Dokumen tersebut membahas berbagai senyawa bioaktif yang terkandung dalam tumbuhan seperti protein, serat, fenolik, probiotik, prebiotik, karotenoid, asam lemak, flavonoid, fitoestrogen, fitosterol, polifenol, isoflavon, gula alkohol, bakteri asam laktat, yang memiliki manfaat bagi kesehatan seperti mencegah berbagai penyakit. Dokumen ini juga menjelaskan beberapa jenis senyawa fen
2. • Proteins and peptides, fibers, phenolics, probiotics,
and prebiotics, karatenoid, asam lemak (PUFA, MUFA),
Flavonoid, fitoestrogen, fitosterol dan fitostanol,
poliphenol dan isoflavon, gula alkohol, bakteri asam
laktat, dsb.
• Kandungan bioaktif tersebut memberikan keuntungan
bagi kesehatan dan dipercaya dapat mencegah
berbagai peyakit tidak hanya berkaitan dengan GI,
inflammation, carcinogenesis, hypertension, CVD,
Developmental disorders, brain and cognitive
disabilities, and aging.
3. • Senyawa fenolik meliputi aneka ragam senyawa yang berasal
dari tumbuhan yang mempunyai ciri sama, yaitu cincin aromatik yang
mengandung satu atau dua gugus OH-.
• Senyawa fenolik di alam mudah ditemukan di semua tanaman, daun,
bunga dan buah.
• Senyawa fenolik alam telah diketahui strukturnya, antara lain
flavonoid, fenol monosiklik sederhana, fenil propanoid,
polifenol (lignin, melanin, tannin), dan kuinon fenolik.
• Pada industri makanan dan minuman, senyawa fenolik berperan
dalam memberikan aroma yang khas pada produk makanan dan
minuman, sebagai zat pewarna makanan dan minuman, dan sebagai
antioksidan
4. • Flavonoid adalah zat warna yang larut air pada bagian
tertentu tumbuhan (daun, buah, kulit layu dan
batang) dengan ciri khas berasa pahit.
• Kadar flavoid yang tinggi terdapat pada buah yang
muda (rasa pahit pada buah muda). Setelah matang
kadar flavoid buah menurun sehingga aman
dikonsumsi.
5. • Kelompok yang termasuk flavoid adalah
flavonol (quersetin), flavonogen, katekin
(epicathechin), antosianin (zat warna pada
sayur dan buah : merah, biru, violet dan
merah muda), isoflavon, dihidroflavonol, dan
chalcone.
• Flavoid pada buah dan sayur berfungsi
sebagai antioksidan dan antiradang. Misalnya
kuersetin, rutin, mirisetin, kaemferol,
antosianidin (dari blueberry dan anggur).
6. • Karotenoid adalah zat warna (pigmen)
larut lemak pada buah-buahan dan
sayur-sayuran. Misalnya pigmen kuning
pada wortel, oranye pada buah, dan
sayur lain adalah karoten yang diubah
oleh tubuh menjadi vitamin A.
• Karotenoid lainnya yang tidak memiliki
aktivitas A tetapi berfungsi sebagai
antioksidan dan melindungi retina mata
adalah kantaksantin pada sayur bayam.
7. • Karotenoid yang bersifat sebagai
antioksidan serbaguna adalah
likopen (pada sayur tomat), lutein
dan zeaksatin (pada kubis, bayam,
brokoli, kuning telur dll))
• Karotenoid yang dikenal sebagai
antioksidan kuat untuk penawar
radikal bebas, meningkatkan fungsi
imun dan mencegah kanker adalah
pigmen kuning kurkumin dari kunyit
(curcuma longa).
8. • Alkalodi adalah zat aktif dari
tanaman yang berfungsi sebagai
obat. Alkaloid terdapat pada
berbagai tanaman yaitu pada biji,
buah, daun, kulit kayu, akar dan
umbi.
• Misalnya barberin (sebagai berberin
sulfat), alkaloid utama dalam
goldenseal (hydrastic canadensis),
adalah aktivator kuat bagi sel imun
(makrofag) yang menghacurkan
bakteri, virus, jamur dan sel kanker.
9. • Ginsenoid, alkaloid dari gingseng Korea
(Panax gingsen) dan gingsen Siberia
(Eleutherococcus senticosus), atau
johimbin dari kulit pohon johimbin
(Pausnystaha johimbe).
• Alkaloid yang sudah diisolasi dan
distandarkan menjadi obat modern
misalnya aspirin kafein.
10. • Fitoestrogen (“fito” berarti tumbuhan) adalah
zat kimia yang ditemukan pada makanan dan
herba untuk pengganti hormon estrogen.
Walaupun bekerja pada reseptor estrogen,
tetapi efeknya kurang aktif (sekitar 2 persen
efektivitas) dibandingkan dengan estrogen
biasa.
• Fitoestrogen diperlukan untuk mengontrol
menormalkan fungsi estrogen pada wanita saat
mengalami gangguan menstruasi (PMS) dan
menopause.
11. • Makanan yang kaya estrogen adalah
tumbuhan dari famili umbelliferous (fennel,
seledri, anise dan peterseli), brassica (kubis,
bunga kol, brokoli dan brussel sprout),
kedelai, kacang-kacangan, gandum lengkap,
apel dan alfalfa. Fennel dan anise sangat
kaya akan fitoestrogen, sedangkan kedelai
adalah sumber fitoestrogen yang paling
mudah didapatkan.
• Senyawa yang bekerja sebagai fitoestrogen
adalah isoflavon, genistein dan daidzein.
12. • Estrogen dari makanan perlu diaktifkan
lebih dahulu oleh bakteri usus yang
bersahabat (probiotik) agar berfungsi
sebagai senyawa estrogenetik.
• Karena itu, bersama dengan fitoestrogen
dianjurkan juga mengkonsumsi probiotik
(misalnya, yogurt yang mengandung
L a c t o b a c u l l u s a c i d o p h i l u s d a n
Bifidobacterium bifidus) serta prabiotik
sebagai makanan penyebur bakteri tersebut.