SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
PROSES KEPERAWATAN
  THALASEMIA

            By :
      Alie, S.Kep, Ns
 Thalasemia adalah penyakit        Thalasemia terjadi akibat
  kelainan darah yang ditandai       ketidakmampuan sumsum
  dengan kondisi sel darah merah     tulang membentuk
                                     protein yang dibutuhkan untuk
  mudah rusak atau umurnya           memproduksi hemoglobin
  lebih pendek dari sel darah        sebagaimana mestinya.
  normal (120 hari).                 Hemoglobin merupakan protein
 Thalasemia merupakan penyakit
  anemia hemolitik(bersifat          kaya zat besi yang berada di
  mengurangi jumlah eritrosit        dalam sel darah merah dan
                                     berfungsi sangat penting
  dalam darah) herediter yang        untuk mengangkut oksigen dari
  diturunkan oleh kedua orang        paru-paru ke seluruh bagian
  tua, kepada anak-anaknya           tubuh yang membutuhkannya
  secara resesif.                    sebagai energi.
 Eritrosit Bentuknya seperti
  cakram bikonkaf dan tidak
  mempunyai inti ukurannya kira-
  kira 7,7 unit warnanya kuning
  kemerah-merahan.
Thalasemia defesiensi pada rantai a merupakan
 kasus terbanyak, dan terdiri dari 3 bentuk yaitu :

Thalasemia minor / thalasemia trait :
 ditandai oleh anemia mikrositik, bentuk heterozigot.
 Umumnya tidak dijumpai gejala klinis yang khas,
 ditandai oleh anemia mikrositin, bentuk heterozigot
 tetapi tanpa anemia atau anemia ringan.
Thamasemia intermedia:

 ditandai oleh splenomegali (pembesaran limfa),
 anemia berat, bentuk homozigot(gen penentu yang
 terdiri atas dua sifat yang sama) .


Thalasemia mayor

 Anemia berat, tidak dapat hidup tanpa transfusi.
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan radiologis
Studi hematologi : terdapat perubahan-perubahan
 pada sel darah merah, yaitu mikrositosis,
 hipokromia, anisositosis, foikilositosis, sel target,
 eritrosit yang imatur, penurunan hemoglobin dan
 hematokrit.
Gangguan genetika
Gangguan struktural pembentukan hemoglobin
 (hemoglobin abnormal)
Gangguan jumlah (salah satu/ beberapa) rantai
 globin pada thalasemia.
 Letargi (keadaan kesadaran yang menurun seperti tidur
  lelap, dapat dibangunkan sebentar, tetapi segera tertidur
  kembali).
 Pucat
 Kelemahan
 Anoreksia
 Sesak nafas (dipnoe)
 Tebalnya tulang cranial
 Pembesaran limfe
 Distritmia ( kelainan denyut jantung yang meliputi
  gangguan frekuensi atau irama atau keduanya)
 Menipisnya tulang kartilago
Akibat anemia yang berat dan lama, sering terjadi
 gagal jantung. Transfusi darah yang berulang-ulang
 dari proses hemolisis menyebabkan kadar besi dalam
 darah tinggi, sehingga tertimbun dalam berbagai
 jaringan tubuh seperti hepar, limpa, kulit, jantung
 dan lain-lain. Hal ini dapat mengakibatkan gangguan
 fungsi alat tersebut (hemokromotosis). Limpa yang
 besar mudah ruptur akibat trauma yang ringan,
 kematian terutama disebabkan oleh infeksi dan gagal
 jantung.
Disfungsi organ
 Apabila mengenai organ lain akan menyebabkan
 disfungsi organ tersebut seperti pada jantung dan
 pankreas.

Gangguan tumbuh kembang
 Thalasemia     merupakan          kelainan        genetik
 menstimulasikan eritrofoesis hiperplasia sumsum tulang
 yang dapat menyebabkan perubahan skletal yang dapat
 menimbulkan     anemia      maturasi      seksual    dan
 pembentukan terlambat
Transfusi darah berupa sel darah merah (RBC) sampai
 kadar Hb 11 g/dl. Jumlah SDM yang diberikan sebaiknya
 10 – 20 ml/kg BB.
Asam folat teratur (misalnya 5 mg perhari), jika diit
 buruk.
Pemberian cheleting agents (desferal) secara teratur
 membentuk mengurangi hemosiderosis. Obat diberikan
 secara intravena atau subkutan, dengan bantuan pompa
 kecil, 2 g dengan setiap unit darah transfusi.
Vitamin C, 200 mg setiap, meningkatan ekskresi besi
 dihasilkan oleh Desferioksamin.
Splenektomi mungkin dibutuhkan untuk menurunkan
 kebutuhan darah. Ini ditunda sampai pasien berumur di
 atas 6 tahun karena resiko infeksi.
Terapi endokrin diberikan baik sebagai pengganti
 ataupun untuk merangsang hipofise jika pubertas
 terlambat.
Pada sedikit kasus transplantsi sumsum tulang telah
 dilaksanakan pada umur 1 atau 2 tahun dari saudara
 kandung
 Pencegahan primer :
 Penyuluhan sebelum perkawinan (marriage counselling)
 untuk mencegah perkawinan diantara pasien Thalasemia agar
 tidak mendapatkan keturunan yang homozigot. Perkawinan
 antara 2 hetarozigot (carrier) menghasilkan keturunan : 25 %
 Thalasemia (homozigot), 50 % carrier (heterozigot) dan 25
 normal.

 Pencegahan sekunder :
 Pencegahan kelahiran bagi homozigot dari pasangan suami
 istri dengan Thalasemia heterozigot salah satu jalan keluar
 adalah inseminasi buatan dengan sperma berasal dari donor
 yang bebas dan Thalasemia troit. Kelahiran kasus homozigot
 terhindari, tetapi 50 % dari anak yang lahir adalah carrier,
 sedangkan 50% lainnya normal.
 Pengkajian
1. Asal Keturunan
2. Umur
      Pada penderita thalasemia mayor yang gejala
 klinisnya jelas, gejala telah terlihat sejak anak
 berumur kurang dari 1 tahun, sedangkan pada
 thalasemia minor biasanya anak akan dibawa ke RS
 setelah usia 4 tahun.
3. Riwayat Kesehatan          4. Pertumbuhan dan
 Anak                           Perkembangan
 Anak cenderung mudah           Seirng didapatkan data
 terkena infeksi saluran        adanya kecenderungan
 pernapasan atas atau           gangguan       terhadap
 infeksi    lainnya.     Ini    tumbang sejak masih
 dikarenakan rendahnya          bayi.
 Hb      yang     berfungsi
 sebagai alat transport.
5. Pola Makan           6. Pola Aktivitas
 Terjadi anoreksia        Anak terlihat lemah dan
 sehingga anak sering     tidak selincah anak
 susah makan, sehingga    seusianya. Anak lebih
 BB rendah dan tidak      banyak tidur/istirahat
 sesuai usia.             karena anak mudah
                          lelah.
7. Riwayat Kesehatan        8. Riwayat Ibu Saat
 Keluarga.                    Hamil (Ante natal Care –
 Thalasemia merupakan         ANC)
 penyakit kongenital, jadi    Selama masa kehamilan,
 perlu diperiksa apakah       hendaknya perlu dikaji
 orang tua juga               secara mendalam adanya
 mempunyai gen                faktor resiko talasemia.
 thalasemia. Jika iya,        Apabila diduga ada faktor
                              resiko, maka ibu perlu
 maka anak beresiko
                              diberitahukan resiko yang
 terkena talasemia
                              mungkin sering dialami
 mayor.                       oleh anak setelah lahir.
9. Data Keadaan Fisik Anak Thalasemia :
 KU = lemah dan kurang bergairah, tidak selincah anak lain
  yang seusia.
 Kepala dan bentuk muka. Anak yang belum mendapatkan
  pengobatan mempunyai bentuk khas, yaitu kepala membesar
  dan muka mongoloid (hidung pesek tanpa pangkal hidung),
  jarak mata lebar, tulang dahi terlihat lebar.
 Mata dan konjungtiva pucat dan kekuningan
 Mulut dan bibir terlihat kehitaman
 Dada, Pada inspeksi terlihat dada kiri menonjol karena adanya pembesaran
  jantung dan disebabkan oleh anemia kronik.
 Perut, Terlihat pucat, dipalpasi ada pembesaran limpa dan hati (hepatospek
  nomegali).
 Pertumbuhan fisiknya lebih kecil daripada normal sesuai usia.
 Pertumbuhan organ seks sekunder untuk anak pada usia pubertas tidak tercapai
  dengan baik. Misal tidak tumbuh rambut ketiak, pubis ataupun kumis . ulit,
  Warna kulit pucat kekuningan, jika anak telah sering mendapat transfusi warna
  kulit akan menjadi kelabu seperti besi. Hal ini terjadi karena adanya
  penumpukan zat besi dalam jaringan kulit (hemosiderosis).
 Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen
  seluler yang diperlukan untuk pengiriman O2 ke sel.
 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
  suplai O2 dan kebutuhan.
 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
  kegagalan untuk mencerna atau ketidakmampuan mencerna
  makanan/absorbsi nutrien yang diperlukan untuk pembentukan sel darah
  merah normal.
 Resiko terjadi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan sirkulasi
  dan neurologis.
 Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan sekunder tidak adekuat,
  penurunan Hb, leukopenia atau penurunan granulosit.
 Kurang pengetahuan tentang prognosis dan kebutuhan pengobatan
  berhubungan dengan interpretasi informasi dan tidak mengenal sumber
  informasi.
DX. I
 Kriteria hasil :
 Tidak terjadi palpitasi ( kegiatan jantung yang cepat,
  mungkin teratur, mungkin tidak).
 Kulit tidak pucat
 Membran mukosa lembab
 Keluaran urine adekuat
 Tidak terjadi mual/muntah dan distensil abdomen
 Tidak terjadi perubahan tekanan darah
 Orientasi klien baik.
Rencana keperawatan / intervensi :
 Awasi tanda-tanda vital.
 Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi (kontra indikasi pada pasien
  dengan hipotensi).
 Selidiki keluhan nyeri dada.
 Kaji respon verbal melambat, mudah terangsang, agitasi(gelisah), gangguan
  memori, bingung.
 Catat keluhan rasa dingin, pertahankan suhu lingkungan, dan tubuh hangat
  sesuai indikasi.
 Kolaborasi pemeriksaan laboratorium,
 Kolaborasi dalam pemberian transfusi.
 Awasi ketat untuk terjadinya komplikasi transfusi.
DX. II
 Kriteria hasil :
Menunjukkan penurunan tanda fisiologis intoleransi,
  misalnya nadi, pernapasan dan Tb masih dalam rentang
  normal pasien.
 Intervensi
Kaji kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas,
 catat kelelahan dan kesulitan dalam beraktivitas.
Awasi tanda-tanda vital selama dan sesudah aktivitas.
Catat respin terhadap tingkat aktivitas.
Berikan lingkungan yang tenang.
Pertahankan tirah baring jika diindikasikan.
Ubah posisi pasien dengan perlahan dan pantau
 terhadap pusing.
DX. III.
 Kriteria hasil :
Menunjukkan peningkatan berat badan/ BB stabil.
Tidak ada malnutrisi.
 Intervensi :
Kaji riwayat nutrisi termasuk makanan yang disukai.
Observasi dan catat masukan makanan pasien.
Timbang BB tiap hari.
Beri makanan sedikit tapi sering.
Observasi dan catat kejadian mual, muntah, platus,
 dan gejala lain yang berhubungan.
Pertahankan higiene mulut yang baik.
Kolaborasi dengan ahli gizi.
DX. IV.
 Kriteria hasil :
Kulit utuh.


 Intervensi :
Kaji integritas kulit, catat perubahan pada turgor,
 gangguan warna, aritema dan ekskoriasi.
Ubah posisi secara periodik.
Pertahankan kulit kering dan bersih,         batasi
 penggunaan sabun.
DX. V
 Kriteria hasil :
 Tidak ada demam
 Tidak ada drainage purulen atau eritema
 Ada peningkatan penyembuhan luka.
 Intervensi :
Pertahankan teknik septik antiseptik pada prosedur
 perawatan.
Tingkatkan masukan cairan yang adekuat.
Pantau dan batasi pengunjung.
Pantau tanda-tanda vital.
Kolaborasi dalam pemberian terapi.
DX. VI.
 Kriteria hasil :
Menyatakan pemahaman proses penyakit, prosedur
  diagnostika rencana pengobatan.
Mengidentifikasi faktor penyebab.
Melakukan tindakan yang perlu/ perubahan pola
  hidup.
 Intervensi :
Berikan informasi tentang thalasemia secara spesifik.
Diskusikan kenyataan bahwa terapi tergantung pada
 tipe dan beratnya thalasemia.
Rujuk ke sumber komunitas, untuk mendapat
 dukungan secara psikologis.
Konseling keluarga tentang pembatasan punya anak/
 deteksi dini keadaan janin melalui air ketuban dan
 konseling perinahan: mengajurkan untuk tidak
 menikah dengan sesama penderita thalasemia, baik
 mayor maupun minor.
OPTIMALKAN GIZI

More Related Content

What's hot

Evaluasi keperawatan
 Evaluasi keperawatan Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatanpjj_kemenkes
 
Syok hipovolemik
Syok hipovolemikSyok hipovolemik
Syok hipovolemikgustians
 
Resusitasi jantung paru pada dewasa dan anak
Resusitasi jantung paru pada dewasa dan anakResusitasi jantung paru pada dewasa dan anak
Resusitasi jantung paru pada dewasa dan anakArnas Pamungkas
 
Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalTri Kusniati
 
Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem Pernafasan
Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem PernafasanAsuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem Pernafasan
Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem PernafasanVituuuut
 
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienDialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienzulindarisma
 
Pengkajian keperawatan Keluarga
Pengkajian keperawatan KeluargaPengkajian keperawatan Keluarga
Pengkajian keperawatan KeluargaNs.Heri Saputro
 
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)Fransiska Oktafiani
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolitmasantian
 
Askep anak kejang demam
Askep anak kejang demamAskep anak kejang demam
Askep anak kejang demamEka Yuliana
 
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetanJawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetanAbdul Rochman
 
Konsep pasien terminal & menjelang ajal
Konsep pasien terminal & menjelang ajalKonsep pasien terminal & menjelang ajal
Konsep pasien terminal & menjelang ajalMitha Khair
 

What's hot (20)

Evaluasi keperawatan
 Evaluasi keperawatan Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan
 
GCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat KesadaranGCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat Kesadaran
 
Syok hipovolemik
Syok hipovolemikSyok hipovolemik
Syok hipovolemik
 
Sop ekg
Sop ekgSop ekg
Sop ekg
 
Resusitasi jantung paru pada dewasa dan anak
Resusitasi jantung paru pada dewasa dan anakResusitasi jantung paru pada dewasa dan anak
Resusitasi jantung paru pada dewasa dan anak
 
Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vital
 
Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem Pernafasan
Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem PernafasanAsuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem Pernafasan
Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem Pernafasan
 
Form askep JIWA
Form askep JIWAForm askep JIWA
Form askep JIWA
 
Pathways ggk
Pathways ggkPathways ggk
Pathways ggk
 
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienDialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
 
Pengkajian keperawatan Keluarga
Pengkajian keperawatan KeluargaPengkajian keperawatan Keluarga
Pengkajian keperawatan Keluarga
 
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
 
Santi askep dm
Santi askep dmSanti askep dm
Santi askep dm
 
Ii. askep hipertensi
Ii. askep hipertensiIi. askep hipertensi
Ii. askep hipertensi
 
Askep diare
Askep diareAskep diare
Askep diare
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
 
Askep anak kejang demam
Askep anak kejang demamAskep anak kejang demam
Askep anak kejang demam
 
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetanJawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
 
Konsep pasien terminal & menjelang ajal
Konsep pasien terminal & menjelang ajalKonsep pasien terminal & menjelang ajal
Konsep pasien terminal & menjelang ajal
 
Pembahasan Soal UKOM KMB
Pembahasan Soal UKOM KMBPembahasan Soal UKOM KMB
Pembahasan Soal UKOM KMB
 

Viewers also liked

Thalassemia.
Thalassemia.Thalassemia.
Thalassemia.Ameenah
 
Syetan Sebagai Tertuduh Dalam Masalah Penyakit Talasemia
Syetan Sebagai Tertuduh Dalam Masalah Penyakit TalasemiaSyetan Sebagai Tertuduh Dalam Masalah Penyakit Talasemia
Syetan Sebagai Tertuduh Dalam Masalah Penyakit TalasemiaBer Bahrani
 
Askep-diare-anak-phatways
Askep-diare-anak-phatwaysAskep-diare-anak-phatways
Askep-diare-anak-phatwaysasepcarsa
 
Lembar diagnosa keperawatan nic noc
Lembar diagnosa keperawatan nic nocLembar diagnosa keperawatan nic noc
Lembar diagnosa keperawatan nic nocPriatna Asep
 
237321045 laporan-thalassemia-7
237321045 laporan-thalassemia-7237321045 laporan-thalassemia-7
237321045 laporan-thalassemia-7homeworkping3
 
Kelainan sistem peredaran darah
Kelainan sistem peredaran darahKelainan sistem peredaran darah
Kelainan sistem peredaran darahAndini Nurul
 
Kb 2 asuhan kebidanan dengan penyakit infeksi atau tropik
Kb 2 asuhan kebidanan dengan penyakit infeksi atau tropikKb 2 asuhan kebidanan dengan penyakit infeksi atau tropik
Kb 2 asuhan kebidanan dengan penyakit infeksi atau tropikpjj_kemenkes
 
Keperawatan Keluarga Anak Usia Sekolah
Keperawatan Keluarga Anak Usia Sekolah Keperawatan Keluarga Anak Usia Sekolah
Keperawatan Keluarga Anak Usia Sekolah sidessy26
 
Asuhan keperawatan keluarga dengan anak usia sekolah
Asuhan keperawatan keluarga dengan anak usia sekolahAsuhan keperawatan keluarga dengan anak usia sekolah
Asuhan keperawatan keluarga dengan anak usia sekolahega_nafisa
 
Thalassemia
ThalassemiaThalassemia
Thalassemiasnich
 
Seminar thalassemia
Seminar thalassemiaSeminar thalassemia
Seminar thalassemiasiti hamidah
 

Viewers also liked (20)

Askep thalasemia
Askep thalasemiaAskep thalasemia
Askep thalasemia
 
Askep thalasemia 1 AKPER PEMDA MUN
Askep thalasemia 1 AKPER PEMDA MUNAskep thalasemia 1 AKPER PEMDA MUN
Askep thalasemia 1 AKPER PEMDA MUN
 
Thalasemia
Thalasemia Thalasemia
Thalasemia
 
Sle jadi
Sle jadiSle jadi
Sle jadi
 
Thalassemia
ThalassemiaThalassemia
Thalassemia
 
Thalassemia.
Thalassemia.Thalassemia.
Thalassemia.
 
Syetan Sebagai Tertuduh Dalam Masalah Penyakit Talasemia
Syetan Sebagai Tertuduh Dalam Masalah Penyakit TalasemiaSyetan Sebagai Tertuduh Dalam Masalah Penyakit Talasemia
Syetan Sebagai Tertuduh Dalam Masalah Penyakit Talasemia
 
Askep Labiopalatoskisis
Askep LabiopalatoskisisAskep Labiopalatoskisis
Askep Labiopalatoskisis
 
Askep-diare-anak-phatways
Askep-diare-anak-phatwaysAskep-diare-anak-phatways
Askep-diare-anak-phatways
 
Lembar diagnosa keperawatan nic noc
Lembar diagnosa keperawatan nic nocLembar diagnosa keperawatan nic noc
Lembar diagnosa keperawatan nic noc
 
237321045 laporan-thalassemia-7
237321045 laporan-thalassemia-7237321045 laporan-thalassemia-7
237321045 laporan-thalassemia-7
 
Kelainan sistem peredaran darah
Kelainan sistem peredaran darahKelainan sistem peredaran darah
Kelainan sistem peredaran darah
 
Kb 2 asuhan kebidanan dengan penyakit infeksi atau tropik
Kb 2 asuhan kebidanan dengan penyakit infeksi atau tropikKb 2 asuhan kebidanan dengan penyakit infeksi atau tropik
Kb 2 asuhan kebidanan dengan penyakit infeksi atau tropik
 
Keperawatan Keluarga Anak Usia Sekolah
Keperawatan Keluarga Anak Usia Sekolah Keperawatan Keluarga Anak Usia Sekolah
Keperawatan Keluarga Anak Usia Sekolah
 
Asuhan keperawatan keluarga dengan anak usia sekolah
Asuhan keperawatan keluarga dengan anak usia sekolahAsuhan keperawatan keluarga dengan anak usia sekolah
Asuhan keperawatan keluarga dengan anak usia sekolah
 
Thalassemia
ThalassemiaThalassemia
Thalassemia
 
Thalassemia
ThalassemiaThalassemia
Thalassemia
 
Seminar thalassemia
Seminar thalassemiaSeminar thalassemia
Seminar thalassemia
 
Thalassaemia
ThalassaemiaThalassaemia
Thalassaemia
 
Thalassemia
ThalassemiaThalassemia
Thalassemia
 

Similar to OPTIMALKAN GIZI

Similar to OPTIMALKAN GIZI (20)

Asuhan keperawatan anak
Asuhan keperawatan anakAsuhan keperawatan anak
Asuhan keperawatan anak
 
Thalasemia
ThalasemiaThalasemia
Thalasemia
 
askep anemia.pptx
askep anemia.pptxaskep anemia.pptx
askep anemia.pptx
 
Askep anemia
Askep anemiaAskep anemia
Askep anemia
 
Askep anemia
Askep anemiaAskep anemia
Askep anemia
 
Askep anemia
Askep anemiaAskep anemia
Askep anemia
 
Anemia sel sabit
Anemia sel sabitAnemia sel sabit
Anemia sel sabit
 
Askep anemia gravidarum
Askep anemia gravidarumAskep anemia gravidarum
Askep anemia gravidarum
 
Presentasi_Kelainan_Dan_Gangguan_Pada_Si.ppt
Presentasi_Kelainan_Dan_Gangguan_Pada_Si.pptPresentasi_Kelainan_Dan_Gangguan_Pada_Si.ppt
Presentasi_Kelainan_Dan_Gangguan_Pada_Si.ppt
 
Presentasi_Kelainan_Dan_Gangguan_Pada_Si.ppt
Presentasi_Kelainan_Dan_Gangguan_Pada_Si.pptPresentasi_Kelainan_Dan_Gangguan_Pada_Si.ppt
Presentasi_Kelainan_Dan_Gangguan_Pada_Si.ppt
 
Presentasi_Kelainan_Dan_Gangguan_Pada_Si.ppt
Presentasi_Kelainan_Dan_Gangguan_Pada_Si.pptPresentasi_Kelainan_Dan_Gangguan_Pada_Si.ppt
Presentasi_Kelainan_Dan_Gangguan_Pada_Si.ppt
 
Presentasi_Kelainan_Dan_Gangguan_Pada_Si.ppt
Presentasi_Kelainan_Dan_Gangguan_Pada_Si.pptPresentasi_Kelainan_Dan_Gangguan_Pada_Si.ppt
Presentasi_Kelainan_Dan_Gangguan_Pada_Si.ppt
 
4. anemia
4. anemia4. anemia
4. anemia
 
Leukemia.pptxe
Leukemia.pptxeLeukemia.pptxe
Leukemia.pptxe
 
Hari Talasemia dunia 2021.pptxtalasemiaday
Hari Talasemia dunia 2021.pptxtalasemiadayHari Talasemia dunia 2021.pptxtalasemiaday
Hari Talasemia dunia 2021.pptxtalasemiaday
 
Thalassemia
ThalassemiaThalassemia
Thalassemia
 
Gangguan Sistem Peredaran Darah
Gangguan Sistem Peredaran Darah Gangguan Sistem Peredaran Darah
Gangguan Sistem Peredaran Darah
 
Keperawatan anak
Keperawatan anakKeperawatan anak
Keperawatan anak
 
GANGGUAN HAEMOPOIETIK
GANGGUAN HAEMOPOIETIKGANGGUAN HAEMOPOIETIK
GANGGUAN HAEMOPOIETIK
 
Jaringan Darah (Blood Tissue)
Jaringan Darah (Blood Tissue)Jaringan Darah (Blood Tissue)
Jaringan Darah (Blood Tissue)
 

More from Prodalima Sinulingga, M.Kep

Emergancy Concept Of Macsofacial and Servical Injury
Emergancy Concept Of Macsofacial and Servical InjuryEmergancy Concept Of Macsofacial and Servical Injury
Emergancy Concept Of Macsofacial and Servical InjuryProdalima Sinulingga, M.Kep
 
Presentasi Jenjang Karir Perawat Di RS. PTPN II (Persero) Bangkatan Binjai
Presentasi Jenjang Karir Perawat Di RS. PTPN II (Persero) Bangkatan BinjaiPresentasi Jenjang Karir Perawat Di RS. PTPN II (Persero) Bangkatan Binjai
Presentasi Jenjang Karir Perawat Di RS. PTPN II (Persero) Bangkatan BinjaiProdalima Sinulingga, M.Kep
 
Seminar Lokakarya Mini Mahasiswa PSIK STIKes Nurul Hasanah Kutacane 2013
Seminar Lokakarya Mini Mahasiswa PSIK STIKes Nurul Hasanah Kutacane 2013Seminar Lokakarya Mini Mahasiswa PSIK STIKes Nurul Hasanah Kutacane 2013
Seminar Lokakarya Mini Mahasiswa PSIK STIKes Nurul Hasanah Kutacane 2013Prodalima Sinulingga, M.Kep
 
(4). metode & media pembelajaran dlm standar proses pendidikan
(4). metode & media pembelajaran dlm standar proses pendidikan(4). metode & media pembelajaran dlm standar proses pendidikan
(4). metode & media pembelajaran dlm standar proses pendidikanProdalima Sinulingga, M.Kep
 
(1). program pemerintah dalam penanggulangan masalah
(1). program pemerintah dalam penanggulangan masalah(1). program pemerintah dalam penanggulangan masalah
(1). program pemerintah dalam penanggulangan masalahProdalima Sinulingga, M.Kep
 
Asuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskuler
Asuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskulerAsuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskuler
Asuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskulerProdalima Sinulingga, M.Kep
 
Bahaya mengguncang bayi (shaken baby sindrome (sbs) )
Bahaya mengguncang bayi (shaken baby sindrome (sbs) )Bahaya mengguncang bayi (shaken baby sindrome (sbs) )
Bahaya mengguncang bayi (shaken baby sindrome (sbs) )Prodalima Sinulingga, M.Kep
 

More from Prodalima Sinulingga, M.Kep (20)

Emergancy Concept Of Cerebral Injury
Emergancy Concept Of Cerebral InjuryEmergancy Concept Of Cerebral Injury
Emergancy Concept Of Cerebral Injury
 
Emergancy Concept Of Macsofacial and Servical Injury
Emergancy Concept Of Macsofacial and Servical InjuryEmergancy Concept Of Macsofacial and Servical Injury
Emergancy Concept Of Macsofacial and Servical Injury
 
Presentasi Jenjang Karir Perawat Di RS. PTPN II (Persero) Bangkatan Binjai
Presentasi Jenjang Karir Perawat Di RS. PTPN II (Persero) Bangkatan BinjaiPresentasi Jenjang Karir Perawat Di RS. PTPN II (Persero) Bangkatan Binjai
Presentasi Jenjang Karir Perawat Di RS. PTPN II (Persero) Bangkatan Binjai
 
Time Value Of Money
Time Value Of MoneyTime Value Of Money
Time Value Of Money
 
Benefit Cost Analysis
Benefit Cost AnalysisBenefit Cost Analysis
Benefit Cost Analysis
 
Manajemen Resiko Di Rumah Sakit
Manajemen Resiko Di Rumah SakitManajemen Resiko Di Rumah Sakit
Manajemen Resiko Di Rumah Sakit
 
Holistic nursing theory
Holistic nursing theoryHolistic nursing theory
Holistic nursing theory
 
Desai Penelitian Kualitatif : Fenomenologi
Desai Penelitian Kualitatif : FenomenologiDesai Penelitian Kualitatif : Fenomenologi
Desai Penelitian Kualitatif : Fenomenologi
 
Focus group discussion
Focus group discussionFocus group discussion
Focus group discussion
 
Paradigma keperawatan
Paradigma keperawatanParadigma keperawatan
Paradigma keperawatan
 
Leadership in nursing
Leadership in nursingLeadership in nursing
Leadership in nursing
 
Seminar Lokakarya Mini Mahasiswa PSIK STIKes Nurul Hasanah Kutacane 2013
Seminar Lokakarya Mini Mahasiswa PSIK STIKes Nurul Hasanah Kutacane 2013Seminar Lokakarya Mini Mahasiswa PSIK STIKes Nurul Hasanah Kutacane 2013
Seminar Lokakarya Mini Mahasiswa PSIK STIKes Nurul Hasanah Kutacane 2013
 
(5). program pembinaan kesehatan komunitas
(5). program pembinaan kesehatan komunitas(5). program pembinaan kesehatan komunitas
(5). program pembinaan kesehatan komunitas
 
(4). metode & media pembelajaran dlm standar proses pendidikan
(4). metode & media pembelajaran dlm standar proses pendidikan(4). metode & media pembelajaran dlm standar proses pendidikan
(4). metode & media pembelajaran dlm standar proses pendidikan
 
(3). proses pembelajaran di komunitas
(3). proses pembelajaran di komunitas(3). proses pembelajaran di komunitas
(3). proses pembelajaran di komunitas
 
(2). konsep keperawatan komunitas
(2). konsep keperawatan komunitas(2). konsep keperawatan komunitas
(2). konsep keperawatan komunitas
 
(1). program pemerintah dalam penanggulangan masalah
(1). program pemerintah dalam penanggulangan masalah(1). program pemerintah dalam penanggulangan masalah
(1). program pemerintah dalam penanggulangan masalah
 
Asuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskuler
Asuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskulerAsuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskuler
Asuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskuler
 
Bahaya mengguncang bayi (shaken baby sindrome (sbs) )
Bahaya mengguncang bayi (shaken baby sindrome (sbs) )Bahaya mengguncang bayi (shaken baby sindrome (sbs) )
Bahaya mengguncang bayi (shaken baby sindrome (sbs) )
 
Penyuluhan HIV/AIDS
Penyuluhan HIV/AIDSPenyuluhan HIV/AIDS
Penyuluhan HIV/AIDS
 

Recently uploaded

Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxJasaketikku
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfD3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfSuryani549935
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESIHUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESINeliHusniawati2
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptAyuMustika17
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxrobert531746
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxdrrheinz
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxgastroupdate
 

Recently uploaded (20)

Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfD3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESIHUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
 

OPTIMALKAN GIZI

  • 1. PROSES KEPERAWATAN THALASEMIA By : Alie, S.Kep, Ns
  • 2.  Thalasemia adalah penyakit  Thalasemia terjadi akibat kelainan darah yang ditandai ketidakmampuan sumsum dengan kondisi sel darah merah tulang membentuk protein yang dibutuhkan untuk mudah rusak atau umurnya memproduksi hemoglobin lebih pendek dari sel darah sebagaimana mestinya. normal (120 hari). Hemoglobin merupakan protein  Thalasemia merupakan penyakit anemia hemolitik(bersifat kaya zat besi yang berada di mengurangi jumlah eritrosit dalam sel darah merah dan berfungsi sangat penting dalam darah) herediter yang untuk mengangkut oksigen dari diturunkan oleh kedua orang paru-paru ke seluruh bagian tua, kepada anak-anaknya tubuh yang membutuhkannya secara resesif. sebagai energi.  Eritrosit Bentuknya seperti cakram bikonkaf dan tidak mempunyai inti ukurannya kira- kira 7,7 unit warnanya kuning kemerah-merahan.
  • 3. Thalasemia defesiensi pada rantai a merupakan kasus terbanyak, dan terdiri dari 3 bentuk yaitu : Thalasemia minor / thalasemia trait : ditandai oleh anemia mikrositik, bentuk heterozigot. Umumnya tidak dijumpai gejala klinis yang khas, ditandai oleh anemia mikrositin, bentuk heterozigot tetapi tanpa anemia atau anemia ringan.
  • 4. Thamasemia intermedia: ditandai oleh splenomegali (pembesaran limfa), anemia berat, bentuk homozigot(gen penentu yang terdiri atas dua sifat yang sama) . Thalasemia mayor Anemia berat, tidak dapat hidup tanpa transfusi.
  • 5. Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan radiologis Studi hematologi : terdapat perubahan-perubahan pada sel darah merah, yaitu mikrositosis, hipokromia, anisositosis, foikilositosis, sel target, eritrosit yang imatur, penurunan hemoglobin dan hematokrit.
  • 6. Gangguan genetika Gangguan struktural pembentukan hemoglobin (hemoglobin abnormal) Gangguan jumlah (salah satu/ beberapa) rantai globin pada thalasemia.
  • 7.  Letargi (keadaan kesadaran yang menurun seperti tidur lelap, dapat dibangunkan sebentar, tetapi segera tertidur kembali).  Pucat  Kelemahan  Anoreksia  Sesak nafas (dipnoe)  Tebalnya tulang cranial  Pembesaran limfe  Distritmia ( kelainan denyut jantung yang meliputi gangguan frekuensi atau irama atau keduanya)  Menipisnya tulang kartilago
  • 8. Akibat anemia yang berat dan lama, sering terjadi gagal jantung. Transfusi darah yang berulang-ulang dari proses hemolisis menyebabkan kadar besi dalam darah tinggi, sehingga tertimbun dalam berbagai jaringan tubuh seperti hepar, limpa, kulit, jantung dan lain-lain. Hal ini dapat mengakibatkan gangguan fungsi alat tersebut (hemokromotosis). Limpa yang besar mudah ruptur akibat trauma yang ringan, kematian terutama disebabkan oleh infeksi dan gagal jantung.
  • 9. Disfungsi organ Apabila mengenai organ lain akan menyebabkan disfungsi organ tersebut seperti pada jantung dan pankreas. Gangguan tumbuh kembang Thalasemia merupakan kelainan genetik menstimulasikan eritrofoesis hiperplasia sumsum tulang yang dapat menyebabkan perubahan skletal yang dapat menimbulkan anemia maturasi seksual dan pembentukan terlambat
  • 10. Transfusi darah berupa sel darah merah (RBC) sampai kadar Hb 11 g/dl. Jumlah SDM yang diberikan sebaiknya 10 – 20 ml/kg BB. Asam folat teratur (misalnya 5 mg perhari), jika diit buruk. Pemberian cheleting agents (desferal) secara teratur membentuk mengurangi hemosiderosis. Obat diberikan secara intravena atau subkutan, dengan bantuan pompa kecil, 2 g dengan setiap unit darah transfusi.
  • 11. Vitamin C, 200 mg setiap, meningkatan ekskresi besi dihasilkan oleh Desferioksamin. Splenektomi mungkin dibutuhkan untuk menurunkan kebutuhan darah. Ini ditunda sampai pasien berumur di atas 6 tahun karena resiko infeksi. Terapi endokrin diberikan baik sebagai pengganti ataupun untuk merangsang hipofise jika pubertas terlambat. Pada sedikit kasus transplantsi sumsum tulang telah dilaksanakan pada umur 1 atau 2 tahun dari saudara kandung
  • 12.  Pencegahan primer : Penyuluhan sebelum perkawinan (marriage counselling) untuk mencegah perkawinan diantara pasien Thalasemia agar tidak mendapatkan keturunan yang homozigot. Perkawinan antara 2 hetarozigot (carrier) menghasilkan keturunan : 25 % Thalasemia (homozigot), 50 % carrier (heterozigot) dan 25 normal.  Pencegahan sekunder : Pencegahan kelahiran bagi homozigot dari pasangan suami istri dengan Thalasemia heterozigot salah satu jalan keluar adalah inseminasi buatan dengan sperma berasal dari donor yang bebas dan Thalasemia troit. Kelahiran kasus homozigot terhindari, tetapi 50 % dari anak yang lahir adalah carrier, sedangkan 50% lainnya normal.
  • 13.  Pengkajian 1. Asal Keturunan 2. Umur Pada penderita thalasemia mayor yang gejala klinisnya jelas, gejala telah terlihat sejak anak berumur kurang dari 1 tahun, sedangkan pada thalasemia minor biasanya anak akan dibawa ke RS setelah usia 4 tahun.
  • 14. 3. Riwayat Kesehatan 4. Pertumbuhan dan Anak Perkembangan Anak cenderung mudah Seirng didapatkan data terkena infeksi saluran adanya kecenderungan pernapasan atas atau gangguan terhadap infeksi lainnya. Ini tumbang sejak masih dikarenakan rendahnya bayi. Hb yang berfungsi sebagai alat transport.
  • 15. 5. Pola Makan 6. Pola Aktivitas Terjadi anoreksia Anak terlihat lemah dan sehingga anak sering tidak selincah anak susah makan, sehingga seusianya. Anak lebih BB rendah dan tidak banyak tidur/istirahat sesuai usia. karena anak mudah lelah.
  • 16. 7. Riwayat Kesehatan 8. Riwayat Ibu Saat Keluarga. Hamil (Ante natal Care – Thalasemia merupakan ANC) penyakit kongenital, jadi Selama masa kehamilan, perlu diperiksa apakah hendaknya perlu dikaji orang tua juga secara mendalam adanya mempunyai gen faktor resiko talasemia. thalasemia. Jika iya, Apabila diduga ada faktor resiko, maka ibu perlu maka anak beresiko diberitahukan resiko yang terkena talasemia mungkin sering dialami mayor. oleh anak setelah lahir.
  • 17. 9. Data Keadaan Fisik Anak Thalasemia :  KU = lemah dan kurang bergairah, tidak selincah anak lain yang seusia.  Kepala dan bentuk muka. Anak yang belum mendapatkan pengobatan mempunyai bentuk khas, yaitu kepala membesar dan muka mongoloid (hidung pesek tanpa pangkal hidung), jarak mata lebar, tulang dahi terlihat lebar.  Mata dan konjungtiva pucat dan kekuningan  Mulut dan bibir terlihat kehitaman
  • 18.  Dada, Pada inspeksi terlihat dada kiri menonjol karena adanya pembesaran jantung dan disebabkan oleh anemia kronik.  Perut, Terlihat pucat, dipalpasi ada pembesaran limpa dan hati (hepatospek nomegali).  Pertumbuhan fisiknya lebih kecil daripada normal sesuai usia.  Pertumbuhan organ seks sekunder untuk anak pada usia pubertas tidak tercapai dengan baik. Misal tidak tumbuh rambut ketiak, pubis ataupun kumis . ulit, Warna kulit pucat kekuningan, jika anak telah sering mendapat transfusi warna kulit akan menjadi kelabu seperti besi. Hal ini terjadi karena adanya penumpukan zat besi dalam jaringan kulit (hemosiderosis).
  • 19.  Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman O2 ke sel.  Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai O2 dan kebutuhan.  Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk mencerna atau ketidakmampuan mencerna makanan/absorbsi nutrien yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah normal.  Resiko terjadi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan sirkulasi dan neurologis.  Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan sekunder tidak adekuat, penurunan Hb, leukopenia atau penurunan granulosit.  Kurang pengetahuan tentang prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan interpretasi informasi dan tidak mengenal sumber informasi.
  • 20. DX. I  Kriteria hasil :  Tidak terjadi palpitasi ( kegiatan jantung yang cepat, mungkin teratur, mungkin tidak).  Kulit tidak pucat  Membran mukosa lembab  Keluaran urine adekuat  Tidak terjadi mual/muntah dan distensil abdomen  Tidak terjadi perubahan tekanan darah  Orientasi klien baik.
  • 21. Rencana keperawatan / intervensi :  Awasi tanda-tanda vital.  Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi (kontra indikasi pada pasien dengan hipotensi).  Selidiki keluhan nyeri dada.  Kaji respon verbal melambat, mudah terangsang, agitasi(gelisah), gangguan memori, bingung.  Catat keluhan rasa dingin, pertahankan suhu lingkungan, dan tubuh hangat sesuai indikasi.  Kolaborasi pemeriksaan laboratorium,  Kolaborasi dalam pemberian transfusi.  Awasi ketat untuk terjadinya komplikasi transfusi.
  • 22. DX. II  Kriteria hasil : Menunjukkan penurunan tanda fisiologis intoleransi, misalnya nadi, pernapasan dan Tb masih dalam rentang normal pasien.
  • 23.  Intervensi Kaji kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas, catat kelelahan dan kesulitan dalam beraktivitas. Awasi tanda-tanda vital selama dan sesudah aktivitas. Catat respin terhadap tingkat aktivitas. Berikan lingkungan yang tenang. Pertahankan tirah baring jika diindikasikan. Ubah posisi pasien dengan perlahan dan pantau terhadap pusing.
  • 24. DX. III.  Kriteria hasil : Menunjukkan peningkatan berat badan/ BB stabil. Tidak ada malnutrisi.
  • 25.  Intervensi : Kaji riwayat nutrisi termasuk makanan yang disukai. Observasi dan catat masukan makanan pasien. Timbang BB tiap hari. Beri makanan sedikit tapi sering. Observasi dan catat kejadian mual, muntah, platus, dan gejala lain yang berhubungan. Pertahankan higiene mulut yang baik. Kolaborasi dengan ahli gizi.
  • 26. DX. IV.  Kriteria hasil : Kulit utuh.  Intervensi : Kaji integritas kulit, catat perubahan pada turgor, gangguan warna, aritema dan ekskoriasi. Ubah posisi secara periodik. Pertahankan kulit kering dan bersih, batasi penggunaan sabun.
  • 27. DX. V  Kriteria hasil :  Tidak ada demam  Tidak ada drainage purulen atau eritema  Ada peningkatan penyembuhan luka.
  • 28.  Intervensi : Pertahankan teknik septik antiseptik pada prosedur perawatan. Tingkatkan masukan cairan yang adekuat. Pantau dan batasi pengunjung. Pantau tanda-tanda vital. Kolaborasi dalam pemberian terapi.
  • 29. DX. VI.  Kriteria hasil : Menyatakan pemahaman proses penyakit, prosedur diagnostika rencana pengobatan. Mengidentifikasi faktor penyebab. Melakukan tindakan yang perlu/ perubahan pola hidup.
  • 30.  Intervensi : Berikan informasi tentang thalasemia secara spesifik. Diskusikan kenyataan bahwa terapi tergantung pada tipe dan beratnya thalasemia. Rujuk ke sumber komunitas, untuk mendapat dukungan secara psikologis. Konseling keluarga tentang pembatasan punya anak/ deteksi dini keadaan janin melalui air ketuban dan konseling perinahan: mengajurkan untuk tidak menikah dengan sesama penderita thalasemia, baik mayor maupun minor.