1. Dokumen tersebut membahas tentang etika dan estetika, termasuk definisi, jenis, dan hubungannya.
2. Etika berkaitan dengan nilai baik dan buruk sementara estetika berkaitan dengan nilai indah dan jelek.
3. Meskipun nilai etik bersifat relatif universal, nilai estetik bersifat subjektif dan partikular.
2. Ø Etika secara etimologi berasal dari kata Yunani, yakni ethos
yang berarti watak kesusilaan atau adat yang timbul dari
kebiasaan .
Ø Secara teriminologi, etika adalah cabang filsafat yang
membicarakan tingkah laku atau perbuatan manusia dalam
hubungannya dengan baik buruk. Yang dapat dinilai baik buruk
adalah sikap manusia, yaitu yang menyangkut perbuatan,
tingkah laku, gerakan, kata-kata dan sebagainya.
3. • Etika dalam arti nilai–nilai atau norma yang menjadi pegangan bagi
seseorang atau kelompok orang dalam mengatur tingkah laku.
• Etika dalam arti kumpulan asas atau nilai moral (yang dimaksud disini
adalah kode etik)
• Etika dalam arti ilmu atau ajaran tentang yang baik dan yang buruk .
Disini etika sama artinya dengan filsafat moral.
Cara manusia memperlakukan sesama dan menjalani hidup dan kehidupan
dengan baik, sesuai aturan yang berlaku di masyarakat
4. ü Etika sebagai nilai dan norma etik atau moral
berhubungan dengan makna nilai tentang baik
buruk kelakuan manusia.
ü Nilai etik diwujudkan kedalam norma etik, norma
moral, norma kesusilaan.
ü Norma etik berhubungan dengan manusia sebagai
individu karena menyangkut kehidupan pribadi.
ü Norma etik ditujukan kepada umat manusia agar
terbetuk kebaikan akhlak pribadi guna
penyempurnaan manusia dan melarang manusia
melakukan perbuatan jahat, karena dirasakan
sebagai bertentangan dengan (norma) kesusilaan
dalam setiap hati nurani manusia.
5. ü Norma etik atau norma moral menjadi
acuan manusia dalam berperilaku.
ü Dengan norma etik, manusia bisa
membedakan mana perilaku yang baik
dan juga mana perilaku yang buruk.
ü Norma etik menjadi semacam
(peraturan hukum yang bersifat
umum) untuk berperilaku baik.
Manusia yang beretika berarti perilaku
baik sesuai dengan norma–norma etik.
6. Bratawidjaja (1994), untuk mempelajari etika perlu mengetahui tiga azas yang saling
terkait yaitu:
Etika deskriptif adalah etika yang erat hubungannya dengan antropologi, sosiologi, dan
psikologi. Etika ini mempelajari dan mencatat serta menguraikan moral suatu
masyarakat, kebudayaan, dan bangsa. Di samping itu, etika deskriptif membandingkan
sistem moral, kode etik, kepercayaan, dan nilai-nilai yang berbeda. Pada hakikatnya,
etika deskriptif membandingkan bentuk masyarakat yang berlainan.
Etika normatif secara sistematis berusaha menyajikan serta membenarkan suatu sistem
moral, yang terdiri atas nilai-nilai dasar moral dan aturan moral yang menguasai perilaku
manusia. Peraturan-peraturan dan nilaI-nilai itulah yang membentuk sikap, adat
istiadat,dan norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat sekitarnya.
.
Meta etika seringkali disebut etika analisis yaitu etika yang mengkaji makna dan istilah
moral.
7. 1. Berusaha menerangkan berbagai norma, peraturan, pernyataan
kewajiban, dan nilai norma yang membentuk norma-norma yang
mengikat dalam suatu masyarakat.
2. Berusaha dengan berbagai cara untuk membenarkan prinsip moral.
Suatu masyarakat dapat memiliki berbagai norma yang konsisten
maupun tidak. Dalam membentuk suatu sistem, filsafat moral
berusaha membuat berbagai norma yang konsisten antara satu
dengan yang lain. Sistem ini membentuk suatu teori tentang moral.
8. Bratawidjaja (1994) menggolongkan etika dalam dua jenis yaitu :
Etika umum menyajikan suatu pendekatan yang teliti mengenai norma-
norma yang berlaku umum bagi setiap warga masyarakat. Etika umum
terdiri atas tiga bagian norma yaitu sopan santun, norma hukum, dan
norma moral.
2. Etika khusus.
Etika khusus adalah penerapan etika umum dalam kegiatan profesi,
misalnya etika guru, etika sekretaris, etika bisnis, etika wartawan, dan
kode etika jurnalistik. Etika tersebut berfungsi sebagai pedoman
pelaksanaan masing-masing pfofesi.
9. • Estetika berkaitan dengan nilai indah–jelek (tidak indah).
• Nilai estetika berari nilai tentang keindahan yang bisa bermakna secara luas, secara sempit,
dan estetik murni.
ü Secara luas keindahan mengandung ide kebaikan, bahwa segala sesuatunya yang baik
termasuk yang abstrak maupun nyata yang mengandung ide kebaikan adalah indah.
Keindahan dalam arti luas meliputi banyak hal, seperti watak yang indah, hukum yang
indah, ilmu yang indah, dan kebajikan yang indah.
ü Secara sempit, yaitu indah yang terbatas pada lingkup persepsi penglihatan (bentuk dan
warna).
ü Secara estetik murni, menyangkut pengalaman estetik seseorang dalam hubungannya
dengan segala sesuatu yang diresapinya melalui penglihatan, pendengaran, perabaan dan
perasaan, yang semuanya dapat menimbulkan persepsi (anggapan) indah.
10. • Etika berkaitan dengan nilai tentang baik–buruk,
sedangkan estetika berkaitan dengan hal yang
indah–jelak. Sesuatu yang estetik berarti
memenuhi unsur keindahan (secara estetik
murni maupun secara sempit, baik dala bentuk,
warna, garis, kata, ataupun nada)
• Apabila nilai etik bersifat relatif universal, dalam
arti bisa diterima banyak orang, namun nilai
estetik amat subjektif dan partikular. Sesuatu
yang indah bagi seseorang belum tentu indah
bagi orang lain.