SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
1
1. Korupsi menjadi masalah bangsa dan telah
sampai pada titik nadir yang mengkhawatirkan.
2. Upaya pemberantasan korupsi oleh APH, masih
terfokus pada penghukuman terhadap orang
perorangan.
3. Sedikitnya perhatian APH terhadap kejahatan
korporasi, yang tidak sebanding dengan akibat
yang ditimbulkannya.
4. Cost of crime akibat kejahatan korporasi sekitar
US$ 200 milyar setahun atau 20 kali kerugian
yang diakibatkan kejahatan konvensional.
5. Berbagai bentuk kejahatan korporasi dapat
mengakibatkan terkurasnya sumber daya alam,
sosial, dan modal kelembagaan serta
menggerogoti kepercayaan terhadap institusi
publik.
Dr. Asep N. Mulyana - 2
S E N I N
2 DESEMBER 2013
 Perilaku korupsi di tingkat elite,
sudah sangat parah dan
mengkhawatirkan.
 Transformasi korupsi dari white
collar crime, menjadi kejahatan
politik dan birokrasi
 Terjadi regenerasi koruptor,
banyaknya kalangan muda yang
terlibat korupsi
 Sekitar Rp 153,1 triliun biaya
perkara TPK harus ditanggung
masyarakat.
PERBANDINGAN KERUGIAN NEGARA DAN YANG
DAPAT DISELEMATKAN TAHUN 2001-2012
Rimawan Pradiptyo (Pengamat Ekonomi UGM)
Hasil Penelitian P2EB FEB UGM
Dr. Asep N. Mulyana - 3
Sumber: Bagian Sunproglap dan Panil pada JAM Pidsus Kejaksaan Agung
Dr. Asep N. Mulyana - 4
1. Berdasarkan perkara TPK
yang ditangani Kejaksaan
(2009-2013):
 8.628 perkara/5 tahun
 1.726 perkara/tahun
 5 perkara/hari
2. Berdasarkan perkara TPK
yang ditangani Kejaksaan,
KPK, Polri (2010-2013):
 7.651 perkara/4 tahun
 Rata-rata: `
1.913 perkara TPK/tahun
5,2 perkara/hari
Dr. Asep N. Mulyana - 5
34 Provinsi:
 sekitar 7 hari, virus korupsi telah
tersebar di seluruh proprinsi
403 kabupaten + 98 kota:
 Sekitar 100 hari (+ 3 bulan), virus
korupsi telah tersebar di seluruh
kabupaten/kota
Dr. Asep N. Mulyana - 6
ACEH
13
SUMUT
13
SUMBAR
2
RIAU
22
JAMBI
7 SUMSEL
12
BENGKULU
9 LAMPUNG
4
JABAR
17
DKI
4
KEJAGUNG
25
JATENG
29
DIY
3
JATIM
46
BALI
13 NTB
8
NTT
15
KALBAR
7KALTENG
4 KALSEL
12
KALTIM
-
SULUT
4
SULTENG
12
SULTRA
4
SULSEL
16
MALUKU
7
PAPUA
9
BANTEN
-
B. BELITUNG
9
GORONTALO
9 MALUKU UTARA
3
KEPULAUAN RIAU
2
Dr. Asep N. Mulyana - 7
1. Subyek hukum dalam KUHP masih tertuju pada orang
perorangan;
2. Terdapat sebagian pandangan yang menganggap
bahwa kesalahan berupa kesengajaan (dolus) dan
kealpaan (culpa) merupakan kesalahan individual
(individual guilty) dan sikap bathin manusia;
3. Beragamnya perundang-undangan yang
mencantumkan korporasi sebagai subyek hukum (sekitar
71 undang-undang);
4. Tidak adanya kesatuan ide/gagasan dalam
penempatan subyek hukum korporasi berikut
pertanggungjawaban pidananya:
 Definisi dan ruang lingkup korporasi;
 Jenis sanksi, baik berupa pidana maupun tindakan;
 Prosedur penyidikan dan proses peradilan
Dr. Asep N. Mulyana - 8
1. Subyek hukum: orang perseorangan dan korporasi
(Pasal 1);
2. Korporasi yang memperoleh keuntungan dari TPK
(Pasal 2 dan 3);
3. Penjatuhan pidana terhadap korporasi dan/atau
pengurusnya (Pasal 20 ayat 1) ;
4. Kejahatan oleh orang-orang berdasarkan hubungan
kerja/hubungan lain bertindak dalam lingkungan
korporasi (Pasal 20 ayat 2);
5. Tuntutan pidana terhadap korporasi diwakili oleh
pengurus (Pasal 20 ayat 3);
6. Pidana pokok terhadap korporasi berupa denda,
maksmimum pidana ditambah 1/3 (Pasal 20 ayat 7)
Dr. Asep N. Mulyana - 9
Dr. Asep N. Mulyana - 10
1. Kriteria korporasi yang dapat dijadikan tersangka dalam TPK (Psl 1
ayat 1 & Psl 20 ayat 2 UU PTPK):
 Dilakukan dalam hubungan kerja;
 Bertindak dalam lingkungan korporasi.
2. Penetapan korporasi sebagai tersangka, tidak meniadakan
pertanggungjawaban pidana pengurusnya;
3. Pemberkasan antara subyek hukum orang dan korporasi dilakukan
secara terpisah (splitsing);
4. BAP Tersangka Korporasi sedapat mungkin diterangkan oleh
pengurus yang memperoleh kuasa sesuai AD/ART;
5. Keharusan menyita AD/ART korporasi;
6. Keberadaan BAP Tersangka Korporasi tidak mutlak:
 Kemungkinan pengurus diwakili oleh orang lain/adanya
pergantian pengurus/penolakan pengurus memberikan
keterangan dalam BAP;
 Belum dikenalnya alat bukti keterangan tersangka/terdakwa
korporasi (Psl 184 ayat 1 KUHAP)
SURAT JAKSA AGUNG
NO. B-036/A/Ft.1/06/ 2009
Tanggal 29 Juni 2009
Dr. Asep N. Mulyana - 11
1. Pada prinsipnya tuntutan hukuman tambahan berupa uang
pengganti terhadap korporasi tidak dapat diganti dengan
pidana penjara (Psl 18 ayat 3 UU PTPK);
2. Hukuman tambahan terhadap korporasi:
 Perampasan barang bergerak dan tidak bergerak, yang
digunakan atau diperoleh dari TPK, perusahaan
milik terpidana dimana TPK dilakukan, dan barang
yang menggantikan barang-barang tersebut;
 Pembayaran uang pengganti yang jumlahnya
sebanyak-banyaknya sama dengan harta yang
diperoleh dari TPK;
 Penutupan seluruh atau sebagian perusahaan untuk
waktu paling lama 1 tahun;
 Pencabutan seluruh atau sebagian hak-hak tertentu
atau penghapusan seluruh atau sebagian keuntungan
tertentu, yang telah atau dapat diberikan pemerintah
kepada terpidana;
SURAT JAKSA AGUNG
NO. B-036/A/Ft.1/06/ 2009
Tanggal 29 Juni 2009
Dr. Asep N. Mulyana - 12
1. Nama korporasi;
2. Nomor dan tanggal akta korporasi;
3. Nomor dan tanggal akta pendirian
perusahaan;
4. Nomor dan tanggal akta perusahaan pada
saat peristiwa pidana;
5. Nomor dan tanggal akta perusahaan
perubahan terakhir;
6. Kedudukan/status pendirian;
7. Bidang usaha
Dr. Asep N. Mulyana - 13
MODUS
OPERANDI
TPK DI
INDONESIA,
2013
1. Korporasi sebagai pelaku kejahatan
(corporate criminal/corporatie’s misdaad) dan
korporasi yang memperoleh keuntungan
dari TPK (crime for corporate);
2. Penentuan Directing Mind Korporasi:
3. Pembuktian mens rea terdakwa korporasi
(Doktrin Intra Vires);
4. Pembuktian perbuatan materiil Directing Mind
Korporasi;
5. Pembuktian Korporasi sebagai Pihak yang
Memperoleh Keuntungan
Nama Terdakwa :PT/CV/Yayasan
Nomor dan tanggal
akta pendirian korporasi
beserta perubahannya : …………………………………….
Tempat kedudukan :…………………………………….
Kebangsaan :…………………………………….
Jenis/bidang usaha :…………………………………….
NPWP :……………………………………
Yang diwakili oleh pengurus yang berwenang mewakili di dalam dan
di luar pengadilan sesuai peraturan
perundang-undangan, yaitu:
Nama :……………………………………
Tempat/tanggal lahir :……………………………………
Umur :……………………………………
Jenis kelamin :……………………………………
Kebangsaan :……………………………………
Agama :……………………………………
Pekerjaan :……………………………………
Pendidikan :…………………………………….
Dr. Asep N. Mulyana - 14
PUTUSAN PN BANJARMASIN TGL. 9 JUNI 2011
 Menyatakan terdakwa PT. GJW telah terbukti
secara sah dan meyakinkan bersalah
melakukan tindak pidana korupsi secara
berlanjut;
 Menjatuhkan pidana denda kepada terdakwa
PT. GJW Rp. 1,317 Milyar;
 Menjatuhkan pidana tambahan berupa
penutupan sementara PT. GJW selama 6
(enam) bulan.
TERSANGKA TPK PEMBANGUNAN PASAR
SENTRA ANTASARI BANJARMASIN:
Bonafacius Tjitomo (Direktur PT. GJW)
Stevanus Widagdo bin Suraji (Dirut PT. GJW);
Edwan Nizar (Kadis Tata Kota Banjarmasin);
Midpai Yabani (Mantan Walikota Banjarmasin);
Korporasi (PT. GJW)
Dr. Asep N. Mulyana - 15
PUTUSAN PENGADILAN TPK, TGL. 8 JULI 2013
 Pidana penjara terhadap terdakwa Itman Atmanto
selama 4 (empat) tahun dan denda Rp. 200 juta,
subsidair 3 (tiga) bulan kurungan;
 Menghukum PT. IM2 membayar uang pengganti
sebesar Rp. 1,358 trilyun, paling lama dalam
waktu 1 (satu) tahun setelah putusan inkracht.
PUTUSAN PT DKI, TGL. 12 DES 2013
 Pidana penjara terhadap terdakwa Itman Atmanto
selama 8 tahun penjara dan denda Rp. 200 juta
subsidair 3 (tiga) bulan kurungan;
 Tidak adanya uang pengganti, karena PT. IM2
belum diajukan ke tahap penuntutan.
Dr. Asep N. Mulyana - 16
1. Menyatakan Ir. Ricksy Prematury (Dir. PT.
GPI) terbukti melakukan tindak pidana
korupsi secara bersama-sama dan berlanjut;
2. Menjatuhkan pidana penjara terhadap Ir.
Ricksy Prematury selama 5 (lima) tahun dan
denda Rp. 200 juta, subsidair 2 (dua) bulan
kurungan (orang);
3. Menghukum PT. GPI membayar uang
pengganti sebesar US$ 3,089 juta,
(korporasi)
PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG RI
NO. 2230K/Pid.Sus/213,
TGL. 10 FEB 2014
Dr. Asep N. Mulyana - 17
1. Menyatakan terdakwa Suwir Laut alias Liu Che Sui alias
ATAK terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah
melakukan tindak pidana menyampaikan SPT yang isinya
tidak benar atau tidak lengkap secara berlanjut;
2. Menjatuhkan pidana penjara selama 2 (dua) tahun;
3. Menetapkan bahwa pidana tersebut tidak akan dijalani,
kecuali jika dikemudian hari ada perintah lain dalam
putusan Hakim karena Terdakwa dipersalahkan melakukan
sesuatu kejahatan atau tidak mencukupi suatu syarat yang
ditentukan sebelum berakhirnya masa percobaan selama 3
(tiga) tahun, dengan syarat khusus waktu 1 (satu) tahun 14
(empat belas) perusahaan yang tergabung dalam AAG
yang pengisian SPT tahunan diwakili oleh Terdakwa untuk
membayar denda 2 (dua) kali pajak terutang yang kurang
bayar, yang keseluruhannya berjumlah Rp. 2,519 trilyun
secara tunai.
PUTUSAN MA NO. 2239K/PID.SUS/2012, TGL. 18
DESEMBER 2012
Dr. Asep N. Mulyana - 18
1. Corporate crime, PT. SN didirikan sebagai
sarana penerbitan faktur pajak fiktif;
2. Kerugian negara Rp. 118,69 Milyar.
3. Terdakwa Sulasi Purnomo (Direktur) penjara
2 tahun 6 bulan penjara dan denda Rp. 336
M subs 2 bulan kurungan (Putusan No.
320/Pid.B/2013/PN. Sby Tgl 18 April 2013)
4. Terdakwa Hadi Mulyono (Komisaris):
a. Putusan No. 2755/Pid.B/2012/ PN. Sby
Tgl. 11 Des 2012
2 tahun penjara dan denda Rp 336 M Subs
1 bulan kurungan
b. Putusan No. 176/Pid/2013/ PT.Sby Tgl
13 Maret 2013:
3 tahun penjara dan denda Rp 336 M Subs
1 bulan kurungan
Dr. Asep N. Mulyana - 19
PERMOHONAN JAKSA PENGACARA NEGARA
1.Menetapkan perbuatan PT. SN melanggar
kepentingan umum dan/atau melanggar peraturan
per-UU-an.
2.Menetapkan, membubarkan PT. SN, dengan
segala akibat hukumnya.
3.Menetapkan Turut Termohon I, II dan III tunduk
pd penetapan pembubaran PT SN
4.Menetapkan tim likuidator dan menunjuk Jaksa
Pengacara Negara (Pemohon) sebagai anggota
tim likuidator.
PUTUSAN PN GRESIK NO. 260/Pdt.P/2012 Tgl 17
April 2013:
1.Menjatuhkan putusan dgn verstek.
2.Menyatakan permohonan Pemohon dinyatakan
tdk dpt diterima
3.Menghukum pemohon untuk membayar biaya
perkara Rp. 1.461.000
Dr. Asep N. Mulyana - 20
1. Jaksa dapat mengajukan
permohonan pemeriksaan perseroan
kepada pengadilan (Psl 138 UU PT);
2. PT. ASIP diduga telah melakukan
perbuatan melanggar perundang-
undangan terkait penggunaan
faktur pajak fiktif PT. SN;
3. Kejaksaan mengajukan permohonan
kepada PN Surabaya:
 Mengeluarkan penetapan
pemeriksaan PT. ASIP;
 Mengangkat ahli untuk
melakukan pemeriksaan PT.
ASIP.
Dr. Asep N. Mulyana - 21
1. Kejaksaan telah melakukan upaya dan
langkah-langkah kongkrit dalam
penanganan perkara terhadap
korporasi.
2. Perlu adanya Diklat Terpadu Antar
Penegak Hukum dalam penanganan
perkara terhadap korporasi;
3. Perlu adanya road map dan blue print
dalam penanganan pertanggung
jawaban pidana korporasi, serta
merumuskan Standard Guidelines of
Law Enforcement Combating
Corporate Crime.
Dr. Asep N. Mulyana - 22
23

More Related Content

What's hot

(Sindonews.com) Opini hukum-politik 23 juni 2016-19 agustus 2016
(Sindonews.com) Opini hukum-politik 23 juni 2016-19 agustus 2016(Sindonews.com) Opini hukum-politik 23 juni 2016-19 agustus 2016
(Sindonews.com) Opini hukum-politik 23 juni 2016-19 agustus 2016ekho109
 
Implementasi restitusi korban anak
Implementasi restitusi korban anakImplementasi restitusi korban anak
Implementasi restitusi korban anakDarmawan Santosa
 
Uas sosiologi soal lalu lintas
Uas sosiologi soal lalu lintasUas sosiologi soal lalu lintas
Uas sosiologi soal lalu lintasBrigita Manohara
 
Sk nomor 09 hm (2012)penunjukan petugas humas pa dompu
Sk nomor 09 hm (2012)penunjukan petugas humas pa dompuSk nomor 09 hm (2012)penunjukan petugas humas pa dompu
Sk nomor 09 hm (2012)penunjukan petugas humas pa dompuNurman syah
 
Sk nomor 75 hm (2012)penunjukan petugas humas
Sk nomor 75 hm (2012)penunjukan petugas humasSk nomor 75 hm (2012)penunjukan petugas humas
Sk nomor 75 hm (2012)penunjukan petugas humasNurman syah
 
Perbandingan antara uu korupsi dengan kuhp dan kuhap
Perbandingan antara uu korupsi dengan kuhp dan kuhapPerbandingan antara uu korupsi dengan kuhp dan kuhap
Perbandingan antara uu korupsi dengan kuhp dan kuhapElanda Harviyata
 
Reformasi birokrasi dan aspek sosialnya
Reformasi birokrasi dan aspek sosialnyaReformasi birokrasi dan aspek sosialnya
Reformasi birokrasi dan aspek sosialnyaYohanes Rananda
 
Apa Itu TIPIKOR
Apa Itu TIPIKORApa Itu TIPIKOR
Apa Itu TIPIKORRatri nia
 
(Sindonews.com) Opini hukum-politik 27 desember 2014-31 Januari 2015
(Sindonews.com) Opini hukum-politik 27 desember 2014-31 Januari 2015(Sindonews.com) Opini hukum-politik 27 desember 2014-31 Januari 2015
(Sindonews.com) Opini hukum-politik 27 desember 2014-31 Januari 2015ekho109
 
467 perumusan ketentuan pidana
467 perumusan ketentuan pidana467 perumusan ketentuan pidana
467 perumusan ketentuan pidanaFrans Newtony
 
Lembaga Perlindungan Saksi & Korban di Daerah
Lembaga Perlindungan Saksi & Korban di DaerahLembaga Perlindungan Saksi & Korban di Daerah
Lembaga Perlindungan Saksi & Korban di DaerahPaul SinlaEloE
 
Bab III Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Bab III Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidanaBab III Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Bab III Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidanaAndy Susanto
 
Permenkumham no.2 tahun 2016 ttg tata cara pengajuan permohonan pengesahan ba...
Permenkumham no.2 tahun 2016 ttg tata cara pengajuan permohonan pengesahan ba...Permenkumham no.2 tahun 2016 ttg tata cara pengajuan permohonan pengesahan ba...
Permenkumham no.2 tahun 2016 ttg tata cara pengajuan permohonan pengesahan ba...Universitas Kanjuruhan Malang
 
Unsur Pasal UU Tipikor dalam Kasus Korupsi Hambalang
Unsur Pasal UU Tipikor dalam Kasus Korupsi HambalangUnsur Pasal UU Tipikor dalam Kasus Korupsi Hambalang
Unsur Pasal UU Tipikor dalam Kasus Korupsi HambalangMuhammad Rafi Kambara
 
Implementasi uu tambang no 4 tahun 2009 di wilayah kalimantan tenga1 the real
Implementasi uu tambang no 4 tahun 2009 di wilayah kalimantan tenga1 the realImplementasi uu tambang no 4 tahun 2009 di wilayah kalimantan tenga1 the real
Implementasi uu tambang no 4 tahun 2009 di wilayah kalimantan tenga1 the realSylvester Saragih
 

What's hot (20)

Hukum pidana khusus
Hukum pidana khususHukum pidana khusus
Hukum pidana khusus
 
(Sindonews.com) Opini hukum-politik 23 juni 2016-19 agustus 2016
(Sindonews.com) Opini hukum-politik 23 juni 2016-19 agustus 2016(Sindonews.com) Opini hukum-politik 23 juni 2016-19 agustus 2016
(Sindonews.com) Opini hukum-politik 23 juni 2016-19 agustus 2016
 
Implementasi restitusi korban anak
Implementasi restitusi korban anakImplementasi restitusi korban anak
Implementasi restitusi korban anak
 
Uas sosiologi soal lalu lintas
Uas sosiologi soal lalu lintasUas sosiologi soal lalu lintas
Uas sosiologi soal lalu lintas
 
Sk nomor 09 hm (2012)penunjukan petugas humas pa dompu
Sk nomor 09 hm (2012)penunjukan petugas humas pa dompuSk nomor 09 hm (2012)penunjukan petugas humas pa dompu
Sk nomor 09 hm (2012)penunjukan petugas humas pa dompu
 
Sk nomor 75 hm (2012)penunjukan petugas humas
Sk nomor 75 hm (2012)penunjukan petugas humasSk nomor 75 hm (2012)penunjukan petugas humas
Sk nomor 75 hm (2012)penunjukan petugas humas
 
Putusan Mahkamah Agung
Putusan Mahkamah AgungPutusan Mahkamah Agung
Putusan Mahkamah Agung
 
Perbandingan antara uu korupsi dengan kuhp dan kuhap
Perbandingan antara uu korupsi dengan kuhp dan kuhapPerbandingan antara uu korupsi dengan kuhp dan kuhap
Perbandingan antara uu korupsi dengan kuhp dan kuhap
 
Perpu 01 1992
Perpu 01 1992Perpu 01 1992
Perpu 01 1992
 
Reformasi birokrasi dan aspek sosialnya
Reformasi birokrasi dan aspek sosialnyaReformasi birokrasi dan aspek sosialnya
Reformasi birokrasi dan aspek sosialnya
 
Apa Itu TIPIKOR
Apa Itu TIPIKORApa Itu TIPIKOR
Apa Itu TIPIKOR
 
(Sindonews.com) Opini hukum-politik 27 desember 2014-31 Januari 2015
(Sindonews.com) Opini hukum-politik 27 desember 2014-31 Januari 2015(Sindonews.com) Opini hukum-politik 27 desember 2014-31 Januari 2015
(Sindonews.com) Opini hukum-politik 27 desember 2014-31 Januari 2015
 
467 perumusan ketentuan pidana
467 perumusan ketentuan pidana467 perumusan ketentuan pidana
467 perumusan ketentuan pidana
 
Lembaga Perlindungan Saksi & Korban di Daerah
Lembaga Perlindungan Saksi & Korban di DaerahLembaga Perlindungan Saksi & Korban di Daerah
Lembaga Perlindungan Saksi & Korban di Daerah
 
Ihwal pemekaran
Ihwal pemekaranIhwal pemekaran
Ihwal pemekaran
 
Bab III Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Bab III Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidanaBab III Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Bab III Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
 
Permenkumham no.2 tahun 2016 ttg tata cara pengajuan permohonan pengesahan ba...
Permenkumham no.2 tahun 2016 ttg tata cara pengajuan permohonan pengesahan ba...Permenkumham no.2 tahun 2016 ttg tata cara pengajuan permohonan pengesahan ba...
Permenkumham no.2 tahun 2016 ttg tata cara pengajuan permohonan pengesahan ba...
 
Gratifikasi
GratifikasiGratifikasi
Gratifikasi
 
Unsur Pasal UU Tipikor dalam Kasus Korupsi Hambalang
Unsur Pasal UU Tipikor dalam Kasus Korupsi HambalangUnsur Pasal UU Tipikor dalam Kasus Korupsi Hambalang
Unsur Pasal UU Tipikor dalam Kasus Korupsi Hambalang
 
Implementasi uu tambang no 4 tahun 2009 di wilayah kalimantan tenga1 the real
Implementasi uu tambang no 4 tahun 2009 di wilayah kalimantan tenga1 the realImplementasi uu tambang no 4 tahun 2009 di wilayah kalimantan tenga1 the real
Implementasi uu tambang no 4 tahun 2009 di wilayah kalimantan tenga1 the real
 

Similar to Korporasi Sebagai Pelaku Kejahatan

Kb 4 strategi-pemberantasan-korupsi
Kb 4 strategi-pemberantasan-korupsiKb 4 strategi-pemberantasan-korupsi
Kb 4 strategi-pemberantasan-korupsiImam Sarwo Edi
 
FIDUSIA HUKUM & HAM.pptx
FIDUSIA HUKUM & HAM.pptxFIDUSIA HUKUM & HAM.pptx
FIDUSIA HUKUM & HAM.pptxAhmadSNuzil
 
remisi bagi koruptor
remisi bagi koruptorremisi bagi koruptor
remisi bagi koruptorIr. Soekarno
 
Percepatan anti korupsi
Percepatan anti korupsiPercepatan anti korupsi
Percepatan anti korupsihadiarnowo
 
Tugas 2 paper keuangan negara_AYUNI.pdf
Tugas 2 paper keuangan negara_AYUNI.pdfTugas 2 paper keuangan negara_AYUNI.pdf
Tugas 2 paper keuangan negara_AYUNI.pdfAyuni945584
 
Proposal Tesis PMH (1) (3).pptx
Proposal Tesis PMH (1) (3).pptxProposal Tesis PMH (1) (3).pptx
Proposal Tesis PMH (1) (3).pptxMNoorHR1
 
Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)
Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)
Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)arjunowidya
 
buku pengantar hukum pidana-revcompressed.pdf
buku pengantar hukum pidana-revcompressed.pdfbuku pengantar hukum pidana-revcompressed.pdf
buku pengantar hukum pidana-revcompressed.pdfBUMIManilapai1
 
Materi Nefa Claudia Meliala - Eksaminasi Putusan Pinangki Sirna Malasari.pptx
Materi Nefa Claudia Meliala - Eksaminasi Putusan Pinangki Sirna Malasari.pptxMateri Nefa Claudia Meliala - Eksaminasi Putusan Pinangki Sirna Malasari.pptx
Materi Nefa Claudia Meliala - Eksaminasi Putusan Pinangki Sirna Malasari.pptxSpotterVarious
 
Akuntansi Pemerintahan
Akuntansi PemerintahanAkuntansi Pemerintahan
Akuntansi PemerintahanRestiPutri6
 
5. badan usaha berbadan hukum
5. badan usaha berbadan hukum5. badan usaha berbadan hukum
5. badan usaha berbadan hukumGindha Wayka
 
Korupsi Dalam Perspektif Kebijakan Publik dan HAN
Korupsi Dalam Perspektif Kebijakan Publik dan HANKorupsi Dalam Perspektif Kebijakan Publik dan HAN
Korupsi Dalam Perspektif Kebijakan Publik dan HANTri Widodo W. UTOMO
 
5. TPPU SATWA.pptx
5. TPPU SATWA.pptx5. TPPU SATWA.pptx
5. TPPU SATWA.pptxemil343071
 
INSTRUMEN MELAWAN PERDAGANGAN ORANG
INSTRUMEN MELAWAN PERDAGANGAN ORANGINSTRUMEN MELAWAN PERDAGANGAN ORANG
INSTRUMEN MELAWAN PERDAGANGAN ORANGPaul SinlaEloE
 
DINAMIKA PELANGGARAN HUKUM.docx
DINAMIKA PELANGGARAN HUKUM.docxDINAMIKA PELANGGARAN HUKUM.docx
DINAMIKA PELANGGARAN HUKUM.docxlenytrisusilo
 
Rekomendasi pertanyaan dpr ri
Rekomendasi pertanyaan dpr riRekomendasi pertanyaan dpr ri
Rekomendasi pertanyaan dpr rippibelanda
 
Materi 6 a pemberantasan korupsi di indonesia dalam lintasan sejarah 2010
Materi 6 a pemberantasan korupsi di indonesia dalam lintasan sejarah 2010Materi 6 a pemberantasan korupsi di indonesia dalam lintasan sejarah 2010
Materi 6 a pemberantasan korupsi di indonesia dalam lintasan sejarah 2010Fathur Rohman
 

Similar to Korporasi Sebagai Pelaku Kejahatan (20)

Kb 4 strategi-pemberantasan-korupsi
Kb 4 strategi-pemberantasan-korupsiKb 4 strategi-pemberantasan-korupsi
Kb 4 strategi-pemberantasan-korupsi
 
FIDUSIA HUKUM & HAM.pptx
FIDUSIA HUKUM & HAM.pptxFIDUSIA HUKUM & HAM.pptx
FIDUSIA HUKUM & HAM.pptx
 
hfib1349588837.pptx
hfib1349588837.pptxhfib1349588837.pptx
hfib1349588837.pptx
 
remisi bagi koruptor
remisi bagi koruptorremisi bagi koruptor
remisi bagi koruptor
 
Percepatan anti korupsi
Percepatan anti korupsiPercepatan anti korupsi
Percepatan anti korupsi
 
Tugas 2 paper keuangan negara_AYUNI.pdf
Tugas 2 paper keuangan negara_AYUNI.pdfTugas 2 paper keuangan negara_AYUNI.pdf
Tugas 2 paper keuangan negara_AYUNI.pdf
 
Proposal Tesis PMH (1) (3).pptx
Proposal Tesis PMH (1) (3).pptxProposal Tesis PMH (1) (3).pptx
Proposal Tesis PMH (1) (3).pptx
 
Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)
Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)
Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)
 
buku pengantar hukum pidana-revcompressed.pdf
buku pengantar hukum pidana-revcompressed.pdfbuku pengantar hukum pidana-revcompressed.pdf
buku pengantar hukum pidana-revcompressed.pdf
 
Materi Nefa Claudia Meliala - Eksaminasi Putusan Pinangki Sirna Malasari.pptx
Materi Nefa Claudia Meliala - Eksaminasi Putusan Pinangki Sirna Malasari.pptxMateri Nefa Claudia Meliala - Eksaminasi Putusan Pinangki Sirna Malasari.pptx
Materi Nefa Claudia Meliala - Eksaminasi Putusan Pinangki Sirna Malasari.pptx
 
Akuntansi Pemerintahan
Akuntansi PemerintahanAkuntansi Pemerintahan
Akuntansi Pemerintahan
 
5. badan usaha berbadan hukum
5. badan usaha berbadan hukum5. badan usaha berbadan hukum
5. badan usaha berbadan hukum
 
Korupsi Dalam Perspektif Kebijakan Publik dan HAN
Korupsi Dalam Perspektif Kebijakan Publik dan HANKorupsi Dalam Perspektif Kebijakan Publik dan HAN
Korupsi Dalam Perspektif Kebijakan Publik dan HAN
 
5. TPPU SATWA.pptx
5. TPPU SATWA.pptx5. TPPU SATWA.pptx
5. TPPU SATWA.pptx
 
Ilmu Perundang-undangan, UU Korupsi dan Perundang-undangan, Perumusan Pidana ...
Ilmu Perundang-undangan, UU Korupsi dan Perundang-undangan, Perumusan Pidana ...Ilmu Perundang-undangan, UU Korupsi dan Perundang-undangan, Perumusan Pidana ...
Ilmu Perundang-undangan, UU Korupsi dan Perundang-undangan, Perumusan Pidana ...
 
INSTRUMEN MELAWAN PERDAGANGAN ORANG
INSTRUMEN MELAWAN PERDAGANGAN ORANGINSTRUMEN MELAWAN PERDAGANGAN ORANG
INSTRUMEN MELAWAN PERDAGANGAN ORANG
 
DINAMIKA PELANGGARAN HUKUM.docx
DINAMIKA PELANGGARAN HUKUM.docxDINAMIKA PELANGGARAN HUKUM.docx
DINAMIKA PELANGGARAN HUKUM.docx
 
Rekomendasi pertanyaan dpr ri
Rekomendasi pertanyaan dpr riRekomendasi pertanyaan dpr ri
Rekomendasi pertanyaan dpr ri
 
Azas keadilan
Azas keadilanAzas keadilan
Azas keadilan
 
Materi 6 a pemberantasan korupsi di indonesia dalam lintasan sejarah 2010
Materi 6 a pemberantasan korupsi di indonesia dalam lintasan sejarah 2010Materi 6 a pemberantasan korupsi di indonesia dalam lintasan sejarah 2010
Materi 6 a pemberantasan korupsi di indonesia dalam lintasan sejarah 2010
 

More from Indonesia Anti Corruption Forum

Notulensi hasil PSC INDA 03 Anti Corruption, Bappenas, 1 Sept. 2014
Notulensi hasil PSC INDA 03 Anti Corruption, Bappenas, 1 Sept. 2014Notulensi hasil PSC INDA 03 Anti Corruption, Bappenas, 1 Sept. 2014
Notulensi hasil PSC INDA 03 Anti Corruption, Bappenas, 1 Sept. 2014Indonesia Anti Corruption Forum
 
Uu nomor 8 tahun 2010 tentang pencegahan dan pemberantasan t
Uu nomor 8 tahun 2010 tentang pencegahan dan pemberantasan tUu nomor 8 tahun 2010 tentang pencegahan dan pemberantasan t
Uu nomor 8 tahun 2010 tentang pencegahan dan pemberantasan tIndonesia Anti Corruption Forum
 
Uu nomor 7 tahun 2006 tentang pengesahan konvensi pbb antiko
Uu nomor 7 tahun 2006 tentang pengesahan konvensi pbb antikoUu nomor 7 tahun 2006 tentang pengesahan konvensi pbb antiko
Uu nomor 7 tahun 2006 tentang pengesahan konvensi pbb antikoIndonesia Anti Corruption Forum
 
Instruksi presiden nomor 1 tahun 2013 tentang aksi pencegaha
Instruksi presiden nomor 1 tahun 2013 tentang aksi pencegahaInstruksi presiden nomor 1 tahun 2013 tentang aksi pencegaha
Instruksi presiden nomor 1 tahun 2013 tentang aksi pencegahaIndonesia Anti Corruption Forum
 

More from Indonesia Anti Corruption Forum (20)

Korupsi korporasi
Korupsi korporasiKorupsi korporasi
Korupsi korporasi
 
IACF-GTC; Menutup Ruang Korupsi PBJ by IAPI
IACF-GTC; Menutup Ruang Korupsi PBJ by IAPIIACF-GTC; Menutup Ruang Korupsi PBJ by IAPI
IACF-GTC; Menutup Ruang Korupsi PBJ by IAPI
 
IACF-GTC; Menutup Ruang Korupsi PBJ
IACF-GTC; Menutup Ruang Korupsi PBJIACF-GTC; Menutup Ruang Korupsi PBJ
IACF-GTC; Menutup Ruang Korupsi PBJ
 
SPAK 2013 Editan Terakhir
SPAK 2013 Editan TerakhirSPAK 2013 Editan Terakhir
SPAK 2013 Editan Terakhir
 
Buku ipak bps2013
Buku ipak bps2013Buku ipak bps2013
Buku ipak bps2013
 
Release launch ipak_2013
Release launch ipak_2013Release launch ipak_2013
Release launch ipak_2013
 
Notulensi hasil PSC INDA 03 Anti Corruption, Bappenas, 1 Sept. 2014
Notulensi hasil PSC INDA 03 Anti Corruption, Bappenas, 1 Sept. 2014Notulensi hasil PSC INDA 03 Anti Corruption, Bappenas, 1 Sept. 2014
Notulensi hasil PSC INDA 03 Anti Corruption, Bappenas, 1 Sept. 2014
 
Reformasi Regulasi di Korea
Reformasi Regulasi di KoreaReformasi Regulasi di Korea
Reformasi Regulasi di Korea
 
E book-uncac-gap-analysis-3
E book-uncac-gap-analysis-3E book-uncac-gap-analysis-3
E book-uncac-gap-analysis-3
 
Uu nomor 8 tahun 2010 tentang pencegahan dan pemberantasan t
Uu nomor 8 tahun 2010 tentang pencegahan dan pemberantasan tUu nomor 8 tahun 2010 tentang pencegahan dan pemberantasan t
Uu nomor 8 tahun 2010 tentang pencegahan dan pemberantasan t
 
Uu nomor 7 tahun 2006 tentang pengesahan konvensi pbb antiko
Uu nomor 7 tahun 2006 tentang pengesahan konvensi pbb antikoUu nomor 7 tahun 2006 tentang pengesahan konvensi pbb antiko
Uu nomor 7 tahun 2006 tentang pengesahan konvensi pbb antiko
 
Uu nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik
Uu nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan publikUu nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik
Uu nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik
 
Uu nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan
Uu nomor 10 tahun 1998 tentang perbankanUu nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan
Uu nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan
 
Uncac indonesia
Uncac indonesiaUncac indonesia
Uncac indonesia
 
Uu nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan korupsi
Uu nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan korupsiUu nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan korupsi
Uu nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan korupsi
 
Se no 9 12 dpnp tentang pelaksanaan gcg bagi bank umum
Se no 9 12 dpnp tentang pelaksanaan gcg bagi bank umumSe no 9 12 dpnp tentang pelaksanaan gcg bagi bank umum
Se no 9 12 dpnp tentang pelaksanaan gcg bagi bank umum
 
Uu nomor 15 tahun 2002 tentang tppu
Uu nomor 15 tahun 2002 tentang tppuUu nomor 15 tahun 2002 tentang tppu
Uu nomor 15 tahun 2002 tentang tppu
 
Peraturan presiden nomor 35 tahun 2011
Peraturan presiden nomor 35 tahun 2011Peraturan presiden nomor 35 tahun 2011
Peraturan presiden nomor 35 tahun 2011
 
Pbi nomor 8 4 2006 tentang pelaksanaan gcg
Pbi nomor 8 4 2006 tentang pelaksanaan gcgPbi nomor 8 4 2006 tentang pelaksanaan gcg
Pbi nomor 8 4 2006 tentang pelaksanaan gcg
 
Instruksi presiden nomor 1 tahun 2013 tentang aksi pencegaha
Instruksi presiden nomor 1 tahun 2013 tentang aksi pencegahaInstruksi presiden nomor 1 tahun 2013 tentang aksi pencegaha
Instruksi presiden nomor 1 tahun 2013 tentang aksi pencegaha
 

Recently uploaded

LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxBudyHermawan3
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxBudyHermawan3
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxBudyHermawan3
 
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxBudyHermawan3
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxBudyHermawan3
 
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdfSalinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdfdrmdbriarren
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxBudyHermawan3
 
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke IntegrasiPenyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasiasaliaraudhatii
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxBudyHermawan3
 
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024ssuser8905b3
 
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxmars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxSusatyoTriwilopo
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxBudyHermawan3
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxBudyHermawan3
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxBudyHermawan3
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdfHarisKunaifi2
 

Recently uploaded (15)

LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
 
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
 
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdfSalinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
 
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke IntegrasiPenyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
 
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024
 
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxmars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
 

Korporasi Sebagai Pelaku Kejahatan

  • 1. 1
  • 2. 1. Korupsi menjadi masalah bangsa dan telah sampai pada titik nadir yang mengkhawatirkan. 2. Upaya pemberantasan korupsi oleh APH, masih terfokus pada penghukuman terhadap orang perorangan. 3. Sedikitnya perhatian APH terhadap kejahatan korporasi, yang tidak sebanding dengan akibat yang ditimbulkannya. 4. Cost of crime akibat kejahatan korporasi sekitar US$ 200 milyar setahun atau 20 kali kerugian yang diakibatkan kejahatan konvensional. 5. Berbagai bentuk kejahatan korporasi dapat mengakibatkan terkurasnya sumber daya alam, sosial, dan modal kelembagaan serta menggerogoti kepercayaan terhadap institusi publik. Dr. Asep N. Mulyana - 2
  • 3. S E N I N 2 DESEMBER 2013  Perilaku korupsi di tingkat elite, sudah sangat parah dan mengkhawatirkan.  Transformasi korupsi dari white collar crime, menjadi kejahatan politik dan birokrasi  Terjadi regenerasi koruptor, banyaknya kalangan muda yang terlibat korupsi  Sekitar Rp 153,1 triliun biaya perkara TPK harus ditanggung masyarakat. PERBANDINGAN KERUGIAN NEGARA DAN YANG DAPAT DISELEMATKAN TAHUN 2001-2012 Rimawan Pradiptyo (Pengamat Ekonomi UGM) Hasil Penelitian P2EB FEB UGM Dr. Asep N. Mulyana - 3
  • 4. Sumber: Bagian Sunproglap dan Panil pada JAM Pidsus Kejaksaan Agung Dr. Asep N. Mulyana - 4
  • 5. 1. Berdasarkan perkara TPK yang ditangani Kejaksaan (2009-2013):  8.628 perkara/5 tahun  1.726 perkara/tahun  5 perkara/hari 2. Berdasarkan perkara TPK yang ditangani Kejaksaan, KPK, Polri (2010-2013):  7.651 perkara/4 tahun  Rata-rata: ` 1.913 perkara TPK/tahun 5,2 perkara/hari Dr. Asep N. Mulyana - 5
  • 6. 34 Provinsi:  sekitar 7 hari, virus korupsi telah tersebar di seluruh proprinsi 403 kabupaten + 98 kota:  Sekitar 100 hari (+ 3 bulan), virus korupsi telah tersebar di seluruh kabupaten/kota Dr. Asep N. Mulyana - 6
  • 7. ACEH 13 SUMUT 13 SUMBAR 2 RIAU 22 JAMBI 7 SUMSEL 12 BENGKULU 9 LAMPUNG 4 JABAR 17 DKI 4 KEJAGUNG 25 JATENG 29 DIY 3 JATIM 46 BALI 13 NTB 8 NTT 15 KALBAR 7KALTENG 4 KALSEL 12 KALTIM - SULUT 4 SULTENG 12 SULTRA 4 SULSEL 16 MALUKU 7 PAPUA 9 BANTEN - B. BELITUNG 9 GORONTALO 9 MALUKU UTARA 3 KEPULAUAN RIAU 2 Dr. Asep N. Mulyana - 7
  • 8. 1. Subyek hukum dalam KUHP masih tertuju pada orang perorangan; 2. Terdapat sebagian pandangan yang menganggap bahwa kesalahan berupa kesengajaan (dolus) dan kealpaan (culpa) merupakan kesalahan individual (individual guilty) dan sikap bathin manusia; 3. Beragamnya perundang-undangan yang mencantumkan korporasi sebagai subyek hukum (sekitar 71 undang-undang); 4. Tidak adanya kesatuan ide/gagasan dalam penempatan subyek hukum korporasi berikut pertanggungjawaban pidananya:  Definisi dan ruang lingkup korporasi;  Jenis sanksi, baik berupa pidana maupun tindakan;  Prosedur penyidikan dan proses peradilan Dr. Asep N. Mulyana - 8
  • 9. 1. Subyek hukum: orang perseorangan dan korporasi (Pasal 1); 2. Korporasi yang memperoleh keuntungan dari TPK (Pasal 2 dan 3); 3. Penjatuhan pidana terhadap korporasi dan/atau pengurusnya (Pasal 20 ayat 1) ; 4. Kejahatan oleh orang-orang berdasarkan hubungan kerja/hubungan lain bertindak dalam lingkungan korporasi (Pasal 20 ayat 2); 5. Tuntutan pidana terhadap korporasi diwakili oleh pengurus (Pasal 20 ayat 3); 6. Pidana pokok terhadap korporasi berupa denda, maksmimum pidana ditambah 1/3 (Pasal 20 ayat 7) Dr. Asep N. Mulyana - 9
  • 10. Dr. Asep N. Mulyana - 10 1. Kriteria korporasi yang dapat dijadikan tersangka dalam TPK (Psl 1 ayat 1 & Psl 20 ayat 2 UU PTPK):  Dilakukan dalam hubungan kerja;  Bertindak dalam lingkungan korporasi. 2. Penetapan korporasi sebagai tersangka, tidak meniadakan pertanggungjawaban pidana pengurusnya; 3. Pemberkasan antara subyek hukum orang dan korporasi dilakukan secara terpisah (splitsing); 4. BAP Tersangka Korporasi sedapat mungkin diterangkan oleh pengurus yang memperoleh kuasa sesuai AD/ART; 5. Keharusan menyita AD/ART korporasi; 6. Keberadaan BAP Tersangka Korporasi tidak mutlak:  Kemungkinan pengurus diwakili oleh orang lain/adanya pergantian pengurus/penolakan pengurus memberikan keterangan dalam BAP;  Belum dikenalnya alat bukti keterangan tersangka/terdakwa korporasi (Psl 184 ayat 1 KUHAP) SURAT JAKSA AGUNG NO. B-036/A/Ft.1/06/ 2009 Tanggal 29 Juni 2009
  • 11. Dr. Asep N. Mulyana - 11 1. Pada prinsipnya tuntutan hukuman tambahan berupa uang pengganti terhadap korporasi tidak dapat diganti dengan pidana penjara (Psl 18 ayat 3 UU PTPK); 2. Hukuman tambahan terhadap korporasi:  Perampasan barang bergerak dan tidak bergerak, yang digunakan atau diperoleh dari TPK, perusahaan milik terpidana dimana TPK dilakukan, dan barang yang menggantikan barang-barang tersebut;  Pembayaran uang pengganti yang jumlahnya sebanyak-banyaknya sama dengan harta yang diperoleh dari TPK;  Penutupan seluruh atau sebagian perusahaan untuk waktu paling lama 1 tahun;  Pencabutan seluruh atau sebagian hak-hak tertentu atau penghapusan seluruh atau sebagian keuntungan tertentu, yang telah atau dapat diberikan pemerintah kepada terpidana; SURAT JAKSA AGUNG NO. B-036/A/Ft.1/06/ 2009 Tanggal 29 Juni 2009
  • 12. Dr. Asep N. Mulyana - 12 1. Nama korporasi; 2. Nomor dan tanggal akta korporasi; 3. Nomor dan tanggal akta pendirian perusahaan; 4. Nomor dan tanggal akta perusahaan pada saat peristiwa pidana; 5. Nomor dan tanggal akta perusahaan perubahan terakhir; 6. Kedudukan/status pendirian; 7. Bidang usaha
  • 13. Dr. Asep N. Mulyana - 13 MODUS OPERANDI TPK DI INDONESIA, 2013 1. Korporasi sebagai pelaku kejahatan (corporate criminal/corporatie’s misdaad) dan korporasi yang memperoleh keuntungan dari TPK (crime for corporate); 2. Penentuan Directing Mind Korporasi: 3. Pembuktian mens rea terdakwa korporasi (Doktrin Intra Vires); 4. Pembuktian perbuatan materiil Directing Mind Korporasi; 5. Pembuktian Korporasi sebagai Pihak yang Memperoleh Keuntungan
  • 14. Nama Terdakwa :PT/CV/Yayasan Nomor dan tanggal akta pendirian korporasi beserta perubahannya : ……………………………………. Tempat kedudukan :……………………………………. Kebangsaan :……………………………………. Jenis/bidang usaha :……………………………………. NPWP :…………………………………… Yang diwakili oleh pengurus yang berwenang mewakili di dalam dan di luar pengadilan sesuai peraturan perundang-undangan, yaitu: Nama :…………………………………… Tempat/tanggal lahir :…………………………………… Umur :…………………………………… Jenis kelamin :…………………………………… Kebangsaan :…………………………………… Agama :…………………………………… Pekerjaan :…………………………………… Pendidikan :……………………………………. Dr. Asep N. Mulyana - 14
  • 15. PUTUSAN PN BANJARMASIN TGL. 9 JUNI 2011  Menyatakan terdakwa PT. GJW telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana korupsi secara berlanjut;  Menjatuhkan pidana denda kepada terdakwa PT. GJW Rp. 1,317 Milyar;  Menjatuhkan pidana tambahan berupa penutupan sementara PT. GJW selama 6 (enam) bulan. TERSANGKA TPK PEMBANGUNAN PASAR SENTRA ANTASARI BANJARMASIN: Bonafacius Tjitomo (Direktur PT. GJW) Stevanus Widagdo bin Suraji (Dirut PT. GJW); Edwan Nizar (Kadis Tata Kota Banjarmasin); Midpai Yabani (Mantan Walikota Banjarmasin); Korporasi (PT. GJW) Dr. Asep N. Mulyana - 15
  • 16. PUTUSAN PENGADILAN TPK, TGL. 8 JULI 2013  Pidana penjara terhadap terdakwa Itman Atmanto selama 4 (empat) tahun dan denda Rp. 200 juta, subsidair 3 (tiga) bulan kurungan;  Menghukum PT. IM2 membayar uang pengganti sebesar Rp. 1,358 trilyun, paling lama dalam waktu 1 (satu) tahun setelah putusan inkracht. PUTUSAN PT DKI, TGL. 12 DES 2013  Pidana penjara terhadap terdakwa Itman Atmanto selama 8 tahun penjara dan denda Rp. 200 juta subsidair 3 (tiga) bulan kurungan;  Tidak adanya uang pengganti, karena PT. IM2 belum diajukan ke tahap penuntutan. Dr. Asep N. Mulyana - 16
  • 17. 1. Menyatakan Ir. Ricksy Prematury (Dir. PT. GPI) terbukti melakukan tindak pidana korupsi secara bersama-sama dan berlanjut; 2. Menjatuhkan pidana penjara terhadap Ir. Ricksy Prematury selama 5 (lima) tahun dan denda Rp. 200 juta, subsidair 2 (dua) bulan kurungan (orang); 3. Menghukum PT. GPI membayar uang pengganti sebesar US$ 3,089 juta, (korporasi) PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG RI NO. 2230K/Pid.Sus/213, TGL. 10 FEB 2014 Dr. Asep N. Mulyana - 17
  • 18. 1. Menyatakan terdakwa Suwir Laut alias Liu Che Sui alias ATAK terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana menyampaikan SPT yang isinya tidak benar atau tidak lengkap secara berlanjut; 2. Menjatuhkan pidana penjara selama 2 (dua) tahun; 3. Menetapkan bahwa pidana tersebut tidak akan dijalani, kecuali jika dikemudian hari ada perintah lain dalam putusan Hakim karena Terdakwa dipersalahkan melakukan sesuatu kejahatan atau tidak mencukupi suatu syarat yang ditentukan sebelum berakhirnya masa percobaan selama 3 (tiga) tahun, dengan syarat khusus waktu 1 (satu) tahun 14 (empat belas) perusahaan yang tergabung dalam AAG yang pengisian SPT tahunan diwakili oleh Terdakwa untuk membayar denda 2 (dua) kali pajak terutang yang kurang bayar, yang keseluruhannya berjumlah Rp. 2,519 trilyun secara tunai. PUTUSAN MA NO. 2239K/PID.SUS/2012, TGL. 18 DESEMBER 2012 Dr. Asep N. Mulyana - 18
  • 19. 1. Corporate crime, PT. SN didirikan sebagai sarana penerbitan faktur pajak fiktif; 2. Kerugian negara Rp. 118,69 Milyar. 3. Terdakwa Sulasi Purnomo (Direktur) penjara 2 tahun 6 bulan penjara dan denda Rp. 336 M subs 2 bulan kurungan (Putusan No. 320/Pid.B/2013/PN. Sby Tgl 18 April 2013) 4. Terdakwa Hadi Mulyono (Komisaris): a. Putusan No. 2755/Pid.B/2012/ PN. Sby Tgl. 11 Des 2012 2 tahun penjara dan denda Rp 336 M Subs 1 bulan kurungan b. Putusan No. 176/Pid/2013/ PT.Sby Tgl 13 Maret 2013: 3 tahun penjara dan denda Rp 336 M Subs 1 bulan kurungan Dr. Asep N. Mulyana - 19
  • 20. PERMOHONAN JAKSA PENGACARA NEGARA 1.Menetapkan perbuatan PT. SN melanggar kepentingan umum dan/atau melanggar peraturan per-UU-an. 2.Menetapkan, membubarkan PT. SN, dengan segala akibat hukumnya. 3.Menetapkan Turut Termohon I, II dan III tunduk pd penetapan pembubaran PT SN 4.Menetapkan tim likuidator dan menunjuk Jaksa Pengacara Negara (Pemohon) sebagai anggota tim likuidator. PUTUSAN PN GRESIK NO. 260/Pdt.P/2012 Tgl 17 April 2013: 1.Menjatuhkan putusan dgn verstek. 2.Menyatakan permohonan Pemohon dinyatakan tdk dpt diterima 3.Menghukum pemohon untuk membayar biaya perkara Rp. 1.461.000 Dr. Asep N. Mulyana - 20
  • 21. 1. Jaksa dapat mengajukan permohonan pemeriksaan perseroan kepada pengadilan (Psl 138 UU PT); 2. PT. ASIP diduga telah melakukan perbuatan melanggar perundang- undangan terkait penggunaan faktur pajak fiktif PT. SN; 3. Kejaksaan mengajukan permohonan kepada PN Surabaya:  Mengeluarkan penetapan pemeriksaan PT. ASIP;  Mengangkat ahli untuk melakukan pemeriksaan PT. ASIP. Dr. Asep N. Mulyana - 21
  • 22. 1. Kejaksaan telah melakukan upaya dan langkah-langkah kongkrit dalam penanganan perkara terhadap korporasi. 2. Perlu adanya Diklat Terpadu Antar Penegak Hukum dalam penanganan perkara terhadap korporasi; 3. Perlu adanya road map dan blue print dalam penanganan pertanggung jawaban pidana korporasi, serta merumuskan Standard Guidelines of Law Enforcement Combating Corporate Crime. Dr. Asep N. Mulyana - 22
  • 23. 23