Klasifikasi makanan fungsional dapat didasarkan pada beberapa kriteria seperti sumber bahan baku, manfaat kesehatan, komponen bioaktif, sifat fisikokimia, dan proses produksi. Menurut BPOM, pengelompokkan pangan fungsional dibagi berdasarkan kandungannya seperti vitamin, mineral, serat, asam lemak, dan probiotik. Produk makanan juga dapat dibuat menjadi fungsional dengan meningkatkan atau menambahkan k
3. • Berdasarkan sumbernya, makanan fungsional dibedakan
menjadi makanan fungsional nabati dan makanan
fungsional hewani.
• Makanan fungsional nabati adalah makanan fungsional
yang berasal dari tumbuhan, contohnya: kedelai, beras
merah, tomat, bawang putih, anggur, teh dan sebagainya.
• Makanan fungsional hewani adalah makanan fungsional
yang berasal dari hewan, contohnya: ikan, susu dan
produk-produk olahannya.
4. • Makanan fungsional alami adalah makanan yang tersedia di alam dan
tidak mengalami proses pengolahan, contohnya adalah buah-buahan
dan sayur-sayuran yang dimakan segar.
• Makanan fungsional tradisional adalah makanan fungsional yang diolah
secara tradisional, contohnya: tempe, dadih, dan sebagainya.
• Makanan fungsional modern adalah makanan fungsional yang dibuat
secara khusus dengan menggunakan perencanaan dan teknologi
khusus. Contohnya adalah makanan khusus untuk penderita diabetes
seperti Diabetasol dan Diabetamil. Produk ini mengandung serat dan
senyawa fungsional lain yang dapat menurunkan respon gula darah
sehingga sangat baik untuk penderita diabetes.
5. • Komponen zat gizi dapat berupa zat gizi makro yang mempunyai efek
fisiologis (contoh : resistant starch atau asam lemak omega 3) atau zat
gizi mikro yang jumlah konsumsinya melebihi rekomendasi konsumsi per
hari.
• Komponen non gizi contohnya adalah mikroorganisme atau bagian kimia
dari tumbuhan.
• Komponen bioaktif dari makanan fungsional adalah:
a. Zat gizi: asam amino, beberapa jenis protein, asam lemak tak jenuh
ganda (PUFA = polyunsaturated fatty acids), vitamin, mineral, dsb.
b. Non gizi : serat pangan, prebiotik, probiotik, fitoestrogen, fitosterol
dan fitostanol, poliphenol dan isoflavon, gula alkohol, bakteri asam
laktat, dsb.
6. Serat pangan, mencakup semua bagian dari makanan nabati yang tubuh tidak
dapat mencerna atau menyerap.
a.Serat larut
Serat larut merupakan serat yang mudah larut dalam air biasanya ditemukan
dalam kacang-kacangan, kacang polong, lentil, oatmeal, dedak gandum,
kacang-kacangan, biji-bijian, psyllium, apel, pir, stroberi, dan blueberry.
b.Serat tidak larut
Serat tidak larut merupakan serat yang tidak larut dalam air biasanya
ditemukan dalam biji-bijian, barley, couscous whole grain, beras merah, bulgur,
dedak gandum, kacang-kacangan, biji-bijian, wortel, mentimun, zucchini,
seledri, buncis, sayuran berdaun gelap, kismis, kacang-kacangan, anggur, dan
tomat.
7. • Prebiotik didefinisikan sebagai bahan
pangan yang tidak dapat dicerna oleh
saluran cerna dan memberikan efek
yang positif terhadap mikroflora
dengan secara selektif menstimulasi
pertumbuhan bakteri pada kolon
terutama lactobacilli dan
bifidobacteria.
• Sumber; kacang merah, kacang
kedelai, kacang hijau, pisang,
semangka, rambutan, bawang merah,
bawang daun, bawang bombai, oat,
buah berry, asparagus
• Probiotik merupakan mikroorganisme
atau kumpulan bakteri yang hidup di
dalam sistem pencernaan. Namun,
probiotik juga dibudidayakan di
laboratorium dan digunakan sebagai
kandungan produk suplemen maupun
produk susu. Fungsi utama probiotik
adalah meningkatkan populasi bakteri
baik di usus.
• Contohnya; Miso, Kimchi, Kombucha,
Kefir, Yogurt
8. 1. Konvensional yaitu makanan utuh
(whole food) dalam bentuk yang
sbeneranya seperti bawang putih,
kacang-kacangan, biji-bijian, ikan
berminyak, dan tomat, yang
mengandung bahan kimia bioaktif
dan asam lemak tak jenuh ganda
(PUFA).
Contoh: Oatmeal karena
mengandung serat larut yang dapat
membantu menurunkan kadar
kolesterol.
9. 2.Modifikasi yaitu makanan yang sudah diperkaya,
disempurnakan, atau diperkuat untuk memiliki atau
meningkatkan manfaat kesehatan dengan
menambahkan zat bioaktif seperti fitokimia atau
antioksidan lainnya.
Contohnya:
a)Telur yang diperkaya omega-3 (atau ω-3)
b)Yoghurt dengan kultur bakteri hidup yang
bermanfaat (Yakult)
c)Jus jeruk yang diperkaya kalsium
d)Roti yang diperkaya folat
e)Oatmeal diperkaya dengan zat gizi seperti protein
(energy bar)
10. • Medical/Makanan Kesehatan
yaitu makanan yang di tujukan
pada kondisi medis tertentu dan
untuk diet, termasuk produk
seperti susu bebas laktosa dan
roti bebas gluten.
11. • Makanan untuk diet khusus, tidak jauh
berbeda makanan medis, tetapi tersedia secara
komersial dan tidak memerlukan pengawasan
penyedia layanan kesehatan. Makanan ini
memenuhi kebutuhan diet khusus yang
disebabkan oleh kondisi kesehatan tertentu,
seperti intoleransi laktosa, atau obesitas.
Makanan bebas gluten, produk susu bebas
laktosa, dan makanan yang dirancang untuk
membantu penurunan berat badan dianggap
sebagai makanan untuk penggunaan diet
termasuk pada makanan untuk bayi.
12. • Makanan modifikasi, yaitu Makanan yang dibuat
oleh industri makanan dengan menyesuaikan bahan-
bahan tertentu dalam makanan tradisional. Makanan
diproduksi dengan memberikan lebih nutrisi tertentu
dan lebih sedikit lemak, lemak trans, lemak jenuh,
gula, natrium atau kolesterol.
• Contoh: keripik bebas lemak, saus salad rendah
lemak, sayuran kaleng rendah natrium, permen
bebas gula, dan banyak produk lainnya. Makanan
yang dimodifikasi juga dapat diproduksi dengan
tambahan serat, vitamin, mineral atau nutrisi lainnya.
13. • Enriched foods yaitu makanan
yang diperkaya dengan tambahan
nutrisi yang hilang selama proses
pemasakan. Misalnya, biji-bijian yang
dihaluskan, biji-bijian olahan atau
produk (seperti roti) yang dibuat dari
biji-bijian olahan kemudian diperkaya
dengan vitamin B dan zat besi yang
hilang pada saat pemurnian biji-
bijian.
14. • Fortified foods yaitu
menambahkan nutrisi atau zat
makanan ke makanan yang
awalnya tidak ada dalam
makanan. Fortifikasi
menambah nutrisi yang
mungkin kurang dalam
makanan biasa.
15.
16.
17. • Classification of Functional Foods
• Functional foods can be divided into two broad categories. The
first category consists of functional foods that naturally contain
a component that offers additional benefits to the consumer.
The other category of functional foods consists of processed
foods in which a component is added to the food to give it
additional benefits.
18. ü Berdasarkan golongan dari pangan tersebut (produk susu dan turunannya, minuman, produk sereal,
produk kembang gula, minyak, dan lemak)
ü Berdasarkan penyakit yang akan dihindari atau dicegah (diabetes, osteoporosis, kanker kolon)
ü Berdasarkan efek fisiologis (imunologi, ketercernaan, aktivitas anti-tumor)
ü Berdasarkan kategori komponen bioaktif (mineral, antioksidan, lipid, probiotik)
ü Berdasarkan sifat organoleptik dan fisikokimia (warna, kelarutan, tekstur)
ü Berdasarkan proses produksi yang digunakan (kromatografi, enkapsulasi, pembekuan).
• Menurut BPOM, pengelompokkan pangan fungsional dibagi berdasarkan kandungannya
menjadi: Vitamin; Mineral; Gula alkohol; Asam lemak tidak jenuh; Peptida dan protein
tertentu; Asam amino; Serat pangan; Prebiotik; Probiotik; Kolin, Lesitin dan Inositol; Karnitin
dan Skualen; Isoflavon (kedelai); Fitosterol dan Fitostanol; Polifenol (teh); Komponen
fungsional lain yang akan ditetapkan kemudian.
20. Produk makanan dapat dibuat menjadi fungsional dengan
menggunakan beberapa pendekatan:
• Menghilangkan komponen yang diketahui atau diidentifikasi menyebabkan
efek merugikan saat dikonsumsi.
• Meningkatkan konsentrasi komponen yang secara alami terdapat dalam
bahan makanan sampai pada kadar dimana dapat menghasilkan fungsi
yang diinginkan (contoh: fortifikasi dengan zat gizi mikro untuk mencapai
konsumsi harian yang lebih tinggi dari rekomendasi asupan yang
dianjurkan namun sesuai dengan anjuran pedoman diet untuk mengurangi
resiko penyakit) atau meningkatkan konsentrasi komponen non gizi pada
tingkat yang diketahui dapat meningkatkan manfaat yang diinginkan.
21. • Menambahkan komponen yang tidak umum terdapat pada
sebagian besar bahan makanan, tidak selalu berupa zat gizi
makro atau zat gizi mikro namun mempunyai efek yang telah
terbukti menguntungkan (contoh: vitamin non antioksidan,
atau prebiotik fruktan).
• Mengganti komponen, biasanya komponen zat gizi makro
(contoh: lemak), yang umumnya dikonsumsi secara berlebih
sehingga dapat menyebabkan efek yang merugikan, diganti
dengan komponen yang mempunyai efek menguntungkan
bagi kesehatan [contoh: chicory inulin seperti Rafticream
(ORAFTI, Tienen, Belgium)].
• Meningkatkan bioavibilitas atau stabilitas dari komponen yang
diketahui dapat menghasilkan efek fungsional atau
menurunkan resiko yang merugikan dari bahan makanan.