2. Latar Belakang
• Umur Harapan Hidup orang Indonesia telah mencapai
71,5 tahun, perempuan lebih tinggi 5 tahun dibandingkan
laki-laki (♀ 74 tahun, ♂ 69 tahun).
• tahun hidup berkualitas (Healthy Adjusted Life
Expectancy/HALE). orang Indonesia Rerata 62,65 tahun,
artinya terdapat 8,85 tahun yang hilang karena kualitas
hidup yang buruk akibat menderita penyakit dan
disabilitas.
• Penyakit tidak menular (PTM) naik dari 39,8% pada
tahun 1990 menjadi 69,9% pada tahun 2017 dan penyakit
menular yang belum tuntas. beban ganda
3. • Ancaman kesehatan lainnya dalam bentuk risiko biologi, kimia,
penyakit zoonosis (pandemi Covid-19).
• penyebab utama Disability Adjusted Life Years (DALYs) lost.
Pada tahun 2017, : stroke (93,4%), PJK 113,9%), DM
(157,1%), neonatal disorders dan Tbc. dan kanker paru
(113,1%). (PMK, No. 20 tahun 2021)
Pro
motif
Pre
ventif
Kura
tif
Rehab
ilitatif
4. 2
2
ASPEK LEGAL PELAYANAN KESEHATAN
UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Dasar hukum
UUD 1945 Pasal 28 H Ayat 1
Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan
batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta
berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
5. UNDANG UNDANG TENTANG KESEHATAN
( UU NO 36 TAHUN 2009 )
Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam
memperoleh akses atas sumber daya di bidang
kesehatan & berhak atas pelayanan kesehatan
yang aman, bermutu, terjangkau (pasal 5)
Pemerintah bertanggung jawab merencanakan,
mengatur, menyelenggarakan, membina, dan
mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang
merata & terjangkau oleh masyarakat. ( ps.14 ayat 1)
6. UU Nomor : 36 ttg Kesehatan
Bagian ke 5 : Penyembuhan penyakit & Pemulihan
Kesehatan
1) Penyembuhan penyakait dan Pemulihan Kes.
Diselenggarakan untuk mengembalikan status kes &
fungsi tubuh akibat Penyakit &/atau akibat cacat atau
menghilangkan cacat
2) Penyembuhan penyakit dan Pemulihan Kes. Dilakukan dgn
pengendalian, Pengobatan dan atau perawatan
3. Pengendalian, Pengobatan dan atau perawatan dapat
dilakukan berdasarkan ilmu kedokteran dan ilmu
keperawatan atau cara lain yg dpt dipertg jwbkan
kemanfaatan dan keamanannya
7. Pelayanan keperawatan
• Kesehatan sebagai hak asasi manusia harus
diwujudkan dalam bentuk pemberian berbagai
upaya pelayanan kesehatan yang berkualitas dan
terjangkau oleh masyarakat. Diantaranya yaitu
• Pelayanan Keperawatan merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik
yang sehat maupun yang memiliki masalah
kesehatan fisik, mental, sosial, dan spiritual di
berbagai tatanan pelayanan kesehatan.
8. pelayanan yang diselenggarakan oleh Perawat
dalam bentuk Asuhan Keperawatan
bentuk pelayanan profesional yg merupakan
bagian integral dari yankes yg didasarkan pada
ilmu & kiat Keperawatan ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat,
baik sehat maupun sakit
Pelayanan
Keperawatan
rangkaian interaksi Perawat dengan Klien &
lingkungannya untuk mencapai tujuan
pemenuhan kebutuhan & kemandirian Klien
dlm merawat dirinya
Praktik
Keperawatan
Asuhan
Keperawatan
8
9. UU No 36/2009 tentang kesehatan, Pasal 63 :
1) Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan
dilakukan dengan pengendalian, pengobatan, dan/atau
perawatan.
2) Pengendalian, pengobatan, dan/atau perawatan dapat
dilakukan berdasarkan ilmu kedokteran dan ilmu
keperawatan atau cara lain yang dapat
dipertanggungjawabkan kemanfaatan dan keamanannya.
3) Pelaksanaan pengobatan dan/atau perawatan
berdasarkan ilmu kedokteran atau ilmu keperawatan
hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu.
PENGAKUAN YURIDIS
TERHADAP KEPERAWATAN
10. LEGALITAS PERAWAT
• Keahlian
• Kompeten Sertifikat Keahlian
• Untuk Keahlian sebagai Perawat Pertama kali
dilakukan Uji Kompetensi oleh MTKI (Permenkes
No. 1796 tahun 2011)
• Keahlian Lanjut : Pelatihan (sertifikasi Keahlian)
• Kewenangan
• Undang-Undang RI No. 38 thn 2014 ttg.
Keperawatan
• PMK 1796/2011 : STR (Surat Tanda Registrasi)
• PMK 148/2010 : STR DAN SIPP
11. LEGALITAS PERAWAT
UU No 38 Ps 18
1) Perawat yang menjalankan Praktik Keperawatan wajib
memiliki STR.
2) STR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh
Konsil Keperawatan setelah memenuhi persyaratan.
UU No 38 Ps 19
1) Perawat yang menjalankan Praktik Keperawatan wajib
memiliki izin.
2) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dalam
bentuk SIPP.
3) SIPP diberikan oleh Pemda kab/kota atas rekomendasi
pejabat kesehatan yang berwenang di kab/kota tempat
Perawat menjalankan praktiknya.
12. Registrasi dan Re registrasi
Perawat Praktik
wajib STR
STR DIBERIKAN OEH
KONSIL KEPERAWATAN
BERLAKU 5 TAHUN DAN
DAPAT DI REGISTRASI
ULANG SETIAP 5 TAHUN
PERSYARATAN :
-Ijazah
-Serkom/SerProf
-Keterangan sehat fisik dan mental
-Pernyataan Telah ucap sumpah/janji
Profesi
-Pernyataan mematuhi Etika Profesi
RE-REGISTRASI DITAMBAH :
-STR lama
-Telah mengabdi sbg perawat
vokasi/profesi
-Kecukupan kegiatan pelayanan ,
diklat atau ilmiah lainnya
13. IZIN PRAKTIK
(SURAT IZIN PRAKTIK PERAWAT : SIPP)
PERAWAT PRAKTIK WAJIB IZIN :
bentuk izin SIPP
SIPP DIKELLUARKAN OLEH
PEMDA KAB/KOTA
1 SIPP UNTUK 1 TEMPAT,
MAKSIMAL BOLEH 2 TEMPAT
PRAKTIK MANDIRI WAJIB PASANG
PAPAN NAMA
PERSYARATAN SIPP :
Salinan STR yg masih
berlaku
Rekomendasi OP
Pernyataan Memiliki
tempat praktik atau
keterangan Pimpinan
fasyankes
14. TUGAS PERAWAT
(1) Perawat bertugas sebagai:
a. pemberi Asuhan Keperawatan;
b. penyuluh dan konselor bagi Klien;
c. pengelola Pelayanan Keperawatan;
d. peneliti Keperawatan;
e. pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan wewenang;
dan/atau
f. pelaksana tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu.
(2) Tugas dapat dilaksanakan secara bersama ataupun sendiri-
sendiri.
(3) Pelaksanaan tugas harus dilaksanakan secara bertanggung
jawab dan akuntabel.
16. PRAKTIK BERDASARKAN
• KODE ETIK ORGANISASI
PROFESI
• STANDAR PELAYANAN PEMERINTAH
• STANDAR PROFESI ORGANISASI
PROFESI
• STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL INSTITUSI
/FASYANKES
17. KEWENANGAN PERAWAT
UU No. 38 tahun 2014 Ps. 30
Dalam menjalankan tugas sebagai pemberi
Asuhan Keperawatan di bidang upaya
kesehatan perorangan, Perawat berwenang:
a. melakukan pengkajian
b. menetapkan diagnosis Keperawatan;
c. merencanakan tindakan Keperawatan;
d. melaksanakan tindakan Keperawatan;
e. mengevaluasi hasil tindakan Keperawatan;
f. melakukan rujukan;
18. KEWENANGAN PERAWAT
UU No. 38 tahun 2014 Ps. 30
g. Memberikan tindakan pada keadaan gawat darurat
sesuai kompetensi;
h. Memberikan konsultasi Keperawatan dan
berkolaborasi dengan dokter;
i. Melakukan penkes dan konseling; dan
j. Melakukan pemberian obat sesuai dengan resep
tenaga medis atau obat bebas dan obat bebas
terbatas.
19. • Melengkapi sarana dan Prasarana sesuai standar
Yankeperawatan dan Per UU-an
• Memberi Pelayanan Keperawatan sesuai Standar
(profesi/Pelayanan/PO/ Kode etik) dan per UU-an
• Merujuk Klien yang tidak dapat
• Mendokumentasikan Asuhan keperawatan
• Memberi informasi yang lengkap, jujur, benar, jelas dan
mudah dimengerti mengenai tindakan keperawatan kpd klien
dan/atau keluarga kewenangannya
• Melaksanakan tindakan Pelimpahan wewenang dari Nakes
lain sesuai dengan kompetensi Perawat
• Melaksanakan penugasan khusus yang ditetapkan
pemerintah
KEWAJIBAN PERAWAT
20. HAK & KEWAJIBAN
• Memperoleh perlindungan hukum sepanjang
melaksanakan tugas sesuai : std profesi, std
pelayanan, SPO dan ketentuan Peruu-an
• Memperoleh Informasi yang benar, jeas dan jujur
dari klien dan/atau keluarga
• Menerima imbal jasa atas Pelayanan Keperawatan
yang telah diberikan
• Menolak keinginan Klien yg bertentangan dengan
Standar (profesi/Pelayanan/PO/ Kode etik) dan per
UU-an
• Memperoleh fasilitas kerja sesuai standar
HAK PERAWAT
21. JENIS
PERAWAT
Jenis Perawat
Perawat Vokasi Perawat Profesi
a. Ners
b. Ners Spesialis
• Sp. Maternitas
• Sp. Anak
• Sp. Medikal Bedah
• Sp. Jiwa
• Sp. Komunitas
• Sp. Kardiovaskuler
• Sp. Onkologi
1 2
2
1
22. PERAN DAN WEWENANG PERAWAT DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN ( PEMERINTAH, PEMDA, OP)
KEBIJAKAN KESEHATAN NASIONAL DAN GLOBAL
PERAN
UTAMA (OTONOM)
a. Pemberi
Asuhan
Keperawatan
b. Pendidik & Konselor
c. Pengelola Keperawatan
d. Peneliti
TAMBAHAN
a. YANMEDIK
TERTENTU
BERDASARKAN
PELIMPAHAN
WEWENANG
- Delegatif
- Mandat
b. YANMEDIK DALAM
KETERBATASAN
TERTENTU (TDK ADA
DOKTER/FARMASI )
- SesuaiKompetensi
- Pengobatan Penyakit
Umum
- Pelayanan farmasi
Terbatas
KEWENANGAN
P
E
R
A
N
UTAMA VOKASI NERS SPESIALIS
PEMBERI ASUHAN
KEPERAWATAN
Melakukan tindakan
keperawatan berdasarkan
dengan perencanaan yang
tersedia dan SPO
Melibatkan indvdu &
keluarga dlm penanganan
mslh kesehatan
Memberikan asuhan keperawatan
pada area generalis
Melakukan advokasi dlm
pemenuhan kebutuhan/hak
pasien terkait pelayanan
kesehatan
Melibatkan keluarga & klmpok
dlm penanganan mslh kesehatan
Memberikan asuhan
keperawatan sesuai
dengan area
spesialisasinya
Melakukan advokasi dlm
menetapkan kebijakan yg
mendukung yankep
Melibatkan kelompok &
masy dlm penanganan
mslh kesehatan
PENDIDIK & KONSELOR
Memberikan pendidikan
kesehatan terkait dgn
tindakan yang akan
dilakukan
Merancang serta memberikan
pendidikan kesehatan pada area
keperawatan generalis kepada
individu, kelompok dan keluarga
Merancang serta memberikan
pendidikan kesehatan sesuai
area spesialisasi kepada
individu, keluarga, dan
masyarakat
PENGELOLA
KEPERAWATAN
Mengelola tindakan
keperawatansesuai dengan
penugasanyang diterima
Mengelola asuhan dan pelayanan
keperawatan dalam satu unit ruang
rawat/wilayah kerja fasyankes
primer dalam lingkup tanggung
jawabnya
Mengelola pelayanan
keperawatan pada tingkat
fasyankes atau wilayah kerja
kabupaten/kota/provinsi sesuai
dengan area spesialisasi yang
dimiliki
PENELITI
memanfaatkan hasil penelitian
dlm melakukan tindakan
keperawatan
melakukan penelitian asuhan
keperawatanpd area generalis
melakukan penelitian asuhan
keperawatan pada area
spesialis & pelayanan
keperawatan di tingkat
organisasi
TAMBAHAN
DELEGASI Menerima delegasi dari tenaga kesehatan lain sesuai dengan kompetensinya
MANDAT Menerima mandat dari program pemerintah sesuai dengan kompetensinya
54
23. AREA KMB
• Perawat Medikal Bedah perawat yang praktik di unit
rumah sakit dan merawat pasien dewasa yang sakit akut
dengan berbagai macam masalah medis atau yang baru
pulih dari operasi.
• FOKUS PRAKTEK KMB
• Pemberian asuhan keperawatan yang memiliki resiko
atau yang mengalami gangguan (patofisiologi)
• Istilah :
• Medical – surgical nursing
• Adult Nursing / keperawatan dewasa 23
24. Keperawatan Medikal Bedah
• Pemenuhan kebutuhan dasar sebagai respon
terhadap masalah kesehatan yang dialami baik
aktual maupun potensial
• Respon dimaksud adalah penyimpangan proses
fisiologis diakibatkan oleh : Proses Penyakit
Trauma Kecacatan
• Asuhan komprehensif seluruh aspek individu 24
25. • Lingkup subjek perawatan
medikal bedah adalah usia
dewasa yang memiliki
konsekuensi terhadap upaya
pemenuhan tugas
perkembangan usia dewasa
(Freud, Erickson)
• Termasuk penatalaksanaan
perubahan peran dan fungsinya
25
27. Lingkup Klien KMB adalah Usia Dewasa,
dengan :
• Gangguan sistem tubuh dalam konteks
Penyakit Dalam (Medikal)
• Gangguan sistem tubuh dalam konteks
Penyakit Bedah meliputi Pre Operatif,
Intra Operatif, dan Post Operatif
27
28. Tujuan Keperawatan
• membantu orang-orang mencapai kesehatan
optimal, mencapai fungsi optimal yang dapat
dicapai oleh setiap orang.
Meliputi:
- Promosi kesehatan
- pencegahan (primer, sekunder dan tertier)
28
29. Praktek kmb
• Tindakan keperawatan independen dan dependen.
• Kemampuan merencanakan dan melaksanakan
asuhan keperawatan, monitor kondisi pasien dan
melakukan treatment secara efektif knowledge
(manusia, faktor-faktor yang mempengaruhi, dan
patofisiolgi penyakit)
• Knowledge epidemiologi, etiology, medical
therapy
29
30. Peran Perawat KMB : Care Giver
• Melakukan asuhan keperawatan dengan
framework proses keperawatan
• Intervensi Keperawatan :
Therapeutic Nursing Intervention
Surveillance Nursing Intervention
Collaborative Intervention
Supportive - Educative
30
31. Peran Perawat KMB : Educator
Pemberian informasi
tentang promosi
kesehatan, pencegahan
dan tindakan-tindakan
khusus yang dapat
dilakukan
31
32. Peran Perawat KMB : Discharge Planner
• Pengkajian kebutuhan kesehatan
klien sebelum klien
diperkenankan pulang dari
perawatan rumah sakit
• Pengkajian kondisi rumah dan
support system yang dapat
digunakan dan menunjang
proses pemulihan bagi klien
setelah keluar dari rumah sakit
32
33. Peran Perawat KMB : Advocater
• Membantu klien dan keluarga
dalam interpretasi informasi
dari anggota tim kesehatan
lain
• Memperjelas informasi agar
klien mampu mengambil
keputusan yang tepat
• Upaya menjamin prinsip etika
otonomi klien
33
34. Peran Perawat KMB :
Koordinator
• Menyatukan semua tindakan dari
berbagai disiplin dalam upaya
mencapai tujuan yang diharapkan
• Aspek efektif dan efisien
34
35. Ranah Praktik Keperawatan Medikal-Bedah
Domain Praktik Keperawatan berikut dan aktivitas
1. Peran penolong
1) Pertahankan lingkungan di mana kerahasiaan pasien
terjamin.
2) Kaji tingkat kenyamanan/nyeri pasien.
3) Bertindak sebagai advokat
4) Menerima, menghormati, dan dukung keadaan emosi
pasien dan/atau keluarga
5) Membantu pasien untuk mencapai tingkat kenyamanan
yang optimal,
6) Menodifikasi rencana asuhan untuk mencapai tingkat
kenyamanan pasien yang optimal.
36. 7) Sediakan lingkungan terapeutik,.
8) Memberikan perawatan pasien yang kompeten secara
budaya, termasuk pendidikan.
9) Dukung keterlibatan keluarga sesuai dengan keinginan pasien
mengenai asuhan dan pengambilan keputusan.
10) Kaji potensi melukai diri sendiri.
11) Identifikasi kebutuhan pasien/keluarga akan sistem/sumber
daya pendukung dan buat rujukan yang sesuai.
12) Bekerja atas nama pasien/keluarga
13) Mengkoordinasikan perawatan di beberapa pengaturan.
14) Identifikasi, menerima, mendukung, dan fasilitasi keputusan
pasien/keluarga mengenai perawatan akhir hayat.
15) Identifikasi tanda-tanda kekerasan dalam rumah tangga atau
pasangan
16) Kaji dan berikan kebutuhan spiritual pasien dan keluarga.
17) Identifikasi masalah etika dalam praktik klinis dan fasilitasi
penyelesaian dengan pasien, keluarga, dan staf.
37. 2.Fungsi Pengajaran/Pelatihan
1) Kaji kesiapan dan kemampuan pasien dan
keluarga untuk belajar.
2) Mengidentifikasi hambatan belajar.
3) Mempersiapkan/mendidik pasien untuk transisi
dalam perawatan, misalnya, pulang ke rumah
4) Berikan informasi dan alasan yang berhubungan
dengan diagnosis, prosedur,
5) Memanfaatkan kesempatan untuk pendidikan
spontan.
6) Dorong partisipasi pasien dan keluarga
38. 2.Fungsi Pendidikan/Pelatihan
6) Dorong partisipasi pasien dan keluarga dalam
menetapkan tujuan pendidikan.
7) Mengembangkan dan menerapkan rencana pengajaran
8) Mengevaluasi dan memodifikasi rencana pengajaran
9) Bantu staf dalam mengidentifikasi kebutuhan
pendidikan pasien dan keluarganya.
10) Membantu staf dalam memilih/mengembangkan materi
pendidikan yang sesuai
11) Ajarkan pasien dan keluarga tentang sumber daya
masyarakat yang tersedia.
39. 3. Diagnostik dan Pemantauan Pasien
1) Melakukan dan mendokumentasikan penilaian
dasar yang komprehensif.
2) Antisipasi respons pasien terhadap pengobatan
dan pantau potensi masalah.
3) Menilai kembali pasien berdasarkan standar
perawatan
4) Menafsirkan hasil studi laboratorium dan
diagnostik dan mengambil tindakan yang tepat.
5) Menggunakan metode invasif dan non-invasif
untuk mengumpulkan data.
40. 3. Diagnostik dan Pemantauan Pasien
6) Menganalisis semua data pasien dalam merumuskan
rencana keperawatan
7) Antisipasi respon dan kebutuhan pasien yang
berhubungan dengan aspek fisiologis, psikososial,
seksual, spiritual, dan budaya dari penyakitnya.
8) Prioritaskan masalah yang teridentifikasi
9) Kembangkan rencana perawatan yang sesuai tujuan
10) Identifikasi tujuan dan kesesuaian studi diagnostic
41. 4. Memberikan dan Memantau Intervensi Keperawatan
1) Berikan obat secara akurat dan aman.
2) Kaji tingkat kesadaran pasien.
3) Pantau pasien untuk respon terapeutik, reaksi, efek
yang tidak diinginkan, toksisitas, dan ketidakcocokan
obat yang diberikan.
4) Terapkan langkah-langkah untuk memastikan
oksigenasi dan pertukaran gas yang memadai.
5) Pantau dan terapkan tindakan untuk mencegah
perubahan integritas kulit.
6) Memulai, mempertahankan, dan memantau terapi
intravena.
42. 8) Mengidentifikasi, mendokumentasikan, dan melaporkan
penyimpangan dari temuan yang diharapkan.
9) Pantau tanda dan gejala komplikasi proses penyakit.
10) Menerapkan tindakan untuk mengatasi ancaman
terhadap keselamatan pasien,
11) Pertahankan patensi jalan napas.
12) Pertahankan integritas dan cegah infeksi sistem drainase
invasif, misalnya, kateter, drainase perkutan.
13) Terapkan tindakan untuk mempertahankan hidrasi dan
keseimbangan elektrolit yang memadai.
14) Memberikan perawatan kepada pasien dengan
pemantauan jantung terus menerus.
15) Gunakan perangkat adaptif/bantuan untuk mobilitas,
imobilitas, pemosisian, dan kenyamanan.
43. 16)Menafsirkan strip/rekaman irama jantung.
17)Pantau komplikasi trauma muskuloskeletal
dan prosedur pembedahan.
18)Lakukan penilaian neurovaskular,.
19)Berikan nutrisi optimal selama rawat inap.
20)Identifikasi dan terapkan kewaspadaan
berbasis penularan berdasarkan riwayat dan
gejala pasien.
21)Pantau efektivitas intervensi gizi.
22)Mengembangkan dan menerapkan strategi
manajemen luka.
44. 23) Perawatan untuk pasien yang menerima analgesia
yang dikontrol pasien secara IV
24) Lakukan penggantian balutan garis tengah.
25) Berikan infus heparin
26) Pasang dan/atau monitor perangkat yang digunakan
untuk melumpuhkan area yang terkena, misalnya
cast, splint, collar, dll.
27) Perawatan untuk pasien yang menerima analgesia
epidural
28) Berikan perawatan untuk pasien yang memiliki sistem
drainase dada.
45. 5. Manajemen Efektif untuk Situasi yang Berubah dengan
Cepat
1) Kenali tanda-tanda bahwa kondisi pasien memburuk
dan ambil tindakan yang tepat.
2) Dapatkan perintah yang tepat untuk mengatasi
perubahan kondisi pasien,
3) Tentukan prioritas dalam situasi yang berubah dengan
cepat.
4) Gunakan pedoman/protokol/kebijakan yang ada
untuk menanggapi perubahan situasi pasien,
misalnya, hipoglikemia, dehiscence luka.
5) Gunakan pedoman/protokol/kebijakan yang ada
untuk menanggapi situasi mendesak dan darurat,
misalnya, nyeri dada akut, stroke.
6) Memulai bantuan hidup dasar.
46. 6. Memantau/Memastikan Praktik Perawatan Kesehatan
Berkualitas
1) Berkomunikasi secara efektif dengan tim kesehatan.
2) Pertanyaan/klarifikasi perintah yang sesuai.
3) Memasukkan praktik berbasis bukti ke dalam rencana
perawatan pasien.
4) Mengkoordinasikan dan/atau berpartisipasi dalam kegiatan
interdisipliner untuk memastikan hasil pasien yang
konsisten, misalnya tindakan inti.
5) Laporkan kegagalan sistem, misalnya rantai komando,
peralatan, keselamatan, administrasi obat, sistem komputer.
6) Membantu staf perawat dalam menggabungkan praktik
berbasis bukti dan peningkatan kualitas ke dalam praktik.
7) Berpartisipasi dalam kegiatan peningkatan kualitas.
8) Identifikasi masalah klinis untuk pemeriksaan lebih lanjut.
47. 7. Kompetensi Organisasi dan Peran Kerja
1) Berlatih sesuai dengan aturan dan peraturan dewan
keperawatan negara bagian di negara bagian lisensi.
2) Mematuhi Ruang Lingkup dan Standar Praktik
Keperawatan Medikal-Bedah.
3) Memanfaatkan sumber daya elektronik/komputer untuk
mengoptimalkan perawatan pasien.
4) Menetapkan prioritas berdasarkan penugasan, unit, dan
kebutuhan kelembagaan.
5) Bertindak sebagai panutan profesional.
6) Berpartisipasi sebagai anggota aktif dari tim kesehatan
interdisipliner.
7) Mendelegasikan tugas perawatan pasien berdasarkan
tingkat kompetensi dan ruang lingkup praktik anggota tim
perawatan kesehatan.
48. 8) Bertindak sebagai nara sumber bagi perawat lain di unit
tersebut.
9) Memberikan perawatan kolaboratif, interdisipliner,
terkoordinasi.
10) Menggabungkan strategi yang mendukung dinamika tim
yang efektif dalam lingkungan yang peduli dan
memelihara.
11) Mengevaluasi praktik sendiri berdasarkan standar
perawatan yang ditetapkan.
12) Evaluasi asuhan keperawatan berdasarkan kriteria hasil.
13) Mengenali praktik kerja yang tidak aman (rasio
perawat/pasien, ergonomi, kewaspadaan standar, dll.) dan
melakukan intervensi dengan tepat.
14) Mengidentifikasi, mengembangkan, dan menerapkan
strategi untuk mengurangi penerimaan kembali.
49. 15) Gunakan rantai komando dengan tepat.
16) Melayani sebagai konsultan untuk staf perawat dan
disiplin ilmu lainnya.
17) Mengkoordinasikan dan/atau berpartisipasi dalam
kegiatan interdisipliner untuk memastikan hasil pasien
yang konsisten, misalnya tindakan inti.
18) Mengidentifikasi, mengembangkan, dan menerapkan
strategi untuk mengurangi lama rawat inap sambil
meningkatkan kepuasan pasien/keluarga/staf dan
perawatan pasien.
19) Memberikan dukungan ahli untuk unit pendidik,
pembimbing, dan manajer perawat.
20) Mengikuti kebijakan dan prosedur institusional dalam
menanggapi krisis atau peristiwa internal atau eksternal.
21) Berperan sebagai pembimbing/mentor bagi mahasiswa
dan staf.
22) Bantu pengumpulan data (misalnya, hasil pasien, indikator
sensitif perawat).
50. Rujukan
1. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan.
2. Permenkes RI No. 17 Tahun 2013 Tentang Perubahan atas Permenkes RI No 140 tahun 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktik Keperawatan.
3. Fadhillah H. Implementasi UU No. 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan Konsekuensinya bagi Profesi
dan RS.
4. Fadhillah H. Urgency UU No. 38 Tahun 2014 . Disajikan dalam Trainning Pencerdasan Politik PSIK
FK UNDIP Semarang, 24 April 2011
5. Ibrahim. K., 2018. Issue, Aspek Legal, dan Tantangan Profesi dalam Praktik Keperawatan Mandiri di
Era Globalisasi. Disampaikan pada seminar keperawatan dengan tema di Bandung,.
6. Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan Dan Keteknisian Medik Ditjen Bina Upaya Kesehatan-kemkes
RI. Kebijakan Kementerian Kesehatan Terkait UU Keperawatan Terhadap Pelayanan Keperawatan Di
Rumah Sakit. Disampaikan pada Sosialisasi Undang-undang Keperawatan Ikatan Rumah Sakit Jakarta
Metropolitan Jakarta, 28 Januari 2014
7. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
8. Peraturan Meteri Kesehatan No 148 Tahun 2010 tentang ijin dan praktik penyelenggaraan perawat
9. Peraturan Meteri Kesehatan No 1796 Tahun 2011 tentang Registrasi Tenaga Kesehataan.
10. Ibrahim.K. 2018. Issue, Aspek Legal dan Tantangan Profesi dalam Praktik Keperawatan Mandiri.
Seminar Keperawatan DPD PPNI Kota Bandung.
11. Medical Surgical Nursing Certification Board (MSNCB). CMSRN® certification is the recognized path
to demonstrate excellence in medical-surgical nursing. https://www.msncb.org/medical-surgical
12. Scope and Standards of Medical-Surgical Nursing Practice, 6th Edition (2018)