SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
1

PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN PROSES
PEMBELAJARAN

Perkembangan kognitif manusia yang merupakan proses psikologis di
dalamnya melibatkan proses-proses memperoleh, menyusun dan menggunakan
pengetahuan, serta kegiatan-kegiatan mental; seperti: mengingat, berpikir,
menimbang, mengamati, mengingat, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi,
dan memecahkan persoalan yang berlangsung melalui interaksi dengan
lingkungan.
Jean Piaget yang merupakan pelopor psikologi kognitif tidak
sependapat dengan pandangan yang mengatakan bahwa kecerdasan adalah
merupakan faktor bawaan, yang berarti manusia tinggal menerima perbedaanperbedaan yang ada, karena pandangan seperti ini akan membawa pengaruh
kurang positif atau bahkan negatif terhadap proses pendidikan dan upaya
pengembangan kemampuan berpikir anak.
Berdasarkan penelitiannya yang dilakukan secara serius dengan cara
mengobservasi secara partisipan dalam jangka waktu lama, Jean Piaget mendapati
bahwa anak pada umur tertentu mengalami kesulitan untuk memahami hal-hal
yang sebenarnya sederhana. Misalnya: seorang anak kecil ternyata mengalami
kesulitan untuk memahami mengapa air yang banyaknya sama apabila dituangkan
dari gelas pendek besar ke gelas tinggi kecil ternyata hasilnya sama dan tidak
tumpah.

A. Pengertian Kognitif
Istilah kognitif seringkali dikenal dengan istilah intelek. Intelek
berasal dari bahasa Inggris “intellect” yang menurut Chaplin (1981) diartikan
sebagai:
2

1. Proses kognitif, proses berpikir, daya menghubungkan, kemampuan menilai,
dan kemampuan mempertimbangkan.
2. Kemampuan mental atau inteligensi
Menurut Mahfudin Shalahudin (1989) dinyatakan bahwa “intelek”
adalah akal budi atau inteligensi yang berarti kemampuan untuk meletakkan
hubungan-hubungan dari proses berpikir. Selanjutnya dikatakan bahwa orang
yang intelligent adalah orang yang dapat menyelesaikan persoalan dalam tempo
yang lebih singkat, memahami masalahnya lebih cepat dan cermat, serta mampu
bertindak cepat.
Istilah inteligensi, semula berasal dari bahasa Latin “intelligere” yang
berarti menghubungkan atau menyatukan satu sama lain. Menurut William Stern,
salah seorang pelopor dalam penelitian inteligensi, mengatakan bahwa inteligensi
adalah kemampuan untuk menggunakan secara tepat segenap alat-alat bantu dan
pikiran guna menyesuaikan diri terhadap tuntutan-tuntutan baru. Sedangkan Leis
Hedison Terman berpendapat bahwa intelegensi adalah kesanggupan untuk
belajar secara abstrak (Patty F, 1982). Di sini Terman membedakan antara
“concrete ability” yaitu kemampuan yang berhubungan dengan hal-hal yang
bersifat abstrak. Orang dikatakan inteligen menurut Terman jika orang tersebut
mampu berpikir abstrak dengan baik.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian
intelek tidak berbeda dengan pengertian inteligensi yang memiliki arti
kemampuan untuk melakukan abstraksi serta berpikir logis dan cepat sehingga
dapat bergerak dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru.
Jean Piaget mendefinisikan “intellect” ialah akal budi berdasarkan
aspek-aspek kognitifnya, khususnya proses-proses berpikir yang lebih tinggi
(Bybee dan Sund, 1982). Sedangkan “intelligence” atau intelegensi menurut Jean
Piaget diartikan sama dengan “kecerdasan” yaitu seluruh kemampuan berpikir dan
bertindak secara adaptif termasuk kemampuan-kemampuan mental yang
kompleks seperti berpikir, mempertimbangkan, menganalisis, mensintesis,
mengevaluasi, dan menyelesaikan persoalan-persoalan. Jean Piaget mengatakan
bahwa inteligensi adalah seluruh kemungkinan koordinasi yang memberi struktur
3

kepada tingkah laku suatu organisme sebagai adaptasi mental terhadap situasi
baru. Dalam arti sempit, intelegensi seringkali diartikan sebagai intelegensi
operasional, termasuk pula tahapan-tahapan yang sejak dari periode sensomotoris
sampai dengan operasional formal.

B. Tahapan Perkembangan Kognitif
Jean Piaget membagi perkembangan kognitif menjadi empat tahapan,
yaitu:
1. Tahap Sensori-Motoris
Tahap ini dialami pada usia 0-2 tahun. Pada tahap ini anak berada
dalam suatu masa pertumbuhan yang ditandai oleh kecenderungan-kecenderungan
sensori-motoris yang amat jelas. Segala perbuatan merupakan perwujudan dari
proses pematangan aspek sensori-motoris tersebut. Menurut Piaget, pada tahap ini
interaksi anak dengan lingkungannya, termasuk orang tuanya, terutama dilakukan
melalui perasaan dan otot-ototnya. Interaksi ini terutama diarahkan oleh sensasisensasi dari lingkungannya. Dalam melakukan interaksi dengan lingkungannya,
termasuk juga dengan orang tuanya, anak mengembangkan kemampuannya untuk
mempersepsi, melakukan sentuhan-sentuhan, melakukan berbagai gerakan, dan
secara perlahan-lahan belajar mengkoordinasikan tindakan-tindakannya.

2. Tahap Praoperasional
Tahap ini berlangsung pada usia 2-7 tahun. Tahap ini disebut juga
tahap intuisi sebab perkembangan kognitifnya memperlihatkan kecenderungan
yang ditandai oleh suasana intuitif; dalam arti semua perbuatan rasionalnya tidak
didukung oleh pemikiran tapi oleh unsur perasaan, kecenderungan alamiah, sikapsikap yang diperoleh dari orang-orang bermakna, dan lingkungan sekitarnya.
Pada tahap ini, menurut Piaget, anak sangat bersifat egosentris
sehingga

seringkali

mengalami

masalah

dalam

berinteraksi

dengan

lingkungannya, termasuk dengan orang tuanya. Dalam berinteraksi dengan orang
lain, anak cenderung sulit untuk dapat memahami pandangan-pandangannya
sendiri. Dalam berinteraksi dengan lingkungannya, ia masih sulit untuk membaca
4

kesempatan atau kemungkinan-kemungkinan karena masih punya anggapan
bahwa hanya ada satu kebenaran atau peristiwa dalam setiap situasi.
Pada tahap ini anak tidak hanya ditentukan oleh pengamatan inderawi
saja, tetapi juga pada intuisi. Anak mampu menyimpan kata-kata serta
menggunakannya, terutama yang berhubungan erat dengan kebutuhan mereka.
Pada masa ini anak siap untuk belajar bahasa, membaca, atau menyanyi.
Menggunakan bahasa yang benar untuk berbicara pada anak akan mempunyai
akibat sangat baik pada perkembangan bahasa mereka. Cara belajar yang
memegang peran pada tahap ini ialah intuisi. Intuisi membebaskan mereka dan
berbicara semaunya tanpa menghiraukan pengalaman konkrit dan paksaan dari
luar. Sering kita lihat anak berbicara sendiri dengan benda-benda yang ada di
sekitarnya, misalnya: berbicara dengan pohon, anjing, kucing dan sebagainya
yang menurut mereka benda-benda tersebut dapat mendengar dan berbicara.
Peristiwa semacam ini sangat baik untuk melatih diri anak menggunakan
kekayaan bahasanya. Piaget menyebut tahap ini sebagai “collective monolog”,
pembicara yang egosentris dan sedikit berhubungan dengan orang lain.

3. Tahap Operasional Konkrit
Tahap operasional konkrit ini ditandai dengan karakteristik menonjol
sebagai berikut:
a. Segala sesuatu dipahami oleh individu sebagaimana yang tampak saja atau
sebagaimana kenyataan yang mereka alami.
b. Cara berpikir individu belum menangkap yang abstark meskipun cara
berpikirnya sudah nampak sistematis dan logis.
c. Dalam memahami konsep, individu sangat terikat kepada proses
mengalami sendiri. Artinya, individu akan mudah memahami konsep
kalau pengertian konsep itu dapat diamati atau individu itu melakukan
sesuatu yang berkaitan dengan konsep tersebut.
5

4. Karakteristik Tahap Operasional Formal
Tahap operasional formal ini ditandai dengan karakteristik menonjol
sebagai berikut:
a. Individu dapat mencapai logika dan rasio serta dapat menggunakan
abstraksi.
b. Individu mulai mampu berpikir logis dengan obyek-obyek yang abstrak.
c. Individu mulai mampu memecahkan persoalan-persoalan yang bersifat
hipotesis.
d. Individu bahkan mulai mampu membuat prakiraan (forecasting) di masa
depan.
e. Individu mulai mampu untuk mengintrospeksi dir sendiri sehingga
kesadaran diri sendiri dapat berkembang dengan baik.
f. Individu mulai mampu membayangkan peranan-peranan yang akan
diperankan sebagai orang dewasa.
g. Individu

mulai

mampu

untuk

menyadari

diri,

mempertahankan

kepentingan masyarakat di lingkungannya, dan kepentingan seseorang
dalam masyarakat tersebut.

E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif Subjek Didik
Mengenai faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif individu
ini terjadi perbedaan pendapat di antara para ahli psikologi. Kelompok
psikometrika radikal berpendapat bahwa perkembangan intelektual individu itu
sekitar 90% ditentukan oleh faktor heriditas, sedangkan pengaruh lingkungan,
termasuk di dalamnya pendidikan, hanya memberikan kontribusi sekitar 10% saja.
Kelompok ini memberikan bukti bahwa individu yang memiliki heriditas
intelektual unggul, maka akan sangat mudah pengembangannya meskipun hanya
dengan intervensi lingkungan secara tidak maksimal. Sebaliknya, individu yang
memiliki heriditas intelektual rendah maka intervensi lingkungan seringkali
mengalami kesulitas meskipun sudah dilakukan secara maksimal.
Kelompok penganut pedagogis radikal amat yakin bahwa intervensi
lingkungan, termasuk pendidikan, justru memiliki andil sekitar 80-85%,
6

sedangkan

heriditas

hanya

memberikan

kontribusi

15-20%

terhadap

perkembangan intelektual individu. Syaratnya adalah memberikan kesempatan
rentang waktu yang cukup bagi individu untuk mengembangkan intelektualnya
secara maksimal.
Dengan tanpa mempertentangkan kedua kelompok radikal itu, maka
perkembangan kognitif sebenarnya dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu
heriditas dan lingkungan. Pengaruh kedua faktor itu pada kenyataannya tidak
terpisah secara sendiri-sendiri melainkan seringkali merupakan resultante dari
interaksi keduanya. Pengaruh faktor heriditas dan lingkungan terhadap
perkembangan kognitif itu dapat dijelaskan berikut ini.
1. Faktor heriditas. Semenjak dalam kandungan anak telah memiliki sifat-sifat
yang menentukan daya kerja kognitifnya. Secara potensial anak telah
membawa kemungkinan, apakah akan memiliki kemampuan berpikir normal,
di atas normal, atau di bawah normal. Namun potensi ini tidak akan
berkembang atau terwujud secara optimal apabila lingkungan tidak memberi
kesempatan untuk berkembang. Oleh karenanya, peranan lingkungan juga
besar pengaruhnya terhadap perkembangan intelektual anak.
2. Faktor lingkungan. Ada unsur lingkungan yang sangat penting peranannya
dalam mempengaruhi perkembangan kognitif anak, yaitu keluarga dan sekolah.
a.

Keluarga. Intervensi yang paling penting dilakukan oleh keluarga atau
orang tua adalah memberikan pengalaman kepada anak dalam berbagai
bidang kehidupan, sehingga anak memiliki informasi yang banyak yang
merupakan alat bagi anak untuk berpikir. Cara-cara yang digunakan
misalnya memberi kesempatan kepada anak untuk merealisasikan ideidenya, menghargai ide-ide tersebut, memuaskan dorongan ingin tahu anak
dengan cara menyediakan bacaan, alat-alat keterampilan, dan alat-alat
yang dapat mengembangkan daya kreativitas anak. Pemberian kesempatan
atau pengalaman tersebut sudah barang tentu menuntut perhatian orang
tua.

b. Sekolah. Sekolah adalah lembaga formal yang diberi tanggung jawab untuk
meningkatkan perkembangan anak; termasuk perkembangan intelek anak.
7

Dalam konteks ini, guru hendaknya menyadari betul bahwa perkembangan
kognitif anak terletak ditangannya. Beberapa cara yang dapat dilakukan
guru diantaranya ialah:
1) Menciptakan interaksi atau hubungan yang akrab dengan peserta didik.
Dengan hubungan yang akrab tersebut, secara psikologis peserta didik
akan merasa aman sehingga segala masalah yang dialaminya secara
bebas dapat dikonsumsikan dengan guru mereka.
2) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berdialog dengan
orang-orang yang ahli dan berpengalaman dalam berbagai bidang ilmu
pengetahuan.
3) Membawa para peserta didik ke obyek-obyek tertentu seperti obyek
budaya, ilmu pengetahuan, dan sejenisnya sangat menunjang
perkembangan inteletual para peserta didik.
4) Menjaga dan meningkatkan pertumbuhan fisik anak, baik melalui
kegiatan olah raga maupun menyediakan gizi yang cukup sangat
penting bagi perkembangan intelek peserta didik. Sebab jika peserta
didik terganggu secara fisik perkembangan kognitifnya akan terganggu
juga.
5) Meningkatkan kemampuan berbahasa peserta didik, baik melalui media
cetak maupun menyediakan situasi yang memungkinkan para peserta
didik berpendapat atau mengemukakan ide-idenya.

F. Perbedaan Individual dalam Perkembangan Kognitif
Secara heriditas individu telah memiliki potensi-potensi yang dapat
menyebabkan perbedaan dalam perkembangan kognitif mereka. potensi tersebut
berkembang atau tidak, tergantung pada lingkungan. Ini berarti bahwa apakah
anak akan menjadi memiliki kemampuan berpikir normal, di atas normal, atau di
bawah normal juga banyak dipengaruhi lingkungan.
Perbedaan individu dalam perkembangan kognitif menunjuk kepada
perbedaan dalam kemampuan dan kecepatan belajar. Perbedaan-perbedaan
individual peserta didik akan tercermin dalam sifat-sifat atau ciri-ciri mereka baik
8

dalam kemampuan, keterampilan, maupun sikap dan kebiasaan belajar, kualitas
proses dan hasil belajar, baik dalam ranah kognitif, efektif dan psikomotor.
Perbedaan intelektual anak ini akan tampak sekali jika diamati dalam proses
belajar-mengajar di dalam kelas. Ada peserta didik yang cepat, ada yang sedang,
dan ada pula yang lambat dalam penguasan materi pelajaran.

G. Proses Pembelajaran untuk Membantu Perkembangan Kognitif Subjek
Didik
Menurut Conny Semiawan (1984) penciptaan kondisi lingkungan
yang kondusif bagi pengembangan kemampuan inteletual anak yang di dalamnya
menyangkut keamanan psikologis dan kebebasan psikologis merupakan faktor
yang amat penting.
Kondisi psikologis yang perlu diciptakan agar subjek didik merasa
aman secara psikologis sehingga mampu mengembangkan kemampuan
kognitifnya adalah:
1. Pendidik menerima subjek didik secara postif sebagaimana adanya tanpa syarat
(unconditional positive regard). Artinya, apapun adanya subjek didik dengan
segala kekuatan dan kelemahannya harus diterima dengan baik serta memberi
kepercayaan padanya bahwa pada dasarnya setiap subjek didik memiliki
kemampuan kognitif yang dapat dikembangkan secara maksimal.
2. Pendidik menciptakan suasana dimana subjek didik tidak merasa terlalu dinilai
oleh orang lain. Terlalu memberikan penilaian terhadap subjek didik dapat
dirasakan sebagai ancaman sehingga menimbulkan kebutuhan akan pertahanan
diri. Memang kenyataannya pemberian penilaian tidak dapat dihindarkan
dalam situasi sekolah, tetapi paling tidak harus diupayakan agar penilaian tidak
bersifat mencemaskan bagi subjek didik melainkan menjadi sarana yang dapat
mengembangkan sikap kompetitif secara sehat.
3. Pendidik harus bisa berempati. Artinya, dapat memahami pemikiran, perasaan,
dan perilaku subjek didik; dapat menempatkan diri dalam situasi subjek didik;
serta melihat sesuatu dari sudut pandang mereka. dalam suasana seperti ini,
9

subjek didik akan merasa aman untuk mengembangkan dan mengemukakan
pemikirannya atau ide-idenya.
4. Penting bagi pendidik untuk mengetahui isi dan ciri-ciri dari setiap tahap
perkembangan kognitif peserta didiknya sehingga dapat mengambil keputusan
tindakan edukatif yang tepat sehingga dapat menghasilkan peserta didik yang
memahami benar-benar pengalaman belajar yang diterimanya. Mencocokkan
sistem pembelajaran dengan kebutuhan peserta didik merupakan cara yang
bagus untuk pengembangan intelektual peserta didik.
5. Model pembelajaran yang aktif adalah tidak menunggu sampai peserta didik
siap sendiri, tetapi guru menciptakan lingkungan belajar sedemikian rupa
sehingga dapat memberi kemungkinan maksimal pada subjek didik untuk
berinteraksi
kognitifnya.

edukatif

sehingga

mendorong

percepatan

perkembangan

More Related Content

What's hot

Psikoterapi (asosiasi bebas)
Psikoterapi (asosiasi bebas)Psikoterapi (asosiasi bebas)
Psikoterapi (asosiasi bebas)coryditapratiwi
 
Psikologi Behavioristik
Psikologi BehavioristikPsikologi Behavioristik
Psikologi BehavioristikSeta Wicaksana
 
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERSTEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERSIlma Urrutyana
 
psikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosialpsikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosialMunna Hab
 
Power point teori belajar behavioristik
Power point teori belajar behavioristikPower point teori belajar behavioristik
Power point teori belajar behavioristikRINISUGIYARTI
 
Pandangan psikoanalitik tentang hakekat manusia
Pandangan psikoanalitik tentang hakekat manusiaPandangan psikoanalitik tentang hakekat manusia
Pandangan psikoanalitik tentang hakekat manusiaLia Oktafiani
 
Makalah Teori Belajar Humanistik
Makalah Teori Belajar HumanistikMakalah Teori Belajar Humanistik
Makalah Teori Belajar HumanistikAkhmad Muzaka
 
perkembangan dan faktor yang mempengaruhi psikologi pendidikan
perkembangan dan faktor yang mempengaruhi psikologi pendidikanperkembangan dan faktor yang mempengaruhi psikologi pendidikan
perkembangan dan faktor yang mempengaruhi psikologi pendidikanRisa Octaviani
 
Contoh kasus dan analisis kasus aldert
Contoh kasus dan analisis kasus aldertContoh kasus dan analisis kasus aldert
Contoh kasus dan analisis kasus aldertrina_nurjanah96
 
Perkembangan kreatifitas dan implikasinya dalam pendidikan
Perkembangan kreatifitas dan implikasinya dalam pendidikanPerkembangan kreatifitas dan implikasinya dalam pendidikan
Perkembangan kreatifitas dan implikasinya dalam pendidikanAndalia Ayu Putry
 
Pertemuan ke-4 Tipologi Konstitusi,Temperamen dan Kebudayaan
Pertemuan ke-4 Tipologi Konstitusi,Temperamen dan KebudayaanPertemuan ke-4 Tipologi Konstitusi,Temperamen dan Kebudayaan
Pertemuan ke-4 Tipologi Konstitusi,Temperamen dan KebudayaanVivia Maya Rafica
 
Pembawaan dan lingkungan
Pembawaan dan lingkunganPembawaan dan lingkungan
Pembawaan dan lingkungansandikapaoji
 
Psikologi belajar thorndike
Psikologi belajar thorndikePsikologi belajar thorndike
Psikologi belajar thorndikeHilmawanAan
 
Teori Albert Bandura
Teori Albert BanduraTeori Albert Bandura
Teori Albert BanduraAlbert Aris
 
Perkembangan masa dewasa
Perkembangan masa dewasaPerkembangan masa dewasa
Perkembangan masa dewasaYeti Rohayati
 

What's hot (20)

B.F. Skinner
B.F. SkinnerB.F. Skinner
B.F. Skinner
 
Makalah otak
Makalah otakMakalah otak
Makalah otak
 
Tuna ganda
Tuna gandaTuna ganda
Tuna ganda
 
Psikoterapi (asosiasi bebas)
Psikoterapi (asosiasi bebas)Psikoterapi (asosiasi bebas)
Psikoterapi (asosiasi bebas)
 
Psikologi Behavioristik
Psikologi BehavioristikPsikologi Behavioristik
Psikologi Behavioristik
 
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERSTEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
 
psikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosialpsikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosial
 
Power point teori belajar behavioristik
Power point teori belajar behavioristikPower point teori belajar behavioristik
Power point teori belajar behavioristik
 
Teori belajar humanisme
Teori belajar humanismeTeori belajar humanisme
Teori belajar humanisme
 
Pandangan psikoanalitik tentang hakekat manusia
Pandangan psikoanalitik tentang hakekat manusiaPandangan psikoanalitik tentang hakekat manusia
Pandangan psikoanalitik tentang hakekat manusia
 
Makalah Teori Belajar Humanistik
Makalah Teori Belajar HumanistikMakalah Teori Belajar Humanistik
Makalah Teori Belajar Humanistik
 
perkembangan dan faktor yang mempengaruhi psikologi pendidikan
perkembangan dan faktor yang mempengaruhi psikologi pendidikanperkembangan dan faktor yang mempengaruhi psikologi pendidikan
perkembangan dan faktor yang mempengaruhi psikologi pendidikan
 
Pengantar Psikologi
Pengantar PsikologiPengantar Psikologi
Pengantar Psikologi
 
Contoh kasus dan analisis kasus aldert
Contoh kasus dan analisis kasus aldertContoh kasus dan analisis kasus aldert
Contoh kasus dan analisis kasus aldert
 
Perkembangan kreatifitas dan implikasinya dalam pendidikan
Perkembangan kreatifitas dan implikasinya dalam pendidikanPerkembangan kreatifitas dan implikasinya dalam pendidikan
Perkembangan kreatifitas dan implikasinya dalam pendidikan
 
Pertemuan ke-4 Tipologi Konstitusi,Temperamen dan Kebudayaan
Pertemuan ke-4 Tipologi Konstitusi,Temperamen dan KebudayaanPertemuan ke-4 Tipologi Konstitusi,Temperamen dan Kebudayaan
Pertemuan ke-4 Tipologi Konstitusi,Temperamen dan Kebudayaan
 
Pembawaan dan lingkungan
Pembawaan dan lingkunganPembawaan dan lingkungan
Pembawaan dan lingkungan
 
Psikologi belajar thorndike
Psikologi belajar thorndikePsikologi belajar thorndike
Psikologi belajar thorndike
 
Teori Albert Bandura
Teori Albert BanduraTeori Albert Bandura
Teori Albert Bandura
 
Perkembangan masa dewasa
Perkembangan masa dewasaPerkembangan masa dewasa
Perkembangan masa dewasa
 

Viewers also liked

Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Mayawi Karim
 
Perspektif Psikologi Dalam Memahami Perkembangan
Perspektif Psikologi Dalam Memahami PerkembanganPerspektif Psikologi Dalam Memahami Perkembangan
Perspektif Psikologi Dalam Memahami PerkembanganFikri Rasyid
 
Tugas kelompok 8 motorik
Tugas kelompok 8 motorikTugas kelompok 8 motorik
Tugas kelompok 8 motorikporja_b
 
Makalah teori konstruktivisme dan landasan filosofisnya
Makalah teori konstruktivisme dan landasan filosofisnyaMakalah teori konstruktivisme dan landasan filosofisnya
Makalah teori konstruktivisme dan landasan filosofisnyaSeptian Muna Barakati
 
Pengertian teori belajar konstruktivistik
Pengertian teori belajar konstruktivistikPengertian teori belajar konstruktivistik
Pengertian teori belajar konstruktivistikIka Pratiwi
 
Perspektif dalam psikologi sosial
Perspektif dalam psikologi sosialPerspektif dalam psikologi sosial
Perspektif dalam psikologi sosialDian Bunga Lestari
 
Prinsip prinsip teori belajar konstruktivistik
Prinsip prinsip teori belajar konstruktivistikPrinsip prinsip teori belajar konstruktivistik
Prinsip prinsip teori belajar konstruktivistikIka Pratiwi
 
PSIKOLOGI PENDIDIKAN,"PERSPEKTIF PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN INDIVIDU SERTA PE...
PSIKOLOGI PENDIDIKAN,"PERSPEKTIF PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN INDIVIDU SERTA PE...PSIKOLOGI PENDIDIKAN,"PERSPEKTIF PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN INDIVIDU SERTA PE...
PSIKOLOGI PENDIDIKAN,"PERSPEKTIF PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN INDIVIDU SERTA PE...Dadang DjokoKaryanto
 
07. teori belajar kognitif
07. teori belajar kognitif07. teori belajar kognitif
07. teori belajar kognitifNhia Item
 
Jurnal PSikologi pendidikan
Jurnal PSikologi pendidikanJurnal PSikologi pendidikan
Jurnal PSikologi pendidikanmppeutm
 
Contoh makalah pengembangan diri
Contoh makalah pengembangan diriContoh makalah pengembangan diri
Contoh makalah pengembangan diriSiti Anisyah
 
Teori perkembangan kognitif jean piaget
Teori perkembangan kognitif jean piagetTeori perkembangan kognitif jean piaget
Teori perkembangan kognitif jean piagetFanera Jeffery
 
Perkembangan hubungan sosial dan prose...
Perkembangan hubungan sosial                                        dan prose...Perkembangan hubungan sosial                                        dan prose...
Perkembangan hubungan sosial dan prose...Dedi Yulianto
 
Ringkasan psikologi pendidikan Sejarah, pengertian, ruang lingkup psikologi p...
Ringkasan psikologi pendidikan Sejarah, pengertian, ruang lingkup psikologi p...Ringkasan psikologi pendidikan Sejarah, pengertian, ruang lingkup psikologi p...
Ringkasan psikologi pendidikan Sejarah, pengertian, ruang lingkup psikologi p...rissashahtyca
 

Viewers also liked (16)

Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
 
Perspektif Psikologi Dalam Memahami Perkembangan
Perspektif Psikologi Dalam Memahami PerkembanganPerspektif Psikologi Dalam Memahami Perkembangan
Perspektif Psikologi Dalam Memahami Perkembangan
 
PARADIGMA KONSTRUKTIVISME
PARADIGMA KONSTRUKTIVISMEPARADIGMA KONSTRUKTIVISME
PARADIGMA KONSTRUKTIVISME
 
Tugas kelompok 8 motorik
Tugas kelompok 8 motorikTugas kelompok 8 motorik
Tugas kelompok 8 motorik
 
Makalah teori konstruktivisme dan landasan filosofisnya
Makalah teori konstruktivisme dan landasan filosofisnyaMakalah teori konstruktivisme dan landasan filosofisnya
Makalah teori konstruktivisme dan landasan filosofisnya
 
Pengertian teori belajar konstruktivistik
Pengertian teori belajar konstruktivistikPengertian teori belajar konstruktivistik
Pengertian teori belajar konstruktivistik
 
Teori Konstruktivisme
Teori KonstruktivismeTeori Konstruktivisme
Teori Konstruktivisme
 
Perspektif dalam psikologi sosial
Perspektif dalam psikologi sosialPerspektif dalam psikologi sosial
Perspektif dalam psikologi sosial
 
Prinsip prinsip teori belajar konstruktivistik
Prinsip prinsip teori belajar konstruktivistikPrinsip prinsip teori belajar konstruktivistik
Prinsip prinsip teori belajar konstruktivistik
 
PSIKOLOGI PENDIDIKAN,"PERSPEKTIF PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN INDIVIDU SERTA PE...
PSIKOLOGI PENDIDIKAN,"PERSPEKTIF PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN INDIVIDU SERTA PE...PSIKOLOGI PENDIDIKAN,"PERSPEKTIF PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN INDIVIDU SERTA PE...
PSIKOLOGI PENDIDIKAN,"PERSPEKTIF PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN INDIVIDU SERTA PE...
 
07. teori belajar kognitif
07. teori belajar kognitif07. teori belajar kognitif
07. teori belajar kognitif
 
Jurnal PSikologi pendidikan
Jurnal PSikologi pendidikanJurnal PSikologi pendidikan
Jurnal PSikologi pendidikan
 
Contoh makalah pengembangan diri
Contoh makalah pengembangan diriContoh makalah pengembangan diri
Contoh makalah pengembangan diri
 
Teori perkembangan kognitif jean piaget
Teori perkembangan kognitif jean piagetTeori perkembangan kognitif jean piaget
Teori perkembangan kognitif jean piaget
 
Perkembangan hubungan sosial dan prose...
Perkembangan hubungan sosial                                        dan prose...Perkembangan hubungan sosial                                        dan prose...
Perkembangan hubungan sosial dan prose...
 
Ringkasan psikologi pendidikan Sejarah, pengertian, ruang lingkup psikologi p...
Ringkasan psikologi pendidikan Sejarah, pengertian, ruang lingkup psikologi p...Ringkasan psikologi pendidikan Sejarah, pengertian, ruang lingkup psikologi p...
Ringkasan psikologi pendidikan Sejarah, pengertian, ruang lingkup psikologi p...
 

Similar to Perkembangan kognitif dan proses pembelajaran

Tahap Tahap Perkembangan Pemikiran intelektual.pptx
Tahap Tahap Perkembangan Pemikiran intelektual.pptxTahap Tahap Perkembangan Pemikiran intelektual.pptx
Tahap Tahap Perkembangan Pemikiran intelektual.pptxSenjaMahesa
 
Pertemuan 8 Perkembangan Peserta Didik
Pertemuan 8 Perkembangan Peserta DidikPertemuan 8 Perkembangan Peserta Didik
Pertemuan 8 Perkembangan Peserta DidikmonichaSihombing
 
Makalah psikoper
Makalah psikoperMakalah psikoper
Makalah psikoperAini Tyeva
 
Perkembangan intelektual
Perkembangan intelektualPerkembangan intelektual
Perkembangan intelektualDia Cahyawati
 
jurnal 3 modul 3.pdf
jurnal 3 modul 3.pdfjurnal 3 modul 3.pdf
jurnal 3 modul 3.pdfZakiCell1
 
Psikosastra kel 2
Psikosastra kel 2Psikosastra kel 2
Psikosastra kel 2syahrulnet
 
Teori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam PembelajaranTeori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam PembelajaranFitri Yusmaniah
 
Teori perkembangan kognitif piaget
Teori perkembangan kognitif piagetTeori perkembangan kognitif piaget
Teori perkembangan kognitif piagetAnton Priyadi
 
Teori perkembangan kognitif oleh Jean Piaget
Teori perkembangan kognitif oleh Jean PiagetTeori perkembangan kognitif oleh Jean Piaget
Teori perkembangan kognitif oleh Jean PiagetLittle Butterfly
 
11 - TAHAPPERKEMBANGAN BERDASARAN USIA.pptx
11 - TAHAPPERKEMBANGAN BERDASARAN USIA.pptx11 - TAHAPPERKEMBANGAN BERDASARAN USIA.pptx
11 - TAHAPPERKEMBANGAN BERDASARAN USIA.pptxZahroMasruroh
 
Tugas teori teori belajar
Tugas teori teori belajarTugas teori teori belajar
Tugas teori teori belajarNakashima Taiki
 
Perkembangan kognitif bu linda
Perkembangan kognitif bu lindaPerkembangan kognitif bu linda
Perkembangan kognitif bu lindaAsih Sukarsih
 
5. tahap perkembangan-kognitif-menurut-piaget
5. tahap perkembangan-kognitif-menurut-piaget5. tahap perkembangan-kognitif-menurut-piaget
5. tahap perkembangan-kognitif-menurut-piagetIrawan Wk
 
Konsep perkembangan dalam konstelasi
Konsep perkembangan dalam konstelasiKonsep perkembangan dalam konstelasi
Konsep perkembangan dalam konstelasiarlanridfan farid
 
perkembangan masa remaja kognitif, emosional dan kepribadian
perkembangan masa remaja kognitif, emosional dan kepribadianperkembangan masa remaja kognitif, emosional dan kepribadian
perkembangan masa remaja kognitif, emosional dan kepribadianSeptia Darmayanti
 
Teori pembelajaran kognitif
Teori pembelajaran kognitifTeori pembelajaran kognitif
Teori pembelajaran kognitifArif Wicaksono
 

Similar to Perkembangan kognitif dan proses pembelajaran (20)

Tahap Tahap Perkembangan Pemikiran intelektual.pptx
Tahap Tahap Perkembangan Pemikiran intelektual.pptxTahap Tahap Perkembangan Pemikiran intelektual.pptx
Tahap Tahap Perkembangan Pemikiran intelektual.pptx
 
Teori perkembangan jean piaget
Teori perkembangan jean piagetTeori perkembangan jean piaget
Teori perkembangan jean piaget
 
Pertemuan 8 Perkembangan Peserta Didik
Pertemuan 8 Perkembangan Peserta DidikPertemuan 8 Perkembangan Peserta Didik
Pertemuan 8 Perkembangan Peserta Didik
 
Makalah psikoper
Makalah psikoperMakalah psikoper
Makalah psikoper
 
Perkembangan intelektual
Perkembangan intelektualPerkembangan intelektual
Perkembangan intelektual
 
jurnal 3 modul 3.pdf
jurnal 3 modul 3.pdfjurnal 3 modul 3.pdf
jurnal 3 modul 3.pdf
 
Psikosastra kel 2
Psikosastra kel 2Psikosastra kel 2
Psikosastra kel 2
 
kuliah pgsd....pptx
kuliah pgsd....pptxkuliah pgsd....pptx
kuliah pgsd....pptx
 
Kb2 teori kognitif
Kb2 teori kognitifKb2 teori kognitif
Kb2 teori kognitif
 
Teori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam PembelajaranTeori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran
 
Teori perkembangan kognitif piaget
Teori perkembangan kognitif piagetTeori perkembangan kognitif piaget
Teori perkembangan kognitif piaget
 
Teori perkembangan kognitif oleh Jean Piaget
Teori perkembangan kognitif oleh Jean PiagetTeori perkembangan kognitif oleh Jean Piaget
Teori perkembangan kognitif oleh Jean Piaget
 
11 - TAHAPPERKEMBANGAN BERDASARAN USIA.pptx
11 - TAHAPPERKEMBANGAN BERDASARAN USIA.pptx11 - TAHAPPERKEMBANGAN BERDASARAN USIA.pptx
11 - TAHAPPERKEMBANGAN BERDASARAN USIA.pptx
 
Tugas teori teori belajar
Tugas teori teori belajarTugas teori teori belajar
Tugas teori teori belajar
 
Perkembangan kognitif bu linda
Perkembangan kognitif bu lindaPerkembangan kognitif bu linda
Perkembangan kognitif bu linda
 
5. tahap perkembangan-kognitif-menurut-piaget
5. tahap perkembangan-kognitif-menurut-piaget5. tahap perkembangan-kognitif-menurut-piaget
5. tahap perkembangan-kognitif-menurut-piaget
 
Konsep perkembangan dalam konstelasi
Konsep perkembangan dalam konstelasiKonsep perkembangan dalam konstelasi
Konsep perkembangan dalam konstelasi
 
perkembangan masa remaja kognitif, emosional dan kepribadian
perkembangan masa remaja kognitif, emosional dan kepribadianperkembangan masa remaja kognitif, emosional dan kepribadian
perkembangan masa remaja kognitif, emosional dan kepribadian
 
Makalah ppd kelp 2
Makalah ppd kelp 2Makalah ppd kelp 2
Makalah ppd kelp 2
 
Teori pembelajaran kognitif
Teori pembelajaran kognitifTeori pembelajaran kognitif
Teori pembelajaran kognitif
 

More from Dedi Yulianto

Komputer & multimedia
Komputer & multimediaKomputer & multimedia
Komputer & multimediaDedi Yulianto
 
Penelitian kualitatif dan wawancara
Penelitian kualitatif dan wawancaraPenelitian kualitatif dan wawancara
Penelitian kualitatif dan wawancaraDedi Yulianto
 
Analisis butir soal (v)
Analisis butir soal (v)Analisis butir soal (v)
Analisis butir soal (v)Dedi Yulianto
 
Pengembangan bhn ujian dan analisis
Pengembangan bhn ujian dan analisisPengembangan bhn ujian dan analisis
Pengembangan bhn ujian dan analisisDedi Yulianto
 
Sekilas konsep evaluasi
Sekilas konsep evaluasiSekilas konsep evaluasi
Sekilas konsep evaluasiDedi Yulianto
 
Disain instruksional
Disain instruksionalDisain instruksional
Disain instruksionalDedi Yulianto
 
Instruksional sistem
Instruksional sistemInstruksional sistem
Instruksional sistemDedi Yulianto
 
Model assure media pembelajaran
Model assure media  pembelajaran Model assure media  pembelajaran
Model assure media pembelajaran Dedi Yulianto
 
Deskriptif dan preskriptif teori pembelajaran dan instruksi
Deskriptif dan preskriptif teori pembelajaran dan instruksiDeskriptif dan preskriptif teori pembelajaran dan instruksi
Deskriptif dan preskriptif teori pembelajaran dan instruksiDedi Yulianto
 
Pembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstualPembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstualDedi Yulianto
 
Contextual teaching-and-learning-ctl
Contextual teaching-and-learning-ctlContextual teaching-and-learning-ctl
Contextual teaching-and-learning-ctlDedi Yulianto
 
Filsafat zaman yunani kuno
Filsafat zaman yunani kunoFilsafat zaman yunani kuno
Filsafat zaman yunani kunoDedi Yulianto
 
Hubungan ilmu pengetahuan filsafat
Hubungan ilmu pengetahuan filsafatHubungan ilmu pengetahuan filsafat
Hubungan ilmu pengetahuan filsafatDedi Yulianto
 

More from Dedi Yulianto (20)

Sk tim perencana
Sk tim perencanaSk tim perencana
Sk tim perencana
 
Komputer & multimedia
Komputer & multimediaKomputer & multimedia
Komputer & multimedia
 
Media pembelajaran
Media  pembelajaranMedia  pembelajaran
Media pembelajaran
 
Penelitian kualitatif dan wawancara
Penelitian kualitatif dan wawancaraPenelitian kualitatif dan wawancara
Penelitian kualitatif dan wawancara
 
Analisis butir soal (v)
Analisis butir soal (v)Analisis butir soal (v)
Analisis butir soal (v)
 
Pengembangan bhn ujian dan analisis
Pengembangan bhn ujian dan analisisPengembangan bhn ujian dan analisis
Pengembangan bhn ujian dan analisis
 
Sekilas konsep evaluasi
Sekilas konsep evaluasiSekilas konsep evaluasi
Sekilas konsep evaluasi
 
Desain pesan
Desain pesanDesain pesan
Desain pesan
 
Desain pembelajaran
Desain pembelajaranDesain pembelajaran
Desain pembelajaran
 
Disain instruksional
Disain instruksionalDisain instruksional
Disain instruksional
 
Jenis penelitian
Jenis penelitianJenis penelitian
Jenis penelitian
 
Desain pesan
Desain pesanDesain pesan
Desain pesan
 
Instruksional sistem
Instruksional sistemInstruksional sistem
Instruksional sistem
 
Model assure media pembelajaran
Model assure media  pembelajaran Model assure media  pembelajaran
Model assure media pembelajaran
 
Deskriptif dan preskriptif teori pembelajaran dan instruksi
Deskriptif dan preskriptif teori pembelajaran dan instruksiDeskriptif dan preskriptif teori pembelajaran dan instruksi
Deskriptif dan preskriptif teori pembelajaran dan instruksi
 
Pembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstualPembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstual
 
Contextual teaching-and-learning-ctl
Contextual teaching-and-learning-ctlContextual teaching-and-learning-ctl
Contextual teaching-and-learning-ctl
 
Ctl
CtlCtl
Ctl
 
Filsafat zaman yunani kuno
Filsafat zaman yunani kunoFilsafat zaman yunani kuno
Filsafat zaman yunani kuno
 
Hubungan ilmu pengetahuan filsafat
Hubungan ilmu pengetahuan filsafatHubungan ilmu pengetahuan filsafat
Hubungan ilmu pengetahuan filsafat
 

Perkembangan kognitif dan proses pembelajaran

  • 1. 1 PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN PROSES PEMBELAJARAN Perkembangan kognitif manusia yang merupakan proses psikologis di dalamnya melibatkan proses-proses memperoleh, menyusun dan menggunakan pengetahuan, serta kegiatan-kegiatan mental; seperti: mengingat, berpikir, menimbang, mengamati, mengingat, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan memecahkan persoalan yang berlangsung melalui interaksi dengan lingkungan. Jean Piaget yang merupakan pelopor psikologi kognitif tidak sependapat dengan pandangan yang mengatakan bahwa kecerdasan adalah merupakan faktor bawaan, yang berarti manusia tinggal menerima perbedaanperbedaan yang ada, karena pandangan seperti ini akan membawa pengaruh kurang positif atau bahkan negatif terhadap proses pendidikan dan upaya pengembangan kemampuan berpikir anak. Berdasarkan penelitiannya yang dilakukan secara serius dengan cara mengobservasi secara partisipan dalam jangka waktu lama, Jean Piaget mendapati bahwa anak pada umur tertentu mengalami kesulitan untuk memahami hal-hal yang sebenarnya sederhana. Misalnya: seorang anak kecil ternyata mengalami kesulitan untuk memahami mengapa air yang banyaknya sama apabila dituangkan dari gelas pendek besar ke gelas tinggi kecil ternyata hasilnya sama dan tidak tumpah. A. Pengertian Kognitif Istilah kognitif seringkali dikenal dengan istilah intelek. Intelek berasal dari bahasa Inggris “intellect” yang menurut Chaplin (1981) diartikan sebagai:
  • 2. 2 1. Proses kognitif, proses berpikir, daya menghubungkan, kemampuan menilai, dan kemampuan mempertimbangkan. 2. Kemampuan mental atau inteligensi Menurut Mahfudin Shalahudin (1989) dinyatakan bahwa “intelek” adalah akal budi atau inteligensi yang berarti kemampuan untuk meletakkan hubungan-hubungan dari proses berpikir. Selanjutnya dikatakan bahwa orang yang intelligent adalah orang yang dapat menyelesaikan persoalan dalam tempo yang lebih singkat, memahami masalahnya lebih cepat dan cermat, serta mampu bertindak cepat. Istilah inteligensi, semula berasal dari bahasa Latin “intelligere” yang berarti menghubungkan atau menyatukan satu sama lain. Menurut William Stern, salah seorang pelopor dalam penelitian inteligensi, mengatakan bahwa inteligensi adalah kemampuan untuk menggunakan secara tepat segenap alat-alat bantu dan pikiran guna menyesuaikan diri terhadap tuntutan-tuntutan baru. Sedangkan Leis Hedison Terman berpendapat bahwa intelegensi adalah kesanggupan untuk belajar secara abstrak (Patty F, 1982). Di sini Terman membedakan antara “concrete ability” yaitu kemampuan yang berhubungan dengan hal-hal yang bersifat abstrak. Orang dikatakan inteligen menurut Terman jika orang tersebut mampu berpikir abstrak dengan baik. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian intelek tidak berbeda dengan pengertian inteligensi yang memiliki arti kemampuan untuk melakukan abstraksi serta berpikir logis dan cepat sehingga dapat bergerak dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru. Jean Piaget mendefinisikan “intellect” ialah akal budi berdasarkan aspek-aspek kognitifnya, khususnya proses-proses berpikir yang lebih tinggi (Bybee dan Sund, 1982). Sedangkan “intelligence” atau intelegensi menurut Jean Piaget diartikan sama dengan “kecerdasan” yaitu seluruh kemampuan berpikir dan bertindak secara adaptif termasuk kemampuan-kemampuan mental yang kompleks seperti berpikir, mempertimbangkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan menyelesaikan persoalan-persoalan. Jean Piaget mengatakan bahwa inteligensi adalah seluruh kemungkinan koordinasi yang memberi struktur
  • 3. 3 kepada tingkah laku suatu organisme sebagai adaptasi mental terhadap situasi baru. Dalam arti sempit, intelegensi seringkali diartikan sebagai intelegensi operasional, termasuk pula tahapan-tahapan yang sejak dari periode sensomotoris sampai dengan operasional formal. B. Tahapan Perkembangan Kognitif Jean Piaget membagi perkembangan kognitif menjadi empat tahapan, yaitu: 1. Tahap Sensori-Motoris Tahap ini dialami pada usia 0-2 tahun. Pada tahap ini anak berada dalam suatu masa pertumbuhan yang ditandai oleh kecenderungan-kecenderungan sensori-motoris yang amat jelas. Segala perbuatan merupakan perwujudan dari proses pematangan aspek sensori-motoris tersebut. Menurut Piaget, pada tahap ini interaksi anak dengan lingkungannya, termasuk orang tuanya, terutama dilakukan melalui perasaan dan otot-ototnya. Interaksi ini terutama diarahkan oleh sensasisensasi dari lingkungannya. Dalam melakukan interaksi dengan lingkungannya, termasuk juga dengan orang tuanya, anak mengembangkan kemampuannya untuk mempersepsi, melakukan sentuhan-sentuhan, melakukan berbagai gerakan, dan secara perlahan-lahan belajar mengkoordinasikan tindakan-tindakannya. 2. Tahap Praoperasional Tahap ini berlangsung pada usia 2-7 tahun. Tahap ini disebut juga tahap intuisi sebab perkembangan kognitifnya memperlihatkan kecenderungan yang ditandai oleh suasana intuitif; dalam arti semua perbuatan rasionalnya tidak didukung oleh pemikiran tapi oleh unsur perasaan, kecenderungan alamiah, sikapsikap yang diperoleh dari orang-orang bermakna, dan lingkungan sekitarnya. Pada tahap ini, menurut Piaget, anak sangat bersifat egosentris sehingga seringkali mengalami masalah dalam berinteraksi dengan lingkungannya, termasuk dengan orang tuanya. Dalam berinteraksi dengan orang lain, anak cenderung sulit untuk dapat memahami pandangan-pandangannya sendiri. Dalam berinteraksi dengan lingkungannya, ia masih sulit untuk membaca
  • 4. 4 kesempatan atau kemungkinan-kemungkinan karena masih punya anggapan bahwa hanya ada satu kebenaran atau peristiwa dalam setiap situasi. Pada tahap ini anak tidak hanya ditentukan oleh pengamatan inderawi saja, tetapi juga pada intuisi. Anak mampu menyimpan kata-kata serta menggunakannya, terutama yang berhubungan erat dengan kebutuhan mereka. Pada masa ini anak siap untuk belajar bahasa, membaca, atau menyanyi. Menggunakan bahasa yang benar untuk berbicara pada anak akan mempunyai akibat sangat baik pada perkembangan bahasa mereka. Cara belajar yang memegang peran pada tahap ini ialah intuisi. Intuisi membebaskan mereka dan berbicara semaunya tanpa menghiraukan pengalaman konkrit dan paksaan dari luar. Sering kita lihat anak berbicara sendiri dengan benda-benda yang ada di sekitarnya, misalnya: berbicara dengan pohon, anjing, kucing dan sebagainya yang menurut mereka benda-benda tersebut dapat mendengar dan berbicara. Peristiwa semacam ini sangat baik untuk melatih diri anak menggunakan kekayaan bahasanya. Piaget menyebut tahap ini sebagai “collective monolog”, pembicara yang egosentris dan sedikit berhubungan dengan orang lain. 3. Tahap Operasional Konkrit Tahap operasional konkrit ini ditandai dengan karakteristik menonjol sebagai berikut: a. Segala sesuatu dipahami oleh individu sebagaimana yang tampak saja atau sebagaimana kenyataan yang mereka alami. b. Cara berpikir individu belum menangkap yang abstark meskipun cara berpikirnya sudah nampak sistematis dan logis. c. Dalam memahami konsep, individu sangat terikat kepada proses mengalami sendiri. Artinya, individu akan mudah memahami konsep kalau pengertian konsep itu dapat diamati atau individu itu melakukan sesuatu yang berkaitan dengan konsep tersebut.
  • 5. 5 4. Karakteristik Tahap Operasional Formal Tahap operasional formal ini ditandai dengan karakteristik menonjol sebagai berikut: a. Individu dapat mencapai logika dan rasio serta dapat menggunakan abstraksi. b. Individu mulai mampu berpikir logis dengan obyek-obyek yang abstrak. c. Individu mulai mampu memecahkan persoalan-persoalan yang bersifat hipotesis. d. Individu bahkan mulai mampu membuat prakiraan (forecasting) di masa depan. e. Individu mulai mampu untuk mengintrospeksi dir sendiri sehingga kesadaran diri sendiri dapat berkembang dengan baik. f. Individu mulai mampu membayangkan peranan-peranan yang akan diperankan sebagai orang dewasa. g. Individu mulai mampu untuk menyadari diri, mempertahankan kepentingan masyarakat di lingkungannya, dan kepentingan seseorang dalam masyarakat tersebut. E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif Subjek Didik Mengenai faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif individu ini terjadi perbedaan pendapat di antara para ahli psikologi. Kelompok psikometrika radikal berpendapat bahwa perkembangan intelektual individu itu sekitar 90% ditentukan oleh faktor heriditas, sedangkan pengaruh lingkungan, termasuk di dalamnya pendidikan, hanya memberikan kontribusi sekitar 10% saja. Kelompok ini memberikan bukti bahwa individu yang memiliki heriditas intelektual unggul, maka akan sangat mudah pengembangannya meskipun hanya dengan intervensi lingkungan secara tidak maksimal. Sebaliknya, individu yang memiliki heriditas intelektual rendah maka intervensi lingkungan seringkali mengalami kesulitas meskipun sudah dilakukan secara maksimal. Kelompok penganut pedagogis radikal amat yakin bahwa intervensi lingkungan, termasuk pendidikan, justru memiliki andil sekitar 80-85%,
  • 6. 6 sedangkan heriditas hanya memberikan kontribusi 15-20% terhadap perkembangan intelektual individu. Syaratnya adalah memberikan kesempatan rentang waktu yang cukup bagi individu untuk mengembangkan intelektualnya secara maksimal. Dengan tanpa mempertentangkan kedua kelompok radikal itu, maka perkembangan kognitif sebenarnya dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu heriditas dan lingkungan. Pengaruh kedua faktor itu pada kenyataannya tidak terpisah secara sendiri-sendiri melainkan seringkali merupakan resultante dari interaksi keduanya. Pengaruh faktor heriditas dan lingkungan terhadap perkembangan kognitif itu dapat dijelaskan berikut ini. 1. Faktor heriditas. Semenjak dalam kandungan anak telah memiliki sifat-sifat yang menentukan daya kerja kognitifnya. Secara potensial anak telah membawa kemungkinan, apakah akan memiliki kemampuan berpikir normal, di atas normal, atau di bawah normal. Namun potensi ini tidak akan berkembang atau terwujud secara optimal apabila lingkungan tidak memberi kesempatan untuk berkembang. Oleh karenanya, peranan lingkungan juga besar pengaruhnya terhadap perkembangan intelektual anak. 2. Faktor lingkungan. Ada unsur lingkungan yang sangat penting peranannya dalam mempengaruhi perkembangan kognitif anak, yaitu keluarga dan sekolah. a. Keluarga. Intervensi yang paling penting dilakukan oleh keluarga atau orang tua adalah memberikan pengalaman kepada anak dalam berbagai bidang kehidupan, sehingga anak memiliki informasi yang banyak yang merupakan alat bagi anak untuk berpikir. Cara-cara yang digunakan misalnya memberi kesempatan kepada anak untuk merealisasikan ideidenya, menghargai ide-ide tersebut, memuaskan dorongan ingin tahu anak dengan cara menyediakan bacaan, alat-alat keterampilan, dan alat-alat yang dapat mengembangkan daya kreativitas anak. Pemberian kesempatan atau pengalaman tersebut sudah barang tentu menuntut perhatian orang tua. b. Sekolah. Sekolah adalah lembaga formal yang diberi tanggung jawab untuk meningkatkan perkembangan anak; termasuk perkembangan intelek anak.
  • 7. 7 Dalam konteks ini, guru hendaknya menyadari betul bahwa perkembangan kognitif anak terletak ditangannya. Beberapa cara yang dapat dilakukan guru diantaranya ialah: 1) Menciptakan interaksi atau hubungan yang akrab dengan peserta didik. Dengan hubungan yang akrab tersebut, secara psikologis peserta didik akan merasa aman sehingga segala masalah yang dialaminya secara bebas dapat dikonsumsikan dengan guru mereka. 2) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berdialog dengan orang-orang yang ahli dan berpengalaman dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan. 3) Membawa para peserta didik ke obyek-obyek tertentu seperti obyek budaya, ilmu pengetahuan, dan sejenisnya sangat menunjang perkembangan inteletual para peserta didik. 4) Menjaga dan meningkatkan pertumbuhan fisik anak, baik melalui kegiatan olah raga maupun menyediakan gizi yang cukup sangat penting bagi perkembangan intelek peserta didik. Sebab jika peserta didik terganggu secara fisik perkembangan kognitifnya akan terganggu juga. 5) Meningkatkan kemampuan berbahasa peserta didik, baik melalui media cetak maupun menyediakan situasi yang memungkinkan para peserta didik berpendapat atau mengemukakan ide-idenya. F. Perbedaan Individual dalam Perkembangan Kognitif Secara heriditas individu telah memiliki potensi-potensi yang dapat menyebabkan perbedaan dalam perkembangan kognitif mereka. potensi tersebut berkembang atau tidak, tergantung pada lingkungan. Ini berarti bahwa apakah anak akan menjadi memiliki kemampuan berpikir normal, di atas normal, atau di bawah normal juga banyak dipengaruhi lingkungan. Perbedaan individu dalam perkembangan kognitif menunjuk kepada perbedaan dalam kemampuan dan kecepatan belajar. Perbedaan-perbedaan individual peserta didik akan tercermin dalam sifat-sifat atau ciri-ciri mereka baik
  • 8. 8 dalam kemampuan, keterampilan, maupun sikap dan kebiasaan belajar, kualitas proses dan hasil belajar, baik dalam ranah kognitif, efektif dan psikomotor. Perbedaan intelektual anak ini akan tampak sekali jika diamati dalam proses belajar-mengajar di dalam kelas. Ada peserta didik yang cepat, ada yang sedang, dan ada pula yang lambat dalam penguasan materi pelajaran. G. Proses Pembelajaran untuk Membantu Perkembangan Kognitif Subjek Didik Menurut Conny Semiawan (1984) penciptaan kondisi lingkungan yang kondusif bagi pengembangan kemampuan inteletual anak yang di dalamnya menyangkut keamanan psikologis dan kebebasan psikologis merupakan faktor yang amat penting. Kondisi psikologis yang perlu diciptakan agar subjek didik merasa aman secara psikologis sehingga mampu mengembangkan kemampuan kognitifnya adalah: 1. Pendidik menerima subjek didik secara postif sebagaimana adanya tanpa syarat (unconditional positive regard). Artinya, apapun adanya subjek didik dengan segala kekuatan dan kelemahannya harus diterima dengan baik serta memberi kepercayaan padanya bahwa pada dasarnya setiap subjek didik memiliki kemampuan kognitif yang dapat dikembangkan secara maksimal. 2. Pendidik menciptakan suasana dimana subjek didik tidak merasa terlalu dinilai oleh orang lain. Terlalu memberikan penilaian terhadap subjek didik dapat dirasakan sebagai ancaman sehingga menimbulkan kebutuhan akan pertahanan diri. Memang kenyataannya pemberian penilaian tidak dapat dihindarkan dalam situasi sekolah, tetapi paling tidak harus diupayakan agar penilaian tidak bersifat mencemaskan bagi subjek didik melainkan menjadi sarana yang dapat mengembangkan sikap kompetitif secara sehat. 3. Pendidik harus bisa berempati. Artinya, dapat memahami pemikiran, perasaan, dan perilaku subjek didik; dapat menempatkan diri dalam situasi subjek didik; serta melihat sesuatu dari sudut pandang mereka. dalam suasana seperti ini,
  • 9. 9 subjek didik akan merasa aman untuk mengembangkan dan mengemukakan pemikirannya atau ide-idenya. 4. Penting bagi pendidik untuk mengetahui isi dan ciri-ciri dari setiap tahap perkembangan kognitif peserta didiknya sehingga dapat mengambil keputusan tindakan edukatif yang tepat sehingga dapat menghasilkan peserta didik yang memahami benar-benar pengalaman belajar yang diterimanya. Mencocokkan sistem pembelajaran dengan kebutuhan peserta didik merupakan cara yang bagus untuk pengembangan intelektual peserta didik. 5. Model pembelajaran yang aktif adalah tidak menunggu sampai peserta didik siap sendiri, tetapi guru menciptakan lingkungan belajar sedemikian rupa sehingga dapat memberi kemungkinan maksimal pada subjek didik untuk berinteraksi kognitifnya. edukatif sehingga mendorong percepatan perkembangan