonisasi atasan dan bawahan. Misalnya, dalam satu unit tertentu,
pimpinan memberikan arahan ke mana unit tersebut diarahkan untuk
mendukung tugas, pokok dan fungsi organisasi.
5). Koordinasi dalam pengawasan.
31
Koordinasi melalui pengawasan diperlukan untuk menjamin sigkronisasi
antara kinerja aktual dengan kinerja yang distandarkan. Misalnya suatu
organisasi berdasarkan rencana stratejiknya menetapkan beberapa
performance indicators dari beberapa kegiatan yang dilakukan. Berdasarkan
performance indicators tersebut dilakukan evaluasi triwulanan atau tahunan
untuk mengevaluasi pencapaian kinerja tersebut. Dengan demikian,
koordinasi perlu dilakukan dalam setiap proses manajemen sebagai upaya
mengintegrasikan upaya berbagai pemangku kepentingan dalam mencapai
tujuan organisasi. Kalau langkah tersebut tidak dilakukan maka sangat sulit
bagi para manajer untuk memastikan bahwa seluruh pemangku
kepentingan dapat bekerjasama secara terpadu.
(4) Presentasi yang Persuasive
Salah satu tantangan tersulit dalam presentasi adalah mempengaruhi audiens
untuk mengikuti ajakan atau mengikuti call to action yang disampaikan. Namun
bukan berarti hal itu tidak bisa dipelajari. Dengan memahami 4 pilar komunikasi
pendukung presentasi persuasif ini maka mempengaruhi audiens akan lebih
mudah dilakukan.
4 Pilar Komunikasi Pendukung Presentasi Persuasif:
a. Logos
Logos dalam bahasa Yunani berarti logika. Itu artinya apa yang Anda
sampaikan harus masuk akal bagi audiens. Anda perlu menyusun presentasi
Anda secara logis dan terstruktur sehingga audiens mudah memahami dan
mengikuti apa yang Anda sampaikan. Dan yang tak kalah penting adalah data,
angka atau bukti-bukti nyata untuk mendukung setiap gagasan yang Anda
sampaikan.
32
Ada tiga prinsip dasar yang harus Anda pegang untuk mengembangkan logos
yang kuat.
1) Buatlah dimengerti
Apapun argumen yang Anda sampaikan, mereka harus mudah dipahami
oleh audiens. Gunakan bahasa yang sederhana dalam presentasi Anda. Jika
Anda menggunakan data berupa angka-angka, pastikan bahwa Anda tidak
membuat audiens pusing dengan banyaknya angka yang Anda sebutkan.
Cukup fokuskan pada angka yang menurut Anda penting untuk diketahui
oleh audiens. Akan lebih bagus lagi jika Anda menggunakan tampilan visual
untuk mendukung argumen dan data-data yang Anda sampaikan.
2) Buatlah Logis
Pastikan argumen yang Anda sampaikan, mudah dinalar oleh audiens.
Jangan pernah memberikan sebuah pernyataan yang sulit, apalagi yang
susah diterima oleh logika. Perlu Anda ingat setiap argumen yang Anda
sampaikan akan dipikirkan oleh audiens. jika itu masuk akal, maka
mereka akan mempercayainya. Jika tidak masuk akal mereka akan
menolaknya.
3) Buatlah Nyata
Sebuah argumen yang didasarkan pada fakta dan contoh-contoh nyata
cenderung lebih cepat diterima oleh audiens. Semakin baik dan benar
fakta yang Anda tunjukkan maka semakin besar pula kepercayaan
audiens terhadap diri Anda.
b. Pathos
Phatos adalah emosi. Ketahuilah selain dengan logika seseorang juga
digerakkan dengan emosi mereka.
33
Untuk bisa mengembangkan phatos langkah awal yang harus Anda
lakukan adalah kenali audiens Anda. Cari tahu siapa mereka, bagaimana
latar belakang pendidikan dan pekerjaan mereka, apa alasan mereka
datang dalam presentasi Anda. Semakin baik Anda mengenal audiens
Anda, maka Anda akan semakin mudah menentukan pendekatan
presentasi yang paling tepat untuk mereka.
Kembangkanlah presentasi yang bisa menjawab kebutuhan dalam diri
audiens. Kaitkan apa yang Anda sampaikan dengan kebutuhan mereka.
Dengan begitu audiens akan merasa bahwa anda peduli dengan mereka.
Gunakan juga cerita, analogi, humor, variasi suara, tempo, jeda, body
language untuk menyentuh emosi audiens Anda.
c. Ethos
Ethos adalah kredibilitas Anda sebagai sebagai seorang presenter. Jika
audiens percaya pada kredibilitas Anda dan mempercayai Anda sebagai
presenter atau pembicara, maka Anda memiliki peluang yang besar
membuat audiens percaya dengan apa yang Anda sampaikan. Jika
mereka tidak cukup mempercayai kredibilitas Anda akan sulit bagi Anda
membuat audiens menyetujui ide-ide yang Anda sampaikan.
Bagaimana membuat audiens percaya dengan kredibilitas kita sebagai
presenter? Bagi Anda yang sudah cukup dikenal orang atau Anda
memang seseorang yang sudah terbukti kompeten mungkin tidak begitu
jadi masalah. Namun bagi presenter baru ini bisa menyulitkan,
walaupun dapat disiasati dengan cerdas.
Yang perlu Anda lakukan pertama adalah tulis profil Anda dengan baik.
Pastikan dalam profil tersebut memuat mengapa Anda pantas berdiri
dihadapan audiens untuk membawakan suatu topik. Usahakan profil ini
bisa dibaca oleh audiens sebelum presentasi Anda lakukan. Dengan
begitu mereka akan tahu siapa Anda dan seberapa kredibel Anda
34
membawakan sebuah topik presentasi.
Kemudian yang kedua, Anda bisa mengenalkan diri Anda diawal-awal
presentasi. Ceritakan tentang diri Anda, ceritakan mengapa Anda orang
yang kredibel membawakan topik presentasi tersebut. Namun Anda
harus tetap ingat jangan terlalu panjang lebar dalam memperkenalkan
diri. Cukup kenalkan nama, pekerjaan dan beberapa aktifitas maupun
presentasi yang sudah Anda lakukan terkait dengan topik yang Anda
bawakan.
d. Passion
Apapun topik presentasi yang Anda sampaikan pastikan bahwa Anda
bisa menyampaikannya dengan penuh antusias atau semangat. Mengapa
demikian? karena semangat bersifat menular. Jika Anda terlihat
semangat dan meyakinkan dalam menyampaikan topik presentasi maka
audiens juga akan semangat mendengarkan Anda.
Struktur presentasi:
a. Pembukaan
b. Isi
c. Penutup
d. Beberapa anekdot, cerita, dan
e. Lelucon di sela-selanya
Kiat-kiat presentasi yang persuasive:
a) Obyektif/tujuan jelas
b) Kenalilah peserta anda
c) Buat persiapan yang matang
35
d) Yakin bila presentasi yang akan anda bawakan itu masuk akal dari
awal sampai akhir
e) Bukalah presentasi dengan kata-kata yang menarik
f) Buatlah rangkuman sesering mungkin dan ulanglah bagian-bagian
yang penting
g) Gunakan alat bantu visual untuk memfokuskan perhatian
h) Libatkan peserta dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada
mereka
i) Bicaralah dengan pelan dan jelas
j) Antusias dan hidup
(5) Pengertian Produktivitas Kerja
Setiap perusahaan selalu berusaha agar karyawan bisa berprestasi
dalam bentuk memberikan produktivitas kerja yang maksimal. Produktivitas
kerja karyawan bagi suatu perusahaan sangatlah penting sebagai alat
pengukur keberhasilan dalam menjalankan usaha. Karena semakin tinggi
produktivitas kerja karyawan dalam perusahaan, berarti laba perusahaan
dan produktivitas akan meningkat.
International Labour Organization (ILO) yang dikutip oleh Malayu S.P
Hasibuan (2005: 127) mengungkapkan bahwa secara lebih sederhana
maksud dari produktivitas adalah perbandingan secara ilmu hitung antara
jumlah yang dihasilkan dan jumlah setiap sumber daya yang dipergunakan
selama produksi berlangsung. Sumber daya tersebut dapat berupa:
1) Man/Manusia
2) Money/Modal
3) Method/Metode
4) Material/Bahan Baku
5) Machine/Peralatan
36
6) Minutes/Waktu
7) Market/Pasar
8) Mother Nature/Memelihara Lingkungan
9) Information/Informasi
Konsep produktivitas pada dasarnya dapat dilihat dari dua dimensi,
yaitu dimensi individu dan dimensi organisasi. Pengkajian masalah
produktivitas dari dimensi individu tidak lain melihat produktivitas terutama
dalam hubungannya dengan karakteristik-karakteristik kepribadian individu.
Dalam konteks ini esensi pengertian produktivitas adalah sikap mental yang
selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih
baik dari hari kemarin, dan hari esok harus lebih baik dari hari ini
(Kusnendi, 2003:8.4).
Produktivitas yang dikaji melalui dimensi organisasi akan bermuara
kepada penciptaan nilai tambah pada suatu organisasi melalui penerapan
alat, teknik dan metode peningkatan produktivitas yang efektif dan efisien.
Dalam hal ini, peranan individu yang diorganisir dalam suatu unit kerja pada
organisasi peningkatan produktivitas akan menjadi vital dikarenakan adanya
multi-factor productivity yang tercipta dan ditetapkan melalui Key Performance
Indicator (KPI) untuk menentukan ukuran peningkatan produktivitas dan
kualitas suatu organisasi.
a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja
Peningkatan produktivitas adalah suatu hal yang penting karena dapat
meningkatkan daya saing dan pendapatan perusahaan, perluasan lapangan
kerja serta peningkatan kesejahteraan tenaga kerja. Efisiensi dan efektivitas
yang dilakukan oleh tenaga kerja tersebut merupakan salah satu upaya
peningkatan produktivitas berupa sikap mental (attitude of mind) untuk
bekerja keras dan ingin memiliki kebiasaan untuk melakukan peningkatan
perbaikan. Upaya peningkatan produktivitas ini merupakan syarat mutlak
yang harus dipertahankan oleh setiap perusahaan atau unit organisasi yang
menginginkan perkembangan atau perluasan.
37
Dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja karyawan di suatu
perusahaan perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi
produktivitas kerja karyawan tersebut. Banyak faktor yang dapat
mempengaruhi produktivitas kerja karyawan baik yang berhubungan
dengan tenaga kerja itu sendiri maupun faktor-faktor yang berhubungan
dengan lingkungan perusahaan dan kebijakan pemerintah secara
keseluruhan.
Saat ini banyak perusahaan melihat bahwa peningkatan produktivitas
dan daya saing karyawan menjadi salah satu keunggulan. Hal ini dapat
diterapkan melalui komitmen, dukungan dan keterlibatan dari manajemen
serta karyawan. Keunggulan ini akan terbangun apabila perusahaan dapat
mencetak karyawan bermotivasi tinggi dengan cara memperbaiki hubungan
antara manajemen dengan karyawan dalam perusahaan. Pada akhirnya,
perubahan menuju perbaikan dapat berkembang hanya jika ada partisipasi
aktif dari manajemen dengan karyawan secara terus menerus.
Ada 10 faktor yang sangat diinginkan oleh para karyawan untuk
sebagai upaya partisipasi meningkatkan produktivitas kerja karyawan,
yaitu: (1) pekerjaan yang menarik, (2) upah yang baik, (3) keamanan dan
perlindungan dalam pekerjaan, (4) etos kerja dan (5) lingkungan atau
sarana kerja yang baik, (6) promosi dan perkembangan diri mereka sejalan
dengan perkembangan perusahaan, (7) merasa terlibat dalam kegiatan-
kegiatan organisasi, (8) pengertian dan simpati atas persoalan-persoalan
pribadi, (9) kesetiaan pimpinan pada diri pekerja, (10) disiplin kerja yang
keras.
Partisipasi aktif karyawan untuk meningkatkan produktivitas tersebut
akan dapat dilestarikan apabila kepada mereka diberikan informasi tentang
seberapa jauh tingkat produktivitas yang telah dicapai serta dapat
menikmati hasil peningkatan produktivitas tersebut. Apabila karyawan
diajak berpartisipasi aktif serta diakui harkat dan martabatnya maka akan
menimbulkan kebanggan diri dan motivasi sehingga dapat mengerahkan
38
dan mengarahkan potensi yang dimilikinya untuk meningkatkan
produktivitas.
9
F. LANGKAH KERJA
Melakukan Koordinasi Untuk Peningkatan Partisipasi Produktivitas
No PANDUAN GAMBAR CAPAIAN KETERANGAN
1. Mengumpulkan data dan informasi
Mengumpulan data dan informasi terkait
koordinasi peningkatan partisipasi
produktivitas
 Mampu menentukan
metode dan media
koordinasi sesuai
kebutuhan
 Dapat menjelaskan
cara melaksanakan
koordinasi yang
efisien dan efektif
 Dapat menjelaskan
teknik-teknik
koordinasi yang
efektif
 Mampu melakukan
presentasi yang
persuasif
 Mampu melakukan
koordinasi
1.1 Metode dan media koordinasi sesuai
kebutuhan ditentukan melalui pendekatan
AIM.
1.2 Cara koordinasi yang efisien dan efektif
dijelaskan sesuai dengan SOP.
1.3 Teknik-teknik koordinasi yang efektif
dijelaskan sesuai dengan ilmu komunikasi
efektif.
1.4 Presentasi yang persuasif dilakukan sesuai
dengan SOP.
1.5 Koordinasi peningkatan partisipasi
produktivitas dilakukan dengan strategi
komunikasi yang efektif dan efisien.
Form Pendekatan
AIM
Form Koodinasi di
Daerah
10
Melakukan Koordinasi Untuk Peningkatan Partisipasi Produktivitas
No PANDUAN GAMBAR CAPAIAN KETERANGAN
peningkatan
partisipasi
produktivitas dengan
efisien
2. Melaksanakan koordinasi peningkatan
partisipasi produktivitas
KOP SURAT
SURAT KEPUTUSAN
Tentang
Koordinasi
1. Mampu menentukan
metode dan media
koordinasi sesuai
kebutuhan
2. Dapat menjelaskan
cara melaksanakan
koordinasi yang efisien
dan efektif
3. Dapat menjelaskan
teknik-teknik
koordinasi yang efektif
4. Mampu melakukan
presentasi yang
persuasive
5. Mampu melakukan
koordinasi
1.1. Menetapkan instrumen penilaian pe
Metode dan media koordinasi sesuai
kebutuhan ditentukan melalui
pendekatan AIM.
1.2. Cara koordinasi yang efisien dan efektif
dijelaskan sesuai dengan SOP.
1.3. Teknik-teknik koordinasi yang efektif
dijelaskan sesuai dengan ilmu
komunikasi efektif.
1.4. Presentasi yang persuasif dilakukan
sesuai dengan SOP.
1.5. Koordinasi peningkatan partisipasi
produktivitas dilakukan dengan strategi
11
Melakukan Koordinasi Untuk Peningkatan Partisipasi Produktivitas
No PANDUAN GAMBAR CAPAIAN KETERANGAN
peningkatan
partisipasi
produktivitas dengan
efisien
komunikasi yang efektif dan efisien.
12
3. Mengendalikan koordinasi peningkatan
partisipasi.
1.Dapat menjelaskan
prosedur evaluasi
koordinasi
peningkatan
partisipasi.
2. Mampu
mengevaluasi
pelaksanaan
koordinasi sesuai
dengan
perencanaan.
3. Dapat menjelaskan
prosedur dan
langkah-langkah
penyusunan
laporan dengan
format baru.
4. Mampu penyusunan
laporan koordinasi.
1. Prosedur evaluasi koordinasi peningkatan
partisipasi dijelaskan sesua SOP.
2. Pelaksanaan koordinasi sesuai dengan
perencanaan dievaluasi.
3. Prosedur dan langkah-langkah
penyusunan laporan dibuat dengan format
baru.
Laporan koordinasi disusun sesuai dengan
format baru sesuai dengan format yg
berlaku di organisasi.
4. Laporan koordinasi disusun sesuai dengan
format baru sesuai dengan format yg
berlaku di organisasi.
I Pendahuluan
Latar belakang kegiatan
Maksud dan Tujuan
Kegiatan
II Isi Laporan
Judul dan Tema Kegiatan
Tempat dan waktu
pelaksanaan
Peserta kegiatan
Susunan Panitia
Anggaran
Pelaksanaan Kegiatan
Penutup
Kesimpulan
III
Saran dan Kritik
Rencana Aksi IV
Lampiran
Rencana Aksi
IV Lampiran
14
Siapkan Informasi yang terkait dengan Penghargaan Siddhakarya
Identifikasi target koordinasi untuk peningkatan
produktivitas

G. IMPLEMENTASI UNIT KOMPETENSI
Elemen Kompetensi 1
Mengumpulan data dan informasi terkait koordinasi peningkatan partisipasi
produktivitas
Aktivitas 1.1:
Silahkan untuk menyiapkan data & informasi, berdasarkan
Observasi, Wawancara, serta bukti-bukti berupa koordinasi dan
tentang data pengukuran produktivitas
Sasaran peningkatan Stake holder
Pengumpulan
Informasi melalui
beragam media
Catatan:
Catatan:
Baca Referensi 1.1:
Silahkan untuk mencari informasi dan membaca tentang apa itu
koordinasi peningkatan produktivitas
Mengidentikasi dengan pendekatan A
15
Elemen Kompetensi 2
Menyusun instrumen penghargaan produktivitas
Baca Referensi 2.1:
Silahkan untuk mencari informasi dan membaca beberapa hal
sebagai berikut:
Pengertian , Definisi Produktivitas.
Diskusi 2.1:
Silahkan untuk mendiskusikan hasil pencarian data & informasi
mengenai hal berikut yang telah Anda pelajari:
1. Pendekatan Produktivitas melalui AIM (Awareness,
Improvement, Maintenance)
2. Data Pengukuran Peningkatan Produktivitas.
3. Analisis SWOT ((strengths, weaknesses, opportunities, dan
threats.)
Dari hasil diskusi yang dilakukan dalam kelompok, buatlah
catatan dan presentasikan di kelas hasil diskusi setiap kelompok.
Pemeriksaan 2.1:
Silahkan untuk memeriksa :
1. Periksa penjelasan tentang AIM
2. Pastikan Bukti forto folionya Analisis SWOT
Catat hasil pemeriksaan.
16
Pikirkan 2.1:
Dalam rangka koordinasi peningkatan partisipasi produktivitas
memeriksa melalui analisa SWOT.
Aktivitas 3.1:
. Silahkan untuk mengklasifikasikan dan mendefinisikan
indikator/metode yang didapatkan dari video dimaksud
Video Youtube 3.1:
Silahkan melihat youtube berikut ini:
Link:
Diskusi 3.1:
1. Fokus Group Diskusi: Teknik Penyusunan Data
menjadi bahan dan informasi koordinasi. Dan
Strategi Koordinasi peningkatan partisipasi
produktivitas.
Pikirkan 3.1:
Studi Kasus :
Sesuai dengan video yang telah anda saksikan tentang Analisis SWOT.
Uraikan dengan analisis SWOT tentang koordinasi dengan stake holder
tentang peningkatan produktivitas.
17
Penilaian:
Penilaian Catatan :
Kompeten / Belum Kompeten
Peserta Instruktur
Nama/Tandatangan/tgl Nama/Tandatangan/tgl
LAMPIRAN
KAMUS ISTILAH
Relevan adalah yang artinya informasi tersebut
mempunyai manfaat oleh pemakainya.
Akurat adalah yang artinya informasi harus bebas dari
kesalahan-kesalahan dan harus jelas mencerminkan
maksudnya.
Tepat pada waktunya Adalah yang artinya informasi yang diterima tidak
boleh terlambat.
Konsisten adalah yang artinya informasi yang diterima sesuai
dengan datanya tidak mengalami perubahan yang tidak
benar
18
DAFTAR PUSTAKA
A. Dasar Perundang-undangan
1. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 Tentang Usaha Kecil.
2. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003, Tentang Ketenaga Kerjaan.
3. Peraturan Presiden Nomor : 50 Tahun 2005 tentang Lembaga Produktivitas
Nasional;
4. RPJMN 2015 -2019;
5. Surat Setneg Nomor : R-04/M.Setneg/1/1993 tanggal 8 Januari 1993
tentang Anugerah Produktivitas;
6. Permenakertrans Nomor : PER.21/MEN/IX/2009 tentang Pedoman
Pelayanan Produktivitas.
B. Buku Referensi
1. Dirjen Bina Lattas, Modul Kriteria Kinerja Ekselen Organisasi Pemerintah Untuk
Meningkatkan Produktivitas, Jakarta 2009
2. Dijen Bina Lattas, Modul Manajemen Partisipatif, Jakarta 2009
3. Dirjen Bina Lattas, Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Pengembangan Desa Produktif
Melalui Partisipasi Masyarakat, Jakarta 2009
4. Ismail Solihin, Pengantar manajemen, Penerbit Erlangga, Jakarta 2009
5. Lembaga Adminstrasi Negara, Koordinasi Penyelenggaraan Diklat, Jakarta, 2003
6. Buku Pedoman Pelatihan Berbasis Kompetensi, ILO, Juli 2004
19
UNIT KOMPETENSI
KODE UNIT : M.702090.003.02
JUDUL
UNIT
: Melakukan Koordinasi Untuk Peningkatan
Partisipasi Produktivitas
DESKRIPSI
UNIT
:
Unit kompetensi ini berhubungan dengan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang dibutuhkan
dalam Melakukan Koordinasi Untuk Peningkatan
Partisipasi Produktivitas
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
a. 1
1. Mengumpulkan data
dan informasi terkait
koordinasi
peningkatan
partisipasi
produktivitas
1. Dapat menjelaskan perencanaan bahan dan
informasi kebutuhan koordinasi untuk
peningkatan partisipasi produktivitas
sesuai target
2. Mampu mengikuti tata cara penyiapan
bahan dan informasi kebutuhan koordinasi
untuk peningkatan produktivitas sesuai
target
3. Dapat menjelaskan penetapan tim
koordinasi dalam bentuk surat keputusan
4. Mampu melaksanakan penetapan tim
koordinasi dalam bentuk surat keputusan
5. Dapat menjelaskan pengidentifikasian
pihak-pihak yang berkepentingan dalam
koordinasi
2. Melaksanakan
koordinasi
peningkatan
partisipasi
produktivitas
1. Mampu menentukan metode dan media
koordinasi sesuai kebutuhan
2. Dapat menjelaskan cara melaksanakan
koordinasi yang efisien dan efektif
3. Dapat menjelaskan teknik-teknik
koordinasi yang efektif
4. Mampu melakukan presentasi yang
persuasive
5. Mampu melakukan koordinasi peningkatan
partisipasi produktivitas dengan efisien
3.Mengendalikan
koordinasi
1. Dapat menjelaskan prosedur evaluasi
koordinasi peningkatan partisipasi.
20
peningkatan
partisipasi
2. Mampu mengevaluasi pelaksanaan
koordinasi sesuai dengan perencanaan.
3. Dapat menjelaskan prosedur dan langkah-
langkah penyusunan laporan dengan format
baru.
4. Mampu penyusunan laporan koordinasi.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
Metode Melakukan Koordinasi Peningkatan Partisipasi Produktivitas
mencakup tidak terbatas pada analisa SWOT ((strengths, weaknesses,
opportunities, dan threats.)
2. Peralatan dan perlengkapan
2.1 Peralatan
2.1.1 Alat pengolah data
2.1.2 Alat pencetak
2.1.3 Media penyimpanan data
2.1.4 Alat perekam
2.2 Perlengkapan
2.2.1 Kuesioner Pengumpulan data
2.2.2 Aplikasi input data
2.2.3 Alat tulis kantor
2.2.4 Dokumentasi
3. Peraturan yang diperlukan
Dirjen Bina Lattas, Modul Kriteria Kinerja Ekselen Organisasi
21
Pemerintah Untuk Meningkatkan Produktivitas, Jakarta 2009
4. Norma dan standar
4.1 Norma
(Tidak ada.)
4.2 Standar
(Tidak ada.)
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian kompetensi pada unit ini dilakukan untuk mengetahui
kemampuan, yang meliputi aspek pengetahuan, ketrampilan dan
sikap kerja dalam
1.2 Penilaian dilakukan dengan tes lisan dan tertulis, di tempat kerja,
dan/atau tempat uji kompetensi (TUK).
2. Persyaratan kompetensi
2.1 (Tidak ada.)
3. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
3.1 Pengetahuan
3.2.1 Konsep produktivitas
3.2.2 Implementasi teknik & tools peningkatan produktivitas
3.2.3 Konsep produktivitas melalui pendekatan AIM (Awareness,
Mantainance, Improvement)
3.2.4 Aplikasi input data
3.2 Keterampilan
3.2.1 Menentukan instrumen Koordinasi Peningkatan Partisipasi
22
Produktivitas sesuai dengan metode.
3.2.2 Membuat form penilaian berdasarkan format
4. Sikap kerja yang diperlukan
1.1 Harus mengikuti tata cara menetapkan instrumen penilaian
penghargaan produktivitas yang sesuai dengan metode
berdasarkan SOP
1.2 Harus berpegang pada tata cara membuat form penilaian
berdasarkan format sesuai dengan SOP.
5. Kemampuan yang Harus Dimiliki Sebelumnya
Ada pun kemampuan yang harus dimiliki sebelumnya sebagai berikut:
- Kemampuan menerapkan teknik & tools peningkatan produktivitas
DAFTAR PENYUSUN MODUL
NO. NAMA PROFESI
1. Febie Dwikha Permatasari Kepala Seksi Promosi
Produktivitas
23

More Related Content

What's hot

Mengelola bengkel yang efektif dan efisien menuju bengkel
Mengelola bengkel yang efektif dan efisien menuju bengkelMengelola bengkel yang efektif dan efisien menuju bengkel
Mengelola bengkel yang efektif dan efisien menuju bengkelZakariya Effendi
 
SUPERVISI MANAJERIAL
SUPERVISI  MANAJERIALSUPERVISI  MANAJERIAL
SUPERVISI MANAJERIALAfdan Rojabi
 
BIOUnnes_Blastulasi
BIOUnnes_BlastulasiBIOUnnes_Blastulasi
BIOUnnes_BlastulasiNur Aini
 
E Magazine Klasifikasi Tumbuhan
E Magazine Klasifikasi TumbuhanE Magazine Klasifikasi Tumbuhan
E Magazine Klasifikasi Tumbuhanrame group
 
Dasar dasar pemeliharaan ternak
Dasar dasar pemeliharaan ternakDasar dasar pemeliharaan ternak
Dasar dasar pemeliharaan ternaklombkTBK
 
Asas pendidikan di indonesia
Asas pendidikan di indonesiaAsas pendidikan di indonesia
Asas pendidikan di indonesiawidemulia
 
Teknik pengembangan bahan ajar
Teknik pengembangan bahan ajarTeknik pengembangan bahan ajar
Teknik pengembangan bahan ajarGemaNurfitri
 
Metode dan teknik supervisi pendidikan
Metode dan teknik supervisi pendidikanMetode dan teknik supervisi pendidikan
Metode dan teknik supervisi pendidikanDadang Arifin
 
Pengantar Learning Management System
Pengantar Learning Management SystemPengantar Learning Management System
Pengantar Learning Management Systemrickygunawan84
 
Tutorial 5: Pendekatan dalam Perencanaan Pendidikan
Tutorial 5: Pendekatan dalam Perencanaan PendidikanTutorial 5: Pendekatan dalam Perencanaan Pendidikan
Tutorial 5: Pendekatan dalam Perencanaan Pendidikantitaros
 
Pengembangan media pembelajaran
Pengembangan  media pembelajaranPengembangan  media pembelajaran
Pengembangan media pembelajaranNovia Dewi Wardina
 
Resume proses perencanaan pendidikan
Resume proses perencanaan pendidikanResume proses perencanaan pendidikan
Resume proses perencanaan pendidikanMuaz Rozak
 
Filum mollusca kelas Pelecypoda (bahan ajar 5)
Filum mollusca kelas Pelecypoda (bahan ajar 5)Filum mollusca kelas Pelecypoda (bahan ajar 5)
Filum mollusca kelas Pelecypoda (bahan ajar 5)Raden Iqrafia Ashna
 
Kurikulum beauchamp
Kurikulum beauchampKurikulum beauchamp
Kurikulum beauchampryanpangeran
 
Facebook sebagai media pembelajaran
Facebook sebagai media pembelajaranFacebook sebagai media pembelajaran
Facebook sebagai media pembelajaranZaky Ismail
 
Laporan Resmi Praktikum Fisiologi Ternak
Laporan Resmi Praktikum Fisiologi TernakLaporan Resmi Praktikum Fisiologi Ternak
Laporan Resmi Praktikum Fisiologi TernakUniversitas Diponegoro
 

What's hot (20)

Ppt rhodophyta new
Ppt rhodophyta newPpt rhodophyta new
Ppt rhodophyta new
 
Mengelola bengkel yang efektif dan efisien menuju bengkel
Mengelola bengkel yang efektif dan efisien menuju bengkelMengelola bengkel yang efektif dan efisien menuju bengkel
Mengelola bengkel yang efektif dan efisien menuju bengkel
 
SUPERVISI MANAJERIAL
SUPERVISI  MANAJERIALSUPERVISI  MANAJERIAL
SUPERVISI MANAJERIAL
 
BIOUnnes_Blastulasi
BIOUnnes_BlastulasiBIOUnnes_Blastulasi
BIOUnnes_Blastulasi
 
Hakikat Kurikulum
Hakikat Kurikulum Hakikat Kurikulum
Hakikat Kurikulum
 
AR Assemblr edu
AR Assemblr edu AR Assemblr edu
AR Assemblr edu
 
E Magazine Klasifikasi Tumbuhan
E Magazine Klasifikasi TumbuhanE Magazine Klasifikasi Tumbuhan
E Magazine Klasifikasi Tumbuhan
 
Dasar dasar pemeliharaan ternak
Dasar dasar pemeliharaan ternakDasar dasar pemeliharaan ternak
Dasar dasar pemeliharaan ternak
 
Asas pendidikan di indonesia
Asas pendidikan di indonesiaAsas pendidikan di indonesia
Asas pendidikan di indonesia
 
Teknik pengembangan bahan ajar
Teknik pengembangan bahan ajarTeknik pengembangan bahan ajar
Teknik pengembangan bahan ajar
 
Metode dan teknik supervisi pendidikan
Metode dan teknik supervisi pendidikanMetode dan teknik supervisi pendidikan
Metode dan teknik supervisi pendidikan
 
Pengantar Learning Management System
Pengantar Learning Management SystemPengantar Learning Management System
Pengantar Learning Management System
 
Tutorial 5: Pendekatan dalam Perencanaan Pendidikan
Tutorial 5: Pendekatan dalam Perencanaan PendidikanTutorial 5: Pendekatan dalam Perencanaan Pendidikan
Tutorial 5: Pendekatan dalam Perencanaan Pendidikan
 
Pengembangan media pembelajaran
Pengembangan  media pembelajaranPengembangan  media pembelajaran
Pengembangan media pembelajaran
 
Resume proses perencanaan pendidikan
Resume proses perencanaan pendidikanResume proses perencanaan pendidikan
Resume proses perencanaan pendidikan
 
Filum mollusca kelas Pelecypoda (bahan ajar 5)
Filum mollusca kelas Pelecypoda (bahan ajar 5)Filum mollusca kelas Pelecypoda (bahan ajar 5)
Filum mollusca kelas Pelecypoda (bahan ajar 5)
 
Kurikulum beauchamp
Kurikulum beauchampKurikulum beauchamp
Kurikulum beauchamp
 
Facebook sebagai media pembelajaran
Facebook sebagai media pembelajaranFacebook sebagai media pembelajaran
Facebook sebagai media pembelajaran
 
Laporan Resmi Praktikum Fisiologi Ternak
Laporan Resmi Praktikum Fisiologi TernakLaporan Resmi Praktikum Fisiologi Ternak
Laporan Resmi Praktikum Fisiologi Ternak
 
Evolusi Mammalia
Evolusi MammaliaEvolusi Mammalia
Evolusi Mammalia
 

Similar to MEMPERCEPAT KOORDINASI

Mengorganisasikan peningkatan produktivas
Mengorganisasikan peningkatan produktivasMengorganisasikan peningkatan produktivas
Mengorganisasikan peningkatan produktivasnovidian4
 
Menganalisis produktivitas
Menganalisis produktivitasMenganalisis produktivitas
Menganalisis produktivitasnovidian4
 
Melakukan pengukuran produktivitas
Melakukan pengukuran produktivitas Melakukan pengukuran produktivitas
Melakukan pengukuran produktivitas novidian4
 
Buku materi uk 17
Buku materi uk 17Buku materi uk 17
Buku materi uk 17novidian4
 
Merencanakan pelaksanaan peningkatan produktivitas
Merencanakan pelaksanaan peningkatan produktivitasMerencanakan pelaksanaan peningkatan produktivitas
Merencanakan pelaksanaan peningkatan produktivitasnovidian4
 
Pembuatan media ppt 2010 (juanda noer)
Pembuatan media ppt 2010 (juanda noer)Pembuatan media ppt 2010 (juanda noer)
Pembuatan media ppt 2010 (juanda noer)Guru Priyono
 
3. Lampiran Materi PBK.docx
3. Lampiran Materi PBK.docx3. Lampiran Materi PBK.docx
3. Lampiran Materi PBK.docxAdminHeris1
 
14. Buku_Materi_D.35EBT13.001.1 - Mempersiapkan Pengoperasian Pembangkit Ener...
14. Buku_Materi_D.35EBT13.001.1 - Mempersiapkan Pengoperasian Pembangkit Ener...14. Buku_Materi_D.35EBT13.001.1 - Mempersiapkan Pengoperasian Pembangkit Ener...
14. Buku_Materi_D.35EBT13.001.1 - Mempersiapkan Pengoperasian Pembangkit Ener...AliceKuhurima1
 
D.35EBT15.004.1 - Buku Materi.docx
D.35EBT15.004.1 - Buku Materi.docxD.35EBT15.004.1 - Buku Materi.docx
D.35EBT15.004.1 - Buku Materi.docxAliceKuhurima1
 
D.35EBT15.004.1 - Buku Materi.docx
D.35EBT15.004.1 - Buku Materi.docxD.35EBT15.004.1 - Buku Materi.docx
D.35EBT15.004.1 - Buku Materi.docxAliceKuhurima1
 
Materi Memelihara Sistem Monitoring PLTS.pdf
Materi Memelihara Sistem Monitoring PLTS.pdfMateri Memelihara Sistem Monitoring PLTS.pdf
Materi Memelihara Sistem Monitoring PLTS.pdfAliceKuhurima1
 
Materi Memelihara Sistem Monitoring PLTS.pdf
Materi Memelihara Sistem Monitoring PLTS.pdfMateri Memelihara Sistem Monitoring PLTS.pdf
Materi Memelihara Sistem Monitoring PLTS.pdfAliceKuhurima1
 
Buku Materi D.35EBT15.005.1.docx
Buku Materi D.35EBT15.005.1.docxBuku Materi D.35EBT15.005.1.docx
Buku Materi D.35EBT15.005.1.docxAliceKuhurima1
 
Perancangan Media (sriwahyuni)
Perancangan Media (sriwahyuni)Perancangan Media (sriwahyuni)
Perancangan Media (sriwahyuni)Sriwahyuni LP
 
Pembelajaran berbasis presentasi
Pembelajaran berbasis presentasiPembelajaran berbasis presentasi
Pembelajaran berbasis presentasiambarlestari
 
Contoh Soalan
Contoh SoalanContoh Soalan
Contoh Soalannerun90
 
6. Modul Materi Memelihara Sistem Proteksi PLTS Fotovoltaik_PS (Sudah Diperba...
6. Modul Materi Memelihara Sistem Proteksi PLTS Fotovoltaik_PS (Sudah Diperba...6. Modul Materi Memelihara Sistem Proteksi PLTS Fotovoltaik_PS (Sudah Diperba...
6. Modul Materi Memelihara Sistem Proteksi PLTS Fotovoltaik_PS (Sudah Diperba...AliceKuhurima1
 
Menyajikan Cocktails.pdf
Menyajikan Cocktails.pdfMenyajikan Cocktails.pdf
Menyajikan Cocktails.pdfINyomanMurjana
 
Membangun media belajar_berbasis_ict
Membangun media belajar_berbasis_ictMembangun media belajar_berbasis_ict
Membangun media belajar_berbasis_ictemirtahang
 
Buku Materi Memelihara Sistem Kelistrikan PLTS Fotovoltaik-rev.docx
Buku Materi Memelihara Sistem Kelistrikan PLTS Fotovoltaik-rev.docxBuku Materi Memelihara Sistem Kelistrikan PLTS Fotovoltaik-rev.docx
Buku Materi Memelihara Sistem Kelistrikan PLTS Fotovoltaik-rev.docxAliceKuhurima1
 

Similar to MEMPERCEPAT KOORDINASI (20)

Mengorganisasikan peningkatan produktivas
Mengorganisasikan peningkatan produktivasMengorganisasikan peningkatan produktivas
Mengorganisasikan peningkatan produktivas
 
Menganalisis produktivitas
Menganalisis produktivitasMenganalisis produktivitas
Menganalisis produktivitas
 
Melakukan pengukuran produktivitas
Melakukan pengukuran produktivitas Melakukan pengukuran produktivitas
Melakukan pengukuran produktivitas
 
Buku materi uk 17
Buku materi uk 17Buku materi uk 17
Buku materi uk 17
 
Merencanakan pelaksanaan peningkatan produktivitas
Merencanakan pelaksanaan peningkatan produktivitasMerencanakan pelaksanaan peningkatan produktivitas
Merencanakan pelaksanaan peningkatan produktivitas
 
Pembuatan media ppt 2010 (juanda noer)
Pembuatan media ppt 2010 (juanda noer)Pembuatan media ppt 2010 (juanda noer)
Pembuatan media ppt 2010 (juanda noer)
 
3. Lampiran Materi PBK.docx
3. Lampiran Materi PBK.docx3. Lampiran Materi PBK.docx
3. Lampiran Materi PBK.docx
 
14. Buku_Materi_D.35EBT13.001.1 - Mempersiapkan Pengoperasian Pembangkit Ener...
14. Buku_Materi_D.35EBT13.001.1 - Mempersiapkan Pengoperasian Pembangkit Ener...14. Buku_Materi_D.35EBT13.001.1 - Mempersiapkan Pengoperasian Pembangkit Ener...
14. Buku_Materi_D.35EBT13.001.1 - Mempersiapkan Pengoperasian Pembangkit Ener...
 
D.35EBT15.004.1 - Buku Materi.docx
D.35EBT15.004.1 - Buku Materi.docxD.35EBT15.004.1 - Buku Materi.docx
D.35EBT15.004.1 - Buku Materi.docx
 
D.35EBT15.004.1 - Buku Materi.docx
D.35EBT15.004.1 - Buku Materi.docxD.35EBT15.004.1 - Buku Materi.docx
D.35EBT15.004.1 - Buku Materi.docx
 
Materi Memelihara Sistem Monitoring PLTS.pdf
Materi Memelihara Sistem Monitoring PLTS.pdfMateri Memelihara Sistem Monitoring PLTS.pdf
Materi Memelihara Sistem Monitoring PLTS.pdf
 
Materi Memelihara Sistem Monitoring PLTS.pdf
Materi Memelihara Sistem Monitoring PLTS.pdfMateri Memelihara Sistem Monitoring PLTS.pdf
Materi Memelihara Sistem Monitoring PLTS.pdf
 
Buku Materi D.35EBT15.005.1.docx
Buku Materi D.35EBT15.005.1.docxBuku Materi D.35EBT15.005.1.docx
Buku Materi D.35EBT15.005.1.docx
 
Perancangan Media (sriwahyuni)
Perancangan Media (sriwahyuni)Perancangan Media (sriwahyuni)
Perancangan Media (sriwahyuni)
 
Pembelajaran berbasis presentasi
Pembelajaran berbasis presentasiPembelajaran berbasis presentasi
Pembelajaran berbasis presentasi
 
Contoh Soalan
Contoh SoalanContoh Soalan
Contoh Soalan
 
6. Modul Materi Memelihara Sistem Proteksi PLTS Fotovoltaik_PS (Sudah Diperba...
6. Modul Materi Memelihara Sistem Proteksi PLTS Fotovoltaik_PS (Sudah Diperba...6. Modul Materi Memelihara Sistem Proteksi PLTS Fotovoltaik_PS (Sudah Diperba...
6. Modul Materi Memelihara Sistem Proteksi PLTS Fotovoltaik_PS (Sudah Diperba...
 
Menyajikan Cocktails.pdf
Menyajikan Cocktails.pdfMenyajikan Cocktails.pdf
Menyajikan Cocktails.pdf
 
Membangun media belajar_berbasis_ict
Membangun media belajar_berbasis_ictMembangun media belajar_berbasis_ict
Membangun media belajar_berbasis_ict
 
Buku Materi Memelihara Sistem Kelistrikan PLTS Fotovoltaik-rev.docx
Buku Materi Memelihara Sistem Kelistrikan PLTS Fotovoltaik-rev.docxBuku Materi Memelihara Sistem Kelistrikan PLTS Fotovoltaik-rev.docx
Buku Materi Memelihara Sistem Kelistrikan PLTS Fotovoltaik-rev.docx
 

Recently uploaded

Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 

Recently uploaded (20)

Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 

MEMPERCEPAT KOORDINASI

  • 1. Melakukan Koordinasi Untuk Peningkatan Partisipasi Produktivitas M.702090.003.02
  • 2. DAFTAR ISI Daftar Isi................................................................................................ Kata Pengantar....................................................................................... A. Pendahuluan …………………………………………………………………….. B. Panduan Penggunaan Materi ............................................................ C. Daftar Ikon ....................................................................................... D. Bacaan Referensi .............................................................................. E. Pengantar Teori ................................................................................ F. Langkah Kerja .................................................................................. G. Implementasi Unit Kompetensi ......................................................... 1. Elemen Kompetensi 1.................................................................. 1.1 Referensi…………………………………………………………….. 1.2 Aktivitas………………………….………………………………….. 2. Elemen Kompetensi 2.................................................................. 2.1 Referensi…………………………………………………………….. 2.2 Diskusi……………………………………………………......…..... 2.3 Pemeriksaan……………………………………………………….. 2.4 Pikirkan………………………………………….…………...…….. 3. Elemen Kompetensi 3…………………………………….…….………….. 3.1 Video Youtube………………………………….…….…………….. 3.2 Aktivitas………………………………………….…….……………. 3.3 Diskusi……………………………………………….……………… 3.4 Pikirkan………………………………………….………………….. H. Lampiran.......................................................................................... 1. Kamus Istilah.............................................................................. 2. Referensi ..................................................................................... 3. Unit Kompetensi.......................................................................... 4. Daftar Nama Penyusun ...............................................................
  • 3. 9
  • 4. 10 KATA PENGANTAR Materi Pelatihan merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan sebagai media transformasi pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja kepada peserta pelatihan untuk mencapai kompetensi tertentu berdasarkan program pelatihan yang mengacu kepada Standar Kompetensi. Materi pelatihan ini berorientasi kepada Pelatihan Berbasis Kompetensi (Competence Based Training) dan dalam bentuk cetak diformulasikan menjadi 2 (dua) buku, yaitu Panduan Materi dan Panduan Asesmen. Keduanya merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan sebagai referensi dalam media pembelajaran bagi peserta pelatihan dan instruktur, agar pelaksanaan pelatihan dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Untuk memenuhi kebutuhan pelatihan berbasis kompetensi tersebut, maka disusunlah materi pelatihan berbasis kompetensi dengan judul “Melakukan Koordinasi Untuk Peningkatan Partisipasi Produktivitas“. Kami berharap materi pelatihan berbasis kompetensi ini dapat membantu para instruktur dan peserta pelatihan menjadi media yang efektif dalam proses pelatihan berbasis kompetensi baik yang diselenggarakan oleh lembaga pelatihan milik pemerintah maupun milik swasta guna menghasilkan luaran pelatihan yang kompeten sesuai standar kompetensi kerja. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan tuntunan kepada kita semua dalam melakukan berbagai upaya untuk menunjang proses pelaksanaan pelatihan berbasis kompetensi guna menghasilkan tenaga kerja yang kompeten dan berdaya saing tinggi sesuai kebutuhan pasar kerja baik nasional maupun global. Jakarta, Maret 2020 A. PENDAHULUAN
  • 5. 11 Tuntutan pembelajaran berbasis kompetensi menjadi sangat penting dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten, sesuai dengan tuntutan kebutuhan pasar kerja. Selaras dengan tuntutan tersebut, maka dibutuhkan mekanisme pelatihan yang lebih praktis, aplikatif, serta dapat menarik dilaksanakan sehingga memotivasi para peserta dalam melaksanakan pelatihan yang diberikan. Seiring dengan mudahnya teknologi digunakan, maka materi pelatihan dapat disajikan dengan berbagai media pembelajaran sehingga dapat diakses secara offline dan online. Materi pelatihan ini terdiri dari buku Panduan Materi Pelatihan dan buku Panduan Asesmen. Serta dilengkapi dengan materi yang bersifat soft copy seperti materi presentasi dan video. B. PENGGUNAAN MATERI 1. Materi ini dapat dijadikan rujukan untuk pelaksanaan PBK dengan penggunaan materi yang dapat dikembangkan dan disesuaikan dengan kebutuhan pelatihan  Buku Panduan Materi berisi pengetahuan, teori serta langkah-langkah kerja yang wajib dibaca peserta pelatihan dengan muatan seperti beikut : o Bacaan Referensi o Pengantar Teori o Langkah Kerja o Implementasi Unit kompetensi o Lampiran : - Kamus istilah - Daftar referensi - Unit kompetensi - Daftar penyusun  Buku Panduan Asesmen disajikan dalam paket buku secara terpisah. Penilaian dapat berupa soal tertulis, wawancara, serta demonstrasi yang akan dilaksanakan
  • 6. 12 sesuai dengan proses penilaian yang dilaksanakan.  Slide presentasi, video, dan bahan cetak lainnya merupakan kelengkapan yang dapat dijadikan referensi dalam memperkaya materi. 2. Instruktur menyiapkan rencana pembelajaran dengan mengambil referensi dari materi pelatihan serta memastikan materi tersebut terimplementasi di saat pelatihan berlangsung. 3. Peserta mempelajari, mengamati dan mempraktikkan materi pelatihan di bawah bimbingan dan pemantauan instruktur.
  • 7. 13 C. DAFTAR IKON Daftar ikon yang dapat digunakan dalam buku ini, antara lain: Pemeriksaan Ikon ini memiliki arti anda diminta untuk mencari atau menemui seseorang untuk mendapatkan informasi Aktivitas Icon ini memiliki arti anda diminta untuk menuliskan/ mencatat, melengkapi latihan/ aktivitas (bermain peran, presentasi) dan mencatatkan dalam lembar kerja pada buku ini sesuai instruksi Referensi material/manual Icon ini memiliki arti Anda harus melihat pada aturan atau kebijakan yang berlaku dan prosedur-prosedur atau materi pelatihan/ sumber informasi lain untuk dapat melengkapi latihan/ aktivitas ini. Berpikir Ambil waktu untuk Anda dapat berpikir/ menganalisa informasi dan catat gagasan-gagasan yang Anda miliki. Komunikasi/ Diskusi Berbicara/ berdiskusi lah dengan rekan anda untuk gagasan yang anda miliki.
  • 8. 14 Membaca Pilihlah bacaan yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan materi pelatihan. Video/Youtube Pilihlah Video/Youtube yang dibutuhkan. D. BACAAN REFERENSI Membaca secara Lengkap :  Direktorat Bina Produktivitas, Melakukan Koordinasi Untuk Peningkatan Partisipasi Produktivitas, Jakarta,2018  Dirjen Bina Lattas, Modul Kriteria Kinerja Ekselen Organisasi Pemerintah Untuk Meningkatkan Produktivitas, Jakarta 2009  Dijen Bina Lattas, Modul Manajemen Partisipatif, Jakarta 2009  Dirjen Bina Lattas, Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Pengembangan Desa Produktif Melalui Partisipasi Masyarakat, Jakarta 2009  Ismail Solihin, Pengantar manajemen, Penerbit Erlangga, Jakarta 2009  Lembaga Adminstrasi Negara, Koordinasi Penyelenggaraan Diklat, Jakarta, 2003
  • 9. 15 E. PENGANTAR TEORI 1. Penyiapan Bahan dan Informasi Kebutuhan Koordinasi Sesuai Target a. Definisi Bahan dan Informasi Kebutuhan Koordinasi Definisi bahan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah segala sesuatu yang dapat dipakai atau diperlukan untuk tujuan tertentu seperti untuk pedoman atau pegangan untuk mengajar atau memberi ceramah. Bahan dapat dibuat dengan menggunakan berbagai bentuk dan media. Abdul Kadir (2002;31); McFadden dkk (1999) mendefinisikan informasi sebagai data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut. Sedangkan menurut Raymond Mc Leod, informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang memiliki arti bagi si penerima dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini atau mendatang. Sumber informasi adalah data, data itu berupa kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian- kejadian atau kesatuan nyata yang kemudian diolah menjadi suatu metode untuk menghasilkan informasi. b. Menyiapkan Bahan dan Informasi Kebutuhan Koordinasi Sesuai Target Sebelum melakukan koordinasi maka perlu untuk menyiapkan bahan dan informasi yang dibutuhkan sesuai target. Bahan yang disiapkan harus disesuaikan dengan kebutuhan, mampu menjawab permasalahan yang dihadapi dan bermanfaat untuk pelaksanaan koordinasi. Informasi yang kita siapkan bisa dikatakan sebagai pengetahuan apabila didapat dari belajar, pengalaman atau instruksi. Bentuk bahan kebutuhan koordinasi yang disiapkan, adalah: a. Bahan cetak (printed), yaitu sejumlah bahan yang disiapkan dalam kertas, yang dapat berfungsi untuk penyampaian informasi. Contoh: buku, modul, lembar kerja, brosur, foto/gambar. b.Bahan dengar (audio), yaitu semua yang dapat dimainkan atau didengarkan
  • 10. 16 sejumlah orang. Contoh: kaset, radio. c. Bahan pandang dengar (audio visual), yaitu segala sesuatu yang memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar bergerak secara sekuensial. Contoh: video, film. Menurut sifatnya bahan dapat dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu: 1) Bahan berbasiskan cetak, yang termasuk dalam kategori ini adalah buku, pamflet, buku kerja, foto, dll. 2) Bahan berbasiskan teknologi, yang termasuk dalam kategori ini adalah film, video, slide, video interaktif ,dll. 3) Bahan yang digunakan untuk praktik atau proyek, contoh lembar observasi, lembar wawancara, dll. 4) Bahan yang dibutuhkan untuk keperluan interaksi, contoh telepon, video conference, dll. Jenis-jenis informasi yang kita siapkan, yaitu: 1) Informasi berdasarkan fungsi dan kegunaan informasi. Informasi jenis ini antara lain; a) Informasi yang menambah pengetahuan, misalnya: peristiwa- peristiwa, pendidikan. b) Informasi yang mengajari pembaca (informasi edukatif), misalnya makalah tentang cara berternak. c) Informasi berdasar format penyajian, yaitu informasi yang dibedakan berdasarkan bentuk penyajian informasinya, misalnya informasi dalam bentuk tulisan (berita, esai, artikel, resensi). 2) Informasi berdasarkan format penyajian, adalah informasi yang berdasarkan bentuk penyajian, informasi ini antara lain berupa tulisan teks, gambar/foto.
  • 11. 17 Informasi yang kita siapkan harus berkualitas, yaitu memiliki kriteria: 1) Relevan,yang artinya informasi tersebut mempunyai manfaat oleh pemakainya. 2) Akurat, yang artinya informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan harus jelas mencerminkan maksudnya. 3) Tepat pada waktunya, yang artinya informasi yang diterima tidak boleh terlambat. 4) Konsisten, yang artinya informasi yang diterima sesuai dengan datanya tidak mengalami perubahan yang tidak benar. (www.definisi-pengertian.com) 2. Penetapan Tujuan dan Sasaran Koordinasi Sesuai Target Pengertian koordinasi menurut G.R. Terry adalah suatu usaha yang sikron dan teratur untuk menyediakan jumlah dan waktu yang tepat dan mengarahkan pelaksanaan untuk menghasilkan suatu tindakan yang seragam dan harmonis pada sasaran yang telah ditentukan. Sedangkan menurut Dr. Awaluddin M.P.A, koordinasi adalah suatu usaha kerja sama antara badan, instansi, unit dalam pelaksanaan tugas-tugas tertentu sehingga terdapat saling mengisi, membantu dan melengkapi. Kesuksesan koordinasi akan menciptakan keharmonisan dan keselarasan seluruh kegiatan untuk mencapai tujuan yang diharapkan, sehingga beban tiap bagian menjadi serasi, selaras dan seimbang. Terciptanya koordinasi yang baik antar unit atau departemen dapat meminimalisir terjadinya keesalahan dan konflik sehingga proses kegiatan dapat berjalan dengan efektif. a. Definisi Tujuan dan Sasaran Koordinasi Tujuan mengacu pada kondisi yang akan datang atau tingkat kinerja yang akan dicapai. Istilah tujuan mengacu pada alasan yang mendasar mengenai keberadaan organisasi. Peran utama dari tujuan adalah memberi inspirasi pada organisasi dan
  • 12. 18 membimbing dalam penetapan nilainya. Tujuan umum disebarluaskan secara terus menerus yang mengacu pada cita-cita organisasi atau respon untuk menjawab perubahan atau perbaikan penting, isu persaingan dan atau keunggulan tugas utama. Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun. Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analitis strategis. Tujuan harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa mendatang. Tujuan akan mengarahkan perumusan sasaran, kebijakan program dan kegiatan dalam rangka merealisasikan misi. b. Menetapkan tujuan dan sasaran koordinasi sesuai target Tujuan dan sasaran merupakan apa dan kapan sesuatu yang akan dicapai. Cara mencapai tujuan dan sasaran merupakan faktor terpenting dalam proses perencanaan strategis, meliputi penetapan kebijakan dan program. Tujuan adalah penting dalam mencapai target yang diinginkan. Dengan tujuan yang jelas dan operasional akan memiliki kejelasan apa yang harus dicapai dan apa yang harus dilakukan untuk mencapainya. Tujuan menuntun kepada apa yang hendak dicapai atau sebagai gambaran tentang hasil akhir dari suatu kegiatan. Dengan mempunyai gambaran jelas tentang hasil yang hendak dicapai itu dapatlah diupayakan berbagai kegiatan ataupun perangkat untuk mencapainya. Formula penetapan tujuan yang baik adalah mengandung unsur: 1) Audience artinya sasaran sebagai peserta/pembelajar yang perlu dijelaskan secara spesifik agar jelas untuk siapa tujuan tersebut diberikan. 2) Behavior adalah perilaku yang spesifik yang diharapkan dilakukan atau dimunculkan peserta setelah mengikuti pembelajaran. 3) Conditioning yaitu keadaan yang harus dipenuhi atau dikerjakan peserta pada saat dilakukan pembelajaran. 4) Degree adalah batas minimal tingkat keberhasilan terendah yang harus
  • 13. 19 dipenuhi dalam mencapai perilaku yang diharapkan. Dalam menetapkan tujuan, kriteria yang harus dipenuhi adalah: 1) Sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, sejalan dengan kebijakan pemerintah dan menjelaskan visi dan misi organisasi. 2) Merupakan pelaksanaan misi organisasi/lembaga. 3) Menggambarkan hasil-hasil yang akan dicapai. 4) Harus menantang tetapi realistic dan dapat dicapai. 5) Menunjukkan secara jelas arah organisasi/lembaga dan program- programnya. 6) Umumnya mencakup jangka waktu yang relative. 7) Tidak akan mengalami perubahan yang bermakna. Agar sasaran dapat efektif, maka dalam menetapkan sasaran harus memiliki kriteria sebagai berikut : 1) Spesific, adalah sasaran harus menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan, bukan cara pencapaiannya. Sasaran harus memberikan arah dan tolok ukur yang jelas sehingga dapat dijadikan landasan untuk penyusunan strategis dan kegiatan yang spesifik juga. 2) Measurable, adalah sasaran harus terukur dan dapat dipergunakan untuk memastikan apa dan kapan pencapaiannya. 3) Achievable, yaitu sasaran yang dijadikan standar keberhasilan, maka sasaran harus menantang dan target yang ditentukan haruslah yang masuk akal bisa dicapai. 4) Relevant, sasaran yang ditetapkan harus memspesifikasikan hasil yang ingin dicapai dan sesuai dengan proses atau fungsi terkait.
  • 14. 20 5) Time Bound, adalah sasaran harus didasarkan dalam jangka waktu atau harus mempunyai batas waktu yang jelas. Dalam menetapkan sasaran, harus dapat memenuhi beberapa tujuan, termasuk yaitu: 1) Klarifikasi sasaran strategis dan rencana tindakan untuk menunjukkan bagaimana organisasi akan mengukur kesuksesan. 2) Mendorong kerjasama tim melaui pemusatan pada tujuan akhir. 3) Dorongan untuk berpikir inovatif guna mencapai keinginan utama atau perbaikan-perbaikan. 4) Memberikan dasar bagi proses pengukuran dan kemajuan akselerasi/percepatan. 3. Penetapan Tim Koordinasi Dalam Bentuk Surat Keputusan Guna mendukung keberhasilan pelaksanaan kegiatan maka diperlukan koordinasi dan kerjasama yang terpadu, untuk itu perlu dibentuk suatu tim. Tim adalah perpaduan atau lebih orang yang memiliki tujuan bersama dan memiliki saling ketergantungan. Tim efektif akan melalui pengembangan secara berjenjang yaitu: 1) Forming (pembentukan), adalah pada tahapan ini masing-masing individu masih bertanya pada diri sendiri tentang keterlibatannya sebagai anggota tim. Tim masing-masing anggota bersikap sopan, hati-hati dan berusaha teroganisir. 2) Storming (menyerbu), adalah masalah dan intrik mulai bermunculan ke permukaan, bahkan dapat terjadi konflik jarak dekat. Terjadi perdebatan walau sudah saling setuju, sehingga juga muncul isu siapakah yang pegang kendali dan bagaimana kontrol dapat terlaksana. 3) Norming (norma/etika), artnya berbicara terbuka tentang masalah dan isu yang ada. Tim membuat aturan dasar baru, proses baru dan prosedur baru
  • 15. 21 untuk penyelesaian masalah. 4) Perfoming (pencapaian/kinerja), adalah aturan dasar dan proses telah tercipta baik dan bekerja sesuai harapan. Masing-masing bekerja bersama, bekerjasama dan saling dukung satu sama lain. Sebuah tim dapat terus memperbaiki efektivitasnya dengan fokus 5 kunci utama yaitugoals (tujuan), roles (peran), procedures (prosedur), relationship (hubungan) dan leadership (kepemimpinan). Lima tahap atau langkah yang umumnya dilakukan untuk membangun sebuah tim, adalah : 1) Membentuk struktur tim. 2) Mengumpulkan informasi. 3) Membicarakan kebutuhan. 4) Merencanakan sasaran dan menetapkan pencapaiannya 5) Mengembangkan keterampilan. Di dalam sebuah organisasi atau lembaga, pembuatan surat keputusan (SK) menjadi bagian yang sangat penting untuk melegalkan setiap keputusan yang diambil oleh pimpinan organisasi atau lembaga tersebut. Pengertian surat keputusan adalah surat yang berisi suatu keputusan yang dibuat oleh pimpinan suatu organisasi atau lembaga pemerintahan berkaitan dengan kebijakan organisasi atau lembaga tersebut. Hal-hal yang perlu diatur dengan surat keputusan biasanya sangat penting dan sangat menentukan kebijakan atau kegiatan organisasi/lembaga. Surat keputusan hanya boleh dikeluarkan dan dibuat oleh pejabat yang berhak membuat dan mengeluarkannya dan juga harus ditandatangani oleh pejabat tertentu atau pimpinan tertinggi organisasi. Surat keputusan berisi pernyataan yang mengikat semua pihak yang terlibat dan kedudukan surat keputusan terletak di tingkat atas.
  • 16. 22 Tabel 1 Contoh Surat Keputusan Penetapan Tim Koordinasi Kop Instansi SURAT KEPUTUSAN No.... Tentang Penetapan tim Koordinasi........ Menimbang : .................. Memperhatikan : a. ............. b. ............. Mengingat : ................. Memutuskan Menetapkan : Pertama : ............... Kedua : ............... Ditetapkan di........ Pada tanggal......... Kepala Instansi Nama NIP Tabel 2 Contoh Lampiran 1 Surat Keputusan Penetapan Tim Koordinasi Lampiran 1 Keputusan No……. Tanggal…. Tentang Penetapan Tim Koordinasi…. Susunan Daftar Tim Koordinasi……. No Nama Instansi/Lembaga Jabatan dalam Tim 1. 2. 3. 4.
  • 17. 23 4. Pengidentifikasian Pihak-Pihak Yang Berkepentingan Dalam Koordinasi Sesuai dengan Subtansi Kegiatan Proses kerjasama perencanaan pengembangan hanya dapat berhasil jika individu atau kelompok yang bersangkutan memikul tanggung jawab, dan perubahan terjadi sebagai tindakan swadaya lewat perencanaan yang luwes dan partisipatif. Untuk melakukan semua ini kegiatan harus berhasil menciptakan komunikasi dialogis di antara pihak-pihak yang berkepentingan dengan pelaksana kegiatan dari permulaan sampai akhir kegiatan. Kerjasama akan lebih optimal jika semua yang terlibat mempunyai harapan yang sama dan mereka setuju dengan tujuan dan sasaran yang harus dicapai dan memahami tanggung jawab masing-masing untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut. Freeman dan Reed (1983:91) mendefinisikan stakeholders dalam dua rumusan yaitu: 1. Stakeholder dalam pengertian luas (the wide sense of stakeholders), artinya dalam hal ini yang dimaksud dengan stakeholder adalah kelompok maupun individu-individu yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan perusahaan
  • 18. 24 atau mereka yang dipengaruhi oleh perusahaan pada saat perusahaan mengejar tujuannya. Yang termasuk dalam stakeholder ini mencakup kelompok kepentingan publik, kelompok yang melakukan aktivitas protes, pegawai pemerintah, asosiasi perdagangan, pesaing, serikat pekerja dan juga karyawan, pelanggan pada segmen tertentu dan pemegang saham. 2. Stakeholder dalam pengertian sempit (the narrow sense of stakeholders) ,yaitu perusahaan memiliki ketergantungan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya kepada stakeholder ini yang terdiri dari kelompok- kelompok tertentu. Yang termasuk ke dalam kategori stakeholder ini adalah karyawan, pelanggan pada segmen tertentu, pemasok tertentu, pegawai kunci pemerintahan, kreditur tertentu dan pemegang saham. Stakeholder yang terdiri dari pemerintah, perusahaan, masyarakat yang memiliki peran dalam keseluruhan tahapan penyelenggaraan program. Para stakeholder tersebut terkategori berdasarkan keberadaan dan tingkat kepentingan sesuai dengan konsep kepentingan menurut Rhenald Khasali (2005) dalam Wibisono (2007), yakni pemerintah dan masyarakat sebagai stakeholder eksternal dan pihak swasta sebagai stakeholder internal. Sejauh mana keterlibatan para stakeholder dalam tahapan penyelenggaraan program tersebut digambarkan melalui tingkat partisipasi masing-masing stakeholder. Analisis partisipasi yaitu mengenai seluruh kelompok orang yang berkaitan (formal dan informal) dan terlibat (disebut pihak-pihak yang berkepentingan) terutama kelompok sasaran/penerima manfaat. Kelompok yang berpengaruh perantara dan kelompok/lembaga kerjasama. Perlu juga dilakukan analisis pihak yang berkepentingan (stakeholder) yang memberikan kelompok- kelompok yang dikenali dalam konteks analisis partisipasinya secara rinci dari berbagai sudut pandang, seperti karakteristik sosial, visi, kemungkinan untuk penyelesaian masalah-masalah, resiko, dsb. Analisa stakeholder hendaknya dilakukan dilakukan sedini mungkin pada awal program untuk mengidentifikasikan berbagai kelompok yang tertarik, berkait dan berminat dengan issu tertentu. Berdasarkan kekuatan, posisi penting, dan pengaruh
  • 19. 25 stakeholder terhadap issu, stakeholder dapat dikategorikan ke dalam beberapa kelompok, yaitu: 1) Stakeholder Utama (Primer), adalah stakeholder yang memilikikaitan kepentingan secara langsung dengan suatu kebijakan, program dan proyek. Mereka harus ditempatkan sebagai penentu utama dalam proses pengambilan keputusan. Contohnya, yaitu masyarakat dan tokoh masyarakat, masyarakat yang terkait dengan proyek, yakni masyarakat yang di identifikasi akan memperoleh manfaat dan yang akan terkena dampak dari proyek ini. Sedangkan tokoh masyarakat adalah anggota masyarakat yang oleh masyarakat ditokohkan di wilayah itu sekaligus dianggap dapat mewakili aspirasi masyarakat. Di sisi lain stakeholders utama adalah juga pihak manajer publik yakni lembaga/badan publik 2) Stakeholder Pendukung (Sekunder), adalah stakeholder yang tidak memiliki kaitan kepentingan secara langsung terhadap suatu kebijakan, program dan proyek, tetapi memiliki kepedulian dan keprihatinan sehingga mereka turut bersuara dan berpengaruh terhadap sikap masyarakat dan keputusan legal pemerintah. Yang termasuk dalam stakeholders pendukung (sekunder), yaitu: a) Lembaga (aparat) pemerintah dalam suatu wilayah tetapi tidak memiliki tanggung jawab langsung. b) Lembaga pemerintah yang terkait dengan isu tetapi tidak memiliki kewenangan secara langsung dalam pengambilan keputusan. c) Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) setempat, LSM yang bergerak di bidang sesuai dengan rencana, manfaat, dampak yang muncul yang memiliki kepedulian (termasuk organisasi massa yang terkait) d) Perguruan Tinggi yakni kelompok akademisi ini memiliki pengaruh penting dalam pengambilan keputusan pemerintah serta pengusaha (badan usaha) yang terkait sehingga mereka juga termasukdalam kelompok stakeholder pendukung.
  • 20. 26 e) Pengusaha (badan usaha) yang terkait. 3) Stakeholder Kunci, adalah stakeholder yang memiliki kewenanangan secara legal dalam hal pengambilan keputusan. Stakeholder kunci yang dimaksud adalah unsur eksekutif sesuai levelnya, legislatif dan instansi. Stakeholder kunci untuk suatu keputusan untuk suatu proyek level daerah kabupaten. Yang termasuk dalam stakeholder kunci yaitu: a) Pemerintah Kabupaten; b) DPR Kabupaten; c) Dinas yang membawahi langsung proyek yang bersangkutan. Metode ini pada dasarnya mirip dengan metode informatif. Keduanya sama-sama berlandaskan data, fakta dan pengalaman-pengalaman yang sebenar-benarnya. Namun perbedaannya dengan metode informatif, metode komunikasi ini lebih disengaja, teratur dan terencana dengan tujuan mengubah tingkah laku manusia kearah yang diinginkan. (1) Koordinasi Efisien dan Efektif Cara-cara melaksanakan koordinasi yang efisien dan efektif Komunikasi adalah kunci koordinasi yang efektif. Koordinasi secara langsung tergantung pada perolehan, penyebaran dan pemrosesan informasi. Semakin besar ketidakpastian tugas yang dikoordinasi, semakin membutuhkan informasi. Pada dasarnya koordinasi merupakan pemrosesan informasi. Tiga Pendekatan untuk pencapaian koordinasi yang efektif : a. Pendekatan Pertama: TEKNIK-TEKNIK MANAJEMEN DASAR
  • 21. 27 Dengan mempergunakan teknik-teknik manajemen dasar : hirarki manajerial, rencana dan tujuan sebagai pengarah umum kegiatan-kegiatan serta aturan- aturan dan prosedur-prosedur. b. Pendekatan Kedua: MENINGKATKAN KOORDINASI POTENSIAL Menjadi diperlukan bila bermacam-macam satuan organisasi menjadi saling tergantung dan lebih luasdalam ukuran dan fungsi. c. Pendekatan Ketiga: MENGURANGI KEBUTUHAN AKAN KOORDINASI Dalam beberapa situasi adalah tidak efisien untuk mengembangkan cara pengkoordinasian tambahan. Ini dapat dilakukan dengan penyediaan tambahan sumber daya-sumber daya untuk satuan-satuan organisasi atau penglompokan kembali satuan-satuan organisasi agar tugas-tugas dapat berdiri sendiri. Dalam Koordinasi yang efektif terdapat Kebaikan dan Kelemahan, sebagai berikut: Kebaikan : a. Beban tiap bagian tidak terlalu berat, karena adana keseimbangan antar bagian. b. Tiap bagian akan memperoleh informasi yang jelas dalam partisipasi pencapaian tujuan dan tahu perannya masing-masing sehingga dapat memberikan saran dan komentar terhadap kemungkinanketidakserasian antar bagian. c. Skedul kerja saling terkait sehingga menjamin penyelesaian pekerjaan tepat
  • 22. 28 pada waktunya. Kelemahan : a. Perbedaan tiap bagian dalam orientasi pencapaian tujuan. b. Perbedaan dalam orientasi waktu. c. Perbedaan orientasi antar pribadi. d. Perbedaan dalam formalitas instruktur. (2) Komunikasi efektif Berkomunikasi secara efektif berarti memberikan dan menerima pesan secara akurat, tepat waktu dan informasi yang akurat dan memberikan kesempatan untuk memberikan umpan balik/respon. Jenis-jenis komunikasi: a. Dengan kata-kata; 1) Tertulis Gunakan komunikasi tertulis saat a) Ciptakan suasana formal dan terkontrol b) Buatlah catatan yang tepat dan permanen tentang pesan-pesan anda c) Sesuai dengan alasan-alasan legal d) Berikan kepada peserta informasi tertulis yang sama persis e) Membicarakan hal-hal yang sulit f) Dokumen berisi informasi yang penting, pengumuman ataupun kejutan- kejutan g) Ingin lebih diplomatis
  • 23. 29 2) Lisan Gunakan komunikasi lisan saat a) Tampak informal b) Ingin mengundang ide dan saran c) Menjelaskan sesuatu yang rumit, yang membutuhkan pembuktian d) Menyampaikan informasi yang penting e) Perlu lebih diplomatis, komunikasi dengan saling berhadapan membuat anda dapat menyesuaikan diri dengan tanggapan dari lawan bicara f) Menyampaikan informasi yang sangat rahasia Cara berbicara dengan efektif: a) Perhatikan apa yang anda katakan b) Gunakan bahasa yang dipakai sehari-hari c) Gunakan bahasa yang bisa dimengerti d) Sesuaikan apa yang anda katakan dengan bagaimana anda mengatakannya b. Tanpa kata-kata (3) Teknik-teknik koordinasi Koordinasi sebagai fungsi yang mengintegrasikan seluruh proses organisasi maka koordinasi perlu dilakukan dalam setiap tahapan proses manajemen. Hal ini diperlukan karena setiap tahapan proses manajemen tentu memerlukan keterpaduan peran para pemangku kepentingan (stakeholders) dalam mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu, koordinasi dianggap sebagai salah satu kunci sukses dalam proses manajemen. Dengan kata lain, koordinasi merupakan esensi manajemen dan secara implisit terkandung dalam fungsi-fungsi manajemen. Teknik koordinasi dalam tahapan proses manajemen dapat dijelaskan
  • 24. 30 sebagai berikut: 1). Koordinasi dalam Perencanaan. Koordinasi dalam perencanaan merupakan upaya untuk mengintegrasikan berbagai perencanaan melalui diskusi yang saling menguntungkan, tukar pikiran. Contoh, koordinasi antara unit kelitbangan dan unit kesekretariatan untuk mengoptimalkan peran kelitbangan yang didukung kesekretariatan yang handal. 2). Koordinasi dalam Pengorganisasian. Koordinasi merupakan esensi organisasi. Koordinasi dalam pengorganisasian sangat diperlukan manajemen antara lain dalam distribusi tugas. Misalnya, untuk kegiatan reformasi birokrasi dalam suatu instansi maka dibentuk satu tim reformasi yang bertugas menyusun konsep reformasi birokrasi. Dalam tim tersebut ditetapkan beberapa sub- tim yang diberi tugas untuk mempersiapkan konsep spesifik, misalnya: sub-tim keuangan, sub-tim sumber daya manusia, sub-tim grand-design dan sebagainya. 3).Koordinasi dalam staffing. Dalam penempatan pegawai perlu dilakukan koordinasi untuk menjamin pegawai yang tepat di tempat yang tepat (the right man on the right place). Misalnya, untuk menghasilkan keputusan promosi jabatan pada beberapa jabatan tertentu maka dilakukan rapat Baperjakat yang terdiri dari unsur pimpinan dan unsur kesekretariatan khususnya kepegawaian. 4).Koordinasi dalam directing. Efektivitas arahan, instruksi dan pedoman sangat bergantung pada harmonisasi atasan dan bawahan. Misalnya, dalam satu unit tertentu, pimpinan memberikan arahan ke mana unit tersebut diarahkan untuk mendukung tugas, pokok dan fungsi organisasi. 5). Koordinasi dalam pengawasan.
  • 25. 31 Koordinasi melalui pengawasan diperlukan untuk menjamin sigkronisasi antara kinerja aktual dengan kinerja yang distandarkan. Misalnya suatu organisasi berdasarkan rencana stratejiknya menetapkan beberapa performance indicators dari beberapa kegiatan yang dilakukan. Berdasarkan performance indicators tersebut dilakukan evaluasi triwulanan atau tahunan untuk mengevaluasi pencapaian kinerja tersebut. Dengan demikian, koordinasi perlu dilakukan dalam setiap proses manajemen sebagai upaya mengintegrasikan upaya berbagai pemangku kepentingan dalam mencapai tujuan organisasi. Kalau langkah tersebut tidak dilakukan maka sangat sulit bagi para manajer untuk memastikan bahwa seluruh pemangku kepentingan dapat bekerjasama secara terpadu. (4) Presentasi yang Persuasive Salah satu tantangan tersulit dalam presentasi adalah mempengaruhi audiens untuk mengikuti ajakan atau mengikuti call to action yang disampaikan. Namun bukan berarti hal itu tidak bisa dipelajari. Dengan memahami 4 pilar komunikasi pendukung presentasi persuasif ini maka mempengaruhi audiens akan lebih mudah dilakukan. 4 Pilar Komunikasi Pendukung Presentasi Persuasif: a. Logos Logos dalam bahasa Yunani berarti logika. Itu artinya apa yang Anda sampaikan harus masuk akal bagi audiens. Anda perlu menyusun presentasi Anda secara logis dan terstruktur sehingga audiens mudah memahami dan mengikuti apa yang Anda sampaikan. Dan yang tak kalah penting adalah data, angka atau bukti-bukti nyata untuk mendukung setiap gagasan yang Anda sampaikan.
  • 26. 32 Ada tiga prinsip dasar yang harus Anda pegang untuk mengembangkan logos yang kuat. 1) Buatlah dimengerti Apapun argumen yang Anda sampaikan, mereka harus mudah dipahami oleh audiens. Gunakan bahasa yang sederhana dalam presentasi Anda. Jika Anda menggunakan data berupa angka-angka, pastikan bahwa Anda tidak membuat audiens pusing dengan banyaknya angka yang Anda sebutkan. Cukup fokuskan pada angka yang menurut Anda penting untuk diketahui oleh audiens. Akan lebih bagus lagi jika Anda menggunakan tampilan visual untuk mendukung argumen dan data-data yang Anda sampaikan. 2) Buatlah Logis Pastikan argumen yang Anda sampaikan, mudah dinalar oleh audiens. Jangan pernah memberikan sebuah pernyataan yang sulit, apalagi yang susah diterima oleh logika. Perlu Anda ingat setiap argumen yang Anda sampaikan akan dipikirkan oleh audiens. jika itu masuk akal, maka mereka akan mempercayainya. Jika tidak masuk akal mereka akan menolaknya. 3) Buatlah Nyata Sebuah argumen yang didasarkan pada fakta dan contoh-contoh nyata cenderung lebih cepat diterima oleh audiens. Semakin baik dan benar fakta yang Anda tunjukkan maka semakin besar pula kepercayaan audiens terhadap diri Anda. b. Pathos Phatos adalah emosi. Ketahuilah selain dengan logika seseorang juga digerakkan dengan emosi mereka.
  • 27. 33 Untuk bisa mengembangkan phatos langkah awal yang harus Anda lakukan adalah kenali audiens Anda. Cari tahu siapa mereka, bagaimana latar belakang pendidikan dan pekerjaan mereka, apa alasan mereka datang dalam presentasi Anda. Semakin baik Anda mengenal audiens Anda, maka Anda akan semakin mudah menentukan pendekatan presentasi yang paling tepat untuk mereka. Kembangkanlah presentasi yang bisa menjawab kebutuhan dalam diri audiens. Kaitkan apa yang Anda sampaikan dengan kebutuhan mereka. Dengan begitu audiens akan merasa bahwa anda peduli dengan mereka. Gunakan juga cerita, analogi, humor, variasi suara, tempo, jeda, body language untuk menyentuh emosi audiens Anda. c. Ethos Ethos adalah kredibilitas Anda sebagai sebagai seorang presenter. Jika audiens percaya pada kredibilitas Anda dan mempercayai Anda sebagai presenter atau pembicara, maka Anda memiliki peluang yang besar membuat audiens percaya dengan apa yang Anda sampaikan. Jika mereka tidak cukup mempercayai kredibilitas Anda akan sulit bagi Anda membuat audiens menyetujui ide-ide yang Anda sampaikan. Bagaimana membuat audiens percaya dengan kredibilitas kita sebagai presenter? Bagi Anda yang sudah cukup dikenal orang atau Anda memang seseorang yang sudah terbukti kompeten mungkin tidak begitu jadi masalah. Namun bagi presenter baru ini bisa menyulitkan, walaupun dapat disiasati dengan cerdas. Yang perlu Anda lakukan pertama adalah tulis profil Anda dengan baik. Pastikan dalam profil tersebut memuat mengapa Anda pantas berdiri dihadapan audiens untuk membawakan suatu topik. Usahakan profil ini bisa dibaca oleh audiens sebelum presentasi Anda lakukan. Dengan begitu mereka akan tahu siapa Anda dan seberapa kredibel Anda
  • 28. 34 membawakan sebuah topik presentasi. Kemudian yang kedua, Anda bisa mengenalkan diri Anda diawal-awal presentasi. Ceritakan tentang diri Anda, ceritakan mengapa Anda orang yang kredibel membawakan topik presentasi tersebut. Namun Anda harus tetap ingat jangan terlalu panjang lebar dalam memperkenalkan diri. Cukup kenalkan nama, pekerjaan dan beberapa aktifitas maupun presentasi yang sudah Anda lakukan terkait dengan topik yang Anda bawakan. d. Passion Apapun topik presentasi yang Anda sampaikan pastikan bahwa Anda bisa menyampaikannya dengan penuh antusias atau semangat. Mengapa demikian? karena semangat bersifat menular. Jika Anda terlihat semangat dan meyakinkan dalam menyampaikan topik presentasi maka audiens juga akan semangat mendengarkan Anda. Struktur presentasi: a. Pembukaan b. Isi c. Penutup d. Beberapa anekdot, cerita, dan e. Lelucon di sela-selanya Kiat-kiat presentasi yang persuasive: a) Obyektif/tujuan jelas b) Kenalilah peserta anda c) Buat persiapan yang matang
  • 29. 35 d) Yakin bila presentasi yang akan anda bawakan itu masuk akal dari awal sampai akhir e) Bukalah presentasi dengan kata-kata yang menarik f) Buatlah rangkuman sesering mungkin dan ulanglah bagian-bagian yang penting g) Gunakan alat bantu visual untuk memfokuskan perhatian h) Libatkan peserta dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka i) Bicaralah dengan pelan dan jelas j) Antusias dan hidup (5) Pengertian Produktivitas Kerja Setiap perusahaan selalu berusaha agar karyawan bisa berprestasi dalam bentuk memberikan produktivitas kerja yang maksimal. Produktivitas kerja karyawan bagi suatu perusahaan sangatlah penting sebagai alat pengukur keberhasilan dalam menjalankan usaha. Karena semakin tinggi produktivitas kerja karyawan dalam perusahaan, berarti laba perusahaan dan produktivitas akan meningkat. International Labour Organization (ILO) yang dikutip oleh Malayu S.P Hasibuan (2005: 127) mengungkapkan bahwa secara lebih sederhana maksud dari produktivitas adalah perbandingan secara ilmu hitung antara jumlah yang dihasilkan dan jumlah setiap sumber daya yang dipergunakan selama produksi berlangsung. Sumber daya tersebut dapat berupa: 1) Man/Manusia 2) Money/Modal 3) Method/Metode 4) Material/Bahan Baku 5) Machine/Peralatan
  • 30. 36 6) Minutes/Waktu 7) Market/Pasar 8) Mother Nature/Memelihara Lingkungan 9) Information/Informasi Konsep produktivitas pada dasarnya dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi individu dan dimensi organisasi. Pengkajian masalah produktivitas dari dimensi individu tidak lain melihat produktivitas terutama dalam hubungannya dengan karakteristik-karakteristik kepribadian individu. Dalam konteks ini esensi pengertian produktivitas adalah sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok harus lebih baik dari hari ini (Kusnendi, 2003:8.4). Produktivitas yang dikaji melalui dimensi organisasi akan bermuara kepada penciptaan nilai tambah pada suatu organisasi melalui penerapan alat, teknik dan metode peningkatan produktivitas yang efektif dan efisien. Dalam hal ini, peranan individu yang diorganisir dalam suatu unit kerja pada organisasi peningkatan produktivitas akan menjadi vital dikarenakan adanya multi-factor productivity yang tercipta dan ditetapkan melalui Key Performance Indicator (KPI) untuk menentukan ukuran peningkatan produktivitas dan kualitas suatu organisasi. a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja Peningkatan produktivitas adalah suatu hal yang penting karena dapat meningkatkan daya saing dan pendapatan perusahaan, perluasan lapangan kerja serta peningkatan kesejahteraan tenaga kerja. Efisiensi dan efektivitas yang dilakukan oleh tenaga kerja tersebut merupakan salah satu upaya peningkatan produktivitas berupa sikap mental (attitude of mind) untuk bekerja keras dan ingin memiliki kebiasaan untuk melakukan peningkatan perbaikan. Upaya peningkatan produktivitas ini merupakan syarat mutlak yang harus dipertahankan oleh setiap perusahaan atau unit organisasi yang menginginkan perkembangan atau perluasan.
  • 31. 37 Dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja karyawan di suatu perusahaan perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan tersebut. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja karyawan baik yang berhubungan dengan tenaga kerja itu sendiri maupun faktor-faktor yang berhubungan dengan lingkungan perusahaan dan kebijakan pemerintah secara keseluruhan. Saat ini banyak perusahaan melihat bahwa peningkatan produktivitas dan daya saing karyawan menjadi salah satu keunggulan. Hal ini dapat diterapkan melalui komitmen, dukungan dan keterlibatan dari manajemen serta karyawan. Keunggulan ini akan terbangun apabila perusahaan dapat mencetak karyawan bermotivasi tinggi dengan cara memperbaiki hubungan antara manajemen dengan karyawan dalam perusahaan. Pada akhirnya, perubahan menuju perbaikan dapat berkembang hanya jika ada partisipasi aktif dari manajemen dengan karyawan secara terus menerus. Ada 10 faktor yang sangat diinginkan oleh para karyawan untuk sebagai upaya partisipasi meningkatkan produktivitas kerja karyawan, yaitu: (1) pekerjaan yang menarik, (2) upah yang baik, (3) keamanan dan perlindungan dalam pekerjaan, (4) etos kerja dan (5) lingkungan atau sarana kerja yang baik, (6) promosi dan perkembangan diri mereka sejalan dengan perkembangan perusahaan, (7) merasa terlibat dalam kegiatan- kegiatan organisasi, (8) pengertian dan simpati atas persoalan-persoalan pribadi, (9) kesetiaan pimpinan pada diri pekerja, (10) disiplin kerja yang keras. Partisipasi aktif karyawan untuk meningkatkan produktivitas tersebut akan dapat dilestarikan apabila kepada mereka diberikan informasi tentang seberapa jauh tingkat produktivitas yang telah dicapai serta dapat menikmati hasil peningkatan produktivitas tersebut. Apabila karyawan diajak berpartisipasi aktif serta diakui harkat dan martabatnya maka akan menimbulkan kebanggan diri dan motivasi sehingga dapat mengerahkan
  • 32. 38 dan mengarahkan potensi yang dimilikinya untuk meningkatkan produktivitas.
  • 33. 9 F. LANGKAH KERJA Melakukan Koordinasi Untuk Peningkatan Partisipasi Produktivitas No PANDUAN GAMBAR CAPAIAN KETERANGAN 1. Mengumpulkan data dan informasi Mengumpulan data dan informasi terkait koordinasi peningkatan partisipasi produktivitas  Mampu menentukan metode dan media koordinasi sesuai kebutuhan  Dapat menjelaskan cara melaksanakan koordinasi yang efisien dan efektif  Dapat menjelaskan teknik-teknik koordinasi yang efektif  Mampu melakukan presentasi yang persuasif  Mampu melakukan koordinasi 1.1 Metode dan media koordinasi sesuai kebutuhan ditentukan melalui pendekatan AIM. 1.2 Cara koordinasi yang efisien dan efektif dijelaskan sesuai dengan SOP. 1.3 Teknik-teknik koordinasi yang efektif dijelaskan sesuai dengan ilmu komunikasi efektif. 1.4 Presentasi yang persuasif dilakukan sesuai dengan SOP. 1.5 Koordinasi peningkatan partisipasi produktivitas dilakukan dengan strategi komunikasi yang efektif dan efisien. Form Pendekatan AIM Form Koodinasi di Daerah
  • 34. 10 Melakukan Koordinasi Untuk Peningkatan Partisipasi Produktivitas No PANDUAN GAMBAR CAPAIAN KETERANGAN peningkatan partisipasi produktivitas dengan efisien 2. Melaksanakan koordinasi peningkatan partisipasi produktivitas KOP SURAT SURAT KEPUTUSAN Tentang Koordinasi 1. Mampu menentukan metode dan media koordinasi sesuai kebutuhan 2. Dapat menjelaskan cara melaksanakan koordinasi yang efisien dan efektif 3. Dapat menjelaskan teknik-teknik koordinasi yang efektif 4. Mampu melakukan presentasi yang persuasive 5. Mampu melakukan koordinasi 1.1. Menetapkan instrumen penilaian pe Metode dan media koordinasi sesuai kebutuhan ditentukan melalui pendekatan AIM. 1.2. Cara koordinasi yang efisien dan efektif dijelaskan sesuai dengan SOP. 1.3. Teknik-teknik koordinasi yang efektif dijelaskan sesuai dengan ilmu komunikasi efektif. 1.4. Presentasi yang persuasif dilakukan sesuai dengan SOP. 1.5. Koordinasi peningkatan partisipasi produktivitas dilakukan dengan strategi
  • 35. 11 Melakukan Koordinasi Untuk Peningkatan Partisipasi Produktivitas No PANDUAN GAMBAR CAPAIAN KETERANGAN peningkatan partisipasi produktivitas dengan efisien komunikasi yang efektif dan efisien.
  • 36. 12 3. Mengendalikan koordinasi peningkatan partisipasi. 1.Dapat menjelaskan prosedur evaluasi koordinasi peningkatan partisipasi. 2. Mampu mengevaluasi pelaksanaan koordinasi sesuai dengan perencanaan. 3. Dapat menjelaskan prosedur dan langkah-langkah penyusunan laporan dengan format baru. 4. Mampu penyusunan laporan koordinasi. 1. Prosedur evaluasi koordinasi peningkatan partisipasi dijelaskan sesua SOP. 2. Pelaksanaan koordinasi sesuai dengan perencanaan dievaluasi. 3. Prosedur dan langkah-langkah penyusunan laporan dibuat dengan format baru. Laporan koordinasi disusun sesuai dengan format baru sesuai dengan format yg berlaku di organisasi. 4. Laporan koordinasi disusun sesuai dengan format baru sesuai dengan format yg berlaku di organisasi. I Pendahuluan Latar belakang kegiatan Maksud dan Tujuan Kegiatan II Isi Laporan Judul dan Tema Kegiatan Tempat dan waktu pelaksanaan Peserta kegiatan Susunan Panitia Anggaran Pelaksanaan Kegiatan Penutup Kesimpulan III Saran dan Kritik Rencana Aksi IV Lampiran Rencana Aksi IV Lampiran
  • 37. 14 Siapkan Informasi yang terkait dengan Penghargaan Siddhakarya Identifikasi target koordinasi untuk peningkatan produktivitas  G. IMPLEMENTASI UNIT KOMPETENSI Elemen Kompetensi 1 Mengumpulan data dan informasi terkait koordinasi peningkatan partisipasi produktivitas Aktivitas 1.1: Silahkan untuk menyiapkan data & informasi, berdasarkan Observasi, Wawancara, serta bukti-bukti berupa koordinasi dan tentang data pengukuran produktivitas Sasaran peningkatan Stake holder Pengumpulan Informasi melalui beragam media Catatan: Catatan: Baca Referensi 1.1: Silahkan untuk mencari informasi dan membaca tentang apa itu koordinasi peningkatan produktivitas Mengidentikasi dengan pendekatan A
  • 38. 15 Elemen Kompetensi 2 Menyusun instrumen penghargaan produktivitas Baca Referensi 2.1: Silahkan untuk mencari informasi dan membaca beberapa hal sebagai berikut: Pengertian , Definisi Produktivitas. Diskusi 2.1: Silahkan untuk mendiskusikan hasil pencarian data & informasi mengenai hal berikut yang telah Anda pelajari: 1. Pendekatan Produktivitas melalui AIM (Awareness, Improvement, Maintenance) 2. Data Pengukuran Peningkatan Produktivitas. 3. Analisis SWOT ((strengths, weaknesses, opportunities, dan threats.) Dari hasil diskusi yang dilakukan dalam kelompok, buatlah catatan dan presentasikan di kelas hasil diskusi setiap kelompok. Pemeriksaan 2.1: Silahkan untuk memeriksa : 1. Periksa penjelasan tentang AIM 2. Pastikan Bukti forto folionya Analisis SWOT Catat hasil pemeriksaan.
  • 39. 16 Pikirkan 2.1: Dalam rangka koordinasi peningkatan partisipasi produktivitas memeriksa melalui analisa SWOT. Aktivitas 3.1: . Silahkan untuk mengklasifikasikan dan mendefinisikan indikator/metode yang didapatkan dari video dimaksud Video Youtube 3.1: Silahkan melihat youtube berikut ini: Link: Diskusi 3.1: 1. Fokus Group Diskusi: Teknik Penyusunan Data menjadi bahan dan informasi koordinasi. Dan Strategi Koordinasi peningkatan partisipasi produktivitas. Pikirkan 3.1: Studi Kasus : Sesuai dengan video yang telah anda saksikan tentang Analisis SWOT. Uraikan dengan analisis SWOT tentang koordinasi dengan stake holder tentang peningkatan produktivitas.
  • 40. 17 Penilaian: Penilaian Catatan : Kompeten / Belum Kompeten Peserta Instruktur Nama/Tandatangan/tgl Nama/Tandatangan/tgl LAMPIRAN KAMUS ISTILAH Relevan adalah yang artinya informasi tersebut mempunyai manfaat oleh pemakainya. Akurat adalah yang artinya informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan harus jelas mencerminkan maksudnya. Tepat pada waktunya Adalah yang artinya informasi yang diterima tidak boleh terlambat. Konsisten adalah yang artinya informasi yang diterima sesuai dengan datanya tidak mengalami perubahan yang tidak benar
  • 41. 18 DAFTAR PUSTAKA A. Dasar Perundang-undangan 1. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 Tentang Usaha Kecil. 2. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003, Tentang Ketenaga Kerjaan. 3. Peraturan Presiden Nomor : 50 Tahun 2005 tentang Lembaga Produktivitas Nasional; 4. RPJMN 2015 -2019; 5. Surat Setneg Nomor : R-04/M.Setneg/1/1993 tanggal 8 Januari 1993 tentang Anugerah Produktivitas; 6. Permenakertrans Nomor : PER.21/MEN/IX/2009 tentang Pedoman Pelayanan Produktivitas. B. Buku Referensi 1. Dirjen Bina Lattas, Modul Kriteria Kinerja Ekselen Organisasi Pemerintah Untuk Meningkatkan Produktivitas, Jakarta 2009 2. Dijen Bina Lattas, Modul Manajemen Partisipatif, Jakarta 2009 3. Dirjen Bina Lattas, Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Pengembangan Desa Produktif Melalui Partisipasi Masyarakat, Jakarta 2009 4. Ismail Solihin, Pengantar manajemen, Penerbit Erlangga, Jakarta 2009 5. Lembaga Adminstrasi Negara, Koordinasi Penyelenggaraan Diklat, Jakarta, 2003 6. Buku Pedoman Pelatihan Berbasis Kompetensi, ILO, Juli 2004
  • 42. 19 UNIT KOMPETENSI KODE UNIT : M.702090.003.02 JUDUL UNIT : Melakukan Koordinasi Untuk Peningkatan Partisipasi Produktivitas DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berhubungan dengan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dibutuhkan dalam Melakukan Koordinasi Untuk Peningkatan Partisipasi Produktivitas ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA a. 1 1. Mengumpulkan data dan informasi terkait koordinasi peningkatan partisipasi produktivitas 1. Dapat menjelaskan perencanaan bahan dan informasi kebutuhan koordinasi untuk peningkatan partisipasi produktivitas sesuai target 2. Mampu mengikuti tata cara penyiapan bahan dan informasi kebutuhan koordinasi untuk peningkatan produktivitas sesuai target 3. Dapat menjelaskan penetapan tim koordinasi dalam bentuk surat keputusan 4. Mampu melaksanakan penetapan tim koordinasi dalam bentuk surat keputusan 5. Dapat menjelaskan pengidentifikasian pihak-pihak yang berkepentingan dalam koordinasi 2. Melaksanakan koordinasi peningkatan partisipasi produktivitas 1. Mampu menentukan metode dan media koordinasi sesuai kebutuhan 2. Dapat menjelaskan cara melaksanakan koordinasi yang efisien dan efektif 3. Dapat menjelaskan teknik-teknik koordinasi yang efektif 4. Mampu melakukan presentasi yang persuasive 5. Mampu melakukan koordinasi peningkatan partisipasi produktivitas dengan efisien 3.Mengendalikan koordinasi 1. Dapat menjelaskan prosedur evaluasi koordinasi peningkatan partisipasi.
  • 43. 20 peningkatan partisipasi 2. Mampu mengevaluasi pelaksanaan koordinasi sesuai dengan perencanaan. 3. Dapat menjelaskan prosedur dan langkah- langkah penyusunan laporan dengan format baru. 4. Mampu penyusunan laporan koordinasi. BATASAN VARIABEL 1. Konteks variabel Metode Melakukan Koordinasi Peningkatan Partisipasi Produktivitas mencakup tidak terbatas pada analisa SWOT ((strengths, weaknesses, opportunities, dan threats.) 2. Peralatan dan perlengkapan 2.1 Peralatan 2.1.1 Alat pengolah data 2.1.2 Alat pencetak 2.1.3 Media penyimpanan data 2.1.4 Alat perekam 2.2 Perlengkapan 2.2.1 Kuesioner Pengumpulan data 2.2.2 Aplikasi input data 2.2.3 Alat tulis kantor 2.2.4 Dokumentasi 3. Peraturan yang diperlukan Dirjen Bina Lattas, Modul Kriteria Kinerja Ekselen Organisasi
  • 44. 21 Pemerintah Untuk Meningkatkan Produktivitas, Jakarta 2009 4. Norma dan standar 4.1 Norma (Tidak ada.) 4.2 Standar (Tidak ada.) PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks penilaian 1.1 Penilaian kompetensi pada unit ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan, yang meliputi aspek pengetahuan, ketrampilan dan sikap kerja dalam 1.2 Penilaian dilakukan dengan tes lisan dan tertulis, di tempat kerja, dan/atau tempat uji kompetensi (TUK). 2. Persyaratan kompetensi 2.1 (Tidak ada.) 3. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan 3.1 Pengetahuan 3.2.1 Konsep produktivitas 3.2.2 Implementasi teknik & tools peningkatan produktivitas 3.2.3 Konsep produktivitas melalui pendekatan AIM (Awareness, Mantainance, Improvement) 3.2.4 Aplikasi input data 3.2 Keterampilan 3.2.1 Menentukan instrumen Koordinasi Peningkatan Partisipasi
  • 45. 22 Produktivitas sesuai dengan metode. 3.2.2 Membuat form penilaian berdasarkan format 4. Sikap kerja yang diperlukan 1.1 Harus mengikuti tata cara menetapkan instrumen penilaian penghargaan produktivitas yang sesuai dengan metode berdasarkan SOP 1.2 Harus berpegang pada tata cara membuat form penilaian berdasarkan format sesuai dengan SOP. 5. Kemampuan yang Harus Dimiliki Sebelumnya Ada pun kemampuan yang harus dimiliki sebelumnya sebagai berikut: - Kemampuan menerapkan teknik & tools peningkatan produktivitas DAFTAR PENYUSUN MODUL NO. NAMA PROFESI 1. Febie Dwikha Permatasari Kepala Seksi Promosi Produktivitas
  • 46. 23