1. Pemberdayaan UMKM melalui Penerapan
Standar Akuntansi Keuangan EMKM (Entitas
Mikro, Kecil, dan Menengah)
Kelompok 1 :
1. Astrid Ariyani Setyarahman (31401505918)
2. Risang Kusumo Walikito (31401505872)
2. Pengertian UMKM
Menurut UU No. 20 tahun 2008
“Sebuah perusahaan yang digolongkan sebagai UMKM adalah perusahaan
kecil yang dimiliki dan dikelola oleh seseorang atau dimiliki oleh
sekelompok kecil orang dengan jumlah kekayaan dan pendapatan tertentu”.
3. • 57.895.721 (sumber: Kementerian Koperasi
& UKM, 2013)
Jumlah UMKM di
Indonesia
• Amanah UU No 1/2013
tentang LKM
• Memfasilitasi UMKM dalam
transisi dari pelaporan berdasar
kas ke berdasar akrual
• Membantu UMKM menerapkan
SAK lain yang lebih komprehensif
seiring dengan perkembangan
ukuran dan kompleksitas transaksi
bisnisnya di masa depan
Tujuan SAK EMKM
3
4.
5. Amanah UU no 1/2013 tentang LKM :
a.bahwa untuk menumbuhkembangkan perekonomian rakyat
menjadi tangguh, berdaya, dan mandiri yang berdampak kepada
peningkatan perekonomian nasional berdasarkan asas UMKM
b.bahwa masih terdapat kesenjangan antara permintaan dan
ketersediaan atas layanan jasa keuangan mikro yang memfasilitasi
masyarakat miskin dan/atau berpenghasilan rendah, yang
bertujuan untuk memberdayakan ekonomi masyarakat;
c.bahwa untuk memberikan kepastian hukum dan memenuhi
kebutuhan layanan keuangan terhadap masyarakat miskin
dan/atau berpenghasilan rendah, kegiatan layanan jasa keuangan
mikro dan kelembagaannya perlu diatur secara lebih
komprehensif sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
6. Standar Akuntansi ??
• Untuk keseragaman laporan keuangan
• Memudahkan penyusun laporan keuangan karena ada
pedoman baku sehingga meminimalkan bias dari penyusun
• Memudahkan auditor
• Memudahkan pembaca laporan keuangan untuk
menginterpretasikan dan membandingkan laporan
keuangan entitas yang berbeda.
• Pengguna laporan keuangan banyak pihak sehingga
penyusun tidak dapat menjelaskan kepada masing-masing
pengguna
6
7. 5 Pilar Standar Akuntansi yang Berlaku di Indonesia
SAK
SAK ETAP
SAK
SYARIAH
SAP
IAI KSAP
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
Standar Akuntansi Syari’ah – SAK Syariah
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik signifikan - SAK-ETAP
Standar Akuntansi Entitas Mikro Kecil Menengah
Standar Akuntansi Pemerintahan - SAP
SAK EMKM
1. IFRS hanya diadopsi untuk Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) sejak tahun 1994.
Hasil Kongres IAI September 1994.
2. SAK ETAP diluncurkan secara resmi pada tanggal 17 July 2009, efektif 1 Januari 2011.
3. SAK EMKM diluncurkan secara resmi pada tanggal 8 Desember 2016, efektif 1 Januari
2018
4. Instansi Pemerintah menggunakan Standar Akuntansi Pemerintahan, PP 24 tahun 2005
PP 71 tahun 2010 berbasis akrual
8. SAK ETAP: Why?
• PSAK – IFRS based sulit diterapkan bagi perusahaan menengah
kecil mengingat penentuan fair value memerlukan biaya yang
tidak murah.
• PSAK – IFRS rumit dalam implementasinya seperti kasus PSAK 50
dan PSAK 55 meskipun sudah disahkan tahun 2006 namun
implementasinya tertunda bahkan 2010 sudah keluar PSAK 50
(revisi)
• PSAK – IFRS menggunakan principle based sehingga
membutuhkan banyak professional judgement.
• PSAK – IFRS perlu dokumentasi dan IT yang kuat
• SAK ETAP sebagai solusi utk SME (Small Mikro Entity)
8
PPL - IAPI
9. SAK EMKM: Why?
• SAK ETAP dinilai masih terlalu berat untuk Usaha Mikro dan Kecil (Kebutuhan
ketersediaan Standar Akuntansi yang lebih sederhana karena keterbatasan SDM)
• Usaha Mikro dan Kecil dapat Bankable sehingga mendapatkan akses pendanaan
dari lembaga keuangan
• Amanah UU: Pasal 29 ayat 1 Undang-Undang No 1 Tahun 2013 tentang Lembaga
Keuangan Mikro mensyaratkan agar lembaga keuangan mikro melakukan dan
memelihara pencatatan dan/atau pembukuan keuangan yang sesuai dengan SAK
yang berlaku
10. SAK EMKM: Why?
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah (SAK
EMKM) disusun untuk memenuhi kebutuhan pelaporan keuangan entitas
mikro, kecil, dan menengah. Undang-Undang yang relevan sebagai acuan
pengaturan tentang definisi, kriteria, dan rentang kuantitatif usaha mikro,
kecil, dan menengah diantaranya adalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2008 (UU 20/2008)
12. UU Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro
Kecil dan Menengah.
Kriteria UMKM
SAK EMKM 12
CIRI-CIRI
UMKM
Manajemen berdiri sendiri
Modal disediakan sendiri
Daerah pemasaran lokal
Aset perusahaan kecil
Jumlah karyawan terbatas
ASAS
UMKM
Kebersamaan
Ekonomi yang Demokratis
Kelangsungan Usaha
Kemandirian dan Keseimbangan
Kesatuan Ekonomi Nasional
13. UU UMKM
Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan / atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam UU ini.
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha
Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan
atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan
bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
UU Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah.
14. UU Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro
Kecil dan Menengah.
Kriteria EMKM
SAK EMKM 14
BAB 1
• Kekayaan Bersih max 50juta
• Penjualan max 300juta
Mikro
• Kekayaan Bersih 50 – 500juta
• Penjualan 300jt – 2,5milyar
Kecil
• Kekayaan Bersih 500juta – 10milyar
• Penjualan 2,5milyar – 50milyar
Menengah
Kekayaan Bersih tidak termasuk tanah dan bangunan
15. UU UMKM
Usaha kecil merupakan usaha yang memiliki
jumlah tenaga kerja 5 orang samapai dengan 19
orang
Usaha menengah merupakan usaha yang
memiliki jumlah tenaga kerja 20 orang sampai
dengan 99 orang.
Menurut BPS
16. ISI PENGATURAN
.
• Bab 1 Ruang Lingkup
• Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasive
• Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan
• Bab 4 Laporan Posisi Keuangan
• Bab 5 Laporan Laba Rugi
• Bab 6 Catatan atas Laporan Keuangan
• Bab 7 Kebijakan Akuntansi, Estimasi dan Kesalahan
• Bab 8 Aset dan Liabilitas Keuangan
• Bab 9 Persediaan
• Bab 10 Investasi pada Ventura Bersama
• Bab 11 Aset Tetap
• Bab 12 Aset Takberwujud
• Bab 13 Liabilitas dan Ekuitas
• Bab 14 Pendapatan dan Beban
• Bab 15 Pajak Penghasilan
• Bab 16 Transaksi dalam Mata Uang Asing
• Bab 17 Ketentuan Transisi
• Bab 18 Tanggal Efektif
19. Memenuhi definisi ETAP
Entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik yang
signifikan; dan
Menerbitkan laporan
keuangan untuk tujuan umum
bagi pengguna eksternal
Memenuhi kriteria UMKM
sesuai UU No 20/2008 tentang
UMKM
Bukan anak perusahaan/cabang
perusahaan yang
dimiliki/dikuasai/menjadi bagian,
secara langsung atau tidak langsung
(Pasal 1)
Rentang kuantitatif tertentu:
kekayaan bersih (tidak termasuk
tanah dan bangunan) atau hasil
penjualan tahunan (Pasal 6)
Tidak memiliki/menguasai UMKM
mitra usahanya (Pasal 35)
19
Ruang Lingkup (Lanjutan)
22. Dasar Pengukuran
Unsur-Unsur Laporan Keuangan
22
Aset
Kas/setara kas yang dibayarkan
untuk memperoleh aset pada saat
perolehan
Liabilitas
Kas/setara kas yang diterima atau kas
yang diperkirakan akan dibayarkan
untuk menyelesaikan liabilitas
24. Asumsi Dasar
Dasar Akrual
Aset, liabilitas,
ekuitas,
penghasilan, dan
beban diakui jika
definisi dan
kriteria
pengakuan
terpenuhi
Kelangsungan Usaha
• Kemampuan
untuk melanjutkan
usaha di masa
depan
• Kecuali jika entitas
akan dilikuidasi,
berhenti beroperasi,
tanpa alternatif
lainnya
Konsep Entitas Bisnis
Pemisahan antara:
• entitas bisnis
dengan: pemilik dan
entitas lainnya
• transaksi antara
entitas bisnis dan
pemilik bisnis atau
entitas lain
24
27. Laporan Posisi
Keuangan
• Mencakup akun-
akun kas setara kas,
piutang dll
• Tidak ada
ketentuan tentang
format atau urutan
penyajian akun.
• Dapat menyajikan
aset lancar dan aset
tidak lancar, serta
liabilitas jangka
pendek dan
liabilitas jangka
panjang.
Laporan Laba
Rugi
• Mencakup akun-
akun: pendapatan,
beban keuangan,
beban pajak.
Catatan atas Lap
Keuangan
• Memuat: (1)
pernyataan bahwa
laporan keuangan
telah disusun sesuai
dengan SAK
EMKM, (2)
ikhtisar kebijakan
akuntansi, dan (3)
informasi tambahan
dan rincian akun
tertentu yang
menjelaskan
transaksi penting
dan material.
Komponen
Laporan Keuangan
27
Editor's Notes
Alasan utama disusunnya SAK EMKM ini adalah amanah UU No 1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro yang dalam Pasal 29 ayat 1 menyebutkan bawa LKM melakukan dan memelihara pencatatan dan/atau pembukuan keuangan yang sesuai dengan SAK yang berlaku. Sebagai dampak dari konvergensi ke IFRS maka sejak tahun 2009 tidak ada lagi pengaturan akuntansi untuk industri tertentu.
Selain itu tujuan penyusunan SAK EMKM ini adalah agar dapat memfasilitasi UMKM dalam melakukan transisi dari pelaporan keuangan yang berdasar kas ke pelaporan keuangan yang berdasar akrual.
1. On the topic, “Challenges Facing Financial Accounting,” what did the AICPA Special Committee on Financial Reporting suggest should be included in future financial statements?
Non-financial Measurements (customer satisfaction indexes, backlog information, and reject rates on goods purchases).
Forward-looking Information
Soft Assets (a company’s know-how, market dominance, marketing setup, well-trained employees, and brand image).
Timeliness (no real time financial information)
SAK EMKM digunakan oleh entitas mikro, kecil, dan menengah (EMKM).
EMKM adalah entitas yang memenuhi definisi, kriteria, dan karakteristik baik dari ETAP (sebagaimana dalam SAK ETAP) maupun UMKM (sebagaimana dalam UU No 20 Tahun 2008 tentang UMKM). Persyaratan mengenai definisi, kriteria, dan karakteristik UMKM sesuai dengan UU No 20 Tahun 2008 dapat dilihat pada DK05 poin (b) hingga (d) dan DK07.
Pemenuhan (No 2 di atas) harus berlaku setidak-tidaknya 2 tahun berturut-turut.
1. Pasal 1 dan Pasal 35 UU UMKM berarti EMKM tidak memiliki entitas anak dan entitas asosiasi.2. Pasal 6 UU UMKM tentang rentang kuantitatif UMKM yang dilihat dari faktor kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan (ada dalam DK05 (c)).
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik yang signifikan dan bergerak disektor jasa keuangan dapat menggunakan SAK EMKM ini dalam menyusun laporan keuangannya apabila diizinkan oleh otoritas di bidang jasa keuangan tersebut.
Cukup jelas.
Silahkan mengacu pada Paragraf 2.16.
Kelalaian untuk mencantumkan ataupun kesalahan dalam mencatat akun-akun laporan keuangan adalah material apabila baik secara sendiri maupun bersama:
Dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna laporan keuangan;
Bergantung pada ukuran dan sifat dari kelalaian ataupun kesalahan tersebut;
Bergantung pada ukuran dan/atau sifat dari pos laporan keuangan.
Silahkan mengacu pada Paragraf 2.17.
Cukup jelas.
Akrual: Paragraf 2.19
Kelangsungan Usaha: Paragraf 2.20
Konsep Entitas Bisnis: Paragraf 2.21
1.Entitas wajib membuat pernyataan secara eksplisit dan tanpa terkecuali tentang kepatuhan terhadap SAK EMKM dalam CALK (Par 3.4).
2.Entitas menyajikan secara lengkap LK pada akhir setiap periode pelaporan, termasuk informasi komparatifnya (Par 3.9 dan 3.10).
3.Entitas mengidentifikasi dengan jelas dan diulangi bilamana perlu, terkait: nama entitas yang menyusun dan menyajikan laporan keuangan, tanggal akhir periode pelaporan dan periode laporan keuangannya, Rupiah sebagai mata uang penyajian, dan pembulatan angka yang digunakan (Par 3.11).