SlideShare a Scribd company logo
1 of 96
TINJAUAN PUSTAKA DIVISI PENYAKIT INFEKSI MASALAH RESISTENSI ANTIBIOTIKA OLEH: I Nyoman Wande / Prihatini
PENDAHULUAN  Antibiotika: susbtansi yang dihasilkan oleh bakteri/jamur untuk membunuh bakteri lain. Ditemukan oleh Alexander Fleming pada tahun 1928. Produksi penicillin oleh penicillium notatum (1940) Pada tahun 1940: juga ditemukan strain bakteri yang resisten terhadap penicillin.
PENDAHULUAN  Perbedaan resistensi AB dengan antibiotic tolerance: Resistensi AB: bakteri terus tumbuh pada konsentrasi AB yang memadai Antibiotic tolerance: pertumbuhan bakteri terhenti jika konsentrasi AB cukup dan tumbuh kembali jika konsentrasi turun.
PENDAHULUAN  Kriteria bakteri resisten terhadap antibiotika (AB) Laboratoris: Pertumbuhan bakteri tidak dapat dihambat dengan pemberian AB Klinis: Tidak ada respon perbaikan dengan pemberian AB
PENDAHULUAN  Penelitian di Indonesia: Usman dkk (1981) di Jakarta: bakteri coccus usap tenggorokan anak sehat resisten terhadap tetracyclin, streptomycin dan sulfadiazin. Iswara (1983) di Medan: penggunaan Ampicillin dan penicillin kurang memuaskan.
EPIDEMIOLOGI RESISTENSI AB Gen yang resisten AB meluas setelah penggunaan AB secara luas. Masalah gen resisten pada bakteri: Bakteri cepat berkembang biak dan mengubah informasi genetiknya. Bakteri menyebar ke binatang, manusia dan tumbuh-tumbuhan. Bakteri medapatkan gen resisten dari organisme lainnya.
EPIDEMIOLOGI RESISTENSI AB Transposisi: perpindahan DNA  bakteri selama proses konjugasi  Mekanisme perpindahan gen resisten AB Tranduksi: gen resisten  dipindahkan oleh bacteriophage Transpormasi: bakteri hidup  bergabung dengan gen resisten  yang dikeluarkan oleh bakteri mati.
MEKANISME KERJA ANTIBIOTIKA 1 2 3 Antibiotika beta-lactam Thrimethoprim, sulphonamides, metronidazole-nitroimidazole, quinolones, rifampicin. Aminoglicosides, tetracycline, chloramphenicol, macrolide, lincosamides, linezolid, kombinasi streptogrammins, dalfopristin dan quinupristin. Sasaran utama antibiotika:  Deoxyribonucleic aciddan nucleic acids Ribosom dan sintesa protein Dinding bakteri (cell walls)
Komponen bakteri   Fungsi di sel bakteri  Antibiotika yang bekerja pada sasaran tersebut Dinding sel  Struktural dan pertahanan  ,[object Object]
Glycopeptide contohnya: vancomycin dan teicoplanin.
Beta-lactam lain contohnya: imipenem dan meropenem.
Penicillin, contohnya: amoxicillin, flucloxacillin, co amoxiclav (Augmentin®), dan piperacillin (dalam kombinasi dengan tazobactam sebagai Tazocin®).Deoxyribonucleic acid (DNA) Genetic blueprints untuk produksi protein bakteri   ,[object Object]
Quinolones,contohnya: ciprofloxacin dan levofloxacin
Rifampicin
TrimethoprimRibosom Penggabungan asam amino menjadi protein ,[object Object]
Chloramphenicol
Dalfopristin dan quinupristin
Lincosamide, contohnya: clindamycin
Linezolid
Macrolide, contohnya: erythromycin dan clarithromycin
Tetracycline, contohnya: doxycycline dan oxytetracyclineTabel . Sasaran kerja antibiotika pada bakteri (Frost KJ,2007)
MEKANISME RESISTENSI AB PADA BAKTERI Menghambat aktivasi AB  oleh enzim bakteri Membatasi masuknya AB ke target bakteri  Mekanisme  resistensi  AB Gagal mengaktivasi AB Modifikasi atau proteksi  dari target AB
Gambar 1. Empat mekanisme biokimia utama terjadinya resistensi antibiotika (Hawkey PM,1998).
MEKANISME RESISTENSI AB PADA BAKTERI Outer membrane porins 	-Membran luar bakteri Gram (-) berfungsi sebagai barier masuknya AB  porins Membatasi AB masuk ke sasaran (target) bakteri. b. Penurunan pengambilan yang melewati membran sitoplasma 	- Gagalnya AB melewati membran   sitoplasma
MEKANISME RESISTENSI AB PADA BAKTERI ,[object Object],Enzim -lactamase Enzim yang mengubah aminoglycoside Chloramphenicol acetyltransferase Streptogramin acetyltransferase Oksidasi tetracycline.
MEKANISME RESISTENSI AB PADABAKTERI Gambar 2. Cara kerja enzim -lactamase (A) dan struktur clavulanic acid sebagai penghambat enzim -lactamase (B). clavulanic acid menginaktivasi enzim -lactamase sehingga antibiotika -laktam bisa membunuh bakteri (Salyers and Whitt,2002).
MEKANISME RESISTENSI AB PADA BAKTERI Gambar 3. Kerja enzim yang menginaktivasi aminoglycoside (Salyers and Whitt,2002).
MEKANISME RESISTENSI AB PADA BAKTERI Gambar 4. Kerja enzim chloramphenicol transacetylase. Penambahan gugus acetyl pada chloramphenicol dapat mencegah chloramphenicol berikatan dengan ribosom pada subunit 50S(Salyers and whitt,2002).
MEKANISME RESISTENSI AB PADA BAKTERI ,[object Object],Resisten terhadap tetracycline:  	Gen yang mengkode tetracycline efflux proteins pada bakteri Gram negatif (tetA sampai tetG) dan bakteri Gram positif (tetK,tetL). 2. Resisten terhadap macrolide: 	Spesies staph.  ATP-dependent efflux system bekerja memompa macrolide keluar sel bakteri.
MEKANISME RESISTENSI AB PADA BAKTERI ,[object Object],3. Resisten terhadap quinolone:  	Terjadi bersama dengan mekanisme resistensi lain spt penurunan masuknya fluoroquinolone ke dalam bakteri. 4. Resisten terhadap streptogramins: 	Ditemukan pada Staphylococcus.
MEKANISME RESISTENSI AB PADA BAKTERI ,[object Object],Resisten terhadap AB beta lactam: ,[object Object]
Terjadi pd bakteri Gram positif
Gen yang berperan: mecA gene (mengkode resistensi thd methicillin yg ditemukan pd Staphylococcus aureus.,[object Object]
Gen yang berperan: Gen vanA atau vanB Gen vanH Gen vanX
MEKANISME RESISTENSI AB PADA BAKTERI ,[object Object],3. Resisten terhadap tetracycline: ,[object Object]
Gen yang berperan: tetM, tetO dan tetQ.4. Resisten terhadap macrolide, streptogramins dan lincosamide: ,[object Object]
Ditemukan: bakteri coccus Gram (+) dan Bacteroides. ,[object Object]
MEKANISME RESISTENSI AB PADA BAKTERI ,[object Object],5. Resisten terhadap quinolone dan rifampin: ,[object Object]
Rifampin mutasi RNA polymerase: mengurangi afinitas enzim untuk AB.6. Resisten terhadap trimethoprim dan sulfonamide: ,[object Object]
Mutasi pd kedua enzim untuk trimethoprim dan sulfonamide jarang terjadi bersama. ,[object Object]
Mutasi pada gen yang mengkode flavodoxin resisten terhadap metronidazole.,[object Object]
Salah memakai antibiotika
Kualitas obat yang jelek
Penyediaan antibiotika secara luas oleh instansi non-professional
Izin dan pengawasan yang buruk
Kemiskinan dan kesehatan yang buruk.FAKTOR YANG BERPERAN TERJADINYA RESISTENSI AB:
1 Pengenalan organisme yang resisten kepada populasi yang sebelumnya sensitif 2 Perubahan ke arah resistensi dari strain yang sensitif Mutasi spontan Transfer genetik 3 Ekspresi pengaturan resistensi telah ada dalam populasi 4 Seleksi subpopulasi yang resisten 5 Penyebaran organisme yang resisten. MEKANISME TERJADINYA PENYEBARAN RESISTENSI AB PADA MIKROORGANISME DI RUMAH SAKIT:
FAKTOR YANG MENINGKATKAN RESISTENSI AB DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT:  peningkatan keparahan penyakit penderita yang dirawat penderita dengan imunokompromise yang berat penggunaan alat dan prosedur baru  peningkatan masuknya organisme yang resisten dari komunitas  kontrol infeksi, isolasi dan penatalaksanaan yang tidak efektif peningkatan penggunaan antibiotika sebagai profilaksis peningkatan penggunaan terapi antibiotika polimikroba penggunaan antibiotika yang tinggi per area geografi per unit waktu.
PEMERIKSAAN RESISTENSI AB IN VITRO Antimicrobial susceptibility testing Polymerase Chain Reaction (PCR) Kultur  Mendeteksi adanya perubahan gen pada tubuh bakteri
PEMERIKSAAN RESISTENSI AB IN VITRO 1 2 ,[object Object]
Pengenceran AB dimasukkan pd broth atau media agar yang telah diinokulasi kuman
Minimum inhibitory concentration (MIC)  konsentrasi terendah yang dapat menghambat pertumbuhan.
 cakram AB ditempatkan pada media agar yang telah diinokulasi kuman
ukur derajat zone hambat  pengaruh AB thd kuman yang di tes.Antimicrobial susceptibility testing: Tes difusi  Tes dilusi
PEMERIKSAAN RESISTENSI AB IN VITRO Antimicrobial susceptibility testing: Gambar 6. Grafik hubungan antara log2MIC dan diameter zona hambat yang diperoleh dari tes difusi menggunakan disc yang mengandung antibiotika dengan konsentrasi tunggal. Gambar 7. Interpretasi ukuran zona sebagai susceptible, intermediate dan resistant yang dihubungkan dengan MIC.
PEMERIKSAAN RESISTENSI AB IN VITRO 1 Metode Kirby-Bauer yang telah dimodifikasi: ,[object Object]
Metode rujukan dari WHO yag telah distandarisasi dan dievaluasi secara luas.
Interpretasi ukuran zona hambat menggunakan template atau menggunakan penggaris yang dicocokkan dengan tabel.Modifikasi dari metode difusi:
PEMERIKSAAN RESISTENSI AB IN VITRO Tabel interpretasi ukuran zona pertumbuhan bakteri menggunakan metode modified Kirby–Bauer techniquea  						Diameter zona hambatan (mm)           Jenis antibiotika	         potensi cakram   Resistant          Intermediate       Susceptible
PEMERIKSAAN RESISTENSI AB IN VITRO Tabel interpretasi ukuran zona pertumbuhan bakteri menggunakan metode modified Kirby–Bauer techniquea  						Diameter zona hambatan (mm)           Jenis antibiotika	         potensi cakram   Resistant          Intermediate       Susceptible
PEMERIKSAAN RESISTENSI AB IN VITRO 2 Metode E test : ,[object Object]
MIC  zone hambatan memotong strip pada konsentrasi tertentu.Modifikasi dari metode difusi:
PEMERIKSAAN RESISTENSI AB IN VITRO Gambar 8. Metode E test. Tanda panah menunjukkan MIC suatu antibiotika.
JENIS RESISTENSI AB YANG BERKEMBANG SEKARANG Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA): Dikode oleh gen mecA perubahan pada PBP2. Mencegah ikatan AB (gol. Beta lactam) secara efektif. Prosedur lab. Untuk mendeteksi MRSA: Kultur: direct plating/ broth enrichment. Oxacillin/methicillin susceptibility tests
JENIS RESISTENSI AB YANG BERKEMBANG SEKARANG 2. Extended-Spectrum -Lactamase Producing Organisms (ESBL): Sering oleh E.coli dan K.pneumoniae.  Faktor resiko:   penggunaan kateter idwelling dengan terapi antibiotika (seperti ceftazidime),  pembedahan intra-abdominal ventilasi mekanis.  ESBLs menghidrolisa sebagian besar antibiotika -lactam kecuali carbapenems dan cephamycins(cefoxitin, cefotetan, dan cefmandole)
JENIS RESISTENSI AB YANG BERKEMBANG SEKARANG 3. Resisten terhadap Fluoroquinolone Mekanisme: melalui salah satu mekanisme utama yaitu: perubahan dari target antibiotika dan perubahan penembusan antibiotika untuk mencapai target
JENIS RESISTENSI AB YANG BERKEMBANG SEKARANG 4. Vancomycin-Resistant Enterococcus (VRE): Gen VanA-G, mengkode perubahan dalam pembentukan peptidoglikan.  Gen Van-resistant: mengganti alanin dari D-Alanyl-alaninend-terminal dengan asam amino lain.  	 mencegah ikatan vancomycin dengan tempat kerja antibiotika.  Pilihan antibiotika lain untuk VRE sekarang ini seperti Q/D, linezolid dan daptomycin.
PEMBAHASAN Bakteri yang resisten terhadap antibiotika bukan masalah baru.  Penggunaan antibiotika yang tidak tepat  meningkatkan perkembangan resistensi antibiotika. Penyebaran resistensi antibiotika di Rumah Sakit/ fasilitas pelayanan kesehatan oleh karena higienisitas yang buruk
PEMBAHASAN Studi Wales: hubungan antara banyaknya penulisan resep antibiotika dengan resistensi terhadap trimethoprim pada ISK.  Peningkatan penulisan resep vancomycin di Rumah Sakit di USA  peningkatan insiden infeksi vancomycin resistant enterococcus (VRE).  Di negara Eropa: hubungan terbalik antara peningkatan penggunaan antibiotika spektum sempit dengan kejadian resistensi antibiotika.
PEMBAHASAN Gambar 9. Prevalensi resistensi dari berbagai organisme/ kombinasi obat dan situasi Rumah Sakit. Data ini didapat dari 41 Rumah Sakit di Amerika Serikat yang berpartisipasi dalam Project CARE Phase 2, tahun 1996-1997
PEMBAHASAN Masalah baru  kesulitan dalam mendeteksi mikroorganisme yang memiliki pola resistensi baru dengan menggunakan tes kepekaan antibiotika secara otomatis, seperti:  MicroScan Walkaway; Dade Microscan, Inc.,USA Vitek 2; BioMerieux Vitex, Inc.,USA maupun dengan difusi cakram
PEMBAHASAN Metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya resistensi antibiotika tidak harus mahal Contohnya:  metode deteksi MRSA dengan cefoxitin disk test: cukup murah namun sangat akurat.  tes aglutinasi lateks: mendeteksi resistensi methicillin pada Staphylococcus berdasarkan produksi PBP2a aktivitas rendah yang dikode oleh mecA gene
KESIMPULAN Perkembangan resistensi AB sangat dipengaruhi oleh intensitas pemaparan AB di suatu wilayah Penggunaan AB tidak terkendali: meningkatkan resistensi thd AB. Peningkatan penyebaran resistensi AB terjadi melalui mekanisme perpindahan gen yang resisten terhadap AB.
KESIMPULAN Mekanisme resistensi AB pada prinsipnya sesuai dengan mekanisme kerja AB pada bakteri.  Surveilance dengan memeriksa hasil kultur dan tes kepekaan AB secara rutin  mengontrol penyebaran resistensi.
TERIMA KASIH
EPIDEMIOLOGI RESISTENSI AB Gen yang memberikan resistensi AB ditemukan di daerah sirkuler, bagian dari self-replicating strands of DNA plasmids Gen yang sebenarnya untuk resisten AB terdapat di regio plasmids disebut transposons atau jumping genes.
UJI KEPEKAAN ANTIBIOTIKA Cakram antibiotika Suspensi koloni ½ McFarland
HASIL BACAAN iiiiIIiiiiiIIIIIIIIIII Cakram antibiotika: 1 = resisten 2=  peka 3 = peka 4= sangat peka 5= resisten 6= resisten 2 3 1 4 65
PILIHAN ANTIBIOTIKA UNTUK UJI KEPEKAAN BAKTERI Antibiotika : Ampicillin          AM Carbenicillin       CB Cephalotin           CR Chloramphenicol  C Erythromycin       E Gentamycin         GM Penicillin G          P Tetracyclin          TE Kandungan:G+if     G-if 10 ug             ya         ya 100 ug         tidak      ya 30 ug             ya        ya 30 ug            ya          ya 15 ug             Ya         tidak 10 ug             tidak     ya 10 units         ya         tidak 30 ug             ya          ya
DAYA TAHAN (RESISTEN) Penicillin N.gonorrhoeae Methicillin(oxacillin)  S.aureus Amikacin Pseudomonas spp /Gram –if batang Vancomycin  Enterococcus spp
ISOLASI PENDERITA Bila penderita mengalami: MRSA (Methicillin ResistantS.aureus) VRE (Vancomycin ResistantEnterococcus

More Related Content

What's hot

Radioimmunoassay (ria)
Radioimmunoassay (ria)Radioimmunoassay (ria)
Radioimmunoassay (ria)
Ahmad Fadli
 
Dislipidemia, hiperurisemia dan sindroma metabolik
Dislipidemia, hiperurisemia dan sindroma metabolikDislipidemia, hiperurisemia dan sindroma metabolik
Dislipidemia, hiperurisemia dan sindroma metabolik
fikri asyura
 
PowerPoint_A1314024(A)
PowerPoint_A1314024(A)PowerPoint_A1314024(A)
PowerPoint_A1314024(A)
Chacha febrian
 

What's hot (20)

Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode ImunokromatografiPemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
 
endotoksin dan pirogen
endotoksin dan pirogenendotoksin dan pirogen
endotoksin dan pirogen
 
ppt persentaion Pemeriksaan urine
ppt persentaion Pemeriksaan urineppt persentaion Pemeriksaan urine
ppt persentaion Pemeriksaan urine
 
Pemeriksaan hematologi (darah rutin)
Pemeriksaan hematologi (darah rutin)Pemeriksaan hematologi (darah rutin)
Pemeriksaan hematologi (darah rutin)
 
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode ImunokromatografiPemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode Imunokromatografi
 
Standar mikrobiologi-untuk-produk-farmasi1-2
Standar mikrobiologi-untuk-produk-farmasi1-2Standar mikrobiologi-untuk-produk-farmasi1-2
Standar mikrobiologi-untuk-produk-farmasi1-2
 
Media BGLB - LB _ Telurit Agar
Media BGLB - LB _ Telurit AgarMedia BGLB - LB _ Telurit Agar
Media BGLB - LB _ Telurit Agar
 
Laporan uji ninhidrin
Laporan  uji ninhidrinLaporan  uji ninhidrin
Laporan uji ninhidrin
 
Uji sterilitas mikrobiologi
Uji sterilitas mikrobiologiUji sterilitas mikrobiologi
Uji sterilitas mikrobiologi
 
laporan prakktikum_hplc2
laporan prakktikum_hplc2laporan prakktikum_hplc2
laporan prakktikum_hplc2
 
Haemometer
HaemometerHaemometer
Haemometer
 
Radioimmunoassay (ria)
Radioimmunoassay (ria)Radioimmunoassay (ria)
Radioimmunoassay (ria)
 
Sirosis hati
Sirosis hatiSirosis hati
Sirosis hati
 
Dislipidemia, hiperurisemia dan sindroma metabolik
Dislipidemia, hiperurisemia dan sindroma metabolikDislipidemia, hiperurisemia dan sindroma metabolik
Dislipidemia, hiperurisemia dan sindroma metabolik
 
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
 Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing  Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
 
PowerPoint_A1314024(A)
PowerPoint_A1314024(A)PowerPoint_A1314024(A)
PowerPoint_A1314024(A)
 
Perhitungan dosis
Perhitungan dosisPerhitungan dosis
Perhitungan dosis
 
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrakPengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
 
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
 
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampelPenanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel
 

Similar to Rkk15

Pengelompokan dan pengenalan golongan antibiotik
Pengelompokan dan pengenalan golongan antibiotikPengelompokan dan pengenalan golongan antibiotik
Pengelompokan dan pengenalan golongan antibiotik
Chanra Sirait
 
447208748-4-ANTI-MIKROBA-ppt.ppt
447208748-4-ANTI-MIKROBA-ppt.ppt447208748-4-ANTI-MIKROBA-ppt.ppt
447208748-4-ANTI-MIKROBA-ppt.ppt
DeddyAng1
 

Similar to Rkk15 (20)

Rkk22
Rkk22Rkk22
Rkk22
 
PPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptx
PPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptxPPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptx
PPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptx
 
Ppt resistensi mikroorganisme
Ppt resistensi mikroorganismePpt resistensi mikroorganisme
Ppt resistensi mikroorganisme
 
demam typoid
demam typoiddemam typoid
demam typoid
 
Struktur Mikroorganisme
Struktur MikroorganismeStruktur Mikroorganisme
Struktur Mikroorganisme
 
ANTIBIOTIKA.ppt
ANTIBIOTIKA.pptANTIBIOTIKA.ppt
ANTIBIOTIKA.ppt
 
HKSA Antibiotik..pptx
HKSA Antibiotik..pptxHKSA Antibiotik..pptx
HKSA Antibiotik..pptx
 
Obat antibiotik
Obat antibiotikObat antibiotik
Obat antibiotik
 
Pengelompokan dan pengenalan golongan antibiotik
Pengelompokan dan pengenalan golongan antibiotikPengelompokan dan pengenalan golongan antibiotik
Pengelompokan dan pengenalan golongan antibiotik
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
447208748-4-ANTI-MIKROBA-ppt.ppt
447208748-4-ANTI-MIKROBA-ppt.ppt447208748-4-ANTI-MIKROBA-ppt.ppt
447208748-4-ANTI-MIKROBA-ppt.ppt
 
Farmakologi I. Antibiotika
Farmakologi I. AntibiotikaFarmakologi I. Antibiotika
Farmakologi I. Antibiotika
 
Antibiotik
AntibiotikAntibiotik
Antibiotik
 
KULIAH ANTIBIOTIKA FARMASI DAN KEBIDANAN
KULIAH ANTIBIOTIKA FARMASI DAN KEBIDANANKULIAH ANTIBIOTIKA FARMASI DAN KEBIDANAN
KULIAH ANTIBIOTIKA FARMASI DAN KEBIDANAN
 
Industri sefalosporin
Industri sefalosporinIndustri sefalosporin
Industri sefalosporin
 
1. Penggunaan Antibiotika.pdf
1. Penggunaan Antibiotika.pdf1. Penggunaan Antibiotika.pdf
1. Penggunaan Antibiotika.pdf
 
Aspek Mikrobiologi dari Infeksi dan Sepsis
Aspek Mikrobiologi dari Infeksi dan SepsisAspek Mikrobiologi dari Infeksi dan Sepsis
Aspek Mikrobiologi dari Infeksi dan Sepsis
 
Anti biotika1
Anti biotika1Anti biotika1
Anti biotika1
 
Antibiotika
AntibiotikaAntibiotika
Antibiotika
 
171-37-974-1-10-20181007.pdf
171-37-974-1-10-20181007.pdf171-37-974-1-10-20181007.pdf
171-37-974-1-10-20181007.pdf
 

More from andreei

More from andreei (20)

Tibaru18
Tibaru18Tibaru18
Tibaru18
 
Tibaru17
Tibaru17Tibaru17
Tibaru17
 
Tibaru16
Tibaru16Tibaru16
Tibaru16
 
Tibaru15
Tibaru15Tibaru15
Tibaru15
 
Tibaru14
Tibaru14Tibaru14
Tibaru14
 
Tibaru13
Tibaru13Tibaru13
Tibaru13
 
Tibaru12
Tibaru12Tibaru12
Tibaru12
 
Tibaru11
Tibaru11Tibaru11
Tibaru11
 
Tibaru9
Tibaru9Tibaru9
Tibaru9
 
Tibaru11
Tibaru11Tibaru11
Tibaru11
 
Tibaru10
Tibaru10Tibaru10
Tibaru10
 
Tibaru8
Tibaru8Tibaru8
Tibaru8
 
Tibaru7
Tibaru7Tibaru7
Tibaru7
 
Refhemabaru8
Refhemabaru8Refhemabaru8
Refhemabaru8
 
Refhemabaru7
Refhemabaru7Refhemabaru7
Refhemabaru7
 
Refhemabaru6
Refhemabaru6Refhemabaru6
Refhemabaru6
 
Refhemabaru5
Refhemabaru5Refhemabaru5
Refhemabaru5
 
12
1212
12
 
12
1212
12
 
11
1111
11
 

Rkk15

  • 1. TINJAUAN PUSTAKA DIVISI PENYAKIT INFEKSI MASALAH RESISTENSI ANTIBIOTIKA OLEH: I Nyoman Wande / Prihatini
  • 2. PENDAHULUAN Antibiotika: susbtansi yang dihasilkan oleh bakteri/jamur untuk membunuh bakteri lain. Ditemukan oleh Alexander Fleming pada tahun 1928. Produksi penicillin oleh penicillium notatum (1940) Pada tahun 1940: juga ditemukan strain bakteri yang resisten terhadap penicillin.
  • 3. PENDAHULUAN Perbedaan resistensi AB dengan antibiotic tolerance: Resistensi AB: bakteri terus tumbuh pada konsentrasi AB yang memadai Antibiotic tolerance: pertumbuhan bakteri terhenti jika konsentrasi AB cukup dan tumbuh kembali jika konsentrasi turun.
  • 4. PENDAHULUAN Kriteria bakteri resisten terhadap antibiotika (AB) Laboratoris: Pertumbuhan bakteri tidak dapat dihambat dengan pemberian AB Klinis: Tidak ada respon perbaikan dengan pemberian AB
  • 5. PENDAHULUAN Penelitian di Indonesia: Usman dkk (1981) di Jakarta: bakteri coccus usap tenggorokan anak sehat resisten terhadap tetracyclin, streptomycin dan sulfadiazin. Iswara (1983) di Medan: penggunaan Ampicillin dan penicillin kurang memuaskan.
  • 6. EPIDEMIOLOGI RESISTENSI AB Gen yang resisten AB meluas setelah penggunaan AB secara luas. Masalah gen resisten pada bakteri: Bakteri cepat berkembang biak dan mengubah informasi genetiknya. Bakteri menyebar ke binatang, manusia dan tumbuh-tumbuhan. Bakteri medapatkan gen resisten dari organisme lainnya.
  • 7. EPIDEMIOLOGI RESISTENSI AB Transposisi: perpindahan DNA bakteri selama proses konjugasi Mekanisme perpindahan gen resisten AB Tranduksi: gen resisten dipindahkan oleh bacteriophage Transpormasi: bakteri hidup bergabung dengan gen resisten yang dikeluarkan oleh bakteri mati.
  • 8. MEKANISME KERJA ANTIBIOTIKA 1 2 3 Antibiotika beta-lactam Thrimethoprim, sulphonamides, metronidazole-nitroimidazole, quinolones, rifampicin. Aminoglicosides, tetracycline, chloramphenicol, macrolide, lincosamides, linezolid, kombinasi streptogrammins, dalfopristin dan quinupristin. Sasaran utama antibiotika: Deoxyribonucleic aciddan nucleic acids Ribosom dan sintesa protein Dinding bakteri (cell walls)
  • 9.
  • 11. Beta-lactam lain contohnya: imipenem dan meropenem.
  • 12.
  • 15.
  • 21. Tetracycline, contohnya: doxycycline dan oxytetracyclineTabel . Sasaran kerja antibiotika pada bakteri (Frost KJ,2007)
  • 22. MEKANISME RESISTENSI AB PADA BAKTERI Menghambat aktivasi AB oleh enzim bakteri Membatasi masuknya AB ke target bakteri Mekanisme resistensi AB Gagal mengaktivasi AB Modifikasi atau proteksi dari target AB
  • 23. Gambar 1. Empat mekanisme biokimia utama terjadinya resistensi antibiotika (Hawkey PM,1998).
  • 24. MEKANISME RESISTENSI AB PADA BAKTERI Outer membrane porins -Membran luar bakteri Gram (-) berfungsi sebagai barier masuknya AB  porins Membatasi AB masuk ke sasaran (target) bakteri. b. Penurunan pengambilan yang melewati membran sitoplasma - Gagalnya AB melewati membran sitoplasma
  • 25.
  • 26. MEKANISME RESISTENSI AB PADABAKTERI Gambar 2. Cara kerja enzim -lactamase (A) dan struktur clavulanic acid sebagai penghambat enzim -lactamase (B). clavulanic acid menginaktivasi enzim -lactamase sehingga antibiotika -laktam bisa membunuh bakteri (Salyers and Whitt,2002).
  • 27. MEKANISME RESISTENSI AB PADA BAKTERI Gambar 3. Kerja enzim yang menginaktivasi aminoglycoside (Salyers and Whitt,2002).
  • 28. MEKANISME RESISTENSI AB PADA BAKTERI Gambar 4. Kerja enzim chloramphenicol transacetylase. Penambahan gugus acetyl pada chloramphenicol dapat mencegah chloramphenicol berikatan dengan ribosom pada subunit 50S(Salyers and whitt,2002).
  • 29.
  • 30.
  • 31.
  • 32. Terjadi pd bakteri Gram positif
  • 33.
  • 34. Gen yang berperan: Gen vanA atau vanB Gen vanH Gen vanX
  • 35.
  • 36.
  • 37.
  • 38.
  • 39.
  • 40.
  • 41.
  • 44. Penyediaan antibiotika secara luas oleh instansi non-professional
  • 45. Izin dan pengawasan yang buruk
  • 46. Kemiskinan dan kesehatan yang buruk.FAKTOR YANG BERPERAN TERJADINYA RESISTENSI AB:
  • 47. 1 Pengenalan organisme yang resisten kepada populasi yang sebelumnya sensitif 2 Perubahan ke arah resistensi dari strain yang sensitif Mutasi spontan Transfer genetik 3 Ekspresi pengaturan resistensi telah ada dalam populasi 4 Seleksi subpopulasi yang resisten 5 Penyebaran organisme yang resisten. MEKANISME TERJADINYA PENYEBARAN RESISTENSI AB PADA MIKROORGANISME DI RUMAH SAKIT:
  • 48. FAKTOR YANG MENINGKATKAN RESISTENSI AB DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT: peningkatan keparahan penyakit penderita yang dirawat penderita dengan imunokompromise yang berat penggunaan alat dan prosedur baru peningkatan masuknya organisme yang resisten dari komunitas kontrol infeksi, isolasi dan penatalaksanaan yang tidak efektif peningkatan penggunaan antibiotika sebagai profilaksis peningkatan penggunaan terapi antibiotika polimikroba penggunaan antibiotika yang tinggi per area geografi per unit waktu.
  • 49. PEMERIKSAAN RESISTENSI AB IN VITRO Antimicrobial susceptibility testing Polymerase Chain Reaction (PCR) Kultur Mendeteksi adanya perubahan gen pada tubuh bakteri
  • 50.
  • 51. Pengenceran AB dimasukkan pd broth atau media agar yang telah diinokulasi kuman
  • 52. Minimum inhibitory concentration (MIC)  konsentrasi terendah yang dapat menghambat pertumbuhan.
  • 53. cakram AB ditempatkan pada media agar yang telah diinokulasi kuman
  • 54. ukur derajat zone hambat  pengaruh AB thd kuman yang di tes.Antimicrobial susceptibility testing: Tes difusi Tes dilusi
  • 55. PEMERIKSAAN RESISTENSI AB IN VITRO Antimicrobial susceptibility testing: Gambar 6. Grafik hubungan antara log2MIC dan diameter zona hambat yang diperoleh dari tes difusi menggunakan disc yang mengandung antibiotika dengan konsentrasi tunggal. Gambar 7. Interpretasi ukuran zona sebagai susceptible, intermediate dan resistant yang dihubungkan dengan MIC.
  • 56.
  • 57. Metode rujukan dari WHO yag telah distandarisasi dan dievaluasi secara luas.
  • 58. Interpretasi ukuran zona hambat menggunakan template atau menggunakan penggaris yang dicocokkan dengan tabel.Modifikasi dari metode difusi:
  • 59. PEMERIKSAAN RESISTENSI AB IN VITRO Tabel interpretasi ukuran zona pertumbuhan bakteri menggunakan metode modified Kirby–Bauer techniquea   Diameter zona hambatan (mm) Jenis antibiotika potensi cakram Resistant Intermediate Susceptible
  • 60. PEMERIKSAAN RESISTENSI AB IN VITRO Tabel interpretasi ukuran zona pertumbuhan bakteri menggunakan metode modified Kirby–Bauer techniquea   Diameter zona hambatan (mm) Jenis antibiotika potensi cakram Resistant Intermediate Susceptible
  • 61.
  • 62. MIC  zone hambatan memotong strip pada konsentrasi tertentu.Modifikasi dari metode difusi:
  • 63. PEMERIKSAAN RESISTENSI AB IN VITRO Gambar 8. Metode E test. Tanda panah menunjukkan MIC suatu antibiotika.
  • 64. JENIS RESISTENSI AB YANG BERKEMBANG SEKARANG Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA): Dikode oleh gen mecA perubahan pada PBP2. Mencegah ikatan AB (gol. Beta lactam) secara efektif. Prosedur lab. Untuk mendeteksi MRSA: Kultur: direct plating/ broth enrichment. Oxacillin/methicillin susceptibility tests
  • 65. JENIS RESISTENSI AB YANG BERKEMBANG SEKARANG 2. Extended-Spectrum -Lactamase Producing Organisms (ESBL): Sering oleh E.coli dan K.pneumoniae. Faktor resiko: penggunaan kateter idwelling dengan terapi antibiotika (seperti ceftazidime), pembedahan intra-abdominal ventilasi mekanis. ESBLs menghidrolisa sebagian besar antibiotika -lactam kecuali carbapenems dan cephamycins(cefoxitin, cefotetan, dan cefmandole)
  • 66. JENIS RESISTENSI AB YANG BERKEMBANG SEKARANG 3. Resisten terhadap Fluoroquinolone Mekanisme: melalui salah satu mekanisme utama yaitu: perubahan dari target antibiotika dan perubahan penembusan antibiotika untuk mencapai target
  • 67. JENIS RESISTENSI AB YANG BERKEMBANG SEKARANG 4. Vancomycin-Resistant Enterococcus (VRE): Gen VanA-G, mengkode perubahan dalam pembentukan peptidoglikan. Gen Van-resistant: mengganti alanin dari D-Alanyl-alaninend-terminal dengan asam amino lain.  mencegah ikatan vancomycin dengan tempat kerja antibiotika. Pilihan antibiotika lain untuk VRE sekarang ini seperti Q/D, linezolid dan daptomycin.
  • 68. PEMBAHASAN Bakteri yang resisten terhadap antibiotika bukan masalah baru. Penggunaan antibiotika yang tidak tepat  meningkatkan perkembangan resistensi antibiotika. Penyebaran resistensi antibiotika di Rumah Sakit/ fasilitas pelayanan kesehatan oleh karena higienisitas yang buruk
  • 69. PEMBAHASAN Studi Wales: hubungan antara banyaknya penulisan resep antibiotika dengan resistensi terhadap trimethoprim pada ISK. Peningkatan penulisan resep vancomycin di Rumah Sakit di USA  peningkatan insiden infeksi vancomycin resistant enterococcus (VRE). Di negara Eropa: hubungan terbalik antara peningkatan penggunaan antibiotika spektum sempit dengan kejadian resistensi antibiotika.
  • 70. PEMBAHASAN Gambar 9. Prevalensi resistensi dari berbagai organisme/ kombinasi obat dan situasi Rumah Sakit. Data ini didapat dari 41 Rumah Sakit di Amerika Serikat yang berpartisipasi dalam Project CARE Phase 2, tahun 1996-1997
  • 71. PEMBAHASAN Masalah baru  kesulitan dalam mendeteksi mikroorganisme yang memiliki pola resistensi baru dengan menggunakan tes kepekaan antibiotika secara otomatis, seperti: MicroScan Walkaway; Dade Microscan, Inc.,USA Vitek 2; BioMerieux Vitex, Inc.,USA maupun dengan difusi cakram
  • 72. PEMBAHASAN Metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya resistensi antibiotika tidak harus mahal Contohnya: metode deteksi MRSA dengan cefoxitin disk test: cukup murah namun sangat akurat. tes aglutinasi lateks: mendeteksi resistensi methicillin pada Staphylococcus berdasarkan produksi PBP2a aktivitas rendah yang dikode oleh mecA gene
  • 73. KESIMPULAN Perkembangan resistensi AB sangat dipengaruhi oleh intensitas pemaparan AB di suatu wilayah Penggunaan AB tidak terkendali: meningkatkan resistensi thd AB. Peningkatan penyebaran resistensi AB terjadi melalui mekanisme perpindahan gen yang resisten terhadap AB.
  • 74. KESIMPULAN Mekanisme resistensi AB pada prinsipnya sesuai dengan mekanisme kerja AB pada bakteri. Surveilance dengan memeriksa hasil kultur dan tes kepekaan AB secara rutin  mengontrol penyebaran resistensi.
  • 76. EPIDEMIOLOGI RESISTENSI AB Gen yang memberikan resistensi AB ditemukan di daerah sirkuler, bagian dari self-replicating strands of DNA plasmids Gen yang sebenarnya untuk resisten AB terdapat di regio plasmids disebut transposons atau jumping genes.
  • 77.
  • 78.
  • 79.
  • 80.
  • 81.
  • 82.
  • 83.
  • 84.
  • 85.
  • 86.
  • 87.
  • 88.
  • 89.
  • 90.
  • 91.
  • 92. UJI KEPEKAAN ANTIBIOTIKA Cakram antibiotika Suspensi koloni ½ McFarland
  • 93. HASIL BACAAN iiiiIIiiiiiIIIIIIIIIII Cakram antibiotika: 1 = resisten 2= peka 3 = peka 4= sangat peka 5= resisten 6= resisten 2 3 1 4 65
  • 94. PILIHAN ANTIBIOTIKA UNTUK UJI KEPEKAAN BAKTERI Antibiotika : Ampicillin AM Carbenicillin CB Cephalotin CR Chloramphenicol C Erythromycin E Gentamycin GM Penicillin G P Tetracyclin TE Kandungan:G+if G-if 10 ug ya ya 100 ug tidak ya 30 ug ya ya 30 ug ya ya 15 ug Ya tidak 10 ug tidak ya 10 units ya tidak 30 ug ya ya
  • 95. DAYA TAHAN (RESISTEN) Penicillin N.gonorrhoeae Methicillin(oxacillin)  S.aureus Amikacin Pseudomonas spp /Gram –if batang Vancomycin  Enterococcus spp
  • 96. ISOLASI PENDERITA Bila penderita mengalami: MRSA (Methicillin ResistantS.aureus) VRE (Vancomycin ResistantEnterococcus
  • 97. Strain kontrol (WHO)     Escherichia coli ATCC 25922     Staphylococcus aureus ATCC 25923      Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853      Escherichia coli ATCC 35218 Enterococcus faecalis ATCC 2921
  • 98. PENAFSIRAN (INTERPRETASI)&PELAPORAN Tafsiran (Interpretasi) berdasarkan kriteria spesifik NCCLS, hasil diukur di zona hambatan Pelaporan kategori sensitif (peka) (S),intermediate (I),atau berdaya tahan (resisten /R),
  • 99. BACAAN ZONA HAMBATAN DIBANDINGKAN DNG ORGANISME ACUAN ‘S’ = susceptible (rentan) ‘I’ = intermediate (tengah-tengah) ‘R’ = resistant (berdaya tahan) ‘I’ normal kurang peka ,tetapi dgn dosis > / konsentrat
  • 100. UJI DILUSI ANTIBIOTIKA Memperkirakan secara kuantitatif kepekaan antibiotika MIC (minimum inhibitory concentration): menentukan konsentrasi terendah antibiotika yg =/=> pertumbuhan bakteri
  • 101. MBC(MINIMUM BACTERIAL CONCENTRATION) Konsentrasi terendah yang digunakan mematikan bakteri
  • 102. STANDAR INOKULUM UJI BAKTERI MIC antibiotika =2 mg/L Bakteri dlm media + antibiotika 16 8 4 2 1 0,5 0,25 0,12mg/L Inkubasi semalam MIC antibiotika -1 mg/L 16 8 4 2 1 0,5 0,25 0,12mg/L Inkubasi semalam MIC antibiotika =2 mg/L
  • 103. LAPORANPENTING Daya tahan (Resisten) => staphylococcimethicillin,oxacillin, atau nafcillin, juga resisten terhadap obat  lactam (cephallosporin, penicillin& imipenem) Tidak menggunakan cara standar (baku) Enterobacteriaceae,P.aeruginosa,Acinetobacter spp,Staphylococcus spp,Enterococcus spp,Haemophilus spp, Neisseria gonorrhoeae,S.pneumoniae dan Streptococcus spp.,Corynebacterium spp.
  • 104. Prinsip umum Tes Kepekaan Antimikroba (TKA). Tes Kepekaan Antimikroba (TKA)  mengukur kemampuan dari suatu antibiotik atau agent antimicrobial lainnya -> menghambat pertumbuhan bakteri secara invitro.
  • 105. Tes Difusi/ diffusion test Prinsip uji difusi : Cakram kertas berisi antibiotik (konsentrasi tertentu) -> ditempatkan pada media agar (diinokulasi dengan mikroorganisme yang akan ditentukann kepekaannya).
  • 106. Metode TKA cara difusi ada 2 macam : Metode Stokes. Metode modifikasi Kirby-Bauer.
  • 107.
  • 108. Metode Stokes. - Hasil dilaporkan : sensitif, intermediate, resisten. - Ø zona hambatan (kontrol) adalah 8-15 mm. - Interpretasi hasil : Sensitif : Ø zona hambatan =, > atau < dari 3mm batas atas Ø kontrol. Intermediate : Ø zona hambatan < dari 3 mm batas atas atau tidak boleh < dari 3 mm batas bawah Ø kontrol. Resisten : Ø zona hambatan < dari atau = 2 mm.
  • 109.
  • 110. Standar kekeruhan Standar kekeruhan -> 0,5 McFarland. Cara menyiapkan standar 0,5 McFarland : - Siapkan 0,5 ml BaCl2 1% dan 99,5 H2SO4 1%, - masukkan ke dalam botol, kemudian ditutup, - untuk mengetahui secara pasti kekeruhannya -> dengan fotometer pada λ 625 nm, absorbance 0,08 – 0,10. - kekeruhan sesuai dengan 1 x 108 CFU/ml.
  • 111. Cara menyiapkan larutan kuman 0,5 McFarland : Sentuhlah beberapa koloni kuman pada media primer dengan menggunakan ose steril, masukkan ke dalam 1 ml larutan salin secara aseptik -> kocok hingga rata, samakan kekeruhan yang didapat dengan standar 0,5 McFarland, bandingkan dengan latar belakang kertas putih.
  • 112. Cara inokulasi Untuk mendapatkan inokulasi yang baik pada media agar, yang harus diperhatikan : masukkan lidi kapas steril pada larutan kuman 0,5 McFarland, aduk larutan kuman dengan menggunakan lidi kapas -> larutan yang merata, sebelum diangkat, peras bagian kapas dari lidi kapas pada dinding tabung diatas permukaan larutan -> menghindari larutan yang berlebihan,
  • 113. Strain Kontrol Organisme digunakan sebagai kontrol tergantung : - lokasi infeksi - konsentrasi antibiotik yang digunakan. contoh strain kontrol : - Staphylococcusaureus Oxford strain NCTC atau ATCC 25923. - Escherichiacoli NCTC 10418 atau ATCC 25922. - Pseudomonasaeruginosa NCTC 10662 atau ATCC 27853.
  • 114. Tes dilusi/ dilution test Macam tes dilusi : dilusi broth. dilusi agar. Indikasi tes dilusi : Penderita yang sering kambuh meskipun telah diterapi dengan adekuat. Penderita yang diterapi dengan immunosupresan. Penderita dengan infeksi kuman yang tumbuhnya lambat.
  • 115. Prinsip tes dilusi : Sejumlah antimikroba (konsentrasi tertentu) disiapkan dalam pengenceran seri yang menurun -> ditanami suspensi kuman standar, sedangkan seri yang lain ditanami kuman yang diuji -> inkubasi -> makroskopis : ada tidaknya pertumbuhan. Mengukur minimum inhibition concentration (MIC). Mengukur minimum bactericidal concentration (MBC).
  • 116.
  • 117.
  • 118.
  • 119. inkubasi pada suhu 35˚C, 18 jam -> tabung diperiksa secara visual -> kekeruhan. Bila berkabut -> pertumbuhan kuman (+), jernih -> pertumbuhan kuman (-).
  • 120.
  • 121. Dilusi agar. Metode ini prinsipnya sama dengan broth dilusi, kecuali media pada agar dilusi adalah padat. Cara pembuatan : - Antimikroba yang akan digunakan dilarutkan, - sediakan beberapa botol labu - sediaan Agar + aquades pada botol labu, sterilkan. Sebelum ditambahkan antimikroba diletakkan pada water bath dengan suhu 50 ˚C.
  • 122. Cara pembuatan : - tambahkan antimikroba ke dalam tiap botol labu -> encerkan dengan media agar -> dicampur -> tuangkan ke dalam cawan petri steril -> media plate dengan kadar obat yang berbeda. - serial media agar plate-> inokulasi suspensi bakteri (diinkubasi 24 jam, suhu 37 ˚), - agar plate diinkubasi dalam 24 jam, suhu 37 ˚C, bila tidak segera digunakan, simpan dalam suhu 2 –7˚C, tahan selama 7 hari.
  • 123. Interpretasi hasil Misalnya, rentangan terapi suatu obat berkisar antara 2 -12 µg/ml, siapkan serial agar plate yang mengandung 1, 4, 8, 12, 16 µg/ ml, bila kuman tumbuh pada tiga plate pertama, tidak pada dua plate terakhir, maka nilai MIC tepatnya terletak pada 12 µg/ml, interpretasi ini sesuai dengan MIC pada broth dilusi.
  • 124. Plasmids Adalah protein di daerah sirkuler, bagian dari self-replicating strands of DNA. Tidak semua plasmid mampu mentransfer gen resisten
  • 125. Konjugasi : transfer DNA dari sel ke sel secara langsung mll kompleks protein yang transit pada 2 membran bakteri Transposoms: gen yang resisten yang terdapat di regio plasmids. Integrons: beberapa plasmid dapat membawa gen resisten multipel.