Dokumen tersebut membahas penyusunan program penyuluhan pertanian mulai dari tingkat desa, kecamatan, hingga kabupaten. Terdapat tahapan penggalian data, perumusan masalah dan tujuan, hingga penandatanganan program. Program desa disusun bersama masyarakat dan tokoh, sedangkan program kecamatan dan kabupaten melibatkan unsur dinas terkait.
2. PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN
PERTANIAN
1.Pengenalan Metode PRA
2.Penyusunan Programa
3.Sistem LAKU
Tujuan Instruksional Khusus :
1)Mahasiswa dapat memahami dan menerapkan
metode PRA
2)Mahasiswa dapat membuat program penyuluhan
3)Mahasiswa dapat memahami penerapan sistem
LAKU
3. Partisipasi Petani?
• Sikap kerjasama petani dalam pelaksanaan
program penyuluhan dengan cara menghadiri
rapat-rapat, mendemonstrasikan metode baru
untuk usahatani mereka dsb.
• Pengorganisasian kegiatan-kegiatan penyuluhan
oleh kelompok petani
• Menyediakan informasi yg diperlukan untuk
merencanakan program penyuluhan yg efektif
• Petani/organisasinya membayar
seluruh/sebagian biaya yang dibutuhkan jasa
penyuluhan
4. Mengapa petani harus berpartisipasi ?
• Memiliki informasi yg sangat penting untuk
merencanakan program yg berhasil termasuk
tujuan,situasi, pengetahuan serta pengalaman mereka
• Petani lebih termotivasi utk bekerjasama dalam
program penyuluhan jika ikut bertanggungjawab di
dalamnya
• Sebagai masyarakat yg demokratis secara umum
menerima bahwa rakyat yg terlibat berhak
berpartisipasi dalam keputusan mengenai tujuan yg
akan dicapai
• Banyak permasalahan pembangunan pertanian, tidak
mungkin lagi dipecahkan dengan pengambilan
keputusan perorangan. Partsispasi kelompok sasaran
dalam keputusan kolektif sangat dibutuhkan.
5. Apa itu PRA (Participatory Rural Appraisal ) ?
• PRAsecara harfiah artinya penilaian/pengkajian/
penelitian (keadaan) desa secara partisipatif
• Dengan demikian PRACara yg digunakan dalam
melakukan kajian untuk memahami keadaan atau
kondisi desa dengan melibatkan partisipasi
masyarakat.
• Metode dan teknik PRA di daerah desa tetapi juga di
daerah kotaKajian masyarakat
• Kegiatan PRA bukanlah pelibatan masy dlm sebuah
paket penerapan PRA melaikan sebuah proses
berkesinambungan selama kegiatan bersama antara
penyelenggara progrm dan masyarakat
6. Lanjutan PRA.......
• Oki PRA dlm penafsiran selanjutnya pendekatan
dan teknik-teknik pelibatan masyarakat dalam proses-
proses pemikiran yg berlangsung selama kegiatan
perencanaan, pelaksanaan serta pemantaun dan
evaluasi program pembangunan masy. (secara luas)
• PRA merupakan metode pendekatan belajar mengenai
kondisi dan kehidupan pedesaan dari, dengan , oleh
masyarakat pedesaan sendiri, meliputi kegiatan
menganalisis, merencanakan dan bertindak.
• Dengan demikian PRA diartikan sebagaisekumpulan
pendekatan dan metode yang mendorong masy
pedesaan utk turut serta meningkatkan dan
menganalisis pengetahuan mereka mengenai hidup
dan kondisi mereka sendiri, agar mereka dpt membuat
rencana dan tindakan.
7. Mengapa PRA ?
1. Adanya kritik terhadap pendekatan TOP DOWN
2. Munculnya pemikiran pendekatan partisipatory
8. Prinsip-Prinsip PRA
1. Prinsip mengutamakan yg terabaikan (keberpihakan)
Prinsip ini memiliki makna keberpihakan terhadap masyarakat
yang terabaikan, termarjinalisasikan, mungkin tertindas atau
terlindas oleh struktur
2. Prinsip pemberdayaan (penguatan) masyarakat,
PRA bertujuan- meningkatkan kemampuan masyarakat, dalam
menganalisa keadaannya dan meningkatkan taraf hidupnya
secara mandiri dengan menggunakan sumber daya setempat
serta menurun ketergantungan kepada pihak luar.
3. Prinsip masyarakat sebagai pelaku, org luar sebagai fasilitator
Menempatkan masyarakat sebagai pusat dari kegiatan
pembangunan, (org luar mendorong sebagi proses perubahan)
4. Prinsip saling belajar dan menghargai perbedaan
PRA adalah suatu proses belajar berdasarkan pengalaman.
9. Lanjutan Prinsip PRA...
5. Santai dan Informal
Kegiatan PRA diselenggarakan dalam suasana yang
bersifat luwes, terbuka, tidak memaksa dan informal.
6. Trianggulasi
Salah satu kegiatan PRA adalah usaha mengumpulkan dan
menganalisis data atau informasi secara sistematis bersama
masyarakat
7. Optimalisasi Hasil
Prinsip mengoptimalkan atau memperoleh hasil informasi
yang tepat guna menurut metode PRA adalah :
- Lebih baik kita "tidak tahu apa yang tidak perlu kita
ketahui" (ketahui secukupnya saja)
- Lebih baik kita "tidak tahu apakah informasi itu bisa disebut
benar seratus persen, tetap diperkirakan bahwa informasi itu
cenderung mendekati kebenaran" (daripada kita tahu sama
sekali)
10. Lanjutan...prinsip-prinsip PRA
8. Orientasi Praktis
Artinya bahwa program program yang dikembangkan dengan
metode PRA ini lebih berorientasi pada pemecahan masalah
secara praktis
9. Prinsip keberlanjutan dan selang waktu
Metode PRA bukanlah kegiatan paket yang selesai setelah
kegiatan penggalian informasi dianggap cukup dan orang luar
yang memfasilitasi kegiatan keluar dari desa
10. Belajar dari Kesalahan
Dalam PRA kesalahan itu wajar dan sangat manusiawi, oleh
sebab itu perencanaan program jangan terlalu sulit sehingga
masyarakat tidak mampu memenuhinya
11. Terbuka
Prinsip terbuka menganggap PRA sebagai metode dan
perangkat teknik yang belum selesai, sempurna dan pasti
benar
11. Tiga Pilar/Unsur Utama PRA
Duduk bersama, Mendengar, Berbaur
Mereka mampu melakukan, Belajar dari
kesalahan, Memfasilitasi
Melakukan trianggulasi “SUMBER”
Bersikap ‘rendah hati’,Fleksibel
Mengujicoba, Berimprovisasi
SIKAP PRILAKU ORANG LUAR
BERBAGITEKNIK-TEKNIK/METODE
Pengetahuan
Pengalaman
Proses belajar
Pemetaan, Transek,
Diagram Venn, Alur
sejarah, Alur pemasaran
Analisis kehidupan,
Ranking, dan lain-lain
12. Daur Program PRA
Daur program adalah tahapan-tahapan dalam
pengembangan program mulai dari:
1.Identifikasi masalah dan kebutuhan,
2.Pencarian alternatif kegiatan,
3.Pemilihan alternatif kegiatan,
4.Pengorganisasian dan pelaksanaan kegiatan
serta
5.Pemantauan dan evaluasi program
13. DAUR
PROGRAM
PERENCANAAN
KEGIATAN
Kajian Potensi dan Alternatif
Kegiatan
PELAKSANAAN KEGIATAN
PRA Sebagai sikap dan perilaku
petugas lapangan
PEMANTAUAN KEGIATAN
Teknik PRA untuk melihat
perkembangan program
EVALUASI KEGIATAN
Teknik PRA untuk mengkaji
hasil akhir program
PENJAJAGAN KEBUTUHAN
Kajian masalah dan
kebutuhan
14. Teknik-Teknik PRA
• Teknik penelusuran alur sejarah
• Teknik pembuatan bagan kecendrungan dan
perubahan
• Penyusunan kalender musiman
• Teknik pembuatan peta desa
• Teknik transek (penelusuran lokasi)
• Pembuatan sketsa kebun
• Diagram Venn (bagan hubungan kelembagaan)
• Kajian mata pencaharian
• Wawancara semi terstruktur
• Dan lain-lain
15. Adanya kritik terhadap pendekatan TOP DOWN
• Program pembangunan selama ini bersifat diturunkan
dari pemimpin lembaga kepada pelaksana dan masyr,
walaupun program ini didasarkan pd proses penjajagan
kebutuhan (need assessment) masyarakat. Akibatnya :
1. Byk hasil pemb tdk menyentuh kebutuhan yang
sesungguhnya dirasakan masyarakat
2. Keterlibatan masyarakat hanyalah sebagai pelaksana,
masy bukan sebagai pemilik, sehingga dukungan thd
program bersifat pura-pura
3. Keterlibatan masy kurang mendidik dan kurang
menjamin keberlanjutan program, karena prakarsa dan
keterampilan dimiliki org luar
16. Munculnya pemikiran pendekatan
partisipatory
• Perlu membandingkan pendekatan program yg
bersifat top down & pendekatan program yg bersifat
partisipatif (Bottom-up)
• Sebagai variabel pembanding antara lain : unsur
manajemen, pendekatan model, tujuan, strategi,
sumber informasi, peran penyuluh, kedudukan pelaku
utama, pendanaan, program penyuluhan , materi
penyuluhan, metode pembelajaran
• Menemukan cara untuk mewujudkan pendekatan yg
partisipatif secara praktis dilapangan
19. Pengertian Programa ?
• Programa PP disusun untuk memberikan arah,
pedoman dan alat pengendali pencapain
tujuan penyelenggaraan PP
• Penyusunan Programa prinsip keterpaduan
dan kesinergian program PP pada setiap
tingkatan
• Programasuatu pernyataan tertulis tentang
keadaan, masalah, tujuan dan cara
pencapaian tujuan yang disusun dalam bentuk
dan sistematika yg teratur
21. TAHAPAN PENYUSUNAN PROGRAMA
Penyusunan programa desa dimulai dengan penggalian data dan
informasi mengenai potensi desa, monografi desa, jenis
komoditas unggulan desa dan tingkat produktivitasnya,
keberadaan poktan/gapoktan, keberadaan kelembagaan
agribisnis desa, masalah-masalah yang dihadapi oleh pelaku
utama dan pelaku usaha. Penggalian data ini dilakukan oleh
penyuluh bersama-sama dengan tokoh dan anggota masyarakat
guna menjaring kebutuhan nyata, harapan dan aspirasi pelaku
utama dan pelaku usaha, antara lain dengan metode
Participatory Rural Appraisal (PRA)
Pertemuan-pertemuan dalam rangka penyusunan programa
penyuluh di desa/ kelurahan dimotori oleh penyuluh (PNS,
swasta, dan swadaya) yang bertugas di desa/kelurahan dan
dihadiri oleh kepala desa/kelurahan, tokoh masyarakat, serta
pengurus kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha
1. PROGRAMA PENYULUHAN DESA
22. .
Pertemuan-pertemuan pada akhirnya menghasilkan programa
desa yang merupakan sintesa antara kegiatan poktan/gapoktan
di tingkat desa dengan kegiatan dinas/cabang dinas lingkup
pertanian yang dialokasikan di desa/kelurahan
Programa penyuluhan desa/kelurahan tidak disahkan, namun
diketahui oleh kepala desa/kelurahan agar dapat disinergikan
dengan program pembangunan di wilayahnya
Naskah programa penyuluhan kemudian dijabarkan oleh
masing-masing penyuluh ke dalam Rencana Kerja Tahunan
Penyuluh (RKTP)
23. 2. PROGRAMA PENYULUHAN KECAMATAN (BPP)
• Penyusunan programa Kecamatan dimulai dari perumusan
keadaan, masalah, tujuan dan cara mencapai tujuan. Dalam
proses ini dilakukan pemeringkatan masalah-masalah yang
dihadapi oleh pelaku utama dan pelaku usaha sesuai dengan
skala prioritas kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha dan
fokus pembanguan di kecamatan (BPP);
• Penyusunan programa dilakukan oleh penyuluh pertanian di
kecamatan dan perwakilan kelembagaan pelaku utama dan
pelaku usaha melalui serangkaian pertemuan-pertemuan
untuk menghasilkan draf programa kecamatan (BPP);
24. .
• Programa yang sudah final ditandatangani oleh koordinator
penyuluh kecamatan dan perwakilan kelembagaan pelaku
utama dan pelaku usaha, kemudian disahkan oleh Kepala
Balai Penyuluhan.
• Naskah programa kemudian dijabarkan oleh masing-masing
penyuluh ke dalam RKTP kecamatan, serta disampaikan
dalam forum musrenbangtan kecamatan sebagai bahan
penyusunan perencanaan pembangunan kecamatan
25. 3. PROGRAMA PENYULUHAN KABUPATEN
• Penyusunan programa kabupaten dimulai dari perumusan
keadaan, masalah, tujuan dan cara mencapai tujuan. Dalam
proses ini dilakukan pemeringkatan masalah-masalah yang
dihadapi oleh pelaku utama dan pelaku usaha sesuai dengan
skala prioritas kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha dan
fokus pembanguan di masing-masing tingkatan;
• Penyusunan programa dilakukan oleh penyuluh pertanian di
kabupaten dan perwakilan kelembagaan pelaku utama dan
pelaku usaha melalui serangkaian pertemuan-pertemuan untuk
menghasilkan draf programa kabupaten;
• Draf programa kabupaten disajikan dalam pertemuan yang
dihadiri oleh pejabat yang membidangi perencanaan dari
dinas/instansi lingkup pertanian, perikanan, dan kehuatanan
dan perwakilan kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha
dalam rangka sintesa kegiatan penyuluhan;
26. .
• Programa penyuluhan kabupaten yang sudah final
ditandatangani oleh koordinator penyuluh di kabupaten dan
perwakilan kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha,
kemudian disahkan oleh kepala badan pelaksana
penyuluhan/kepala kelembagaan penyuluhan kabupaten, dan
diketahui oleh pejabat dinas/instansi lingkup pertanian,
perikanan, dan kehutahan yang membidangi perencanaan di
masing-masing unit kerjanya;
• Naskah programa kemudian dijabarkan oleh masing-masing
penyuluh ke dalam RKTP kabupaten, serta disampaikan dalam
forum musrenbangtan kabupaten/kota sebagai bahan
penyusunan perencanaan pembangunan kabupaten/kota
27. 4. PROGRAMA PENYULUHAN PROVINSI
• Penyusunan programa provinsi dimulai dari perumusan keadaan,
masalah, tujuan dan cara mencapai tujuan. Dalam proses ini
dilakukan pemeringkatan masalah-masalah yang dihadapi oleh
pelaku utama dan pelaku usaha sesuai dengan skala prioritas
kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha dan fokus pembanguan
di provinsi;
• Penyusunan programa dilakukan oleh penyuluh pertanian di
provinsi dan perwakilan kelembagaan pelaku utama dan pelaku
usaha melalui serangkaian pertemuan-pertemuan untuk
menghasilkan draf programa provinsi;
• Draf programa provinsi disajikan dalam pertemuan yang dihadiri
oleh pejabat yang membidangi perencanaan dari dinas/instansi
lingkup pertanian, perikanan, dan kehutanan dan perwakilan
kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha dalam rangka sintesa
kegiatan penyuluhan;
28. .
• Programa penyuluhan provinsi yang sudah final ditandatangani
oleh koordinator penyuluh di provinsi dan perwakilan kelembagaan
pelaku utama dan pelaku usaha, kemudian disahkan oleh kepala
badan koordinasi penyuluhan/kepala kelembagaan penyuluhan
provinsi, dan diketahui oleh pejabat dinas/instansi lingkup
pertanian, perikanan, dan kehutahan yang membidangi
perencanaan di masing-masing unit kerjanya;
• Naskah programa kemudian dijabarkan oleh masing-masing
penyuluh ke dalam RKTP di provinsi, serta disampaikan dalam
forum musrenbangtan provinsi sebagai bahan penyusunan
perencanaan pembangunan provinsi.
30. KEADAAN
• Keadaan menggambarkan fakta-fakta berupa
data dan informasi mengenai potensi,
produktivitas dan lingkungan usaha pertanian,
perilaku/tingkat kemampuan petani dan
kebutuhan pelaku utama dalam usahanya di
wilayah (desa/kelurahan, kecamatan,
kabupaten/kota, provinsi, nasional) pada saat
akan disusunnya programa penyuluhan
pertanian
31. KEADAAN
• Merupakan fakta yang ditunjukan oleh data yang
terdapat pada saat akan disusunnya suatu programa
• Data Aktual dan Data Potensial
Contoh Data Aktual
1. Produksi Padi Desa A MT 2010/2011 rata-rata mencapai 62 kwintal/ha
2. Telah terbantuk kelompok tani
• Data Potensial
1. Hasil demplot pemupukan berimbang padi di desa A MT 2010/2011
mencapai 80 kwintal /ha
2. Berdasarkan kemampuan sosial masyarakat dan variasinya
komoditas di Desa A dapat dibentuk kelompok tani minimal 10
32. Masalah
Suatu wilayah dikatakan mempunyai masalah kalau ada
fakta yang belum memuaskan atau fakta tersebut
belum sesuai dengan yang diinginkan
Terdapat perbedaan antara data aktual dan
potensial
Faktor-Faktor Penyebab Fakta tidak
memuaskan (masalah)
Prilaku dan Non Prilaku
33. PERMASALAHAN
• Permasalahan dalam hal ini terkait dengan faktor-faktor yang
dinilai dapat menyebabkan tidak tercapainya tujuan, atau
faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perbedaan antara
kondisi saat ini (faktual) dengan kondisi yang ingin dicapai.
Faktor-faktor tersebut antara lain:
Faktor yang bersifat perilaku, yaitu faktor yang berkaitan
dengan tingkat adopsi pelaku utama dan pelaku usaha
terhadap penerapan suatu inovasi/teknologi baru, misalnya
belum yakin, belum mau, atau belum mampu menerapkan
dalam usahanya.
Faktor yang bersifat non perilaku, yaitu faktor yang berkaitan
dengan ketersediaan dan kondisi sarana dan prasarana
pendukung usaha pelaku utama dan pelaku usaha, misalnya
ketersediaan pupuk, benih/bibit atau modal.
34. .
• Dari sekian banyak permasalahan yang diidentifikasi, perlu
dibuat pemeringkatan sesuai dengan prioritas pembangunan
pertanian di suatu wilayah. Penetapan urutan prioritas
masalah tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan
teknik identifikasi faktor penentu (impact point), dan teknik
pemeringkatan masalah lainnya
35. TUJUAN
• Tujuan dalam hal ini memuat pernyataan mengenai
perubahan perilaku dan kondisi pelaku utama dan pelaku
usaha yang hendak dicapai dengan cara menggali dan
mengembangkan potensi yang tersedia pada dirinya, keluarga
dan lingkungannya untuk memecahkan masalah yang
dihadapi dan merespon peluang.
• Prinsip yang digunakan dalam merumuskan tujuan yaitu:
SMART: Specific (khas); Measurable (dapat diukur); Actionary
(dapat dikerjakan/dilakukan); Realistic (realistis); dan Time
Frame (memiliki batasan waktu untuk mencapai tujuan).
• Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan tujuan
adalah: ABCD: Audience (khalayak sasaran); Behaviour
(perubahan perilaku yang dikehendaki); Condition (kondisi
yang akan dicapai); dan Degree (derajat kondisi yang akan
dicapai).
36. Tujuan
Pernyataan pemecahan masalah atau pernyataan apa
yang ingin dicapai
• Ada 2 macam tujuan :
1. Tujuan program pernyataan mengenai pemecahan
masalah umum atau pernyataan secara umum apa
yang ingin dicapai
2. Tujuan kegiatan pernyataan menganai pemecahan
masalah khusus atau pernyataan khusus apa yang ingin
dicapai
Tujuan ditetapkan berdasarkan masalah yang telah
dirumuskan petani dan keluarganya
Tujuan dirumuskan untuk menggambarkan perubahan
prilaku petani dan keluarganya dalam berusahatani
37. Cara Mencapai Tujuan
• Kegiatan yang menggambarkan bagaimana tujuan
itu bisa dicapai, dengan menggunakan metode dan
teknik yang sesuai dengan masalah dan penyebab
masalahnya, perubahan perilaku yang diinginkan,
potensi yang ada yang dapat mendukung tercapainya
tujuan penyuluhan.
• Jadi bentuknya berupa sebuah daftar yg berisi hal-hal
mengenai masalah khusus, tujuan kegiatan , metode,
lokasi unit, frekuensi, volume dan lain-lain.
• Yg penting dalam penyusunan rencana kegiatan adalah
penetapan metode penyuluhan pertanian yg tepat
digunakan untuk mencapai tujuan.
38. RENCANA KEGIATAN
• Rencana kegiatan menggambarkan apa yang dilakukan untuk
mencapai tujuan, bagaimana caranya, siapa yang melakukan,
siapa sasarannya, dimana, kapan, berapa biayanya, dan apa
hasil yang akan dicapai untuk memecahkan masalah yang
dihadapi dan merespon peluang yang ada. Untuk
merumuskan rencana kegiatan perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
• 1. Tingkat kemampuan (pengetahuan, sikap dan
keterampilan) pelaku utama dan pelaku usaha;
• 2. Ketersediaan teknologi/inovasi, sarana dan prasarana,
serta sumberdaya lain yang mendukung kegiatan penyuluhan
pertanian;
39. .
3. Tingkat kemampuan (Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap)
penyuluh pertanian;
4. Situasi lingkungan fisik, sosial dan budaya yang ada; dan
5. Alokasi pembiayaan yang tersedia.
40. • Rencana kegiatan harus memuat unsur-unsur :
SIADIBIBA : Siapa yang akan melaksanakan?; Apa tujuan
yang ingin dicapai?; Dimana dilaksanakan?;
Bilamana/kapan waktu pelaksanaan; berapa banyak
hasil yang ingin dicapai (kuantitas dan kualitas); berapa
korbanan yang diperlukan (biaya, tenaga, dll); serta
bagaimana melaksanakannya (melalui kegiatan apa)?.
Rencana kegiatan yang disajikan dalam bentuk
tabulasi/matriks yang berisi masalah, kegiatan,
metode, keluaran, sasaran, volume/frekuensi, lokasi,
waktu, biaya, sumber biaya, penanggung jawab,
pelaksanaan dan pihak terkait.
.
41. Cara menyususun program
• Ditentukan dari atas (predetermined)
melaksanakan program pemerintah dan
didasarkan atas apa yg dapat atau ingin dicapai
oleh pemerintah
• Disusun sendiri (self-determined)
yg didasarkan sepenuhnya pada kebutuhan yg
benar-benar dirasakan oleh anggota masyarakat
pedesaan
• Disusun bersama (joint)
Penyusunan bersama antara yg berwenang dan
yg berkepentingan yg dianggap terbaik
42. Manfaat Program PP
• Adanya pernyataan tertulis (dokumen) yg dpt
digunkan setiap waktu
• Adanya tujuan yg dpt digunakan utk mengukur
kemajuan
• Adanya kelangsungan pelaksanaan program
• Bila petani diikutsertakan dalam merencanakan
program, mereka menganggap hasil program yg
dicapai sebagai pemecahan masalah mereka
• Pengalaman pendidikan bagi petani
• Meningkatkan kepercayaan diri petani dan sifat
kepemimpinan
43. Lingkup Materi Program Penyuluhan
Lingkup materi program penyuluhan harus
mencakup segala aspek kegiatan yang berkaitan
dengan upaya-upaya peningkatan produksi,
peningkatan pendapatan serta perbaikan
kesejahteraan masyarakat penerima
manfaatnya.
Tentang hal ini, beberapa hal yang perlu
diperhatikan adalah:
44. .
1.Optimasi pemanfaatan sumberdaya untuk
kegiatan produksi, dengan selalu
memperhatikan konservasi sumberdaya alam
dan pengelolaan limbah yang ditimbulkannya.
2. Efisien sistem produksi, yang tidak hanya
mempertimbangkan efisiensi teknis saja, tetapi
juga efisensi ekonomisnya.
3. Efisiensi sistem pemasaran produksi.
4. Pengelolaan usaha, termasuk pengelolaan
ekonomi rumah tangga.
45. .
5. Pengembangan sumberdaya keluarga
(terutama pemuda dan wanita).
6. Pengembangan kelembagaan-ekonomi dan
kelembagaan sosial.
7. Pembinaan kepemimpinan, baik kepemimpinan
dalam keluarga, kepemimpinan di lingkungan
pekerjaan, maupun kepemimpinan dalam
kelembagaan ekonomi dan
kelembagaan sosial.
46. Selain itu juga :
• Program-pogram yang berkaitan dengan
pengembangan sistem penyuluhan yang meliputi:
– Pengembangan organisasi dan administrasi
penyuluhan.
– Pengembangan sistem-kerja penyuluhan.
– Pengembangan proses belajar-mengajar dalam
penyuluhan.
– Pengembangan: metoda, materi, dan
perlengakapan penyuluhan.
– Pengembangan kelembagaan penunjang kegiatan
penyuluhan.
47. • Program-program yang berkaitan dengan
pengembangan karier penyuluh
Sistem Pelatihan, baik untuk meningkatkan kualifikasi
kemampuan penyuluh maupun dalam kaitannya
dengan promosi jabatan/kenaikan pangkat.
Sistem pengupahan, termasuk anggaran penunjang
kegiatan penyuluhan yang seringkali harus
dikeluarkan dari kantong penyuluh sendiri.
Sistem kenaikan pangkat dan jaminan hari tuanya.
50. Latar Belakang..sistem LaKu
• Petugas lapang kurang terlatih
• Tidak mengikuti teknologi baru
• Dan kecendrungan tidak mengunjungi petani
karena lebih banyak dikantor
Maksud pendekatan ini :
• Membujuk petani pada produksi tanaman/
ternak tertentu
• Menerapkan disiplin yg tinggi
• Dan melaksanakan pola kerja tertentu
51. Pengertian Sistem lAkU
• Salah satu sistem penyuluhan yang
dilaksanakan dalam rangka mencapai target
penyuluhan pertanian
• Latihanpenyuluh mendapat latihan secara
kontinyu sebagai bahan penyuluhan
• Kunjunganpenyuluh secara terprogram
melakukan kunjungan kepada pelaku
agribisnis/petani sebagai sasaran penyuluhan
• LAKUdi Indonesia –Proyek penyuluhan
Pertanian tanaman Pangan (1976),--Proyek
penyuluhan pertanian (1980)
52. Langkah-Langkah Persiapan Kunjungan
1. Mencari tahu tentang keadaan pertanian
saat ini yg ada di desa tersebut.
2. Perlu dicek dengan kenyataan yg ada
dilapangan
3. Identifikasi Wilayah dengan berbagai metode
agar data yg didapat lebih akurat
4. Sistem laku dilaksanakan dengan
memperhatikan programa yg disusun
54. Pelaksanaan Kunjungan
• Kunjungan Individu
apabila petani membutuhkan pendampingan
teknologi secara khusus
• Kunjungan Kelompok
Mengacu pada jadwal yang telah disepakati
antara penyuluh dan kelompok tani
• Setiap penyuluh mempersiapakan materi sesuai
dengan kebutuhan di tempat kunjungan
• Menyediakan waktu ke lapangan utk melihat
kemajuan pertanian, sekaligus mengidentifikasi
masalah yg ada.
55. Menurut Mardikanto dan Sutarni (1985) Pelaksanaan
sistem LAKU mengacu pada hal berikut ini
• Penyuluh lapangan berkewajiban membina sejumlah
kelompok secara pasti, teratur, tertib dan berkelanjutan
• Pasti, waktu dan tempat pasti menurut jadwal yg telah
disepakati bersama oleh PPL dan klpnya
• Teratur, frekuansi pembinaan (kunjungan) dilakukan
secara berkala dan teratur
• Tertib, harus mentaati kesepakatan tentang jadwal yg
telah disusun
• Berkelanjutan, agar pembinaan atau kunjungan
penyuluh untuk melaksanakan penyuluhan dapat
berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan
• PPL wajib mengikuti latihan (training) di BPP yg menjadi
pusat pertemuan dan informasi penyuluhan di tingkat
kecamatan
56. Waktu dan Tempat Kunjungan PP
• Beberapa saran dalam kunjungan lapangan yg
perlu diperhatikan :
1.Waktu kunjungan lapangan disesuikan dengan
kegiatan petani dilapangan
2.Jika ingin dilakukan secara berkelompok dapat
disepakati bersama petani,
3.Penetapan waktu penyuluhan akan tergantung :
• Metode, media, materi
• Keadaan atau situasi sasaran yg dituju
• Jenis kegiatan usahatani setempat
• Ketersediaan alat dan perlengkapan
• Mengikuti kegiatan masyarakat setempat
57. Latihan Bagi Penyuluh Pertanian
• Latihan bagi penyuluh sama pentingnya
dengan kunjungan bagi petani
• Dalam latihan, penyuluh akan mendapatkan
tambahan pengetahuan, keterampilan dan
informasi terutama dalam rangka mencapai
target dan pemecahan masalah yg ditemukan
dilapangan
• Latihan bertujuan dalam rangka memberikan
pelayanan penyuluhan yg efektif dan
profesional
58. Lanjutan.....
• Dalam latihan penyuluh dapat mempelajari :
1.Identifikasi teknologi produksi yg relevan dan
diperlukan petani
2.Keterampilan mendiagnosis dan menganalisis
masalah di lapangan
3.Teknik komunikasi yag memadai
4.Pemecahan masalah yang terjadi di lapangan
5.Bimbingan teknis/metode yg akan dilaksanakan
6.Peraturan, kebijaksanaan setempat dan lain-
lainiformasi yg dianggap perlu untuk di
sampaikan di dalam kunjungan lapangan
59. Pengukuran keberhasilan sistem LAKU
• Pelaksanaan sistem LAKU cendrung
mempunyai target pada komoditas tertentu
• keberhasilan diukur dengan meningkatkan
produksi komoditas yg di prioritaskan tersebut
• Pengalaman yg lalu keberhasilan ini di dapat
karena :
1.Disebarkannya informasi murah dan
sederhana kepada petani
2.Meningkatnya semangat kerja dan
pengabdian penyuluh
60. Keuntungan sistem LAKU
• Penyuluh harus bekerja lebih banyak di lapangan
dan selalu berinteraksi dengan cara mengunjungi
petani di lahan usahataninya
• Peningkatan disiplin kerja dan efektifitas kegiatan
• Dengan latihan teratur penyuluh dianggap
memiliki informasi dan teknologi mutakhir yg
dibutuhkan petani
• Penyuluh lapangan menerima pengawasan teknis
yg teratur
• Tersedia dukungan logistik bagi kegiatan
penyuluhan (transportasi, rungan kerja dan
peralatan video)
61. Kesulitan pelaksanaan sistem LAKU
• Tidak semua pelaku yg terlibat dalam sistem LAKU
bekerja untuk kebutuhan sasaran penyuluhan
pertanian
• Publikasi hasil penelitian cendrung pada publikasi
promosi bukan sebagai pada ilmu terapan yg
dibutuhkan petani
• Penyuluh cendrung dianggap rendah karena
berkerjasama dengan petani
• Penyusunan program cendrung dikendalikan oleh
pusat
• Cendrung Top Down dalam proses pelaksanaannya
• LAKU tidak efektif untuk daerah terpencil
• Perlu biaya cukup tinggi untuk transportasi dan
pelatihan yang teratur