SlideShare a Scribd company logo
1 of 43
Kelompok 2
1. Sinakati Dika Apryan
2. Yvonne Gabriella
3. Wa Ode Aisyah Kahar
4. Angie Olivia
5. Alvira Magfirah
Medan magnetik adalah ruang tempat magnet-magnet
lainnya mengalami gaya magnetik. Medan magnet (B)
merupakan besaran vektor. SI dari medan magnet adalah
Wb/m2 atau Tesla (T). Garis-garis gaya magnet yang
dihasilkan magnet batag berarah dari kutub utara ke
kutub selatan magnet.
Genggam kawat lurus dengan
tangan kanan hingga jempol
menunjukkan arah kuat arus,
maka arah putaran keempat
jari yang dirapatkan akan
menyatakan arah lingkaran
garis-garis medan magnetik.
ARAH INDUKSI MAGNETIK
a
ds x
q
r
dxds
rˆ
x
a
qtan
r
a
qsin
qsinˆˆ rdsrds 
B berarah keluar
qsindx
a
ds x
q
r
dxds
rˆ
x
a
qtan
2
0
ˆ
4 r
rds
B







 Id


Arah:
Besar:
qsin
a
r 
2
2
sin







q
a
r
dx
a
Id sin
sin
4
2
0
q
q














B
dx
a
I












 2
3
0 sin
4
q

ds
r
dB
a
ds x
q
r
dxds
rˆ
x
a
qtan qq 2
sin
a
d
dx

q
q
d
a
dx 2
sin

q
q
q


d
a
a
I


















 22
3
0
sin
sin
4 qq


d
a
I
sin
4
0







 180
0
0
cos
4
q



a
I
 2
4
0

a
I


a
I


2
0

qtan
a
x 
dx
a
I
d 











 2
3
0 sin
4
q


B
qq


d
a
I
dB  





 sin
4
0
B
IBdldl 0cos. q  B
Ids 0. B
Ir
r
I
dsBds 0
0
)2(
2
. 


 B
Dalam bentuk lain, persamaan hukum Ampere
dapat dinyatakan dalam persamaan berikut.
 
i
IB i 0cos q
Note: ds = d𝓁 sin θ
dengan:
θ = sudut antara I d𝓁 dengan ȓ
Persamaan hukum Biot-Savart juga dapat
dinyatakan dalam bentuk lain, yaitu:
r
I
B 2
sin
4
0 q

 

Penerapan
Hukum
Ampere dan
Hukum Biot-
Savart
Induksi
Magnetik
pada
Solenoida
Induksi
Magnetik
pada Toroida
Induksi
Magnetik
oleh Kawat
Lurus Berarus
Listrik
Induksi
Magnetik
oleh Kawat
Melingkar
Berarus
dengan:
μ0 = permeabilitas vakum (4 π x 10-7 Tm/A)
r = jarak titik yang ditinjau oleh kawat penghantar (m)
Dapat ditentukan dengan
hukum Ampere. Karena B
dan d𝓁 searah maka θ = 0o
sehingga cos θ = 1.
  IdB oqcos   IdB o
IrB o )2(
r
I
B
o


2

B
r
020
2
I
R
r
B


r
I
B


2
00

R
• Bila r < R
dengan:
r = jarak titik di dalam kawat ke titik pusat kawat
(m)
I
R
I
R
rI
A
A
I
R
r
r
2
2
2
2
r


R
Ir
r
R
r
r
I
B
o
o
r
2
2
2
0
22
)(
2 






• Bila r = R
• Bila r > R
dengan:
r = jarak titik di luar kawat ke dalam titik pusat
kawat (m)
R
I
R
I
B
oR




22
0

r
I
r
I
B
or




22
0

Untuk daerah di permukaan kawat,
panjang lintasan lingkaran yang
melingkupi arus listrik adalah ∫d𝓁 =
2πR, sedangkan arus listrik yang
dilingkupi oleh lintasan tersebut adalah
IR = I.
Untuk daerah di luar kawat, panjang
lintasan lingkaran yang melingkupi arus
listrik adalah ∫d𝓁 = 2πr, sedangkan arus
listrik yang dilingkupi oleh lintasan
tersebut adalah IR = Ir = I.
0I
A
a
I Ar 02
2
I
R
r


 02
2
I
R
r

Ir 0
Circle
B2   dsB 020
2
I
R
r
B


r
I
B


2
0

Hubungan β dengan α
diperoleh dari segitiga
siku-siku POQ.
β + α = 90o
sin β = sin (90o – α)
sin β = cos α
Hubungan dl dengan dα diperoleh
dari segitiga siku-siku PQR.
QP
QR
d sin
QP = r dan sin dα ≈ dα karena sudut sangat kecil
Sekarang, bandingkan segitiga siku-siku QRS
 drQR
r
QR
d .
Persamaan menjadi:
QS
QRo
 )90sin( 
QS =dl, QR = rdα, dan sin (90o – α) = cos α
dl
rd
 cos


cos
rd
dl 
Hubungan r dengan α diperoleh dengan menggunakan
perbandingan cos α dalam segitiga siku-siku POQ.
OP = α dan PQ = r, sehingga persamaan di atas menjadi
PQ
OP
cos


cos
cos
a
r
r
a

 






cos
44 a
id
r
id
B
oo


 

d
a
o

2
1
.cos
4


 

d
a
io

2
1
cos
4
][sin
2
1
4




a
io

]sin[sin 12
4



a
i
B
o
]sin[sin
)]sin([sin
21
1
4
4
2










a
i
B
a
i
B
o
o
Karena ȓ selalu tegak lurus dengan d𝓁 untuk tiap elemen
panjang d𝓁, maka sin θ = sin 90o = 1, sehingga:
r
dI
dB
o
2
sin
4
q

 

Rxr
r
dI
r
dI
dB
oo 22
22
4
)1(
4






Rx
dI
Rx
dI
dB
oo
22
22
2
44
)( 








sehingga:
Rx
dI
dB
Rx
R
dBdB
o
x
x
22
22
cos
4
coscos











d
Rx
IR
Rx
Rx
R
Id
dB
oo
x
)(44 22
22
22
2
3
)(









)(2
2
)2(
)(4)(4
22
2222
2
3
2
3
2
3
Rx
I
B
R
Rx
IR
dl
Rx
IR
BB
Ro
p
oo
xp





 






Dengan demikian, induksi magnet pada titik P dari kawat melingkar
berarus listrik dapat ditentukan dengan persamaan:
dengan:
R = jari-jari lingkaran kawat
(m)
x = jarak titik yang ditinjau (P)
ke titik pusat lingkaran (m)
α = sudut yang dibentuk oleh ȓ
dengan garis yang melalui
pusat lingkaran (sumbu X)




sin
)(2
3
)(2)()(2
)(
sin
3
22
3
22
2
22
)(2
3
R
I
B
Rx
R
I
RxR
RRI
B
Rx
R
o
p
oo
p
R









sin
)(2)(2
3
22
2
2
3
R
I
Rx
RI
B
oo
p 


Dalam pusat lingkaran, nilai x = 0 dan sudut α = 90, sehingga
induksi magnetik dapat ditentukan sebagai berikut.
Bila induksi magnetik terjadi pada jarak titik yang sangat jauh dari
pusat lingkaran (x >> R)
R
I
R
RI
R
RI
B
ooo
O
22))0((2
3
2
22
2
2
3




)(2
)1(
)(2
)90sin(
)(2
30 3
R
I
R
I
R
I
B
ooo
o


atau
x
RI
B
o
p
3
2
2


Jika kawat melingkar yang mengalirkan arus terdiri
dari N lilitan, induksi magnetik dapat ditentukan
sebagai berikut.
R
I
NB
o
o
2


Medan magnetik di sekitar kawat
lingkaran berarus
Besar induksi magnetik yang ditimbulkan oleh
penghantar berarus berbentuk lingkaran
dipengaruhi oleh kuat arus, jari-jari lingkaran
maupun posisi titik yang ditinjau
Keterangan:
B = induksi magnetik di pusat
lingkaran
μ = permeabilitas hampa
= 4π x 10-7 Wb/ amp x m
R = jari-jari lingkaran
i = kuat arus listrik
n = jumlah lingkaran kawat
r
x Q
R
i
Sebuah kawat penghantar berbentuk lingkaran (jari-
jari = a) dialiri arus I maka besarnya induksi
magnetik di sumbu lingkaran P .
MEDAN MAGNETIK DI SUMBU KAWAT
LINGKARAN BERARUS
Hukum Ampere memberikan:
Idldldldl
NIdl
0
0
1 43 2
....
.




  

BBBB
B 0..
2 4
  dldl BB 0.
3
 dlB
Sehingga persamaan menjadi
NIB
NIdlB
NIdl
0
0
0
0cos
000.
1









B


NI
B
NIB
0
0




Nilai induksi magnetik di salah satu ujung solenoida sama dengan
setengah dari nilai induksi magnetik di tengah-tengah solenoida,
yaitu:
Jika N/𝓁 diganti dengan n, yaitu jumlah lilitan tiap satuan
panjang, maka induksi magnetik oleh solenoida dinyatakan
dengan persamaan-persamaan berikut:
dengan:
N = jumlah lilitan pada
solenoida
𝓁 = panjang solenoida (m)
22
1 0 NI
BB tengahujung


2
0
0
nI
B
nIB
ujung
tengah




r
NI
B


2
0

Keterangan:
B = induksi magnetik di
sumbu toroida
μο= permeabilitas hampa
= 4π x 10-7 Wb/ amp x m
r= jari-jari efektif toroida (m)
I = kuat arus listrik
𝓁 = keliling toroida (m)
Jika toroida mempunyai N lilitan

NI
B
0

atau
)2(
)2(
0cos
r
I
B
IrB
IdB
o
o
o
o






 
Gaya Lorentz
Gaya Lorentz
pada Kawat
Lurus Berarus
Listrik
Gaya Lorentz
di antara Dua
Kawat Sejajar
Berarus
Listrik
Gaya Lorentz
pada Partikel
Bermuatan
yang
Bergerak
Momen Gaya
Lorentz
Gaya Lorentz
Penghantar berarus listrik
medan magnet
Gaya yang terjadi
pada penghantar
berarus listrik yang
berada dalam medan
magnet disebut gaya
Lorentz.
Gaya Lorentz pada kawat
berarus
Kawat sepanjang l yang dialiri arus listrik
sebesar I dan terletak di dalam medan
magnet B akan mengalami gaya lorentz
(FL) sesuai dengan rumus:
FL= B I l sin α
α = sudut yang dibentuk oleh B dan I
Dua penghantar
berlawanan arah
Dua penghantar
searah
Gaya Lorentz antara 2 konduktor
lurus panjang dan berarus
Besar gaya tarik menarik atau tolak menolak antara
2 penghantar lurus panjang sejajar dan berarus
Gaya Lorentz pada muatan
yang bergerak
Partikel bermuatan q yang bergerak dengan
kecepatan v & memasuki medan magnetik B
juga merasakan gaya Lorentz, yang besarnya
adalah
F= q v B sin ө
Dengan ө = sudut antara arah v dengan arah B.
Untuk muatan (+), arah F sesuai dengan yang
diperoleh dari kaidah tangan kanan, tapi untuk
muatan (-) arah F berlawanan arah dengan yg
diperoleh dari kaidah tangan kanan.
Medan menembus bidang
BvF  qB
+
v v
FB
+
+
+
+
+
+
Perhatikan laju
tidak berubah
tetapi arah berubah
Force is always
 to v
Medan menembus bidang
BvF  qB
v
FB
+
+
Karena gaya selalu dalam
arah radial, ia bekerja untuk
mempertahankan partikel
bergerak dalam lingkaran
qvBFB 
r
mv
Fs
2

r
mv
qB 
qB
mv
r 
m
qB

MOMEN GAYA LORENTZ
Kopel gaya Lorentz pada
kumparan akan menyebabkan
rotasi pada sumbunya dan tidak
mengalami translasi karena
resultan gaya sama dengan nol.
  0abcd FFF
Rotasi pada kumparan karena momen gaya sesuai dengan persamaan berikut


sinsin
)()(
ababcdcd
ababcdcdabcd
FrFr
FrFr


α = sudut antara r dan F (karena selalu tegak lurus, sin α =
sin 90o = 1), sehingga:
MOMEN GAYA LORENTZ




sin)(
)sin(
2
)sin(
2
)sin()sin(
)()(
BIlp
pBI
l
pBI
l
BIrBIr
FrFr
ababcdcd
ababcdcd





















 sinABI
dengan:
τ = momen gaya (Nm)
A = luas kumparan (m2)
θ = sudut antara B dengan garis
normal bidang kumparan
Jika terdiri dari N lilitan
 sinNABI
• Berdasar pada bagaimana bahan bereaksi dengan medan
magnet, dibagi menjadi bahan diamagnetik, paramagnetik,
dan bahan ferromagnetik.
• Bahan diamagnetik adalah bahan yang ditolak oleh medan
magnet, contohnya emas, tembaga, perak, seng, garam
dapur, dll.
• Bahan paramagnetik adalah bahan yang ditarik dengan
gaya yang sangat lemah dalam medan magnet, contohnya
aluminium, magnesium, wolfram, platina, dan kayu.
• Bahan ferromagnetik adalah bahan yang ditarik dengan
kuat dalam medan magnet dan bila bahan ini dalam medan
magnet, maka akan menarik banyak sekali garis-garis
medan magnet.
Fisika Kelas XII SMA - Medan Magnet dan Sifat Kemagnetan Bahan

More Related Content

What's hot

Laporan praktikum hukum melde kelompok 1
Laporan praktikum hukum melde kelompok 1Laporan praktikum hukum melde kelompok 1
Laporan praktikum hukum melde kelompok 1Nita Mardiana
 
aplikasi hukum nweton dalam kehidupan sehari -hari
aplikasi hukum nweton dalam kehidupan sehari -hariaplikasi hukum nweton dalam kehidupan sehari -hari
aplikasi hukum nweton dalam kehidupan sehari -hariInstitute techologi bandung
 
Dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegar
Dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegarDinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegar
Dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegarSuta Pinatih
 
Laporan hasil praktikum pembiasan pada prisma
Laporan hasil praktikum pembiasan pada prismaLaporan hasil praktikum pembiasan pada prisma
Laporan hasil praktikum pembiasan pada prismaFitri Kurniawati
 
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogenteori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom HidrogenKhotim U
 
PPT Kesetimbangan Benda Tegar dan Dinamika Rotasi
PPT Kesetimbangan Benda Tegar dan Dinamika RotasiPPT Kesetimbangan Benda Tegar dan Dinamika Rotasi
PPT Kesetimbangan Benda Tegar dan Dinamika RotasiNariaki Adachi
 
Sudut sudut istimewa trigonometri
Sudut sudut istimewa trigonometriSudut sudut istimewa trigonometri
Sudut sudut istimewa trigonometriUmmi Fathin
 
Ppt usaha dan energi sma
Ppt usaha dan energi smaPpt usaha dan energi sma
Ppt usaha dan energi smaririsarum
 
Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi &amp; andi)
Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi &amp; andi)Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi &amp; andi)
Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi &amp; andi)SMP IT Putra Mataram
 
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHM
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHMContoh Laporan Praktikum Hukum OHM
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHMdenson siburian
 

What's hot (20)

Laporan praktikum hukum melde kelompok 1
Laporan praktikum hukum melde kelompok 1Laporan praktikum hukum melde kelompok 1
Laporan praktikum hukum melde kelompok 1
 
aplikasi hukum nweton dalam kehidupan sehari -hari
aplikasi hukum nweton dalam kehidupan sehari -hariaplikasi hukum nweton dalam kehidupan sehari -hari
aplikasi hukum nweton dalam kehidupan sehari -hari
 
Percobaan gerak melingkar
Percobaan gerak melingkarPercobaan gerak melingkar
Percobaan gerak melingkar
 
Dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegar
Dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegarDinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegar
Dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegar
 
Dinamika Gerak
Dinamika GerakDinamika Gerak
Dinamika Gerak
 
Potensial listrik
Potensial listrikPotensial listrik
Potensial listrik
 
Laporan hasil praktikum pembiasan pada prisma
Laporan hasil praktikum pembiasan pada prismaLaporan hasil praktikum pembiasan pada prisma
Laporan hasil praktikum pembiasan pada prisma
 
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogenteori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
 
Fluida dinamis
Fluida dinamisFluida dinamis
Fluida dinamis
 
Teori Pita Energi
Teori Pita EnergiTeori Pita Energi
Teori Pita Energi
 
FISIKA "Momen Inersia"
FISIKA "Momen Inersia"FISIKA "Momen Inersia"
FISIKA "Momen Inersia"
 
PPT Kesetimbangan Benda Tegar dan Dinamika Rotasi
PPT Kesetimbangan Benda Tegar dan Dinamika RotasiPPT Kesetimbangan Benda Tegar dan Dinamika Rotasi
PPT Kesetimbangan Benda Tegar dan Dinamika Rotasi
 
Gerak parabola
Gerak parabolaGerak parabola
Gerak parabola
 
Sudut sudut istimewa trigonometri
Sudut sudut istimewa trigonometriSudut sudut istimewa trigonometri
Sudut sudut istimewa trigonometri
 
Ppt usaha dan energi sma
Ppt usaha dan energi smaPpt usaha dan energi sma
Ppt usaha dan energi sma
 
Momen gaya atau Torsi
Momen gaya atau TorsiMomen gaya atau Torsi
Momen gaya atau Torsi
 
Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi &amp; andi)
Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi &amp; andi)Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi &amp; andi)
Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi &amp; andi)
 
Pusat massa dan momentum
Pusat massa dan momentum Pusat massa dan momentum
Pusat massa dan momentum
 
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHM
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHMContoh Laporan Praktikum Hukum OHM
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHM
 
Materi olimpiade fisika Mekanika bagian c
Materi olimpiade fisika Mekanika bagian cMateri olimpiade fisika Mekanika bagian c
Materi olimpiade fisika Mekanika bagian c
 

Similar to Fisika Kelas XII SMA - Medan Magnet dan Sifat Kemagnetan Bahan

magnetostatika.ppt
magnetostatika.pptmagnetostatika.ppt
magnetostatika.pptmuliani7
 
resume sumber-sumber medan magnet
resume sumber-sumber medan magnetresume sumber-sumber medan magnet
resume sumber-sumber medan magnetsilvi novrian
 
Contoh Makalah Fisika Magnet
Contoh Makalah Fisika MagnetContoh Makalah Fisika Magnet
Contoh Makalah Fisika MagnetHendri saputra
 
10.medan magnet baru
10.medan magnet baru10.medan magnet baru
10.medan magnet baruiknomtl
 
Vektor &amp; hukum ampere
Vektor &amp; hukum ampereVektor &amp; hukum ampere
Vektor &amp; hukum ampereI Kadek Wirawan
 
Fisikaaaaaaaaa
FisikaaaaaaaaaFisikaaaaaaaaa
Fisikaaaaaaaaanasrul ah
 
Magnet dan Elektromagnet
Magnet dan ElektromagnetMagnet dan Elektromagnet
Magnet dan ElektromagnetLusi Mirawati
 
Medan magnet
Medan magnetMedan magnet
Medan magnetprihase
 
Ringkasan materi dan solusi ukem bab 5
Ringkasan materi dan solusi ukem bab 5Ringkasan materi dan solusi ukem bab 5
Ringkasan materi dan solusi ukem bab 5Al Frilantika
 
Makalah fisika magnet
Makalah fisika magnetMakalah fisika magnet
Makalah fisika magnetAnnis Kenny
 
PPT MEDAN MAGNETIK.pptx
PPT MEDAN MAGNETIK.pptxPPT MEDAN MAGNETIK.pptx
PPT MEDAN MAGNETIK.pptxasani3
 
GGL induksi dan induktansi FISIKA DASAR
GGL induksi dan induktansi FISIKA DASARGGL induksi dan induktansi FISIKA DASAR
GGL induksi dan induktansi FISIKA DASARNurhairuna Sari
 
7 sumber medan-magnetik
7 sumber medan-magnetik7 sumber medan-magnetik
7 sumber medan-magnetikMario Yuven
 
Uas gasal fis xii 2014 2015
Uas gasal fis xii 2014 2015Uas gasal fis xii 2014 2015
Uas gasal fis xii 2014 2015Al Frilantika
 

Similar to Fisika Kelas XII SMA - Medan Magnet dan Sifat Kemagnetan Bahan (20)

2. Medan magnet
2. Medan magnet2. Medan magnet
2. Medan magnet
 
magnetostatika.ppt
magnetostatika.pptmagnetostatika.ppt
magnetostatika.ppt
 
9 Medan Magnet
9 Medan Magnet9 Medan Magnet
9 Medan Magnet
 
Induksi Medan Magnet
Induksi Medan MagnetInduksi Medan Magnet
Induksi Medan Magnet
 
resume sumber-sumber medan magnet
resume sumber-sumber medan magnetresume sumber-sumber medan magnet
resume sumber-sumber medan magnet
 
Contoh Makalah Fisika Magnet
Contoh Makalah Fisika MagnetContoh Makalah Fisika Magnet
Contoh Makalah Fisika Magnet
 
10.medan magnet baru
10.medan magnet baru10.medan magnet baru
10.medan magnet baru
 
Vektor &amp; hukum ampere
Vektor &amp; hukum ampereVektor &amp; hukum ampere
Vektor &amp; hukum ampere
 
Fisikaaaaaaaaa
FisikaaaaaaaaaFisikaaaaaaaaa
Fisikaaaaaaaaa
 
medan magnet
medan magnetmedan magnet
medan magnet
 
Magnet dan Elektromagnet
Magnet dan ElektromagnetMagnet dan Elektromagnet
Magnet dan Elektromagnet
 
Medan magnet
Medan magnetMedan magnet
Medan magnet
 
Ringkasan materi dan solusi ukem bab 5
Ringkasan materi dan solusi ukem bab 5Ringkasan materi dan solusi ukem bab 5
Ringkasan materi dan solusi ukem bab 5
 
Makalah fisika magnet
Makalah fisika magnetMakalah fisika magnet
Makalah fisika magnet
 
Medan magnet
Medan magnetMedan magnet
Medan magnet
 
PPT MEDAN MAGNETIK.pptx
PPT MEDAN MAGNETIK.pptxPPT MEDAN MAGNETIK.pptx
PPT MEDAN MAGNETIK.pptx
 
GGL induksi dan induktansi FISIKA DASAR
GGL induksi dan induktansi FISIKA DASARGGL induksi dan induktansi FISIKA DASAR
GGL induksi dan induktansi FISIKA DASAR
 
Medan Magnet
Medan MagnetMedan Magnet
Medan Magnet
 
7 sumber medan-magnetik
7 sumber medan-magnetik7 sumber medan-magnetik
7 sumber medan-magnetik
 
Uas gasal fis xii 2014 2015
Uas gasal fis xii 2014 2015Uas gasal fis xii 2014 2015
Uas gasal fis xii 2014 2015
 

More from Wa Ode Aisyah Aisyah

Materi Ekonomi dan Akuntansi Dasar khusus SMA (Oleh; Bapak Sukirman Ngaru)
Materi Ekonomi dan Akuntansi Dasar khusus SMA (Oleh; Bapak Sukirman Ngaru)Materi Ekonomi dan Akuntansi Dasar khusus SMA (Oleh; Bapak Sukirman Ngaru)
Materi Ekonomi dan Akuntansi Dasar khusus SMA (Oleh; Bapak Sukirman Ngaru)Wa Ode Aisyah Aisyah
 
Seni Budaya Kelas XI SMA - Tari-Tarian Khas Aceh
Seni Budaya Kelas XI SMA - Tari-Tarian Khas AcehSeni Budaya Kelas XI SMA - Tari-Tarian Khas Aceh
Seni Budaya Kelas XI SMA - Tari-Tarian Khas AcehWa Ode Aisyah Aisyah
 
Sejarah Kelas XII SMA Kurikulum 2013-Tokoh Nasional dan Daerah yang Berjuang ...
Sejarah Kelas XII SMA Kurikulum 2013-Tokoh Nasional dan Daerah yang Berjuang ...Sejarah Kelas XII SMA Kurikulum 2013-Tokoh Nasional dan Daerah yang Berjuang ...
Sejarah Kelas XII SMA Kurikulum 2013-Tokoh Nasional dan Daerah yang Berjuang ...Wa Ode Aisyah Aisyah
 
Sejarah Kelas XI SMA Kurikulum 2013 -Perjuangan Bangsa Indonesia dalam Memper...
Sejarah Kelas XI SMA Kurikulum 2013 -Perjuangan Bangsa Indonesia dalam Memper...Sejarah Kelas XI SMA Kurikulum 2013 -Perjuangan Bangsa Indonesia dalam Memper...
Sejarah Kelas XI SMA Kurikulum 2013 -Perjuangan Bangsa Indonesia dalam Memper...Wa Ode Aisyah Aisyah
 
Sejarah Kelas 12 SMA - Upaya Bangsa Indonesia dalam Menghadapi Ancaman Disint...
Sejarah Kelas 12 SMA - Upaya Bangsa Indonesia dalam Menghadapi Ancaman Disint...Sejarah Kelas 12 SMA - Upaya Bangsa Indonesia dalam Menghadapi Ancaman Disint...
Sejarah Kelas 12 SMA - Upaya Bangsa Indonesia dalam Menghadapi Ancaman Disint...Wa Ode Aisyah Aisyah
 
Fisika kelas xi SMA Hukum Newton Tentang Gravitasi
Fisika kelas xi SMA Hukum Newton Tentang GravitasiFisika kelas xi SMA Hukum Newton Tentang Gravitasi
Fisika kelas xi SMA Hukum Newton Tentang GravitasiWa Ode Aisyah Aisyah
 
Teknologi dalam Penyembuhan Penyakit pada Sistem Reproduksi
Teknologi dalam Penyembuhan Penyakit pada Sistem ReproduksiTeknologi dalam Penyembuhan Penyakit pada Sistem Reproduksi
Teknologi dalam Penyembuhan Penyakit pada Sistem ReproduksiWa Ode Aisyah Aisyah
 

More from Wa Ode Aisyah Aisyah (7)

Materi Ekonomi dan Akuntansi Dasar khusus SMA (Oleh; Bapak Sukirman Ngaru)
Materi Ekonomi dan Akuntansi Dasar khusus SMA (Oleh; Bapak Sukirman Ngaru)Materi Ekonomi dan Akuntansi Dasar khusus SMA (Oleh; Bapak Sukirman Ngaru)
Materi Ekonomi dan Akuntansi Dasar khusus SMA (Oleh; Bapak Sukirman Ngaru)
 
Seni Budaya Kelas XI SMA - Tari-Tarian Khas Aceh
Seni Budaya Kelas XI SMA - Tari-Tarian Khas AcehSeni Budaya Kelas XI SMA - Tari-Tarian Khas Aceh
Seni Budaya Kelas XI SMA - Tari-Tarian Khas Aceh
 
Sejarah Kelas XII SMA Kurikulum 2013-Tokoh Nasional dan Daerah yang Berjuang ...
Sejarah Kelas XII SMA Kurikulum 2013-Tokoh Nasional dan Daerah yang Berjuang ...Sejarah Kelas XII SMA Kurikulum 2013-Tokoh Nasional dan Daerah yang Berjuang ...
Sejarah Kelas XII SMA Kurikulum 2013-Tokoh Nasional dan Daerah yang Berjuang ...
 
Sejarah Kelas XI SMA Kurikulum 2013 -Perjuangan Bangsa Indonesia dalam Memper...
Sejarah Kelas XI SMA Kurikulum 2013 -Perjuangan Bangsa Indonesia dalam Memper...Sejarah Kelas XI SMA Kurikulum 2013 -Perjuangan Bangsa Indonesia dalam Memper...
Sejarah Kelas XI SMA Kurikulum 2013 -Perjuangan Bangsa Indonesia dalam Memper...
 
Sejarah Kelas 12 SMA - Upaya Bangsa Indonesia dalam Menghadapi Ancaman Disint...
Sejarah Kelas 12 SMA - Upaya Bangsa Indonesia dalam Menghadapi Ancaman Disint...Sejarah Kelas 12 SMA - Upaya Bangsa Indonesia dalam Menghadapi Ancaman Disint...
Sejarah Kelas 12 SMA - Upaya Bangsa Indonesia dalam Menghadapi Ancaman Disint...
 
Fisika kelas xi SMA Hukum Newton Tentang Gravitasi
Fisika kelas xi SMA Hukum Newton Tentang GravitasiFisika kelas xi SMA Hukum Newton Tentang Gravitasi
Fisika kelas xi SMA Hukum Newton Tentang Gravitasi
 
Teknologi dalam Penyembuhan Penyakit pada Sistem Reproduksi
Teknologi dalam Penyembuhan Penyakit pada Sistem ReproduksiTeknologi dalam Penyembuhan Penyakit pada Sistem Reproduksi
Teknologi dalam Penyembuhan Penyakit pada Sistem Reproduksi
 

Recently uploaded

RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 

Recently uploaded (20)

RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 

Fisika Kelas XII SMA - Medan Magnet dan Sifat Kemagnetan Bahan

  • 1. Kelompok 2 1. Sinakati Dika Apryan 2. Yvonne Gabriella 3. Wa Ode Aisyah Kahar 4. Angie Olivia 5. Alvira Magfirah
  • 2. Medan magnetik adalah ruang tempat magnet-magnet lainnya mengalami gaya magnetik. Medan magnet (B) merupakan besaran vektor. SI dari medan magnet adalah Wb/m2 atau Tesla (T). Garis-garis gaya magnet yang dihasilkan magnet batag berarah dari kutub utara ke kutub selatan magnet.
  • 3. Genggam kawat lurus dengan tangan kanan hingga jempol menunjukkan arah kuat arus, maka arah putaran keempat jari yang dirapatkan akan menyatakan arah lingkaran garis-garis medan magnetik. ARAH INDUKSI MAGNETIK
  • 5. qsinˆˆ rdsrds  B berarah keluar qsindx a ds x q r dxds rˆ x a qtan 2 0 ˆ 4 r rds B         Id   Arah: Besar: qsin a r  2 2 sin        q a r dx a Id sin sin 4 2 0 q q               B dx a I              2 3 0 sin 4 q  ds r dB
  • 6. a ds x q r dxds rˆ x a qtan qq 2 sin a d dx  q q d a dx 2 sin  q q q   d a a I                    22 3 0 sin sin 4 qq   d a I sin 4 0         180 0 0 cos 4 q    a I  2 4 0  a I   a I   2 0  qtan a x  dx a I d              2 3 0 sin 4 q   B qq   d a I dB         sin 4 0 B
  • 7. IBdldl 0cos. q  B Ids 0. B Ir r I dsBds 0 0 )2( 2 .     B
  • 8. Dalam bentuk lain, persamaan hukum Ampere dapat dinyatakan dalam persamaan berikut.   i IB i 0cos q
  • 9. Note: ds = d𝓁 sin θ dengan: θ = sudut antara I d𝓁 dengan ȓ
  • 10. Persamaan hukum Biot-Savart juga dapat dinyatakan dalam bentuk lain, yaitu: r I B 2 sin 4 0 q    
  • 11. Penerapan Hukum Ampere dan Hukum Biot- Savart Induksi Magnetik pada Solenoida Induksi Magnetik pada Toroida Induksi Magnetik oleh Kawat Lurus Berarus Listrik Induksi Magnetik oleh Kawat Melingkar Berarus
  • 12. dengan: μ0 = permeabilitas vakum (4 π x 10-7 Tm/A) r = jarak titik yang ditinjau oleh kawat penghantar (m) Dapat ditentukan dengan hukum Ampere. Karena B dan d𝓁 searah maka θ = 0o sehingga cos θ = 1.   IdB oqcos   IdB o IrB o )2( r I B o   2 
  • 14. • Bila r < R dengan: r = jarak titik di dalam kawat ke titik pusat kawat (m) I R I R rI A A I R r r 2 2 2 2 r   R Ir r R r r I B o o r 2 2 2 0 22 )( 2       
  • 15. • Bila r = R • Bila r > R dengan: r = jarak titik di luar kawat ke dalam titik pusat kawat (m) R I R I B oR     22 0  r I r I B or     22 0  Untuk daerah di permukaan kawat, panjang lintasan lingkaran yang melingkupi arus listrik adalah ∫d𝓁 = 2πR, sedangkan arus listrik yang dilingkupi oleh lintasan tersebut adalah IR = I. Untuk daerah di luar kawat, panjang lintasan lingkaran yang melingkupi arus listrik adalah ∫d𝓁 = 2πr, sedangkan arus listrik yang dilingkupi oleh lintasan tersebut adalah IR = Ir = I.
  • 16. 0I A a I Ar 02 2 I R r    02 2 I R r  Ir 0 Circle B2   dsB 020 2 I R r B   r I B   2 0 
  • 17. Hubungan β dengan α diperoleh dari segitiga siku-siku POQ. β + α = 90o sin β = sin (90o – α) sin β = cos α Hubungan dl dengan dα diperoleh dari segitiga siku-siku PQR. QP QR d sin
  • 18. QP = r dan sin dα ≈ dα karena sudut sangat kecil Sekarang, bandingkan segitiga siku-siku QRS  drQR r QR d . Persamaan menjadi: QS QRo  )90sin(  QS =dl, QR = rdα, dan sin (90o – α) = cos α dl rd  cos   cos rd dl 
  • 19. Hubungan r dengan α diperoleh dengan menggunakan perbandingan cos α dalam segitiga siku-siku POQ. OP = α dan PQ = r, sehingga persamaan di atas menjadi PQ OP cos   cos cos a r r a 
  • 20.         cos 44 a id r id B oo      d a o  2 1 .cos 4      d a io  2 1 cos 4 ][sin 2 1 4     a io  ]sin[sin 12 4    a i B o ]sin[sin )]sin([sin 21 1 4 4 2           a i B a i B o o
  • 21. Karena ȓ selalu tegak lurus dengan d𝓁 untuk tiap elemen panjang d𝓁, maka sin θ = sin 90o = 1, sehingga: r dI dB o 2 sin 4 q     Rxr r dI r dI dB oo 22 22 4 )1( 4       Rx dI Rx dI dB oo 22 22 2 44 )(         
  • 23. Dengan demikian, induksi magnet pada titik P dari kawat melingkar berarus listrik dapat ditentukan dengan persamaan: dengan: R = jari-jari lingkaran kawat (m) x = jarak titik yang ditinjau (P) ke titik pusat lingkaran (m) α = sudut yang dibentuk oleh ȓ dengan garis yang melalui pusat lingkaran (sumbu X)     sin )(2 3 )(2)()(2 )( sin 3 22 3 22 2 22 )(2 3 R I B Rx R I RxR RRI B Rx R o p oo p R          sin )(2)(2 3 22 2 2 3 R I Rx RI B oo p   
  • 24. Dalam pusat lingkaran, nilai x = 0 dan sudut α = 90, sehingga induksi magnetik dapat ditentukan sebagai berikut. Bila induksi magnetik terjadi pada jarak titik yang sangat jauh dari pusat lingkaran (x >> R) R I R RI R RI B ooo O 22))0((2 3 2 22 2 2 3     )(2 )1( )(2 )90sin( )(2 30 3 R I R I R I B ooo o   atau x RI B o p 3 2 2  
  • 25. Jika kawat melingkar yang mengalirkan arus terdiri dari N lilitan, induksi magnetik dapat ditentukan sebagai berikut. R I NB o o 2  
  • 26. Medan magnetik di sekitar kawat lingkaran berarus Besar induksi magnetik yang ditimbulkan oleh penghantar berarus berbentuk lingkaran dipengaruhi oleh kuat arus, jari-jari lingkaran maupun posisi titik yang ditinjau Keterangan: B = induksi magnetik di pusat lingkaran μ = permeabilitas hampa = 4π x 10-7 Wb/ amp x m R = jari-jari lingkaran i = kuat arus listrik n = jumlah lingkaran kawat
  • 28. Sebuah kawat penghantar berbentuk lingkaran (jari- jari = a) dialiri arus I maka besarnya induksi magnetik di sumbu lingkaran P . MEDAN MAGNETIK DI SUMBU KAWAT LINGKARAN BERARUS
  • 29. Hukum Ampere memberikan: Idldldldl NIdl 0 0 1 43 2 .... .         BBBB B 0.. 2 4   dldl BB 0. 3  dlB Sehingga persamaan menjadi NIB NIdlB NIdl 0 0 0 0cos 000. 1          B   NI B NIB 0 0    
  • 30. Nilai induksi magnetik di salah satu ujung solenoida sama dengan setengah dari nilai induksi magnetik di tengah-tengah solenoida, yaitu: Jika N/𝓁 diganti dengan n, yaitu jumlah lilitan tiap satuan panjang, maka induksi magnetik oleh solenoida dinyatakan dengan persamaan-persamaan berikut: dengan: N = jumlah lilitan pada solenoida 𝓁 = panjang solenoida (m) 22 1 0 NI BB tengahujung   2 0 0 nI B nIB ujung tengah    
  • 31. r NI B   2 0  Keterangan: B = induksi magnetik di sumbu toroida μο= permeabilitas hampa = 4π x 10-7 Wb/ amp x m r= jari-jari efektif toroida (m) I = kuat arus listrik 𝓁 = keliling toroida (m) Jika toroida mempunyai N lilitan  NI B 0  atau )2( )2( 0cos r I B IrB IdB o o o o        
  • 32. Gaya Lorentz Gaya Lorentz pada Kawat Lurus Berarus Listrik Gaya Lorentz di antara Dua Kawat Sejajar Berarus Listrik Gaya Lorentz pada Partikel Bermuatan yang Bergerak Momen Gaya Lorentz
  • 33. Gaya Lorentz Penghantar berarus listrik medan magnet Gaya yang terjadi pada penghantar berarus listrik yang berada dalam medan magnet disebut gaya Lorentz.
  • 34.
  • 35. Gaya Lorentz pada kawat berarus Kawat sepanjang l yang dialiri arus listrik sebesar I dan terletak di dalam medan magnet B akan mengalami gaya lorentz (FL) sesuai dengan rumus: FL= B I l sin α α = sudut yang dibentuk oleh B dan I
  • 36. Dua penghantar berlawanan arah Dua penghantar searah Gaya Lorentz antara 2 konduktor lurus panjang dan berarus Besar gaya tarik menarik atau tolak menolak antara 2 penghantar lurus panjang sejajar dan berarus
  • 37. Gaya Lorentz pada muatan yang bergerak Partikel bermuatan q yang bergerak dengan kecepatan v & memasuki medan magnetik B juga merasakan gaya Lorentz, yang besarnya adalah F= q v B sin ө Dengan ө = sudut antara arah v dengan arah B. Untuk muatan (+), arah F sesuai dengan yang diperoleh dari kaidah tangan kanan, tapi untuk muatan (-) arah F berlawanan arah dengan yg diperoleh dari kaidah tangan kanan.
  • 38. Medan menembus bidang BvF  qB + v v FB + + + + + + Perhatikan laju tidak berubah tetapi arah berubah Force is always  to v
  • 39. Medan menembus bidang BvF  qB v FB + + Karena gaya selalu dalam arah radial, ia bekerja untuk mempertahankan partikel bergerak dalam lingkaran qvBFB  r mv Fs 2  r mv qB  qB mv r  m qB 
  • 40. MOMEN GAYA LORENTZ Kopel gaya Lorentz pada kumparan akan menyebabkan rotasi pada sumbunya dan tidak mengalami translasi karena resultan gaya sama dengan nol.   0abcd FFF Rotasi pada kumparan karena momen gaya sesuai dengan persamaan berikut   sinsin )()( ababcdcd ababcdcdabcd FrFr FrFr   α = sudut antara r dan F (karena selalu tegak lurus, sin α = sin 90o = 1), sehingga:
  • 41. MOMEN GAYA LORENTZ     sin)( )sin( 2 )sin( 2 )sin()sin( )()( BIlp pBI l pBI l BIrBIr FrFr ababcdcd ababcdcd                       sinABI dengan: τ = momen gaya (Nm) A = luas kumparan (m2) θ = sudut antara B dengan garis normal bidang kumparan Jika terdiri dari N lilitan  sinNABI
  • 42. • Berdasar pada bagaimana bahan bereaksi dengan medan magnet, dibagi menjadi bahan diamagnetik, paramagnetik, dan bahan ferromagnetik. • Bahan diamagnetik adalah bahan yang ditolak oleh medan magnet, contohnya emas, tembaga, perak, seng, garam dapur, dll. • Bahan paramagnetik adalah bahan yang ditarik dengan gaya yang sangat lemah dalam medan magnet, contohnya aluminium, magnesium, wolfram, platina, dan kayu. • Bahan ferromagnetik adalah bahan yang ditarik dengan kuat dalam medan magnet dan bila bahan ini dalam medan magnet, maka akan menarik banyak sekali garis-garis medan magnet.

Editor's Notes

  1. Dalam hal ini, terdapat tiga aturan garis-garis medan magnet, yaitu: Garis-garis medan magnet tidak pernah bersilangan. Garis-garis medan magnet selalu keluar dari kutub utara dan masuk ke kutub selatan serta membentuk kurva tertutup. Jika garis-garis medan magnet pada suatu tempat rapat, maka medan magnet pada tempat tersebut kuat, sebaliknya jika garis-garis medan magnet pada suatu tempat renggang, maka medan magnet pada tempat tersebut lemah.
  2. Pada umumnya, hukum Ampere dapat digunakan untuk menentukan besarnya induksi magnetik yang dihasilkan oleh arus listrik untuk arus listrik yang mengalir secara kontinu melalui suatu penghantar dengan tingkat simetri yang tinggi, seperti arus listrik yang mengalir pada kawat listrik yang sangat panjang, soleonida, dan toroida.
  3. Untuk daerah di dalam kawat, panjang lintasan lingkaran yang melingkupi arus listrik adalah ∫d𝓁 = 2πr.
  4. Untuk daerah di permukaan kawat, panjang lintasan lingkaran yang melingkupi arus listrik adalah ∫d𝓁 = 2πR, sedangkan arus listrik yang dilingkupi oleh lintasan tersebut adalah IR = I. Untuk daerah di luar kawat, panjang lintasan lingkaran yang melingkupi arus listrik adalah ∫d𝓁 = 2πr, sedangkan arus listrik yang dilingkupi oleh lintasan tersebut adalah IR = Ir = I.
  5. Batas bawah α1 selalu lebih kecil dari batas atas α2. Analogi dengan perputaran sudut pada trigonometri, sudut α1 bertanda negatif karena perputaran sudutnya searah jarum jam, sedangkan sudut α2 bertanda positif karena perputaran searah jarum jam.
  6. Untuk solenoida ideal, medan magnet di bagian dalam solenoida seragam dan sejajar dengan sumbu solenoida, sedangkan medan magnet di luar solenoida adalah nol. Untuk lintasan tersebut, digunakan hukum Ampere (∫Bdl cos θ) pada setiap sisi persegi panjang. Kontribusi induksi magnetik dari sisi 3 adalah nol karena sisi tersebut berada di luar solenoida dan induksi magnetik di luar solenoida adalah nol. Kontribusi sisi induksi magnetik dari sisi 2 dan 4 juga nol karena keduanya tegak lurus dengan induksi magnetik di dalam solenoida. Untuk sisi 1, kontribusi induksi magnetiknya tidak sama dengan nol dan d𝓁 sejajar dengan B pada sisi tersebut. Sementara itu, besarnya arus listrik total yang dilingkupi oleh lintasan atau sisi 1 tersebut sama dengan hasil kali jumlah lilitan kawat dengan besarnya arus listrik yang mengalir melalui kawat. Persamaan ini berlaku untuk menentukan induksi magnetik di tengah-tengah solenoida yang berjarak relatif jauh dengan ujung-ujung solenoida.
  7. Induksi magnetik di titik pusat toroida adalah nol
  8. B = kuat medan magnet (Tesla) I = kuat arus yang mengalir pada kawat (ampere) l = panjang kawat (meter)
  9. q = muatan listrik (Coloumb) v = kecepatan gerak muatan (m/s) B = kuat medan magnet (T) α = sudut yang dibentuk oleh v dan B Arah gaya lorentz yang dialami partikel bermuatan q yang bergerak dalam sebuah medan magnet adalahtegak lurus dengan arah kuat medan magnet dan arah kecepatan benda bermuatan tersebut. Untuk menentukan arahnya sobat perlu perhatikan hal berikut a. Bila muatan q positif, maka arah v searah dengan I b. Bila muatan q negatif, maka arah v berlawanan dengan I
  10. R = jari-jari lintasan partikel (m) m = massa partikel (kg) v = kecepatan partikel (m/s) B = kuat medan magnet (T)
  11. Sifat kemagnetan bahan diamagnetik, paramagnetik, dan ferromagnetik pertama kali dijelaskan Ampere. Menurut beliau, sifat kemagnetan suatu bahan merupakan akibat dari gerakan elektron-elektron bahan dalam mengelilingi inti atom karena elektron merupakan partikel bermuatan negatif, maka gerakan elektron mengelilingi inti atom dapat menimbukan aruslistrik yang arahnya berlawanan dengan arah arus konvensional, dan arus-arus inilah yang menimbulkan medan magnet pada atom bahan. Bahan diamagnetik ketika ditempatkan dalam suatu medan magnet akan mempunyai momen magnetik yang terinduksi dan menentang arah medan magnet. Sifat paramagnetik dihasilkan ketika garis-garis medan magnet yang dikerjakan mengimbangi semua momen magnetik masing-masing atom/molekul penyusun bahan. Pada bahan ferromagnetik, atom yang bersifat magnet berada dalam daerah yang disebut domain, yang memiliki arah kutub magnet yang sama. Bahan ini, apabila dipanaskan, paad akhirnya akan kehilangan sifat magnetnya, dan pada suhu tertentu, domain magnetik pada bahan tersebut akan hilang dan menjadi bahan diamagnetik. Suhu ketika domain magnetik mulai menghilang disebut suhu Curie.