1. MAKALAH
ALIRAN KLASIK DAN GAGASAN BARU DALAM
PENDIDIKAN
Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Landasan Pendidikan
Dosen Pengampu Bapak Santa, M.Pd
Disusun oleh :
Maria Monica Situmorang
(037119116)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAKUAN
2020
2. i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil alamin, Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. Atas
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “aliraan
klasik dan gagasan baru dalam pendidikan“. Salawat serta salam tak lupa penulis
sampaikan kepada Nabi Muhammad saw. keluarga, sahabat, serta umat-umatnya
hingga akhir zaman.
Terimakasih penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang telah bekerja sama dalam
membantu penulis untuk menyelesaikan makalah ini terutama kepada Bapak Santa
M.Pd selaku dosen mata kuliah landasan pendidikan. Penulis berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat dan dapat memotivasi bagi kita semua. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Sehingga penulis
sangat membutuhkan kritik dan sarannya demi kesempurnaan tugas selanjutnya yang
serupa.
Bogor, 13 Maret 2020
Penulis
3. ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................ i
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar belakang............................................................................................ 1
B. Rumusan masalah....................................................................................... 2
C. Tujuan penulisan......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................ 3
A. Aliran Klasik dalam Pendidikan................................................................. 3
B.Gerakan Baru Pendidikan dan Pengaruhnya terhadap Pelaksanaan
di Indonesia ..................................................................................................... 6
C. Pengaruh Gerakan Baru dalam Pendidikan Terhadap Penyelenggaraan
Pendidikan Di Indonesian ............................................................................. 14
D. Aliran-Aliran Pokok Pendidikan Indonesia .............................................. 14
BAB III PENUTUP.................................................................................................... 16
A. Kesimpulan................................................................................................. 16
B. Saran.......................................................................................................... 16
C. Rekomendasi...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. iii
LAMPIRAN................................................................................................................ iv
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peran pendidikan dalam setiap perubahan tatanan kenegaraan selama ini sudah
menjadi jargon dan pilar utama terjaminnya sebuah tatanan kenegaraan yang
demokratis. Generasi perubah bangsa adalah remaja yang berpendidikan. Kita
mengetahui bahwa masyarakat kita mengharapkan kepada remaja itu untuk menjadi
generasi yang lebih tua. Maka pendidikan sangat berpengaruh terhadap tingkah laku
remaja dimasa yang akan datang.
Pendidikan merupakan suatu hal yang yang harus dilaksanakan oleh umat
manusia. Tujuannya yakni untuk mencerdaskan dan meningkatkan kulitas diri. Ada
beberapa aliran dalam pendidikkan. Gerakan-gerakan baru dilakukan untuk kemajuan
pendidikan. Dan demi terpenuhinya kebutuhan masyarakat dalam pendidikan. Di
Indonesia ada beberapa aliran pokok dalam pendidikan.
Telah bertahun-tahun lamanya para ahli didik, ahli biologi, ahli psikologi dan
lain-lain memikirkan dan berusaha mencari jawaban tentang perkembangan manusia
itu sebenarnya bergantung kepada pembawaan ataukah lingkingan. Dalam hal ini
penulis akan memaparkan beberapa aliran-aliran klasik dan gagasan baru dalam
pendidikan.
Aliran pendidikan telah dimulai sejak awal hidup manusia karena setiap
kelompok manusia selalu dihadapkan dengan generasi muda baru yang keturunannya
memerlukan pendidikan lebih dari orang tuanya. Aliran pendidikan klasik ini
berlandaskan pada filsafat klasik, memandang bahwa pendidikan berfungsi sebagai
upaya memelihara, mengawetkan dan meneruskan warisan budaya
5. 2
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud aliran klasik?
2. Jenis-jenis aliran klasik?
3. Bagaimana gerakan-gerakan baru dalam pendidikan?
4. Apa saja dua aliran pokok pendidikan di Indonesia?
C. Tujuan
1. Mengetahui macam-macam aliran dalam pendidikan.
2. Mengetahui gerakan baru dalam pendidikan.
3. Mengetahui apa saja aliran-aliran pokok dalam pendidikan Indonesia.
6. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Aliran Klasik dalam Pendidikan
Aliran-aliran pendidikan telah dimulai sejak awal hidup manusia, karena setiap
kelompok manusia selalu dihadapkan dengan generasi muda keturunannya yang
memerlukan pendidikan yang lebih baik dari orang tuanya. Di dalam berbagai kepustakaan
tentang aliran-aliran pendidikan, pemikiran-pemikiran tentang pendidikan telah dimuali
dari zaman Yunani kuno sampai kini. Meskipun paparan ini terbatas hanya beberapa pada
aliran penting, namun diharapkan tidak akan mengurangi maksud dan tujuannya sebagai
pembekalan wawasan historis terhadap setiap calon tenaga pendidikan.
Aliran-aliran klasik yang meliputi aliran-aliran empirisme, navitisme, naturalisme,
dan konvergensi merupakan benang-benang merah yang menghubungkan pemikiran-
pemikiran pendidikan masa lalu, kini, dan mungkin yang akan datang. Aliran itu mewakili
berbagai variasi pendapat tentang pendidikan, mulai dari yang pesimis memandang bahwa
pendidikan kurang bermanfaat, bahkan mungkin merusak bakat yang telah dimiliki oleh
anak.1
1. Aliran Empirisme
Aliran empirisme bertolak belakang dari Lockean Tradition yang
mementingkan stimulsi eksternal dalam perkembangan manusia dan menyatakan
bahwa perkembangan anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan pembawaan
tidak dipentingkan.
1
https://www.slideshare.net/potpotyazamhuri/aliran-klasik-dan-gerakan-baru-dalam-
pendidikan
7. 4
Tokoh-tokoh penting dalam aliran empirisme :
a) Jhon Locke, lahir di kota Wrington kota Somerset Inggris tahun 1632
(meninggal tahun 1704).
b) David Hume, lahir di Edinburg, Skotlandia pada 1711.
c) Francis Bacon (1561-1626), lahir di London ditengah-tengah keluarga
bangsawan Sirnicholas Bacon.
2. Aliran Nativisme
Aliran navitisme bertolak belakang dari LeinitzianTradition yang menekankan
kemampuan dalam diri anak sehingga factor lingkungan termasuk factor pendidikan
kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Hasil perkembangan tersebut
ditentukan oleh pembawaan yang sudah diperleh sejak lahir.
Tokoh aliran nativisme yang lain :
a) J.J.Rousseau
Beliau ialah ahli filsafat dan pendidikan dari Perancis. Ia berpendapat bahwa
betapa pentingnya inti privasi atau jati diri manusia.
3. Aliran Naturalisme
Aliran ini dipelopori oleh J.J Rosseau. Rosseau berpendapat bahwa semua anak
baru dilahirkan mempunyai pembawaan baik. Pembawaan baik akan rusak karena
dipengaruhi oleh lingkungan.
Tokoh filsafat pendidikan Naturalisme adalah John Dewey, disusul oleh
Morgan Cohen yang banyak mengkritik karya-karya Dewey. Baru kemudian
muncul tokoh-tokoh seperti Herman Harrell Horene, dan Herbet Spencer yang
menulis buku berjudul Education: Intelectual, Moral, and Physical.
4. Aliran Konvergensi
Aliran konvergensi dipelopori oleh William Stern. Ia berpendapat bahwa
semua anak dilahirkan di dunia sudah disertai pembawaan baik maupun pembawaan
buruk. Proses perkembangan anak, baik factor pembawaan maupun faktor
lingkungan sama-sama mempunyai peranan sangat penting.
8. 5
Tokoh aliran ini adalah seorang tokoh pendidikan Jerman William Stern (1871-1939)
5. Aliran Behaviorisme
Behaviorisme atau Aliran Perilaku (juga disebut Perspektif Belajar) adalah filosofi dalam psikologi yang
berdasar pada proposisi bahwa semua yang dilakukan organisme, termasuk tindakan, pikiran, atau perasaan, dapat dan
harus dianggap sebagai perilaku. Behaviorisme beranggapan bahwa semua teori harus memiliki dasar yang bisa
diamati tetapi tidak ada perbedaan antara proses yang dapat diamati secara publik (seperti tindakan) dengan proses
yang diamati secara pribadi (seperti pikiran dan perasaan).
Tokoh-tokoh terkenal tentang masalah ini diantaranya adalah:
a) Vladimir Bekhterev
b) Ivan Pavlov
c) Alan E. Kazdin
d) Albert Bandura
e) Sidney W. Bijou
f) Edwin Ray Guthrie
g) Richard J. Herrnstein
h) Clark L. Hull
i) Fred S. Keller
j) Neal E. Miller
k) Marsha M. Linehan
l) O. Hobart Mowrer
m) Charles E. Osgood
n) Kenneth W. Spence
o) B.F. Skinner
p) Edward Lee Thorndike
q) Edward C. Tolman
r) Murray Sidman
s) John B. Watson
t) Ole Ivar Lovaas
u) Steven C. Hayes
v) Donald Baer
w) Dermot Barnes-Holmes
9. 6
B. Gerakan Baru Pendidikan dan Pengaruhnya terhadap Pelaksanaan di Indonesia
Gerakan-gerakan pengajaran alam sekitar, pengajaran pusat perhatian, sekolah kerja,
dan pengajara proyek. Gerakan-gerakan tersebut dapat dikaji untuk memperkuat
wawasan dan pengetahuan tentang pengajaran. Seperti telah dikatakan bahwa
pengajaran merupakan pilar penting dari kegiatan pendidikan di sekolah, utamanya
kalau dilakukan dalam pengajaran yang sekaligus mendidik.2
1. Pengajaran alam sekitar
Gerakan pendidikan yang mendekatkan anak dengan sekitarnya adalan gerakan
pengajaran alam sekitar, Perintis gerakan ini adalah Fr. A. Finger di Jerman dengan
Heimatkunde, dan J. Lighthart di Belanda dengan Het Voll Leven.
Gerakan pendidikan yang mendekatkan anak dengan sekitarnya adalah gerakan
pengajaran alam sekitar, perintis gerakan ini antara lain: Fr. A. Finger (1808-
1888) di Jerman dengan Meimatkunde (pengajaran alam sekitar, dan J. Ligthart
(1859-1916) di
BelandadenganMetVolleLeven (kehidupan senyatanya). Beberapa prinsip gerakan
Heimatkunde adalah:
a) Dengan pengajaran alam sekitar itu guru
dapat meragakan secara langsung. Betapa pentingnya pengajaran dengan
meragakan atau mewujudkan itu sesuai dengan sifat-sifat atau dasar-
dasar orang pengajaran.
b) Pengajaran alam sekitar memberikan kesempatan sebanyak-banyaknya agar
anak aktif atau giat tidak hanya duduk, dengar, dan catat saja.
2
http://campus-study.blogspot.com/2012/01/gerakan-baru-pendidikan-dan-
pengaruhnya.html
10. 7
c) Pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk memberikan
pengajaran totalitas,yaitu suatu bentuk pengajaran dengan ciri-ciri dalam garis
besarnya sebagai berikut:
Bahan Ajar Pengantar Pendidikan
a) Suatu pengajaran yang tidak mengenai pembagian mata pengajaran dalam
daftar pengajaran, tetapi guru memahami tujuan pengajaran dan
mengarahkan usahanya untuk mencapai tujuan.
b) Suatu pengajaran yang menarik minat, karena segala sesuatu
dipusatkan atas suatu bahan pengajaran yang menarik perhatian anak
dan diambilkan dari alam sekitarnya.
c) Suatu pengajaran yang memungkinkan segala bahan pengajaran itu
berhubung-hubungan satu sama lain seerat-eratnya secara teratur. Pengajaran
alam sekitar memberi kepada anak bahan apersepsi intelektual yang kukuh
dan tidak verbalistis. Yang dimaksud dengan apersepsi intelektual ialah
segala sesuatu yang baru dan masuk di dalam intelek anak, harus dapat luluh
menjadi satu dengan kekayaan pengetahuan yang sudah dimiliki anak. Harus
terjadi proses asimilasi antara pengetahuan lama dengan pengetahuan baru.
Pengajaran alam sekitar memberikan apersepsi emosional, karena
alam sekitar mempunyai ikatan emosional dengan anak. Untuk anak pun
alam sekitar tidak berbeda dengan untuk orang dewasa, segala kejadian di
alam sekitarnya merupakan sebagian dari hidupnya sendiri, dalam duka
maupun suka (perhelatan, kelahiran, kematian, pesta desa, panen,
penanaman ladang, dan sebagainya). Bahkan kali, kolam, ladang, gunung,
jalan, itu semua merupakan bagian dari dirinya atau dirinya adalah
bagian dari itu semua. Demikianlah alam sekitar sebagai fundamen
pendidikan dan pengajaran memberikan dasar emosional, sehingga anak
menaruh perhatian yang spontan terhadap segala sesuatu yang diberikan
kepadanya asal itu didasarkan atas dan diambil dari alam sekitarnya.
11. 8
Sedangkan J. Linghart mengemukakan pegangan dalam Het Voile Leven
sebagai berikut:
1. Anak harus mengetahui barangnya terlebih dahulu sebelum mendengar
namanya. Sebab kata itu hanya suatu tanda dari pengertian tentang barang itu.
2. Pengajaran sesungguhnya harus mendasarkan pada pengajaran selanjutnya atau
pengajaran yang lain harus dipusatkan atas pengajaran itu.
3. Haruslah diadakan perjalanan memasuki hidup senyatanya kesemua jurusan,
agar murid paham akan hubungan antara bermacam-macam lapangan dalam
hidupnya (pengajaran alam sekitar).
Pokok-pokok pendapat pengajaran alam sekitar tersebut telah banyak
dilakukan disekolah, baik dengan peragaan, penggunaan bahan lokal
dalam pengajaran, dan lain-lain. Seperti telah dikemukakan bahwa
beberapa tahun terakhir ini telah ditetapkan adanya muatan lokal
dalam kurikulum, termasuk penggunaan alam sekitar. Dengan muatan lokal
tersebut diharapkan anak makin dekat dengan alam dan
masyarakat lingkungannya. Di samping alam sekitar sebagai isi bahan ajaran, alam
sekitar juga menjadi kajian empirik melalui percobaan, studi banding dan
sebagainya. Dengan memanfaatkan alam sekitar sebagai sumber belajar, anak
akan lebih menghargai, mencintai, dan melestarikan lingkungannya.
Pengajaran pusat perhatian dirintis oleh Ovideminat Decroly (1971-
1932) dari Belgia dengan pengajaran melalui pusat-pusat
minat (Centres d'interef), di samping Pendapatnya tempat
pengajaran global. Pendidikan menurut Decroly berdasar pada semboyan: Ecole
pour la vie, par la vie (sekolah untuk hidup dan oleh hidup). Anak harus dididik untuk
dapat hidup dalam masyarakat dan dipersiapkan dalam masyarakat anak harus
diarahkan kepada pembentukan individu dan anggota masyarakat. Oleh karena itu,
anak harus mempunyai pengetahuan terhadap dirisendiri (tentang hasrat dan cita-
citanya) dan pengetahuan tentang dunianya (lingkungannya, tempat hidup di hari
depannya). Menurut Decroly dunia ini terdiri dari alam dan kebudayaan.
12. 9
Dan dunia itu harus hidup dan dapat mengembangkan kemampuan untuk
mencapai cita-cita. Oleh karena itu, anak harus mempunyai pengetahuan atas diri
sendiri dan dunianya. Pengetahuan anak-anak harus bersifat subjektif
dan objektif. Dari penelitian secara tekun, decroly menyumbang dua pendapat yang
sangat berguna bagi pendidikan dan pengajaran, yang merupakan dua hal yang dari
Decroly. Yaitu:
1. Metode Global (keseluruhan). Dari hasil yang didapat dari observasi dan tes,
dapatlah ia menciptakan, bahwa anak-anak mengamati dan mengingat
secara global (keseluruhan). Mengingat keseluruhan lebih dulu daripada
bagian-bagian. Jadi ini berdasar atas prinsip psikologi Gestalt. Dalam
mengajarkan membaca dan menulis, ternyata mengajarkan kalimat
lebih mudah dari pada mengajarkan kata-kata lepas. Sedang kata lebih
mudah diajarkan daripada mengajarkan huruf-huruf secara tersendiri. Metode
ini bersifat video visual sebab artisesuatu kata yang diajarkan itu
selalu diasosiasikan dengan tanda (tulisan), atau suatu gambar yang dapat
dilihat.
2. Centre d'interet (pusat-pusat minat). Dari penyelidikan psikologik, ia
menetapkan bahwa anak-anak mempunyai minat yang spontan
(sewajarnya). pengajaran harus disesuaikan dengan minat-
minat spontan tersebut. Sebab apabila tidak, yaitu misalnya minat yang
ditimbulkan oleh guru, maka pengajaran itu tidak akan banyak hasilnya. Anak
mempunyai minat-minat spontan terhadap diri sendiri dan minat spontan
terhadap diri sendiri itu dapat kita bedakan menjadi:
a) Dorongan mempertahankan diri;
b) Dorongan mencari makan dan minum;
c) Dorongan memelihara diri;
Minat terhadap masyrakat (biososial) ialah:
a) Dorongan sibuk bermain-main;
b) Dorongan meniru orang lain;
13. 10
Dorongan-dorongan inilah yang digunakan sebagai pusat-pusat minat.
Sedangkan pendidikan dan pengajaran harus selalu dihubungan dengan pusat-pusat
minat tersebut. Gerakan pengajaran pusat perhatian tersebut telah mendorong berbagai
upaya agar dalam kegiatan belajar mengajar diadakan berbagai variasi (cara mengajar,
dll) agar perhatian siswa tetap terpusat pada bahan ajaran. Dengan
kemajuan teknologi pengajaran, peluang mengadakan variasi
tersebut menjadi terbuka lebar, dan dengan demikian upaya menarik minat menjadi
lebih besar. Pemusatan perhatian dalam pengajaran biasanya kerja di program
pendidikan jalur sekolah, pengaruh terbesar di pendidikan ini adalah pada jalur
pendidikan luar sekolah (seperti kursus-kursus, balai latihan kerja, dan sebagainya.
2. Pengajaran Pusat Perhatian
Pengajaran pusat perhatian dirintis oleh Ovideminat Decroly dari Belgia
dengan pengajaran melalui pusat-pusat minat, disamping pendapatnya tentang
pengajaran global. Decroly menyumbangkan dua pendapat yang sangat berguna bagi
pendidikan dan pengajaran, yaitu: Metode Global dan Centre D’Internet.
1. Metode Global (keseluruhan). Dari hasil yang didapat dari observasi dan tes,
dapatlah ia menciptakan, bahwa anak-anak mengamati dan mengingat secara
global (keseluruhan). Mengingat keseluruhan lebih dulu daripada bagian-
bagian. Jadi ini berdasar atas prinsip psikologi Gestalt. Dalam
mengajarkan membaca dan menulis, temyata mengajarkan kalimat
lebih mudah daripada mengajarkan kata-kata lepas. Sedang kata lebih
mudah diajarkan daripada mengajarkan huruf-huruf secara tersendiri. Metode
ini bersifat video visual sebab arti sesuatu kata yang diajarkan itu
selalu diasosiasikan dengan tanda (tulisan), atau suatu gambar yang dapat
dilihat.
2. Centre d'interet (pusat-pusat minat). Dari penyelidikan psikologis, ia
menetapkan bahwa anak-anak mempunyai minat yang spontan
(sewajarnya). pengajaran harus disesuaikan dengan minat-
14. 11
minat spontan tersebut. Sebab apabila tidak, yaitu misalnya minat yang
ditimbulkan oleh guru, maka pengajaran itu tidak akan banyak hasilnya. Anak
mempunyai minat-minat spontan terhadap diri sendiri dan minat spontan
terhadap diri sendiri itu dapat kita bedakan menjadi:
a) Dorongan mempertahankan diri;
b) Dorongan mencari makan dan minum;
c) Dorongan memelihara diri;
Sedangkan minat terhadap masyarakat (biososial) ialah:.
a) Dorongan sibuk bermain-main;
b) Dorongan meniru orang lain;
Dorongan-dorongan inilah yang digunakan sebagai pusat-pusat minat.
Sedangkan pendidikan dan pengajaran harus
selalu dihubungkan dengan pusat-pusat minat tersebut.
Gerakan pengajaran pusat perhatian tersebut telah
mendorong berbagai upaya agar dalam kegiatan
belajar mengajar diadakan berbagai variasi (cara mengajar, dan lain-
lain) agarperhatian siswa tetap terpusat pada bahan ajaran. Dengan
kemajuan teknologi pengajaran, peluang mengadakan variasi
tersebut menjadi terbuka lebar, dan dengan demikian upaya menarik
minat menjadi lebih besar. Pemusatan perhatian dalam pengajaran biasanya
kerja di program pendidikan jalur sekolah, pengaruh terbesar di
pendidikan ini adalah pada jalur pendidikan luar sekolah (seperti kursus-
kursus, balai latihan kerja, dan sebagainya.
3. Sekolah Kerja
Gerakan sekolah kerja dapat dipandang sebagai titik kulminasi dari pandangan-
pandangan yang mementingkan pendidikan keterampilan dalam pendidikan. J. A.
Comenius menekankan agar pendidikan mengembangkan pikiran, ingatan, bahasa,
dan tangan. J. H. Pestalozzi mengajarkan bermacam-macam mata pelajaran
pertukaran di sekolahnya.
15. 12
Dalam menunaikan kedua tugas tersebut haruslah selalu diusahakan
kesempurnaannya, agar dengan jalan itu setiap warga Negara ikut membantu
mempertinggi dan menyempurnakan kesusilaan dan keselamatan Negara.
Berdasarkan hal itu, maka menurut G. Kerschensteiner tujuan sekolah adalah :
a. Menambah pengetahuan anak, yaitu pengetahuan yang didapat dari buku atau
pengetahuan orang lain, dan yang didapat dari pengalaman sendiri.
b. Agar anak dapat memiliki kemampuan dan kemahiran tertentu.
c. Agar anak dapat memiliki pekerjaan sebagai persiapan jabatan dalam mengabdi
Negara.
Kerschensteiner berpendapat bahwa kewajiban utama sekolah adalah
mempersiapkan anak-anak untuk dapat bekerja. Bukan pekerjaan otak yang
dipentingkan, melainkan pekerjaan tangan, sebab pekerjaan tangan adalah dasar dari
segala pengetahuan adat, agama, bahasa, kesenian, ilmu pengetahuan, dan lain-lain.
Oleh karena itu, banyaknyamacam pekerjaan yang menjadi pusat pelajaran, maka
sekolah kerja dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu :
a. Sekolah-sekolah perindustrian (tukang cukur, tukang cetak, tukang kayu, dll).
b. Sekolah-sekolah perdagangan (makanan, pakaian, asuransi, dll).
c. Sekolah-sekolah rumah tangga, bertujuan mendidik para calon ibu yang
diharapkan akan menghasilkan warga Negara yang baik.
Pengikut G. Kerschensteiner antara lain ialah Leo De Paeuw (Direktur Jend.
Pengajaran normal di Belgia) yang mendirikan sekolah kerja seperti
Kerschensteiner di negaranya. Ia membuka lima macam sekolah kerja yaitu :
1. Sekolah Teknik Kerajinan
2. Sekolah Dagang
3. Sekolah Pertanian (bagi anak laki-laki)
4. Sekolah Rumah Tangga Kota
5. Sekolah Rumah Tangga Desa
Untuk Sekolah Rumah Tangga Kota dan Desa di khususkan untuk para gadis,
sedangkan sekolah lainnya bersifat intelektualistik.
16. 13
Di Amerika Serikat, gema sekolah kerja dapat ditemukan dalam gagasan-
gagasan J. Dewey tentang pendidikan, khususnya metode proyek. di samping itu
gagasan sekolah kerja sangat mendorong berkembangnya sekolah kejuruan disetiap
negera, termasuk di Indonesia. Peranan sekolah kejuruan pada tingkat menengah
merupakan tulang punggung penyiapan tenaga terampil yang diperlukan oleh
Negara sedang membangun seperti Indonesia.
Pendidikan keterampilan sangat diperlukan oleh setiap orang yang akan
memasuki lapangan pekerjaan. Oleh karena itu, dalam rangka wajib belajar 9 tahun
di Indonesia akan dikembangkan paket program yang memberi peluang lulusannya
untuk memasuki lapangan kerja dengan tidak mengabaikan pendidikan umum yang
akan dilanjutkan ke SMTA. Disamping pengaruh sekolah kerja di program
pendidikan jalur sekolah, pengaruh terbesar gagasan ini adalah pada jalur
pendidikan luar sekolah (seperti kursus, dll).
4. Pengajaran Proyek
Pengajaran proyek bisa pula digunakan sebagai salah satu metode mengajar di
Indonesia, antara lain dengan pengajaran proyek, pengajaran unit, dan sebagainya.
Yang perlu ditekankan bahwa pengajaran proyek akan menumbuhkan kemampuan
untuk memandang dan memecahkan persoalan secara konfrensif. Pendekatan multi
disiplin tersebut makin lama makin penting, utamanya masyarakat maju.
Dasar filosofi dan pedagogis dari pengajaran-pengajaran proyek diletakan oleh
john Dewey(1859-1952), untuk pelaksanaannya dilakukan oleh pengikutnya, haruslah
sebagai mikrokosmos dari masyarakat (becomes microcosm of soc'letyh) oleh
karena itu, pendidikan adalah suatu proses kehidupan itu sendiri, bukan penyiapan
untuk kehidupan dimasa depan (education is a process of living and not a preparation
for future living) (ulich, 1950: 318). Perlu pula dikemukakan bahwa Dewey
merupakan peletak dasar dari falsafat pragmatisme dan penganut behaviorisme. J.
Dewey sering dipandang sebagai pemikir dan peletak dasar masyarakat modern
Amerika.
17. 14
Dalam pengajaran proyek, anak bebas menentukan pilihannya
(terhadap pekerjaan), merancang, serta memimpinnya. Proyek yang ditentukan oleh
anak, mendorongnya mencari jalan pemecahan bila ia menemukan kesukaran. Anak
dengan sendirinya akan iat dan aktif karena sesuai dengan apa yang diinginkan
olehnya. Proyek itulah yang menyebabkan mata pelajaran itu tidak terpisah-pisah
antara yang satu dengan yang lain. Menurut Dewey yang memjadi komploks pokok
ialah memasak, dan menenun. Anak tidak bias dipisahkan dengan bahasa ibu, sebab
bahasa ibu merupakan alat pernyataan pengalaman, dan perasaan anak-anak. Dalam
pengajaran proyek, dilakukan secara berkelompok guna menghidupkan rasa gotong-
royong, juga akan lahir sifat-sifat bai dalam diri anak seperti bersaingsecara sportif,
bebas menyatakan pendapat, dan disiplin yang sewajarnya. Sifat-sifat inilah yang
sangat diperlukan dalam masyarakat luas yang kapitalistik dan demokratik.
C. Pengaruh Gerakan Baru dalam Pendidikan Terhadap Penyelenggaraan
Pendidikan Di Indonesian
Gerakan baru dalam pendidikan tersebut berkaitan dengan kegiatan belajar
mengajar disekolah. Namun dasar pemikirannya menjangkau semua segi dari
pendidikan, baik aspek konseptual maupun operasional. Kajian tentang pemikiran-
pemikiran pendidikan pada masa lalu akan sangat bermanfaat untuk memperluas
pemahaman tentang seluk beluk pendidikan termasuk, serta memupuk wawasan histori
dari setiap keputusan dan tindakan dibidang pendidikan, termasuk di bidang
membelajaran, akan membawa dampak bukan hanya pada kini juga pada masa depan.
D. Aliran-Aliran Pokok Pendidikan Indonesia
1. Taman Siswa
Taman siswa secara jelas menunjukkan sifatnya yang nasionalisme dan
pedagogis serta kultural. Walaupun bukan satu organisasi politik. Taman siswa sejak
pendiriannya mempunyai tujuan politik. Yaitu kemerdekaan Indonesia. Tujuan ini jelas
dari pertimbangan Ki Hajar Dewantara, pendirinya sewaktu berada dipengasingan
negeri belanda untuk memahami masalah pendidikan. Menurut Ki Hajar Dewantara ,
rakyat Indonesia harus benar-benar menyadari arti kehidupan berbangsa dan bertanah
18. 15
air melalui pendidikan. Kegiatan pendidikan diberikan kepada mereka yang berusia
muda dengan mendirikan kindertuin atau taman kanak-kanak.
Asas Dan Tujuan Taman Siswa
1. Bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri (zelf
beschikkingsrecht).
2. Bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah yang dalam arti lahir
dan batin dapat memerdekakan diri.
3. Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri.
4. Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada seluruh
rakyat.
5. Bahwa untuk mengejar kemerdekaan hidup yang sepenuhnya lahir maupun batin
hendaknya diusahakan dengan kekuatan sendiri .
6. Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka mutlak harus
membelajari sendiri segala usaha yang dilakukan.
7. Bahwa dalam mendidik anak-anak perlu adanya keikhlasan.
8. Sebagai badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat tertib dan
damai.
9. Membangun abak didik menjadi manusia yang merdeka lahir dan batin, luhur akal
budinya, serta sehat jasmaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna
dan bertanggung jawab atas keserasian bangsa, tanah air, serta manusia pada
umumnya.
Upaya-Upaya Yang Dilakukan Taman Siswa
Beberapa usaha yang dilakukan oleh taman siswa adalah menyiapkan peserta
didik yang cerdas dan memiliki kecakapan hidup. Dalam ruang lingkup eksternal
taman siswa membentuk pusat-pusat kegiatan kemasyarakatan.
19. 16
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pendidikan sudah jauh sebelum kita lahir. Berbagai upaya telah dilakukan oleh
orang-orang terdahulu untuk meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Banyak cara
untuk meningkatkan diri melalui berbagai bentuk model pengajaran dan pembaruan
dalam pendidikan. Di Indonesia ada 2 aliran pokok dalam pendidikan yang menjadi
dasar atau pedoman dalam pendidikan di Indonesia salah satunya adalah taman siswa.
B. SARAN
Bung Karno berkata “berikan aku 10 pemuda maka akan kugoncang Negara
ini”. Sudah seharusnya kita sebagai jia muda mengembangkan pendidikan di
Indonesia. Marilah kita berikan prestasi-prestasi kita untuk kemajuan Negara ini.
Jangan Tanya apa yang bisa Negara ini berikan kepada kita, tapi yang seharusnya
adalah apa yang kita bisa berikan kepada Negara ini.
C. REKOMENDASI
Marilah kita berikan prestasi-prestasi kita untuk kemajuan Negara ini. Jangan
Tanya apa yang bisa Negara ini berikan kepada kita, tapi yang seharusnya adalah apa
yang kita bisa berikan kepada Negara ini.
21. iv
LAMPIRAN
PERTANYAAN dan PENANYA
1. Apakah aliran klasik masih digunakan di zaman sekarang? (Lusti Indah S.)
2. Apa yang dimaksud titik kulminasi? (Afifah Yuwanita N.)
3. Apa saja contoh kegiatan dari aliran empirisme? (Finka Oktaviani)
JAWABAN
1. Untuk di daerah pedesaan aliran ini masih digunakan, contohnya di salah satu
aliran klasik terdapat pengajaran alam sekitar, masih terdapat beberapa sekolah
yang gurunya mengkaitkan matapelajaran dengan alam sekitar, sebagai contoh
guru yang meminta muridnya membuat suatu karangan dengan tema alam
sekitar.
2. Titik kulminasi adalah titik puncak tertinggi, maka titik kulminasi yang
dimaksudkan dalam pendidikan ialah titik puncak tertinggi yang telah dicapai
oleh sekolah tersebut.
3. Aliran Empiris adalahaliran yang mengemukakan bahwa perkembangan anak
tergantung kepada lingkungan. Jadi contoh dari aliran empiris salah satunya
adalah pengembangan sikap, sikap seseorang tergantung di mana ia tinggal.