Dokumen tersebut membahas tentang ulkus diabetikum, yang merupakan komplikasi sering pada pasien diabetes melitus. Ulkus diabetikum disebabkan oleh faktor resiko seperti neuropati, gangguan pembuluh darah, dan kontrol gula darah yang buruk. Perawatan ulkus diabetikum meliputi debridemen, pengendalian infeksi, manajemen kelembapan luka, serta peningkatan proses penyembuhan luka.
2. Pengertian
• Ulkus yang terjadi pada penderita DM
• Ulkus diabetikum merupakan
komplikasi yang sering ditemui pada
pasien dengan diabetes mellitus
• Angka kekambuhan dan amputasi
pada ulkus diabetikum cukup tinggi
4. Ulkus diabetikum
• Ulkus diabetikum dijumpai pada pasien
dengan hangguan neuropati perifer,
gangguan pembuluh darah tepi atau
keduanya
5. • Ulkus diabetik terjadi akibat beberapa
faktor resiko trauma pada kaki
akibat neuropati
6. • Pada neuropati diabetik terjadi
gangguan serabut saraf sensorik,
motorik dan otonom yang
menimbulkan manifestasi kelemahan,
atrofi otot, defisit sensorik
penurunan refleks protektil terhadap
nyeri, tekanan dan panas
7. • Selain gangguan neuropati, pasien
diabetes mellitus juga beresiko
mengalami penyakit arteri perifer.
• Gangguan sistem vaskuler
menyebabkan penurunan aliran darah
sehingga terjadi iskemik dan berisiko
terjadi infeksi
8. • Faktor lain terjadinya ulkus diabetik
Kadar gula tidak terkontrol, riwayat
ulkus diabetik, kebiasaan merokok,
edukasi yang buruk dan status sosial
ekonomi tabg rendah
9. GANGREN KAKI DIABETIK
Gangren kaki diabetik: luka pada
kaki yang merah kehitam-hitaman
dan berbau busuk akibat sumbatan
yang terjadi di pembuluh darah
sedang atau besar di tungkai
(Askandar, 2001).
Biasanya kuman yang menginfeksi
pada gangren kaki diabetik adalah:
Streptococcus (Soetmadji, 1999)
12. Faktor utama yg menyebabkan
gangren kaki diabetik adalah:
- iskemik/ angiopati
-Neuropati Faktor
terpenting untuk terjadinya kaki
diabetik
- Infeksi
13. Pembagian ulkus diabetik
Ulkus neuropatik: Terjadi kerusakan
syaraf somatik dan otonomik,
tdk ada ggn dari sirkulasi.
• Ulkus iskemik: disebabkan oleh
penurunan aliran darah ke tungkai
akibat adanya makroangiopati
(arterosklerosis)
• Ulkus neuroiskemik
14. Karakteristik Ulkus neuropatik Ulkus iskemik Ulkus
neuroiskemik
Area predileksi Area penumpu
badan pada kaki
dan daerah
tonjolan tulang
Bagian ujung dan
sisi medial jempol
kaki, tepi kuku,
sisi lateral kaki
Perbatasan
antara telapak
kaki dan jempol
kaki
perfusi Perabaan hangat,
pulsasi kuat
Perabaan dingin,
pulsasi tidak
teraba
Perabaan dingin,
pulsasi tidak
teraba
Kalus dan
jaringan nekrotik
Kalus tebal Terdapat jaringan
nekrotik
Kalus minimal,
jaringan nekrotik
Tampilan luka Jaringan granulasi
dikelilingi kalus,
berwarna merah
muda
Sloughy, jaringan
granulasi buruk,
tampak pucat
Jaringan granulasi
yang buruk
Sensasi Defisit sensorik Nyeri Defisit sensorik
bervariasi
Lainnya Kulit kering,
terdapat fistula
Vaskularisasi
buruj,
penyembuhan
luka tertunda
Kulit kering,
vaskularisasi
buruk, rentan
terhadap infeksi
15.
16. LANJUTAN NEUROPATI…
• Adanya neuropati perifer
terjadinya gangguan sensorik dan
motorik.
• GANGGUAN SENSORIK
Hilang/menurunnya sensasi nyeri pada
kaki, shg jika mengalami trauma tidak
terasa nyeri, yg tiba-tiba menyebabkan
ulkus pada kaki.
• GANGGUAN MOTORIK atrofi
otot kaki sehingga merubah titik tumpu
kaki.
17. ANGIOPATI
• Angiopati penurunan aliran darah ke
tungkai akibat aterosklerosis dr
pembuluh darah besar di tungkai
terutama di betis.
• Apabila sumbatan terjadi pada pembuluh
darah yg lebih besar (K) akan
menderita sakit pada tungkai setelah
berjalan pd jarak tertentu.
18. MANIFESTASI KLINIK
• Manifestasi ggn pembuluh darah dapat
berupa:
- nyeri tungkai bawah saat istirahat
- pada perabaan terasa dingin
- kesemutan dan cepat lelah
- pulsasi pembuluh darah kurang kuat
- Kaki menjadi pucat bila ditinggikan.
- Adanya ulkus/gangren
• Adanya angiopati penurunan
asupan nutrisi, oksigen serta antibiotika
sehingga kaki sulit sembuh (Levin, 1993).
19. KLASIFIKASI ULKUS
DIABETIKUM
Wagner (1983) membagi menjadi 6
tingkatan:
Derajat 0: Tidak ada lesi, kulit masih
utuh dgn kemungkinan disertai kelainan
bentuk kaki
Derajat I: Ulkus superficial terbatas pada
kulit
Derajat II: Ulkus dalam menembus
tendon dan tulang
20. LANJUTAN DERAJAT
GANGREN
Derajat III: Abses dalam, dengan atau
tanpa osteomilitis
Derajat IV: gangren jari kaki atau bagian
distal kaki dengan atau selulitis.
Derajat V: gangren seluruh kaki atau
sebagian tungkai
21.
22.
23.
24. ASKEP ULKUS DIABETIKUM
1. PENGKAJIAN
-Keluhan utama:rasa kesemutan pd
kaki/tungkai bawah, rasa raba yg
menurun, luka yg tdk sembuh-sembuh
dan berbau, adanya nyeri pada luka.
-Riwayat penyakit sekarang: kapa
terjadinya luka, penyebab, upaya yang
telah dialkukan untuk mengatasinya.
25. LANJUTAN PENGKAJIAN
- Riwayat kesehatan dahulu: riwayat
DM atau penyakit-penyakit lain yg
ada kaitan dengan defisiensi insulin,
mis: penyakit pankreas. Adanya
riwayat penyakit jantung,
aterosklerosis.
- Riwayat kesehatan keluarga:
menderita DM, atau penyakit
keturunan yg dapat menyebabkan
defisiensi insulin.
26. Variabel yang perlu dinilai pada
pemeriksaan ulkus diabetik PEDIS
• Perfusion
• Extent/ ukuran
• Depth/ kedalaman ulserasi
• Infection
• Sensation
27. DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Risiko perfusi perifer tidak efektif
• Gangguan integritas kulit
• Nyeri akut
• Risiko Infeksi
• Gangguan citra tubuh
• Defisit pengetahuan
28. PERAWATAN ULKUS
DIABETIKUM
Ulkus diabetikum adalah luka yang
terinfeksi bisa disertai dengan adanya
jaringan yang mati berwarna kehitaman
dan membau akibat pembusukan o/
bakteri.
Oleh karena itu perlu perawatan secara
khusus
29. TUJUAN PERAWATAN ULKUS
DIABETIKUM
- Mencegah meluasnya infeksi
- Memberi rasa nyaman pada klien
- Mengurangi nyeri
-Meningkatkan proses
penyembuhan
luka
30. • perawatan ulkus kaki diabetik
dijelaskan menurut American
Diabetes Association (ADA) antara
lain debridement, mengurangi
tekanan (off-loading), pencegahan
dan pengendalian infeksi.
31. Prinsip manajemen ulkus
diabetikum
• Atasi proses patologis yang
mendasari, koreksi gangguan
metabolik dan abnormalitas kaki
• Tingkatkan perfusi jaringan bedah
atau non bedah untuk penyakit
vaskular
• Perawatan luka termasuk
pengendalian infeksi, manajemen
ganggren
32. Prinsip manajemen ulkus
diabetikum
• Bebaskan luka dari tekanan
• Edukasi pasien
• Stabilisasi gula darah
• Kepatuhan penderita
• Perawatan kaki diabetes
33. Persiapan dasar luka: TIME
• Tissue debridement/ debridemen
jaringan
• Inflamation and infection control/
pengendalian inflamasi dan infeksi
• Moisture balance/ pemeliharaan
kelembapan
• Epithelial edge advancement/
kemajuan rambat epitel
34. Debridement
• Chemical debridement: enzim,
sodium hipocloride, maggot/ larva
• Mechanical debridement: kasa
digosok/ diusap, irigasi tekanan tinggi,
wet to dry dressing
• Autolisis debridement: dgn
menciptakan kondisi lembab pada luka
gel, koloid, cream, salf
35. • Surgical debridement: tindakan
pembedahan
• Conservatif sharp wound
debridement : pengangkatan jaringan
mati dengan menggunakan gunting,
pinset. Dilakukan oleh tenaga
kesehatan berlisensi
36. Management infeksi dan
inflamasi
• Dengan cara memilih jenis cairan
pencuci luka dan balutan yang tepat
• Cara pencucian luka swabbing,
water pressure dan irigasi
37. • Jenis cairan pencuci luka: normal
salin, povidon-iodine, hidrogen
peroxide, sodium hypochlodirite,
revanol, alkohol, Klorheksidin dll
• Antimokroba untuk mengatasi
pertumbuhan kuman: topical
metronidazole, nystatin, tea tree oil
salf, silver ionized dll
41. Wound dressing
• Balutan atau dressing yang
menggunakan prinsip moist terdiri
dari berbagai tipe yang bertujuan tetap
menjaga kelembapan luka.
42. • Foam/Busa dapat menyerap eksudat
yang keluar dari luka serta
menggunakan bahan silikon yang dapat
direkatkan pada permukaan luka.
Silikon mencegah perlengketan pada
permukaan kulit pada area luka yang
hasilnya dapat mengurangi trauma
yang terjadi pada luka dan membantu
proses penyembuhan.
43. • Hydro active gel Bertujuan
memberikan rehidrasi dan melunakan
jaringan nekrotik yang keras serta
memfasilitasi proses autolytic
debridement tanpa merusak granulasi
baru yang terbentuk.
44. • Alginate Balutan ini dapat menyerap
eksudat pada luka atau menghentikan
perdarahan yang terjadi dengan
membentuk jeli lembut pada
permukaan luka yang dapat membantu
saat pergantian balutan selanjutnya
tanpa menimbulkan trauma.
45. Balutan yang lembab tidak menimbulkan
perlengketan pada permukaan luka yang
dapat memudahkan untuk dilepas dan
tidak menimbulkan trauma pada luka.
Trauma yang terjadi akibat pergantian
balutan dapat memperluas lebar luka
yang berakibat pada gangguan
penyembuhan luka
46. Epithelization advance
management
• Proses penutupan luka dimulai dari
tepi luka. Tepi luka yang siap
melakukan proses penutupan luka
tepi luka halus, bersih, tipis, menyatu
dengan dasar luka dan lunak