SlideShare a Scribd company logo
1 of 48
ULKUSDIABETIKUM
Oleh: Veronica Silalahi, M.Kep., Ners
Pengertian
• Ulkus yang terjadi pada penderita DM
• Ulkus diabetikum merupakan
komplikasi yang sering ditemui pada
pasien dengan diabetes mellitus
• Angka kekambuhan dan amputasi
pada ulkus diabetikum cukup tinggi
Amputasi dapat dicegah dengan
perawatan luka yang komprehensif
Ulkus diabetikum
• Ulkus diabetikum dijumpai pada pasien
dengan hangguan neuropati perifer,
gangguan pembuluh darah tepi atau
keduanya
• Ulkus diabetik terjadi akibat beberapa
faktor resiko  trauma pada kaki
akibat neuropati
• Pada neuropati diabetik  terjadi
gangguan serabut saraf sensorik,
motorik dan otonom yang
menimbulkan manifestasi kelemahan,
atrofi otot, defisit sensorik 
penurunan refleks protektil terhadap
nyeri, tekanan dan panas
• Selain gangguan neuropati, pasien
diabetes mellitus juga beresiko
mengalami penyakit arteri perifer.
• Gangguan sistem vaskuler
menyebabkan penurunan aliran darah
sehingga terjadi iskemik dan berisiko
terjadi infeksi
• Faktor lain terjadinya ulkus diabetik 
Kadar gula tidak terkontrol, riwayat
ulkus diabetik, kebiasaan merokok,
edukasi yang buruk dan status sosial
ekonomi tabg rendah
GANGREN KAKI DIABETIK
Gangren kaki diabetik: luka pada
kaki yang merah kehitam-hitaman
dan berbau busuk akibat sumbatan
yang terjadi di pembuluh darah
sedang atau besar di tungkai
(Askandar, 2001).
Biasanya kuman yang menginfeksi
pada gangren kaki diabetik adalah:
Streptococcus (Soetmadji, 1999)
FAKTOR-FAKTOR YG MEMPENGARUHI
a. Faktor endogen:
- genetik, metabolik
- angiopati diabetik
- Neuropati diabetik
LANJUTAN FAKTOR…
b. Faktor eksogen:
- Trauma
- Infeksi
Faktor utama yg menyebabkan
gangren kaki diabetik adalah:
- iskemik/ angiopati
-Neuropati Faktor
terpenting untuk terjadinya kaki
diabetik
- Infeksi
Pembagian ulkus diabetik
Ulkus neuropatik: Terjadi kerusakan
syaraf somatik dan otonomik,
tdk ada ggn dari sirkulasi.
• Ulkus iskemik: disebabkan oleh
penurunan aliran darah ke tungkai
akibat adanya makroangiopati
(arterosklerosis)
• Ulkus neuroiskemik
Karakteristik Ulkus neuropatik Ulkus iskemik Ulkus
neuroiskemik
Area predileksi Area penumpu
badan pada kaki
dan daerah
tonjolan tulang
Bagian ujung dan
sisi medial jempol
kaki, tepi kuku,
sisi lateral kaki
Perbatasan
antara telapak
kaki dan jempol
kaki
perfusi Perabaan hangat,
pulsasi kuat
Perabaan dingin,
pulsasi tidak
teraba
Perabaan dingin,
pulsasi tidak
teraba
Kalus dan
jaringan nekrotik
Kalus tebal Terdapat jaringan
nekrotik
Kalus minimal,
jaringan nekrotik
Tampilan luka Jaringan granulasi
dikelilingi kalus,
berwarna merah
muda
Sloughy, jaringan
granulasi buruk,
tampak pucat
Jaringan granulasi
yang buruk
Sensasi Defisit sensorik Nyeri Defisit sensorik
bervariasi
Lainnya Kulit kering,
terdapat fistula
Vaskularisasi
buruj,
penyembuhan
luka tertunda
Kulit kering,
vaskularisasi
buruk, rentan
terhadap infeksi
LANJUTAN NEUROPATI…
• Adanya neuropati perifer
terjadinya gangguan sensorik dan
motorik.
• GANGGUAN SENSORIK
Hilang/menurunnya sensasi nyeri pada
kaki, shg jika mengalami trauma tidak
terasa nyeri, yg tiba-tiba menyebabkan
ulkus pada kaki.
• GANGGUAN MOTORIK atrofi
otot kaki sehingga merubah titik tumpu
kaki.
ANGIOPATI
• Angiopati penurunan aliran darah ke
tungkai akibat aterosklerosis dr
pembuluh darah besar di tungkai
terutama di betis.
• Apabila sumbatan terjadi pada pembuluh
darah yg lebih besar (K) akan
menderita sakit pada tungkai setelah
berjalan pd jarak tertentu.
MANIFESTASI KLINIK
• Manifestasi ggn pembuluh darah dapat
berupa:
- nyeri tungkai bawah saat istirahat
- pada perabaan terasa dingin
- kesemutan dan cepat lelah
- pulsasi pembuluh darah kurang kuat
- Kaki menjadi pucat bila ditinggikan.
- Adanya ulkus/gangren
• Adanya angiopati penurunan
asupan nutrisi, oksigen serta antibiotika
sehingga kaki sulit sembuh (Levin, 1993).
KLASIFIKASI ULKUS
DIABETIKUM
Wagner (1983) membagi menjadi 6
tingkatan:
Derajat 0: Tidak ada lesi, kulit masih
utuh dgn kemungkinan disertai kelainan
bentuk kaki
Derajat I: Ulkus superficial terbatas pada
kulit
Derajat II: Ulkus dalam menembus
tendon dan tulang
LANJUTAN DERAJAT
GANGREN
Derajat III: Abses dalam, dengan atau
tanpa osteomilitis
Derajat IV: gangren jari kaki atau bagian
distal kaki dengan atau selulitis.
Derajat V: gangren seluruh kaki atau
sebagian tungkai
ASKEP ULKUS DIABETIKUM
1. PENGKAJIAN
-Keluhan utama:rasa kesemutan pd
kaki/tungkai bawah, rasa raba yg
menurun, luka yg tdk sembuh-sembuh
dan berbau, adanya nyeri pada luka.
-Riwayat penyakit sekarang: kapa
terjadinya luka, penyebab, upaya yang
telah dialkukan untuk mengatasinya.
LANJUTAN PENGKAJIAN
- Riwayat kesehatan dahulu: riwayat
DM atau penyakit-penyakit lain yg
ada kaitan dengan defisiensi insulin,
mis: penyakit pankreas. Adanya
riwayat penyakit jantung,
aterosklerosis.
- Riwayat kesehatan keluarga:
menderita DM, atau penyakit
keturunan yg dapat menyebabkan
defisiensi insulin.
Variabel yang perlu dinilai pada
pemeriksaan ulkus diabetik  PEDIS
• Perfusion
• Extent/ ukuran
• Depth/ kedalaman ulserasi
• Infection
• Sensation
DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Risiko perfusi perifer tidak efektif
• Gangguan integritas kulit
• Nyeri akut
• Risiko Infeksi
• Gangguan citra tubuh
• Defisit pengetahuan
PERAWATAN ULKUS
DIABETIKUM
Ulkus diabetikum adalah luka yang
terinfeksi bisa disertai dengan adanya
jaringan yang mati berwarna kehitaman
dan membau akibat pembusukan o/
bakteri.
Oleh karena itu perlu perawatan secara
khusus
TUJUAN PERAWATAN ULKUS
DIABETIKUM
- Mencegah meluasnya infeksi
- Memberi rasa nyaman pada klien
- Mengurangi nyeri
-Meningkatkan proses
penyembuhan
luka
• perawatan ulkus kaki diabetik
dijelaskan menurut American
Diabetes Association (ADA) antara
lain debridement, mengurangi
tekanan (off-loading), pencegahan
dan pengendalian infeksi.
Prinsip manajemen ulkus
diabetikum
• Atasi proses patologis yang
mendasari, koreksi gangguan
metabolik dan abnormalitas kaki
• Tingkatkan perfusi jaringan  bedah
atau non bedah untuk penyakit
vaskular
• Perawatan luka  termasuk
pengendalian infeksi, manajemen
ganggren
Prinsip manajemen ulkus
diabetikum
• Bebaskan luka dari tekanan
• Edukasi pasien
• Stabilisasi gula darah
• Kepatuhan penderita
• Perawatan kaki diabetes
Persiapan dasar luka: TIME
• Tissue debridement/ debridemen
jaringan
• Inflamation and infection control/
pengendalian inflamasi dan infeksi
• Moisture balance/ pemeliharaan
kelembapan
• Epithelial edge advancement/
kemajuan rambat epitel
Debridement
• Chemical debridement: enzim,
sodium hipocloride, maggot/ larva
• Mechanical debridement: kasa
digosok/ diusap, irigasi tekanan tinggi,
wet to dry dressing
• Autolisis debridement: dgn
menciptakan kondisi lembab pada luka
 gel, koloid, cream, salf
• Surgical debridement: tindakan
pembedahan
• Conservatif sharp wound
debridement : pengangkatan jaringan
mati dengan menggunakan gunting,
pinset. Dilakukan oleh tenaga
kesehatan berlisensi
Management infeksi dan
inflamasi
• Dengan cara memilih jenis cairan
pencuci luka dan balutan yang tepat
• Cara pencucian luka  swabbing,
water pressure dan irigasi
• Jenis cairan pencuci luka: normal
salin, povidon-iodine, hidrogen
peroxide, sodium hypochlodirite,
revanol, alkohol, Klorheksidin dll
• Antimokroba untuk mengatasi
pertumbuhan kuman: topical
metronidazole, nystatin, tea tree oil
salf, silver ionized dll
Moisture balance
management
• Pemilihan balutan atau terapi topical
yang dapat mempertahankan
kelembapan luka.
Moisture
balance
Luka
kering:
hydrogel,
hydrocolloid,
interactive wet
dressing
Lukadengan
eksudat
minimal:
hidrogel, hidrocolloid,
semipermeable film,
calcium alginate,
salep herbal TTO
Lukadengan
eksudat
sedang:
calcium alginate,
hydrofiber, hydrocolloid
paste/ powder, salep
herbal TTO
Lukadengan
eksudat
banyak:
hydrofiber, foam
lembaran, extra
padding, wound bag
Wound dressing
• Balutan atau dressing yang
menggunakan prinsip moist terdiri
dari berbagai tipe yang bertujuan tetap
menjaga kelembapan luka.
• Foam/Busa dapat menyerap eksudat
yang keluar dari luka serta
menggunakan bahan silikon yang dapat
direkatkan pada permukaan luka.
Silikon mencegah perlengketan pada
permukaan kulit pada area luka yang
hasilnya dapat mengurangi trauma
yang terjadi pada luka dan membantu
proses penyembuhan.
• Hydro active gel Bertujuan
memberikan rehidrasi dan melunakan
jaringan nekrotik yang keras serta
memfasilitasi proses autolytic
debridement tanpa merusak granulasi
baru yang terbentuk.
• Alginate Balutan ini dapat menyerap
eksudat pada luka atau menghentikan
perdarahan yang terjadi dengan
membentuk jeli lembut pada
permukaan luka yang dapat membantu
saat pergantian balutan selanjutnya
tanpa menimbulkan trauma.
Balutan yang lembab tidak menimbulkan
perlengketan pada permukaan luka yang
dapat memudahkan untuk dilepas dan
tidak menimbulkan trauma pada luka.
Trauma yang terjadi akibat pergantian
balutan dapat memperluas lebar luka
yang berakibat pada gangguan
penyembuhan luka
Epithelization advance
management
• Proses penutupan luka dimulai dari
tepi luka. Tepi luka yang siap
melakukan proses penutupan luka 
tepi luka halus, bersih, tipis, menyatu
dengan dasar luka dan lunak
ULKUS DIABETIK: PERAWATAN KOMPREHENSIF
ULKUS DIABETIK: PERAWATAN KOMPREHENSIF

More Related Content

Similar to ULKUS DIABETIK: PERAWATAN KOMPREHENSIF

Bab_8_Gangguan_Sistem_Eksresi.pptx
Bab_8_Gangguan_Sistem_Eksresi.pptxBab_8_Gangguan_Sistem_Eksresi.pptx
Bab_8_Gangguan_Sistem_Eksresi.pptxssuserac65fd1
 
LAPORAN KASUS SELULITIS RSUD WAMENA_075010-1.pptx
LAPORAN KASUS SELULITIS RSUD WAMENA_075010-1.pptxLAPORAN KASUS SELULITIS RSUD WAMENA_075010-1.pptx
LAPORAN KASUS SELULITIS RSUD WAMENA_075010-1.pptxuaganaomi
 
Advanced wound dressing..pptx
Advanced wound dressing..pptxAdvanced wound dressing..pptx
Advanced wound dressing..pptxSitiPermataPutri
 
Ulkus kaki diabetes dokter spesialis bedah
Ulkus kaki diabetes   dokter spesialis bedahUlkus kaki diabetes   dokter spesialis bedah
Ulkus kaki diabetes dokter spesialis bedahFaeruzy Arnandi
 
1 05 209_pendekatan diagnosis limfadenopati(1)
1 05 209_pendekatan diagnosis limfadenopati(1)1 05 209_pendekatan diagnosis limfadenopati(1)
1 05 209_pendekatan diagnosis limfadenopati(1)Farhan Hady Danuatmaja
 
Pendekatan diagnosis limfadenopati
Pendekatan diagnosis limfadenopatiPendekatan diagnosis limfadenopati
Pendekatan diagnosis limfadenopatiMerdy Prianda
 
Gouth Athritis (Asam Urat)
Gouth Athritis (Asam Urat)Gouth Athritis (Asam Urat)
Gouth Athritis (Asam Urat)Rahma Setya
 
Luka ganggren, 2020
Luka ganggren, 2020Luka ganggren, 2020
Luka ganggren, 2020IwanHamzah1
 
Pembuluh darah & limfe, cvs
Pembuluh darah & limfe, cvsPembuluh darah & limfe, cvs
Pembuluh darah & limfe, cvsVrilisda Sitepu
 
Diabetic Foot Ulcer on the patient in hospital
Diabetic Foot Ulcer on the patient in hospitalDiabetic Foot Ulcer on the patient in hospital
Diabetic Foot Ulcer on the patient in hospitalBagusDestriambodo
 
Ulkus & gangren diabetikum
Ulkus & gangren diabetikumUlkus & gangren diabetikum
Ulkus & gangren diabetikumagusrandasetyawan
 
Tuklin-Kelompok D-dr.Yulisna Sp.KK.pptx
Tuklin-Kelompok D-dr.Yulisna Sp.KK.pptxTuklin-Kelompok D-dr.Yulisna Sp.KK.pptx
Tuklin-Kelompok D-dr.Yulisna Sp.KK.pptxluckyubiplay
 
210751075-Liken-Simpleks-Kronis.pptx
210751075-Liken-Simpleks-Kronis.pptx210751075-Liken-Simpleks-Kronis.pptx
210751075-Liken-Simpleks-Kronis.pptxWinendyDeo1
 
CRS DERMATITIS NUMULARIS 2023.pptx
CRS DERMATITIS NUMULARIS 2023.pptxCRS DERMATITIS NUMULARIS 2023.pptx
CRS DERMATITIS NUMULARIS 2023.pptxzulafifayuda1
 

Similar to ULKUS DIABETIK: PERAWATAN KOMPREHENSIF (20)

6. perawatan luka gangren AKPER PEMKAB MUNA
6. perawatan luka gangren AKPER PEMKAB MUNA 6. perawatan luka gangren AKPER PEMKAB MUNA
6. perawatan luka gangren AKPER PEMKAB MUNA
 
LUKA-GANGGREN-esa-unggul.pptx
LUKA-GANGGREN-esa-unggul.pptxLUKA-GANGGREN-esa-unggul.pptx
LUKA-GANGGREN-esa-unggul.pptx
 
Bab_8_Gangguan_Sistem_Eksresi.pptx
Bab_8_Gangguan_Sistem_Eksresi.pptxBab_8_Gangguan_Sistem_Eksresi.pptx
Bab_8_Gangguan_Sistem_Eksresi.pptx
 
LAPORAN KASUS SELULITIS RSUD WAMENA_075010-1.pptx
LAPORAN KASUS SELULITIS RSUD WAMENA_075010-1.pptxLAPORAN KASUS SELULITIS RSUD WAMENA_075010-1.pptx
LAPORAN KASUS SELULITIS RSUD WAMENA_075010-1.pptx
 
Advanced wound dressing..pptx
Advanced wound dressing..pptxAdvanced wound dressing..pptx
Advanced wound dressing..pptx
 
Ulkus kaki diabetes dokter spesialis bedah
Ulkus kaki diabetes   dokter spesialis bedahUlkus kaki diabetes   dokter spesialis bedah
Ulkus kaki diabetes dokter spesialis bedah
 
1 05 209_pendekatan diagnosis limfadenopati(1)
1 05 209_pendekatan diagnosis limfadenopati(1)1 05 209_pendekatan diagnosis limfadenopati(1)
1 05 209_pendekatan diagnosis limfadenopati(1)
 
Pendekatan diagnosis limfadenopati
Pendekatan diagnosis limfadenopatiPendekatan diagnosis limfadenopati
Pendekatan diagnosis limfadenopati
 
Gouth Athritis (Asam Urat)
Gouth Athritis (Asam Urat)Gouth Athritis (Asam Urat)
Gouth Athritis (Asam Urat)
 
Luka ganggren, 2020
Luka ganggren, 2020Luka ganggren, 2020
Luka ganggren, 2020
 
12027392.ppt
12027392.ppt12027392.ppt
12027392.ppt
 
Skleroderma ppt
Skleroderma pptSkleroderma ppt
Skleroderma ppt
 
Pembuluh darah & limfe, cvs
Pembuluh darah & limfe, cvsPembuluh darah & limfe, cvs
Pembuluh darah & limfe, cvs
 
Endokarditas & isk
Endokarditas & iskEndokarditas & isk
Endokarditas & isk
 
Diabetic Foot Ulcer on the patient in hospital
Diabetic Foot Ulcer on the patient in hospitalDiabetic Foot Ulcer on the patient in hospital
Diabetic Foot Ulcer on the patient in hospital
 
Ulkus & gangren diabetikum
Ulkus & gangren diabetikumUlkus & gangren diabetikum
Ulkus & gangren diabetikum
 
Tuklin-Kelompok D-dr.Yulisna Sp.KK.pptx
Tuklin-Kelompok D-dr.Yulisna Sp.KK.pptxTuklin-Kelompok D-dr.Yulisna Sp.KK.pptx
Tuklin-Kelompok D-dr.Yulisna Sp.KK.pptx
 
luka diabet .pdf
luka diabet .pdfluka diabet .pdf
luka diabet .pdf
 
210751075-Liken-Simpleks-Kronis.pptx
210751075-Liken-Simpleks-Kronis.pptx210751075-Liken-Simpleks-Kronis.pptx
210751075-Liken-Simpleks-Kronis.pptx
 
CRS DERMATITIS NUMULARIS 2023.pptx
CRS DERMATITIS NUMULARIS 2023.pptxCRS DERMATITIS NUMULARIS 2023.pptx
CRS DERMATITIS NUMULARIS 2023.pptx
 

Recently uploaded

2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 

Recently uploaded (20)

2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 

ULKUS DIABETIK: PERAWATAN KOMPREHENSIF

  • 2. Pengertian • Ulkus yang terjadi pada penderita DM • Ulkus diabetikum merupakan komplikasi yang sering ditemui pada pasien dengan diabetes mellitus • Angka kekambuhan dan amputasi pada ulkus diabetikum cukup tinggi
  • 3. Amputasi dapat dicegah dengan perawatan luka yang komprehensif
  • 4. Ulkus diabetikum • Ulkus diabetikum dijumpai pada pasien dengan hangguan neuropati perifer, gangguan pembuluh darah tepi atau keduanya
  • 5. • Ulkus diabetik terjadi akibat beberapa faktor resiko  trauma pada kaki akibat neuropati
  • 6. • Pada neuropati diabetik  terjadi gangguan serabut saraf sensorik, motorik dan otonom yang menimbulkan manifestasi kelemahan, atrofi otot, defisit sensorik  penurunan refleks protektil terhadap nyeri, tekanan dan panas
  • 7. • Selain gangguan neuropati, pasien diabetes mellitus juga beresiko mengalami penyakit arteri perifer. • Gangguan sistem vaskuler menyebabkan penurunan aliran darah sehingga terjadi iskemik dan berisiko terjadi infeksi
  • 8. • Faktor lain terjadinya ulkus diabetik  Kadar gula tidak terkontrol, riwayat ulkus diabetik, kebiasaan merokok, edukasi yang buruk dan status sosial ekonomi tabg rendah
  • 9. GANGREN KAKI DIABETIK Gangren kaki diabetik: luka pada kaki yang merah kehitam-hitaman dan berbau busuk akibat sumbatan yang terjadi di pembuluh darah sedang atau besar di tungkai (Askandar, 2001). Biasanya kuman yang menginfeksi pada gangren kaki diabetik adalah: Streptococcus (Soetmadji, 1999)
  • 10. FAKTOR-FAKTOR YG MEMPENGARUHI a. Faktor endogen: - genetik, metabolik - angiopati diabetik - Neuropati diabetik
  • 11. LANJUTAN FAKTOR… b. Faktor eksogen: - Trauma - Infeksi
  • 12. Faktor utama yg menyebabkan gangren kaki diabetik adalah: - iskemik/ angiopati -Neuropati Faktor terpenting untuk terjadinya kaki diabetik - Infeksi
  • 13. Pembagian ulkus diabetik Ulkus neuropatik: Terjadi kerusakan syaraf somatik dan otonomik, tdk ada ggn dari sirkulasi. • Ulkus iskemik: disebabkan oleh penurunan aliran darah ke tungkai akibat adanya makroangiopati (arterosklerosis) • Ulkus neuroiskemik
  • 14. Karakteristik Ulkus neuropatik Ulkus iskemik Ulkus neuroiskemik Area predileksi Area penumpu badan pada kaki dan daerah tonjolan tulang Bagian ujung dan sisi medial jempol kaki, tepi kuku, sisi lateral kaki Perbatasan antara telapak kaki dan jempol kaki perfusi Perabaan hangat, pulsasi kuat Perabaan dingin, pulsasi tidak teraba Perabaan dingin, pulsasi tidak teraba Kalus dan jaringan nekrotik Kalus tebal Terdapat jaringan nekrotik Kalus minimal, jaringan nekrotik Tampilan luka Jaringan granulasi dikelilingi kalus, berwarna merah muda Sloughy, jaringan granulasi buruk, tampak pucat Jaringan granulasi yang buruk Sensasi Defisit sensorik Nyeri Defisit sensorik bervariasi Lainnya Kulit kering, terdapat fistula Vaskularisasi buruj, penyembuhan luka tertunda Kulit kering, vaskularisasi buruk, rentan terhadap infeksi
  • 15.
  • 16. LANJUTAN NEUROPATI… • Adanya neuropati perifer terjadinya gangguan sensorik dan motorik. • GANGGUAN SENSORIK Hilang/menurunnya sensasi nyeri pada kaki, shg jika mengalami trauma tidak terasa nyeri, yg tiba-tiba menyebabkan ulkus pada kaki. • GANGGUAN MOTORIK atrofi otot kaki sehingga merubah titik tumpu kaki.
  • 17. ANGIOPATI • Angiopati penurunan aliran darah ke tungkai akibat aterosklerosis dr pembuluh darah besar di tungkai terutama di betis. • Apabila sumbatan terjadi pada pembuluh darah yg lebih besar (K) akan menderita sakit pada tungkai setelah berjalan pd jarak tertentu.
  • 18. MANIFESTASI KLINIK • Manifestasi ggn pembuluh darah dapat berupa: - nyeri tungkai bawah saat istirahat - pada perabaan terasa dingin - kesemutan dan cepat lelah - pulsasi pembuluh darah kurang kuat - Kaki menjadi pucat bila ditinggikan. - Adanya ulkus/gangren • Adanya angiopati penurunan asupan nutrisi, oksigen serta antibiotika sehingga kaki sulit sembuh (Levin, 1993).
  • 19. KLASIFIKASI ULKUS DIABETIKUM Wagner (1983) membagi menjadi 6 tingkatan: Derajat 0: Tidak ada lesi, kulit masih utuh dgn kemungkinan disertai kelainan bentuk kaki Derajat I: Ulkus superficial terbatas pada kulit Derajat II: Ulkus dalam menembus tendon dan tulang
  • 20. LANJUTAN DERAJAT GANGREN Derajat III: Abses dalam, dengan atau tanpa osteomilitis Derajat IV: gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan atau selulitis. Derajat V: gangren seluruh kaki atau sebagian tungkai
  • 21.
  • 22.
  • 23.
  • 24. ASKEP ULKUS DIABETIKUM 1. PENGKAJIAN -Keluhan utama:rasa kesemutan pd kaki/tungkai bawah, rasa raba yg menurun, luka yg tdk sembuh-sembuh dan berbau, adanya nyeri pada luka. -Riwayat penyakit sekarang: kapa terjadinya luka, penyebab, upaya yang telah dialkukan untuk mengatasinya.
  • 25. LANJUTAN PENGKAJIAN - Riwayat kesehatan dahulu: riwayat DM atau penyakit-penyakit lain yg ada kaitan dengan defisiensi insulin, mis: penyakit pankreas. Adanya riwayat penyakit jantung, aterosklerosis. - Riwayat kesehatan keluarga: menderita DM, atau penyakit keturunan yg dapat menyebabkan defisiensi insulin.
  • 26. Variabel yang perlu dinilai pada pemeriksaan ulkus diabetik  PEDIS • Perfusion • Extent/ ukuran • Depth/ kedalaman ulserasi • Infection • Sensation
  • 27. DIAGNOSA KEPERAWATAN • Risiko perfusi perifer tidak efektif • Gangguan integritas kulit • Nyeri akut • Risiko Infeksi • Gangguan citra tubuh • Defisit pengetahuan
  • 28. PERAWATAN ULKUS DIABETIKUM Ulkus diabetikum adalah luka yang terinfeksi bisa disertai dengan adanya jaringan yang mati berwarna kehitaman dan membau akibat pembusukan o/ bakteri. Oleh karena itu perlu perawatan secara khusus
  • 29. TUJUAN PERAWATAN ULKUS DIABETIKUM - Mencegah meluasnya infeksi - Memberi rasa nyaman pada klien - Mengurangi nyeri -Meningkatkan proses penyembuhan luka
  • 30. • perawatan ulkus kaki diabetik dijelaskan menurut American Diabetes Association (ADA) antara lain debridement, mengurangi tekanan (off-loading), pencegahan dan pengendalian infeksi.
  • 31. Prinsip manajemen ulkus diabetikum • Atasi proses patologis yang mendasari, koreksi gangguan metabolik dan abnormalitas kaki • Tingkatkan perfusi jaringan  bedah atau non bedah untuk penyakit vaskular • Perawatan luka  termasuk pengendalian infeksi, manajemen ganggren
  • 32. Prinsip manajemen ulkus diabetikum • Bebaskan luka dari tekanan • Edukasi pasien • Stabilisasi gula darah • Kepatuhan penderita • Perawatan kaki diabetes
  • 33. Persiapan dasar luka: TIME • Tissue debridement/ debridemen jaringan • Inflamation and infection control/ pengendalian inflamasi dan infeksi • Moisture balance/ pemeliharaan kelembapan • Epithelial edge advancement/ kemajuan rambat epitel
  • 34. Debridement • Chemical debridement: enzim, sodium hipocloride, maggot/ larva • Mechanical debridement: kasa digosok/ diusap, irigasi tekanan tinggi, wet to dry dressing • Autolisis debridement: dgn menciptakan kondisi lembab pada luka  gel, koloid, cream, salf
  • 35. • Surgical debridement: tindakan pembedahan • Conservatif sharp wound debridement : pengangkatan jaringan mati dengan menggunakan gunting, pinset. Dilakukan oleh tenaga kesehatan berlisensi
  • 36. Management infeksi dan inflamasi • Dengan cara memilih jenis cairan pencuci luka dan balutan yang tepat • Cara pencucian luka  swabbing, water pressure dan irigasi
  • 37. • Jenis cairan pencuci luka: normal salin, povidon-iodine, hidrogen peroxide, sodium hypochlodirite, revanol, alkohol, Klorheksidin dll • Antimokroba untuk mengatasi pertumbuhan kuman: topical metronidazole, nystatin, tea tree oil salf, silver ionized dll
  • 38. Moisture balance management • Pemilihan balutan atau terapi topical yang dapat mempertahankan kelembapan luka.
  • 39. Moisture balance Luka kering: hydrogel, hydrocolloid, interactive wet dressing Lukadengan eksudat minimal: hidrogel, hidrocolloid, semipermeable film, calcium alginate, salep herbal TTO Lukadengan eksudat sedang: calcium alginate, hydrofiber, hydrocolloid paste/ powder, salep herbal TTO Lukadengan eksudat banyak: hydrofiber, foam lembaran, extra padding, wound bag
  • 40.
  • 41. Wound dressing • Balutan atau dressing yang menggunakan prinsip moist terdiri dari berbagai tipe yang bertujuan tetap menjaga kelembapan luka.
  • 42. • Foam/Busa dapat menyerap eksudat yang keluar dari luka serta menggunakan bahan silikon yang dapat direkatkan pada permukaan luka. Silikon mencegah perlengketan pada permukaan kulit pada area luka yang hasilnya dapat mengurangi trauma yang terjadi pada luka dan membantu proses penyembuhan.
  • 43. • Hydro active gel Bertujuan memberikan rehidrasi dan melunakan jaringan nekrotik yang keras serta memfasilitasi proses autolytic debridement tanpa merusak granulasi baru yang terbentuk.
  • 44. • Alginate Balutan ini dapat menyerap eksudat pada luka atau menghentikan perdarahan yang terjadi dengan membentuk jeli lembut pada permukaan luka yang dapat membantu saat pergantian balutan selanjutnya tanpa menimbulkan trauma.
  • 45. Balutan yang lembab tidak menimbulkan perlengketan pada permukaan luka yang dapat memudahkan untuk dilepas dan tidak menimbulkan trauma pada luka. Trauma yang terjadi akibat pergantian balutan dapat memperluas lebar luka yang berakibat pada gangguan penyembuhan luka
  • 46. Epithelization advance management • Proses penutupan luka dimulai dari tepi luka. Tepi luka yang siap melakukan proses penutupan luka  tepi luka halus, bersih, tipis, menyatu dengan dasar luka dan lunak