Achmad puariesthaufani NUGROHO.HAPZI ALI, UNIVERSITAS TERBUKA-JAKARTA, 2018, 530015375

1. Dalam Sistem Informasi Manajemen – Sistem Penunjang Keputusan, Prof.Dr.Ir.H. Hapzi Ali, CMA,
2015; DSS pertama kali diperkenalkan oleh G. Anthony Gorry dan Michael S.Scott Morton, 1970-
an, yang didefinisikan sebagai system yang dapat membantu mengambil keputusan
mempergunakan data dan model untuk memecahkan permasalahan semi tersruktur dan tidak hanya
menghasilkan satu keputusan namun beberapa alternatif keputusan. Didalam konsep DSS yang
diperkenalkan oleh Gorry dan Morton tersebut permasalahan manajerial yang dihadapi lebih banyak
mengarah pada permasalahan semi terstruktur artinya masalah yang memiliki struktur hanya pada
satu atau dua tahap saja.
Penerapan konsep DSS sebagaimana diuraikan diatas juga telah diterapkan oleh Kantor Pusat dan
Kantor Wilayah PT PLN. Terhadap kebijakan yang telah dibuat oleh Direksi yang dituangkan secara
umum dalam jangka panjang berupa Visi dan Misi, kemudian dalam jangka menengah dan jangka
pendek dituangkan dalam Rencana Bisnis. Adapun penerapan pelaksanaan kebijakan Direksi
tersebut diberikan kewenangan kepada Kantor Pusat sebagai pembuat kebijakan teknis segala
ketentuan dan persyaratan bisnis perPTan, baik ketentuan dalam hal Bisnis, Penunjang Bisnis,
Support, Administrasi sampai kepada Pengawasan.
Permasalahan manajerial di tingkat Kantor Pusat PLN mengarah pada permasalahan semi
terstruktur, dimana lebih banyak mengarah pada satu atau dua tahap yakni sebagai pembuat garis
kebijakan untuk pelaksanaan teknis di semua Kantor Wilayah sampai Kantor Unit PLN di seluruh
Indonesia. Seluruh sumber data sumber informasi telah menjadi database di Kantor Pusat sehingga
dapat dengan cepat melakukan pembahasan setiap permasalahan guna mendapatkan berbagai
alternatif keputusan yang diperlukan. Didalam bukunya Sistem Informasi Manajemen, Dr.Debby
Ratna Daniel, SE, Ak dan Wiwik Supratiwi, MBA, Ak, UT, 2005; menjelaskan bahwa sebagian besar
DSS hanya memiliki atribut berikut :
1. DSS menyediakan dukungan bagi pengambil keputusan di semua level manajemen, baik
individual maupun grup, terutama dalam masalah semi terstruktur dan tidak terstruktur
dengan memadukan pertimbangan keputusan itu sendiri dengan informasi berbasis komputer.
Karakteristik ini terdapat juga dalam model pengambilan keputusan di semua level
manajemen di PT PLN baik individual maupun grup. Sebagai contoh penetapan target kinerja,
penentuan KPI dan pengembangan inovasi layanan setelah melalui analisa dan pembahasan
secara komprehensif dengan mengacu pada syarat dan ketentuan yang berlaku.
2. DSS memberi dukungan beberapa keputusan yang saling tergantung dan atau berurutan.
Karakteristik ini berlaku juga untuk keputusan baik Individu maupun grup, dalam hal ini
misalnya atas proses pengelolaan material yang berkaitan dengan aktivitas pemasangan
baru/ubah daya/pembongkaran/ganti material
3. DSS memberi dukungan semua tahapan proses pengambilan keputusan. Karakteristik ini
terlihat sejak awal tahapan suatu proses pengambilan keputusan khususnya putusan untuk
menyetujui mengeluarkan PK&BA Pemasangan/pengeluaran/pembongkaran material.
Didalam Model DSS sebagaimana dikemukakan oleh Laudon, Kenneth C,Jane P.Laudon, dalam
bukunya Management Information Systems, edisi ke-7, New Jersey,2002; DSS yang digunakan
organisasi atau perusahaan memiliki komponen terdiri dari database DSS, system software DSS,
Subsistem Mesin Komunikasi Pemakai (user interface) dan Pemakai (user).
1. Database DSS.
Sebagai suatu perusahaan ,PT PLN, telah memiliki database bahkan bisa dikatakan Big
database yang mencakup berbagai sumber database baik sumber data pelanggan

2. (teknik,history, lokasi) , sumber data potensi bisnis wilayah, yang seluruhnya tersimpan secara
rapi didalam suatu mesin server.
2. Sistem software DSS
Sistem software DSS sebagaimana yang lazim dipergunakan perusahaan juga telah
diterapkan oleh PT PLN. Beberapa system software telah dipergunakan oleh PT PLN yang
mencakup berbagai kepentingan bisnis, baik software untuk data dan alat analisis perhitungan susut
jaringan, software untuk fungsi Customer Service, dan masih banyak lagi software yang digunakan
guna kelancaran operasional PT PLN.
3. Subsistem Mesin Komunikasi Pemakai ( user interface )
Saat ini telah banyak dirancang DSS dengan menggunakan kemudahan mesin komunikasi
berbasis web untuk memanfaatkan kemudahan pengguna, interaktivitas, dan kapabilitas web guna
memenuhi kebutuhan dan penyeragaman.
Untuk memudahkan pengguna fasilitas layanan finansial PT PLN, telah dikembangkan beberapa
aplikasi berbasis web seperti PLN Mobile, ACMT, FSO serta berbagai aplikasi berbasis web yang
telah dirancang dengan baik.
4. Pemakai (user )
Pemakai DSS juga telah diterapkan PT PLN, dimana pengaturan limit akses diberikan tergantung
level jabatan dan fungsi tugas jabatan sehingga masing-masing level jabatan dari manajer sampai
staf pelaksana memiliki username/user id berikut password masing-masing dengan pembatasan
penggunakan data berikut kewenangan membuka data.
ACHMAD PUARIESTHAUFANI N
530015375