SlideShare a Scribd company logo
1 of 48
ASUHAN KEPERAWATAN
    PADA KLIEN DENGAN
        GANGREN




OLEH:
Ns. Nurul Hikmah S.Kep
PENGERTIAN
   Gangren: proses atau keadaan yg ditandai
    dengan adanya jaringan mati atau nekrosis,
    namun secara mikrobiologis adalah proses
    nekrosis yg disebabkan oleh infeksi (Askandar,
    2001)
GANGREN KAKI DIABETIK

     Gangren kaki diabetik: luka pada
     kaki yang merah kehitam-hitaman
     dan berbau busuk akibat sumbatan
     yang terjadi di pembuluh darah
     sedang atau besar di tungkai
     (Askandar, 2001).
     Biasanya kuman yang menginfeksi
     pada gangren kaki diabetik adalah:
     Streptococcus (Soetmadji, 1999)
FAKTOR-FAKTOR YG MEMPENGARUHI

   Faktor-faktor       yg     mempengaruhi
    terjadinya gangren kaki diabetik:
    a. Faktor endogen:
        - genetik, metabolik
        - angiopati diabetik
        - Neuropati diabetik
LANJUTAN FAKTOR…
b. Faktor eksogen:
  - Trauma
  - Infeksi
TEORI TERJADINYA KOMPLIKASI KRONIK
 DM

1. TEORI SORBITOL:
               Hiperglikemi

    Penumpukkan kadar glukosa pada sel dan
  jaringan tertentu dan dpt mentransport glukosa
                    tanpa insulin

  Glukosa yg ber>> tidak akan termetabolisasi
      habis secara normal melalui glikolisis
LANJUTAN TEORI SORBITOL…
Sebagian glukosa yg tersisa dgn perantaraan
 enzim aldose reduktase akan diubah menjadi
                  sorbitol

Sorbitol akan tertumpuk dalam sel/jaringan
  tersebut dan menyebabkan kerusakan dan
               perubahan fungsi
LANJUTAN TEORI…

2. TEORI GLIKOSILASI
              Hiperglikemi

  Glikosilasi pada semua protein, terutama yg
            mengandung senyawa lisin

   Terjadinya proses glikosilasi pada protein
      membran basal        komplikasi baik
            makro/mikro vaskuler.
LANJUTAN…

Faktor utama yg menyebabkan gangren kaki
diabetik adalah:
- Angiopati
- Neuropati                 Faktor terpenting
   untuk terjadinya kaki diabetik
- Infeksi
LANJUTAN NEUROPATI…
   Adanya neuropati perifer       terjadinya
    gangguan sensorik dan motorik.

   GANGGUAN SENSORIK
    Hilang/menurunnya sensasi nyeri pada kaki, shg
    jika mengalami trauma tidak terasa nyeri, yg tiba-
    tiba menyebabkan ulkus pada kaki.

   GANGGUAN MOTORIK              atrofi otot kaki
    sehingga merubah titik tumpu kaki.
ANGIOPATI

   Angiopati       penurunan aliran darah ke tungkai
    akibat aterosklerosis dr pembuluh darah besar di
    tungkai terutama di betis.
   Apabila sumbatan terjadi pada pembuluh darah
    yg lebih besar         (K) akan menderita sakit
    pada tungkai setelah berjalan pd jarak tertentu.
MANIFESTASI KLINIK
   Manifestasi ggn pembuluh darah dapat berupa:
    - nyeri tungkai bawah saat istirahat
    - pada perabaan terasa dingin
    - kesemutan dan cepat lelah
    - pulsasi pembuluh darah kurang kuat
    - Kaki menjadi pucat bila ditinggikan.
    - Adanya ulkus/gangren
   Adanya angiopati        penurunan asupan nutrisi,
    oksigen serta antibiotika sehingga kaki sulit
    sembuh (Levin, 1993).
KLASIFIKASI GANGREN

Wagner (1983) membagi gangren kaki diabetik
menjadi 6 tingkatan:
Derajat 0: Tidak ada lesi, kulit masih utuh dgn
kemungkinan disertai kelainan bentuk kaki
Derajat I: Ulkus superficial terbatas pada kulit
Derajat II: Ulkus dalam menembus tendon dan
tulang
LANJUTAN DERAJAT GANGREN
Derajat III: Abses dalam, dengan atau tanpa
 osteomilitis
Derajat IV: gangren jari kaki atau bagian distal
 kaki dengan atau selulitis.
Derajat V: gangren seluruh kaki atau sebagian
 tungkai
KLASIFIKASI GANGREN…
Brand (1986) dan Ward (1987) membagi
gangren kaki menjadi 2 golongan:
1). Kaki diabetik akibat iskemi: disebabkan
    oleh penurunan aliran darah ke tungkai
akibat adanya makroangiopati
(arterosklerosis) dr pembuluh darah besar di
tungkai terutama di betis.
LANJUTAN…
2. Kaki diabetik akibat neuropati
       Terjadi kerusakan syaraf somatik dan
  otonomik, tdk ada ggn dari sirkulasi.
     Secara klinis: dijumpai kaki yg kering,
  hangat, kesemutan, mati rasa, edema kaki
  dengan pulsasi pembuluh darah kaki teraba
     baik.
ASKEP GANGREN

1.   PENGKAJIAN
     - Keluhan utama:rasa kesemutan pd
       kaki/tungkai bawah, rasa raba yg
       menurun, luka yg tdk sembuh-sembuh
       dan berbau, adanya nyeri pada luka.
     - Riwayat penyakit sekarang: kapa
       terjadinya luka, penyebab, upaya yang
       telah dialkukan untuk mengatasinya.
LANJUTAN PENGKAJIAN
-   Riwayat kesehatan dahulu: riwayat DM atau
    penyakit-penyakit lain yg ada kaitan dengan
    defisiensi insulin, mis: penyakit pankreas.
    Adanya       riwayat    penyakit    jantung,
    aterosklerosis.

-   Riwayat kesehatan keluarga: menderita DM,
    atau   penyakit    keturunan    yg   dapat
    menyebabkan defisiensi insulin.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1). Gangguan perfusi jaringan b/d menurunnya
    aliran darah ke daerah gangren akibat
    adanya obstruksi pembuluh darah
2). Kerusakan integritas kulit b/d adanya
    gangren pada ekstremitas
3). Gangguan rasa nyaman nyeri b/d iskemik
    jaringan
4). Potensial terjadinya penyebaran infeksi
    (sepsis) b/d meningkatnya kadar gula darah
LANJUTAN DIAGNOSA
     KEPERAWATAN

5). Kurang pengetahuan tentang penyakit,
    prognosis dan pengobatan b/d kurang
    informasi
6). Gangguan gambaran diri b/d peubahan
    salah satu anggota tubuh.
PERAWATAN LUKA GANGREN
  Gangren adalah luka yang terinfeksi
  disertai dengan adanya jaringan yang
 mati berwarna kehitaman dan membau
     akibat pembusukan o/ bakteri.



 Oleh karena itu perlu diganti balutan
            secara khusus
LANJUTAN….
   Perawatan    luka   gangren:    melakukan
    perawatan luka akibat dari komplikasi
    penyakit diabetes melitus (Perry & Potter,
    2006).
TUJUAN PERAWATAN GANGREN

   Tujuan perawatan gangren:
    - Mencegah meluasnya infeksi
    - Memberi rasa nyaman pada klien
    - Mengurangi nyeri
    - Meningkatkan proses penyembuhan
      luka
INDIKASI PERAWATAN
   Perawatan luka gangren dapat dilakukan
    pada luka gangren diabetik yang kotor dan
    bersih.
PRINSIP PERAWATAN
   Perawatan luka dilakukan jika luka kotor/luka
    basah
   Perhatikan teknik aseptik dan antiseptik
   Ganti sarung tangan diantara tindakan “bersih”
    dan “kotor”
   Pisahkan peralatan bersih dan steril
   Balutan diberikan sesuai kondisi luka: basah,
    kering, steril dan luka terkontaminasi.
HAL-HAL YG PERLU DIPERHATIKAN

   Melihat kondisi luka pasien: luka kotor/tidak,
    ada pus atau jar.nekrotik?
   Setelah dikaji baru dilakukan perawatan luka.
   Untuk perawatan luka biasanya menggunakan
    antiseptik    (   NaCl)    dan    kassa   steril.
PERSIAPAN ALAT U/ PERAWATAN
Alat Steril ( baki instrument berisi ) :
 1 Pinset anatomi

 2 pinset chirurgis

 1 klem arteri

 1 gunting jaringan

 Kassa dan deppers steril secukupnya

 Kom kecil untuk larutan 2 buah

 Sarung tangan steril

 Kapas lidi
LANJUTAN PERSIAPAN ALAT…
Alat Tidak Steril:
 Larutan NaCl 0,9 %
 Handscone bersih
 Pinset anatomi bersih
 Verban/plester hipoalergik
 Verban elastic, gunting verban
 Spuit 50 cc dan 10 cc
 Pengalas/perlak
 Tempat sampah atau kantong plastik, bengkok
 Antiseptik: Iodine (jika perlu), alkohol.
 Sampiran
 Masker, dan scort jika perlu
PERALATAN BALUTAN MODERN

 Transparant film
 Hidroaktif gel
 Hidrokoloid
 Hidroselulosa
 Calsium alginate
PERSIAPAN PASIEN
            -   Mengucapkan salam teraupetik
                dan memperkenalkan diri
        -       Melakukan evaluasi/validasi
        -        Melakukan kontrak (waktu,
                tempat dan topik)
        -       Menjelaskan tujuan dilakukan
                prosedur
        -       Menjelaskan langkah prosedur
        -       meminta persetujuan pasien
        -       menyiapkan pasien sesuai keb.
TEKNIK PERAWATAN GANGREN
Prosedur pelaksanaan:
1). Tutup pintu atau psang sampiran di sekitar
    klien
2). Atur posisi yang nyaman bagi klien untuk
    memudahkan daerah luka dapat dijangkau
    dengan mudah
3). Sediakan perlatan yang diperlukan dalam
    troley di samping pasien.
4). Cuci tangan, gunakan sarung tangan bersih
LANJUTAN TEKNIK PERAWATAN…
5).Pasang pengalas
6).Letakkan bengkok atau kantong plastik di
  dekat klien
7).Buka balutan luka dengan menggunakan
  gunting verban. Bila balutan lengket pada
  luka, basahi balutan yang menempel pada
  luka dengan NaCl 0,9% dan angkat balutan
  dengan pinset secara hati-hati.
LANJUTAN TEKNIK PERAWATAN…
8). Kaji kondisi luka serta kulit sekitar luka:
     Lokasi luka dan jaringan tubuh yang rusak,
      ukuran luka meliputi luas dan kedalaman
      luka (arteri, vena, otot, tendon dan tulang).
     Kaji ada tidaknya sinus
     Kondisi luka kotor atau tidak, ada tidaknya
      pus, jaringan nekrotik, bau pada luka, ada
      tidaknya jaringan granulasi (luka berwarna
      merah muda dan mudah berdarah).
LANJUTAN TEKNIK PERAWATAN…
 Kaji kulit sekitar luka terhdap adanya
  maserasi, inflamasi, edema dan adanya
  gas gangren yang ditandai dengan adanya
  krepitasi saat melakukan paplpasi di
  sekitar luka.
 Kaji adanya nyeri pada luka

9). Cuci perlahan-lahan kulit di sekitar
  ulkus
    dengan kasa dan air hangat, kemudian
     keringkan perlahan-lahan dengan cara
     mengusap secara hati-hati dgn kasa
LANJUTAN TEKNIK PERAWATAN…
10). Cuci tangan dengan alkohol atau air bersih
11). Ganti sarung tangan dengan sarung tangan steril
12). Bersihkan luka:
   Bila luka bersih dan berwarna kemerahan
    gunakan cairan NaCl 0,9%
   Bila luka infeksi, gunakan cairan NaCl 0,9% dan
    antiseptik iodne 10%
   Bila warna luka kehitama: ada jar. Nekrotik,
    gunakan NaCl 0,9%. Jar.nekrotik dibuang dengan
    cara digunting sedikit demi sedikit samapi
    terlihat jar.granulasi.
LANJUTAN TEKNIK PERAWATAN…
 Bila luka sudah berwarna merah, hindari
  jangan sampai berdarah
 Bila da gas gangren, lakukan masase ke arah
  luka
13). Bila terdapat sinus lubang, lakukan irigasi
  dengan menggunakan NaCl 0,9% dengan
  sudut kemiringan 45 derajat sampai
bersih. Irigasi sampai kedalaman
luka karena pd sinus terdapat
banyak kuman
LANJUTAN TEKNIK PERAWATAN…

14). Lakukan penutupan luka:
a. Cara Konvensional:
  - Bila luka bersih, tutup luka dengan 2
      lapis kain kasa yang telah dibasahi
  dengan NaCl 0,9% dan diperas sehingga
      kasa menjadi lembab. Pasang kasa
  lembab sesuai kedalaman luka (hindari
      mengenai jaringan sehat di pinggir luka),
      lalu tutup dengan kain kasa kering dan
      jangan terlalu ketat.
LANJUTAN TEKNIK PERAWATAN…

 - Bila luka infeksi, tutup luka dengan 2 lapis
   kasa lembab dengan NaCl 0,9% dan betadin
   10%, lalu tutup dengan kasa kering.
b. Bila menggunakan balutan modern
      - Transparant film: balutan yang dapat
   mendukung terjadinya autolitik debridement
   dan digunakan pada luka partial thickness.
   - Kontraindikasi pada luka dengan eksudat
      banyak dan sinus
LANJUTAN TEKNIK…

-   Hidroaktif gel: digunakan untuk mengisi
    jaringan mati/nefrotik,mendudkung terjadinya
    autolitik debridement, membuat kondisi
    lembab pada luka ynag kering/nefrotik, luka
    ynag berwarna kuning dengan eksudat
    minimal.
LANJUTAN TEKNIK….

- Hidroselulosa
Digunakan untuk menyerap cairan (hidrofiber)
dan membentuk gel yang lembut, mendukung
proses autolitik debridement, meningkatkan
proses granulasi dan reepitelisasi, meningkatkan
kenyamanan pasien dengan mengurangi rasa
sakit, menahan stapilococcus aureus agar tidk
masuk ke dalam luka.
LANJUTAN TEKNIK….
       Calsium Alginate
   Digunakan sebagai absorban, mendukung
    granulasi pada luka.
   Digunakan pada warna luka merah, eksudat
    dan mudah berdarah.
LANJUTAN TEKNIK….

       METCOVASIN
      Digunakan untuk memproteksi kulit,
    mendukung proses autolisis debridement
    pada luka dengan kondisi nekrotik atau
    granulasi / superfisial.
LANJUTAN TEKNIK….
   MYCOSTATINE DAN METRONIDAZOLE
    Berguna untuk melindungi kulit akibat candida,
    untuk mengurangi bau akibat jamurdan bakteri
    anaerob, mengurangi nyeri dan peradangan.

15). Bila pembuluh darah vena mengalami
  kerusakan , lakukan kompresi dengan
  menggunakan verban elastis.
LANJUTAN TEKNIK…..

16).Mengatur pasien ke posisi yang nyaman dan
memungkinkan aliran darah ke perifer dan ke
daerah luka tetap lancar, misalnya dengan cara
elevasi tungkai bila luka berlokasi di tumit atau
telapak kaki.
17). Merapikan alat-alat
18). Membuka sarung tangan dan Mencuci tangan
19). Mengevaluasi respo n pasien baik verbal
     maupun non verbal
LANJUTAN TEKNIK….

20). Menyusun rencana tindak lanjut: jadwal
penggantian balutan yang akan datang dan
rencana edukasi kepada klien dan keluarga.
21). Dokumentasikan tindakan dan hasil evaluasi
perkembangan keadaan luka:
- Ukuran luka: luas dan kedalaman luka
- Kondisi luka
- Kondisi kulit sekitar luka
- Apakah ada nyeri pada luka
LANJUTAN TEKNIK….
      - Jenis balutan yang digunakan
      - Hasil kultur luka (jika ada)
22). Berikan pendidikan kesehatan yang berkaitan
  dengan luka:
    - Anjurkan klien untuk tidak menekuk atau
        melipat kaki yang luka
        - Anjurkan klien untuk imobilisasi kaki yg
  luka      dan hindari menggunakan kaki yg luka
  sebagai tumpuan atau penyangga tubuh.
EVALUASI
   Mencatat hasil tindakan perawatan luka pada
    dokumen/catatan keperawatan
   Perhatikan teknik asepthik dan antiseptik
   Jaga privasi klien
   Perhatikan jika ada pus / jaringan nekrotik
   Catat karakteristik luka
SEKIAN
    DAN
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Asuhan keperawatan kegawat daruratan respirasi distres
Asuhan keperawatan kegawat daruratan respirasi distresAsuhan keperawatan kegawat daruratan respirasi distres
Asuhan keperawatan kegawat daruratan respirasi distresf' yagami
 
Kti asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoid
Kti  asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoidKti  asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoid
Kti asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoidwarjoyo susilo
 
Laporan pendahuluan askep ujian icu dm
Laporan pendahuluan askep ujian icu dmLaporan pendahuluan askep ujian icu dm
Laporan pendahuluan askep ujian icu dmYabniel Lit Jingga
 
Laporan pendahuluan askep abses
Laporan pendahuluan askep absesLaporan pendahuluan askep abses
Laporan pendahuluan askep absesSujana Pkm
 
Askep. sinusitis maksilaris lp.
Askep. sinusitis maksilaris lp.Askep. sinusitis maksilaris lp.
Askep. sinusitis maksilaris lp.Tias Ios Tias
 
1. askep thipoid
1. askep  thipoid1. askep  thipoid
1. askep thipoidEllyeUtami
 
transfusi darah
transfusi darahtransfusi darah
transfusi darahDina Awwe
 
askep miokarditis
askep miokarditisaskep miokarditis
askep miokarditisyounkOyounk
 
ASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSIASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSIMas Mawon
 
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah DengueBAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah DengueNajMah Usman
 

What's hot (20)

Asuhan keperawatan kegawat daruratan respirasi distres
Asuhan keperawatan kegawat daruratan respirasi distresAsuhan keperawatan kegawat daruratan respirasi distres
Asuhan keperawatan kegawat daruratan respirasi distres
 
Indry askep ispa AKPER PEMKAB MUNA
Indry askep ispa AKPER PEMKAB MUNAIndry askep ispa AKPER PEMKAB MUNA
Indry askep ispa AKPER PEMKAB MUNA
 
Kti asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoid
Kti  asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoidKti  asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoid
Kti asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoid
 
Laporan pendahuluan askep ujian icu dm
Laporan pendahuluan askep ujian icu dmLaporan pendahuluan askep ujian icu dm
Laporan pendahuluan askep ujian icu dm
 
Tugas askep kasus hipertensi
Tugas askep kasus hipertensiTugas askep kasus hipertensi
Tugas askep kasus hipertensi
 
Laporan pendahuluan askep abses
Laporan pendahuluan askep absesLaporan pendahuluan askep abses
Laporan pendahuluan askep abses
 
Asuhan keperawatan tbc AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan tbc AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan tbc AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan tbc AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep. sinusitis maksilaris lp.
Askep. sinusitis maksilaris lp.Askep. sinusitis maksilaris lp.
Askep. sinusitis maksilaris lp.
 
1. askep thipoid
1. askep  thipoid1. askep  thipoid
1. askep thipoid
 
Dengue Hemorargic Fever
Dengue Hemorargic FeverDengue Hemorargic Fever
Dengue Hemorargic Fever
 
transfusi darah
transfusi darahtransfusi darah
transfusi darah
 
Asuhan Keperawatan Meningitis
Asuhan Keperawatan MeningitisAsuhan Keperawatan Meningitis
Asuhan Keperawatan Meningitis
 
askep miokarditis
askep miokarditisaskep miokarditis
askep miokarditis
 
Askep kolik renal
Askep kolik renalAskep kolik renal
Askep kolik renal
 
ASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSIASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSI
 
Asuhan keperawatan anak dengan gastritis
Asuhan keperawatan anak dengan gastritisAsuhan keperawatan anak dengan gastritis
Asuhan keperawatan anak dengan gastritis
 
PPT ARDS
PPT ARDSPPT ARDS
PPT ARDS
 
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah DengueBAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
 
Tinea kruris
Tinea krurisTinea kruris
Tinea kruris
 
Analisa data gagal jantung
Analisa data gagal jantungAnalisa data gagal jantung
Analisa data gagal jantung
 

Similar to Asuhan keperawatan pada klien dengan gangren

Luka ganggren, 2020
Luka ganggren, 2020Luka ganggren, 2020
Luka ganggren, 2020IwanHamzah1
 
ulkusdiabetikum-210905085147.pptx
ulkusdiabetikum-210905085147.pptxulkusdiabetikum-210905085147.pptx
ulkusdiabetikum-210905085147.pptxsitiagusriantina
 
Ulkus diabetikum
Ulkus diabetikumUlkus diabetikum
Ulkus diabetikumArmy Of God
 
ulkusdiabetikum-210905085147.pdf
ulkusdiabetikum-210905085147.pdfulkusdiabetikum-210905085147.pdf
ulkusdiabetikum-210905085147.pdfsitiagusriantina
 
Lp kmb ulkus dm
Lp kmb ulkus dmLp kmb ulkus dm
Lp kmb ulkus dmifaaa
 
Ulkus & gangren diabetikum
Ulkus & gangren diabetikumUlkus & gangren diabetikum
Ulkus & gangren diabetikumagusrandasetyawan
 
424603177-Diabetic-Foot.pptx
424603177-Diabetic-Foot.pptx424603177-Diabetic-Foot.pptx
424603177-Diabetic-Foot.pptxredhabiby
 
396884843 2536-makalah-ulkus-diabetikum-1-docx
396884843 2536-makalah-ulkus-diabetikum-1-docx396884843 2536-makalah-ulkus-diabetikum-1-docx
396884843 2536-makalah-ulkus-diabetikum-1-docxSiskaHatta1
 
396884843 2536-makalah-ulkus-diabetikum-1-docx
396884843 2536-makalah-ulkus-diabetikum-1-docx396884843 2536-makalah-ulkus-diabetikum-1-docx
396884843 2536-makalah-ulkus-diabetikum-1-docxSiskaHatta1
 
Ulkus kaki diabetes dokter spesialis bedah
Ulkus kaki diabetes   dokter spesialis bedahUlkus kaki diabetes   dokter spesialis bedah
Ulkus kaki diabetes dokter spesialis bedahFaeruzy Arnandi
 
fdokumen.com_kaki-diabetes-569c2c29c596b.ppt
fdokumen.com_kaki-diabetes-569c2c29c596b.pptfdokumen.com_kaki-diabetes-569c2c29c596b.ppt
fdokumen.com_kaki-diabetes-569c2c29c596b.pptIdehamSaid1
 
Referat Diabetik Foot - Vanessa Pattipeilohy 112021228 copy.pptx
Referat Diabetik Foot - Vanessa Pattipeilohy 112021228 copy.pptxReferat Diabetik Foot - Vanessa Pattipeilohy 112021228 copy.pptx
Referat Diabetik Foot - Vanessa Pattipeilohy 112021228 copy.pptxDesyOskar
 
Diabetic Foot Ulcer on the patient in hospital
Diabetic Foot Ulcer on the patient in hospitalDiabetic Foot Ulcer on the patient in hospital
Diabetic Foot Ulcer on the patient in hospitalBagusDestriambodo
 
LAPORAN KASUS SELULITIS RSUD WAMENA_075010-1.pptx
LAPORAN KASUS SELULITIS RSUD WAMENA_075010-1.pptxLAPORAN KASUS SELULITIS RSUD WAMENA_075010-1.pptx
LAPORAN KASUS SELULITIS RSUD WAMENA_075010-1.pptxuaganaomi
 

Similar to Asuhan keperawatan pada klien dengan gangren (20)

6. perawatan luka gangren AKPER PEMKAB MUNA
6. perawatan luka gangren AKPER PEMKAB MUNA 6. perawatan luka gangren AKPER PEMKAB MUNA
6. perawatan luka gangren AKPER PEMKAB MUNA
 
Luka ganggren, 2020
Luka ganggren, 2020Luka ganggren, 2020
Luka ganggren, 2020
 
ulkusdiabetikum-210905085147.pptx
ulkusdiabetikum-210905085147.pptxulkusdiabetikum-210905085147.pptx
ulkusdiabetikum-210905085147.pptx
 
Ulkus diabetikum
Ulkus diabetikumUlkus diabetikum
Ulkus diabetikum
 
ulkusdiabetikum-210905085147.pdf
ulkusdiabetikum-210905085147.pdfulkusdiabetikum-210905085147.pdf
ulkusdiabetikum-210905085147.pdf
 
Luka diabetik
Luka diabetikLuka diabetik
Luka diabetik
 
PERAWATAN_LUKA.pptx
PERAWATAN_LUKA.pptxPERAWATAN_LUKA.pptx
PERAWATAN_LUKA.pptx
 
Lp kmb ulkus dm
Lp kmb ulkus dmLp kmb ulkus dm
Lp kmb ulkus dm
 
Ulkus & gangren diabetikum
Ulkus & gangren diabetikumUlkus & gangren diabetikum
Ulkus & gangren diabetikum
 
424603177-Diabetic-Foot.pptx
424603177-Diabetic-Foot.pptx424603177-Diabetic-Foot.pptx
424603177-Diabetic-Foot.pptx
 
LUKA-GANGGREN-esa-unggul.pptx
LUKA-GANGGREN-esa-unggul.pptxLUKA-GANGGREN-esa-unggul.pptx
LUKA-GANGGREN-esa-unggul.pptx
 
396884843 2536-makalah-ulkus-diabetikum-1-docx
396884843 2536-makalah-ulkus-diabetikum-1-docx396884843 2536-makalah-ulkus-diabetikum-1-docx
396884843 2536-makalah-ulkus-diabetikum-1-docx
 
396884843 2536-makalah-ulkus-diabetikum-1-docx
396884843 2536-makalah-ulkus-diabetikum-1-docx396884843 2536-makalah-ulkus-diabetikum-1-docx
396884843 2536-makalah-ulkus-diabetikum-1-docx
 
Ulkus kaki diabetes dokter spesialis bedah
Ulkus kaki diabetes   dokter spesialis bedahUlkus kaki diabetes   dokter spesialis bedah
Ulkus kaki diabetes dokter spesialis bedah
 
fdokumen.com_kaki-diabetes-569c2c29c596b.ppt
fdokumen.com_kaki-diabetes-569c2c29c596b.pptfdokumen.com_kaki-diabetes-569c2c29c596b.ppt
fdokumen.com_kaki-diabetes-569c2c29c596b.ppt
 
Referat Diabetik Foot - Vanessa Pattipeilohy 112021228 copy.pptx
Referat Diabetik Foot - Vanessa Pattipeilohy 112021228 copy.pptxReferat Diabetik Foot - Vanessa Pattipeilohy 112021228 copy.pptx
Referat Diabetik Foot - Vanessa Pattipeilohy 112021228 copy.pptx
 
Diabetic Foot Ulcer on the patient in hospital
Diabetic Foot Ulcer on the patient in hospitalDiabetic Foot Ulcer on the patient in hospital
Diabetic Foot Ulcer on the patient in hospital
 
Preskas ulkus dekubitus wagner 3
Preskas ulkus dekubitus wagner 3Preskas ulkus dekubitus wagner 3
Preskas ulkus dekubitus wagner 3
 
Idiopathic trombocytopenic purpura ( itp )
Idiopathic trombocytopenic purpura ( itp )Idiopathic trombocytopenic purpura ( itp )
Idiopathic trombocytopenic purpura ( itp )
 
LAPORAN KASUS SELULITIS RSUD WAMENA_075010-1.pptx
LAPORAN KASUS SELULITIS RSUD WAMENA_075010-1.pptxLAPORAN KASUS SELULITIS RSUD WAMENA_075010-1.pptx
LAPORAN KASUS SELULITIS RSUD WAMENA_075010-1.pptx
 

More from Prodalima Sinulingga, M.Kep

Emergancy Concept Of Macsofacial and Servical Injury
Emergancy Concept Of Macsofacial and Servical InjuryEmergancy Concept Of Macsofacial and Servical Injury
Emergancy Concept Of Macsofacial and Servical InjuryProdalima Sinulingga, M.Kep
 
Presentasi Jenjang Karir Perawat Di RS. PTPN II (Persero) Bangkatan Binjai
Presentasi Jenjang Karir Perawat Di RS. PTPN II (Persero) Bangkatan BinjaiPresentasi Jenjang Karir Perawat Di RS. PTPN II (Persero) Bangkatan Binjai
Presentasi Jenjang Karir Perawat Di RS. PTPN II (Persero) Bangkatan BinjaiProdalima Sinulingga, M.Kep
 
Seminar Lokakarya Mini Mahasiswa PSIK STIKes Nurul Hasanah Kutacane 2013
Seminar Lokakarya Mini Mahasiswa PSIK STIKes Nurul Hasanah Kutacane 2013Seminar Lokakarya Mini Mahasiswa PSIK STIKes Nurul Hasanah Kutacane 2013
Seminar Lokakarya Mini Mahasiswa PSIK STIKes Nurul Hasanah Kutacane 2013Prodalima Sinulingga, M.Kep
 
(4). metode & media pembelajaran dlm standar proses pendidikan
(4). metode & media pembelajaran dlm standar proses pendidikan(4). metode & media pembelajaran dlm standar proses pendidikan
(4). metode & media pembelajaran dlm standar proses pendidikanProdalima Sinulingga, M.Kep
 
(1). program pemerintah dalam penanggulangan masalah
(1). program pemerintah dalam penanggulangan masalah(1). program pemerintah dalam penanggulangan masalah
(1). program pemerintah dalam penanggulangan masalahProdalima Sinulingga, M.Kep
 
Asuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskuler
Asuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskulerAsuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskuler
Asuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskulerProdalima Sinulingga, M.Kep
 
Bahaya mengguncang bayi (shaken baby sindrome (sbs) )
Bahaya mengguncang bayi (shaken baby sindrome (sbs) )Bahaya mengguncang bayi (shaken baby sindrome (sbs) )
Bahaya mengguncang bayi (shaken baby sindrome (sbs) )Prodalima Sinulingga, M.Kep
 

More from Prodalima Sinulingga, M.Kep (20)

Emergancy Concept Of Cerebral Injury
Emergancy Concept Of Cerebral InjuryEmergancy Concept Of Cerebral Injury
Emergancy Concept Of Cerebral Injury
 
Emergancy Concept Of Macsofacial and Servical Injury
Emergancy Concept Of Macsofacial and Servical InjuryEmergancy Concept Of Macsofacial and Servical Injury
Emergancy Concept Of Macsofacial and Servical Injury
 
Presentasi Jenjang Karir Perawat Di RS. PTPN II (Persero) Bangkatan Binjai
Presentasi Jenjang Karir Perawat Di RS. PTPN II (Persero) Bangkatan BinjaiPresentasi Jenjang Karir Perawat Di RS. PTPN II (Persero) Bangkatan Binjai
Presentasi Jenjang Karir Perawat Di RS. PTPN II (Persero) Bangkatan Binjai
 
Time Value Of Money
Time Value Of MoneyTime Value Of Money
Time Value Of Money
 
Benefit Cost Analysis
Benefit Cost AnalysisBenefit Cost Analysis
Benefit Cost Analysis
 
Manajemen Resiko Di Rumah Sakit
Manajemen Resiko Di Rumah SakitManajemen Resiko Di Rumah Sakit
Manajemen Resiko Di Rumah Sakit
 
Holistic nursing theory
Holistic nursing theoryHolistic nursing theory
Holistic nursing theory
 
Desai Penelitian Kualitatif : Fenomenologi
Desai Penelitian Kualitatif : FenomenologiDesai Penelitian Kualitatif : Fenomenologi
Desai Penelitian Kualitatif : Fenomenologi
 
Focus group discussion
Focus group discussionFocus group discussion
Focus group discussion
 
Paradigma keperawatan
Paradigma keperawatanParadigma keperawatan
Paradigma keperawatan
 
Leadership in nursing
Leadership in nursingLeadership in nursing
Leadership in nursing
 
Seminar Lokakarya Mini Mahasiswa PSIK STIKes Nurul Hasanah Kutacane 2013
Seminar Lokakarya Mini Mahasiswa PSIK STIKes Nurul Hasanah Kutacane 2013Seminar Lokakarya Mini Mahasiswa PSIK STIKes Nurul Hasanah Kutacane 2013
Seminar Lokakarya Mini Mahasiswa PSIK STIKes Nurul Hasanah Kutacane 2013
 
(5). program pembinaan kesehatan komunitas
(5). program pembinaan kesehatan komunitas(5). program pembinaan kesehatan komunitas
(5). program pembinaan kesehatan komunitas
 
(4). metode & media pembelajaran dlm standar proses pendidikan
(4). metode & media pembelajaran dlm standar proses pendidikan(4). metode & media pembelajaran dlm standar proses pendidikan
(4). metode & media pembelajaran dlm standar proses pendidikan
 
(3). proses pembelajaran di komunitas
(3). proses pembelajaran di komunitas(3). proses pembelajaran di komunitas
(3). proses pembelajaran di komunitas
 
(2). konsep keperawatan komunitas
(2). konsep keperawatan komunitas(2). konsep keperawatan komunitas
(2). konsep keperawatan komunitas
 
(1). program pemerintah dalam penanggulangan masalah
(1). program pemerintah dalam penanggulangan masalah(1). program pemerintah dalam penanggulangan masalah
(1). program pemerintah dalam penanggulangan masalah
 
Asuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskuler
Asuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskulerAsuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskuler
Asuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskuler
 
Asuhan keperawatan pada anak dengan thalasemia
Asuhan keperawatan pada anak dengan thalasemiaAsuhan keperawatan pada anak dengan thalasemia
Asuhan keperawatan pada anak dengan thalasemia
 
Bahaya mengguncang bayi (shaken baby sindrome (sbs) )
Bahaya mengguncang bayi (shaken baby sindrome (sbs) )Bahaya mengguncang bayi (shaken baby sindrome (sbs) )
Bahaya mengguncang bayi (shaken baby sindrome (sbs) )
 

Recently uploaded

sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...NenkRiniRosmHz
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatZuheri
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanB117IsnurJannah
 
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptepidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptAnisyahHariadi
 
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaleaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaYosuaNatanael1
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiAikawaMita
 
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptGastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptssuserbb0b09
 
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxPengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxcholiftiara1
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptkhalid1276
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyIkanurzijah2
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptssuser551745
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxZuheri
 
KEJADIAN PENYAKIT ASMA PADA KEHAMILAN.pptx
KEJADIAN PENYAKIT ASMA PADA KEHAMILAN.pptxKEJADIAN PENYAKIT ASMA PADA KEHAMILAN.pptx
KEJADIAN PENYAKIT ASMA PADA KEHAMILAN.pptxFATMAWATIMADYA
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdfbendaharadakpkmbajay
 
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxPPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxhellokarin81
 
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptxMengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptxLintangDwiCandra1
 
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptxpemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptxFerawatiPhea1
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanFeraAyuFitriyani
 

Recently uploaded (20)

sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
 
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptepidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
 
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaleaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptGastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
 
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxPengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
KEJADIAN PENYAKIT ASMA PADA KEHAMILAN.pptx
KEJADIAN PENYAKIT ASMA PADA KEHAMILAN.pptxKEJADIAN PENYAKIT ASMA PADA KEHAMILAN.pptx
KEJADIAN PENYAKIT ASMA PADA KEHAMILAN.pptx
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxPPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
 
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptxMengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
 
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptxpemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 

Asuhan keperawatan pada klien dengan gangren

  • 1. ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGREN OLEH: Ns. Nurul Hikmah S.Kep
  • 2. PENGERTIAN  Gangren: proses atau keadaan yg ditandai dengan adanya jaringan mati atau nekrosis, namun secara mikrobiologis adalah proses nekrosis yg disebabkan oleh infeksi (Askandar, 2001)
  • 3. GANGREN KAKI DIABETIK Gangren kaki diabetik: luka pada kaki yang merah kehitam-hitaman dan berbau busuk akibat sumbatan yang terjadi di pembuluh darah sedang atau besar di tungkai (Askandar, 2001). Biasanya kuman yang menginfeksi pada gangren kaki diabetik adalah: Streptococcus (Soetmadji, 1999)
  • 4. FAKTOR-FAKTOR YG MEMPENGARUHI  Faktor-faktor yg mempengaruhi terjadinya gangren kaki diabetik: a. Faktor endogen: - genetik, metabolik - angiopati diabetik - Neuropati diabetik
  • 5. LANJUTAN FAKTOR… b. Faktor eksogen: - Trauma - Infeksi
  • 6. TEORI TERJADINYA KOMPLIKASI KRONIK DM 1. TEORI SORBITOL: Hiperglikemi Penumpukkan kadar glukosa pada sel dan jaringan tertentu dan dpt mentransport glukosa tanpa insulin Glukosa yg ber>> tidak akan termetabolisasi habis secara normal melalui glikolisis
  • 7. LANJUTAN TEORI SORBITOL… Sebagian glukosa yg tersisa dgn perantaraan enzim aldose reduktase akan diubah menjadi sorbitol Sorbitol akan tertumpuk dalam sel/jaringan tersebut dan menyebabkan kerusakan dan perubahan fungsi
  • 8. LANJUTAN TEORI… 2. TEORI GLIKOSILASI Hiperglikemi Glikosilasi pada semua protein, terutama yg mengandung senyawa lisin Terjadinya proses glikosilasi pada protein membran basal komplikasi baik makro/mikro vaskuler.
  • 9. LANJUTAN… Faktor utama yg menyebabkan gangren kaki diabetik adalah: - Angiopati - Neuropati Faktor terpenting untuk terjadinya kaki diabetik - Infeksi
  • 10. LANJUTAN NEUROPATI…  Adanya neuropati perifer terjadinya gangguan sensorik dan motorik.  GANGGUAN SENSORIK Hilang/menurunnya sensasi nyeri pada kaki, shg jika mengalami trauma tidak terasa nyeri, yg tiba- tiba menyebabkan ulkus pada kaki.  GANGGUAN MOTORIK atrofi otot kaki sehingga merubah titik tumpu kaki.
  • 11. ANGIOPATI  Angiopati penurunan aliran darah ke tungkai akibat aterosklerosis dr pembuluh darah besar di tungkai terutama di betis.  Apabila sumbatan terjadi pada pembuluh darah yg lebih besar (K) akan menderita sakit pada tungkai setelah berjalan pd jarak tertentu.
  • 12. MANIFESTASI KLINIK  Manifestasi ggn pembuluh darah dapat berupa: - nyeri tungkai bawah saat istirahat - pada perabaan terasa dingin - kesemutan dan cepat lelah - pulsasi pembuluh darah kurang kuat - Kaki menjadi pucat bila ditinggikan. - Adanya ulkus/gangren  Adanya angiopati penurunan asupan nutrisi, oksigen serta antibiotika sehingga kaki sulit sembuh (Levin, 1993).
  • 13. KLASIFIKASI GANGREN Wagner (1983) membagi gangren kaki diabetik menjadi 6 tingkatan: Derajat 0: Tidak ada lesi, kulit masih utuh dgn kemungkinan disertai kelainan bentuk kaki Derajat I: Ulkus superficial terbatas pada kulit Derajat II: Ulkus dalam menembus tendon dan tulang
  • 14. LANJUTAN DERAJAT GANGREN Derajat III: Abses dalam, dengan atau tanpa osteomilitis Derajat IV: gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan atau selulitis. Derajat V: gangren seluruh kaki atau sebagian tungkai
  • 15. KLASIFIKASI GANGREN… Brand (1986) dan Ward (1987) membagi gangren kaki menjadi 2 golongan: 1). Kaki diabetik akibat iskemi: disebabkan oleh penurunan aliran darah ke tungkai akibat adanya makroangiopati (arterosklerosis) dr pembuluh darah besar di tungkai terutama di betis.
  • 16. LANJUTAN… 2. Kaki diabetik akibat neuropati Terjadi kerusakan syaraf somatik dan otonomik, tdk ada ggn dari sirkulasi. Secara klinis: dijumpai kaki yg kering, hangat, kesemutan, mati rasa, edema kaki dengan pulsasi pembuluh darah kaki teraba baik.
  • 17. ASKEP GANGREN 1. PENGKAJIAN - Keluhan utama:rasa kesemutan pd kaki/tungkai bawah, rasa raba yg menurun, luka yg tdk sembuh-sembuh dan berbau, adanya nyeri pada luka. - Riwayat penyakit sekarang: kapa terjadinya luka, penyebab, upaya yang telah dialkukan untuk mengatasinya.
  • 18. LANJUTAN PENGKAJIAN - Riwayat kesehatan dahulu: riwayat DM atau penyakit-penyakit lain yg ada kaitan dengan defisiensi insulin, mis: penyakit pankreas. Adanya riwayat penyakit jantung, aterosklerosis. - Riwayat kesehatan keluarga: menderita DM, atau penyakit keturunan yg dapat menyebabkan defisiensi insulin.
  • 19. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1). Gangguan perfusi jaringan b/d menurunnya aliran darah ke daerah gangren akibat adanya obstruksi pembuluh darah 2). Kerusakan integritas kulit b/d adanya gangren pada ekstremitas 3). Gangguan rasa nyaman nyeri b/d iskemik jaringan 4). Potensial terjadinya penyebaran infeksi (sepsis) b/d meningkatnya kadar gula darah
  • 20. LANJUTAN DIAGNOSA KEPERAWATAN 5). Kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan pengobatan b/d kurang informasi 6). Gangguan gambaran diri b/d peubahan salah satu anggota tubuh.
  • 21. PERAWATAN LUKA GANGREN Gangren adalah luka yang terinfeksi disertai dengan adanya jaringan yang mati berwarna kehitaman dan membau akibat pembusukan o/ bakteri. Oleh karena itu perlu diganti balutan secara khusus
  • 22. LANJUTAN….  Perawatan luka gangren: melakukan perawatan luka akibat dari komplikasi penyakit diabetes melitus (Perry & Potter, 2006).
  • 23. TUJUAN PERAWATAN GANGREN  Tujuan perawatan gangren: - Mencegah meluasnya infeksi - Memberi rasa nyaman pada klien - Mengurangi nyeri - Meningkatkan proses penyembuhan luka
  • 24. INDIKASI PERAWATAN  Perawatan luka gangren dapat dilakukan pada luka gangren diabetik yang kotor dan bersih.
  • 25. PRINSIP PERAWATAN  Perawatan luka dilakukan jika luka kotor/luka basah  Perhatikan teknik aseptik dan antiseptik  Ganti sarung tangan diantara tindakan “bersih” dan “kotor”  Pisahkan peralatan bersih dan steril  Balutan diberikan sesuai kondisi luka: basah, kering, steril dan luka terkontaminasi.
  • 26. HAL-HAL YG PERLU DIPERHATIKAN  Melihat kondisi luka pasien: luka kotor/tidak, ada pus atau jar.nekrotik?  Setelah dikaji baru dilakukan perawatan luka.  Untuk perawatan luka biasanya menggunakan antiseptik ( NaCl) dan kassa steril.
  • 27. PERSIAPAN ALAT U/ PERAWATAN Alat Steril ( baki instrument berisi ) :  1 Pinset anatomi  2 pinset chirurgis  1 klem arteri  1 gunting jaringan  Kassa dan deppers steril secukupnya  Kom kecil untuk larutan 2 buah  Sarung tangan steril  Kapas lidi
  • 28. LANJUTAN PERSIAPAN ALAT… Alat Tidak Steril:  Larutan NaCl 0,9 %  Handscone bersih  Pinset anatomi bersih  Verban/plester hipoalergik  Verban elastic, gunting verban  Spuit 50 cc dan 10 cc  Pengalas/perlak  Tempat sampah atau kantong plastik, bengkok  Antiseptik: Iodine (jika perlu), alkohol.  Sampiran  Masker, dan scort jika perlu
  • 29. PERALATAN BALUTAN MODERN  Transparant film  Hidroaktif gel  Hidrokoloid  Hidroselulosa  Calsium alginate
  • 30. PERSIAPAN PASIEN - Mengucapkan salam teraupetik dan memperkenalkan diri - Melakukan evaluasi/validasi - Melakukan kontrak (waktu, tempat dan topik) - Menjelaskan tujuan dilakukan prosedur - Menjelaskan langkah prosedur - meminta persetujuan pasien - menyiapkan pasien sesuai keb.
  • 31. TEKNIK PERAWATAN GANGREN Prosedur pelaksanaan: 1). Tutup pintu atau psang sampiran di sekitar klien 2). Atur posisi yang nyaman bagi klien untuk memudahkan daerah luka dapat dijangkau dengan mudah 3). Sediakan perlatan yang diperlukan dalam troley di samping pasien. 4). Cuci tangan, gunakan sarung tangan bersih
  • 32. LANJUTAN TEKNIK PERAWATAN… 5).Pasang pengalas 6).Letakkan bengkok atau kantong plastik di dekat klien 7).Buka balutan luka dengan menggunakan gunting verban. Bila balutan lengket pada luka, basahi balutan yang menempel pada luka dengan NaCl 0,9% dan angkat balutan dengan pinset secara hati-hati.
  • 33. LANJUTAN TEKNIK PERAWATAN… 8). Kaji kondisi luka serta kulit sekitar luka:  Lokasi luka dan jaringan tubuh yang rusak, ukuran luka meliputi luas dan kedalaman luka (arteri, vena, otot, tendon dan tulang).  Kaji ada tidaknya sinus  Kondisi luka kotor atau tidak, ada tidaknya pus, jaringan nekrotik, bau pada luka, ada tidaknya jaringan granulasi (luka berwarna merah muda dan mudah berdarah).
  • 34. LANJUTAN TEKNIK PERAWATAN…  Kaji kulit sekitar luka terhdap adanya maserasi, inflamasi, edema dan adanya gas gangren yang ditandai dengan adanya krepitasi saat melakukan paplpasi di sekitar luka.  Kaji adanya nyeri pada luka 9). Cuci perlahan-lahan kulit di sekitar ulkus dengan kasa dan air hangat, kemudian keringkan perlahan-lahan dengan cara mengusap secara hati-hati dgn kasa
  • 35. LANJUTAN TEKNIK PERAWATAN… 10). Cuci tangan dengan alkohol atau air bersih 11). Ganti sarung tangan dengan sarung tangan steril 12). Bersihkan luka:  Bila luka bersih dan berwarna kemerahan gunakan cairan NaCl 0,9%  Bila luka infeksi, gunakan cairan NaCl 0,9% dan antiseptik iodne 10%  Bila warna luka kehitama: ada jar. Nekrotik, gunakan NaCl 0,9%. Jar.nekrotik dibuang dengan cara digunting sedikit demi sedikit samapi terlihat jar.granulasi.
  • 36. LANJUTAN TEKNIK PERAWATAN…  Bila luka sudah berwarna merah, hindari jangan sampai berdarah  Bila da gas gangren, lakukan masase ke arah luka 13). Bila terdapat sinus lubang, lakukan irigasi dengan menggunakan NaCl 0,9% dengan sudut kemiringan 45 derajat sampai bersih. Irigasi sampai kedalaman luka karena pd sinus terdapat banyak kuman
  • 37. LANJUTAN TEKNIK PERAWATAN… 14). Lakukan penutupan luka: a. Cara Konvensional: - Bila luka bersih, tutup luka dengan 2 lapis kain kasa yang telah dibasahi dengan NaCl 0,9% dan diperas sehingga kasa menjadi lembab. Pasang kasa lembab sesuai kedalaman luka (hindari mengenai jaringan sehat di pinggir luka), lalu tutup dengan kain kasa kering dan jangan terlalu ketat.
  • 38. LANJUTAN TEKNIK PERAWATAN… - Bila luka infeksi, tutup luka dengan 2 lapis kasa lembab dengan NaCl 0,9% dan betadin 10%, lalu tutup dengan kasa kering. b. Bila menggunakan balutan modern - Transparant film: balutan yang dapat mendukung terjadinya autolitik debridement dan digunakan pada luka partial thickness. - Kontraindikasi pada luka dengan eksudat banyak dan sinus
  • 39. LANJUTAN TEKNIK… - Hidroaktif gel: digunakan untuk mengisi jaringan mati/nefrotik,mendudkung terjadinya autolitik debridement, membuat kondisi lembab pada luka ynag kering/nefrotik, luka ynag berwarna kuning dengan eksudat minimal.
  • 40. LANJUTAN TEKNIK…. - Hidroselulosa Digunakan untuk menyerap cairan (hidrofiber) dan membentuk gel yang lembut, mendukung proses autolitik debridement, meningkatkan proses granulasi dan reepitelisasi, meningkatkan kenyamanan pasien dengan mengurangi rasa sakit, menahan stapilococcus aureus agar tidk masuk ke dalam luka.
  • 41. LANJUTAN TEKNIK…. Calsium Alginate  Digunakan sebagai absorban, mendukung granulasi pada luka.  Digunakan pada warna luka merah, eksudat dan mudah berdarah.
  • 42. LANJUTAN TEKNIK…. METCOVASIN  Digunakan untuk memproteksi kulit, mendukung proses autolisis debridement pada luka dengan kondisi nekrotik atau granulasi / superfisial.
  • 43. LANJUTAN TEKNIK….  MYCOSTATINE DAN METRONIDAZOLE Berguna untuk melindungi kulit akibat candida, untuk mengurangi bau akibat jamurdan bakteri anaerob, mengurangi nyeri dan peradangan. 15). Bila pembuluh darah vena mengalami kerusakan , lakukan kompresi dengan menggunakan verban elastis.
  • 44. LANJUTAN TEKNIK….. 16).Mengatur pasien ke posisi yang nyaman dan memungkinkan aliran darah ke perifer dan ke daerah luka tetap lancar, misalnya dengan cara elevasi tungkai bila luka berlokasi di tumit atau telapak kaki. 17). Merapikan alat-alat 18). Membuka sarung tangan dan Mencuci tangan 19). Mengevaluasi respo n pasien baik verbal maupun non verbal
  • 45. LANJUTAN TEKNIK…. 20). Menyusun rencana tindak lanjut: jadwal penggantian balutan yang akan datang dan rencana edukasi kepada klien dan keluarga. 21). Dokumentasikan tindakan dan hasil evaluasi perkembangan keadaan luka: - Ukuran luka: luas dan kedalaman luka - Kondisi luka - Kondisi kulit sekitar luka - Apakah ada nyeri pada luka
  • 46. LANJUTAN TEKNIK…. - Jenis balutan yang digunakan - Hasil kultur luka (jika ada) 22). Berikan pendidikan kesehatan yang berkaitan dengan luka: - Anjurkan klien untuk tidak menekuk atau melipat kaki yang luka - Anjurkan klien untuk imobilisasi kaki yg luka dan hindari menggunakan kaki yg luka sebagai tumpuan atau penyangga tubuh.
  • 47. EVALUASI  Mencatat hasil tindakan perawatan luka pada dokumen/catatan keperawatan  Perhatikan teknik asepthik dan antiseptik  Jaga privasi klien  Perhatikan jika ada pus / jaringan nekrotik  Catat karakteristik luka
  • 48. SEKIAN DAN TERIMA KASIH