SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
MATA KULIAH         : KEPERAWATAN ANAK II
DOSEN PENGAJAR      : MUSDALIFAH , S. Kep , Ns


                            TALASEMIA




                         OLEH KELOMPOK II
                                AGUSTINA
                                AGUSTINA B
                              AHMAD HAERUL
                              AINUL MAFRISA
                            AISYAH NURLIANA R
                                  AKBAR
                              ALWAN AMASAE
                            AMELIA FRANSISCA
                                   ANAS
                              ANDI AHDANIAR
                               ANDI AMALIA
                          ANDI ANNA OKTAVIANA


                         S1 KEPERAWATAN
                 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
                         NANI HASANUDDIN
                             MAKASSAR
                                 2012



[Type text]                                      Page 1
KATA PENGANTAR


      Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu..

      Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat,berkah,dan
nikmat yang diberikannya kepada kita semua khususnya kepada kelompok kami
sehingga apa yang menjadi tugas kami sebagai mahasiswa dapat terlaksanakan
dengan baik walaupun tidak sesempurna seperti yang kita harapkan.Shalawat serta
salam tak lupa kami haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan
risalah islam dan membawa ummatnya dari alam kegelapan menuju alam yang terang
benderang.

      Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah KEPERAWATAN
ANAK II dengan tema “ TALASEMIA ”. Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih
sebesar-besarnya kepada seluruh pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan
makalah ini, khususnya kepada orang tua kami yang senantiasa mendukung segala
bentuk aktivitas kami, dengan doanya kami haturkan pula terima kasih kepada dosen
kami yang senantiasa memfasilitasi serta membimbing kami dalam menyelesaikan
makalah ini.

      Akhir kata, kritik dan saran dari para pembaca makalah ini sangat diharapkan.




                                              Makassar, 28 April 2012
                                              Penyusun


                                              Kelompok II




[Type text]                                                                     Page 2
BAB I
                                   PENDAHULUAN


   A. LATAR BELAKANG
              Thalassemia berasal dari kata Yunani, yaitu talassa yang berarti laut.
       Yang dimaksuddengan laut tersebut ialah Laut Tengah, oleh karena penyakit ini
       pertama kali dikenal didaerah sekitar Laut Tengah. Penyakit ini pertama sekali
       ditemukan oleh seorang dokter diDetroit USA yang bernama Thomas
       B.1Thalasemia adalah penyakit kelainan darah yang diwariskan oleh orangtua
       kepadaanak.


              Thalassemia     mempengaruhi       kemampuan      dalam     menghasilkan
       hemoglobin yangberakibat pada penyakit anemia. Hemoglobin adalah suatu
       protein dalam sel darah merahyang mengangkut oksigen dan nutrisi lainnya ke
       sel-sel lainnya dalam tubuh. Sekitar 100.000bayi di seluruh dunia terlahir dengan
       jenis thalassemia berbahaya setiap tahunnya.Thalassemia terutama menimpa
       keturunan Italia, Yunani, Timur Tengah, Asia dan Afrika.Ada dua jenis
       thalassemia yaitu alpha dan beta. Kedua jenis thalassemia ini diwariskandengan
       cara yang sama.


              Penyakit ini diturunkan oleh orangtua yang memiliki mutated genatau gen
       mutasi thalassemia. Seorang anak yang mewarisi satu gen mutasi disebut
       pembawaatau carrier, atau yang disebut juga dengan thalassemia trait (sifat
       thalassemia). Kebanyakanpembawa ini hidup normal dan sehat. Anak yang
       mewarisi dua sifat gen, di mana satu dariibu dan satu dari ayah, akan
       mempunyai penyakit thalassemia.


              Jika baik ibu maupun ayahadalah pembawa, kemungkinan anak mewarisi
       dua sifat gen, atau dengan kata lainmempunyai penyakit thalassemia, adalah
       sebesar 25 persen. Anak dari pasangan pembawa juga mempunyai 50 persen
       kemungkinan lahir sebagai pembawa.Jenis paling berbahaya dari alpha


[Type text]                                                                      Page 3
thalassemia yang terutama menimpa keturunan AsiaTenggara, Cina dan Filipina
       menyebabkan kematian pada jabang bayi atau bayi baru lahir.Sementara itu,
       anak yang mewarisi dua gen mutasi beta thalassemia akan menderita
       penyakitbeta thalassemia.


              Anak   ini   memiliki   penyakit   thalassemia   ringan   yang   disebut
       denganthalassemia intermedia yang menyebabkan anemia ringan sehingga si
       anak tidak memerlukantransfusi darah. Jenis thalassemia yang lebih berat
       adalah thalassemia major atau disebut jugadengan Cooley's Anemia. Penderita
       penyakit ini memerlukan transfusi darah dan perawatanyang intensif. Anak-anak
       yang menderita thalassemia major mulai menunjukkan gejala-gejalapenyakit ini
       pada usia dua tahun pertama. Anak-anak ini terlihat pucat, lesu dan
       mempunyainafsu makan rendah, sehingga menyebabkan pertumbuhannya
       terlambat.
              Tanpa perawatan medik, limpa, jantung dan hati menjadi membesar. Di
       samping itu,tulang-tulang tumbuh kecil dan rapuh. Gagal jantung dan infeksi
       menjadi penyebab utamakematian anak-anak penderita thalassemia major yang
       tidak mendapat perawatan semestinya.Bagi anak-anak penderita thalassemia
       major, transfusi darah dan suntikan antibiotic,sangatdiperlukan.Transfusi darah
       yang rutin menjaga tingkat hemoglobin darah mendekati normal.Namun,
       transfusi darah yang dilakukan berkali-kali juga mempunyai efek samping,
       yaitupengendapan besi dalam tubuh yang dapat menyebabkan kerusakan hati,
       jantung dan organ-organ tubuh lain


   B. TUJUAN


       1)Mahasiswa mengetahui konsep umum penyakit Thalasemia
       2)Mahasiswa mengetahui gejala-gejala dari penyakit Thalasemia
       3)Mahasiswa mengetahui asuhan keperawatan terhadap penderita
       4)Mahasiswa mampu memberikan tindakan keperawatan dengan tepa



[Type text]                                                                    Page 4
BAB II
                                  TINJAUAN PUSTAKA


  A. DEFINISI


              Thalasemia adalah sekelompok heterogen gangguan genetik pada
       sintesishemoglobin yang ditandai dengan tidak ada atau berkurangnya sintesis
       rantaiglobin. (robbins,2007)


              Thalassemia adalah salah satu dari penyakit genetik yang diwariskan dari
       orang tua kepada anaknya melalui gen yang menyebabkan berkurangnya sel-sel
       darah merah yang sehat dan hemoglobin dari keadaan normal.Thalasemia
       adalah penyakit darah bawaan (keturuna) yang menyebabkan seldarah merah
       (eritrosit) pecah/hemolisa (suryo,2005 )


  B. ETIOLOGI


              Talasemia diakibatkan adanya variasi atau hilangnya gen ditubuh yang
       membuat hemoglobin. Hemoglobin adalah protein sel darah merah (SDM)
       yangmembawa oksigen. Orang dengan talasemia memiliki hemoglobin yang
       kurang danSDM yang lebih sedikit dari orang normal.yang akan menghasilkan
       suatu keadaananemia ringan sampai berat.


              Ada banyak kombinasi genetik yang mungkinmenyebabkan berbagai variasi
       dari talasemia. Talasemia adalah penyakit herediter yang diturunkan dari orang
       tua kepada anaknya. Penderita dengan keadaan talasemiasedang sampai berat
       menerima variasi gen ini dari kedua orang tuannya. Seseorangyang mewarisi gen
       talasemia dari salah satu orangtua dan gen normal dari orangtuayang lain adalah seorang
       pembawa (carriers). Seorang pembawa sering tidak punyatanda keluhan selain
       dari anemia ringan, tetapi mereka dapat menurunkan varian genini kepada anak-
       anak mereka.


[Type text]                                                                            Page 5
Thalassemia merupakan akibat dari ketidakseimbangan pembuatan rantai
       asam amino yang membentuk hemoglobin yang dikandung oleh sel darah
       merah. Sel darah merah membawa oksigen ke seluruh tubuh dengan bantuan
       substansi yang disebut hemoglobin. Hemoglobin terbuat dari dua macam protein
       yang berbeda, yaitu globin alfa dan globin beta. Protein globin tersebut dibuat
       oleh gen yang berlokasi di kromosom yang berbeda. Apabila satu atau lebih gen
       yang memproduksi protein globin tidak normal atau hilang, maka akan terjadi
       penurunan produksi protein globin yang menyebabkan thalassemia. Mutasi gen
       pada globin alfa akan menyebabkan penyakit alfa- thalassemia dan jika itu terjadi
       pada globin beta maka akan menyebabkan penyakit beta-thalassemia.


  C. MANIFESTASI KLINIK


       Gejala awal pucat, mulanya tidak jelas. Biasanya menjadi lebih berat dalamtahun
       pertama kehidupan, dan pada kasus yang berat terjadi dalam beberapaminggu
       setelah lahir.


       Bila penyakit ini tidak ditangani dengan baik, tumbuh kembang anak
       akanterhambat. Penyimpangan pertumbuhan akibat anemia dan kekurangan
       gizimenyebabkan perawakan pendek.

       Anak tidak nafsu makan, diare, kehilangan lemak tubuh, dan dapat
       disertaidemam berulang kali akibat infeksi

       Anemia lama dan berat, biasanya menyebabkan pembesaran jantung

       Terdapat hepatosplenomegali dan Ikterus ringan mungkin ada

       Terjadi perubahan pada tulang yang menetap, yaitu terjadinya bentuk
       mukamongoloid akibat sistim eritropoiesis yang hiperaktif

       Adanya penipisan korteks tulang panjang, tangan dan kaki dapatmenimbulkan
       fraktur patologis.

[Type text]                                                                      Page 6
Kadang-kadang ditemukan epistaksis, pigmentasi kulit, koreng pada tungkai,dan
       batu empedu.

       Pasien   menjadi    peka     terhadap   infeksi   terutama      bila      limpanya    telah
       diangkatsebelum usia 5 tahun dan mudah mengalami septisemia yang
       dapatmengakibatkan         kematian.    Dapat       timbul      pensitopenia         akibat
       hipersplenisme.

       Letargi, pucat, kelemahan, anoreksia, sesak nafas akibat penumpukan
       Fe,tebalnya    tulang   kranial   menipisnya      tulang     kartilago,    kulit   bersisik
       kehitamanakibat penumpukan Fe yang disebabkan oleh adanya transfuse darah
       secarakontinu.


  D. KLASIFIKASI TALASEMIA


       Alfa-Thalassemia


              Alfa-globin adalah sebuah komponen (subunit) dari protein yang lebih
       besar yang disebut hemoglobin, yang merupakan protein dalam sel darah merah
       yang membawa oksigen ke sel dan jaringan di seluruh tubuh. Hemoglobin terdiri
       dari empat subunit: dua subunit alfa-globin dan dua subunit jenis lain globin.


              HBA1 (Hemoglobin, alfa 1) adalah gen yang memberikan instruksi untuk
       membuat protein yang disebut alpha-globin. Protein ini juga diproduksi dari gen
       yang hampir identik yang disebut HBA2 (Hemoglobin, alfa 2). Kedua gen globin
       alpha-terletak dekat bersama-sama dalam sebuah wilayah kromosom 16 yang
       dikenal sebagai lokus globin alfa.


              HBA1 dan HBA2 terletak di kromosom
       16 lengan pendek di posisi 13.3. HBA1 terletak
       di gen pasangan basa 226.678 ke 227.519


[Type text]                                                                                 Page 7
sedangkan HBA 2 terletak di pasangan basa 222.845 ke 223.708 .


              Pada manusia normal terdapat 4 kopi gen alpha-globin yang terdapat
       masing-masing 2 pada kromosom 16. Gen-gen ini membuat komponen globin
       alpha pada hemoglobin orang dewasa normal, yang disebut hemoglobin A. dan
       juga merupakan komponen dari hemoglobin pada janin dan orang dewasa
       lainnya, yang disebut hemoglobin A2. Mutasi yang terjadi pada gen alpha globin
       adalah delesi.
       Delesi 1 gen α : tidak ada dampak pada kesehatan, tetapi orang tersebut
       mewarisi gen thalasemia, atau disebut juga Thalassaemia Carier/Trait
       Delesi 2 gen α : hanya berpengaruh sedikit pada kelinan fungsi darah
       Delesi 3 gen α : anemia berat, disebut juga Hemoglobin H (Hbh) disease
       Delesi 4 gen α : berakibat fatal pada bayi karena alpha globin tidak dihasilkan
       sama sekali




              Gambar diatas menunjukkan bahwa kedua orang tua yang pada gen nya
       terdapat masing-masing 2 gen yang sudah termutasi. Maka anaknya 25%
       normal, 25% carrier, 25% 2 gen delesi, 25% menderita hemoglobin H disease.




[Type text]                                                                     Page 8
Beta-Thalassemia
              Globin beta adalah sebuah komponen (subunit) dari protein yang lebih
       besar yang disebut hemoglobin, yang terletak di dalam sel darah merah. HBB
       gen yang memberikan instruksi untuk membuat protein yang disebut globin beta.


              Lebih dari 250 mutasi pada gen HBB telah ditemukan menyebabkan
       talasemia beta. Sebagian besar mutasi melibatkan perubahan dalam satu blok
       bangunan DNA (nukleotida) dalam atau di dekat gen HBB. Mutasi lainnya
       menyisipkan atau menghapus sejumlah kecil nukleotida dalam gen HBB. Mutasi
       gen HBB yang menurunkan hasil produksi globin beta dalam kondisi yang
       disebut beta-plus (B +) talasemia.


              Tanpa globin beta, hemoglobin tidak dapat terbentuk yang mengganggu
       perkembangan normal sel-sel darah merah. Kekurangan sel darah merah akan
       menghambat oksigen yang akan dibawa dan membuat tubuh kekurangan
       oksigen. Kurangnya oksigen dalam jaringan tubuh dapat menyebabkan
       kerusakan organ, dan masalah kesehatan lainnya termasuk thalassemia beta.


              HBB gen yang terletak di kromosom 11 lengan pendek di posisi 15.5. HBB
       gen dari pasangan basa 5.203.271 sampai pasangan basa 5.204.876 pada
       kromosom 11.




[Type text]                                                                    Page 9
Pada manusia normal terdapat 2 kopi gen beta globin yang terdapat pada
       kromosom 11, yang membuat beta globin yang merupakan komponen dari
       hemoglobin pada orang dewasa, yang disebut hemoglobin A. Lebih dari 100
       jenis mutasi yang dapat menyebabkan thalasemia β, misalkan mutasi beta 0
       yang berakibat tidak adanya beta globin yang diproduksi, mutasi beta +, dimana
       hanya sedikit dari beta globin yang diproduksi.



              Jika seseorang memiliki 1 gen beta globin normal, dan satu lagi gen yang
       sudah termutasi, maka orang itu disebut carier/trait. Gambar diatas menunjukkan
       bahwa kedua orangtua merupakan carier/trait. Maka anaknya 25% normal, 50%
       carier/trait, 25% mewarisi 2 gen yang termutasi (thalasemia mayor).


  E. PATOFISIOLOGI




[Type text]                                                                    Page 10
F. MEKANISME


                Penyebab anemia pada thalasemia bersifat primer dan sekunder. Primer
       adalah berkurangnya sintesis HbA dan eritroipoeisis yang tidak efektif disertai
       penghancuransel-sel eritrosit . Sedangkan sekunder ialah krena defisiensi asam
       folat,    bertambahnyavolume        palsma   intravaskular   yang   mengakibatkan
       hemodilusi, dan destruksi eritrositoleh sistem retikuloendotelial dalam limpa dan
       hati.Penelitian biomolekuler menunjukkan adanya mutasi DNA pada gen
       sehingga produksi rantai alfa atau beta dari hemoglobin berkurang.


                Molekul globin terdiri atassepasang rantai-a dan sepasang rantai lain yang
       menentukan jenis Hb. Pada orangnormal terdapat 3 jenis Hb, yaitu Hb A
       (merupakan > 96% dari Hb total, tersusun dari2 rantai-a dan 2 rantai-b = a2b2),
       Hb F(< 2% = a2g2) dan HbA2 (< 3% = a2d2).Kelainan produksi dapat terjadi
       pada ranta-a (a-thalassemia), rantai-b (b-thalassemia),rantai-g (g-thalassemia),
       rantai-d (d-thalassemia), maupun kombinasi kelainan rantai-d dan rantai-b (bd-
       thalassemia).


                Pada      thalassemia-b,      kekurangan      produksi     rantai     beta
       menyebabkankekurangan pembentukan a2b2 (Hb A); kelebihan rantai-a akan
       berikatan denganrantai-g yang secara kompensatoir Hb F meningkat; sisanya
       dalam jumlah besar diendapkan pada membran eritrosit sebagai Heinz bodies
       dengan akibat eritrositmudah rusak ( ineffective erythropoesis)


  G. FAKTOR RESIKO


                Pada penderita thalasemia terjadi perubahan atau mutasi gen, yaitu
       pembawakode genetik untuk pembuatan hemoglobin. Akibatnya kualitas sel
       darah merah tidak baik dan tidak dapat bertahan hidup lama, tidak bisa bertahan
       sepanjang hidup seldarah merah normal. Manifestasi yang dirasakan pasien



[Type text]                                                                         Page 11
adalah cepat capai, terlebih bila naik tangga atau harus berjalan cepat, apalagi
       berlari.


              Thalasemia memang diturunkan dari orangtua ke anaknya, baik laki-
       lakimaupun perempuan. Bila gen penyebab thalasemia berasal dari kedua orangtua-
       nya(ayah dan ibu), maka seseorang dapat menderita thalasemia dengan
       manifestasi klinissedang hingga berat.


              Tabel Perkawinan antara pasutri dengan sama-sama membawa sifat
       resesif:
                                   Hb                     HbS
              Hb                 HbHb                 HbHbS
              HbS                HbSHb               HbSHBs


              Pada     perkawinan       antara   sesama     pembawa   sifat   thalasemia
       menghasilkanketurunan 25% normal, 50% pembawa sifat, 25% penderita
       thalasemia yangmenderita anemia berat. Namun bila gen penyebab thalasemia
       hanya diturunkan darisalah satu orangtua, maka umumnya anak tersebut hanya
       menderita thalasemiadengan manifestasi klinis yang ringan, bahkan kadang
       tidak ada gejala klinis yangtimbul. Orang dengan gen pembawa thalasemia
       namun tanpa gejala ini disebut pembawa sifat atau karier (carrier ) thalasemia.
       Walaupun tanpa gejala, karier thalasemia tetap akan menurunkan gen pembawa
       sifat thalasemia ini padaketurunannya.


              Tabel perkawinan antara seseorang yang normal dengan pembawa sifat
       thalasemia


                                   Hb                     HbS
                  Hb             HbHb                 HbHbS
              HbS                HbSHb               HbSHBs




[Type text]                                                                      Page 12
Pada perkawinan antara penderita thalasemia pembawa sifat dan orang
       normalmenghasilkan keturunan 50% normal dan 50% pembawa sifat


              Tabel Perkawinan antara penderita thalasemia dan orang normal


                                Hb                    HbS
              Hb               HbHb               HbHbS
              HbS             HbSHb               HbSHBs


              Pada perkawinan antara pasutri yang pasangannya menderita
       thalasemiadengan pasangan yang normal menghasilkan 100% keturunan
       dengan pembawa sifatthalasemia
              Tabel Perkawinan antara Penderita thalasemia dengan sesame penderita
       thalasemia
                                Hb                    HbS
              Hb               HbHb               HbHbS
              HbS             HbSHb               HbSHBs


              Pada perkawinan thalasemia menghasilkan 100% keturunan yang
       thalasemiayang memiliki derajat anemia berat


              Tabel perkawinan antara pembawa sifat thalasemia dan penderita
       thalasemia


                                Hb                    HbS
              Hb               HbHb               HbHbS
              HbS             HbSHb               HbSHBs


              Pada perkawinan antara thalasemia dan pembawa sifat thalasemia
       menghasilkanketurunan yang 50% pembawa sifat thalasemia dan 50% penderita
       thalasemia. Padakarier thalasemia, bahkan tanpa gejala. Namun pada
       thalasemia berat kita dapatmenemukan rasa lelah dan letih, kulit yang

[Type text]                                                                    Page 13
kekuningan ( aundice), perut yangmembuncit karena adanya pembesaran hati
       dan limpa, warna urine yang lebih gelapatau gangguan pertumbuhan. Umumnya
       thalasemia berat didiagnosis sejak masa balita. Bahkan bayi yang lahir dengan
       thalasemia alpha mayor bisa meninggal tidak lama setelah dilahirkan.


  H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK


       Kadar besi dalam serum meninggi
       penurunan hematrokit
       Jumlah leukosit normal atau meningkat
       Kadar bilirubin dalam serum meningkat
       Pememdekan umur eritrosit
       Peningkatan hemoglobin F dan A2
       volum eritrosit rata-rata menurun
       Konsentrasi hemoglobin rata- rata menurun
       Hemoglobin eritrosit rata-rata menurun
       HDL akan menyatakan mikrositosis, hipoklromia, anisitosis ( ukuran yang
       tidak sama), poikilositosis (bentuk yuang beragam), sel target (pembesaran sel
       darahmerah nonspesifik)
       Penghitungan retikulosit akan menurun


  I. KOMPLIKASI


              Akibat anemia yang berat dan lama, sering terjadi gagal jantung. Transfusi
       darah yang berulang-ulang dan proses hemolisis menyebabkan kadar besi
       dalam darah sangat tinggi,sehingga ditimbun di dalam berbagai jaringan tubuh
       seperti hepar, limpa, kulit, jantungdan lain-lain. Hal ini dapat mengakibatkan
       gangguan fungsi alat tersebut(hematokromatosis).


              Limpa yang besar mudah ruptur akibat trauma yang ringan saja.Kadang-
       kadang    talasemia    disertai     tanda   hiporsplenisme   seperti   leukopenia


[Type text]                                                                      Page 14
dantrombositopenia. Kematian terutama disebabkan oleh infeksi dan gagal
       jantung. Tandadan gejala dari penyakit thalassemia disebabkan oleh kekurangan
       oksigen di dalam alirandarah. Hal ini terjadi karena tubuh tidak cukup membuat
       sel-sel darah merah danhemoglobin. Keparahan gejala tergantung pada
       keparahan dari gangguan yang terjadi


              .Orang dengan beta talasemia intermedia dapat mengalami anemia ringan
       ,sedangsampai berat . Mereka juga mungkin memiliki masalah kesehatan
       (komplikasi)lainnya, seperti:
       1.Fraktur patologiMasalah tulang, thalassemia dapat membuat sumsum tulang
       (materi spons dalamtulang yang membuat sel-sel darah) tidak berkembang. Hal ini
       menyebabkan tulanglebih luas daripada biasanya. Tulang juga dapat menjadi
       rapuh dan mudah patah.
       2.HepatosplenomegalyTransfusi       darah   adalah    perawatan   standar    untuk
       penderita thalassemia. Sebagaihasilnya, kandungan zat besi meningkat di dalam
       darah . Gangguan pembesaran hatidisebabkan karena menumpukan Fe yang
       berada di hati. Sehingga menyebabkan hatimembesar.
       3.Gangguan tumbuh kembangAnemia bisa menyebabkan pertumbuhan anak
       berjalan lambat. Anak denganthalassemia berat umumnya jarang mencapai
       tinggi orang dewasa normal. Karenamasalah endokrin, mungkin juga terjadi
       penundaan pubertas pada anak-anak ini
       4.Disfungsi organ
       a. Jantung dan Liver Disease


              Transfusi darah adalah perawatan standar untuk penderitathalassemia.
       Sebagai hasilnya, kandungan zat besi meningkat di dalam darah. Halini dapat
       merusak organ dan jaringan, terutama jantung dan hati.Penyakit jantung yang
       disebabkan oleh zat besi yang berlebihan adalah penyebab utama kematian
       pada orang penderita thalassemia. Penyakit jantung Termasuk gagal jantung,
       aritmis denyut jantung, dan terlebih lagi serangan jantung.



[Type text]                                                                        Page 15
b)Limpa


              Limpa bekerja untuk melindungi tubuh terhadap infeksi dan menyaring
       bahanyang tidak diperlukan, misalnya sel-sel darah yang rusak atau tua. Sel
       darah merah pada penderita Thalassemia yang lebih cepat pecah daripada sel
       darah merahnormal akan membuat limpa bekerja lebih keras dibandingkan
       normal,menyebabkan organ ini membesar. Splenomegaly bisa membuat anemia
       kianmemburuk, dan mengurangi usia sel-sel darah merah yang ditransfusi. Jika
       limpatumbuh terlalu besar, mungkin organ ini harus diangkat.


       c)Infeksi


              Di antara orang-orang penderita thalassemia, infeksi adalah penyebab
       utama penyakit dan kedua paling umum penyebab kematian. Orang-orang yang
       limpanyatelah diangkat berada pada risiko yang lebih tinggi, karena mereka tidak
       lagimemiliki organ yang memerangi infeksi. Orang dengan thalassemia
       mempunyairisiko tertular penyakit infeksi yang ditularkan melalui transfusi darah,
       misalnyahepatitis, di mana virus tersebut dapat merusak hati.


       d)Osteoporosis


              Banyak    penderita   thalassemia    memiliki   tulang   yang   bermasalah,
       termasuk osteoporosis. Ini adalah suatu kondisi di mana tulang menjadi sangat
       lemah, rapuhdan mudah patah. Cacat tulang. Thalassemia bisa membuat
       sumsum tulang berekspansi, sehingga tulang menjadi melebar. Hal ini
       menimbulkan abnormalitasstruktur tulang, khususnya pada wajah dan tengkorak.
       Ekspansi sumsum tulang juga membuat tulang menjadi tipis dan rapuh, meningkatkan
       peluang patah tulang,khususnya pada tulang belakang. Patah tulang belakang membuahkan
       kompresitulang belakang.




[Type text]                                                                        Page 16
J. PENATALAKSANAAN


       Medikamentosa
       1. Pemberian          iron    chelating      agent (desferoxamine):     diberikan      setelah
           kadar feritin serum sudah mencapai 1000Qg/l atau saturasi transferin lebih
           50%,atau sekitar 10-20 kali transfusi darah. Desferoxamine dosis 25-50
           mg/kg berat badan/hari subkutan melalui pompa infus dalam waktu 8-12 jam
           denganminimal selama 5 hari berturut setiap selesai transfusi darah.
       2. Vitamin        C     100-250        mg/hari      selama     pemberian     kelasi      besi,
           untuk meningkatkan efek kelasi besi.
       3. Asam folat 2-5 mg/hari untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat.
       4. Vitamin       E     200-400       IU    setiap    hari    sebagai    antioksidan     dapat
           memperpanjangumur sel darah merah.
    Bedah
       Splenektomi, dengan indikasi :
       1.Limpa      yang      terlalu    besar,      sehingga      membatasi    gerak      penderita,
       menimbulkan peningkatan tekanan intraabdominal dan bahaya terjadinya
       rupture
       2. Hipersplenisme ditandai dengan peningkatan kebutuhan transfusi darah
       ataukebutuhan suspensi eritrosit (PRC) melebihi 250 ml/kg berat badan dalam
       satutahun
       3.Suportif
                 Transfusi darah :Hb penderita dipertahankan antara 8 g/dl sampai 9,5
       g/dl. Dengan kedaan iniakan memberikan supresi sumsum tualang yang
       adekuat, menurunkan tingkatakumulasi besi, dan dapat mempertahankan
       pertumbuhan dan perkembangan penderita. Pemberian darah dalam bentuk
       PRC ( packed red cell ), 3 ml/kg BBuntuk setiap kenaikan Hb 1 g/dl.
       4.Lain-lain (rujukan subspesialis, rujukan spesialisasi lainnya dll) Tumbuh kembang,
       kardiologi, Gizi, endokrinologi, radiologi, Gigi
       5.Farmako dan Non Farmakologi



[Type text]                                                                                   Page 17
Transfusi darah berulang dapat mengakibatkan penimbunan zat besi
       padaorgan-organ    tubuh   yang     penting   (jantung,   hati,   otak)   dan    dapat
       mengganggu fungsi organ-organ tersebut. Untuk pencegahan penimbunan zat
       besi tersebutdapat digunakan dengan memberikan desferoxamine (Desferal)
       melalui alat pompa (syringe drive) selama 10 sampai 15 jam, 5 hari berturut-turut
       dalamseminggu     sehingga    zat    besi     dapat   dikeluarkan     dari   jaringan
       tubuh.Penderita yang menjalani transfusi juga harus menghindari tambahan zat
       besidan obat-obat yang bersifat oksidatif (misalnya sulfonamide) untuk
       mencegah penimbunan zat besi yang lebih parah.Ferriprox juga digunakan untuk
       pencegahan kardiomegali. Teh dan kopi pundapat digunakan sebagai pengikat
       zat besi dalam tubuh




[Type text]                                                                            Page 18
BAB III

                                   ASUHAN KEPERAWATAN


 A. PENGKAJIAN
    Pengkajian fisik
                 melakukan pemeriksaan fisik
                 kaji riwayat kesehatan, terutama yang berkaitan dengan anemia
                 (pucat,lemah, sesak, nafas cepat, hipoksia, nyeri tulang, dan dada,
                 menurunnya aktivitas, anorexia, epistaksis berlang )
                 Kaji riwayat penyakit dalam keluarga.
    Pengkajian umum
                 Pertumbuhan yang terhambat
                 Anemia kronik
                 Kematangan sexual yang tertunda.
    Krisis vaso Occlusive
                 Sakit yang dirasakan
                 Gejala yang dirasakan berkaitan denganischemia daerah yang
                 berhubungan:

       - Ekstrimitas         : kulit tangan dan kaki yang mengelupas disertai rasa sakit
       yang menjalar.

       - Abdomen : terasa sakit

       - Cerebrum            : troke, gangguan penglihatan.

       - Liver     : obstruksi, jaundice, koma hepaticum.

       - Ginjal    : hematuria

       1Efek dari krisis vaso occlusive adalah:

                 Cor             : cardiomegali, murmur sistolik.

[Type text]                                                                        Page 19
Ginjal         : Ketidakmampuan memecah senyawa urine, gagal ginjal.
              Genital         : terasa sakit, tegang.
              Liver          : hepatomegali, sirosis.
              Mata           :Ketidaknormalan lensa yang mengakibatkan gangguan
              penglihatan, kadang menyebabkan terganggunya lapisan retina dan dapat
              menimbulkan kebutaan.
              Ekstrimitas : Perubahan tulang – tulang terutama menyebabkan bungkuk,
              mudah terjangkit virus Salmonella, Osteomyelitis.

 B. Diagnosa Keperawatan

  1. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler
      yang diperlukan untuk pengiriman O2 ke sel.
  2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai O2
      dan kebutuhan.
  3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan
      untuk mencerna atau ketidakmampuan mencerna makanan/absorbsi nutrien yang
      diperlukan untuk pembentukan sel darah merah normal.
  4. Resiko terjadi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan sirkulasi dan
      neurologis.
  5. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan sekunder tidak adekuat,
      penurunan Hb, leukopenia atau penurunan granulosit.
  6. Kurang pengetahuan tentang prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan
      dengan interpretasi informasi dan tidak mengenal sumber informasi.

 C. Intervensi Keperawatan
     1. Dx 1 Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponeN
        seluler yang diperlukan untuk pengiriman O2 ke sel.
        Kriteria hasil :
               Tidak terjadi palpitasi
               Kulit tidak pucat
               Membran mukosa lembab

[Type text]                                                                 Page 20
Keluaran urine adekuat
                Tidak terjadi mual/muntah dan distensil abdomen
                Tidak terjadi perubahan tekanan darah
                Orientasi klien baik.
       Rencana keperawatan / intervensi :
              Awasi tanda-tanda vital, kaji pengisian kapiler, warna kulit/ membran
              mukosa, dasar kuku.
              Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi (kontra indikasi pada
              pasien dengan hipotensi).
              Selidiki keluhan nyeri dada, palpitasi.
              Kaji respon verbal melambat, mudah terangsang, agitasi, gangguan
              memori, bingung.
              Catat keluhan rasa dingin, pertahankan suhu lingkungan, dan tubuh
              hangat sesuai indikasi.
              Kolaborasi pemeriksaan laboratorium, Hb, Hmt, AGD, dll.
              Kolaborasi dalam pemberian transfusi.
              Awasi ketat untuk terjadinya komplikasi transfusi.
     2. Dx. 2 intoleransi aktivitas berhubungan degnan ketidakseimbangan antara
        suplai O2 dan kebutuhan.
        Kriteria hasil :
                Menunjukkan penurunan tanda fisiologis intoleransi, misalnya nadi,
                pernapasan dan Tb masih dalam rentang normal pasien.
       Intervensi :
                Kaji kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas, catat kelelahan dan
                kesulitan dalam beraktivitas.
                Awasi tanda-tanda vital selama dan sesudah aktivitas.
                Catat respin terhadap tingkat aktivitas.
                Berikan lingkungan yang tenang.
                Pertahankan tirah baring jika diindikasikan.
                Ubah posisi pasien dengan perlahan dan pantau terhadap pusing.
                Prioritaskan jadwal asuhan keperawatan untuk meningkatkan istirahat.


[Type text]                                                                   Page 21
Pilih periode istirahat dengan periode aktivitas
                Beri bantuan dalam beraktivitas bila diperlukan.
                Rencanakan kemajuan aktivitas dengan pasien, tingkatkan aktivitas
                sesuai toleransi.
                Gerakan teknik penghematan energi, misalnya mandi dengan duduk.
     3. Dx. 3 perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
        kegagalan untuk mencerna / ketidakmampuan mencerna makanan / absorbsi
        nutrien yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah normal.
        Kriteria hasil :
                Menunjukkan peningkatan berat badan/ BB stabil.
                Tidak ada malnutrisi.
       Intervensi :
                Kaji riwayat nutrisi termasuk makanan yang disukai.
                Observasi dan catat masukan makanan pasien.
                Timbang BB tiap hari.
                Beri makanan sedikit tapi sering.
                Observasi dan catat kejadian mual, muntah, platus, dan gejala lain yang
                berhubungan.
                Pertahankan higiene mulut yang baik.
                Kolaborasi dengan ahli gizi.
                Kolaborasi Dx. Laboratorium Hb, Hmt, BUN, Albumin, Transferin,
                Protein, dll.
                Berikan obat sesuai indikasi yaitu vitamin dan suplai mineral, pemberian
                Fe tidak dianjurkan.
     4. Dx. 4 Resiko terjadi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan
        sirkulasi dan novrologis.
       Kriteria hasil :
                Kulit utuh.
       Intervensi :
                Kaji integritas kulit, catat perubahan pada turgor, gangguan warna,
                aritema dan ekskoriasi.


[Type text]                                                                     Page 22
Ubah posisi secara periodik.
                Pertahankan kulit kering dan bersih, batasi penggunaan sabun.
     5. Dx. 5. resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan sekunder tidak adekuat:
        penurunan Hb, leukopenia atau penurunan granulosit.
        Kriteria hasil :
                Tidak ada demam
                Tidak ada drainage purulen atau eritema
                Ada peningkatan penyembuhan luka
       Intervensi :
              Pertahankan teknik septik antiseptik pada prosedur perawatan.
              Dorong perubahan ambulasi yang sering.
              Tingkatkan masukan cairan yang adekuat.
              Pantau dan batasi pengunjung.
              Pantau tanda-tanda vital.
              Kolaborasi dalam pemberian antiseptik dan antipiretik.
     6. Dx. 6. Kurang pengetahuan tentang prognosis dan kebutuhan pengobatan
        berhubungan dengan salah interpretasi informasi dan tidak mengenal sumber
        informasi.
        Kriteria hasil :
                Menyatakan    pemahaman        proses   penyakit,   prosedur   diagnostika
                rencana pengobatan.
                Mengidentifikasi faktor penyebab.
                Melakukan tindakan yang perlu/ perubahan pola hidup.
       Intervensi :
              Berikan informasi tentang thalasemia secara spesifik.
              Diskusikan kenyataan bahwa terapi tergantung pada tipe dan beratnya
              thalasemia.
              Rujuk ke sumber komunitas, untuk mendapat dukungan secara psikologis.
              Konseling keluarga tentang pembatasan punya anak/ deteksi dini
              keadaan janin melalui air ketuban dan konseling perinahan: mengajurkan



[Type text]                                                                       Page 23
untuk tidak menikah dengan sesama penderita thalasemia, baik mayor
              maupun minor.




[Type text]                                                              Page 24
BAB IV

                                      PENUTUP

III. 1. Kesimpulan

       Thalassemia    merupakan      penyakit    genetik   yang    disebabkan      oleh
ketidaknormalan pada protein globin yang terdapat di gen. Jika globin alfa yang rusak
maka penyakit itu dinamakan alfa-thalassemia dan jika globin beta yang rusak maka
penyakit itu dinamakan alfa thalassemia. Gejala yang terjadi dimulai dari anemia hingga
osteoporosis. Thalassemia harus sudah diobati sejak dini agar tidak berdampak fatal.
Pengobatan yang dilakukan adalah dengan melakukan transfusi darah, meminum
beberapa suplemen asam float dan beberapa terapi.

III. 2. Saran

       Thalassemia ini harus sudah didiagnosis sejak dini dan diharapkan kepada
penderita agar peduli terhadap penyakitnya. Karena gejala awalnya seperti anemia
biasa, maka gejala tersebut jangan diabaikan dan lakukan pengobatan sejak dini serta
konsultasikan kepada dokter. Untuk menghindari resiko akibat penyakit thalassemia,
Pemerintah diharapkan agar menghimbau dan memberikan informasi yang jelas
kepada masyarakat mengenai penyakit thalassemia dengan jelas dan bagaimana
penanggulangan yang tepat.




[Type text]                                                                     Page 25
DAFTAR PUSTAKA



Doenges, Marillyn E. 1999.Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3.Penerbit
BukuKedokteran EGCNgastiyah.1997.Perawatan Anak Sakit. Penerbit Buku
Kedokteran EGC.JakartaSodeman.1995.Patofisiologi.Edisi 7.Jilid 2.Hipokrates.Jakarta
Children's Hospital & Research Center Oakland. 2005. “What is Thalassemia and

Treating Thalassemia”.

       http://www.thalassemia.com/ (17 Februari 2010, 19.05)

National Hearth Lung and Blood Institute. 2008. ”Thalassemias”.

       http://www.nhlbi.nih.gov/health/dci/Diseases/Thalassemia/Thalassemia_WhatIs.h

tml (17 Februari 2010, 19.20)

National Library of Medicine's. 2010. “Genetics Home Reference”.

   http://ghr.nlm.nih.gov/chromosome=11 (17 Februari 2010, 19.45)

Maureen Okam, M.D. (Harvard Medical School) .1999. “Thalassemia information”.

   http://sickle.bwh.harvard.edu/thalover.html (17 Februari 2010, 20.30)

http://medicastore.com/penyakit/167/Thalassemia.html (17 Februari 2010, 20.00)




[Type text]                                                                  Page 26

More Related Content

Similar to Keperawatan anak

Reftat thalasemia nanda
Reftat thalasemia nandaReftat thalasemia nanda
Reftat thalasemia nandaImuel Muliana
 
Hari Talasemia dunia 2021.pptxtalasemiaday
Hari Talasemia dunia 2021.pptxtalasemiadayHari Talasemia dunia 2021.pptxtalasemiaday
Hari Talasemia dunia 2021.pptxtalasemiadayasepfadilah
 
Asuhan keperawatan anak
Asuhan keperawatan anakAsuhan keperawatan anak
Asuhan keperawatan anakMeMai Ieiez
 
Kelainan kongenital dan keturunan
Kelainan kongenital dan keturunanKelainan kongenital dan keturunan
Kelainan kongenital dan keturunanpjj_kemenkes
 
Chapter II Gizi Buruk
Chapter II Gizi BurukChapter II Gizi Buruk
Chapter II Gizi BurukSTIMLOG
 
Tugas anemia
Tugas anemiaTugas anemia
Tugas anemiafrieska01
 
216-222+Revisi+Artikel+Gustri+dan+Agnita.pdf
216-222+Revisi+Artikel+Gustri+dan+Agnita.pdf216-222+Revisi+Artikel+Gustri+dan+Agnita.pdf
216-222+Revisi+Artikel+Gustri+dan+Agnita.pdfssuser500eb2
 
Sickle Cell
Sickle Cell Sickle Cell
Sickle Cell Lili R
 
Anemia pada ibu hamil
Anemia pada ibu hamilAnemia pada ibu hamil
Anemia pada ibu hamilFaith Camilo
 
KELAINAN KONGENITAL.pdf
KELAINAN KONGENITAL.pdfKELAINAN KONGENITAL.pdf
KELAINAN KONGENITAL.pdfbennyxt4n
 
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3Septian Muna Barakati
 

Similar to Keperawatan anak (20)

Reftat thalasemia nanda
Reftat thalasemia nandaReftat thalasemia nanda
Reftat thalasemia nanda
 
Hari Talasemia dunia 2021.pptxtalasemiaday
Hari Talasemia dunia 2021.pptxtalasemiadayHari Talasemia dunia 2021.pptxtalasemiaday
Hari Talasemia dunia 2021.pptxtalasemiaday
 
Referat Thalasemia
Referat ThalasemiaReferat Thalasemia
Referat Thalasemia
 
Asuhan keperawatan anak
Asuhan keperawatan anakAsuhan keperawatan anak
Asuhan keperawatan anak
 
Anemia sel sabit
Anemia sel sabitAnemia sel sabit
Anemia sel sabit
 
T halassemia
T halassemiaT halassemia
T halassemia
 
Kelainan kongenital dan keturunan
Kelainan kongenital dan keturunanKelainan kongenital dan keturunan
Kelainan kongenital dan keturunan
 
Talasemia
TalasemiaTalasemia
Talasemia
 
Thalasemia
ThalasemiaThalasemia
Thalasemia
 
PPT_Anemia.pptx
PPT_Anemia.pptxPPT_Anemia.pptx
PPT_Anemia.pptx
 
Chapter II Gizi Buruk
Chapter II Gizi BurukChapter II Gizi Buruk
Chapter II Gizi Buruk
 
Tugas anemia
Tugas anemiaTugas anemia
Tugas anemia
 
Thalasemia
ThalasemiaThalasemia
Thalasemia
 
216-222+Revisi+Artikel+Gustri+dan+Agnita.pdf
216-222+Revisi+Artikel+Gustri+dan+Agnita.pdf216-222+Revisi+Artikel+Gustri+dan+Agnita.pdf
216-222+Revisi+Artikel+Gustri+dan+Agnita.pdf
 
Sickle Cell
Sickle Cell Sickle Cell
Sickle Cell
 
Anemia pada ibu hamil
Anemia pada ibu hamilAnemia pada ibu hamil
Anemia pada ibu hamil
 
KELAINAN KONGENITAL.pdf
KELAINAN KONGENITAL.pdfKELAINAN KONGENITAL.pdf
KELAINAN KONGENITAL.pdf
 
Askep anemia gravidarum
Askep anemia gravidarumAskep anemia gravidarum
Askep anemia gravidarum
 
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
 
Gizi buruk
Gizi burukGizi buruk
Gizi buruk
 

Keperawatan anak

  • 1. MATA KULIAH : KEPERAWATAN ANAK II DOSEN PENGAJAR : MUSDALIFAH , S. Kep , Ns TALASEMIA OLEH KELOMPOK II AGUSTINA AGUSTINA B AHMAD HAERUL AINUL MAFRISA AISYAH NURLIANA R AKBAR ALWAN AMASAE AMELIA FRANSISCA ANAS ANDI AHDANIAR ANDI AMALIA ANDI ANNA OKTAVIANA S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NANI HASANUDDIN MAKASSAR 2012 [Type text] Page 1
  • 2. KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.. Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat,berkah,dan nikmat yang diberikannya kepada kita semua khususnya kepada kelompok kami sehingga apa yang menjadi tugas kami sebagai mahasiswa dapat terlaksanakan dengan baik walaupun tidak sesempurna seperti yang kita harapkan.Shalawat serta salam tak lupa kami haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan risalah islam dan membawa ummatnya dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang. Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah KEPERAWATAN ANAK II dengan tema “ TALASEMIA ”. Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini, khususnya kepada orang tua kami yang senantiasa mendukung segala bentuk aktivitas kami, dengan doanya kami haturkan pula terima kasih kepada dosen kami yang senantiasa memfasilitasi serta membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini. Akhir kata, kritik dan saran dari para pembaca makalah ini sangat diharapkan. Makassar, 28 April 2012 Penyusun Kelompok II [Type text] Page 2
  • 3. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Thalassemia berasal dari kata Yunani, yaitu talassa yang berarti laut. Yang dimaksuddengan laut tersebut ialah Laut Tengah, oleh karena penyakit ini pertama kali dikenal didaerah sekitar Laut Tengah. Penyakit ini pertama sekali ditemukan oleh seorang dokter diDetroit USA yang bernama Thomas B.1Thalasemia adalah penyakit kelainan darah yang diwariskan oleh orangtua kepadaanak. Thalassemia mempengaruhi kemampuan dalam menghasilkan hemoglobin yangberakibat pada penyakit anemia. Hemoglobin adalah suatu protein dalam sel darah merahyang mengangkut oksigen dan nutrisi lainnya ke sel-sel lainnya dalam tubuh. Sekitar 100.000bayi di seluruh dunia terlahir dengan jenis thalassemia berbahaya setiap tahunnya.Thalassemia terutama menimpa keturunan Italia, Yunani, Timur Tengah, Asia dan Afrika.Ada dua jenis thalassemia yaitu alpha dan beta. Kedua jenis thalassemia ini diwariskandengan cara yang sama. Penyakit ini diturunkan oleh orangtua yang memiliki mutated genatau gen mutasi thalassemia. Seorang anak yang mewarisi satu gen mutasi disebut pembawaatau carrier, atau yang disebut juga dengan thalassemia trait (sifat thalassemia). Kebanyakanpembawa ini hidup normal dan sehat. Anak yang mewarisi dua sifat gen, di mana satu dariibu dan satu dari ayah, akan mempunyai penyakit thalassemia. Jika baik ibu maupun ayahadalah pembawa, kemungkinan anak mewarisi dua sifat gen, atau dengan kata lainmempunyai penyakit thalassemia, adalah sebesar 25 persen. Anak dari pasangan pembawa juga mempunyai 50 persen kemungkinan lahir sebagai pembawa.Jenis paling berbahaya dari alpha [Type text] Page 3
  • 4. thalassemia yang terutama menimpa keturunan AsiaTenggara, Cina dan Filipina menyebabkan kematian pada jabang bayi atau bayi baru lahir.Sementara itu, anak yang mewarisi dua gen mutasi beta thalassemia akan menderita penyakitbeta thalassemia. Anak ini memiliki penyakit thalassemia ringan yang disebut denganthalassemia intermedia yang menyebabkan anemia ringan sehingga si anak tidak memerlukantransfusi darah. Jenis thalassemia yang lebih berat adalah thalassemia major atau disebut jugadengan Cooley's Anemia. Penderita penyakit ini memerlukan transfusi darah dan perawatanyang intensif. Anak-anak yang menderita thalassemia major mulai menunjukkan gejala-gejalapenyakit ini pada usia dua tahun pertama. Anak-anak ini terlihat pucat, lesu dan mempunyainafsu makan rendah, sehingga menyebabkan pertumbuhannya terlambat. Tanpa perawatan medik, limpa, jantung dan hati menjadi membesar. Di samping itu,tulang-tulang tumbuh kecil dan rapuh. Gagal jantung dan infeksi menjadi penyebab utamakematian anak-anak penderita thalassemia major yang tidak mendapat perawatan semestinya.Bagi anak-anak penderita thalassemia major, transfusi darah dan suntikan antibiotic,sangatdiperlukan.Transfusi darah yang rutin menjaga tingkat hemoglobin darah mendekati normal.Namun, transfusi darah yang dilakukan berkali-kali juga mempunyai efek samping, yaitupengendapan besi dalam tubuh yang dapat menyebabkan kerusakan hati, jantung dan organ-organ tubuh lain B. TUJUAN 1)Mahasiswa mengetahui konsep umum penyakit Thalasemia 2)Mahasiswa mengetahui gejala-gejala dari penyakit Thalasemia 3)Mahasiswa mengetahui asuhan keperawatan terhadap penderita 4)Mahasiswa mampu memberikan tindakan keperawatan dengan tepa [Type text] Page 4
  • 5. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DEFINISI Thalasemia adalah sekelompok heterogen gangguan genetik pada sintesishemoglobin yang ditandai dengan tidak ada atau berkurangnya sintesis rantaiglobin. (robbins,2007) Thalassemia adalah salah satu dari penyakit genetik yang diwariskan dari orang tua kepada anaknya melalui gen yang menyebabkan berkurangnya sel-sel darah merah yang sehat dan hemoglobin dari keadaan normal.Thalasemia adalah penyakit darah bawaan (keturuna) yang menyebabkan seldarah merah (eritrosit) pecah/hemolisa (suryo,2005 ) B. ETIOLOGI Talasemia diakibatkan adanya variasi atau hilangnya gen ditubuh yang membuat hemoglobin. Hemoglobin adalah protein sel darah merah (SDM) yangmembawa oksigen. Orang dengan talasemia memiliki hemoglobin yang kurang danSDM yang lebih sedikit dari orang normal.yang akan menghasilkan suatu keadaananemia ringan sampai berat. Ada banyak kombinasi genetik yang mungkinmenyebabkan berbagai variasi dari talasemia. Talasemia adalah penyakit herediter yang diturunkan dari orang tua kepada anaknya. Penderita dengan keadaan talasemiasedang sampai berat menerima variasi gen ini dari kedua orang tuannya. Seseorangyang mewarisi gen talasemia dari salah satu orangtua dan gen normal dari orangtuayang lain adalah seorang pembawa (carriers). Seorang pembawa sering tidak punyatanda keluhan selain dari anemia ringan, tetapi mereka dapat menurunkan varian genini kepada anak- anak mereka. [Type text] Page 5
  • 6. Thalassemia merupakan akibat dari ketidakseimbangan pembuatan rantai asam amino yang membentuk hemoglobin yang dikandung oleh sel darah merah. Sel darah merah membawa oksigen ke seluruh tubuh dengan bantuan substansi yang disebut hemoglobin. Hemoglobin terbuat dari dua macam protein yang berbeda, yaitu globin alfa dan globin beta. Protein globin tersebut dibuat oleh gen yang berlokasi di kromosom yang berbeda. Apabila satu atau lebih gen yang memproduksi protein globin tidak normal atau hilang, maka akan terjadi penurunan produksi protein globin yang menyebabkan thalassemia. Mutasi gen pada globin alfa akan menyebabkan penyakit alfa- thalassemia dan jika itu terjadi pada globin beta maka akan menyebabkan penyakit beta-thalassemia. C. MANIFESTASI KLINIK Gejala awal pucat, mulanya tidak jelas. Biasanya menjadi lebih berat dalamtahun pertama kehidupan, dan pada kasus yang berat terjadi dalam beberapaminggu setelah lahir. Bila penyakit ini tidak ditangani dengan baik, tumbuh kembang anak akanterhambat. Penyimpangan pertumbuhan akibat anemia dan kekurangan gizimenyebabkan perawakan pendek. Anak tidak nafsu makan, diare, kehilangan lemak tubuh, dan dapat disertaidemam berulang kali akibat infeksi Anemia lama dan berat, biasanya menyebabkan pembesaran jantung Terdapat hepatosplenomegali dan Ikterus ringan mungkin ada Terjadi perubahan pada tulang yang menetap, yaitu terjadinya bentuk mukamongoloid akibat sistim eritropoiesis yang hiperaktif Adanya penipisan korteks tulang panjang, tangan dan kaki dapatmenimbulkan fraktur patologis. [Type text] Page 6
  • 7. Kadang-kadang ditemukan epistaksis, pigmentasi kulit, koreng pada tungkai,dan batu empedu. Pasien menjadi peka terhadap infeksi terutama bila limpanya telah diangkatsebelum usia 5 tahun dan mudah mengalami septisemia yang dapatmengakibatkan kematian. Dapat timbul pensitopenia akibat hipersplenisme. Letargi, pucat, kelemahan, anoreksia, sesak nafas akibat penumpukan Fe,tebalnya tulang kranial menipisnya tulang kartilago, kulit bersisik kehitamanakibat penumpukan Fe yang disebabkan oleh adanya transfuse darah secarakontinu. D. KLASIFIKASI TALASEMIA Alfa-Thalassemia Alfa-globin adalah sebuah komponen (subunit) dari protein yang lebih besar yang disebut hemoglobin, yang merupakan protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen ke sel dan jaringan di seluruh tubuh. Hemoglobin terdiri dari empat subunit: dua subunit alfa-globin dan dua subunit jenis lain globin. HBA1 (Hemoglobin, alfa 1) adalah gen yang memberikan instruksi untuk membuat protein yang disebut alpha-globin. Protein ini juga diproduksi dari gen yang hampir identik yang disebut HBA2 (Hemoglobin, alfa 2). Kedua gen globin alpha-terletak dekat bersama-sama dalam sebuah wilayah kromosom 16 yang dikenal sebagai lokus globin alfa. HBA1 dan HBA2 terletak di kromosom 16 lengan pendek di posisi 13.3. HBA1 terletak di gen pasangan basa 226.678 ke 227.519 [Type text] Page 7
  • 8. sedangkan HBA 2 terletak di pasangan basa 222.845 ke 223.708 . Pada manusia normal terdapat 4 kopi gen alpha-globin yang terdapat masing-masing 2 pada kromosom 16. Gen-gen ini membuat komponen globin alpha pada hemoglobin orang dewasa normal, yang disebut hemoglobin A. dan juga merupakan komponen dari hemoglobin pada janin dan orang dewasa lainnya, yang disebut hemoglobin A2. Mutasi yang terjadi pada gen alpha globin adalah delesi. Delesi 1 gen α : tidak ada dampak pada kesehatan, tetapi orang tersebut mewarisi gen thalasemia, atau disebut juga Thalassaemia Carier/Trait Delesi 2 gen α : hanya berpengaruh sedikit pada kelinan fungsi darah Delesi 3 gen α : anemia berat, disebut juga Hemoglobin H (Hbh) disease Delesi 4 gen α : berakibat fatal pada bayi karena alpha globin tidak dihasilkan sama sekali Gambar diatas menunjukkan bahwa kedua orang tua yang pada gen nya terdapat masing-masing 2 gen yang sudah termutasi. Maka anaknya 25% normal, 25% carrier, 25% 2 gen delesi, 25% menderita hemoglobin H disease. [Type text] Page 8
  • 9. Beta-Thalassemia Globin beta adalah sebuah komponen (subunit) dari protein yang lebih besar yang disebut hemoglobin, yang terletak di dalam sel darah merah. HBB gen yang memberikan instruksi untuk membuat protein yang disebut globin beta. Lebih dari 250 mutasi pada gen HBB telah ditemukan menyebabkan talasemia beta. Sebagian besar mutasi melibatkan perubahan dalam satu blok bangunan DNA (nukleotida) dalam atau di dekat gen HBB. Mutasi lainnya menyisipkan atau menghapus sejumlah kecil nukleotida dalam gen HBB. Mutasi gen HBB yang menurunkan hasil produksi globin beta dalam kondisi yang disebut beta-plus (B +) talasemia. Tanpa globin beta, hemoglobin tidak dapat terbentuk yang mengganggu perkembangan normal sel-sel darah merah. Kekurangan sel darah merah akan menghambat oksigen yang akan dibawa dan membuat tubuh kekurangan oksigen. Kurangnya oksigen dalam jaringan tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ, dan masalah kesehatan lainnya termasuk thalassemia beta. HBB gen yang terletak di kromosom 11 lengan pendek di posisi 15.5. HBB gen dari pasangan basa 5.203.271 sampai pasangan basa 5.204.876 pada kromosom 11. [Type text] Page 9
  • 10. Pada manusia normal terdapat 2 kopi gen beta globin yang terdapat pada kromosom 11, yang membuat beta globin yang merupakan komponen dari hemoglobin pada orang dewasa, yang disebut hemoglobin A. Lebih dari 100 jenis mutasi yang dapat menyebabkan thalasemia β, misalkan mutasi beta 0 yang berakibat tidak adanya beta globin yang diproduksi, mutasi beta +, dimana hanya sedikit dari beta globin yang diproduksi. Jika seseorang memiliki 1 gen beta globin normal, dan satu lagi gen yang sudah termutasi, maka orang itu disebut carier/trait. Gambar diatas menunjukkan bahwa kedua orangtua merupakan carier/trait. Maka anaknya 25% normal, 50% carier/trait, 25% mewarisi 2 gen yang termutasi (thalasemia mayor). E. PATOFISIOLOGI [Type text] Page 10
  • 11. F. MEKANISME Penyebab anemia pada thalasemia bersifat primer dan sekunder. Primer adalah berkurangnya sintesis HbA dan eritroipoeisis yang tidak efektif disertai penghancuransel-sel eritrosit . Sedangkan sekunder ialah krena defisiensi asam folat, bertambahnyavolume palsma intravaskular yang mengakibatkan hemodilusi, dan destruksi eritrositoleh sistem retikuloendotelial dalam limpa dan hati.Penelitian biomolekuler menunjukkan adanya mutasi DNA pada gen sehingga produksi rantai alfa atau beta dari hemoglobin berkurang. Molekul globin terdiri atassepasang rantai-a dan sepasang rantai lain yang menentukan jenis Hb. Pada orangnormal terdapat 3 jenis Hb, yaitu Hb A (merupakan > 96% dari Hb total, tersusun dari2 rantai-a dan 2 rantai-b = a2b2), Hb F(< 2% = a2g2) dan HbA2 (< 3% = a2d2).Kelainan produksi dapat terjadi pada ranta-a (a-thalassemia), rantai-b (b-thalassemia),rantai-g (g-thalassemia), rantai-d (d-thalassemia), maupun kombinasi kelainan rantai-d dan rantai-b (bd- thalassemia). Pada thalassemia-b, kekurangan produksi rantai beta menyebabkankekurangan pembentukan a2b2 (Hb A); kelebihan rantai-a akan berikatan denganrantai-g yang secara kompensatoir Hb F meningkat; sisanya dalam jumlah besar diendapkan pada membran eritrosit sebagai Heinz bodies dengan akibat eritrositmudah rusak ( ineffective erythropoesis) G. FAKTOR RESIKO Pada penderita thalasemia terjadi perubahan atau mutasi gen, yaitu pembawakode genetik untuk pembuatan hemoglobin. Akibatnya kualitas sel darah merah tidak baik dan tidak dapat bertahan hidup lama, tidak bisa bertahan sepanjang hidup seldarah merah normal. Manifestasi yang dirasakan pasien [Type text] Page 11
  • 12. adalah cepat capai, terlebih bila naik tangga atau harus berjalan cepat, apalagi berlari. Thalasemia memang diturunkan dari orangtua ke anaknya, baik laki- lakimaupun perempuan. Bila gen penyebab thalasemia berasal dari kedua orangtua- nya(ayah dan ibu), maka seseorang dapat menderita thalasemia dengan manifestasi klinissedang hingga berat. Tabel Perkawinan antara pasutri dengan sama-sama membawa sifat resesif: Hb HbS Hb HbHb HbHbS HbS HbSHb HbSHBs Pada perkawinan antara sesama pembawa sifat thalasemia menghasilkanketurunan 25% normal, 50% pembawa sifat, 25% penderita thalasemia yangmenderita anemia berat. Namun bila gen penyebab thalasemia hanya diturunkan darisalah satu orangtua, maka umumnya anak tersebut hanya menderita thalasemiadengan manifestasi klinis yang ringan, bahkan kadang tidak ada gejala klinis yangtimbul. Orang dengan gen pembawa thalasemia namun tanpa gejala ini disebut pembawa sifat atau karier (carrier ) thalasemia. Walaupun tanpa gejala, karier thalasemia tetap akan menurunkan gen pembawa sifat thalasemia ini padaketurunannya. Tabel perkawinan antara seseorang yang normal dengan pembawa sifat thalasemia Hb HbS Hb HbHb HbHbS HbS HbSHb HbSHBs [Type text] Page 12
  • 13. Pada perkawinan antara penderita thalasemia pembawa sifat dan orang normalmenghasilkan keturunan 50% normal dan 50% pembawa sifat Tabel Perkawinan antara penderita thalasemia dan orang normal Hb HbS Hb HbHb HbHbS HbS HbSHb HbSHBs Pada perkawinan antara pasutri yang pasangannya menderita thalasemiadengan pasangan yang normal menghasilkan 100% keturunan dengan pembawa sifatthalasemia Tabel Perkawinan antara Penderita thalasemia dengan sesame penderita thalasemia Hb HbS Hb HbHb HbHbS HbS HbSHb HbSHBs Pada perkawinan thalasemia menghasilkan 100% keturunan yang thalasemiayang memiliki derajat anemia berat Tabel perkawinan antara pembawa sifat thalasemia dan penderita thalasemia Hb HbS Hb HbHb HbHbS HbS HbSHb HbSHBs Pada perkawinan antara thalasemia dan pembawa sifat thalasemia menghasilkanketurunan yang 50% pembawa sifat thalasemia dan 50% penderita thalasemia. Padakarier thalasemia, bahkan tanpa gejala. Namun pada thalasemia berat kita dapatmenemukan rasa lelah dan letih, kulit yang [Type text] Page 13
  • 14. kekuningan ( aundice), perut yangmembuncit karena adanya pembesaran hati dan limpa, warna urine yang lebih gelapatau gangguan pertumbuhan. Umumnya thalasemia berat didiagnosis sejak masa balita. Bahkan bayi yang lahir dengan thalasemia alpha mayor bisa meninggal tidak lama setelah dilahirkan. H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK Kadar besi dalam serum meninggi penurunan hematrokit Jumlah leukosit normal atau meningkat Kadar bilirubin dalam serum meningkat Pememdekan umur eritrosit Peningkatan hemoglobin F dan A2 volum eritrosit rata-rata menurun Konsentrasi hemoglobin rata- rata menurun Hemoglobin eritrosit rata-rata menurun HDL akan menyatakan mikrositosis, hipoklromia, anisitosis ( ukuran yang tidak sama), poikilositosis (bentuk yuang beragam), sel target (pembesaran sel darahmerah nonspesifik) Penghitungan retikulosit akan menurun I. KOMPLIKASI Akibat anemia yang berat dan lama, sering terjadi gagal jantung. Transfusi darah yang berulang-ulang dan proses hemolisis menyebabkan kadar besi dalam darah sangat tinggi,sehingga ditimbun di dalam berbagai jaringan tubuh seperti hepar, limpa, kulit, jantungdan lain-lain. Hal ini dapat mengakibatkan gangguan fungsi alat tersebut(hematokromatosis). Limpa yang besar mudah ruptur akibat trauma yang ringan saja.Kadang- kadang talasemia disertai tanda hiporsplenisme seperti leukopenia [Type text] Page 14
  • 15. dantrombositopenia. Kematian terutama disebabkan oleh infeksi dan gagal jantung. Tandadan gejala dari penyakit thalassemia disebabkan oleh kekurangan oksigen di dalam alirandarah. Hal ini terjadi karena tubuh tidak cukup membuat sel-sel darah merah danhemoglobin. Keparahan gejala tergantung pada keparahan dari gangguan yang terjadi .Orang dengan beta talasemia intermedia dapat mengalami anemia ringan ,sedangsampai berat . Mereka juga mungkin memiliki masalah kesehatan (komplikasi)lainnya, seperti: 1.Fraktur patologiMasalah tulang, thalassemia dapat membuat sumsum tulang (materi spons dalamtulang yang membuat sel-sel darah) tidak berkembang. Hal ini menyebabkan tulanglebih luas daripada biasanya. Tulang juga dapat menjadi rapuh dan mudah patah. 2.HepatosplenomegalyTransfusi darah adalah perawatan standar untuk penderita thalassemia. Sebagaihasilnya, kandungan zat besi meningkat di dalam darah . Gangguan pembesaran hatidisebabkan karena menumpukan Fe yang berada di hati. Sehingga menyebabkan hatimembesar. 3.Gangguan tumbuh kembangAnemia bisa menyebabkan pertumbuhan anak berjalan lambat. Anak denganthalassemia berat umumnya jarang mencapai tinggi orang dewasa normal. Karenamasalah endokrin, mungkin juga terjadi penundaan pubertas pada anak-anak ini 4.Disfungsi organ a. Jantung dan Liver Disease Transfusi darah adalah perawatan standar untuk penderitathalassemia. Sebagai hasilnya, kandungan zat besi meningkat di dalam darah. Halini dapat merusak organ dan jaringan, terutama jantung dan hati.Penyakit jantung yang disebabkan oleh zat besi yang berlebihan adalah penyebab utama kematian pada orang penderita thalassemia. Penyakit jantung Termasuk gagal jantung, aritmis denyut jantung, dan terlebih lagi serangan jantung. [Type text] Page 15
  • 16. b)Limpa Limpa bekerja untuk melindungi tubuh terhadap infeksi dan menyaring bahanyang tidak diperlukan, misalnya sel-sel darah yang rusak atau tua. Sel darah merah pada penderita Thalassemia yang lebih cepat pecah daripada sel darah merahnormal akan membuat limpa bekerja lebih keras dibandingkan normal,menyebabkan organ ini membesar. Splenomegaly bisa membuat anemia kianmemburuk, dan mengurangi usia sel-sel darah merah yang ditransfusi. Jika limpatumbuh terlalu besar, mungkin organ ini harus diangkat. c)Infeksi Di antara orang-orang penderita thalassemia, infeksi adalah penyebab utama penyakit dan kedua paling umum penyebab kematian. Orang-orang yang limpanyatelah diangkat berada pada risiko yang lebih tinggi, karena mereka tidak lagimemiliki organ yang memerangi infeksi. Orang dengan thalassemia mempunyairisiko tertular penyakit infeksi yang ditularkan melalui transfusi darah, misalnyahepatitis, di mana virus tersebut dapat merusak hati. d)Osteoporosis Banyak penderita thalassemia memiliki tulang yang bermasalah, termasuk osteoporosis. Ini adalah suatu kondisi di mana tulang menjadi sangat lemah, rapuhdan mudah patah. Cacat tulang. Thalassemia bisa membuat sumsum tulang berekspansi, sehingga tulang menjadi melebar. Hal ini menimbulkan abnormalitasstruktur tulang, khususnya pada wajah dan tengkorak. Ekspansi sumsum tulang juga membuat tulang menjadi tipis dan rapuh, meningkatkan peluang patah tulang,khususnya pada tulang belakang. Patah tulang belakang membuahkan kompresitulang belakang. [Type text] Page 16
  • 17. J. PENATALAKSANAAN Medikamentosa 1. Pemberian iron chelating agent (desferoxamine): diberikan setelah kadar feritin serum sudah mencapai 1000Qg/l atau saturasi transferin lebih 50%,atau sekitar 10-20 kali transfusi darah. Desferoxamine dosis 25-50 mg/kg berat badan/hari subkutan melalui pompa infus dalam waktu 8-12 jam denganminimal selama 5 hari berturut setiap selesai transfusi darah. 2. Vitamin C 100-250 mg/hari selama pemberian kelasi besi, untuk meningkatkan efek kelasi besi. 3. Asam folat 2-5 mg/hari untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat. 4. Vitamin E 200-400 IU setiap hari sebagai antioksidan dapat memperpanjangumur sel darah merah.  Bedah Splenektomi, dengan indikasi : 1.Limpa yang terlalu besar, sehingga membatasi gerak penderita, menimbulkan peningkatan tekanan intraabdominal dan bahaya terjadinya rupture 2. Hipersplenisme ditandai dengan peningkatan kebutuhan transfusi darah ataukebutuhan suspensi eritrosit (PRC) melebihi 250 ml/kg berat badan dalam satutahun 3.Suportif Transfusi darah :Hb penderita dipertahankan antara 8 g/dl sampai 9,5 g/dl. Dengan kedaan iniakan memberikan supresi sumsum tualang yang adekuat, menurunkan tingkatakumulasi besi, dan dapat mempertahankan pertumbuhan dan perkembangan penderita. Pemberian darah dalam bentuk PRC ( packed red cell ), 3 ml/kg BBuntuk setiap kenaikan Hb 1 g/dl. 4.Lain-lain (rujukan subspesialis, rujukan spesialisasi lainnya dll) Tumbuh kembang, kardiologi, Gizi, endokrinologi, radiologi, Gigi 5.Farmako dan Non Farmakologi [Type text] Page 17
  • 18. Transfusi darah berulang dapat mengakibatkan penimbunan zat besi padaorgan-organ tubuh yang penting (jantung, hati, otak) dan dapat mengganggu fungsi organ-organ tersebut. Untuk pencegahan penimbunan zat besi tersebutdapat digunakan dengan memberikan desferoxamine (Desferal) melalui alat pompa (syringe drive) selama 10 sampai 15 jam, 5 hari berturut-turut dalamseminggu sehingga zat besi dapat dikeluarkan dari jaringan tubuh.Penderita yang menjalani transfusi juga harus menghindari tambahan zat besidan obat-obat yang bersifat oksidatif (misalnya sulfonamide) untuk mencegah penimbunan zat besi yang lebih parah.Ferriprox juga digunakan untuk pencegahan kardiomegali. Teh dan kopi pundapat digunakan sebagai pengikat zat besi dalam tubuh [Type text] Page 18
  • 19. BAB III ASUHAN KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN  Pengkajian fisik melakukan pemeriksaan fisik kaji riwayat kesehatan, terutama yang berkaitan dengan anemia (pucat,lemah, sesak, nafas cepat, hipoksia, nyeri tulang, dan dada, menurunnya aktivitas, anorexia, epistaksis berlang ) Kaji riwayat penyakit dalam keluarga.  Pengkajian umum Pertumbuhan yang terhambat Anemia kronik Kematangan sexual yang tertunda.  Krisis vaso Occlusive Sakit yang dirasakan Gejala yang dirasakan berkaitan denganischemia daerah yang berhubungan: - Ekstrimitas : kulit tangan dan kaki yang mengelupas disertai rasa sakit yang menjalar. - Abdomen : terasa sakit - Cerebrum : troke, gangguan penglihatan. - Liver : obstruksi, jaundice, koma hepaticum. - Ginjal : hematuria 1Efek dari krisis vaso occlusive adalah: Cor : cardiomegali, murmur sistolik. [Type text] Page 19
  • 20. Ginjal : Ketidakmampuan memecah senyawa urine, gagal ginjal. Genital : terasa sakit, tegang. Liver : hepatomegali, sirosis. Mata :Ketidaknormalan lensa yang mengakibatkan gangguan penglihatan, kadang menyebabkan terganggunya lapisan retina dan dapat menimbulkan kebutaan. Ekstrimitas : Perubahan tulang – tulang terutama menyebabkan bungkuk, mudah terjangkit virus Salmonella, Osteomyelitis. B. Diagnosa Keperawatan 1. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman O2 ke sel. 2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai O2 dan kebutuhan. 3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk mencerna atau ketidakmampuan mencerna makanan/absorbsi nutrien yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah normal. 4. Resiko terjadi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan sirkulasi dan neurologis. 5. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan sekunder tidak adekuat, penurunan Hb, leukopenia atau penurunan granulosit. 6. Kurang pengetahuan tentang prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan interpretasi informasi dan tidak mengenal sumber informasi. C. Intervensi Keperawatan 1. Dx 1 Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponeN seluler yang diperlukan untuk pengiriman O2 ke sel. Kriteria hasil : Tidak terjadi palpitasi Kulit tidak pucat Membran mukosa lembab [Type text] Page 20
  • 21. Keluaran urine adekuat Tidak terjadi mual/muntah dan distensil abdomen Tidak terjadi perubahan tekanan darah Orientasi klien baik. Rencana keperawatan / intervensi : Awasi tanda-tanda vital, kaji pengisian kapiler, warna kulit/ membran mukosa, dasar kuku. Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi (kontra indikasi pada pasien dengan hipotensi). Selidiki keluhan nyeri dada, palpitasi. Kaji respon verbal melambat, mudah terangsang, agitasi, gangguan memori, bingung. Catat keluhan rasa dingin, pertahankan suhu lingkungan, dan tubuh hangat sesuai indikasi. Kolaborasi pemeriksaan laboratorium, Hb, Hmt, AGD, dll. Kolaborasi dalam pemberian transfusi. Awasi ketat untuk terjadinya komplikasi transfusi. 2. Dx. 2 intoleransi aktivitas berhubungan degnan ketidakseimbangan antara suplai O2 dan kebutuhan. Kriteria hasil : Menunjukkan penurunan tanda fisiologis intoleransi, misalnya nadi, pernapasan dan Tb masih dalam rentang normal pasien. Intervensi : Kaji kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas, catat kelelahan dan kesulitan dalam beraktivitas. Awasi tanda-tanda vital selama dan sesudah aktivitas. Catat respin terhadap tingkat aktivitas. Berikan lingkungan yang tenang. Pertahankan tirah baring jika diindikasikan. Ubah posisi pasien dengan perlahan dan pantau terhadap pusing. Prioritaskan jadwal asuhan keperawatan untuk meningkatkan istirahat. [Type text] Page 21
  • 22. Pilih periode istirahat dengan periode aktivitas Beri bantuan dalam beraktivitas bila diperlukan. Rencanakan kemajuan aktivitas dengan pasien, tingkatkan aktivitas sesuai toleransi. Gerakan teknik penghematan energi, misalnya mandi dengan duduk. 3. Dx. 3 perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk mencerna / ketidakmampuan mencerna makanan / absorbsi nutrien yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah normal. Kriteria hasil : Menunjukkan peningkatan berat badan/ BB stabil. Tidak ada malnutrisi. Intervensi : Kaji riwayat nutrisi termasuk makanan yang disukai. Observasi dan catat masukan makanan pasien. Timbang BB tiap hari. Beri makanan sedikit tapi sering. Observasi dan catat kejadian mual, muntah, platus, dan gejala lain yang berhubungan. Pertahankan higiene mulut yang baik. Kolaborasi dengan ahli gizi. Kolaborasi Dx. Laboratorium Hb, Hmt, BUN, Albumin, Transferin, Protein, dll. Berikan obat sesuai indikasi yaitu vitamin dan suplai mineral, pemberian Fe tidak dianjurkan. 4. Dx. 4 Resiko terjadi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi dan novrologis. Kriteria hasil : Kulit utuh. Intervensi : Kaji integritas kulit, catat perubahan pada turgor, gangguan warna, aritema dan ekskoriasi. [Type text] Page 22
  • 23. Ubah posisi secara periodik. Pertahankan kulit kering dan bersih, batasi penggunaan sabun. 5. Dx. 5. resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan sekunder tidak adekuat: penurunan Hb, leukopenia atau penurunan granulosit. Kriteria hasil : Tidak ada demam Tidak ada drainage purulen atau eritema Ada peningkatan penyembuhan luka Intervensi : Pertahankan teknik septik antiseptik pada prosedur perawatan. Dorong perubahan ambulasi yang sering. Tingkatkan masukan cairan yang adekuat. Pantau dan batasi pengunjung. Pantau tanda-tanda vital. Kolaborasi dalam pemberian antiseptik dan antipiretik. 6. Dx. 6. Kurang pengetahuan tentang prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan salah interpretasi informasi dan tidak mengenal sumber informasi. Kriteria hasil : Menyatakan pemahaman proses penyakit, prosedur diagnostika rencana pengobatan. Mengidentifikasi faktor penyebab. Melakukan tindakan yang perlu/ perubahan pola hidup. Intervensi : Berikan informasi tentang thalasemia secara spesifik. Diskusikan kenyataan bahwa terapi tergantung pada tipe dan beratnya thalasemia. Rujuk ke sumber komunitas, untuk mendapat dukungan secara psikologis. Konseling keluarga tentang pembatasan punya anak/ deteksi dini keadaan janin melalui air ketuban dan konseling perinahan: mengajurkan [Type text] Page 23
  • 24. untuk tidak menikah dengan sesama penderita thalasemia, baik mayor maupun minor. [Type text] Page 24
  • 25. BAB IV PENUTUP III. 1. Kesimpulan Thalassemia merupakan penyakit genetik yang disebabkan oleh ketidaknormalan pada protein globin yang terdapat di gen. Jika globin alfa yang rusak maka penyakit itu dinamakan alfa-thalassemia dan jika globin beta yang rusak maka penyakit itu dinamakan alfa thalassemia. Gejala yang terjadi dimulai dari anemia hingga osteoporosis. Thalassemia harus sudah diobati sejak dini agar tidak berdampak fatal. Pengobatan yang dilakukan adalah dengan melakukan transfusi darah, meminum beberapa suplemen asam float dan beberapa terapi. III. 2. Saran Thalassemia ini harus sudah didiagnosis sejak dini dan diharapkan kepada penderita agar peduli terhadap penyakitnya. Karena gejala awalnya seperti anemia biasa, maka gejala tersebut jangan diabaikan dan lakukan pengobatan sejak dini serta konsultasikan kepada dokter. Untuk menghindari resiko akibat penyakit thalassemia, Pemerintah diharapkan agar menghimbau dan memberikan informasi yang jelas kepada masyarakat mengenai penyakit thalassemia dengan jelas dan bagaimana penanggulangan yang tepat. [Type text] Page 25
  • 26. DAFTAR PUSTAKA Doenges, Marillyn E. 1999.Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3.Penerbit BukuKedokteran EGCNgastiyah.1997.Perawatan Anak Sakit. Penerbit Buku Kedokteran EGC.JakartaSodeman.1995.Patofisiologi.Edisi 7.Jilid 2.Hipokrates.Jakarta Children's Hospital & Research Center Oakland. 2005. “What is Thalassemia and Treating Thalassemia”. http://www.thalassemia.com/ (17 Februari 2010, 19.05) National Hearth Lung and Blood Institute. 2008. ”Thalassemias”. http://www.nhlbi.nih.gov/health/dci/Diseases/Thalassemia/Thalassemia_WhatIs.h tml (17 Februari 2010, 19.20) National Library of Medicine's. 2010. “Genetics Home Reference”. http://ghr.nlm.nih.gov/chromosome=11 (17 Februari 2010, 19.45) Maureen Okam, M.D. (Harvard Medical School) .1999. “Thalassemia information”. http://sickle.bwh.harvard.edu/thalover.html (17 Februari 2010, 20.30) http://medicastore.com/penyakit/167/Thalassemia.html (17 Februari 2010, 20.00) [Type text] Page 26