SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Dewasa ini menunjukan bahwa semakin baik sistem pelayanan kesehatan maka
semakin baik status kesehatan masyarakatnya, serta semakin efisien pelayanannya.
Melihat masih kurangnya pemahaman masyarakat tentang pelayanan kesehatan, membuat
masyarakat ini tidak dapat memahami dan mengikuti sistem rujukan yang ada. Untuk
meningkatkan status kesehatan masyarakat dapat dilakukan melalui kualitas penyediaan
pelayanan yang bermutu.
Selain kemampuan dokter dalam keahlian medis, komunikasi efektif dan rasa empati
juga penting dalam membantu masalah kesehatan pada pasien, semua berinteraksi dengan
sesama dengan cara melakukan komunikasi. Komunikasi yang efektif adalah komunikasi
dimana pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat diterima dengan baik oleh
komunikan sesuai dengan yang diharapkan oleh komunikator.
Disamping komunikasi efektif, sikap empati merupakan suatu sikap yang
diperlukan seorang dokter untuk memahami pasiennya. Komunikasi yang efektif antara
dokter dan pasien menjadi suatu pendukung untuk dapat menyampaikan pesan dari dokter
kepada pasien.
Selama ini komunikasi efektif dianggap obat yang mujarab terhadap pasien oleh
kebanyakan professional medis dalam meningkatkan kesembuhan pasien. Kesalahan
pahaman komunikasi antara dokter dan pasien kemungkinan sebab dari malpraktik di
Indonesia walau belum ada penelitian tentang hal itu. Meningkatkan keterampilan
komunikasi dan memahami faktor-faktor sosial budaya yang memempengaruhi
komunikasi antara dokter dengan pasien merupakan upaya memperbaiki sistem pelayanan
tenaga medis kepada masyarakat.
Komunikasi efektif dan empati bertujuan agar dokter dapat memperlakukan pasien
sebagai manusia seutuhnya baik dalam aspek biologis, psikologis, tingkah laku, dan aspek
sosial. Sehingga dokter bisa melakukan pemeriksaan yang tepat terhadap pasien dan
tercapai kesembuhan pasien yang optimal.
1.2Tujuan
Kegiatan observasi pelayanan kesehatan di Puskesmas Menteng memiliki tujuan, antara
lain:
Mengetahui bagaimana cara dokter memberikan pelayanan kepada pasien.
Mengetahui seberapa besar dokter menerapkan komunikasi efektif dan rasa empati
pada saat memberikan pelayanan kepada pasien.
Mengetahui kualitas pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan komunikasi efektif
dan rasa empati yang dilakukan dokter kepada pasien.
Mengetahui dan memahami pentingnya komunikasi efektif dan sikap empati dalam
praktik antara dokter dengan pasien.
Menerapkan komunikasi efektif dan rasa empati dalam kehidupan sehari-hari.
1.3Manfaat
Kegiatan observasi pelayanan kesehatan di Puskesmas Menteng memiliki manfaat,
antara lain:
Mendapatkan gambaran tentang cara dokter melaksanakan komunikasi efektif dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien.
Dapat memanfaatkan sikap empati dan komunikasi efektif pada pasien secara tepat dan
sesuai.
Sebagai pembelajaran bagi para peneliti mengenai pelayanan kesehatan sehingga
nantinya bisa memilih pelayanan mana yang perlu ditingkatkan dan pelayanan mana
yang perlu dihindari.
Sebagai bahan pembelajaran untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi para
provider kesehatan kepada pasien.
2.1.1.1. Poli Umum
a. Membuat Pasien Merasa Nyaman
KETERAMPILAN
ADA
TIDAK
ADA
Menyambut dengan ramah dan
mengucapkan salam
√
Menyilakan duduk √
Memperkenalkan diri √
Menciptakan hubungan (rapporting) √
Mempersilahkan pasien berbicara secara
bebas
√
Menjelaskan wewenang dan tanggung
jawab
√
Berdasarkan pengamatan, dokter menyambut pasien dengan mengucapkan salam,
tetapi tidak mempersilahkan pasien untuk duduk dan tidak memperkenalkan diri. Dokter
bisa menciptakan hubungan dengan pasien seperti mempersilahkan pasien untuk
berbicara secara bebas. Dan ketika pasien tidak mengerti apa yang dikatakan dokter,
dokter akan menjelaskan sesuai wewenang dan tanggung jawabnya.
Menurut Politness Theory yang diungkapkan Brown dan Lvinson, dokter harus
bersikap ramah dan sopan untuk membuat nyaman pasien. Tapi, menurut pengamatan di
lapangan, dokter tidak menyapa pasien dengan ramah, ditambah dokter tidak
memperkenalkan diri dan menjelaskan wewenangnya. Kemungkinan dokter ingin
menghemat waktu pelayanan, berhubung perawat sudah menjelaskan beberapa hal
penting bagi pasien sebelum berkonsultasi dengan dokter. Dokter masih berkomunikasi
dengan baik kepada pasien. Dokter dapat menciptakan hubungan “I and Thou” yang
adekuat bersama pasiennya.
a. Mengajukan Pertanyaan
KETERAMPILAN ADA
TIDAK
ADA
Banyak menggunakan pertanyaan terbuka √
Menggunakan pertanyaan tertutup yang
sesuai
√
Mengajukan pertanyaan satu-persatu √
Banyak mengajukan pertanyaan yang
mendalam
√
Berdasarkan pengamatan dokter melakukan pertanyaan terbuka dengan
pasien serta pertanyaan tertutup. Keterampilan ini bertujuan untuk melakukan
anamesis secara jeli atau teliti agar dokter dapat memberikan obat yang sesuai
dengan penyakit yang diderita pasien. Tetapi, dokter tidak mengajukan
pertanyaan mendalam karena dokter telah menganalisis data rekam medis milik
pasien.
Tujuan dokter dari sikap-sikap ini adalah untuk menggali informasi tentang
penyakit pasien. Fishbein melalui teori nilai dan harapannya menjelaskan bahwa
perubahan sikap dan nilai seseorang dapat terjadi ketika ada tambahan
informasi-informasi baru. Informasi baru tersebut dapat menyebabkan
mengubah kepercayaan, mengubah valensi kepercayaan dan menambah
kepercayaan baru ke dalam struktur sikap. Dengan begitu, dokter dapat
menempatkan dirinya di posisi yang dapat membantu pasien dengan berempati
kepadanya.
a. Mendengarkan Aktif
KETERAMPILAN ADA
TIDAK
ADA
Melakukan refleksi isi √
Melakukan refleksi perasaan √
Menunjukkan empati √
Merangkum √
Berdasarkan pengamatan, dokter tidak melakukan refleksi isi berupa
mengkonfirmasi ulang keluhan-keluhan dari pasien dan merangkum hasil
pemeriksaan. Tetapi Dokter melalukan empati terhadap pasiennya yang
membutuhkan perhatian.
Menurut Arnold P. Goldstein, yang dimaksud sebagai “relationship-
enchancement methods” (metode peningkatan hubungan) dalam psikoterapi
menjelaskan bahwa makin terbuka pasien mengungkapkan perasaannya, makin
cenderung ia meneliti perasaannya secara mendalam, dan makin cenderung ia
mendengar dengan penuh perhatian dan bertindak atas nasihat yang diberikan
penolongnya yaitu dokter yang juga sebagai seorang konselor.
a. Memberikan Informasi
KETERAMPILAN ADA
TIDAK
ADA
Memberikan informasi yang benar √
Memberikan informasi dengan bahasa yang
sederhana
√
Memberikan informasi yang lengkap √
Memberikan informasi yang jujur √
Berdasarkan pengamatan, kemampuan dokter dalam memberikan informasi
sudah benar. Ia memberikan informasi yang benar, lengkap, dan jujur, serta
disampaikan dengan bahasa yang mudah dimengerti.
Hubungan yang baik terjadi bila komunikator saling mengirimkan attitude
yang jujur, terbuka, spontan, tidak menghakimi dan berdasarkan pada ekualitas
daripada superioritas. Hubungan “I-Thou” yang tercipta antara dokter dan pasien
mampu menghadirkan apa yang dinamakan hubungan memanusiakan manusia.
Dengan begitu, informasi yang diterima pasien seharsusnya berguna bagi
hidupannya.
a. Menanggapi
KETERAMPILAN ADA
TIDAK
ADA
Memberikan pujian ketika pasien
mengemukakan pendapat yang baik
√
Melakukan evaluasi √
Melakukan asumsi √
Memotong pembicaran √
Mencela pasien (secara fisik atau pendapat
pasien)
√
Sabar menunggu pasien berbicara √
Menjawab pertanyaan/pernyataan pasien
dengan tepat
√
Dari pengamatan yang dilakukan di poli umum, hampir 95% dokter tidak
memberikan pujian ketika pasien mengemukakan pendapatnya karena pasien
hanya memberikan beberapa keluhan dan tidak terlalu banyak berbicara. Dokter
tidak pernah melakukan evaluasi dan asumsi karena dokter sudah bisa
menganalisa penyakit yang diderita pasien dan kebanyakan dokter telah
menganalisis ulang rekam medis pasiennya. Hanya beberapa penyakit yang
diduga-duga oleh dokter, tapi ditangani lebih lanjut dengan pemeriksaan
laboratorium. Dokter bisa menghargai pasien dengan tidak memotong
pembicaraan dan tidak mencela pasien. Dokter dapat menjawab pertanyaan yang
diajukan pasien dengan cepat dan tepat, serta dokter sabar menunggu pasien
berbicara menyampaikan keluhan yang dirasakan.
Parsons dalam mengatakan bahwa seorang dokter diharapkan bersikap
idealis, artinya mengupayakan mencapai kondisi sebaik mungkin bagi si pasien.
Oleh karena itu, jawaban yang diberikan dokter akan sangat berpengaruh pada
kesehatan pasien. Begitu pula dengan memberikan asumsi dan evaluasi kepada
pasien harus dihindari dokter karena asumsi dan evaluasi adalah suatu
ketidakpastian yang belum didukung bukti-bukti kuat. Jadi, perilaku menanggapi
pasien berupa menghindari memberikan asumsi dan evaluasi, menjawab
pertanyaan pasien dengan tepat, dan menggali informasi yang benar dari pasien
adalah bentuk-bentuk sikap idealis seorang dokter.
a. Mendorong Partisipasi Pasien
KETERAMPILAN ADA
TIDAK
ADA
Menurut minat dan perhatian yang penuh
(kontak mata, wajah ramah, suara lembut)
√
Kadang diam untuk memberikan kesempatan
kepada pasien untuk berkonsentrasi agar
dapat mengutarakan pendapatnya
√
Sabar menanti jawaban, tidak memotong
ucapan pasien
√
Mengucapkan kata-kata: lalu…..atau hm..hm…
apalagi..
√
Kadang-kadang menganggukkan kepala untuk
menunjukkan pengertian
√
Berdasarkan pengamatan, dokter telah mendorong partisipasi pasien dengan
memberikan perhatian penuh, berupa kontak mata, menunjukan wajah ramah
serta mengeluarkan suara lembut. Dokter juga kadang diam untuk memberikan
kesempatan kepada pasien untuk berkonsentrasi agar dapat mengutarakan
pendapatnya, dokter sabar menanti jawaban dari pasien dan tidak memotong
ucapan pasien saat berbicara. Kadang-kadang dokter menganggukan kepala
untuk menunjukan bahwa dokter mengerti apa maksud dari pasien.
Perilaku dokter yang diamati telah sesuai dengan Politness Theory, yaitu
dokter menghargai dan memperlakukan pasien dengan setara sebagai sesama
manusia. Perasaan dihargai yang diciptakan oleh dokter juga merupakan faktor
pendukung kesembuhan pasien disamping obat-obatan.
a. Non-Verbal Behaviour
KETERAMPILAN ADA
TIDAK
ADA
Wajah : ramah, senyum √
Suara : ramah, vocal jelas kecepatan cukup,
intonasi baik
√
Posisi tubuh yang baik √
Kontak mata √
Berdasarkan hasil pengamatan, dokter telah bersikap baik dengan
menunjukan wajah ramah dengan memberikan senyum, berbicara dengan suara
ramah, vokal yang jelas dengan intonasi yang baik, serta menunjukan posisi
tubuh yang baik dan menunjukan perhatiannya dengan kontak mata antara
dokter dan pasien.
Dokter yang ramah dan sopan dalam memperlakukan pasien akan
memberikan rasa nyaman ketika proses komunikasi berlangsung. Brown dan
Lvinson menyatakan bahwa Politeness Theory akan mempunyai persepsi positif
dari orang lain yang memperlakukan kita dengan sopan dan penuh
penghormatan. Dokter di Puskesmas Bukit Hindu Palangka Raya telah
menerapkan konsep politness ini dengan baik.
b. Daftar Tilik Perilaku Pasien
Perilaku Ada Tidak Ada
Wajah Pasien
 Sedih √
 Takut, khawatir √
 Kecewa √
 Bingung √
 Menunduk (tak ada kontak mata) √
 Marah √
 Kontak Mata √
 Senang √
 Puas √
Gerak-gerik Pasien
Gelisah √
Melihat jam berkali-kali √
Tangan membuat gerakan tertentu √
Suara Pasien
Terbata-bata √
Lancar Berbicara √
Hampir tak terdengar √
Terdengar jelas √
Berdasarkan pengamatan wajah pasien tidak merasa sedih maupun kecewa,
Ada sedikit pasien yang takut dan khawatir karena kedaannya yang kurang sehat dan
harus bertemu dengan dokter. Ada sedikit pasien yang masih bingung karena tidak
tahu apa yang harus dia lakukan dan pada saat dokter menjelaskan beberapa informasi,
pasien merasa tidak mengerti dengan informasi tersebut. Sebaliknya, banyak pasien
yang merasa puas dengan pelayanan yang diberikan dokter. Beberapa pasien sering
menunduk (tak ada kontak mata) karena saat di ruangan pasien merasa tidak nyaman.
Sebaliknya, lebih banyak pasien yang melakukan kontak mata karena mereka merasa
nyaman saat dokter menjelaskan. Tidak ada pasien yang kecewa dan marah karena
mereka merasa sudah mendapatkan pelayanan yang layak dalam pemeriksaan dan
haknya sebagai pasien sudah terpenuhi.
BAB II
Deskripsi Puskesmas
Kami melakukan Observasi tentang perilaku dokter di Puskesmas Menteng yang
terletak di jalan Temanggung Tilung. Di Puskesmas tersebut terdapat lima ruang Poli yaitu
Poli Umum, Poli Klinik, Poli Imunisasi, Poli KIA/KB dan Poli Gigi. Selain itu ada ruangan
Apotek , UGD , serta Laboraturium.
Berikut adalah beberapa pelayan Kesehatan yang ada di Puskesmas Menteng
- Loket Puskesmas yang bertugas yaitu Bety, Parinem, Eny dan Mayeri
- Poli Umum yang bertugas yaitu dr. Johannes. S , dr. Nur Cholidah serta dua
perawat yang membantu para dokter yaitu Ibu Siti Surianingsih S.kep , dan Dewi,
A. Md.Kep.
- Poli Gizi ada staf yang bertugas yaitu Lili Lemn, Kuriani, A.Md.Gz dan Yansipilia.
AMG. Poli KIA / KB yang bertugas yaitu ada Gresiana Wilianti, A.md.Keb, dan Sri
Dewi S, A.Md. Keb.
- Poli Gigi yang bertugas yaitu drg. Vatika L, drg. Rosy Valensia, Therosia Eudang.
S.W, Wahyuningsi, AmKg , Tiara A.M.Kg , Neorhafizi, AM.kg, dan Sariyati, A.M.kg.
- Poli Imunisasi yang bertugas ada ibu Nana Susianty, A.Md.Keb, Armelie, dan
Welni. Dan di Poli Anak ada dr. dewi Rama, dr. salasiah, Manyang K.S. Tundan,
Wetty. D , Fernina Santi. S.Kep dan Hetty Karuniawati, Amd.Kep.
- Apotek yang bertugas yaitu Ibu Marliana , Nettie dan Roslyn Djumala, A.Md.
Farm.
- UGD yang bertugas ada Boby, A.S.Kep, Rence Y Tulus dan Harisha, S.Kep.

More Related Content

What's hot

Doctor patient communication
Doctor patient communicationDoctor patient communication
Doctor patient communicationAnke Saputro
 
Komunikasi terapetik
Komunikasi terapetikKomunikasi terapetik
Komunikasi terapetikyopie21
 
Kb 1 komunikasi kebidanan modul 2
Kb 1 komunikasi kebidanan modul 2Kb 1 komunikasi kebidanan modul 2
Kb 1 komunikasi kebidanan modul 2Uwes Chaeruman
 
Komunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwaKomunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwa-Yusie Aprilia-
 
Komunikasi efektif drg pasien
Komunikasi efektif drg pasienKomunikasi efektif drg pasien
Komunikasi efektif drg pasienasih gahayu
 
Komunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutikKomunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutikCahya
 
Hubungan terapeutik perawat klien
Hubungan terapeutik perawat klien Hubungan terapeutik perawat klien
Hubungan terapeutik perawat klien Amalia Senja
 
Komunikasi pasien terminal
Komunikasi pasien terminalKomunikasi pasien terminal
Komunikasi pasien terminalCahya
 
Komunikasi terapeutik kebidanan
Komunikasi terapeutik kebidananKomunikasi terapeutik kebidanan
Komunikasi terapeutik kebidanandesphita
 
Komunikasi Terapeutik
Komunikasi TerapeutikKomunikasi Terapeutik
Komunikasi Terapeutikwahyuni majid
 
Tahapan komunikasi taraputik
Tahapan komunikasi taraputikTahapan komunikasi taraputik
Tahapan komunikasi taraputikwidya1972
 
Ppt komunikasi terapeutik
Ppt komunikasi terapeutikPpt komunikasi terapeutik
Ppt komunikasi terapeutikYuli Thamrin
 
Kb 2 komunikasi kebidanan modul 3
Kb 2 komunikasi kebidanan modul 3Kb 2 komunikasi kebidanan modul 3
Kb 2 komunikasi kebidanan modul 3Uwes Chaeruman
 
Komunikasi dalam proses keperawatan
Komunikasi dalam proses keperawatanKomunikasi dalam proses keperawatan
Komunikasi dalam proses keperawatanAmalia Senja
 
konsep komunikasi efektif dan terapeutik
konsep komunikasi efektif dan terapeutikkonsep komunikasi efektif dan terapeutik
konsep komunikasi efektif dan terapeutikDestu Ayu Hapsari
 

What's hot (20)

Doctor patient communication
Doctor patient communicationDoctor patient communication
Doctor patient communication
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Komunikasi terapetik
Komunikasi terapetikKomunikasi terapetik
Komunikasi terapetik
 
Komunikasi terapeutik2
Komunikasi terapeutik2Komunikasi terapeutik2
Komunikasi terapeutik2
 
Kb 1 komunikasi kebidanan modul 2
Kb 1 komunikasi kebidanan modul 2Kb 1 komunikasi kebidanan modul 2
Kb 1 komunikasi kebidanan modul 2
 
Komunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwaKomunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwa
 
Komunikasi efektif drg pasien
Komunikasi efektif drg pasienKomunikasi efektif drg pasien
Komunikasi efektif drg pasien
 
Komunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutikKomunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutik
 
Hubungan terapeutik p k
Hubungan terapeutik p kHubungan terapeutik p k
Hubungan terapeutik p k
 
Hubungan terapeutik perawat klien
Hubungan terapeutik perawat klien Hubungan terapeutik perawat klien
Hubungan terapeutik perawat klien
 
Komunikasi pasien terminal
Komunikasi pasien terminalKomunikasi pasien terminal
Komunikasi pasien terminal
 
Komunikasi terapeutik kebidanan
Komunikasi terapeutik kebidananKomunikasi terapeutik kebidanan
Komunikasi terapeutik kebidanan
 
Komunikasi Terapeutik
Komunikasi TerapeutikKomunikasi Terapeutik
Komunikasi Terapeutik
 
Tahapan komunikasi taraputik
Tahapan komunikasi taraputikTahapan komunikasi taraputik
Tahapan komunikasi taraputik
 
Materi buku panduan komunikasi terapeutik
Materi buku panduan komunikasi terapeutikMateri buku panduan komunikasi terapeutik
Materi buku panduan komunikasi terapeutik
 
Ppt komunikasi terapeutik
Ppt komunikasi terapeutikPpt komunikasi terapeutik
Ppt komunikasi terapeutik
 
Tehnik komunikasi terapeutik
Tehnik komunikasi terapeutikTehnik komunikasi terapeutik
Tehnik komunikasi terapeutik
 
Kb 2 komunikasi kebidanan modul 3
Kb 2 komunikasi kebidanan modul 3Kb 2 komunikasi kebidanan modul 3
Kb 2 komunikasi kebidanan modul 3
 
Komunikasi dalam proses keperawatan
Komunikasi dalam proses keperawatanKomunikasi dalam proses keperawatan
Komunikasi dalam proses keperawatan
 
konsep komunikasi efektif dan terapeutik
konsep komunikasi efektif dan terapeutikkonsep komunikasi efektif dan terapeutik
konsep komunikasi efektif dan terapeutik
 

Similar to Bab i kelompok

komunikasi terapeutik.pptx
komunikasi terapeutik.pptxkomunikasi terapeutik.pptx
komunikasi terapeutik.pptxdestriRani
 
Teknik komunikasi
Teknik komunikasiTeknik komunikasi
Teknik komunikasiadityajtkln
 
Strategi Menanggapi Emosi Pasien.pdf
Strategi Menanggapi Emosi Pasien.pdfStrategi Menanggapi Emosi Pasien.pdf
Strategi Menanggapi Emosi Pasien.pdfpapahku123
 
KOMUNIKASI INTERPROFESI
KOMUNIKASI  INTERPROFESIKOMUNIKASI  INTERPROFESI
KOMUNIKASI INTERPROFESISofiaNofianti
 
WAWANCARA YANG BERPUSAT PADA PASIEN.pdf
WAWANCARA YANG BERPUSAT PADA PASIEN.pdfWAWANCARA YANG BERPUSAT PADA PASIEN.pdf
WAWANCARA YANG BERPUSAT PADA PASIEN.pdfpapahku123
 
Komunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasiKomunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasiNur Fadillah
 
kompetensi dokter indonesia (modul etika, profesional dan humaniora)
kompetensi dokter indonesia (modul etika, profesional dan humaniora)kompetensi dokter indonesia (modul etika, profesional dan humaniora)
kompetensi dokter indonesia (modul etika, profesional dan humaniora)fikri asyura
 
komunikasidalampraktekfarmasi-121107014428-phpapp01.pptx
komunikasidalampraktekfarmasi-121107014428-phpapp01.pptxkomunikasidalampraktekfarmasi-121107014428-phpapp01.pptx
komunikasidalampraktekfarmasi-121107014428-phpapp01.pptxanditia3
 
13. patient provider communication
13. patient   provider communication13. patient   provider communication
13. patient provider communicationAgus Candra
 
1. KOMUNIKASI TERAPEUTIK.pptx
1. KOMUNIKASI TERAPEUTIK.pptx1. KOMUNIKASI TERAPEUTIK.pptx
1. KOMUNIKASI TERAPEUTIK.pptxraihanhidayat10
 
Komunikasi Terapeutik
Komunikasi TerapeutikKomunikasi Terapeutik
Komunikasi Terapeutikpjj_kemenkes
 
Cover undip
Cover undipCover undip
Cover undipmimitheo
 
Memelihara Cinta dan Penghargaan.pdf
Memelihara Cinta dan Penghargaan.pdfMemelihara Cinta dan Penghargaan.pdf
Memelihara Cinta dan Penghargaan.pdfpapahku123
 
Empati 3 (modul empati dan motivasi)
Empati 3 (modul empati dan motivasi)Empati 3 (modul empati dan motivasi)
Empati 3 (modul empati dan motivasi)fikri asyura
 
Alo auto anamnesa
Alo auto anamnesaAlo auto anamnesa
Alo auto anamnesawoolan
 
Tips untuk memfasilitasi komunikasi dalam keluarga
Tips untuk memfasilitasi komunikasi dalam keluargaTips untuk memfasilitasi komunikasi dalam keluarga
Tips untuk memfasilitasi komunikasi dalam keluargaSulai Sulaiman
 
PPT Aditia Sulistio Sempro.pptx
PPT Aditia Sulistio Sempro.pptxPPT Aditia Sulistio Sempro.pptx
PPT Aditia Sulistio Sempro.pptxAditiaSulistio
 
Karakteristik bidan bermutu dan professional
Karakteristik bidan bermutu dan professionalKarakteristik bidan bermutu dan professional
Karakteristik bidan bermutu dan professionalRhio Si CrackerBoy
 
KONSELING (1).pptx
KONSELING (1).pptxKONSELING (1).pptx
KONSELING (1).pptxArjunKahut
 

Similar to Bab i kelompok (20)

komunikasi terapeutik.pptx
komunikasi terapeutik.pptxkomunikasi terapeutik.pptx
komunikasi terapeutik.pptx
 
Teknik komunikasi
Teknik komunikasiTeknik komunikasi
Teknik komunikasi
 
Strategi Menanggapi Emosi Pasien.pdf
Strategi Menanggapi Emosi Pasien.pdfStrategi Menanggapi Emosi Pasien.pdf
Strategi Menanggapi Emosi Pasien.pdf
 
KOMUNIKASI INTERPROFESI
KOMUNIKASI  INTERPROFESIKOMUNIKASI  INTERPROFESI
KOMUNIKASI INTERPROFESI
 
WAWANCARA YANG BERPUSAT PADA PASIEN.pdf
WAWANCARA YANG BERPUSAT PADA PASIEN.pdfWAWANCARA YANG BERPUSAT PADA PASIEN.pdf
WAWANCARA YANG BERPUSAT PADA PASIEN.pdf
 
Komunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasiKomunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasi
 
kompetensi dokter indonesia (modul etika, profesional dan humaniora)
kompetensi dokter indonesia (modul etika, profesional dan humaniora)kompetensi dokter indonesia (modul etika, profesional dan humaniora)
kompetensi dokter indonesia (modul etika, profesional dan humaniora)
 
komunikasidalampraktekfarmasi-121107014428-phpapp01.pptx
komunikasidalampraktekfarmasi-121107014428-phpapp01.pptxkomunikasidalampraktekfarmasi-121107014428-phpapp01.pptx
komunikasidalampraktekfarmasi-121107014428-phpapp01.pptx
 
13. patient provider communication
13. patient   provider communication13. patient   provider communication
13. patient provider communication
 
1. KOMUNIKASI TERAPEUTIK.pptx
1. KOMUNIKASI TERAPEUTIK.pptx1. KOMUNIKASI TERAPEUTIK.pptx
1. KOMUNIKASI TERAPEUTIK.pptx
 
Komunikasi Terapeutik
Komunikasi TerapeutikKomunikasi Terapeutik
Komunikasi Terapeutik
 
Meningkatkan Komunikasi Efektif
Meningkatkan Komunikasi EfektifMeningkatkan Komunikasi Efektif
Meningkatkan Komunikasi Efektif
 
Cover undip
Cover undipCover undip
Cover undip
 
Memelihara Cinta dan Penghargaan.pdf
Memelihara Cinta dan Penghargaan.pdfMemelihara Cinta dan Penghargaan.pdf
Memelihara Cinta dan Penghargaan.pdf
 
Empati 3 (modul empati dan motivasi)
Empati 3 (modul empati dan motivasi)Empati 3 (modul empati dan motivasi)
Empati 3 (modul empati dan motivasi)
 
Alo auto anamnesa
Alo auto anamnesaAlo auto anamnesa
Alo auto anamnesa
 
Tips untuk memfasilitasi komunikasi dalam keluarga
Tips untuk memfasilitasi komunikasi dalam keluargaTips untuk memfasilitasi komunikasi dalam keluarga
Tips untuk memfasilitasi komunikasi dalam keluarga
 
PPT Aditia Sulistio Sempro.pptx
PPT Aditia Sulistio Sempro.pptxPPT Aditia Sulistio Sempro.pptx
PPT Aditia Sulistio Sempro.pptx
 
Karakteristik bidan bermutu dan professional
Karakteristik bidan bermutu dan professionalKarakteristik bidan bermutu dan professional
Karakteristik bidan bermutu dan professional
 
KONSELING (1).pptx
KONSELING (1).pptxKONSELING (1).pptx
KONSELING (1).pptx
 

Bab i kelompok

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Dewasa ini menunjukan bahwa semakin baik sistem pelayanan kesehatan maka semakin baik status kesehatan masyarakatnya, serta semakin efisien pelayanannya. Melihat masih kurangnya pemahaman masyarakat tentang pelayanan kesehatan, membuat masyarakat ini tidak dapat memahami dan mengikuti sistem rujukan yang ada. Untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat dapat dilakukan melalui kualitas penyediaan pelayanan yang bermutu. Selain kemampuan dokter dalam keahlian medis, komunikasi efektif dan rasa empati juga penting dalam membantu masalah kesehatan pada pasien, semua berinteraksi dengan sesama dengan cara melakukan komunikasi. Komunikasi yang efektif adalah komunikasi dimana pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat diterima dengan baik oleh komunikan sesuai dengan yang diharapkan oleh komunikator. Disamping komunikasi efektif, sikap empati merupakan suatu sikap yang diperlukan seorang dokter untuk memahami pasiennya. Komunikasi yang efektif antara dokter dan pasien menjadi suatu pendukung untuk dapat menyampaikan pesan dari dokter kepada pasien. Selama ini komunikasi efektif dianggap obat yang mujarab terhadap pasien oleh kebanyakan professional medis dalam meningkatkan kesembuhan pasien. Kesalahan pahaman komunikasi antara dokter dan pasien kemungkinan sebab dari malpraktik di Indonesia walau belum ada penelitian tentang hal itu. Meningkatkan keterampilan komunikasi dan memahami faktor-faktor sosial budaya yang memempengaruhi komunikasi antara dokter dengan pasien merupakan upaya memperbaiki sistem pelayanan tenaga medis kepada masyarakat. Komunikasi efektif dan empati bertujuan agar dokter dapat memperlakukan pasien sebagai manusia seutuhnya baik dalam aspek biologis, psikologis, tingkah laku, dan aspek sosial. Sehingga dokter bisa melakukan pemeriksaan yang tepat terhadap pasien dan tercapai kesembuhan pasien yang optimal.
  • 2. 1.2Tujuan Kegiatan observasi pelayanan kesehatan di Puskesmas Menteng memiliki tujuan, antara lain: Mengetahui bagaimana cara dokter memberikan pelayanan kepada pasien. Mengetahui seberapa besar dokter menerapkan komunikasi efektif dan rasa empati pada saat memberikan pelayanan kepada pasien. Mengetahui kualitas pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan komunikasi efektif dan rasa empati yang dilakukan dokter kepada pasien. Mengetahui dan memahami pentingnya komunikasi efektif dan sikap empati dalam praktik antara dokter dengan pasien. Menerapkan komunikasi efektif dan rasa empati dalam kehidupan sehari-hari. 1.3Manfaat Kegiatan observasi pelayanan kesehatan di Puskesmas Menteng memiliki manfaat, antara lain: Mendapatkan gambaran tentang cara dokter melaksanakan komunikasi efektif dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Dapat memanfaatkan sikap empati dan komunikasi efektif pada pasien secara tepat dan sesuai. Sebagai pembelajaran bagi para peneliti mengenai pelayanan kesehatan sehingga nantinya bisa memilih pelayanan mana yang perlu ditingkatkan dan pelayanan mana yang perlu dihindari. Sebagai bahan pembelajaran untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi para provider kesehatan kepada pasien.
  • 3. 2.1.1.1. Poli Umum a. Membuat Pasien Merasa Nyaman KETERAMPILAN ADA TIDAK ADA Menyambut dengan ramah dan mengucapkan salam √ Menyilakan duduk √ Memperkenalkan diri √ Menciptakan hubungan (rapporting) √ Mempersilahkan pasien berbicara secara bebas √ Menjelaskan wewenang dan tanggung jawab √ Berdasarkan pengamatan, dokter menyambut pasien dengan mengucapkan salam, tetapi tidak mempersilahkan pasien untuk duduk dan tidak memperkenalkan diri. Dokter bisa menciptakan hubungan dengan pasien seperti mempersilahkan pasien untuk berbicara secara bebas. Dan ketika pasien tidak mengerti apa yang dikatakan dokter, dokter akan menjelaskan sesuai wewenang dan tanggung jawabnya. Menurut Politness Theory yang diungkapkan Brown dan Lvinson, dokter harus bersikap ramah dan sopan untuk membuat nyaman pasien. Tapi, menurut pengamatan di lapangan, dokter tidak menyapa pasien dengan ramah, ditambah dokter tidak memperkenalkan diri dan menjelaskan wewenangnya. Kemungkinan dokter ingin menghemat waktu pelayanan, berhubung perawat sudah menjelaskan beberapa hal penting bagi pasien sebelum berkonsultasi dengan dokter. Dokter masih berkomunikasi dengan baik kepada pasien. Dokter dapat menciptakan hubungan “I and Thou” yang adekuat bersama pasiennya.
  • 4. a. Mengajukan Pertanyaan KETERAMPILAN ADA TIDAK ADA Banyak menggunakan pertanyaan terbuka √ Menggunakan pertanyaan tertutup yang sesuai √ Mengajukan pertanyaan satu-persatu √ Banyak mengajukan pertanyaan yang mendalam √ Berdasarkan pengamatan dokter melakukan pertanyaan terbuka dengan pasien serta pertanyaan tertutup. Keterampilan ini bertujuan untuk melakukan anamesis secara jeli atau teliti agar dokter dapat memberikan obat yang sesuai dengan penyakit yang diderita pasien. Tetapi, dokter tidak mengajukan pertanyaan mendalam karena dokter telah menganalisis data rekam medis milik pasien. Tujuan dokter dari sikap-sikap ini adalah untuk menggali informasi tentang penyakit pasien. Fishbein melalui teori nilai dan harapannya menjelaskan bahwa perubahan sikap dan nilai seseorang dapat terjadi ketika ada tambahan informasi-informasi baru. Informasi baru tersebut dapat menyebabkan mengubah kepercayaan, mengubah valensi kepercayaan dan menambah kepercayaan baru ke dalam struktur sikap. Dengan begitu, dokter dapat menempatkan dirinya di posisi yang dapat membantu pasien dengan berempati kepadanya.
  • 5. a. Mendengarkan Aktif KETERAMPILAN ADA TIDAK ADA Melakukan refleksi isi √ Melakukan refleksi perasaan √ Menunjukkan empati √ Merangkum √ Berdasarkan pengamatan, dokter tidak melakukan refleksi isi berupa mengkonfirmasi ulang keluhan-keluhan dari pasien dan merangkum hasil pemeriksaan. Tetapi Dokter melalukan empati terhadap pasiennya yang membutuhkan perhatian. Menurut Arnold P. Goldstein, yang dimaksud sebagai “relationship- enchancement methods” (metode peningkatan hubungan) dalam psikoterapi menjelaskan bahwa makin terbuka pasien mengungkapkan perasaannya, makin cenderung ia meneliti perasaannya secara mendalam, dan makin cenderung ia mendengar dengan penuh perhatian dan bertindak atas nasihat yang diberikan penolongnya yaitu dokter yang juga sebagai seorang konselor. a. Memberikan Informasi KETERAMPILAN ADA TIDAK ADA Memberikan informasi yang benar √ Memberikan informasi dengan bahasa yang sederhana √ Memberikan informasi yang lengkap √ Memberikan informasi yang jujur √
  • 6. Berdasarkan pengamatan, kemampuan dokter dalam memberikan informasi sudah benar. Ia memberikan informasi yang benar, lengkap, dan jujur, serta disampaikan dengan bahasa yang mudah dimengerti. Hubungan yang baik terjadi bila komunikator saling mengirimkan attitude yang jujur, terbuka, spontan, tidak menghakimi dan berdasarkan pada ekualitas daripada superioritas. Hubungan “I-Thou” yang tercipta antara dokter dan pasien mampu menghadirkan apa yang dinamakan hubungan memanusiakan manusia. Dengan begitu, informasi yang diterima pasien seharsusnya berguna bagi hidupannya. a. Menanggapi KETERAMPILAN ADA TIDAK ADA Memberikan pujian ketika pasien mengemukakan pendapat yang baik √ Melakukan evaluasi √ Melakukan asumsi √ Memotong pembicaran √ Mencela pasien (secara fisik atau pendapat pasien) √ Sabar menunggu pasien berbicara √ Menjawab pertanyaan/pernyataan pasien dengan tepat √ Dari pengamatan yang dilakukan di poli umum, hampir 95% dokter tidak memberikan pujian ketika pasien mengemukakan pendapatnya karena pasien hanya memberikan beberapa keluhan dan tidak terlalu banyak berbicara. Dokter tidak pernah melakukan evaluasi dan asumsi karena dokter sudah bisa menganalisa penyakit yang diderita pasien dan kebanyakan dokter telah menganalisis ulang rekam medis pasiennya. Hanya beberapa penyakit yang diduga-duga oleh dokter, tapi ditangani lebih lanjut dengan pemeriksaan
  • 7. laboratorium. Dokter bisa menghargai pasien dengan tidak memotong pembicaraan dan tidak mencela pasien. Dokter dapat menjawab pertanyaan yang diajukan pasien dengan cepat dan tepat, serta dokter sabar menunggu pasien berbicara menyampaikan keluhan yang dirasakan. Parsons dalam mengatakan bahwa seorang dokter diharapkan bersikap idealis, artinya mengupayakan mencapai kondisi sebaik mungkin bagi si pasien. Oleh karena itu, jawaban yang diberikan dokter akan sangat berpengaruh pada kesehatan pasien. Begitu pula dengan memberikan asumsi dan evaluasi kepada pasien harus dihindari dokter karena asumsi dan evaluasi adalah suatu ketidakpastian yang belum didukung bukti-bukti kuat. Jadi, perilaku menanggapi pasien berupa menghindari memberikan asumsi dan evaluasi, menjawab pertanyaan pasien dengan tepat, dan menggali informasi yang benar dari pasien adalah bentuk-bentuk sikap idealis seorang dokter. a. Mendorong Partisipasi Pasien KETERAMPILAN ADA TIDAK ADA Menurut minat dan perhatian yang penuh (kontak mata, wajah ramah, suara lembut) √ Kadang diam untuk memberikan kesempatan kepada pasien untuk berkonsentrasi agar dapat mengutarakan pendapatnya √ Sabar menanti jawaban, tidak memotong ucapan pasien √ Mengucapkan kata-kata: lalu…..atau hm..hm… apalagi.. √ Kadang-kadang menganggukkan kepala untuk menunjukkan pengertian √
  • 8. Berdasarkan pengamatan, dokter telah mendorong partisipasi pasien dengan memberikan perhatian penuh, berupa kontak mata, menunjukan wajah ramah serta mengeluarkan suara lembut. Dokter juga kadang diam untuk memberikan kesempatan kepada pasien untuk berkonsentrasi agar dapat mengutarakan pendapatnya, dokter sabar menanti jawaban dari pasien dan tidak memotong ucapan pasien saat berbicara. Kadang-kadang dokter menganggukan kepala untuk menunjukan bahwa dokter mengerti apa maksud dari pasien. Perilaku dokter yang diamati telah sesuai dengan Politness Theory, yaitu dokter menghargai dan memperlakukan pasien dengan setara sebagai sesama manusia. Perasaan dihargai yang diciptakan oleh dokter juga merupakan faktor pendukung kesembuhan pasien disamping obat-obatan. a. Non-Verbal Behaviour KETERAMPILAN ADA TIDAK ADA Wajah : ramah, senyum √ Suara : ramah, vocal jelas kecepatan cukup, intonasi baik √ Posisi tubuh yang baik √ Kontak mata √ Berdasarkan hasil pengamatan, dokter telah bersikap baik dengan menunjukan wajah ramah dengan memberikan senyum, berbicara dengan suara ramah, vokal yang jelas dengan intonasi yang baik, serta menunjukan posisi tubuh yang baik dan menunjukan perhatiannya dengan kontak mata antara dokter dan pasien.
  • 9. Dokter yang ramah dan sopan dalam memperlakukan pasien akan memberikan rasa nyaman ketika proses komunikasi berlangsung. Brown dan Lvinson menyatakan bahwa Politeness Theory akan mempunyai persepsi positif dari orang lain yang memperlakukan kita dengan sopan dan penuh penghormatan. Dokter di Puskesmas Bukit Hindu Palangka Raya telah menerapkan konsep politness ini dengan baik. b. Daftar Tilik Perilaku Pasien Perilaku Ada Tidak Ada Wajah Pasien  Sedih √  Takut, khawatir √  Kecewa √  Bingung √  Menunduk (tak ada kontak mata) √  Marah √  Kontak Mata √  Senang √  Puas √ Gerak-gerik Pasien Gelisah √ Melihat jam berkali-kali √ Tangan membuat gerakan tertentu √ Suara Pasien Terbata-bata √ Lancar Berbicara √ Hampir tak terdengar √ Terdengar jelas √
  • 10. Berdasarkan pengamatan wajah pasien tidak merasa sedih maupun kecewa, Ada sedikit pasien yang takut dan khawatir karena kedaannya yang kurang sehat dan harus bertemu dengan dokter. Ada sedikit pasien yang masih bingung karena tidak tahu apa yang harus dia lakukan dan pada saat dokter menjelaskan beberapa informasi, pasien merasa tidak mengerti dengan informasi tersebut. Sebaliknya, banyak pasien yang merasa puas dengan pelayanan yang diberikan dokter. Beberapa pasien sering menunduk (tak ada kontak mata) karena saat di ruangan pasien merasa tidak nyaman. Sebaliknya, lebih banyak pasien yang melakukan kontak mata karena mereka merasa nyaman saat dokter menjelaskan. Tidak ada pasien yang kecewa dan marah karena mereka merasa sudah mendapatkan pelayanan yang layak dalam pemeriksaan dan haknya sebagai pasien sudah terpenuhi. BAB II Deskripsi Puskesmas Kami melakukan Observasi tentang perilaku dokter di Puskesmas Menteng yang terletak di jalan Temanggung Tilung. Di Puskesmas tersebut terdapat lima ruang Poli yaitu Poli Umum, Poli Klinik, Poli Imunisasi, Poli KIA/KB dan Poli Gigi. Selain itu ada ruangan Apotek , UGD , serta Laboraturium. Berikut adalah beberapa pelayan Kesehatan yang ada di Puskesmas Menteng - Loket Puskesmas yang bertugas yaitu Bety, Parinem, Eny dan Mayeri - Poli Umum yang bertugas yaitu dr. Johannes. S , dr. Nur Cholidah serta dua perawat yang membantu para dokter yaitu Ibu Siti Surianingsih S.kep , dan Dewi, A. Md.Kep. - Poli Gizi ada staf yang bertugas yaitu Lili Lemn, Kuriani, A.Md.Gz dan Yansipilia. AMG. Poli KIA / KB yang bertugas yaitu ada Gresiana Wilianti, A.md.Keb, dan Sri Dewi S, A.Md. Keb. - Poli Gigi yang bertugas yaitu drg. Vatika L, drg. Rosy Valensia, Therosia Eudang. S.W, Wahyuningsi, AmKg , Tiara A.M.Kg , Neorhafizi, AM.kg, dan Sariyati, A.M.kg.
  • 11. - Poli Imunisasi yang bertugas ada ibu Nana Susianty, A.Md.Keb, Armelie, dan Welni. Dan di Poli Anak ada dr. dewi Rama, dr. salasiah, Manyang K.S. Tundan, Wetty. D , Fernina Santi. S.Kep dan Hetty Karuniawati, Amd.Kep. - Apotek yang bertugas yaitu Ibu Marliana , Nettie dan Roslyn Djumala, A.Md. Farm. - UGD yang bertugas ada Boby, A.S.Kep, Rence Y Tulus dan Harisha, S.Kep.