Sim, yuli dwi astuti, hapzi ali, pengertian dan fungsi dari sistem pendukung keputusan (spk) atau decision support system (dss) , universitas mercu buana, 2017
Teks tersebut membahas tentang penggunaan sistem pendukung keputusan (SPK) oleh PT Telkom untuk membantu proses pengambilan keputusan perusahaan secara cepat dan akurat berdasarkan data dan fakta lapangan. SPK digunakan PT Telkom untuk mengevaluasi pilihan pengembangan jaringan akses guna menanggapi saran pelanggan. Dengan demikian, SPK membantu PT Telkom meningkatkan kualitas layanan dan pengambilan keputusan
Artikel sistem pengambilan keputusan - pertemuan 12
Similar to Sim, yuli dwi astuti, hapzi ali, pengertian dan fungsi dari sistem pendukung keputusan (spk) atau decision support system (dss) , universitas mercu buana, 2017
Sim 12, siti rahmah, hapzi ali, sistem pendukung pengambilan keputusan , umb ...Rahmah siti
Similar to Sim, yuli dwi astuti, hapzi ali, pengertian dan fungsi dari sistem pendukung keputusan (spk) atau decision support system (dss) , universitas mercu buana, 2017 (18)
Sim, yuli dwi astuti, hapzi ali, pengertian dan fungsi dari sistem pendukung keputusan (spk) atau decision support system (dss) , universitas mercu buana, 2017
1. Nama : Yuli Dwi Astuti
Nim : 43216110123
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
Contoh Perusahaan yang mengimplementasikan sistem DSS dan dampak bagi perusahaan
jika tidak mengimplementasikan sistem ini.
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support System (DSS) adalah
sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan pemecahan masalah maupun
kemampuan pengkomunikasian untuk masalah dengan kondisi semi terstruktur dan tak
terstruktur. Sistem ini digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi semi
terstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tak seorangpun tahu secara pasti
bagaimana keputusan seharusnya dibuat
Perusahaan yang Menggunakan Sistem DSS :
PT. Telkom adalah salah satu Perusahaan yang menggunakan Sistem DSS. Di dalam
era persaingan yang ketat, rencana dalam jangka menengah dan panjang tidak lagi menarik
karena tuntutan supply dan demand selalu bergeser dalam periode yang cepat. Decision
Support System (DSS) sebagai metode pengambilan keputusan yang taktis untuk
pengembangan fasilitas telekomunikasi diperlukan karena perubahan kriteria dan asumsi
pendukung yang juga berubah dengan sangat cepat. Di dalam hal ini PT TELKOM membuat
suatu aplikasi yang dapat dipergunakan untuk mempermudah PT. Telkom dalam pengambilan
keputusan yang cepat dan akurat yang diambil berdasarkan data dan fakta yang berada di
lapangan.
Aplikasi yang menggunakan Telkom e-service akan membantu pengambilan keputusan
karena hasilnya yang bersifat matematis. Sebagai kesimpulan, aplikasi ini akan dapat
membantu evaluasi pemilihan pengembangan suatu jaringan akses yang tepat yang akan
dikembangkan PT. Telkom, karena Telkom e-service berfungsi juga agar hubungan antara
PT.Telkom dan customer terjalin. Dengan adanya Telkom e-service PT.Telkom dapat
mengetahui saran-saran yang diberikan oleh customer untuk mengembangkan bisnisnya, apa
saja yang harus dilakukan oleh system management PT.Telkom itu sendiri. Terutama saran
tentang Telkom Speedy apakah itu melalui saluran wireless (Flexi) ataukah wireline (Direct
Line Cable).
Dengan adanya DSS akhirnya PT.Telkom dapat cepat menanggapi keluhan-keluhan
pelanggan dan pengambilan perusahaan pun akan lebih efektif dan efisien. Sehingga dengan
menggunakan DSS memberikan keuntungan bagi 2 pihak, baik dari segi PT.Telkom maupun
2. dari segi customer. DSS memberikan keuntungan dari segi customer, karena dengan
menggunakan DSS konsumen dapat menyampaikan keluhan-keluhan kepada PT.Telkom
secara langsung. Sedangkan dari segi PT. Telkom DSS memberikan keuntungan yaitu,
membuat konsumen lebih dengan PT.Telkom (RCM). Dan saran-saran serta keluhan yang
diberikan oleh konsumendapat langsung ditanggapi secara tepat. Sehingga PT.Telkom dapat
mengevaluasi kekurangan-kekurangan yang ada pada PT.Telkom.
Dampak bagi perusahaan jika tidak mengimplementasi sistem pengambilan keputusan :
1. Masalah – masalah semi struktur tidak dapat dipecahkan
2. Problem yang komples tidak dapat diselesaikan
3. Tidak dapat meningkatkan produktifitas dan kontrol dari manajer
4. Tidak mendapatkan keputusan yang efektif untuk memecahkan masalah yang berulang
Pengertian dan fungsi dari Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support
System (DSS) dan Tahapan dalam SPK dan apa manfaat sistem ini dalam pengambilan
keputusan, serta contohnya.
Pengertian Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support System (DSS) adalah
sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan pemecahan masalah maupun
kemampuan pengkomunikasian untuk masalah dengan kondisi semi terstruktur dan tak
terstruktur. Sistem ini digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi semi
terstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tak seorangpun tahu secara pasti
bagaimana keputusan seharusnya dibuat (Turban, 2001).
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) dapat digambarkan sebagai sistem yang
berkemampuan mendukung analisis adhoc data, pemodelan keputusan, berorientasi keputusan,
orientasi perencanaan masa depan yang digunakan pada saat-saat yang tidak biasa. Sistem
Pendukung Keputusan (SPK) juga merupakan penggabungan sumber-sumber kecerdasan
individu dengan kemampuan komponen untuk memperbaiki kualitas keputusan dan menjadi
sistem informasi berbasis komputer untuk manajemen pengambilan keputusan yang
menangani masalah-masalah semi struktur.
Dengan demikian bahwa Sistem Pendukung Keputusan (SPK) bukan merupakan alat
pengambilan keputusan, melainkan merupakan sistem yang membantu pengambil keputusan
untuk melengkapi informasi dari data yang telah diolah secara relevan dan diperlukan untuk
membuat keputusan tentang suatu masalah dengan lebih cepat dan akurat. Sehingga sistem ini
3. tidak dimaksudkan untuk menggantikan pengambilan keputusan dalam proses pembuatan
keputusan.
Fungsi Sistem Pendukung keputusan (SPK)
Secara global dapat dikatakan bahwa fungsi dari sistem pendukung keputusan (SPK)
adalah untuk meningkatkan kemampuan para pengambil keputusan dengan memberikan
alternatif – alternatif keputusan yang lebih banyak atau lebih baik, sehingga dapat membantu
untuk merumuskan masalah dan keadaan yang dihadapi. Dengan demikian Sistem Pendukung
Keputusan (SPK) dapat menghemat waktu, tenaga dan biaya. Jadi dapat dikatakan secara
singkat bahwa tujuan Sistem Penunjang Keputusan adalah untuk meningkatkan efektivitas (do
the right things) dan efesiendi (do the things right) dalam pengambilan keputusan. Walaupun
demikian penekanan dari suatu Sistem Penunjang Keputusan adalah pada peningkatan
efektivitas dari pengambilang keputusan dari pada efesiensinya.
Tahapan SPK :
- Definisi masalah.
- Pengumpulan data atau informasi yang relevan elemen.
- Mengolah data menjadi informasi dalam bentuk grafik dan laporan tertulis.
- Menentukan alternatif solusi (bisa dalam persentase).
Tahapan dan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan
Menurut Simon, proses pengambilan keputusan meliputi tiga fase utama yaitu
inteligensi, desain, dan kriteria. Ia Kemudian menambahkan fase keempat yakni implementasi
(Turban, 2005) :
1. Fase Inteligensi
Intelegensi dalam pengambilan keputusan meliputi scanning (Pemindaian) lingkungan,
entah secara intermiten ataupun terus-menerus. Inteligensi mencakup berbagai aktivitas yang
menekankan identifikasi situasi atau peluang-peluang masalah. Tahapan dalam fase intelegensi
antara lain identifikasi masalas (peluang), klasifikasi masalah, dan kepemilikan masalah.
2. Fase Desain
Fase desain meliputi penemuan atau mengembangkan dan menganalisis tindakan yang
mungkin untuk dilakukan. Hal ini meliputi pemahaman terhadap masalah dan menguji solusi
yang layak. Tahapan dalam fase intelegensi antara lain memilih sebuah prinsip pilihan,
mengembangkan (menghasilkan) alternatif-alternatif, dan mengukur hasil akhir.
3. Fase Pilihan
Pilihan merupakan tindakan pengambilan keputusan yang kritis. Fase pilihan adalah
fase di mana dibuat suatu keputusan yang nyata dan diambil suatu komitmen untuk mengikuti
4. suatu tindakan tertentu. Batas antara fase pilihan dan desain sering tidak jelas karena aktivitas
tertentu dapat dilakukan selama kedua fase tersebut dank arena orang dapat sering kembali dari
aktivitas pilihan ke aktivitas desain. Sebagai contoh, seseorang dapat menghasilkan alternatif
baru selagi mengevaluasi alternatif yang ada. Fase pilihan meliputi pencarian, evaluasi, dan
rekomendasi terhadap suatu solusi yang tepat untuk model. Sebuha solusi untuk sebuah model
adalah sekumpulan nilai spesifik untuk variabel-variabel keputusan dalam suatu alternatif yang
telah dipilih.
4. Fase Implementasi
Pada hakikatnya implementasi suatu solusi yang diusulkan untuk suatu masalah adalah
inisiasi terhadap hal baru, atau pengenalan terhadap perubahan. Definisi implementasi sedikit
rumit karena implementasi merupakan sebuah proses yang panjang dan melibatkan batasa-
batasan yang tidak jelas. Pendek kata, implementasi berarti membuat suatu solusi yang
direkomendasikan bisa bekerja, tidak memerlukan implementasi suatu sistem komputer.
Manfaat Sistem Pengambilan Keputusan :
SPK dapat memberikan berbagai manfaat dan keuntungan. Manfaat yang dapat diambil dari
adalah :
- SPK memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses data / informasi
bagi pemakainya.
- SPK membantu pengambil keputusan untuk memecahkan masalah terutama barbagai
masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur.
- SPK dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta hasilnya dapat diandalkan.
- Walaupun suatu SPK mungkin saja tidak mampu memecahkan masalah yang dihadapi
oleh pengambil keputusan, namun dia dapat menjadi stimulan bagi pengambil
keputusan dalam memahami persoalannya,karena mampu menyajikan berbagai
alternatif pemecahan.
Contoh Kasus :
Kasus yang dibahas ini adalah pemilihan ponsel masa kini yang terbaik dari berbagai
brand ternama. Antara Nokia, Samsung, Sony Ericson. Penentuan kriteria-kriteria dalam
SPPK ini didasarkan padahal-hal yang sekiranya sangat berpengaruh dalam sebuah telepon
seluler (ponsel) baik hardware, teknologi, software maupun jaringan. Pada setiap kriteria
diberikan bobot yang berbeda-beda karena setiap kriteria memiliki pengaruh yang dominan
atau tidak dalam spesifikasi sebuah ponsel,berikut penjelasan setiap kriteria :
Meliputi : kamera, musik, ketajaman warna layar, internet mobile dll.
Sistem Operasi diberikan bobots ebanyak 15%.
5. Meliputi : Touch screen, Touch Pad
Teknologi diberikan bobot sebanyak 5%.
Meliputi : Low End , High End
Harga diberikan bobot sebanyak 20%.
Yang pertama kali dilakukanadalah Menentukan bobot kriteria mana yang paling penting, yang
dalam terminologi AHP disebut pair-wire comparation :
- Harga 4 kali lebih penting dari Teknologi
- Harga 1,5 kali lebih penting dari fitur
- Fitur 3 kali lebih penting dari teknologi.
Selanjutnya hasil pair-wire comparation diatasakan dibuat tabulasinya, yang dalam istilah
AHP disebutsebagai pair comparation matrix.
Pair comparation matrix
Kriteria Harga Fitur Teknologi Priority Vector
Harga 1 1,5 4 0,5143
fitur 0,7 1 3 0,3620
teknologi 0,25 0,33 1 0,1232
Jumlah 1,95 2,83 8 0,9995
Pricipal Eigen Value (max) 3,0
Consistency Index (CI) 0
Consistency Ratio (CR) 0,0%
Keterangan :
- Jumlah merupakan penjumlahan dari semua angka yang ada pada baris
diatasnya dalam satu kolom.
- Priority Vector merupakan hasil penjumlahan dari semua sel disebelah Kirinya
(padabaris yang sama) setelah terlebih dahulu dibagi dengan jumlah yang ada
dibawahnya, kemudian hasil penjumlahan tersebut dibagi denganangka 3.
6. Menghitung Consistency Ratio (CR) diperoleh denganrumus CR=CI/RI, nilai RI
bergantung pada jumlah kriteria seperti pada tabel berikut:
n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
RI 0 0 0,58 0,9 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49
Jadi untuk n=3, RI=0.58.
CR=CI/RI = 0/5,8 = 0,0
Jika hasil perhitungan CR lebih kecil atau sama dengan 10% , ketidak konsistenan masih bisa
diterima, sebaliknya jika lebih besar dari 10%, tidak bisa diterima.
- Yang kedua memberi penilaian terhadap ponsel ,disebut pair-wire comparation.
- Memberikan penilaian bobotharga :
- Samsung harganya 4 kali lebih murah dari Nokia
- Samsung harganya 3 kali lebih murah dari Sony Ericson
- Nokia harganya 1/2 kali lebih murah dari Sony Ericson
Pair wire comparation :
Pair comparation matrix
Kriteria Samsung Nokia sonyericson
Priority
Vector
Samsung 1 4 3 0,6232
Nokia 0,25 1 0,5 0,3333
Sony ericson 0,33 2 1 0,2332
Jumlah 1,5833 7 4,5 1,1897
Pricipal Eigen Value (max) 3,02
Consistency Index (CI) 0,1
Consistency Ratio (CR) 2,0%
Arti dari tabel diatas adalah dari ketiga ponsel, yang paling murah adalah samsung dengan skor
0,6232 ,disusul Nokia dengan skor 0,3333 dan sony ericson dengan skor 0,2332.
Nilai CI adalah 0,1 yang berarti pembobotan tidak terlalu konsisten ,tetapi karena nilai
CR=2,0% lebih kecil dari 10%, maka ketidak konsistenan masih bisa diterima.
- Memberikan penilaian bobot fitur
- Kelengkapan Fitur Samsung ½ kali dari Nokia
7. - Kelengkapan Fitur Samsung 2 kali dari Sony Ericson
- Kelengkapan Fitur Nokia 3 kali dari Sony Ericson
Pair-wire comparation :
Pair comparation matrix
Kriteria Samsung Nokia sonyericson Priority Vector
Samsung 1 0,5 2 0,3645
Nokia 2 1 3 0,3333
Sony ericson 0,5 0,33 1 0,3332
Jumlah 3,2 1,83 6 1,0310
Pricipal Eigen Value (max) 3,76
Consistency Index (CI) 0,38
Consistency Ratio (CR) 0,06%
Arti dari tabel diatas adalah dari ketiga ponsel, yang paling lengkap fiturnya adalah samsung
dengan skor 0,3645 ,disusul Nokia dengan skor 0,3333 dan sony ericson dengan skor 0,332.
Nilai CI adalah 0,38 yang berarti pembobotan tidak terlalu konsisten ,tetapi karena nilai
CR=0,06% lebih kecil dari 10%, maka ketidak konsistenan masih bisa diterima.
- Memberikan penilaian bobot teknologi
- Kecanggihan Teknologi Samsung 1/3 darinokia
- Kecanggihan Teknologi Samsung 2 kali darisony Ericson
- Kecanggihan Teknologinokia 3 kali darisony Ericson
Pair-wire comparation :
Pair comparation matrix
Kriteria Samsung Nokia sonyericson Priority Vector
Samsung 1 0,33 2 0,3332
Nokia 3,03 1 3 0,9998
Sony ericson 0,5 0,33 1 0,3332
Jumlah 4,53 1,66 6 1,6662
8. Pricipal Eigen Value (max) 5,16
Consistency Index (CI) 1,08
Consistency Ratio (CR) 0,36%
Arti dari tabel diatas adalah dari ketiga ponsel, yang paling canggih teknologinya adalah Nokia
dengan skor 0,9998 ,disusul Samsung dan sony ericson dengan skor 0,3332.
Nilai CI adalah 1,08 yang berarti pembobotan tidak terlalu konsisten ,tetapi karena nilai
CR=0,36% lebih kecil dari 10%, maka ketidak konsistenan masih bisa diterima.
- Tahap ketiga Setelah mendapatkan bobot untuk ketiga kriteria, maka langkah terakhir
adalah menghitung total skor untuk ketigaponsel.
- Semua hasil penilaiannya tersebut dalam bentuk tabel yang disebut Overall composite
weight.
Overall composite weight :
Overall composite weight weight Samsung Nokia Sony Ericson
Harga 0,5143 0,6232 0,3333 0,2332
Fitur 0,3620 0,3645 0,3333 0,3332
Teknologi 0,1232 0,3332 0,9998 0,3332
Composite Weight 0,4934 0,4151 0,2715
- Weight diambil dari kolom Priority Vektordalam matrix kriteria.
- Kolom (Samsung, Nokia, Sony Ericson) diambil darikolom priority vectirketiga matrix
harga, fitur, teknologi.
- Composite weight diperoleh dari hasil jumlah perkalian diatasnya dengan weight.
Samsung = 0,5143.0,6232+0,3620.0,3645+0,1232.0,3332 = 0,4934
Nokia = 0,5143.0,3333+0,3620.0,3333+0,1232.0,9998 = 0,4151
Sony Ericson = 0,5143.0,2332+0,3620.0,3332+0,1232.0,3332 = 0,2715
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa Samsung mempunyaiskor paling tinggi yaitu 0,4934
, kemudian Nokia denganskor 0,4151 dan paling bawah Sony Ericson 0,2715. Sehingga Ponsel
yang paling baik dan dipilih adalah ponsel brand Samsung.
9. Daftar Pustaka :
MaharaniiIllah,http://www.academia.edu/8554296/Contoh_Perusahaan_yang_Menggunakan
_Sistem_DSS_Perusahaan_yang_Menggunakan_Sistem_DSS 05 Desember 2017 Jam 15:51
Anonim, http://www.kajianpustaka.com/2013/09/sistem-pendukung-keputusan-spk.html 05
Desember 2017 Jam 14:15
Sakti Ananda Harahap http://saktiananda.blogspot.co.id/2015/06/pengertian-dan-fungsi-
sistem-pendukung.html 05 Desember 2017 Jam 14:22
Anggi Ramadiah http://anggiramadiah.blogspot.co.id/2014/12/sistem-pengambilan-
keputusan.html 05 Desember Jam 14:53
Anonim, https://uswaahsn.wordpress.com/2016/05/30/209/ 05 Desember 2017 Jam 14:54