SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
Download to read offline
BERITA NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
No.114, 2016 KEMENKUMHAM. Yayasan. Pengajuan.
Perubahan. Anggaran Dasar. Penyampaian
Perubahan. Pencabutan.
PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 2 TAHUN 2016
TENTANG
TATA CARA PENGAJUAN PERMOHONAN PENGESAHAN BADAN HUKUM DAN
PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR SERTA PENYAMPAIAN
PEMBERITAHUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN PERUBAHAN DATA
YAYASAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan dan tertib
administrasi badan hukum Yayasan maka Peraturan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 5 Tahun
2014 tentang Pengesahan Badan Hukum Yayasan
perlu diganti;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia tentang Tata
Cara Pengajuan Permohonan Pengesahan Badan Hukum
dan Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar serta
Penyampaian Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar
dan Perubahan Data Yayasan;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001
Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4132) sebagaimana telah diubah
www.peraturan.go.id
2016, No.114 -2-
dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Yayasan Nomor 16
Tahun 2001 tentang Yayasan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 115, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4430);
2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2008 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang tentang Yayasan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4894) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2013
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 63
Tahun 2008 tentang Pelaksanaan Undang-Undang
tentang Yayasan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2013 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5387);
4. Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 84);
5. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor
29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 1473);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
TENTANG TATA CARA PENGAJUAN PERMOHONAN
PENGESAHAN BADAN HUKUM DAN PERSETUJUAN
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR SERTA PENYAMPAIAN
PEMBERITAHUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN
PERUBAHAN DATA YAYASAN.
www.peraturan.go.id
2016, No.114
-3-
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan
yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai
tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan
kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota.
2. Sistem Administrasi Badan Hukum yang selanjutnya
disingkat SABH adalah sistem pelayanan administrasi
badan hukum secara elektronik yang diselenggarakan
oleh Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum.
3. Pemohon adalah Notaris yang diberikan kuasa untuk
mengajukan permohonan pengesahan badan hukum
Yayasan melalui SABH.
4. Format Isian adalah bentuk pengisian data yang
dilakukan secara elektronik untuk permohonan
pengajuan pemakaian nama Yayasan, pengesahan badan
hukum dan pemberian persetujuan perubahan anggaran
dasar, penyampaian pemberitahuan perubahan anggaran
dasar dan perubahan data Yayasan.
5. Format Isian Pengajuan Pemakaian Nama Yayasan yang
selanjutnya disebut Format Pengajuan Nama adalah
format isian untuk pengajuan nama Yayasan yang akan
dipakai dalam pendirian Yayasan ataupun perubahan
nama Yayasan.
6. Format Isian Pendirian yang selanjutnya disebut Format
Pendirian adalah format isian untuk permohonan
pengesahan badan hukum Yayasan.
7. Format Isian Perubahan Anggaran Dasar dan/atau Data
Yayasan yang selanjutnya disebut Format Perubahan
adalah format isian untuk permohonan persetujuan
perubahan anggaran dasar, pemberitahuan anggaran
dasar, dan/atau data Yayasan.
www.peraturan.go.id
2016, No.114 -4-
BAB II
PERMOHONAN PENGAJUAN NAMA YAYASAN
Pasal 2
Permohonan Pengesahan Badan Hukum Yayasan harus
didahului dengan pengajuan nama Yayasan.
Pasal 3
(1) Pemohon mengajukan permohonan pemakaian nama
Yayasan kepada Menteri melalui SABH.
(2) Pengajuan nama sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan mengisi Format Pengajuan Nama
Yayasan.
(3) Format Pengajuan Nama Yayasan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) paling sedikit memuat:
a. nomor pembayaran persetujuan pemakaian nama
Yayasan dari bank persepsi; dan
b. nama Yayasan yang dipesan.
Pasal 4
(1) Pemohon wajib membayar terlebih dahulu biaya
persetujuan pemakaian nama Yayasan melalui bank
persepsi untuk 1 (satu) nama Yayasan yang akan
disetujui.
(2) Besarnya biaya persetujuan pemakaian nama Yayasan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
penerimaan negara bukan pajak yang berlaku pada
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
(3) Biaya yang telah dibayarkan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) berlaku untuk jangka waktu paling lama 60
(enam puluh) hari terhitung sejak tanggal dibayarkan.
(4) Biaya yang telah dibayarkan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tidak dapat ditarik kembali.
www.peraturan.go.id
2016, No.114
-5-
Pasal 5
(1) Nama Yayasan yang dipesan harus memenuhi
persyaratan yang diatur dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pemohon wajib mengisi formulir pernyataan yang berisi
bahwa nama Yayasan yang dipesan telah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan
bertanggung jawab penuh terhadap nama Yayasan yang
dipesan.
Pasal 6
(1) Nama Yayasan yang telah disetujui oleh Menteri
diberikan persetujuan pemakaian nama secara
elektronik.
(2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling
sedikit memuat:
a. nomor pemesanan nama;
b. nama Yayasan yang dapat dipakai;
c. tanggal pemesanan;
d. tanggal kedaluwarsa; dan
e. kode pembayaran.
(3) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya
untuk 1 (satu) nama Yayasan.
Pasal 7
Dalam hal nama tidak memenuhi persyaratan pengajuan dan
pemakaian nama Yayasan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, Menteri dapat menolak nama Yayasan
tersebut secara elektronik.
Pasal 8
Nama Yayasan yang telah mendapat persetujuan Menteri
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) berlaku untuk
jangka waktu paling lama 60 (enam puluh) hari.
Pasal 9
Format Pengajuan Nama Yayasan dan tata cara pengisiannya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 serta surat pernyataan
www.peraturan.go.id
2016, No.114 -6-
dan tata cara pengisiannya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 ditetapkan dengan Keputusan Menteri.
BAB III
PERMOHONAN PENGESAHAN BADAN HUKUM YAYASAN
Pasal 10
(1) Permohonan pengesahan badan hukum Yayasan
diajukan oleh Pemohon kepada Menteri.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diajukan melalui SABH.
Pasal 11
(1) Untuk memperoleh Keputusan Menteri mengenai
pengesahan badan hukum Yayasan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10, Pemohon harus mengajukan
permohonan secara elektronik kepada Menteri.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
diajukan dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh)
hari terhitung sejak tanggal akta pendirian
ditandatangani.
(3) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan cara mengisi Format Pendirian.
Pasal 12
(1) Pemohon wajib membayar biaya permohonan pengesahan
badan hukum Yayasan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 11 sebelum mengisi Format Pendirian.
(2) Biaya pengesahan badan hukum Yayasan dibayarkan
melalui bank persepsi.
(3) Besarnya biaya pengesahan badan hukum Yayasan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
www.peraturan.go.id
2016, No.114
-7-
Pasal 13
(1) Pengisian Format Pendirian sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11 ayat (3) juga dilengkapi dengan dokumen
pendukung yang disampaikan secara elektronik.
(2) Dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) berupa surat pernyataan secara elektronik dari
pemohon tentang dokumen untuk pendirian Yayasan
yang telah lengkap.
(3) Selain menyampaikan dokumen sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), pemohon juga harus mengunggah akta
pendirian Yayasan.
(4) Dokumen untuk pendirian Yayasan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) disimpan Notaris, yang meliputi
a. salinan akta pendirian Yayasan;
b. surat pernyataan tempat kedudukan disertai alamat
lengkap Yayasan yang ditandatangani oleh Pengurus
Yayasan dan diketahui oleh lurah/kepala desa
setempat atau dengan nama lainnya;
c. bukti penyetoran atau keterangan bank atas nama
Yayasan atau pernyataan tertulis dari pendiri yang
memuat keterangan nilai kekayaan yang dipisahkan
sebagai kekayaan awal untuk mendirikan Yayasan;
d. surat pernyataan pendiri mengenai keabsahan
kekayaan awal tersebut;
e. bukti penyetoran biaya persetujuan pemakaian
nama, pengesahan, dan pengumuman Yayasan;
f. surat pernyataan tidak sedang dalam sengketa
kepengurusan atau dalam perkara di pengadilan;
dan
g. surat pernyataan kesanggupan dari pendiri untuk
memperoleh kartu nomor pokok wajib pajak dan
laporan penerimaan surat pemberitahuan tahunan
pajak.
(5) Selain melengkapi dokumen pendukung sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) bagi Yayasan yang Pendirinya
orang asing, orang asing bersama-sama dengan orang
Indonesia, atau badan hukum asing harus melampirkan
www.peraturan.go.id
2016, No.114 -8-
surat rekomendasi yang diterbitkan oleh Kementerian
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
luar negeri atau instansi terkait.
(6) Bagi Yayasan yang didirikan berdasarkan surat wasiat,
selain melampirkan dokumen pendukung sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), Pemohon juga harus
melampirkan dokumen pendukung berupa akta wasiat
yang terdaftar pada Pusat Daftar Wasiat.
(7) Dalam hal permohonan pengesahan akta pendirian
Yayasan yang kekayaan awalnya berasal dari Yayasan
yang sudah tidak dapat menggunakan kata ”Yayasan” di
depan namanya, permohonan pengesahan selain
melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) juga harus melampirkan:
a. salinan akta pendirian Yayasan yang dalam premise
aktanya menyebutkan asal usul pendirian Yayasan
termasuk kekayaan Yayasan yang bersangkutan;
b. laporan kegiatan Yayasan paling singkat 5 (lima)
tahun terakhir secara berturut-turut yang
ditandatangani oleh pengurus Yayasan dan
diketahui oleh instansi terkait;
c. surat pernyataan pengurus Yayasan bahwa Yayasan
tidak pernah dibubarkan secara sukarela atau
berdasarkan putusan pengadilan;
d. fotokopi nomor pokok wajib pajak Yayasan yang
telah dilegalisir oleh notaris;
e. surat pernyataan tempat kedudukan disertai alamat
lengkap Yayasan yang ditandatangani oleh Pengurus
Yayasan dan diketahui oleh lurah/kepala desa
setempat atau dengan nama lainnya;
f. pernyataan tertulis dari Pengurus Yayasan yang
memuat keterangan nilai kekayaan pada saat
penyesuaian anggaran dasar;
g. pernyataan Pengurus mengenai keabsahan
kekayaan Yayasan; dan
h. bukti penyetoran biaya pengesahan dan
pengumuman Yayasan.
www.peraturan.go.id
2016, No.114
-9-
Pasal 14
(1) Pemohon wajib mengisi surat pernyataan secara
elektronik yang menyatakan data isian pengesahan
badan hukum Yayasan dan keterangan mengenai
dokumen pendukung telah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan serta Pemohon
bertanggung jawab penuh terhadap data isian dan
keterangan tersebut.
(2) Dalam hal Format Pendirian Yayasan dan dokumen
pendukung telah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, Menteri langsung menyatakan
tidak berkeberatan atas permohonan pengesahan badan
hukum Yayasan secara elektronik.
Pasal 15
(1) Menteri menerbitkan Keputusan Menteri mengenai
pengesahan badan hukum Yayasan dalam jangka waktu
paling lama 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal
pernyataan tidak berkeberatan dari Menteri.
(2) Keputusan Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan kepada Pemohon secara elektronik.
(3) Notaris dapat langsung melakukan pencetakan sendiri
Keputusan Menteri mengenai pengesahan badan hukum
Yayasan, menggunakan kertas berwarna putih ukuran
F4/Folio dengan berat 80 (delapan puluh) gram.
(4) Keputusan Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
wajib ditandatangani dan dibubuhi cap jabatan oleh
Notaris serta memuat frasa yang menyatakan “Keputusan
Menteri ini dicetak dari SABH”.
Pasal 16
Dalam hal Format Pendirian pengesahan badan hukum
Yayasan yang dilengkapi dokumen pendukung sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 tidak sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan, Keputusan Menteri tersebut
dicabut.
www.peraturan.go.id
2016, No.114 -10-
Pasal 17
Format Pendirian dan tata cara pengisiannya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 serta surat pernyataan dan tata
cara pengisiannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14
ditetapkan dengan Keputusan Menteri.
BAB IV
PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR YAYASAN
Pasal 18
(1) Perubahan anggaran dasar tertentu harus mendapat
persetujuan Menteri.
(2) Perubahan anggaran dasar sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi:
a. nama Yayasan; dan
b. kegiatan Yayasan.
(3) Perubahan anggaran dasar sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dimuat atau dinyatakan dalam akta Notaris
dalam Bahasa Indonesia.
(4) Permohonan persetujuan perubahan anggaran dasar
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diajukan kepada
Menteri, dalam jangka waktu paling lama 60 (enam
puluh) hari terhitung sejak tanggal akta Notaris yang
memuat perubahan anggaran dasar.
(5) Apabila jangka waktu 60 (enam puluh) hari sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) telah lewat, permohonan
persetujuan perubahan anggaran dasar tidak dapat
diajukan kepada Menteri.
Pasal 19
Perubahan anggaran dasar yang diputuskan pembina di luar
rapat pembina harus dinyatakan dalam akta Notaris.
Pasal 20
Permohonan persetujuan perubahan anggaran dasar
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) diajukan oleh
Pemohon melalui SABH dengan cara mengisi Format
www.peraturan.go.id
2016, No.114
-11-
Perubahan dilengkapi keterangan mengenai dokumen
pendukung.
Pasal 21
Jika dalam permohonan persetujuan perubahan anggaran
dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 terdapat
perubahan nama Yayasan, permohonan persetujuan
perubahan anggaran dasar diajukan setelah pemakaian nama
memperoleh persetujuan dari Menteri.
Pasal 22
Ketentuan mengenai tata cara permohonan pengesahan badan
hukum Yayasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 dan
Pasal 14 sampai dengan Pasal 16, berlaku secara mutatis
mutandis untuk tata cara permohonan persetujuan
perubahan anggaran dasar Yayasan.
Pasal 23
(1) Pengisian Format Perubahan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 20 juga harus dilengkapi dengan dokumen
pendukung yang disampaikan secara elektronik.
(2) Dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) berupa pernyataan secara elektronik dari Pemohon
mengenai dokumen perubahan anggaran dasar yang
telah lengkap.
(3) Selain menyampaikan dokumen sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), pemohon juga harus mengunggah akta
perubahan anggaran dasar Yayasan.
(4) Dokumen perubahan anggaran dasar sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) disimpan oleh Notaris, yang
meliputi:
a. minuta akta perubahan anggaran dasar Yayasan;
b. notulen rapat Pembina atau keputusan pembina di
luar rapat pembina;
c. fotokopi kartu nomor pokok wajib pajak dan laporan
penerimaan surat pemberitahuan tahunan pajak
Yayasan;
www.peraturan.go.id
2016, No.114 -12-
d. bukti penyetoran biaya persetujuan perubahan
anggaran dasar dan pengumumannya;
e. biaya persetujuan pemakaian nama Yayasan, jika
perubahan dilakukan terhadap nama Yayasan; dan
f. surat pernyataan tidak dalam sengketa dan pailit.
(5) Ketentuan mengenai surat pemberitahuan tahunan pajak
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf c tidak
berlaku bagi Yayasan yang melakukan perubahan
anggaran dasar di bawah 1 (satu) tahun setelah nomor
pokok wajib pajak diterbitkan.
BAB V
PEMBERITAHUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
YAYASAN DAN PERUBAHAN DATA YAYASAN
Bagian Kesatu
Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar Yayasan
Pasal 24
(1) Perubahan anggaran dasar Yayasan selain sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 18 cukup diberitahukan oleh
Pemohon kepada Menteri.
(2) Perubahan anggaran dasar Yayasan bagi Yayasan yang
sudah tidak dapat menggunakan kata “Yayasan” di depan
namanya cukup diberitahukan oleh Pemohon kepada
Menteri.
(3) Permohonan pemberitahuan perubahan anggaran dasar
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2),
diajukan oleh Pemohon melalui SABH dengan cara
mengisi Format Perubahan dilengkapi dengan dokumen
pendukung.
Pasal 25
(1) Pengisian Format Perubahan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 24 ayat (1) dan ayat (2) juga harus
dilengkapi dengan dokumen pendukung yang
disampaikan secara elektronik.
www.peraturan.go.id
2016, No.114
-13-
(2) Dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) berupa pernyataan secara elektronik dari Pemohon
mengenai dokumen perubahan anggaran dasar yang
telah lengkap.
(3) Selain menyampaikan dokumen sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), pemohon juga harus mengunggah akta
perubahan anggaran dasar Yayasan.
(4) Dokumen perubahan anggaran dasar sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) disimpan Notaris, yang meliputi:
a. minuta akta perubahan anggaran dasar Yayasan;
b. fotokopi kartu nomor pokok wajib pajak dan laporan
penerimaan surat pemberitahuan tahunan pajak
Yayasan;
c. bukti penyetoran biaya penerimaan pemberitahuan
perubahan anggaran dasar dan pengumumannya;
dan
d. surat pernyataan tidak dalam sengketa dan pailit.
(5) Ketentuan mengenai surat pemberitahuan tahunan pajak
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b tidak
berlaku bagi Yayasan yang melakukan perubahan
anggaran dasar di bawah 1 (satu) tahun setelah nomor
pokok wajib pajak diterbitkan.
(6) Selain persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
Yayasan yang:
a. mengubah tempat kedudukan harus melampirkan
surat pernyataan tempat kedudukan Yayasan yang
ditandatangani oleh pengurus Yayasan dan
diketahui oleh lurah/kepala desa setempat atau
dengan nama lain; dan
b. memperoleh bantuan negara, bantuan luar negeri,
dan/atau pihak lain sebesar Rp500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah) atau lebih dalam 1 (satu) tahun
buku atau mempunyai kekayaan di luar harta wakaf
sebesar Rp20.000.000.000,00 (dua puluh miliar
rupiah) atau lebih harus melampirkan pengumuman
surat kabar yang memuat ikhtisar laporan tahunan
dan tembusan hasil audit laporan tahunan.
www.peraturan.go.id
2016, No.114 -14-
(7) Dalam hal perubahan Anggaran Dasar sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 24 ayat (2) harus melampirkan:
a. surat pernyataan dari pengurus:
1) masih melakukan kegiatan sesuai anggaran
dasarnya paling sedikit selama 5 (lima) tahun
berturut-turut sebelum penyesuaian anggaran
dasar dan tidak pernah dibubarkan; dan
2) tidak dalam sengketa dan pailit.
b. laporan keuangan yang dibuat dan ditandatangani
oleh pengurus Yayasan tersebut atau laporan
keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik
bagi Yayasan yang laporan keuangannya wajib
diaudit sesuai dengan ketentuan Undang-Undang;
c. data mengenai nama dari anggota pembina,
pengurus, dan pengawas yang diangkat pada saat
perubahan dalam rangka penyesuaian anggaran
dasar tersebut.
d. minuta akta perubahan seluruh anggaran dasar
yang dilakukan dalam rangka penyesuaian dengan
ketentuan Undang-Undang;
e. fotokopi Tambahan Berita Negara Republik
Indonesia yang memuat akta pendirian Yayasan
atau bukti pendaftaran akta pendirian di pengadilan
negeri dan izin melakukan kegiatan dari instansi
terkait;
f. laporan kegiatan Yayasan selama 5 (lima) tahun
berturut-turut sebelum penyesuaian anggaran dasar
yang ditandatangani oleh pengurus dan diketahui
oleh instansi terkait;
g. fotokopi nomor pokok wajib pajak Yayasan yang
telah dilegalisir oleh Notaris;
h. surat pernyataan tempat kedudukan disertai alamat
lengkap Yayasan yang ditandatangani oleh pengurus
Yayasan dan diketahui oleh lurah/kepala desa
setempat atau nama lainnya atau pengelola gedung;
www.peraturan.go.id
2016, No.114
-15-
i. neraca Yayasan yang ditandatangani oleh semua
anggota organ Yayasan atau laporan akuntan publik
mengenai kekayaan Yayasan pada saat penyesuaian;
j. bukti pengumuman surat kabar mengenai ikhtisar
laporan tahunan bagi Yayasan yang sebagian
kekayaannya berasal dari bantuan negara, bantuan
luar negeri, dan/atau sumbangan masyarakat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72 Undang-
Undang; dan
k. bukti penyetoran biaya pemberitahuan perubahan
anggaran dasar Yayasan dan pengumumannya.
Pasal 26
(1) Ketentuan mengenai tata cara permohonan pengesahan
badan hukum Yayasan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12, dan Pasal 14 sampai dengan Pasal 16, berlaku
secara mutatis mutandis untuk tata cara permohonan
pemberitahuan perubahan anggaran dasar Yayasan.
(2) Surat penerimaan pemberitahuan dari Menteri wajib
ditandatangani dan dibubuhi cap jabatan oleh Notaris
serta memuat frasa yang menyatakan “Surat Penerimaan
Pemberitahuan ini dicetak dari SABH”.
Bagian Kedua
Pemberitahuan Perubahan Data Yayasan
Pasal 27
(1) Perubahan data Yayasan cukup diberitahukan oleh
Pemohon kepada Menteri.
(2) Perubahan data Yayasan dengan mengisi Format
Perubahan pada SABH.
(3) Perubahan data Yayasan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi:
a. perubahan pembina;
b. perubahan atau pengangkatan kembali pengurus
dan/atau pengawas; dan
c. perubahan alamat lengkap.
www.peraturan.go.id
2016, No.114 -16-
Pasal 28
(1) Pengisian Format Perubahan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 27 ayat (3) juga harus dilengkapi dengan
dokumen pendukung yang disampaikan secara
elektronik.
(2) Dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) berupa pernyataan secara elektronik dari Pemohon
mengenai dokumen perubahan data Yayasan yang telah
lengkap.
(3) Selain menyampaikan dokumen sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), Pemohon juga harus mengunggah akta
perubahan data Yayasan.
(4) Dokumen perubahan data Yayasan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) disimpan oleh Notaris, untuk:
a. perubahan pembina, berupa:
1. minuta akta tentang perubahan pembina; dan
2. fotokopi identitas pembina.
b. perubahan atau pengangkatan kembali pengurus
dan/atau pengawas, berupa:
1. minuta akta tentang perubahan atau
pengangkatan kembali pengurus dan/atau
pengawas; dan
2. fotokopi identitas pengurus dan/atau
pengawas.
c. perubahan alamat lengkap, berupa:
1. minuta akta tentang perubahan alamat;
2. surat pernyataan dari pengurus Yayasan yang
diketahui oleh lurah/kepala desa atau dengan
nama lain atau pengelola gedung; dan
3. fotokopi kartu nomor pokok wajib pajak dan
laporan penerimaan surat pemberitahuan
tahunan pajak Yayasan.
Pasal 29
(1) Ketentuan mengenai tata cara permohonan pengesahan
badan hukum Yayasan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 14 sampai dengan Pasal 16, berlaku secara mutatis
www.peraturan.go.id
2016, No.114
-17-
mutandis untuk tata cara permohonan pemberitahuan
perubahan data Yayasan.
(2) Surat penerimaan pemberitahuan dari Menteri wajib
ditandatangani dan dibubuhi cap jabatan oleh Notaris
serta memuat frasa yang menyatakan “Surat Penerimaan
Pemberitahuan ini dicetak dari SABH”.
Pasal 30
Pengisian Format Perubahan anggaran dasar sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 18 dan Pasal 24 dapat dilakukan juga
secara bersama dengan pengisian Format Perubahan data
Yayasan.
BAB VI
PERMOHONAN SECARA NONELEKTRONIK
Pasal 31
(1) Dalam hal permohonan pengesahan badan hukum,
permohonan perubahan anggaran dasar, atau
permohonan perubahan data Yayasan tidak dapat
diajukan secara elektronik disebabkan oleh:
a. Notaris yang tempat kedudukannya belum tersedia
jaringan internet; atau
b. SABH tidak berfungsi sebagaimana mestinya
berdasarkan pengumuman resmi oleh Menteri,
Pemohon dapat mengajukan permohonan secara manual.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan secara tertulis dengan melampirkan:
a. dokumen pendukung; dan/atau
b. surat keterangan dari kepala kantor telekomunikasi
setempat yang menyatakan bahwa tempat
kedudukan Notaris yang bersangkutan belum
terjangkau oleh fasilitas internet.
www.peraturan.go.id
2016, No.114 -18-
BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 32
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, permohonan
perubahan anggaran dasar dan perubahan data Yayasan yang
telah diajukan dan sedang diproses sebelum Peraturan
Menteri ini mulai berlaku, diproses berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang Yayasan.
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 33
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 5 Tahun 2014
tentang Pengesahan Badan Hukum Yayasan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 393), dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 34
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
www.peraturan.go.id
2016, No.114
-19-
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 7 Januari 2016
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
YASONNA H. LAOLY
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 25 Januari 2016
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
WIDODO EKATJAHJANA
www.peraturan.go.id

More Related Content

What's hot

2012 Perda ijin gangguan
2012 Perda ijin gangguan2012 Perda ijin gangguan
2012 Perda ijin gangguanPA_Klaten
 
Jaminan pensiun ln155 2015(5715)pp045-2015 - jp
Jaminan pensiun ln155 2015(5715)pp045-2015 - jpJaminan pensiun ln155 2015(5715)pp045-2015 - jp
Jaminan pensiun ln155 2015(5715)pp045-2015 - jpEpul Saepullah
 
No. 4 Tentang pedoman umum penyaluran bantuan hibah
No. 4 Tentang pedoman umum penyaluran bantuan hibahNo. 4 Tentang pedoman umum penyaluran bantuan hibah
No. 4 Tentang pedoman umum penyaluran bantuan hibahkabupaten_pakpakbharat
 
Penyelesaian Sengketa Kesehatan Melalui Peradilan Adat di Provinsi Papua
Penyelesaian Sengketa Kesehatan Melalui Peradilan Adat di Provinsi PapuaPenyelesaian Sengketa Kesehatan Melalui Peradilan Adat di Provinsi Papua
Penyelesaian Sengketa Kesehatan Melalui Peradilan Adat di Provinsi PapuaLalu Guntur Payasan
 
Format proposal hibah bansos 2014
Format proposal hibah bansos 2014Format proposal hibah bansos 2014
Format proposal hibah bansos 2014endrah80
 
UU 16 tahun 2001 dengan Sisipan UU 28 2004 ttg Yayasan
UU 16 tahun 2001 dengan Sisipan UU 28 2004 ttg Yayasan UU 16 tahun 2001 dengan Sisipan UU 28 2004 ttg Yayasan
UU 16 tahun 2001 dengan Sisipan UU 28 2004 ttg Yayasan teteruga
 
2011 Retribusi perizinan tertentu setuju menkeu+prov
2011 Retribusi perizinan tertentu setuju menkeu+prov2011 Retribusi perizinan tertentu setuju menkeu+prov
2011 Retribusi perizinan tertentu setuju menkeu+provPA_Klaten
 
UU Nomor 4 Tahun 2014
UU Nomor 4 Tahun 2014UU Nomor 4 Tahun 2014
UU Nomor 4 Tahun 2014Parja Negara
 
Sk nomor 28 ku (2012)penunjukan panitia pemeriksaan barang
Sk nomor 28 ku (2012)penunjukan panitia pemeriksaan barangSk nomor 28 ku (2012)penunjukan panitia pemeriksaan barang
Sk nomor 28 ku (2012)penunjukan panitia pemeriksaan barangNurman syah
 
Sk pejabat pengadaan 2013
Sk pejabat pengadaan 2013Sk pejabat pengadaan 2013
Sk pejabat pengadaan 2013moliiceman
 
Sk nomor 29 ku (2012)penunjukan pejabat pengadaan barang pemerintah
Sk nomor 29 ku (2012)penunjukan pejabat pengadaan barang pemerintahSk nomor 29 ku (2012)penunjukan pejabat pengadaan barang pemerintah
Sk nomor 29 ku (2012)penunjukan pejabat pengadaan barang pemerintahNurman syah
 
Peraturan bpjs kesehatan no 2 tahun 2016 tentang tata cara pembayaran iuran d...
Peraturan bpjs kesehatan no 2 tahun 2016 tentang tata cara pembayaran iuran d...Peraturan bpjs kesehatan no 2 tahun 2016 tentang tata cara pembayaran iuran d...
Peraturan bpjs kesehatan no 2 tahun 2016 tentang tata cara pembayaran iuran d...Ulfah Hanum
 
Pp no 61_th_2010 tentang pelaksanaan Keterbukaan Info publik
Pp no 61_th_2010 tentang pelaksanaan Keterbukaan Info publikPp no 61_th_2010 tentang pelaksanaan Keterbukaan Info publik
Pp no 61_th_2010 tentang pelaksanaan Keterbukaan Info publikEdi Hari
 

What's hot (18)

2012 Perda ijin gangguan
2012 Perda ijin gangguan2012 Perda ijin gangguan
2012 Perda ijin gangguan
 
Jaminan pensiun ln155 2015(5715)pp045-2015 - jp
Jaminan pensiun ln155 2015(5715)pp045-2015 - jpJaminan pensiun ln155 2015(5715)pp045-2015 - jp
Jaminan pensiun ln155 2015(5715)pp045-2015 - jp
 
No. 4 Tentang pedoman umum penyaluran bantuan hibah
No. 4 Tentang pedoman umum penyaluran bantuan hibahNo. 4 Tentang pedoman umum penyaluran bantuan hibah
No. 4 Tentang pedoman umum penyaluran bantuan hibah
 
Penyelesaian Sengketa Kesehatan Melalui Peradilan Adat di Provinsi Papua
Penyelesaian Sengketa Kesehatan Melalui Peradilan Adat di Provinsi PapuaPenyelesaian Sengketa Kesehatan Melalui Peradilan Adat di Provinsi Papua
Penyelesaian Sengketa Kesehatan Melalui Peradilan Adat di Provinsi Papua
 
Hibah dan bansos
Hibah dan bansosHibah dan bansos
Hibah dan bansos
 
Format proposal hibah bansos 2014
Format proposal hibah bansos 2014Format proposal hibah bansos 2014
Format proposal hibah bansos 2014
 
Pp no. 24 tahun 1976 tentang cuti pns
Pp no. 24 tahun 1976 tentang cuti pnsPp no. 24 tahun 1976 tentang cuti pns
Pp no. 24 tahun 1976 tentang cuti pns
 
UU 16 tahun 2001 dengan Sisipan UU 28 2004 ttg Yayasan
UU 16 tahun 2001 dengan Sisipan UU 28 2004 ttg Yayasan UU 16 tahun 2001 dengan Sisipan UU 28 2004 ttg Yayasan
UU 16 tahun 2001 dengan Sisipan UU 28 2004 ttg Yayasan
 
2011 Retribusi perizinan tertentu setuju menkeu+prov
2011 Retribusi perizinan tertentu setuju menkeu+prov2011 Retribusi perizinan tertentu setuju menkeu+prov
2011 Retribusi perizinan tertentu setuju menkeu+prov
 
UU Nomor 4 Tahun 2014
UU Nomor 4 Tahun 2014UU Nomor 4 Tahun 2014
UU Nomor 4 Tahun 2014
 
Pp no-61-tahun-2010
Pp no-61-tahun-2010Pp no-61-tahun-2010
Pp no-61-tahun-2010
 
Uu 28 2004
Uu 28 2004Uu 28 2004
Uu 28 2004
 
Sk nomor 28 ku (2012)penunjukan panitia pemeriksaan barang
Sk nomor 28 ku (2012)penunjukan panitia pemeriksaan barangSk nomor 28 ku (2012)penunjukan panitia pemeriksaan barang
Sk nomor 28 ku (2012)penunjukan panitia pemeriksaan barang
 
Sk pejabat pengadaan 2013
Sk pejabat pengadaan 2013Sk pejabat pengadaan 2013
Sk pejabat pengadaan 2013
 
Permenkeu 4 2022
Permenkeu 4 2022Permenkeu 4 2022
Permenkeu 4 2022
 
Sk nomor 29 ku (2012)penunjukan pejabat pengadaan barang pemerintah
Sk nomor 29 ku (2012)penunjukan pejabat pengadaan barang pemerintahSk nomor 29 ku (2012)penunjukan pejabat pengadaan barang pemerintah
Sk nomor 29 ku (2012)penunjukan pejabat pengadaan barang pemerintah
 
Peraturan bpjs kesehatan no 2 tahun 2016 tentang tata cara pembayaran iuran d...
Peraturan bpjs kesehatan no 2 tahun 2016 tentang tata cara pembayaran iuran d...Peraturan bpjs kesehatan no 2 tahun 2016 tentang tata cara pembayaran iuran d...
Peraturan bpjs kesehatan no 2 tahun 2016 tentang tata cara pembayaran iuran d...
 
Pp no 61_th_2010 tentang pelaksanaan Keterbukaan Info publik
Pp no 61_th_2010 tentang pelaksanaan Keterbukaan Info publikPp no 61_th_2010 tentang pelaksanaan Keterbukaan Info publik
Pp no 61_th_2010 tentang pelaksanaan Keterbukaan Info publik
 

Similar to YAYASAN-PERATURAN

Uu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang
Uu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utangUu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang
Uu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utanganthonius karianga
 
Uu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPU
Uu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPUUu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPU
Uu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPUFERI S SAMAD
 
Modul yayasan dalam sabh 22 april 2013
Modul yayasan dalam sabh 22 april 2013Modul yayasan dalam sabh 22 april 2013
Modul yayasan dalam sabh 22 april 2013Agung Budiono
 
POJK Nomor 14 Tahun 2016.pdf
POJK Nomor 14 Tahun 2016.pdfPOJK Nomor 14 Tahun 2016.pdf
POJK Nomor 14 Tahun 2016.pdfdandeeq
 
5. UU-40-2007 PERSEROAN TERBATAS.pdf
5. UU-40-2007 PERSEROAN TERBATAS.pdf5. UU-40-2007 PERSEROAN TERBATAS.pdf
5. UU-40-2007 PERSEROAN TERBATAS.pdfIzam17
 
PERMENDAGRI Nomor 57 Tahun 2017.pdf
PERMENDAGRI Nomor 57 Tahun 2017.pdfPERMENDAGRI Nomor 57 Tahun 2017.pdf
PERMENDAGRI Nomor 57 Tahun 2017.pdfPartaiPelitaMaluku
 
Mengurus badan hukum koperasi
Mengurus badan hukum koperasiMengurus badan hukum koperasi
Mengurus badan hukum koperasikoperindo
 
1. salinan pp nomor 8 tahun 2021
1. salinan pp nomor 8 tahun 20211. salinan pp nomor 8 tahun 2021
1. salinan pp nomor 8 tahun 2021Legal Akses
 
EVALUASI KESIAPAN PENYEDIAAN ANGGARAN PILKADA SERENTAK TAHUN 2017
EVALUASI KESIAPAN PENYEDIAAN ANGGARAN PILKADA SERENTAK TAHUN 2017 EVALUASI KESIAPAN PENYEDIAAN ANGGARAN PILKADA SERENTAK TAHUN 2017
EVALUASI KESIAPAN PENYEDIAAN ANGGARAN PILKADA SERENTAK TAHUN 2017 Massaputro Delly TP
 
Hak uji materil ke mahkamah agung ri
Hak uji materil ke mahkamah agung riHak uji materil ke mahkamah agung ri
Hak uji materil ke mahkamah agung riEri Triwanda
 
Uu no 40 2007 Tentang perseroan terbatas
Uu no 40 2007 Tentang perseroan terbatasUu no 40 2007 Tentang perseroan terbatas
Uu no 40 2007 Tentang perseroan terbatasYesica Adicondro
 
Formasi Notaris 2018.pdf
Formasi Notaris 2018.pdfFormasi Notaris 2018.pdf
Formasi Notaris 2018.pdfYasaGPhotoWorks
 
UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.PDF
UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.PDFUU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.PDF
UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.PDFImam Prastio
 
Buku tata-cara-pendrian-koperesi
Buku tata-cara-pendrian-koperesiBuku tata-cara-pendrian-koperesi
Buku tata-cara-pendrian-koperesiWindu Hernowo II
 

Similar to YAYASAN-PERATURAN (20)

Pendaftaran CV.pdf
Pendaftaran CV.pdfPendaftaran CV.pdf
Pendaftaran CV.pdf
 
Bn1011 2018
Bn1011 2018Bn1011 2018
Bn1011 2018
 
Uu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang
Uu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utangUu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang
Uu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang
 
Uu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPU
Uu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPUUu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPU
Uu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPU
 
Modul yayasan dalam sabh 22 april 2013
Modul yayasan dalam sabh 22 april 2013Modul yayasan dalam sabh 22 april 2013
Modul yayasan dalam sabh 22 april 2013
 
POJK Nomor 14 Tahun 2016.pdf
POJK Nomor 14 Tahun 2016.pdfPOJK Nomor 14 Tahun 2016.pdf
POJK Nomor 14 Tahun 2016.pdf
 
5. UU-40-2007 PERSEROAN TERBATAS.pdf
5. UU-40-2007 PERSEROAN TERBATAS.pdf5. UU-40-2007 PERSEROAN TERBATAS.pdf
5. UU-40-2007 PERSEROAN TERBATAS.pdf
 
Uu no 16_th_2001 yayasan
Uu no 16_th_2001 yayasanUu no 16_th_2001 yayasan
Uu no 16_th_2001 yayasan
 
PERMENDAGRI Nomor 57 Tahun 2017.pdf
PERMENDAGRI Nomor 57 Tahun 2017.pdfPERMENDAGRI Nomor 57 Tahun 2017.pdf
PERMENDAGRI Nomor 57 Tahun 2017.pdf
 
Mengurus badan hukum koperasi
Mengurus badan hukum koperasiMengurus badan hukum koperasi
Mengurus badan hukum koperasi
 
Perkom No. 2 Tahun 2020 LHKPN.pdf
Perkom No. 2 Tahun 2020 LHKPN.pdfPerkom No. 2 Tahun 2020 LHKPN.pdf
Perkom No. 2 Tahun 2020 LHKPN.pdf
 
UU RI Tentang Yayasan
UU RI Tentang YayasanUU RI Tentang Yayasan
UU RI Tentang Yayasan
 
1. salinan pp nomor 8 tahun 2021
1. salinan pp nomor 8 tahun 20211. salinan pp nomor 8 tahun 2021
1. salinan pp nomor 8 tahun 2021
 
EVALUASI KESIAPAN PENYEDIAAN ANGGARAN PILKADA SERENTAK TAHUN 2017
EVALUASI KESIAPAN PENYEDIAAN ANGGARAN PILKADA SERENTAK TAHUN 2017 EVALUASI KESIAPAN PENYEDIAAN ANGGARAN PILKADA SERENTAK TAHUN 2017
EVALUASI KESIAPAN PENYEDIAAN ANGGARAN PILKADA SERENTAK TAHUN 2017
 
Uu 16 2001
Uu 16 2001Uu 16 2001
Uu 16 2001
 
Hak uji materil ke mahkamah agung ri
Hak uji materil ke mahkamah agung riHak uji materil ke mahkamah agung ri
Hak uji materil ke mahkamah agung ri
 
Uu no 40 2007 Tentang perseroan terbatas
Uu no 40 2007 Tentang perseroan terbatasUu no 40 2007 Tentang perseroan terbatas
Uu no 40 2007 Tentang perseroan terbatas
 
Formasi Notaris 2018.pdf
Formasi Notaris 2018.pdfFormasi Notaris 2018.pdf
Formasi Notaris 2018.pdf
 
UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.PDF
UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.PDFUU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.PDF
UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.PDF
 
Buku tata-cara-pendrian-koperesi
Buku tata-cara-pendrian-koperesiBuku tata-cara-pendrian-koperesi
Buku tata-cara-pendrian-koperesi
 

Recently uploaded

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 

YAYASAN-PERATURAN

  • 1. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.114, 2016 KEMENKUMHAM. Yayasan. Pengajuan. Perubahan. Anggaran Dasar. Penyampaian Perubahan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN PERMOHONAN PENGESAHAN BADAN HUKUM DAN PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR SERTA PENYAMPAIAN PEMBERITAHUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN PERUBAHAN DATA YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan dan tertib administrasi badan hukum Yayasan maka Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pengesahan Badan Hukum Yayasan perlu diganti; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia tentang Tata Cara Pengajuan Permohonan Pengesahan Badan Hukum dan Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar serta Penyampaian Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar dan Perubahan Data Yayasan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4132) sebagaimana telah diubah www.peraturan.go.id
  • 2. 2016, No.114 -2- dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Yayasan Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4430); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2008 tentang Pelaksanaan Undang-Undang tentang Yayasan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4894) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2008 tentang Pelaksanaan Undang-Undang tentang Yayasan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5387); 4. Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 84); 5. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1473); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA TENTANG TATA CARA PENGAJUAN PERMOHONAN PENGESAHAN BADAN HUKUM DAN PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR SERTA PENYAMPAIAN PEMBERITAHUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN PERUBAHAN DATA YAYASAN. www.peraturan.go.id
  • 3. 2016, No.114 -3- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota. 2. Sistem Administrasi Badan Hukum yang selanjutnya disingkat SABH adalah sistem pelayanan administrasi badan hukum secara elektronik yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum. 3. Pemohon adalah Notaris yang diberikan kuasa untuk mengajukan permohonan pengesahan badan hukum Yayasan melalui SABH. 4. Format Isian adalah bentuk pengisian data yang dilakukan secara elektronik untuk permohonan pengajuan pemakaian nama Yayasan, pengesahan badan hukum dan pemberian persetujuan perubahan anggaran dasar, penyampaian pemberitahuan perubahan anggaran dasar dan perubahan data Yayasan. 5. Format Isian Pengajuan Pemakaian Nama Yayasan yang selanjutnya disebut Format Pengajuan Nama adalah format isian untuk pengajuan nama Yayasan yang akan dipakai dalam pendirian Yayasan ataupun perubahan nama Yayasan. 6. Format Isian Pendirian yang selanjutnya disebut Format Pendirian adalah format isian untuk permohonan pengesahan badan hukum Yayasan. 7. Format Isian Perubahan Anggaran Dasar dan/atau Data Yayasan yang selanjutnya disebut Format Perubahan adalah format isian untuk permohonan persetujuan perubahan anggaran dasar, pemberitahuan anggaran dasar, dan/atau data Yayasan. www.peraturan.go.id
  • 4. 2016, No.114 -4- BAB II PERMOHONAN PENGAJUAN NAMA YAYASAN Pasal 2 Permohonan Pengesahan Badan Hukum Yayasan harus didahului dengan pengajuan nama Yayasan. Pasal 3 (1) Pemohon mengajukan permohonan pemakaian nama Yayasan kepada Menteri melalui SABH. (2) Pengajuan nama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan mengisi Format Pengajuan Nama Yayasan. (3) Format Pengajuan Nama Yayasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling sedikit memuat: a. nomor pembayaran persetujuan pemakaian nama Yayasan dari bank persepsi; dan b. nama Yayasan yang dipesan. Pasal 4 (1) Pemohon wajib membayar terlebih dahulu biaya persetujuan pemakaian nama Yayasan melalui bank persepsi untuk 1 (satu) nama Yayasan yang akan disetujui. (2) Besarnya biaya persetujuan pemakaian nama Yayasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai penerimaan negara bukan pajak yang berlaku pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. (3) Biaya yang telah dibayarkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku untuk jangka waktu paling lama 60 (enam puluh) hari terhitung sejak tanggal dibayarkan. (4) Biaya yang telah dibayarkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat ditarik kembali. www.peraturan.go.id
  • 5. 2016, No.114 -5- Pasal 5 (1) Nama Yayasan yang dipesan harus memenuhi persyaratan yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Pemohon wajib mengisi formulir pernyataan yang berisi bahwa nama Yayasan yang dipesan telah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan bertanggung jawab penuh terhadap nama Yayasan yang dipesan. Pasal 6 (1) Nama Yayasan yang telah disetujui oleh Menteri diberikan persetujuan pemakaian nama secara elektronik. (2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat: a. nomor pemesanan nama; b. nama Yayasan yang dapat dipakai; c. tanggal pemesanan; d. tanggal kedaluwarsa; dan e. kode pembayaran. (3) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya untuk 1 (satu) nama Yayasan. Pasal 7 Dalam hal nama tidak memenuhi persyaratan pengajuan dan pemakaian nama Yayasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, Menteri dapat menolak nama Yayasan tersebut secara elektronik. Pasal 8 Nama Yayasan yang telah mendapat persetujuan Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) berlaku untuk jangka waktu paling lama 60 (enam puluh) hari. Pasal 9 Format Pengajuan Nama Yayasan dan tata cara pengisiannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 serta surat pernyataan www.peraturan.go.id
  • 6. 2016, No.114 -6- dan tata cara pengisiannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ditetapkan dengan Keputusan Menteri. BAB III PERMOHONAN PENGESAHAN BADAN HUKUM YAYASAN Pasal 10 (1) Permohonan pengesahan badan hukum Yayasan diajukan oleh Pemohon kepada Menteri. (2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan melalui SABH. Pasal 11 (1) Untuk memperoleh Keputusan Menteri mengenai pengesahan badan hukum Yayasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, Pemohon harus mengajukan permohonan secara elektronik kepada Menteri. (2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) hari terhitung sejak tanggal akta pendirian ditandatangani. (3) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan cara mengisi Format Pendirian. Pasal 12 (1) Pemohon wajib membayar biaya permohonan pengesahan badan hukum Yayasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 sebelum mengisi Format Pendirian. (2) Biaya pengesahan badan hukum Yayasan dibayarkan melalui bank persepsi. (3) Besarnya biaya pengesahan badan hukum Yayasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. www.peraturan.go.id
  • 7. 2016, No.114 -7- Pasal 13 (1) Pengisian Format Pendirian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (3) juga dilengkapi dengan dokumen pendukung yang disampaikan secara elektronik. (2) Dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa surat pernyataan secara elektronik dari pemohon tentang dokumen untuk pendirian Yayasan yang telah lengkap. (3) Selain menyampaikan dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (2), pemohon juga harus mengunggah akta pendirian Yayasan. (4) Dokumen untuk pendirian Yayasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disimpan Notaris, yang meliputi a. salinan akta pendirian Yayasan; b. surat pernyataan tempat kedudukan disertai alamat lengkap Yayasan yang ditandatangani oleh Pengurus Yayasan dan diketahui oleh lurah/kepala desa setempat atau dengan nama lainnya; c. bukti penyetoran atau keterangan bank atas nama Yayasan atau pernyataan tertulis dari pendiri yang memuat keterangan nilai kekayaan yang dipisahkan sebagai kekayaan awal untuk mendirikan Yayasan; d. surat pernyataan pendiri mengenai keabsahan kekayaan awal tersebut; e. bukti penyetoran biaya persetujuan pemakaian nama, pengesahan, dan pengumuman Yayasan; f. surat pernyataan tidak sedang dalam sengketa kepengurusan atau dalam perkara di pengadilan; dan g. surat pernyataan kesanggupan dari pendiri untuk memperoleh kartu nomor pokok wajib pajak dan laporan penerimaan surat pemberitahuan tahunan pajak. (5) Selain melengkapi dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bagi Yayasan yang Pendirinya orang asing, orang asing bersama-sama dengan orang Indonesia, atau badan hukum asing harus melampirkan www.peraturan.go.id
  • 8. 2016, No.114 -8- surat rekomendasi yang diterbitkan oleh Kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang luar negeri atau instansi terkait. (6) Bagi Yayasan yang didirikan berdasarkan surat wasiat, selain melampirkan dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Pemohon juga harus melampirkan dokumen pendukung berupa akta wasiat yang terdaftar pada Pusat Daftar Wasiat. (7) Dalam hal permohonan pengesahan akta pendirian Yayasan yang kekayaan awalnya berasal dari Yayasan yang sudah tidak dapat menggunakan kata ”Yayasan” di depan namanya, permohonan pengesahan selain melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga harus melampirkan: a. salinan akta pendirian Yayasan yang dalam premise aktanya menyebutkan asal usul pendirian Yayasan termasuk kekayaan Yayasan yang bersangkutan; b. laporan kegiatan Yayasan paling singkat 5 (lima) tahun terakhir secara berturut-turut yang ditandatangani oleh pengurus Yayasan dan diketahui oleh instansi terkait; c. surat pernyataan pengurus Yayasan bahwa Yayasan tidak pernah dibubarkan secara sukarela atau berdasarkan putusan pengadilan; d. fotokopi nomor pokok wajib pajak Yayasan yang telah dilegalisir oleh notaris; e. surat pernyataan tempat kedudukan disertai alamat lengkap Yayasan yang ditandatangani oleh Pengurus Yayasan dan diketahui oleh lurah/kepala desa setempat atau dengan nama lainnya; f. pernyataan tertulis dari Pengurus Yayasan yang memuat keterangan nilai kekayaan pada saat penyesuaian anggaran dasar; g. pernyataan Pengurus mengenai keabsahan kekayaan Yayasan; dan h. bukti penyetoran biaya pengesahan dan pengumuman Yayasan. www.peraturan.go.id
  • 9. 2016, No.114 -9- Pasal 14 (1) Pemohon wajib mengisi surat pernyataan secara elektronik yang menyatakan data isian pengesahan badan hukum Yayasan dan keterangan mengenai dokumen pendukung telah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan serta Pemohon bertanggung jawab penuh terhadap data isian dan keterangan tersebut. (2) Dalam hal Format Pendirian Yayasan dan dokumen pendukung telah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, Menteri langsung menyatakan tidak berkeberatan atas permohonan pengesahan badan hukum Yayasan secara elektronik. Pasal 15 (1) Menteri menerbitkan Keputusan Menteri mengenai pengesahan badan hukum Yayasan dalam jangka waktu paling lama 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal pernyataan tidak berkeberatan dari Menteri. (2) Keputusan Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Pemohon secara elektronik. (3) Notaris dapat langsung melakukan pencetakan sendiri Keputusan Menteri mengenai pengesahan badan hukum Yayasan, menggunakan kertas berwarna putih ukuran F4/Folio dengan berat 80 (delapan puluh) gram. (4) Keputusan Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (3) wajib ditandatangani dan dibubuhi cap jabatan oleh Notaris serta memuat frasa yang menyatakan “Keputusan Menteri ini dicetak dari SABH”. Pasal 16 Dalam hal Format Pendirian pengesahan badan hukum Yayasan yang dilengkapi dokumen pendukung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, Keputusan Menteri tersebut dicabut. www.peraturan.go.id
  • 10. 2016, No.114 -10- Pasal 17 Format Pendirian dan tata cara pengisiannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 serta surat pernyataan dan tata cara pengisiannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ditetapkan dengan Keputusan Menteri. BAB IV PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR YAYASAN Pasal 18 (1) Perubahan anggaran dasar tertentu harus mendapat persetujuan Menteri. (2) Perubahan anggaran dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. nama Yayasan; dan b. kegiatan Yayasan. (3) Perubahan anggaran dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dimuat atau dinyatakan dalam akta Notaris dalam Bahasa Indonesia. (4) Permohonan persetujuan perubahan anggaran dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diajukan kepada Menteri, dalam jangka waktu paling lama 60 (enam puluh) hari terhitung sejak tanggal akta Notaris yang memuat perubahan anggaran dasar. (5) Apabila jangka waktu 60 (enam puluh) hari sebagaimana dimaksud pada ayat (4) telah lewat, permohonan persetujuan perubahan anggaran dasar tidak dapat diajukan kepada Menteri. Pasal 19 Perubahan anggaran dasar yang diputuskan pembina di luar rapat pembina harus dinyatakan dalam akta Notaris. Pasal 20 Permohonan persetujuan perubahan anggaran dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) diajukan oleh Pemohon melalui SABH dengan cara mengisi Format www.peraturan.go.id
  • 11. 2016, No.114 -11- Perubahan dilengkapi keterangan mengenai dokumen pendukung. Pasal 21 Jika dalam permohonan persetujuan perubahan anggaran dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 terdapat perubahan nama Yayasan, permohonan persetujuan perubahan anggaran dasar diajukan setelah pemakaian nama memperoleh persetujuan dari Menteri. Pasal 22 Ketentuan mengenai tata cara permohonan pengesahan badan hukum Yayasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 dan Pasal 14 sampai dengan Pasal 16, berlaku secara mutatis mutandis untuk tata cara permohonan persetujuan perubahan anggaran dasar Yayasan. Pasal 23 (1) Pengisian Format Perubahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 juga harus dilengkapi dengan dokumen pendukung yang disampaikan secara elektronik. (2) Dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa pernyataan secara elektronik dari Pemohon mengenai dokumen perubahan anggaran dasar yang telah lengkap. (3) Selain menyampaikan dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (2), pemohon juga harus mengunggah akta perubahan anggaran dasar Yayasan. (4) Dokumen perubahan anggaran dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disimpan oleh Notaris, yang meliputi: a. minuta akta perubahan anggaran dasar Yayasan; b. notulen rapat Pembina atau keputusan pembina di luar rapat pembina; c. fotokopi kartu nomor pokok wajib pajak dan laporan penerimaan surat pemberitahuan tahunan pajak Yayasan; www.peraturan.go.id
  • 12. 2016, No.114 -12- d. bukti penyetoran biaya persetujuan perubahan anggaran dasar dan pengumumannya; e. biaya persetujuan pemakaian nama Yayasan, jika perubahan dilakukan terhadap nama Yayasan; dan f. surat pernyataan tidak dalam sengketa dan pailit. (5) Ketentuan mengenai surat pemberitahuan tahunan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf c tidak berlaku bagi Yayasan yang melakukan perubahan anggaran dasar di bawah 1 (satu) tahun setelah nomor pokok wajib pajak diterbitkan. BAB V PEMBERITAHUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR YAYASAN DAN PERUBAHAN DATA YAYASAN Bagian Kesatu Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar Yayasan Pasal 24 (1) Perubahan anggaran dasar Yayasan selain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 cukup diberitahukan oleh Pemohon kepada Menteri. (2) Perubahan anggaran dasar Yayasan bagi Yayasan yang sudah tidak dapat menggunakan kata “Yayasan” di depan namanya cukup diberitahukan oleh Pemohon kepada Menteri. (3) Permohonan pemberitahuan perubahan anggaran dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), diajukan oleh Pemohon melalui SABH dengan cara mengisi Format Perubahan dilengkapi dengan dokumen pendukung. Pasal 25 (1) Pengisian Format Perubahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) dan ayat (2) juga harus dilengkapi dengan dokumen pendukung yang disampaikan secara elektronik. www.peraturan.go.id
  • 13. 2016, No.114 -13- (2) Dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa pernyataan secara elektronik dari Pemohon mengenai dokumen perubahan anggaran dasar yang telah lengkap. (3) Selain menyampaikan dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (2), pemohon juga harus mengunggah akta perubahan anggaran dasar Yayasan. (4) Dokumen perubahan anggaran dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disimpan Notaris, yang meliputi: a. minuta akta perubahan anggaran dasar Yayasan; b. fotokopi kartu nomor pokok wajib pajak dan laporan penerimaan surat pemberitahuan tahunan pajak Yayasan; c. bukti penyetoran biaya penerimaan pemberitahuan perubahan anggaran dasar dan pengumumannya; dan d. surat pernyataan tidak dalam sengketa dan pailit. (5) Ketentuan mengenai surat pemberitahuan tahunan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b tidak berlaku bagi Yayasan yang melakukan perubahan anggaran dasar di bawah 1 (satu) tahun setelah nomor pokok wajib pajak diterbitkan. (6) Selain persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) Yayasan yang: a. mengubah tempat kedudukan harus melampirkan surat pernyataan tempat kedudukan Yayasan yang ditandatangani oleh pengurus Yayasan dan diketahui oleh lurah/kepala desa setempat atau dengan nama lain; dan b. memperoleh bantuan negara, bantuan luar negeri, dan/atau pihak lain sebesar Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) atau lebih dalam 1 (satu) tahun buku atau mempunyai kekayaan di luar harta wakaf sebesar Rp20.000.000.000,00 (dua puluh miliar rupiah) atau lebih harus melampirkan pengumuman surat kabar yang memuat ikhtisar laporan tahunan dan tembusan hasil audit laporan tahunan. www.peraturan.go.id
  • 14. 2016, No.114 -14- (7) Dalam hal perubahan Anggaran Dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (2) harus melampirkan: a. surat pernyataan dari pengurus: 1) masih melakukan kegiatan sesuai anggaran dasarnya paling sedikit selama 5 (lima) tahun berturut-turut sebelum penyesuaian anggaran dasar dan tidak pernah dibubarkan; dan 2) tidak dalam sengketa dan pailit. b. laporan keuangan yang dibuat dan ditandatangani oleh pengurus Yayasan tersebut atau laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik bagi Yayasan yang laporan keuangannya wajib diaudit sesuai dengan ketentuan Undang-Undang; c. data mengenai nama dari anggota pembina, pengurus, dan pengawas yang diangkat pada saat perubahan dalam rangka penyesuaian anggaran dasar tersebut. d. minuta akta perubahan seluruh anggaran dasar yang dilakukan dalam rangka penyesuaian dengan ketentuan Undang-Undang; e. fotokopi Tambahan Berita Negara Republik Indonesia yang memuat akta pendirian Yayasan atau bukti pendaftaran akta pendirian di pengadilan negeri dan izin melakukan kegiatan dari instansi terkait; f. laporan kegiatan Yayasan selama 5 (lima) tahun berturut-turut sebelum penyesuaian anggaran dasar yang ditandatangani oleh pengurus dan diketahui oleh instansi terkait; g. fotokopi nomor pokok wajib pajak Yayasan yang telah dilegalisir oleh Notaris; h. surat pernyataan tempat kedudukan disertai alamat lengkap Yayasan yang ditandatangani oleh pengurus Yayasan dan diketahui oleh lurah/kepala desa setempat atau nama lainnya atau pengelola gedung; www.peraturan.go.id
  • 15. 2016, No.114 -15- i. neraca Yayasan yang ditandatangani oleh semua anggota organ Yayasan atau laporan akuntan publik mengenai kekayaan Yayasan pada saat penyesuaian; j. bukti pengumuman surat kabar mengenai ikhtisar laporan tahunan bagi Yayasan yang sebagian kekayaannya berasal dari bantuan negara, bantuan luar negeri, dan/atau sumbangan masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72 Undang- Undang; dan k. bukti penyetoran biaya pemberitahuan perubahan anggaran dasar Yayasan dan pengumumannya. Pasal 26 (1) Ketentuan mengenai tata cara permohonan pengesahan badan hukum Yayasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, dan Pasal 14 sampai dengan Pasal 16, berlaku secara mutatis mutandis untuk tata cara permohonan pemberitahuan perubahan anggaran dasar Yayasan. (2) Surat penerimaan pemberitahuan dari Menteri wajib ditandatangani dan dibubuhi cap jabatan oleh Notaris serta memuat frasa yang menyatakan “Surat Penerimaan Pemberitahuan ini dicetak dari SABH”. Bagian Kedua Pemberitahuan Perubahan Data Yayasan Pasal 27 (1) Perubahan data Yayasan cukup diberitahukan oleh Pemohon kepada Menteri. (2) Perubahan data Yayasan dengan mengisi Format Perubahan pada SABH. (3) Perubahan data Yayasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. perubahan pembina; b. perubahan atau pengangkatan kembali pengurus dan/atau pengawas; dan c. perubahan alamat lengkap. www.peraturan.go.id
  • 16. 2016, No.114 -16- Pasal 28 (1) Pengisian Format Perubahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (3) juga harus dilengkapi dengan dokumen pendukung yang disampaikan secara elektronik. (2) Dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa pernyataan secara elektronik dari Pemohon mengenai dokumen perubahan data Yayasan yang telah lengkap. (3) Selain menyampaikan dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Pemohon juga harus mengunggah akta perubahan data Yayasan. (4) Dokumen perubahan data Yayasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disimpan oleh Notaris, untuk: a. perubahan pembina, berupa: 1. minuta akta tentang perubahan pembina; dan 2. fotokopi identitas pembina. b. perubahan atau pengangkatan kembali pengurus dan/atau pengawas, berupa: 1. minuta akta tentang perubahan atau pengangkatan kembali pengurus dan/atau pengawas; dan 2. fotokopi identitas pengurus dan/atau pengawas. c. perubahan alamat lengkap, berupa: 1. minuta akta tentang perubahan alamat; 2. surat pernyataan dari pengurus Yayasan yang diketahui oleh lurah/kepala desa atau dengan nama lain atau pengelola gedung; dan 3. fotokopi kartu nomor pokok wajib pajak dan laporan penerimaan surat pemberitahuan tahunan pajak Yayasan. Pasal 29 (1) Ketentuan mengenai tata cara permohonan pengesahan badan hukum Yayasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 sampai dengan Pasal 16, berlaku secara mutatis www.peraturan.go.id
  • 17. 2016, No.114 -17- mutandis untuk tata cara permohonan pemberitahuan perubahan data Yayasan. (2) Surat penerimaan pemberitahuan dari Menteri wajib ditandatangani dan dibubuhi cap jabatan oleh Notaris serta memuat frasa yang menyatakan “Surat Penerimaan Pemberitahuan ini dicetak dari SABH”. Pasal 30 Pengisian Format Perubahan anggaran dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 dan Pasal 24 dapat dilakukan juga secara bersama dengan pengisian Format Perubahan data Yayasan. BAB VI PERMOHONAN SECARA NONELEKTRONIK Pasal 31 (1) Dalam hal permohonan pengesahan badan hukum, permohonan perubahan anggaran dasar, atau permohonan perubahan data Yayasan tidak dapat diajukan secara elektronik disebabkan oleh: a. Notaris yang tempat kedudukannya belum tersedia jaringan internet; atau b. SABH tidak berfungsi sebagaimana mestinya berdasarkan pengumuman resmi oleh Menteri, Pemohon dapat mengajukan permohonan secara manual. (2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan secara tertulis dengan melampirkan: a. dokumen pendukung; dan/atau b. surat keterangan dari kepala kantor telekomunikasi setempat yang menyatakan bahwa tempat kedudukan Notaris yang bersangkutan belum terjangkau oleh fasilitas internet. www.peraturan.go.id
  • 18. 2016, No.114 -18- BAB VII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 32 Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, permohonan perubahan anggaran dasar dan perubahan data Yayasan yang telah diajukan dan sedang diproses sebelum Peraturan Menteri ini mulai berlaku, diproses berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang Yayasan. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 33 Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pengesahan Badan Hukum Yayasan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 393), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 34 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. www.peraturan.go.id
  • 19. 2016, No.114 -19- Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 7 Januari 2016 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd YASONNA H. LAOLY Diundangkan di Jakarta pada tanggal 25 Januari 2016 DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd WIDODO EKATJAHJANA www.peraturan.go.id