Penyakit Phytophthora Palmivora merupakan penyakit yang paling banyak menyerang tanaman durian karena dapat menyerang hampir semua bagian tanaman. Penyakit ini sulit dikendalikan karena berbagai inang dan kondisi lingkungan yang kondusif. Pengendaliannya dilakukan secara terpadu dengan varietas tahan penyakit, sanitasi, pengendalian hayati dan kimia.
3. • Pada hama penggerek buah adalah
serangga yang menyerang tanaman
dengan cara menggerek biji dan daging
buah sehingga seringkali mengakibatkan
buah jatuh sebelum tua. Serangga ini
biasanya menyebar dengan cara terbang
dari pohon durian satu ke pohon durian
lainnya dan bertelur pada buah yang
dihinggapinya.
• Hama ini biasanya menyerang pada waktu kemarau. Hama penggerek
buah ini dapat dikendalikan dengan cara menyemprotkan insektisida
seperti Basudin, Sumithion 50 AC, Thoidan 35 EC, dengan dosis 2-3 cc/liter
air.
4. • Sedangkan pada hama penggerek bunga yang biasanya dilakukan
oleh ulat. Ulat ini menyerang kuncup bunga dan calon buah durian.
Umumnya ulat ini menyerang tanaman durian yang baru berbunga.
Tanda-tanda tanaman durian terkena hama ini adalah rusaknya
kuncup bunga sehingga putik bunga akan berguguran. Tidak hanya
merusak putik, ulat ini juga merusak benang sari dan tajuk bunga.
• Ulat penggerek bunga berwarna hijau dengan kepala berwarna
coklat, ketika menjdi kupu-kupu akan berwarna merah agak
kecoklatan.
• Hama ini bisa dikendalikan dengan cara menyemprotkan insektisida
seperti Supracide 40 EC, nuvacrom SWC, Perfekthion 400 EC
(Eimetoat 400 gram/liter).
5. • Hama penggerek batang menyerang
tanaman durian dengan cara
mengeluarkan kotoran dibawah batang
sehingga mengakibatkan tanaman yang
terserang akan layu dan mati.
• Hama ini dapat dikendalikan dengan
cara mekanis/kultur teknis yaitu dengan
cara memotong batang sebanyak 5 cm
atau dapat pula dilakukan dengan cara
kimiawi yaitu dengan menyemprotkan
cairan insektisida jenis Tamaron 0,3 %
dan Diazinon 0,5 % yang disemprotkan
sesuai dosis.
6. • Kutu loncat durian adalah serangga yang mirip dengan kutu loncat yang
menyerang tanaman lamtoro. Kutu loncat menyerang tanaman durian
secara bergerombol. Bagian yang diserang adalah bagian pucuk daun yang
masih muda. Kutu ini menyerang dengan cara menghisap cairan pada
tulang-tulang daun sehingga menghambat pertumbuhan, selain itu
serangga ini mengeluarkan cairan getah bening yang berwarna pekat dan
rasanya manis. Rasa manis getah ini akan mengundang semut untuk
bergerombol.
• Hama kutu loncat durian ini dapat dikendalikan dengan cara memangkas
daun dan ranting-ranting yang terserang hama, atau hama ini juga dapat
dikendalikan secara kimia dapat dilakukan dengan menyemprotkan
insektisida Supracide 40 EC dosis 100-150 gram/5 liter air.
7. • Lebah yang tergolong dalam hama yang menyerang tanaman
durian ini mempunyai ciri-ciri tubuhnya berwarna coklat
kehitaman dan mempunyai sayap bergaris putih dan lebar.
Hama ini menyerang tanaman hanya pada saat lebah berada
dalam fase ulat, bagian tanaman yang diserang adalah ranting
dan daun-daun muda.
• Hama ini dapat dikendalikan dengan menggunakan parvasida,
seperti Hostathion 40 EC (Triazofos 420 gram/liter), dan
insektisida, seperti Supracide 40 EC dosis 420 gram/liter dan
Temik 106 (Aldikarl 10%).
8. • Serangan ditandai dengan menumpuknya kotoran di bawah batang hingga
keluar air dengan kotoran berwarna merah mengakibatkan tanaman yang
terserang akan layu dan mati.
• Pengendalian: Hama ulat penggerek batang pada umumnya dapat dibasmi
dengan cara mekanis/ kultur teknis. Batang tanaman yang terserang
dipotong 5 cm kemudian dimusnahkan. Bisa juga dilakukan dengan
memasukkan kawat ke dalam lubang dengan harapan ulat terkena dan
mati.
• Sedangkan cara kimiawi dilakukan penyemprotan dengan insektisida
berbahan aktif Tamaron 0,3 % dan Diazinon 0,5 % yang disemprotkan
sesuai dosis. Dan banyak lagi hama pada tanaman durian yang perlu
diwaspadai.
9. • Hama ini merupakan serangga berwarna kecoklatan dan
tubuhnya diselimuti benang-benang lilin putih hasil sekresi
tubuhnya; bentuk tubuh, sayap dan tungkainya mirip kutu
loncat yang menyerang tanaman lamtoro.
• Kutu loncat bergerombol menyerang pucuk daun yang masih
muda dan menghisap cairan pada tulang-tulang daun hingga
daun-daun menjadi kerdil akibat pertumbuhannya terhambat.
• Setelah menghisap cairan, kutu ini mengeluarkan cairan getah
bening yang pekat dan manis secara merata ke seluruh
permukaan daun sehingga mengundang semut-semut
bergerombol.
10. • Gejala tanaman durian yang terserang hama ini adalah
buahnya menjadi busuk, berulat, dan akhirnya rontok. Lalat
betina berujung perut runcing mirip lebah menaruh telur
dengan cara menyuntikkan ke bagian dalam buah, dan saat
telur menetas, ia berubah menjadi ulat yang menyantap
daging buah.
• Pengendalian: bisa menggunakan cara kultur teknis yaitu
sanitasi lingkungan dengan pengumpulan buah yang
terserang, baik yang terjatuh maupun yang masih di pohon
untuk kemudian dimusnahkan.
11. • Pengendalian dengan tanaman perangkap juga bisa dilakukan
yaitu dengan menanam selasih di sekeliling kebun. Bisa juga
dilakukan dengan pengasapan tidak sampai terbakar ke
seluruh bagian tanaman.
• Bila menggunakan pengendalian mekanik dilakukan dengan
perangkap atraktan (metil eugenol, protein hidrolisa, atau
selasih) dalam alat perangkap yang terbuat dari botol bekas
air minum yang diberi lubang untuk masuknya lalat buah.
12.
13. • Penyakit ini adalah penyakit yang paling banyak
menyerang tanaman durian. Penyakit ini menyerang
hampir semua bagian tanaman durian mulai dari
akar, batang, daun dan buah. Phytopora
Palmivora banyak ditemukan di negara tropika
basah seperti negara-negara Asia Tenggara.
• Di Indonesia, penyakit ini banyak ditemukan di Riau, Sumatera Barat, Sumatera
Utara dan jawa Barat. Penyakit ini sulit dikendalikan karena jumlah inang yang
beragam dan kondisi lingkungan yang kondusif untuk perkembangannya. Sifat lain
dari penyakit ini adalah penyakit ini dapat menimbulkan berbagai gejala penyakit
pada tanaman terutama tanaman durian.
14. • Penyakit ini adalah penyakit yang paling banyak menyerang tanaman
durian. Penyakit ini menyerang hampir semua bagian tanaman durian
mulai dari akar, batang, daun dan buah. Phytopora Palmivora banyak
ditemukan di negara tropika basah seperti negara-negara Asia Tenggara. Di
Indonesia, penyakit ini banyak ditemukan di Riau, Sumatera Barat,
Sumatera Utara dan jawa Barat. Penyakit ini sulit dikendalikan karena
jumlah inang yang beragam dan kondisi lingkungan yang kondusif untuk
perkembangannya. Sifat lain dari penyakit ini adalah penyakit ini dapat
menimbulkan berbagai gejala penyakit pada tanaman terutama tanaman
durian.
• Phytopora Palmivora adalah cendawan yang sangat berbahaya bagi
tanaman durian, penyakit ini dapat menyebabkan kematian pada bibit,
timbulnya bercak pada daun tanaman, busuk akar, busuk buah baik itu
sebelum ataupun sesudah panen, serta kanker batang. Menurut
penelitian kematian pohon durian akibat penyakit ini diperkirakan
mencapai 20 – 25% (Drenth dan Sendall dalam Emilda, 2007).
15. • Tanaman durian yang terkena penyakit kanker bercak ditandai dengan adanya
luka pada kulit batang pohon yang dekat dengan tanah dan mengeluarkan
lendir yang berwarna merah. Jika tidak segera dicegah batang pohon akan
membusuk dan pucuk-pucuk tanaman akan mengering, tidak hanya itu daun-
daun akan layu dan rontok sebelum akhirnya mati.
• Pengendalian yang dapat kita lakukan untuk mencegah penyakit kanker bercak
salah satunya adalah dengan cara menjaga keseimbangan ekosistem dengan
menggunakan pengendali hayati seperti bakteri antogonis yang ramah
lingkungan seperti Bacillus subtilis, Bacllus cereus dan Bacillus mageterium.
• Jika penyakit Phytophthora Palmivora ini menyerang bagian akar maka gejala
awal yang muncul adalah tanaman terlihat layu, daun muda terlihat
menguning, pertumbuhan tanaman menjadi terganggu dan jaringan akar
menjadi lunak dan berwarna coklat gelap. Biasanya akar-akar muda yang lebih
mudah terserang penyakit ini.
• Sedangkan jika Phytophthora Palmivora menyerang daun maka pada pada
permukaan daun akan terlihat flek kecil yang makin lama akan semakin
membesar dan akan tumbuh spora berwarna putih disekitar bawah daun.
16. • Apabila menyerang batang penyakit ini akan menimbulkan bekas
luka pada batang yang terlihat seperti blendok berwarna coklat
kemerahan. Kondisi ini biasanya disebut kanker batang. Jika batang
tanaman durian terkena penyakit ini bagian akar akan membusuk
dan berwarna kehitaman. Serangan ringan akan menyebabkan daun
menguning dan gugur tetapi pada serangan berat akan
mengakibatkan kematian pohon dan pohon menjadi rebah.
• Jika menyerang buah, gejala yang muncul pada tanaman yaitu
ditandai dengan daun durian yang terserang menguning dan gugur
mulai dari daun yang tua, cabang pohon kelihatan sakit dan ujung-
ujungnya mati, diikuti dengan berkembangnya tunas-tunas dari
cabang di bawahnya; kulit di atas permukaan tanah menjadi coklat
dan membusuk; pembusukan pada akar hanya terbatas pada akar-
akar sebelah bawah, tetapi dapat meluas dari ujung akar lateral
sampai ke akar tunggang; dilihat dari luar akar yang sakit tampak
normal, tetapi jaringan kulitnya menjadi colat tua dan jaringan
pembuluh menjadi merah jambu.
17. • Untuk mengendalikan penyakit Phytophthora Palmivora tidak dapat
dilakukan seperti menghilangkan hama. Oleh karena itu pemberian
fungisida tidak mempan terhadap penyakit ini. Oleh karena itu lebih
disarankan untuk melakukan pengendalian secara terintegrasi
dengan penggunaan varietas tahan dan bebas penyakit, kultir teknis
yang sehat, pendalian hayati dan kimia yang ramah.
• Untuk pencegahan awal penyakit ini dapat dilakukan dengan cara
menanam benih yang sehat. Selain itu pencegahan penyakit ini
dapat juga dilakukan dengan cara menghindari penanaman diareal
yang tergenang karena tempat seperti ini merupakan tempat
berkembang biaknya penyakit ini. Hindari memupuk dengan
menggunakan cangkul, pemupukan sebaiknya dilakukan dengan
cara disebar merata diarea bawah tajuk kemudian ditutup dengan
mulsa. Hindari menggunakan pupuk N dari sumber pupuk tunggal.
18. • Pengendalian penyakit ini juga dapat dilakukan dengan menggunakan bahan
organik seperti pupuk kandang dan kompos. Dari beberapa penelitian
menyatakan bahwa pupuk kandang ayam merupakan sumber bahan organik
yang paling mampu menekan pertumbuhan protista pada tanaman durian
karena bahan ini dapat menstabilkan pH tanah dan berkembangnya
mikroorganisme yang dapat menekan pertumbuhan penyakit ini.
• Pada kanker batang, pengendalian penyakit dapat dilakukan dengan beberapa
cara antara lain dengan cara kulturteknis yaitu memperbaiki drainase tanaman
dengan cara mencegah air hujan agar tidak mengalir dipermukaan tanah,
mengurangi kelembaban kebun dengan cara memangkas daun yang tidak
produktif, dan memupuk tanaman dengan menggunakan pupuk organik atau
pupuk kandang yang sudah dicampur dengan kapur. Selain kultur teknis,
pengendalian juga dapat dilakukan dengan menghilangkan bagian tanaman
yang sakit dengan cara memotong bagian kulit yang sakit sampai bagiam yang
sehat. Luka pada batang diolesi dengan fungisida dan ditutup dengan
karbolinum.
• Sedangkan untuk mencegah P. Palmivora menyerang buah, hindarkan buah
bersentuhan dengan tanah secara langsung. Buah yang sudah matang
sebaiknya diikat atau dipasangin jaring sehingga buah tidak jatuh langsung
ketanah.
19. • Pengendalian: (1) upayakan drainase yang baik agar tanah
tidak terlalu basah dan air tidak mengalir ke permukaan tanah
pada waktu hujan; (2) pohon yang sakit dibongkar sampai ke
akarnya dan dibakar; (3) pilih bibit durian kerikil untuk batang
bawah karena jenis ini lebioh tahan terhadap serangan jamur
sehingga dapat terhindar dari serangan penyakit busuk.
20. • Gejala: pada cabang-cabang dan kulit kayu terdapat benang-benang jamur
mengkilat seperti sarang laba-laba. Jamur berkembang menjadi kerak
berwarna merah jambu dan masuk ke dalam kulit dan kayu sehingga
cabang mati.
• Pengendalian:
• Serangan jamur yang masih pada tingkat sarang laba-laba dapat
dikendalikan dengan cara melumasi cabang yang terserang dengan
fungisida, misalnya calizin RM
• Jika jamur sudah membentuk kerak merah jambu, sebaiknya dilakukan
pemotongan cabang kira-kira lebih 30 cm ke bawah bagian yang berjamur.
• Dengan menyemprotkan Antrocol 70 WP (propineb 70,5%), dosis 100-200
gram/liter air atau 1 – 1,5 kg/ha aplikasi.
21. • Gejala penyakit ini yakni terdapat bercak nekrotik pada akar
lateral. dimulai dari ujung akar hingga tanaman layu dan mati.
• Jika dibelah, pada bagian korteks akan tampak warna coklat
dan pada bagian yang berkayu akan tampak warna merah
muda dengan bercak coklat.
• Pengendalian: tanaman yang terserang dimusnahkan dan
dibakar.
22.
23. • Penyakit fisiologis inti basah disebabkan
oleh cuaca yaitu satu hari sebelum panen
terjadi hujan yang sangat lebat sehingga
mengakibatkan air masuk dan meresap
kedalam buah durian yang siap panen.
• Hal ini menyebabkan buah durian menjadi berair dan sangat
lembek, kondisi ini juga mengakibatkan daging buah durian menjadi
busuk
• Inti basah dapat dicegah dengan cara membuang air yang
menggenangi tanaman sehingga air tidak meresap ke batang dan
buah durian.
24. • Terkadang pada buah durian terjadi ketidakseimbangan nutrisi dan
mineral, ketidakseimbangan ini menyebabkan buah masak tidak
merata. Selain karena ketidakseimbangan nutrisi ada beberapa
kejadian buah masak tidak merata juga disebabkan oleh kurangnya
ketersediaan air.
• Penyakit fisiologis ini biasanya terjadi pada buah yang berukuran
besar. Jika anda menemukan dalam buah durian terdapat bagian
yang masih keras serta tidak berbau, maka bisa dipastikan durian
tersebut terkena penyakit fisiologis buah matang tidak merata.
Penyakit ini dapat diatasi dengan cara melakukan pemupukan
dengan dosis yang seimbang, siramlah tanaman durian sesuai
dengan waktunya dan dengan jumlah air yang tepat.
25. • Pada beberapa kasus tanaman durian terdapat kondisi dimana
ujung daun mengering dan berwarna coklat. Kondisi ini
disebabkan oleh tanaman yang kekurangan unsutr mikro Zn
atau kekurangan air. Hal ini dapat dicegah dengan cara
menyemprotkan unsur mikro Zn atau memenuhi kebutuhan
air yang dibutuhkan.
26. • Penyakit tip burn ditandai dengan bagian ujung buah durian
terdapat titik atau bercak coklat kehitaman. Hal ini
dikarenakan karena proses masaknya buah terlalu cepat dan
pada saat pembentukan buah tanaman kekurangan nutrisi
dan air.