Dokumen tersebut membahas sejumlah peristiwa perlawanan rakyat Indonesia terhadap penjajahan asing, mulai dari Jepang, Sekutu, hingga Belanda di berbagai daerah di Indonesia pada masa 1945-1948. Perlawanan tersebut dilakukan baik secara militer maupun non-militer untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
3. • Dipicu oleh peristiwa yang terjadi pada tanggal 14 Oktober 1945 dimana
400 orang veteran AL Jepang menyerang polisi Indonesia.
• Situasi bertambah panas dengan adanya isu cadangan air minum di Candi
diracuni dan pihak Jepang melucuti delapan orang polisi Indonesia.
• Pertemuan pecah pada tanggal 15 Oktober 1945 antara para pemuda
Indonesia bertempur melawan pasukan Jepang.
• Pertempuran berlangsung selama 5 hari dan paling banyak menelan korban
di Simpang Lima dan baru berhenti setelah Gubernur Wongsonegoro dan
pemimpin TKR berunding dengan Jepang.
• Pasukan Sekutu yang terlibat dalam perundingan mempercepat proses
gencatan senjata dengan melucuti senjata tentara Jepang.
• Untuk mengenang pertempuran ini, maka di Simpang Lima didirikan
Monumen Perjuangan Tugu Muda.
4. • Berawal dari penyerangan penjara di Kalisosok dan objek vital lainnya setelah
pasukan Sekutu mendarat di Surabaya pada tanggal 25 Oktober 1945.
• Pada tanggal 27 Oktober 1945, pesawat Inggris memberikan peringatan yang
memerintahkan rakyat Surabaya menyerahkan senjatanya. Namun, para pemuda
Surabaya mengadakan perlawanan sejak tanggal 28 Oktober samapi tanggal 30
Oktober 1945.
• Pada tanggal 29 Oktober 1945, diadakan perundingan gencatan senjata.
• Namun, terjadi insiden tembak-menembak yang menyebabkan Brigjen Mallaby
tewas menimbulkan ketegangan antara Sekutu dan Indonesia. Kemudian, Sekutu
mengultimatum agar pihak tentara Indonesia dan para pemuda segera
menyerahkan diri.
• Sampai tanggal 10 November, ultimatum tersebut tidak diindahkan sehingga
menimbulkan perlawanan dari Sekutu. Akhirnya, 20 hari sesudahnya pihak
Indonesia mundur ke Kota Mojekerto.
• Untuk mengenang pertempuran ini, dibangunlah Tugu Pahlawan dan tanggal 10
November ditetapkan sebagai hari Pahlawan.
5. • Pada bulan November 1945 tentara Sekutu dan NICA menuju Ambarawa
untuk melucuti tentara Jepang, namun kerap menyalahi tugasnya seperti
melakukan teror di Magelang.
• Akibatnya, terjadi perlawanan dari TKR untuk mengusir Sekutu hingga
berhasil dipukul mundur.
• Tentara Sekutu bergabung dengan NICA dan terjadi pertempuran pada
tanggal 23 November antara TKR dengan Sekutu di Ambarawa.
• Pada tanggal 12 Desember 1945, pejuang Indonesia melancarkan serangan
besar-besaran. Serangan tersebut berhasil memukul tentara Sekutu hingga
bertahan di Benteng Willem.
• Karena terdesak, tentara Sekutu mundur pada tanggal 15 Desember 1945
dan pejuang Indonesia berhasil memenangkan pertempuran tersebut.
• Untuk mengenang pertempuran ini, setiap 15 Desember diperingati sebagai
hari Infanteri dan di Ambarawa didirikan Monumen Palangan Ambarawa.
6. • Pada tanggal 21 November 1945, Sekutu mengeluarkan ultimatum agar Kota
Bandung bagian utara dikosongkan oleh pihak Indonesia dengan alasan menjaga
keamanan.
• Para pejuang tidak mengindahkan ultimatum sehingga terjadi insiden dengan
Sekutu . Lalu, pecah pertempuran antara Sekutu dan Indonesia pada tanggal 6
Desember 1945.
• Sekutu mengulangi ultimatumnya pada tanggal 23 Maret 1946 agar TRI
meninggalkan kota Bandung. Namun, TRI menginstruksikan agar Kota Bandung
tidak dikosongkan. Lalu, Sekutu membagi Bandung menjadi dua sektor, yaitu
Bandung Utara dan Bandung Selatan.
• Semakin gentingnya situasi, Sekutu membuat keputusan bahwa orang Indonesia
harus keluar dari Bandung utara. Keputusan tersebut ditentang oleh pejuang
Indonesia sehingga terjadi pertempuran pada tanggal 24 Maret 1946.
• Pejuang Indonesia melakukan serangan ke pos-pos Sekutu dan
membumihanguskan Bandung Utara.
7. • Pada tanggal 13 Oktober 1945 terjadi pertempuran antara Sekutu dengan
para pemuda pejuang dan TKR. Sebelumnya, Sekutu mengultimatum rakyat
Indonesia untuk menyerahkan senjata, namun tak digubris.
• Pada tanggal 1 Desember 1945 Sekutu memasang Fixed Boundaries Medan
Area di pinggiran Kota Medan sebagai provokasi kepada pemuda pejuang.
• Pada tanggal 10 Desember 1945, Sekutu bersama NICA melakukan serangan
besar-besaran terhadap Kota Medan.
• Pada bulan April 1946, pihak Sekutu mulai mendesak pemerintah RI ke luar
Medan sehingga Inggris berhasil menguasai Medan.
• Pada tanggal 10 Agustus 1946, di Tebingtinggi telah dibentuk Komando
Resimen Laskar Rakyat Medan Area untuk melakukan perjuangan
bersenjata dan mengusir penjajah.
• Di sekitar Medan, terjadi juga perlawanan rakyat terhadap Jepang, Sekutu,
dan Belanda.
8. • Sejak bulan Maret 1946, Belanda menduduki beberapa
daerah Bali.
• Dalam Perjanjian Linggarjati, Belanda bebas menguasai
Bali. Di lain pihak, RI kurang diuntungkan karena Bali
tak diakui sebagai bagian wilayah RI.
• I Gusti Ngurah Rai mengadakan long march sambil
melakukan penyerangan terhadap pasukan Belanda di
beberapa kota di Bali.
• Karena kekuatan tidak seimbang, pasukan Ngurah Rai
melakukan perang habis-habisan (puputan) di
Margarana pada 20 November 1946.
• I Gusti Ngurah Rai gugur dalam peristiwa tersebut di
usia 26 tahun.
9. • Pasukan Sekutu mendarat di Palembang pada tanggal 12 Oktober 1945.
Pemerintah Indonesia mengizinkan Sekutu tinggal hanya di Talang Semut.
• Namun, mereka tidak mengindahkan itu sehingga muncul insiden
dengan pemuda ketika mencari senjata.
• Sekutu terus menambah kekuatannya di Palembang dan melindungi
masuknya pasukan Belanda. Sekutu memberi kekuasaannya kepada
Belanda.
• Pertempuran Belanda dan para pemuda meletus ketika para pemuda
diminta mengosongkan Palembang, namun Belanda mengajak
berunding.
• Pertempuran meletus pada 1 Januari 1947 selama lima hari lima malam
dan seperlima bagian Palembang hancur.
• Pada 6 Januari 1947, dicapailah gencatan senjata antara Belanda dan
Pemerintah RI di Palembang.
10. • Pada bulan September 1945, tentara Sekutu mendarat di Minahasa yang
diikuti dengan kedatangan NICA dimana NICA segera melakukan tindakan
untuk mendirikan kembali pemerintahan Belanda di Minahasa.
• Tentara Sekutu melarang pengibaran bendera merah putih di Minahasa,
namun rakyat tidak menggubris.
• Bentrokan antara Belanda dengan rakyat Minahasa pecah karena Belanda
bersikeras melarang pengibaran bendera Merah Putih. Bentrokan ini pecah
di Tondano dan Tomohon.
• Karena kekurangan senjata, rakyat Minahasa melakukan gerakan bawah
tanah.
• Dr. Sam Ratulangi diangkat sebagai Gubernur Sulawesi memerintahkan
pembentukan Perjuangan Pusat Keselamatan Rakyat sekaligus
memprakarsai petisi rakyat Sulawesi mendukung kemerdekaan RI.
• Akibatnya, Dr. Sam Ratulangi ditangkap dan dibuang di Serui pada tahun
1946.
11. • Pada Desember 1946, Belanda dibawah pimpinan Raymond
Westerling mengirim pasukan ke Sulawesi Selatan untuk
menumpas perlawanan pembentukan Negara Indonesia Timur.
Belanda melakukan usaha memecah belah rakyat.
• Tokoh-tokoh yang terkenal dalam perjuangan melawan Belanda
antara lain, Robert Wolter Monginsidi, A. Rivai, dan Paersi dari
pemuda-pemuda terpelajar. Sedangkan dari Laskar
Pemberontak Indonesia Sulawesi (LAPRIS) seperti Ranggong
Daeng Romo dan Makkaeng Daeng Djarung.
• Perlawanan ini tidak hanya dimotori oleh laki-laki, namun juga
oleh para wanita seperti Emmy Saelan yang melakukan
pertempuran di Kassi-Kassi.
12. • Sebagai protes atas upaya Belanda untuk merebut wilayah
Indonesia maka pemerintah Republik Indonesia mengadakan
perundingan dengan pihak Belanda di Linggarjati pada 7 Oktober
1946. Isi perjanjian Linggarjati antara lain:
1. Pemerintah Belanda mengakui secara de facto kekuasaan RI
dengan wilayah kekuasaan meliputi Sumatera, Jawa, dan Madura.
2. RI dan Belanda akan bekerja sama dalam membentuk Negara
RIS dan negara RI merupakan salah satu bagian dari RIS.
3. RIS dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia-Belanda
dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya.
• Penandatangan dilakukan pada 25 Maret 1947 oleh PM Sutan
Syahriri dan Prof. Schmerhorn.
13. • Agresi Militer Belanda I terjadi pada 21 Juli 1947 dengan sasaran utamanya meliputi Jawa dan
Sumatera.
• Belanda melancarkan agresi militer dengan tujuan sebagai berikut.
1. Mengepung ibu kota RI dan menghapuskan kedaulatan RI.
2. Merebut pusat-pusat penghasil makanan dan bahan ekspor.
3. Menghancurkan TNI.
• Dengan perlengkapan yang modern, pasukan Belanda menyerbu wilayah Jawa Barat, kecuali Banten,
yang berikutnya menyerang Cirebon, Tegal, Purwokerto, dan Cilacap. Belanda berhasil menguasai Jawa
Tengah (kecuali Salatiga), Jawa Timur, Medan, Padang, dan Palembang di Pulau Sumatera.
• Menghadapi militer Belanda, TNI dan laskar rakyat melakukan serangan balasan dengan taktik gerilya.
Dalam upaya membantu penyelesaian sengketa antara Indonesia dan Belanda, Dewan Keamanan PBB
membentuk Komisi Tiga Negara (KTN).
• Pada tanggal 1 Agustus 1947, Dewan Keamanan PBB mendesak Indonesia dan Belanda untuk
mengadakan gencatan senjata. Pada 4 Agustus 1947, Republik Indonesia dan Belanda mengumumkan
gencatan senjata. Berakhirlah Agresi Militer Belanda I.
• Untuk mengawasi pelaksanaanya, dibentuk Komisi Konsuler dan laporannya adalah sebagai berikut:
1. Sejak tanggal 30 Juli-4 Agustus 1947, pasukan Belanda masih mengadakan gerakan-gerakan militer.
2. Pemerintah Indonesia menolak Garis van Mook yang dituntut Belanda.
3. Perintah penghentian tembak-menembak tidak memuaskan.
14. • Perundingan Renville berlangsung dari tanggal 6 Desember 1947 dan hasilnya
ditandatangani tanggal 17 Januari 1948. Delegasi RI dipimpin oleh Mr. Amir
Syarifudin dan delegasi Belanda dipimpin oleh R. Abdulkadir Widjoatmojo.
• Perjanjian Renville menghaslilkan beberapa keputusan sebagai berikut.
1. Penghentian tembak-menembak.
2. Daerah-daerah di belakang garis van Mook harus dikosongkan dari pasukan
RI.
3. Belanda bebas membentuk negara-negara federal di daerah-daerah yang
didudukinya dengan melakukan plebisit terlebih dahulu.
4. Membentuk Uni Indonesia-Belanda. Negara Indonesia Serikat yang ada di
dalamnya sederajat dengan Kerajaan Belanda.
• Perjanjian Renville sangat merugikan bangsa Indonesia karena menyebabkan
menyempitnya wilayah RI dan memperlemah sistem pertahanan Indonesia.
Perjanjian ini juga menyebabkan jatuhnya kabinet Amir Syarifudin akibat
adanya tantangan dari rakyat.
15. • Pada tanggal 19 Desember 1948 dini hari, tentara Belanda menerjunkan pasukan untuk
menguasai Landasan Udara Maguwo, Yogyakarta.
• Pada tanggal 22 Desembar 1948, Presiden Sukarno, H. Agus Salim, dan Sutan Syahrir
diasingkan ke Berastagi, kemudian dipindahkan ke Prapat. Di lain pihak, Wapres M. Hatta ,
M.Roem, Mr. A.G. Pringgodigdo, Mr. Assaat, dan Komodor S. Suryadarma diasingkan ke
Muntok.
• Dapat dikatakan Belanda memperoleh kemenangan besar, karena dapat menangkap semua
pucuk pimpinan RI. Akan tetapi, ternyata RI tidak lenyap karena Belanda kesulitan
menghadapi pasukan gerilya.
• Karena tekanan poltik dan militer, Belanda mau menerima perintah Dewan Keamanan PBB
untuk menghentikan agresinya.
• Setelah Agresi Militer Belanda II, kekejaman Belanda kepada rakyat makin merajalela.
• Untuk menghadapi Belanda, TNI bersama rakyat Indonesia melakukan taktik gerilya yang
dipimpin oleh Jendral Sudirman.
• Panglima Besar Jendral Sudirman terus melakukan gerilya dari daerah Gunung Kidul,
Surakarta, Madiun, Ponorogo, Trenggalek, Kediri, dan kembali ke Trenggalek. Tempat-
tempat yang dilalui ini dinamakan Rute Panglima Besar Jendral Sudirman.
16. • Ketika masih berlangsung Agresi Militer Belanda II, para pemimpin republik sempat bersidang dengan hasil
keputusan sebagai berikut:
1. Pemberian kuasa penuh kepada Syafruddian Prawiranegara untuk membentuk PDRI.
2. Pemberian kuasa penuh kepada Maramis, L. N. Palar, dan Dr. Sudarsono yang sedang berada di India
untuk membentuk pemerintahan RI di pengasingan.
3. Presiden dan Wakil Presiden RI memutuskan tidak mengungsi dan tetap tinggal di kota dengan
kemungkinan berunding dengan Belanda dan KTN.
• Hasil keputusan ini dikirim ke Bukittinggi yang ditandatangani oleh Presiden Sukarno dan Wakil Presiden
Moh. Hatta.
• Pada 22 Desember 1948, sejumlah tokoh pimpinan Republik Indonesia mengadakan rapat. Walaupun
secara resmi kawat Presiden Sukarno belum diterima, rapat ini membentuk PDRI dengan susunan
sebagai berikut.
1. Mr. Syafruddin sebagai Ketua PDRI/ Menteri Pertahanan/ Menteri Penerangan/ Menteri Luar Negeri ad
interim.
2. Mr. T. M. Hassan sebagai Wakil Ketua PDRI/ Menteri Dalam Negeri/ Menteri PPK/ Menteri Agama.
3. Mr. St. Mohammad Rasyid sebagai Menteri Keamanan/ Menteri Sosial, Pembangunan, dan Pemuda.
4. Mr. Lukman Hakim sebagai Menteri Keuangan/Menteri Kehakiman.
5. Ir. M. Sitompul sebagai Menteri Pekerjaan Umum/Menteri Kesehatan.
6. Ir. Indracahya sebagai Menteri Perhubungan/Menteri Kemakmuran.
17. • Untuk membuktikan bahwa RI dan TNI masih ada, maka pasukan TNI melakukan
serangan besar-besaran ke Yogyakarta pada tanggal 1 Maret 1949 dipimpin Letkol
Suharto.
• Untuk mempermudah penyerangan, wilayah penyerangan dibagi atas lima sektor, yaitu;
1. Sektor barat, dipimpin oleh Letkol Vence Sumual.
2. Sektor selatan, dipimpin oleh Mayor Sarjono.
3. Sektor utara, dipimpin oleh Mayor Kusno.
4. Sektor kota, dipimpin oleh Letnan Amir Murtono dan Letnan Marsudi.
5. Sektor timur, dipimpin oleh Mayor Sarjono.
• Yang menjadi patokan mulainya serangan adalah bunyinya sirine di Yogyakarta pukul
06.00. Belanda tidak menduga akan ada serangan, sehingga TNI berhasil memukul
mundur semua posisi pasukan Belanda. Serangan tersebut berhasil menduduki
Yogyakarta selama 6 jam, yaitu pukul 06.00-12.00. Pukul 12.00 , TNI mulai mundur
sebelum pasukan bantuan Belanda tiba.
• Serangan tersebut dilakukan untuk membuktikan bahwa RI masih ada dan sebagai
jawaban atas pernyataan Belanda di forum internasional bahwa RI sudah tidak ada atau
menyerah.
18. • Sebelum pelaksanaan KMB, terlebih dahulu diadakan perundingan pendahuluan di
Jakarta pada tanggal 17 April-7 Mei 1948. Delegasi Indonesia diketuai oleh Moh.
Roem dan delegasi Belanda dipimpin oleh Dr. J. H. Van Royen.
• Pada tanggal 7 Mei 1949 tercapai persetujuan Roem-Royen, yang berisi:
1. Pemerintah RI akan mengeluarkan perintah penghentian perang gerilya.
2. Pemerintah RI akan ikut serta dalam Konferensi Meja Bundar untuk mempercepat
penyerahan kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat.
• Selanjutnya, delegasi Belanda membacakan pernyataannya yang berisi:
1. Pemerintah Belanda menyetujui pemerintah RI bebas dan leluasa melakukan
kewajiban dalam daerah Karesidenan Yogyakarta.
2. Pemerintah Belanda membebaskan para pemimpin RI dan tahanan lain yang
ditawan sejak 19 Desember 1948.
3. Pemerintah Belanda menyetujui RI menjadi bagian Republik Indonesia Serikat.
4. Konferensi Meja Bundar (KMB) akan diadakan secepatnya di Den Haag setelah
pemerintah RI kembali ke Yogyakarta.
19. • Selain melakukan serangan militer, Belanda membentuk negara-
negara boneka, seperti Negara Pasundan (16 Februari-5 Maret
1948), Negara Indonesia Timur (18-24 Desember 1946), Negara
Jawa Timur (3 Desember 1948), Negara Borneo Barat (12 Mei
1947), Negara Madura (23 Januari 1948), dan Negara Sumatera
Timur (24 Maret 1948).
• Meskipun mendapat berbagai protes dari kalangan masyarakat
yang pro-Republik Indonesia, namun Belanda tetap mendirikan
berbagai negara boneka.
• Untuk memperkuat posisinya dalam memecah belah RI, negara-
negara boneka tersebut membentuk persekutuan negara-negara
federal Belanda (Bijeenkomst voor Federal Overleg) pada tanggal
29 Mei 1948 dengan diketuai oleh Sultan Hamid Algadri II.
20. • Konferensi Inter-Indonesia I diadakan di Yogyakarta pada 19-22 Juli 1949 yang dipimpin oleh Moh.
Hatta. Konferensi Inter-Indonesia II diadakan di Jakarta pada 30 Juli-2 Agustus 1949 yang dipimpin
oleh Sultan Hamid (Ketua BFO).
• Pembicaraan dalam konferensi ini hampir semuanya difokuskan pada pembentukan RIS, antara
lain:
1. Masalah tata susunan dan hak Pemerintah RIS.
2. Kerja sama antara RIS dan Belanda dalam Perserikatan Uni.
• Hasil positif Konferensi Inter-Indonesia yang disepakati berisi:
1. Negara Indonesia Serikat yang nantinya akan dibentuk di Indonesia bernama RIS.
2. Bendera kebangsaan adalah Merah Putih.
3. Lagu kebangsaan adalah Indonesia Raya.
4. Tanggal 17 Agustus adalah Hari Nasional.
• Dalam bidang militer:
1. Angkatan Perang RIS adalah Angkatan Perang Nasional.
2. TNI menjadi inti APRIS akan menerima orang-orang Indonesia yang ada dalam KNIL dan
kesatuan-kesatuan tentara Belanda lain dengan syarat yang akan ditentukan lebih lanjut.
3. Pertahanan negara adalah semata-mata hak Pemerintah RIS, negara-negara bagian tidak
mempunyai angkatan perang sendiri.
21. • Pada tanggal 23 Agustus-2 November 1949 diadakan Konferensi Meja Bundar di Den
Haag, Belanda. Pihak Indonesia diketuai oleh Drs. Moh Hatta dan pihak Belanda
diketuai Maarseven.
• Pada 2 November 1949, perundingan diakhiri dengan keputusan, antara lain:
1. Belanda mengakui Republik Indonesia Serikat sebagai negara merdeka dan berdaulat.
2. Penyelesaian masalah Irian Barat ditangguhkan setahun kemudian.
3. RIS akan bekerja sama dengan Belanda dalam suatu Uni Indonesia-Belanda yang
diketuai oleh Ratu Belanda dengan kedudukan dan hak yang sama.
4. RIS mengembalikan hak milik Belanda, memberikan hak konsesi, dan izin baru bagi
perusahaan-perusahaan.
5. Semua utang Hindia Belanda harus dibayar RIS.
6. TNI menjadi inti tentara RIS dan berangsur-angsur akan mengambil alih penjagaan
keamanan di seluruh wilayah RIS.
• Akhirnya pada tanggal 27 Desember 1949, Belanda secara resmi mengakui kedaulatan
Indonesia yang dilakukan di Belanda dan di Indonesia. Dengan berakhirnya KMB,
berakhirnya konflik Indonesia-Belanda antara tahun 1945-1949.
22.
23. • Perjuangan mencari dukungan internasional lewat PBB dilakukan baik
secara langsung maupun tidak langsung.
• Tindakan langsung -> mengemukakan masalah Indonesia di sidang DK
PBB.
• Tindakan tidak langsung -> pendekatan dan hubungan baik dengan
negara-negara yang mendukung Indonesia dalam sidang PBB. Negara-
negara tersebut ialah Australia, India, negara-negara Liga Arab (Mesir,
Lebanon, Suriah, dan Saudi Arabia), dan negara-negara anggota Dewan
Keamanan PBB.
• Indonesia juga mengadakan perundingan langsung kepada Belanda.
Berbagai perundingan yang pernah dilakukan untuk menyelesaikan
konflik Indonesia-Belanda misalnya: Perjanjian Linggarjati, Perjanjian
Renville, Persetujuan Roem-Royen, Konferensi Inter-Indonesia, dan
Konferensi Meja Bundar.