SlideShare a Scribd company logo
1 of 87
Download to read offline
1
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
Generator Transformator Transmisi Gardu Induk
Dalam sistem tenaga listrik seperti gambar diatas, apabila terjadi gangguan pada
titik K, maka hanya C.B.6 saja yang boleh bekerja ,sedangkan untuk C.B.1 , C.B.2
dan C.B.-C.B. yang lain tidak boleh bekerja.
2
DEFINISI – DEFINISI :
1.
Proteksi sitem tenaga listrik adalah suatu proses
menjadikan Pembangkitan, Transmisi, Distribusi,
dan Pemanfaatan (konsumsi) enegi listrik se-aman
mungkin dari efek-efek kegagalan dan kejadian
yang menempatkan sistem tenaga pada risiko.
2.
Proteksi terhadap suatu sistem tenaga listrik adalah
sistem pengaman yang di lakukan terhadap
peralatan-peralatan listrik, yang terpasang pada
sistem tenaga listrik.
3
terhadap peralatan-peralatan listrik, yang
terpasang pada sistem tenaga listrik tersebut. ???
Misalnya Generator, Transformator, Jaringan
Transmisi/distribusi dan lain-lain
terhadap kondisi abnormal dari sistem itu sendiri.
Yang di maksud dengan kondisi abnormal tersebut
antara lain dapat berupa :
a. Hubung singkat
b. Tegangan lebih/kurang
c. Beban lebih
d. Frekwensi sistem turun/naik
4
Tujuan proteksi dan koordinasi sistem listrik
menurut ANSI/IEEE Std 242 1986/2001
Prinsip Utama :
Tujuan dari proteksi dan koordinasi sistem listrik
adalah :
 Mencegah kecelakaan pada manusia
 Meminimalisasi kerusakan pada peralatan
 Membatasi durasi pemadaman listrik
Note :
ANSI = American National Standards Institute
IEEE = Institute of Electrical and Electronics Engineers
5
Paper of ANSI/IEEE Std 242 1986/2001 (Objectives of
Electrical System Protection)
6
7
Relay proteksi pengaman sistem tenaga listrik antara
lain :
Penggunaan Relay dalam melayani pengamanan
system terutama terhadap kondisi abnormal yang
terjadi diantaranya
A. Pengamanan terhadap sambaran petir
- Kawat tanah
- Arrester
B. Pengamanan terhadap arus/teganggan lebih
- Relay
- Pemutus (circuit breaker)
8
Tujuan dari sistem proteksi secara luas adalah
1. Mengidentifikasi gangguan, memisahkan bagian instalasi
yang terganggu dari bagian lain yang masih normal dan
sekaligus mengamankan instalasi dari kerusakan atau
kerugian yang lebih besar, serta memberikan informasi /
tanda bahwa telah terjadi gangguan, yang pada umumnya
diikuti dengan membukanya PMT.
2. Pemutus Tenaga ( PMT ) untuk memisahkan /
menghubungkan satu bagian instalasi dengan bagian
instalasi lain, baik instalasi dalam keadaan normal maupun
dalam keadaan terganggu. Batas dari bagian-bagian
instalasi tersebut dapat terdiri dari satu PMT atau lebih.
Syarat yang harus dimiliki oleh sebuah sistem proteksi adalah
Sensitif , Andal, Selektif, Cepat
9
1) Peka/sensitive
Relay harus dapat bekerja dengan kepekaan yang tinggi,artinya harus cukup
sensitive terhadap gangguan di daerahnya meskipun gangguan tersebut
minimum,selanjutnya memberikan jawaban / response.
2) Andal/reliability
Keandalan relay dihitung dengan jumlah relay bekerja/mengamankan daerahnya
terhadap jumlah gangguan yang terjadi.Keandalan relay dikatakan cukup baik bila
mempunyai harga : 90-99%..Misalnya,dalam sutu tahun terjadi gangguan
sebanyak 25 x dan relay misal dapat bekerja dengan sempurna sebanyak 23 x
,maka keandalan relay
23 / 25 x 100 % = 92 %
Keandalan dapat dibagi 2 :
Dependability : relay harus dapat diandalkan setiap saat
Security : tidak boleh salah kerja /tidak boleh bekerja yang bukan
seharusnya bekerja.
3) Sederhana / simplicity
Makin sederhana sistem relay semakin baik,mengingat setiap peralatan /
komponen relay memungkinkan mengalami kerusakan.Jadi sederhana maksudnya
kemungkinan terjadinya kerusakan kecil.
4) Murah / economy
Relay sebaiknya yang murah,tanpa meninggalkan persyaratan-persyaratan yang
telah disebutkan diatas.
10
Hal – hal yang menyebabkan
CB gagal
• Kerusakan Relay/Relay
• tidak bekerja
* Kerusakan pada VT
* Terganggunya sumber (DC
* Terganggu Relay
11
Relay adalah Sebuah alat yang bertugas
menerima/mendeteksi besaran tertentu untuk kemudian
mengeluarkan perintah sebagai tanggapan (respons) atas
besaran yang dideteksinya.
Berdasarkan cara mendeteksi besaran:
a) Relay Primer; besaran yang dideteksi misalnya arus,
dideteksi secara langsung.
b) Relay Sekunder; besaran yang dideteksi, melalui alat-alat
bantu misalnya trafo arus/trafo tegangan
Konstruksi Relay terdiri dari dua bagian utama yaitu
kumparan magnit dan kumparan induksi
12
13
Klasifikasi Relay
Dari beberapa macam relay yang ada,dapatlah kita membedakannya menurut
klasifikasinya sebagai berikut :
1. Berdasarkan prinsip kerjanya :
§ Relay Elektromagnetis.tarikan dan induksi
§ Relay Termis
§ Relay Elektronis
2. Berdasarkan konstruksinya
§ Tipe angker tarikan
§ Tipe batang seimbang
§ Tipe cakram induksi
§ Tipe kap induksi
§ Tipe kumparan yang bergerak
§ Tipe besi yang bergerak dan lainnya
3. Berdasarkan basaran yang diukur
§ Relay tegangan
§ Relay arus
§ Relay impedansi
§ Relay frekuensi dan lainnya
14
3. Jenis-jenis Relay
Relay Arus Lebih
Merupakan rele Pengaman yang
bekerja karena adanya besaran arus
dan terpasang pada Jaringan Tegangan
tinggi, Tegangan menengah juga pada
pengaman Transformator tenaga. Rele
ini berfungsi untuk mengamankan
peralatan listrik akibat adanya
gangguan phasa-phasa.
15
CONTOH RELAY ARUS LEBIH
16
Pemeliharaan pada Transmisi Listrik
17
Saluran Udara Tegangan
Tinggi (SUTT)
 Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran
Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) adalah
sarana instalasi tenaga listrik diatas tanah untuk
menyalurkan tenaga listrik dari Pusat Pembangkit
ke Gardu Induk (GI) atau dari GI ke GI lainnya
(antar GI).
 SUTT/SUTET terdiri dari kawat/konduktor yang
direntangkan antara tiang-tiang melalui isolator–
isolator dengan sistem tegangan tinggi (30 kV, 70
kV, 150 kV dan 500 kV).
18
Perlengkapan Gardu Induk
 Busbar/Rel, Gardu Induk dengan
single busbar, Gardu Induk dengan
Doble busbar , Gardu Induk dengan
satu setengah / one half busbar,
Arrester, Transformator Instrumen,
Transformator Tegangan,
Transformator Arus, Transformator
Bantu, Transformator Ukur
19
PMS & PMT
PMS terdiri dari Pemisah Engsel, Pemisah
Putar, Pemisah Siku, Pemisah Luncur
PMT terdiri : PMT dengan Media pemutus
menggunakan udara, PMT dengan Hampa
Udara, PMT dengan Media pemutus
menggunakan Minyak, PMT dengan Sedikit
Minyak, Penggerak Pemutus Tenaga
20
Peralatan Pengaman
Terdiri dari : Lightning Arester ,
Aplikasi PLC, Komunikasi Suara,
Penggunaan Kanal
Suara,Teleproteksi Protection
Signalling, Remote Terminal Unit
(RTU), Rele Proteksi, Annunciator.
21
 Karena peranannya yang sangat
penting dalam menyalurkan daya
listrik dan menjadi penghubung listrik
dari jaringan transmisi ke jaringan
distribusi primer maka harus
diterapkan sistem pentanahan yang
memenuhi persyaratan sistem
pengaman yaitu :
22
23
Instalasi Listrik
Instalasi Listrik pada Transmisi Listrik
Secara umum, Transmisi listrik menyalurkan tenaga listrik arus
bolak-balik tiga fasa melalui Tower .
Tegangan generator paling tinggi yang dapat dibangkitkan
oleh pembangkit listrik adalah 23 kV.
Pada saat ini, dalam tingkat riset sedang dikembangkan
generator yang dapat membangkitkan tegangan listrik sampai
150 kV.
Diagram satu garis instalasi tenaga listrik pada pusat
pembangkit listrik sederhana ditunjukkan pada gambar
dibawah ini.
24
25
26
27
28
Pusat pembangkit listrik yang sudah beroperasi secara komersial
secara umum ditunjukkan pada Gambar.
Tegangan listrik yang dihasilkan oleh generator sinkron
dinaikkan dengan menggunakan transformator listrik sebelum
dihubungkan pada rel (busbar) melalui pemutus tenaga (PMT).
Semua generator listrik yang menghasilkan energi listrik
dihubungkan pada rel (busbar).
Begitu pula semua saluran keluar dari pusat listrik dihubungkan
dengan rel pusat listrik.
Saluran yang keluar dari rel pusat pembangkit listrik digunakan
untuk mengirim tenaga listrik dalam jumlah besar ke lokasi
pemakai (beban) dan digunakan untuk menyediakan tenaga
listrik di lokasi sekitar pusat pusat pembangkit listrik.
29
Selain itu juga ada saluran (feeder) yang digunakan
menyediakan tenaga listrik untuk keperluan pusat pembangkit
sendiri yang digunakan untuk sumber tenaga listrik pada
instalasi penerangan, mengoperasikan motor-motor listrik
(motor listrik sebagai penggerak pompa air pendingin, motor
listrik sebagai penggerak pendingin udara, motor listrik sebagai
penggerak peralatan pengangkat, keperluan kelengkapan
kontrol, dan lain-lain).
Pada pusat pembangkit listrik juga memiliki instalasi listrik
dengan sumber tegangan listrik arus searah.
Sumber listrik arus searah pada pusat pembangkit tenaga listrik
digunakan untuk menggerakkan peralatan mekanik pada
pemutus tenaga (PMT) dan untuk lampu penerangan darurat.
Sumber listrik arus searah yang digunakan pada pusat
pembangkit listrik adalah baterai aki yang diisi oleh penyearah.
30
Proteksi
Proteksi sitem tenaga listrik adalah suatu proses menjadikan
Pembangkitan, Transmisi, Distribusi, dan Pemanfaatan
(konsumsi) enegi listrik seaman mungkin dari efek-efek
kegagalan dan kejadian yang menempatkan sistem tenaga
pada risiko.
Tidak mungkin kita menjadikan sistem tenaga listrik 100%
aman (safe) atau 100% dapat diandalkan (reliable), karena
biayanya akan sangat mahal.
Oleh karena itu perlu penilaian risiko (risk assessment) untuk
menentukan tingkat bahaya yang dapat diterima terhadap
kecelakaan atau biaya akibat kerusakan.
Alat Proteksi Generator
31
Gangguan pada generator antara lain dapat disebabkan
oleh:
a. Hubung singkat (short-circuit) pada lilitan stator.
b. Beban lebih (overload).
c. Panas lebih (overheating) pada lilitan dan bearing.
d. Tegangan lebih (overvoltage) dan kecepatan lebih.
e. Kehilangan medan penguat (loss of field).
F. Arus tidak seimbang (unbalance current) pada stator.
g.RELAY Daya balik (motoring).
h. Out of step
Empat faktor PENTING :
32
a. Memilih jenis rele yang sesuai dengan jenis
gangguan yang mungkin timbul.
b. Mengkoordinasi penyetelan rele yang satu
dengan yang lainnya.
c. Mempertimbangkan segi produksi,
pemeliharaan generator dan pemeliharaan
peralatan pengamannya.
d. Mengadakan tenaga-tenaga operator dan
teknisi pemeliharaan yang memadai.
33
Pengaman generator secara garis besarnya terdiri dari :
a. Pengamanan terhadap gangguan di luar generator, yaitu
gangguan dalam system yang dihubungkan dengan
generator.
b.Pengamanan terhadap ganguan yang terjadi didalam
generator
c.Pengamanan terhadap gangguan dalam mesin penggerak
yang memerlukan pelepasan PMT generator.
34
A. Pengamanan Terhadap Gangguan Luar
Maka pengamanan generator terhadap
gangguan luar generator yang utama
adalah relay arus lebih.
Pengamanan generator terhadap gangguan luar
generator yang utama adalah RELAY ARUS
LEBIH.
35
PROTEKSI ARUS LEBIH - OCR
adalah perlindungan sistem dan
peralatan dari arus yang melebihi arus
nominalnya. Sedangkan tujuan
proteksi itu sendiri adalah untuk
mendiskriminasi bagian sistem atau
peralatan akibat gangguan yang
terjadi sehingga sistem dan peralatan
tidak mengalami kerusakan
ILUSTRASI RANGKAIAN OCR PENGHANTAR
PADA GARDU INDUK 150 KV
36
37
Circuit Breaker / PMT dengan Rele Proteksi
KORDINASI RELAY ARUS LEBIH
38
PMT.1
PMT.2
PMT.3
PMT.4
BUS 1
BUS 2
BUS 3
BUS 4
Besaran Pada Rele
-Arus Pick –Up (Ip)
harga arus minimum yang mengalir pada rele beroperasi, disebut juga arus operasi
-Arus drop out (Id)
harga maksimum dan arus yang mengalir pada rele yg menyebabkan rele tidak beroperasi
-Reset ratio (Kd)
perbandingan antara arus drop out dan arus pick-up
Kd =
p
I
d
I
Harga Kd untuk beberapa jenis rele :
Rele elektromagnetik : 0,8 – 0,95
Rele induksi mendekati : 1,0
Rele statik : 0,9 - 1,0
Rele digital : 0,9 - 1,0
Karakteristik
Rele Arus Lebih
Kurva rele pengaman digolongkan dalam beberapa karakteristik
•Arus lebih seketika (instantaneous)
•Arus lebih waktu tertentu (definite time)
•Arus lebih dengan waktu terbalik (inverse time)
•Kombinasi karakteristik waktu seketika dengan waktu tertentu
•Kombinasi karakteristik waktu seketika dengan waktu terbalik
Karakteristik Arus Lebih Seketika
Karakteristik Arus Lebih Waktu tertentu
Karakteristik Arus Lebih Waktu terbalik
Persamaan Kurva Rele
Berdasar Standart IEC 255-3 dan BS 142
Karakteristik waktu arus terbalik disebut juga Inverse Definite Minimum Time (IDMT) dinyatakan dengan persamaan :
- Standart Inverse t =
10
M
x
1
0,02
I
0,14

- Very Inverse t =
10
M
x
1
I
13,5

- Extremelly Inverse t = 10
M
x
1
2
I
80

- Long Time Inverse t =
10
M
x
1
I
120

Keterangan :
I = Current Multiple
M = Plug setting atau time multiplier
PROSEDUR KARAKTERISTIK IDMT
Dilakukan atas dua stelan :
• Pertama : Menghitung arus gangguan
maksimum pada masing masing titik
rele  gangguan 3 fasa
• Menghitung Arus gangguan minimum
•  gangguan fasa
45
Prinsip dasar relay koordinasi terbagi dua, yaitu :
1. Diskriminasi Waktu – Time Grading
Metoda ini bekerja berdasarkan waktu setting,
sehingga relay akan bekerja jika waktu setting
terpenuhi. Dibawah ini sistem distribusi radial
sederhana untuk melihat aplikasi dari diskriminasi
waktu.
Time Grading Sistem
46
47
2. Diskriminasi Arus
Metoda ini bekerja
berdasarkan arus, hal ini
disebabkan karena besarnya
arus disetiap posisi/bagian
bervariasi.
Dengan metoda ini, semakin
besar arus gangguan yang
terjadi maka time trip nya pun
akan semakin pendek.
Dibawah ini merupakan kurva
karakterisrik diskriminasi
dengan arus.
Current Grading
48
Time and Current Grading
49
50
51
52
53
54
Studi Praktis 1
55
Jariangan Radial yang dilengkapi relay standard IDMT
• Prosedur Kordinasi dgn menggunakan
relay dengan karakteristik IDMT
dilakukan atas dua setelan yaitu
1. Setelan Arus Kerja dan
2. Setelan Waktu Kerja
• Sesuai karakteristiknya waktu kerja
relay IDMT mengikuti waktu kerja
Inverse secara proporsional sesuai
level gangguan
• Dua elemen setelan reley jenis Invers
1. Time Multiplier Setting (TMS)
2. Plug Setting Multiplier (PMS)
TMS
PMS
Adalah perbandingan antara arus primer
denngan setelan arus primer, atau sama dengan
perbandingan antara arus primer dengan
setelan arus rele dikalikan rasio trafo, atau
samadengan perbandingan antara arus primer
dgn arus kerja primer
contoh
• Bila arus maksimum yg bisa terjadi pada lokasi
rele misalnya 3000 Amper, sedang rele disetel
kerja hanya 50 % dan rasio Trafo = 400/5
• Berapa PMS ?
JAWAB :
rasio trafo 400/5 = 80,
arus rele = 5, setelan kerja 50 %
• PMS = 3000/(0.5x5Ax80A) = 15
Jika di setel hanya 200 % pada rasio trafo arus yg
sama ,maka
PMS = 3000/(2x5x80) = 3.75
Grafik 1 : Karakteristik umum Waktu – Arus
dari Rele Standard IDMT
Grafik 2 : kurva Standard IEC 60255-4
ttg batas akurasi rele arus lebih IDMT.
Pembahasan
Prosedur Kordinasi Grading arus dan waktu pada jaringan distribusi Radial :
Prosedur Grading dimulai dari rele D: (paling ujung)
• Nilai TMS harus di setel pada kurva terendah , misal diambil TMS 0.1  lihat
grafik no 1 karakteristik umum waktu – arus dari relay standard IDMT
• Jika arus beban pada gardu tdk lebih dari 100 Amper, kemudian setelan arus
rele 50 % dari arus nominalnya, sehinggah nilai nya : 5 x 0.5=2.5 A pd Rasio
trafo arus : 200/5 = 40
• Maka Nilai PMS adalah : 2000/(0.5x5x40) = 20.  lihat grafik 2
kurva Standard IEC 60255-4 ttg batas akurasi rele arus lebih IDMT.
Pada nilai PMS = 20 diperoleh waktu kerja yg diperoleh dari karakteristik rele
(Tm) adalah = 2.2 detik
• Dgn menggunakan nilai TMS = 0.1 maka Waktu Kerja Aktual Rele ( T) adalah :
T= TMSxTm
Waktu kerja aktual rele T = 0.1 x 2.2 = 0.22 detik
Selanjutnya ke rele C
Grading Rele C :
• Harus di setel pada grading waktu standard yaitu 0.5 detik lebih
lambat dari setelan waktu rele D sehingga setelan waktu aktual
rele C pada harga arus 2000 A adalah 0.5 +0.22 = 0.72 detik. 
jadi nilai T = 0.72 detik
• Jika setelan arus pada rele c dibuat lebih tinggi adalah 100 % maka
pada arus 2000 A nilai plug PMS menjadi 2000/(1.0x5x60)= 6.66
detik  dari kurva standar IDMT diperoleh waktu kerja
karakteristik (Tm)= 3.5 detik.
• Jadi Nilai TMS adalah : 0.72/3.5 = 0.21
• Kemudian Pada Gangguan deket C yg memberikan arus 3000 Amper
dgn setelan 100 % maka setelan arus PMS menjadi :
3000//(1.0x5x60) =10  dari kurva standar IDMT diperoleh
waktu kerja karakteristik (Tm)= 3.0 detik.
• Dengan demikian pada TMS 0.21 Waktu kerja Aktual rele (T)
menjadi = TMSxTm =0.21x3.0 = 0.63 detik
Studi Praktis :2
62
63
64
0.5..?
65
66
67
68
Copyright 2014 Operation Technology, Inc. - Workshop Notes: Protective Device Coordination/Selectivity - ETAP STAR Slide 5
fuse
Cb 50/51
Damage curve trafo
Damage curve
motor
kontaktor
Thermal
over load
vcb
mccb
Inrush
trafo
Motor stall time
Relay oc with
vcb
70
B. Pengaman thd Gangguan Dalam Generator
Gangguan dalam generator secara garis besar ada 5 macam
yaitu:
a. Hubungan singkat antara fasa
b. Hubungan singkat fase ke tanah
c. Suhu tinggi
d. Penguat hilang
e. Hubung singakat dalam sirkit rotor
C. Pengaman thd gangguan Mesin Penggerak
71
72
73
Selain “ELCB (GFCI)” dan “Oveload Heater” pada Motor Control,
Alat Proteksi Utama pemutus
Listrik adalah :
1.Circuit Breaker
& (atau)
2.Fuse (Sekering)
74
1. Circuit Breaker (CB)
a). MCB (Miniatur Circuit Breaker) : bisa trip sendiri
b). MCCB (Molded Case Circuit Breaker) : bisa trip sendiri
c). ACB (Air Circuit Breaker) : ada yang bisa trip sendiri, ada
yang dilengkapi Protective Relays
d). OCB (Oil Circuit Breaker) : dilengkapi Protective Relays
e). VCB (Vacuum Circuit Breaker) : dilengkapi Protective Relays
f). SF6CB (Sulfur Hexafluoride Circuit Breaker) : dilengkapi
dengan Protective Relays
75
a).MCB (Miniatur Circuit Breaker)
MCB berfungsi mengamankan arus hubung singkat (short circuit)
dan pembatas daya (overload) , kerjanya berdasarkan dua
kendali.
Kendali panas terbuat dari elemen dwilogam yang akan bekerja
jika daya beban melebihi batas dan kendali elektromagnetik
untuk arus hubung singkat akan bekerja jika arus yang
mengalir
jauh melampaui arus nominal yang ditentukan; biasanya setelan
pengaman ini 6 s/d 12 kali arus nominal, tergantung dari tipe
MCB tersebut apakah tipe lambat atau cepat.
MCB 1 fasa, 2 fasa, 3 fasa
76
Berdasarkan penggunaan dan daerah kerjanya, MCB dapat
digolongkan menjadi 5 jenis yaitu :
1. Tipe Z (rating dan breaking capacity kecil) :
Digunakan untuk pengaman rangkaian semikonduktor dan
trafo-trafo yang sensitif terhadap tegangan.
2. Tipe K (rating dan breaking capacity kecil) :
Digunakan untuk mengamankan alat-alat rumah tangga.
3. Tipe G (rating besar) untuk pengaman motor.
4. Tipe L (rating besar) untuk pengaman kabel atau jaringan.
5. Tipe H untuk pengaman instalasi penerangan bangunan
77
Tunjukkan dan jelaskan
MCB (Miniatur Circuit Breaker)
sebagai penegasan penjelasan
78
b). MCCB (Molded Case Circuit Breaker)
MCCB merupakan salah satu alat pengaman yang dalam proses
operasinya mempunyai dua fungsi yaitu sebagai pengaman dan
sebagai alat untuk penghubung.
Jika dilihat dari segi pengaman, maka MCCB dapat berfungsi
sebagai pengaman gangguan arus hubung singkat dan arus
beban lebih. Pada jenis tertentu pengaman ini, mempunyai
kemampuan pemutusan yang dapat diatur sesuai dengan yang
diinginkan.
Keterangan :
1. Bodi dan tutup
2. Peredam busur api
3. Blok sambungan
4. Penggerak lepas-sambung
5. Kontak bergerak
6. Data kelistrikan dan pabrik pembuat
7. Unit magnetik trip
Gambar MCCB (Moulded Case Circuit Breaker)
79
c). ACB (Air Circuit Breaker)
ACB (Air Circuit Breaker) merupakan jenis circuit breaker dengan sarana
pemadam busur api berupa udara. ACB dapat digunakan pada tegangan
rendah dan tegangan menengah. Udara pada tekanan ruang atmosfer
digunakan sebagai peredam busur api yang timbul akibat proses
switching maupun gangguan.
Pengoperasian pada bagian mekanik ACB dapat dilakukan dengan
bantuan solenoid motor ataupun pneumatik.
฀ LV-ACB:
Voltage = 250V dan 660V
Current Rating = 800A-6300A
Interrupting Rating = 45kA-170kA
฀ MV-ACB:
Tegangan = 7,2kV dan 24kV
Current Rating = 800A-7000A
Interrupting rating = 12,5kA-72kA
Gambar ACB (Air Circuit Breaker)
80
d). OCB (Oil Circuit Breaker)
Oil Circuit Breaker adalah jenis CB yang menggunakan minyak sebagai
sarana pemadam busur api yang timbul saat terjadi gangguan.
Bila terjadi busur api dalam minyak, maka minyak yang dekat busur api
akan berubah menjadi uap minyak dan busur api akan dikelilingi oleh
gelembung-gelembung uap minyak dan gas.
Gas yang terbentuk tersebut mempunyai sifat thermal conductivity
yang baik dengan tegangan ionisasi tinggi sehingga baik sekali
digunakan sebagi bahan media pemadam loncatan bunga api.
Gambar OCB (Oil Circuit Breaker)
81
e). VCB (Vacuum Circuit Breaker)
Vacuum circuit breaker memiliki ruang hampa udara untuk
memadamkan busur api, pada saat circuit breaker terbuka (open),
sehingga dapat mengisolir hubungan setelah bunga api terjadi, akibat
gangguan atau sengaja dilepas.
tampak dalam
Gambar VCB (Vacum Circuit Breaker)
82
f). SF6 CB
(Sulfur Hexafluoride Circuit Breaker)
SF6 CB adalah pemutus rangkaian yang menggunakan gas SF6 sebagai
sarana pemadam busur api.
Gas SF6 merupakan gas berat yang mempunyai sifat dielektrik dan sifat
memadamkan busur api yang baik sekali.
Prinsip pemadaman busur apinya adalah Gas SF6 ditiupkan sepanjang
busur api, gas ini akan mengambil panas dari busur api tersebut dan
akhirnya padam.
Rating
tegangan CB
antara 3.6 KV
- 760 KV.
83
2.Fuse
Patron leburnya akan lebur jika ada arus yang besarnya jauh melampaui
arus nominal pengaman tersebut , sehingga patron lebur/sekring
tersebut putus dan tidak bisa digunakan lagi.
Sekarang banyak digunakan sekring otomatis yang dapat digunakan lagi
jika rangkaian terjadi hubung singkat, karena didalam sekring tersebut
tidak digunakan pengaman lebur tetapi menggunakan elektromagnetik.
Pengaman tersebut akan bekerja jika arus gangguan atau arus hubung
singkat melampaui setelan nominal alat pengaman tersebut dan dapat
disetel lagi jika gangguan sudah teratasi.
Sekering otomatis
84
A fuse may be defined as a device that protects a circuit by fusing
open its current-responsive element when an overcurrent or
short-circuit current passes through it.
[Fuse bisa didefinisikan sebagai alat yang memproteksi circuit
dengan cara membuka elemen respon arusnya, ketika arus lebih
atau arus hubung singkat melewatinya].
Fuse dibuat untuk tegangan rendah maupun tegangan menengah.
Berikut ini adalah klasifikasi Fuse tegangan rendah.
85
Circuit Breakers as
Protective Device
Fuses as
Protective Device
Alat (Gawai) Proteksi listrik dalam Pemeliharaan listrik:
Aplikasi Circuit Breaker dan Aplikasi Fuse
86
Combination Circuit Breakers & Fuses as
Protective Devices
Alat (Gawai) Proteksi listrik dalam Pemeliharaan listrik: Aplikasi
Kombinasi Circuit Breaker dan Fuse
87
Diagram skematik RCD
Diagram Skematik ELCB

More Related Content

What's hot

koordinasi isolasi
koordinasi isolasikoordinasi isolasi
koordinasi isolasidini setyadi
 
Gardu Induk
Gardu IndukGardu Induk
Gardu InduklombkTBK
 
Jenis gangguan generator
Jenis gangguan generatorJenis gangguan generator
Jenis gangguan generatorZhaqir Husein
 
PPT Transmisi & Distribusi Listrik Kelompok 1
PPT Transmisi & Distribusi Listrik Kelompok 1PPT Transmisi & Distribusi Listrik Kelompok 1
PPT Transmisi & Distribusi Listrik Kelompok 1Maulana Ilham Saputra
 
Penyebab Kerusakan Motor Listrik
Penyebab Kerusakan Motor ListrikPenyebab Kerusakan Motor Listrik
Penyebab Kerusakan Motor ListrikRicky Bahar Syah
 
Dasar pembangkit dan pengukuran teknik tegangan tinggi
Dasar pembangkit dan pengukuran teknik tegangan tinggiDasar pembangkit dan pengukuran teknik tegangan tinggi
Dasar pembangkit dan pengukuran teknik tegangan tinggiIndra S Wahyudi
 

What's hot (20)

PROTEKSI TENAGA LISTRIK
PROTEKSI TENAGA LISTRIK PROTEKSI TENAGA LISTRIK
PROTEKSI TENAGA LISTRIK
 
GARDU DISTRIBUSI
GARDU DISTRIBUSIGARDU DISTRIBUSI
GARDU DISTRIBUSI
 
9 Sistem Pentanahan
9 Sistem Pentanahan9 Sistem Pentanahan
9 Sistem Pentanahan
 
6 motor-induksi
6 motor-induksi6 motor-induksi
6 motor-induksi
 
koordinasi isolasi
koordinasi isolasikoordinasi isolasi
koordinasi isolasi
 
PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK
PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK
PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK
 
Gardu Induk
Gardu IndukGardu Induk
Gardu Induk
 
PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK
PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK
PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK
 
JTM (JARINGAN TEGANGAN MENENGAH)
JTM (JARINGAN TEGANGAN MENENGAH)JTM (JARINGAN TEGANGAN MENENGAH)
JTM (JARINGAN TEGANGAN MENENGAH)
 
Gardu induk
Gardu indukGardu induk
Gardu induk
 
Filosofi proteksi
Filosofi proteksiFilosofi proteksi
Filosofi proteksi
 
Jenis gangguan generator
Jenis gangguan generatorJenis gangguan generator
Jenis gangguan generator
 
DISTRIBUSI TEGANGAN PADA ISOLATOR RANTAI
DISTRIBUSI TEGANGAN PADA ISOLATOR RANTAIDISTRIBUSI TEGANGAN PADA ISOLATOR RANTAI
DISTRIBUSI TEGANGAN PADA ISOLATOR RANTAI
 
Jaringan distribusi tegangan rendah
Jaringan distribusi tegangan rendahJaringan distribusi tegangan rendah
Jaringan distribusi tegangan rendah
 
Jaringan tegangan menengah
Jaringan tegangan menengahJaringan tegangan menengah
Jaringan tegangan menengah
 
SISTEM OPERASI TENAGA LISTRIK
SISTEM  OPERASI  TENAGA  LISTRIKSISTEM  OPERASI  TENAGA  LISTRIK
SISTEM OPERASI TENAGA LISTRIK
 
SISTEM PROTEKSI
SISTEM PROTEKSI SISTEM PROTEKSI
SISTEM PROTEKSI
 
PPT Transmisi & Distribusi Listrik Kelompok 1
PPT Transmisi & Distribusi Listrik Kelompok 1PPT Transmisi & Distribusi Listrik Kelompok 1
PPT Transmisi & Distribusi Listrik Kelompok 1
 
Penyebab Kerusakan Motor Listrik
Penyebab Kerusakan Motor ListrikPenyebab Kerusakan Motor Listrik
Penyebab Kerusakan Motor Listrik
 
Dasar pembangkit dan pengukuran teknik tegangan tinggi
Dasar pembangkit dan pengukuran teknik tegangan tinggiDasar pembangkit dan pengukuran teknik tegangan tinggi
Dasar pembangkit dan pengukuran teknik tegangan tinggi
 

Similar to SISTEM_PROTEKSI_TENAGA_LISTRIK.pdf

1. Modul Proteksi Tenaga Listrik.pdf
1. Modul Proteksi Tenaga Listrik.pdf1. Modul Proteksi Tenaga Listrik.pdf
1. Modul Proteksi Tenaga Listrik.pdfIWISUKARTO531201031
 
Protection of power system with distributed generation state of the art
Protection of  power system with distributed generation state of the artProtection of  power system with distributed generation state of the art
Protection of power system with distributed generation state of the artsuparman unkhair
 
Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptxMateri Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptxPoliteknik Negeri Ujung Pandang
 
K3 peralatan tenaga daya 1
K3 peralatan tenaga daya 1K3 peralatan tenaga daya 1
K3 peralatan tenaga daya 1ichsan2102
 
PPT jtm 1221 PENERAPAN (1).pptx
PPT jtm 1221 PENERAPAN (1).pptxPPT jtm 1221 PENERAPAN (1).pptx
PPT jtm 1221 PENERAPAN (1).pptxIlhamDanal
 
Switch gear presentation
Switch gear presentationSwitch gear presentation
Switch gear presentationMangwis
 
Sistem proteksi 1
Sistem proteksi 1Sistem proteksi 1
Sistem proteksi 1ervab
 

Similar to SISTEM_PROTEKSI_TENAGA_LISTRIK.pdf (20)

SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
 
1. Modul Proteksi Tenaga Listrik.pdf
1. Modul Proteksi Tenaga Listrik.pdf1. Modul Proteksi Tenaga Listrik.pdf
1. Modul Proteksi Tenaga Listrik.pdf
 
Protection of power system with distributed generation state of the art
Protection of  power system with distributed generation state of the artProtection of  power system with distributed generation state of the art
Protection of power system with distributed generation state of the art
 
Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptxMateri Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
 
SISTEM PENGAMAN ( PROTEKSI) TENAGA LISTRIK
SISTEM PENGAMAN ( PROTEKSI) TENAGA LISTRIKSISTEM PENGAMAN ( PROTEKSI) TENAGA LISTRIK
SISTEM PENGAMAN ( PROTEKSI) TENAGA LISTRIK
 
K3 peralatan tenaga daya 1
K3 peralatan tenaga daya 1K3 peralatan tenaga daya 1
K3 peralatan tenaga daya 1
 
PPT jtm 1221 PENERAPAN (1).pptx
PPT jtm 1221 PENERAPAN (1).pptxPPT jtm 1221 PENERAPAN (1).pptx
PPT jtm 1221 PENERAPAN (1).pptx
 
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIKSISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
 
Switchgear,
Switchgear,Switchgear,
Switchgear,
 
Switch gear presentation
Switch gear presentationSwitch gear presentation
Switch gear presentation
 
SWITCH GEAR PADA SISTEM TENAGA LISTRIK
SWITCH GEAR  PADA  SISTEM TENAGA LISTRIK SWITCH GEAR  PADA  SISTEM TENAGA LISTRIK
SWITCH GEAR PADA SISTEM TENAGA LISTRIK
 
Bab iv
Bab ivBab iv
Bab iv
 
Sistem proteksi 1
Sistem proteksi 1Sistem proteksi 1
Sistem proteksi 1
 
Proteksi
ProteksiProteksi
Proteksi
 
Sistem Proteksi SISTEM TENAGA LISTRIK
Sistem Proteksi SISTEM TENAGA LISTRIK Sistem Proteksi SISTEM TENAGA LISTRIK
Sistem Proteksi SISTEM TENAGA LISTRIK
 
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
 
Sptl 1
Sptl 1Sptl 1
Sptl 1
 
GARDU INDUK TENAGA LISTRIK
GARDU INDUK TENAGA LISTRIK GARDU INDUK TENAGA LISTRIK
GARDU INDUK TENAGA LISTRIK
 
636 1411-1-sm
636 1411-1-sm636 1411-1-sm
636 1411-1-sm
 
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
 

Recently uploaded

PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 

SISTEM_PROTEKSI_TENAGA_LISTRIK.pdf

  • 1. 1 SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK Generator Transformator Transmisi Gardu Induk Dalam sistem tenaga listrik seperti gambar diatas, apabila terjadi gangguan pada titik K, maka hanya C.B.6 saja yang boleh bekerja ,sedangkan untuk C.B.1 , C.B.2 dan C.B.-C.B. yang lain tidak boleh bekerja.
  • 2. 2 DEFINISI – DEFINISI : 1. Proteksi sitem tenaga listrik adalah suatu proses menjadikan Pembangkitan, Transmisi, Distribusi, dan Pemanfaatan (konsumsi) enegi listrik se-aman mungkin dari efek-efek kegagalan dan kejadian yang menempatkan sistem tenaga pada risiko. 2. Proteksi terhadap suatu sistem tenaga listrik adalah sistem pengaman yang di lakukan terhadap peralatan-peralatan listrik, yang terpasang pada sistem tenaga listrik.
  • 3. 3 terhadap peralatan-peralatan listrik, yang terpasang pada sistem tenaga listrik tersebut. ??? Misalnya Generator, Transformator, Jaringan Transmisi/distribusi dan lain-lain terhadap kondisi abnormal dari sistem itu sendiri. Yang di maksud dengan kondisi abnormal tersebut antara lain dapat berupa : a. Hubung singkat b. Tegangan lebih/kurang c. Beban lebih d. Frekwensi sistem turun/naik
  • 4. 4 Tujuan proteksi dan koordinasi sistem listrik menurut ANSI/IEEE Std 242 1986/2001 Prinsip Utama : Tujuan dari proteksi dan koordinasi sistem listrik adalah :  Mencegah kecelakaan pada manusia  Meminimalisasi kerusakan pada peralatan  Membatasi durasi pemadaman listrik Note : ANSI = American National Standards Institute IEEE = Institute of Electrical and Electronics Engineers
  • 5. 5 Paper of ANSI/IEEE Std 242 1986/2001 (Objectives of Electrical System Protection)
  • 6. 6
  • 7. 7 Relay proteksi pengaman sistem tenaga listrik antara lain : Penggunaan Relay dalam melayani pengamanan system terutama terhadap kondisi abnormal yang terjadi diantaranya A. Pengamanan terhadap sambaran petir - Kawat tanah - Arrester B. Pengamanan terhadap arus/teganggan lebih - Relay - Pemutus (circuit breaker)
  • 8. 8 Tujuan dari sistem proteksi secara luas adalah 1. Mengidentifikasi gangguan, memisahkan bagian instalasi yang terganggu dari bagian lain yang masih normal dan sekaligus mengamankan instalasi dari kerusakan atau kerugian yang lebih besar, serta memberikan informasi / tanda bahwa telah terjadi gangguan, yang pada umumnya diikuti dengan membukanya PMT. 2. Pemutus Tenaga ( PMT ) untuk memisahkan / menghubungkan satu bagian instalasi dengan bagian instalasi lain, baik instalasi dalam keadaan normal maupun dalam keadaan terganggu. Batas dari bagian-bagian instalasi tersebut dapat terdiri dari satu PMT atau lebih. Syarat yang harus dimiliki oleh sebuah sistem proteksi adalah Sensitif , Andal, Selektif, Cepat
  • 9. 9 1) Peka/sensitive Relay harus dapat bekerja dengan kepekaan yang tinggi,artinya harus cukup sensitive terhadap gangguan di daerahnya meskipun gangguan tersebut minimum,selanjutnya memberikan jawaban / response. 2) Andal/reliability Keandalan relay dihitung dengan jumlah relay bekerja/mengamankan daerahnya terhadap jumlah gangguan yang terjadi.Keandalan relay dikatakan cukup baik bila mempunyai harga : 90-99%..Misalnya,dalam sutu tahun terjadi gangguan sebanyak 25 x dan relay misal dapat bekerja dengan sempurna sebanyak 23 x ,maka keandalan relay 23 / 25 x 100 % = 92 % Keandalan dapat dibagi 2 : Dependability : relay harus dapat diandalkan setiap saat Security : tidak boleh salah kerja /tidak boleh bekerja yang bukan seharusnya bekerja. 3) Sederhana / simplicity Makin sederhana sistem relay semakin baik,mengingat setiap peralatan / komponen relay memungkinkan mengalami kerusakan.Jadi sederhana maksudnya kemungkinan terjadinya kerusakan kecil. 4) Murah / economy Relay sebaiknya yang murah,tanpa meninggalkan persyaratan-persyaratan yang telah disebutkan diatas.
  • 10. 10 Hal – hal yang menyebabkan CB gagal • Kerusakan Relay/Relay • tidak bekerja * Kerusakan pada VT * Terganggunya sumber (DC * Terganggu Relay
  • 11. 11 Relay adalah Sebuah alat yang bertugas menerima/mendeteksi besaran tertentu untuk kemudian mengeluarkan perintah sebagai tanggapan (respons) atas besaran yang dideteksinya. Berdasarkan cara mendeteksi besaran: a) Relay Primer; besaran yang dideteksi misalnya arus, dideteksi secara langsung. b) Relay Sekunder; besaran yang dideteksi, melalui alat-alat bantu misalnya trafo arus/trafo tegangan Konstruksi Relay terdiri dari dua bagian utama yaitu kumparan magnit dan kumparan induksi
  • 12. 12
  • 13. 13 Klasifikasi Relay Dari beberapa macam relay yang ada,dapatlah kita membedakannya menurut klasifikasinya sebagai berikut : 1. Berdasarkan prinsip kerjanya : § Relay Elektromagnetis.tarikan dan induksi § Relay Termis § Relay Elektronis 2. Berdasarkan konstruksinya § Tipe angker tarikan § Tipe batang seimbang § Tipe cakram induksi § Tipe kap induksi § Tipe kumparan yang bergerak § Tipe besi yang bergerak dan lainnya 3. Berdasarkan basaran yang diukur § Relay tegangan § Relay arus § Relay impedansi § Relay frekuensi dan lainnya
  • 14. 14 3. Jenis-jenis Relay Relay Arus Lebih Merupakan rele Pengaman yang bekerja karena adanya besaran arus dan terpasang pada Jaringan Tegangan tinggi, Tegangan menengah juga pada pengaman Transformator tenaga. Rele ini berfungsi untuk mengamankan peralatan listrik akibat adanya gangguan phasa-phasa.
  • 17. 17
  • 18. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT)  Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) adalah sarana instalasi tenaga listrik diatas tanah untuk menyalurkan tenaga listrik dari Pusat Pembangkit ke Gardu Induk (GI) atau dari GI ke GI lainnya (antar GI).  SUTT/SUTET terdiri dari kawat/konduktor yang direntangkan antara tiang-tiang melalui isolator– isolator dengan sistem tegangan tinggi (30 kV, 70 kV, 150 kV dan 500 kV). 18
  • 19. Perlengkapan Gardu Induk  Busbar/Rel, Gardu Induk dengan single busbar, Gardu Induk dengan Doble busbar , Gardu Induk dengan satu setengah / one half busbar, Arrester, Transformator Instrumen, Transformator Tegangan, Transformator Arus, Transformator Bantu, Transformator Ukur 19
  • 20. PMS & PMT PMS terdiri dari Pemisah Engsel, Pemisah Putar, Pemisah Siku, Pemisah Luncur PMT terdiri : PMT dengan Media pemutus menggunakan udara, PMT dengan Hampa Udara, PMT dengan Media pemutus menggunakan Minyak, PMT dengan Sedikit Minyak, Penggerak Pemutus Tenaga 20
  • 21. Peralatan Pengaman Terdiri dari : Lightning Arester , Aplikasi PLC, Komunikasi Suara, Penggunaan Kanal Suara,Teleproteksi Protection Signalling, Remote Terminal Unit (RTU), Rele Proteksi, Annunciator. 21
  • 22.  Karena peranannya yang sangat penting dalam menyalurkan daya listrik dan menjadi penghubung listrik dari jaringan transmisi ke jaringan distribusi primer maka harus diterapkan sistem pentanahan yang memenuhi persyaratan sistem pengaman yaitu : 22
  • 23. 23 Instalasi Listrik Instalasi Listrik pada Transmisi Listrik Secara umum, Transmisi listrik menyalurkan tenaga listrik arus bolak-balik tiga fasa melalui Tower . Tegangan generator paling tinggi yang dapat dibangkitkan oleh pembangkit listrik adalah 23 kV. Pada saat ini, dalam tingkat riset sedang dikembangkan generator yang dapat membangkitkan tegangan listrik sampai 150 kV. Diagram satu garis instalasi tenaga listrik pada pusat pembangkit listrik sederhana ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
  • 24. 24
  • 25. 25
  • 26. 26
  • 27. 27
  • 28. 28 Pusat pembangkit listrik yang sudah beroperasi secara komersial secara umum ditunjukkan pada Gambar. Tegangan listrik yang dihasilkan oleh generator sinkron dinaikkan dengan menggunakan transformator listrik sebelum dihubungkan pada rel (busbar) melalui pemutus tenaga (PMT). Semua generator listrik yang menghasilkan energi listrik dihubungkan pada rel (busbar). Begitu pula semua saluran keluar dari pusat listrik dihubungkan dengan rel pusat listrik. Saluran yang keluar dari rel pusat pembangkit listrik digunakan untuk mengirim tenaga listrik dalam jumlah besar ke lokasi pemakai (beban) dan digunakan untuk menyediakan tenaga listrik di lokasi sekitar pusat pusat pembangkit listrik.
  • 29. 29 Selain itu juga ada saluran (feeder) yang digunakan menyediakan tenaga listrik untuk keperluan pusat pembangkit sendiri yang digunakan untuk sumber tenaga listrik pada instalasi penerangan, mengoperasikan motor-motor listrik (motor listrik sebagai penggerak pompa air pendingin, motor listrik sebagai penggerak pendingin udara, motor listrik sebagai penggerak peralatan pengangkat, keperluan kelengkapan kontrol, dan lain-lain). Pada pusat pembangkit listrik juga memiliki instalasi listrik dengan sumber tegangan listrik arus searah. Sumber listrik arus searah pada pusat pembangkit tenaga listrik digunakan untuk menggerakkan peralatan mekanik pada pemutus tenaga (PMT) dan untuk lampu penerangan darurat. Sumber listrik arus searah yang digunakan pada pusat pembangkit listrik adalah baterai aki yang diisi oleh penyearah.
  • 30. 30 Proteksi Proteksi sitem tenaga listrik adalah suatu proses menjadikan Pembangkitan, Transmisi, Distribusi, dan Pemanfaatan (konsumsi) enegi listrik seaman mungkin dari efek-efek kegagalan dan kejadian yang menempatkan sistem tenaga pada risiko. Tidak mungkin kita menjadikan sistem tenaga listrik 100% aman (safe) atau 100% dapat diandalkan (reliable), karena biayanya akan sangat mahal. Oleh karena itu perlu penilaian risiko (risk assessment) untuk menentukan tingkat bahaya yang dapat diterima terhadap kecelakaan atau biaya akibat kerusakan.
  • 31. Alat Proteksi Generator 31 Gangguan pada generator antara lain dapat disebabkan oleh: a. Hubung singkat (short-circuit) pada lilitan stator. b. Beban lebih (overload). c. Panas lebih (overheating) pada lilitan dan bearing. d. Tegangan lebih (overvoltage) dan kecepatan lebih. e. Kehilangan medan penguat (loss of field). F. Arus tidak seimbang (unbalance current) pada stator. g.RELAY Daya balik (motoring). h. Out of step
  • 32. Empat faktor PENTING : 32 a. Memilih jenis rele yang sesuai dengan jenis gangguan yang mungkin timbul. b. Mengkoordinasi penyetelan rele yang satu dengan yang lainnya. c. Mempertimbangkan segi produksi, pemeliharaan generator dan pemeliharaan peralatan pengamannya. d. Mengadakan tenaga-tenaga operator dan teknisi pemeliharaan yang memadai.
  • 33. 33 Pengaman generator secara garis besarnya terdiri dari : a. Pengamanan terhadap gangguan di luar generator, yaitu gangguan dalam system yang dihubungkan dengan generator. b.Pengamanan terhadap ganguan yang terjadi didalam generator c.Pengamanan terhadap gangguan dalam mesin penggerak yang memerlukan pelepasan PMT generator.
  • 34. 34 A. Pengamanan Terhadap Gangguan Luar Maka pengamanan generator terhadap gangguan luar generator yang utama adalah relay arus lebih. Pengamanan generator terhadap gangguan luar generator yang utama adalah RELAY ARUS LEBIH.
  • 35. 35 PROTEKSI ARUS LEBIH - OCR adalah perlindungan sistem dan peralatan dari arus yang melebihi arus nominalnya. Sedangkan tujuan proteksi itu sendiri adalah untuk mendiskriminasi bagian sistem atau peralatan akibat gangguan yang terjadi sehingga sistem dan peralatan tidak mengalami kerusakan
  • 36. ILUSTRASI RANGKAIAN OCR PENGHANTAR PADA GARDU INDUK 150 KV 36
  • 37. 37 Circuit Breaker / PMT dengan Rele Proteksi
  • 38. KORDINASI RELAY ARUS LEBIH 38 PMT.1 PMT.2 PMT.3 PMT.4 BUS 1 BUS 2 BUS 3 BUS 4
  • 39. Besaran Pada Rele -Arus Pick –Up (Ip) harga arus minimum yang mengalir pada rele beroperasi, disebut juga arus operasi -Arus drop out (Id) harga maksimum dan arus yang mengalir pada rele yg menyebabkan rele tidak beroperasi -Reset ratio (Kd) perbandingan antara arus drop out dan arus pick-up Kd = p I d I Harga Kd untuk beberapa jenis rele : Rele elektromagnetik : 0,8 – 0,95 Rele induksi mendekati : 1,0 Rele statik : 0,9 - 1,0 Rele digital : 0,9 - 1,0
  • 40. Karakteristik Rele Arus Lebih Kurva rele pengaman digolongkan dalam beberapa karakteristik •Arus lebih seketika (instantaneous) •Arus lebih waktu tertentu (definite time) •Arus lebih dengan waktu terbalik (inverse time) •Kombinasi karakteristik waktu seketika dengan waktu tertentu •Kombinasi karakteristik waktu seketika dengan waktu terbalik
  • 41. Karakteristik Arus Lebih Seketika Karakteristik Arus Lebih Waktu tertentu Karakteristik Arus Lebih Waktu terbalik
  • 42. Persamaan Kurva Rele Berdasar Standart IEC 255-3 dan BS 142 Karakteristik waktu arus terbalik disebut juga Inverse Definite Minimum Time (IDMT) dinyatakan dengan persamaan : - Standart Inverse t = 10 M x 1 0,02 I 0,14  - Very Inverse t = 10 M x 1 I 13,5  - Extremelly Inverse t = 10 M x 1 2 I 80  - Long Time Inverse t = 10 M x 1 I 120  Keterangan : I = Current Multiple M = Plug setting atau time multiplier
  • 43.
  • 44. PROSEDUR KARAKTERISTIK IDMT Dilakukan atas dua stelan : • Pertama : Menghitung arus gangguan maksimum pada masing masing titik rele  gangguan 3 fasa • Menghitung Arus gangguan minimum •  gangguan fasa
  • 45. 45 Prinsip dasar relay koordinasi terbagi dua, yaitu : 1. Diskriminasi Waktu – Time Grading Metoda ini bekerja berdasarkan waktu setting, sehingga relay akan bekerja jika waktu setting terpenuhi. Dibawah ini sistem distribusi radial sederhana untuk melihat aplikasi dari diskriminasi waktu.
  • 47. 47 2. Diskriminasi Arus Metoda ini bekerja berdasarkan arus, hal ini disebabkan karena besarnya arus disetiap posisi/bagian bervariasi. Dengan metoda ini, semakin besar arus gangguan yang terjadi maka time trip nya pun akan semakin pendek. Dibawah ini merupakan kurva karakterisrik diskriminasi dengan arus.
  • 49. Time and Current Grading 49
  • 50. 50
  • 51. 51
  • 52. 52
  • 53. 53
  • 54. 54
  • 55. Studi Praktis 1 55 Jariangan Radial yang dilengkapi relay standard IDMT
  • 56. • Prosedur Kordinasi dgn menggunakan relay dengan karakteristik IDMT dilakukan atas dua setelan yaitu 1. Setelan Arus Kerja dan 2. Setelan Waktu Kerja • Sesuai karakteristiknya waktu kerja relay IDMT mengikuti waktu kerja Inverse secara proporsional sesuai level gangguan • Dua elemen setelan reley jenis Invers 1. Time Multiplier Setting (TMS) 2. Plug Setting Multiplier (PMS)
  • 57. TMS PMS Adalah perbandingan antara arus primer denngan setelan arus primer, atau sama dengan perbandingan antara arus primer dengan setelan arus rele dikalikan rasio trafo, atau samadengan perbandingan antara arus primer dgn arus kerja primer
  • 58. contoh • Bila arus maksimum yg bisa terjadi pada lokasi rele misalnya 3000 Amper, sedang rele disetel kerja hanya 50 % dan rasio Trafo = 400/5 • Berapa PMS ? JAWAB : rasio trafo 400/5 = 80, arus rele = 5, setelan kerja 50 % • PMS = 3000/(0.5x5Ax80A) = 15 Jika di setel hanya 200 % pada rasio trafo arus yg sama ,maka PMS = 3000/(2x5x80) = 3.75
  • 59. Grafik 1 : Karakteristik umum Waktu – Arus dari Rele Standard IDMT Grafik 2 : kurva Standard IEC 60255-4 ttg batas akurasi rele arus lebih IDMT.
  • 60. Pembahasan Prosedur Kordinasi Grading arus dan waktu pada jaringan distribusi Radial : Prosedur Grading dimulai dari rele D: (paling ujung) • Nilai TMS harus di setel pada kurva terendah , misal diambil TMS 0.1  lihat grafik no 1 karakteristik umum waktu – arus dari relay standard IDMT • Jika arus beban pada gardu tdk lebih dari 100 Amper, kemudian setelan arus rele 50 % dari arus nominalnya, sehinggah nilai nya : 5 x 0.5=2.5 A pd Rasio trafo arus : 200/5 = 40 • Maka Nilai PMS adalah : 2000/(0.5x5x40) = 20.  lihat grafik 2 kurva Standard IEC 60255-4 ttg batas akurasi rele arus lebih IDMT. Pada nilai PMS = 20 diperoleh waktu kerja yg diperoleh dari karakteristik rele (Tm) adalah = 2.2 detik • Dgn menggunakan nilai TMS = 0.1 maka Waktu Kerja Aktual Rele ( T) adalah : T= TMSxTm Waktu kerja aktual rele T = 0.1 x 2.2 = 0.22 detik Selanjutnya ke rele C
  • 61. Grading Rele C : • Harus di setel pada grading waktu standard yaitu 0.5 detik lebih lambat dari setelan waktu rele D sehingga setelan waktu aktual rele C pada harga arus 2000 A adalah 0.5 +0.22 = 0.72 detik.  jadi nilai T = 0.72 detik • Jika setelan arus pada rele c dibuat lebih tinggi adalah 100 % maka pada arus 2000 A nilai plug PMS menjadi 2000/(1.0x5x60)= 6.66 detik  dari kurva standar IDMT diperoleh waktu kerja karakteristik (Tm)= 3.5 detik. • Jadi Nilai TMS adalah : 0.72/3.5 = 0.21 • Kemudian Pada Gangguan deket C yg memberikan arus 3000 Amper dgn setelan 100 % maka setelan arus PMS menjadi : 3000//(1.0x5x60) =10  dari kurva standar IDMT diperoleh waktu kerja karakteristik (Tm)= 3.0 detik. • Dengan demikian pada TMS 0.21 Waktu kerja Aktual rele (T) menjadi = TMSxTm =0.21x3.0 = 0.63 detik
  • 63. 63
  • 65. 65
  • 66. 66
  • 67. 67
  • 68. 68
  • 69. Copyright 2014 Operation Technology, Inc. - Workshop Notes: Protective Device Coordination/Selectivity - ETAP STAR Slide 5 fuse Cb 50/51 Damage curve trafo Damage curve motor kontaktor Thermal over load vcb mccb Inrush trafo Motor stall time Relay oc with vcb
  • 70. 70 B. Pengaman thd Gangguan Dalam Generator Gangguan dalam generator secara garis besar ada 5 macam yaitu: a. Hubungan singkat antara fasa b. Hubungan singkat fase ke tanah c. Suhu tinggi d. Penguat hilang e. Hubung singakat dalam sirkit rotor C. Pengaman thd gangguan Mesin Penggerak
  • 71. 71
  • 72. 72
  • 73. 73 Selain “ELCB (GFCI)” dan “Oveload Heater” pada Motor Control, Alat Proteksi Utama pemutus Listrik adalah : 1.Circuit Breaker & (atau) 2.Fuse (Sekering)
  • 74. 74 1. Circuit Breaker (CB) a). MCB (Miniatur Circuit Breaker) : bisa trip sendiri b). MCCB (Molded Case Circuit Breaker) : bisa trip sendiri c). ACB (Air Circuit Breaker) : ada yang bisa trip sendiri, ada yang dilengkapi Protective Relays d). OCB (Oil Circuit Breaker) : dilengkapi Protective Relays e). VCB (Vacuum Circuit Breaker) : dilengkapi Protective Relays f). SF6CB (Sulfur Hexafluoride Circuit Breaker) : dilengkapi dengan Protective Relays
  • 75. 75 a).MCB (Miniatur Circuit Breaker) MCB berfungsi mengamankan arus hubung singkat (short circuit) dan pembatas daya (overload) , kerjanya berdasarkan dua kendali. Kendali panas terbuat dari elemen dwilogam yang akan bekerja jika daya beban melebihi batas dan kendali elektromagnetik untuk arus hubung singkat akan bekerja jika arus yang mengalir jauh melampaui arus nominal yang ditentukan; biasanya setelan pengaman ini 6 s/d 12 kali arus nominal, tergantung dari tipe MCB tersebut apakah tipe lambat atau cepat. MCB 1 fasa, 2 fasa, 3 fasa
  • 76. 76 Berdasarkan penggunaan dan daerah kerjanya, MCB dapat digolongkan menjadi 5 jenis yaitu : 1. Tipe Z (rating dan breaking capacity kecil) : Digunakan untuk pengaman rangkaian semikonduktor dan trafo-trafo yang sensitif terhadap tegangan. 2. Tipe K (rating dan breaking capacity kecil) : Digunakan untuk mengamankan alat-alat rumah tangga. 3. Tipe G (rating besar) untuk pengaman motor. 4. Tipe L (rating besar) untuk pengaman kabel atau jaringan. 5. Tipe H untuk pengaman instalasi penerangan bangunan
  • 77. 77 Tunjukkan dan jelaskan MCB (Miniatur Circuit Breaker) sebagai penegasan penjelasan
  • 78. 78 b). MCCB (Molded Case Circuit Breaker) MCCB merupakan salah satu alat pengaman yang dalam proses operasinya mempunyai dua fungsi yaitu sebagai pengaman dan sebagai alat untuk penghubung. Jika dilihat dari segi pengaman, maka MCCB dapat berfungsi sebagai pengaman gangguan arus hubung singkat dan arus beban lebih. Pada jenis tertentu pengaman ini, mempunyai kemampuan pemutusan yang dapat diatur sesuai dengan yang diinginkan. Keterangan : 1. Bodi dan tutup 2. Peredam busur api 3. Blok sambungan 4. Penggerak lepas-sambung 5. Kontak bergerak 6. Data kelistrikan dan pabrik pembuat 7. Unit magnetik trip Gambar MCCB (Moulded Case Circuit Breaker)
  • 79. 79 c). ACB (Air Circuit Breaker) ACB (Air Circuit Breaker) merupakan jenis circuit breaker dengan sarana pemadam busur api berupa udara. ACB dapat digunakan pada tegangan rendah dan tegangan menengah. Udara pada tekanan ruang atmosfer digunakan sebagai peredam busur api yang timbul akibat proses switching maupun gangguan. Pengoperasian pada bagian mekanik ACB dapat dilakukan dengan bantuan solenoid motor ataupun pneumatik. ฀ LV-ACB: Voltage = 250V dan 660V Current Rating = 800A-6300A Interrupting Rating = 45kA-170kA ฀ MV-ACB: Tegangan = 7,2kV dan 24kV Current Rating = 800A-7000A Interrupting rating = 12,5kA-72kA Gambar ACB (Air Circuit Breaker)
  • 80. 80 d). OCB (Oil Circuit Breaker) Oil Circuit Breaker adalah jenis CB yang menggunakan minyak sebagai sarana pemadam busur api yang timbul saat terjadi gangguan. Bila terjadi busur api dalam minyak, maka minyak yang dekat busur api akan berubah menjadi uap minyak dan busur api akan dikelilingi oleh gelembung-gelembung uap minyak dan gas. Gas yang terbentuk tersebut mempunyai sifat thermal conductivity yang baik dengan tegangan ionisasi tinggi sehingga baik sekali digunakan sebagi bahan media pemadam loncatan bunga api. Gambar OCB (Oil Circuit Breaker)
  • 81. 81 e). VCB (Vacuum Circuit Breaker) Vacuum circuit breaker memiliki ruang hampa udara untuk memadamkan busur api, pada saat circuit breaker terbuka (open), sehingga dapat mengisolir hubungan setelah bunga api terjadi, akibat gangguan atau sengaja dilepas. tampak dalam Gambar VCB (Vacum Circuit Breaker)
  • 82. 82 f). SF6 CB (Sulfur Hexafluoride Circuit Breaker) SF6 CB adalah pemutus rangkaian yang menggunakan gas SF6 sebagai sarana pemadam busur api. Gas SF6 merupakan gas berat yang mempunyai sifat dielektrik dan sifat memadamkan busur api yang baik sekali. Prinsip pemadaman busur apinya adalah Gas SF6 ditiupkan sepanjang busur api, gas ini akan mengambil panas dari busur api tersebut dan akhirnya padam. Rating tegangan CB antara 3.6 KV - 760 KV.
  • 83. 83 2.Fuse Patron leburnya akan lebur jika ada arus yang besarnya jauh melampaui arus nominal pengaman tersebut , sehingga patron lebur/sekring tersebut putus dan tidak bisa digunakan lagi. Sekarang banyak digunakan sekring otomatis yang dapat digunakan lagi jika rangkaian terjadi hubung singkat, karena didalam sekring tersebut tidak digunakan pengaman lebur tetapi menggunakan elektromagnetik. Pengaman tersebut akan bekerja jika arus gangguan atau arus hubung singkat melampaui setelan nominal alat pengaman tersebut dan dapat disetel lagi jika gangguan sudah teratasi. Sekering otomatis
  • 84. 84 A fuse may be defined as a device that protects a circuit by fusing open its current-responsive element when an overcurrent or short-circuit current passes through it. [Fuse bisa didefinisikan sebagai alat yang memproteksi circuit dengan cara membuka elemen respon arusnya, ketika arus lebih atau arus hubung singkat melewatinya]. Fuse dibuat untuk tegangan rendah maupun tegangan menengah. Berikut ini adalah klasifikasi Fuse tegangan rendah.
  • 85. 85 Circuit Breakers as Protective Device Fuses as Protective Device Alat (Gawai) Proteksi listrik dalam Pemeliharaan listrik: Aplikasi Circuit Breaker dan Aplikasi Fuse
  • 86. 86 Combination Circuit Breakers & Fuses as Protective Devices Alat (Gawai) Proteksi listrik dalam Pemeliharaan listrik: Aplikasi Kombinasi Circuit Breaker dan Fuse