Dokumen tersebut membahas tentang hama-hama tanaman cabai dan pengendalian yang ramah lingkungan. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain:
1. Mengidentifikasi beberapa hama penting tanaman cabai seperti ulat tanah, thrips, kutu daun persik, dan tungau teh kuning beserta gejala serangannya.
2. Menjelaskan faktor-faktor yang dapat memicu ledakan hama seperti penanaman monokultur, vari
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...Moh Masnur
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sativa) dan MANGGA (Mangifera indica) di AREAL PERSAWAHAN BALAI BENIH PALUR, DESA SONOBIJO, KEC. MOJOLABAN, KAB. SUKOHARJO, SURAKARTA”
Penyakit Blas dapat menyebabkan kerugian yang begitu besar pada pertanaman padi di Indonesia. Pada awalnya blas hanya menyerang padi gogo. Namun kini penyakit blas menjadi penyakit utama pada tanaman padi sawah.
Hama adalah organisme yang merusak tanaman dan secara ekonomik merugikan manusia. Hama yang menyerang tumbuhan antara lain tikus, walang sangit, wereng, tungau, dan ulat.
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...Moh Masnur
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sativa) dan MANGGA (Mangifera indica) di AREAL PERSAWAHAN BALAI BENIH PALUR, DESA SONOBIJO, KEC. MOJOLABAN, KAB. SUKOHARJO, SURAKARTA”
Penyakit Blas dapat menyebabkan kerugian yang begitu besar pada pertanaman padi di Indonesia. Pada awalnya blas hanya menyerang padi gogo. Namun kini penyakit blas menjadi penyakit utama pada tanaman padi sawah.
Hama adalah organisme yang merusak tanaman dan secara ekonomik merugikan manusia. Hama yang menyerang tumbuhan antara lain tikus, walang sangit, wereng, tungau, dan ulat.
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdfBrigittaBelva
Berada dalam kerangka Mata Kuliah Riset Periklanan, tim peneliti menganalisis penggunaan pendekatan "fear appeal" atau memicu rasa takut dalam kampanye #TogetherPossible yang dilakukan oleh World Wide Fund (WWF) untuk mengedukasi masyarakat tentang isu lingkungan.
Analisis dilakukan dengan metode kualitatif, meliputi analisis konten media sosial WWF, observasi, dan analisis naratif. Tidak hanya itu, penelitian ini juga memberikan strategi nyata untuk meningkatkan keterlibatan dan dampak kampanye serupa di masa depan.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...d1051231072
Lahan gambut adalah salah satu ekosistem penting di dunia yang berfungsi sebagai penyimpan karbon yang sangat efisien. Di Asia Tenggara, lahan gambut memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekologi dan ekonomi. Namun, seiring dengan meningkatnya tekanan terhadap lahan untuk aktivitas pertanian, perkebunan, dan pembangunan infrastruktur, degradasi lahan gambut telah menjadi masalah lingkungan yang signifikan. Degradasi lahan gambut terjadi ketika lahan tersebut mengalami penurunan kualitas, baik secara fisik, kimia, maupun biologis, yang pada akhirnya mengakibatkan pelepasan karbon dalam jumlah besar ke atmosfer.
Lahan gambut di Asia Tenggara, khususnya di negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia, menyimpan cadangan karbon yang sangat besar. Diperkirakan bahwa lahan gambut di wilayah ini menyimpan sekitar 68,5 miliar ton karbon, yang jika terlepas, akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap emisi gas rumah kaca global.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...d1051231039
Lahan gambut merupakan salah satu ekosistem yang unik dan penting secara global. Terbentuk dari endapan bahan organik yang terdekomposisi selama ribuan tahun, lahan gambut memiliki peran yang sangat signifikan dalam menjaga keanekaragaman hayati, menyimpan karbon, serta mengatur siklus air. Kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya habitat, degradasi lingkungan, dan penurunan kesuburan tanah. Kerusakan lahan gambut di Indonesia telah meningkat seiring waktu, dengan laju deforestasi dan degradasi lahan gambut yang signifikan. Menurut data, sekitar 70% dari lahan gambut di Indonesia telah rusak, dan angka tersebut terus meningkat. Kerusakan lahan gambut memiliki dampak yang luas dan serius, tidak hanya secara lokal tetapi juga global. Selain menyebabkan hilangnya habitat bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan yang khas bagi ekosistem gambut, kerusakan lahan gambut juga melepaskan jumlah karbon yang signifikan ke atmosfer, berkontribusi pada perubahan iklim global.Kerusakan lahan gambut memiliki dampak negatif yang luas pada masyarakat, lingkungan, dan ekonomi. Dalam jangka panjang, kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya sumber daya alam, penurunan kesuburan tanah, dan peningkatan risiko bencana alam.
Hasil dari #INC4 #TraktatPlastik, #plastictreaty masih saja banyak reaksi ketidak puasan, tetapi seluruh negara anggota PBB bertekad melanjutkan putaran negosiasi
berikutnya: #INC5 di bulan November 2024 di Busan Korea Selatan
Cerita sukses desa-desa di Pasuruan kelola sampah dan hasilkan PAD ratusan juta adalah info inspiratif bagi khalayak yang berdiam di perdesaan
.
#PartisipasiASN dalam #bebersihsampah nyata biarpun tidak banyak informasinya
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistemd1051231041
Pirit merupakan zat di dalam tanah yang terbawa karena adanya arus pasang surut. Zat ini dapat membahayakan ekosistem sekitar apabila mengalami reaksi oksidasi dan penyebab utama mengapa tanah menjadi masam, karena mengandung senyawa besi dan belerang. Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan, dampak, peran, pengaruh, hingga upaya pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan guna mengatasi masalah ekosistem yang terjadi.
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...muhammadnoorhasby04
Gas rumah kaca memainkan peran penting dalam mempengaruhi iklim Bumi melalui mekanisme efek rumah kaca. Fenomena ini alami dan esensial untuk menjaga suhu Bumi tetap hangat dan layak huni. Namun, peningkatan konsentrasi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan praktik pertanian intensif, telah memperkuat efek ini, menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim yang signifikan.Pemanasan global membawa dampak luas pada berbagai aspek lingkungan, termasuk suhu rata-rata global, pola cuaca, kenaikan permukaan laut, serta frekuensi dan intensitas fenomena cuaca ekstrem seperti badai dan kekeringan. Dampak ini juga meluas ke ekosistem alami, menyebabkan gangguan pada habitat, distribusi spesies, dan interaksi ekologi, yang berdampak pada keanekaragaman hayati.
Untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh peningkatan gas rumah kaca dan perubahan iklim, upaya mitigasi dan adaptasi menjadi sangat penting. Langkah-langkah mitigasi meliputi transisi ke sumber energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan. Di sisi lain, langkah-langkah adaptasi mencakup pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap cuaca ekstrem, pengelolaan sumber daya air yang lebih baik, dan perlindungan terhadap wilayah pesisir.Selain itu, mengurangi konsumsi daging, memanfaatkan metode kompos, dan pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap perubahan iklim adalah beberapa tindakan konkret yang dapat diambil untuk mengurangi dampak gas rumah kaca.Dengan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme dan dampak dari efek rumah kaca, serta melalui kolaborasi global yang kuat dan langkah-langkah konkret yang efektif, kita dapat melindungi planet kita dan memastikan kesejahteraan bagi generasi mendatang.
2. Pengertian Hama : Suatu mahluk
(Organisme) yang hidup, tinggal , merusak
dan menimbulkan kerugian secara ekonomis.
Beberapa tahun terakhir kita dikejutkan
oleh adanya ledakan hama pada tanaman
pangan dan hortikultura yang sangat
merugikan para petani di Indonesia.
PENDAHULUAN
3. •Penanaman suatu jenis tanaman secara luas dan terus menerus di
suatu tempat atau daerah
•Introduksi (pemasukan) varietas tanaman “baru”. Masalah hama
atau ledakan hama dapat terjadi apabila suatu varietas tanaman
(baru) diintroduksikan pada komunitas biotik “baru”.
•Penerapan beberapa faktor agronomi yang tidak tepat dapat
mendorong timbulnya ledakan hama
•Penanaman varietas unggul modern yang rentan terhadap
serangan hama
•Penggunaan pestisida yang tidak tepat dan tidak benar baik jenis
maupun dosis penggunaannya seringkali menimbulkan masalah
hama dan ledakan hama.
•Perubahan cuaca
LANDASAN EKOLOGI TERJADINYA LEDAKAN HAMA
4. HAMA – HAMA PENTING PADA
TANAMAN CABAI MERAH
Di persemaian/ sebelum Tanam
1. Kutu daun persik, Myzus persicae
Sulzer.
2. Thrips, Thrips parvispinus Karny
3. Tungau teh kuning,
Polyphagotarsonemus latus
5. HAMA – HAMA PENTING PADA TANAMAN CABAI
Tanaman fase Vegetatif
1. Ulat tanah, Agrotis ipsilon Hufn.*
2. Anjing Tanah, Gryllotalpa Africana Pal.
3. Uret, Phyllophaga spp
4. Ulat grayak, Spodoptera litura F.
5. Kutudaun persik, Myzus persicae Sulz.
6. Thrips, Thrips parvispinus
7. Tungau teh kuning, Polyphagotarsonemus latus
8. Kutu Kebul , Bemisia tabaci Genn.
9. Wereng kapas, Empoasca lybica de Bergevin & Zanon
10. Lalat pengorok daun, Liriomyza huidobrensis Blancard
6. HAMA – HAMA PENTING PADA TANAMAN CABAI
DI LAPANGAN (Fase Vegetatif dan/atau Generatif)
1. Ulat grayak, Spodoptera litura F.
2. Kutudaun persik, Myzus persicae Sulz.
3. Thrips, Thrips parvispinus
4. Tungau teh kuning, Polyphagotarsonemus latus
5. Kutu Kebul , Bemisia tabaci Genn.
6. Wereng kapas, Empoasca lybica de Bergevin & Zanon
7. Lalat pengorok daun, Liriomyza huidobrensis Blancard
8. Ulat buah Tomat, Helicoverpa armigera Hubn.
9. Lalat buah, Bactrocera dorsalis Genn.
7. Thrips (Thrips parvispinus)
Warna tubuh nimfa kuning pucat,
dewasa berwarna kuning sampai
coklat kehitaman
Tanaman Inang. Terdapat 105 jenis
tanaman dari keluarga keluarga
Cucurbitaceae, Solanaceae,
Malvaceae dan Leguminaceae yang
menjadi inangnya antara lain adalah
tembakau, kopi, ubi jalar, klotalaria
dan kacang-kacangan.
Thrips menyerang tanaman cabai
sepanjang tahun, serangan hebat
umumnya terjadi pada musim
kemarau
8. Gejala Serangan Thrips
Permukaan bawah daun
yang terserang
berwarna keperak-
perakan dan daun
mengeriting atau
berkerut. Intensitas
serangan dapat
mencapai 87%
9. Kutudaun Persik (Myzus persicae Sulzer)
• Kutudaun persik selalu
ditemukan di areal pertanaman
cabai merah.
• Perkembangbiakannya
dilakukan dengan dua cara,
yaitu (1) dengan perkawinan
biasa (di daerah subtropis) dan
(2) secara “parthenogenesis”
atau melahirkan anak
• Tanaman inang M. persicae
lebih dari 400 jenis diantaranya
adalah kentang, kubis, wortel,
seledri, mentimun, terung,
bayam, cabai, tembakau, tomat,
petsai, dll.
10. Gejala Serangan Kutu Daun Persik
• Secara langsung : tanaman
yang terserang keriput,
tumbuhnya kerdil,
kekuningan, daun-daun
terpuntir, layu lalu mati.
• Secara tidak langsung :
kutudaun persik merupakan
vektor penting penyakit
virus menggulung daun
kentang (PLRV) dan PVY.
11. Tungau Teh Kuning
(Polyphagotarsonemus latus)
P. latus lebih dikenal sebagai tungau
teh kuning, menyerang tunas dan
daun-daun yang baru tumbuh
sehingga bentuknya berubah. P. latus
menyerang tanaman cabai sepanjang
tahun, serangan hebat umumnya
terjadi pada musim kemarau.
Bercak-bercak klorotik yang
disebabkan oleh tungau ini
menyebabkan daun berwarna gelap,
sebaliknya infestasi tungau yang
tinggi menyebabkan daun dan
tanaman mati. Tanaman inang.
12.
13. Gejala Serangan P. latus
• Tungau ukurannya kecil
dan mengisap cairan sel
daun. Bercak-bercak
klorotik yang disebabkan
oleh tungau ini
menyebabkan daun
berwarna gelap,
sebaliknya infestasi
tungau yang tinggi
menyebabkan daun dan
tanaman mati.
14. Ulat tanah (Agrotis
ipsilon) Pada siang hari, larva
bersembunyi di permukaan
tanah
Pada senja atau malam hari ulat
tanah aktif, muncul ke
permukaan tanah, kemudian
memotong pangkal batang dan
tangkai daun tanaman cabai yang
masih muda
Larva aktif pada senja/malam
hari
Ulat tanah merupakan hama
penting tanaman sayuran muda
seperti kubis, petsai, tomat, dan
cabai.
Gejala serangan ditandai dengan
terpotongnya tanaman pada
pangkal batang. Akibatnya
tanaman menjadi roboh
15.
16. ANJING TANAH ATAU ORONG-ORONG
Orong-orong tinggal di bawah
permukaan tanah, memiliki sepasang
kaki depan yang kuat dan dapat
digunakan untuk melindungi diri.
Terbang malam hari dan sering
tertarik oleh cahaya lampu. Imago
menyerupai jangkrik, panjang kira-
kira 3 cm. Warnanya merah tua.
Nimfa seperti serangga dewasa
tetapi ukurannya lebih kecil.
Sifatnya sangat polifag memakan
akar, umbi tanaman muda dan
serangga.
Tanaman inang lain adalah kentang
dan bawang merah.
17. Uret (Phyllophaga sp.)
Uret merupakan larva
kumbang yang ukurannya
relatif besar. Panjang uret
dapat mencapai 5 cm.
Tubuhnya kokoh dan
melengkung, mempunyai
kaki pada torak (dada).
Kerusakan dapat terjadi
apabila cabai di tanam
pada lahan bekas padang
rumput.
18. Ulat Grayak (Spodoptera litura)
Larva mempunyai warna yang bervariasi,
tetapi mempunyai kalung hitam pada
segmen abdomen yang keempat dan
kesepuluh. Pada sisi lateral dan dorsal
terdapat garis kuning. Pupa berwarna
coklat gelap terbentuk pada permukaan
tanah.
Tanaman inang : tembakau, cabai, bawang
merah, terung, kentang, kacang-kacangan,
dan lain-lain
19.
20. Lalat Pengorok Daun (Liriomyza
huidobrensis)
• Serangga dewasa berupa lalat kecil
berukuran sekitar 2 mm
• Tanaman inang: kentang, tomat, seledri,
wortel, terung, mentimun, cabai,
semangka dan kacang-kacangan.
• Gejala serangan : larva merusak
tanaman dengan cara mengorok daun,
sedangkan serangga dewasa merusak
tanaman dengan cara tusukan ovipositor
pada saat oviposisi dan dengan menusuk
dan menghisap cairan tanaman, sehingga
menganggu proses fotosintesis tanaman
dan dapat menimbulkan kematian atau
gugur daun sebelum waktunya
21.
22. Wereng Kapas (Empoasca sp)
• Gejala Serangan
menyebabkan bintik-
bintik putih, karena cara
makannya dengan
menusuk dan mengisap,
terutama pada
permukaan atas daun.
Jika terjadi serangan
hebat, semua
permukaan daun penuh
dengan bintik-bintik putih
23. Kutu Kebul (Bemisia tabaci Genn.) pada
tanaman cabai
Vos (1994) : Lalat
putih menyerang
tanaman cabai merah
di dataran rendah di
P. jawa pada musim
penghujan. Serangan
secara berkala.
Kalshoven (1981) :
Pada tahun 1938
B. tabaci menyerang
tanaman tembakau di
Deli
24. Morfologi
Ukuran tubuhnya berkisar antara 1 – 1.5 mm.
Siklus hidupnya berkisar antara 7 – 21 hari.
Serangga dewasa biasanya berkelompok dalam
jumlah yang banyak. Bila tanaman tersentuh,
serangga tersebut akan beterbangan seperti
kabut atau kebul putih.
Jarak terbang . 100 m
Ketinggian : 4 meter
25. Telur : bentuk lonjong, agak lengkung
seperti pisang, panjangnya kira-kira
antara 0,2 – 0,3 mm dan diletakkan di
permukaan bawah daun. Fase telur 7 hari.
Nimfa terdiri atas tiga instar. Instar ke
– 1 berbentuk bulat telur dan pipih,
bertungkai yang berfungsi untuk
merangkak, sedangkan instar
26. Pupa berbentuk oval, agak
pipih, berwarna hijau ke
putih-putihan sampai
kekuning-kuningan. Pupa
terdapat pada permukaan
bawah daun.
Serangga dewasa
berukuran kecil, berwarna
putih dan mudah diamati
karena pada bagian
permukaan bawah daun
ditutup lapisan lilin yang
bertepung.
27. Gejala Virus Kuning
• Daun keriting
• Warna menguning,
urat daun hijau
• Bunga gugur
• Jika di pesemaian
sdh terserang, maka
tanaman kerdil dan
tidak berbuah
29. DAERAH PENYEBARAN B. tabaci
Eropah : 26 negara
Asia 37 negara
Afrika :39 negara
Amerika : 30 negara
Oceania : 14 negara
30. Berupa becak nekrotik pada
daun, yang disebabkan oleh
rusaknya sel-sel dan jaringan
daun akibat serangan nimfa
dan serangga dewasa. Dalam
keadaan populasi tinggi,
serangn kutu kebul dapat
menghambat pertumbuhan
tanaman. Embun madu yang
dikeluarkan dapat
menimbulkan serangan jamur
jelaga yang berwarna hitam.
Menyerang pada berbagai
stadia tanaman.
Gejala Serangan
B. tabaci
Gejala Serangan
B. Tabaci pada buah
31. Serangan tidak Langsung
B. tabaci sebagai vektor virus
: 60 virus
Geminivirus
Closterovirus
Nepovirus
Carlavirus
Potyvirus
Rod-shape DNA Virus
Gejala Serangan
Virus gemini
32. Ulat Buah Tomat
(Helicoverpa armigera)
Larva muda berwarna kuning
muda kemudian berubah warna
dan terdapat variasi warna dan
pola corak antara sesama larva.
Fase larva sekitar 12-25 hari.
Ngengat berwarna coklat
kekuning-kuningan dengan bintik-
bintik dan garis yang berwarna
hitam.
Tanaman inang, tomat, tembakau,
jagung dan kapas.
33. Gejala Serangan
larva H. armigera
melubangi buah-buah
cabai. Buah cabai
yang terserang busuk
dan jatuh ke tanah.
Kadang-kadang larva
juga menyerang pucuk
tanaman dan
melubangi cabang-
cabang cabai.
Intensitas serangan
dapat mencapai 47%
Pupa dan Imago
H. armigera
35. Lalat Buah (Bactrocera
dorsalis)
Eksistensi lalat buah yang
cukup endemik di Indonesia
telah menimbulkan masalah
yang cukup pelik. Beberapa
Negara importir misalnya
Jepang mensyaratkan buah
“bebas lalat buah”.
Tanaman yang seringkali
diserang oleh larva lalat buah
diantaranya adalah belimbing,
mangga, nangka, rambutan,
melon, dan semangka, cabai,
jeruk, jambu, pisang susu dan
pisang raja sere.
36. Gejala Serangan
Gejala serangan pada
buah yang terinfestasi
lalat buah ditandai
dengan adanya noda-
noda kecil bekas tusukan
ovipositornya.
Rata-rata tingkat
serangan lalat buah
pada mangga bervariasi
dari 0.67 – 70 %
belimbing bisa mencapai
90 – 100%, pada cabai
berkisar antara 20 –
25%.
39. PENDAHULUAN
Kerugian Pestisida Berlebih
- Tdk Ekonomis
50% Biaya Tod. Prod
GAP
Kesehatan manusia
.Akut
.Kronis
. Resistensi
. M.A Terbunuh
. Resurgensi
.Hama Sekunder
Agroekosistem
.Pengendalian
alami tdk berjalan
Biodiversitas
Rendah
40. Teknik Bercocok Tanam Varietas Tahan
Pengendalian.Biologi
Pengendalian Kimiawi
P H T
Ramah Lingkungan
Pengelolaan Hama Terpadu
(Ramah Lingkungan)
Pengendalian.Biologi
42. II. Pengendalian Secara Kultur Teknis
a) Pengolahan tanah
b) Menjaga kebersihan kebun (sanitasi)
c) Pemupukan Berimbang
d) Penggunaan pupuk kandang yang matang
e) Penggunaan mulsa plastik hitam-perak
f) Pengairan
43. g) COMPANION PLANTING
Beberapa jenis tanaman
dapat digunakan untuk
mengurangi serangan OPT.
Perangkap atau Penolak atau
konservasi musuh alami
Tagetes, jagung, gandum,
bunga matahari, wortel,
bawang putih, tomat
45. III. Pengendalian Hayati
• Beberapa cara pengendalian hayati yang dapat
dilakukan yaitu :
· Pemanfaatan musuh alami setempat dengan cara
menciptakan lingkungan yang mendukung semakin
berfungsinya musuh-musuh alami (parasitoid,
predator, dan patogen penyakit) secara maksimal.
· Pemasukan, peningkatan populasi musuh alami
secara buatan dan perbanyakan musuh-musuh
alami hama.
• Perbanyakan dan penyebaran patogen penyakit
hama seperti virus, cendawan dan bakteri.
46.
47. Penggunaan Patogen Serangga
Cara pembuatan ekstrak kasar NPV :
• Larva S. litura atau H. armigera yang terinfeksi oleh virus NPV,
dikumpulkan dari pertanaman cabai merah di lapangan. Ciri khas larva
yang terinfeksi oleh NPV adalah kemampuan makan
• berkurang, gerakannya lambat, tubuh membengkak dan warna kulitnya
berkilau.
• Sebanyak 5 ekor S. litura atau H. armigera yang terinfeksi oleh virus
NPVdigerus di atas mortal atau alat penggerus lainnya sampai halus.
• Diencerkan dengan 1 liter air bersih, kemudian diaduk hingga rata.
• Ke dalam larutan tersebut ditambahkan Agristick (perekat perata)
sebanyak 1 ml per liter air, kemudian diaduk sampai rata.
• Larutan ekstrak kasar tersebut siap disemprotkan pada pertanaman
cabai merah.
• Untuk memperoleh larutan NPV sebanyak 1 tangki semprot (17 liter),
diperlukan sebanyak 85 ekor larva S. litura dan untuk H. armigera
diperlukan 170 ekor.
50. Harmonia sp. Curinus sp. Coelphora sp. P. fuscipes Condylastylus sp.
M. sexmaculatus C.tranversalis V. lineata V. discolor
Predator Penting B. tabaci, Thrips sp dan Kutu daun
53. Parasitoid dari Ordo Hemyptera Hasil Eksplorasi
Imago Eretmocerus mundus
(Aphelinidae)
Tarsi 5 ruas
54. Parasitoid dari Ordo Hemyptera Hasil Eksplorasi
Imago
Encarsia formosa
(Aphelinidae)
Tarsi 5 ruas
55. Eretmocerus orientalis
♀ ♂
Encasia formosa Gahan
Parasitoid
Parasitoid Encarsia sp : 0 – 70%
Hasil Penelitian : tidak ada
korelasi antara tingkat
parasitasi dengan populasi B.
tabaci
60. PEMBUATAN INSEKTISIDA NABATI
• Bahan : Daun Mimba 8 kg
Lengkuas 6 kg
Serai 6 kg
Diterjen 20 gr
Air 20 l
• Cara Membuat :
Daun mimba, lengkuas dan serai di tumbuk atau dihaluskan.
Seluruh bahan diaduk merata dalam 20 l air lalu direndam
sehari semalam (24 jam). Keesokan harinya larutan disaring
dengan kain halus. Larutan hasil penyaringan diencerkan
kembali dengan 600 l air. Larutan sebanyak itu dapat
digunakan untuk lahan seluas 1 ha.
61. Ramuan untuk mengendalikan hama
Thrips pada tanaman cabai
• Bahan :
Daun Sirsak 50 – 100 lembar
Diterjen atau sabun colek 15 gr.
Air 5 l
• Cara Membuat
Daun sirsak ditumbuk halus dicampur dengan 5 l air dan
diendapkan semalam. Keesokan harinya larutan disring dengan
kain halus. Setiap 1l larutan hasil saringan diencerkan dengan
10 – 15 l air.
62. Resep larutan “Atraktan”
• Minyak cengkeh : 25 cc
• Esence vanili : 5 cc
• Formalin (0.5%) : 0.5 l
• Amoniak : 30 cc
• Gula pasir : 0.5 kg
• Air : 1 lt
63. Beberapa Jenis Insektisida Nabati untuk Mengendalikan
Hama-hama penting Tanaman Cabai .
Nama Tumbuhan Bagian Tumbuhan Hama Sasaran
Melaleuca bracteata Daun B. dorsalis
Ocium sanctum Daun B. Dorsalis
Azadirachta indica Daun dan Biji S. litura, M.
persicae
Pachyrrhyzus erosus Biji H. armigera
Eupatorium inulifolium Daun S. litura
Tagetes erecta Daun S. litura, T. tabaci
Aglaia odorata Daun H. Armigera
Echinochlora crosgalli Batang dan daun B. tabaci
Andropogon nardus, Azadirachta
indica dan Alpinia galanga
Batang, daun dan
rimpang
T. Parvispinus
Annona muricata Biji dan daun T. parvispinus, H.
armigera, S. litura
65. Pemantauan Rutin Pengendalian Hama Terpadu
Pengamatan rutin :
• Mulai 2 minggu setelah tanam
• Tanaman contoh : 50/ ha
• Cara pengambilan contoh :
- diagonal
- acak sistematis
66. Penggunaan Umpan Beracun
Umpan terdiri atas campuran dedak (10 kg),
Dipterek 95 SL (125-250 ml), 0.5-1 kg gula
merah dan air (10 liter) setelah bahan-bahan
dicampur rata disebar di sekeliling tanaman,
segera setelah tampak gejala serangan.
Pemasangan umpan dilakukan pada sore hari.