1. 2
Taupan Muhamad Rizky | 41902044|PS2019C
ASOSIATIF
PENGARUH PEMBERDAYAAN DANA ZAKAT PRODUKTIF TERHADAP
KESEJAHTERAAN MUSTAHIK DI BAZNAS KOTA MADIUN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kesejahteraan mustahik dikatakan berjalan dengan baik dan telah terpenuhi apabila masyarakat tersebut
menjadi mandiri dengan kualitas kehidupan dan kesejahteraan yang lebih baik. Kapasitas masyarakat
dapat dicapai melalui pemberdayaan (empowerment) agar anggota masyarakat dapat ikut dalam produksi
atau institusi penunjang dalam proses produksi, kesetaraan (equity) dengan tidak membedakan status dan
keahlian , keamanan (security), keberlanjutan (sustainability) dan kerjasama (cooperation) kesemuanya
berjalan secara simultan.
Mustahik dikatakan sejahtera jika ia mampu memenuhi kebutuhannya, memiliki semangat dalam
produktifitas kerja, mampu memberdayakan tenaga dan kemampuannya. Ia mampu meringankan beban
ekonomi yang mereka hadapi, mampu menghindari perbuatan jahat dalam menyikapi hidup mereka,dan
mampu membuat keluarga yang harmonis dan nyaman karena terpenuhinya kebutuhan mereka. Sehingga
ia mampu merubah dirinya yang awalnya menjadi mustahik menjadi muzakki.
Akan tetapi pada kenyataannya ada faktor lain yang menyebabkan adanya penghalang dalam
menyejahterakan kehidupan mustahik diantaranya, (1) Kemiskinan (poverty), memiliki tanda - tanda
sebagai berikut: rumah reot dan dibuat dari bahan bangunan yang bermutu rendah, perlengkapan yang
sangat kualitas sumber daya manusia yang rendah menunjukkan produktivitas rendah, upah rendah dan
perbedaan akses dan modal. Ketiga penyebab kemiskinan tersebut di atas bermuara pada teori lingkaran
setan kemiskinan (vicious circle of poverty).
Adanya keterbelakangan, ketertinggalan, pasar yang kurang sempurna, dan kurangnya modal
menyebabkan rendahnya produktivitas. Rendahnya produktifitas berdampak pada rendahnya pendapatan
yang diterima. Rendahnya pendapatan akan berimplikasi pada rendahnya tabungan dan investasi,
rendahnya investasi akan berakibat pada keterbelakangan dan seterusnya.
Salah satu cara agar mampu membantu menyejahterakan mustahik adalah dengan mengembangkan dana
zakat itu sendiri. Seiring dengan penghimpunan dana zakat yang terus meningkat, kegiatan
pendayagunaannya pun mengalami perkembangan yang sangat menarik. Pendayagunaan zakat, yang dulu
hanya bersifat konsumtif, saat ini cenderung mengarah kepada kegiatan- kegiatan yang besifat produktif,
seperti pengembangan dan pemberdayaan usaha kecil, dan menengah (UKM) dan pemberdayaan
komunitas.
Selain pada persoalan penghimpunan dana zakat maka dalam hal penyaluran dana zakat pun telah
mengalami perkembangan yang signifikan.
Secara umum zakat dikelola dengan menyerahkan harta zakat berupa uang dari orang-orang yang wajib
zakat (muzaki) kepada orang-orang yang berhak menerima zakat (mustahik). Akan tetapi secara khusus,
saat ini ada tren pengelolaan zakat yang pendistribusiannya bukan dalam bentuk uang, melainkan dalam
bentuk program. Program pendistribusian zakat kontemporer (saat ini) dilakukan dalam bentuk pemberian
beasiswa kepada peserta didik miskin (sepertiyang dilakukan Yayasan Dompet Dhuafa, Rumah Zakat,
dan Lembaga Amil Zakat lainnya), atau dalam bentuk lain yang tujuannya memang ingin memfasilitasi
kelompok-kelompok msyarakat miskin dalam bentuk ragam dimensi yang ada.
2. 3
Peran zakat dalam mengentaskan kemiskinan adalah peran yang tidak bisa dipungkiri keberadaannya,
baik dalam kehidupan muslim ataupun dalam kehidupan lainnya. Khalayak umum hanya mengetahui
bahwasanya tujuan dari zakat adalah mengentaskan kemiskinan dan juga membantu para fakir miskin,
tanpa mengetahui gambarannya secara gamblang.
Namun perlu digarisbawahi, bahwa perananan zakat tidak hanya terbatas kepada pengentasan
kemiskinan. Akan tetapi bertujuan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan kemasyarakatan lainnya.
Dapat diketahui, bahwa salah satu peranan zakat adalah membantu negara muslim lainnya dalam
menyatukan hati para warganya untuk dapat loyal kepada islam dan juga membantu segala permasalahan
yang ada dalam tubuh orang islam itu sendiri, sebagaimana membantu negara muslim lainnya dalam
menegakkan kalimatullah, dan memotivasi orang yang berhutang untuk dapat berbuat baik serta
membuatnya istiqomah dalam kebaikan. Yusuf Qardhawi berpendapat bahwa peranan zakat tidak hanya
terbatas pada pengentasan kemiskinan, akan tetapi untuk mengatasi permasalahan-permasalahan
kemasyarakatan lainnya.
Dari sini, dapat dikatakan bahwa target utama dari aplikasi zakat adalah, mengentaskan kemiskinan
secara keseluruhan, dimana hal ini tidak dibatasi oleh waktu dan juga tidak terpukau oleh permukaan
yang tampak. Karena itu, dalam mengentaskan kemiskinan yang disebabkan oleh pengangguran, rasa
malas, dan kurangnya upaya dalam mencari pekerjaan, tentunya tidak sama formulanya dengan
kemiskinan yang disebabkan oleh adanya kelemahan dalam bekerja ataupun kemiskinan yang disebabkan
banyaknya anggota keluarga yang ditanggung, sehingga minimnya pemasukan bulanan. Darisini dapat
dibuat point: yaitu kemiskinan yang disebabkan oleh adanya pengangguran dan kemiskinan yang
disebabkan karena ketidakmampuan dalam menutupi dan memenuhi semua kebutuhan hidupnya,
diantaranya pertama, kemiskinan yang disebabkan oleh kelemahan fisik yang menjadi penghalang dirinya
mendapatkan penghasilan yang besar. Kedua,kemiskinan yang disebabkan oleh ketidakmampuan untuk
mencari pekerjaaan, karena ditutupnya pintu-pintu pekerjaan yang halal sesuaidengan keadaan para fakir
miskin tersebut. Ketiga, kemiskinan yang ketiga ini bukan disebabkan karena pengangguran atau karena
ia tidak menemukan pekerjaan yang sesuai, tetapi pada kenyataannya ia bekerja dan mendapatkan
penghasilan tetap maksimum tanpa mengurangi nilai dan kegunaannya, sehingga berdayaguna untuk
mencapai kemaslahatan umat.
Strategi Pemberdayaan Zakat Kehadiran Badan Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqah adalah untuk menjawab
berbagai tantangan aktual yang dihadapi umat Islam dengan memanfaatkan kekuatan yang ada pada umat
Islam itu sendiri. Terutama lembaga pengelola zakat harus berubah dari pengelolahan zakat secara
tradisional kepada cara yang lebih professional dengan perumusan strategistrategi. Salah satu strategi
yang perlu diciptakan adalah menciptakan persepsi orang (terutama muzaki dan mustahik) tentang zakat
dan pengelolahannya.
Mustahik yang diberikan zakat harus mempunyai tanggung jawab dan bukan hanya merupakan
pemberian semata sebagaibalas kasihan atau simpati, tetapi lebih dari itu adalah agar mereka dapat
menggunakan zakat tersebut untuk mengembangkan dirinya lebih mandiri yang akhirnya terlepas dari
rantai kemiskinan.
Secara umum kita dapat membangun strategi yang digunakan dalam pemberdayaan zakat diantaranya:
a. Peningkatan perekonomian secara langsung dengan memberikan modal usaha. Strategi ini digunakan
untuk para mustahik yang produktif secara kemampuan berusaha sepertidagang, jasa (tukang sepatu,
penerima upah bajak sawah,dll) yang membutuhkan modal.
b. Peningkatan perekonomian secara pemberian skill dan ketrampilan melalui workshop atau training
kepada mustahik yang masih produktif.
c. Peningkatan perekonomian melaluai pemberian modal usaha untuk mustahik yang ingin meningkatkan
kemandirian dalam perekonomian.
d. Peningkatan perekonomian melalui membuka lapangan kerja bagi mustahik yang tidak mempunyai
kemampuan mengurus wirausaha sendiri.
3. 4
Berdasarkan penciptaan strategi diatas diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan ummat, dan
senantiasa meningkatkan usaha para mustahik dalam menggunakan dana zakat itu agar tepat guna dan
berdaya guna.
Hasil dari pengumpulan zakat hendaknya berputar, tidak lagi hanya sekedar untuk dikonsumsi, akan
tetapi perlu dimanfaatkan , agar dana hasil pengumpulan zakat menjadi lebih produktif. Produktif disini
maksudnya dapat menghasilkan sesuatu, menambah dan memperluas manfaat dari sesuatu. Agar tujuan
dari pemberian zakat tepat guna dan berdaya guna kepada 8 asnaf yang berhak menerima, seperti yang
diterangkan dalam Qur’an Surat At-Taubah ayat 60 dan Pendistribusian dana zakat dalam Qur’an Surat
At-Taubah ayat 103 yang berarti, “ambillah zakat dari sebagian hart mereka,dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka,dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu
(menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka...”
1. Pendistribusian zakat
Menurut Yusuf Qardhawidapat dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu: pertama, dana zakat diberikan
kepada mereka yang mampu berusaha tetapi penghasilannya tidak mencukupi kebutuhannya, seperti:
pedagang kecil, pengrajin, petani, dan sebagainya. Biasanya tidak mempunyai perlengkapan dan modal
yang cukupuntuk mengembangkan usahanya atau tidak memiliki lahan maupun alat-alat pertanian.
Dengan demikian, mereka mampu menutupi kebutuhannya secara tetap. Kedua,zakat diberikan kepada
mereka yng tidak mampu berusaha, sepertiorang yang sakit menahun, janda, anak kecil, dan sebagainya.
Kepada orangorang ini , zakat diberikan selama setahun penuh.
2. Pemberdayaan
Oleh karena itu dalam kegiatan melancarkan kegiatan ini dalam meningkatkan kualitas ekonomi
masyarakat yang kurang mumpuni diperlukan kesadaran bagi muzakki apabila harta yang dimiliki sudah
pantas di zakatkan maka diharapkan untuk segera melaksanakan, mengingat zakat adalah kewajiban bagi
yang mampu khususnya umat Islam yang berpegang teguh pada Agama Islam. bentuk pemanfaatan dana
zakat secara maksimum tanpa mengurangi nilai dan kegunaannya, sehingga berdayaguna untuk mencapai
kemaslahatan umat merupakan bagian dari memberdayakan dana zakat tersebut agar lebih menjadi
produktif dan lebih bermanfaat bagi para mustahik.
Analisis Latar Belakang :
Menurut analisis saya terhadap Latar belakang dari skripsi yang berjudul “PENGARUH
PEMBERDAYAANDANAZAKAT PRODUKTIF TERHADAP KESEJAHTERAAN
MUSTAHIK DI BAZNAS KOTA MADIUN" adalah SALAH.
Penulis sudah menjelaskan dengan lengkap terkait pengaruh pemberdayaan dana zakat produktif terhadap
kesejahteraan mustahik namun tidak ada sama sekali data yang disebutkan dari BAZNAS Kota Madiun,
hal ini jelas membuat Latar Belakang yang ditulis menjadi kurang lengkap.q
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pemberdayaan Dana Zakat Produktif di BAZNAS Kota Madiun?
2. Bagaimana Kesejahteraan Mustahik Dana Zakat Produktif di BAZNAS Kota Madiun?
4. 5
3. Adakah Pengaruh Pemberdayaan Dana Zakat Produktif terhadap Kesejahteraan Mustahik di
BAZNAS Kota Madiun?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk menjelaskan pemberdayaan dana zakat Produktif di BAZNAS Kota Madiun
2. untuk menjelaskan kesejahteraan mustahik dana zakat produktif di BAZNAS Kota Madiun
3. Untuk menjelaskan pengaruh pemberdayaan dana zakat produktif terhadap kesejahteraan mustahik
di BAZNAS Kota Madiun
Analisis rumusan masalah, dan tujuan penelitian :
Dari 3 point rumusan masalah dan tujuan penelitian, terdapat keterkaitan dengan Tema yang di
usung, dimana penulis berfokus pada 3 masalah dan tujuan :
- Mencari jawaban terkait Pemberdayaan dana zakat produktif di Kota Madiun
- Mencari jawaban terkait kesejahteraan mustahik dana zakat produktif di BAZNAS Kota Madiun
- dan mencari jawaban terkait pengaruh pemberdayaan dana zakat produktif terhadap kesejahteraan
mustahik di BAZNAS Kota Madiun
Jika dilihat dari struktur rumusan masalah dan tujuan penelitiannya, maka penulis sudah BENAR.
DESKRIPTIF
ANALISIS PERANAN ZAKAT PRODUKTIF TERHADAP
PERKEMBANGAN USAHA MIKRO MUSTAHIQ BMT Assyafi`iyah Kota
Gajah Lampung Tengah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keberadaan Indonesia sebagai negara berkembang tidak dapat lepas dari banyaknya permasalahan di
bidang ekonomi. Salah satu permasalahan nyata yang dihadapi bangsa Indonesia adalah ketimpaan
distribusi pendapatan dan kemiskinan. Salah satu cara menanggulangi kemiskinan adalah adanya
dukungan dari orang yang mampu untuk mengeluarkan harta kekayaan mereka yaitu berupa zakat.
Zakat sangat strategis dan berpengaruh pada tingkah laku ekonomi manusia serta pembangunan
ekonomi, sehingga dapat mengurangi perbedaan kelas dan ketimpaan ekonomi yang terlalu jauh.
Karena perbedaan kelas ini akan menimbulkan rasa dendam dan kebencian.
Zakat selain bertujuan untuk memulihkan ekonomi umat juga bertujuan untuk membersihkan dan
mensucikan harta mereka, sesuai dengan firman Allah yang berbunyi:
5. 6
“Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka, dengan zakat itu
kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa
kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui”. (QS. At-Taubah:103).
Dari firman Allah di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa zakat dapat mensucikan dan membersihkan
jiwa orang yang membayarnya dari sifat serakah dan kikir, sebaliknya zakat mampu mendorong
mereka untuk menderma dan membelanjakan hartanya untuk hal-hal yang baik.
Zakat bukanlah sekedar sumbangan melainkan suatu langkah untuk membantu majunya
perekonomian umat.
Zakat sebagai pemberdayaan ekonomi rakyat tentu penyalurannya tidak hanya terbatas untuk
kehidupan konsumtif bagi para mustahiq saja, tetapi juga mampu memberdayakan mustahiq secara
langsung untuk kelangsungan hidup bahkan kemajuan perekonomian mustahiq. Dengan kata lain,
dana zakat yang terkumpul tersebut dijadikan dana produktif yang menghasilkan keuntungan dan
mampu menopang kebutuhan fakir dan miskin dalam skala yang lebih luas.
Hafidhuddin menyebutkan bahwa zakat produktif adalah zakat yang diberikan kepada mustaḥiq
sebagai modal untuk menjalankan suatu kegiatan ekonomi, yaitu untuk menumbuh kembangkan
tingkat ekonomi dan potensi produktifitas mustaḥiq. Anwar juga berpendapat, bahwa zakat produktif
merupakan pengelolaan dan penyaluran zakat secara produktif yang mempunyai efek jangka panjang
bagi para penerima zakat.
Adanya zakat produktif ini diharapkan akan bisa memunculkan muzakki-muzakki baru sehingga
mereka yang saat ini menjadi mustahiq bisa membayar zakat satu, dua atau tiga tahun ke depan.
Dana zakat untuk kegiatan produktif akan lebih optimal bila dilaksanakan oleh lembaga pengelola
zakat sebagai organisasi yang terpercaya untuk pengalokasian, pendayagunaan, dan pendistribusian
dana zakat.
Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Assyafi`iyah Kotagajah Lampung Tengah merupakan balai usaha
mandiri terpadu dan termasuk dalam kegiatan non-bank.
Baitul Maal Assyafi`iyah sebagai lembaga atau amil zakat yang bergerak dibidang sosial, yang
memiliki peranan untuk mengembangkan ekonomi, termasuk yang bergerak di bidang pemberdayaan
ekonomi rakyat kecil dan menengah serta pengembangan -pengembangan ekonomi kerakyatan di
wilayah Kotagajah dan sekitarnya. Baitul Maal Assyafi`iyah selaku amil zakat hadir dalam rangka
membantu masyarakat untuk menyalurkan zakatnya kepada masyarakat lain yang membutuhkan dan
dalam hal ini Baitul Maal Assyafi`iyah juga membantu para pengusaha kecil untuk mengembangkan
usahanya dari zakat yang telah terhimpun.
Pengelolaan zakat pada Baitul Maal Assyafi`iyah menggunakan dua fungsi yaitu penghimpunan dan
penyaluran. Penghimpunan dana berupa dana zakat, infak, shadaqah dan wakaf. Sedangkan
penyaluran dana tersebut menggunakan beberapa program seperti distribusi zakat yang bersifat
konsumtif dan bersifat produktif yang diberikan khusus pada mustahiq atau penerima zakat tertentu.
Dana tersebut diberikan kepada orang yang berhak dengan akad qardhul hasan atau pinjaman lunak
sebagai modal usaha, dengan harapan masyarakat tersebut mampu memiliki penghasilan yang cukup
untuk memenuhi kebutuhan hidup serta memiliki hubungan yang baik antar sesama manusia.
Adapun pengumpulan dananya diperoleh dari masyarakat dan potongan gaji para karyawan yang
sudah mencapai nishab sebesar 2,5%, dan dari donatur atau calon muzakki dengan cara memberikan
proposal serta sosialisasi dalam mengenalkan sistem zakat yang ada di Baitul Maal Assyafi`iyah.
6. 7
Dalam zakat bentuk produktif, selain memberikan modal usaha Baitul Maal Assyafi`iyah juga
memberikan pendampingan dan bimbingan terhadap usaha yang dikelola oleh mustahiq yang
diselenggarakan minimal 1 kali dalam sebulan.6 Dengan tujuan agar sektor usaha yang dilaksanakan
dapat berjalan secara optimal dan diharapkan usaha-usaha yang dibiayai oleh Baitul Maal
Assyafi`iyah dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat.
Berdasarkan hasil survey, Baitul Maal Assyafi`iyah berdiri pada tahun 2011, sejak saat itu hingga
sekarang sudah 449 anggota yang telah diberikan zakat produktif. Saat ini kas yang ada pada Baitul
Maal Assyafi`iyah sebesar Rp 360.000.000,- dan jumlah yang dipinjamkan bervariasi mulai dari Rp
500.000 – Rp 2.000.000. Zakat produktif yang disalurkan oleh Baitul Maal Assyafi`iyah ada dua
jenis program, yaitu:
Pertama, Pemberdayaan Ekonomi Umat atau pinjaman lunak yaitu pinjaman yang diberikan kepada
masyarakat fakir dan miskin yang kekurangan dalam modal usaha. Kedua, Hibah Bergulir yaitu
bantuan berupa hewan ternak kambing dan ayam untuk dikembangkan oleh mustahiq yang telah
sesuai dengan kriteria yang ada.
Syarat atau kriteria yang harus dipenuhi oleh mustahiq yaitu masyarakat yang ekonominya
menengah kebawah yang benar-benar membutuhkan bantuan modal usaha, mempunyai tekat yang
kuat untuk berwirausaha, mempunyai karakter yang baik, dan usaha yang akan dijalankan yaitu
usaha yang halal serta mau dibina oleh Baitul Maal Assyafi`iyah.
Dalam pengembangan usaha mustahiq, tidak semua usaha mengalami peningkatan. Oleh sebab itu,
ada beberapa yang menjadi kendala berupa internal dan eksternal. Kendala internal yaitu kurangnya
pengawasan yang berkelanjutan, sedangkan kendala eksternalnya yaitu minimnya sumber daya
manusia yang berkualitas, kurangnya pemahaman mustahiq terhadap pemanfaatan zakat produktif
sehingga mendorong mustahiq untuk menggunakan zakat produktif sebagai zakat konsumtif,
akibatnya usaha yang dijalankan oleh mustahiq tidak mengalami perkembangan.
Berdasarkan kenyataan yang ada dilapangan, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Analisis
Peranan Zakat Produktif Terhadap Perkembangan Usaha Mikro Mustahik (Penerima Zakat) BMT
Assyafi`iyah Kotagajah Lampung Tengah”.
Analisis Latar Belakang :
Latar belakang diatas yang ditulis berisi data yang lengkap dari setiap variabel tema yang di usung, dari
dijelaskannya mengenai Peranan Zakat Produktif terhadap Usha Mikro Mustahiq, lalu adanya data dari
BMT Assyafi`iyah Kotagajah Lampung Tengah, maka latar belakang yang ditulissudah BENAR.
B. Rumusan Masalah
“Bagaimana peranan zakat produktif dalam perkembangan usaha mikro mustahiq (penerima zakat) di
BMT Assyafi`iyah Kotagajah Lampung Tengah?”.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian yang peneliti lakukan bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis peranan zakat
produktif terhadap perkembangan usaha mikro mustahiq (penerima zakat) di BMT Assyafi`iyah
7. 8
Kotagajah Lampung Tengah.
Analisis Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian :
Dari rumusan masalah dan tujuan penelitian memiliki keterkaitan dengan tema yang diusung dimana
penulis mencari jawaban terkait "Peranan zakat produktif dalam perkembangan usaha mikro
mustahiq di BMT Assyafi`iyah Kotagajah Lampung Tengah", maka dalam hal ini penulisan rumusan
masalah dan tujuan penelitian sudah BENAR.
KOMPARATIF
STUDI KOMPARATIF PENGELOLAAN ZAKAT
MENURUT UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 DAN
PENGELOLAAN ZAKAT WILAYAH PERSEKUTUAN MALAYSIA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang diwajibkan oleh agama ke atas seseorang menurut
aturan tertentu dan sebagai implementasi rukun Islam yang ketiga. Zakat sangat berpotensi sebagai
sebuah sarana yang efektif untuk memberdayakan ekonomi umat. Potensi itu bila digali secara
optimal dari seluruh masyarakat Islam dan dikelola dengan baik dengan manajemen amanah dan
profesionalisme tinggi, akan mewujudkan sejumlah dana yang besar yang bisa dimanfaatkan untuk
meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan umat.
Dalam fikih Islam menerangkan salah satu penerapan harta dijalan Allah adalah dengan membayar
zakat. Zakat adalah suatu kewajiban yang ditetapkan oleh Allah dalam Al-Quran dan Sunnah Nabi
dan zakat merupakan rukun Islam ketiga setelah shalat. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya
zakat sebagai salah satu rukun Islam. Dalam al-Quran, Allah berfirman :
“Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat”
Ayat di atas memerintahkan untuk berzakat, perintah itu baru dapat dilaksanakan sesudah memiliki
harta benda (kekayaan).
Sabda Nabi SAW : :
8. 9
“Islam dibina atas lima perkara: Bersaksi bahwa tiada Tuhan yang layak disembah melainkan Allah
dan sesungguhnya Muhammad adalah pesuruh Allah, mendirikan shalat, membayar zakat,
menunaikan haji dan berpuasa di bulan Ramadhan”.
Para amil zakat mempunyai berbagai macam tugas dan pekerjaan. Semua berhubungan dengan
pengaturan soal zakat, yaitu soal sensus terhadap orang-orang yang wajib zakat dan seperti halnya
zakat yang diwajibkan padanya. Juga besar harta yang wajib dizakat, kemudian mengetahui para
mustahik zakat.
Berapa jumlah mereka, berapa kebutuhan mereka serta besar biaya yang dapat mencukupi dan hal-
hal yang merupakan urusan yang perlu ditangani secara sempurna oleh para ahli dan petugas serta
para pembantunya.
Zakat juga mempunyai hikmah dan objektif yang besar dalam kehidupan manusia, antaranya adalah,
sebagai bukti keimanan kepada Allah dan mensyukuri nikmat-Nya, melahirkan sifat kemanusiaan
yang tinggi, menghilangkan sifat pelit, rakus, kebendaan, memberikan ketenangan, membersihkan
dan mengembangkan harta yang dimiliki, menolong dan membantu orang yang susah. Namun
kurangnya pemahaman, kesadaran terhadap tujuan dan hikmah dari pelaksanaan zakat dapat
menghilangkan semangat konsep zakat itu sendiri.
Secara etimologi yang dimaksudkan dengan zakat adalah sejumlah harta tertentu yang telah
mencapai syarat tertentu yang diwajibkan Allah untuk dikeluarkan dan diberikan kepada orang-orang
yang berhak menerimanya.
Dimensi sosial zakat berfungsi untuk menghapuskan kemiskinan dan meletakkan tanggung jawab
sosial kepada aghniyā (orang-orang kaya). Sedangkan dimensi ekonomi, zakat berfungsi dalam
penyebaran harta agar bisa dinikmati seluruh manusia, tidak hanya bertumpu kepada orang kaya saja.
Dalam rangka untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna, zakat harus dikelola secara melembaga
sesuai dengan syariat Islam, amanah, kemanfaatan, keadilan, kepastian hukum, terintegrasi, dan
akuntabilitas sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan efisien pelayanan dana pengelolaan zakat.
Dalam mewujudkan hal tersebut harus didukung dengan perencanaan yang matang, cermat dan
organisasi yang bagus.
Di Indonesia, pengelolaan zakat diatur berdasarkan Undang-Undang No. 23 Tahun 2011. Undang-
Undang yang lahir pada 27 Oktober 2011 ini menimbulkan kontroversi besar di dunia zakat nasional.
Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 yang meregulisasi pengelolaan zakat di Indonesia modern yang
sekuler dan demokratis, menimbulkan perdebatan sengit karena mengklaim berbasis pada “pendapat
fikih klasik” bahwa hanya Negara yang memiliki otoritas dalam mengelola zakat. Undang-Undang
ini menghapus sistem desentralisasi zakat nasional di bawah rezim Undang-Undang No. 38 Tahun
1999 dan menggantikannya dengan sistem sentralisasi di mana kini hanya pemerintah saja yang
berhak mengelola zakat nasional. Dengan pemikiran utama ini, maka seluruh bangunan Undang-
Undang No. 23 Tahun 2011 melakukan penguatan dan memberi pelbagai privilage kepada operator
zakat bentukan pemerintah (BAZNAZ) dan di saat yang sama melakukan marginalisasi dan
pelemahan, bahkan berpotensi “mematikan”. Kepada operator zakat bentukan masyarakat sipil
(LAZ).
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) merupakan salah satu lembaga zakat yang telah ada kurang
lebih 13 tahun dalam pengelolaaan zakat. BAZNAS merupakan Badan Amil Zakat
Nasional yang konsisten terhadap pemberdayaan generasi penerus bangsa, melalui gerakan cinta
yatim dan dhuafa Indonesia yang kemudian diwujudkan dalam berbagai program yang
mengutamakan pendidikan dan pembinaan anak dhuafa dan yatim.
9. 1
0
Di Wilayah Persekutuan Malaysia, pengelolaaan zakat dilakukan lembaga pusat yang bernama Pusat
Pungutan Zakat (PPZ). Pusat Pungutan Zakat telah didirikan dan diresmikan pada tanggal 27
Desember 1990 berfungsi untuk melayani pembayar zakat dengan menggunakan sistem komputer.
Penggunaan komputer untuk urusan memungut zakat adalah satu peristiwa bersejarah karena belum
pernah dilakukan baik di Malaysia atau di Negara lain.7 Lembaga tersebut merupakan perusahaan
yang dikelola oleh pemerintah. Dalam beroperasi, PPZ hanya berwenang untuk menghimpunkan
dana zakat masyarakat.
Sedangkan, penyaluran dana zakat dilakukan oleh lembaga lain bernama Baitulmal. Kedua-dua
lembaga ini berada dibawah Majelis Agama Islam Wilayah Persekutuan (MAIWP). Menurut statistik
yang diterbitkan oleh Pusat Pungutan Zakat Wilayah Persekutuan Malaysia. Prestasi pungutan zakat
di Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur semakin meningkat dalam tempoh sembilan tahun.8 Selain
itu, PPZ menjalankan aktivitas zakat ini dengan tujuan untuk berdakwah dan mempromosikan zakat
ke arah meningkatkan kesadaran umat Islam tentang kewajiban berzakat.
Fungsi zakat harus dapat diwujudkan dan ditingkatkan sehingga zakat benar-benar bermanfaat bagi
masyarakat. Untuk mendapat manfaat atau hasil maksimal dalam pemenuhan fungsi zakat sebagai
aset pembangun kesejahteraan umat, pengelolaan zakat merupakan suatu hal yang perlu diperhatikan.
Dari hasil penelitian awal yang dilakukan oleh penulis terhadap pengelolaan zakat yang dilaksanakan
oleh kedua Negara dalam aspek pelaksanaan terhadap zakat yang dilakukan. Maka penulis
berkeinginan untuk meneliti perbedaan dan persamaan secara komprehensif yang berbentuk skripsi
dengan judul “Studi Komparatif Pengelolaan Zakat Menurut Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2011 Dan Pengelolaan Zakat Wilayah Persekutuan Malaysia”.
Analisis Latar Belakang
Latar belakangdari skripsi yangberjudulStudi Komparatif Pengelolaan Zakat Menurut Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 Dan Pengelolaan Zakat Wilayah Persekutuan Malaysia,
menurutsayasudah BENAR.
Karena penjelasan pada latar belakang skripsi diatas sudah tertulis lengkap sesuai dengan variabel -
variabel yang ada pada tema, begitupun juga dengan data - data yang penulis tuangkan di latar belakang
sangat jelastertera untuk menyokong penelitianmencari perbedaan dan permasaan yang komprehensif
antara 2 objek yang diteliti.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang dikemukakan di atas, maka penulis membuat rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana aturan pelaksanaan zakat menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun
2011 dan aturan pelaksanaan zakat di Wilayah Persekutuan Malaysia?
2. Apa perbedaan dalam aturan pelaksanaan zakat antara Indonesia dan Wilayah Persekutuan
Malaysia ?
C. Tujuan Penelitian
10. 1
1
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui aturan pelaksanaan zakat menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 dan aturan
pelaksanaan zakat di Wilayah Persekutuan Malaysia.
2. Mengetahui persamaan dan perbedaan aturan pelaksanaan zakat menurut Undang-Undang No. 23
Tahun 2011 dan pengelolaan zakat di Wilayah Persekutuan Malaysia.
Analisis Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian
Strukturpada rumusanmasalahdan tujuanmasalahyangditulissudah BENARterkaitjawabanaturan
pelaksanaanzakatdari 2 objekdan diteruskanolehrumusanintipenelitianyaitumencari persamaanserta
perbedaanaturanzakat dari 2 objektersebut.
11. 1
2
TUGAS METODOLOGI PENELITIAN
Oleh: Silvi Apriyanti
PS 2019 C (41902022)
KOMPARATIF
STUDI KOMPARATIF PENGARUH MOTIVASI, PERILAKU BELAJAR, SELF-EFFICACY
DAN STATUS KERJA TERHADAP PRESTASI AKADEMIK ANTARA MAHASISWA
BEKERJA DAN MAHASISWA TIDAK BEKERJA (Studi pada Mahasiswa S1 Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro)_Maya Metriana_Universitas Diponegoro
LATAR BELAKANG
Pada latar belakang skripsi yang di susun oleh Maya Metriana dengan judul “STUDI
KOMPARATIF PENGARUH MOTIVASI, PERILAKU BELAJAR, SELF-EFFICACY DAN
STATUS KERJA TERHADAP PRESTASI AKADEMIK ANTARA MAHASISWA BEKERJA
DAN MAHASISWA TIDAK BEKERJA (Studi pada Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomika dan
Bisnis Universitas Diponegoro)” yang menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang
mempengaruhi penurunan nilai prestasi antara mahasiswa yang bekerja dan tidak bekerja, sebab
mahasiswa memilih untuk kuliah sambil bekerja dan survei dari berbagai sumber yang
dilakukan.
Berdasarkan data statistik selama lima tahun terakhir, terjadi penurunan prestasi
akademik yang cukup signifikan pada tahun 2013 yaitu sebesar 0,09 dari tahun sebelumnya pada
mahasiswa FEB UNDIP yang digambarkan melalui perolehan IPK. Berbagai aspek dapat
melatarbelakangi penurunan hasil prestasi mahasiswa FEB UNDIP. Meskipun IPK bukan
merupakan jaminan kualitas mutlak, namun IPK yang diperoleh mahasiswa selama kuliah
biasanya menjadi acuan dalam mengukur prestasi mahasiswa. Hal ini dikarenakan IPK
merupakan rata-rata nilai kumulatif yang diperoleh mahasiswa dan atau lulusan suatu program
studi. Dengan kata lain, keberhasilan studi sering disamakan dengan nilai IPK yang tinggi.
Dalam dunia perkuliahan, ditemukan fenoma dimana mahasiswa tidak hanya sekedar
mengemban pendidikan dibangku kuliah tetapi memiliki kegiatan ekstra lainnya. Saat ini peran
mahasiswa sudah mulai bergeser ke arah lain, belajar bukanlah satu-satunya fokus dari tugas
mahasiswa pada umumnya, mereka terlibat dalam kegiatan organisasi intra dan ekstra kampus
bahkan banyak mahasiswa yang terjun dalam dunia kerja sambil menjalankan studinya..
Berdasarkan latar belakang yang telah di buat, penelitian ini dilakukuan untuk meneliti pengaruh
12. 1
3
motivasi, perilaku belajar, self-efficacy dan status kerja terhadap prestasi akademik mahasiswa
serta perbedaan prestasi akademik antara mahasiswa yang bekerja dan tidak bekerja di
lingkungan FEB UNDIP. Sehingga judul yang diambil penelitian ini adalah “Studi Komparatif
Pengaruh Motivasi, Perilaku Belajar, Self-Efficacy dan Status Kerja terhadap Prestasi Akademik
antara Mahasiswa Bekerja dan Mahasiswa Tidak Bekerja (Studi Pada Mahasiswa S1 Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro)”
Dilihat dari latar belakang yang telah dibuat oleh penulis dapat disimpulkan bahwa dalam
penulisan latar belakang ini sudah benar,dapat dilihat dari apa yang disampaikan semua
berupa masalah yang dihadapi saat itu , penyebab masalah itu terjadi, dan solusi yang
tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut itu seperti apa.
RUMUSAN MASALAH
Dengan adanya latar belakang yang telah dijelaskan diatas, agar mempermudah penulis dalam
menyelesaikan kasus yang sedang dihadapi penulis harus membuat rumusan masalah
berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh motivasi dengan prestasi akademik mahasiswa di FEB UNDIP?
2. Bagaimana pengaruh perilaku belajar dengan prestasi akademik mahasiswa di FEB
UNDIP?
3. Bagaimana pengaruh self-efficacy dengan prestasi akademik mahasiswa di FEB
UNDIP?
4. Bagaimana pengaruh status kerja dengan prestasi akademik mahasiswa di FEB
UNDIP?
5. Bagaimana perbedaan prestasi akademik antara mahasiswa yang bekerja dan tidak
bekerja di FEB UNDIP?
Rumusan masalah dibuat telah sesuai dengan variable pada judul yang dipilih serta kasus
dan penomena yang dihadapi penulis, yang menjadi sebuah keresahan yang harus
dicarikan solusinya dan dibuat secara garis besar melalui rumusan masalah ini.
TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah , tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian
ini adalah untuk menganalisis :
1. Pengaruh motivasi dengan prestasi akademik mahasiswa di FEB UNDIP
2. Pengaruh perilaku belajar dengan prestasi akademik mahasiswa di FEB UNDIP
3. Pengaruh self-efficacy dengan prestasi akademik mahasiswa di FEB UNDIP
4. Pengaruh status kerja dengan prestasi akademik mahasiswa di FEB UNDIP
5. Perbedaan prestasi akademik antara mahasiswa yang bekerja dan tidak bekerja di FEB
UNDIP
Dalam tujuan penelitian yang dibuat penulis sudah baik karena dalam tujuan penelitian
yang dituliskan jelas arah gerak dalam penelitian tersebut, dan juga tujuan penelitiannya
dibuat sama dengan variable pada rumusan masalah sehingga tujuan dengan masalah
yang di hadapi menjadi relaven.
DESKRIPTIF
13. 1
4
INSTAGRAM SEBAGAI MEDIA PENYAMPAIAN PESAN DAKWAH_HAYANI
SAPUTRI_INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BENGKULU
Latar Belakang
Sejatinya, dakwah menjadi sebuah penopang utama dalam komunikasi agama karena
melalui dakwah pesan-pesan agama akan tersampaikan. Dakwah disampaikan dengan cara-cara
simpatik, bijaksana dan lebih humanis. Konsep dakwah dengan pendekatan sosial dan budaya
yang diterima oleh masyarakat luas, memperhatikan ruang dan waktu, topik-topik aktual,
menyentuh kebutuhan dasar mad‟u dan isu-isu terkini dalam masyarakat, sehingga metode
dakwah yang digunakanpun lebih fleksibel disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Meskipun
demikian, tujuan dari dakwah tidak tereduksi dengan adanya perkembagan media internet, justru
dengan kehadiran media baru ini dapat dimanfaatkan guna pengembangan dakwah ke depan.
Salah satu dari unsur dakwah adalah materi dakwah. Materi dakwah adalah isi pesan yang
disampaikan kepada mitra dakwah. Dalam hal ini pesan dakwah adalah ajaran Islam itu sendiri.
Inti ajaran agama Islam adalah meliputi akidah, syariah dan akhlak. Akidah merupakan pondasi
utama dalam beragama, yang didalamnya memuat sistem keyakinan atau iman. Syariah meliputi
sistem peribadatan makhluk dengan khaliqnya, sedangkan akhlak meliputi sistem relasi antar
makhluk. Oleh karena itu penting adanya unsur-unsur dakwah didalam kegiatan sebuah dakwah.
Memilih instagram sebagai media dakwah karena instagram adalah aplikasi yang sedang
trend digunakan dikalangan masyarakat seperti mahasiswa, anak sekolah, para da‟i dan khalayak
umum. Di instagram juga bisa membagikan dakwah dengan dua metode yakni dengan video atau
audio dan dengan gambar, dakwah melalui semakin mempermudah akses masyarakat untuk
mendapatkan pesan dakwah.
Dalam penulisan latar belakang seharusnya lebih banyak masalah yang dijalaskan,
kemudia baru solusi yang akan di jalani nanti, tapi dalam penulisan latar belakang dalam
skripsi ini penulis kurang menjelaskan masalah yang dihadapi, melainkan lebih banyak
menjelaskan tentang solusi dan strategi,
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian yang telah disebutkan di latar belakang maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Apa saja pesan dakwah dalam akun @ustadzabdulsomad, @hanan_attaki dan
@adihidayatofficial
2. Bagaimana Efek pesan dakwah terhadap followers
Penulisan rumusan masalah telah baik sesuai dengan variable pada judul skripsi ,
rumusan masalah yang di tulis pun secara singkat jelas dan padat, sehingga akan
memudahkan dalam penjelasan dalam bab selanjutnya.
TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan fokus penelitian yang dijelaskan sebelumnya makatujuan peneliti yang ingin
dicapai adalah:
1. Mendeskripsikan Pesan dakwah dalam akun ASAHHA
14. 1
5
2. Medeskripsikan bagaimana Efek pesan dakwah terhadap followers
Tujuan penelitian yang di buat sudah baik karna pada tujuan penelitian telah selaras dan
sesuai variable pada rumusan masalah yang ada.
ASOSIATIF
PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA, TEMPAT DAN PROMOSI TERHADAP
KINERJA PEMASARAN PADA KELOMPOK PETANI JAMUR (KPJ) SUMBER MAKMUR
TULUNGAGUNG_SELPI MAHARANI_INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
TULUNGAGUNG
LATAR BELAKANG
Di sektor ekonomi sangat banyak usaha kecil menengah (UKM) yang terus bertambah,
walaupun terjadi krisis ekonomi, cukup banyak UKM yang terpaksa menghentikan bisnisnya
karena masalah salah satunya permintaan pasar menurun. Jumlah UKM sebenernya lebih
banyak dari usaha besar atau industri,karena UKM terdapat dimana mana, di daerah perkotaan
maupun di pedesaan . Salah satu usaha kecil menengah dibilang pertanian yang saat ini sangat
prospektif adalah budidaya jamur tiram. Budidaya jamur tiram ini sangat menguntungkan karena
memiliki harga pasar yang tinggi, tidak perlu lahan luas, permintaan pasar yang masih tinggi dan
bahan yang di perlukan mudah di dapat dan murah. Selain itu, banyaknya data beli masyarakat
dan banyaknya pelaku usaha jamur yang memproduksi. Salah satunya di Provinsi Jawa Timur.
Alasan memilih objek ini dalam penelitian adalah karena perkembangan usaha budidaya
jamur tiram yang semakin berkembang khususnya di Kabupaten Tulungagung. Banyak para
pengusaha jamur yang bermunculan. Hal ini karena proses budidaya yang cukup mudah tidak
memerlukan tempat dan lahan luas serta bahan baku yang murah.. Permasalahan utama yang di
hadapi oleh Kelompok Petani Jamur (KPJ) Sumber Makmur Tulungagung diantaranya adalah
tagihan penjualan macet sehingga harus mencari pedagang yang baru lagi, produktivitas hasil
panen yang mengalami fluktuasi, ketika kesediaan jamur banyak tapi permintaan menurun atau
sebaliknya. Dari sejumlah masalah tersebut ada yang lebih menarik untuk diteliti yaitu buatan
pemasaran yang terdiri dari kualitas produk harga dan promosi.
Saat ini pemasaran jamur tiram pada KPJ di pasar lokal cukup berkembang, meskipun
memiliki orientasi pasar yang luas, pada kenyataannya yang terjadi selama ini kinerja pemasaran
mengalami naik turun, hal ini terbukti dari jumlah penjualan yang mengalami fluktuasi. Faktor
utama dari perubahan tingkat penjualan nya adalah ketersediaan produk jamur tiram, ketika
produktivitas jamur turun maka akan berpengaruh juga pada tingkat penjualannya.
Selain itu KPJ Tulungagung sudah berorientasi pasar dan melakukan analisis lingkungan
pemasaran serta pengembangan strategi pemasaran, tetapi masih belum bisa memenuhi
permintaan pasar. KPJ Tulungagung juga sudah melakukan berbagai strategi dalam
meningkatkan kinerja pemasaran dan juga tingkat penjualannya.
Latar belakang yang dibuat sangat baik karena jelas masalah yang dihadapi dan
dijelaskan secara terperinci, dan di latar belakang juga sudah di tuliskan beberapa solusi
dan tindakan yang akan dilakukan.
RUMUSAN MASALAH
15. 1
6
Melihat dari penjelasan pada latar belakang yang terjadi sehigga penulis membuat rumusan
masalah pada kasus ini yaitu:
1. Apakah kualitas produk berpengaruh terhadap kinerja pemasaran pada Kelompok Petani
Jamur (KPJ) SUMBER Makmur Tulungagung?
2. Apakah harga berpengaruh terhadap kinerja pada Kelompok Petani Jamur (KPJ) Sumber
Makmur Tulungagung?
3. Apakah tempat berpengaruh terhadap kinerja pemasaran pada Kelompok Petani Jamur
(KPJ) Sumber Makmur Tulungagung?
4. Apakah promosi berpengaruh terhadap kinerja pemasaran pada Kelompok Petani Jamur
(KPJ) Sumber Makmur Tulungagung?
5. Apakah kualitas produk, harga, tempat, dan promosi secara bersama mempengaruhi
kinerja pemasaran pada Kelompok Petani Jamur (KPJ) Sumber Makmur Tulungagung
Penulisan rumusan masalah sudah sangat baik karena sudah sesuai dengan variable pada
judul yang dipilih dan sangat terperinci apa yang akan dibahas
TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui pengaruh kualitas produk terhadap kinerja pemasaran pada Kelompok
Petani Jamur (KPJ) SUMBER Makmur Tulungagung?
2. Untuk mengetahui pengaruh harga terhadap kinerja pada Kelompok Petani Jamur (KPJ)
Sumber Makmur Tulungagung?
3. Untuk mengetahui pengaruh tempat terhadap kinerja pemasaran pada Kelompok Petani
Jamur (KPJ) Sumber Makmur Tulungagung?
4. Untuk mengetahui pengaruh promosi terhadap kinerja pemasaran pada Kelompok
Petani Jamur (KPJ) Sumber Makmur Tulungagung?
5. Untuk mengetahui kualitas produk, harga, tempat, dan promosi secara bersama
mempengaruhi kinerja pemasaran pada Kelompok Petani Jamur (KPJ) Sumber Makmur
Tulungagung
Penulisan tujuan penelitian sangat baik karena sesuai dengan variable pada penulisan
rumusan masalah sehingga secara sekilas pembaca dapat mengetahui apa yang ada di
dalam skiripsi ini
16. 1
7
Laporan tugas menganalisa kesinambungan skripsi
Nama : Siti Juriah Siregar
NIM : 41902023
Kelas : PS19C
1. Skripsi Komparatif
Judul : Pemukulan Suami terhadap Istri yang Nusyuz (Studi Komparatif Peraturan Perundang-undangan
dan Hukum Islam)
Latar Belakang : Data dan Fakta yang digunakan dalam menjabarkan masalah pemilihan judul.
Terdapat penjelasan ayat tentang pentingnya pernikahan Q.S Ar-rum ayat 21
Terdapat penjelasan ayat tentang tanggung jawab dan cara mendidik istri seperti Q.S An-nisa ayat
34
Terdapat penjelasan hukum pidana bagi suami yang melakukan kekerasan terhadap istri pada UU
RI tentang PDKRT No.23 tahun 2004
Terdapat penjelasan tentang perjanjian pra nikah yang diatur dalam UU No.1 tahun 1974 tentang
perkawinan dan kompilasi hukum islam.
Rumusan Masalah :
Bagaimana hukum perundang-undangan mengatur tentang pemukulan suami terhadap istri yang
nusyuz ?
Bagaimana hukum Islam mengatur tentang pemukulan suami terhadap istri yang nusyuz ?
Tujuan Masalah :
Untuk mengetahui bagaimana peraturan perundang-undangan dalam mengatur tentang pemukulan
suami terhadap istri yang nusyuz
Untuk mengetahui bagaiman ahukum Islam dalam mengatur tentang pemukulan suami terhadap
istri yang nusyuz
Berdasarkan pada kesenambungan dan keterikatan pada judul, latar belakanag, rumusan masalah, tujuan
masalah pada skripsi seperti tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa skripsi penelitian tersebut
sesuai dengan metode penelitian.
2. Skripsi Deskriptif
17. 1
8
Judul : Analisis Semiotika Sosial Makna PemahamanDalamPengamalan Surat Al-Fatihah pada Program
Acara Berita Islami Masa Kini di Trans-TV ( Episode “Kesalahpahaman dalam Mengamalkan Surat Al-
Fatihah” )
Latar Belakang :
Terdapat penjelasan tentang pengaruh pertelevisian kepada masyarakat.
Terdapat penjelasan program acara berita Islami masa kini yang ditayangkan di televisi.
Terdapat penjelasan permasalahan yang akan dibahas berupa perbedan pendapat tentang boleh
tidaknya mengirimkan Al-Fatihah untuk orang yang sudah meninggal.
Rumusan Masalah :
Bagaimana analisis semiotika sosial program berita islami masa kini pada episode “
Kesalahpahaman dalam Mengamalkan Surat Al-fatihah” ?
Bagaimana program berita islami masa kini memaknai surat Al-Fatihah ?
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui semiotika sosial yang terdapatdalam program acara berita Islami masa kini pada
episode “ Kesalahapahaman dalam Mengamalkan Surat Al-Fatihah
Untuk mengetahui makna Surat Al-Fatihah pada program berita islami masa kini di Trans TV
Berdasarkan pada kesenambungan dan keterikatan pada judul, latar belakanag, rumusan masalah, tujuan
masalah pada skripsi seperti tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa skripsi penelitian tersebut
sesuai dengan metode penelitian.
3. Skripsi Asosiatif
Judul : Pengaruh Kualitas Kehidupan Kerja, Komitmen Kerja dan Kinerja Karyawan pada PT.
KALTIMEX ENERGY MEDAN
Latar belakang :
Terdapat penjelasan tentang PT Kaltimex Energy Medan
Terdapat penjelasan data dan permasalahan tentang kurang maksimalnya kineja dan komitmen
karyawan terhadap PT Kaltimex Energy Medan
Rumusan Masalah :
Apakahkualitas kehidupan tenaga kerja berpengaruh secara parsialterhadap kinerja karyawanpada
PT Kaltimex Energy Medan ?
Apakah komitmen kerja berpengaruh secara parsial terhadap kinerja karyawan pada PT Kaltimex
Energy Medan ?
Apakah kualitas kehidupan kerja dan komitmen kerja berpengaruh secara simultan terhadap
kinerja karyawan pada PT Kaltimex Energy Medan ?
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kualitas kehidupan kerja terhadap kinerja karyawan
pada PT Kaltimex Energy Medan
Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh komitmen kerja terhadap kinerja karyawan pada PT
Kaltimex Energy
18. 1
9
Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kualitas kehidupan kerja dan komitmen kerja
terhadap kinerja karyawan pada PT Kaltimex Energy
Berdasarkan pada kesenambungan dan keterikatan pada judul, latar belakanag, rumusan masalah, tujuan
masalah pada skripsi seperti tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa skripsi penelitian tersebut
sesuai dengan metode penelitian.
Nama : Risydatul ilya
Kls : PS2019C
NIM : 41902017
Asosiatif
PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT.
SERMANI STEEL MAKASSAR
A. Latar belakang
Memasuki era global dunia industri, saat ini menunjukkan peningkatan ekonomi yang
memberikan prospek yang cerah bagi setiap pihak atau perusahaan yang mampu bersaing
dengan perusahaan lainnya dalam industri yang sama baik bisnis barang maupun jasa.
Tidak lepas dari itu pihak perusahaan tentu ingin mendapatkan hasil yang maksimal atau
dengan kata lain ingin mendapatkan keuntungan dari kegiatan usaha tersebut.
Sesuai dengan kondisi tersebut, perusahaan harus mampu menyesuaikan dengan adanya
perubahan-perubahan. Dengan adanya perubahan-perubahan secara langsung ataupun
tidak langsung akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan dan akan mempengeruhi pula
terhadap kondisi perusahaan. Pengaruh lingkungan kerja tehadap kinerja atau prestasi kerja
karyawan sangat penting bagi sebuah perusahaan baik lingkungan internal maupun
lingkungan eksternal karena akan memengaruhi tujuan dari organisasi (peusahaan).1
Sumber daya manusia pada sebuah organisasi perlu dikelola secara profesional agar
terwujud keseimbangan antara kebutuhan karyawan dengan tuntutan dan kemampuan
organisasi. Tidak wajar jika banyak karyawan yang sebenarnya secara potensi
berkemampuan tinggi tetapi tidak mampu berprestasi dalam bekerja, hal ini dimungkinkan
19. 2
0
karena faktor lingkungan kerja. Sangat disayangkan, sebuah perusahaan yang mempunyai
tenaga kerja berpotensi tinggi tetapi tidak mampu bekerja secara produktif.
Kondisi ini pun terjadi di PT.Sermani Steel karena untuk meningkatkan hasil kinerja suatu
perusahan, tergantung pada lingkungan kerja. Tahun 2011 jumlah karyawan pada Sermani
Steel mengalami penurunan di banding tahun 2010. Ini di sebabkan lingkungan kerja yang
kurang memadai, sehingga karyawan satu persatu menarik diri dari perusahaan dengan
alasan tidak betah dengan lingkungan yang ada di perusahaan tersebut, sebab kondisi
perusahaan yang panas dan adanya kerja lembur setiap minggunya. Seiring
berkembangnya teknologi dan pengetahuan, PT. Sermani Steel banyak melakukan
perubahan, baik dari segi SDM, pemasaran,operasional, dan keuangan, serta penyediaan
alatalat (mesin) yang berkualitas. Lingkungan kerja yang nyaman bagi karyawan dapat
menjadi daya tarik sebuah perusahaan untuk mengikat karyawan agar dapat bekerja dalam
perusahaan tersebut.
Kinerja karyawan yang tinggi sangat diharapkan oleh perusahaan tersebut. Semakin
banyak karyawan yang mempunyai kinerja tinggi, maka produktifitas perusahaan secara
keseluruhan akan meningkat sehingga perusahaan akan dapat bertahan dalam persaingan
global. Karyawan dituntut untuk mampu menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya
secara efektif dan efisien. Keberhasilan karyawan dapat diukur melalui kepuasan
konsumen, berkurangnya jumlah keluhan dan tercapainya target yang optimal. Kinerja
karyawan PT. Sermani Steel juga dapat diukur melalui penyelesaian tugasnya secara
efektif dan efsien serta melakukan peran dan fungsinya dan itu semua berhubungan linear
dan berhubungan positif bagi keberhasilan suatu perusahaan.
Perlu dipahami bahwa mencapai kinerja sesuai yang diharapkan dari seorang karyawan
tidak mudah karena dipengaruhi oleh berbagai seperti: kompensasi, kepuasan, motivasi,
lingkungan kerja dan masih banyak lagi faktor lainnya. Hal ini sejalan dengan apa yang
dikemukakan oleh Kuswandi bahwa faktor-faktor yang memengaruhi kinerja karyawan
antara lain: kepuasan kerja, kemampuan karyawan, motivasi, lingkungan kerja serta
kepemimpinan.2
Sejalan dengan hal tersebut Alex Nitisemito mengemukakan bahwa lingkungan kerja
adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja yang dapat memengaruhi dirinya
dalam menjalankan tugas-tugas yang diemban, karena itu sangat penting diperhatikan oleh
pihak manajemen perusahaan.3 Patut disadari bahwa pengaruh lingkungan kerja terhadap
kinerja atau prestasi kerja karyawan sangat erat hubungannya dalam proses pencapaian
tujuan perusahaan. Dengan kata lain lingkungan kerja dapat memengaruhi prestasi kerja
karyawan. Karyawan akan bekerja dengan produktif atau tidak tergantung pada motivasi,
kepuasan kerja, tingkat stress, kondisi fisik pekerjaan, tekanan-tekanan sosial dan
perubahan-perubahan yang terjadi yang mempengaruhi kinerja karyawan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT.Sermani
Steel Makassar?.
C. Tujuan Penelitian
20. 2
1
1. Untuk Mengetahuai apakah lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan
di PT. Sermani Steel Makassar.
Skripsi tersebut sudah benar karena antara judul dengan rumusan masalah dan tujuan
penelitian berkesinambungan dan nyambung serta adanya data yang disajikan dan sesuai
fakta.
Deskriptif
Analisis Pengaruh Kemiskinan, Pengangguran, Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Indeks
Pembangunan Manusia di Provinsi Banten Tahun 2010-2015
A. Latar belakang
Provinsi Banten merupakan provinsi yang terbentuk pada bulan Oktober tahun 2000 melalui
undang-undang no 23 tahun 2000, status keresidenan Banten provinsi Jawa Barat berubah menjadi
provinsi Banten. wilayah provinsi Banten mempunyai luas 9.018.64 km2 terdiri dari delapan
Kabupaten/Kota yang terbagi menjadi empat Kabupaten Pandeglang, Lebak, Serang, Tangerang
dan empat kota yaitu Kota Tangerang, Cilegon, Serang, Tangerang Selatan. Modal manusia
(human capital), merupakan salah satu faktor penting dalam proses pembangunan ekonomi.
Dengan modal manusia yang berkualitas, pembangunan ekonomi yang diukur dengan
meningkatnya output atau pertumbuhan ekonomi, diyakini akan lebih baik. Demikian pula
sebaliknya, pembangunan ekonomi dapat pula meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Dengan pertumbuhan ekonomi, akan menjamin tersedianya dana yang cukup guna peningkatan
kualitas sumber daya manusia. Dengan demikian, terdapat hubungan yang saling mempengaruhi
atau hubungan dua arah antara pertumbuhan ekonomi dengan pembangunan manusia. Ramirez
dkk (1998) dalam katalog BPS indeks pembangunan manusaia provinsi Banten (2010) dari studi
cross-country menemukan bukti adanya hubungan positif dan kuat pada kedua jalur hubungan
pembangunan manusia dan pertumbuhan ekonomi. Menurut Ramirez dkk, Pertumbuhan ekonomi
berpengaruh terhadap pembangunan manusia melalui aktivitas rumah tangga dan pemerintah,
selain adanya peran sipil seperti melalui organisasi masyarakat dan lembaga swadaya masyarakat.
Semua aktivitas tersebut berkaitan dengan pengeluaran yang baik langsung maupun tidak langsung
berkaitan dengan peningkatan kualitas manusia seperti pengeluaran untuk makanan dan gizi
(rumah tangga), serta pengeluaran untuk pendidikan, kesehatan dan pelatihan ketenagakerjaan
(rumah tangga, pemerintah dan institusi lainnya).
Sedangkan tingkat pembangunan manusia yang tinggi, dalam arti tingkat kesehatan, pendidikan
dan keterampilan yang tinggi, akan mempengaruhi perekonomian melalui peningkatan kapabilitas,
produktivitas dan kreativitas penduduk (tenaga kerja). Berkaitan dengan hubungan antara
pembangunan manusia dan pertumbuhan ekonomi, UNDP melakukan kategorisasi hubungan
tersebut menjadi hubungan yang seimbang (kuat atau lemah) dan tidak seimbang.
21. 2
2
Perkembangan pembangunan manusia di Banten terus mengalami perbaikan. Hal ini terlihat dari
meningkatnya angka IPM secara konsisten selama periode 2010-2015. Capaian IPM yang terus
meningkat dari tahun ke tahun ini, menjadi pertanda bahwa kualitas pembangunan manusia di
Banten yang dilihat dari aspek kesehatan, pendidikan, dan ekonomi juga semakin membaik. Angka
IPM Banten sendiri pada tahun 2015 mencapai 70.27. Berarti, tingkat pencapaian pembangunan
manusia nya dapat dikatakan masih sekitar 70.27 persen dari kondisi pembangunan manusia yang
ideal (IPM ideal = 100). Meskipun demikian, dengan capaian sebesar itu, Banten menempati
urutan kedelapan di Indonesia dalam hal pembangunan manusia. Berdasarkan kategori yang
diberikan oleh UNDP, yakni capaian pembangunan manusia dikategorikan menjadi kategori
sangat tinggi (IPM ≥ 80), kategori tinggi (70 ≤ IPM < 80), kategori sedang (60 ≤ IPM < 60). Maka,
capaian pembangunan manusia di Banten pada periode 2010-2014 termasuk dalam kategori
sedang. Namun dengan memperhatikan level IPM pada tahun 2014 dan tingkat pertambahannya
selama periode 2010-2014, bukan hal yang mengagetkan bila capaian pembangunan manusia
Banten pada tahun 2016 nanti termasuk dalam kategori tinggi.
Suatu pengukuran kemiskinan yang lazim digunakan biasanya untuk melihat fenomena yang
terjadi disuatu daerah, fenomena yang biasanya sering terjadi atau berpengaruh terhadap
kemiskinan adalah pendapatan dan kesehatan. Dimana fenomena pendapatan berkaitan dengan
kesejahteraan yang dicapai oleh penduduk karena dengan adanya pendapatan penduduk bisa
memenuhi kebutuhannya untuk proses keberlangsungan hidup. Fenomena lain bisa dilihat dari
kesehatan dimana kesehatan akan berpengaruh dalam suatu kehidupan penduduk, kesehatan dapat
memberikan banyak peluang suatu makhluk untuk mendapatkan berbagai peluang seperti peluang
umur panjang. Kemiskinan terkadang membuat suatu penduduk kehilangan atau mendapatkan
keterbatasan untuk mensejahterakan hidupnya atau mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik.
Indeks pembangunan manusia merupakan konsep pembangunan manusia yang memperhatikan
kualitas hidup masyarakat untuk memberikan pilihanpilihan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya
seperti kesehatan, pendidikan dan kemampuan dalam meningkatkan daya beli. Dengan berbagai
hubungan antara kemiskinan dengan indeks pembangunan manusia idealnya untuk mencapai
angka indeks pembangunan manusia yang stabil dengan mempunyai persentase kemiskinan yang
rendah.
Pada perkembangannya, tingkat kemiskinan Provinsi Banten memperlihatkan pola yang menurun.
Gambar 1.1.2 menyajikan perkembangan tingkat kemiskinan selama kurun waktu 2010-2015.
Pada Tahun 2010, persentase kemiskinan sebesar 7.02 persen dengan total penduduk miskin
sebesar 746.3 ribu. perkembangan kemiskinan terus berfluktuasi dengan kecenderungan menurun.
Hal utama pemicu naik turunnya tingkat kemiskinan di Banten adalah terjadinya inflasi yang tidak
didukung oleh peningkatan daya beli masyarakat. Pada Tahun 2014, perkembangan kemiskinan
di Banten mencapai angka terendah yaitu sebesar 5.51 persen atau sebanyak 644.9 ribu jiwa
penduduk miskin. Kemudian pola meningkat kembali ditunjukkan hingga periode Tahun 2015
yaitu dengan persentase kemiskinan sebesar 5.90 persen atau sebanyak 705.3 ribu jiwa penduduk
miskin.
Harga bahan makan melonjak sehingga menyulitkan masyarakat untuk dapat memenuhi
kebutuhan kalori sebanyak 2.100 kkal per hari. Di sisi lain, laju pertumbuhan ekonomi yang relatif
stabil pada kisaran 5.7 persen tidak dapat mendorong peningkatan daya beli masyarakat.
Kemiskinan pada Maret 2014 menunjukkan perkembangan yang cukup menggembirakan. Jumlah
penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan)
di Banten mencapai 622.84 ribu orang (5.35 persen), berkurang 54.67 ribu orang (8.07 persen)
22. 2
3
dibandingkan dengan penduduk miskin pada September 2013 yang sebesar 677.51 ribu orang
(5.89 persen). Pemerintah harus mampu menjaga kemampuan daya beli dari masyarakat yang
hampir miskin khususnya di perkotaan, karena kelompok masyakat ini sangat rentan dan mudah
jatuh ke bawah garis kemiskinan. Untuk daerah perdesaan perlu ditunjang dengan sarana dan
prasana yang memadai sehingga tingkat kemiskinan di perdesaan dapat semakin ditekan. besarnya
jumlah angkatan kerja menuntut kesempatan atau lapangan kerja yang lebih banyak. Lapangan
kerja datang dari pertumbuhan ekonomi. namun pertubuhan ekonomi tidak selalu menghasilkan
lapangan kerja yang besar, sehingga akan selalu ada angkatan kerja yang tidak terserap oleh pasar.
bagian yang tidak terserap ini dikenal sebagai penganggur dan rasio penganggur terhadap total
angkatan kerja disebut dengan istilah pengangguran. penganguran merupakan indikator output
ketenagakerjaan yang menggambarkan proporsi angkatan kerja yang menjadi penganggur atau
tidak memiliki pekerjaan tapi aktif mencari pekerjaan/mempersiapkan suatu usaha. dengan
demikian tingginya pengangguran mempunyai implikasi sosial yang luas karena pengangguran
menjadi penyebab utama timbulnya kemiskinan dan meningkatkan potensi kerawanan sosial.
Sementara dari sisi ekonomi, mereka yang menjadi penganggur tidak mempunyai pendapatan
sehingga akan berkurang konsumsinya. kondisi ini secara agregat berarti melemahkan
perkembangan konsumsi rumah tangga keseluruhan serta mengurangi pengangguran
menggambarkan inefisiensi perekonomian suatu wilayah. semakin tinggi pengangguran, semakin
tidak efisien pula perekonomian wilayah tersebut.
Perkembangan pengangguran di provinsi Banten selama periode 2010- 2015 terus mengalami
penurunan dari 13.68 persen di tahun 2010 atau 1454480 1437321 1139518 1133797 1061632
1141726 13.68 13.06 10.13 9.9 9.07 9.55 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000
10000 0 200000 400000 600000 800000 1000000 1200000 1400000 1600000 2010 2011 2012
2013 2014 2015 Jumlah pengangguran persentase pengangguran 8 sebanyak 145.4 ribu jiwa
menjadi 9,07 persen di tahun 2014 atau sebesar 106.1 ribu jiwa kemudian mengalami kenaikan
lagi di tahun 2015 sebesar 9.55 persen atau sebesar 114.1 ribu jiwa. Meningkatnya angka
pengangguran yang terjadi diprovinsi Banten dapat diamati dari berbagai data yang menunjukkan
angka pengangguran dan dapat berkaitan dengan adanya suatu pola migrasi penduduk. Dimana
berdasarkan hasil pengamatan yang terdapat dalam sumber Badan Pusat Statistik terdapat daerah
yang menunjukkan angka pengangguran rendah, daerah tersebut adalah Kabupaten Pandeglang
dan Lebak yang letaknya berada di pedesaan dimana pedesaan pada umumnya terdapat banyak di
sektor pertanian karena hal tersebut Kabupaten Pandeglang dan Lebak kurang tepat untuk
dijadikan tujuan migrasi oleh para penduduk sebab tujuan migrasi penduduk adalah suatu daerah
dengan ringkat pengangguran yang relatif rendah. Padahal yang berlaku umum adalah datangnya
penduduk migran akan menganggu keseimbangan supplydemand pasar kerja di suatu daerah.
karena itu, angka pengangguran di daerah tujuan migrasi biasanya lebih tinggi dibandingkan
daerah bukan tujuan migrasi. penyebab dari anomali ini sepertinya karena sektor perdagangan di
Kota Tangerang lebih berkembang dari daerahnya sehingga pada tahun 2012 mampu menyerap
tenaga kerja sekitar 20 ribu orang jauh lebih banyak dibandingkan daerah lainnya.
Laju pertumbuhan ekonomi provinsi Banten pada tahun 2010-2011 mengalami fluktuatif, pada
tahun 2015 laju pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan sebesar 53.7 persen. Pengaruh
penurunan tersebut diukur berdasarkan PDRB ADHK dan PDRB perkapita, pertumbuhan
ekonomi banten pada tahun 2015 mengalami kelambatan dibandingkan dengan pertumbuhan
ekonomi tahun 2014 yang tumbuh 5.47 persen. Dengan pencapaian tersebut yang di dominasi dari
sektor produksi yang telah dicapai dan mendapatkan hasil tertinggi oleh lapangan usaha informasi
dan komunikasi sebesar 9.81 persen hal tersebut dicapai oleh sekotr produksi karena penyebab
23. 2
4
dampak musim yang berubah-ubah terhadap kondisi kehutanan maupun pertanian serta perikanan
yang diperoleh minus 17.03 persen. Kemudian dari sektor pengeluaran berhasil memperoleh
pencapaian tertinggi yang dihasilkan oleh indikator pengeluaran 6,11 6,39 6,15 5,86 5,47 5,37 4,8
5 5,2 5,4 5,6 5,8 6 6,2 6,4 6,6 2010 2011 2012 2013 2014 2015 10 konsumsi pemerintah sebesar
6.35 persendari hasil tersebut didapatkan melalui indikator konsumsi rumah tanggayang melambat
sebesar 0.83 persen dan Komponen Perubahan Inventori yang terkontraksi hingga minus 40.14
persen. Berdasarkan berbagai latar belakang diatas, memberikan motivasi penulis untuk meneliti
mengenai keadaan Kemiskinan, Pengangguran, Pertumbuhan Ekonomi dan Indeks Pembangunan
Manusia di Provinsi Banten dan penelitian dilakukan di Provinsi Banten dengan tahun yang
diamati 2010-2015. Penulis memilih metode ini untuk melihat bagaimana pengaruh yang terjadi
antara perubahan variabel IPM yang mampu di deskripsikan oleh variabel kemiskinan,
pengangguran dan pertumbuhan ekonomi yang terjadi di provinsi Banten.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kemiskinan berpengaruh terhadap indeks pembangunan manusia di provinsi
Banten tahun 2010 sampai dengan tahun 2015?
2. Bagaimana pengangguran berpengaruh terhadap indeks pembangunan manusia di provinsi
Banten tahun 2010 sampai dengan tahun 2015?
3. Bagaimana pertumbuhan ekonomi berpengaruh terhadap indeks pembangunan manusia di
provinsi Banten tahun 2010 sampai dengan tahun 2015?
4. Bagaimana hubungan antara kemiskinan, pengangguran dan pertumbuhan ekonomi
provinsi Banten terhadap indeks pembangunan manusia?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui bagaimana kemiskinan berpengaruh terhadap indeks pembangunan
manusia di provinsi Banten tahun 2010 sampai tahun 2015.
2. Mengetahui bagaimana pengangguran berpengaruh terhadap indeks pembangunan
manusia di provinsi Banten tahun 2010 sampai tahun 2015
3. Mengetahui bagaimana pertumbuhan ekonomi berpengaruh terhadap indeks
pembangunan manusia di provinsi Banten tahun 2010 sampai tahun 2015
4. Untuk menganalisis kemiskinan, pengangguran dan pertumbuhan ekonomi di provinsi
Banten terhadap indeks pembangunan manusia
5. Untuk menganalisis kemiskinan, pengangguran dan pertumbuhan ekonomi di provinsi
Banten terhadap indeks pembangunan manusia
Skripsi tersebut sudah benar karena antara judul dengan rumusan masalah dan tujuan
penelitian berkesinambungan dan nyambung serta adanya data yang disajikan dan sesuai
fakta.
Komparatif
24. 2
5
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN/KOTA SE-SUMATERA BAGIAN SELATAN TAHUN 2015-2017
A. Latar Belakang
Pemerintah Daerah merupakan suatu Organisasi yang memiliki tugas untuk mengatur
roda pemerintahan di daerah, membiayai semua kegiatan yang dilakukan, dan
melakukan berbagai upaya untuk memperoleh serta meningkatkan penerimaan Daerah
dengan cara mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Daerah dapat dikatakan
maju dan berkembang apabila mampu menciptakan suatu roda Pemerintahan yang
transparan, akuntabel, dan penerapan value for money yang benar. Sebagai organisasi
nonprofit atau organisasi yang tidak berorientasi pada keuntungan, maka pemerintah
daerah memiliki tujuan utama yaitu memberikan dan meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat dalam hal peningkatan dalam segi Pendidikan, Kesehatan, Keamanan,
Infrastruktur dan lain-lain.
Era baru dalam pelaksanaan Otonomi Daerah menimbulkan unsur tuntutan
pelaksanaan Otonomi Daerah yang lebih luas, nyata dan bertanggungjawab kepada
Pemerintah terutama pada tingkat Kabupaten/Kota. Untuk mewujudkan hal itu maka
Pengelolaan Keuangan Daerah merupakan salah satu bagian yang mengalami
perubahan mendasar dengan ditetapkannya Undang-Undang No. 33 Tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah serta
Undang-Undang No. 23Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah. Undang-Undang ini
memberikan wewenang secara luas bagi Daerah dalam memobilisasi sumber dana,
menentukan arah, tujuan dan target penggunaan anggaran agar dapat dikelola secara
efisien dan efektif. Harapannya dengan adanya Otonomi Daerah ini Pemerintah Daerah
dapat lebih mandiri dan dapat melakukan pengelolaan keuangannya secara efektif
dalam rangka mewujudkan peningkatan kinerja dan daya saing Pemerintah Daerah.
Kemampuan suatu Pemerintah Daerah (Pemda) dalam mengelola keuangan dan
mengatur rumah tangganya sendiri dapat dilihat dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD), yang mencerminkan kemampuan Pemerintah Daerah dalam
membiayai kegiatan pembangunan, pemerataan, serta keadilan dengan
mengembangkan potensi yang dimiliki oleh masing- masing Daerah. Dalam
pengelolaan APBD perlu ditetapkan dan diterapkan standar sebagai acuan untuk
melihat kapan suatu daerah dapat dikatakan mandiri, efektif dan akuntabel. Salah satu
upaya konkret untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan
Keuangan Daerah yaitu dengan diwajibkannya Pemerintah Daerah menyusun laporan
pertanggungjawaban.
Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara mewajibkan
Presiden dan Gubernur/Bupati/Walikota untuk menyampaikan laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD yaitu berupa Laporan Keuangan.
Laporan Keuangan itu sendiri setidaknya meliputi: Laporan Realisasi APBN/APBD,
Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Dalam pengelolaan
keuangan maka laporan keuangan pemerintah harus memenuhi prinsip tepat waktu dan
dapat diandalkan(reliable) serta disusun dengan mengikuti Standar Akuntansi
Keuangan (SAP) yang telah diterima secara umum (Ramli, 2016: 3).
25. 2
6
Menurut Tampubolon (2005: 45) dalam Jaenuri (2016) mengemukakan Kinerja
Keuangan adalah “Pengukuran kinerja instansi yang ditimbulkan sebagai akibat dari
proses pengambilan keputusan manajemen karena menyangkut pemanfaatan modal,
efisiensi dan rentabilitas dari kegiatan instansi”. Kinerja keuangan akan menunjukkan
penilaian hasil kinerja yang telah dicapai dalam suatu periode dibandingkan dengan
periode sebelumnya yang dapat dibandingkan bagaimana kecenderungannya.
Pengukuran Kinerja secara umum adalah pengukuran terhadap kinerja yang dilakukan
untuk mengetahui apakah selama pelaksanaan kinerja terdapat penyimpangan atau
deviasi dari rencana yang telah ditentukan, atau apakah kinerja dapat dilakukan sesuai
jadwal waktu yang ditentukan, atau apakah hasil kinerja telah tercapai sesuai dengan
yang diharapkan (Hery, 2019: 73). Artinya pengukuran kinerja dapat dijadikan sebagai
pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam mengelola keuangannya pada masa yang akan
datang.Kepentingan urusan publik menjadikan indikator pengukuran kinerja sebagai
alat evaluasi terhadap kinerja dan kemampuan daerah agar Pemerintah terpacu untuk
meningkatkan kinerjanya ditahun berikutnya dan memulihkan kinerja dengan
pembanding skema kerja dan pelaksanaannya, serta pengukuran kinerja juga dapat
dijadikan sebagai tolak ukur untuk menilai akuntabilitas Pemerintah Daerah dalam
melakukan pengelolaan keuangan yaitu kemampuan yang menunjukkan bahwa uang
publik telah dikelola secara ekonomis, efektif, dan efisien. Dalam menganalisis kinerja
Pemerintah Daerah salah satu alat yang dapat digunakan adalah dengan melakukan
analisis rasio keuangan terhadap APBD yang telah ditetapkan dan dijalankan. Menurut
Ramli (2016: 5) Ada beberapa cara untuk mengukur Kinerja Keuangan Daerah salah
satunya adalah dengam menggunakan Rasio Keuangan Daerah. Beberapa rasio yang
bisa digunakan adalah: Rasio Kemandirian Keuangan Daerah, Rasio Efektivitas PAD,
Rasio Efisiensi, Rasio Keserasian, Rasio Pertumbuhan, dan Rasio DSCR (Debt Service
Coverage Ratio).
Rasio Efektivitas PAD akan menunjukkan kemampuan Daerah dalam menjalankan
tugasnya. Semakin tinggi rasio efektivitas yang dicapai maka kemampuan daerah dapat
dikategorikan efektif, dan demikian pula sebaliknya. Efektivitas menunjukkan
kemampuan Pemda dalam merealisasikan PAD yang direncanakan dibandingkan
dengan target yang ditetapkan. Pendapatan Asli Daerah (PAD) itu sendiri adalah semua
Penerimaan Daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli suatu daerah masing-
masing. Komponen Pendapatan Asli Daerah ada empat yaitu: Pendapatan Pajak
Daerah, Pendapatan Retribusi Daerah, Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang Dipisahkan, danLain-lain PAD yang sah. Kemandirian Keuangan Daerah
menunjukkan kemampuan Pemerintah Daerah dalam membiayai seluruh kegiatan
pemerintahan, dari besar kecilnya Pendapatan Asli Daerah dibandingkan Pendapatan
Daerah yang berasal dari sumber lain, baik dari bantuan pemerintah pusat dan provinsi
maupunpinjaman ekstern.
Rasio Kemandirian akan menunjukkan semakin tinggi rasio kemandirian yang dicapai
maka tingkat ketergantungan daerah terhadap bantuan pihak lain akan semakin rendah,
dan demikian pula sebaliknya. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Taufik (2017)
dengan judul Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pemerintah Kabupaten Kota
Se- Sumatera.Penelitian ini menggunakan empat indikator yaitu rasio kemandirian,
rasio efektivitas, rasio efisensi, dan rasio aktivitas pada kabupaten/kota se-Sumatera
26. 2
7
tahun 2007-2011. Dengan teknik analisis data menggunakan analisis Uji Beda
(Independent Sampel t Test). Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis
perbedaan kinerja keuangan pemerintah daerah periode opini WTP_WDP dan kinerja
keuangan pemerintah daerah periode opini TW_TMP pada kabupaten/kota Se-
Sumatera tahun 2007-2011. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kinerja keuangan
pemerintah daerah periode opini WTP_WDP tidak lebih dan tidak berbeda dengan
kinerja keuangan pemerintah daerah periode opini TW_TMP. Serta kinerja keuangan
Induk tidak lebih dan tidak berbeda dengan kinerja keuangan pemerintah daerah
Anak/Pemekaran. Penelitian yang sama dilakukan oleh Jaenuri (2016) dengan judul
Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pemerintah Bojonegoro dan Jombang Tahun
2010-2014. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kuantitatif dengan analisis rasio kemandirian, rasio efektifitas PAD, rasio efisiensi,
rasioaktifitas keserasian dan rasio pertumbuhan. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan dapat disimpulkan bahwa hasil analisis menunjukkan bahwa kinerja
keuangan Kabupaten Bojonegoro lebih unggul apabila dibandingakan kabupaten
Jombang. Hal tersebut dapat dilihat dari: Rata-rata Rasio Kemandirian, Rata-rata Rasio
Efektifitas PAD dan Efisiensi, Rata-rata Rasio Aktifitas Keserasian Belanja Operasi
dan Belanja Modal, dan Rata-rata Rasio Pertumbuhan.
Penelitian hal yang serupa juga dilakukan oleh Jatnika Dwi Asri (2016) dengan judul
Perbandingan Kinerja Keuangan Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat
Tahun 2009-2013. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan kinerja
keuangan serta menganalisis apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan antara
kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat selama 2009-2013. Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif dengan teknik analisis data kuantitatif rasio keuangan yang terdiri
dari rasio kemandirian dan rasio efektifitas PAD serta uji T dan uji Mann-Whitney.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemerintah kota mempunyai tingkat rasio
kemandirian lebih tinggi dibandingkan kabupaten. Rasio efektivitas kabupaten/kota
sangat efektif dengan rata-rata 120.06%.hasil uji T dan Mann- Whitney menunjukkan
tidak terdapat perbedaan antara rasio efektivitas, sedangkan rasio kemandirian
menunjukkan perbedaan. Penelitian ini akan mengambil objek yang berbeda yaitu 60
Kabupaten/Kota Se-Sumatera Bagian Selatan yang terdiri dari 5 Provinsi yaitu Jambi,
Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung dan Kepulauan Bangka Belitung selama 3
tahun berturut-turut, yaitu tahun 2015, 2016, dan 2017.
Beberapa permasalahan keuangan yang dihadapi pemerintah daerah Kabupaten/Kota
di Provinsi Se-Sumatera Bagian Selatan antara lain: 1) relatif kecilnya Pendapatan Asli
Daerah (PAD) dibandingkan dengan total penerimaan daerah yang mencerminkan
rendahnya kemampuan pemerintah daerah (Pemda) dalam menggali potensi sumber-
sumber asli daerah, 2) kurangnya kemampuan dan usaha pemerintah daerah dalam
mengelola sumber-sumber pendapatan yang ada, 3) tingginya ketergantungan
pemerintah daerah kepada bantuan pihak ekstern terutama pemerintah pusat dan
provinsi serta pinjaman yang tercermin dalam besarnya total penerimaan pendapatan
transfer.
Di Indonesia kebanyakan kota-kota kecil masih belum mandiri dalam hal pengelolaan
kinerjanya, seharusnya dengan dilaksanakannya Otonomi Daerah Pemerintah Daerah
27. 2
8
terutama Kabupaten/Kota di Provinsi Se- Sumatera Bagian Selatan harus lebih berani
dalam memaksimalkan berbagai potensi yang dimilikinya sehingga realisasi PAD
semakin besar, serta dengan besarnya PAD memberi peluang bagi Pemerintah Daerah
tersebut untuk memiliki tingkat kemandirian yang tinggi,sehingga berbagai
permasalahan yang telah dijelaskan diatas dapat mulai teratasi.
Perekonomian setiap daerah tentu memiliki suatu perbedaan, hal itu bisa terjadi baik
dari sisi Jumlah Penduduk, Sumber Pendapatan Asli Daerah, Letak Geografis suatu
Daerah, Kemampuan Pemerintah Daerah dalam pengelolaanpotensi yang ada, serta
Lembaga yang memiliki peran sebagai Pengawas Keuangan Daerah, sehingga
memberikan ciri khas tersendiri dari setiap daerah dan tentu saja hal itu membuat
perbedaan pula pada kinerja keuangannya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Perbandingan Kinerja Keuangan Kabupaten/Kota Se- Sumatera Bagian
Selatan jika dilihat dari Rata-rata Rasio Efektivitas PAD dan Rata-rata Rasio Kemandirian
Keuangan Daerah selama 3 tahun?
2. Kabupaten/Kota manakah yang memiliki Kinerja Keuangan paling baik selama 3 tahun?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui Perbandingan Kinerja Keuangan Kabupaten/Kota Se-Sumatera Bagian
Selatan jika dilihat dari Rata-rata Rasio Efektivitas PAD dan Rata-rata Rasio Kemandirian
Keuangan Daerah selama 3 tahun.
2. Untuk mengetahui Kabupaten/Kota yang memiliki Kinerja Keuangan paling baik selama
3 tahun.
Skripsi tersebut sudah benar karena antara judul dengan rumusan masalah dan tujuan
penelitian berkesinambungan dan nyambung serta adanya data yang disajikan dan sesuai
fakta.
28. 2
9
Tugas 2
Metodelogi Penelitian
Menganalisis Latar Belakang, Rumusan Masalah, dan Tujuan Penelitian, Studi
kasis 3 Jenis Skripsi
Nama Mahasiswa: Nawwal Rofahah
NIM : 41902055
Kode Kelas : PS2019C
Skripsi Asosiatif
29. 3
0
Judul : Pengaruh Harga, Promosi, dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Produk
Exclusive Matte Lip Cream pada Wardah Beauty House Medan
Penulis : RizkyFajarLina
Asal Instansi : UniversitasSumateraUtara
I. Latar Belakang:
“Perkembanganekonomi dewasaini semakinmengarahpadapersaingan
ketat,khususnyauntukperusahaansejenisdalammemasarkanproduknya.”
“Berdasarkaninformasi PerhimpunanPerusahaandanAsosiasi Kosmetik(PPAK),eksporproduk
kosmetikIndonesiaterbilangcukupkecil yaituhanyasebesar1%”
“Selainitu,adanyapasarbebasdi negaraASEAN seperti MasyarakatEkonomi ASEAN (MEA) dan
harmonisasi bidangkosmetikmembuatsemakinsulitprodukIndonesiauntukmasukke negara
ASEAN lainnya”
“BerdasarkanpengamatanBizteka,padatahun2015 pasar kosmetiknasional
diperkirakantumbuh8,3%dengannilai mencapaiRp.13,9 triliun,meningkatdibandingkan
dengantahunsebelumnya”
“Kosmetikberasal dari BahasaYunani yakni “kosmetikos”yangberarti”
“Wardah yang diproduksi olehPT.Paragon Technology and Innovation berdiri padatanggal 28
Februari 1985 dengannama awal PT. PusakaTradisi Ibu.”
“Dalam penelitianinipeneliti memilihtempatpenelitiandi Wardah Beauty
HouseMedan karenaWardah Beauty HouseMedan seringmembuatacaraBeauty demomake
up dan beautyclass (kelaskecantikan)”
“Lipstick merupakansuatuproduk”
“Dari Tabel 1.2 dapatdi ketahui bahwa lipstick Wardah beradapada urutan
terataspada Top Brand Index tahun2017 denganpersentase25.0%.”
“keputusanpembelianadalahtahapdalamproses”
“Harga adalahjumlahuangyang”
“promosi adalahsuatukomunikasi”
“Kualitasprodukmempunyainilai jual lebih”
II. RumusanMasalah:
1. ApakahHarga, Promosi danKualitasProduksecarabersama-samaberpengaruhTerhadap
KeputusanPembelianProduk ExclusiveMatteLip Cream di Wardah Beauty HouseMedan?
2. ApakahHarga berpengaruhTerhadapKeputusanPembelianProduk ExclusiveMatteLip
Creamdi Wardah BeautyHouseMedan?
3. ApakahPromosi berpengaruhTerhadapKeputusanPembelianProduk ExclusiveMatteLip
Creamdi Wardah BeautyHouseMedan?
4. ApakahKualitasProdukBerpengaruhTerhadapKeputusanPembelianProduk ExlusiveMatte
Lip Cream di Wardah Beauty HouseMedan?
III. TujuanPenelitian:
a. Untuk mengetahui danmenganalisispengaruhharga,promosi dankualitasprodukterhadap
keputusanpembelianprodukExlusiveMatte LipCreamdi Wardah BeautyHouse Medan.
b. Untuk mengetahui danmenganalisispengaruhhargaterhadapkeputusanpembelianproduk
Exclusive Matte LipCreamdi Wardah BeautyHouse Medan.
c. Untuk mengetahui danmenganalisispengaruhpromosi terhadapkeputusanpembelian
produkExclusive Matte LipCreamdi Wardah BeautyHouse Medan.
d. Untuk mengetahui danmenganalisispengaruhkualitasproduk terhadapkeputusan
pembelianprodukExclusive Matte LipCreamdi Wardah BeautyHouse Medan.
30. 3
1
Skripsi Deskriptif
Judul : Manajemen Risiko Pembiayaan pada Akad Al-Qardh di BMT Assyafi’iyah
Penulis : NurWulan Oktavia
Asal Instansi : InstitutAgamaIslamNegeri (IAIN) Metro
I. Latar Belakang:
“bank adalahbadanusaha yang…..”
“Bank Islamadalahgabunganantara produkperbankandanlandasansyariah.”
“muamalatadalahketentuan-ketentuanyangmengatur”
“Penerapanmanajemenrisikopadabanksaatini telahdijalankansesuai
denganketentuanBankIndonesia”
“KetidakpastiandalamLembagaKeuangan(risiko)tentunyamenjadiaspekpentingyangharus
diperhatikandalammanajemennya,karenamanajemenrisikoialahbidangilmuyang
membahas…”
“Qardhulhasan dalamtransaksi muamalatIslamadalah….”
“Baitul MaalWa Tamwil (BMT) merupakanbalai usahamandiri terpaduyangisinyaberintikan
bait al-malwa al-tamwil,”
“BerdirinyaBMT bersamaandenganusahapendirianBankSyariahdi Indonesia,yakni tepatnya
pada Tahun1990-an”
“BMT adalahLembaga KeuanganSyariahyangpenerapannya…..”
“BMT Assyafi’iyahsebagai lembagakeuanganmikrosyariahmemiliki fungsi sebagai Baitul
Tamwil dan Baitul Maal……”
“BMT Assyafi’iyahadalahLembagaKeuanganSyariahyangjugamenggunakanproduk
pembiayaan qardhulhasan dalampengelolaannya”
“Dalam menggulirkanpembiayaan qardhulhasan manajemenjugaharusmelihatrisiko-risiko
yang mungkinakantimbul sepertidiragukandanmacet…”
“pada tahun2017 nasabah yangmacet ialah6 orang, tahun2018 5 orang dan di tahun2019 4
orang.”
“penelitiakanmeneliti bagaimanamanajemenrisikoyangdilakukanolehBMTAssyafi’iyah
terhadapnasabahyang macetsehinggadari tahunke tahun masihtetapterdapatnasabahyang
macet.”
II. RumusanMasalah :
“BagaimanaManajemenRisikoPembiayaanpadaAkad Al-Qardh di BMT Assyafi’iyah”?
III. TujuanPenelitian:
Untuk mengetahui “ManajemenRisikoPembiayaanpadaAkad Al-Qardh di BMTAssyafi’iyah”.
Skripsi Komparatif
Judul : AnalisisPerbandinganBrandEquityH&Mdan Uniqloberdasarkanpendapatan,studi
pada Mahasiswadi Yogyakarta
Penulis : AudyrindaWindani
Asal Instansi : UniversitasSanataDharma
31. 3
2
I. Latar Belakang
“denganmunculnyamerek-mereklokalmaupundari merekinternasional.MenurutKartajaya
(2004:144), brand merupakannilai utamapemasaran.Jika situasipersainganmeningkat,peran
pemasaranakanmakinmeningkatpula…”
“brand saat ini takhanya sekedaridentitassuatuproduksajadanhanya sebagai pembedadari
produkpesaing,melainkanlebihdari itu, brand memiliki ikatan emosional istimewa..”
“namunsayangnyainformasi tentangkualitas-kualitasprodukyangadadi pasaran sangat
minimumsekali.”
“Denganbrand equity,nilai total produklebihtinggidari nilai produk sebenarnyasecara
objektif.Ini berarti,bilabrand equity-nya tinggi,makanilai tambahyangdiperolehkonsumen
dari produktersebutakansemakintinggi”
“Daerah IstimewaYogyakarta(DIY) sebagai salahsatukotayangmenerimadampak
perkembangan fashion tiaptahunnya”
“H&M dan Uniqlomerupakan brand fashiondari SwissdanJepangyangmasuk ke Indonesia
pada tahun2013 (H&M) dan tahun2014 (Uniqlo)..”
“Baik H&M maupunUniqlosama-samagencardalammengiklankanproduknyadi sosialmedia
dan websiteresmi keduabrand tersebut.Keduanyatakmau kalah dalamperangiklanagar
produknyamenjadi top of mind…”
“Denganperbedaankarakteristikyangdimiliki olehkonsumenH&Mdan Uniqloyangdidominasi
olehmahasiswamahasiswadapatdilihatberdasarkanisudemografis.Isudemografispada
umumnyaberdasarkanbeberapafaktorsalahsatunyapendapatan.Pendapatanyangdimaksud
adalahuang sakuyang diperolehsetiapmahasiswa”
II. RumusanMasalah
1. Adakahperbedaan brand equity H&Mberdasarkanpendapatandi Yogyakarta?
2. Adakahperbedaan brand equity Uniqloberdasarkanpendapatandi Yogyakarta?
IV. TujuanPenelitian
Tujuanyang hendakdicapai dalampenelitianini adalahuntukmengetahui perbedaanantara
brand equityH&MdanUniqloberdasarkanpendapatandi Yogyakarta.
Tugas 2 Metolid!
1. Analisis Latar Belakang, Rumusan Masalah, Dan Tujuan Peneitian (Deskrptif,Asosiatif, Dan
Komparatif).
1. Skripsi Deskriptif
“ KESENJANGAN KEPUASAN DALAM MENONTON ACARA TELEVISI “
Disusun oleh :
APRILIA PRITA WIDYARINI
D 0204029
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL
32. 3
3
DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2009
A. Latar Belakang Masalah
latar belakang masalah, pada skripsi yang saya amati ini yang menjadi latar belakang
masalahnya adalah ketatnya persaingan saluran televisi swasta agar menarik perhatian
masyarakat, dengan itu saluran televisi swasta pun mulai mengeluarkan steatment
bahwasanya saluran impotaintmen adalah salah satu saluran yang banyak diminati
masyarakat. Maka dari latar belakang tersebut penulis melibatkan mahasiswa sebagai
objekuntukmenelititentangpengaruhkebutuhanpemuasandidalamdirimelaluimedia
masa televisi dan juga dapat digolongkan sebagai pemirsa setia televisi dengan tingkat
terpaan media yang cukup tinggi.
B. Rumusan Masalah
Pada penelitian rumusan masalah lebih di arahkan untuk menjawab pertanyaan
bagaimanadan mengapa.Perumusanmasalahdi fokuskanpadapersoalanutamasecara
tegas dan jelasyaitutentangseberapabesar kepuasanyangperoleh/didapatkandalam
penggunaan media saluran televisi di masa sekarang ini.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian mengungkapkan hal yang ingin di capai dalam penelitian dan
menggambarkan langkah-langkah yang akan di lakukan untuk mencari jawaban di atas
masalah penelitian. Penulisan tujuan sudah tepat karena dirumuskan dengan kalimat
yang jelas, operasional dan merupakan jabaran pemecahan masalah penelitian. Tujuan
penelitian terdiri dari tujuan umum dan khusus.
2. Skripsi Asosiatif
“ PENGARUH ANGGARAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA
ALOKASI UMUM TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA
MODAL “
Disusun oleh :
RIKI TRI PRASETYO
B 200 070 088
FAKULTAS EKONOMI AKUNTANSI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
A. Latar Belakang Masalah
latar belakang masalah, pada skripsi yang saya amati ini yang menjadi latar belakang
masalahnya adalah penulis ingin memastikan bahwasanya suatu anggaran harus
terorganisir secara rapi, secara otomatis di suatu daerah tersebut kurang rapinya
tersusun suatu anggaran perkotaan atau perkampungan tesebut.
B. Rumusan Masalah
33. 3
4
Perumusan ini lebih diarahkan kepada suatu anggaran harus tersusun secara rapi, jelas
dan komperehensif. Serta jujur dalam menjalankan suatu anggaran kota atau desa.
C. Tujuan Masalah
Penelitan ini bertujuan untuk meneliti pengaruh faktor-faktor fundamental yaitu
pendapatan asli daerah dan dana alokasi umum terhadap anggaran belanja modal
3. Skripsi Komparatif
“ STUDI KOMPARATIF PENGARUH MOTIVASI, PERILAKU BELAJAR, SELF-EFFICACY DAN STATUS
KERJA TERHADAP PRESTASI AKADEMIK ANTARA MAHASISWA BEKERJA DAN MAHASISWA
TIDAK BEKERJA “
Disusun Oleh :
MAYA METRIANA
NIM. 12010110141134
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG 2014
A. Latar Belakang Masalah
latar belakang masalah, pada skripsi yang saya amati ini yang menjadi latar belakang
masalahnya adalah banyaknya mahasiswa UNDIP yang kuliah sambil bekerja, untuk
memenuhi kepentinganpribadi mereka.Mulai dari perekonomian,mencari skill,belajar
mandiri dan banyak lagi. Namun kasus seperti ini tidak membuat IPK mereka turun,
bahkan para peneliti pun mereset bahwa mahasiswa yang kuliah smbil bkerj cenderung
mendapatkannilailebihtinggidibandingyanghanyakuliahsaja.Hal ini membuatpenulis
ingin meneliti bagaimana caranya bekerja akan tetapi nilai pun tetap pada standart
kampus.
B. Rumusan Masalah
Pada penelitian rumusan masalah lebih di arahkan untuk menjawab pertanyaan
bagaimanadan mengapa.Perumusanmasalahdi fokuskanpadapersoalanutamasecara
tegasdanjelasyaitubagaimanapengaruhparamahasiswayangberkuliahsambil bekerja.
C. Tujuan Masalah
Tujuan penelitian mengungkapkan hal yang ingin di capai dalam penelitian dan
menggambarkan langkah-langkah yang akan di lakukan untuk mencari jawaban di atas
masalah penelitian. Penulisan tujuan sudah tepat karena dirumuskan dengan kalimat
yang jelas, operasional dan merupakan jabaran pemecahan masalah penelitian. Tujuan
penelitian terdiri dari tujuan umum dan khusus.
34. 3
5
TUGAS METOLIT ANALISIS SKRIPSI BAB I
Putri Saadatul Alawiyah I 41902014 I PS2019C
ASOSIATIF
Judul :
ANALISIS PERAN INTERMEDIASI SOSIAL PERBANKAN SYARIAH TERHADAP
MASYARAKAT PELAKU USAHA MIKRO ( Studi Pada PT. BNI Syariah KCP Antasari)
Latar Belakang Masalah
Perbankan syariah menjadi pelopor terdepan di dunia maupun di Indonesia. Di
perekonomian islam terdapat sebuah istilah yaitu falah, yang berarti menjadikan kemaslahatan
dunia dan akhirat dan diwajibkan dapat adil serta dapat dirasakan oleh semua golongan masyarakat
35. 3
6
baik masyarakat menengah keatas atau golongan masyarakat menengah ke bawah. Di sisi lain
dalam ushul fiqh, ada kaidah yang menyatakan bahwa
sesuatu yang harus ada untuk menyempurnakan yang wajib, maka wajib diadakan.
Dari kaidah ushul fiqh diatas dapat disimpulkan bahwa perbankan syariah telah menjadi
suatu hal yang krusial dalam proyek pengembangan Ekonomi Islam di dunia, khususnya di
Indonesia. Sehingga hadirnya perbankan syariah dapat memberikan nuansa baru dalam
menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang sedang terjadi secara positif.
Menurut Iqbal di dalam jurnal Ghifari, tujuan dari sistem Ekonomi Islam yang secara
khusus memberikan penekanan yang sama pada dimensi etika, moral, sosial, dan spiritual dalam
upaya meningkatkan keadilan dan pembangunan masyarakat secara keseluruhan. Hal ini berarti,
secara sistematis tujuan dan peranan yang ada di sistem Ekonomi Islam sangat berbeda dengan
sistem keuangan konvesional di mana penekannya hanya terdapat pada aspek transaksi keuangan
dan ekonomi.
Eksitensi lembaga keuangan sendiri khususnya sektor perbankan menempati posisi sangat
strategis dalam menjembatani kebutuhan modal kerja dan investasi di sektor riil dan pemilik dana.
Dengan demikian, fungsi utama sektor perbankan dalam infrasuktur kebijakan makro ekonomi
memang di arahkan dalam konteks menjadikan uang untuk meningkatkan nilai tambah.
Adapun perkembangan lembaga keuangan terutama lembaga perbankan terus mengalami
kemajuan yang signifikan, bisa dikatakan peran lembaga keuangan ditengah-tengah masyarakat
tidak bisa dibantah lagi. Peran lembaga keuangan sudah sangat begitu besar dan bisa dikatakan
sudah membuat masyarakat tergantung dengan produk-produk yang ditawarkan lembaga
keuangan tersebut, yang dapat mempermudah segala tranksaksi keuangan yang dilakukan oleh
masyarakat.
Pada dasarnya terdapat dua tujuan yang saling berkaitan dari pembiayaan perbankan, yaitu
sebagai berikut: (1) profitability, yaitu tujuan untuk memperoleh hasil kredit berupa keuntungan
yang diraih dari bunga (bank konvensional) atau margin (bank syariah) yang harus dibayar oleh
debitur. Oleh karena itu, bank hanya akan menyalurkan kredit kepada usaha yang diyakini mampu
dan mengembalikan kredit yang telah diterimanya. (2) Safety, yaitu keamanan dari prestasi atau
fasilitas yang di berikan harus benar-benar terjamin sehingga tujuan profability dapat benar-benar
tercapai tanpa hambatan yang berarti.
QS. AT- Taubah Ayat 105
36. 3
7
Artinya: Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang
mukmin akan melihat pekerjaan mu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang
Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepadakamu apa yang telah
kamu kerjakan. (QS. AT- Taubah : 105)
Sehingga secara keseluruhan, perbankan syariah tidak hanya memperhatikan pada
perolehan keuntungan semata.Tapi memberikan kontribusi positif terhadap tercapainya tujuan
sosial-ekonomi dari masyarakat muslim. Sebagai suatu entitas bisnis yang bernafaskan syariah,
perbankan syariah dapat diharapkan dapat memenuhi tujuan ekonomi islam.yakni memastikan
bahwa kekayaan dapat berputar secara adil dan merata tanpa mendhalimi pihak-pihak yang benar-
benar berhak mendapatkannya. Maka dari itu perbankan syariah dapat memberikan kesempatan
secara langsung kepada masyarakat untuk dapat memperoleh jasa keuangan.Yang berlandaskan
QS. Al- Hadid Ayat 25.
Artinya: Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-
bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya
manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan
yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan
supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah
tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.
Akan tetapi, perjalanan perbankan syariah yang tengah berlangsung banyak dikritik,
dikarenakan belum mampu bergerak pada hakikat perbankan syariah sebenarnya. Sehingga pada
akhirnya kehadiran perbankan syariah dinisbatkan tidak jauh berbeda dengan perbankan
konvensional yang telah lama karna kehadirannya belum mampu menjawab permasalahan bangsa
secara fundamental. Terbatasnya pemahaman dan sosialisasi terhadap masyarakat tentang produk
dan system perbankan syariah di Indonesia menjadikan perbankan syariah tidak berkembang
sebagaimana halnya bank konvensional. Upaya pengembangan bank syariah tidak cukup hanya
berlandaskan kepada aspek-aspek legal dan peraturan perundang-undangan tetapi juga harus
berorientasi kepada pasar atau masyarakat sebagai pengguna jasa (konsumen).
BNI Syariah KCP Antasari mempunyai salah satu peran intermediasi sosial perbankan
syariah terhadap masyarakat yaitu dengan mengeluarkan pembiayaan mikro yang terdiri Mikro 2
iB Hasanah, dan Mikro 3 iB Hasanah dari kedua produk pembiyaan tersebut mempunyai plafon
berbeda. Pada mikro 2 iB Hasanah pembiayaan dimulai dari Rp. 5.000.000 sampai Rp. 50.000.000
dengan jangka waktu pembiayan mulai 6 bulan hingga 36 bulan , dan Mikro 3 iB Hasanah
37. 3
8
pembiayaan dimulai >Rp. 50.000.000 sampai Rp. 500.000.000 dengan jangka waktu pembiayaan
maksimal 60 bulan. Pembiayaan mikro ini bertujuan untuk pembelian barang modal kerja,
investasi produktif dan pembelian barang lainnya atau konsumtif. Sehingga dengan adanya produk
mikro di PT. BNI Syariah dapat membantu pengusaha mikro kecil maupun menengah dalam
melakukan pembiayaan mikro untuk menambah modal usaha yang dimiliki. Adapun kriteria calon
nasabah yang dapat memperoleh pembiayaan mikro yaitu:
1) Wiraswasta/pemilik usaha yang membutuhkan pembiayaan untuk kepentingan usaha,
investasi penunjang usaha serta kebutuhan konsumtif lainnya.
2) Usia calon nasabah minimal 21 tahun atau 18 tahun jika telah menikah, usia maksimal 65
tahun pada saat jatuh tempo pembiayaan.
3) Lama usaha yang dijalankan calon nasabah minimal sudah berjalan 2 tahun.
Disamping itu untuk mengetahui peran intermediasi sosial BNI Syariah terhadap nasabah
dapat dilihat dari banyaknya masyarakat yang menggunakan pembiayaan mikro di BNI Syariah
KCP Antasari, maka dari itu pembiayaan mikro sangat membantu masyarakat perilaku ekonomi
yang membutuhkan dana dalam segi permodalan usaha dan pembiayaan konsumtif.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik dalam melakukan penelitian dengan judul
“ANALISIS PERAN INTERMEDIASI SOSIAL PERBANKAN SYARIAH TERHADAP
MASYARAKAT PERILAKU EKONOMI” yang penelitiannya ini akan dilakukan di PT. BNI
Syariah KCP Antasari.
Dalam latar belakang diatas, berdasarkan judul dan latar belakang keduanya saling
berkesinambungan karena didalam latar belakang tersebut menjelaskan bagaimana peran
intermediasi sosial perbankan Syariah pada masyarakat perilaku ekonomi. Pada kalimat
Disamping itu untuk mengetahui peran intermediasi sosial BNI Syariah terhadap nasabah dapat
dilihat dari banyaknya masyarakat yang menggunakan pembiayaan mikro di BNI Syariah KCP
Antasari, maka dari itu pembiayaan mikro sangat membantu masyarakat perilaku ekonomi yang
membutuhkan dana dalam segi permodalan usaha dan pembiayaan konsumtif. Kalimat ini
menunjukan tentang peran intermediasi sosial pada BNI Syariah KCP Antasari.
Rumusan Masalah
38. 3
9
Berdasarkan latar belakang di atas, bahwa peneliti mengambil rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana Standar Operasional Prosedur Pembiayaan Mikro PT. BNI Syariah KCP
Antasari dalam menjalankan Peran Intermediasi Sosial Perbankan Syariah terhadap
Masyarakat ?
2. Bagaimana Peran Intermediasi sosial Perbankan syariah terhadap masyarakat pada
Pembiayaan Mikro di BNI Syariah KCP Antasari?
Dalam rumusan masalah diatas, antara judul, latar belakang dan juga rumusan masalah sesuai dan
saling berkesinambungan karena pada poin pertama peneliti mengambil rumusan masalah,
Bagaimana Standar Operasional Prosedur Pembiayaan Mikro PT. BNI Syariah KCP Antasari
dalam menjalankan Peran Intermediasi Sosial Perbankan Syariah terhadap Masyarakat. Yang
berarti dalam rumusan masalah tersebut akan menjelaskan tentang standar operasional prosedur
pembiayaan mikro PT. BNI SYARIAH KCP Antasari dan menyambungkannya dengan peran
intermediasi sosial pada masyarakat.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk Mengetahui peran Intermediasi Sosial Perbankan Syariah terhadap masyarakat
PT. BNI Syariah KCP Antasari.
2. Untuk Intermediasi Sosial Perbankan Syariah terhadap masyarakat PT. BNI Syariah
KCP Antasari.
Dalam tujuan penelitian diatas, benar karena sesuai dengan latar belakang juga rumusan masalah.
Karena tujuan penelitian ini yaitu dapat mengetahui peran Intermediasi Sosial Perbankan Syariah
terhadap masyarakat. Yang mungkin bisa menjadi acuan ataupun wawasan dan keilmuan
mengenai peran intermediasi untuk masyarakat bagi bank-bank Syariah lainnya.
Dalam skripsi diatas, berdasarkan latar belakang, rumusan masalah,dan tujuan penelitian yang
kesesuaian dan berkesinambungan, maka skripsi ini merupakan skripsi yang benar.
39. 4
0
DESKRIPTIF
Judul :
PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi
Kasus Pada Lembaga Amil Zakat L-ZIS Assalaam Solo)
Latar Belakang
Zakat adalah ibadah yang mengandung dua dimensi yaitu dimensi hablum minallah atau
dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal. Ibadah zakat apabila ditunaikan
dengan baik maka akan meningkatkan kualitas keimanan, membersihkan dan mensucikan jiwa,
dan mengembangkan serta memberkahkan harta yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan
salah satu bentuk ibadah yang mengedepankan nilai-nilai sosial disamping membawa pesan-pesan
ritual dan spiritual (Suma, 2003: 55). Jika dikelola dengan baik dan amanah, zakat akan mampu
meningkatkan kesejahteraan umat, mampu meningkatkan etos kerja umat serta sebagai institusi
pemerataan ekonomi. Dari zaman Rasulullah Muhammad sampai pada zaman setelahnya,
terbukti bahwa zakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan kesejahteraan
umat. Dan saat ini, sebuah kenyataan bahwa pelaksanaan riba terbukti selalu menghancurkan
perekonomian. Lain halnya dengan zakat, selain mengangkat fakir miskin, juga akan menambah
produktifitas masyarakat sehingga meningkatkan lapangan kerja sekaligus meningkatkan pula
tabungan masyarakat (Muhammad, 2000 : 20).
Di dalam al Qur’an telah disebutkan sebanyak dua puluh tujuh ayat yang mensejajarkan
kewajiban zakat dengan kewajiban shalat dan dalam rukun Islam posisi kewajiban zakat menjadi
urutan ketiga secara otomatis menjadi bagian mutlak dari keislaman seseorang, salah satu ayat al-
Qur’an yang mensejajarkan zakat dengan ibadah sholat ada dalam surat al-Baqarah ayat 43 yang
berbunyi
Artinya : “Dan Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orangorang yang
ruku”. (Dept. Agama, 1995 : 16)
40. 4
1
Di dalam al Qur’an pun disebutkan pujian bagi orang-orang yang menunaikan kewajiban
tersebut dengan sungguh-sungguh dan memberikan ancaman bagi siapa saja yang sengaja
meninggalkan.
Salah satu sebab optimalnya fungsi zakat sebagai instrumen pemerataan perekonomian
umat adalah dengan adanya lembaga yang mengurusi dengan baik dan amanah. Dimulai dari
pengumpulan zakat sampai pembagiannya kepada orangorang yang berhak, dan hal ini merupakan
tugas amil zakat. Keprofesionalan lembaga tersebut sangat diperlukan mengingat masyarakat yang
sampai saat ini masih banyak yang awam mengenai zakat dan lembaga zakat. Sehingga masyarakat
dapat mengetahui manfaat dari zakat dan keberadaan lembaga zakat.
Di Indonesia sendiri, dari sisi hukum positif mengenai penerapan dan penglolaan zakat
mengalami perkembangan dengan dikeluarkannya undang-undang yang berkaitan dengan zakat.
Undang-undang tersebut adalah Undang-undang No. 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat
dengan keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 581 tahun 1999 dan Keputusan Direktur
Jenderal Bimbingan Masyarakat dan Urusan Haji Nomor D/tahun 2000 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Zakat serta Undang-undang Nomor 17 Tahun 2000 tentang Perubahan Ketiga
Undang-undang Nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan. Sehingga dengan adanya
undang-undang tersebut diharapkan akan mendukung pemahaman dan penerapan serta
pengelolaan zakat terhadap masyarakat muslim di Indonesia.
Pengelolaan distribusi zakat yang diterapkan di Indonesia terdapat dua macam kategori
yaitu distribusi secara konsumtif dan produktif. Perkembangan metode distribusi zakat yang saat
ini mengalami perkembangan pesat baik menjadi sebuah objek kajian ilmiah dan penerapannya di
berbagai lembaga amil zakat yaitu metode pendayagunaan secara produktif. Zakat produktif
adalah zakat yang diberikan kepada mustahik sebagai modal untuk menjalankan suatu kegiatan
ekonomi dalam bentuk usaha, yaitu dengan untuk mengembangkan tingkat ekonomi dan potensi
produktifitas mustahik (Qadir, 1998 : 46).
Untuk memberikan layanan terhadap masyarakat muslim sampai saat ini banyak lembaga
dan yayasan yang mendirikan lembaga amil zakat dengan lingkup lokal daerahnya masing-masing.
Sebagai contoh telah berdiri L-ZIS Assalam. Lembaga tersebut memiliki hubungan kelembagaan
dengan Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam. Dan saat ini kinerja lembaga tersebut telah
mengalami kemajuan dan menerapkan metode distribusi dana zakat yang bersifat produktif yang
khususnya pada orang-orang (mustahik) tertentu atau dengan sebutan Masyarakat Binaan L-ZIS
Assalaam, dana tersebut diberikan kepada orang yang berhak dengan akad pinjaman atau qardhul
41. 4
2
hasan sebagai modal usaha, dengan harapan masyarakat binaan tersebut mampu untuk memiliki
penghasilan yang cukup memenuhi kebutuhan hidup serta memiliki hubungan ukhuwah islamiyah
antar sesama.
Tujuan zakat untuk mengembangkan nilai sosial ekonomi masyarakat sulit terwujud
apabila tidak ada peran aktif dari para pengelola zakat (amil) yang dituntut harus profesional dan
inovatif dalam pengelolaan dana zakat. Seperti yang disebutkan diatas bahwa model pengelolaan
zakat yang saat ini sedang berkembang adalah metode produktif, dimana dengan motode ini
diharapkan akan mempercepat pertumbuhan ekonomi masyarakat yang awalnya adalah golongan
mustahik kemudian menjadi seorang muzakki. Atas dasar perkembangan metode distribusi zakat
yang baru yaitu distribusi zakat secara produktif, maka penelitian ini mengambil judul
:“PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi
Kasus Pada Lembaga Amil Zakat L-ZIS Assalaam Solo)“
Dalam latar belakang diatas, antara judul dengan latar belakang saling berkesinambungan karena
dalam latar belakang tersebut menjelaskan tentang pendayagunaan atau pemanfaatan zakat
produktif dalam hukum islam. Ditambah menjelaskan singkat tentang kemajuan system Lembaga
zakat pada Lembaga zakat L-ZIS Assalam Solo.
Rumusan Masalah
Adapun mengenai rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana manajemen zakat produktif di L-ZIS Asslaam ?
2. Bagaimana perkembangan perekonomian para mustahik yang diberi dana zakat produktif
dari L-ZIS Assalaam?
Dalam rumusan masalah diatas, antara judul, latar belakang, dan rumusan masalah ketiga nya
saling berhubungan satu sama lain. Karena dalam rumusan masalah diatas yang nantinya
menjelaskan bagaimana manajemen zakat produktif di L-ZIS Asslaam dan perkembangan
perekonomian para mustahik yang diberi dana zakat produktif dari L-ZIS Assalaam.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan