2. BAUKSIT
Bauksit merupakan bahan yang heterogen, yang
mempunyai mineral dengan susunan terutama dari
oksida aluminium, yaitu berupa mineral buhmit
(Al2O3.H2O) dan mineral gibsit (Al2O3 .3H2O).
Secara umum bauksit mengandung Al2O3 sebanyak
45-65%, SiO2 1-12%, Fe2O3 2-25%, TiO2 >3%, dan
H2O 14-36%. Bauksit merupakan kelompok mineral
aluminium hidroksida yang dalam keadaan murni
berwarna putih atau kekuningan.
3. Sifat Fisika dan Kimia Bauksit
• Adapun mineral yang merupakan sumber aluminium hanyalah bauksit
(Al2O3.nH2O).Di Indonesia bijih aluminium (bauksit) terdapat di pulau bintan Riau
dan Kalimantan Barat. Bauksit (Al2O3.2H2O) bersistem octahedral terdiri dari 35 –
65 % Al2O3 , 2 – 10 % SiO2, 2 - 20 % Fe2O3, 1 - 3 % TiO2 dan 10 - 30 % air. Sebagai
bijih alumina, bauksit mengandung sedikitnya 35 % Al2O3, 5 % SiO2, 6 % Fe2O3,
dan 3 % TiO2. Sebagai mineral industri % silica kurang penting, tetapi besi dan
titanium oksida tidak lebih dari 3 %. Sebagai abrasive diperlukan silika dan besi
oksida lebih dari 6 %. Merupakan suatu campuran bahan-bahan yang kaya akan
hidrat oksida aluminium, dan bahan-bahan tersebut dapt diambil logam aluminium
secara ekinomis.
4. Sifat Fisika dan Kimia Bauksit
• Bauxite adalah batuan sedimen, sehingga tidak memiliki rumus kimia yang tepat.
Pembentukan bauxites laterit terjadi di seluruh dunia di 145 - 2-juta-tahun yang lalu
yaitu di pesisir Kapur dan Tersier; Endapan bauxites berbentuk sabuk memanjang,
kadang-kadang panjangnya mencapai ratusan kilometer, sejajar dengan garis pantai
Tersier Bawah di India dan Amerika Selatan; distribusi mereka tidak terkait dengan
komposisi mineralogi tertentu dari batuan induknya.Bijih bauksit merupakan
mineral oksida yang sumber utamanya adalah:
1. Al2O3.3H2O, Gibbsit yang sifatnya mudah larut
2. Al2O3.3H2O, Bohmit yang sifarnya susah larut dan Diaspore yang tidak larut.
5. Komposisi Bauksit
• Hal ini terutama terdiri dari mineral alumina yang terhidrasi seperti gibsit
Al(OH)3 atau Al2O3. 3H2O)] dalam deposit (endapan) tropis yang lebih baru,
atau keadaan subtropis, endapan bauksit memiliki mineral utama boehmite γ
-AlO(OH) atau Al2O3.H20] dan beberapa-diaspore α-AlO(OH) atau
Al2O3.H20]. Komposisi kimia rata-rata bauksit, berat, adalah 45 sampai 60%
Al2O3 dan 20 sampai 30% Fe2O3. Berat sisanya terdiri dari silika (kuarsa,
kalsedon dan kaolinit, karbonat (kalsit dan magnesit dolomit, titanium
dioksida dan air).
6. SEBARAN BAUKSIT
• Bauksit banyak terdapat di daerah Riau dan pulau Bintan. Bauksit yang
berasal dari daerah Bintan diolah di Sumatera Utara di proyek Asahan seta di
Kalimantan Timur (Singkawang).
8. Cara Pengolahan Bauksit
Cara-cara Leaching :
1. Cara Asam (H2SO4)
Hanya dilakukan untuk pembuatan Al2(SO4)3 untuk proses pengolahan air minum dan
pabrik kertas. Reaksi dapat dipercepat dengan menaikkan temperatur sampai 180 ˚C
(Autoclaving)
Kalsinasi Cocok untuk lowgrade Al2O3 tetapi high SiO2 yang tidak cocok dikerjakan
dengan cara basa.
Hasil Basic-Al-Sulfat dikalsinansi menjadi Al2O3, kelemahan cara ini adalah Fe2O3 ikut
larut.
9. Cara Pengolahan
Cara Basa (NaOH), Proses Bayers (Th 1888)
Ada 2 macam produk alumina yang bisa dihasilkan yaitu Smelter Grade
Alumina (SGA) dan Chemical Grade Alumina (CGA). 90% pengolahan bijih
bauksit di dunia ini dilakukan untuk menghasilkan Smelter Grade Alumina yang
bisa dilanjutkan untuk menghasilkan Al murni.
10. Cara Pengolahan
a) Reaksi Pelindian:
1. Mineral Bijih:
Al2O3∙3H2O + 2 NaOH = Na2O∙Al2O3 + 4H2O (T =140 C, P= 60 psi)
11. Cara Pengolahan
2. Impurities:
• SiO2 + 2NaOH → Na2O∙SiO2 + H2O
• (Silika yang bereaksi adalah silika reaktif)
2(Na2O∙SiO2) + Na2O∙Al2O3 + 2H2O → Na2O∙Al2O3∙SiO2 (Tidak larut) + 4 NaOH
Dalam proses ini dibatasi jumlah silika reaktifnya karena sangat mengganggu
dengan menghasilkan doubel Na-Al-Silikat yang mempunyai sifat tidak larut. Fe2O3
dan TiO2 tidak bereaksi dengan NaOH dan tetap dalam residu (Red Mud),
sedangkan V2O5, Cr2O3, Ga2O3 larut sebagai by product.
12. Cara Pengolahan
b. Reaksi Presipitasi:
Dilakukan dengan memanfaatkan hidrolisa karena pendinginan T=60-65 C
sampai 38-43 C, t = 100 jam
Na2O3∙3H2O + 4 H2O → Al2O3∙3H2O(s) + 2 NaOH
c. Kalsinasi:
Al2O3∙3H2O → Al2O3(pure) + 3 H2O(g) (T = 1200˚C)
13. Cara Pengolahan
3. Cara Sintering dengan Na2CO3 (Deville-Pechiney)
Sintering dilakukan dalam Rotary Kiln 1000 ˚C selama 2-4 jam, cocok untuk bijih dengan high Fe2O3 dan
SiO2.
Reaksi-reaksi:
Al2O3 + Na2CO3 → NaAlO2 + CO2(g)
Fe2O3 + Na2CO3 → Na2O∙Fe2O3 + CO2(g)
TiO2 + Na2CO3 → Na2O∙TiO2 + CO2(g)
SiO2 + Na2CO3 → Na2O∙SiO2 + CO2(g)
4. Dengan proses elektolisa
Bahan utamanya adalah bauksit yang mengandung aluminium oksida. pada katoda terjadi reaksi reduksi,
ion aluminium (yang terikat dalam aluminium oksida) menerima electron menjadi atom aluminium,
4 Al3+ + 12 e- → 4 Al
Pada anoda terjadi reaksi oksidasi, dimana ion-ion oksida melepaskan elektron menghasilkan gas oksigen.
6 O2- → 3O2 + 12 e-
logam aluminium terdeposit di keping katoda dan keluar melalui saluran yang telah disediakan.
15. Cara Penambangan Bauksit
Metode dan urutan penambangan bijih bauksit secara umum adalah:
1. Pembersihan lokal (land clearing) dari tumbuh-tumbuhan yang terdapat diatas endapan bijih bauksit.
2. Pengupasan lapisan penutup (Strepping of overburden) yang umumnya memeliki ketebalan 0,2 meter.
Untuk pengupasan lapisan penutup digunakan bulldozer.
3. Penggalian (digging) endapan bauksit dengan excavator dan pemuatan bijih dengan dump truck.
4. Pencucian
5. Pengangkutan bijih bauksit bersih
6. Penimbunan dan pengapalan
7. Penanganan Tailing dan Air Limbah
8. Reklamasi dan Revegetasi
16. Manfaat Bauksit
1. Pemanfaatan Untuk Pembuatan Peralatan Sehari-Hari
a. Bahan utama pembuatan wajan
b. Pembuatan lapisan luar panic
c. bahan paling luar pada kaleng makanan
2. Pemanfaatan Untuk Industri
a. Pembuatan badan pesawat terbang
b. Pembuatan atap sebuah pabrik atau rumah.
17. Manfaat Bauksit
3. Pemanfaatan di Berbagai Keperluan Lainnya
a. Pada industry logam, dijadikan bahan baku pembuatan besi
b. di jadikan bahan dasar untuk pebuatan tinta kering dan tinta laser, pada mesin
fotokopi.
c. Di Industry rekaman, bauksit menjadi bahan utama untuk pembuatan pita kaset
d. Bahan dasar pembuatan keramik
e. Kandungan alumina pada bauksit juga di jadikan penyannga katalis pada proses
penambangan lain untuk menghilangkan kotoran pada hasil tambang seperti minyak
bumi, nitrogen, dan sulfur.
18. Reklamasi Bauksit
• Reklamasi lahan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengembalikan
kerusakan lahan menjadi kondisi yang lebih baik atau bisa juga diartikan sebagai
kegiatan mengubah lahan basah menjadi lahan yang bisa digunakan. Disana dapat
ditemukan pohon sawit dan karet yang tumbuh diatas tanah bekas penambangan
bauksit milik PT Harita Prima Abadi Mineral ( Harita Group). Dengan demikian
reklamasi lahan menciptakan suatu keuntungan karena dapat dimanfaatkan lagi oleh
pengguna selanjutnya yaitu masyarakat setempat untuk menunjang perekonomian
dan menjadikan suatu pemberdayaan bagi masyarakat sekitar sehingga masyarakat
yang terkena dampak menjadi masyarakat yang Mandiri.