SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Download to read offline
131



                                    6. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN


                     Pada bagian Pendahuluan telah dijelaskan bahwa penelitian ini bertujuan
           untuk mengetahui gambaran faktor – faktor yang berperan terhadap bertahannya
           remaja perempuan dalam relasi pacaran yang berkekerasan. Berdasarkan tujuan
           tersebut, maka pada bagian ini akan diuraikan kesimpulan hasil penelitian, diskusi
           serta saran untuk penelitian selanjutnya.


           5. 1. Kesimpulan
                     Berdasarkan uraian analisis pada bab sebelumnya, maka dapat
           disimpulkan bahwa:
                     Pengasuhan yang secara umum tampil pada penelitian ini dilakukan oleh
           ibu, kecuali pada seorang responden dimana ayah lebih berperan dalam
           pengasuhan setelah ibu dan ayah bercerai. Responden yang merupakan anak
           tunggal menerima pengasuhan yang permisif. Sedangkan responden yang kedua
           saudara kandungnya adalah perempuan cenderung menerima pengasuhan tipe
           autoritarian. Sementara responden yang kedua orangtuanya bercerai menerima
           pengasuhan tipe autoritatif.
                      Secara umum orangtua ketiga responden mengalami dua dari enam
           dilema pengasuhan terhadap remaja, yaitu keinginan untuk mengutamakan
           aktivitas sosial anak atau keinginan untuk mengutamakan kesuksesan akademis
           anak; dan penetapan kontrol yang keras atau memberikan kebebasan bagi anak
           remajanya yang untuk hal ini secara khusus muncul secara ambivalen pada
           seorang responden yang menerima gaya pengasuhan autoritarian. Sementara pada
           orangtua responden yang lain, pengasuhan dengan dua dilema tersebut cenderung
           dilakukan secara konsisten.
                     Pada penelitian ini keluarga secara umum mensosialisasikan peran gender
           tradisional pada anak, kecuali pada keluarga responden yang kedua orangtunya
           bercerai, dimana keluarga tersebut cenderung menjalankan peran gender liberal.
           Namun responden tersebut secara pribadi cenderung memiliki pandangan peran
           gender tradisional yang berbeda dengan apa yang disosialisasikan dalam
           keluarganya. Sementara itu, dalam keluarga responden yang merupakan anak




Gambaran Pola..., Adelia Auliyanti, F.PSI UI, 2008                     Universitas Indonesia
132



           tunggal, cenderung terjadi perubahan peran gender ke arah yang lebih liberal
           setelah ibu membantu mencari nafkah. Responden ini juga meyakini pandangan
           gender yang liberal seperti keadaan keluarganya sekarang yang juga diperolehnya
           melalui pengalaman pribadi. Sedangkan pada seorang responden lainnya
           cenderung meyakini pandangan gender tradisional seperti yang disosialisasikan
           dalam keluarganya.
                     Penelitian ini menemukan bahwa riwayat masa pacaran dimulai pada usia
           yang cenderung masih belia. Demikian pula saat responden berpacaran dengan
           pasangan yang melakukan kekerasan, yaitu pada masa SMA. Responden yang
           menerima gaya pengasuhan autoritarian berpacaran dengan teman seangkatannya.
           Responden yang menerima gaya pengasuhan permisif berpacaran dengan
           seniornya di sekolah yang sama. Sedangkan responden yang menerima gaya
           pengasuhan autoritatif berpacaran dengan teman kursus yang sudah berkuliah.
                     Pada masa awal, responden yang berpacaran dengan teman satu kursusnya
           cenderung mengalami jenis cinta romantic love. Sedangkan pada responden yang
           berpacaran dengan teman seangkatannya mengalami jenis cinta infatuated love.
           Sementara masa awal pacaran pada responden yang berpacaran dengan seniornya
           dipersepsi biasa saja (datar atau empty love).
                     Masa berpacaran ketiga responden tersebut kemudian mengalami masa
           putus – sambung yang diakibatkan oleh adanya konflik tertentu. Setelah kembali
           berpacaran, hubungan pacaran ketiga responden umumnya mengalami perubahan
           ke arah yang lebih destruktif dengan munculnya kekerasan maupun makin
           meningkatnya kekerasan yang terjadi.
                     Pada masa kembali berpacaran, pada responden yang awalnya mengalami
           infatuated love berubah menjadi empty love namun komitmen yang dimiliki
           dipersepsi meningkat. Sedangkan pada responden yang awalnya mengalami
           romantic love, pada masa ini rasa cinta cenderung semakin meninngkat dan
           membentuk komitmen jangka panjang. Sementara pada responden yang awalnya
           mengalami empty love, tidak menunjukkan peningkatan rasa cinta meskipun
           komitmen terhadap hubungan cenderung dipersepsi meningkat.
                     Pada penelitian ini, kekerasan yang terjadi umumnya berupa kekerasan
           emosional seperti ancaman dan serangan verbal serta kekerasan fisik mulai dari




Gambaran Pola..., Adelia Auliyanti, F.PSI UI, 2008                    Universitas Indonesia
133



           tarikan pada tangan secara kasar hingga tamparan dan pukulan pada anggota
           tubuh.      Kekerasan         tersebut    cenderung   dipicu   oleh   kecemburuan,    sifat
           temperamental pasangan, perbedaan pendapat serta keinginan untuk mengontrol
           pasangan (responden). Kekerasan yang dialami oleh responden umumnya
           dipersepsi sebagai bentuk cinta, kontrol, ekspresi emosi yang dianggap wajar oleh
           pasangan, sarana penyelesaian masalah dan sarana ‘mendidik’.
                     Dalam penelitian ini, ditemukan data – data yang mengarah pada
           timbulnya kodependensi pada setiap responden. Pada responden yang awalnya
           mengalami infatuated love kemudian berubah menjadi empty love serta pada
           responden yang sejak awal hanya mengalami empty love menunjukkan
           kodependensi sebagai hasil dari kesetiaan mereka terhadap janji atau komitmen
           terhadap diri mereka sendiri. Sementara pada responden yang mengalami
           romantic love, kodependensi disebabkan oleh adanya idealisasi berlebihan pada
           sosok pasangan, ketimpangan usia dan kekuasaan serta adanya pandangan
           terhadap hubungan pacaran yang berjalan sebagai hubungan yang romantis
           sehingga menimbulkan kecenderungan untuk mengabaikan perilaku berkekerasan
           yang dilakukan oleh pasangan dan kesulitan untuk menghilangkan rasa
           bergantung pada sosok pasangan yang dipersepsi ideal.


           5. 2. Diskusi
                     Pada bagian ini akan didiskusikan beberapa hal menarik yang ditemukan
           dalam penelitian ini yang mungkin dapat berguna sebagai acuan bagi penelitian
           selanjutnya.


           Remaja dan hubungan intim romantis
                     Norman dan Collins (1995) menekankan bahwa intimitas sejati baru dapat
           muncul setelah identitas diri seseorang terbentuk dengan baik. Dalam Steinberg
           (1999) dijelaskan bahwa masih belum jelas apakah berpacaran pada remaja
           dilakukan sebagai suatu sarana untuk mengembangkan intimitas. Melalui
           berpacaran, beberapa remaja -- terutama laki – laki -- mungkin belajar untuk
           menjadi lebih intim dengan lawan jenisnya. Akan tetapi bagi mayoritas remaja
           menurut Douval dan Adelson, 1966 (dalam Steinberg, 1999), berpacaran pada




Gambaran Pola..., Adelia Auliyanti, F.PSI UI, 2008                               Universitas Indonesia
134



           remaja nampaknya lebih berperan sebagai sarana meningkatkan status yang
           sifatnya superficial atau sebagai sarana keramah – tamahan dalam pergaulan yang
           sifatnya dangkal; bukan sebagai sarana membangun self - disclosure yang
           genuine.
                     Selanjutnya juga dikatakan bahwa kebutuhan untuk memiliki teman dekat
           yang spesial umumnya sangat kuat pada masa remaja awal. Hasilnya,
           “pseudointimacy” muncul sebagai sesuatu yang dianggap sebagai telah
           tercapainya intimitas dalam hubungan berpacaran pada remaja (Steinberg, 1999;
           Gaia, 2002). Rice (1996) mendefinisikan pseudointimacy sebagai hubungan yang
           cenderung belum matang, security – motivated atau dilandasi dengan motivasi
           memperoleh perasaan aman yang didalamnya kurang adanya keterbukaan yang
           mendalam dan tidak disertai dengan saling berbagi perasaan. Pseudointimacy juga
           dicirikan dengan perlakuan terhadap orang lain sebagai objek di mana seseorang
           lebih tertarik pada apa yang bisa ia dapatkan dari orang tersebut serta “mengalir
           mengikuti alur” dalam menjalani hubungan tersebut (Gaia, 2002).


           Remaja dan kodependensi
                     Seiring dengan berkembangnya kapasitas remaja untuk merefleksikan
           pemikiran mereka sendiri, remaja membentuk pola kesadaran akut terhadap diri
           mereka sendiri, keberadaan mereka sebagai seseorang, maupun terhadap ide – ide
           mereka (Adams dan Jones, 1982; Hudson dan Gray, 1986; serta deRosenroll,
           1987 dalam Rice, 1996). Hasilnya, mereka cenderung menjadi egosentris, self –
           conscious dan introspektif. Mereka umumnya mengarahkan pemikiran yang
           mereka miliki kepada diri mereka sendiri -- bukan kepada orang lain, sehingga
           mereka justru menaruh perhatian yang berlebihan pada diri sendiri; salah satunya
           adalah karena adanya persepsi atau perasaan bahwa orang lain terobsesi dengan
           diri mereka atau dikenal dengan konsep imaginary audience (Goossens, Seiffge –
           Krenke, dan Marcoen, 1992 dalam Rice, 1996).
                     Sementara itu egosentrisme dalam diri remaja menurut White, 1980
           (dalam Rice, 1996) dapat pula berkaitan dengan keinginan remaja untuk
           mengubah sesuatu. Mereka cenderung mempunyai pemikiran bahwa mereka




Gambaran Pola..., Adelia Auliyanti, F.PSI UI, 2008                    Universitas Indonesia
135



           mungkin memiliki ‘kekuatan’ untuk mengubah sesuatu, seseorang ataupun sistem
           yang lebih besar seperti masyarakat.
                     Dampak lainnya dari egosentrisme dalam diri remaja adalah adanya
           keyakinan dalam diri remaja tentang keunikan dari pengalaman mereka (Elkind,
           1967 dalam Rice, 1996). Beberapa remaja bahkan memiliki pandangan yang unik
           tentang diri mereka yang ‘kebal’ terhadap bahaya (Dolcini, dkk., 1989 dalam
           Rice, 1996). Mungkin ini dapat menjelaskan mengapa beberapa remaja percaya
           bahwa hanya orang lain yang akan mengalami sesuatu yang membahayakan
           (misalnya tindak kekerasan serta kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja)
           sedangkan mereka sendiri tidak akan tertimpa bahaya seperti itu. Melalui
           penjabaran tersebut nampaknya dapat dikatakan bahwa remaja secara mental
           belum memiliki kesiapan yang matang untuk terlibat dalam suatu hubungan yang
           manipulatif ataupun berkekerasan. Dengan adanya karakter usia seperti yang telah
           dijabarkan di atas, hal tersebut juga dapat menjadi kecenderungan yang rentan
           pada remaja untuk menjadi kodependen.


           Persepsi laki – laki terhadap keseriusan hubungan menjadi legitimasi bagi
           kekerasan
                     Tobias dan Lalich (1993) menyatakan bahwa dalam konteks hubungan
           yang berkekerasan, adanya komitmen pernikahan atau pengajuan hubungan
           jangka panjang diharapkan mampu meningkatkan kebergantungan korban pada
           pelaku. Dari penelitian ini, pasangan responden umumnya mengajukan komitmen
           jangka panjang dengan pasangan mereka masing – masing Dengan adanya
           komitmen itu, mereka seolah mempersepsi bahwa hubungan tersebut pasti akan
           menjadi hubungan yang lebih serius, yaitu suami – istri sehingga mereka terkesan
           menjadikan komitmen sebagai sebuah legalitas untuk mengontrol pasangan dan
           mempersepsi pasangan mereka akan semakin dependen pada mereka. Mungkin
           dapat dilakukan penelitian lebih lanjut agar dapat diambil garis lurus tentang
           bagaimana laki – laki mempersepsi keseriusan atau komitmen ketika berada
           dalam hubungan romantis dengan pasangannnya, cenderung menjadikan tindak
           kekerasan yang mereka lakukan sebagai sesuatu yang legal.




Gambaran Pola..., Adelia Auliyanti, F.PSI UI, 2008                     Universitas Indonesia
136



           Karakter pasangan dan kodependensi
                     Fletcher, 2002 (dalam Miller, Perlman & Brehm, 2007) melihat bahwa
           mayoritas orang menginginkan pasangan yang hangat dan dapat dipercaya, loyal
           dan penuh hasrat, atraktif dan menyenangkan, serta kaya dan berkuasa. Selain itu,
           kepuasan terhadap pasangan juga bergantung pada sejauh mana sosok ril
           pasangan mendekati sosok ideal yang dimiliki oleh seseorang.
                     Holmes, 2004 (dalam Miller, Perlman & Brehm, 2007) menjelaskan
           bahwa ada kecenderungan di mana seseorang menilai pasangan intim mereka
           dengan ilusi positif (possitive illusions) yang memotret pasangan dalam bingkai
           yang sempurna. Ilusi seperti itu merupakan percampuran dari pengetahuan ril
           tentang pasangan dan pandangan ideal tentang bagaimana pasangan sempurna
           seharusnya. Mereka bukannya mengabaikan sama sekali kekurangan ril pada diri
           pasangan, tetapi mereka cenderung menganggap kesalahan atau kekurangan
           dalam diri pasangan tersebut sebagai hal yang tidak signifikan dibandingkan
           persepsi orang lain mengenai kesalahan atau kekurangan pasangan tersebut
           (Murray & Holmes, 1999 dalam Miller, Perlman & Brehm, 2007).
                     Tobias dan Lalich (1993) mendukung bahwa adanya pengidealisasian
           berlebihan terhadap pasangan dapat membuat korban menjadi bergantung
           padanya karena memandang pelaku sebagai satu-satunya yang mampu membuat
           hidupnya bahagia, memastikan perkembangan psikologis maupun spiritual
           korban. Dalam hal ini, pelaku dilihat sebagai seseorang yang sempurna, pencerah
           hidup dan di “agungkan”.
                     Berdasarkan uraian tersebut, nampaknya kepribadian atau karakteristik
           tertentu pada diri pasangan serta cara pandang seseorang terhadap sosok
           pasangannya sedikit banyak memiliki kontribusi yang cukup kuat dalam
           pemaknaan seseorang (perempuan) terhadap perasaan cinta, keseriusan hubungan,
           pemaknaan terhadap kekerasan yang terjadi dan juga potensi terjadinya
           kodependensi. Oleh karena itu, hal ini menarik untuk dikembangkan dalam
           penelitian selanjutnya.




Gambaran Pola..., Adelia Auliyanti, F.PSI UI, 2008                    Universitas Indonesia
137



           Perselingkuhan sebagai ciri kodependensi
                     Hal menarik lainnya yang ditemukan dalam penelitian ini dan patut untuk
           dibahas adalah timbulnya sikap membalas sesuatu yang pernah dilakukan oleh
           pasangan dan dianggap telah menyakiti perasaan, seperti pada kasus Rina yang
           mendapati kenyataan bahwa pasangannya (Rano) berselingkuh dengan perempuan
           lain selama berpacaran dengannya – balas berselingkuh dengan lelaki lain yang
           hingga kini nampaknya tidak diketahui oleh Rano. Amato dan Rogers, 1997
           (dalam Miller, Perlman & Brehm, 2007) menyatakan bahwa pengkhianatan atau
           perselingkuhan seringkali menghasilkan dampak negatif -- yang terkadang
           bertahan lama – terhadap suatu hubungan.
                     Selanjutnya Haden dkk., 2004 (dalam Miller, Perlman & Brehm, 2007)
           menyatakan bahwa korban dari perselingkuhan (baik laki – laki dan perempuan)
           terkadang merasa bahwa mereka ingin menuntut balas atas rasa sakit yang mereka
           alami. Ketika diperlakukan tidak adil, beberapa orang akan cenderung memiliki
           perasaan mendendam dibandingkan orang lain; rasa dendam tersebut umumnya
           dihubungkan dengan adanya kemarahan, sehingga balas dendam kadang dianggap
           sebagai sesuatu yang wajar dan dibutuhkan dalam kehidupan sosial karena pada
           kenyataannya banyak orang yang jahat dan bersikap memusuhi. Selain itu,
           menurut Eisenberger dkk. (2004) seseorang yang menaruh rasa dendam
           cenderung berpikir bahwa perlakuan buruk yang dilakukan oleh orang lain kepada
           mereka harus ‘dibayar’ dengan perlakuan buruk yang sama (dalam Miller,
           Perlman & Brehm, 2007).
                     Kondisi seperti yang ada dalam kasus Rina ini menarik untuk diteliti lebih
           lanjut apakah dalam suatu keadaan kodependensi seseorang akan menunjukkan
           sikap membalas kepada pasangan yang dipersepsi telah menyakiti perasaannya
           (berselingkuh) dimana hal tersebut secara tidak langsung menunjukkan adanya
           ketergantungan seseorang terhadap pasangannya tersebut.


           5. 3. Saran
           5.3.1. Saran Metodologis
                     Gambaran atau temuan yang masih bersifat umum dan beragam -- yang
           diperoleh dalam penelitian ini -- dapat memberikan peluang yang luas bagi




Gambaran Pola..., Adelia Auliyanti, F.PSI UI, 2008                       Universitas Indonesia
138



           penelitian selanjutnya untuk mendalami faktor – faktor yang ada. Misalnya
           dengan melakukan studi mendalam mengenai bahasan yang diuraikan dalam
           diskusi. Dapat juga diteliti lebih lanjut dengan menekankan pada salah satu
           karakteristik subjek yang unik, misalnya bagaimana gambaran komitmen pada
           anak tunggal yang berperan terhadap bertahannya mereka dalam hubungan yang
           berkekerasan. Akan lebih lengkap juga bila dilakukan pendalaman terhadap
           karakteristik pelaku yang melakukan kekerasan, untuk mengetahui ciri – ciri
           pelaku yang bagaimana yang memiliki potensi dalam menimbulkan kodependensi
           dalam hubungan intim romantis. Untuk mendapatkan tampilan pola pengasuhan
           dan pandangan gender yang lebih akurat, sebaiknya diimbangi dengan
           penggunaan tes kuantitatif yang valid dan reliabel sesuai dengan bahasan masing
           – masing.
                     Responden seringkali kesulitan untuk mengingat detail dari kejadian di
           masa lalunya, sehingga hanya memberikan deskripsi umum atas apa yang mereka
           alami. Untuk membantu mengatasi masalah tersebut, perlu melakukan wawancara
           pada significant othersnya ketika menjalani masa pacaran dengan pasangan yang
           melakukan kekerasan. Namun mengingat tema bahasan dalam penelitian ini hanya
           dapat dihayati oleh individu yang bersangkutan, nampaknya wawancara pada
           significant others hanya dapat membantu merangkai kejadian – kejadian yang
           sifatnya kasat mata saja, bukan membantu menampilkan penghayatan terhadap
           kejadian – kejadian tersebut.


           5.3.2. Saran Praktis
                     Sebagai saran praktis, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi wadah
           sosialisasi informasi dan pencegahan kekerasan terhadap perempuan. Bertolak
           dari hasil penelitian dan temuan dari setiap responden, penelitian ini diharapkan
           mampu menjadi bahan masukan dan pembelajaran yang berharga bagi perempuan
           – perempuan yang mengalami kekerasan dalam relasi pacaran untuk lebih bijak
           dalam membina dan menilai suatu hubungan (terutama hubungan intim romantis
           seperti berpacaran) yang dijalani serta menyadari potensi timbulnya kekerasan
           yang mungkin terjadi.




Gambaran Pola..., Adelia Auliyanti, F.PSI UI, 2008                    Universitas Indonesia
139



                     Hasil dalam penelitian ini yang menunjukkan bahwa keberadaan
           perempuan dalam suatu relasi personal yang berkekerasan ternyata juga tak lepas
           dari karakter atau kepribadian tertentu dalam diri pasangan, diharapkan mampu
           mengubah pandangan yang menyalahkan para korban karena tetap berada dalam
           relasi berkekerasan tersebut.
                     Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumber
           informasi baru bagi masyarakat, terutama konselor untuk mengadakan program
           sosialisasi mengenai kekerasan dalam relasi pacaran serta mengadakan program
           intervensi bagi perempuan, khususnya pada mereka yang berusia remaja dan
           mulai menjalani relasi pacaran. Melalui cara yang demikian, diharapkan
           masyarakat – khususnya perempuan yang mengalami atau menemukan indikasi
           kekerasan dalam hubungan intim dengan pasangannya – dapat bersikap lebih
           terbuka dalam mengungkapkan kekerasan yang mereka alami. Karena kekerasan
           itu ada dan nyata. Respect yourself and stop violence against women !




Gambaran Pola..., Adelia Auliyanti, F.PSI UI, 2008                    Universitas Indonesia

More Related Content

What's hot

Prasangka dan diskriminasi
Prasangka dan diskriminasiPrasangka dan diskriminasi
Prasangka dan diskriminasiacod
 
perbedaan tipe kepribadian di dalam frekuensi terkena bullying
perbedaan tipe kepribadian di dalam frekuensi terkena bullyingperbedaan tipe kepribadian di dalam frekuensi terkena bullying
perbedaan tipe kepribadian di dalam frekuensi terkena bullyingJunior Vicente
 
Prasangka dan diskriminasi
Prasangka dan diskriminasiPrasangka dan diskriminasi
Prasangka dan diskriminasielmakrufi
 
MAKALAH prasangka sosial
MAKALAH prasangka sosial MAKALAH prasangka sosial
MAKALAH prasangka sosial Dede S. Nugraha
 
Kelompok 6
Kelompok 6Kelompok 6
Kelompok 6anycacan
 
PPT Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas Mercubuana
PPT Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas MercubuanaPPT Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas Mercubuana
PPT Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas MercubuanaAndreasFN
 
Makalah psikologi emosi klp 9 "EMOSI DAN PSIKOPATOLOGI"
Makalah psikologi emosi klp 9 "EMOSI DAN PSIKOPATOLOGI"Makalah psikologi emosi klp 9 "EMOSI DAN PSIKOPATOLOGI"
Makalah psikologi emosi klp 9 "EMOSI DAN PSIKOPATOLOGI"Yelfy Yazid
 
Psikologi komunikasi - perilaku fans
Psikologi komunikasi - perilaku fansPsikologi komunikasi - perilaku fans
Psikologi komunikasi - perilaku fansRonzzy Kevin
 
Makalah Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas Mercubuana
Makalah Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas MercubuanaMakalah Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas Mercubuana
Makalah Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas MercubuanaAndreasFN
 
Gangguan kepribadian (personality disorder)
Gangguan kepribadian (personality disorder)Gangguan kepribadian (personality disorder)
Gangguan kepribadian (personality disorder)sheghet45
 
Prasangka, stereotipe dan dikriminasi (Makalah)
Prasangka, stereotipe dan dikriminasi (Makalah)Prasangka, stereotipe dan dikriminasi (Makalah)
Prasangka, stereotipe dan dikriminasi (Makalah)Anna Dekinai
 
Paper kelompok 6
Paper kelompok 6Paper kelompok 6
Paper kelompok 6IreynaZella
 
Gangguan kepribadian histrionik
Gangguan kepribadian histrionik Gangguan kepribadian histrionik
Gangguan kepribadian histrionik Yarah Azzilzah
 
Gangguankepribadian 111206041013-phpapp01
Gangguankepribadian 111206041013-phpapp01Gangguankepribadian 111206041013-phpapp01
Gangguankepribadian 111206041013-phpapp01Musa Hutauruk
 

What's hot (16)

Prasangka dan diskriminasi
Prasangka dan diskriminasiPrasangka dan diskriminasi
Prasangka dan diskriminasi
 
perbedaan tipe kepribadian di dalam frekuensi terkena bullying
perbedaan tipe kepribadian di dalam frekuensi terkena bullyingperbedaan tipe kepribadian di dalam frekuensi terkena bullying
perbedaan tipe kepribadian di dalam frekuensi terkena bullying
 
Penyesuaian diri remaja
Penyesuaian diri remajaPenyesuaian diri remaja
Penyesuaian diri remaja
 
Prasangka dan diskriminasi
Prasangka dan diskriminasiPrasangka dan diskriminasi
Prasangka dan diskriminasi
 
MAKALAH prasangka sosial
MAKALAH prasangka sosial MAKALAH prasangka sosial
MAKALAH prasangka sosial
 
Kelompok 6
Kelompok 6Kelompok 6
Kelompok 6
 
Attachment
AttachmentAttachment
Attachment
 
PPT Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas Mercubuana
PPT Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas MercubuanaPPT Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas Mercubuana
PPT Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas Mercubuana
 
Makalah psikologi emosi klp 9 "EMOSI DAN PSIKOPATOLOGI"
Makalah psikologi emosi klp 9 "EMOSI DAN PSIKOPATOLOGI"Makalah psikologi emosi klp 9 "EMOSI DAN PSIKOPATOLOGI"
Makalah psikologi emosi klp 9 "EMOSI DAN PSIKOPATOLOGI"
 
Psikologi komunikasi - perilaku fans
Psikologi komunikasi - perilaku fansPsikologi komunikasi - perilaku fans
Psikologi komunikasi - perilaku fans
 
Makalah Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas Mercubuana
Makalah Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas MercubuanaMakalah Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas Mercubuana
Makalah Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas Mercubuana
 
Gangguan kepribadian (personality disorder)
Gangguan kepribadian (personality disorder)Gangguan kepribadian (personality disorder)
Gangguan kepribadian (personality disorder)
 
Prasangka, stereotipe dan dikriminasi (Makalah)
Prasangka, stereotipe dan dikriminasi (Makalah)Prasangka, stereotipe dan dikriminasi (Makalah)
Prasangka, stereotipe dan dikriminasi (Makalah)
 
Paper kelompok 6
Paper kelompok 6Paper kelompok 6
Paper kelompok 6
 
Gangguan kepribadian histrionik
Gangguan kepribadian histrionik Gangguan kepribadian histrionik
Gangguan kepribadian histrionik
 
Gangguankepribadian 111206041013-phpapp01
Gangguankepribadian 111206041013-phpapp01Gangguankepribadian 111206041013-phpapp01
Gangguankepribadian 111206041013-phpapp01
 

Viewers also liked

Indikator tujuan 2
Indikator tujuan 2Indikator tujuan 2
Indikator tujuan 2Jabfungkes
 
Catatan tahunan-kekerasan-terhadap-perempuan-2007
Catatan tahunan-kekerasan-terhadap-perempuan-2007Catatan tahunan-kekerasan-terhadap-perempuan-2007
Catatan tahunan-kekerasan-terhadap-perempuan-2007vdikamilanisti
 
Materi riset kualitas pengasuhan anak kpai 2015
Materi riset kualitas pengasuhan anak kpai 2015Materi riset kualitas pengasuhan anak kpai 2015
Materi riset kualitas pengasuhan anak kpai 2015Rita Pranawati
 
Kebijakan perlindungan anak di dunia usaha rita save the chilldren
Kebijakan perlindungan anak di dunia usaha rita save the chilldrenKebijakan perlindungan anak di dunia usaha rita save the chilldren
Kebijakan perlindungan anak di dunia usaha rita save the chilldrenRita Pranawati
 
Perlindungan anak berkebutuhan khusus
Perlindungan anak berkebutuhan khususPerlindungan anak berkebutuhan khusus
Perlindungan anak berkebutuhan khususRita Pranawati
 
Bahan perlindungan perempuan tgl 11 4-13
Bahan perlindungan perempuan tgl 11 4-13Bahan perlindungan perempuan tgl 11 4-13
Bahan perlindungan perempuan tgl 11 4-13Afrizal Bob
 
Perlindungan perempuan 2
Perlindungan perempuan 2Perlindungan perempuan 2
Perlindungan perempuan 2Afrizal Bob
 
Pengasuhan anak di era digital
Pengasuhan anak di era digitalPengasuhan anak di era digital
Pengasuhan anak di era digitalRita Pranawati
 
Pendidikan seks dan bullying untuk ortu dan guru 2
Pendidikan seks  dan bullying untuk ortu dan guru 2Pendidikan seks  dan bullying untuk ortu dan guru 2
Pendidikan seks dan bullying untuk ortu dan guru 2Ratna Widiastuti
 
Sebab dan dampak konflik serta kekerasan
Sebab dan dampak konflik serta kekerasanSebab dan dampak konflik serta kekerasan
Sebab dan dampak konflik serta kekerasanRamipratama
 
Pendampingan Anak Pengguna Gadget
Pendampingan Anak Pengguna GadgetPendampingan Anak Pengguna Gadget
Pendampingan Anak Pengguna GadgetRidwan Sanjaya
 
Ulasan Tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)
Ulasan Tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)Ulasan Tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)
Ulasan Tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)wulandari1996
 
PRO -KONTRA PENDIDIKAN SEKS USIA DINI
PRO -KONTRA PENDIDIKAN SEKS USIA DINIPRO -KONTRA PENDIDIKAN SEKS USIA DINI
PRO -KONTRA PENDIDIKAN SEKS USIA DINIIsna R. Retnaningsih
 

Viewers also liked (20)

Perilaku kekerasan dan penganiayaan
Perilaku kekerasan dan penganiayaanPerilaku kekerasan dan penganiayaan
Perilaku kekerasan dan penganiayaan
 
Indikator tujuan 2
Indikator tujuan 2Indikator tujuan 2
Indikator tujuan 2
 
Catatan tahunan-kekerasan-terhadap-perempuan-2007
Catatan tahunan-kekerasan-terhadap-perempuan-2007Catatan tahunan-kekerasan-terhadap-perempuan-2007
Catatan tahunan-kekerasan-terhadap-perempuan-2007
 
Mari bersikap
Mari bersikapMari bersikap
Mari bersikap
 
Kdrt
KdrtKdrt
Kdrt
 
Materi riset kualitas pengasuhan anak kpai 2015
Materi riset kualitas pengasuhan anak kpai 2015Materi riset kualitas pengasuhan anak kpai 2015
Materi riset kualitas pengasuhan anak kpai 2015
 
Kebijakan perlindungan anak di dunia usaha rita save the chilldren
Kebijakan perlindungan anak di dunia usaha rita save the chilldrenKebijakan perlindungan anak di dunia usaha rita save the chilldren
Kebijakan perlindungan anak di dunia usaha rita save the chilldren
 
Perlindungan anak berkebutuhan khusus
Perlindungan anak berkebutuhan khususPerlindungan anak berkebutuhan khusus
Perlindungan anak berkebutuhan khusus
 
Isu gender dan kdrt
Isu gender dan kdrtIsu gender dan kdrt
Isu gender dan kdrt
 
Makalah kdrt
Makalah kdrtMakalah kdrt
Makalah kdrt
 
Bahan perlindungan perempuan tgl 11 4-13
Bahan perlindungan perempuan tgl 11 4-13Bahan perlindungan perempuan tgl 11 4-13
Bahan perlindungan perempuan tgl 11 4-13
 
Perlindungan perempuan 2
Perlindungan perempuan 2Perlindungan perempuan 2
Perlindungan perempuan 2
 
Pengasuhan anak di era digital
Pengasuhan anak di era digitalPengasuhan anak di era digital
Pengasuhan anak di era digital
 
Pendidikan seks dan bullying untuk ortu dan guru 2
Pendidikan seks  dan bullying untuk ortu dan guru 2Pendidikan seks  dan bullying untuk ortu dan guru 2
Pendidikan seks dan bullying untuk ortu dan guru 2
 
Kdrt uu. 23 tahun 2004
Kdrt uu. 23 tahun 2004Kdrt uu. 23 tahun 2004
Kdrt uu. 23 tahun 2004
 
Sebab dan dampak konflik serta kekerasan
Sebab dan dampak konflik serta kekerasanSebab dan dampak konflik serta kekerasan
Sebab dan dampak konflik serta kekerasan
 
Pendampingan Anak Pengguna Gadget
Pendampingan Anak Pengguna GadgetPendampingan Anak Pengguna Gadget
Pendampingan Anak Pengguna Gadget
 
Ulasan Tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)
Ulasan Tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)Ulasan Tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)
Ulasan Tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)
 
PRO -KONTRA PENDIDIKAN SEKS USIA DINI
PRO -KONTRA PENDIDIKAN SEKS USIA DINIPRO -KONTRA PENDIDIKAN SEKS USIA DINI
PRO -KONTRA PENDIDIKAN SEKS USIA DINI
 
Kekerasan anak
Kekerasan anakKekerasan anak
Kekerasan anak
 

Similar to Remaja dan Hubungan Berkekerasan

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN II (perkembangan seksual pada remaja)
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN II (perkembangan seksual pada remaja)PSIKOLOGI PERKEMBANGAN II (perkembangan seksual pada remaja)
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN II (perkembangan seksual pada remaja)Firdasari6
 
Identitas sosial
Identitas sosialIdentitas sosial
Identitas sosialiin70
 
12411-Article Text-30873-1-10-20200203.pdf
12411-Article Text-30873-1-10-20200203.pdf12411-Article Text-30873-1-10-20200203.pdf
12411-Article Text-30873-1-10-20200203.pdfNurWidadHaqiqi
 
Psikologi perkembangan 2
Psikologi perkembangan 2Psikologi perkembangan 2
Psikologi perkembangan 2nurulfirdausy1
 
Perkembangan peserta didik unit3 modul 2 news
Perkembangan peserta didik unit3 modul 2 newsPerkembangan peserta didik unit3 modul 2 news
Perkembangan peserta didik unit3 modul 2 newsistana walet
 
Profil perkembangan masa remaja akhir (sma)
Profil perkembangan masa remaja akhir (sma)Profil perkembangan masa remaja akhir (sma)
Profil perkembangan masa remaja akhir (sma)Yeti Rohayati
 
1537 4204-1-sm
1537 4204-1-sm1537 4204-1-sm
1537 4204-1-smegyd welyn
 
Kel 6 Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Dewasa Tengah (Psikologi Perk...
Kel 6 Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Dewasa Tengah (Psikologi Perk...Kel 6 Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Dewasa Tengah (Psikologi Perk...
Kel 6 Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Dewasa Tengah (Psikologi Perk...nitasyawalia
 
106464226 2010 d
106464226 2010 d106464226 2010 d
106464226 2010 dTiTo Saint
 
KESIAPAN PENINGKATAN PERKEMBANGAN USIA REMAJA
KESIAPAN PENINGKATAN PERKEMBANGAN USIA REMAJAKESIAPAN PENINGKATAN PERKEMBANGAN USIA REMAJA
KESIAPAN PENINGKATAN PERKEMBANGAN USIA REMAJAJek Amidos Pardede
 
Perkembangan hubungan sosial dan prose...
Perkembangan hubungan sosial                                        dan prose...Perkembangan hubungan sosial                                        dan prose...
Perkembangan hubungan sosial dan prose...Dedi Yulianto
 
Peran Komunikasi Antar Pribadi Terhadap Perbedaan Pendapat Dalam Sebuah Kelua...
Peran Komunikasi Antar Pribadi Terhadap Perbedaan Pendapat Dalam Sebuah Kelua...Peran Komunikasi Antar Pribadi Terhadap Perbedaan Pendapat Dalam Sebuah Kelua...
Peran Komunikasi Antar Pribadi Terhadap Perbedaan Pendapat Dalam Sebuah Kelua...RyanAdityaPutra1
 
Fix masa anak anakk
Fix masa anak anakkFix masa anak anakk
Fix masa anak anakkDee Adhisy
 
Proposal seminarsponsorship
Proposal seminarsponsorshipProposal seminarsponsorship
Proposal seminarsponsorshipDhiimas Dhim
 
Psikologi perkembangan II (perkembangan seksual pada remaja dan alasan berpac...
Psikologi perkembangan II (perkembangan seksual pada remaja dan alasan berpac...Psikologi perkembangan II (perkembangan seksual pada remaja dan alasan berpac...
Psikologi perkembangan II (perkembangan seksual pada remaja dan alasan berpac...PuputPamela
 
30.9 pendekatan teori psikologi kanak2
30.9 pendekatan teori psikologi kanak230.9 pendekatan teori psikologi kanak2
30.9 pendekatan teori psikologi kanak2wakzar
 

Similar to Remaja dan Hubungan Berkekerasan (20)

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN II (perkembangan seksual pada remaja)
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN II (perkembangan seksual pada remaja)PSIKOLOGI PERKEMBANGAN II (perkembangan seksual pada remaja)
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN II (perkembangan seksual pada remaja)
 
Seksualiti k.kursus
Seksualiti k.kursusSeksualiti k.kursus
Seksualiti k.kursus
 
Identitas sosial
Identitas sosialIdentitas sosial
Identitas sosial
 
12411-Article Text-30873-1-10-20200203.pdf
12411-Article Text-30873-1-10-20200203.pdf12411-Article Text-30873-1-10-20200203.pdf
12411-Article Text-30873-1-10-20200203.pdf
 
Psikologi perkembangan 2
Psikologi perkembangan 2Psikologi perkembangan 2
Psikologi perkembangan 2
 
Psikologi perkembangan iii
Psikologi perkembangan iiiPsikologi perkembangan iii
Psikologi perkembangan iii
 
Perkembangan peserta didik unit3 modul 2 news
Perkembangan peserta didik unit3 modul 2 newsPerkembangan peserta didik unit3 modul 2 news
Perkembangan peserta didik unit3 modul 2 news
 
Profil perkembangan masa remaja akhir (sma)
Profil perkembangan masa remaja akhir (sma)Profil perkembangan masa remaja akhir (sma)
Profil perkembangan masa remaja akhir (sma)
 
Bab[8]
Bab[8]Bab[8]
Bab[8]
 
1537 4204-1-sm
1537 4204-1-sm1537 4204-1-sm
1537 4204-1-sm
 
Kel 6 Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Dewasa Tengah (Psikologi Perk...
Kel 6 Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Dewasa Tengah (Psikologi Perk...Kel 6 Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Dewasa Tengah (Psikologi Perk...
Kel 6 Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Dewasa Tengah (Psikologi Perk...
 
106464226 2010 d
106464226 2010 d106464226 2010 d
106464226 2010 d
 
KESIAPAN PENINGKATAN PERKEMBANGAN USIA REMAJA
KESIAPAN PENINGKATAN PERKEMBANGAN USIA REMAJAKESIAPAN PENINGKATAN PERKEMBANGAN USIA REMAJA
KESIAPAN PENINGKATAN PERKEMBANGAN USIA REMAJA
 
Psikologi remaja
Psikologi remaja Psikologi remaja
Psikologi remaja
 
Perkembangan hubungan sosial dan prose...
Perkembangan hubungan sosial                                        dan prose...Perkembangan hubungan sosial                                        dan prose...
Perkembangan hubungan sosial dan prose...
 
Peran Komunikasi Antar Pribadi Terhadap Perbedaan Pendapat Dalam Sebuah Kelua...
Peran Komunikasi Antar Pribadi Terhadap Perbedaan Pendapat Dalam Sebuah Kelua...Peran Komunikasi Antar Pribadi Terhadap Perbedaan Pendapat Dalam Sebuah Kelua...
Peran Komunikasi Antar Pribadi Terhadap Perbedaan Pendapat Dalam Sebuah Kelua...
 
Fix masa anak anakk
Fix masa anak anakkFix masa anak anakk
Fix masa anak anakk
 
Proposal seminarsponsorship
Proposal seminarsponsorshipProposal seminarsponsorship
Proposal seminarsponsorship
 
Psikologi perkembangan II (perkembangan seksual pada remaja dan alasan berpac...
Psikologi perkembangan II (perkembangan seksual pada remaja dan alasan berpac...Psikologi perkembangan II (perkembangan seksual pada remaja dan alasan berpac...
Psikologi perkembangan II (perkembangan seksual pada remaja dan alasan berpac...
 
30.9 pendekatan teori psikologi kanak2
30.9 pendekatan teori psikologi kanak230.9 pendekatan teori psikologi kanak2
30.9 pendekatan teori psikologi kanak2
 

Recently uploaded

bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfwalidumar
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikThomasAntonWibowo
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 

Recently uploaded (20)

bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 

Remaja dan Hubungan Berkekerasan

  • 1. 131 6. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN Pada bagian Pendahuluan telah dijelaskan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor – faktor yang berperan terhadap bertahannya remaja perempuan dalam relasi pacaran yang berkekerasan. Berdasarkan tujuan tersebut, maka pada bagian ini akan diuraikan kesimpulan hasil penelitian, diskusi serta saran untuk penelitian selanjutnya. 5. 1. Kesimpulan Berdasarkan uraian analisis pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa: Pengasuhan yang secara umum tampil pada penelitian ini dilakukan oleh ibu, kecuali pada seorang responden dimana ayah lebih berperan dalam pengasuhan setelah ibu dan ayah bercerai. Responden yang merupakan anak tunggal menerima pengasuhan yang permisif. Sedangkan responden yang kedua saudara kandungnya adalah perempuan cenderung menerima pengasuhan tipe autoritarian. Sementara responden yang kedua orangtuanya bercerai menerima pengasuhan tipe autoritatif. Secara umum orangtua ketiga responden mengalami dua dari enam dilema pengasuhan terhadap remaja, yaitu keinginan untuk mengutamakan aktivitas sosial anak atau keinginan untuk mengutamakan kesuksesan akademis anak; dan penetapan kontrol yang keras atau memberikan kebebasan bagi anak remajanya yang untuk hal ini secara khusus muncul secara ambivalen pada seorang responden yang menerima gaya pengasuhan autoritarian. Sementara pada orangtua responden yang lain, pengasuhan dengan dua dilema tersebut cenderung dilakukan secara konsisten. Pada penelitian ini keluarga secara umum mensosialisasikan peran gender tradisional pada anak, kecuali pada keluarga responden yang kedua orangtunya bercerai, dimana keluarga tersebut cenderung menjalankan peran gender liberal. Namun responden tersebut secara pribadi cenderung memiliki pandangan peran gender tradisional yang berbeda dengan apa yang disosialisasikan dalam keluarganya. Sementara itu, dalam keluarga responden yang merupakan anak Gambaran Pola..., Adelia Auliyanti, F.PSI UI, 2008 Universitas Indonesia
  • 2. 132 tunggal, cenderung terjadi perubahan peran gender ke arah yang lebih liberal setelah ibu membantu mencari nafkah. Responden ini juga meyakini pandangan gender yang liberal seperti keadaan keluarganya sekarang yang juga diperolehnya melalui pengalaman pribadi. Sedangkan pada seorang responden lainnya cenderung meyakini pandangan gender tradisional seperti yang disosialisasikan dalam keluarganya. Penelitian ini menemukan bahwa riwayat masa pacaran dimulai pada usia yang cenderung masih belia. Demikian pula saat responden berpacaran dengan pasangan yang melakukan kekerasan, yaitu pada masa SMA. Responden yang menerima gaya pengasuhan autoritarian berpacaran dengan teman seangkatannya. Responden yang menerima gaya pengasuhan permisif berpacaran dengan seniornya di sekolah yang sama. Sedangkan responden yang menerima gaya pengasuhan autoritatif berpacaran dengan teman kursus yang sudah berkuliah. Pada masa awal, responden yang berpacaran dengan teman satu kursusnya cenderung mengalami jenis cinta romantic love. Sedangkan pada responden yang berpacaran dengan teman seangkatannya mengalami jenis cinta infatuated love. Sementara masa awal pacaran pada responden yang berpacaran dengan seniornya dipersepsi biasa saja (datar atau empty love). Masa berpacaran ketiga responden tersebut kemudian mengalami masa putus – sambung yang diakibatkan oleh adanya konflik tertentu. Setelah kembali berpacaran, hubungan pacaran ketiga responden umumnya mengalami perubahan ke arah yang lebih destruktif dengan munculnya kekerasan maupun makin meningkatnya kekerasan yang terjadi. Pada masa kembali berpacaran, pada responden yang awalnya mengalami infatuated love berubah menjadi empty love namun komitmen yang dimiliki dipersepsi meningkat. Sedangkan pada responden yang awalnya mengalami romantic love, pada masa ini rasa cinta cenderung semakin meninngkat dan membentuk komitmen jangka panjang. Sementara pada responden yang awalnya mengalami empty love, tidak menunjukkan peningkatan rasa cinta meskipun komitmen terhadap hubungan cenderung dipersepsi meningkat. Pada penelitian ini, kekerasan yang terjadi umumnya berupa kekerasan emosional seperti ancaman dan serangan verbal serta kekerasan fisik mulai dari Gambaran Pola..., Adelia Auliyanti, F.PSI UI, 2008 Universitas Indonesia
  • 3. 133 tarikan pada tangan secara kasar hingga tamparan dan pukulan pada anggota tubuh. Kekerasan tersebut cenderung dipicu oleh kecemburuan, sifat temperamental pasangan, perbedaan pendapat serta keinginan untuk mengontrol pasangan (responden). Kekerasan yang dialami oleh responden umumnya dipersepsi sebagai bentuk cinta, kontrol, ekspresi emosi yang dianggap wajar oleh pasangan, sarana penyelesaian masalah dan sarana ‘mendidik’. Dalam penelitian ini, ditemukan data – data yang mengarah pada timbulnya kodependensi pada setiap responden. Pada responden yang awalnya mengalami infatuated love kemudian berubah menjadi empty love serta pada responden yang sejak awal hanya mengalami empty love menunjukkan kodependensi sebagai hasil dari kesetiaan mereka terhadap janji atau komitmen terhadap diri mereka sendiri. Sementara pada responden yang mengalami romantic love, kodependensi disebabkan oleh adanya idealisasi berlebihan pada sosok pasangan, ketimpangan usia dan kekuasaan serta adanya pandangan terhadap hubungan pacaran yang berjalan sebagai hubungan yang romantis sehingga menimbulkan kecenderungan untuk mengabaikan perilaku berkekerasan yang dilakukan oleh pasangan dan kesulitan untuk menghilangkan rasa bergantung pada sosok pasangan yang dipersepsi ideal. 5. 2. Diskusi Pada bagian ini akan didiskusikan beberapa hal menarik yang ditemukan dalam penelitian ini yang mungkin dapat berguna sebagai acuan bagi penelitian selanjutnya. Remaja dan hubungan intim romantis Norman dan Collins (1995) menekankan bahwa intimitas sejati baru dapat muncul setelah identitas diri seseorang terbentuk dengan baik. Dalam Steinberg (1999) dijelaskan bahwa masih belum jelas apakah berpacaran pada remaja dilakukan sebagai suatu sarana untuk mengembangkan intimitas. Melalui berpacaran, beberapa remaja -- terutama laki – laki -- mungkin belajar untuk menjadi lebih intim dengan lawan jenisnya. Akan tetapi bagi mayoritas remaja menurut Douval dan Adelson, 1966 (dalam Steinberg, 1999), berpacaran pada Gambaran Pola..., Adelia Auliyanti, F.PSI UI, 2008 Universitas Indonesia
  • 4. 134 remaja nampaknya lebih berperan sebagai sarana meningkatkan status yang sifatnya superficial atau sebagai sarana keramah – tamahan dalam pergaulan yang sifatnya dangkal; bukan sebagai sarana membangun self - disclosure yang genuine. Selanjutnya juga dikatakan bahwa kebutuhan untuk memiliki teman dekat yang spesial umumnya sangat kuat pada masa remaja awal. Hasilnya, “pseudointimacy” muncul sebagai sesuatu yang dianggap sebagai telah tercapainya intimitas dalam hubungan berpacaran pada remaja (Steinberg, 1999; Gaia, 2002). Rice (1996) mendefinisikan pseudointimacy sebagai hubungan yang cenderung belum matang, security – motivated atau dilandasi dengan motivasi memperoleh perasaan aman yang didalamnya kurang adanya keterbukaan yang mendalam dan tidak disertai dengan saling berbagi perasaan. Pseudointimacy juga dicirikan dengan perlakuan terhadap orang lain sebagai objek di mana seseorang lebih tertarik pada apa yang bisa ia dapatkan dari orang tersebut serta “mengalir mengikuti alur” dalam menjalani hubungan tersebut (Gaia, 2002). Remaja dan kodependensi Seiring dengan berkembangnya kapasitas remaja untuk merefleksikan pemikiran mereka sendiri, remaja membentuk pola kesadaran akut terhadap diri mereka sendiri, keberadaan mereka sebagai seseorang, maupun terhadap ide – ide mereka (Adams dan Jones, 1982; Hudson dan Gray, 1986; serta deRosenroll, 1987 dalam Rice, 1996). Hasilnya, mereka cenderung menjadi egosentris, self – conscious dan introspektif. Mereka umumnya mengarahkan pemikiran yang mereka miliki kepada diri mereka sendiri -- bukan kepada orang lain, sehingga mereka justru menaruh perhatian yang berlebihan pada diri sendiri; salah satunya adalah karena adanya persepsi atau perasaan bahwa orang lain terobsesi dengan diri mereka atau dikenal dengan konsep imaginary audience (Goossens, Seiffge – Krenke, dan Marcoen, 1992 dalam Rice, 1996). Sementara itu egosentrisme dalam diri remaja menurut White, 1980 (dalam Rice, 1996) dapat pula berkaitan dengan keinginan remaja untuk mengubah sesuatu. Mereka cenderung mempunyai pemikiran bahwa mereka Gambaran Pola..., Adelia Auliyanti, F.PSI UI, 2008 Universitas Indonesia
  • 5. 135 mungkin memiliki ‘kekuatan’ untuk mengubah sesuatu, seseorang ataupun sistem yang lebih besar seperti masyarakat. Dampak lainnya dari egosentrisme dalam diri remaja adalah adanya keyakinan dalam diri remaja tentang keunikan dari pengalaman mereka (Elkind, 1967 dalam Rice, 1996). Beberapa remaja bahkan memiliki pandangan yang unik tentang diri mereka yang ‘kebal’ terhadap bahaya (Dolcini, dkk., 1989 dalam Rice, 1996). Mungkin ini dapat menjelaskan mengapa beberapa remaja percaya bahwa hanya orang lain yang akan mengalami sesuatu yang membahayakan (misalnya tindak kekerasan serta kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja) sedangkan mereka sendiri tidak akan tertimpa bahaya seperti itu. Melalui penjabaran tersebut nampaknya dapat dikatakan bahwa remaja secara mental belum memiliki kesiapan yang matang untuk terlibat dalam suatu hubungan yang manipulatif ataupun berkekerasan. Dengan adanya karakter usia seperti yang telah dijabarkan di atas, hal tersebut juga dapat menjadi kecenderungan yang rentan pada remaja untuk menjadi kodependen. Persepsi laki – laki terhadap keseriusan hubungan menjadi legitimasi bagi kekerasan Tobias dan Lalich (1993) menyatakan bahwa dalam konteks hubungan yang berkekerasan, adanya komitmen pernikahan atau pengajuan hubungan jangka panjang diharapkan mampu meningkatkan kebergantungan korban pada pelaku. Dari penelitian ini, pasangan responden umumnya mengajukan komitmen jangka panjang dengan pasangan mereka masing – masing Dengan adanya komitmen itu, mereka seolah mempersepsi bahwa hubungan tersebut pasti akan menjadi hubungan yang lebih serius, yaitu suami – istri sehingga mereka terkesan menjadikan komitmen sebagai sebuah legalitas untuk mengontrol pasangan dan mempersepsi pasangan mereka akan semakin dependen pada mereka. Mungkin dapat dilakukan penelitian lebih lanjut agar dapat diambil garis lurus tentang bagaimana laki – laki mempersepsi keseriusan atau komitmen ketika berada dalam hubungan romantis dengan pasangannnya, cenderung menjadikan tindak kekerasan yang mereka lakukan sebagai sesuatu yang legal. Gambaran Pola..., Adelia Auliyanti, F.PSI UI, 2008 Universitas Indonesia
  • 6. 136 Karakter pasangan dan kodependensi Fletcher, 2002 (dalam Miller, Perlman & Brehm, 2007) melihat bahwa mayoritas orang menginginkan pasangan yang hangat dan dapat dipercaya, loyal dan penuh hasrat, atraktif dan menyenangkan, serta kaya dan berkuasa. Selain itu, kepuasan terhadap pasangan juga bergantung pada sejauh mana sosok ril pasangan mendekati sosok ideal yang dimiliki oleh seseorang. Holmes, 2004 (dalam Miller, Perlman & Brehm, 2007) menjelaskan bahwa ada kecenderungan di mana seseorang menilai pasangan intim mereka dengan ilusi positif (possitive illusions) yang memotret pasangan dalam bingkai yang sempurna. Ilusi seperti itu merupakan percampuran dari pengetahuan ril tentang pasangan dan pandangan ideal tentang bagaimana pasangan sempurna seharusnya. Mereka bukannya mengabaikan sama sekali kekurangan ril pada diri pasangan, tetapi mereka cenderung menganggap kesalahan atau kekurangan dalam diri pasangan tersebut sebagai hal yang tidak signifikan dibandingkan persepsi orang lain mengenai kesalahan atau kekurangan pasangan tersebut (Murray & Holmes, 1999 dalam Miller, Perlman & Brehm, 2007). Tobias dan Lalich (1993) mendukung bahwa adanya pengidealisasian berlebihan terhadap pasangan dapat membuat korban menjadi bergantung padanya karena memandang pelaku sebagai satu-satunya yang mampu membuat hidupnya bahagia, memastikan perkembangan psikologis maupun spiritual korban. Dalam hal ini, pelaku dilihat sebagai seseorang yang sempurna, pencerah hidup dan di “agungkan”. Berdasarkan uraian tersebut, nampaknya kepribadian atau karakteristik tertentu pada diri pasangan serta cara pandang seseorang terhadap sosok pasangannya sedikit banyak memiliki kontribusi yang cukup kuat dalam pemaknaan seseorang (perempuan) terhadap perasaan cinta, keseriusan hubungan, pemaknaan terhadap kekerasan yang terjadi dan juga potensi terjadinya kodependensi. Oleh karena itu, hal ini menarik untuk dikembangkan dalam penelitian selanjutnya. Gambaran Pola..., Adelia Auliyanti, F.PSI UI, 2008 Universitas Indonesia
  • 7. 137 Perselingkuhan sebagai ciri kodependensi Hal menarik lainnya yang ditemukan dalam penelitian ini dan patut untuk dibahas adalah timbulnya sikap membalas sesuatu yang pernah dilakukan oleh pasangan dan dianggap telah menyakiti perasaan, seperti pada kasus Rina yang mendapati kenyataan bahwa pasangannya (Rano) berselingkuh dengan perempuan lain selama berpacaran dengannya – balas berselingkuh dengan lelaki lain yang hingga kini nampaknya tidak diketahui oleh Rano. Amato dan Rogers, 1997 (dalam Miller, Perlman & Brehm, 2007) menyatakan bahwa pengkhianatan atau perselingkuhan seringkali menghasilkan dampak negatif -- yang terkadang bertahan lama – terhadap suatu hubungan. Selanjutnya Haden dkk., 2004 (dalam Miller, Perlman & Brehm, 2007) menyatakan bahwa korban dari perselingkuhan (baik laki – laki dan perempuan) terkadang merasa bahwa mereka ingin menuntut balas atas rasa sakit yang mereka alami. Ketika diperlakukan tidak adil, beberapa orang akan cenderung memiliki perasaan mendendam dibandingkan orang lain; rasa dendam tersebut umumnya dihubungkan dengan adanya kemarahan, sehingga balas dendam kadang dianggap sebagai sesuatu yang wajar dan dibutuhkan dalam kehidupan sosial karena pada kenyataannya banyak orang yang jahat dan bersikap memusuhi. Selain itu, menurut Eisenberger dkk. (2004) seseorang yang menaruh rasa dendam cenderung berpikir bahwa perlakuan buruk yang dilakukan oleh orang lain kepada mereka harus ‘dibayar’ dengan perlakuan buruk yang sama (dalam Miller, Perlman & Brehm, 2007). Kondisi seperti yang ada dalam kasus Rina ini menarik untuk diteliti lebih lanjut apakah dalam suatu keadaan kodependensi seseorang akan menunjukkan sikap membalas kepada pasangan yang dipersepsi telah menyakiti perasaannya (berselingkuh) dimana hal tersebut secara tidak langsung menunjukkan adanya ketergantungan seseorang terhadap pasangannya tersebut. 5. 3. Saran 5.3.1. Saran Metodologis Gambaran atau temuan yang masih bersifat umum dan beragam -- yang diperoleh dalam penelitian ini -- dapat memberikan peluang yang luas bagi Gambaran Pola..., Adelia Auliyanti, F.PSI UI, 2008 Universitas Indonesia
  • 8. 138 penelitian selanjutnya untuk mendalami faktor – faktor yang ada. Misalnya dengan melakukan studi mendalam mengenai bahasan yang diuraikan dalam diskusi. Dapat juga diteliti lebih lanjut dengan menekankan pada salah satu karakteristik subjek yang unik, misalnya bagaimana gambaran komitmen pada anak tunggal yang berperan terhadap bertahannya mereka dalam hubungan yang berkekerasan. Akan lebih lengkap juga bila dilakukan pendalaman terhadap karakteristik pelaku yang melakukan kekerasan, untuk mengetahui ciri – ciri pelaku yang bagaimana yang memiliki potensi dalam menimbulkan kodependensi dalam hubungan intim romantis. Untuk mendapatkan tampilan pola pengasuhan dan pandangan gender yang lebih akurat, sebaiknya diimbangi dengan penggunaan tes kuantitatif yang valid dan reliabel sesuai dengan bahasan masing – masing. Responden seringkali kesulitan untuk mengingat detail dari kejadian di masa lalunya, sehingga hanya memberikan deskripsi umum atas apa yang mereka alami. Untuk membantu mengatasi masalah tersebut, perlu melakukan wawancara pada significant othersnya ketika menjalani masa pacaran dengan pasangan yang melakukan kekerasan. Namun mengingat tema bahasan dalam penelitian ini hanya dapat dihayati oleh individu yang bersangkutan, nampaknya wawancara pada significant others hanya dapat membantu merangkai kejadian – kejadian yang sifatnya kasat mata saja, bukan membantu menampilkan penghayatan terhadap kejadian – kejadian tersebut. 5.3.2. Saran Praktis Sebagai saran praktis, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi wadah sosialisasi informasi dan pencegahan kekerasan terhadap perempuan. Bertolak dari hasil penelitian dan temuan dari setiap responden, penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan masukan dan pembelajaran yang berharga bagi perempuan – perempuan yang mengalami kekerasan dalam relasi pacaran untuk lebih bijak dalam membina dan menilai suatu hubungan (terutama hubungan intim romantis seperti berpacaran) yang dijalani serta menyadari potensi timbulnya kekerasan yang mungkin terjadi. Gambaran Pola..., Adelia Auliyanti, F.PSI UI, 2008 Universitas Indonesia
  • 9. 139 Hasil dalam penelitian ini yang menunjukkan bahwa keberadaan perempuan dalam suatu relasi personal yang berkekerasan ternyata juga tak lepas dari karakter atau kepribadian tertentu dalam diri pasangan, diharapkan mampu mengubah pandangan yang menyalahkan para korban karena tetap berada dalam relasi berkekerasan tersebut. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumber informasi baru bagi masyarakat, terutama konselor untuk mengadakan program sosialisasi mengenai kekerasan dalam relasi pacaran serta mengadakan program intervensi bagi perempuan, khususnya pada mereka yang berusia remaja dan mulai menjalani relasi pacaran. Melalui cara yang demikian, diharapkan masyarakat – khususnya perempuan yang mengalami atau menemukan indikasi kekerasan dalam hubungan intim dengan pasangannya – dapat bersikap lebih terbuka dalam mengungkapkan kekerasan yang mereka alami. Karena kekerasan itu ada dan nyata. Respect yourself and stop violence against women ! Gambaran Pola..., Adelia Auliyanti, F.PSI UI, 2008 Universitas Indonesia