SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Download to read offline
0
PENDIDIKAN MULTIKULTURALISME
Makalah
Di susun untuk memenuhi tugas
Mata kuliah : Ilmu Pendidikan
Dosen pengampu : Abdul Khobir, M.Ag.
Disusun Oleh:
Kelompok 12 ( Pinus )
1. Eka Fatma Novianti (2021114022)
2. Nilty Shofiyya (2021114060)
3. M. Wahyu Setiawan (2021114197)
4. Amirul Mu’minin (2021114220)
Kelas: B
PRODI PAI
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2016
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt., yang telah melimpahkan
taufiq, hidayah dan inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Pendidikan Multikultural”. Salawat dan salam senantiasa
tercurah kepada Nabi Muhammad Saw., sahabatnya, keluarganya, serta segala
umatnya hingga yaumil akhir.
Makalah ini disusun guna menambah wawasan pengetahuan terkait
sejarah, pengertian, esensi-esensi, dan nilai-nilai yang terdapat dalam pendidikan
Multikultural. Makalah ini disajikan sebagai bahan materi dalam diskusi mata
kuliah Ilmu Pendidikan STAIN Pekalongan.
Penulis menyadari bahwa kemampuan dalam penulisan makalah ini jauh
dari kata sempurna. Penulis sudah berusaha dan mencoba mengembangkan dari
beberapa referensi mengenai sumber materi yang saling berkaitan. Apabila
dalam penulisan makalah ini ada kekurangan dan kesalahan baik dalam
penulisan dan pembahasannya maka penulis dengan senang hati menerima
kritik dan saran dari pembaca.
Akhir kata, semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan pembaca yang budiman. Amin yaa robbal ‘alamin.
Pekalongan, Maret 2016
Penulis
ii
FILOSOFI POHON PINUS
Batang kayu yang berdiri tegak lurus menjulang tinggi dengan sangat jarang
kita temukan yang bengkok dan bercabang. Layaknya seseorang yang memiliki
pendirian yang kuat, tujuan dan pandangan hidup yang lurus, tidak mudah berpuas
diri akan apa yang telah ia capai. Namun ia tetap terus menggapai cita-cita
setinggi-tingginya dan dia tetap kokoh pada pendiriannya, tanpa terhambat lika-
liku dan tanpa terhiraukan dengan banyaknya tawaran hidup.
Hidup yang ia jalani tak berbeda, tetap semangat disepanjang usianya.
Selama masih dalam keadaan hidup, tidak mengenal musim dan tanpa terikat
waktu (umur) muda ataupun tua daun pinus tetaplah hijau (ever green).
Pohon pinus juga dijadikan lambang kekuatan cinta di Korea. mereka
mengartikan bahwa itu adalah simbol cinta yang lurus dan tidak bercabang-cabang
dan daun pohon pinus itu diibaratkan cinta yang tidak pernah berakhir.1
1 Moh Khoirunnasihin , Filosofi Pohon Pinus,
http://abiyunashihin.blogspot.co.id/2015/06/filosofi-pohon-pinus.html, diakses pada 24 Maret 2016
pukul 21.28 Wib.
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
FILOSOFI POHON PINUS........................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................1
C. Metode Pemecahan Masalah............................................................................2
D. Sistematika Penulisan Makalah........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................3
A. Sejarah Multikulturalisme................................................................................3
B. Pengertian Pendidikan Multikultural................................................................4
C. Prinsip –prinsip Pendidikan Multikultural.......................................................5
D. Esensi Pendidikan Multikultural dalam Ajaran Islam ......................................6
E. Pendidikan Multikultural dalam Masyarakat Plural .........................................7
F. Nilai-nilai Utama, Penerapan dan Tujuan Pendidikan Islam multikultural di
Indonesia..........................................................................................................8
BAB III PENUTUP...................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................12
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang di dalamnya
terdapat banyak kultur budaya. Banyaknya kultur kebudayaan ini menjadi
kebanggaan tersendiri bagi negara Indonesia dan menjadi identitas bangsa
Indonesia.
Dalam pandangan pendidikan multikultural, setiap individu memiliki hak
yang sama dalam menjalankan kehidupan tanpa terkecuali. Dengan demikian
setiap individu diharapkan untuk bisa menghargai orang lain, apapun perbedaan
yang ada di antara mereka. Keberagaman kultur diharapkan bukan menjadi
masalah tetapi justru sebagai perantara dalam menjalin hubungan antar etnis, suku,
dan umat beragama dalam menggapai kesejahteraan bersama tanpa mengganggu
satu sama lain dan demi terwujudnya keadilan sosial yang berpegang teguh pada
sikap saling toleransi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
makalah ini adalah :
1. Bagaimana Sejarah Multikulturalisme ?
2. Apa Pengertian Pendidikan Multikulturalisme ?
3. Apa saja Prinsip –prinsip Pendidikan Multikultural ?
4. Apa saja Esensi Pendidikan Multikultural dalam Ajaran Islam ?
5. Bagaimana Pendidikan Multikultural dalam Masyarakat Plural ?
6. Apa saja Nilai-nilai utama, Penerapan dan Tujuan Pendidikan Islam
multikultural di Indonesia ?
2
C. Metode Pemecahan Masalah
Metode pemecahan masalah yang dilakukan melalui studi literatur/metode
kajian pustaka, yang dengan menggunakan beberapa referensi buku atau dari
referensi lainnya yang merujuk pada permasalahan yang dibahas. Langkah-
langkah pemecahan masalahnya dimulai dengan menentukan masalah yang akan
dibahas dengan melakukan perumusan masalah, melakukan langkah-langkah
pengkajian masalah, penentuan tujuan dan sasaran, perumusan jawaban
permasalahan dari berbagai sumber, dan penyintesisan serta pengorganisasian
jawaban permasalahan.
D. Sistematika Penulisan Makalah
Makalah ini ditulis tiga bagian, meliputi: Bab I, bagian pendahuluan yang
terdiri dari: latar belakang masalah, perumusan masalah, metode pemecahan
masalah, dan sistematika penulisan makalah; Bab II, adalah pembahasan; Bab III,
bagian penutup yang terdiri dari simpulan dan saran-saran.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Multikulturalisme
Secara historis, sejak jatuhnya Presiden Suharto dari kekuasaan yang
kemudian diikuti dengan masa yang disebut sebagai “era reformasi”, kebudayaan
Indonesia cenderung mengalami disentegrasi. Dalam pandangan Azrumarda Azra,
bahwa krisis moneter, ekonomi dan politik yang bermula sejak akhir 1997, dan
pada waktu itu juga terjadi krisis sosio- kultural di dalam kehidupan bangsa dan
Negara.
Krisis sosial budaya yang meluas ini dapat disaksikan dikalangan
masyarakat kita, misalnya : disintegrasi sosial-politik yang bersumber dari euforia
kebebasan yang nyaris kebablasan; lenyapnya kesabaran sosial (social temper)
dalam menghadapi realitas kehidupan yang semakin sulit sehingga mudah
mengamuk dan melakukan berbagai tindakan kekerasan dan anarki ; merosotnya
penghargaan dan kepatuhan terhadap hukum, etika, moral, dan kesantunan sosial ;
semakin meluasnya penyebaran narkotika dan penyakit-penyakit sosial lainnya ;
berlanjutnya konflik dan dan kekerasan yang bersumber atau sedikitnya bernuansa
politis, etnis dan agama seperti terjadi di Aceh, Kalimantan Barat dan Tengah,
Maluku Sulawesi Tengah, dan lain-lain.
Krisis sosial-budaya kita semakin merabak seiring dengan meningkatnya
ekspansi khususnya Amerika sebagai akibat globalisasi yang terus tidak
terbendun. Berbagai ekspresi sosial budaya yang sebenarnya “ alien” (asing), yang
tidak memiliki basis dan presiden kulturalnya dalam masyarakat kita, semakin
menyebar dalam masyarakat kita sehingga memunculkan kecenderungan-
4
kecenderungan “ gaya hidup” baru yang tidak selalu sesuai dengan kondisi bagi
kehidupan sosial budaya masyarakat dan budaya.2
B. Pengertian Pendidikan Multikultural
Multikultural berasal dari dua kata yaitu Multi dan Kultur, multi berarti
banyak sedangkan kultur berarti budaya.
Menurut pendapat Andersen dan Chuser (1994:230), bahwa pendidikan
multikultural dapat diartikan sebagai pendidikan mengenai keragaman
kebudayaan.
Kemudian James Banks (1993:3) mendefinisikan pendidikan multikultural
sebagai pendidikan untuk people of color. Artinya, pendidikan multikultural ingin
mengeksplorasi perbedaan sebagai keniscayaan (anugrah tuhan/sunnatullah).
Menurutnya, bahwa pendidikan multikultural memiliki beberapa dimensi yang
saling berkaitan satu sama lain : pertama, content integration yaitu
mengintegrasikan berbagai budaya dan kelompok untuk mengilutrasikan konsep
dasar generalisasi dan teori dalam mata pelajaran/disiplin ilmu. Kedua, the
knowledge construction process, yaitu membawa siswa untuk memahami
implikasi budaya dalam sebuah mata pelajaran (disiplin). Ketiga, an equity
paedagogy yaitu menyesuaikan metode pengajaran dalam cara belajar siswa yang
beragam baik dari segi ras, budaya (culture) ataupun sosial (social). Keempat,
prejudice reduction, yaitu mengidentifikasi karakteristik ras siswa dan
menentukan metode pengajaran mereka.3
Sejalan dengan pemikiran di atas, Muhaemin el-Ma’hady berpendapat,
bahwa secara sederhana pendidikan multikultural dapat didefinisikan sebagai
pendidikan tentang keragaman kebudayaan dalam meresponi perubahan
demografis dan kultural lingkungan masyarakat tertentu atau bahkan dunia secara
keseluruhan (global).
2 Choirul Mahfud, Pendidikan Multikultural (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2006), hlm. 81-82
3 Ibid., hlm. 175-175
5
Jadi, dapat dipahami bahwa pendidikan multikultural menghendaki adanya
pengakuan terhadap keragaman dan perbedaan secara kultur sehingga dalam
interaksi sesama manusia dapat terjalin secara harmonis, dan untuk membentuk
masyarak multikultural Indonesia yang sehat tidak bisa secara taken for granted
atau trial and error. Sebaliknya harus diupayakan secara sistematis, progmatis,
integrated dan berkesinambungan. Salah satu langkah yang paling strategis dalam
hal ini adalah melalui pendidikan multikultural yang diselenggarakan seluruh
lembaga pendidikan, baik formal ataupun non formal, dan bahkan informal dalam
masyarakat luas.4
C. Prinsip –prinsip Pendidikan Multikultural
Terdapat tiga prinsip pendidikan multikultural yang dikemukakan oleh
Tilaar (2004) : pertama, pendidikan multikultural didasarkan pada pedagogik
kesetaraan manusia (equity pedagogy). Kedua, pendidikan multikultural ditujukan
kepada terwujudnya manusia Indonesia yang cerdas dan mengembangkan pribadi-
pribadi Indonesia yang menguasai ilmu pengetahuan dengan sebaik-baiknya.
Ketiga, prinsip globalisasi tidak perlu ditakuti apabila bangsa ini megetahui arah
serta nilai-nilai baik dan buruk yang dibawanya.
Ketiga prinsip pendidikan multikultural yang dikemukakan Tilaar di atas
sudah dapat menggambarkan bahwa arah dari wawasan multikulturalisme adalah
untuk menciptakan manusia yang terbuka terhadap segala macam perkembangan
zaman dan keragaman berbagai aspek dalam kehidupan modern.5
4 Zakiyuddin Baidhawy, Pendidikan Agama Berwawasan Multikultural ( Jakarta : Erlangga,
2005)
5 Abd Aziz Albone, Pendidikan Islam dalam Perspektif Multikulturalisme ( Jakarta : PT
Saadah Cipta Mandiri, 2006), hlm. 142.
6
D. Esensi Pendidikan Multikultural dalam Ajaran Islam
Esensi multikultural menghendaki pengakuan dan penghormatan terhadap
orang lain yang berbeda ras, suku, bahasa, adat istiadat, bahkan agama sekalipun.
Secara dogmatis, esensi multikultural dapat dilihat dari berbagai hal, antara lain :
1. Manusia memiliki kedudukan yang sama di sisi Allah, yang membedakan
adalah kualitas ketakwaannnya ( Qs. Al-Hujarat/49 ayat 13).
Sementara kualitas ketakwaan seseorang itu bersifat abstrak dan hanya
diketahui Allah secara pasti. Jika demikian halnya, tidak ada hak bagi seseorang
untuk memvonis sesamanya sebagai orang yang tidak bertakwa kepada Allah.
Tidak pula hak seseorang untuk menentukan bahwa dirinya lebih baik dari
orang lain. Adanya paradigma semacam ini akan berimplikasi kepada sikap
menghormati dan menolong sesama manusia. Maka perbedaan yang disebabkan
oleh suku, bahasa , adat istiadat, dan status sosial tidak menjadikan kedudukan
seseorang lebih tinggi dari yang lainnya.
2. Umat Islam diperintahkan untuk senantiasa berbuat baik dan menegakkan
keadilan meskipun kepada non muslim ( Qs. Al- Mumtahanah/60: 8)
Tidak ada alasan bagi umat Islam untuk berlaku zhalim, subjektif, atau
bersikap sewenang-wenang terhadap non muslim, meskipun secara akidah
jelas-jrlas berbeda. Bahkan secara radikal Ali bin Abu Thalib pernah
mengataka,” Tuhan akan menegakkan negara yang adilmeskipun kafir, dan
akan menghancurkan negara yang zhalim meskipun Islam”.
3. Islam mengajarkan bahwa orang yang berhubungan baik secara vertikal (habl
min Allah) dan berhubungan baik secara horizontal (habl min al-nas) akan
terhindar dari kehinaan. (Qs. Ali-Imron/3: 112).6
Al-Maraghi menegaskan bahwa hubungan ini menuntut kebersamaan dalam
kehidupan. Mereka membutuhkan kita dan kita membutuhkan mereka dalam
6 Ibid., hlm 223-224.
7
beberapa hal. Dan memang Nabi Muhammad Saw sendiri memperlakukan
mereka dengan baik dalam muamalah.
E. Pendidikan Multikultural dalam Masyarakat Plural
Indonesia termasuk salah satu Negara multikultural terbesar di dunia. Saat
ini jumlah yang ada di wilayah Indonesia mencapai 13.000 pulau besar maupun
kecil dengan populasi penduduk lebih dari 200 jiwa yang terdiri dari sekitar 300
suku dan 200 bahasa yang berbeda. Selain itu, Indonesia juga merupakan negara
multirelegius, karena penduduknya menganut beragam agama, yakni Islam,
Katolik, Kristen Protestan, Hindu, Budha, Konghuchu, serta berbagai macam
aliran kepercayaan.
Kemajemukan bangsa Indonesia tersebut selain merupakan Khazanah
kekayaan budaya nasional dan kekuatan bangsa, bisa juga menimbulkan berbagai
problematika atau persoalan. Korupsi, kolusi, nepotisme, konflik politik,
saparatisme, kerusuhan antaretnis dan agama, dan lainnya, merupakan bentuk
nyata dari fenomena multikulturalisme tersebut.
Pendidikan merupakan sarana yang efektif dalam menanamkan semangat
multikulturalisme positif melalui model pendidikan multikultural. Sebab,
pendidikan multikultural diyakini mampu memberi alternatif strategi pendidikan
yang berbasis pada pemantapan keragaman dan kemajemukan masyarakat,
khususnya pada diri siswa, seperti timbulnya rasa dan sikap saling menghargai dan
menghormati keragaman etnis, budaya, bahasa, agama, status sosial, jender,
umum, kemampuan, dan ras, sedemikian rupa sehingga dalam diri siswa dapat
tumbuh sikap saling menghargai perbedaan (agree in disagreement), dan dapat
hidup saling berdampingan satu dengan yang lain (to live together). Dengan
demikian, model pendidikan multikultural ini menjadi penting diterapkan dalam
praktek pendidikan di berbagai jalur, jenis, dan jenjang pendidikan, agar dapat
8
meningkatkan kesadaran para siswa untuk selalu berprilaku humanis, demokratis,
dan multikulturalis.7
F. Nilai-nilai Utama, Penerapan dan Tujuan Pendidikan Islam multikultural di
Indonesia
Kategori Nilai Multikultural dalam Islam
1. Tauhid: mengesakan tuhan. Pandangan hidup manusia
bertujuan untuk merealisasi konsep keesaan tuhan dalam
hubungan antar sesama manusia. Tuhan merupakan sumber
utama bagi umat manusia, karenanya sesama manusia adalah
bersaudara (ukhuwah basyariyah).
2. Ummah: Hidup bersama. Semua orang memiliki akses yang
sama untuk tinggal di jagad raya ini, saling berdampingan,
dan mengikat hubungan sosial dalam sebuah kelompok,
komunitas, masyarakat, atau bangsa.
3. Rahmah: Kasih sayang, yakni perwujudan sifat-sifat tuhan
yang maha pengasih lagi maha penyayang kepada manusia
yang di ciptakan oleh tuhan untuk berinteraksi dan
berkomunikasi satu sama lain atas dasar semangat saling
mengasihi dan peduli.
Nilai-nilai
Utama
4. Al- Musawah, taqwa (egalitarianism): bahwa semua manusia
adalah bersaudara dan mendapat perlakuan yang sama
dihadapan Allah SWT. Meskipun berbeda jenis kelamin,
gender, ras, warna kulit dan agama.
Penerapan
1. Ta’aruf, ihsan yaitu (saling mengenal dan berbuat baik) yaitu
kesadaran dan keinginan untuk tinggal bersama,
7 Rachman Assegaf, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2011),
hlm. 309-310.
9
berdampingan dengan yang lain yang berbeda budaya, etnis
dan agama, agar dicapai wawasan etnis yang luas, saling
bekerja sama, saling memberi dan menerima, serta siap
berkurban
2. Tafahum (saling memahami) yaitu kesadaran bahwa nilai-
nilai mereka adalah berbeda.bahwa kita saling melengkapi
satu sama lain dan memberi kontribusi dan hubungan yang
dinamis terhadap pihak lain.
3. Fastabiqul khairot (berlomba-lomba dalam kebaikan) yaitu
persamaan dan perbedaan dapat mendukung terjalinnya
komunikasi dan kompetisi antar individu dan kelompok untuk
memperoleh harga diri dan mutu pada semua aspek kehidupan
sosial.
4. saling mempercayai yaitu untuk menjaga sikap mempercayai
dalam hubungan antarsesama manusia.
5. Husnuzhan yaitu Agar memiliki pikiran positif berarti
haruslah awas dalam menghakimi seseorang dalam suatu
permasaalahan.
6. Tasamuh, toleransi Artinya menerima kebebasan beragam dan
berekspresi serta menghormati keragaman dalam agama,
budaya, dan etnis.
7. ‘afw, maghfiroh yaitu memberikan maaf yang berarti
melupakan semua bentuk penyiksaan, kejahatan, dan
perbuatan salah. Pemberi ampunan berarti dua hal, yakni
memaafkan pada saat kita punya kekuatan untuk membalas
dendam, dan meminta maaf disaat kita tak punya untuk
membalas.
8. Takrim, saling menghormati artinya saling menghormati
10
merupakan nilai-nilai universal yang ada di dalam semua
agama dan budaya dimana kita dapat mempersiapkan diri kita
untuk mendengarkan pendapat dan perspektif yang berbeda,
juga untuk menghormati nama baik (kemuliaan) dari berbagai
individu maupun kelompok.
9. Sulh, perdamaian atau rekonsiliasi yakni jalan yang terpilih
untuk mengumpulkan konsep kebenaran, ampunan dan
keadilan setelah kekerasan terjadi.
10. Islah atau resolusi konflik yaitu penekanan pada kekuatan
hubungan antara dimensi psikologis dan kehidupan politik
masyarakat melalui kesaksian bahwa penderitaan individu
atau kelompok tentulah akan tumbuh dengan cepat bilamana
kita tidak memahami, mengampuni, dan menyelesaikan
konflik.
1. Silah, yakni membangun perdamaian, menjaga perdamaian
dan membuat perdamaian.
2. Layyin, yakni lemah lembut atau budaya anti kekerasan.
Yakni perilaku , perkataan, sikap, serta berbagai struktur dan
sistemyang memelihar dan menjag fisik, mental sosial, dan
menjadi aman dan damai.
Tujuan
3. ‘adl atau keadilan, yaitu membuat keseimbangan yang
membuat ras peduli, saling berbagi, serta sikap moderat
dalam merespon perbedaan, jujur dan terbuka dalam segala
sudut pandang atau perbuatan.8
8 Ibid., hlm. 310-314.
11
BAB III
PENUTUP
Dari paparan di atas, keberagaman budaya adalah sebuah keniscayaan dalam
hidup. Kehidupan yang tenang dan damai di antara bermacam perbedaan dalam
bermasyarakat perlu disosialisasikan agar benar-benar terwujud, salah satunya
melalui pendidikan multikultural. Pendidikan multikultural pada dasarnya tidak
bertentangan dengan ajaran Islam, khususnya al-Qur’an yang menjadi pedoman
bagi umat Islam. Keanekaragaman yang ada justru menjadi kekayaan intelaktual
untuk dikaji, sebagaimana beberapa ayat al-Qur’an yang menjelaskan hal tersebut.
Dengan pendidikan multikultural diharapkan setiap individu atau kelompok bisa
menerima dan menghargai setiap perbedaan, hidup berdampingan dengan damai
dan tenang walaupun berbeda-beda. Sehingga terbentuk sebuah negara dan bangsa
yang harmonis, damai, dan sejahtera untuk memperkokoh identitas nasional.
12
DAFTAR PUSTAKA
Assegaf , Abd Rachman. 2011. Filsafat Pendidikan Islam . Jakarta : PT
RajaGrafindo Persada.
Albone, Abd Aziz . 2006. Pendidikan Islam dalam Perspektif Multikulturalisme .
Jakarta : PT Saadah Cipta Mandiri.
Baidhawy, Zakiyuddin. 2005. Pendidikan Agama Berwawasan Multikultural. Jakarta:
Erlangga.
Mahfud, Choirul. 2006 Pendidikan Multikultural. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Khoirunnasihin, Moh. Filosofi Pohon Pinus.
http://abiyunashihin.blogspot.co.id/2015/06/filosofi-pohon-pinus.html. Diakses
pada 24 Maret 2016 pukul 21.28 Wib.

More Related Content

What's hot

Makalah kepemimpinan dalam pendidikan
Makalah kepemimpinan dalam pendidikanMakalah kepemimpinan dalam pendidikan
Makalah kepemimpinan dalam pendidikanMâhdûm Ðûm
 
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhDaftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhSuya Yahya
 
Makalah Aliran-aliran Dalam Pendidikan
Makalah Aliran-aliran Dalam PendidikanMakalah Aliran-aliran Dalam Pendidikan
Makalah Aliran-aliran Dalam PendidikanDedy Wiranto
 
Hubungan filsafat dan agama
Hubungan filsafat dan agamaHubungan filsafat dan agama
Hubungan filsafat dan agamaBuyung Iskandar
 
Modul Struktur Keilmuan PAI- KB 1 Ilmu Dalam Islam
Modul Struktur Keilmuan PAI- KB 1 Ilmu Dalam IslamModul Struktur Keilmuan PAI- KB 1 Ilmu Dalam Islam
Modul Struktur Keilmuan PAI- KB 1 Ilmu Dalam IslamIstna Zakia Iriana
 
Peta konsep pertumbuhan dan perkembangan
Peta konsep pertumbuhan dan perkembanganPeta konsep pertumbuhan dan perkembangan
Peta konsep pertumbuhan dan perkembanganDevia Titania
 
Hakekat manusia dalam pandangan filsafat
Hakekat manusia dalam pandangan filsafatHakekat manusia dalam pandangan filsafat
Hakekat manusia dalam pandangan filsafatIrma Puji Lestari
 
Pendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisisPendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisissafutri nurhidayah
 
TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOW
TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOWTEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOW
TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOWNur Arifaizal Basri
 
makalah teologi modern oleh wahyudin dompu UIN
makalah teologi modern oleh wahyudin dompu  UINmakalah teologi modern oleh wahyudin dompu  UIN
makalah teologi modern oleh wahyudin dompu UINabdul gonde
 
Iman dan taqwa
Iman dan taqwaIman dan taqwa
Iman dan taqwaormaya19
 
Makalah tentang akhlak dan ruang ligkupnya
Makalah tentang akhlak dan ruang ligkupnyaMakalah tentang akhlak dan ruang ligkupnya
Makalah tentang akhlak dan ruang ligkupnyaSchool
 
Makalah fiqih kelompok 3 materi 5
Makalah fiqih kelompok 3 materi 5Makalah fiqih kelompok 3 materi 5
Makalah fiqih kelompok 3 materi 5NavenAbsurd
 
Pengertian keimanan dan ketakwaan
Pengertian keimanan dan ketakwaanPengertian keimanan dan ketakwaan
Pengertian keimanan dan ketakwaaneryeryey
 
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnyaMakalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnyaRobet Saputra
 

What's hot (20)

Tugas makalah agama
Tugas makalah agamaTugas makalah agama
Tugas makalah agama
 
Makalah kepemimpinan dalam pendidikan
Makalah kepemimpinan dalam pendidikanMakalah kepemimpinan dalam pendidikan
Makalah kepemimpinan dalam pendidikan
 
Soal kls 12
Soal kls 12Soal kls 12
Soal kls 12
 
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhDaftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
 
Makalah Aliran-aliran Dalam Pendidikan
Makalah Aliran-aliran Dalam PendidikanMakalah Aliran-aliran Dalam Pendidikan
Makalah Aliran-aliran Dalam Pendidikan
 
Hubungan filsafat dan agama
Hubungan filsafat dan agamaHubungan filsafat dan agama
Hubungan filsafat dan agama
 
Modul Struktur Keilmuan PAI- KB 1 Ilmu Dalam Islam
Modul Struktur Keilmuan PAI- KB 1 Ilmu Dalam IslamModul Struktur Keilmuan PAI- KB 1 Ilmu Dalam Islam
Modul Struktur Keilmuan PAI- KB 1 Ilmu Dalam Islam
 
Peta konsep pertumbuhan dan perkembangan
Peta konsep pertumbuhan dan perkembanganPeta konsep pertumbuhan dan perkembangan
Peta konsep pertumbuhan dan perkembangan
 
Hakekat manusia dalam pandangan filsafat
Hakekat manusia dalam pandangan filsafatHakekat manusia dalam pandangan filsafat
Hakekat manusia dalam pandangan filsafat
 
Makalah Perkembangan Islam di Indonesia
Makalah Perkembangan Islam di IndonesiaMakalah Perkembangan Islam di Indonesia
Makalah Perkembangan Islam di Indonesia
 
Pendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisisPendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisis
 
TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOW
TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOWTEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOW
TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOW
 
POWER POINT STUDI ISLAM
POWER POINT STUDI ISLAMPOWER POINT STUDI ISLAM
POWER POINT STUDI ISLAM
 
makalah teologi modern oleh wahyudin dompu UIN
makalah teologi modern oleh wahyudin dompu  UINmakalah teologi modern oleh wahyudin dompu  UIN
makalah teologi modern oleh wahyudin dompu UIN
 
Iman dan taqwa
Iman dan taqwaIman dan taqwa
Iman dan taqwa
 
Makalah tentang akhlak dan ruang ligkupnya
Makalah tentang akhlak dan ruang ligkupnyaMakalah tentang akhlak dan ruang ligkupnya
Makalah tentang akhlak dan ruang ligkupnya
 
Makalah fiqih kelompok 3 materi 5
Makalah fiqih kelompok 3 materi 5Makalah fiqih kelompok 3 materi 5
Makalah fiqih kelompok 3 materi 5
 
Pengertian keimanan dan ketakwaan
Pengertian keimanan dan ketakwaanPengertian keimanan dan ketakwaan
Pengertian keimanan dan ketakwaan
 
Makalah "Konsep Aqidah Islamiyah"
Makalah "Konsep Aqidah Islamiyah"Makalah "Konsep Aqidah Islamiyah"
Makalah "Konsep Aqidah Islamiyah"
 
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnyaMakalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
 

Viewers also liked

Materi kelompok 5 pentingnya pendidikan multikultural di indonesia
Materi kelompok 5 pentingnya pendidikan multikultural di indonesiaMateri kelompok 5 pentingnya pendidikan multikultural di indonesia
Materi kelompok 5 pentingnya pendidikan multikultural di indonesiaYhana Hadayana
 
Pendidikan multikultural ppt
Pendidikan multikultural pptPendidikan multikultural ppt
Pendidikan multikultural pptFaizatur Rokhmah
 
Masyarakat Multikultural Di Indonesia
Masyarakat Multikultural Di IndonesiaMasyarakat Multikultural Di Indonesia
Masyarakat Multikultural Di IndonesiaAhmad Royhan Nst
 
2) RPP Fiqh kelas VII Shalat Fardu Sujud Sahwi
2) RPP Fiqh kelas VII Shalat Fardu Sujud Sahwi2) RPP Fiqh kelas VII Shalat Fardu Sujud Sahwi
2) RPP Fiqh kelas VII Shalat Fardu Sujud SahwiIntanrizkaagustia17
 
Pengantar Pendidikan multikultural
Pengantar Pendidikan multikulturalPengantar Pendidikan multikultural
Pengantar Pendidikan multikulturalSalma Van Licht
 
Makalah Perbedaan individu dalam belajar
Makalah Perbedaan individu dalam  belajarMakalah Perbedaan individu dalam  belajar
Makalah Perbedaan individu dalam belajarMuhammad Hamdani
 
Konsep sosio-antropologi pendidikan
Konsep sosio-antropologi pendidikan Konsep sosio-antropologi pendidikan
Konsep sosio-antropologi pendidikan Setadewa Okreina
 
Penarikan Kesimpulan
Penarikan KesimpulanPenarikan Kesimpulan
Penarikan KesimpulanTARSUDINN
 
Pengembangan model pendidikan multikulturalisme untuk anak usia sekolah
Pengembangan model pendidikan multikulturalisme untuk anak usia sekolahPengembangan model pendidikan multikulturalisme untuk anak usia sekolah
Pengembangan model pendidikan multikulturalisme untuk anak usia sekolahHari Adi
 
Masyarakat multikultural
Masyarakat multikulturalMasyarakat multikultural
Masyarakat multikulturalFajar Fajar
 
Social Dimension: Multiculturalism and Multicultural Education
Social Dimension: Multiculturalism and Multicultural EducationSocial Dimension: Multiculturalism and Multicultural Education
Social Dimension: Multiculturalism and Multicultural Educationjejuko26
 
Masyarakat multikultural sosiologi kelas xi
Masyarakat multikultural sosiologi kelas xiMasyarakat multikultural sosiologi kelas xi
Masyarakat multikultural sosiologi kelas ximeldaayub
 
Sosiologi (masyarakat multikultural)
Sosiologi (masyarakat multikultural)Sosiologi (masyarakat multikultural)
Sosiologi (masyarakat multikultural)MY WORLD
 
Masyarakat multikultural
Masyarakat multikulturalMasyarakat multikultural
Masyarakat multikulturaljust Aray
 
Mata kuliah filsafat ilmu
Mata kuliah filsafat ilmuMata kuliah filsafat ilmu
Mata kuliah filsafat ilmuMas Yono
 
Hubungan Pelestarian Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan
Hubungan Pelestarian Lingkungan Hidup dan Pembangunan BerkelanjutanHubungan Pelestarian Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan
Hubungan Pelestarian Lingkungan Hidup dan Pembangunan BerkelanjutanIpin Okehzz
 
Ppt geografi (berwawasan lingkungan)
Ppt geografi (berwawasan lingkungan)Ppt geografi (berwawasan lingkungan)
Ppt geografi (berwawasan lingkungan)nastya chila
 

Viewers also liked (20)

Materi kelompok 5 pentingnya pendidikan multikultural di indonesia
Materi kelompok 5 pentingnya pendidikan multikultural di indonesiaMateri kelompok 5 pentingnya pendidikan multikultural di indonesia
Materi kelompok 5 pentingnya pendidikan multikultural di indonesia
 
Pendidikan multikultural ppt
Pendidikan multikultural pptPendidikan multikultural ppt
Pendidikan multikultural ppt
 
Multikultural
MultikulturalMultikultural
Multikultural
 
Masyarakat Multikultural Di Indonesia
Masyarakat Multikultural Di IndonesiaMasyarakat Multikultural Di Indonesia
Masyarakat Multikultural Di Indonesia
 
Filsafat multikulturalisme
Filsafat multikulturalismeFilsafat multikulturalisme
Filsafat multikulturalisme
 
2) RPP Fiqh kelas VII Shalat Fardu Sujud Sahwi
2) RPP Fiqh kelas VII Shalat Fardu Sujud Sahwi2) RPP Fiqh kelas VII Shalat Fardu Sujud Sahwi
2) RPP Fiqh kelas VII Shalat Fardu Sujud Sahwi
 
Pengantar Pendidikan multikultural
Pengantar Pendidikan multikulturalPengantar Pendidikan multikultural
Pengantar Pendidikan multikultural
 
Makalah Perbedaan individu dalam belajar
Makalah Perbedaan individu dalam  belajarMakalah Perbedaan individu dalam  belajar
Makalah Perbedaan individu dalam belajar
 
Konsep sosio-antropologi pendidikan
Konsep sosio-antropologi pendidikan Konsep sosio-antropologi pendidikan
Konsep sosio-antropologi pendidikan
 
Penarikan Kesimpulan
Penarikan KesimpulanPenarikan Kesimpulan
Penarikan Kesimpulan
 
Masalah yang muncul akibat keberagaman budaya
Masalah yang muncul akibat keberagaman budayaMasalah yang muncul akibat keberagaman budaya
Masalah yang muncul akibat keberagaman budaya
 
Pengembangan model pendidikan multikulturalisme untuk anak usia sekolah
Pengembangan model pendidikan multikulturalisme untuk anak usia sekolahPengembangan model pendidikan multikulturalisme untuk anak usia sekolah
Pengembangan model pendidikan multikulturalisme untuk anak usia sekolah
 
Masyarakat multikultural
Masyarakat multikulturalMasyarakat multikultural
Masyarakat multikultural
 
Social Dimension: Multiculturalism and Multicultural Education
Social Dimension: Multiculturalism and Multicultural EducationSocial Dimension: Multiculturalism and Multicultural Education
Social Dimension: Multiculturalism and Multicultural Education
 
Masyarakat multikultural sosiologi kelas xi
Masyarakat multikultural sosiologi kelas xiMasyarakat multikultural sosiologi kelas xi
Masyarakat multikultural sosiologi kelas xi
 
Sosiologi (masyarakat multikultural)
Sosiologi (masyarakat multikultural)Sosiologi (masyarakat multikultural)
Sosiologi (masyarakat multikultural)
 
Masyarakat multikultural
Masyarakat multikulturalMasyarakat multikultural
Masyarakat multikultural
 
Mata kuliah filsafat ilmu
Mata kuliah filsafat ilmuMata kuliah filsafat ilmu
Mata kuliah filsafat ilmu
 
Hubungan Pelestarian Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan
Hubungan Pelestarian Lingkungan Hidup dan Pembangunan BerkelanjutanHubungan Pelestarian Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan
Hubungan Pelestarian Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan
 
Ppt geografi (berwawasan lingkungan)
Ppt geografi (berwawasan lingkungan)Ppt geografi (berwawasan lingkungan)
Ppt geografi (berwawasan lingkungan)
 

Similar to Pendidikan Multikulturalisme

Pendidikan Islam Multikultural dan karakter bangsa indonesia.docx
Pendidikan Islam Multikultural dan karakter bangsa indonesia.docxPendidikan Islam Multikultural dan karakter bangsa indonesia.docx
Pendidikan Islam Multikultural dan karakter bangsa indonesia.docxAINUR ROFIQ97
 
M. romli, s.ag, s.hi
M. romli, s.ag, s.hiM. romli, s.ag, s.hi
M. romli, s.ag, s.hiDarman II
 
Makalah ibd
Makalah ibdMakalah ibd
Makalah ibdnewskiem
 
Hakikat kebudayan pendidikan multicultural
Hakikat kebudayan pendidikan multiculturalHakikat kebudayan pendidikan multicultural
Hakikat kebudayan pendidikan multiculturalDunia Tkj
 
Tugas sosioantropologi
Tugas sosioantropologiTugas sosioantropologi
Tugas sosioantropologiZurie Hafiez
 
Tugas 3 tik maria monica situmorang
Tugas 3 tik maria monica situmorangTugas 3 tik maria monica situmorang
Tugas 3 tik maria monica situmorangMaria Situmorang
 
Pendidikan multikultural-artiklel
Pendidikan multikultural-artiklelPendidikan multikultural-artiklel
Pendidikan multikultural-artiklelFelix Baskara
 
kelompok 4.pptx
kelompok 4.pptxkelompok 4.pptx
kelompok 4.pptxMardhyana
 
Biografi HAMKA
Biografi HAMKABiografi HAMKA
Biografi HAMKAEka Fatma
 
Pengembangan pai multikultur
Pengembangan pai multikulturPengembangan pai multikultur
Pengembangan pai multikulturJiyanto Mumtaz
 

Similar to Pendidikan Multikulturalisme (20)

Pendidikan Islam Multikultural dan karakter bangsa indonesia.docx
Pendidikan Islam Multikultural dan karakter bangsa indonesia.docxPendidikan Islam Multikultural dan karakter bangsa indonesia.docx
Pendidikan Islam Multikultural dan karakter bangsa indonesia.docx
 
M. romli, s.ag, s.hi
M. romli, s.ag, s.hiM. romli, s.ag, s.hi
M. romli, s.ag, s.hi
 
Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan
Pendahuluan
 
Makalah ibd
Makalah ibdMakalah ibd
Makalah ibd
 
PLURALISME AGAMA.pptx
 PLURALISME AGAMA.pptx PLURALISME AGAMA.pptx
PLURALISME AGAMA.pptx
 
Ppt kurikulum
Ppt kurikulumPpt kurikulum
Ppt kurikulum
 
Lanpen 3 fix
Lanpen 3 fixLanpen 3 fix
Lanpen 3 fix
 
Hakikat kebudayan pendidikan multicultural
Hakikat kebudayan pendidikan multiculturalHakikat kebudayan pendidikan multicultural
Hakikat kebudayan pendidikan multicultural
 
Tugas sosioantropologi
Tugas sosioantropologiTugas sosioantropologi
Tugas sosioantropologi
 
Tugas 3 tik maria monica situmorang
Tugas 3 tik maria monica situmorangTugas 3 tik maria monica situmorang
Tugas 3 tik maria monica situmorang
 
Makalah pancasila
Makalah pancasilaMakalah pancasila
Makalah pancasila
 
Dwi fanda
Dwi fandaDwi fanda
Dwi fanda
 
Pendidikan multikultural-artiklel
Pendidikan multikultural-artiklelPendidikan multikultural-artiklel
Pendidikan multikultural-artiklel
 
Pend Lam
Pend LamPend Lam
Pend Lam
 
kelompok 4.pptx
kelompok 4.pptxkelompok 4.pptx
kelompok 4.pptx
 
Landasan kurikulum
Landasan kurikulumLandasan kurikulum
Landasan kurikulum
 
Makalah 123
Makalah 123Makalah 123
Makalah 123
 
Biografi HAMKA
Biografi HAMKABiografi HAMKA
Biografi HAMKA
 
Pengembangan pai multikultur
Pengembangan pai multikulturPengembangan pai multikultur
Pengembangan pai multikultur
 
Multikultur lektur nur
Multikultur lektur nurMultikultur lektur nur
Multikultur lektur nur
 

More from Eka Fatma

Bahasa Angsa
Bahasa AngsaBahasa Angsa
Bahasa AngsaEka Fatma
 
Hukum Menikahi Wanita Hamil
Hukum Menikahi Wanita HamilHukum Menikahi Wanita Hamil
Hukum Menikahi Wanita HamilEka Fatma
 
Bahan Pengajaran
Bahan PengajaranBahan Pengajaran
Bahan PengajaranEka Fatma
 
Asal Kejadian Manusia
Asal Kejadian ManusiaAsal Kejadian Manusia
Asal Kejadian ManusiaEka Fatma
 
Silabus PAI SMP VII
Silabus PAI SMP VIISilabus PAI SMP VII
Silabus PAI SMP VIIEka Fatma
 
Dakwah Nabi Muhammad SAW
Dakwah Nabi Muhammad SAWDakwah Nabi Muhammad SAW
Dakwah Nabi Muhammad SAWEka Fatma
 

More from Eka Fatma (8)

Bahasa Angsa
Bahasa AngsaBahasa Angsa
Bahasa Angsa
 
Cover print
Cover printCover print
Cover print
 
Hukum Menikahi Wanita Hamil
Hukum Menikahi Wanita HamilHukum Menikahi Wanita Hamil
Hukum Menikahi Wanita Hamil
 
Bahan Pengajaran
Bahan PengajaranBahan Pengajaran
Bahan Pengajaran
 
Asal Kejadian Manusia
Asal Kejadian ManusiaAsal Kejadian Manusia
Asal Kejadian Manusia
 
Silabus PAI SMP VII
Silabus PAI SMP VIISilabus PAI SMP VII
Silabus PAI SMP VII
 
Silabus PAI
Silabus PAISilabus PAI
Silabus PAI
 
Dakwah Nabi Muhammad SAW
Dakwah Nabi Muhammad SAWDakwah Nabi Muhammad SAW
Dakwah Nabi Muhammad SAW
 

Recently uploaded

Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 

Pendidikan Multikulturalisme

  • 1. 0 PENDIDIKAN MULTIKULTURALISME Makalah Di susun untuk memenuhi tugas Mata kuliah : Ilmu Pendidikan Dosen pengampu : Abdul Khobir, M.Ag. Disusun Oleh: Kelompok 12 ( Pinus ) 1. Eka Fatma Novianti (2021114022) 2. Nilty Shofiyya (2021114060) 3. M. Wahyu Setiawan (2021114197) 4. Amirul Mu’minin (2021114220) Kelas: B PRODI PAI JURUSAN TARBIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PEKALONGAN 2016
  • 2. i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt., yang telah melimpahkan taufiq, hidayah dan inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pendidikan Multikultural”. Salawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad Saw., sahabatnya, keluarganya, serta segala umatnya hingga yaumil akhir. Makalah ini disusun guna menambah wawasan pengetahuan terkait sejarah, pengertian, esensi-esensi, dan nilai-nilai yang terdapat dalam pendidikan Multikultural. Makalah ini disajikan sebagai bahan materi dalam diskusi mata kuliah Ilmu Pendidikan STAIN Pekalongan. Penulis menyadari bahwa kemampuan dalam penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna. Penulis sudah berusaha dan mencoba mengembangkan dari beberapa referensi mengenai sumber materi yang saling berkaitan. Apabila dalam penulisan makalah ini ada kekurangan dan kesalahan baik dalam penulisan dan pembahasannya maka penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran dari pembaca. Akhir kata, semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca yang budiman. Amin yaa robbal ‘alamin. Pekalongan, Maret 2016 Penulis
  • 3. ii FILOSOFI POHON PINUS Batang kayu yang berdiri tegak lurus menjulang tinggi dengan sangat jarang kita temukan yang bengkok dan bercabang. Layaknya seseorang yang memiliki pendirian yang kuat, tujuan dan pandangan hidup yang lurus, tidak mudah berpuas diri akan apa yang telah ia capai. Namun ia tetap terus menggapai cita-cita setinggi-tingginya dan dia tetap kokoh pada pendiriannya, tanpa terhambat lika- liku dan tanpa terhiraukan dengan banyaknya tawaran hidup. Hidup yang ia jalani tak berbeda, tetap semangat disepanjang usianya. Selama masih dalam keadaan hidup, tidak mengenal musim dan tanpa terikat waktu (umur) muda ataupun tua daun pinus tetaplah hijau (ever green). Pohon pinus juga dijadikan lambang kekuatan cinta di Korea. mereka mengartikan bahwa itu adalah simbol cinta yang lurus dan tidak bercabang-cabang dan daun pohon pinus itu diibaratkan cinta yang tidak pernah berakhir.1 1 Moh Khoirunnasihin , Filosofi Pohon Pinus, http://abiyunashihin.blogspot.co.id/2015/06/filosofi-pohon-pinus.html, diakses pada 24 Maret 2016 pukul 21.28 Wib.
  • 4. iii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...................................................................................................i FILOSOFI POHON PINUS........................................................................................ii DAFTAR ISI...............................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................1 A. Latar Belakang Masalah...................................................................................1 B. Rumusan Masalah............................................................................................1 C. Metode Pemecahan Masalah............................................................................2 D. Sistematika Penulisan Makalah........................................................................2 BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................3 A. Sejarah Multikulturalisme................................................................................3 B. Pengertian Pendidikan Multikultural................................................................4 C. Prinsip –prinsip Pendidikan Multikultural.......................................................5 D. Esensi Pendidikan Multikultural dalam Ajaran Islam ......................................6 E. Pendidikan Multikultural dalam Masyarakat Plural .........................................7 F. Nilai-nilai Utama, Penerapan dan Tujuan Pendidikan Islam multikultural di Indonesia..........................................................................................................8 BAB III PENUTUP...................................................................................................11 DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................12
  • 5. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang di dalamnya terdapat banyak kultur budaya. Banyaknya kultur kebudayaan ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi negara Indonesia dan menjadi identitas bangsa Indonesia. Dalam pandangan pendidikan multikultural, setiap individu memiliki hak yang sama dalam menjalankan kehidupan tanpa terkecuali. Dengan demikian setiap individu diharapkan untuk bisa menghargai orang lain, apapun perbedaan yang ada di antara mereka. Keberagaman kultur diharapkan bukan menjadi masalah tetapi justru sebagai perantara dalam menjalin hubungan antar etnis, suku, dan umat beragama dalam menggapai kesejahteraan bersama tanpa mengganggu satu sama lain dan demi terwujudnya keadilan sosial yang berpegang teguh pada sikap saling toleransi. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah : 1. Bagaimana Sejarah Multikulturalisme ? 2. Apa Pengertian Pendidikan Multikulturalisme ? 3. Apa saja Prinsip –prinsip Pendidikan Multikultural ? 4. Apa saja Esensi Pendidikan Multikultural dalam Ajaran Islam ? 5. Bagaimana Pendidikan Multikultural dalam Masyarakat Plural ? 6. Apa saja Nilai-nilai utama, Penerapan dan Tujuan Pendidikan Islam multikultural di Indonesia ?
  • 6. 2 C. Metode Pemecahan Masalah Metode pemecahan masalah yang dilakukan melalui studi literatur/metode kajian pustaka, yang dengan menggunakan beberapa referensi buku atau dari referensi lainnya yang merujuk pada permasalahan yang dibahas. Langkah- langkah pemecahan masalahnya dimulai dengan menentukan masalah yang akan dibahas dengan melakukan perumusan masalah, melakukan langkah-langkah pengkajian masalah, penentuan tujuan dan sasaran, perumusan jawaban permasalahan dari berbagai sumber, dan penyintesisan serta pengorganisasian jawaban permasalahan. D. Sistematika Penulisan Makalah Makalah ini ditulis tiga bagian, meliputi: Bab I, bagian pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang masalah, perumusan masalah, metode pemecahan masalah, dan sistematika penulisan makalah; Bab II, adalah pembahasan; Bab III, bagian penutup yang terdiri dari simpulan dan saran-saran.
  • 7. 3 BAB II PEMBAHASAN A. Sejarah Multikulturalisme Secara historis, sejak jatuhnya Presiden Suharto dari kekuasaan yang kemudian diikuti dengan masa yang disebut sebagai “era reformasi”, kebudayaan Indonesia cenderung mengalami disentegrasi. Dalam pandangan Azrumarda Azra, bahwa krisis moneter, ekonomi dan politik yang bermula sejak akhir 1997, dan pada waktu itu juga terjadi krisis sosio- kultural di dalam kehidupan bangsa dan Negara. Krisis sosial budaya yang meluas ini dapat disaksikan dikalangan masyarakat kita, misalnya : disintegrasi sosial-politik yang bersumber dari euforia kebebasan yang nyaris kebablasan; lenyapnya kesabaran sosial (social temper) dalam menghadapi realitas kehidupan yang semakin sulit sehingga mudah mengamuk dan melakukan berbagai tindakan kekerasan dan anarki ; merosotnya penghargaan dan kepatuhan terhadap hukum, etika, moral, dan kesantunan sosial ; semakin meluasnya penyebaran narkotika dan penyakit-penyakit sosial lainnya ; berlanjutnya konflik dan dan kekerasan yang bersumber atau sedikitnya bernuansa politis, etnis dan agama seperti terjadi di Aceh, Kalimantan Barat dan Tengah, Maluku Sulawesi Tengah, dan lain-lain. Krisis sosial-budaya kita semakin merabak seiring dengan meningkatnya ekspansi khususnya Amerika sebagai akibat globalisasi yang terus tidak terbendun. Berbagai ekspresi sosial budaya yang sebenarnya “ alien” (asing), yang tidak memiliki basis dan presiden kulturalnya dalam masyarakat kita, semakin menyebar dalam masyarakat kita sehingga memunculkan kecenderungan-
  • 8. 4 kecenderungan “ gaya hidup” baru yang tidak selalu sesuai dengan kondisi bagi kehidupan sosial budaya masyarakat dan budaya.2 B. Pengertian Pendidikan Multikultural Multikultural berasal dari dua kata yaitu Multi dan Kultur, multi berarti banyak sedangkan kultur berarti budaya. Menurut pendapat Andersen dan Chuser (1994:230), bahwa pendidikan multikultural dapat diartikan sebagai pendidikan mengenai keragaman kebudayaan. Kemudian James Banks (1993:3) mendefinisikan pendidikan multikultural sebagai pendidikan untuk people of color. Artinya, pendidikan multikultural ingin mengeksplorasi perbedaan sebagai keniscayaan (anugrah tuhan/sunnatullah). Menurutnya, bahwa pendidikan multikultural memiliki beberapa dimensi yang saling berkaitan satu sama lain : pertama, content integration yaitu mengintegrasikan berbagai budaya dan kelompok untuk mengilutrasikan konsep dasar generalisasi dan teori dalam mata pelajaran/disiplin ilmu. Kedua, the knowledge construction process, yaitu membawa siswa untuk memahami implikasi budaya dalam sebuah mata pelajaran (disiplin). Ketiga, an equity paedagogy yaitu menyesuaikan metode pengajaran dalam cara belajar siswa yang beragam baik dari segi ras, budaya (culture) ataupun sosial (social). Keempat, prejudice reduction, yaitu mengidentifikasi karakteristik ras siswa dan menentukan metode pengajaran mereka.3 Sejalan dengan pemikiran di atas, Muhaemin el-Ma’hady berpendapat, bahwa secara sederhana pendidikan multikultural dapat didefinisikan sebagai pendidikan tentang keragaman kebudayaan dalam meresponi perubahan demografis dan kultural lingkungan masyarakat tertentu atau bahkan dunia secara keseluruhan (global). 2 Choirul Mahfud, Pendidikan Multikultural (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2006), hlm. 81-82 3 Ibid., hlm. 175-175
  • 9. 5 Jadi, dapat dipahami bahwa pendidikan multikultural menghendaki adanya pengakuan terhadap keragaman dan perbedaan secara kultur sehingga dalam interaksi sesama manusia dapat terjalin secara harmonis, dan untuk membentuk masyarak multikultural Indonesia yang sehat tidak bisa secara taken for granted atau trial and error. Sebaliknya harus diupayakan secara sistematis, progmatis, integrated dan berkesinambungan. Salah satu langkah yang paling strategis dalam hal ini adalah melalui pendidikan multikultural yang diselenggarakan seluruh lembaga pendidikan, baik formal ataupun non formal, dan bahkan informal dalam masyarakat luas.4 C. Prinsip –prinsip Pendidikan Multikultural Terdapat tiga prinsip pendidikan multikultural yang dikemukakan oleh Tilaar (2004) : pertama, pendidikan multikultural didasarkan pada pedagogik kesetaraan manusia (equity pedagogy). Kedua, pendidikan multikultural ditujukan kepada terwujudnya manusia Indonesia yang cerdas dan mengembangkan pribadi- pribadi Indonesia yang menguasai ilmu pengetahuan dengan sebaik-baiknya. Ketiga, prinsip globalisasi tidak perlu ditakuti apabila bangsa ini megetahui arah serta nilai-nilai baik dan buruk yang dibawanya. Ketiga prinsip pendidikan multikultural yang dikemukakan Tilaar di atas sudah dapat menggambarkan bahwa arah dari wawasan multikulturalisme adalah untuk menciptakan manusia yang terbuka terhadap segala macam perkembangan zaman dan keragaman berbagai aspek dalam kehidupan modern.5 4 Zakiyuddin Baidhawy, Pendidikan Agama Berwawasan Multikultural ( Jakarta : Erlangga, 2005) 5 Abd Aziz Albone, Pendidikan Islam dalam Perspektif Multikulturalisme ( Jakarta : PT Saadah Cipta Mandiri, 2006), hlm. 142.
  • 10. 6 D. Esensi Pendidikan Multikultural dalam Ajaran Islam Esensi multikultural menghendaki pengakuan dan penghormatan terhadap orang lain yang berbeda ras, suku, bahasa, adat istiadat, bahkan agama sekalipun. Secara dogmatis, esensi multikultural dapat dilihat dari berbagai hal, antara lain : 1. Manusia memiliki kedudukan yang sama di sisi Allah, yang membedakan adalah kualitas ketakwaannnya ( Qs. Al-Hujarat/49 ayat 13). Sementara kualitas ketakwaan seseorang itu bersifat abstrak dan hanya diketahui Allah secara pasti. Jika demikian halnya, tidak ada hak bagi seseorang untuk memvonis sesamanya sebagai orang yang tidak bertakwa kepada Allah. Tidak pula hak seseorang untuk menentukan bahwa dirinya lebih baik dari orang lain. Adanya paradigma semacam ini akan berimplikasi kepada sikap menghormati dan menolong sesama manusia. Maka perbedaan yang disebabkan oleh suku, bahasa , adat istiadat, dan status sosial tidak menjadikan kedudukan seseorang lebih tinggi dari yang lainnya. 2. Umat Islam diperintahkan untuk senantiasa berbuat baik dan menegakkan keadilan meskipun kepada non muslim ( Qs. Al- Mumtahanah/60: 8) Tidak ada alasan bagi umat Islam untuk berlaku zhalim, subjektif, atau bersikap sewenang-wenang terhadap non muslim, meskipun secara akidah jelas-jrlas berbeda. Bahkan secara radikal Ali bin Abu Thalib pernah mengataka,” Tuhan akan menegakkan negara yang adilmeskipun kafir, dan akan menghancurkan negara yang zhalim meskipun Islam”. 3. Islam mengajarkan bahwa orang yang berhubungan baik secara vertikal (habl min Allah) dan berhubungan baik secara horizontal (habl min al-nas) akan terhindar dari kehinaan. (Qs. Ali-Imron/3: 112).6 Al-Maraghi menegaskan bahwa hubungan ini menuntut kebersamaan dalam kehidupan. Mereka membutuhkan kita dan kita membutuhkan mereka dalam 6 Ibid., hlm 223-224.
  • 11. 7 beberapa hal. Dan memang Nabi Muhammad Saw sendiri memperlakukan mereka dengan baik dalam muamalah. E. Pendidikan Multikultural dalam Masyarakat Plural Indonesia termasuk salah satu Negara multikultural terbesar di dunia. Saat ini jumlah yang ada di wilayah Indonesia mencapai 13.000 pulau besar maupun kecil dengan populasi penduduk lebih dari 200 jiwa yang terdiri dari sekitar 300 suku dan 200 bahasa yang berbeda. Selain itu, Indonesia juga merupakan negara multirelegius, karena penduduknya menganut beragam agama, yakni Islam, Katolik, Kristen Protestan, Hindu, Budha, Konghuchu, serta berbagai macam aliran kepercayaan. Kemajemukan bangsa Indonesia tersebut selain merupakan Khazanah kekayaan budaya nasional dan kekuatan bangsa, bisa juga menimbulkan berbagai problematika atau persoalan. Korupsi, kolusi, nepotisme, konflik politik, saparatisme, kerusuhan antaretnis dan agama, dan lainnya, merupakan bentuk nyata dari fenomena multikulturalisme tersebut. Pendidikan merupakan sarana yang efektif dalam menanamkan semangat multikulturalisme positif melalui model pendidikan multikultural. Sebab, pendidikan multikultural diyakini mampu memberi alternatif strategi pendidikan yang berbasis pada pemantapan keragaman dan kemajemukan masyarakat, khususnya pada diri siswa, seperti timbulnya rasa dan sikap saling menghargai dan menghormati keragaman etnis, budaya, bahasa, agama, status sosial, jender, umum, kemampuan, dan ras, sedemikian rupa sehingga dalam diri siswa dapat tumbuh sikap saling menghargai perbedaan (agree in disagreement), dan dapat hidup saling berdampingan satu dengan yang lain (to live together). Dengan demikian, model pendidikan multikultural ini menjadi penting diterapkan dalam praktek pendidikan di berbagai jalur, jenis, dan jenjang pendidikan, agar dapat
  • 12. 8 meningkatkan kesadaran para siswa untuk selalu berprilaku humanis, demokratis, dan multikulturalis.7 F. Nilai-nilai Utama, Penerapan dan Tujuan Pendidikan Islam multikultural di Indonesia Kategori Nilai Multikultural dalam Islam 1. Tauhid: mengesakan tuhan. Pandangan hidup manusia bertujuan untuk merealisasi konsep keesaan tuhan dalam hubungan antar sesama manusia. Tuhan merupakan sumber utama bagi umat manusia, karenanya sesama manusia adalah bersaudara (ukhuwah basyariyah). 2. Ummah: Hidup bersama. Semua orang memiliki akses yang sama untuk tinggal di jagad raya ini, saling berdampingan, dan mengikat hubungan sosial dalam sebuah kelompok, komunitas, masyarakat, atau bangsa. 3. Rahmah: Kasih sayang, yakni perwujudan sifat-sifat tuhan yang maha pengasih lagi maha penyayang kepada manusia yang di ciptakan oleh tuhan untuk berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain atas dasar semangat saling mengasihi dan peduli. Nilai-nilai Utama 4. Al- Musawah, taqwa (egalitarianism): bahwa semua manusia adalah bersaudara dan mendapat perlakuan yang sama dihadapan Allah SWT. Meskipun berbeda jenis kelamin, gender, ras, warna kulit dan agama. Penerapan 1. Ta’aruf, ihsan yaitu (saling mengenal dan berbuat baik) yaitu kesadaran dan keinginan untuk tinggal bersama, 7 Rachman Assegaf, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2011), hlm. 309-310.
  • 13. 9 berdampingan dengan yang lain yang berbeda budaya, etnis dan agama, agar dicapai wawasan etnis yang luas, saling bekerja sama, saling memberi dan menerima, serta siap berkurban 2. Tafahum (saling memahami) yaitu kesadaran bahwa nilai- nilai mereka adalah berbeda.bahwa kita saling melengkapi satu sama lain dan memberi kontribusi dan hubungan yang dinamis terhadap pihak lain. 3. Fastabiqul khairot (berlomba-lomba dalam kebaikan) yaitu persamaan dan perbedaan dapat mendukung terjalinnya komunikasi dan kompetisi antar individu dan kelompok untuk memperoleh harga diri dan mutu pada semua aspek kehidupan sosial. 4. saling mempercayai yaitu untuk menjaga sikap mempercayai dalam hubungan antarsesama manusia. 5. Husnuzhan yaitu Agar memiliki pikiran positif berarti haruslah awas dalam menghakimi seseorang dalam suatu permasaalahan. 6. Tasamuh, toleransi Artinya menerima kebebasan beragam dan berekspresi serta menghormati keragaman dalam agama, budaya, dan etnis. 7. ‘afw, maghfiroh yaitu memberikan maaf yang berarti melupakan semua bentuk penyiksaan, kejahatan, dan perbuatan salah. Pemberi ampunan berarti dua hal, yakni memaafkan pada saat kita punya kekuatan untuk membalas dendam, dan meminta maaf disaat kita tak punya untuk membalas. 8. Takrim, saling menghormati artinya saling menghormati
  • 14. 10 merupakan nilai-nilai universal yang ada di dalam semua agama dan budaya dimana kita dapat mempersiapkan diri kita untuk mendengarkan pendapat dan perspektif yang berbeda, juga untuk menghormati nama baik (kemuliaan) dari berbagai individu maupun kelompok. 9. Sulh, perdamaian atau rekonsiliasi yakni jalan yang terpilih untuk mengumpulkan konsep kebenaran, ampunan dan keadilan setelah kekerasan terjadi. 10. Islah atau resolusi konflik yaitu penekanan pada kekuatan hubungan antara dimensi psikologis dan kehidupan politik masyarakat melalui kesaksian bahwa penderitaan individu atau kelompok tentulah akan tumbuh dengan cepat bilamana kita tidak memahami, mengampuni, dan menyelesaikan konflik. 1. Silah, yakni membangun perdamaian, menjaga perdamaian dan membuat perdamaian. 2. Layyin, yakni lemah lembut atau budaya anti kekerasan. Yakni perilaku , perkataan, sikap, serta berbagai struktur dan sistemyang memelihar dan menjag fisik, mental sosial, dan menjadi aman dan damai. Tujuan 3. ‘adl atau keadilan, yaitu membuat keseimbangan yang membuat ras peduli, saling berbagi, serta sikap moderat dalam merespon perbedaan, jujur dan terbuka dalam segala sudut pandang atau perbuatan.8 8 Ibid., hlm. 310-314.
  • 15. 11 BAB III PENUTUP Dari paparan di atas, keberagaman budaya adalah sebuah keniscayaan dalam hidup. Kehidupan yang tenang dan damai di antara bermacam perbedaan dalam bermasyarakat perlu disosialisasikan agar benar-benar terwujud, salah satunya melalui pendidikan multikultural. Pendidikan multikultural pada dasarnya tidak bertentangan dengan ajaran Islam, khususnya al-Qur’an yang menjadi pedoman bagi umat Islam. Keanekaragaman yang ada justru menjadi kekayaan intelaktual untuk dikaji, sebagaimana beberapa ayat al-Qur’an yang menjelaskan hal tersebut. Dengan pendidikan multikultural diharapkan setiap individu atau kelompok bisa menerima dan menghargai setiap perbedaan, hidup berdampingan dengan damai dan tenang walaupun berbeda-beda. Sehingga terbentuk sebuah negara dan bangsa yang harmonis, damai, dan sejahtera untuk memperkokoh identitas nasional.
  • 16. 12 DAFTAR PUSTAKA Assegaf , Abd Rachman. 2011. Filsafat Pendidikan Islam . Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. Albone, Abd Aziz . 2006. Pendidikan Islam dalam Perspektif Multikulturalisme . Jakarta : PT Saadah Cipta Mandiri. Baidhawy, Zakiyuddin. 2005. Pendidikan Agama Berwawasan Multikultural. Jakarta: Erlangga. Mahfud, Choirul. 2006 Pendidikan Multikultural. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Khoirunnasihin, Moh. Filosofi Pohon Pinus. http://abiyunashihin.blogspot.co.id/2015/06/filosofi-pohon-pinus.html. Diakses pada 24 Maret 2016 pukul 21.28 Wib.