SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
EJAAN YANG DISEMPURNAKAN
Makalah ini dibuat untuk melengkapi tugas mata kuliah
                  bahasa indonesia




         Dosen : Drs. H. Adung Abdul Mukti
                   Disusun oleh :


       Nama                    : Ues Kurni
       NIM                     :-
       Semester/Kelas          : I / 1G
       Jurusan                 : PAI




           FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM BANTEN
                     ( IAIB )
           SERANG-BANTEN
DAFTAR ISI



Kata Pengantar

BAB I        Pendahuluan……………………………………………………………….(3)

             1.1 Latar Belakang ………………………………………………………..(4)

             1.2 Tujuan ………………………………………………………………...(4)

BAB II       Pembahasan ………………………………………………………………(5)

             2.1 Pengertian EYD……………………………………………………….(5)

             2.2 Ruang Lingkup EYD …………………………………………………(6)

             2.3 Pemakaian Huruf ……………………………………………………..(7)

             2.4 Pemenggalan Kata ……………………………………………………(9)

             2.5 Nama Diri …………………………………………………………….(10)

             2.6 Penulisan Huruf ……………………………………………………...(12)

BAB III      Penutup …………………………………………………………………..(26)

Daftar Pustaka …………………………………………………………………………...(27)




                                                               2
KATA PENGANTAR


         Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt atas rahmat dan karunia-Nya
saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah yang berjudul “Ejaan Yang
Disempurnakan” ini membahas mengenai seperangkat aturan tentang cara menuliskan
bahasa dengan huruf, kata dan tanda baca sebagai sarananya.

         Dalam penulisan makalah ini saya banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulisan makalah ini.

         Saya sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, Hal itu di
karenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan saya. Oleh karena itu, saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita.

         Akhir kata, saya memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat
banyak kesalahan.




                                                              Serang, 14 November 2009




                                                                                    3
BAB 1
                                    PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang


     Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan, karena selain digunakan sebagai
alat komunikasi secara langsung, bahasa juga dapat digunakan sebagai alat komunikasi secara
tulisan, di zaman era globalisasi dan pembangunan reformasi demokrasi ini, masyarakat
dituntut secara aktif untuk dapat mengawasi dan memahami infrormasi di segala aspek
kehidupan sosial secara baik dan benar, sebagai bahan pendukung kelengkapan tersebut,
bahasa berfungsi sebagai media penyampaian informasi secara baik dan tepat, dengan
penyampaian berita atau materi secara tertulis, diharapkan masyarakat dapat menggunakan
media tersebut secara baik dan benar. Dalam memadukan satu kesepakatan dalam etika
berbahasa, disinilah peran aturan baku tersebut di gunakan, dalam hal ini kita selaku warga
Negara yang baik hendaknya selalu memperhatikan rambu-rambu ketata bahasaan Indonesia
yang baik dan benar. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah sub. materi dalam ketata
bahasaan Indonesia, yang memilik peran yang cukup besar dalam mengatur etika berbahasa
secara tertulis sehingga diharapkan informasi tersebut dapat di sampaikan dan di fahami
secara komprehensif dan terarah. Dalam prakteknya diharapkan aturan tersebut dapat
digunakan dalam keseharian Masyarakat sehingga proses penggunaan tata bahasa Indonesia
dapat digunakan secara baik dan benar.




1.2 Tujuan

       Tujuan penulis menyusun makalah ini yaitu :

      Memahami Konsep EYD
      Ruang Lingkup EYD
      Penulisan Huruf Kapital dan Huruf Miring
      Penulisan Kata




                                                                                         4
BAB 2
                                      PEMBAHASAN


2.1 Pengertian


         Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan
menggunakan huruf, Kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Batasan tersebut menunjukan
pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja. Mengeja adalah kegiatan melafalkan
huruf, suku kata, atau kata; sedangkan ejaan adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luas
dari sekedar masalah pelafalan. Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa.
         Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan
dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis. Keteraturan bentuk akan berimplikasi
pada ketepatan dan kejelasan makna. Ibarat sedang mengemudi kendaraan, ejaan adalah
rambu lalu lintas yang harus dipatuhi oleh setiap pengemudi. Jika para pengemudi mematuhi
rambu-rambu yang ada, terciptalah lalu lintas yang tertib dan teratur. Seperti itulah kira-kira
bentuk hubungan antara pemakai bahasa dengan ejaan.
         Ejaan yang berlaku sekarang dinamakan Ejaan yang disempurnakan (EYD). EYD
muali diberlakukan pada tanggal 16 Agustus 1972. Ejaan ketiga dalam sejarah bahasa
Indonesia ini memang merupakan upaya penyempurnaan ejaan sebelumnya yang sudah
dipakai selama dua puluh lima tahun yang dikenal dengan Ejaan Republik atau Ejaan
Soewandi (Menteri PP dan K Republik Indonesia pada saat Ejaan itu diresmikan pada tahun
1947).
         Ejaan pertama bahasa Indonesia adalah Ejaan van Ophuijsen (nama seorang guru
besar belanda yang juga pemerhati bahasa), diberlakukan pada tahun 1901 oleh pemerintah
Belanda yang berkuasa di Indonesia pada masa itu. Ejaan van Ophuijsen dipakai selama 46
tahun, lebih lama dari Ejaan Republik, dan baru diganti setelah dua tahun Indonesia merdeka.
         Untuk sekedar memperoleh gambaran tentang ejaan yang pernah berlaku pada masa
lalu itu dan sekaligus untuk membandingkannya dengan ejaan sekarang, perhtaikan
pemakaian huruf dan kata-kata yang ditulis dengan ketiga macam ejaan itu seperti berikut ini.




                                                                                               5
PERUBAHAN PEMAKAIAN HURUF
                        DALAM TIGA EJAAN BAHASA INDONESIA
        Ejaan Yang                    Ejaan Republik                 Ejaan Van Ophuijsen
  Disempurnakan (EYD)                (Ejaan Soewandi)                      (1901-1947)
  (mulai 16 Agustus 1972)                 (1947-1972)
             khusus                         chusus                          choesoes
             Jumat                         Djum‟at                          Djoem‟at
             yakni                           Jakni                               ja‟ni


2.2 Ruang Lingkup Ejaan yang Disempurnakan (EYD)


       Ruang lingkup EYD mencakupi lima aspek, yaitu (1) pemakaian huruf, (2) penulisan
huruf, (3) penulisan kata, (4) penulisan unsur serapan, dan (5) pemakaian tanda baca.
1) Pemakaian huruf membicarakan masalah yang mendasar dari suatu bahasa, yaitu
    (1) abjad                        (4) pemenggalan
    (2) vokal                        (5) nama diri,
    (3) konsonan
2) Penulisan huruf membicarakan beberapa perubahan huruf dari ejaan sebelumnya yang
    meliputi
    (1) huruf kapital
    (2) huruf miring
3) Penulisan kata membicarakan bidang morfologi dengan segala bentuk dan jenisnya
    berupa
    (1) kata dasar                             (6) kata depan di, ke, dan dari
    (2) kata turunan                           (7) kata sandang si, dan sang
    (3) kata ulang                             (8) partikel
    (4) gabungan kata                          (9) singkatan dan akronim
    (5) kata ganti kau, ku, mu, dan nya        (10) angka dan lambang bilangan.
4) Penulisan unsur serapan membicarakan kaidah cara penulisan unsur serapan, terutama
    kosakata yang berasal dari bahasa asing.
5) Pemakaian tanda baca (pugtuasi) membicarakan teknik penerapan kelima belas tanda
    baca dalam penulisan. Tanda baca itu adalah


                                                                                           6
(1) Tanda titik (.)                     (9)      tanda seru (!)
     (2) Tanda koma (,)                      (10) tanda kurung ((…))
     (3) Tanda titik koma (;)                (11) tanda kurung siku ([ ])
     (4) Tanda titik dua (:)                 (12) tanda petik ganda (“…”)
     (5) Tanda hubung (-)                    (13) tanda petik tunggal („…‟)
     (6) Tanda pisah (--)                    (14) tanda garis miring (/)
     (7) Tanda elipsis (…)                   (15) tanda penyingkat („)
     (8) Tanda tanya (?)


2.3 Pemakaian Huruf
     1) Abjad, Vokal dan Konsonan


        Abjad bahasa Indonesia menggunakan 26 huruf sebagai berikut. Perhatikan lafal
setiap huruf.


Huruf            Lafal          Huruf              Lafal           Huruf        Lafal
Aa               [a]            Jj                 [je]            Ss           [es]
Bb               [be]           Kk                 [k]             Tt           [te]
Cc               [ce]           Ll                 [el]            Uu           [u]
Dd               [de]           Mm                 [em]            Vv           [fe]
Ee               [e]            Nn                 [en]            Ww           [we]
Ff               [ef]           Oo                 [o]             Xx           [eks]
Gg               [ge]           Pp                 [pe]            Yy           [ye[
Hh               [ha]           Qq                 [ki]            Zz           [zet]
Ii               [i]            Rr                 [er]


        Dalam abjad itu terdapat lima huruf vokal (v), yaitu a,i,u,e,o sisanya adalah konsonan
(k) sebanyak 21 huruf. Disamping 26 huruf itu, dalam bahasa Indonesia juga digunakan
gabungan konsonan (diagraf) sebanyak empat pasang :
        kh      seperti dalam kata   khusus, akhir
        ng      seperti dalam kata   ngilu, bangun
        ny      seperti dalam kata   nyata, anyam
        sy      seperti dalam kata   syair, asyik
                                                                                            7
setiap pasangan itu menghasilkan satu fonem atau satu bunyi yang dapat membedakan arti.
Karena itu, kh,ng,ny,sy masing-masing dihitung sebagai satu k (konsonan).
Contoh :
       akhir    = vkvk               ngilu = kvkv
       anyam = vkvk                  syair     = kvkv
Dalam uraian diatas v-k di atas terlihat meskipun jumlah huruf dalam setiap kata ada lima,
namun jumlah v dan k untuk setiap kata hanya empat.
       Selain gabungan dua konsonan, ada pula gabungan dua vokal yang berurutan-harus
dalam satu suku kata-menciptakan bunyi luncuran (bunyi yang berubah kualitasnya) yang
berbeda dengan lafal aslinya. Perhatikan contoh dibawah ini.


                         Contoh pemakaian dalam kata
Huruf diftong
                         Di Awal                 Di Tengah              Di Akhir
Ai                       ain                     Syaitan                Pandai
Au                       aula                    Saudara                harimau
Oi                       -                       boikot                 amboi


       Jika vokal berurutan ai, au, dan oi terdapat dalam kata yang pelafalannya persis sama
dengan huruf aslinya, vokal beruntun itu bukan diftong. Contoh ai, au, dan oi yang bukan
diftong adalah yang terdapat dalam kata berikut.
       mulai          dilafalkan     [mulai]            bukan [mulay]
       namai          dilafalkan     [namai]            bukan [namay]
       bau            dilafalkan     [bau]              bukan [baw]
       mau            dilafalkan     [mau]              bukan [maw]


       dengan berpedoman pada EYD, khususnya cara pelafalan huruf hendaknya mengikuti
aturan yang sudah dibakukan. Untuk membaca singkatan kata (termasuk kata asing selain
akronim) yang dibaca huruf demi huruf, jika penutur sedang berbahasa Indonesia,
pelafalannya harus sesuai dengan lafal huruf bahasa Indonesia.




                                                                                          8
Singkatan           Lafal yang benar                     Lafal yang salah
  AC                        [a-ce]                                [a-se]
  ACC                       [a-ce-ce]                             [a-se-se]
  CV                        [ce-fe]                               [se-fe], [si-fi]
  MTQ                       [em-te-ki]                            [em-te-kyu]

  RCTI                      [er-ce-te-i]                          [er-se-te-i]
  TV                        [te-fe]                               [ti-fi]
  TVRI                      [te-fe-er-i]                          [te-fi-er-i]
  WC                        [we-ce]                               [we-se]


Jika seseorang sedang berbahasa asing, misalnya bahasa Inggris, lafal huruf dalam singkatan
itu harus mengikuti aturan pelafalan bahasa Inggris. Demikian juga jika singkatan itu hendak
dilafalkan dalam bahasa asing lainnya.


2.4 Pemenggalan Kata
1) Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut.
    a. Jika ditengah kata ada vokal yang berurutan, pemenggalan itu dilakukan diantara
        kedua huruf vokal itu.
        Misalnya : ma-in, sa-at, bu-ah.
        Huruf diftong ai, au, dan oi tidak pernah diceraikan sehingga pemenggalan kata tidak
        dilakukan di antara kedua huruf itu.
        Misalnya :
        au-la          bukan            a-u-la
        sau-da-ra      bukan            sa-u-da-r-a
        am-boi         bukan            am-bo-i


    b. Jika di tengah kata ada huruf konsonan, termasuk gabungan huruf konsonan, di
        antara dua buah huruf vokal, pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan.
        Misalnya :
        ba-pak, ba-rang, su-lit, la-wan, de-ngan, ke-nyang, mu-ta-khir.




                                                                                          9
c. Jika ditengah kata ada dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan dilakukan
        di antara kedua huruf konsonan itu. Gabungan huruf konsonan tidak pernah
        diceraikan.
        Misalnya :
        man-di, som-bong, swas-ta, cap-lok, Ap-ril, bang-sa, makhluk
    d. Jika di tengah kata ada tiga buah huruf konsonan atau lebih, pemenggalan dilakukan
        di antara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua.
        misalnya :
        in-stru-men, ul-tra, in-fra, bang-krut, ben-trok, ikh-las
2) Imbuhan akhiran dan imbuhan awalan, termasuk awalan yang mengalami perubahan
    bentuk serta partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya, dapat
    dipenggal pada pergantian baris.
    misalnya :
    Makan-an, me-rasa-kan, mem-bantu, pergi-lah
    catatan :
    a. Bentuk dasar pada kata turunan sedapat-dapatnya tidak dipenggal.
    b. Akhiran -i tidak dipenggal. (lihat juga keterangan tentang tanda hubung, Bab V, pasal
        E, ayat 1 )
    c. Pada kata yang berimbuhan sisipan, pemenggalan kata dilakukan sebagai berikut.
        misalnya : te-lun-juk, si-nam-bung, ge-li-gi
3) Jika suatu kata terdiri dari atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu dapat
    bergabung dengan unsur lain, pemenggalan dapat dilakukan (1) di antara unsur-unsur itu
    atau (2) pada unsur gabungan itu sesuai dengan kaidah 1a,1b,1c dan 1d di atas.
       misalnya :
       bio-grafi, bi-o-gra-fi
       foto-grafi, fo-to-gra-fi
       intro-speksi, in-tro-spek-si


2.5 Nama Diri


       Cara penulisan nama diri (nama orang, lembaga, tempat, jalan, sungai, gunung, dan
nama lainnya) harus mengikuti EYD, kecuali jika ada pertimbangan khusus yang
menyangkut segi adat, hukum, atau sejarah.

                                                                                         10
Contoh pemakaian biasa :
      Rumahnya di Jalan Pajajaran No.5.
      Ia berkantor di Jalan Budi Utomo.


Contoh pemakaian dengan pertimbangan khusus :
      Pamanku dosen Institut Agama Islam Banten, Serang
      Perkumpulan Boedi Oetomo didirikan pada tahun 1908.
      Untuk penggunaan huruf x berlaku ketentuan khusus sebagai berikut.
   (1) Untuk penulisan nama diri, unsur kimia, istilah ilmu pengetahuan, dan lambang dalam
      matematika, lambang huruf yang dipakai adalah x.
      Misalnya ;
             Alex, Mexico, Texas (nama diri)
             Xenon, xantat (nama unsur kimia)
             Sinar-x, (istilah ilmu pengetahuan )
             X1, x2, (lambang dalam matematika)
   (2) Untuk penulisan kata-kata biasa yang bukan nama diri, lambang huruf yang dipakai
      adalah ks. Perhatikan penulisan dibawah ini.
                   Penulisan yang salah                     Penulisan yang benar
                          export                                     ekspor
                          extra                                      ekstra
                         complex                                    kompleks
                           taxi                                       taksi
                          telex                                      teleks


       Selain ketentuan diatas, untuk menulis nama orang berlaku ketentuan khusus.
       Penulisan nama seseorang harus mengikuti kebiasaan orang yang empunya nama
       kendatipun hasil penulisannya menyalahi EYD. Karena itulah ketentuannya disebut
       ketentuan khusus. Betapa tidak, untuk menulis nama orang yang diafalkannya [yudi],
       penulisannya bisa lebih dari sepuluh macam dan semuanya sah adanya, yaitu
       (1) Judi               (5) Yudi               (9) Yoedi
       (2) Judie              (6) Yudy               (10) Yoedhy
       (3) Judy               (7) Yudhi              (11) Yoedhie
       (4) Judhy              (8) Yudhie             (12) Yoedy
                                                                                       11
Cukup banyak orang disekitar kita yang mengalami era ejaan lama (Ejaan van
       Ophuijsen dan Ejaan Republik) dan sudah dewasa pada waktu EYD diberlakukan,
       tetap menulis namanya memakai ejaan lama karena alasan yang bersifat pribadi. Kita
       memang harus menghormati hak asasi setia idividu dalam urusan penulisan nama,
       yaitu dengan cara menuliskan nama seseorang seperti yang dikehendakinya.
       Penulisannya seperti contoh kasus Yudi tadi; mungkin dengan menggunakan ejaan
       yang pernah berlaku bagi bahasa Indonesia seperti contoh dibawah ini.


           Ejaan van Ophuijsen            Ejaan Republik                     EYD
                Soehardjo                     Suhardjo                     Suharjo
             Abdoellah Tjoet               Abdullah Tjut                 Abdullah Cut
           Bagdja Waloeja Djati          Bagja Waluja Djati            Bagja Waluya Jati
            Djoni Hoetasoehoet            Djoni Hutasuhut               Joni Hutasuhut
              Nji Ajoe Soenji               Nji Aju Sunji               Nyi Ayu Sunyi


       Walaupun diatas telah dinyatakan tentang ketentuan khusus yang memberi
keistimewaan menulis nama menurut selera pribadi, namun hendaknya menulis nama harus
mengikuti ejaan yang berlaku, sehingga kesalahan pelafalan huruf untuk nama tidak akan
terjadi, yang akan terjadi justru ketertiban dalam menulis dan membaca nama.


 2.6   Penulisan Huruf
   A. Huruf Kapital atau Huruf Besar
   1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada awal kalimat.
       Misalnya :
       -    Selain buku juga penggaris yang dijual
       -    Dia hendak ke Sumatera
   2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
       Misalnya :
       -    “Ibu bertanya”
       -    “Kapan Anton pergi”
   3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan
       dengan nama Tuhan, nama agama, dan kitab suci; termasuk kata ganti untuk Tuhan.
       Misalnya :
                                                                                           12
-   Allah                            - Tuhan Yesus
   -   Sang Pencipta                    - Maha Kuasa
   -   Kepada-Mulah                     - Yang Maha Agung
4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan
   keagamaan yang di ikuti dengan nama orang.
   Misalnya :
   -   Haji Agus Salim bedakan : ia pergi naik haji
   -   Mahaputra Yamin
   Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan,
   dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.
   Misalnya :
   -   Dia baru saja diangkat menjadi sultan
   -   Tahun ini dia pergi naik haji
5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama, jabatan, pangkat yang
   diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama
   instansi, atau nama tempat.
   Misalnya :
   -   Gubernur Imam Utomo              - Wakil Presiden
   -   Ir. Hari Haryono                 - Nyonya Atin Suharti
   -   Jakarta                          - Jl. Serayu
   Huruf kapital tidak dipakai sebagai hurup pertama nama jabatan dan pangkat yang
   tidak diikuti nama orang, atau nama tempat.
   Misalnya :
   -   Siapa gubernur yang baru dilantik itu
   -   Kemarin Brigadir Jenderal Ahmad dilantik menjadi mayor jenderal.
6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.
   Misalnya :
   -   Bibit Slamet Riyanto             - Syamsul Hidayat
   -   Chandra Hamzah                   - Ues Kurni
   Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan
   sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
   Misalnya :
   -   mesin diesel                     - 5 ampere

                                                                                   13
-   10 volt
7. Huruf kapital dipaka sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
   Misalnya :
   -   bangsa Indonesia                - bahasa Inggris
   -   suku Sunda                      - bahasa Jepang
   Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan
   bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.
   Misalnya :
   -   mengindonesiakan kata asing
   -   keinggris-inggrisan
8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan
   peristiwa sejarah.


   Misalnya :
   -   bulan September                 - hari Natal
   -   bulan Maulid                    - Perang Badar
   -   hari Galungan                   - tahun Hijriah
   -   hari Jumat                      - tarikh Masehi
   -   hari Lebaran                    - Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
   Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak
   dipakai sebagai nama.
   Misalnya :
   -   Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsanya.
   -   Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.
9. Huruf kapital dipakai sebagai nama geografi;
   Misalnya :
   -   Laut Jawa                       - Selat Sunda
   -   Asia Tenggara                   - Teluk Jakarta
   -   Serang                          - Danau Toba
   Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak dipakai
   menjadi unsur nama diri.




                                                                                      14
Misalnya :
   -   berlayar ke teluk                - menyeberangi selat
   -   mandi di kali                    - pergi ke arah tenggara
   Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang dipakai sebagai
   nama jenis.
   Misalnya :
   -   garam inggris                    - pisang ambon
   -   gula jawa                        - kacang bogor
10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga
   pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali kata seperti dan.
   Misalnya :
   -   Republik Indonesia
   -   Mejelis Permusyawaratan Rakyat
   -   Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
   -   Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak
   -   Keputusan Presiden Republik Indonesia, Nomor 57, Tahun 1972
   Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan resmi negara,
   lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, badan serta nama dokumen resmi.




   Misalnya :
   -   menjadi sebuah republik          - kerjasama antara pemerintah dan rakyat
   -   beberapa badan hukum             - menurut undang-undang yang berlaku
11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang
   terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen
   resmi.
   Misalnya :
   -   Perserikatan Bangsa Bangsa       - Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
   -   Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial         - Rancangan Undang-Undang
12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata
   ulang sempurna) didalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan
   kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang dan untuk yang tidak terletak apda posisi
   awal.

                                                                                      15
-   Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
   -   Bacalah majalah Sastra dan Bahasa.
   -   Dia adalah agen surat kabar Sinar Pembangunan.
   -   Ia menyelesaikan makalah “Asas-Asas Hukum Perdata”
13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan
   sapaan.
   Misalnya :
   -   Dr.        = doktor               M.A.          = master of art
   -   S.H.       = sarjana hukum               S.S    = sarjana sastra
   -   Tn         = tuan                        Ny     = nyonya
   -   Prof       = profesor                    Sdr    = saudara
14. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata petunjuk hubungan kekerabatan
   seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan
   dan pengacuaan.
   Misalnya :
   “Kapan Bapak berangkat?” tanya Harto.
   Adik bertanya “itu apa, Bu?”
   Surat Saudara sudah saya terima.
   “Silakan duduk, Dik!” kata ucok.
   Besok Paman akan datang.
   Mereka akan pergi kerumah Pak Camat.
   Para ibu mengunjungi Ibu Hasan.
   Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
   kekerabatan yang tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan.


   Misalnya :
   Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
   Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.
15. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti anda.
   Sudahkah Anda tahu ?
   Surat Anda telah kami terima.




                                                                                     16
B. Huruf Miring
   1. Huruf Miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat
      kabar yang dikutip dalam tulisan.
      Misalnya :
      majalah Bahasa dan Kesusatraan
      buku Negarakertagama karangan Prapanca
      surat kabar Suara Karya
   2. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf,
      bagian kata, kata, atau kelompok kata.
      Misalnya :
      Huruf pertama kata abad ialah a.
      Dia bukan menipu tapi ditipu.
      Bab ini tidak membicarakan penulisan huruf kapital.
      Buatlah kalimat dengan kata berlepas tangan.
   3. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau
      ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
      Misalnya :
      Nama ilmiah buah manggis adalah Garcinia mangostana
      Politik divide et impera pernah merajalela dinegeri ini.
      Weltanschauung antara lain diterjemahkan menjadi „pandangan dunia‟.
      Akan tetapi, perhatikan penulisan berikut :
      Negara itu telah megalami beberapa kali kudeta ( dari coup d’etat ).
      Catatan :
      Dalam tulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan dicetak miring diberi
      satu garis dibawahnya.
2.2.3 Penulisan Kata
   A. Kata dasar
      Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
      Misalnya :
             Kantor pos sangai ramai.               (Kedua kalimat ini dibangun
             Buku itu sudah saya baca.              dengan gabungan kata dasar)




                                                                                     17
B. Kata Turunan
   1) Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
      Misalnya :
                   Bergerigi       ketetapan           sentuhan
                   Gemetar         mempertanyakan      terhapus
   2) Jika bentuk dasar berupa gabungan kata,awalan atau akhiran ditulis serangkai
      dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahului.
      Misalnya :
                   Diberi tahu, beritahukan
                   Bertanda tangan, tanda tangani
                   Berlipat ganda, lipat gandakan
   3) Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran
      sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.
      Misalnya :
                   Memberitahukan
                   Ditandatangani
                   Melipatgandakan
C. Bentuk Ulang dan Kata Ulang
   Bentuk ulang dan kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan kata tanda
   hubung.
   Misalnya :
                   Anak-anak, berjalan-jalan, biri-biri, buku-buku, dibesar-besarkan,
                   gerak-gerik, huru-hara, kupu-kupu, laba-laba, lauk-pauk.
D. Gabungan Kata
   1) Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-
      unsurnya ditulis terpisah.
      Misalnya :
                   duta besar, kerja sama, kereta api cepat, meja tulis, orang tua, rumah
                   sakit, terima kasih, mata kuliah.
   2) Gabungan kata, termasuk istilah khusus yang mungkin menimbulkan salah
      pengertian dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian unsur
      yang berkaitan.
      Misalnya :

                                                                                      18
alat pandang-dengar (audio-visual aid), anak, istri, saya (keluarga),
                   buku sejarah baru (sejarahnya yang baru), ibu-bapak (orang tua),
                   oarang-tua muda (ayah ibu muda), kaki-tangan penguasa (alat
                   penguasa)
   3) Gabungan kata berikut ditulis serangkai karena hubungannya sudah sangat padu
      sehingga tidak dirasakan lagi sebagai dua kata.
      Misalnya :
                   acapkali, apabila, bagaimana, barangkali, bagaimana, barangkali,
                   beasiswa, belasungkawa, bumiputera, daripada, darmabakti, halal-
                   bihalal, kacamata, kilometer, manakala, matahari, olahraga, radioaktif,
                   saputangan
   4) Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan
      kata itu ditulis serangakai.
      Misalnya :
                   Adibusana,        anatakota,   biokimia,   caturtunggal,    dasawarsa,
                   inkonvensional, konposer, mahasiswa, mancanegara, multilateral,
                   narapidana, nonkolesterol, neokolonialisme paripurna, prasangka,
                   purnawirawan, tunawisma
      Jika bentuk terikat oleh kata yang huruf awalnya kapital, diantara kedua unsur
      kata itu dituliskan tanda hubung (-).
      Misalnya :
                   non-Asia                neo-Nazi
E. Kata Ganti ku, kau, mu, dan nya
   Kata ganti ku dan kau sebagai bentuk sigkat dari kata aku dan engkau, ditulis
   serangkai dengan kata yang mengikutinya.
                   aku    …..        = aku bawa, aku ambil
                   ku     …..        = kubawa, kuambil
                   engkau …..        = engkau bawa, engkau ambil
                   kau    …..        = kaubawa, kauambil


   Misalnya :
                   Bolehkah aku ambil jeruk ini satu ?
                   Kalau mau, boleh engkau baca buku itu.

                                                                                       19
Akan tetapi, perhatikan penulisan berikut ini.
                 Bolehkah kuambil jeruk ini satu?
                 Kalau mau, boleh kaubaca buku itu.
   Kata ganti ku dan mu sebagai bentuk singkat dari aku dan kamu, ditulis serangkai
   dengan kata yang mendahuluinya.
                 …..     kamu           = sepeda kamu
                 ………mu                  = sepedamu
                 …..     aku            = rumah aku
                 ………ku                  = rumahku
   Kata ganti nya selalu ditulis dengan kata yang mendahului.
                 ………nya                 = bukunya
   Misalnya :
                 Bolehkah aku pakai sepeda kamu sebentar?
                 Sepedamu lebih kokoh dari sepedaku.
                 Gadis ayu itu tinggal didepan rumahku.
                 Eva sedang menyampul bukunya.
F. Kata Depan di, ke, dan dari
   Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali
   didalam gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan
   daripada.
   Misalnya :
                 Tinggalah bersama saya di sini.
                 Di mana orang tuamu?
                 Saya sudah makan di restoran.
                 Ibuku sedang ke luar kota.
                 Ia pantas tampil ke depan
                 Duduklah dulu, saya mau ke dalam sebentar.
                 Bram berasal dari keluarga terpelajar.


   Akan tetapi, perhatikan penulisan yang berikut.
                 Kinerja Lely lebih baik daripada Tuti.
                 Kami percaya kepada Anda


                                                                                 20
G. Kata Sandang si dan sang
   Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
   Misalnya :


                   Salah                   Benar
                   Sikecil                 Si kecil
                   Sipemalu                Si pemalu
                   Sangdiktator            Sang diktator
                   Sangkancil              Sang kancil


H. Partikel
   1) Partikel -lah dan -kah ditulis serangkai dengan kata yang mendahulinya.
      Misalnya :
                   Bacalah peraturan ini sampai tuntas.
                   Siapakah tokoh yang menentukan radium?
   2) Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
      Misalnya :
                   Apa pun yang dikatakannya, aku tetap tak percaya.
                   Hendak makan pun lauknya sudah habis.
                   Satu kali pun Dedy belum pernah datang ke rumahku.
                   Bukan hanya saya, melainkan dia pun turut serta.


      Catatan :
      Kelompok yang dianggap padu berikut ini ditulis serangkai, yaitu adapun,
      andaipun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun,
      sekalipun, sungguhpun, walaupun.
      Misalnya :
                   Adapun sebab-musababnya sampai sekarang belum diketahui .
                   Bagaimanapun juga akan dicobanya mengajukan permohonan itu.
                   Baik para dosen maupun mahasiswa ikut menjadi anggota koperasi.
                   Walaupun hari hujan, ia datang juga.




                                                                                     21
3) Partikel per yang berarti „demi‟ dan „tiap‟ ditulis terpisah dari bagian kalimat yang
      mendahului atau mengikutinya.
      Misalnya :
                   Mereka masuk kelas satu per satu. („satu demi satu‟)
                   Harga kain itu Rp 8.000,00 per meter („tiap meter‟)


I. Singkatan dan Akronim
   (1) Singkatan adalah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih.
      Adapun aturan penulisannya adalah sebagai berikut.
      a. Setiap menyingkat satu kata, dipakai satu tanda titik.
          Misalnya :
                          nomor           disingkat      no.
                          ibidem          disingkat      ibid.
                          halaman         disingkat      hlm.
      b. Bila menyingkat dua kata, dipakai dua titik .
          Misalnya :
                          loco citato     disingkat      loc. cit.
                          opere citato    disingkta      op. cit.
                          atas nama       disingkat      a.n.
          Akan tetapi, singkatan nama diri yang terbentuk dari gabungan huruf awal
          kata yang disingkat, ditulis tanpa titik.
          Misalnya :
                          Perseroan Terbatas                         disingkat   PT
                          Perusahaan Dagang                          disingkat   PD
                          Comannditaire Venootschap                  disingkat   CV
                          Amerika Serikat                            disingkat   AS
      c. Bila menyingkat tiga kata atau lebih, pada akhir singkatannya dipakai satu
          tanda titik.
          Misalnya :
                          dan kawan-kawan         disingkat          dkk.
                          yang akan datang        disingkat          yad.
                          dan lain-lain           disingkat          dll.
                          atas nama beliau        disingkat          anb.

                                                                                        22
Akan tetapi singkatan nama diri yang terbentuk dari gabungan huruf awal kata
      yang disingkat, ditulis tanpa titik.
      Misalnya :
                      BUMN              (Badan Usaha Milik Negara)
                      DKI               (Daerah Khusus Ibukota)
                      BPS               (Badan Pusat Statistik)
                      RCTI              (Rajawali Citra Televisi Indonesia)
   d. Penulisan lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan
      mata uang tidak di ikuti titik.
      Misalnya :
                      Au                aurum
                      TNT               trinitrotoleun
                      cm                centimeter
                      KVA               kilovolt-ampere
                      Kg                kilogram
                      Rp (5.000,00) (lima ribu) rupiah
(2) Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal kata atau gabungan
   suku kata dari deret kata yang disingkat. Akronim dibaca diperlakukan sebagai
   kata. Ada tiga ketentuan dalam penulisan akronim.
   a. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata yang
      disingkat, seluruhnya ditulis dengan huruf kapital.
      Misalnya :
                      FISIP (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik)
                      ISPA (Infeksi Salurana Pernafasan Atas)
   b. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan
      suku kata dari deret kata, huruf awalnya ditulis dengan huruf kapital dan tidak
      diakhiri oleh tanda titik.
      Misalnya :
                      Bappenas          (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional)
                      Kadin             (Kamar Dagang dan Industri)
                      Sespa             (Sekolah Staf dan Pemimpin Administrasi)




                                                                                   23
c. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata,
             ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang disingkat,
             seluruhnya ditulis dengan huruf kecil (lower case).
             Misalnya :
                            radar           radio detecting and ranging
                            rapim           rapat pimpinan
                            rudal           peluru kendali
J. Angka dan Lambang Bilangan
1) Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan nomor. Dalam tulisan lazim
   digunakan angka Arab atau Romawi.
   Misalnya :
                    Angka Arab              : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
                    Angka Romawi            : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X
                                               L (50), C (100), D (500), M (1000)


2) Angka digunakan untuk menggunakan (i) ukuran panjang, berat, luas, dan isi (ii)
   satuan waktu, (iii) nilai uang, dan (iv) kuantitas.
   Misalnya :
                    19 meter        4 ons            9 hektar         65 liter
                    Pukul 15.30     10 detik         30 meenit        5 jam
                    Rp 10.000,00 USS 3.50            500 Yen          Y500


3) Angka dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar pada
   alamat.
   Misalnya :
                    Jalan Sentosa III No. 152
                    Rumah Susun Perumnas Klender, Blok F2, No. 10


4) Angka digunakan juga untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci.
   Misalnya :
                    Bab X, Pasal 5, halaman 354
                    Surat Annisa: 9


                                                                                        24
5) Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut.
       a. Bilangan utuh
          Misalnya :
                          Dua belas                    12
                          Dua puluh dua                22
                          Dua ratus dua puluh dua      222
       b. Bilangan pecahan
          Misalnya :
                          Setengah              ½
                          Tiga perempat         ¼
6) Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara yang berikut.
   Misalnya :
                  lihat Bab II, Pasal 5 dalam bab ke-2 buku itu


7) Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, susunan
   kalimat diubah sehingga susunan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua
   kata tidak terdapat pada awal kalimat.
   Misalnya :
                  Lima puluh orang tewas akibat bencana alam itu.
                  Bukan : 50 orang tewas akibat bencana itu.
                  Pak Yayat mengundang 500 orang tamu.
                  Bukan : 500 orang tamu diundang Pak Yayat.




                                                                                  25
BAB 3
                                       PENUTUP


       Pada dasarnya masyarakat kita telah memahami penggunaan kaidah tata bahasa
Indonesia yang baik dan benar, akan tetapi dalam pelaksanaannya seringkali masyarakat
dihadapkan pada situasi dan kondisi berbahasa yang tidak mendukung, maksudnya ialah
masyarakat masih enggan untuk mengikuti kaidah tata bahasa Indnesia yang baik dan benar
dalam komunikasinya sehari-hari, masyarakat sering terdikte oleh aturan-aturan tata bahasa
yang salah, sehingga bermula dari kesalahan-kesalahan tersebut dapat menjadi kesalahan
yang sangat fatal dalam mengikuti aturan-aturan ketata bahasaan yang akhirnya kesalahan
tersebut menjadi sebuah kebiasaan dan parahnya lagi hal tersebut menjadi membudaya dan di
benarkan penggunaan dalam keseharian, untuk itu sudah menjadi kewajiban kita bersama
untuk selalu mengingatkan kepada masyarakan untuk dapat menggunakan kaidah tata bahasa
Indonesia yang baik dan benar, karena bagaimanapun bahasa memiliki peran penting dalam
proses pembangunan karakter masyarakat dalam bangsa ini.




                                                                                       26
DAFTAR PUSTAKA


Finoza, Lamuddin. 2008. Komposisi Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa Non Jurusan.
        Cetakan ke-16, revisi (3). Jakarta : Diksi Insan Mulia

Waridah, Ernawati. 2008. EYD & Seputar Kebahasa-Indonesiaan. Jakarta. : KawanPustaka

Novia, Windi._____. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Kashiko Press




                                                                                       27

More Related Content

What's hot

makalah takhrij hadits
makalah takhrij haditsmakalah takhrij hadits
makalah takhrij haditsFeri Nugroho
 
Sejarah ejaan bahasa indonesia
Sejarah ejaan bahasa indonesiaSejarah ejaan bahasa indonesia
Sejarah ejaan bahasa indonesiaRahmatia Azzindani
 
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)Ibrahim Naki
 
Bahasa baku
Bahasa bakuBahasa baku
Bahasa bakumbanarti
 
berbahasa indonesia yang baik dan benar
berbahasa indonesia yang baik dan benarberbahasa indonesia yang baik dan benar
berbahasa indonesia yang baik dan benardila monica
 
Makalah bahasa indonesia baku
Makalah bahasa indonesia bakuMakalah bahasa indonesia baku
Makalah bahasa indonesia bakuLinda Rosita
 
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTUR
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTURTINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTUR
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTURNurulbanjar1996
 
Bahasa Fushha dan ‘Amiyah
Bahasa Fushha dan ‘AmiyahBahasa Fushha dan ‘Amiyah
Bahasa Fushha dan ‘AmiyahFakhri Cool
 
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa IndonesiaMAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa IndonesiaShally Rahmawaty
 
Penggunaan Tanda Baca (Bahasa indonesia)
Penggunaan Tanda Baca (Bahasa indonesia)Penggunaan Tanda Baca (Bahasa indonesia)
Penggunaan Tanda Baca (Bahasa indonesia)Nurul Khotimah
 
sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
sejarah dan perkembangan bahasa indonesiasejarah dan perkembangan bahasa indonesia
sejarah dan perkembangan bahasa indonesiaElvarinna Permata
 
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa IndonesiaMakalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa IndonesiaBram Agus Leonardo
 

What's hot (20)

Ejaan yang disempurnakan(eyd)eea
Ejaan yang disempurnakan(eyd)eeaEjaan yang disempurnakan(eyd)eea
Ejaan yang disempurnakan(eyd)eea
 
makalah takhrij hadits
makalah takhrij haditsmakalah takhrij hadits
makalah takhrij hadits
 
Sejarah ejaan bahasa indonesia
Sejarah ejaan bahasa indonesiaSejarah ejaan bahasa indonesia
Sejarah ejaan bahasa indonesia
 
Ppt. bhs.indonesia
Ppt. bhs.indonesiaPpt. bhs.indonesia
Ppt. bhs.indonesia
 
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)
 
Bahasa baku
Bahasa bakuBahasa baku
Bahasa baku
 
berbahasa indonesia yang baik dan benar
berbahasa indonesia yang baik dan benarberbahasa indonesia yang baik dan benar
berbahasa indonesia yang baik dan benar
 
Makalah bahasa indonesia baku
Makalah bahasa indonesia bakuMakalah bahasa indonesia baku
Makalah bahasa indonesia baku
 
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTUR
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTURTINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTUR
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTUR
 
Bahasa Fushha dan ‘Amiyah
Bahasa Fushha dan ‘AmiyahBahasa Fushha dan ‘Amiyah
Bahasa Fushha dan ‘Amiyah
 
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa IndonesiaMAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
 
Artikel tanda baca
Artikel tanda bacaArtikel tanda baca
Artikel tanda baca
 
Penggunaan Tanda Baca (Bahasa indonesia)
Penggunaan Tanda Baca (Bahasa indonesia)Penggunaan Tanda Baca (Bahasa indonesia)
Penggunaan Tanda Baca (Bahasa indonesia)
 
sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
sejarah dan perkembangan bahasa indonesiasejarah dan perkembangan bahasa indonesia
sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
 
Peristilahan
PeristilahanPeristilahan
Peristilahan
 
Dasar dasar dan kaidah kebahasaan semantik
Dasar dasar dan kaidah kebahasaan semantikDasar dasar dan kaidah kebahasaan semantik
Dasar dasar dan kaidah kebahasaan semantik
 
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa IndonesiaMakalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
 
makalah Transformasi generatif
makalah Transformasi generatif makalah Transformasi generatif
makalah Transformasi generatif
 
Konsep Bahasa dan Fungsi Bahasa Indonesia
Konsep Bahasa dan Fungsi Bahasa IndonesiaKonsep Bahasa dan Fungsi Bahasa Indonesia
Konsep Bahasa dan Fungsi Bahasa Indonesia
 
Sejarah perkembangan ejaan bahasa indonesia
Sejarah perkembangan ejaan bahasa indonesiaSejarah perkembangan ejaan bahasa indonesia
Sejarah perkembangan ejaan bahasa indonesia
 

Viewers also liked

Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaAngelia Tikha
 
MAKALAH SISTEM DAN STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH
MAKALAH SISTEM DAN STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAHMAKALAH SISTEM DAN STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH
MAKALAH SISTEM DAN STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAHAYANAH SEPTIANITA
 
Makalah bahasa lengkap
Makalah bahasa lengkapMakalah bahasa lengkap
Makalah bahasa lengkapidris sumantri
 
9 penulisan dengan ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan
9   penulisan dengan ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan9   penulisan dengan ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan
9 penulisan dengan ejaan bahasa indonesia yang disempurnakanpsikologi klas a
 
Tugas makalah bahasa indonesia
Tugas makalah bahasa indonesiaTugas makalah bahasa indonesia
Tugas makalah bahasa indonesiasucinurma
 
Peraturan dan tata tertib lomba debat bahasa indonesia
Peraturan dan tata tertib lomba debat bahasa indonesiaPeraturan dan tata tertib lomba debat bahasa indonesia
Peraturan dan tata tertib lomba debat bahasa indonesiaBilly Andreas
 
Makalah ekonomi tentang ketenagakerjaan
Makalah ekonomi tentang ketenagakerjaanMakalah ekonomi tentang ketenagakerjaan
Makalah ekonomi tentang ketenagakerjaanDede Adi Nugraha
 
Free Download Powerpoint Slides
Free Download Powerpoint SlidesFree Download Powerpoint Slides
Free Download Powerpoint SlidesGeorge
 

Viewers also liked (15)

Skema debat
Skema debatSkema debat
Skema debat
 
Jawaban eyd
Jawaban eydJawaban eyd
Jawaban eyd
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
 
MAKALAH SISTEM DAN STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH
MAKALAH SISTEM DAN STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAHMAKALAH SISTEM DAN STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH
MAKALAH SISTEM DAN STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH
 
Contoh Proposal Bulan Bahasa
Contoh Proposal Bulan BahasaContoh Proposal Bulan Bahasa
Contoh Proposal Bulan Bahasa
 
Coper makalah basa sunda
Coper makalah basa sundaCoper makalah basa sunda
Coper makalah basa sunda
 
Makalah Sintaksis Bahasa Indonesia
Makalah Sintaksis Bahasa IndonesiaMakalah Sintaksis Bahasa Indonesia
Makalah Sintaksis Bahasa Indonesia
 
Makalah bahasa lengkap
Makalah bahasa lengkapMakalah bahasa lengkap
Makalah bahasa lengkap
 
9 penulisan dengan ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan
9   penulisan dengan ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan9   penulisan dengan ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan
9 penulisan dengan ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan
 
Tugas makalah bahasa indonesia
Tugas makalah bahasa indonesiaTugas makalah bahasa indonesia
Tugas makalah bahasa indonesia
 
Peraturan dan tata tertib lomba debat bahasa indonesia
Peraturan dan tata tertib lomba debat bahasa indonesiaPeraturan dan tata tertib lomba debat bahasa indonesia
Peraturan dan tata tertib lomba debat bahasa indonesia
 
Sejarah Peradaban Islam - Perang Salib
Sejarah Peradaban Islam - Perang SalibSejarah Peradaban Islam - Perang Salib
Sejarah Peradaban Islam - Perang Salib
 
Makalah ekonomi tentang ketenagakerjaan
Makalah ekonomi tentang ketenagakerjaanMakalah ekonomi tentang ketenagakerjaan
Makalah ekonomi tentang ketenagakerjaan
 
Contoh cover resensi
Contoh cover resensiContoh cover resensi
Contoh cover resensi
 
Free Download Powerpoint Slides
Free Download Powerpoint SlidesFree Download Powerpoint Slides
Free Download Powerpoint Slides
 

Similar to 23761859 makalah-bahasa-indonesia-eyd

Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantarsucinurma
 
ejaanyangdisempurnakaneydeea-131021214201-phpapp01.docx
ejaanyangdisempurnakaneydeea-131021214201-phpapp01.docxejaanyangdisempurnakaneydeea-131021214201-phpapp01.docx
ejaanyangdisempurnakaneydeea-131021214201-phpapp01.docxMSyahrulHamdy
 
Bahasa indonesia makalaah
Bahasa indonesia makalaahBahasa indonesia makalaah
Bahasa indonesia makalaahSri Fauzia Smrt
 
Bab ii ejaan bahasa indonesia
Bab ii ejaan bahasa indonesiaBab ii ejaan bahasa indonesia
Bab ii ejaan bahasa indonesiamudanp.com
 
Ejaan Bahasa Indonesia.ppt
Ejaan Bahasa Indonesia.pptEjaan Bahasa Indonesia.ppt
Ejaan Bahasa Indonesia.pptAbdul Hamid
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
Pengertian dan Fungsi Ejaan
Pengertian dan Fungsi EjaanPengertian dan Fungsi Ejaan
Pengertian dan Fungsi Ejaanariffikri12
 
Bahasa Indonesia Ardi Mawardi
Bahasa Indonesia Ardi MawardiBahasa Indonesia Ardi Mawardi
Bahasa Indonesia Ardi Mawardifirdayanti8
 
Bahasa Indonesia. Hasnur
Bahasa Indonesia. HasnurBahasa Indonesia. Hasnur
Bahasa Indonesia. HasnurArdiMawardi1
 
2. [ejaan, pungtuasi dan istilah]
2. [ejaan, pungtuasi dan istilah]2. [ejaan, pungtuasi dan istilah]
2. [ejaan, pungtuasi dan istilah]Dini Prianti
 
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docxBAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docxArisSusanto47
 
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docxBAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docxArisSusanto47
 
Ejaan dan Tanda Baca.pdf
Ejaan dan Tanda Baca.pdfEjaan dan Tanda Baca.pdf
Ejaan dan Tanda Baca.pdfZukét Printing
 
Ejaan dan Tanda Baca.docx
Ejaan dan Tanda Baca.docxEjaan dan Tanda Baca.docx
Ejaan dan Tanda Baca.docxZukét Printing
 
Cover kelompok bahasa indonesia
Cover kelompok bahasa indonesiaCover kelompok bahasa indonesia
Cover kelompok bahasa indonesiataufiq99
 
Tata Tulis Karya Ilmiah
Tata Tulis Karya IlmiahTata Tulis Karya Ilmiah
Tata Tulis Karya IlmiahTian Sarwoyo
 

Similar to 23761859 makalah-bahasa-indonesia-eyd (20)

Eyd
EydEyd
Eyd
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
ejaanyangdisempurnakaneydeea-131021214201-phpapp01.docx
ejaanyangdisempurnakaneydeea-131021214201-phpapp01.docxejaanyangdisempurnakaneydeea-131021214201-phpapp01.docx
ejaanyangdisempurnakaneydeea-131021214201-phpapp01.docx
 
Bahasa indonesia makalaah
Bahasa indonesia makalaahBahasa indonesia makalaah
Bahasa indonesia makalaah
 
Bab ii ejaan bahasa indonesia
Bab ii ejaan bahasa indonesiaBab ii ejaan bahasa indonesia
Bab ii ejaan bahasa indonesia
 
Ejaan Bahasa Indonesia.ppt
Ejaan Bahasa Indonesia.pptEjaan Bahasa Indonesia.ppt
Ejaan Bahasa Indonesia.ppt
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
Pengertian dan Fungsi Ejaan
Pengertian dan Fungsi EjaanPengertian dan Fungsi Ejaan
Pengertian dan Fungsi Ejaan
 
Bahasa Indonesia Ardi Mawardi
Bahasa Indonesia Ardi MawardiBahasa Indonesia Ardi Mawardi
Bahasa Indonesia Ardi Mawardi
 
Bahasa Indonesia. Hasnur
Bahasa Indonesia. HasnurBahasa Indonesia. Hasnur
Bahasa Indonesia. Hasnur
 
2. [ejaan, pungtuasi dan istilah]
2. [ejaan, pungtuasi dan istilah]2. [ejaan, pungtuasi dan istilah]
2. [ejaan, pungtuasi dan istilah]
 
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docxBAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
 
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docxBAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
 
Ejaan dan Tanda Baca.pdf
Ejaan dan Tanda Baca.pdfEjaan dan Tanda Baca.pdf
Ejaan dan Tanda Baca.pdf
 
Ejaan dan Tanda Baca.docx
Ejaan dan Tanda Baca.docxEjaan dan Tanda Baca.docx
Ejaan dan Tanda Baca.docx
 
Eyd
EydEyd
Eyd
 
Cover kelompok bahasa indonesia
Cover kelompok bahasa indonesiaCover kelompok bahasa indonesia
Cover kelompok bahasa indonesia
 
Bahasa indonesia full
Bahasa indonesia fullBahasa indonesia full
Bahasa indonesia full
 
Tata Tulis Karya Ilmiah
Tata Tulis Karya IlmiahTata Tulis Karya Ilmiah
Tata Tulis Karya Ilmiah
 
1
11
1
 

Recently uploaded

MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 

Recently uploaded (20)

MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 

23761859 makalah-bahasa-indonesia-eyd

  • 1. EJAAN YANG DISEMPURNAKAN Makalah ini dibuat untuk melengkapi tugas mata kuliah bahasa indonesia Dosen : Drs. H. Adung Abdul Mukti Disusun oleh : Nama : Ues Kurni NIM :- Semester/Kelas : I / 1G Jurusan : PAI FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM BANTEN ( IAIB ) SERANG-BANTEN
  • 2. DAFTAR ISI Kata Pengantar BAB I Pendahuluan……………………………………………………………….(3) 1.1 Latar Belakang ………………………………………………………..(4) 1.2 Tujuan ………………………………………………………………...(4) BAB II Pembahasan ………………………………………………………………(5) 2.1 Pengertian EYD……………………………………………………….(5) 2.2 Ruang Lingkup EYD …………………………………………………(6) 2.3 Pemakaian Huruf ……………………………………………………..(7) 2.4 Pemenggalan Kata ……………………………………………………(9) 2.5 Nama Diri …………………………………………………………….(10) 2.6 Penulisan Huruf ……………………………………………………...(12) BAB III Penutup …………………………………………………………………..(26) Daftar Pustaka …………………………………………………………………………...(27) 2
  • 3. KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt atas rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah yang berjudul “Ejaan Yang Disempurnakan” ini membahas mengenai seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan huruf, kata dan tanda baca sebagai sarananya. Dalam penulisan makalah ini saya banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulisan makalah ini. Saya sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, Hal itu di karenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan saya. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita. Akhir kata, saya memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan. Serang, 14 November 2009 3
  • 4. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan, karena selain digunakan sebagai alat komunikasi secara langsung, bahasa juga dapat digunakan sebagai alat komunikasi secara tulisan, di zaman era globalisasi dan pembangunan reformasi demokrasi ini, masyarakat dituntut secara aktif untuk dapat mengawasi dan memahami infrormasi di segala aspek kehidupan sosial secara baik dan benar, sebagai bahan pendukung kelengkapan tersebut, bahasa berfungsi sebagai media penyampaian informasi secara baik dan tepat, dengan penyampaian berita atau materi secara tertulis, diharapkan masyarakat dapat menggunakan media tersebut secara baik dan benar. Dalam memadukan satu kesepakatan dalam etika berbahasa, disinilah peran aturan baku tersebut di gunakan, dalam hal ini kita selaku warga Negara yang baik hendaknya selalu memperhatikan rambu-rambu ketata bahasaan Indonesia yang baik dan benar. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah sub. materi dalam ketata bahasaan Indonesia, yang memilik peran yang cukup besar dalam mengatur etika berbahasa secara tertulis sehingga diharapkan informasi tersebut dapat di sampaikan dan di fahami secara komprehensif dan terarah. Dalam prakteknya diharapkan aturan tersebut dapat digunakan dalam keseharian Masyarakat sehingga proses penggunaan tata bahasa Indonesia dapat digunakan secara baik dan benar. 1.2 Tujuan Tujuan penulis menyusun makalah ini yaitu :  Memahami Konsep EYD  Ruang Lingkup EYD  Penulisan Huruf Kapital dan Huruf Miring  Penulisan Kata 4
  • 5. BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, Kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Batasan tersebut menunjukan pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja. Mengeja adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata; sedangkan ejaan adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luas dari sekedar masalah pelafalan. Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa. Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis. Keteraturan bentuk akan berimplikasi pada ketepatan dan kejelasan makna. Ibarat sedang mengemudi kendaraan, ejaan adalah rambu lalu lintas yang harus dipatuhi oleh setiap pengemudi. Jika para pengemudi mematuhi rambu-rambu yang ada, terciptalah lalu lintas yang tertib dan teratur. Seperti itulah kira-kira bentuk hubungan antara pemakai bahasa dengan ejaan. Ejaan yang berlaku sekarang dinamakan Ejaan yang disempurnakan (EYD). EYD muali diberlakukan pada tanggal 16 Agustus 1972. Ejaan ketiga dalam sejarah bahasa Indonesia ini memang merupakan upaya penyempurnaan ejaan sebelumnya yang sudah dipakai selama dua puluh lima tahun yang dikenal dengan Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi (Menteri PP dan K Republik Indonesia pada saat Ejaan itu diresmikan pada tahun 1947). Ejaan pertama bahasa Indonesia adalah Ejaan van Ophuijsen (nama seorang guru besar belanda yang juga pemerhati bahasa), diberlakukan pada tahun 1901 oleh pemerintah Belanda yang berkuasa di Indonesia pada masa itu. Ejaan van Ophuijsen dipakai selama 46 tahun, lebih lama dari Ejaan Republik, dan baru diganti setelah dua tahun Indonesia merdeka. Untuk sekedar memperoleh gambaran tentang ejaan yang pernah berlaku pada masa lalu itu dan sekaligus untuk membandingkannya dengan ejaan sekarang, perhtaikan pemakaian huruf dan kata-kata yang ditulis dengan ketiga macam ejaan itu seperti berikut ini. 5
  • 6. PERUBAHAN PEMAKAIAN HURUF DALAM TIGA EJAAN BAHASA INDONESIA Ejaan Yang Ejaan Republik Ejaan Van Ophuijsen Disempurnakan (EYD) (Ejaan Soewandi) (1901-1947) (mulai 16 Agustus 1972) (1947-1972) khusus chusus choesoes Jumat Djum‟at Djoem‟at yakni Jakni ja‟ni 2.2 Ruang Lingkup Ejaan yang Disempurnakan (EYD) Ruang lingkup EYD mencakupi lima aspek, yaitu (1) pemakaian huruf, (2) penulisan huruf, (3) penulisan kata, (4) penulisan unsur serapan, dan (5) pemakaian tanda baca. 1) Pemakaian huruf membicarakan masalah yang mendasar dari suatu bahasa, yaitu (1) abjad (4) pemenggalan (2) vokal (5) nama diri, (3) konsonan 2) Penulisan huruf membicarakan beberapa perubahan huruf dari ejaan sebelumnya yang meliputi (1) huruf kapital (2) huruf miring 3) Penulisan kata membicarakan bidang morfologi dengan segala bentuk dan jenisnya berupa (1) kata dasar (6) kata depan di, ke, dan dari (2) kata turunan (7) kata sandang si, dan sang (3) kata ulang (8) partikel (4) gabungan kata (9) singkatan dan akronim (5) kata ganti kau, ku, mu, dan nya (10) angka dan lambang bilangan. 4) Penulisan unsur serapan membicarakan kaidah cara penulisan unsur serapan, terutama kosakata yang berasal dari bahasa asing. 5) Pemakaian tanda baca (pugtuasi) membicarakan teknik penerapan kelima belas tanda baca dalam penulisan. Tanda baca itu adalah 6
  • 7. (1) Tanda titik (.) (9) tanda seru (!) (2) Tanda koma (,) (10) tanda kurung ((…)) (3) Tanda titik koma (;) (11) tanda kurung siku ([ ]) (4) Tanda titik dua (:) (12) tanda petik ganda (“…”) (5) Tanda hubung (-) (13) tanda petik tunggal („…‟) (6) Tanda pisah (--) (14) tanda garis miring (/) (7) Tanda elipsis (…) (15) tanda penyingkat („) (8) Tanda tanya (?) 2.3 Pemakaian Huruf 1) Abjad, Vokal dan Konsonan Abjad bahasa Indonesia menggunakan 26 huruf sebagai berikut. Perhatikan lafal setiap huruf. Huruf Lafal Huruf Lafal Huruf Lafal Aa [a] Jj [je] Ss [es] Bb [be] Kk [k] Tt [te] Cc [ce] Ll [el] Uu [u] Dd [de] Mm [em] Vv [fe] Ee [e] Nn [en] Ww [we] Ff [ef] Oo [o] Xx [eks] Gg [ge] Pp [pe] Yy [ye[ Hh [ha] Qq [ki] Zz [zet] Ii [i] Rr [er] Dalam abjad itu terdapat lima huruf vokal (v), yaitu a,i,u,e,o sisanya adalah konsonan (k) sebanyak 21 huruf. Disamping 26 huruf itu, dalam bahasa Indonesia juga digunakan gabungan konsonan (diagraf) sebanyak empat pasang : kh seperti dalam kata khusus, akhir ng seperti dalam kata ngilu, bangun ny seperti dalam kata nyata, anyam sy seperti dalam kata syair, asyik 7
  • 8. setiap pasangan itu menghasilkan satu fonem atau satu bunyi yang dapat membedakan arti. Karena itu, kh,ng,ny,sy masing-masing dihitung sebagai satu k (konsonan). Contoh : akhir = vkvk ngilu = kvkv anyam = vkvk syair = kvkv Dalam uraian diatas v-k di atas terlihat meskipun jumlah huruf dalam setiap kata ada lima, namun jumlah v dan k untuk setiap kata hanya empat. Selain gabungan dua konsonan, ada pula gabungan dua vokal yang berurutan-harus dalam satu suku kata-menciptakan bunyi luncuran (bunyi yang berubah kualitasnya) yang berbeda dengan lafal aslinya. Perhatikan contoh dibawah ini. Contoh pemakaian dalam kata Huruf diftong Di Awal Di Tengah Di Akhir Ai ain Syaitan Pandai Au aula Saudara harimau Oi - boikot amboi Jika vokal berurutan ai, au, dan oi terdapat dalam kata yang pelafalannya persis sama dengan huruf aslinya, vokal beruntun itu bukan diftong. Contoh ai, au, dan oi yang bukan diftong adalah yang terdapat dalam kata berikut. mulai dilafalkan [mulai] bukan [mulay] namai dilafalkan [namai] bukan [namay] bau dilafalkan [bau] bukan [baw] mau dilafalkan [mau] bukan [maw] dengan berpedoman pada EYD, khususnya cara pelafalan huruf hendaknya mengikuti aturan yang sudah dibakukan. Untuk membaca singkatan kata (termasuk kata asing selain akronim) yang dibaca huruf demi huruf, jika penutur sedang berbahasa Indonesia, pelafalannya harus sesuai dengan lafal huruf bahasa Indonesia. 8
  • 9. Singkatan Lafal yang benar Lafal yang salah AC [a-ce] [a-se] ACC [a-ce-ce] [a-se-se] CV [ce-fe] [se-fe], [si-fi] MTQ [em-te-ki] [em-te-kyu] RCTI [er-ce-te-i] [er-se-te-i] TV [te-fe] [ti-fi] TVRI [te-fe-er-i] [te-fi-er-i] WC [we-ce] [we-se] Jika seseorang sedang berbahasa asing, misalnya bahasa Inggris, lafal huruf dalam singkatan itu harus mengikuti aturan pelafalan bahasa Inggris. Demikian juga jika singkatan itu hendak dilafalkan dalam bahasa asing lainnya. 2.4 Pemenggalan Kata 1) Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut. a. Jika ditengah kata ada vokal yang berurutan, pemenggalan itu dilakukan diantara kedua huruf vokal itu. Misalnya : ma-in, sa-at, bu-ah. Huruf diftong ai, au, dan oi tidak pernah diceraikan sehingga pemenggalan kata tidak dilakukan di antara kedua huruf itu. Misalnya : au-la bukan a-u-la sau-da-ra bukan sa-u-da-r-a am-boi bukan am-bo-i b. Jika di tengah kata ada huruf konsonan, termasuk gabungan huruf konsonan, di antara dua buah huruf vokal, pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan. Misalnya : ba-pak, ba-rang, su-lit, la-wan, de-ngan, ke-nyang, mu-ta-khir. 9
  • 10. c. Jika ditengah kata ada dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu. Gabungan huruf konsonan tidak pernah diceraikan. Misalnya : man-di, som-bong, swas-ta, cap-lok, Ap-ril, bang-sa, makhluk d. Jika di tengah kata ada tiga buah huruf konsonan atau lebih, pemenggalan dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua. misalnya : in-stru-men, ul-tra, in-fra, bang-krut, ben-trok, ikh-las 2) Imbuhan akhiran dan imbuhan awalan, termasuk awalan yang mengalami perubahan bentuk serta partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya, dapat dipenggal pada pergantian baris. misalnya : Makan-an, me-rasa-kan, mem-bantu, pergi-lah catatan : a. Bentuk dasar pada kata turunan sedapat-dapatnya tidak dipenggal. b. Akhiran -i tidak dipenggal. (lihat juga keterangan tentang tanda hubung, Bab V, pasal E, ayat 1 ) c. Pada kata yang berimbuhan sisipan, pemenggalan kata dilakukan sebagai berikut. misalnya : te-lun-juk, si-nam-bung, ge-li-gi 3) Jika suatu kata terdiri dari atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalan dapat dilakukan (1) di antara unsur-unsur itu atau (2) pada unsur gabungan itu sesuai dengan kaidah 1a,1b,1c dan 1d di atas. misalnya : bio-grafi, bi-o-gra-fi foto-grafi, fo-to-gra-fi intro-speksi, in-tro-spek-si 2.5 Nama Diri Cara penulisan nama diri (nama orang, lembaga, tempat, jalan, sungai, gunung, dan nama lainnya) harus mengikuti EYD, kecuali jika ada pertimbangan khusus yang menyangkut segi adat, hukum, atau sejarah. 10
  • 11. Contoh pemakaian biasa : Rumahnya di Jalan Pajajaran No.5. Ia berkantor di Jalan Budi Utomo. Contoh pemakaian dengan pertimbangan khusus : Pamanku dosen Institut Agama Islam Banten, Serang Perkumpulan Boedi Oetomo didirikan pada tahun 1908. Untuk penggunaan huruf x berlaku ketentuan khusus sebagai berikut. (1) Untuk penulisan nama diri, unsur kimia, istilah ilmu pengetahuan, dan lambang dalam matematika, lambang huruf yang dipakai adalah x. Misalnya ; Alex, Mexico, Texas (nama diri) Xenon, xantat (nama unsur kimia) Sinar-x, (istilah ilmu pengetahuan ) X1, x2, (lambang dalam matematika) (2) Untuk penulisan kata-kata biasa yang bukan nama diri, lambang huruf yang dipakai adalah ks. Perhatikan penulisan dibawah ini. Penulisan yang salah Penulisan yang benar export ekspor extra ekstra complex kompleks taxi taksi telex teleks Selain ketentuan diatas, untuk menulis nama orang berlaku ketentuan khusus. Penulisan nama seseorang harus mengikuti kebiasaan orang yang empunya nama kendatipun hasil penulisannya menyalahi EYD. Karena itulah ketentuannya disebut ketentuan khusus. Betapa tidak, untuk menulis nama orang yang diafalkannya [yudi], penulisannya bisa lebih dari sepuluh macam dan semuanya sah adanya, yaitu (1) Judi (5) Yudi (9) Yoedi (2) Judie (6) Yudy (10) Yoedhy (3) Judy (7) Yudhi (11) Yoedhie (4) Judhy (8) Yudhie (12) Yoedy 11
  • 12. Cukup banyak orang disekitar kita yang mengalami era ejaan lama (Ejaan van Ophuijsen dan Ejaan Republik) dan sudah dewasa pada waktu EYD diberlakukan, tetap menulis namanya memakai ejaan lama karena alasan yang bersifat pribadi. Kita memang harus menghormati hak asasi setia idividu dalam urusan penulisan nama, yaitu dengan cara menuliskan nama seseorang seperti yang dikehendakinya. Penulisannya seperti contoh kasus Yudi tadi; mungkin dengan menggunakan ejaan yang pernah berlaku bagi bahasa Indonesia seperti contoh dibawah ini. Ejaan van Ophuijsen Ejaan Republik EYD Soehardjo Suhardjo Suharjo Abdoellah Tjoet Abdullah Tjut Abdullah Cut Bagdja Waloeja Djati Bagja Waluja Djati Bagja Waluya Jati Djoni Hoetasoehoet Djoni Hutasuhut Joni Hutasuhut Nji Ajoe Soenji Nji Aju Sunji Nyi Ayu Sunyi Walaupun diatas telah dinyatakan tentang ketentuan khusus yang memberi keistimewaan menulis nama menurut selera pribadi, namun hendaknya menulis nama harus mengikuti ejaan yang berlaku, sehingga kesalahan pelafalan huruf untuk nama tidak akan terjadi, yang akan terjadi justru ketertiban dalam menulis dan membaca nama. 2.6 Penulisan Huruf A. Huruf Kapital atau Huruf Besar 1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada awal kalimat. Misalnya : - Selain buku juga penggaris yang dijual - Dia hendak ke Sumatera 2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung. Misalnya : - “Ibu bertanya” - “Kapan Anton pergi” 3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan, nama agama, dan kitab suci; termasuk kata ganti untuk Tuhan. Misalnya : 12
  • 13. - Allah - Tuhan Yesus - Sang Pencipta - Maha Kuasa - Kepada-Mulah - Yang Maha Agung 4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang di ikuti dengan nama orang. Misalnya : - Haji Agus Salim bedakan : ia pergi naik haji - Mahaputra Yamin Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang. Misalnya : - Dia baru saja diangkat menjadi sultan - Tahun ini dia pergi naik haji 5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama, jabatan, pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat. Misalnya : - Gubernur Imam Utomo - Wakil Presiden - Ir. Hari Haryono - Nyonya Atin Suharti - Jakarta - Jl. Serayu Huruf kapital tidak dipakai sebagai hurup pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak diikuti nama orang, atau nama tempat. Misalnya : - Siapa gubernur yang baru dilantik itu - Kemarin Brigadir Jenderal Ahmad dilantik menjadi mayor jenderal. 6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang. Misalnya : - Bibit Slamet Riyanto - Syamsul Hidayat - Chandra Hamzah - Ues Kurni Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran. Misalnya : - mesin diesel - 5 ampere 13
  • 14. - 10 volt 7. Huruf kapital dipaka sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa. Misalnya : - bangsa Indonesia - bahasa Inggris - suku Sunda - bahasa Jepang Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan. Misalnya : - mengindonesiakan kata asing - keinggris-inggrisan 8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah. Misalnya : - bulan September - hari Natal - bulan Maulid - Perang Badar - hari Galungan - tahun Hijriah - hari Jumat - tarikh Masehi - hari Lebaran - Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama. Misalnya : - Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsanya. - Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia. 9. Huruf kapital dipakai sebagai nama geografi; Misalnya : - Laut Jawa - Selat Sunda - Asia Tenggara - Teluk Jakarta - Serang - Danau Toba Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak dipakai menjadi unsur nama diri. 14
  • 15. Misalnya : - berlayar ke teluk - menyeberangi selat - mandi di kali - pergi ke arah tenggara Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang dipakai sebagai nama jenis. Misalnya : - garam inggris - pisang ambon - gula jawa - kacang bogor 10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali kata seperti dan. Misalnya : - Republik Indonesia - Mejelis Permusyawaratan Rakyat - Departemen Pendidikan dan Kebudayaan - Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak - Keputusan Presiden Republik Indonesia, Nomor 57, Tahun 1972 Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan resmi negara, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, badan serta nama dokumen resmi. Misalnya : - menjadi sebuah republik - kerjasama antara pemerintah dan rakyat - beberapa badan hukum - menurut undang-undang yang berlaku 11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi. Misalnya : - Perserikatan Bangsa Bangsa - Undang-Undang Dasar Republik Indonesia - Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial - Rancangan Undang-Undang 12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) didalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang dan untuk yang tidak terletak apda posisi awal. 15
  • 16. - Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma. - Bacalah majalah Sastra dan Bahasa. - Dia adalah agen surat kabar Sinar Pembangunan. - Ia menyelesaikan makalah “Asas-Asas Hukum Perdata” 13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan. Misalnya : - Dr. = doktor M.A. = master of art - S.H. = sarjana hukum S.S = sarjana sastra - Tn = tuan Ny = nyonya - Prof = profesor Sdr = saudara 14. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata petunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuaan. Misalnya : “Kapan Bapak berangkat?” tanya Harto. Adik bertanya “itu apa, Bu?” Surat Saudara sudah saya terima. “Silakan duduk, Dik!” kata ucok. Besok Paman akan datang. Mereka akan pergi kerumah Pak Camat. Para ibu mengunjungi Ibu Hasan. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan. Misalnya : Kita harus menghormati bapak dan ibu kita. Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga. 15. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti anda. Sudahkah Anda tahu ? Surat Anda telah kami terima. 16
  • 17. B. Huruf Miring 1. Huruf Miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan. Misalnya : majalah Bahasa dan Kesusatraan buku Negarakertagama karangan Prapanca surat kabar Suara Karya 2. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata. Misalnya : Huruf pertama kata abad ialah a. Dia bukan menipu tapi ditipu. Bab ini tidak membicarakan penulisan huruf kapital. Buatlah kalimat dengan kata berlepas tangan. 3. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya. Misalnya : Nama ilmiah buah manggis adalah Garcinia mangostana Politik divide et impera pernah merajalela dinegeri ini. Weltanschauung antara lain diterjemahkan menjadi „pandangan dunia‟. Akan tetapi, perhatikan penulisan berikut : Negara itu telah megalami beberapa kali kudeta ( dari coup d’etat ). Catatan : Dalam tulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan dicetak miring diberi satu garis dibawahnya. 2.2.3 Penulisan Kata A. Kata dasar Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Misalnya : Kantor pos sangai ramai. (Kedua kalimat ini dibangun Buku itu sudah saya baca. dengan gabungan kata dasar) 17
  • 18. B. Kata Turunan 1) Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Misalnya : Bergerigi ketetapan sentuhan Gemetar mempertanyakan terhapus 2) Jika bentuk dasar berupa gabungan kata,awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahului. Misalnya : Diberi tahu, beritahukan Bertanda tangan, tanda tangani Berlipat ganda, lipat gandakan 3) Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai. Misalnya : Memberitahukan Ditandatangani Melipatgandakan C. Bentuk Ulang dan Kata Ulang Bentuk ulang dan kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan kata tanda hubung. Misalnya : Anak-anak, berjalan-jalan, biri-biri, buku-buku, dibesar-besarkan, gerak-gerik, huru-hara, kupu-kupu, laba-laba, lauk-pauk. D. Gabungan Kata 1) Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur- unsurnya ditulis terpisah. Misalnya : duta besar, kerja sama, kereta api cepat, meja tulis, orang tua, rumah sakit, terima kasih, mata kuliah. 2) Gabungan kata, termasuk istilah khusus yang mungkin menimbulkan salah pengertian dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian unsur yang berkaitan. Misalnya : 18
  • 19. alat pandang-dengar (audio-visual aid), anak, istri, saya (keluarga), buku sejarah baru (sejarahnya yang baru), ibu-bapak (orang tua), oarang-tua muda (ayah ibu muda), kaki-tangan penguasa (alat penguasa) 3) Gabungan kata berikut ditulis serangkai karena hubungannya sudah sangat padu sehingga tidak dirasakan lagi sebagai dua kata. Misalnya : acapkali, apabila, bagaimana, barangkali, bagaimana, barangkali, beasiswa, belasungkawa, bumiputera, daripada, darmabakti, halal- bihalal, kacamata, kilometer, manakala, matahari, olahraga, radioaktif, saputangan 4) Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangakai. Misalnya : Adibusana, anatakota, biokimia, caturtunggal, dasawarsa, inkonvensional, konposer, mahasiswa, mancanegara, multilateral, narapidana, nonkolesterol, neokolonialisme paripurna, prasangka, purnawirawan, tunawisma Jika bentuk terikat oleh kata yang huruf awalnya kapital, diantara kedua unsur kata itu dituliskan tanda hubung (-). Misalnya : non-Asia neo-Nazi E. Kata Ganti ku, kau, mu, dan nya Kata ganti ku dan kau sebagai bentuk sigkat dari kata aku dan engkau, ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. aku ….. = aku bawa, aku ambil ku ….. = kubawa, kuambil engkau ….. = engkau bawa, engkau ambil kau ….. = kaubawa, kauambil Misalnya : Bolehkah aku ambil jeruk ini satu ? Kalau mau, boleh engkau baca buku itu. 19
  • 20. Akan tetapi, perhatikan penulisan berikut ini. Bolehkah kuambil jeruk ini satu? Kalau mau, boleh kaubaca buku itu. Kata ganti ku dan mu sebagai bentuk singkat dari aku dan kamu, ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. ….. kamu = sepeda kamu ………mu = sepedamu ….. aku = rumah aku ………ku = rumahku Kata ganti nya selalu ditulis dengan kata yang mendahului. ………nya = bukunya Misalnya : Bolehkah aku pakai sepeda kamu sebentar? Sepedamu lebih kokoh dari sepedaku. Gadis ayu itu tinggal didepan rumahku. Eva sedang menyampul bukunya. F. Kata Depan di, ke, dan dari Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali didalam gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada. Misalnya : Tinggalah bersama saya di sini. Di mana orang tuamu? Saya sudah makan di restoran. Ibuku sedang ke luar kota. Ia pantas tampil ke depan Duduklah dulu, saya mau ke dalam sebentar. Bram berasal dari keluarga terpelajar. Akan tetapi, perhatikan penulisan yang berikut. Kinerja Lely lebih baik daripada Tuti. Kami percaya kepada Anda 20
  • 21. G. Kata Sandang si dan sang Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Misalnya : Salah Benar Sikecil Si kecil Sipemalu Si pemalu Sangdiktator Sang diktator Sangkancil Sang kancil H. Partikel 1) Partikel -lah dan -kah ditulis serangkai dengan kata yang mendahulinya. Misalnya : Bacalah peraturan ini sampai tuntas. Siapakah tokoh yang menentukan radium? 2) Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Misalnya : Apa pun yang dikatakannya, aku tetap tak percaya. Hendak makan pun lauknya sudah habis. Satu kali pun Dedy belum pernah datang ke rumahku. Bukan hanya saya, melainkan dia pun turut serta. Catatan : Kelompok yang dianggap padu berikut ini ditulis serangkai, yaitu adapun, andaipun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, sungguhpun, walaupun. Misalnya : Adapun sebab-musababnya sampai sekarang belum diketahui . Bagaimanapun juga akan dicobanya mengajukan permohonan itu. Baik para dosen maupun mahasiswa ikut menjadi anggota koperasi. Walaupun hari hujan, ia datang juga. 21
  • 22. 3) Partikel per yang berarti „demi‟ dan „tiap‟ ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahului atau mengikutinya. Misalnya : Mereka masuk kelas satu per satu. („satu demi satu‟) Harga kain itu Rp 8.000,00 per meter („tiap meter‟) I. Singkatan dan Akronim (1) Singkatan adalah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih. Adapun aturan penulisannya adalah sebagai berikut. a. Setiap menyingkat satu kata, dipakai satu tanda titik. Misalnya : nomor disingkat no. ibidem disingkat ibid. halaman disingkat hlm. b. Bila menyingkat dua kata, dipakai dua titik . Misalnya : loco citato disingkat loc. cit. opere citato disingkta op. cit. atas nama disingkat a.n. Akan tetapi, singkatan nama diri yang terbentuk dari gabungan huruf awal kata yang disingkat, ditulis tanpa titik. Misalnya : Perseroan Terbatas disingkat PT Perusahaan Dagang disingkat PD Comannditaire Venootschap disingkat CV Amerika Serikat disingkat AS c. Bila menyingkat tiga kata atau lebih, pada akhir singkatannya dipakai satu tanda titik. Misalnya : dan kawan-kawan disingkat dkk. yang akan datang disingkat yad. dan lain-lain disingkat dll. atas nama beliau disingkat anb. 22
  • 23. Akan tetapi singkatan nama diri yang terbentuk dari gabungan huruf awal kata yang disingkat, ditulis tanpa titik. Misalnya : BUMN (Badan Usaha Milik Negara) DKI (Daerah Khusus Ibukota) BPS (Badan Pusat Statistik) RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia) d. Penulisan lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak di ikuti titik. Misalnya : Au aurum TNT trinitrotoleun cm centimeter KVA kilovolt-ampere Kg kilogram Rp (5.000,00) (lima ribu) rupiah (2) Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal kata atau gabungan suku kata dari deret kata yang disingkat. Akronim dibaca diperlakukan sebagai kata. Ada tiga ketentuan dalam penulisan akronim. a. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata yang disingkat, seluruhnya ditulis dengan huruf kapital. Misalnya : FISIP (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik) ISPA (Infeksi Salurana Pernafasan Atas) b. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata, huruf awalnya ditulis dengan huruf kapital dan tidak diakhiri oleh tanda titik. Misalnya : Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional) Kadin (Kamar Dagang dan Industri) Sespa (Sekolah Staf dan Pemimpin Administrasi) 23
  • 24. c. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang disingkat, seluruhnya ditulis dengan huruf kecil (lower case). Misalnya : radar radio detecting and ranging rapim rapat pimpinan rudal peluru kendali J. Angka dan Lambang Bilangan 1) Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan nomor. Dalam tulisan lazim digunakan angka Arab atau Romawi. Misalnya : Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X L (50), C (100), D (500), M (1000) 2) Angka digunakan untuk menggunakan (i) ukuran panjang, berat, luas, dan isi (ii) satuan waktu, (iii) nilai uang, dan (iv) kuantitas. Misalnya : 19 meter 4 ons 9 hektar 65 liter Pukul 15.30 10 detik 30 meenit 5 jam Rp 10.000,00 USS 3.50 500 Yen Y500 3) Angka dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar pada alamat. Misalnya : Jalan Sentosa III No. 152 Rumah Susun Perumnas Klender, Blok F2, No. 10 4) Angka digunakan juga untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci. Misalnya : Bab X, Pasal 5, halaman 354 Surat Annisa: 9 24
  • 25. 5) Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut. a. Bilangan utuh Misalnya : Dua belas 12 Dua puluh dua 22 Dua ratus dua puluh dua 222 b. Bilangan pecahan Misalnya : Setengah ½ Tiga perempat ¼ 6) Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara yang berikut. Misalnya : lihat Bab II, Pasal 5 dalam bab ke-2 buku itu 7) Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, susunan kalimat diubah sehingga susunan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terdapat pada awal kalimat. Misalnya : Lima puluh orang tewas akibat bencana alam itu. Bukan : 50 orang tewas akibat bencana itu. Pak Yayat mengundang 500 orang tamu. Bukan : 500 orang tamu diundang Pak Yayat. 25
  • 26. BAB 3 PENUTUP Pada dasarnya masyarakat kita telah memahami penggunaan kaidah tata bahasa Indonesia yang baik dan benar, akan tetapi dalam pelaksanaannya seringkali masyarakat dihadapkan pada situasi dan kondisi berbahasa yang tidak mendukung, maksudnya ialah masyarakat masih enggan untuk mengikuti kaidah tata bahasa Indnesia yang baik dan benar dalam komunikasinya sehari-hari, masyarakat sering terdikte oleh aturan-aturan tata bahasa yang salah, sehingga bermula dari kesalahan-kesalahan tersebut dapat menjadi kesalahan yang sangat fatal dalam mengikuti aturan-aturan ketata bahasaan yang akhirnya kesalahan tersebut menjadi sebuah kebiasaan dan parahnya lagi hal tersebut menjadi membudaya dan di benarkan penggunaan dalam keseharian, untuk itu sudah menjadi kewajiban kita bersama untuk selalu mengingatkan kepada masyarakan untuk dapat menggunakan kaidah tata bahasa Indonesia yang baik dan benar, karena bagaimanapun bahasa memiliki peran penting dalam proses pembangunan karakter masyarakat dalam bangsa ini. 26
  • 27. DAFTAR PUSTAKA Finoza, Lamuddin. 2008. Komposisi Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa Non Jurusan. Cetakan ke-16, revisi (3). Jakarta : Diksi Insan Mulia Waridah, Ernawati. 2008. EYD & Seputar Kebahasa-Indonesiaan. Jakarta. : KawanPustaka Novia, Windi._____. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Kashiko Press 27