2. DAFTAR ISI
Daftar Isi................................................................................................
Kata Pengantar.......................................................................................
A. Pendahuluan ……………………………………………………………………..
B. Panduan Penggunaan Materi ............................................................
C. Daftar Ikon .......................................................................................
D. Bacaan Referensi ..............................................................................
E. Pengantar Teori ................................................................................
F. Langkah Kerja ..................................................................................
G. Implementasi Unit Kompetensi .........................................................
1. Elemen Kompetensi 1..................................................................
1.1 Referensi……………………………………………………………..
1.2 Aktivitas………………………….…………………………………..
2. Elemen Kompetensi 2..................................................................
2.1 Referensi……………………………………………………………..
2.2 Diskusi……………………………………………………......….....
2.3 Pemeriksaan………………………………………………………..
2.4 Pikirkan………………………………………….…………...……..
3. Elemen Kompetensi 3…………………………………….…….…………..
3.1 Video Youtube………………………………….…….……………..
3.2 Aktivitas………………………………………….…….…………….
3.3 Diskusi……………………………………………….………………
3.4 Pikirkan………………………………………….…………………..
H. Lampiran..........................................................................................
1. Kamus Istilah..............................................................................
2. Referensi .....................................................................................
3. Unit Kompetensi..........................................................................
4. Daftar Nama Penyusun ...............................................................
4. 10
KATA PENGANTAR
Materi Pelatihan merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan
sebagai media transformasi pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja kepada peserta
pelatihan untuk mencapai kompetensi tertentu berdasarkan program pelatihan yang
mengacu kepada Standar Kompetensi.
Materi pelatihan ini berorientasi kepada Pelatihan Berbasis Kompetensi (Competence
Based Training) dan dalam bentuk cetak diformulasikan menjadi 2 (dua) buku, yaitu
Panduan Materi dan Panduan Asesmen. Keduanya merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan sebagai referensi dalam media pembelajaran bagi peserta pelatihan dan
instruktur, agar pelaksanaan pelatihan dapat dilakukan secara efektif dan efisien.
Untuk memenuhi kebutuhan pelatihan berbasis kompetensi tersebut, maka disusunlah
materi pelatihan berbasis kompetensi dengan judul “Melakukan Koordinasi Untuk
Peningkatan Partisipasi Produktivitas“. Kami berharap materi pelatihan berbasis
kompetensi ini dapat membantu para instruktur dan peserta pelatihan menjadi media
yang efektif dalam proses pelatihan berbasis kompetensi baik yang diselenggarakan oleh
lembaga pelatihan milik pemerintah maupun milik swasta guna menghasilkan luaran
pelatihan yang kompeten sesuai standar kompetensi kerja.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan tuntunan kepada kita semua dalam
melakukan berbagai upaya untuk menunjang proses pelaksanaan pelatihan berbasis
kompetensi guna menghasilkan tenaga kerja yang kompeten dan berdaya saing tinggi
sesuai kebutuhan pasar kerja baik nasional maupun global.
Jakarta, Maret 2020
A. PENDAHULUAN
5. 11
Tuntutan pembelajaran berbasis kompetensi menjadi sangat penting dalam meningkatkan
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten, sesuai dengan tuntutan kebutuhan
pasar kerja. Selaras dengan tuntutan tersebut, maka dibutuhkan mekanisme pelatihan
yang lebih praktis, aplikatif, serta dapat menarik dilaksanakan sehingga memotivasi para
peserta dalam melaksanakan pelatihan yang diberikan. Seiring dengan mudahnya
teknologi digunakan, maka materi pelatihan dapat disajikan dengan berbagai media
pembelajaran sehingga dapat diakses secara offline dan online.
Materi pelatihan ini terdiri dari buku Panduan Materi Pelatihan dan buku Panduan
Asesmen. Serta dilengkapi dengan materi yang bersifat soft copy seperti materi presentasi
dan video.
B. PENGGUNAAN MATERI
1. Materi ini dapat dijadikan rujukan untuk pelaksanaan PBK dengan penggunaan materi
yang dapat dikembangkan dan disesuaikan dengan kebutuhan pelatihan
Buku Panduan Materi berisi pengetahuan, teori serta langkah-langkah kerja yang
wajib dibaca peserta pelatihan dengan muatan seperti beikut :
o Bacaan Referensi
o Pengantar Teori
o Langkah Kerja
o Implementasi Unit kompetensi
o Lampiran :
- Kamus istilah
- Daftar referensi
- Unit kompetensi
- Daftar penyusun
Buku Panduan Asesmen disajikan dalam paket buku secara terpisah. Penilaian
dapat berupa soal tertulis, wawancara, serta demonstrasi yang akan dilaksanakan
6. 12
sesuai dengan proses penilaian yang dilaksanakan.
Slide presentasi, video, dan bahan cetak lainnya merupakan kelengkapan yang
dapat dijadikan referensi dalam memperkaya materi.
2. Instruktur menyiapkan rencana pembelajaran dengan mengambil referensi dari materi
pelatihan serta memastikan materi tersebut terimplementasi di saat pelatihan
berlangsung.
3. Peserta mempelajari, mengamati dan mempraktikkan materi pelatihan di bawah
bimbingan dan pemantauan instruktur.
7. 13
C. DAFTAR IKON
Daftar ikon yang dapat digunakan dalam buku ini, antara lain:
Pemeriksaan
Ikon ini memiliki arti anda diminta untuk mencari atau
menemui seseorang untuk mendapatkan informasi
Aktivitas
Icon ini memiliki arti anda diminta untuk menuliskan/
mencatat, melengkapi latihan/ aktivitas (bermain peran,
presentasi) dan mencatatkan dalam lembar kerja pada
buku ini sesuai instruksi
Referensi material/manual
Icon ini memiliki arti Anda harus melihat pada aturan atau
kebijakan yang berlaku dan prosedur-prosedur atau materi
pelatihan/ sumber informasi lain untuk dapat melengkapi
latihan/ aktivitas ini.
Berpikir
Ambil waktu untuk Anda dapat berpikir/ menganalisa
informasi dan catat gagasan-gagasan yang Anda miliki.
Komunikasi/ Diskusi
Berbicara/ berdiskusi lah dengan rekan anda untuk
gagasan yang anda miliki.
8. 14
Membaca
Pilihlah bacaan yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan
materi pelatihan.
Video/Youtube
Pilihlah Video/Youtube yang dibutuhkan.
D. BACAAN REFERENSI
Membaca secara Lengkap :
Direktorat Bina Produktivitas, Melakukan Koordinasi Untuk
Peningkatan Partisipasi Produktivitas, Jakarta,2018
Dirjen Bina Lattas, Modul Kriteria Kinerja Ekselen Organisasi
Pemerintah Untuk Meningkatkan Produktivitas, Jakarta 2009
Dijen Bina Lattas, Modul Manajemen Partisipatif, Jakarta 2009
Dirjen Bina Lattas, Petunjuk Pelaksanaan (Juklak)
Pengembangan Desa Produktif Melalui Partisipasi
Masyarakat, Jakarta 2009
Ismail Solihin, Pengantar manajemen, Penerbit Erlangga,
Jakarta 2009
Lembaga Adminstrasi Negara, Koordinasi Penyelenggaraan
Diklat, Jakarta, 2003
9. 15
E. PENGANTAR TEORI
1. Penyiapan Bahan dan Informasi Kebutuhan Koordinasi Sesuai Target
a. Definisi Bahan dan Informasi Kebutuhan Koordinasi
Definisi bahan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah segala sesuatu yang
dapat dipakai atau diperlukan untuk tujuan tertentu seperti untuk pedoman atau
pegangan untuk mengajar atau memberi ceramah. Bahan dapat dibuat dengan
menggunakan berbagai bentuk dan media.
Abdul Kadir (2002;31); McFadden dkk (1999) mendefinisikan informasi sebagai data
yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang
yang menggunakan data tersebut. Sedangkan menurut Raymond Mc Leod, informasi
adalah data yang diolah menjadi bentuk yang memiliki arti bagi si penerima dan
bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini atau mendatang. Sumber informasi
adalah data, data itu berupa kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-
kejadian atau kesatuan nyata yang kemudian diolah menjadi suatu metode untuk
menghasilkan informasi.
b. Menyiapkan Bahan dan Informasi Kebutuhan Koordinasi Sesuai Target Sebelum
melakukan koordinasi maka perlu untuk menyiapkan bahan dan informasi yang
dibutuhkan sesuai target. Bahan yang disiapkan harus disesuaikan dengan
kebutuhan, mampu menjawab permasalahan yang dihadapi dan
bermanfaat untuk pelaksanaan koordinasi. Informasi yang kita siapkan bisa
dikatakan sebagai pengetahuan apabila didapat dari belajar, pengalaman atau
instruksi.
Bentuk bahan kebutuhan koordinasi yang disiapkan, adalah:
a. Bahan cetak (printed), yaitu sejumlah bahan yang disiapkan dalam kertas, yang
dapat berfungsi untuk penyampaian informasi. Contoh: buku, modul, lembar
kerja, brosur, foto/gambar.
b.Bahan dengar (audio), yaitu semua yang dapat dimainkan atau didengarkan
10. 16
sejumlah orang. Contoh: kaset, radio.
c. Bahan pandang dengar (audio visual), yaitu segala sesuatu yang memungkinkan
sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar bergerak secara sekuensial.
Contoh: video, film.
Menurut sifatnya bahan dapat dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu:
1) Bahan berbasiskan cetak, yang termasuk dalam kategori ini adalah buku,
pamflet, buku kerja, foto, dll.
2) Bahan berbasiskan teknologi, yang termasuk dalam kategori ini adalah film,
video, slide, video interaktif ,dll.
3) Bahan yang digunakan untuk praktik atau proyek, contoh
lembar observasi, lembar wawancara, dll.
4) Bahan yang dibutuhkan untuk keperluan interaksi, contoh telepon, video
conference, dll.
Jenis-jenis informasi yang kita siapkan, yaitu:
1) Informasi berdasarkan fungsi dan kegunaan informasi. Informasi jenis ini
antara lain;
a) Informasi yang menambah pengetahuan, misalnya: peristiwa- peristiwa,
pendidikan.
b) Informasi yang mengajari pembaca (informasi edukatif), misalnya makalah
tentang cara berternak.
c) Informasi berdasar format penyajian, yaitu informasi yang dibedakan
berdasarkan bentuk penyajian informasinya, misalnya informasi dalam bentuk
tulisan (berita, esai, artikel, resensi).
2) Informasi berdasarkan format penyajian, adalah informasi yang berdasarkan
bentuk penyajian, informasi ini antara lain berupa tulisan teks, gambar/foto.
11. 17
Informasi yang kita siapkan harus berkualitas, yaitu memiliki kriteria:
1) Relevan,yang artinya informasi tersebut mempunyai manfaat
oleh pemakainya.
2) Akurat, yang artinya informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan
harus jelas mencerminkan maksudnya.
3) Tepat pada waktunya, yang artinya informasi yang diterima tidak boleh
terlambat.
4) Konsisten, yang artinya informasi yang diterima sesuai dengan datanya tidak
mengalami perubahan yang tidak benar.
(www.definisi-pengertian.com)
2. Penetapan Tujuan dan Sasaran Koordinasi Sesuai Target
Pengertian koordinasi menurut G.R. Terry adalah suatu usaha yang sikron dan
teratur untuk menyediakan jumlah dan waktu yang tepat dan mengarahkan
pelaksanaan untuk menghasilkan suatu tindakan yang seragam dan harmonis
pada sasaran yang telah ditentukan. Sedangkan menurut Dr. Awaluddin M.P.A,
koordinasi adalah suatu usaha kerja sama antara badan, instansi, unit dalam
pelaksanaan tugas-tugas tertentu sehingga terdapat saling mengisi, membantu dan
melengkapi. Kesuksesan koordinasi akan menciptakan keharmonisan dan
keselarasan seluruh kegiatan untuk mencapai tujuan yang diharapkan, sehingga
beban tiap bagian menjadi serasi, selaras dan seimbang. Terciptanya koordinasi
yang baik antar unit atau departemen dapat meminimalisir terjadinya keesalahan
dan konflik sehingga proses kegiatan dapat berjalan dengan efektif.
a. Definisi Tujuan dan Sasaran Koordinasi
Tujuan mengacu pada kondisi yang akan datang atau tingkat kinerja yang akan
dicapai. Istilah tujuan mengacu pada alasan yang mendasar mengenai keberadaan
organisasi. Peran utama dari tujuan adalah memberi inspirasi pada organisasi dan
12. 18
membimbing dalam penetapan nilainya. Tujuan umum disebarluaskan secara
terus menerus yang mengacu pada cita-cita organisasi atau respon untuk
menjawab perubahan atau perbaikan penting, isu persaingan dan atau
keunggulan tugas utama. Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau
dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun. Tujuan
ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan
pada isu-isu dan analitis strategis. Tujuan harus dapat menunjukkan suatu
kondisi yang ingin dicapai di masa mendatang. Tujuan akan mengarahkan
perumusan sasaran, kebijakan program dan kegiatan dalam rangka
merealisasikan misi.
b. Menetapkan tujuan dan sasaran koordinasi sesuai target
Tujuan dan sasaran merupakan apa dan kapan sesuatu yang akan dicapai. Cara
mencapai tujuan dan sasaran merupakan faktor terpenting dalam proses
perencanaan strategis, meliputi penetapan kebijakan dan program. Tujuan adalah
penting dalam mencapai target yang diinginkan. Dengan tujuan yang jelas dan
operasional akan memiliki kejelasan apa yang harus dicapai dan apa yang harus
dilakukan untuk mencapainya. Tujuan menuntun kepada apa yang hendak
dicapai atau sebagai gambaran tentang hasil akhir dari suatu kegiatan. Dengan
mempunyai gambaran jelas tentang hasil yang hendak dicapai itu dapatlah
diupayakan berbagai kegiatan ataupun perangkat untuk mencapainya. Formula
penetapan tujuan yang baik adalah mengandung unsur:
1) Audience artinya sasaran sebagai peserta/pembelajar yang perlu dijelaskan
secara spesifik agar jelas untuk siapa tujuan tersebut diberikan.
2) Behavior adalah perilaku yang spesifik yang diharapkan dilakukan atau
dimunculkan peserta setelah mengikuti pembelajaran.
3) Conditioning yaitu keadaan yang harus dipenuhi atau dikerjakan peserta
pada saat dilakukan pembelajaran.
4) Degree adalah batas minimal tingkat keberhasilan terendah yang harus
13. 19
dipenuhi dalam mencapai perilaku yang diharapkan.
Dalam menetapkan tujuan, kriteria yang harus dipenuhi adalah:
1) Sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, sejalan dengan kebijakan
pemerintah dan menjelaskan visi dan misi organisasi.
2) Merupakan pelaksanaan misi organisasi/lembaga.
3) Menggambarkan hasil-hasil yang akan dicapai.
4) Harus menantang tetapi realistic dan dapat dicapai.
5) Menunjukkan secara jelas arah organisasi/lembaga dan program-
programnya.
6) Umumnya mencakup jangka waktu yang relative.
7) Tidak akan mengalami perubahan yang bermakna.
Agar sasaran dapat efektif, maka dalam menetapkan sasaran harus memiliki
kriteria sebagai berikut :
1) Spesific, adalah sasaran harus menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan,
bukan cara pencapaiannya. Sasaran harus memberikan arah dan tolok ukur
yang jelas sehingga dapat dijadikan landasan untuk penyusunan strategis dan
kegiatan yang spesifik juga.
2) Measurable, adalah sasaran harus terukur dan dapat dipergunakan untuk
memastikan apa dan kapan pencapaiannya.
3) Achievable, yaitu sasaran yang dijadikan standar keberhasilan, maka sasaran
harus menantang dan target yang ditentukan haruslah yang masuk akal bisa
dicapai.
4) Relevant, sasaran yang ditetapkan harus memspesifikasikan hasil yang ingin
dicapai dan sesuai dengan proses atau fungsi terkait.
14. 20
5) Time Bound, adalah sasaran harus didasarkan dalam jangka waktu atau harus
mempunyai batas waktu yang jelas.
Dalam menetapkan sasaran, harus dapat memenuhi beberapa tujuan, termasuk
yaitu:
1) Klarifikasi sasaran strategis dan rencana tindakan untuk menunjukkan
bagaimana organisasi akan mengukur kesuksesan.
2) Mendorong kerjasama tim melaui pemusatan pada tujuan akhir.
3) Dorongan untuk berpikir inovatif guna mencapai keinginan utama atau
perbaikan-perbaikan.
4) Memberikan dasar bagi proses pengukuran dan kemajuan
akselerasi/percepatan.
3. Penetapan Tim Koordinasi Dalam Bentuk Surat Keputusan
Guna mendukung keberhasilan pelaksanaan kegiatan maka diperlukan koordinasi
dan kerjasama yang terpadu, untuk itu perlu dibentuk suatu tim. Tim adalah
perpaduan atau lebih orang yang memiliki tujuan bersama dan memiliki saling
ketergantungan. Tim efektif akan melalui pengembangan secara berjenjang yaitu:
1) Forming (pembentukan), adalah pada tahapan ini masing-masing individu
masih bertanya pada diri sendiri tentang keterlibatannya sebagai anggota tim.
Tim masing-masing anggota bersikap sopan, hati-hati dan berusaha
teroganisir.
2) Storming (menyerbu), adalah masalah dan intrik mulai bermunculan ke
permukaan, bahkan dapat terjadi konflik jarak dekat. Terjadi perdebatan
walau sudah saling setuju, sehingga juga muncul isu siapakah yang pegang
kendali dan bagaimana kontrol dapat terlaksana.
3) Norming (norma/etika), artnya berbicara terbuka tentang masalah dan isu
yang ada. Tim membuat aturan dasar baru, proses baru dan prosedur baru
15. 21
untuk penyelesaian masalah.
4) Perfoming (pencapaian/kinerja), adalah aturan dasar dan proses telah tercipta
baik dan bekerja sesuai harapan. Masing-masing bekerja bersama,
bekerjasama dan saling dukung satu sama lain.
Sebuah tim dapat terus memperbaiki efektivitasnya dengan fokus 5 kunci utama
yaitugoals (tujuan), roles (peran), procedures (prosedur), relationship
(hubungan) dan leadership (kepemimpinan).
Lima tahap atau langkah yang umumnya dilakukan untuk membangun sebuah
tim, adalah :
1) Membentuk struktur tim.
2) Mengumpulkan informasi.
3) Membicarakan kebutuhan.
4) Merencanakan sasaran dan menetapkan pencapaiannya
5) Mengembangkan keterampilan.
Di dalam sebuah organisasi atau lembaga, pembuatan surat keputusan (SK)
menjadi bagian yang sangat penting untuk melegalkan setiap keputusan yang
diambil oleh pimpinan organisasi atau lembaga tersebut. Pengertian surat
keputusan adalah surat yang berisi suatu keputusan yang dibuat oleh pimpinan
suatu organisasi atau lembaga pemerintahan berkaitan dengan kebijakan
organisasi atau lembaga tersebut. Hal-hal yang perlu diatur dengan surat
keputusan biasanya sangat penting dan sangat menentukan kebijakan atau
kegiatan organisasi/lembaga. Surat keputusan hanya boleh dikeluarkan dan
dibuat oleh pejabat yang berhak membuat dan mengeluarkannya dan juga harus
ditandatangani oleh pejabat tertentu atau pimpinan tertinggi organisasi. Surat
keputusan berisi pernyataan yang mengikat semua pihak yang terlibat dan
kedudukan surat keputusan terletak di tingkat atas.
16. 22
Tabel 1
Contoh Surat Keputusan Penetapan Tim Koordinasi
Kop Instansi
SURAT KEPUTUSAN
No....
Tentang
Penetapan tim Koordinasi........
Menimbang : ..................
Memperhatikan : a. .............
b. .............
Mengingat : .................
Memutuskan
Menetapkan :
Pertama : ...............
Kedua : ...............
Ditetapkan di........
Pada tanggal.........
Kepala Instansi
Nama
NIP
Tabel 2
Contoh Lampiran 1 Surat Keputusan Penetapan Tim Koordinasi
Lampiran 1
Keputusan No…….
Tanggal….
Tentang Penetapan Tim
Koordinasi….
Susunan Daftar Tim Koordinasi…….
No Nama Instansi/Lembaga Jabatan dalam
Tim
1.
2.
3.
4.
17. 23
4. Pengidentifikasian Pihak-Pihak Yang Berkepentingan Dalam Koordinasi Sesuai
dengan Subtansi Kegiatan
Proses kerjasama perencanaan pengembangan hanya dapat berhasil jika individu
atau kelompok yang bersangkutan memikul tanggung jawab, dan perubahan
terjadi sebagai tindakan swadaya lewat perencanaan yang luwes dan partisipatif.
Untuk melakukan semua ini kegiatan harus berhasil menciptakan komunikasi
dialogis di antara pihak-pihak yang berkepentingan dengan pelaksana kegiatan
dari permulaan sampai akhir kegiatan. Kerjasama akan lebih optimal jika semua
yang terlibat mempunyai harapan yang sama dan mereka setuju dengan tujuan
dan sasaran yang harus dicapai dan memahami tanggung jawab masing-masing
untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut.
Freeman dan Reed (1983:91) mendefinisikan stakeholders dalam dua rumusan
yaitu:
1. Stakeholder dalam pengertian luas (the wide sense of stakeholders), artinya
dalam hal ini yang dimaksud dengan stakeholder adalah kelompok maupun
individu-individu yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan perusahaan
18. 24
atau mereka yang dipengaruhi oleh perusahaan pada saat perusahaan
mengejar tujuannya. Yang termasuk dalam stakeholder ini mencakup
kelompok kepentingan publik, kelompok yang melakukan aktivitas protes,
pegawai pemerintah, asosiasi perdagangan, pesaing, serikat pekerja dan juga
karyawan, pelanggan pada segmen tertentu dan pemegang saham.
2. Stakeholder dalam pengertian sempit (the narrow sense of stakeholders) ,yaitu
perusahaan memiliki ketergantungan untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya kepada stakeholder ini yang terdiri dari kelompok- kelompok
tertentu. Yang termasuk ke dalam kategori stakeholder ini adalah karyawan,
pelanggan pada segmen tertentu, pemasok tertentu, pegawai kunci
pemerintahan, kreditur tertentu dan pemegang saham. Stakeholder yang
terdiri dari pemerintah, perusahaan, masyarakat yang memiliki peran dalam
keseluruhan tahapan penyelenggaraan program. Para stakeholder tersebut
terkategori berdasarkan keberadaan dan tingkat kepentingan sesuai dengan
konsep kepentingan menurut Rhenald Khasali (2005) dalam Wibisono (2007),
yakni pemerintah dan masyarakat sebagai stakeholder eksternal dan pihak
swasta sebagai stakeholder internal. Sejauh mana keterlibatan para
stakeholder dalam tahapan penyelenggaraan program tersebut digambarkan
melalui tingkat partisipasi masing-masing stakeholder.
Analisis partisipasi yaitu mengenai seluruh kelompok orang yang berkaitan
(formal dan informal) dan terlibat (disebut pihak-pihak yang berkepentingan)
terutama kelompok sasaran/penerima manfaat. Kelompok yang berpengaruh
perantara dan kelompok/lembaga kerjasama. Perlu juga dilakukan analisis
pihak yang berkepentingan (stakeholder) yang memberikan kelompok-
kelompok yang dikenali dalam konteks analisis partisipasinya secara rinci dari
berbagai sudut pandang, seperti karakteristik sosial, visi, kemungkinan untuk
penyelesaian masalah-masalah, resiko, dsb. Analisa stakeholder hendaknya
dilakukan dilakukan sedini mungkin pada awal program untuk
mengidentifikasikan berbagai kelompok yang tertarik, berkait dan berminat
dengan issu tertentu. Berdasarkan kekuatan, posisi penting, dan pengaruh
19. 25
stakeholder terhadap issu, stakeholder dapat dikategorikan ke dalam beberapa
kelompok, yaitu:
1) Stakeholder Utama (Primer), adalah stakeholder yang memilikikaitan
kepentingan secara langsung dengan suatu kebijakan, program dan proyek.
Mereka harus ditempatkan sebagai penentu utama dalam proses pengambilan
keputusan. Contohnya, yaitu masyarakat dan tokoh masyarakat, masyarakat
yang terkait dengan proyek, yakni masyarakat yang di identifikasi akan
memperoleh manfaat dan yang akan terkena dampak dari proyek ini.
Sedangkan tokoh masyarakat adalah anggota masyarakat yang oleh
masyarakat ditokohkan di wilayah itu sekaligus dianggap dapat mewakili
aspirasi masyarakat. Di sisi lain stakeholders utama adalah juga pihak
manajer publik yakni lembaga/badan publik
2) Stakeholder Pendukung (Sekunder), adalah stakeholder yang tidak memiliki
kaitan kepentingan secara langsung terhadap suatu kebijakan, program dan
proyek, tetapi memiliki kepedulian dan keprihatinan sehingga mereka turut
bersuara dan berpengaruh terhadap sikap masyarakat dan keputusan legal
pemerintah. Yang termasuk dalam stakeholders pendukung (sekunder), yaitu:
a) Lembaga (aparat) pemerintah dalam suatu wilayah tetapi tidak memiliki
tanggung jawab langsung.
b) Lembaga pemerintah yang terkait dengan isu tetapi tidak memiliki
kewenangan secara langsung dalam pengambilan keputusan.
c) Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) setempat, LSM yang bergerak di
bidang sesuai dengan rencana, manfaat, dampak yang muncul yang
memiliki kepedulian (termasuk organisasi massa yang terkait)
d) Perguruan Tinggi yakni kelompok akademisi ini memiliki pengaruh penting
dalam pengambilan keputusan pemerintah serta pengusaha (badan usaha)
yang terkait sehingga mereka juga termasukdalam kelompok stakeholder
pendukung.
20. 26
e) Pengusaha (badan usaha) yang terkait.
3) Stakeholder Kunci, adalah stakeholder yang memiliki kewenanangan secara
legal dalam hal pengambilan keputusan. Stakeholder kunci yang dimaksud
adalah unsur eksekutif sesuai levelnya, legislatif dan instansi. Stakeholder
kunci untuk suatu keputusan untuk suatu proyek level daerah kabupaten.
Yang termasuk dalam stakeholder kunci yaitu:
a) Pemerintah Kabupaten;
b) DPR Kabupaten;
c) Dinas yang membawahi langsung proyek yang bersangkutan.
Metode ini pada dasarnya mirip dengan metode informatif. Keduanya sama-sama
berlandaskan data, fakta dan pengalaman-pengalaman yang sebenar-benarnya.
Namun perbedaannya dengan metode informatif, metode komunikasi ini lebih
disengaja, teratur dan terencana dengan tujuan mengubah tingkah laku manusia
kearah yang diinginkan.
(1) Koordinasi Efisien dan Efektif
Cara-cara melaksanakan koordinasi yang efisien dan efektif Komunikasi adalah
kunci koordinasi yang efektif.
Koordinasi secara langsung tergantung pada perolehan, penyebaran dan
pemrosesan informasi. Semakin besar ketidakpastian tugas yang dikoordinasi,
semakin membutuhkan informasi. Pada dasarnya koordinasi merupakan
pemrosesan informasi.
Tiga Pendekatan untuk pencapaian koordinasi yang efektif :
a. Pendekatan Pertama: TEKNIK-TEKNIK MANAJEMEN DASAR
21. 27
Dengan mempergunakan teknik-teknik manajemen dasar : hirarki
manajerial, rencana dan tujuan sebagai pengarah umum kegiatan-kegiatan
serta aturan- aturan dan prosedur-prosedur.
b. Pendekatan Kedua: MENINGKATKAN KOORDINASI POTENSIAL
Menjadi diperlukan bila bermacam-macam satuan organisasi menjadi saling
tergantung dan lebih luasdalam ukuran dan fungsi.
c. Pendekatan Ketiga: MENGURANGI KEBUTUHAN AKAN KOORDINASI
Dalam beberapa situasi adalah tidak efisien untuk mengembangkan cara
pengkoordinasian tambahan. Ini dapat dilakukan dengan penyediaan
tambahan sumber daya-sumber daya untuk satuan-satuan organisasi atau
penglompokan kembali satuan-satuan organisasi agar tugas-tugas dapat
berdiri sendiri.
Dalam Koordinasi yang efektif terdapat Kebaikan dan Kelemahan, sebagai
berikut:
Kebaikan :
a. Beban tiap bagian tidak terlalu berat, karena adana keseimbangan antar
bagian.
b. Tiap bagian akan memperoleh informasi yang jelas dalam partisipasi
pencapaian tujuan dan tahu perannya masing-masing sehingga dapat
memberikan saran dan komentar terhadap kemungkinanketidakserasian antar
bagian.
c. Skedul kerja saling terkait sehingga menjamin penyelesaian pekerjaan tepat
22. 28
pada waktunya.
Kelemahan :
a. Perbedaan tiap bagian dalam orientasi pencapaian tujuan.
b. Perbedaan dalam orientasi waktu.
c. Perbedaan orientasi antar pribadi.
d. Perbedaan dalam formalitas instruktur.
(2) Komunikasi efektif
Berkomunikasi secara efektif berarti memberikan dan menerima pesan secara
akurat, tepat waktu dan informasi yang akurat dan memberikan kesempatan
untuk memberikan umpan balik/respon.
Jenis-jenis komunikasi:
a. Dengan kata-kata;
1) Tertulis
Gunakan komunikasi tertulis saat
a) Ciptakan suasana formal dan terkontrol
b) Buatlah catatan yang tepat dan permanen tentang pesan-pesan anda
c) Sesuai dengan alasan-alasan legal
d) Berikan kepada peserta informasi tertulis yang sama persis
e) Membicarakan hal-hal yang sulit
f) Dokumen berisi informasi yang penting, pengumuman ataupun kejutan-
kejutan
g) Ingin lebih diplomatis
23. 29
2) Lisan
Gunakan komunikasi lisan saat
a) Tampak informal
b) Ingin mengundang ide dan saran
c) Menjelaskan sesuatu yang rumit, yang membutuhkan pembuktian
d) Menyampaikan informasi yang penting
e) Perlu lebih diplomatis, komunikasi dengan saling berhadapan membuat
anda dapat menyesuaikan diri dengan tanggapan dari lawan bicara
f) Menyampaikan informasi yang sangat rahasia Cara berbicara dengan efektif:
a) Perhatikan apa yang anda katakan
b) Gunakan bahasa yang dipakai sehari-hari
c) Gunakan bahasa yang bisa dimengerti
d) Sesuaikan apa yang anda katakan dengan bagaimana anda
mengatakannya
b. Tanpa kata-kata
(3) Teknik-teknik koordinasi
Koordinasi sebagai fungsi yang mengintegrasikan seluruh proses organisasi maka
koordinasi perlu dilakukan dalam setiap tahapan proses manajemen. Hal ini
diperlukan karena setiap tahapan proses manajemen tentu memerlukan
keterpaduan peran para pemangku kepentingan (stakeholders) dalam mencapai
tujuan organisasi. Oleh karena itu, koordinasi dianggap sebagai salah satu kunci
sukses dalam proses manajemen. Dengan kata lain, koordinasi merupakan esensi
manajemen dan secara implisit terkandung dalam fungsi-fungsi manajemen.
Teknik koordinasi dalam tahapan proses manajemen dapat dijelaskan
24. 30
sebagai berikut:
1). Koordinasi dalam Perencanaan.
Koordinasi dalam perencanaan merupakan upaya untuk mengintegrasikan
berbagai perencanaan melalui diskusi yang saling menguntungkan, tukar
pikiran. Contoh, koordinasi antara unit kelitbangan dan unit
kesekretariatan untuk mengoptimalkan peran kelitbangan yang didukung
kesekretariatan yang handal.
2). Koordinasi dalam Pengorganisasian.
Koordinasi merupakan esensi organisasi. Koordinasi dalam pengorganisasian
sangat diperlukan manajemen antara lain dalam distribusi tugas. Misalnya,
untuk kegiatan reformasi birokrasi dalam suatu instansi maka dibentuk
satu tim reformasi yang bertugas menyusun konsep reformasi birokrasi.
Dalam tim tersebut ditetapkan beberapa sub- tim yang diberi tugas untuk
mempersiapkan konsep spesifik, misalnya: sub-tim keuangan, sub-tim
sumber daya manusia, sub-tim grand-design dan sebagainya.
3).Koordinasi dalam staffing.
Dalam penempatan pegawai perlu dilakukan koordinasi untuk menjamin
pegawai yang tepat di tempat yang tepat (the right man on the right place).
Misalnya, untuk menghasilkan keputusan promosi jabatan pada beberapa
jabatan tertentu maka dilakukan rapat Baperjakat yang terdiri dari unsur
pimpinan dan unsur kesekretariatan khususnya kepegawaian.
4).Koordinasi dalam directing.
Efektivitas arahan, instruksi dan pedoman sangat bergantung pada
harmonisasi atasan dan bawahan. Misalnya, dalam satu unit tertentu,
pimpinan memberikan arahan ke mana unit tersebut diarahkan untuk
mendukung tugas, pokok dan fungsi organisasi.
5). Koordinasi dalam pengawasan.
25. 31
Koordinasi melalui pengawasan diperlukan untuk menjamin sigkronisasi
antara kinerja aktual dengan kinerja yang distandarkan. Misalnya suatu
organisasi berdasarkan rencana stratejiknya menetapkan beberapa
performance indicators dari beberapa kegiatan yang dilakukan. Berdasarkan
performance indicators tersebut dilakukan evaluasi triwulanan atau tahunan
untuk mengevaluasi pencapaian kinerja tersebut. Dengan demikian,
koordinasi perlu dilakukan dalam setiap proses manajemen sebagai upaya
mengintegrasikan upaya berbagai pemangku kepentingan dalam mencapai
tujuan organisasi. Kalau langkah tersebut tidak dilakukan maka sangat sulit
bagi para manajer untuk memastikan bahwa seluruh pemangku
kepentingan dapat bekerjasama secara terpadu.
(4) Presentasi yang Persuasive
Salah satu tantangan tersulit dalam presentasi adalah mempengaruhi audiens
untuk mengikuti ajakan atau mengikuti call to action yang disampaikan. Namun
bukan berarti hal itu tidak bisa dipelajari. Dengan memahami 4 pilar komunikasi
pendukung presentasi persuasif ini maka mempengaruhi audiens akan lebih
mudah dilakukan.
4 Pilar Komunikasi Pendukung Presentasi Persuasif:
a. Logos
Logos dalam bahasa Yunani berarti logika. Itu artinya apa yang Anda
sampaikan harus masuk akal bagi audiens. Anda perlu menyusun presentasi
Anda secara logis dan terstruktur sehingga audiens mudah memahami dan
mengikuti apa yang Anda sampaikan. Dan yang tak kalah penting adalah data,
angka atau bukti-bukti nyata untuk mendukung setiap gagasan yang Anda
sampaikan.
26. 32
Ada tiga prinsip dasar yang harus Anda pegang untuk mengembangkan logos
yang kuat.
1) Buatlah dimengerti
Apapun argumen yang Anda sampaikan, mereka harus mudah dipahami
oleh audiens. Gunakan bahasa yang sederhana dalam presentasi Anda. Jika
Anda menggunakan data berupa angka-angka, pastikan bahwa Anda tidak
membuat audiens pusing dengan banyaknya angka yang Anda sebutkan.
Cukup fokuskan pada angka yang menurut Anda penting untuk diketahui
oleh audiens. Akan lebih bagus lagi jika Anda menggunakan tampilan visual
untuk mendukung argumen dan data-data yang Anda sampaikan.
2) Buatlah Logis
Pastikan argumen yang Anda sampaikan, mudah dinalar oleh audiens.
Jangan pernah memberikan sebuah pernyataan yang sulit, apalagi yang
susah diterima oleh logika. Perlu Anda ingat setiap argumen yang Anda
sampaikan akan dipikirkan oleh audiens. jika itu masuk akal, maka
mereka akan mempercayainya. Jika tidak masuk akal mereka akan
menolaknya.
3) Buatlah Nyata
Sebuah argumen yang didasarkan pada fakta dan contoh-contoh nyata
cenderung lebih cepat diterima oleh audiens. Semakin baik dan benar
fakta yang Anda tunjukkan maka semakin besar pula kepercayaan
audiens terhadap diri Anda.
b. Pathos
Phatos adalah emosi. Ketahuilah selain dengan logika seseorang juga
digerakkan dengan emosi mereka.
27. 33
Untuk bisa mengembangkan phatos langkah awal yang harus Anda
lakukan adalah kenali audiens Anda. Cari tahu siapa mereka, bagaimana
latar belakang pendidikan dan pekerjaan mereka, apa alasan mereka
datang dalam presentasi Anda. Semakin baik Anda mengenal audiens
Anda, maka Anda akan semakin mudah menentukan pendekatan
presentasi yang paling tepat untuk mereka.
Kembangkanlah presentasi yang bisa menjawab kebutuhan dalam diri
audiens. Kaitkan apa yang Anda sampaikan dengan kebutuhan mereka.
Dengan begitu audiens akan merasa bahwa anda peduli dengan mereka.
Gunakan juga cerita, analogi, humor, variasi suara, tempo, jeda, body
language untuk menyentuh emosi audiens Anda.
c. Ethos
Ethos adalah kredibilitas Anda sebagai sebagai seorang presenter. Jika
audiens percaya pada kredibilitas Anda dan mempercayai Anda sebagai
presenter atau pembicara, maka Anda memiliki peluang yang besar
membuat audiens percaya dengan apa yang Anda sampaikan. Jika
mereka tidak cukup mempercayai kredibilitas Anda akan sulit bagi Anda
membuat audiens menyetujui ide-ide yang Anda sampaikan.
Bagaimana membuat audiens percaya dengan kredibilitas kita sebagai
presenter? Bagi Anda yang sudah cukup dikenal orang atau Anda
memang seseorang yang sudah terbukti kompeten mungkin tidak begitu
jadi masalah. Namun bagi presenter baru ini bisa menyulitkan,
walaupun dapat disiasati dengan cerdas.
Yang perlu Anda lakukan pertama adalah tulis profil Anda dengan baik.
Pastikan dalam profil tersebut memuat mengapa Anda pantas berdiri
dihadapan audiens untuk membawakan suatu topik. Usahakan profil ini
bisa dibaca oleh audiens sebelum presentasi Anda lakukan. Dengan
begitu mereka akan tahu siapa Anda dan seberapa kredibel Anda
28. 34
membawakan sebuah topik presentasi.
Kemudian yang kedua, Anda bisa mengenalkan diri Anda diawal-awal
presentasi. Ceritakan tentang diri Anda, ceritakan mengapa Anda orang
yang kredibel membawakan topik presentasi tersebut. Namun Anda
harus tetap ingat jangan terlalu panjang lebar dalam memperkenalkan
diri. Cukup kenalkan nama, pekerjaan dan beberapa aktifitas maupun
presentasi yang sudah Anda lakukan terkait dengan topik yang Anda
bawakan.
d. Passion
Apapun topik presentasi yang Anda sampaikan pastikan bahwa Anda
bisa menyampaikannya dengan penuh antusias atau semangat. Mengapa
demikian? karena semangat bersifat menular. Jika Anda terlihat
semangat dan meyakinkan dalam menyampaikan topik presentasi maka
audiens juga akan semangat mendengarkan Anda.
Struktur presentasi:
a. Pembukaan
b. Isi
c. Penutup
d. Beberapa anekdot, cerita, dan
e. Lelucon di sela-selanya
Kiat-kiat presentasi yang persuasive:
a) Obyektif/tujuan jelas
b) Kenalilah peserta anda
c) Buat persiapan yang matang
29. 35
d) Yakin bila presentasi yang akan anda bawakan itu masuk akal dari
awal sampai akhir
e) Bukalah presentasi dengan kata-kata yang menarik
f) Buatlah rangkuman sesering mungkin dan ulanglah bagian-bagian
yang penting
g) Gunakan alat bantu visual untuk memfokuskan perhatian
h) Libatkan peserta dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada
mereka
i) Bicaralah dengan pelan dan jelas
j) Antusias dan hidup
(5) Pengertian Produktivitas Kerja
Setiap perusahaan selalu berusaha agar karyawan bisa berprestasi
dalam bentuk memberikan produktivitas kerja yang maksimal. Produktivitas
kerja karyawan bagi suatu perusahaan sangatlah penting sebagai alat
pengukur keberhasilan dalam menjalankan usaha. Karena semakin tinggi
produktivitas kerja karyawan dalam perusahaan, berarti laba perusahaan
dan produktivitas akan meningkat.
International Labour Organization (ILO) yang dikutip oleh Malayu S.P
Hasibuan (2005: 127) mengungkapkan bahwa secara lebih sederhana
maksud dari produktivitas adalah perbandingan secara ilmu hitung antara
jumlah yang dihasilkan dan jumlah setiap sumber daya yang dipergunakan
selama produksi berlangsung. Sumber daya tersebut dapat berupa:
1) Man/Manusia
2) Money/Modal
3) Method/Metode
4) Material/Bahan Baku
5) Machine/Peralatan
30. 36
6) Minutes/Waktu
7) Market/Pasar
8) Mother Nature/Memelihara Lingkungan
9) Information/Informasi
Konsep produktivitas pada dasarnya dapat dilihat dari dua dimensi,
yaitu dimensi individu dan dimensi organisasi. Pengkajian masalah
produktivitas dari dimensi individu tidak lain melihat produktivitas terutama
dalam hubungannya dengan karakteristik-karakteristik kepribadian individu.
Dalam konteks ini esensi pengertian produktivitas adalah sikap mental yang
selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih
baik dari hari kemarin, dan hari esok harus lebih baik dari hari ini
(Kusnendi, 2003:8.4).
Produktivitas yang dikaji melalui dimensi organisasi akan bermuara
kepada penciptaan nilai tambah pada suatu organisasi melalui penerapan
alat, teknik dan metode peningkatan produktivitas yang efektif dan efisien.
Dalam hal ini, peranan individu yang diorganisir dalam suatu unit kerja pada
organisasi peningkatan produktivitas akan menjadi vital dikarenakan adanya
multi-factor productivity yang tercipta dan ditetapkan melalui Key Performance
Indicator (KPI) untuk menentukan ukuran peningkatan produktivitas dan
kualitas suatu organisasi.
a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja
Peningkatan produktivitas adalah suatu hal yang penting karena dapat
meningkatkan daya saing dan pendapatan perusahaan, perluasan lapangan
kerja serta peningkatan kesejahteraan tenaga kerja. Efisiensi dan efektivitas
yang dilakukan oleh tenaga kerja tersebut merupakan salah satu upaya
peningkatan produktivitas berupa sikap mental (attitude of mind) untuk
bekerja keras dan ingin memiliki kebiasaan untuk melakukan peningkatan
perbaikan. Upaya peningkatan produktivitas ini merupakan syarat mutlak
yang harus dipertahankan oleh setiap perusahaan atau unit organisasi yang
menginginkan perkembangan atau perluasan.
31. 37
Dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja karyawan di suatu
perusahaan perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi
produktivitas kerja karyawan tersebut. Banyak faktor yang dapat
mempengaruhi produktivitas kerja karyawan baik yang berhubungan
dengan tenaga kerja itu sendiri maupun faktor-faktor yang berhubungan
dengan lingkungan perusahaan dan kebijakan pemerintah secara
keseluruhan.
Saat ini banyak perusahaan melihat bahwa peningkatan produktivitas
dan daya saing karyawan menjadi salah satu keunggulan. Hal ini dapat
diterapkan melalui komitmen, dukungan dan keterlibatan dari manajemen
serta karyawan. Keunggulan ini akan terbangun apabila perusahaan dapat
mencetak karyawan bermotivasi tinggi dengan cara memperbaiki hubungan
antara manajemen dengan karyawan dalam perusahaan. Pada akhirnya,
perubahan menuju perbaikan dapat berkembang hanya jika ada partisipasi
aktif dari manajemen dengan karyawan secara terus menerus.
Ada 10 faktor yang sangat diinginkan oleh para karyawan untuk
sebagai upaya partisipasi meningkatkan produktivitas kerja karyawan,
yaitu: (1) pekerjaan yang menarik, (2) upah yang baik, (3) keamanan dan
perlindungan dalam pekerjaan, (4) etos kerja dan (5) lingkungan atau
sarana kerja yang baik, (6) promosi dan perkembangan diri mereka sejalan
dengan perkembangan perusahaan, (7) merasa terlibat dalam kegiatan-
kegiatan organisasi, (8) pengertian dan simpati atas persoalan-persoalan
pribadi, (9) kesetiaan pimpinan pada diri pekerja, (10) disiplin kerja yang
keras.
Partisipasi aktif karyawan untuk meningkatkan produktivitas tersebut
akan dapat dilestarikan apabila kepada mereka diberikan informasi tentang
seberapa jauh tingkat produktivitas yang telah dicapai serta dapat
menikmati hasil peningkatan produktivitas tersebut. Apabila karyawan
diajak berpartisipasi aktif serta diakui harkat dan martabatnya maka akan
menimbulkan kebanggan diri dan motivasi sehingga dapat mengerahkan
33. 9
F. LANGKAH KERJA
Melakukan Koordinasi Untuk Peningkatan Partisipasi Produktivitas
No PANDUAN GAMBAR CAPAIAN KETERANGAN
1. Mengumpulkan data dan informasi
Mengumpulan data dan informasi terkait
koordinasi peningkatan partisipasi
produktivitas
Mampu menentukan
metode dan media
koordinasi sesuai
kebutuhan
Dapat menjelaskan
cara melaksanakan
koordinasi yang
efisien dan efektif
Dapat menjelaskan
teknik-teknik
koordinasi yang
efektif
Mampu melakukan
presentasi yang
persuasif
Mampu melakukan
koordinasi
1.1 Metode dan media koordinasi sesuai
kebutuhan ditentukan melalui pendekatan
AIM.
1.2 Cara koordinasi yang efisien dan efektif
dijelaskan sesuai dengan SOP.
1.3 Teknik-teknik koordinasi yang efektif
dijelaskan sesuai dengan ilmu komunikasi
efektif.
1.4 Presentasi yang persuasif dilakukan sesuai
dengan SOP.
1.5 Koordinasi peningkatan partisipasi
produktivitas dilakukan dengan strategi
komunikasi yang efektif dan efisien.
Form Pendekatan
AIM
Form Koodinasi di
Daerah
34. 10
Melakukan Koordinasi Untuk Peningkatan Partisipasi Produktivitas
No PANDUAN GAMBAR CAPAIAN KETERANGAN
peningkatan
partisipasi
produktivitas dengan
efisien
2. Melaksanakan koordinasi peningkatan
partisipasi produktivitas
KOP SURAT
SURAT KEPUTUSAN
Tentang
Koordinasi
1. Mampu menentukan
metode dan media
koordinasi sesuai
kebutuhan
2. Dapat menjelaskan
cara melaksanakan
koordinasi yang efisien
dan efektif
3. Dapat menjelaskan
teknik-teknik
koordinasi yang efektif
4. Mampu melakukan
presentasi yang
persuasive
5. Mampu melakukan
koordinasi
1.1. Menetapkan instrumen penilaian pe
Metode dan media koordinasi sesuai
kebutuhan ditentukan melalui
pendekatan AIM.
1.2. Cara koordinasi yang efisien dan efektif
dijelaskan sesuai dengan SOP.
1.3. Teknik-teknik koordinasi yang efektif
dijelaskan sesuai dengan ilmu
komunikasi efektif.
1.4. Presentasi yang persuasif dilakukan
sesuai dengan SOP.
1.5. Koordinasi peningkatan partisipasi
produktivitas dilakukan dengan strategi
35. 11
Melakukan Koordinasi Untuk Peningkatan Partisipasi Produktivitas
No PANDUAN GAMBAR CAPAIAN KETERANGAN
peningkatan
partisipasi
produktivitas dengan
efisien
komunikasi yang efektif dan efisien.
36. 12
3. Mengendalikan koordinasi peningkatan
partisipasi.
1.Dapat menjelaskan
prosedur evaluasi
koordinasi
peningkatan
partisipasi.
2. Mampu
mengevaluasi
pelaksanaan
koordinasi sesuai
dengan
perencanaan.
3. Dapat menjelaskan
prosedur dan
langkah-langkah
penyusunan
laporan dengan
format baru.
4. Mampu penyusunan
laporan koordinasi.
1. Prosedur evaluasi koordinasi peningkatan
partisipasi dijelaskan sesua SOP.
2. Pelaksanaan koordinasi sesuai dengan
perencanaan dievaluasi.
3. Prosedur dan langkah-langkah
penyusunan laporan dibuat dengan format
baru.
Laporan koordinasi disusun sesuai dengan
format baru sesuai dengan format yg
berlaku di organisasi.
4. Laporan koordinasi disusun sesuai dengan
format baru sesuai dengan format yg
berlaku di organisasi.
I Pendahuluan
Latar belakang kegiatan
Maksud dan Tujuan
Kegiatan
II Isi Laporan
Judul dan Tema Kegiatan
Tempat dan waktu
pelaksanaan
Peserta kegiatan
Susunan Panitia
Anggaran
Pelaksanaan Kegiatan
Penutup
Kesimpulan
III
Saran dan Kritik
Rencana Aksi IV
Lampiran
Rencana Aksi
IV Lampiran
37. 14
Siapkan Informasi yang terkait dengan Penghargaan Siddhakarya
Identifikasi target koordinasi untuk peningkatan
produktivitas
G. IMPLEMENTASI UNIT KOMPETENSI
Elemen Kompetensi 1
Mengumpulan data dan informasi terkait koordinasi peningkatan partisipasi
produktivitas
Aktivitas 1.1:
Silahkan untuk menyiapkan data & informasi, berdasarkan
Observasi, Wawancara, serta bukti-bukti berupa koordinasi dan
tentang data pengukuran produktivitas
Sasaran peningkatan Stake holder
Pengumpulan
Informasi melalui
beragam media
Catatan:
Catatan:
Baca Referensi 1.1:
Silahkan untuk mencari informasi dan membaca tentang apa itu
koordinasi peningkatan produktivitas
Mengidentikasi dengan pendekatan A
38. 15
Elemen Kompetensi 2
Menyusun instrumen penghargaan produktivitas
Baca Referensi 2.1:
Silahkan untuk mencari informasi dan membaca beberapa hal
sebagai berikut:
Pengertian , Definisi Produktivitas.
Diskusi 2.1:
Silahkan untuk mendiskusikan hasil pencarian data & informasi
mengenai hal berikut yang telah Anda pelajari:
1. Pendekatan Produktivitas melalui AIM (Awareness,
Improvement, Maintenance)
2. Data Pengukuran Peningkatan Produktivitas.
3. Analisis SWOT ((strengths, weaknesses, opportunities, dan
threats.)
Dari hasil diskusi yang dilakukan dalam kelompok, buatlah
catatan dan presentasikan di kelas hasil diskusi setiap kelompok.
Pemeriksaan 2.1:
Silahkan untuk memeriksa :
1. Periksa penjelasan tentang AIM
2. Pastikan Bukti forto folionya Analisis SWOT
Catat hasil pemeriksaan.
39. 16
Pikirkan 2.1:
Dalam rangka koordinasi peningkatan partisipasi produktivitas
memeriksa melalui analisa SWOT.
Aktivitas 3.1:
. Silahkan untuk mengklasifikasikan dan mendefinisikan
indikator/metode yang didapatkan dari video dimaksud
Video Youtube 3.1:
Silahkan melihat youtube berikut ini:
Link:
Diskusi 3.1:
1. Fokus Group Diskusi: Teknik Penyusunan Data
menjadi bahan dan informasi koordinasi. Dan
Strategi Koordinasi peningkatan partisipasi
produktivitas.
Pikirkan 3.1:
Studi Kasus :
Sesuai dengan video yang telah anda saksikan tentang Analisis SWOT.
Uraikan dengan analisis SWOT tentang koordinasi dengan stake holder
tentang peningkatan produktivitas.
40. 17
Penilaian:
Penilaian Catatan :
Kompeten / Belum Kompeten
Peserta Instruktur
Nama/Tandatangan/tgl Nama/Tandatangan/tgl
LAMPIRAN
KAMUS ISTILAH
Relevan adalah yang artinya informasi tersebut
mempunyai manfaat oleh pemakainya.
Akurat adalah yang artinya informasi harus bebas dari
kesalahan-kesalahan dan harus jelas mencerminkan
maksudnya.
Tepat pada waktunya Adalah yang artinya informasi yang diterima tidak
boleh terlambat.
Konsisten adalah yang artinya informasi yang diterima sesuai
dengan datanya tidak mengalami perubahan yang tidak
benar
41. 18
DAFTAR PUSTAKA
A. Dasar Perundang-undangan
1. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 Tentang Usaha Kecil.
2. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003, Tentang Ketenaga Kerjaan.
3. Peraturan Presiden Nomor : 50 Tahun 2005 tentang Lembaga Produktivitas
Nasional;
4. RPJMN 2015 -2019;
5. Surat Setneg Nomor : R-04/M.Setneg/1/1993 tanggal 8 Januari 1993
tentang Anugerah Produktivitas;
6. Permenakertrans Nomor : PER.21/MEN/IX/2009 tentang Pedoman
Pelayanan Produktivitas.
B. Buku Referensi
1. Dirjen Bina Lattas, Modul Kriteria Kinerja Ekselen Organisasi Pemerintah Untuk
Meningkatkan Produktivitas, Jakarta 2009
2. Dijen Bina Lattas, Modul Manajemen Partisipatif, Jakarta 2009
3. Dirjen Bina Lattas, Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Pengembangan Desa Produktif
Melalui Partisipasi Masyarakat, Jakarta 2009
4. Ismail Solihin, Pengantar manajemen, Penerbit Erlangga, Jakarta 2009
5. Lembaga Adminstrasi Negara, Koordinasi Penyelenggaraan Diklat, Jakarta, 2003
6. Buku Pedoman Pelatihan Berbasis Kompetensi, ILO, Juli 2004
42. 19
UNIT KOMPETENSI
KODE UNIT : M.702090.003.02
JUDUL
UNIT
: Melakukan Koordinasi Untuk Peningkatan
Partisipasi Produktivitas
DESKRIPSI
UNIT
:
Unit kompetensi ini berhubungan dengan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang dibutuhkan
dalam Melakukan Koordinasi Untuk Peningkatan
Partisipasi Produktivitas
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
a. 1
1. Mengumpulkan data
dan informasi terkait
koordinasi
peningkatan
partisipasi
produktivitas
1. Dapat menjelaskan perencanaan bahan dan
informasi kebutuhan koordinasi untuk
peningkatan partisipasi produktivitas
sesuai target
2. Mampu mengikuti tata cara penyiapan
bahan dan informasi kebutuhan koordinasi
untuk peningkatan produktivitas sesuai
target
3. Dapat menjelaskan penetapan tim
koordinasi dalam bentuk surat keputusan
4. Mampu melaksanakan penetapan tim
koordinasi dalam bentuk surat keputusan
5. Dapat menjelaskan pengidentifikasian
pihak-pihak yang berkepentingan dalam
koordinasi
2. Melaksanakan
koordinasi
peningkatan
partisipasi
produktivitas
1. Mampu menentukan metode dan media
koordinasi sesuai kebutuhan
2. Dapat menjelaskan cara melaksanakan
koordinasi yang efisien dan efektif
3. Dapat menjelaskan teknik-teknik
koordinasi yang efektif
4. Mampu melakukan presentasi yang
persuasive
5. Mampu melakukan koordinasi peningkatan
partisipasi produktivitas dengan efisien
3.Mengendalikan
koordinasi
1. Dapat menjelaskan prosedur evaluasi
koordinasi peningkatan partisipasi.
43. 20
peningkatan
partisipasi
2. Mampu mengevaluasi pelaksanaan
koordinasi sesuai dengan perencanaan.
3. Dapat menjelaskan prosedur dan langkah-
langkah penyusunan laporan dengan format
baru.
4. Mampu penyusunan laporan koordinasi.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
Metode Melakukan Koordinasi Peningkatan Partisipasi Produktivitas
mencakup tidak terbatas pada analisa SWOT ((strengths, weaknesses,
opportunities, dan threats.)
2. Peralatan dan perlengkapan
2.1 Peralatan
2.1.1 Alat pengolah data
2.1.2 Alat pencetak
2.1.3 Media penyimpanan data
2.1.4 Alat perekam
2.2 Perlengkapan
2.2.1 Kuesioner Pengumpulan data
2.2.2 Aplikasi input data
2.2.3 Alat tulis kantor
2.2.4 Dokumentasi
3. Peraturan yang diperlukan
Dirjen Bina Lattas, Modul Kriteria Kinerja Ekselen Organisasi
44. 21
Pemerintah Untuk Meningkatkan Produktivitas, Jakarta 2009
4. Norma dan standar
4.1 Norma
(Tidak ada.)
4.2 Standar
(Tidak ada.)
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian kompetensi pada unit ini dilakukan untuk mengetahui
kemampuan, yang meliputi aspek pengetahuan, ketrampilan dan
sikap kerja dalam
1.2 Penilaian dilakukan dengan tes lisan dan tertulis, di tempat kerja,
dan/atau tempat uji kompetensi (TUK).
2. Persyaratan kompetensi
2.1 (Tidak ada.)
3. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
3.1 Pengetahuan
3.2.1 Konsep produktivitas
3.2.2 Implementasi teknik & tools peningkatan produktivitas
3.2.3 Konsep produktivitas melalui pendekatan AIM (Awareness,
Mantainance, Improvement)
3.2.4 Aplikasi input data
3.2 Keterampilan
3.2.1 Menentukan instrumen Koordinasi Peningkatan Partisipasi
45. 22
Produktivitas sesuai dengan metode.
3.2.2 Membuat form penilaian berdasarkan format
4. Sikap kerja yang diperlukan
1.1 Harus mengikuti tata cara menetapkan instrumen penilaian
penghargaan produktivitas yang sesuai dengan metode
berdasarkan SOP
1.2 Harus berpegang pada tata cara membuat form penilaian
berdasarkan format sesuai dengan SOP.
5. Kemampuan yang Harus Dimiliki Sebelumnya
Ada pun kemampuan yang harus dimiliki sebelumnya sebagai berikut:
- Kemampuan menerapkan teknik & tools peningkatan produktivitas
DAFTAR PENYUSUN MODUL
NO. NAMA PROFESI
1. Febie Dwikha Permatasari Kepala Seksi Promosi
Produktivitas