SlideShare a Scribd company logo
HAMA-HAMA TANAMAN CABAI
DAN PENGENDALIAN
RAMAH LINGKUNGAN
 Pengertian Hama : Suatu mahluk
(Organisme) yang hidup, tinggal , merusak
dan menimbulkan kerugian secara ekonomis.
 Beberapa tahun terakhir kita dikejutkan
oleh adanya ledakan hama pada tanaman
pangan dan hortikultura yang sangat
merugikan para petani di Indonesia.
PENDAHULUAN
•Penanaman suatu jenis tanaman secara luas dan terus menerus di
suatu tempat atau daerah
•Introduksi (pemasukan) varietas tanaman “baru”. Masalah hama
atau ledakan hama dapat terjadi apabila suatu varietas tanaman
(baru) diintroduksikan pada komunitas biotik “baru”.
•Penerapan beberapa faktor agronomi yang tidak tepat dapat
mendorong timbulnya ledakan hama
•Penanaman varietas unggul modern yang rentan terhadap
serangan hama
•Penggunaan pestisida yang tidak tepat dan tidak benar baik jenis
maupun dosis penggunaannya seringkali menimbulkan masalah
hama dan ledakan hama.
•Perubahan cuaca
LANDASAN EKOLOGI TERJADINYA LEDAKAN HAMA
HAMA – HAMA PENTING PADA
TANAMAN CABAI MERAH
Di persemaian/ sebelum Tanam
1. Kutu daun persik, Myzus persicae
Sulzer.
2. Thrips, Thrips parvispinus Karny
3. Tungau teh kuning,
Polyphagotarsonemus latus
HAMA – HAMA PENTING PADA TANAMAN CABAI
Tanaman fase Vegetatif
1. Ulat tanah, Agrotis ipsilon Hufn.*
2. Anjing Tanah, Gryllotalpa Africana Pal.
3. Uret, Phyllophaga spp
4. Ulat grayak, Spodoptera litura F.
5. Kutudaun persik, Myzus persicae Sulz.
6. Thrips, Thrips parvispinus
7. Tungau teh kuning, Polyphagotarsonemus latus
8. Kutu Kebul , Bemisia tabaci Genn.
9. Wereng kapas, Empoasca lybica de Bergevin & Zanon
10. Lalat pengorok daun, Liriomyza huidobrensis Blancard
HAMA – HAMA PENTING PADA TANAMAN CABAI
DI LAPANGAN (Fase Vegetatif dan/atau Generatif)
1. Ulat grayak, Spodoptera litura F.
2. Kutudaun persik, Myzus persicae Sulz.
3. Thrips, Thrips parvispinus
4. Tungau teh kuning, Polyphagotarsonemus latus
5. Kutu Kebul , Bemisia tabaci Genn.
6. Wereng kapas, Empoasca lybica de Bergevin & Zanon
7. Lalat pengorok daun, Liriomyza huidobrensis Blancard
8. Ulat buah Tomat, Helicoverpa armigera Hubn.
9. Lalat buah, Bactrocera dorsalis Genn.
Thrips (Thrips parvispinus)
Warna tubuh nimfa kuning pucat,
dewasa berwarna kuning sampai
coklat kehitaman
Tanaman Inang. Terdapat 105 jenis
tanaman dari keluarga keluarga
Cucurbitaceae, Solanaceae,
Malvaceae dan Leguminaceae yang
menjadi inangnya antara lain adalah
tembakau, kopi, ubi jalar, klotalaria
dan kacang-kacangan.
Thrips menyerang tanaman cabai
sepanjang tahun, serangan hebat
umumnya terjadi pada musim
kemarau
Gejala Serangan Thrips
Permukaan bawah daun
yang terserang
berwarna keperak-
perakan dan daun
mengeriting atau
berkerut. Intensitas
serangan dapat
mencapai 87%
Kutudaun Persik (Myzus persicae Sulzer)
• Kutudaun persik selalu
ditemukan di areal pertanaman
cabai merah.
• Perkembangbiakannya
dilakukan dengan dua cara,
yaitu (1) dengan perkawinan
biasa (di daerah subtropis) dan
(2) secara “parthenogenesis”
atau melahirkan anak
• Tanaman inang M. persicae
lebih dari 400 jenis diantaranya
adalah kentang, kubis, wortel,
seledri, mentimun, terung,
bayam, cabai, tembakau, tomat,
petsai, dll.
Gejala Serangan Kutu Daun Persik
• Secara langsung : tanaman
yang terserang keriput,
tumbuhnya kerdil,
kekuningan, daun-daun
terpuntir, layu lalu mati.
• Secara tidak langsung :
kutudaun persik merupakan
vektor penting penyakit
virus menggulung daun
kentang (PLRV) dan PVY.
Tungau Teh Kuning
(Polyphagotarsonemus latus)
P. latus lebih dikenal sebagai tungau
teh kuning, menyerang tunas dan
daun-daun yang baru tumbuh
sehingga bentuknya berubah. P. latus
menyerang tanaman cabai sepanjang
tahun, serangan hebat umumnya
terjadi pada musim kemarau.
Bercak-bercak klorotik yang
disebabkan oleh tungau ini
menyebabkan daun berwarna gelap,
sebaliknya infestasi tungau yang
tinggi menyebabkan daun dan
tanaman mati. Tanaman inang.
Gejala Serangan P. latus
• Tungau ukurannya kecil
dan mengisap cairan sel
daun. Bercak-bercak
klorotik yang disebabkan
oleh tungau ini
menyebabkan daun
berwarna gelap,
sebaliknya infestasi
tungau yang tinggi
menyebabkan daun dan
tanaman mati.
Ulat tanah (Agrotis
ipsilon) Pada siang hari, larva
bersembunyi di permukaan
tanah
Pada senja atau malam hari ulat
tanah aktif, muncul ke
permukaan tanah, kemudian
memotong pangkal batang dan
tangkai daun tanaman cabai yang
masih muda
Larva aktif pada senja/malam
hari
Ulat tanah merupakan hama
penting tanaman sayuran muda
seperti kubis, petsai, tomat, dan
cabai.
Gejala serangan ditandai dengan
terpotongnya tanaman pada
pangkal batang. Akibatnya
tanaman menjadi roboh
ANJING TANAH ATAU ORONG-ORONG
Orong-orong tinggal di bawah
permukaan tanah, memiliki sepasang
kaki depan yang kuat dan dapat
digunakan untuk melindungi diri.
Terbang malam hari dan sering
tertarik oleh cahaya lampu. Imago
menyerupai jangkrik, panjang kira-
kira 3 cm. Warnanya merah tua.
Nimfa seperti serangga dewasa
tetapi ukurannya lebih kecil.
Sifatnya sangat polifag memakan
akar, umbi tanaman muda dan
serangga.
Tanaman inang lain adalah kentang
dan bawang merah.
Uret (Phyllophaga sp.)
Uret merupakan larva
kumbang yang ukurannya
relatif besar. Panjang uret
dapat mencapai 5 cm.
Tubuhnya kokoh dan
melengkung, mempunyai
kaki pada torak (dada).
Kerusakan dapat terjadi
apabila cabai di tanam
pada lahan bekas padang
rumput.
Ulat Grayak (Spodoptera litura)
Larva mempunyai warna yang bervariasi,
tetapi mempunyai kalung hitam pada
segmen abdomen yang keempat dan
kesepuluh. Pada sisi lateral dan dorsal
terdapat garis kuning. Pupa berwarna
coklat gelap terbentuk pada permukaan
tanah.
Tanaman inang : tembakau, cabai, bawang
merah, terung, kentang, kacang-kacangan,
dan lain-lain
Lalat Pengorok Daun (Liriomyza
huidobrensis)
• Serangga dewasa berupa lalat kecil
berukuran sekitar 2 mm
• Tanaman inang: kentang, tomat, seledri,
wortel, terung, mentimun, cabai,
semangka dan kacang-kacangan.
• Gejala serangan : larva merusak
tanaman dengan cara mengorok daun,
sedangkan serangga dewasa merusak
tanaman dengan cara tusukan ovipositor
pada saat oviposisi dan dengan menusuk
dan menghisap cairan tanaman, sehingga
menganggu proses fotosintesis tanaman
dan dapat menimbulkan kematian atau
gugur daun sebelum waktunya
Wereng Kapas (Empoasca sp)
• Gejala Serangan
menyebabkan bintik-
bintik putih, karena cara
makannya dengan
menusuk dan mengisap,
terutama pada
permukaan atas daun.
Jika terjadi serangan
hebat, semua
permukaan daun penuh
dengan bintik-bintik putih
Kutu Kebul (Bemisia tabaci Genn.) pada
tanaman cabai
Vos (1994) : Lalat
putih menyerang
tanaman cabai merah
di dataran rendah di
P. jawa pada musim
penghujan. Serangan
secara berkala.
Kalshoven (1981) :
Pada tahun 1938
B. tabaci menyerang
tanaman tembakau di
Deli
Morfologi
Ukuran tubuhnya berkisar antara 1 – 1.5 mm.
Siklus hidupnya berkisar antara 7 – 21 hari.
Serangga dewasa biasanya berkelompok dalam
jumlah yang banyak. Bila tanaman tersentuh,
serangga tersebut akan beterbangan seperti
kabut atau kebul putih.
Jarak terbang . 100 m
Ketinggian : 4 meter
Telur : bentuk lonjong, agak lengkung
seperti pisang, panjangnya kira-kira
antara 0,2 – 0,3 mm dan diletakkan di
permukaan bawah daun. Fase telur 7 hari.
Nimfa terdiri atas tiga instar. Instar ke
– 1 berbentuk bulat telur dan pipih,
bertungkai yang berfungsi untuk
merangkak, sedangkan instar
Pupa berbentuk oval, agak
pipih, berwarna hijau ke
putih-putihan sampai
kekuning-kuningan. Pupa
terdapat pada permukaan
bawah daun.
Serangga dewasa
berukuran kecil, berwarna
putih dan mudah diamati
karena pada bagian
permukaan bawah daun
ditutup lapisan lilin yang
bertepung.
Gejala Virus Kuning
• Daun keriting
• Warna menguning,
urat daun hijau
• Bunga gugur
• Jika di pesemaian
sdh terserang, maka
tanaman kerdil dan
tidak berbuah
Tanaman Inang
63 FAMILI 600 SPESIES
Gossypium, Lycopersicon esculentum, Gerbera
jamesonii, Capsicum annum, Nicotiana tabacum,
Ipomoea batatas, Manihot esculenta, Euphorbia
pulcherrima, Sinningia speciosa, Lactuca sativa,
Cucumis sativus, Abelmoschus esculentus,
Phaseolus vulgaris,Solanum melongena,
Brassicaceae, Glycine max, Piper nigrum, Solanum
tuberosum, Hibiscus, Ageratum
DAERAH PENYEBARAN B. tabaci
Eropah : 26 negara
Asia 37 negara
Afrika :39 negara
Amerika : 30 negara
Oceania : 14 negara
Berupa becak nekrotik pada
daun, yang disebabkan oleh
rusaknya sel-sel dan jaringan
daun akibat serangan nimfa
dan serangga dewasa. Dalam
keadaan populasi tinggi,
serangn kutu kebul dapat
menghambat pertumbuhan
tanaman. Embun madu yang
dikeluarkan dapat
menimbulkan serangan jamur
jelaga yang berwarna hitam.
Menyerang pada berbagai
stadia tanaman.
Gejala Serangan
B. tabaci
Gejala Serangan
B. Tabaci pada buah
Serangan tidak Langsung
B. tabaci sebagai vektor virus
: 60 virus
Geminivirus
Closterovirus
Nepovirus
Carlavirus
Potyvirus
Rod-shape DNA Virus
Gejala Serangan
Virus gemini
Ulat Buah Tomat
(Helicoverpa armigera)
Larva muda berwarna kuning
muda kemudian berubah warna
dan terdapat variasi warna dan
pola corak antara sesama larva.
Fase larva sekitar 12-25 hari.
Ngengat berwarna coklat
kekuning-kuningan dengan bintik-
bintik dan garis yang berwarna
hitam.
Tanaman inang, tomat, tembakau,
jagung dan kapas.
Gejala Serangan
larva H. armigera
melubangi buah-buah
cabai. Buah cabai
yang terserang busuk
dan jatuh ke tanah.
Kadang-kadang larva
juga menyerang pucuk
tanaman dan
melubangi cabang-
cabang cabai.
Intensitas serangan
dapat mencapai 47%
Pupa dan Imago
H. armigera
Gejala Serangan
Lalat Buah (Bactrocera
dorsalis)
Eksistensi lalat buah yang
cukup endemik di Indonesia
telah menimbulkan masalah
yang cukup pelik. Beberapa
Negara importir misalnya
Jepang mensyaratkan buah
“bebas lalat buah”.
Tanaman yang seringkali
diserang oleh larva lalat buah
diantaranya adalah belimbing,
mangga, nangka, rambutan,
melon, dan semangka, cabai,
jeruk, jambu, pisang susu dan
pisang raja sere.
Gejala Serangan
Gejala serangan pada
buah yang terinfestasi
lalat buah ditandai
dengan adanya noda-
noda kecil bekas tusukan
ovipositornya.
Rata-rata tingkat
serangan lalat buah
pada mangga bervariasi
dari 0.67 – 70 %
belimbing bisa mencapai
90 – 100%, pada cabai
berkisar antara 20 –
25%.
CARA PENGENDALIAN
PENDAHULUAN
Kerugian Pestisida Berlebih
- Tdk Ekonomis
50% Biaya Tod. Prod
GAP
Kesehatan manusia
.Akut
.Kronis
. Resistensi
. M.A Terbunuh
. Resurgensi
.Hama Sekunder
Agroekosistem
.Pengendalian
alami tdk berjalan
Biodiversitas
Rendah
Teknik Bercocok Tanam Varietas Tahan
Pengendalian.Biologi
Pengendalian Kimiawi
P H T
Ramah Lingkungan
Pengelolaan Hama Terpadu
(Ramah Lingkungan)
Pengendalian.Biologi
I. ISOLASI DI PERSEMAIAN
II. Pengendalian Secara Kultur Teknis
a) Pengolahan tanah
b) Menjaga kebersihan kebun (sanitasi)
c) Pemupukan Berimbang
d) Penggunaan pupuk kandang yang matang
e) Penggunaan mulsa plastik hitam-perak
f) Pengairan
g) COMPANION PLANTING
Beberapa jenis tanaman
dapat digunakan untuk
mengurangi serangan OPT.
Perangkap atau Penolak atau
konservasi musuh alami
Tagetes, jagung, gandum,
bunga matahari, wortel,
bawang putih, tomat
PEMANFAATAN BORDER JAGUNG
• Mencegah Persilangan
• Mencegah masuknya serangga vektor
• Konservasi Musuh alami
III. Pengendalian Hayati
• Beberapa cara pengendalian hayati yang dapat
dilakukan yaitu :
· Pemanfaatan musuh alami setempat dengan cara
menciptakan lingkungan yang mendukung semakin
berfungsinya musuh-musuh alami (parasitoid,
predator, dan patogen penyakit) secara maksimal.
· Pemasukan, peningkatan populasi musuh alami
secara buatan dan perbanyakan musuh-musuh
alami hama.
• Perbanyakan dan penyebaran patogen penyakit
hama seperti virus, cendawan dan bakteri.
Penggunaan Patogen Serangga
Cara pembuatan ekstrak kasar NPV :
• Larva S. litura atau H. armigera yang terinfeksi oleh virus NPV,
dikumpulkan dari pertanaman cabai merah di lapangan. Ciri khas larva
yang terinfeksi oleh NPV adalah kemampuan makan
• berkurang, gerakannya lambat, tubuh membengkak dan warna kulitnya
berkilau.
• Sebanyak 5 ekor S. litura atau H. armigera yang terinfeksi oleh virus
NPVdigerus di atas mortal atau alat penggerus lainnya sampai halus.
• Diencerkan dengan 1 liter air bersih, kemudian diaduk hingga rata.
• Ke dalam larutan tersebut ditambahkan Agristick (perekat perata)
sebanyak 1 ml per liter air, kemudian diaduk sampai rata.
• Larutan ekstrak kasar tersebut siap disemprotkan pada pertanaman
cabai merah.
• Untuk memperoleh larutan NPV sebanyak 1 tangki semprot (17 liter),
diperlukan sebanyak 85 ekor larva S. litura dan untuk H. armigera
diperlukan 170 ekor.
EKSPLORASI MUSUH ALAMI
Parasitoid dan predator
C. transvertalis
M. sexmaculatus
Harmonia sp. Curinus sp. Coelphora sp. P. fuscipes Condylastylus sp.
M. sexmaculatus C.tranversalis V. lineata V. discolor
Predator Penting B. tabaci, Thrips sp dan Kutu daun
Larva Epilakna sp
(Coccinelidae Hama)
Larva Verania sp (Coccinelidae
Predator)
Parasitoid
Parasitoid dari Ordo Hemyptera Hasil Eksplorasi
Imago Eretmocerus mundus
(Aphelinidae)
Tarsi 5 ruas
Parasitoid dari Ordo Hemyptera Hasil Eksplorasi
Imago
Encarsia formosa
(Aphelinidae)
Tarsi 5 ruas
Eretmocerus orientalis
♀ ♂
Encasia formosa Gahan
Parasitoid
Parasitoid Encarsia sp : 0 – 70%
Hasil Penelitian : tidak ada
korelasi antara tingkat
parasitasi dengan populasi B.
tabaci
IV. Pemanfaatan Perangkap
V. Pestisida nabati
Melaleuca bracteata
Azadirachta indica
Tagetes erecta
PEMBUATAN INSEKTISIDA NABATI
• Bahan : Daun Mimba 8 kg
Lengkuas 6 kg
Serai 6 kg
Diterjen 20 gr
Air 20 l
• Cara Membuat :
Daun mimba, lengkuas dan serai di tumbuk atau dihaluskan.
Seluruh bahan diaduk merata dalam 20 l air lalu direndam
sehari semalam (24 jam). Keesokan harinya larutan disaring
dengan kain halus. Larutan hasil penyaringan diencerkan
kembali dengan 600 l air. Larutan sebanyak itu dapat
digunakan untuk lahan seluas 1 ha.
Ramuan untuk mengendalikan hama
Thrips pada tanaman cabai
• Bahan :
Daun Sirsak 50 – 100 lembar
Diterjen atau sabun colek 15 gr.
Air 5 l
• Cara Membuat
Daun sirsak ditumbuk halus dicampur dengan 5 l air dan
diendapkan semalam. Keesokan harinya larutan disring dengan
kain halus. Setiap 1l larutan hasil saringan diencerkan dengan
10 – 15 l air.
Resep larutan “Atraktan”
• Minyak cengkeh : 25 cc
• Esence vanili : 5 cc
• Formalin (0.5%) : 0.5 l
• Amoniak : 30 cc
• Gula pasir : 0.5 kg
• Air : 1 lt
Beberapa Jenis Insektisida Nabati untuk Mengendalikan
Hama-hama penting Tanaman Cabai .
Nama Tumbuhan Bagian Tumbuhan Hama Sasaran
Melaleuca bracteata Daun B. dorsalis
Ocium sanctum Daun B. Dorsalis
Azadirachta indica Daun dan Biji S. litura, M.
persicae
Pachyrrhyzus erosus Biji H. armigera
Eupatorium inulifolium Daun S. litura
Tagetes erecta Daun S. litura, T. tabaci
Aglaia odorata Daun H. Armigera
Echinochlora crosgalli Batang dan daun B. tabaci
Andropogon nardus, Azadirachta
indica dan Alpinia galanga
Batang, daun dan
rimpang
T. Parvispinus
Annona muricata Biji dan daun T. parvispinus, H.
armigera, S. litura
Serangan
Tepat jenis
Tepat Dosis
Tepat Waktu
Tepat Cara
Tepat Alat
VI. Penggunaan Insektisida Kimia
Harus Bijaksana
Pemantauan Rutin Pengendalian Hama Terpadu
Pengamatan rutin :
• Mulai 2 minggu setelah tanam
• Tanaman contoh : 50/ ha
• Cara pengambilan contoh :
- diagonal
- acak sistematis
Penggunaan Umpan Beracun
Umpan terdiri atas campuran dedak (10 kg),
Dipterek 95 SL (125-250 ml), 0.5-1 kg gula
merah dan air (10 liter) setelah bahan-bahan
dicampur rata disebar di sekeliling tanaman,
segera setelah tampak gejala serangan.
Pemasangan umpan dilakukan pada sore hari.
Beberapa Jenis Insektisida untuk Mengendalikan Hama-hama
penting Tanaman Cabai
Hama Insektisida yang dianjurkan
Thrips ,Thrips
parvispinus
Diafentiuron (Pegasus 500 EC); Fipronil (Regent
50 SC); Imidaklorpid (Confidor 200 SC);
Merkaptodimetur (Mesurol 50 WP) dan Dimetoat
(Perfektion 400 EC). Piraklofos (Voltage 560 EC),
Kartap hidroklorida (Padan 50 SP), Abamectin
(Agrimec 18 EC)
Kutudaun
persik ,
Myzus
persicae Sulz
Dimetoat (Perfektion 400 EC), Permetrin (Pounce
20 EC), Sipermetrin (Arrivo 30 EC) dan Pirimicarb
(Pirimor 50 WP), (Buldok 25 EC), Imidaklorpid
(Confidor 200 LC), Fipronil (Regent 50 EC)
Tungau teh
kuning,
Polyphagotars
onemus latus
Akarisida Etion (Merothion 500 EC), Klofentezin
(Apollo 500 EC), Pyridaben (Makari 150 EC) dan
Abamectin (Agrimec 18 EC), Abamectin (Mitigate
18 EC)
Beberapa Jenis Insektisida untuk Mengendalikan Hama-hama
penting Tanaman Cabai
Hama Insektisida yang dianjurkan
Kutu Kebul , Bemisia
tabaci Genn.
Imidaclorpid (Confidor 200 SL), Bifenthrin (Talstar
25 EC), Buprofezin (Applaud 100 EC), Fenpropathrin
((Meothrin 50 EC), Endosulphan (Termisidin 350 EC),
Amitraz (Mitac 200 EC), Deltamethrin (Decis 2.5
EC), Permethrin (Corsair 100 EC) dan Asefat
(Orthane 75 SP)
Wereng kapas,
Empoasca lybica de
Bergevin & Zanon
Flufenoksuron (Cascade 50 EC), Imidaklorpid
(Confidor 200 SL), Metidation (Supracide 25 WP),
Bifentrin (Talstar 25 EC)
Lalat pengorok daun,
Liriomyza
huidobrensis
Blancard
Cyromazine (Trigard 50 WP), Abamectin (Agrimec 18
EC) Karbosulfan (Marshall 200 EC), Spinosas
(Success 120 SC), Kartap hidroklorida (Padan 50
SP), Betasiflutrin (Buldok 40 EC)
Beberapa Jenis Insektisida untuk Mengendalikan Hama-hama
penting Tanaman Cabai
Hama Insektisida yang dianjurkan
Ulat tanah,
Agrotis ipsilon
Hufn
Sipermethrin (Sherpa ), Etoprofos (Rhocap 10 G)
Uret (Phyllophaga
spp)
Karbosulfan (Marshal 5 G), Karbofuran (Curaterr 3 G),
Etoprofos (Rhocap 10 G)
Ulat bawang ,
Spodoptera exigua
Hbn
Tebufenozide (Midic 20 F), B. thuringiensis (Florbac FC),
Flufenoksuron (Cascade 50 EC), Klorfluazuron (Atabron
50 EC), Betasiflutrin (Buldog 40 EC) dan Sihalothrin
(Matador 50 EC); Diahydrazine (Prodigy100 EC)
Ulat grayak,
Spodoptera litura
F.
Klourfluazuron (Atabron 50 EC), Lufenuron ( Match 50
EC), Lamda sihalotrin (Matador 25 EC),Profenofos
(Callicron 500 EC), Amamate (Proclaim 5 SG)
Beberapa Jenis Insektisida untuk Mengendalikan Hama-hama
penting Tanaman Cabai
Hama Insektisida yang dianjurkan
Ulat Buah Tomat
Helicoverpa
armigera Hubn.
Amamate (Proclaim 5 SG), Deltamethrin (Decis
2.5 EC), Spinosad Success 120 SC)
Lalat Buah,
Bactrocera
dorsalis
Metil Eugenol (Petrogenol 800 L), Metidation
(Supracide 40EC), Betasiflutrin (Buldok 25 EC),
Profenofos (Curacron 500 EC), Deltamethrin
(Decis 2,5 EC)
Terima Kasih
PUSAT PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

More Related Content

What's hot

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
Moh Masnur
 
3 Penyakit Bibit Kelapa Sawit
3 Penyakit Bibit Kelapa Sawit3 Penyakit Bibit Kelapa Sawit
3 Penyakit Bibit Kelapa Sawit
sat rahayuwati
 
Makalah teknologi benih lanjutan
Makalah teknologi benih lanjutanMakalah teknologi benih lanjutan
Makalah teknologi benih lanjutan
agronomy
 
manfaat mempelajari agroklimatologi dan efek rumah kaca
manfaat mempelajari agroklimatologi dan efek rumah kacamanfaat mempelajari agroklimatologi dan efek rumah kaca
manfaat mempelajari agroklimatologi dan efek rumah kaca
Joel mabes
 
Prinsip-prinsip ekologi dasar Leisa
Prinsip-prinsip ekologi dasar LeisaPrinsip-prinsip ekologi dasar Leisa
Prinsip-prinsip ekologi dasar Leisa
Puan Habibah
 
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil pertanian (abiotik)
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil pertanian (abiotik)faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil pertanian (abiotik)
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil pertanian (abiotik)
Trisna Monalia
 
Laporan kadar air benih (autosaved)
Laporan kadar air benih (autosaved)Laporan kadar air benih (autosaved)
Laporan kadar air benih (autosaved)Mohammad Muttaqien
 
225366239 laporan-praktiku-uji-vigor-asli
225366239 laporan-praktiku-uji-vigor-asli225366239 laporan-praktiku-uji-vigor-asli
225366239 laporan-praktiku-uji-vigor-asli
VanyWardani
 
7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik
7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik
7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik
sat rahayuwati
 
Fisiologi Biji
Fisiologi  BijiFisiologi  Biji
Fisiologi Biji
NURSAPTIA PURWA ASMARA
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANLAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
dyahpuspita73
 
Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)
tochi run
 
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
Moh Masnur
 
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADUPengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
sapri yanto
 
Penyerapan dan Transpor Zat Hara
Penyerapan dan Transpor Zat HaraPenyerapan dan Transpor Zat Hara
Penyerapan dan Transpor Zat Hara
NURSAPTIA PURWA ASMARA
 
Penyakit blas padi
Penyakit blas padiPenyakit blas padi
Penyakit blas padi
University of Lampung
 
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaMakalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Warnet Raha
 
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 7 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 7 Shinta Rebecca NaibahoLaporan Praktikum Klimatologi Acara 7 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 7 Shinta Rebecca Naibaho
Shinta R Naibaho
 
Pengendalian hama
Pengendalian hamaPengendalian hama
Pengendalian hama
Yuliana Wita
 

What's hot (20)

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
 
Pupuk dan pemupukan
Pupuk dan pemupukanPupuk dan pemupukan
Pupuk dan pemupukan
 
3 Penyakit Bibit Kelapa Sawit
3 Penyakit Bibit Kelapa Sawit3 Penyakit Bibit Kelapa Sawit
3 Penyakit Bibit Kelapa Sawit
 
Makalah teknologi benih lanjutan
Makalah teknologi benih lanjutanMakalah teknologi benih lanjutan
Makalah teknologi benih lanjutan
 
manfaat mempelajari agroklimatologi dan efek rumah kaca
manfaat mempelajari agroklimatologi dan efek rumah kacamanfaat mempelajari agroklimatologi dan efek rumah kaca
manfaat mempelajari agroklimatologi dan efek rumah kaca
 
Prinsip-prinsip ekologi dasar Leisa
Prinsip-prinsip ekologi dasar LeisaPrinsip-prinsip ekologi dasar Leisa
Prinsip-prinsip ekologi dasar Leisa
 
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil pertanian (abiotik)
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil pertanian (abiotik)faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil pertanian (abiotik)
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil pertanian (abiotik)
 
Laporan kadar air benih (autosaved)
Laporan kadar air benih (autosaved)Laporan kadar air benih (autosaved)
Laporan kadar air benih (autosaved)
 
225366239 laporan-praktiku-uji-vigor-asli
225366239 laporan-praktiku-uji-vigor-asli225366239 laporan-praktiku-uji-vigor-asli
225366239 laporan-praktiku-uji-vigor-asli
 
7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik
7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik
7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik
 
Fisiologi Biji
Fisiologi  BijiFisiologi  Biji
Fisiologi Biji
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANLAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
 
Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)
 
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
 
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADUPengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
 
Penyerapan dan Transpor Zat Hara
Penyerapan dan Transpor Zat HaraPenyerapan dan Transpor Zat Hara
Penyerapan dan Transpor Zat Hara
 
Penyakit blas padi
Penyakit blas padiPenyakit blas padi
Penyakit blas padi
 
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaMakalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
 
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 7 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 7 Shinta Rebecca NaibahoLaporan Praktikum Klimatologi Acara 7 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 7 Shinta Rebecca Naibaho
 
Pengendalian hama
Pengendalian hamaPengendalian hama
Pengendalian hama
 

Similar to OPT CABAI DAN PENGENDALIANNYA-2.ppt

Bustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan opt
Bustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan optBustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan opt
Bustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan opt
AdiluhungAhsan1
 
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dedePENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dedediana novitasari
 
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanaman
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanamanMekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanaman
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanamanJidun Cool
 
8 9. hama & penyakit pada tanaman
8 9. hama & penyakit pada tanaman8 9. hama & penyakit pada tanaman
8 9. hama & penyakit pada tanamanAlfie Kesturi
 
69136-Ilmu-Hama-Tanaman-S2-M-I.pdf
69136-Ilmu-Hama-Tanaman-S2-M-I.pdf69136-Ilmu-Hama-Tanaman-S2-M-I.pdf
69136-Ilmu-Hama-Tanaman-S2-M-I.pdf
ssuser37d4f01
 
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
Andrew Hutabarat
 
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
Marta Adinata
 
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
Andrew Hutabarat
 
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) pada BENIH.pdf
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) pada BENIH.pdfOrganisme Pengganggu Tanaman (OPT) pada BENIH.pdf
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) pada BENIH.pdf
AriefBimaPramono
 
hama dan penyakit tanaman11
 hama dan penyakit tanaman11 hama dan penyakit tanaman11
hama dan penyakit tanaman11
Febrina Tentaka
 
Hama Penyakit Tanaman Padi
Hama Penyakit Tanaman PadiHama Penyakit Tanaman Padi
Hama Penyakit Tanaman Padi
Supianto Anto
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygMuflih Nazuaf
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygMuflih Nazuaf
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygzahrahoca
 
Penyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik Pengendaliannya
Ankardiansyah Pandu Pradana
 
Hama nilam dan strategi pengendaliannya(1)
Hama nilam dan strategi pengendaliannya(1)Hama nilam dan strategi pengendaliannya(1)
Hama nilam dan strategi pengendaliannya(1)
Andrew Hutabarat
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygMuflih Nazuaf
 
Kuliah Perlintan.pdf
Kuliah Perlintan.pdfKuliah Perlintan.pdf
Kuliah Perlintan.pdf
ElwinDakNgepelelagi
 
Pengaruh Biosis Terhadap Tumbuhan Dan Hasil tanaman
Pengaruh Biosis Terhadap Tumbuhan Dan Hasil tanamanPengaruh Biosis Terhadap Tumbuhan Dan Hasil tanaman
Pengaruh Biosis Terhadap Tumbuhan Dan Hasil tanamanLeman Shah Mizatie
 

Similar to OPT CABAI DAN PENGENDALIANNYA-2.ppt (20)

Bustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan opt
Bustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan optBustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan opt
Bustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan opt
 
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dedePENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
 
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanaman
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanamanMekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanaman
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanaman
 
8 9. hama & penyakit pada tanaman
8 9. hama & penyakit pada tanaman8 9. hama & penyakit pada tanaman
8 9. hama & penyakit pada tanaman
 
69136-Ilmu-Hama-Tanaman-S2-M-I.pdf
69136-Ilmu-Hama-Tanaman-S2-M-I.pdf69136-Ilmu-Hama-Tanaman-S2-M-I.pdf
69136-Ilmu-Hama-Tanaman-S2-M-I.pdf
 
hama dan penyakit
hama dan penyakithama dan penyakit
hama dan penyakit
 
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
 
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
 
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
 
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) pada BENIH.pdf
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) pada BENIH.pdfOrganisme Pengganggu Tanaman (OPT) pada BENIH.pdf
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) pada BENIH.pdf
 
hama dan penyakit tanaman11
 hama dan penyakit tanaman11 hama dan penyakit tanaman11
hama dan penyakit tanaman11
 
Hama Penyakit Tanaman Padi
Hama Penyakit Tanaman PadiHama Penyakit Tanaman Padi
Hama Penyakit Tanaman Padi
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
 
Penyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik Pengendaliannya
 
Hama nilam dan strategi pengendaliannya(1)
Hama nilam dan strategi pengendaliannya(1)Hama nilam dan strategi pengendaliannya(1)
Hama nilam dan strategi pengendaliannya(1)
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
 
Kuliah Perlintan.pdf
Kuliah Perlintan.pdfKuliah Perlintan.pdf
Kuliah Perlintan.pdf
 
Pengaruh Biosis Terhadap Tumbuhan Dan Hasil tanaman
Pengaruh Biosis Terhadap Tumbuhan Dan Hasil tanamanPengaruh Biosis Terhadap Tumbuhan Dan Hasil tanaman
Pengaruh Biosis Terhadap Tumbuhan Dan Hasil tanaman
 

Recently uploaded

Penetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptx
Penetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptxPenetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptx
Penetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptx
Erma753811
 
BAB III. Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
BAB III.  Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.pptBAB III.  Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
BAB III. Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
YUZANAPRATIWI
 
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdfAnalisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
BrigittaBelva
 
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...
d1051231034
 
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
LukmanulHakim572233
 
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
d1051231072
 
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...
d1051231039
 
Sejarah Gunung Merapi dan Catatan Erupsi
Sejarah Gunung Merapi dan Catatan ErupsiSejarah Gunung Merapi dan Catatan Erupsi
Sejarah Gunung Merapi dan Catatan Erupsi
ssuserb357a32
 
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdfPlastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Biotani & Bahari Indonesia
 
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap EkosistemStudi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
d1051231041
 
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptxinduksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
AzisRois1
 
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
muhammadnoorhasby04
 

Recently uploaded (12)

Penetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptx
Penetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptxPenetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptx
Penetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptx
 
BAB III. Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
BAB III.  Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.pptBAB III.  Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
BAB III. Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
 
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdfAnalisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
 
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...
 
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
 
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
 
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...
 
Sejarah Gunung Merapi dan Catatan Erupsi
Sejarah Gunung Merapi dan Catatan ErupsiSejarah Gunung Merapi dan Catatan Erupsi
Sejarah Gunung Merapi dan Catatan Erupsi
 
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdfPlastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
 
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap EkosistemStudi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
 
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptxinduksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
 
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
 

OPT CABAI DAN PENGENDALIANNYA-2.ppt

  • 1. HAMA-HAMA TANAMAN CABAI DAN PENGENDALIAN RAMAH LINGKUNGAN
  • 2.  Pengertian Hama : Suatu mahluk (Organisme) yang hidup, tinggal , merusak dan menimbulkan kerugian secara ekonomis.  Beberapa tahun terakhir kita dikejutkan oleh adanya ledakan hama pada tanaman pangan dan hortikultura yang sangat merugikan para petani di Indonesia. PENDAHULUAN
  • 3. •Penanaman suatu jenis tanaman secara luas dan terus menerus di suatu tempat atau daerah •Introduksi (pemasukan) varietas tanaman “baru”. Masalah hama atau ledakan hama dapat terjadi apabila suatu varietas tanaman (baru) diintroduksikan pada komunitas biotik “baru”. •Penerapan beberapa faktor agronomi yang tidak tepat dapat mendorong timbulnya ledakan hama •Penanaman varietas unggul modern yang rentan terhadap serangan hama •Penggunaan pestisida yang tidak tepat dan tidak benar baik jenis maupun dosis penggunaannya seringkali menimbulkan masalah hama dan ledakan hama. •Perubahan cuaca LANDASAN EKOLOGI TERJADINYA LEDAKAN HAMA
  • 4. HAMA – HAMA PENTING PADA TANAMAN CABAI MERAH Di persemaian/ sebelum Tanam 1. Kutu daun persik, Myzus persicae Sulzer. 2. Thrips, Thrips parvispinus Karny 3. Tungau teh kuning, Polyphagotarsonemus latus
  • 5. HAMA – HAMA PENTING PADA TANAMAN CABAI Tanaman fase Vegetatif 1. Ulat tanah, Agrotis ipsilon Hufn.* 2. Anjing Tanah, Gryllotalpa Africana Pal. 3. Uret, Phyllophaga spp 4. Ulat grayak, Spodoptera litura F. 5. Kutudaun persik, Myzus persicae Sulz. 6. Thrips, Thrips parvispinus 7. Tungau teh kuning, Polyphagotarsonemus latus 8. Kutu Kebul , Bemisia tabaci Genn. 9. Wereng kapas, Empoasca lybica de Bergevin & Zanon 10. Lalat pengorok daun, Liriomyza huidobrensis Blancard
  • 6. HAMA – HAMA PENTING PADA TANAMAN CABAI DI LAPANGAN (Fase Vegetatif dan/atau Generatif) 1. Ulat grayak, Spodoptera litura F. 2. Kutudaun persik, Myzus persicae Sulz. 3. Thrips, Thrips parvispinus 4. Tungau teh kuning, Polyphagotarsonemus latus 5. Kutu Kebul , Bemisia tabaci Genn. 6. Wereng kapas, Empoasca lybica de Bergevin & Zanon 7. Lalat pengorok daun, Liriomyza huidobrensis Blancard 8. Ulat buah Tomat, Helicoverpa armigera Hubn. 9. Lalat buah, Bactrocera dorsalis Genn.
  • 7. Thrips (Thrips parvispinus) Warna tubuh nimfa kuning pucat, dewasa berwarna kuning sampai coklat kehitaman Tanaman Inang. Terdapat 105 jenis tanaman dari keluarga keluarga Cucurbitaceae, Solanaceae, Malvaceae dan Leguminaceae yang menjadi inangnya antara lain adalah tembakau, kopi, ubi jalar, klotalaria dan kacang-kacangan. Thrips menyerang tanaman cabai sepanjang tahun, serangan hebat umumnya terjadi pada musim kemarau
  • 8. Gejala Serangan Thrips Permukaan bawah daun yang terserang berwarna keperak- perakan dan daun mengeriting atau berkerut. Intensitas serangan dapat mencapai 87%
  • 9. Kutudaun Persik (Myzus persicae Sulzer) • Kutudaun persik selalu ditemukan di areal pertanaman cabai merah. • Perkembangbiakannya dilakukan dengan dua cara, yaitu (1) dengan perkawinan biasa (di daerah subtropis) dan (2) secara “parthenogenesis” atau melahirkan anak • Tanaman inang M. persicae lebih dari 400 jenis diantaranya adalah kentang, kubis, wortel, seledri, mentimun, terung, bayam, cabai, tembakau, tomat, petsai, dll.
  • 10. Gejala Serangan Kutu Daun Persik • Secara langsung : tanaman yang terserang keriput, tumbuhnya kerdil, kekuningan, daun-daun terpuntir, layu lalu mati. • Secara tidak langsung : kutudaun persik merupakan vektor penting penyakit virus menggulung daun kentang (PLRV) dan PVY.
  • 11. Tungau Teh Kuning (Polyphagotarsonemus latus) P. latus lebih dikenal sebagai tungau teh kuning, menyerang tunas dan daun-daun yang baru tumbuh sehingga bentuknya berubah. P. latus menyerang tanaman cabai sepanjang tahun, serangan hebat umumnya terjadi pada musim kemarau. Bercak-bercak klorotik yang disebabkan oleh tungau ini menyebabkan daun berwarna gelap, sebaliknya infestasi tungau yang tinggi menyebabkan daun dan tanaman mati. Tanaman inang.
  • 12.
  • 13. Gejala Serangan P. latus • Tungau ukurannya kecil dan mengisap cairan sel daun. Bercak-bercak klorotik yang disebabkan oleh tungau ini menyebabkan daun berwarna gelap, sebaliknya infestasi tungau yang tinggi menyebabkan daun dan tanaman mati.
  • 14. Ulat tanah (Agrotis ipsilon) Pada siang hari, larva bersembunyi di permukaan tanah Pada senja atau malam hari ulat tanah aktif, muncul ke permukaan tanah, kemudian memotong pangkal batang dan tangkai daun tanaman cabai yang masih muda Larva aktif pada senja/malam hari Ulat tanah merupakan hama penting tanaman sayuran muda seperti kubis, petsai, tomat, dan cabai. Gejala serangan ditandai dengan terpotongnya tanaman pada pangkal batang. Akibatnya tanaman menjadi roboh
  • 15.
  • 16. ANJING TANAH ATAU ORONG-ORONG Orong-orong tinggal di bawah permukaan tanah, memiliki sepasang kaki depan yang kuat dan dapat digunakan untuk melindungi diri. Terbang malam hari dan sering tertarik oleh cahaya lampu. Imago menyerupai jangkrik, panjang kira- kira 3 cm. Warnanya merah tua. Nimfa seperti serangga dewasa tetapi ukurannya lebih kecil. Sifatnya sangat polifag memakan akar, umbi tanaman muda dan serangga. Tanaman inang lain adalah kentang dan bawang merah.
  • 17. Uret (Phyllophaga sp.) Uret merupakan larva kumbang yang ukurannya relatif besar. Panjang uret dapat mencapai 5 cm. Tubuhnya kokoh dan melengkung, mempunyai kaki pada torak (dada). Kerusakan dapat terjadi apabila cabai di tanam pada lahan bekas padang rumput.
  • 18. Ulat Grayak (Spodoptera litura) Larva mempunyai warna yang bervariasi, tetapi mempunyai kalung hitam pada segmen abdomen yang keempat dan kesepuluh. Pada sisi lateral dan dorsal terdapat garis kuning. Pupa berwarna coklat gelap terbentuk pada permukaan tanah. Tanaman inang : tembakau, cabai, bawang merah, terung, kentang, kacang-kacangan, dan lain-lain
  • 19.
  • 20. Lalat Pengorok Daun (Liriomyza huidobrensis) • Serangga dewasa berupa lalat kecil berukuran sekitar 2 mm • Tanaman inang: kentang, tomat, seledri, wortel, terung, mentimun, cabai, semangka dan kacang-kacangan. • Gejala serangan : larva merusak tanaman dengan cara mengorok daun, sedangkan serangga dewasa merusak tanaman dengan cara tusukan ovipositor pada saat oviposisi dan dengan menusuk dan menghisap cairan tanaman, sehingga menganggu proses fotosintesis tanaman dan dapat menimbulkan kematian atau gugur daun sebelum waktunya
  • 21.
  • 22. Wereng Kapas (Empoasca sp) • Gejala Serangan menyebabkan bintik- bintik putih, karena cara makannya dengan menusuk dan mengisap, terutama pada permukaan atas daun. Jika terjadi serangan hebat, semua permukaan daun penuh dengan bintik-bintik putih
  • 23. Kutu Kebul (Bemisia tabaci Genn.) pada tanaman cabai Vos (1994) : Lalat putih menyerang tanaman cabai merah di dataran rendah di P. jawa pada musim penghujan. Serangan secara berkala. Kalshoven (1981) : Pada tahun 1938 B. tabaci menyerang tanaman tembakau di Deli
  • 24. Morfologi Ukuran tubuhnya berkisar antara 1 – 1.5 mm. Siklus hidupnya berkisar antara 7 – 21 hari. Serangga dewasa biasanya berkelompok dalam jumlah yang banyak. Bila tanaman tersentuh, serangga tersebut akan beterbangan seperti kabut atau kebul putih. Jarak terbang . 100 m Ketinggian : 4 meter
  • 25. Telur : bentuk lonjong, agak lengkung seperti pisang, panjangnya kira-kira antara 0,2 – 0,3 mm dan diletakkan di permukaan bawah daun. Fase telur 7 hari. Nimfa terdiri atas tiga instar. Instar ke – 1 berbentuk bulat telur dan pipih, bertungkai yang berfungsi untuk merangkak, sedangkan instar
  • 26. Pupa berbentuk oval, agak pipih, berwarna hijau ke putih-putihan sampai kekuning-kuningan. Pupa terdapat pada permukaan bawah daun. Serangga dewasa berukuran kecil, berwarna putih dan mudah diamati karena pada bagian permukaan bawah daun ditutup lapisan lilin yang bertepung.
  • 27. Gejala Virus Kuning • Daun keriting • Warna menguning, urat daun hijau • Bunga gugur • Jika di pesemaian sdh terserang, maka tanaman kerdil dan tidak berbuah
  • 28. Tanaman Inang 63 FAMILI 600 SPESIES Gossypium, Lycopersicon esculentum, Gerbera jamesonii, Capsicum annum, Nicotiana tabacum, Ipomoea batatas, Manihot esculenta, Euphorbia pulcherrima, Sinningia speciosa, Lactuca sativa, Cucumis sativus, Abelmoschus esculentus, Phaseolus vulgaris,Solanum melongena, Brassicaceae, Glycine max, Piper nigrum, Solanum tuberosum, Hibiscus, Ageratum
  • 29. DAERAH PENYEBARAN B. tabaci Eropah : 26 negara Asia 37 negara Afrika :39 negara Amerika : 30 negara Oceania : 14 negara
  • 30. Berupa becak nekrotik pada daun, yang disebabkan oleh rusaknya sel-sel dan jaringan daun akibat serangan nimfa dan serangga dewasa. Dalam keadaan populasi tinggi, serangn kutu kebul dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Embun madu yang dikeluarkan dapat menimbulkan serangan jamur jelaga yang berwarna hitam. Menyerang pada berbagai stadia tanaman. Gejala Serangan B. tabaci Gejala Serangan B. Tabaci pada buah
  • 31. Serangan tidak Langsung B. tabaci sebagai vektor virus : 60 virus Geminivirus Closterovirus Nepovirus Carlavirus Potyvirus Rod-shape DNA Virus Gejala Serangan Virus gemini
  • 32. Ulat Buah Tomat (Helicoverpa armigera) Larva muda berwarna kuning muda kemudian berubah warna dan terdapat variasi warna dan pola corak antara sesama larva. Fase larva sekitar 12-25 hari. Ngengat berwarna coklat kekuning-kuningan dengan bintik- bintik dan garis yang berwarna hitam. Tanaman inang, tomat, tembakau, jagung dan kapas.
  • 33. Gejala Serangan larva H. armigera melubangi buah-buah cabai. Buah cabai yang terserang busuk dan jatuh ke tanah. Kadang-kadang larva juga menyerang pucuk tanaman dan melubangi cabang- cabang cabai. Intensitas serangan dapat mencapai 47% Pupa dan Imago H. armigera
  • 35. Lalat Buah (Bactrocera dorsalis) Eksistensi lalat buah yang cukup endemik di Indonesia telah menimbulkan masalah yang cukup pelik. Beberapa Negara importir misalnya Jepang mensyaratkan buah “bebas lalat buah”. Tanaman yang seringkali diserang oleh larva lalat buah diantaranya adalah belimbing, mangga, nangka, rambutan, melon, dan semangka, cabai, jeruk, jambu, pisang susu dan pisang raja sere.
  • 36. Gejala Serangan Gejala serangan pada buah yang terinfestasi lalat buah ditandai dengan adanya noda- noda kecil bekas tusukan ovipositornya. Rata-rata tingkat serangan lalat buah pada mangga bervariasi dari 0.67 – 70 % belimbing bisa mencapai 90 – 100%, pada cabai berkisar antara 20 – 25%.
  • 37.
  • 39. PENDAHULUAN Kerugian Pestisida Berlebih - Tdk Ekonomis 50% Biaya Tod. Prod GAP Kesehatan manusia .Akut .Kronis . Resistensi . M.A Terbunuh . Resurgensi .Hama Sekunder Agroekosistem .Pengendalian alami tdk berjalan Biodiversitas Rendah
  • 40. Teknik Bercocok Tanam Varietas Tahan Pengendalian.Biologi Pengendalian Kimiawi P H T Ramah Lingkungan Pengelolaan Hama Terpadu (Ramah Lingkungan) Pengendalian.Biologi
  • 41. I. ISOLASI DI PERSEMAIAN
  • 42. II. Pengendalian Secara Kultur Teknis a) Pengolahan tanah b) Menjaga kebersihan kebun (sanitasi) c) Pemupukan Berimbang d) Penggunaan pupuk kandang yang matang e) Penggunaan mulsa plastik hitam-perak f) Pengairan
  • 43. g) COMPANION PLANTING Beberapa jenis tanaman dapat digunakan untuk mengurangi serangan OPT. Perangkap atau Penolak atau konservasi musuh alami Tagetes, jagung, gandum, bunga matahari, wortel, bawang putih, tomat
  • 44. PEMANFAATAN BORDER JAGUNG • Mencegah Persilangan • Mencegah masuknya serangga vektor • Konservasi Musuh alami
  • 45. III. Pengendalian Hayati • Beberapa cara pengendalian hayati yang dapat dilakukan yaitu : · Pemanfaatan musuh alami setempat dengan cara menciptakan lingkungan yang mendukung semakin berfungsinya musuh-musuh alami (parasitoid, predator, dan patogen penyakit) secara maksimal. · Pemasukan, peningkatan populasi musuh alami secara buatan dan perbanyakan musuh-musuh alami hama. • Perbanyakan dan penyebaran patogen penyakit hama seperti virus, cendawan dan bakteri.
  • 46.
  • 47. Penggunaan Patogen Serangga Cara pembuatan ekstrak kasar NPV : • Larva S. litura atau H. armigera yang terinfeksi oleh virus NPV, dikumpulkan dari pertanaman cabai merah di lapangan. Ciri khas larva yang terinfeksi oleh NPV adalah kemampuan makan • berkurang, gerakannya lambat, tubuh membengkak dan warna kulitnya berkilau. • Sebanyak 5 ekor S. litura atau H. armigera yang terinfeksi oleh virus NPVdigerus di atas mortal atau alat penggerus lainnya sampai halus. • Diencerkan dengan 1 liter air bersih, kemudian diaduk hingga rata. • Ke dalam larutan tersebut ditambahkan Agristick (perekat perata) sebanyak 1 ml per liter air, kemudian diaduk sampai rata. • Larutan ekstrak kasar tersebut siap disemprotkan pada pertanaman cabai merah. • Untuk memperoleh larutan NPV sebanyak 1 tangki semprot (17 liter), diperlukan sebanyak 85 ekor larva S. litura dan untuk H. armigera diperlukan 170 ekor.
  • 49. Parasitoid dan predator C. transvertalis M. sexmaculatus
  • 50. Harmonia sp. Curinus sp. Coelphora sp. P. fuscipes Condylastylus sp. M. sexmaculatus C.tranversalis V. lineata V. discolor Predator Penting B. tabaci, Thrips sp dan Kutu daun
  • 51. Larva Epilakna sp (Coccinelidae Hama) Larva Verania sp (Coccinelidae Predator)
  • 53. Parasitoid dari Ordo Hemyptera Hasil Eksplorasi Imago Eretmocerus mundus (Aphelinidae) Tarsi 5 ruas
  • 54. Parasitoid dari Ordo Hemyptera Hasil Eksplorasi Imago Encarsia formosa (Aphelinidae) Tarsi 5 ruas
  • 55. Eretmocerus orientalis ♀ ♂ Encasia formosa Gahan Parasitoid Parasitoid Encarsia sp : 0 – 70% Hasil Penelitian : tidak ada korelasi antara tingkat parasitasi dengan populasi B. tabaci
  • 57.
  • 58.
  • 59. V. Pestisida nabati Melaleuca bracteata Azadirachta indica Tagetes erecta
  • 60. PEMBUATAN INSEKTISIDA NABATI • Bahan : Daun Mimba 8 kg Lengkuas 6 kg Serai 6 kg Diterjen 20 gr Air 20 l • Cara Membuat : Daun mimba, lengkuas dan serai di tumbuk atau dihaluskan. Seluruh bahan diaduk merata dalam 20 l air lalu direndam sehari semalam (24 jam). Keesokan harinya larutan disaring dengan kain halus. Larutan hasil penyaringan diencerkan kembali dengan 600 l air. Larutan sebanyak itu dapat digunakan untuk lahan seluas 1 ha.
  • 61. Ramuan untuk mengendalikan hama Thrips pada tanaman cabai • Bahan : Daun Sirsak 50 – 100 lembar Diterjen atau sabun colek 15 gr. Air 5 l • Cara Membuat Daun sirsak ditumbuk halus dicampur dengan 5 l air dan diendapkan semalam. Keesokan harinya larutan disring dengan kain halus. Setiap 1l larutan hasil saringan diencerkan dengan 10 – 15 l air.
  • 62. Resep larutan “Atraktan” • Minyak cengkeh : 25 cc • Esence vanili : 5 cc • Formalin (0.5%) : 0.5 l • Amoniak : 30 cc • Gula pasir : 0.5 kg • Air : 1 lt
  • 63. Beberapa Jenis Insektisida Nabati untuk Mengendalikan Hama-hama penting Tanaman Cabai . Nama Tumbuhan Bagian Tumbuhan Hama Sasaran Melaleuca bracteata Daun B. dorsalis Ocium sanctum Daun B. Dorsalis Azadirachta indica Daun dan Biji S. litura, M. persicae Pachyrrhyzus erosus Biji H. armigera Eupatorium inulifolium Daun S. litura Tagetes erecta Daun S. litura, T. tabaci Aglaia odorata Daun H. Armigera Echinochlora crosgalli Batang dan daun B. tabaci Andropogon nardus, Azadirachta indica dan Alpinia galanga Batang, daun dan rimpang T. Parvispinus Annona muricata Biji dan daun T. parvispinus, H. armigera, S. litura
  • 64. Serangan Tepat jenis Tepat Dosis Tepat Waktu Tepat Cara Tepat Alat VI. Penggunaan Insektisida Kimia Harus Bijaksana
  • 65. Pemantauan Rutin Pengendalian Hama Terpadu Pengamatan rutin : • Mulai 2 minggu setelah tanam • Tanaman contoh : 50/ ha • Cara pengambilan contoh : - diagonal - acak sistematis
  • 66. Penggunaan Umpan Beracun Umpan terdiri atas campuran dedak (10 kg), Dipterek 95 SL (125-250 ml), 0.5-1 kg gula merah dan air (10 liter) setelah bahan-bahan dicampur rata disebar di sekeliling tanaman, segera setelah tampak gejala serangan. Pemasangan umpan dilakukan pada sore hari.
  • 67. Beberapa Jenis Insektisida untuk Mengendalikan Hama-hama penting Tanaman Cabai Hama Insektisida yang dianjurkan Thrips ,Thrips parvispinus Diafentiuron (Pegasus 500 EC); Fipronil (Regent 50 SC); Imidaklorpid (Confidor 200 SC); Merkaptodimetur (Mesurol 50 WP) dan Dimetoat (Perfektion 400 EC). Piraklofos (Voltage 560 EC), Kartap hidroklorida (Padan 50 SP), Abamectin (Agrimec 18 EC) Kutudaun persik , Myzus persicae Sulz Dimetoat (Perfektion 400 EC), Permetrin (Pounce 20 EC), Sipermetrin (Arrivo 30 EC) dan Pirimicarb (Pirimor 50 WP), (Buldok 25 EC), Imidaklorpid (Confidor 200 LC), Fipronil (Regent 50 EC) Tungau teh kuning, Polyphagotars onemus latus Akarisida Etion (Merothion 500 EC), Klofentezin (Apollo 500 EC), Pyridaben (Makari 150 EC) dan Abamectin (Agrimec 18 EC), Abamectin (Mitigate 18 EC)
  • 68. Beberapa Jenis Insektisida untuk Mengendalikan Hama-hama penting Tanaman Cabai Hama Insektisida yang dianjurkan Kutu Kebul , Bemisia tabaci Genn. Imidaclorpid (Confidor 200 SL), Bifenthrin (Talstar 25 EC), Buprofezin (Applaud 100 EC), Fenpropathrin ((Meothrin 50 EC), Endosulphan (Termisidin 350 EC), Amitraz (Mitac 200 EC), Deltamethrin (Decis 2.5 EC), Permethrin (Corsair 100 EC) dan Asefat (Orthane 75 SP) Wereng kapas, Empoasca lybica de Bergevin & Zanon Flufenoksuron (Cascade 50 EC), Imidaklorpid (Confidor 200 SL), Metidation (Supracide 25 WP), Bifentrin (Talstar 25 EC) Lalat pengorok daun, Liriomyza huidobrensis Blancard Cyromazine (Trigard 50 WP), Abamectin (Agrimec 18 EC) Karbosulfan (Marshall 200 EC), Spinosas (Success 120 SC), Kartap hidroklorida (Padan 50 SP), Betasiflutrin (Buldok 40 EC)
  • 69. Beberapa Jenis Insektisida untuk Mengendalikan Hama-hama penting Tanaman Cabai Hama Insektisida yang dianjurkan Ulat tanah, Agrotis ipsilon Hufn Sipermethrin (Sherpa ), Etoprofos (Rhocap 10 G) Uret (Phyllophaga spp) Karbosulfan (Marshal 5 G), Karbofuran (Curaterr 3 G), Etoprofos (Rhocap 10 G) Ulat bawang , Spodoptera exigua Hbn Tebufenozide (Midic 20 F), B. thuringiensis (Florbac FC), Flufenoksuron (Cascade 50 EC), Klorfluazuron (Atabron 50 EC), Betasiflutrin (Buldog 40 EC) dan Sihalothrin (Matador 50 EC); Diahydrazine (Prodigy100 EC) Ulat grayak, Spodoptera litura F. Klourfluazuron (Atabron 50 EC), Lufenuron ( Match 50 EC), Lamda sihalotrin (Matador 25 EC),Profenofos (Callicron 500 EC), Amamate (Proclaim 5 SG)
  • 70. Beberapa Jenis Insektisida untuk Mengendalikan Hama-hama penting Tanaman Cabai Hama Insektisida yang dianjurkan Ulat Buah Tomat Helicoverpa armigera Hubn. Amamate (Proclaim 5 SG), Deltamethrin (Decis 2.5 EC), Spinosad Success 120 SC) Lalat Buah, Bactrocera dorsalis Metil Eugenol (Petrogenol 800 L), Metidation (Supracide 40EC), Betasiflutrin (Buldok 25 EC), Profenofos (Curacron 500 EC), Deltamethrin (Decis 2,5 EC)
  • 71. Terima Kasih PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA