SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
TUGAS KELOMPOK 
CHAPTER 4 : KNOWLEDGE CAPTURE AND CODIFICATION 
Anggota Kelompok : 
Adri Fadhlih (1201110002) 
Dody Prasetyo T (1201110049) 
M. Iranda (1201110063) 
Feriza Julian P. (1201110011) 
Hafiz Rahmaputra (1201110017) 
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS 
UNIVERSITAS TELKOM 
BANDUNG 
2014
TACIT KNOWLEDGE CAPTURE 
Knowledge Capture and Codification merupakan fase pertama dari siklus Knowledge 
Management, yang berkaitan dengan upaya mendapatkan tacit knowledge sehingga dapat 
menjadi explicit dan explicit knowledge menjadi terorganisasi dan terkodifikasi. Tahap ini masih 
pada tahap mendapatkan /identifikasi, belum sampai pada penciptaan pengetahuan. Jika tahapan 
ini berhasil maka dilanjutkan dengan knowledge sharing and dissemination lalu knowledge 
acquisition and application. Aktivitasnya meliputi discovery, organization an integrated of 
knowledge into the fabric of organization sehingga menjadi part of knowledge base of 
organization. Setiap organisasi memiliki sebuah memory yang merupakan pengalaman karyawan 
dikombinasikan dengan tangible data dan knowledge di organisasi. 
Menurut Crossan’s 4I model, organisasi belajar melibatkan ketegangan antara asimilasi 
pembelajaran baru (eksplorasi) dan menggunakan apa yang telah dipelajari (eksploitasi). 
Pembelajaran level individu, kelompok, dan organisasi dihubungkan dengan proses sosial dan 
psikologis seperti intuiting, interpreting, integrating, dan institutionalizing (4I) 
Dalam KM, penciptaan atau penangkapan pengetahuan (knowledge creation or capture) 
dapat dilakukan oleh individu yang bekerja untuk organisasi atau kelompok dalam organisasi,
dimana semua merupakan community of practice (CoP). Hal ini benar-benar dilakukan pada 
tingkat pribadi juga, karena hampir semua orang melakukan beberapa penciptaan, menangkap , 
dan kegiatan kodifikasi pengetahuan (knowledge creation, capture, and codification activities) 
dalam melaksanakan pekerjaan mereka. 
Banyak teknik penangkapan pengetahuan tacit (tacit knowledge capture) berasal dari 
teknik yang awalnya digunakan dalam kecerdasan buatan (artificial intelligence) lebih khusus, 
dalam pengembangan sistem pakar. Sistem pakar menggabungkan pengetahuan yang 
dikumpulkan dari para ahli dan dirancang untuk tampil sebagai yang dilakukan oleh para ahli. 
Istilah akuisisi pengetahuan diciptakan oleh para pengembang sistem tersebut untuk merujuk 
pada berbagai teknik seperti wawancara terstruktur, protokol atau berbicara tentang analisis, 
kuesioner, survei, observasi, dan simulasi. Manajemen pengetahuan dalam pengaturan bisnis 
yang bersangkutan juga sama dengan menangkap pengetahuan, mencari cara untuk membuat 
pengetahuan tacit menjadi eksplisit (misalnya , mendokumentasikan praktik terbaik) atau 
menciptakan direktori ahli untuk mendorong berbagi pengetahuan melalui kolaborasi sesama 
manusia 
Tacit Knowledge Capture at Individual and Group Levels 
Akuisisi pengetahuan dari individu atau kelompok dapat dicirikan sebagai transfer dan 
transformasi keahlian yang berharga dari sumber pengetahuan (misalnya, keahlian manusia, 
dokumen) ke penyimpanan pengetahuan (misalnya, memori perusahaan,intranet). Proses ini 
melibatkan mengurangi konten dalam volume besar dari beragam domain menjadi tepat, 
seperangkat fakta dan aturan yang mudah digunakan untuk diolah kembali . 
Pendekatan yang digunakan untuk menangkap, menjelaskan, dan kemudian pengetahuan 
kode tergantung pada jenis pengetahuan : pengetahuan yang eksplisit sudah baik dijelaskan, 
tetapi kita mungkin perlu meringkasan dari isi. Pengetahuan tacit, di sisi lain, mungkin 
memerlukan analisis jauh lebih signifikan dan organisasi sebelum dapat dijelaskan dan
diwakilkan dengan sesuai. Cara di mana kita dapat mengatasi berbagai pengetahuan tacit dari 
representasi grafis sederhana menjadi formulasi matematika canggih. 
Dalam desain dan pengembangan sistem berbasis pengetahuan, atau sistem pakar, insinyur 
pengetahuan mewawancarai ahli untuk subjek tertentu, menghasilkan model konseptual 
pengetahuan kritis mereka, dan kemudian ” menerjemahkan ” model ini menjadi model 
komputer ( misalnya , Hayes – Roth, Waterman dan Lenat, 1983). Tujuan global sistem tersebut 
adalah untuk mengekstrak dan membuat pengetahuan eksplisit terutama prosedural. Pengetahuan 
prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu, bagaimana membuat 
keputusan, bagaimana mendiagnosa, dan bagaimana untuk menentukan. Jenis lain dari 
pengetahuan, pengetahuan deklaratif, menunjukkan pengetahuan deskriptif atau mengetahui 
“apa” sebagai lawan mengetahui “bagaimana “. Segera menjadi jelas bahwa beberapa jenis 
konten yang mudah diekstrak dan dimodelkan dalam cara apa pun yang mirip dengan 
interaktif manual online atau membantu fungsi dalam bidang-bidang seperti rekayasa, 
manufaktur, dan pendukung keputusan. 
Interaksi dengan para ahli dari subjek tertentu yang dibutuhkan untuk membuat 
pengetahuan tacit menjadi eksplisit. Beberapa dari teknik ini relevan dan berlaku untuk proses 
penangkapan pengetahuan tacit dalam aplikasi manajemen pengetahuan. Tugas utama dilakukan 
oleh para insinyur pengetahuan termasuk : 
 Menganalisa informasi dan aliran pengetahuan. 
 Bekerja dengan para ahli untuk memperoleh informasi. 
 Merancang dan melaksanakan sistem pakar. 
Poin terakhir dapat diganti dengan “Merancang dan menerapkan sistem manajemen 
pengetahuan atau gudang pengetahuan”. Di sisi lain seorang ahli suatu subjek tertentu harus 
dapat : 
 Menjelaskan pengetahuan penting. 
 Menjadi introspektif dan sabar. 
 Memiliki kemampuan komunikasi yang efektif.
Periset kecerdasan buatan lainnya, Parsaye (1988), menguraikan tiga pendekatan utama 
berikut untuk akuisisi pengetahuan dari individu dan kelompok : 
1. Mewawancarai para ahli. 
2. Belajar dengan diberitahukan. 
3. Belajar dengan observasi. 
Ketiga pendekatan ini berlaku untuk menangkap pengetahuan tacit, tetapi tidak ada satupun 
pendekatan yang harus digunakan dengan mengesampingkan hal yang lain. Dalam banyak kasus, 
kombinasi dari pendekatan ini akan diperlukan untuk menangkap pengetahuan tacit. Bagian 
berikut menyajikan perangkat dan pedoman pada kekuatan dan kelemahan masing-masing 
sebagai sarana untuk membantu memilih kombinasi teknik terbaik untuk menangkap 
pengetahuan dalam situasi yang berbeda. 
Wawancarai Para Ahli 
Dua teknik yang lebih populer untuk mengoptimalkan wawancara para ahli adalah wawancara 
yang terstruktur dan cerita. 
Wawancara Terstruktur 
Wawancara terstruktur dari ahli materi pelajaran adalah teknik yang paling sering digunakan 
untuk membuat pengetahuan tacit kunci individu ke dalam bentuk yang lebih eksplisit. Di 
banyak organisasi, wawancara terstruktur dilakukan melalui wawancara keluar yang diadakan 
ketika staf berpengetahuan dekat usia pensiun. Sistem manajemen konten sangat cocok untuk 
penerbitan pelajaran mereka belajar dan praktik terbaik terakumulasi selama bertahun-tahun 
mereka pengalaman di organisasi. Teknik wawancara terstruktur memerlukan komunikasi yang 
kuat dan keterampilan konseptualisasi. Selain itu, pewawancara harus memiliki pemahaman 
yang baik dari materi pelajaran yang ada di tangan. Sesi ini menghasilkan data tertentu untuk 
menanggapi pertanyaan terfokus . Wawancara terstruktur juga dapat digunakan untuk 
mengklarifikasi atau memperbaiki pengetahuan awalnya menimbulkan interaksi yang tidak 
terstruktur. Pewawancara harus menggariskan tujuan spesifik dan pertanyaan untuk sesi akuisisi
pengetahuan. Pihak yang diwawancara harus disediakan dengan tujuan sesi dan sampel 
pertanyaan tetapi biasanya bukan pertanyaan khusus yang akan ditanyakan . 
Cerita 
Cerita adalah alat lain yang sangat baik untuk menangkap dan coding pengetahuan tacit. 
Sebuah cerita organisasi adalah sebuah narasi rinci tindakan manajemen, interaksi karyawan, dan 
acara intraorganizational lainnya yang dikomunikasikan secara informal dalam organisasi. 
Sebuah kisah dapat didefinisikan sebagai menceritakan suatu kejadian atau serangkaian kejadian 
terhubung, apakah benar atau fiktif (Denning , 2001). Snowden ( 2001 ) mendefinisikan narasi 
sebagai : ” bukan hanya menceritakan, membangun atau bahkan memunculkan cerita, ini adalah 
tentang memungkinkan pola budaya, perilaku, dan pemahaman yang diungkapkan oleh cerita 
muncul ” ( p. 1 ). Sebuah cerita organisasi dapat didefinisikan sebagai narasi rinci tindakan masa 
lalu manajemen, interaksi karyawan, atau kejadian penting lainnya yang telah terjadi dan yang 
telah dikomunikasikan secara informal (Swap et al., 2001). Menyampaikan informasi dalam 
cerita menyediakan konteks yang kaya, menyebabkan cerita untuk tetap berada dalam memori 
sadar dan menciptakan jejak memori lebih daripada yang mungkin dengan informasi yang tidak 
dalam konteks. Cerita dapat meningkatkan pembelajaran organisasi, mengkomunikasikan nilai-nilai 
dan aturan set, dan berfungsi sebagai kendaraan yang sangat baik untuk menangkap, coding, 
dan transmisi pengetahuan tacit yang berharga. 
Belajar dengan diberitahukan 
Dalam pembelajaran dengan diberitahukan, pihak yang diwawancarai mengungkapkan 
dan memurnikan pengetahuannya, dan pada saat yang sama, manajer pengetahuan menjelaskan 
dan memvalidasi artefak pengetahuan yang membuat pengetahuan ini dalam bentuk eksplisit. 
Bentuk akuisisi pengetahuan biasanya melibatkan domain dan analisis tugas, proses pelacakan, 
dan analisis protokol dan simulasi. 
Proses penelusuran dan analisis protokol yang diadaptasi dari teknik-teknik psikologis. 
Informasi yang digunakan, pertanyaan yang diajukan, tindakan yang diambil, alternatif yang 
dipertimbangkan, dan keputusan yang diambil adalah jenis pengetahuan yang diperoleh di sesi 
tersebut (misalnya, Svenson, 1979; McGraw dan Seale, 1987; Gammack dan Young, 1985).
Simulasi sangat efektif untuk tahap selanjutnya akuisisi pengetahuan, memvalidasi, penyulingan, 
dan menyelesaikan proses menangkap pengetahuan. Peralatan mungkin termasuk program 
perangkat lunak dan “alat peraga” seperti model, skema, dan peta. 
Belajar dengan observasi 
Setidaknya ada dua jenis keahlian yang dapat dilihat : keterampilan motorik (misalnya, 
operasi sepotong mesin, naik sepeda) dan keahlian kognitif (misalnya, membuat diagnosis 
medis). Keahlian adalah demonstrasi penerapan pengetahuan. Pendekatan pembelajaran dengan 
observasi melibatkan penyajian ahli dengan masalah sampel, skenario, atau studi kasus yang ahli 
kemudian memecahkan masalah. Meskipun kita tidak dapat mengamati pengetahuan seseorang, 
kita dapat mengamati dan mengidentifikasi keahlian. Kuncinya adalah dengan menggunakan 
audio atau video untuk merekam apa yang ahli ketahui. 
Metode lain untuk menangkap pengetahuan tacit 
Sejumlah teknik lain dapat digunakan untuk menangkap pengetahuan tacit dari individu 
dan dari kelompok, termasuk : 
 Ad hoc sessions 
 Road maps. 
 Learning histories. 
 Action learning 
 E-learning. 
 Learning from others through business guest speakers and benchmarking 
 Against best practices. 
Tacit Knowledge Capture at the Organizational Level 
Akuisisi pengetahuan organisasi adalah proses kualitatif berbeda dari apa yang terjadi pada 
tingkat individu dan kelompok. Sedangkan di tingkat kelompok kami terutama prihatin dengan 
mengidentifikasi dan coding pengetahuan yang berharga, yang sebagian besar tacit secara 
alamiah, menangkap pengetahuan organisasi terjadi pada tingkat makro. Pendekatan yang baik
diusulkan oleh Malhotra (2000), yang menguraikan empat proses akuisisi pengetahuan 
organisasi utama: (1) grafting, (2) vicarious learning, (3) pengalaman belajar, dan (4) proses 
inferensial. 
Gambar 2. Sample Knowledge Acquisition Session Template 
Hasil dari semua empat jenis knowledge capture organisasi pada akhirnya akan berada dalam 
beberapa jenis repositori pengetahuan. Penerima memori organisasi ini biasanya beberapa bentuk 
database pada intranet atau extranet. Penangkapan pengetahuan tersebut telah, sebagian besar, 
sudah terjadi, yang berarti kita dapat melanjutkan lebih langsung ke kodifikasi konten ini. 
Tacit Knowledge Capture at the Organizational Level 
Akuisisi pengetahuan organisasi sebuah proses yang berbeda secara kualitatif dan berasal dari 
apa yang terjadi pada level individu dan kelompok. Jika pada level kelompok, kita terfokus pada 
mengidentifikasi dan mengkoding pengetahuan berharga, yang sebagian besarnya tacit yang 
alami, pemahaman pengetahuan organisasi berlangsung pada level yang lebih makro atau secara 
keseluruhan. Pendekatan yang baik dikemukakan oleh Malhotra (2000), yaitu ada 4 proses 
akuisisi pengetahuan organisasi : 
1. Grafting (penyambungan)
Perpindahan pengetahuan yang melibatkan antara perusahaan. Ini adalah proses 
pembelajaran dimana perusahaan memperoleh akses untuk menugasi atau memproses 
pengetahuaan tertentu yang sebelumnya belum tersedia di dalam perusahaan. Hal ini 
biasanya diperoleh melalui penggabungan, akuisisi, atau aliansi yang didalamnya langsung 
melalui antara perusahaan-perusahaan (Huber 1991). Contoh: transfer teknologi atau bentuk 
lain dari pengetahuan eksplisit, video, musik, dan lainnya. 
2. Vicarious Learning (pembelajaran yang menggantikan) 
Proses-proses dimana terjadinya melalui suatu perusahaan yang mengamati demonstrasi 
teknik atau prosedur dari perusahaan lain. Contoh: studi benchmarking(perbandingan) 
dimana perusahaan dapat mengadopsi best practice dari perusahaan pemimpin industri 
sejenis lainnya. 
3. Akuisisi Experiential Knowledge (akuisisi pengetahuan pengalaman)  
Melibatkan akuisisi pengetahuan di dalam perusahaan yaitu pengetahuan yang diciptakan 
dengan melaksanakan dan mempraktikan secara langsung. Pengulangan berlangsung 
berdasarkan pengalaman yang bergantung pada kurva pembelajaran untuk membangun 
rutinitas dan prosedur. Tipe pengetahuan ini pada mulanya tacit tetapi dapat dengan mudah 
dikodifikasi dan ditransfer (Pennings, Barkema, dan Douma, 1994; Starbuck, 1992). 
4. Inferential Process (proses yang dapat disimpulkan) 
Pembelajaran di dalam perusahaan terjadi dengan melakukan maupun mengerjakan. Namun 
akuisisi pengetahuan terjadi terutama melalui interpretasi atas kejadian, keadaan, perubahan, 
dan hasil-hasil yang relatife mengacu terhadap aktivitas yang dikerjakan dan keputusan yang 
dibuat. Pembelajaran bersifat “eksperimen”, deduktif dengan membuat kesimpulan dari suatu 
kejadian dan membangun hubungan sebab-akibat antara tindakan dan hasilnya. 
Hasil dari keempat jenis diatas yaitu penangkapan pengetahuan organisasi akhirnya akan 
berada pada suatu jenis repository pengetahuan. Repository ini adalah penerimaan memori 
organisasi dan wadah yang biasanya berbentuk database pada intranet atau ekstranet. 
Berikut adalah Contoh Akuisisi Pengetahuan yang berbentuk template.
EXPLICIT KNOWLEDGE CODIFICATION 
Pengetahuan dapat dibagi melalui komunikasi pribadi dan interaksi, 
seperti yang kita lihat di kuadran pertama, sosialisasi, dari Nonaka dan Takeuchi KM 
Model. Pengetahuan kodifikasi adalah tahap berikutnya dalam memanfaatkan 
pengetahuan. 
Dengan mengubah pengetahuan menjadi bentuk nyata, eksplisit seperti dokumen, 
pengetahuan yang dapat dikomunikasikan lebih luas dan biaya rendah. Masalah pertama 
adalah bahwa kualitas, yang meliputi (1) akurasi, (2) mudah dibaca / dimengerti, (3) 
aksesibilitas, (4) mata uang, dan (5) otoritas / kredibilitas. Pengetahuan kodifikasi
melayani peran penting yang memungkinkan apa yang secara kolektif dikenal untuk 
dibagikan dan digunakan. 
Jika pengetahuan dikodifikasi dengan cara materi (yaitu, diberikan eksplisit), 
maka dapat dibagi lebih luas baik dari segi penonton dan waktu durasi . Pengetahuan 
harus dikodifikasikan agar dapat dipahami, dipelihara, dan diperbaiki sebagai bagian dari 
memori perusahaan. Kodifikasi eksplisit pengetahuan dapat dicapai melalui berbagai 
teknik seperti kognitif pemetaan, pohon keputusan, taksonomi pengetahuan, dan analisis 
tugas. 
Setelah keahlian, pengalaman, dan pengetahuan telah diberikan eksplisit, biasanya 
melalui beberapa bentuk wawancara, konten yang dihasilkan dapat direpresentasikan 
sebagai peta kognitif. Sebuah peta kognitif atau pengetahuan adalah representasi 
dari "model mental" pengetahuan seseorang dan memberikan bentuk yang baik dari 
dikodifikasikan pengetahuan. Model mental adalah representasi simbolis atau kualitatif 
sesuatu di dunia nyata. Node dalam peta adalah konsep-konsep kunci, dan link mewakili 
keterkaitan antara konsep-konsep. Ini dapat ditarik secara manual dengan merekam kecil 
perhatikan halaman di dinding, papan tulis, atau perangkat lunak visualisasi, mulai dari 
alat pemetaan brainstorming yang sederhana untuk. Tujuan dari sistem ini adalah untuk 
lebih mengatur pengetahuan eksplisit dan menyimpannya dalam memori perusahaan 
untuk retensi jangka panjang. Alat lain yang banyak digunakan untuk eksplisit 
pengetahuan coding adalah Common-Metodologi KADS yang merupakan metodologi 
rekayasa pengetahuan berpusat pada enam model dari sebuah organisasi: 
1. Tugas model proses bisnis organisasi. 
2. Agen model penggunaan pelaksana 'pengetahuan, baik manusia dan buatan, 
untuk melaksanakan berbagai tugas dalam organisasi. 
3. Model Knowledge yang menjelaskan secara rinci struktur pengetahuan dan 
jenis yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugas. 
4. Model komunikasi yang model transaksi komunikatif 
antara agen.
5. Model Desain yang menentukan arsitektur dan persyaratan teknis 
diperlukan untuk menerapkan sistem yang mewujudkan fungsi rinci oleh 
pengetahuan dan komunikasi model. Dalam rangka mengimplementasikan KADS, 
organisasi dianalisis untuk mengidentifikasi masalah pengetahuan berorientasi, 
menggambarkan aspek organisasi yang mungkin mempengaruhi solusi pengetahuan 
(misalnya, budaya, sumber daya), dan menggambarkan bisnis proses dalam hal agen 
diperlukan, lokasi, aset pengetahuan dikerahkan, dan langkah-langkah pengetahuan 
intensitas dan signifikansi (misalnya, kekritisan misi). 
Pohon keputusan 
Pohon keputusan adalah metode lain yang digunakan secara luas untuk menyusun 
pengetahuan eksplisit. Representasi ini adalah baik kompak dan efisien. Pohon 
keputusan biasanya dalam bentuk flowchart, dengan jalur alternatif yang 
menunjukkan dampak yang berbeda keputusan yang dibuat pada titik titik. Sebuah 
pohon keputusan dapat mewakili banyak "aturan," dan ketika Anda mengeksekusi 
logika dengan mengikuti jalan ke bawah itu, Anda secara efektif melewati aturan 
yang tidak relevan dengan kasus di tangan. Pengetahuan yang diambil dari pekerja 
pemeliharaan dapat dikodekan dalam pohon keputusan untuk membantu pekerja 
pemeliharaan masa depan melaksanakan penggantian suku cadang dan pekerjaan lain 
pada keputusan berdasarkan jadwal daripada bereaksi terhadap bagian menjadi usang.
Taksonomi pengetahuan 
Konsep ini dapat dilihat sebagai blok bangunan pengetahuan dan keahlian. 
Kita masing-masing menggunakan definisi internal kita sendiri konsep untuk 
membuat rasa dunia di sekitar kita. Setelah konsep-konsep kunci telah diidentifikasi 
dan ditangkap, mereka dapat diatur dalam hierarki yang sering disebut sebagai 
pengetahuan struktural taksonomi. Taksonomi Pengetahuan memungkinkan 
pengetahuan untuk menjadi grafis direpresentasikan sedemikian rupa sehingga 
mencerminkan organisasi konsep dalam bidang keahlian tertentu atau organisasi pada 
umumnya. Taksonomi adalah sistem klasifikasi dasar yang memungkinkan kita untuk 
menggambarkan konsep dan dependensi-biasanya mereka secara hirarkis. Semakin 
tinggi up konsep ditempatkan, yang lebih umum atau generik konsep ini. Semakin 
rendah konsep ditempatkan, semakin spesifik sebuah instance itu adalah kategori 
tingkat yang lebih tinggi. Sebuah konsep penting yang mendasari taksonomi adalah 
gagasan tentang warisan. Taksonomi yang paling berguna dalam organisasi 
pengetahuan deklaratif seperti yang diwujudkan oleh sistem diagnostik. 
Pembangunan taksonomi melibatkan identifikasi, mendefinisikan, membandingkan, 
dan pengelompokan elemen. organisasi taksonomi pengetahuan, bagaimanapun, 
didorong bukan oleh dasar pertama prinsip-prinsip atau "nyata" atribut tetapi melalui 
konsensusklasifikasi dari data yang awalnya unclassified. dalam hirarki
analisis cluster, pengelompokan disusun dalam bentuk pohon hirarkis. 
Analisis grid perbendaharaan adalah teknik berdasarkan teori yang menyatakan setiap 
orang berfungsi sebagai ilmuwan yang mengklasifikasikan atau mengatur atau 
dunianya. berdasarkan klasifikasi ini, individu dapat membangun teori dan bertindak 
berdasarkan pada teori-teori ini.

More Related Content

What's hot

Tantangan MSDM Internasional Kel. 3
Tantangan MSDM Internasional Kel. 3Tantangan MSDM Internasional Kel. 3
Tantangan MSDM Internasional Kel. 3abi-ray
 
Perilaku Organisasi - Struktur Organisasi
Perilaku Organisasi - Struktur OrganisasiPerilaku Organisasi - Struktur Organisasi
Perilaku Organisasi - Struktur OrganisasiHafidh Rafsanjany
 
Manajemen Pengetahuan (kelompok 3)
Manajemen Pengetahuan (kelompok 3)Manajemen Pengetahuan (kelompok 3)
Manajemen Pengetahuan (kelompok 3)Sastra Diharlan
 
Manajemen Chapter 4 (Keragaman Tenaga Kerja)
Manajemen Chapter 4 (Keragaman Tenaga Kerja)Manajemen Chapter 4 (Keragaman Tenaga Kerja)
Manajemen Chapter 4 (Keragaman Tenaga Kerja)Fathi Arief
 
Manajemen perubahan
Manajemen perubahanManajemen perubahan
Manajemen perubahan93220872
 
Contoh critical review jurnal asing
Contoh critical review jurnal asingContoh critical review jurnal asing
Contoh critical review jurnal asingEka Wahyuliana
 
Knowledge management cycle
Knowledge management cycle Knowledge management cycle
Knowledge management cycle Andry Kurniawan
 
PPT MANAJEMEN INOVASI.pptx
PPT MANAJEMEN INOVASI.pptxPPT MANAJEMEN INOVASI.pptx
PPT MANAJEMEN INOVASI.pptxMilaSari69
 
Pengembangan Organisasi
Pengembangan OrganisasiPengembangan Organisasi
Pengembangan OrganisasiSiti Sahati
 
Tantangan knowledge sharing
Tantangan knowledge sharingTantangan knowledge sharing
Tantangan knowledge sharingGusti Ani
 
Manajemen pengetahuan
Manajemen pengetahuanManajemen pengetahuan
Manajemen pengetahuanAdhitya Budi
 
Perubahan dan pengembangan organisasi
Perubahan dan pengembangan organisasiPerubahan dan pengembangan organisasi
Perubahan dan pengembangan organisasiFrans Dione
 
Rapat Bisnis Lengkap - Komunikasi Bisnis (4EA21 Kelompok 4)
Rapat Bisnis Lengkap - Komunikasi Bisnis (4EA21 Kelompok 4)Rapat Bisnis Lengkap - Komunikasi Bisnis (4EA21 Kelompok 4)
Rapat Bisnis Lengkap - Komunikasi Bisnis (4EA21 Kelompok 4)Tajdidatul Khiyaroh
 
Analisis Penerapan Sistem Informasi pada PT GO-JEK Indonesia
Analisis Penerapan Sistem Informasi pada PT GO-JEK IndonesiaAnalisis Penerapan Sistem Informasi pada PT GO-JEK Indonesia
Analisis Penerapan Sistem Informasi pada PT GO-JEK IndonesiaMaitsa Anggraini
 

What's hot (20)

Evaluasi Strategi
Evaluasi StrategiEvaluasi Strategi
Evaluasi Strategi
 
Tantangan MSDM Internasional Kel. 3
Tantangan MSDM Internasional Kel. 3Tantangan MSDM Internasional Kel. 3
Tantangan MSDM Internasional Kel. 3
 
Perilaku Organisasi - Struktur Organisasi
Perilaku Organisasi - Struktur OrganisasiPerilaku Organisasi - Struktur Organisasi
Perilaku Organisasi - Struktur Organisasi
 
Manajemen Pengetahuan (kelompok 3)
Manajemen Pengetahuan (kelompok 3)Manajemen Pengetahuan (kelompok 3)
Manajemen Pengetahuan (kelompok 3)
 
Manajemen Chapter 4 (Keragaman Tenaga Kerja)
Manajemen Chapter 4 (Keragaman Tenaga Kerja)Manajemen Chapter 4 (Keragaman Tenaga Kerja)
Manajemen Chapter 4 (Keragaman Tenaga Kerja)
 
Manajemen perubahan
Manajemen perubahanManajemen perubahan
Manajemen perubahan
 
Contoh critical review jurnal asing
Contoh critical review jurnal asingContoh critical review jurnal asing
Contoh critical review jurnal asing
 
Budaya Organisasi
Budaya OrganisasiBudaya Organisasi
Budaya Organisasi
 
Knowledge management cycle
Knowledge management cycle Knowledge management cycle
Knowledge management cycle
 
MANAJER DAN CONTOH DALAM PERUSAHAAN NIKE
MANAJER DAN CONTOH DALAM PERUSAHAAN NIKEMANAJER DAN CONTOH DALAM PERUSAHAAN NIKE
MANAJER DAN CONTOH DALAM PERUSAHAAN NIKE
 
PPT MANAJEMEN INOVASI.pptx
PPT MANAJEMEN INOVASI.pptxPPT MANAJEMEN INOVASI.pptx
PPT MANAJEMEN INOVASI.pptx
 
Knowledge management
Knowledge managementKnowledge management
Knowledge management
 
Pengembangan Organisasi
Pengembangan OrganisasiPengembangan Organisasi
Pengembangan Organisasi
 
Struktur Organisasi
Struktur OrganisasiStruktur Organisasi
Struktur Organisasi
 
Tantangan knowledge sharing
Tantangan knowledge sharingTantangan knowledge sharing
Tantangan knowledge sharing
 
Manajemen pengetahuan
Manajemen pengetahuanManajemen pengetahuan
Manajemen pengetahuan
 
Metode fact finding & requirement
Metode fact finding & requirementMetode fact finding & requirement
Metode fact finding & requirement
 
Perubahan dan pengembangan organisasi
Perubahan dan pengembangan organisasiPerubahan dan pengembangan organisasi
Perubahan dan pengembangan organisasi
 
Rapat Bisnis Lengkap - Komunikasi Bisnis (4EA21 Kelompok 4)
Rapat Bisnis Lengkap - Komunikasi Bisnis (4EA21 Kelompok 4)Rapat Bisnis Lengkap - Komunikasi Bisnis (4EA21 Kelompok 4)
Rapat Bisnis Lengkap - Komunikasi Bisnis (4EA21 Kelompok 4)
 
Analisis Penerapan Sistem Informasi pada PT GO-JEK Indonesia
Analisis Penerapan Sistem Informasi pada PT GO-JEK IndonesiaAnalisis Penerapan Sistem Informasi pada PT GO-JEK Indonesia
Analisis Penerapan Sistem Informasi pada PT GO-JEK Indonesia
 

Similar to Chapter 4 km capture & codification

Sistem pengelola pengetahuan
Sistem pengelola pengetahuan  Sistem pengelola pengetahuan
Sistem pengelola pengetahuan rian rian
 
Knowledge management di organisasi
Knowledge management di organisasiKnowledge management di organisasi
Knowledge management di organisasiNur Findiani
 
4 knowledge management performance presentation-fix
4 knowledge management  performance presentation-fix4 knowledge management  performance presentation-fix
4 knowledge management performance presentation-fixnoe irredenta
 
SISTEM PENGELOLA PENGETAHUAN
SISTEM PENGELOLA PENGETAHUANSISTEM PENGELOLA PENGETAHUAN
SISTEM PENGELOLA PENGETAHUANJordanOctavian
 
Perspektif Manajemen Pengetahuan
Perspektif Manajemen PengetahuanPerspektif Manajemen Pengetahuan
Perspektif Manajemen PengetahuanAdiza Fatin
 
Manajemen pengetahuan
Manajemen pengetahuanManajemen pengetahuan
Manajemen pengetahuanSlamet Readi
 
SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA PADA SEKRETARIAT JENDE...
SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA PADA SEKRETARIAT JENDE...SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA PADA SEKRETARIAT JENDE...
SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA PADA SEKRETARIAT JENDE...AzhyqaRereanticaMart
 
Knowledge Management Dalam Organisasi
Knowledge Management Dalam OrganisasiKnowledge Management Dalam Organisasi
Knowledge Management Dalam Organisasidhibah
 
Menjadikan manajemen pengetahuan_sebagai....by_b._elnath_aldi
Menjadikan manajemen pengetahuan_sebagai....by_b._elnath_aldiMenjadikan manajemen pengetahuan_sebagai....by_b._elnath_aldi
Menjadikan manajemen pengetahuan_sebagai....by_b._elnath_aldiwww.didiarsandi.com
 
Rancangan knowledge management
Rancangan knowledge managementRancangan knowledge management
Rancangan knowledge managementadisti_cecilia
 
Pengetahuan tacit dan eksplisit
Pengetahuan tacit dan eksplisitPengetahuan tacit dan eksplisit
Pengetahuan tacit dan eksplisitGusti Ani
 
SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA
SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYASISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA
SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYASitiAisyahMaudina
 
PENTINGNYA MANAJEMEN PENGETAHUAN BAGI ORGANISASI DAN SDM
PENTINGNYA MANAJEMEN PENGETAHUAN BAGI ORGANISASI DAN SDMPENTINGNYA MANAJEMEN PENGETAHUAN BAGI ORGANISASI DAN SDM
PENTINGNYA MANAJEMEN PENGETAHUAN BAGI ORGANISASI DAN SDMVorata Alvorata
 
Pengetahuan tacit dan eksplisit
Pengetahuan tacit dan eksplisitPengetahuan tacit dan eksplisit
Pengetahuan tacit dan eksplisitGusti Ani
 
Manajemen pengetahuan
Manajemen pengetahuanManajemen pengetahuan
Manajemen pengetahuanAsep Sahwani
 

Similar to Chapter 4 km capture & codification (20)

Sistem pengelola pengetahuan
Sistem pengelola pengetahuan  Sistem pengelola pengetahuan
Sistem pengelola pengetahuan
 
Knowledge management di organisasi
Knowledge management di organisasiKnowledge management di organisasi
Knowledge management di organisasi
 
4 knowledge management performance presentation-fix
4 knowledge management  performance presentation-fix4 knowledge management  performance presentation-fix
4 knowledge management performance presentation-fix
 
SISTEM PENGELOLA PENGETAHUAN
SISTEM PENGELOLA PENGETAHUANSISTEM PENGELOLA PENGETAHUAN
SISTEM PENGELOLA PENGETAHUAN
 
Perspektif Manajemen Pengetahuan
Perspektif Manajemen PengetahuanPerspektif Manajemen Pengetahuan
Perspektif Manajemen Pengetahuan
 
Chapter 5 km sharing
Chapter 5 km sharingChapter 5 km sharing
Chapter 5 km sharing
 
Tugas paper
Tugas paperTugas paper
Tugas paper
 
PMDO
PMDOPMDO
PMDO
 
Manajemen pengetahuan
Manajemen pengetahuanManajemen pengetahuan
Manajemen pengetahuan
 
SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA PADA SEKRETARIAT JENDE...
SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA PADA SEKRETARIAT JENDE...SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA PADA SEKRETARIAT JENDE...
SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA PADA SEKRETARIAT JENDE...
 
Knowledge Management Dalam Organisasi
Knowledge Management Dalam OrganisasiKnowledge Management Dalam Organisasi
Knowledge Management Dalam Organisasi
 
Menjadikan manajemen pengetahuan_sebagai....by_b._elnath_aldi
Menjadikan manajemen pengetahuan_sebagai....by_b._elnath_aldiMenjadikan manajemen pengetahuan_sebagai....by_b._elnath_aldi
Menjadikan manajemen pengetahuan_sebagai....by_b._elnath_aldi
 
Rancangan knowledge management
Rancangan knowledge managementRancangan knowledge management
Rancangan knowledge management
 
Pengetahuan tacit dan eksplisit
Pengetahuan tacit dan eksplisitPengetahuan tacit dan eksplisit
Pengetahuan tacit dan eksplisit
 
SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA
SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYASISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA
SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA
 
PENTINGNYA MANAJEMEN PENGETAHUAN BAGI ORGANISASI DAN SDM
PENTINGNYA MANAJEMEN PENGETAHUAN BAGI ORGANISASI DAN SDMPENTINGNYA MANAJEMEN PENGETAHUAN BAGI ORGANISASI DAN SDM
PENTINGNYA MANAJEMEN PENGETAHUAN BAGI ORGANISASI DAN SDM
 
Pengetahuan tacit dan eksplisit
Pengetahuan tacit dan eksplisitPengetahuan tacit dan eksplisit
Pengetahuan tacit dan eksplisit
 
Manajemen pengetahuan
Manajemen pengetahuanManajemen pengetahuan
Manajemen pengetahuan
 
IB4
IB4IB4
IB4
 
IB4
IB4IB4
IB4
 

Recently uploaded

Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxHaryKharismaSuhud
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxMaskuratulMunawaroh
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024RahmadLalu1
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaharnosuharno5
 
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdfAfriYani29
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024DessyArliani
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 

Recently uploaded (20)

Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 

Chapter 4 km capture & codification

  • 1. TUGAS KELOMPOK CHAPTER 4 : KNOWLEDGE CAPTURE AND CODIFICATION Anggota Kelompok : Adri Fadhlih (1201110002) Dody Prasetyo T (1201110049) M. Iranda (1201110063) Feriza Julian P. (1201110011) Hafiz Rahmaputra (1201110017) FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS TELKOM BANDUNG 2014
  • 2. TACIT KNOWLEDGE CAPTURE Knowledge Capture and Codification merupakan fase pertama dari siklus Knowledge Management, yang berkaitan dengan upaya mendapatkan tacit knowledge sehingga dapat menjadi explicit dan explicit knowledge menjadi terorganisasi dan terkodifikasi. Tahap ini masih pada tahap mendapatkan /identifikasi, belum sampai pada penciptaan pengetahuan. Jika tahapan ini berhasil maka dilanjutkan dengan knowledge sharing and dissemination lalu knowledge acquisition and application. Aktivitasnya meliputi discovery, organization an integrated of knowledge into the fabric of organization sehingga menjadi part of knowledge base of organization. Setiap organisasi memiliki sebuah memory yang merupakan pengalaman karyawan dikombinasikan dengan tangible data dan knowledge di organisasi. Menurut Crossan’s 4I model, organisasi belajar melibatkan ketegangan antara asimilasi pembelajaran baru (eksplorasi) dan menggunakan apa yang telah dipelajari (eksploitasi). Pembelajaran level individu, kelompok, dan organisasi dihubungkan dengan proses sosial dan psikologis seperti intuiting, interpreting, integrating, dan institutionalizing (4I) Dalam KM, penciptaan atau penangkapan pengetahuan (knowledge creation or capture) dapat dilakukan oleh individu yang bekerja untuk organisasi atau kelompok dalam organisasi,
  • 3. dimana semua merupakan community of practice (CoP). Hal ini benar-benar dilakukan pada tingkat pribadi juga, karena hampir semua orang melakukan beberapa penciptaan, menangkap , dan kegiatan kodifikasi pengetahuan (knowledge creation, capture, and codification activities) dalam melaksanakan pekerjaan mereka. Banyak teknik penangkapan pengetahuan tacit (tacit knowledge capture) berasal dari teknik yang awalnya digunakan dalam kecerdasan buatan (artificial intelligence) lebih khusus, dalam pengembangan sistem pakar. Sistem pakar menggabungkan pengetahuan yang dikumpulkan dari para ahli dan dirancang untuk tampil sebagai yang dilakukan oleh para ahli. Istilah akuisisi pengetahuan diciptakan oleh para pengembang sistem tersebut untuk merujuk pada berbagai teknik seperti wawancara terstruktur, protokol atau berbicara tentang analisis, kuesioner, survei, observasi, dan simulasi. Manajemen pengetahuan dalam pengaturan bisnis yang bersangkutan juga sama dengan menangkap pengetahuan, mencari cara untuk membuat pengetahuan tacit menjadi eksplisit (misalnya , mendokumentasikan praktik terbaik) atau menciptakan direktori ahli untuk mendorong berbagi pengetahuan melalui kolaborasi sesama manusia Tacit Knowledge Capture at Individual and Group Levels Akuisisi pengetahuan dari individu atau kelompok dapat dicirikan sebagai transfer dan transformasi keahlian yang berharga dari sumber pengetahuan (misalnya, keahlian manusia, dokumen) ke penyimpanan pengetahuan (misalnya, memori perusahaan,intranet). Proses ini melibatkan mengurangi konten dalam volume besar dari beragam domain menjadi tepat, seperangkat fakta dan aturan yang mudah digunakan untuk diolah kembali . Pendekatan yang digunakan untuk menangkap, menjelaskan, dan kemudian pengetahuan kode tergantung pada jenis pengetahuan : pengetahuan yang eksplisit sudah baik dijelaskan, tetapi kita mungkin perlu meringkasan dari isi. Pengetahuan tacit, di sisi lain, mungkin memerlukan analisis jauh lebih signifikan dan organisasi sebelum dapat dijelaskan dan
  • 4. diwakilkan dengan sesuai. Cara di mana kita dapat mengatasi berbagai pengetahuan tacit dari representasi grafis sederhana menjadi formulasi matematika canggih. Dalam desain dan pengembangan sistem berbasis pengetahuan, atau sistem pakar, insinyur pengetahuan mewawancarai ahli untuk subjek tertentu, menghasilkan model konseptual pengetahuan kritis mereka, dan kemudian ” menerjemahkan ” model ini menjadi model komputer ( misalnya , Hayes – Roth, Waterman dan Lenat, 1983). Tujuan global sistem tersebut adalah untuk mengekstrak dan membuat pengetahuan eksplisit terutama prosedural. Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu, bagaimana membuat keputusan, bagaimana mendiagnosa, dan bagaimana untuk menentukan. Jenis lain dari pengetahuan, pengetahuan deklaratif, menunjukkan pengetahuan deskriptif atau mengetahui “apa” sebagai lawan mengetahui “bagaimana “. Segera menjadi jelas bahwa beberapa jenis konten yang mudah diekstrak dan dimodelkan dalam cara apa pun yang mirip dengan interaktif manual online atau membantu fungsi dalam bidang-bidang seperti rekayasa, manufaktur, dan pendukung keputusan. Interaksi dengan para ahli dari subjek tertentu yang dibutuhkan untuk membuat pengetahuan tacit menjadi eksplisit. Beberapa dari teknik ini relevan dan berlaku untuk proses penangkapan pengetahuan tacit dalam aplikasi manajemen pengetahuan. Tugas utama dilakukan oleh para insinyur pengetahuan termasuk :  Menganalisa informasi dan aliran pengetahuan.  Bekerja dengan para ahli untuk memperoleh informasi.  Merancang dan melaksanakan sistem pakar. Poin terakhir dapat diganti dengan “Merancang dan menerapkan sistem manajemen pengetahuan atau gudang pengetahuan”. Di sisi lain seorang ahli suatu subjek tertentu harus dapat :  Menjelaskan pengetahuan penting.  Menjadi introspektif dan sabar.  Memiliki kemampuan komunikasi yang efektif.
  • 5. Periset kecerdasan buatan lainnya, Parsaye (1988), menguraikan tiga pendekatan utama berikut untuk akuisisi pengetahuan dari individu dan kelompok : 1. Mewawancarai para ahli. 2. Belajar dengan diberitahukan. 3. Belajar dengan observasi. Ketiga pendekatan ini berlaku untuk menangkap pengetahuan tacit, tetapi tidak ada satupun pendekatan yang harus digunakan dengan mengesampingkan hal yang lain. Dalam banyak kasus, kombinasi dari pendekatan ini akan diperlukan untuk menangkap pengetahuan tacit. Bagian berikut menyajikan perangkat dan pedoman pada kekuatan dan kelemahan masing-masing sebagai sarana untuk membantu memilih kombinasi teknik terbaik untuk menangkap pengetahuan dalam situasi yang berbeda. Wawancarai Para Ahli Dua teknik yang lebih populer untuk mengoptimalkan wawancara para ahli adalah wawancara yang terstruktur dan cerita. Wawancara Terstruktur Wawancara terstruktur dari ahli materi pelajaran adalah teknik yang paling sering digunakan untuk membuat pengetahuan tacit kunci individu ke dalam bentuk yang lebih eksplisit. Di banyak organisasi, wawancara terstruktur dilakukan melalui wawancara keluar yang diadakan ketika staf berpengetahuan dekat usia pensiun. Sistem manajemen konten sangat cocok untuk penerbitan pelajaran mereka belajar dan praktik terbaik terakumulasi selama bertahun-tahun mereka pengalaman di organisasi. Teknik wawancara terstruktur memerlukan komunikasi yang kuat dan keterampilan konseptualisasi. Selain itu, pewawancara harus memiliki pemahaman yang baik dari materi pelajaran yang ada di tangan. Sesi ini menghasilkan data tertentu untuk menanggapi pertanyaan terfokus . Wawancara terstruktur juga dapat digunakan untuk mengklarifikasi atau memperbaiki pengetahuan awalnya menimbulkan interaksi yang tidak terstruktur. Pewawancara harus menggariskan tujuan spesifik dan pertanyaan untuk sesi akuisisi
  • 6. pengetahuan. Pihak yang diwawancara harus disediakan dengan tujuan sesi dan sampel pertanyaan tetapi biasanya bukan pertanyaan khusus yang akan ditanyakan . Cerita Cerita adalah alat lain yang sangat baik untuk menangkap dan coding pengetahuan tacit. Sebuah cerita organisasi adalah sebuah narasi rinci tindakan manajemen, interaksi karyawan, dan acara intraorganizational lainnya yang dikomunikasikan secara informal dalam organisasi. Sebuah kisah dapat didefinisikan sebagai menceritakan suatu kejadian atau serangkaian kejadian terhubung, apakah benar atau fiktif (Denning , 2001). Snowden ( 2001 ) mendefinisikan narasi sebagai : ” bukan hanya menceritakan, membangun atau bahkan memunculkan cerita, ini adalah tentang memungkinkan pola budaya, perilaku, dan pemahaman yang diungkapkan oleh cerita muncul ” ( p. 1 ). Sebuah cerita organisasi dapat didefinisikan sebagai narasi rinci tindakan masa lalu manajemen, interaksi karyawan, atau kejadian penting lainnya yang telah terjadi dan yang telah dikomunikasikan secara informal (Swap et al., 2001). Menyampaikan informasi dalam cerita menyediakan konteks yang kaya, menyebabkan cerita untuk tetap berada dalam memori sadar dan menciptakan jejak memori lebih daripada yang mungkin dengan informasi yang tidak dalam konteks. Cerita dapat meningkatkan pembelajaran organisasi, mengkomunikasikan nilai-nilai dan aturan set, dan berfungsi sebagai kendaraan yang sangat baik untuk menangkap, coding, dan transmisi pengetahuan tacit yang berharga. Belajar dengan diberitahukan Dalam pembelajaran dengan diberitahukan, pihak yang diwawancarai mengungkapkan dan memurnikan pengetahuannya, dan pada saat yang sama, manajer pengetahuan menjelaskan dan memvalidasi artefak pengetahuan yang membuat pengetahuan ini dalam bentuk eksplisit. Bentuk akuisisi pengetahuan biasanya melibatkan domain dan analisis tugas, proses pelacakan, dan analisis protokol dan simulasi. Proses penelusuran dan analisis protokol yang diadaptasi dari teknik-teknik psikologis. Informasi yang digunakan, pertanyaan yang diajukan, tindakan yang diambil, alternatif yang dipertimbangkan, dan keputusan yang diambil adalah jenis pengetahuan yang diperoleh di sesi tersebut (misalnya, Svenson, 1979; McGraw dan Seale, 1987; Gammack dan Young, 1985).
  • 7. Simulasi sangat efektif untuk tahap selanjutnya akuisisi pengetahuan, memvalidasi, penyulingan, dan menyelesaikan proses menangkap pengetahuan. Peralatan mungkin termasuk program perangkat lunak dan “alat peraga” seperti model, skema, dan peta. Belajar dengan observasi Setidaknya ada dua jenis keahlian yang dapat dilihat : keterampilan motorik (misalnya, operasi sepotong mesin, naik sepeda) dan keahlian kognitif (misalnya, membuat diagnosis medis). Keahlian adalah demonstrasi penerapan pengetahuan. Pendekatan pembelajaran dengan observasi melibatkan penyajian ahli dengan masalah sampel, skenario, atau studi kasus yang ahli kemudian memecahkan masalah. Meskipun kita tidak dapat mengamati pengetahuan seseorang, kita dapat mengamati dan mengidentifikasi keahlian. Kuncinya adalah dengan menggunakan audio atau video untuk merekam apa yang ahli ketahui. Metode lain untuk menangkap pengetahuan tacit Sejumlah teknik lain dapat digunakan untuk menangkap pengetahuan tacit dari individu dan dari kelompok, termasuk :  Ad hoc sessions  Road maps.  Learning histories.  Action learning  E-learning.  Learning from others through business guest speakers and benchmarking  Against best practices. Tacit Knowledge Capture at the Organizational Level Akuisisi pengetahuan organisasi adalah proses kualitatif berbeda dari apa yang terjadi pada tingkat individu dan kelompok. Sedangkan di tingkat kelompok kami terutama prihatin dengan mengidentifikasi dan coding pengetahuan yang berharga, yang sebagian besar tacit secara alamiah, menangkap pengetahuan organisasi terjadi pada tingkat makro. Pendekatan yang baik
  • 8. diusulkan oleh Malhotra (2000), yang menguraikan empat proses akuisisi pengetahuan organisasi utama: (1) grafting, (2) vicarious learning, (3) pengalaman belajar, dan (4) proses inferensial. Gambar 2. Sample Knowledge Acquisition Session Template Hasil dari semua empat jenis knowledge capture organisasi pada akhirnya akan berada dalam beberapa jenis repositori pengetahuan. Penerima memori organisasi ini biasanya beberapa bentuk database pada intranet atau extranet. Penangkapan pengetahuan tersebut telah, sebagian besar, sudah terjadi, yang berarti kita dapat melanjutkan lebih langsung ke kodifikasi konten ini. Tacit Knowledge Capture at the Organizational Level Akuisisi pengetahuan organisasi sebuah proses yang berbeda secara kualitatif dan berasal dari apa yang terjadi pada level individu dan kelompok. Jika pada level kelompok, kita terfokus pada mengidentifikasi dan mengkoding pengetahuan berharga, yang sebagian besarnya tacit yang alami, pemahaman pengetahuan organisasi berlangsung pada level yang lebih makro atau secara keseluruhan. Pendekatan yang baik dikemukakan oleh Malhotra (2000), yaitu ada 4 proses akuisisi pengetahuan organisasi : 1. Grafting (penyambungan)
  • 9. Perpindahan pengetahuan yang melibatkan antara perusahaan. Ini adalah proses pembelajaran dimana perusahaan memperoleh akses untuk menugasi atau memproses pengetahuaan tertentu yang sebelumnya belum tersedia di dalam perusahaan. Hal ini biasanya diperoleh melalui penggabungan, akuisisi, atau aliansi yang didalamnya langsung melalui antara perusahaan-perusahaan (Huber 1991). Contoh: transfer teknologi atau bentuk lain dari pengetahuan eksplisit, video, musik, dan lainnya. 2. Vicarious Learning (pembelajaran yang menggantikan) Proses-proses dimana terjadinya melalui suatu perusahaan yang mengamati demonstrasi teknik atau prosedur dari perusahaan lain. Contoh: studi benchmarking(perbandingan) dimana perusahaan dapat mengadopsi best practice dari perusahaan pemimpin industri sejenis lainnya. 3. Akuisisi Experiential Knowledge (akuisisi pengetahuan pengalaman) Melibatkan akuisisi pengetahuan di dalam perusahaan yaitu pengetahuan yang diciptakan dengan melaksanakan dan mempraktikan secara langsung. Pengulangan berlangsung berdasarkan pengalaman yang bergantung pada kurva pembelajaran untuk membangun rutinitas dan prosedur. Tipe pengetahuan ini pada mulanya tacit tetapi dapat dengan mudah dikodifikasi dan ditransfer (Pennings, Barkema, dan Douma, 1994; Starbuck, 1992). 4. Inferential Process (proses yang dapat disimpulkan) Pembelajaran di dalam perusahaan terjadi dengan melakukan maupun mengerjakan. Namun akuisisi pengetahuan terjadi terutama melalui interpretasi atas kejadian, keadaan, perubahan, dan hasil-hasil yang relatife mengacu terhadap aktivitas yang dikerjakan dan keputusan yang dibuat. Pembelajaran bersifat “eksperimen”, deduktif dengan membuat kesimpulan dari suatu kejadian dan membangun hubungan sebab-akibat antara tindakan dan hasilnya. Hasil dari keempat jenis diatas yaitu penangkapan pengetahuan organisasi akhirnya akan berada pada suatu jenis repository pengetahuan. Repository ini adalah penerimaan memori organisasi dan wadah yang biasanya berbentuk database pada intranet atau ekstranet. Berikut adalah Contoh Akuisisi Pengetahuan yang berbentuk template.
  • 10. EXPLICIT KNOWLEDGE CODIFICATION Pengetahuan dapat dibagi melalui komunikasi pribadi dan interaksi, seperti yang kita lihat di kuadran pertama, sosialisasi, dari Nonaka dan Takeuchi KM Model. Pengetahuan kodifikasi adalah tahap berikutnya dalam memanfaatkan pengetahuan. Dengan mengubah pengetahuan menjadi bentuk nyata, eksplisit seperti dokumen, pengetahuan yang dapat dikomunikasikan lebih luas dan biaya rendah. Masalah pertama adalah bahwa kualitas, yang meliputi (1) akurasi, (2) mudah dibaca / dimengerti, (3) aksesibilitas, (4) mata uang, dan (5) otoritas / kredibilitas. Pengetahuan kodifikasi
  • 11. melayani peran penting yang memungkinkan apa yang secara kolektif dikenal untuk dibagikan dan digunakan. Jika pengetahuan dikodifikasi dengan cara materi (yaitu, diberikan eksplisit), maka dapat dibagi lebih luas baik dari segi penonton dan waktu durasi . Pengetahuan harus dikodifikasikan agar dapat dipahami, dipelihara, dan diperbaiki sebagai bagian dari memori perusahaan. Kodifikasi eksplisit pengetahuan dapat dicapai melalui berbagai teknik seperti kognitif pemetaan, pohon keputusan, taksonomi pengetahuan, dan analisis tugas. Setelah keahlian, pengalaman, dan pengetahuan telah diberikan eksplisit, biasanya melalui beberapa bentuk wawancara, konten yang dihasilkan dapat direpresentasikan sebagai peta kognitif. Sebuah peta kognitif atau pengetahuan adalah representasi dari "model mental" pengetahuan seseorang dan memberikan bentuk yang baik dari dikodifikasikan pengetahuan. Model mental adalah representasi simbolis atau kualitatif sesuatu di dunia nyata. Node dalam peta adalah konsep-konsep kunci, dan link mewakili keterkaitan antara konsep-konsep. Ini dapat ditarik secara manual dengan merekam kecil perhatikan halaman di dinding, papan tulis, atau perangkat lunak visualisasi, mulai dari alat pemetaan brainstorming yang sederhana untuk. Tujuan dari sistem ini adalah untuk lebih mengatur pengetahuan eksplisit dan menyimpannya dalam memori perusahaan untuk retensi jangka panjang. Alat lain yang banyak digunakan untuk eksplisit pengetahuan coding adalah Common-Metodologi KADS yang merupakan metodologi rekayasa pengetahuan berpusat pada enam model dari sebuah organisasi: 1. Tugas model proses bisnis organisasi. 2. Agen model penggunaan pelaksana 'pengetahuan, baik manusia dan buatan, untuk melaksanakan berbagai tugas dalam organisasi. 3. Model Knowledge yang menjelaskan secara rinci struktur pengetahuan dan jenis yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugas. 4. Model komunikasi yang model transaksi komunikatif antara agen.
  • 12. 5. Model Desain yang menentukan arsitektur dan persyaratan teknis diperlukan untuk menerapkan sistem yang mewujudkan fungsi rinci oleh pengetahuan dan komunikasi model. Dalam rangka mengimplementasikan KADS, organisasi dianalisis untuk mengidentifikasi masalah pengetahuan berorientasi, menggambarkan aspek organisasi yang mungkin mempengaruhi solusi pengetahuan (misalnya, budaya, sumber daya), dan menggambarkan bisnis proses dalam hal agen diperlukan, lokasi, aset pengetahuan dikerahkan, dan langkah-langkah pengetahuan intensitas dan signifikansi (misalnya, kekritisan misi). Pohon keputusan Pohon keputusan adalah metode lain yang digunakan secara luas untuk menyusun pengetahuan eksplisit. Representasi ini adalah baik kompak dan efisien. Pohon keputusan biasanya dalam bentuk flowchart, dengan jalur alternatif yang menunjukkan dampak yang berbeda keputusan yang dibuat pada titik titik. Sebuah pohon keputusan dapat mewakili banyak "aturan," dan ketika Anda mengeksekusi logika dengan mengikuti jalan ke bawah itu, Anda secara efektif melewati aturan yang tidak relevan dengan kasus di tangan. Pengetahuan yang diambil dari pekerja pemeliharaan dapat dikodekan dalam pohon keputusan untuk membantu pekerja pemeliharaan masa depan melaksanakan penggantian suku cadang dan pekerjaan lain pada keputusan berdasarkan jadwal daripada bereaksi terhadap bagian menjadi usang.
  • 13. Taksonomi pengetahuan Konsep ini dapat dilihat sebagai blok bangunan pengetahuan dan keahlian. Kita masing-masing menggunakan definisi internal kita sendiri konsep untuk membuat rasa dunia di sekitar kita. Setelah konsep-konsep kunci telah diidentifikasi dan ditangkap, mereka dapat diatur dalam hierarki yang sering disebut sebagai pengetahuan struktural taksonomi. Taksonomi Pengetahuan memungkinkan pengetahuan untuk menjadi grafis direpresentasikan sedemikian rupa sehingga mencerminkan organisasi konsep dalam bidang keahlian tertentu atau organisasi pada umumnya. Taksonomi adalah sistem klasifikasi dasar yang memungkinkan kita untuk menggambarkan konsep dan dependensi-biasanya mereka secara hirarkis. Semakin tinggi up konsep ditempatkan, yang lebih umum atau generik konsep ini. Semakin rendah konsep ditempatkan, semakin spesifik sebuah instance itu adalah kategori tingkat yang lebih tinggi. Sebuah konsep penting yang mendasari taksonomi adalah gagasan tentang warisan. Taksonomi yang paling berguna dalam organisasi pengetahuan deklaratif seperti yang diwujudkan oleh sistem diagnostik. Pembangunan taksonomi melibatkan identifikasi, mendefinisikan, membandingkan, dan pengelompokan elemen. organisasi taksonomi pengetahuan, bagaimanapun, didorong bukan oleh dasar pertama prinsip-prinsip atau "nyata" atribut tetapi melalui konsensusklasifikasi dari data yang awalnya unclassified. dalam hirarki
  • 14. analisis cluster, pengelompokan disusun dalam bentuk pohon hirarkis. Analisis grid perbendaharaan adalah teknik berdasarkan teori yang menyatakan setiap orang berfungsi sebagai ilmuwan yang mengklasifikasikan atau mengatur atau dunianya. berdasarkan klasifikasi ini, individu dapat membangun teori dan bertindak berdasarkan pada teori-teori ini.