SlideShare a Scribd company logo
1 of 110
 ý D       è Ö ï Š

             Dalam satu dasawarsa belakangan perkembangan segala aspek di dunia ini
      begitu hebatnya. Sehingga telah memberi dampak yang menyentuh seluruh aspek
      kehidupan manusia. Salah satu aspek tersebut adalah komunikasi. Karena itu,
      tidak aneh kalau akhir-akhir ini banyak orang yang tertarik untuk mempelajari
      dan mengembangkan kemampuan (kompetensi) berkomunikasi. Kemampuan
      berkomunikasi memang merupakan suatu hal yang sangat fundamental bagi
      kehidupan manusia, Dengan mampu berkomuniksi dengan baik kita bisa
      membentuk saling pengertian, menumbuhkan persahabatan, memelihara kasih
      sayang mengembangkan karier, Sebaliknya dengan kemampuan berkomunikasi
      yang buruk, kita juga memupuk perpecahan, menanamkan kebencian dan
      menghambat kemajuan.
             Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan dan keterampilan yang
      harus dimiliki oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya. Setiap orang
      disadari atau tidak memeiliki kompetensi didalam dirinya. Kompetensi dimaknai
      pula sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan
      dalam kebiasaan berfikir, dan bertindak. Kompetensi dapat pula dimaksudkan
      sebagai kemampuan melaksanakan tugas yang diperoleh melalui pendidikan dan/
      atau    latihan1.    Jadi   kompetensi       menurut      saya     adalah    pengetahuan     atau
      ketrampilan seseorang yang cukup memadai tentang suatu hal.
             Kompetensi yang dimiliki setiap orang pasti berbeda-beda tergantung
      keterampilan dan tugas yang ia laksanakan. Begitupun dalam komunikasi. Setiap
      orang tidak lepas dari apa yang namanya berkomunikasi. Kompetensi komunikasi
      adalah pengetahuan atau keterampilan yang cukup memadai dalam komunikasi.
      Menurut Slocum dan Hellriegel2 (2009), dalam penyampaian pesan, agar pesan
      tersebut mampu diterima oleh komunikan secara efektif, seorang komunikator


1
    http://hanstoe.wordpress.com/2009/02/21/pengertian-kompetensi/ (6 Maret 2010 06:24 WIB)


                                                                         Kompetensi Komunikasi 1
harus memiliki kemampuan mengolah pesan, terampil dalam menggunakan
      komunikasi nonverbal dan verbal, dan mampu melihat kondisi lingkungan baik
      didalam maupun diluar diri komunikan. Kesemuanya itu merupakan kompetensi
      komunikasi yang harus dimiliki oleh komunikator.
            Dalam modul ini disediakan berbagai macam kompetensi-kompetensi dalam
      komunikasi. Diantaranya beberapa konsep-konsep dasar tentang komunikasi,
      penjelasan mengapa seorang komunikator yang kompeten harus memahami diri
      sendiri dan orang lain, dan mempelajari hubungan antar pribadi. Modul ini pun
      memberikan konsep komunikasi verbal dan nonverbal serta penerapannya serta
      disediakan pelatihan tentang listening. Segala pelatihan di modul ini memberikan
      dampak positif yang sangat besar untuk peserta pelatihan. Dengan pelatihan ini,
      peserta mampu mengembangkan kompetensi komunikasinya ke arah yang
      diinginkan agar segala bentuk kegiatan komunikasi yang dilakukannya teraarah
      dan efektif.




2
    http://hanstoe.wordpress.com/2009/02/21/pengertian-kompetensi/ (6 Maret 2010 07.09 WIB)

                                                                         Kompetensi Komunikasi 2





    Kompetensi Komunikasi 3


COVER........................................................................................... 1
TRAINING OVERVIEW.................................................................... 1
MIND MAPPING.............................................................................. 3
DAFTAR ISI.................................................................................... 4
TUJUAN PEMBELAJARAN .............................................................. 6
SELF ASSESMENT ......................................................................... 7
MODUL PELATIHAN....................................................................... 11
   Modul 1: Konsep Dasar Kompetensi Komuikasi................... . . . . . . . . . 11
              Pengertian Komunikasi........................................................................ 16
              Komponen Kompetensi Komunikasi.................................................... 18
              Fungsi Kompetensi Komunikasi........................................................... 21
              Kualitas Kompetensi Komunikasi........................................................ 22
   Modul 2: Komunikasi Verbal........................................................ 26
              Pengertian Komunikasi Verbal ........................................................... 31
              Pentingnya Komunikasi Verbal............................................................ 31
              Bahasa dan Makna................................................................................ 32
              Rintangan Untuk Kesuksesan Komunikasi.......................................... 35
              Penggunaan Bahasa Secara Efektif..................................................... 37
   Modul 3: Komunikasi Nonverbal.................................................. 45
              Pengertian Komunikasi Nonverbal...................................................... 51
              Fungsi Komunikasi Nonverbal............................................................. 51
              Penampilan Fisik.................................................................................. 53
              Interaksi................................................................................................ 54
              Sentuhan............................................................................................... 55
              Suara dan Parabahasa.......................................................................... 56
              Bahasa Tubuh, Muka dan Mata............................................................ 57



                                                                                  Kompetensi Komunikasi 4
Modul 4: Memahami Diri Sendiri dan Orang Lain..................... . . . . . 66
             Konsep Diri Anda................................................................................. 71
             Persepsi - Inti Komunikasi.................................................................. 73
             Meningkatkan Keakuratan Persepsi.................................................... 77
   Modul 5: Listening ..................................................................... 83
             Konsep Dasar Listening....................................................................... 88
             Macam-macam Gaya Listening .......................................................... 91
             Teknik Meningkatkan Keterampilan Listening.................................... 91
             Listening Empathic............................................................................... 92
   Modul 6: Komunikasi Antarpribadi............................................... 98
             Konsep Dasar Komunikasi Antarpribadi..............................................102
             Proses Komunikasi Antarpribadi.........................................................104
             Hubungan Komunikasi Antarpribadi....................................................106
SUMBER RUJUKAN.........................................................................111




                                                                            Kompetensi Komunikasi 5


1. Tujuan Pembelajaran Umum
      Setelah mengikuti pelatihan kompetensi komunikasi secara keseleruhan,
  peserta diharapkan dapat:
  a. Memahami konsep penting komunikasi kompetensi,
  b. Berkompeten dalam bidang komunikasi,
  c. Meningkatkan kemampuan komunikasi, dan
  d. Meningkatkan kemampuan listening.


2. Tujuan Pembelajaran Khusus
      Setelah mengikuti pelatihan kompetensi komunikasi secara keseleruhan,
  peserta diharapkan dapat:
  a. Mengetahui, memahami, menerima, merespon, dan menilai konsep dasar
     kompetensi komunikasi,
  b. Mengetahui dan memahami perbedaan komunikasi verbal dan nonverbal,
  c. Mampu berkomunikasi efektif melalui komunikasi verbal dan nonverbal,
  d. Mengetahui dan memahami konsep diri sendiri dan orang lain,
  e. Mengetahui, memahami, menerima, merespon dan menilai konsep listening,
  f. Mengetahui, memahami, menerima, merespon dan menilai konsep dasar
     konteks komunikasi: Komunikasi Antarpribadi




                                                      Kompetensi Komunikasi 6
                          

                               MENILAI KEMAMPUAN KOMPETENSI KOMUNIKASI 3


             Instruksi: Jawab setiap pernyataan dibawah ini dengan jujur seperti yang saat ini
                             beralaku pada anda dalam percakapan biasa dengan orang lain.

                                                                      1         2       3        4         5

N                                                                   Sanga     Sedikit Tidak Sedikit      Sangat
                             PERNYATAAN
o                                                                   t tidak   tidak    pasti   setuju    Setuju

                                                                    setuju    setuju
     Saya ingin menyesuaikan perilaku komunikasi saya untuk
1
     memenuhi harapan orang lain.
     Saya punya cukup pengetahuan dan pengalaman untuk
2
     beradaptasi dengan harapan orang lain.
     Saya menggunakan berbagai perilaku, termasuk keterbukaan
3
     diri dan kecerdasan, untuk beradaptasi dengan orang lain.
4    Saya ingin terlibat dalam percakapan saya dengan orang lain.
     Saya tahu bagaimana menanggapi karena aku cerdas dan
5
     penuh perhatian kepada perilaku orang lain.
     Saya menunjukkan keterlibatan saya dalam komunikasi
6
     nonverbal dan komunikasi verbal.
     Saya ingin membuat percakapan saya dengan orang lain
7
     berjalan lancar.
     Saya tahu bagaimana mengubah topik dan mengendalikan
8
     nada percakapan saya.
 9   Sangat mudah bagi saya untuk mengelola percakapan.
10   Saya ingin memahami sudut pandang dan emosi orang lain
     Saya tahu bahwa empati berarti mencoba untuk melihat
11   melalui mata mereka dan merasakan apa yang mereka
     rasakan
     Saya menunjukkan pemahaman saya tentang orang lain
12
     dengan mencerminkan pikiran dan perasaan kepada mereka.
     Saya termotivasi untuk memperoleh tujuan percakapan yang
13
     saya tetapkan untuk diri sendiri.
14   Setelah saya menetapkan tujuan interpersonal untuk diri

                                                                               Kompetensi Komunikasi 7
sendiri, saya tahu langkah yang harus diambil untuk
     mencapainya.
15   Saya berhasil mencapai tujuan antarpribadi saya.
     Saya ingin berkomunikasi dengan orang lain dengan cara
16
     yang tepat
17   Saya sadar aturan-aturan yang membimbing perilaku sosial
     Aku bertindak dengan cara-cara yang memenuhi tuntutan
18
     situasional.
                    Kategori “Sangat tidak setuju” mendapat nilai 1, “Sedikit tidak setuju” 2, “tidak

             pasti” 3, “Sedikit setuju” 4, dan “Sangat Setuju” 5. Secara keseluruhan total harus

             berkisar antara 18 – 90. Nilai tertinggi mengindikasikan memiliki kompetensi
             komunikasi yang lebih, dan sebaliknya nilai terendah mengindikasikan memiliki
             kompetensi komunikasi yang rendah.


                                        Model Kompetensi Komunikasi
             Motivasi (pertanyaan no 1, 4, 7, 10, 13, dan 16)
                     Ini adalah keinginan Anda untuk pendekatan atau menghindari percakapan dan
                     / atau situasi sosial. Tujuan Anda (apa yang Anda inginkan dan dengan siapa)
                     memotivasi Anda untuk bertindak. Anda percaya diri atau kurang percaya diri
                     bahwa Anda akan berhasil mempengaruhi motivasi Anda


             Pengetahuan (pertanyaan no 2, 5, 8, 11, 14, dan17)
                     Ini melibatkan cara untuk mengetahui bagaimana harus bertindak. Setelah
                     Anda memutuskan untuk mengejar tujuan percakapan, Anda membuat rencana
                     untuk mendapatkannya. Pengalaman sebelumnya dan / atau mengamati
                     informasi pengetahuan kamu yang lain


             Skill (pertanyaan no 3, 6, 9, 12, 15, and 18)
                     Ini   melibatkan   perilaku   yang   benar-benar      dilakukan.   Anda   mungkin
                     termotivasi dan pengetahuan tentang bagaimana bertindak dalam situasi
                     tertentu, tetapi tidak memiliki keterampilan dasar.



                                                                           Kompetensi Komunikasi 8
Kriteria Untuk Mengevaluasi Kompetensi Komunikasi


Kemampuan Beradaptasi (Periksa nilai pada butir 1, 2, 3)
     Skor ini mencerminkan kemampuan Anda untuk mengubah perilaku dan tujuan
     untuk memenuhi kebutuhan interaksi, juga dikenal sebagai "fleksibilitas"


Keterlibatan percakapan (Periksa nilai pada butir 4, 5, 6)
     Skor ini mencerminkan kemampuan Anda untuk terlibat secara kognitif dalam
     percakapan dan menunjukkan keterlibatan melalui interaksi perilaku seperti
     kepala mengangguk, isyarat vokal, dll


Mengetur percakapan (Periksa nilai pada butir 7, 8, 9)
     Skor ini mencerminkan kemampuan Anda untuk mengatur mengendalikan
     percakapan melalui topik, menyesuaikan diri dengan perubahan topik,
     menyela, dan mengajukan pertanyaan.


Sikap Empati (Periksa nilai pada butir 10, 11, 12)
     Skor ini mencerminkan kemampuan Anda untuk menampilkan percakapan
     pasangan Anda bahwa Anda memahami / situasinya atau bahwa Anda
     berbagi / reaksi emosionalnya dengan situasi.


Efektifitas (Periksa nilai pada butir 13, 14, 15)
     Skor ini mencerminkan kemampuan Anda untuk mencapai tujuan yang Anda
     miliki untuk percakapan.


Kesesuaian (Periksa nilai pada butir 16, 17, 18)
     Skor ini mencerminkan kemampuan Anda untuk menegakkan harapan suatu
     situasi tertentu dengan berperilaku dari cara-cara orang lain yang anda
     harapkan.




                                                        Kompetensi Komunikasi 9
3
    http://www.austincc.edu/colangelo/1318/interpersonalcommunicationcompetence.htm   (6   Maret
2010 13:34 WIB)


     
22222222222222


MODUL 1:
KONSEP DASAR KOMPETENSI KOMUNIKASI


1. Tujuan Pembelajaran
                                                                Kompetensi Komunikasi10
1.1 Tujuan Pembelaran Umum:
                    Setelah mengikuti pelatihan Kompetensi Komunikasi, sesi “Konsep
           Dasar Kompetensi Komunikasi”, peserta diharapkan dapat:
           •       Mengetahui, memahami, menerima, merespon, dan menilai konsep
                   dasar kompetensi komunikasi



  1.2      Tujuan Pembelaran Khusus:
                    Setelah mengikuti pelatihan Kompetensi Komunikasi, sesi “Konsep
           Dasar Kompetensi Komunikasi”, peserta diharapkan dapat:
               •    Memahami pengertian komunikasi
               •    Mengetahui dan memahami komponen-komponen dalam komunikasi
               •    Mengetahui dan memahami fungsi kompetensi komunikasi
               •    Mengetahui dan memahami kualitas kompetensi komunikasi



2. Waktu
         Lama proses penyampaian materi adalah 120 menit (dua jam).




3. Metode Penyajian
         Penyampaian materi dilakukan dengan metode:
       Ceramah
       Tanya-jawab, dan
       Diskusi.



4. Alat Penyajian
         Penyampaian materi menggunakan dan disajikan dengan:
       Notebook
       LCD Projector
                                                           Kompetensi Komunikasi11
   Whiteboard
     Spidol
     Kertas dan alat tulis bagi masing-masing peserta
     Handout



5. Teknik Evaluasi
       Teknik evaluasi dilakukan dengan metode tertulis dan lisan


6. Pengaturan Tempat
       Pelatihan dilakukan di ruangan yang cukup besar dan dilengkapi dengan
  kursi yang cukup nyaman serta suhu udara yang sejuk. Pengaturan tempat
  duduknya berbentuk theatre style atau berbentuk U.




7. Langkah-Langkah
  •   Memulai pelatihan dengan menyapa peserta pelatihan.
  •   Memperkenalkan diri.
  •   Melakukan tanya jawab sebagai sesi perkenalan.
  •   Membagikan lembar pre-test.
  •   Membagikan handout.
  •   Menjelaskan materi “pengertian komunikasi.”
  •   Menjelaskan materi “komponen-komponen kompetensi komunikasi.”
  •   Menjelaskan materi “fungsi kompetensi komunikasi.”
  •   Menjelaskan materi “kualitas kompetensi komunikasi”
  •   Membuka sesi pertanyaan dan diskusi.

                                                         Kompetensi Komunikasi12
•   Membagikan lembar post-test.
 •   Memberi kesimpulan dan menutup sesi pelatihan.




8. Panduan Pelaksanaan Modul




                                                      Kompetensi Komunikasi13
1. Pokok Bahasan     Konsep Dasar Kompetensi Komunikasi
                        1. Pengertian Komunikasi
                        2. Komponen Kompetensi Komunikasi
 2. Sub Pokok Bahasan
                        3. Fungsi Kompetensi Komunikasi
                        4. Kualitas Kompetensi Komunikasi
                        Mengetahui, memahami, menerima, merespon, dan menilai konsep
   3. Tujuan Umum       dasar kompetensi komunikasi

                        1. Memahami pengertian komunikasi
                        2. Mengetahui dan memahami komponen-komponen dalam
                            komunikasi
   4. Tujuan Khusus
                        3. Mengetahui dan memahami fungsi kompetensi komunikasi
                        4. Mengetahui dan memahami kualitas kompetensi komunikasi

                           Ceramah
      5. Metode            Tanya-jawab, dan
                         Diskusi
       6. Waktu         120 menit (2 jam)
                           Notebook
                           LCD Projector
                           Whiteboard
   7. Alat Penyajian
                           Spidol
                           Kertas dan alat tulis bagi peserta
                         Handout
  8. Teknik Evaluasi    Tertulis dan lisan


                        Ruangan ber-AC dengan penataan kursi berbentuk theatre style
 9. Pengaturan Tempat
                        atau bentuk U

9. Langkah – Langkah
           Langkah-Langkah Kegiatan                                           Waktu
 1. Memulai pelatihan dengan menyapa peserta                                 2 menit
     pelatihan.
                                                                 Kompetensi Komunikasi14
2. Memperkenalkan diri.                                     3 menit

   3. Melakukan tanya jawab sebagai sesi                       5 menit
      perkenalan

   4. Membagikan lembar pre-test .                             5 menit
   5. Membagikan handout                                       5 menit

   6. Menjelaskan materi “pengertian komunikasi.”             20 menit
   7. Menjelaskan  materi    “komponen-komponen               20 menit
      kompetensi komunikasi.”
   8. Menjelaskan   materi    “fungsi       kompetensi        20 menit
      komunikasi”
   9. Menjelaskan      materi   “kualitas   kompetensi        20 menit
       komunikasi”
   10. Membuka sesi pertanyaan dan diskusi.                   10 menit
   11. Membagikan lembar post-test.                           5 menit
   12. Memberi   kesimpulan   dan   menutup       sesi        5 menit
      pelatihan.
Jumlah Jam Pelatihan (JJP)                                   120 menit




                                                   Kompetensi Komunikasi15
10.Materi
   10.1 Pengertian Komunikasi
             Pada materi ini, modul yang di sajikan akan membahas pengertian
       komunikasi dari berbagai tokoh komunikasi terkemuka di dunia, elemen
       – elemen komunikasi dan karakteristik komunikasi.
             Banyak pengertian yang telah dirumuskan oleh beberapa tokoh dunia. Salah
       satunya adalah menurut Harold Laswell, menururt dia komunikasi adalah gambaran
       mengenai siapa, mengatakan apa, melalui media apa, kepada siapa, dan
       apa efeknya. Jadi menurut dia Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu
       proses yang menjelaskan siapa? mengatakan apa? dengan saluran apa?
       kepada siapa? dengan akibat atau hasil apa? (who? says what? in which
       channel? to whom? with what effect?). Analisis 5 unsur menurut Lasswell:
       1. Who? (siapa/sumber).
            Sumber/komunikator adalah pelaku utama/pihak yang mempunyai
            kebutuhan    untuk   berkomunikasi      atau    yang    memulai    suatu
            komunikasi,bisa seorang individu,kelompok,organisasi,maupun suatu
            negara sebagai komunikator.


       2. Says What? (pesan).
            Apa      yang     akan        disampaikan/dikomunikasikan         kepada
            penerima(komunikan),          dari   sumber(komunikator)atau            isi
            informasi.Merupakan seperangkat symbol verbal/non verbal yang
            mewakili    perasaan,nilai,gagasan/maksud      sumber    tadi.    Ada    3
            komponen     pesan    yaitu     makna,symbol    untuk    menyampaikan
            makna,dan bentuk/organisasi pesan.


       3. In Which Channel? (saluran/media).
            Wahana/alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator(sumber)
            kepada      komunikan(penerima)      baik      secara    langsung(tatap
            muka),maupun tidak langsung(melalui media cetak/elektronik dll).
                                                   Kompetensi Komunikasi16
4. To Whom? (untuk siapa/penerima).
   Orang/kelompok/organisasi/suatu negara yang menerima pesan dari
   sumber.Disebut
   tujuan(destination)/pendengar(listener)/khalayak(audience)/komunik
   an/penafsir/penyandi balik(decoder).


5. With What Effect? (dampak/efek).
   Dampak/efek    yang   terjadi   pada   komunikan(penerima)     setelah
   menerima pesan dari sumber,seperti perubahan sikap,bertambahnya
   pengetahuan, dll.
    Jadi kesimpulannya Komunikasi adalah proses proses pengiriman
dan penerimaan pesan atau transformasi informasi dari satu orang ke
orang lain.
    Komunikasi, proses pengiriman dan penerimaan pesan yang
meliputi enam element; Komunikator, Komunikan, pesan, tujuan,
kontreks, dan feedback (Rosenfeld & Berko, 1990). Komunikasi bisa
dianalogikan sebagai seorang pemanah yang dilengkapi panah dan
busur yang akan menembakannya ke sebuah target. Pemanah itu
diibaratkan sebagai komunikator atau pengirim pesan. Anak panah itu
adalah pesan, dan target adalah komunikan atau penerima pesan. Tetapi
seorang pemanah harus memerhatikan arah angin, jenis panah, jenis
target, dan jarak. Karakteristik seperti itulah yang harus diperhatikan
seorang komunikator agar tujuan yang diiginkan tercapai. Panah yang
meluncur cepat ke arah target. Di sana kita akan merasakan feedback.
Apakah panah tersebut tertancap atau tidak.
    Akan tetapi komuikasi tidak semudah seperti pemanah yang
dianalogikan pada paragraf sebelumnya. Kita menghadapi komunikasi
antar manusia, yang memiliki karakteristik unik. Target pemanah tidak
dapat lari, sembunyi, berbohong, memanipulasi dan lain sebagainya.

                                              Kompetensi Komunikasi17
Manusia bisa seperti itu. Sehingga komunikasi memiiki karekteristik,
       diantaranya:
       1. Pesan dikirim dan diterima secara simultan
       2. Pesan yang sudah terkirim tidak dapat dihapus
       3. Komunikasi merupakan proses yang aktif
       4. Arti pesan tergantung pada konteks



 10.2 Komponen-Komponen Komunikasi
               Kompetensi komunikasi merupakan kemampuan untuk mencapai
       tujuan komunikasi anda mempunyai 3 komponen penting; knowladge,
       skills, dan motivation.



                                                           Communication
Knowladge           Skills             Motivation           competency
               +                  +                    =


       1. Knowladge
                Setiap kali anda ingin berkomunikasi, anda harus menganalisa
            siapa, apa, dan dimana situasinya. Siapa partisipannya? sasaran apa
            yang ingin ditujukan saat berinteraksi? Berada ditempat seperti apa
            saat anda berinteraksi. Untuk menjawab pertanyaan itu anda harus
            mengetahui siapa diri anda, bagaimana orang lain mersakan
            keberadaan anda, seberapa dekat anda mendengarkan, hubungan
            anda dengan orang lain, dan berbagai macam maksud yang tersedia
            untuk menampilkan ide anda.
                mengetahui siapa, apa, dan di mana membentuk dasar untuk
            menentukan keahlian apa yang dibutuhkan untuk berkomunikasi
            secara kompeten.




                                                    Kompetensi Komunikasi18
2. Skills
                              Untuk   mengetahui   seberapakah       keterampilan   anda     dalam
                         menggunakan communication? Untuk menjawabnya silahkan isi
                         assement dibawah ini
                              Dibaawah    ini   merupakan     list   dari   communication    skill.
                         Mengindikasikan seberapa sering anda menggunakan keterampilan
                         komunikasi dan bagaimana kepuasan anda.
                         •   Gunakan skala di bawah ini untuk mennjawab seberapa sering
                             anda menggunakkan keterampilan komunikasi:
                             5 = setiap saat (91-100 persen)
                             4 = sering (71-90 persen)
                             3 = kadang-kadang (31-70 persen)
                             2 = jarang (11-30 persen)
                             1 = tidak pernah (0-10 persen)
                         •   Gunakan skala di bawah ini untuk menjawab seberapa puaskah
                             anda menggunakkan keterampilan komunikasi:
                             5 = sangat puas (91-100 persen)
                             4 = puas (71-90 persen)
                             3= kadang-kadang puas, kadang-kadang tidak (31-70 )
                             2 = tidak puas (11-30 persen)
                             1 = sangat tidak puas (0-10 persen)




No                                Pernyataan                                   Seberap      Seberapa
                                                                               a sering         puas
1    Saya mendengar secara efeektif
2    Saya menggunakan kata-kata yang tepat
3    Saya menggunakan pengucaan yang tepat
4    Saya menggunakan tatabahasa yang tepat
5    Saya menggunakan kontak mata
6    Saya berbicara pada tingkat yang tidak terlalu lambat ataupun cepat
7    Saya berbicara dengan lancar
8    Pergerakan saya, seperti gerak tubuh, menigkatkan apa yang saya
                                                                      Kompetensi Komunikasi19
katakan
 9   Saya memberikan feedback yang sesuai baik lisan maupun tidak lisan
10   Saya menggunakan berbagai vocal ketika berbicara
11   Saya berbicara tidak terlalu keras ataupun pelan
12   Saya menggunakan ekspresi muka yang tepat
13   Saya mengerti ide utama pembicara
14   Saya mengerti perasaan pembucara
15   Saya dapat membedakan fakta dari pendapat
16   Saya dapat membedakan berbicara untuk memberikan orang lain
     informasi dan berbicara untuk mengajak seseorang untuk berpikir,
     merasakan, atau melakukan segala hal
17   Saya dapat mengetahui ketika pendengar tidak mengerti pesan saya
18   Saya menyampaikan ide secara jelas dan ringkas
19   Saya menyampaikan dan membela persepktif saya
20   Saya mengorganisasikan pesan agar dimengerti
21   Saya menggunakan pertanyaan dan bentuk lain dari feedback untuk
   kejelasan pesan
22 Saya merespon pertanyaan dan bentuk lain dari feedback untuk
     melengkapi klarifikasi
23   Saya memberikan arahan yang mampu dimengerti
24   Saya menyimpulkan pesan dengan kata-kata saya sendiri
25   Saya menggambarkan pandangan orang lain
26   Saya menggambarkan perbedaan opini
27   Saya mengirimkan perasaan dan opini kepada orang lain
28   Saya memulai dan mempertahankan obrolan
29   Saya mengenali dan mengontrol kegelisahan dalam situasi komunikasi
30   Saya melibatkan orang lain dalam perkataan saya
          Skala:
          “Seberapa Sering”
          135-150     = Sangat sering menggunakan keterampilan berkomunikasi
          105-134     = Sering menggunakan keterampilan berkomunikasi
          75-104      = Kadang-kadang menggunakan keterampilan berkomunikasi
          45-74       = Jarang menggunakan keterampilan berkomunikasi
          30-44       = Tidak pernah menggunakan keterampilan berkomunikasi
          “Seberapa Puas”
          135-150     = Sangat puas dengan kemampuan komunikasinya
          105-134     = Puas dengan kemampuan komunikasinya


                                                                 Kompetensi Komunikasi20
75-104   = Kadang-kadang Puas, kadang-kadang tidak puas dengan kemampuan
         komunikasinya
45-74    = Tidak puas dengan kemampuan komunikasinya
30-44    = Sangat tidak puas dengan kemampuan komunikasinya


         3. Motivation
                 Untuk      menjadi komunikator yang kompeten, anda harus
             menginginkan    berkomunikasi   secara kompeten.      Anda   mungkin
             didorong oleh kemungkinan seperti itu menjalin hubungan baru,
             mendapatkan informasi yang diinginkan, mempengaruhi perilaku
             seseorang, terlibat dalam pengambilan keputusan bersama, atau
             memecahkan masalah. Sehingga anda sangat termotivasi untuk
             melakukan itu semua



     10.3 Fungsi Kompetensi Komunikasi
              Fungsi-fungsi disini tidak terpisahkan. Kesemuanya dapat terjadi
         dalam segala interaksi dalam komunikasi. Fungsi-fungsi tersebut
         diantaranya:
         •   Untuk membuat suatu hubungan antar manusia
         •   Untuk pertukaran informasi
         •   Untuk berbagi dan mengubah sikap dan perilaku
         •   Untuk mengurangi ketidak pastian dalam hidup anda
         •   Untuk mengerti dirisendiri dan dunia disekitar anda
         •   Untuk mencapai tujuan pekerjaan anda



     10.4 Kualitas Kompetensi Komunikasi
              Seorang komunikator yang berkompeten memiliki enam kualitas
         dalam dirinya, yaitu:
         1. Seorang komunikator yang berkompeten harus tepat dan
             sesuai dalam mengikuti aturan-aturan
                                                      Kompetensi Komunikasi21
Agar komunikasi itu tepat, pembicara harus mengenali dan
  mengikuti segala aturan dalam interaksi yang khusus. Seseorang
  yang tidak mengikuti aturan sering dianggap kasar dan aneh, bahkan
  sering dianggap buangan. Jelas saja, karena berbeda situasi,
  berbeda juga aturan didalamnya. Dalam situasi tertentu tepat, tetapi
  tidak tepat pada saat situasi itu berbeda.


2. Seorang komunikator yang berkompeten harus efektif
      Komunikator yang efektif merancang           tujuan mereka terkait
  kebutuhan,    keinginan,   dan   hasrat.   Komunikator    yang    efektif
  berkomunikasi dengan cara-cara yang membantu mereka mencapai
  tujuannya.


3. Seorang     komunikator     yang    berkompeten        harus    mampu
  beradaptasi
      Komunikator yang mampu beradaptasi mengenali persyaratan
  dari situasi dan menyesuaikan komunikasi mereka untuk mencapai
  tujuan mereka. Adaptasi memiliki tiga komponen. Kesatu dan
  keduanya adalah yang sudah dibahas di awal. Komponen yang ketiga
  adalah menyadari efek nilai yang kamu adaptasi.


4. Seorang komunikator yang berkompeten harus mengenali
  barikade untuk efektifitas komunikasi
      Barikade adalah sebuah rintangan yang menjaga anda dari
  pencapaian tujuan komunikasi anda, bisa mengambil dari salah satu
  dari lima bentuk; budaya, lingkungan, personal, hubungan, dan
  bahasa.


5. Seorang komunikator yang berkompeten harus mengenali
  bahwa kompetensi adalah persoalan tingkatan

                                               Kompetensi Komunikasi22
Kompetensi bukanlah sesuatu yang kamu miliki maupun yang
            tidak kamu miliki. Itu datang dari suatu tingkatan.


         6. Seorang komunikator yang berkompeten memiliki etika
                 Etika adalah aturan untuk tingah laku yang membedakan benar
            dari salah.



11.Pre-test
    1. Jelaskan menurut Anda pengertian komunikasi?
    2. Jelaskan menurut Anda pengertian kompetensi komunikasi?
    3. Sebutkan sepengetahuan Anda apa saja yang harus di miliki seseorang
      untuk berkompeten dalam komunikasi? Dan apakah anda sudah merasa
      memiliki kompetensi komunikasi?




12. Post-test
    1. Jelaskan pengertian komunikasi?
    2. Jelaskan pengertian kompetensi komunikasi?
    3. Gambarkan    kelemahan    dan     kekuataan   komunikasi    Anda    dengan
      menggunakan assessment communication skill !
    4. Jelaskan komponen kompetensi komunikasi dan ilustrasikan masing-
      masing dengan contoh diri sendiri!



13.Handout

                                                       Kompetensi Komunikasi23
Komunikasi adalah proses proses pengiriman dan penerimaan pesan atau
transformasi informasi dari satu orang ke orang lain. Komunikasi, proses
pengiriman dan penerimaan pesan yang meliputi enam element; Komunikator,
Komunikan, pesan, tujuan, kontreks, dan feedback. Komunikasi memiiki
karekteristik, diantaranya:
   1. Pesan dikirim dan diterima secara simultan
   2. Pesan yang sudah terkirim tidak dapat dihapus
   3. _________________________________
   4. _________________________________
      Kompetensi komunikasi merupakan kemampuan untuk mencapai tujuan
komunikasi anda mempunyai 3 komponen penting; knowladge, skills, dan
motivation.
     Fungsi-fungsi disini tidak terpisahkan. Kesemuanya dapat terjadi dalam
segala interaksi dalam komunikasi. Fungsi-fungsi tersebut diantaranya:
      •   Untuk membuat suatu hubungan antar manusia
      •   _____________________________
      •   Untuk berbagi dan mengubah sikap dan perilaku
      •   _____________________________
      •   Untuk mengerti dirisendiri dan dunia disekitar anda
      •   _____________________________
     Seorang komunikator yang berkompeten memiliki enam kualitas dalam
dirinya, yaitu:
 1. Seorang komunikator yang berkompeten harus tepat dan sesuai dalam
     mengikuti aturan-aturan
 2. Seorang komunikator yang berkompeten harus efektif
 3. Seorang komunikator yang berkompeten harus mampu beradaptasi
 4. Seorang komunikator yang berkompeten harus mengenali barikade untuk
     efektifitas komunikasi
 5. Seorang       komunikator   yang   berkompeten   harus   mengenali    bahwa
     kompetensi adalah persoalan tingkatan

                                                     Kompetensi Komunikasi24
6. Seorang komunikator yang berkompeten memiliki etika




                                             Kompetensi Komunikasi25
MODUL 2:
KOMUNIKASI VERBAL


1. Tujuan Pembelajaran
 1.1 Tujuan Pembelaran Umum:
          Setelah     mengikuti   pelatihan    Kompetensi      Komunikasi,        sesi
     “Komunikasi Verbal”, peserta diharapkan dapat:
      •   Mengetahui dan memahami pengertian betapa pentingnya komunikasi
          verbal
      •   Berkomunikasi efektif melalui komunikasi verbal dan nonverbal
      •   Mengetahui    dan   memahami      perbedaan    komunikasi    verbal     dan
          nonverbal



 1.2 Tujuan Pembelaran khusus:
          Setelah     mengikuti   pelatihan    Kompetensi      Komunikasi,        sesi
     “Komunikasi Verbal”, peserta diharapkan dapat:
      •   Memahami pengertian betapa pentingnya komunikasi verbal
      •   Mengetahui hubungan antara bahasa dan makna
      •   Membedakan antara abstrak dan konkret; bahasa, makna denotatif dan
          konotatif, serta berbagi bahasa
      •   Mengidentifikasi dan mengatasi hambatan dalam interaksi verbal yang
          disebabkan oleh masalah bahasa.
      •   Mengenali dan menghindari bahasa yang negatif
      •   Membangun keterampilan dalam menggunakan kekuatan bahasa




                                                        Kompetensi Komunikasi26
2. Waktu
       Lama proses penyampaian materi adalah 120 menit (2 jam)



3. Metode Penyajian
       Penyampaian materi dilakukan dengan metode:
     Ceramah
     Tanya-jawab, dan
     Diskusi.



4. Alat Penyajian
       Penyampaian materi menggunakan dan disajikan dengan:
     Notebook
     LCD Projector
     Whiteboard
     Spidol
     Kertas dan alat tulis bagi masing-masing peserta
     Handout



5. Teknik Evaluasi
       Teknik evaluasi dilakukan dengan metode tertulis dan lisan


6. Pengaturan Tempat
       Pelatihan dilakukan di ruangan yang cukup besar dan dilengkapi dengan
  kursi yang cukup nyaman serta suhu udara yang sejuk. Pengaturan tempat
  duduknya berbentuk theatre style atau berbentuk U.




                                                         Kompetensi Komunikasi27
7. Langkah-Langkah
 1. Memulai pelatihan dengan menyapa peserta pelatihan.
 2. Memperkenalkan diri.
 3. Melakukan tanya jawab sebagai sesi perkenalan.
 4. Membagikan lembar pre-test.
 5. Membagikan handout.
 6. Menjelaskan materi “pengertian komunikasi verbal”
 7. Menjelaskan materi “pentingnya komunikasi verbal”
 8. Menjelaskan   materi   “bahasa   dan   makna   rintangan   untuk   kesuksesan
   komunikasi”
 9. Menjelaskan materi “Penggunaan bahasa secara efektif”
 10.Membuka sesi pertanyaan dan diskusi.
 11. Membagikan lembar post-test.
 12.Memberi kesimpulan dan menutup sesi pelatihan.




                                                      Kompetensi Komunikasi28
8. Panduan Pelaksanaan Modul


    1. Pokok Bahasan     Komunikasi Verbal
                         1. Pengertian Komunikasi Verbal
                         2. Pentingnya Komunikasi Verbal
  2. Sub Pokok Bahasan   3. Bahasa dan Makna
                         4. Rintangan Untuk Kesuksesan Komunikasi
                         5. Penggunaan Bahasa Secara Efektif
                         1. Mengetahui dan memahami pentingnya komunikasi verbal
                         2. Berkomunikasi efektif melalui komunikasi verbal dan
                             nonverbal
    3. Tujuan Umum
                         3. Mengetahui dan memahami perbedaan komunikasi verbal
                             dan nonverbal

                         1. Memahami betapa pentingnya komunikasi verbal
                         2. Mengetahui hubungan antara bahasa dan makna
                         3. Membedakan antara abstrak dan konkret; bahasa, makna
                             denotatif dan konotatif, serta berbagi bahasa
    4. Tujuan Khusus     4. Mengidentifikasi dan mengatasi hambatan dalam interaksi
                             verbal yang disebabkan oleh masalah bahasa
                         5. Mengenali dan menghindari bahasa yang negatif
                         6. Membangun keterampilan dalam menggunakan kekuatan
                             bahasa
                            Ceramah
       5. Metode            Tanya-jawab, dan
                          Diskusi
        6. Waktu         120 menit (2 jam)
                            Notebook
                            LCD Projector
                            Whiteboard
    7. Alat Penyajian
                            Spidol
                            Kertas dan alat tulis bagi peserta
                          Handout
   8. Teknik Evaluasi    Tertulis dan lisan


                                                         Kompetensi Komunikasi29
                         Ruangan ber-AC dengan penataan kursi berbentuk theatre style
  9. Pengaturan Tempat
                         atau bentuk U
9. Langkah – Langkah
                  Langkah-Langkah Kegiatan                          Waktu
1. Memulai      pelatihan   dengan     menyapa       peserta       2 menit
   pelatihan.
2. Memperkenalkan diri.                                            3 menit

3. Melakukan tanya jawab sebagai sesi perkenalan                   5 menit

4. Membagikan lembar pre-test .                                    5 menit
5. Membagikan handout                                              5 menit

6. Menjelaskan materi “pengertian komunikasi verbal”               20 menit
7. Menjelaskan materi “pentingnya komunikasi verbal”               20 menit
8. Menjelaskan materi “bahasa dan makna rintangan                  20 menit
   untuk kesuksesan komunikasi”
9. Menjelaskan materi “Penggunaan           bahasa    secara       20 menit
    efektif”
10.Membuka sesi pertanyaan dan diskusi.                            10 menit
11. Membagikan lembar post-test.                                   5 menit
12.Memberi kesimpulan dan menutup sesi pelatihan.                  5 menit
Jumlah Jam Pelatihan (JJP)                                        120 menit




10. Materi
   10.1 Pengertian Komunikasi Verbal
                 Secara sederhana komunikasi verbal adalah komunikasi dengan
             menggunakan simbol-simbol verbal. Simbol atau pesan verbal adalah
             semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Bahasa

                                                     Kompetensi Komunikasi30
dapat juga dianggap sebagai sistem kode verbal (Deddy Mulyana,
      2005). Bahasa dapat didefinisikan sebagai seperangkat simbol, dengan
      aturan    untuk     mengkombinasikan     simbol-simbol    tersebut,    yang
      digunakan dan dipahami suatu komunitas.
          Jalaluddin      Rakhmat    (1994),   mendefinisikan   bahasa      secara
      fungsional dan formal. Secara fungsional, bahasa diartikan sebagai alat
      yang     dimiliki    bersama    untuk    mengungkapkan      gagasan.      Ia
      menekankan dimiliki bersama, karena bahasa hanya dapat dipahami bila
      ada kesepakatan di antara anggota-anggota kelompok sosial untuk
      menggunakannya. Secara formal, bahasa diartikan sebagai semua
      kalimat yang terbayangkan, yang dapat dibuat menurut peraturan
      tatabahasa. Setiap bahasa mempunyai peraturan bagaimana kata-kata
      harus disusun dan dirangkaikan supaya memberi arti.


10.2 Pentingnya Komunikasi Verbal
          Bahasa verbal merupakan alat yang sangat berguna. Anda
      menggunakan itu untuk mengoraganisasikan pesan; untuk meceritakan
      kepada orang dan menceritakan kejadian pengalamanmu, mengatur
      perilaku, seperti ketika Anda berbicara kepada diri sendiri saat memilih
      tindakan; dan untuk mengatur perilaku orang lain, seperti ketika Anda
      mencoba untuk mempersuasi temanmu.




10.3 Bahasa dan Makna
          Bahasa simbolik: artinya, kata-kata tidak memiliki makna dalam
      dirinya sendiri, tetapi kombinasi huruf yang bersifat arbitrer yang
      berdiri untuk atau mewakili sesuatu.



 10.3.1Simbol Akbstrak dan Kongkrit

                                                     Kompetensi Komunikasi31
Simbol berbeda pada sejauh mana dari apa yang mereka lihat, yaitu
     konkret atau abstrak. simbol kongkrit sangat spesifik dan mengacu
     pada satu hal. simbol abstrak bersifat umum dan dapat merujuk kepada
     banyak hal.


10.3.2Denotasi dan Konotasi
         Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit.
     Makna wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya.
     Denotatif adalah suatu pengertian yang dikandung sebuah kata secara
     objektif. Sering juga makna denotatif disebut maka konseptual, makna
     denotasional atau makna kognitif karena dilihat dari sudut yang lain.
     Pada dasarnya sama dengan makna referensial sebab makna denotasi
     ini lazim diberi penjelasan sebagai makna yang sesuai dengan hasil
     menurut   penglihatan,   penciuman,   pendengaran,   perasaan,       atau
     pengalaman lainnya.
         Denotasi adalah hubungan yang digunakan di dalam tingkat
     pertama pada sebuah kata yang secara bebas memegang peranan
     penting di dalam ujaran. Dalam beberapa buku pelajaran, makna
     denotasi sering juga disebut makna dasar, makna asli, atau makna
     pusat.
         Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa makna
     denotasi adalah makna sebenarnya yang apa adanya sesuai dengan
     indera manusia. Kata yang mengandung makna denotatif mudah
     dipahami karena tidak mengandung makna yang rancu walaupun masih
     bersifat umum. Makna yang bersifat umum ini maksudnya adalah makna
     yang telah diketahui secara jelas oleh semua orang. Berikut ini
     beberapa contoh kata yang mengandung makna denotatif:


     1. Dia adalah wanita cantik



                                                Kompetensi Komunikasi32
Kata cantik ini diucapkan oleh seorang pria terhadap wanita yang
   berkulit putih, berhidung mancung, mempunyai mata yang indah dan
   berambut hitam legam.
2. Tami sedang tidur di dalam kamarnya.
   Kata tidur ini mengandung makna denotatif bahwa Tami sedang
   beristirahat dengan memejamkan matanya (tidur).


      Masih banyak contoh kata-kata lain yang mengandung makna
denotatif selama kata itu tidak disertai dengan kata lain yang dapat
membentuk makna yang berbeda seperti contoh kata wanita yang
makna denotasinya adalah seorang perempuan dan bukan laki-laki.
Namun bila katawanita disertai dengan kata malam (wanita malam)
maka akan menghasilkan makna lain yaitu wanita yang dikonotasikan
sebagai wanita nakal.
      Makna konotatif adalah makna semua komponen pada kata
ditambah beberapa nilai mendasar yang biasanya berfungsi menandai.
Sebuah kata disebut mempunyai makna konotatif apabila kata itu
mempunyai “nilai rasa”, baik positif maupun negatif. Jika tidak memiliki
nilai rasa maka dikatakan tidak memiliki konotasi, tetapi dapat juga
disebut berkonotasi netral. Positif dan negatifnya nilai rasa sebuah kata
seringkali juga terjadi sebagai akibat digunakannya referen kata itu
sebagai sebuah perlambang. Jika digunakan sebagai lambang sesuatu
yang positif maka akan bernilai rasa yang positif; dan jika digunakan
sebagai lambang sesuatu yang negatif maka akan bernilai rasa negatif.
Misalnya,     burung    garuda karena      dijadikan   lambang     negara
republikIndonesia maka menjadi bernilai rasa positif sedangkan makna
konotasi    yang   bernilai rasa negatif   seperti buaya yang    dijadikan
lambang kejahatan. Padahal binatang buaya itu sendiri tidak tahu
menahu kalau dunia manusia Indonesiamenjadikan mereka lambang
yang tidak baik.

                                              Kompetensi Komunikasi33
Makna konotasi sebuah kata dapat berbeda dari satu kelompok
         masyarakat yang satu dengan kelompok masyarakat yang lain, sesuai
         dengan    pandangan     hidup    dan     norma-norma      penilaian    kelompok
         masyarakat tersebut. Misalnya katababi, di daerah-daerah yang
         penduduknya mayoritas beragama islam, memiliki konotasi negatif
         karena binatang tersebut menurut hukum islam adalah haram dan najis.
         Sedangkan di daerah-daerah yang penduduknya mayoritas bukan islam
         seperti   di   pulau Bali atau    pedalama     Irian     Jaya,   kata babi tidak
         berkonotasi negatif.
               Makna konotatif dapat juga berubah dari waktu ke waktu.
         Misalnya kataceramah dulu kata ini berkonotasi negatif karena berarti
         “cerewet”      tetapi   sekarang         konotasinya      positif.    Sebaliknya
         kata perempuan dulu sebelum zaman Jepang berkonotasi netral, tetapi
         kini berkonotasi negatif.




   10.3.3 Private Language dan Shared Language
             Private Language mengacu kepada makna bahasa yang disetujui
         oleh salah satu segmen dari bahasa masyarakat yang lebih besar;
         Shared Language mengacu pada makna yang disepakati oleh semua
         bahasa anggota masyarakat. Private Language dapat terdiri dari kata
         khusus dan makna khusus untuk kata-kata umum.
             Kata-kata      khusus,      sering    disebut      jargon,   memiliki     dua
         tujuan. pertama, mereka melayani singkatan bagi mereka yang akrab
         dengan mereka. Kata-kata khusus juga membantu identitas mereka
         yang menggunakan mereka sebagai anggota dari kelompok yang sama.



10.4   Rintangan        Untuk     Kesuksesan            Komunikasi:             Bahasa
       Sempurna Kami


                                                             Kompetensi Komunikasi34
Hambatan untuk komunikasi yang sukses melekat dalam bahasa, bahasa

  adalah alat yang diciptakan oleh orang-orang dan, seperti setiap alat, hal
  ini    memiliki   keterbatasan. Di   antara    hambatan    paling   umum    untuk
  komunikasi yang sukses adalah polarization, indiscrimination, fact-
  conference confusion, Allness, static evaluation, dan the bypass.


10.4.1 Polarization
            Polarisasi adalah kecenderungan dalam menggambarkan orang-
        orang,   ide,   dan   kejadian. Ketika    Anda      menggunakan      bahasa
        terpolarisasi, sebuah ide yang konyol atau indah, kenalan baru yang
        baik ramah, dan film adalah salah satu yang terbaik atau yang terburuk
        yang pernah anda llihat.




10.4.2 Indiscrimination
            Tidak ada dua orang, gagasan, peristiwa, atau proses itu
        identik. Untuk menghindari masalah indiscrimination, harus menyadari
        bahwa tidak dua orang, ide-ide, objek, peristiwa, atau proses itu
        identik, bahkan jika mereka berbagi kategori yang sama - atau yang
        disebut dengan nama yang sama - karena kemiripan yang sama.


10.4.3 Fact-Inference Confusion
            Fakta-fakta adalah pernyataan-pernyataan yang didasarkan pada
        pengamatan; mereka yang terkait langsung dengan apa yang Anda lihat,
        dengar, sentuh, rasa, atau cium.
            Fact-Inference    Confusion,   merupakan        Kecenderungan     untuk
        menanggapi sesuatu yang seolah-olah itu diamati ketika, dalam
        kenyataannya, itu hanyalah kesimpulan, terjadi karena bahasa kita tidak
        membuat tata bahasa perbedaan antara fakta dan kesimpulan



                                                      Kompetensi Komunikasi35
Masalah terjadi ketika Anda menyatakan kesimpulan seolah-olah
       mereka adalah fakta, karena ketika Anda dan orang lain mungkin setuju
       atas kebenaran fakta tersebut, tidak ada jaminan mengharapkan orang
       lain untuk memperlakukannya seperti itu, tapi Anda dapat terjadi
       kesalahpahaman jika anda gagal untuk mengenali bahwa kesimpulan itu
       benar-benar sebuah pendapat subjektif.


  10.4.4 Allness
           Allness adalah asumsi bahwa ketika Anda mengatakan sesuatu,
       Anda telah mengatakan semua pada subjek yang dikehendaki. Sadari
       bahwa apa pun yang Anda atau orang lain katakan tentang sesuatu,
       pasti ada yang lebih banyak untuk dikatakan.


  10.4.5 Static Evaluation
           Segala sesuatu di dunia ini terus berubah, terus-menerus dalam
       proses, tapi bahasa kita cenderung untuk tetap statis. Hasilnya disebut
       statis evaluasi, ketidakmampuan bahasa kita untuk memperhitungkan
       perubahan konstan. disadari bahwa segala sesuatu yang dikatakan
       berlaku untuk waktu tertentu. Sebuah perspektif baru, atau setidaknya
       skeptisisme yang sehat dari perspektif lama, adalah bertujuan untuk
       mengikuti perubahan


  10.4.6 Bypassing
           Bypassing    terjadi ketika Anda menganggap bahwa Anda salah
       memaknai kata-kata Anda sama dengan orang lain. Untuk menghindari
       masalah itu, jangan beranggapan bahwa makna digunakan bersama-
       sama hanya karena orang lain mengangguk semangat dan tampaknya
       mengerti.



10.5 Penggunaan Bahasa Secara Efektif

                                                      Kompetensi Komunikasi36
Hambatan-hambatan untuk mencapai komunikasi yang sukses dimulai
  dengan keterbatasan yang melekat dalam bahasa kita, tetapi mereka tidak
  berakhir di sana. Cara kita menggunakan bahasa - kata yang kita pilih dan
  cara kita menempatkan mereka bersama - menimbulkan lebih banyak
  masalah. Di     antara   masalah   komunikasi   yang   paling   umum   adalah
  penggunaan bahasa yang tidak jelas dan penggunaan bahasa yang
  menciptakan kesan negatif.


10.5.1 Bahasa Yang Tidak Jelas
           Contoh yang paling luas dari bahasa yang tidak jelas yaitu; kata-
     kata relatif, eufemisme, klise, kata emotif, distorsi, dan oxymoron.
     •    Kata-Kata Relatif
          Kata relatif mendapatkan maknanya dengan perbandingan. kecuali
          titik perbandingan yang telah ditentukan, kata relatif kurang
          jelas. Setiap kali Anda mengevaluasi sesuatu tanpa menunjukkan
          kriteria Anda, untuk kata-kata tertentu makna Anda mungkin
          berbeda dari orang lain.
     •    Eufemisme
          ufemisme adalah bahasa ofensif untuk menggantikan bahasa yang
          kasar. Tujuan eufemisme adalah untuk melunakkan pukulan dari apa
          yang Anda katakan. Sayangnya, pelunakan itu sering menyebabkan
          efek samping yang tidak diinginkan: kurangnya kejelasan.
     •    Klise
          Klise yang usang menyampaikan ekspresi yang umum atau populer.
          Klise kekurangan keaslian dan dampak karena penggunaan yang
          berlebihan. Ketika klise yang sekarang digunakan pertama kali,
          mereka punya makna khusus berdasarkan apa yang benar-benar
          digambarkan.
     •    Kata Emotif



                                                   Kompetensi Komunikasi37
Kata emotif tampaknya deskriptif, tetapi sebenarnya kata-kata
            emotif itu berkomunikasi dari sebuah sikap terhadap sesuatu atau
            seseorang. Tergantung pada suka atau tidak suka, Anda memilih
            kata-kata yang mengkomunikasikan sikap Anda.
    •       Distorsi
            Komunikasi adalah bahasa yang paling jelas ketika digunakan untuk
            mendistorsi makna. Upaya-upaya untuk membesar-besarkan (atau
            untuk meminimalkan) nilai, kepentingan, atau nilai dari sesuatu yang
            biasanya melibatkan bahasa terdistorsi.
    •       Oxymoron
            Oxymoron adalah frase dari diri sendiri yang bertentangan.




10.5.2 Bahasa Yang Mempengaruhi Kesan
        •    Bahasa Seksis
             Bahasa seksis adalah bahasa yang mengungkapkan sikap stereotip
             seksual   atau   superioritas   salah    satu   jenis   kelamin,   dapat


                                                        Kompetensi Komunikasi38
dihilangkan dengan dua cara: pengganti istilah netral jender atau
    tandai jender secara jelas
•   Bahasa Rasis
    Bahasa rasis adalah bahasa yang mengungkapkan sikap stereotip
    atau   superioritas   satu   ras   yang   dapat   dihilangkan   dengan
    menggunakan bahasa yang kongkrit.
•   Bahasa Yang Lemah
    Bahasa yang memodifikasi apa yang dikatakan tidak mencerminkan
    dari pernyataan kepastian. Dapat dikontrol dengan mendengarkan
    untuk memagari, kualifikasi, keragu-raguan, pertanyaan tag, dan
    penyangkalan dan menghindari mereka, serta menggunakan bahasa
    sederhana.




                                              Kompetensi Komunikasi39
11.Pre-test
            1. Jelaskan menurut Anda pengertian Komunikasi Verbal
            2. Apakah bahasa verbal penting bagi anda? Jelaskan!
            3. Jelaskan menurut Anda perbedaan antara bahasa abstrak dan konkret,
                makna denotatif dan konotatif!


            Perhatikan cerita di bawah ini:
                Terkadang mahasiswa dan dosen tidak berkomunikasi secara efektif.
                Mereka memiliki masalah, dosen menjelaskan pengertian komunikasi
                yang tidak dimengerti oleh mahasiswa.

                                                        4. Jelaskan, dari sudut pandang
Selamat pagi anak-anak.                                   mahasiswa yang digambarkan
Hari ini kita akan belajar
tentang komunikasi.                                       di   samping,    hubungan   kata
                                                          komunikasi      dan   apa   yang
                                                          mengacu pada gambar terakhir
                                                          (gambar   mahasiswa     berpikir
                                                          dan mengatakan “hah?”)



               Komunikasi adalah mode
               penyampaian informasi yang
               bermakna atau konsep yang
               berdampak pada input dan
               hubungan interpersonal




  Hah ???
12.Post-test
              1. Jelaskan pengertian Komunikasi Verbal!
              2. Jelaskan fungsi bahasa dalam kehidupan manusia!
              3. Jelaskan perbedaan antara bahasa abstrak dan konkret, serta makna
                 denotatif dan konotatif!
                Perhatikan cerita di bawah ini:
                 Terkadang mahasiswa dan dosen tidak berkomunikasi secara efektif.
                 Mereka memiliki masalah, dosen menjelaskan pengertian komunikasi yang
                 tidak dimengerti oleh mahasiswa.

                                                    4. Jelaskan, dari sudut pandang
Selamat pagi anak-anak.
                    .
                                                          mahasiswa yang digambarkan
Hari ini kita akan belajar
tentang komunikasi.                                       di   samping,    hubungan    kata
                                                          komunikasi      dan    apa   yang
                                                          mengacu pada gambar terakhir
                                                          (gambar    mahasiswa     berpikir
                                                          dan mengatakan “hah?”)


               Komunikasi adalah mode                           5. Jelaskan, dari sudut pandang
                                                                4. Jelaskan, dari sudut pandang
               penyampaian informasi yang                           dosen yang digambarkan di
                                                                    dosen yang digambarkan di
               bermakna atau konsep yang
               berdampak pada input dan                             samping,
                                                                    samping,      dapatkah
                                                                                  hubungan      Anda
                                                                                                kata
               hubungan interpersonal                               mendefinisikan masalah yang
                                                                    komunikasi dan apa yang
                                                                    diidentifikasi dalam gambar
                                                                    mengacu pada gambar terakhir

                                                                    tersebut
                                                                    (gambar mahasiswa          dengan
                                                                                              berpikir
                                                                    dan mengatakan “hah?”)
                                                                    membandingkan dua deskripsi
  Hah ???
                                                                    dari anda?
13.Handout
   1. Pengertian Komunikasi Verbal
          Secara sederhana komunikasi verbal adalah komunikasi dengan
     menggunakan simbol-simbol verbal. Simbol atau pesan verbal adalah
     semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Bahasa dapat
     juga dianggap sebagai sistem kode verbal.

   2. Pentingnya Komunikasi Verbal
          Bahasa     verbal   merupakan      alat   yang   sangat   berguna.   Anda
     menggunakan itu untuk mengoraganisasikan pesan; untuk meceritakan
     kepada    orang   dan    menceritakan    kejadian pengalamanmu,      mengatur
     perilaku, seperti ketika Anda berbicara kepada diri sendiri saat memilih
     tindakan; dan untuk mengatur perilaku orang lain, seperti ketika Anda
     mencoba untuk mempersuasi temanmu.

   3. Bahasa dan Makna
          Bahasa simbolik: artinya, kata-kata tidak memiliki makna dalam
     dirinya sendiri, tetapi kombinasi huruf yang bersifat arbitrer yang berdiri
     untuk atau mewakili sesuatu.
     •   Simbol Akbstrak dan Kongkrit
              Simbol berbeda pada sejauh mana dari apa yang mereka lihat, yaitu
         konkret atau abstrak. simbol kongkrit sangat spesifik dan mengacu
         pada satu hal. simbol abstrak bersifat umum dan dapat merujuk kepada
         banyak hal.
     •   Denotasi dan Konotasi

              Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit.
         Makna wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya.
         Denotatif adalah suatu pengertian yang dikandung sebuah kata secara
         objektif.
              Denotasi adalah hubungan yang digunakan di dalam tingkat
         pertama pada sebuah kata yang secara bebas memegang peranan
         penting di dalam ujaran.
•       Private Language dan Shared Language

              Private Language mengacu kepada makna bahasa yang disetujui
          oleh salah satu segmen dari bahasa masyarakat yang lebih besar;
          Shared Language mengacu pada makna yang disepakati oleh semua
          bahasa anggota masyarakat. Private Language dapat terdiri dari kata
          khusus dan makna khusus untuk kata-kata umum.

4. Rintangan            Untuk      Kesuksesan          Komunikasi:         Bahasa
  Sempurna Kami
            Hambatan untuk komunikasi yang sukses melekat dalam bahasa, bahasa

  adalah alat yang diciptakan oleh orang-orang dan, seperti setiap alat, hal
  ini      memiliki    keterbatasan. Di    antara   hambatan   paling   umum   untuk
  komunikasi yang sukses antara lain:
      •    polarization,
      •    indiscrimination,
      •    fact-conference confusion,
      •    Allness, static evaluation, dan
      •    The bypass.

5. Penggunaan Bahasa Secara Efektif
           Hambatan-hambatan untuk mencapai komunikasi yang sukses dimulai
  dengan keterbatasan yang melekat dalam bahasa kita, tetapi mereka tidak
  berakhir di sana. Cara kita menggunakan bahasa - kata yang kita pilih dan
  cara kita menempatkan mereka bersama - menimbulkan lebih banyak
  masalah. Di         antara   masalah    komunikasi   yang    paling   umum   adalah
  penggunaan bahasa yang tidak jelas dan penggunaan bahasa yang
  menciptakan kesan negatif.




           Contoh yang paling luas dari bahasa yang tidak jelas yaitu; kata-kata
  relatif, eufemisme, klise, kata emotif, distorsi, dan oxymoron.
•   Kata-Kata Relatif
   •   Eufemisme
   •   Klise
   •   Kata Emotif
   •   Distorsi
   •   Oxymoron

 6. Bahasa Yang Mempengaruhi Kesan

   •   Bahasa Seksis
           Bahasa seksis adalah bahasa yang mengungkapkan sikap stereotip
       seksual atau superioritas salah satu jenis kelamin, dapat dihilangkan
       dengan dua cara: pengganti istilah netral jender atau tandai jender
       secara jelas
   •   Bahasa Rasis
           Bahasa rasis adalah bahasa yang mengungkapkan sikap stereotip
       atau superioritas satu ras yang dapat dihilangkan dengan menggunakan
       bahasa yang kongkrit.
   •   Bahasa Yang Lemah
           Bahasa yang memodifikasi apa yang dikatakan tidak mencerminkan
       dari pernyataan kepastian. Dapat dikontrol dengan mendengarkan untuk
       memagari,      kualifikasi,   keragu-raguan,   pertanyaan   tag,   dan
       penyangkalan dan menghindari mereka, serta menggunakan bahasa
       sederhana.




MODUL 3:
KOMUNIKASI NONVERBAL


1. Tujuan Pembelajaran
  1.1 Tujuan Pembelaran Umum:
             Setelah     mengikuti    pelatihan     Kompetensi      Komunikasi,      sesi
       “Komunikasi Nonverbal”, peserta diharapkan dapat:
         •   Mengetahui     dan   memahami        pengertian   pentingnya   komunikasi
             Nonverbal
         •   Berkomunikasi efektif melalui komunikasi verbal dan nonverbal
         •   Mengetahui    dan    memahami     perbedaan       komunikasi   verbal   dan
             nonverbal



  1.2 Tujuan Pembelaran Khusus:
             Setelah     mengikuti    pelatihan     Kompetensi      Komunikasi,      sesi
       “Komunikasi Nonverbal”, peserta diharapkan dapat:
         •   Mendeskripsikan perilaku nonverbal dalam menilai orang lain
         •   Menilai hubungan stereotip dengan penampilan fisik, tipe tubuh, daya
             tarik fisi, baju, dan perhiasan
         •   Menilai efek dari fisik dan konteks psikologi dalam interpretasi dari
             isyarat-isyarat nonverbal
         •   Mendeskripsikan betapa penting dan gunanya sebuah sentuhan
         •   Menggunakan isyarat suara untuk mengekspresikan emosi dan
             mengatur interaksi sosial.
         •   Memahami aspek-aspek suara selain ucapan dalam komunikasi
             nonverbal



2. Waktu
  Lama proses penyampaian materi adalah 130 menit (2 jam 10 menit)
3. Metode Penyajian
       Penyampaian materi dilakukan dengan metode:
     Ceramah
     Tanya-jawab, dan
     Diskusi.



4. Alat Penyajian
       Penyampaian materi menggunakan dan disajikan dengan:
     Notebook
     LCD Projector
     Whiteboard
     Spidol
     Kertas dan alat tulis bagi masing-masing peserta
     Handout



5. Teknik Evaluasi
       Teknik evaluasi dilakukan dengan metode tertulis dan lisan



6. Pengaturan Tempat
       Pelatihan dilakukan di ruangan yang cukup besar dan dilengkapi dengan
  kursi yang cukup nyaman serta suhu udara yang sejuk. Pengaturan tempat
  duduknya berbentuk theatre style atau berbentuk U.




7. Langkah-Langkah
 1. Memulai pelatihan dengan menyapa peserta pelatihan.
2. Memperkenalkan diri.
3. Melakukan tanyajawab sebagai sesi perkenalan.
4. Membagikan lembar pre-test.
5. Membagikan handout.
6. Menjelaskan materi “pengertian komunikasi nonverbal”
7. Menjelaskan materi “pentingnya fungsi komunikasi nonverbal”
8. Menjelaskan materi “Penampilan fisik”
9. Menjelaskan materi “interaksi”
10. Menjelaskan materi “sentuhan”
11. Menjelaskan materi “suara dan parabahasa”
12. Menjelaskan materi “bahasa tubuh, muka dan mata”
13.Membuka sesi pertanyaan dan diskusi.
14. Membagikan lembar post-test.
15.Memberi kesimpulan dan menutup sesi pelatihan.




8. Panduan Pelaksanaan Modul
1. Pokok Bahasan     Komunikasi Nonverbal
                       1. Pengertian komunikasi nonverbal
                       2. Pentingnya fungsi komunikasi nonverbal
                       3. Penampilan fisik
                       4. Interaksi
2. Sub Pokok Bahasan
                       5. Sentuhan
                       6. Suara dan Parabahasa
                       7. Bahasa tubuh , muka dan mata

                       1. Mengetahui         dan   memahami       pengertian   pentingnya
                           komunikasi Nonverbal
                       2. Berkomunikasi efektif melalui komunikasi verbal dan
  3. Tujuan Umum           nonverbal
                       3. Mengetahui dan memahami perbedaan komunikasi verbal
                           dan nonverbal

                       1. Mendeskripsikan perilaku nonverbal dalam menilai orang
                           lain
                       2. Menilai hubungan stereotip dengan penampilan fisik, tipe
                           tubuh, daya tarik fisi, baju, dan perhiasan
                       3. Menilai efek dari fisik dan konteks psikologi dalam
                           interpretasi dari isyarat-isyarat nonverbal
  4. Tujuan Khusus     4. Mendeskripsikan betapa penting dan gunanya sebuah
                           sentuhan
                       5. Menggunakan isyarat suara untuk mengekspresikan emosi
                           dan mengatur interaksi sosial.
                       6. Memahami          aspek-aspek   suara   selain   ucapan   dalam
                           komunikasi nonverbal

                          Ceramah
     5. Metode            Tanya-jawab, dan
                        Diskusi
      6. Waktu         130 menit (2 jam 10 menit)
                          Notebook
                           LCD Projector
                           Whiteboard
  7. Alat Penyajian
                           Spidol
                           Kertas dan alat tulis bagi peserta
                        Handout
 8. Teknik Evaluasi    Tertulis dan lisan
9. Langkah – Langkah
               Langkah-Langkah Kegiatan                  Waktu
1. Memulai   pelatihan   dengan     menyapa   peserta
                                                        2 menit
   pelatihan.
2. Memperkenalkan diri.                                 3 menit
3. Melakukan tanya jawab sebagai sesi perkenalan        5 menit
4. Membagikan lembar pre-test .                         5 menit
5. Membagikan handout                                   5 menit
6. Menjelaskan    materi    “pengertian    komunikasi
                                                        20 menit
   nonverbal”
7. Menjelaskan materi “pentingnya fungsi komunikasi     20 menit
nonverbal”
8. Menjelaskan materi “Penampilan fisik”                         10 menit
9. Menjelaskan materi “interaksi”                                10 menit
10. Menjelaskan materi “sentuhan”                                10 menit
11. Menjelaskan materi “suara dan parabahasa”                    10 menit
12. Menjelaskan materi “bahasa tubuh, muka dan mata”             10 menit
13.Membuka sesi pertanyaan dan diskusi.                          10 menit
14. Membagikan lembar post-test.                                 5 menit
15.Memberi kesimpulan dan menutup sesi pelatihan.                5 menit
Jumlah Jam Pelatihan (JJP)                                      130 menit




10.Materi
     10.1 Pengertian Komunikasi Nonverbal
              Bentuk awal komunikasi ini mendahului evolusi bagian otak
          (neocortex) yang berperan daam penciptaan dan pengembangan
          manusia. Komunikasi nonverval lebih tua dari komunikasi verbal. Kita
          lebih awal melakukannya,karena hingga usia kira-kira 18 bulan, kita
          secara total bergantung pada komunikasi nonverbal seperti sentuhan,
          senyuman, pandangan mata, dan sebagainya.
              Secara sederhana komunikasi nonverbal adalah komunikasi dengan
          menggunakan simbol-simbol nonverbal. Simbol atau pesan verbal
          adalah semua jenis simbol yang menggunakan gerakan tubuh, isyarat
          tubuh dan ekspresi muka. Menurut Larry A. Samovar dan Richard E.
Porter (dalam Deddy Mulyana, 2005), komunikasi mencangkup semua
    rangsangan       (kecuali    rangsangan       verbal)    dalam   suatu    setting
    komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan
    individu, yang mempunyai nilai pesan, potensial bagi pengirim atau
    penerima


10.2 Fungsi Komunikasi Nonverbal
         Meskipun secara teoritis komunikasi nonverbal dapat dipisahkan
    dari komunikasi verbal, dalam kenyataannya kedua jenis komunikasi itu
    jalin menjalin dalam komunikasi tatap-muka settiap hari. Akan tetapi,
    kita dapat menemukan setidaknya tiga perbedaan pokok antara
    komunikasi       verbal   dan   nonverbal.     Pertama,     sementara    perilaku
    nonverbal    adalah       saluran   tunggal,    perilaku    nonverbal    bersifat
    multisaluran. Kedua, pesan verbal terpisah-pisah, sedangkan pesan
    nonverbal bersinambung. Ketiga, komunikasi nonverbal lebih banyak
    mengandung lebih banyak muatan emosional daripada komunikasi
    verbal.
         Dilihat dari fungsinya, perilaku nonverbal mempunyai beberapa
    fungsi. Paul Ekman (dalam dalam Deddy Mulyana, 2005) menyebutkan
    lima fungsi pesan nonverbal, yakni sebagai:
    •   Emblem. Gerakan mata tertentu merupakan simbol yang memiliki
        kesetaraan dengan simbol verbal. Kedipan mata dapat mengatakan,
        “Saya tidak sungguh-sungguh”
    •   Ilustrator. Pandangan ke bawah dapat menunjukan depresi atau
        kesedihan.
    •   Regulator.     Kontak    mata   berarti    saluran     percakapan    terbuka.
        Memalingkan muka menandakan ketidaksediaan berkomunikasi.
    •   Penyesuai. Kedipan mata yang cepat meningkat ketika orang berada
        dalam tekanan. Itu merupakan respon yang tidak disadari yang
        merupakan upaya tubuh untuk mengurangi kecemasan.
•   Affect Display. Pembesaran manik-mata (pupil dilation) menunjukan
        peningkatan emosi. Isyarat wajah lainnya menunjukan perasaan
        takut, terkejut, atau senang.
         Lebih jauh lagi, dalam hubunganya dengan perilaku verbal, perilaku
    nonverbal mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut:
    •   Perilaku nonverbal dapat mengulangi perilaku verbal, misalnya Anda
        mengangukan kepala ketika mengatakan “Ya”.
    •   Memperteguh,     menekankan,    atau   melengkapi   perilaku   verbal.
        Misalnya Anda melambaikan tangan seraya mengucapkan “Selamat
        Jalam” atau “Bye bye”. Isyarat nonverbal itulah yang disebut affect
        display.
    •   Perilaku nonverbal dapat menggantikan perilaku verbal, jadi berdiri
        sendir, misal Anda menggoyangkan tangan Anda dengan telapak
        tangan mengarah kedepan (pengganti kata “Tidak”) ketika seorang
        pengamen mendatangi Anda.
    •   Perilaku nonverbal dapat meregulasi perilaku verbal. Misalnya Anda
        sebagai mahasiswa mengenakan jaket atau membereskan buku-
        buku, atau melihat jam tangan Anda menjelang kuliah berakhir,
        sehingga dosen segera menutuo kuliahnya.
    •   Perilaku nonverbal dapat membantah atau bertentangan dengan
        perilaku verbal. Misalnya, seorang dosen melihat jam tangan dua –
        tiga kali, padahal tadi ia mengatakan bahwa ia mempunyai waktu
        untuk berbicara dengan Anda sebagai mahasiswanya.



10.3 Penampilan Fisik
         Setiap orang punya persepsi mengenai penampilan fisik seseorang,
    baik itu bentuk tubuh, body image, ataupun busananya.


    10.3.1Bentuk Tubuh
Setiap     bentuk   tubuh   mempengaruhi    dan     mendorong
         perbedaan stereotip Anda. Seseorang yang memiliki bentuk tubuh
         besar, mungkin Anda akan medeskripsikan orang tersebut kuat,
         menyeramkan, banyak makan, rajin berolah raga dan lain
         sebagainya. Begitupun sebaliknya seseorang yang bertubuh
         kurus, mungkin anda akan mengira orang tersebut kurang makan,
         tidak pernah berolah raga, lemah dan lain sebagainya.


    10.3.2Image Body
             Seseorang yang memiliki penampilan yang indah (cantik,
         tampan, dan mempesona) akan lebih percaya diri ketika sedang
         berinteraksi   dengan   orang   lain.   Gambaran-gambaran    ideal
         mengebaik tubuh menjadi impian para laki-laki dan perempuan.


    10.3.3Busana
             Nilai-nilai agama, kebiasaan, tuntutan lingkungan, nilai
         kenyamanan, dan tujuan pencitraan, semua itu mempengaruhicara
         kita berdandan. Seorang wanita muslim, ia menandai dirinya
         sebagai muslim dengan memakai kerudung.
             Sebagian orang berpandangan bahwa pilihan seseorang atas
         pakaian mencerminkan kepribadiaanya, apakah ia orang yang
         konservatif, religius, modern, atau berjiwa muda.
             Kita cenderung mempersepsi dan memperlakukan orang
         yang sama dengan cara berbeda bila ia mengenakan pakaian
         berbeda.



10.4 Interaksi
        Karena makan adalah isi, perilaku nonverbal mempunyai sedikit
    makna diluar situasi yang mana terpikiran oleh meraka. Misalnya,
perilaku nonverbal yang mengkomunikasikan kesedihan dapat juga
mengkomunikasikan kegembiraan
    Dua konteks yang terpenting dalam interaksi nonverbal, yakni:
10.4.1Konteks Fisik
          Konteks    fisik      dapat   dianalisis    dari   berbagai    dimensi.
     Contohnya konteks fisik dapat dinilai sesuai dengan tingkat
     formalitas, kenyamanan, privasi, keakraban, dan kedekatan


10.4.2Konteks Psikologi
          Konteks psikologi dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni
     territoriality dan ruang pribadi.
          Territoriality     adalah      perasaan      kepemilikan      terhadap
     beberapa daerah yang berada di lingkungan Anda secara
     tetap. Mungkin tidak akan benar-benar logis untuk mengklaim
     daerah-daerah tertentu di lingkungan Anda, tetapi Anda tetap
     melakukannya. Misalnya, Anda merasa bahwa kamar tempat Anda
     tidur adalah kamar Anda. Karena Anda merasa menjadi bagian
     dari lingkungan yang menyatu ke dalam diri Anda.
          Ruang pribadi itu identik dengan “wilayah tubuh”, satu dari
     empat wilayah yang digunakan manusia berdasarkan perspektif
     Lyman dan Scott (wilayah publik, wilayah rumah, wilayah
     interaksional, dan wilayah pribadi). Untuk membuktikan bahwa
     setiap orang mempunyai wilayah pribadi ini-bila Anda laki-laki-
     hampirilah seorang wanitayang anda tidak kenal sedekat mungkin
     dengan Anda. Ia pasti akan memberikan reaksi, seperti bergeser
     ke samping atau meletakan buku sebagai pembatas antara dia dan
     Anda.    Edward       T.    Hall   (dalam       Deddy    Mulyana,     2005)
     mengemukakan empat zona spesial dalam interaksi sosial:
     •   Zona intim (0 – 18 inci), untuk kegiatan intim, termasuk
         lewat rahasia dan memiliki percakapan rahasia
•   Zona pribadi (18 – 4 kaki), hanya untuk kawan-kawan
               akrab, meskipun terkadang kita mengizinkan orang lain untuk
               memasukinya.
           •   Zona Sosial (4 – 10 kaki), yaitu ruang yang kita gunakan
               untuk kegiatan bisnis sehari-hari.
           •   Zona publik (10 – tak terbatas), yang mencerminkan jarak
               antara orang-orang yang tidak saling mengenal, juga jarak
               antara penceramah dengan pendengarnya.


10.5 Sentuhan
         Studi   tentang   sentuh-menyentuh         disebut    haptika   (haptics).
    Sentuhan, seperti foto, adalah perilaku nonverbal yangmultimakna,
    dapat menggantikan seribu kata. Kenyataannya sentuhan ini bisa
    merupakan tamparan, pukulan, cubitan, senggolan, tepukan, belaian,
    pelukan, jabatan tangan, rabaan, hingga sentuhan rabaan sekilas.
    Sentuhan kategori terakhirlah yang sering diasosiasikan dengan
    sentuhan.
         Menurut Heslin (dalam Deddy Mulyana, 2005), terdapat lima
    kategori sentuhan, yang merupakan suatu rentang dari yang sangat
    impersonal hingga yang sangat personal. Kategori-kategori itu adalah
    sebagai berikut:
    •   Fungsional Profesional. Di sini sentuhan bersifat “dingin” dan
        berorientasi bisnis.
    •   Sosial-sopan.      Perilaku   dalam   situasi    ini    membangun      dan
        memperteguh pengharapan, aturan dan praktik sosial yang berlaku,
        misalnya berjabat tangan.
    •   Persahabatan-kehangatan. Kategori ini meliputi setiap sentuhan
        yang menandakan afekdi atau hubugan yang akrab, misalnya dua
        orang yang saling berpelukan setelah lama berpisah.
•   Cinta-keintiman.     Kategori ini merujuk pada sentuhan yang
        menyatakan keterikantan, misalnya mencium pipi orangtua dengan
        lembut.
    •   Rangsangan seksual. Kategori ini berkaitan erat dengan kategori
        sebelumnya, hanya saja motivnya bersifat seksual. Rangsangan
        seksual tidak otomatis bermakna cinta atau keintiman.



10.6 Suara dan Parabahasa
         Dari kata yang Anda ucapkan, Anda mengkomunikasikan banyak
    hal tentang Anda. Semua dengan sendirinya, suara Anda menawarkan
    petunjuk kuat untuk usia Anda, keadaan emosi, pendidikan, dan
    status. Variasi kenyaringan (keras atau lembut), pitch (rendah atau
    tinggi), tingkat (cepat atau lambat), kualitas, artikulasi (tidak jelas atau
    terpotong), dan pengucapan (suku kata apa yang ditekankan) memberi
    isyarat-isyarat vokal karakter mereka yang unik.
         Sebagai contoh ketika kita berekspresi marah, kita berbicara
    keras, cepat, dengan pitch yang tinggi. Berbeda ketika kita sedang
    sedang tidak marah, kita berbicara lembut, tidak kencang, bernada
    rendah.
         Parabahsa atau vokalika (vocalics), merujuk pada aspek-aspek
    suara selain ucapan yang dapat dipahami, misanya kecepatan suara,
    nada (tinggi atau rendah), intensitas (volume) suara, intonasi, kualitas
    vokal (kejelasan), warna suara, dialek, suara serak, suara sengau, suara
    terputus-putus, suara yang gemetar, suitan, siulan, tawa, erangan,
    tangis,   gerutuan,   gumaman,    desahan,    dan   sebagainya.      Setiap
    karakteristik suara ini mengkomunikasikan emosi dan pkiran kita.


10.7 Bahasa Tubuh, Muka dan Mata
         Bidang yang mempelajari bahasa tubuh adalah kinesika (kinesics).
    Setiap anggota tubuh seperti wajah (senyuman dan pandangan mata),
tangan, kepala, kaki dan bahkan tubuh secara keseluruhan dapat
digunakan sebagai isyarat simbolik.


10.7.1Tipe Bahasa Tubuh
              Bahasa tubuh atau pergerakan tubuh dibagi menjadi 5
      kategori:
      •   Lambang
      •   Ilustrator
      •   Regulator
      •   Affect Display
      •   Adaptor




10.7.2Kegunaan Bahasa Tubuh
           Bahasa      tubuh   juga   dapat   dikategorikan    menurut
      penggunaannya. Salah satu penggunaan gerakan tubuh adalah
      untuk       mengkomunikasikan     derajat   kesenangan      atau
      ketidaksenangan, suka atau tidak suka. Bahasa tubuh juga
      mengkomunikasikan tingkat keminatan dan gairah terhadap
      sesuatu.


10.7.3Muka dan Mata

           Banyak orang yang menggangap perilaku nonverbal yang
      paling banyak “berbicara” adalah ekspresi wajah, khususnya
      pandangan mata, meskipun mulut tidak berkata-kata. Okulesika
      (oculesics) merujuk pada studi tentang penggunaan kontak mata
dalam berkomunikasi. Menurut Albert Mehrabian (dalam dalam
                  Deddy Mulyana, 2005), andil wajah dalam pengaruh pesan adalah
                  55 %, sementara vokal 30 %, dan verbal hanya 7 %.

                      Kontak    mata   punya   dua    fungsi   dalam     komunikasi
                  antarpribadi. Pertama, fungsi mengatur, untuk memberitahu orang
                  lain, apakah Anda melakukan hubungan dengan orang itu atau
                  menghindarnya. Kedua, fungsi ekspresif, memberitahu orang lain,
                  bagaimana perasaan Anda terhadapnya.




11.Pre-test
     1. Jelaskan menurut pemahaman Anda pengertian komunikasi nonverbal!
     2. Apakah bahasa nonverbal penting bagi anda? Mengapa!
     3. Berikan contoh komunikai nonverbal yang anda ketahui?
     4. Perhatikan gambar di bawah ini:
        •   Perilaku nonverbal apa yang terjadi pada gambar a,b, dan c
        •   Deskripsikan perilaku nonverbal pada gambar d dan e




 a          d                     b                      e     c
12.Post-test
   1. Jelaskan pengertian komunikasi nonverbal!
   2. Sebutkan dan jelaskan fungsi-fungsi komunikasi nonverbal!
   3. Sebutkan dan jelaskan kategor sentuhan dalam komunikasi nonverbal!
   4. Sebutkan tipe dan kegunaan bahasa tubuh
   5. Jelaskan perilaku nonverbal pada gambar di bawah ini!
13.Handout
   1. Pengertian Komunikasi Nonverbal
            Secara sederhana komunikasi nonverbal adalah komunikasi dengan
        menggunakan simbol-simbol nonverbal. Simbol atau pesan verbal
        adalah semua jenis simbol yang menggunakan gerakan tubuh, isyarat
        tubuh dan ekspresi muka. Menurut Larry A. Samovar dan Richard E.
        Porter (dalam Deddy Mulyana, 2005), komunikasi mencangkup semua
        rangsangan   (kecuali   rangsangan   verbal)   dalam   suatu   setting
        komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan
        individu, yang mempunyai nilai pesan, potensial bagi pengirim atau
        penerima


   2. Fungsi Komunikasi Nonverbal
Dilihat dari fungsinya, perilaku nonverbal mempunyai beberapa
      fungsi yakni sebagai:
      •   Emblem.
      •   Ilustrator
      •   Regulator
      •   Penyesuai
      •   Affect Display
           Lebih jauh lagi, dalam hubunganya dengan perilaku verbal, perilaku
      nonverbal mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut:
      •   Perilaku nonverbal dapat mengulangi perilaku verbal,
      •   Memperteguh, menekankan, atau melengkapi perilaku verbal.
      •   Perilaku nonverbal dapat menggantikan perilaku verbal
      •   Perilaku nonverbal dapat meregulasi perilaku verbal
      •   Perilaku nonverbal dapat membantah atau bertentangan dengan
          perilaku verbal




3. Penampilan Fisik
  •   Bentuk Tubuh
           Setiap bentuk tubuh mempengaruhi dan mendorong perbedaan
      stereotip Anda. Seseorang yang memiliki bentuk tubuh besar, mungkin
      Anda akan medeskripsikan orang tersebut kuat, menyeramkan, banyak
      makan, rajin berolah raga dan lain sebagainya. Begitupun sebaliknya
      seseorang yang bertubuh kurus, mungkin anda akan mengira orang
      tersebut kurang makan, tidak pernah berolah raga, lemah dan lain
      sebagainya.


  •   Image Body
           Seseorang yang memiliki penampilan yang indah (cantik, tampan,
      dan mempesona) akan lebih percaya diri ketika sedang berinteraksi
dengan orang lain. Gambaran-gambaran ideal mengebaik tubuh menjadi
      impian para laki-laki dan perempuan.


  •   Busana
           Nilai-nilai   agama,     kebiasaan,   tuntutan    lingkungan,   nilai
      kenyamanan, dan tujuan pencitraan, semua itu mempengaruhicara kita
      berdandan. Seorang wanita muslim, ia menandai dirinya sebagai muslim
      dengan memakai kerudung.
           Sebagian orang berpandangan bahwa pilihan seseorang atas
      pakaian   mencerminkan      kepribadiaanya,   apakah    ia   orang   yang
      konservatif, religius, modern, atau berjiwa muda.
           Kita cenderung mempersepsi dan memperlakukan orang yang
      sama dengan cara berbeda bila ia mengenakan pakaian berbeda.




1. Interaksi
       Dua konteks yang terpenting dalam interaksi nonverbal, yakni:
  •   Konteks Fisik
                 Konteks fisik dapat dianalisis dari berbagai dimensi.
  •   Konteks Psikologi
           Konteks psikologi dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni
      territoriality dan ruang pribadi.
           Territoriality adalah perasaan kepemilikan terhadap beberapa
      daerah yang berada di lingkungan Anda secara tetap.
            Ruang pribadi itu identik dengan “wilayah tubuh”.


2. Sentuhan
Studi     tentang   sentuh-menyentuh        disebut   haptika   (haptics).
      Terdapat lima kategori sentuhan. Kategori-kategori itu adalah sebagai
      berikut:
      •    Fungsional Profesional.
      •    Sosial-sopan.
      •    Persahabatan-kehangatan.
      •    Cinta-keintiman.
      •    Rangsangan seksual.


3. Suara dan Parabahasa
          Dari kata yang Anda ucapkan, Anda mengkomunikasikan banyak hal
  tentang Anda.         Sebagai contoh ketika kita berekspresi marah, kita
  berbicara keras, cepat, dengan pitch yang tinggi. Berbeda ketika kita
  sedang sedang tidak marah, kita berbicara lembut, tidak kencang, bernada
  rendah.
          Parabahsa atau vokalika (vocalics), merujuk pada aspek-aspek suara
  selain ucapan yang dapat dipahami, misanya kecepatan suara, nada (tinggi
  atau     rendah),    intensitas   (volume)   suara,     intonasi,   kualitas   vokal
  (kejelasan), warna suara, dialek, suara serak, suara sengau, suara
  terputus-putus, suara yang gemetar, suitan, siulan, tawa, erangan, tangis,
  gerutuan, gumaman, desahan, dan sebagainya. Setiap karakteristik suara
  ini mengkomunikasikan emosi dan pkiran kita.


4. Bahasa Tubuh, Muka dan Mata
          Bidang yang mempelajari bahasa tubuh adalah kinesika (kinesics).
  Setiap anggota tubuh seperti wajah (senyuman dan pandangan mata),
  tangan, kepala, kaki dan bahkan tubuh secara keseluruhan dapat digunakan
  sebagai isyarat simbolik.
     Tipe Bahasa Tubuh
             Bahasa tubuh atau pergerakan tubuh dibagi menjadi 5 kategori:
 Lambang
     Ilustrator
     Regulator
     Affect Display
     Adaptor


   Kegunaan Bahasa Tubuh
        Salah      satu   penggunaan   gerakan   tubuh    adalah   untuk
    mengkomunikasikan derajat kesenangan atau ketidaksenangan, suka
    atau tidak suka. Bahasa tubuh juga mengkomunikasikan tingkat
    keminatan dan gairah terhadap sesuatu.


   Muka dan Mata

        Banyak orang yang menggangap perilaku nonverbal yang paling
    banyak “berbicara” adalah ekspresi wajah, khususnya pandangan mata,
    meskipun mulut tidak berkata-kata. Okulesika (oculesics) merujuk pada
    studi tentang penggunaan kontak mata dalam berkomunikasi.

        Kontak mata punya dua fungsi dalam komunikasi antarpribadi.
    Pertama, fungsi mengatur, untuk memberitahu orang lain, apakah Anda
    melakukan hubungan dengan orang itu atau menghindarnya. Kedua,
    fungsi ekspresif, memberitahu orang lain, bagaimana perasaan Anda
    terhadapnya.
MODUL 4:
MEMAHAMI DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN


1. Tujuan Pembelajaran
  1.1 Tujuan Pembelaran Umum:
            Setelah mengikuti pelatihan Kompetensi Komunikasi, sesi “Memahami
       Diri Sendiri dan Orang Lian”, peserta diharapkan dapat:
       •   Mengetahui dan Memahami konsep diri sendiri dan orang lain



  1.2 Tujuan Pembelaran Khusus:
            Setelah mengikuti pelatihan Kompetensi Komunikasi, sesi “Memahami
       Diri Sendiri dan Orang Lian”, peserta diharapkan dapat:
       •   Memahami dan mengidentifikasi unsur-unsur penting yang membuat
           konsep diri meningkat.
       •   Memahami dan mendekripsikan dua prinsip dari pengembangan konsep
           diri
       •   Memahami pengertian persepsi
       •   Mendiskripsikan perbedaan persepsi terhadap lingkungan fisik dan
           sosial.
       •   Memahami dan mendekripsikan bagaimana melihat objek dan orang
       •   Menerapkan beberapa teknik untuk meningkatkan akurasi persepsi



2. Waktu
  Lama proses penyampaian materi adalah 100 menit (1 jam 40 menit)
3. Metode Penyajian
       Penyampaian materi dilakukan dengan metode:
     Ceramah
     Tanya-jawab, dan
     Diskusi.



4. Alat Penyajian
       Penyampaian materi menggunakan dan disajikan dengan:
     Notebook
     LCD Projector
     Whiteboard
     Spidol
     Kertas dan alat tulis bagi masing-masing peserta
     Handout



5. Teknik Evaluasi
       Teknik evaluasi dilakukan dengan metode tertulis dan lisan


6. Pengaturan Tempat
       Pelatihan dilakukan di ruangan yang cukup besar dan dilengkapi dengan
  kursi yang cukup nyaman serta suhu udara yang sejuk. Pengaturan tempat
  duduknya berbentuk theatre style atau berbentuk U.




7. Langkah-Langkah
1. Memulai pelatihan dengan menyapa peserta pelatihan.
2. Memperkenalkan diri.
3. Melakukan tanyajawab sebagai sesi perkenalan.
4. Membagikan lembar pre-test.
5. Membagikan handout.
6. Menjelaskan materi “Konsep Diri Anda”
7. Menjelaskan materi “Persepsi - Inti Komunikasi”
8. Menjelaskan materi “Meningkatkan Keakuratan Persepsi”
9. Membuka sesi pertanyaan dan diskusi.
10. Membagikan lembar post-test.
11.Memberi kesimpulan dan menutup sesi pelatihan.




8. Panduan Pelaksanaan Modul
9. Langkah – Langkah
       1. Pokok Bahasan     Memahami Diri Sendiri dan Orang Lian
                    Langkah-Langkah Diri Anda
                            1. Konsep Kegiatan                                Waktu
1. Memulai        pelatihan    dengan          menyapa     peserta           2 menit
                            2. Persepsi - Inti Komunikasi
   pelatihan. Bahasan
    2. Sub Pokok
                            3. Meningkatkan Keakuratan Persepsi
2. Memperkenalkan diri.                                                      3 menit

3. Melakukan Umum jawab sebagai sesi perkenalan sendiri dan orang lain
       3. Tujuan tanya     Mengetahui dan Memahami konsep diri            5 menit
                           1. Memahami dan mengidentifikasi unsur-unsur penting yang
4. Membagikan lembar pre-test .                                           5 menit
                              membuat konsep diri meningkat.
5. Membagikan handout                                                     5 menit
                           2. Memahami dan mendekripsikan dua prinsip dari
6. Menjelaskan materi “Konsep Diri Anda” diri
                              pengembangan konsep                        20 menit
7. Menjelaskan materi “Persepsi - Inti Komunikasi                        20 menit
                           3. Memahami pengertian persepsi
8. Menjelaskan       materi     “Meningkatkan         Keakuratan         20 menit
                           4. Mendiskripsikan perbedaan persepsi terhadap lingkungan
    Persepsi” Khusus
       4. Tujuan
9. Membuka sesi pertanyaan dan sosial.
                              fisik dan diskusi.                         10 menit
10. Membagikan lembar post-test. dan mendekripsikan bagaimana melihat objek
                           5. Memahami                                    5 menit
11.Memberi kesimpulan dan menutup sesi pelatihan.                         5 menit
                              dan orang
Jumlah Jam Pelatihan (JJP)                                              100 menit
                           6. Menerapkan beberapa teknik untuk meningkatkan akurasi
                                persepsi

                               Ceramah
          5. Metode            Tanya-jawab, dan
                            Diskusi
           6. Waktu        100 menit (1 jam 40 menit)
                               Notebook
                               LCD Projector
                               Whiteboard
       7. Alat Penyajian
                               Spidol
                               Kertas dan alat tulis bagi peserta
                            Handout
      8. Teknik Evaluasi   Tertulis dan lisan
                           Ruangan ber-AC dengan penataan kursi berbentuk theatre style
    9. Pengaturan Tempat
                           atau bentuk U
10.Materi
 10.1 Konsep Diri Anda
            Siapa diri Anda adalah fondasi dasar bagi seluruh komunikasi
       Anda. Kebutuhan individu, minat, dan kekuatan yang membedakan Anda
       dari orang lain yang terungkap dalam komunikasi Anda. Arti yang
       mengatributkan Anda kedalam kata-kata yang Anda dengar juga sedikit
       berbeda dari penafsiran lain.
            “Hwo are you” termasuk bagaimana perasaan Anda tentang diri
       Anda, dan, pada gilirannya, bagaimana perasaan Anda tentang diri Anda
       tercermin dalam cara Anda berkomunikasi. Jika Anda berpikir diri Anda
       pemalu, Anda dapat menghindari apabila teman Anda ingin mengajak
       Anda berkenca.


       10.1.1 “Siapakah Anda?”
             •   Identitas Sosial
                     Identitas sosial Anda, adalah kelompok-kelompok atau
                 kategori yang diakui oleh lingkungan sosial Anda, dimulai
                 dengan kelahiran Anda. Anda diklasifikasikan oleh, jenis
                 kelamin, ras, agama, dan keluarga.
                     Setelah Anda tubuh dewasa, Anda akan diklasifikasikan
                 kembali. Anda akan menjadi siswa, anggota partai politik,
                 anggota klub atau kelompok sosial lainnya.
             •   Karakteristik Personal
                     Konten dari konsep diri Anda, lebih banyak daripada
                 identitas sosial Anda. Banyak karakteristik kepribadian yang
                 Anda gunakan untuk menggambarkan diri Anda sendiri dan
                 juga berkontribusi terhadap konsep diri Anda. Karakteristik
                 personal adalah kualitas yang terdapat disebuah karakteristik
                 seseorang yang membuata dirinya sangat khusus.
Seseorang        yang   mendeskripsikan      dirinya   disebut
         androginus     (androgynous)-sangat    maskulin      dan   sangat
         feminim.
     •   Nilai Diri
             Nilai     diri   mencerminkan   pentingnya      Anda    untuk
         melampirkan kedua cara berperilaku yang berbeda, seperti
         bersikap jujur, dan tujuan-tujuan yang Anda cita-citakan.
     •   Karakteristik fisik
             Karakteristik fisik Anda, ciri-ciri tubuh Anda, membuat
         ketiga elemen yang berkontribusi terhadap konsep-diri Anda.
     •   Perluasan ego
             Konsep diri Anda meliputi sosial, psikologis, dan fisik,
         serta unsur-unsur karakteristik di lingkungan Anda.
     •   Sumber daya dari konsep diri
             Dua teori utama konsep diri Anda. pertama, penilaian
         yang tercermin, bahwa Anda dipengaruhi oleh komunikasi
         yang Anda terima dari orang lain, terutama ketika fokus pada
         Anda. Kedua, perbandingan sosial, konten yang Anda pelajari
         tentang diri Anda dengan membandingkan diri Anda dengan
         orang lain.


10.1.2 “Diri Yang Anda Ingingkan”
          Sejauh mana Anda memikirkan diri Anda sendiri sebagai
     sebuah kegagalan atau kesuksesan, orang yang baik atau buruk,
     tergantung pada bangsa Anda yang Anda inginkan. Setidaknya
     ada tiga gambaran dari konsep diri yang Anda inginkan: diri yang
     ideal, diri yang serius, dan diri yang seharusnya.
10.1.3 “Diri Yang Anda Persembahkan Kepada Orang Lain”
                 Terlepas dari siapakah diri Anda dan ingin menjadi apa Anda
            nanti, hanya jika Anda memperpersembahkan “diri Anda” kepada
            orang lain. Tiga faktor tambahan yang mempengaruhi orang yang
            hadir untuk memepersembahkan kepada orang lain, yakni:
            kebutuhan yang dirasakan dalam situasi, harapan orang lain, dan
            tujuan Anda untuk berkomunikasi.


10.2 Persepsi – Inti Komunikasi
          Persepsi    adalah       inti   komunikasi,   sedangkan     penafsiran
      (interpretasi) adalah inti persepsi, yang identik dengan decoding daalam
      proses komunikasi. Untuk lebih paham tentang persepsi, berikut adalah
      beberapa pengertian persepsi:


      Brian Fellow:
      Persepsi adalah proses yang memungkinkan suatu organisme menerima
      dan menganalisis informasi.


      Kenneth K. Sereno dan Jennifer Follers:
      Persepsi   adalah   sarana     yang   memungkinkan    kita    memeperoleh
      kesadaran akan sekeliling dan lingkungan kita.


      Philip Goodacre dan      Jennifer Follers:
      Persepsi adalah proses mental yang digunakan untuk mengenali
      rangsangan.


      Joseph A. DeVito:
      Persepsi adalah proses yang menjadikan kita sadar akan banyaknya
      stimulus yang mempengaruhi indera kita.
Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi
Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi
Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi
Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi
Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi
Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi
Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi
Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi
Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi
Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi
Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi
Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi
Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi
Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi
Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi
Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi
Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi
Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi
Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi
Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi
Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi
Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi
Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi
Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi
Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi
Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi
Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi
Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi
Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi
Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi
Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi
Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi
Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi
Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi
Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi
Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi
Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi
Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi
Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

More Related Content

What's hot

Analisis Jabatan Berdasarkan Permendagri 35 Tahun 2012
Analisis Jabatan Berdasarkan Permendagri 35 Tahun 2012Analisis Jabatan Berdasarkan Permendagri 35 Tahun 2012
Analisis Jabatan Berdasarkan Permendagri 35 Tahun 2012Bayu Wahyudi
 
Pendekatan konseling realitas
Pendekatan konseling realitasPendekatan konseling realitas
Pendekatan konseling realitasIFTITAH INDRIANI
 
Modul 6.4 evaluasi bimbingan dan konseling kelompok
Modul 6.4 evaluasi bimbingan dan konseling kelompokModul 6.4 evaluasi bimbingan dan konseling kelompok
Modul 6.4 evaluasi bimbingan dan konseling kelompokUniversitas Negeri Semarang
 
Analisis jabatan
Analisis jabatanAnalisis jabatan
Analisis jabatanAbdul Aziz
 
Tugas dan program kerja manager sdm
Tugas dan program kerja manager sdmTugas dan program kerja manager sdm
Tugas dan program kerja manager sdmJuli Haryono
 
Interview 3 menjalankan wawancara
Interview 3    menjalankan wawancaraInterview 3    menjalankan wawancara
Interview 3 menjalankan wawancaraSeta Wicaksana
 
Agenda ii pkp-modul-kepemimpinan dalam melaksanakan tugas-
Agenda ii pkp-modul-kepemimpinan dalam melaksanakan tugas-Agenda ii pkp-modul-kepemimpinan dalam melaksanakan tugas-
Agenda ii pkp-modul-kepemimpinan dalam melaksanakan tugas-temanna #LABEDDU
 
Teknik Coaching and Counselling
Teknik Coaching and CounsellingTeknik Coaching and Counselling
Teknik Coaching and CounsellingYodhia Antariksa
 
pendekatan konseling client center
pendekatan konseling client centerpendekatan konseling client center
pendekatan konseling client centerwinarsih_enar
 
Review, Evaluation & Monitoring of Coaching Program
Review, Evaluation & Monitoring of Coaching ProgramReview, Evaluation & Monitoring of Coaching Program
Review, Evaluation & Monitoring of Coaching ProgramKanaidi ken
 
Peran dan Fungsi Penyelenggaraan Diklat
Peran dan Fungsi Penyelenggaraan DiklatPeran dan Fungsi Penyelenggaraan Diklat
Peran dan Fungsi Penyelenggaraan DiklatTri Pangesti
 
Lsp msdm-skema sertifikasi manajer pengelolaan sdm
Lsp msdm-skema sertifikasi manajer pengelolaan sdmLsp msdm-skema sertifikasi manajer pengelolaan sdm
Lsp msdm-skema sertifikasi manajer pengelolaan sdmDr. Stefanus MS Sadana
 
Ppt reformasi pendidikan .pptx
Ppt reformasi pendidikan   .pptxPpt reformasi pendidikan   .pptx
Ppt reformasi pendidikan .pptxWafiatulAhdi
 
Power Point Program Konseling Karir SD SMP SMA
Power Point Program Konseling Karir SD SMP SMAPower Point Program Konseling Karir SD SMP SMA
Power Point Program Konseling Karir SD SMP SMAdian_meylisha4d
 
Ppt behavioral
Ppt behavioralPpt behavioral
Ppt behavioralbkupstegal
 
Ppt pendekatan realitas
Ppt pendekatan realitasPpt pendekatan realitas
Ppt pendekatan realitasbkupstegal
 
Peran multidisiplin, interdisiplin, dan transdisiplin.pptx
Peran multidisiplin, interdisiplin, dan transdisiplin.pptxPeran multidisiplin, interdisiplin, dan transdisiplin.pptx
Peran multidisiplin, interdisiplin, dan transdisiplin.pptxAnda Sella Permata
 
Penyusunan Rencana Program Kehumasan.pptx
Penyusunan Rencana Program Kehumasan.pptxPenyusunan Rencana Program Kehumasan.pptx
Penyusunan Rencana Program Kehumasan.pptxssuser69e404
 

What's hot (20)

Analisis Jabatan Berdasarkan Permendagri 35 Tahun 2012
Analisis Jabatan Berdasarkan Permendagri 35 Tahun 2012Analisis Jabatan Berdasarkan Permendagri 35 Tahun 2012
Analisis Jabatan Berdasarkan Permendagri 35 Tahun 2012
 
Pendekatan konseling realitas
Pendekatan konseling realitasPendekatan konseling realitas
Pendekatan konseling realitas
 
Modul 6.4 evaluasi bimbingan dan konseling kelompok
Modul 6.4 evaluasi bimbingan dan konseling kelompokModul 6.4 evaluasi bimbingan dan konseling kelompok
Modul 6.4 evaluasi bimbingan dan konseling kelompok
 
Analisis jabatan
Analisis jabatanAnalisis jabatan
Analisis jabatan
 
Kualitas pribadi konselor pdf
Kualitas pribadi konselor pdfKualitas pribadi konselor pdf
Kualitas pribadi konselor pdf
 
Tugas dan program kerja manager sdm
Tugas dan program kerja manager sdmTugas dan program kerja manager sdm
Tugas dan program kerja manager sdm
 
Interview 3 menjalankan wawancara
Interview 3    menjalankan wawancaraInterview 3    menjalankan wawancara
Interview 3 menjalankan wawancara
 
Agenda ii pkp-modul-kepemimpinan dalam melaksanakan tugas-
Agenda ii pkp-modul-kepemimpinan dalam melaksanakan tugas-Agenda ii pkp-modul-kepemimpinan dalam melaksanakan tugas-
Agenda ii pkp-modul-kepemimpinan dalam melaksanakan tugas-
 
Teknik Coaching and Counselling
Teknik Coaching and CounsellingTeknik Coaching and Counselling
Teknik Coaching and Counselling
 
pendekatan konseling client center
pendekatan konseling client centerpendekatan konseling client center
pendekatan konseling client center
 
Review, Evaluation & Monitoring of Coaching Program
Review, Evaluation & Monitoring of Coaching ProgramReview, Evaluation & Monitoring of Coaching Program
Review, Evaluation & Monitoring of Coaching Program
 
Peran dan Fungsi Penyelenggaraan Diklat
Peran dan Fungsi Penyelenggaraan DiklatPeran dan Fungsi Penyelenggaraan Diklat
Peran dan Fungsi Penyelenggaraan Diklat
 
Lsp msdm-skema sertifikasi manajer pengelolaan sdm
Lsp msdm-skema sertifikasi manajer pengelolaan sdmLsp msdm-skema sertifikasi manajer pengelolaan sdm
Lsp msdm-skema sertifikasi manajer pengelolaan sdm
 
Ppt reformasi pendidikan .pptx
Ppt reformasi pendidikan   .pptxPpt reformasi pendidikan   .pptx
Ppt reformasi pendidikan .pptx
 
Power Point Program Konseling Karir SD SMP SMA
Power Point Program Konseling Karir SD SMP SMAPower Point Program Konseling Karir SD SMP SMA
Power Point Program Konseling Karir SD SMP SMA
 
Analisa Jabatan
Analisa JabatanAnalisa Jabatan
Analisa Jabatan
 
Ppt behavioral
Ppt behavioralPpt behavioral
Ppt behavioral
 
Ppt pendekatan realitas
Ppt pendekatan realitasPpt pendekatan realitas
Ppt pendekatan realitas
 
Peran multidisiplin, interdisiplin, dan transdisiplin.pptx
Peran multidisiplin, interdisiplin, dan transdisiplin.pptxPeran multidisiplin, interdisiplin, dan transdisiplin.pptx
Peran multidisiplin, interdisiplin, dan transdisiplin.pptx
 
Penyusunan Rencana Program Kehumasan.pptx
Penyusunan Rencana Program Kehumasan.pptxPenyusunan Rencana Program Kehumasan.pptx
Penyusunan Rencana Program Kehumasan.pptx
 

Similar to Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

Tgs3- Interpersonal Skill-B-Adila Apriliani
Tgs3- Interpersonal Skill-B-Adila AprilianiTgs3- Interpersonal Skill-B-Adila Apriliani
Tgs3- Interpersonal Skill-B-Adila AprilianiAdilaApriliani1
 
Interpersonal skill chandrawidiyanto 4520210065
Interpersonal skill chandrawidiyanto 4520210065Interpersonal skill chandrawidiyanto 4520210065
Interpersonal skill chandrawidiyanto 4520210065CHANDRAWIDIYANTO
 
Developing Interpersonal Skill: A micro skills approach
Developing Interpersonal Skill:  A micro skills approachDeveloping Interpersonal Skill:  A micro skills approach
Developing Interpersonal Skill: A micro skills approachDeaFitraNingrum
 
Makalah interpersonal dan intrapersonal skill
Makalah interpersonal dan intrapersonal skillMakalah interpersonal dan intrapersonal skill
Makalah interpersonal dan intrapersonal skillReyhan Abi
 
Tugas 2 interpersonal skill b
Tugas 2 interpersonal skill bTugas 2 interpersonal skill b
Tugas 2 interpersonal skill bTegarFikri
 
Buku Komunikasi persuasif fasilitator
Buku Komunikasi persuasif fasilitatorBuku Komunikasi persuasif fasilitator
Buku Komunikasi persuasif fasilitatorALI YASIN
 
Komunikasi Efektif
Komunikasi EfektifKomunikasi Efektif
Komunikasi Efektifpjj_kemenkes
 
MAKALAH (FIDIA FAUZIAH 3D)
MAKALAH (FIDIA FAUZIAH 3D)MAKALAH (FIDIA FAUZIAH 3D)
MAKALAH (FIDIA FAUZIAH 3D)fidia_fauziah
 
MENGIDENTIFIKASI KEMUNGKINAN HAMBATAN DAN KEMAMPUAN PRIBADI DALAM MENERAPKAN ...
MENGIDENTIFIKASI KEMUNGKINAN HAMBATAN DAN KEMAMPUAN PRIBADI DALAM MENERAPKAN ...MENGIDENTIFIKASI KEMUNGKINAN HAMBATAN DAN KEMAMPUAN PRIBADI DALAM MENERAPKAN ...
MENGIDENTIFIKASI KEMUNGKINAN HAMBATAN DAN KEMAMPUAN PRIBADI DALAM MENERAPKAN ...sicua050896
 
The Nature of Interpersonal Skill by N.I.S. Baldanullah
The Nature of Interpersonal Skill by N.I.S. BaldanullahThe Nature of Interpersonal Skill by N.I.S. Baldanullah
The Nature of Interpersonal Skill by N.I.S. BaldanullahNISBALDANULLAH
 
modul critical thinking
modul critical thinkingmodul critical thinking
modul critical thinkingfikri asyura
 
Interpersonal Skill sesi 5
Interpersonal Skill sesi 5Interpersonal Skill sesi 5
Interpersonal Skill sesi 5Judhie Setiawan
 
Tugas Akhir Interpersonal Skill - Roja' Putri Cintani - 4520210046
Tugas Akhir Interpersonal Skill - Roja' Putri Cintani - 4520210046Tugas Akhir Interpersonal Skill - Roja' Putri Cintani - 4520210046
Tugas Akhir Interpersonal Skill - Roja' Putri Cintani - 4520210046RojaPutriCintani
 
Tugas Resume Teknik Presentasi dan Negosiasi
Tugas Resume Teknik Presentasi dan Negosiasi Tugas Resume Teknik Presentasi dan Negosiasi
Tugas Resume Teknik Presentasi dan Negosiasi eddy sanusi silitonga
 
Makalah manajemen keperawatan (teknik2 komunikasi)
Makalah manajemen keperawatan (teknik2 komunikasi)Makalah manajemen keperawatan (teknik2 komunikasi)
Makalah manajemen keperawatan (teknik2 komunikasi)MJM Networks
 
Makalah manajemen keperawatan (teknik2 komunikasi)
Makalah manajemen keperawatan (teknik2 komunikasi)Makalah manajemen keperawatan (teknik2 komunikasi)
Makalah manajemen keperawatan (teknik2 komunikasi)MJM Networks
 
2. Bahan Ajar Integritas dan Komitmen
2. Bahan Ajar Integritas dan Komitmen 2. Bahan Ajar Integritas dan Komitmen
2. Bahan Ajar Integritas dan Komitmen Pusdiklat KKB
 
2. bahan ajar pelatihan teknis - integritas dan komitmen
2. bahan ajar pelatihan teknis - integritas dan komitmen 2. bahan ajar pelatihan teknis - integritas dan komitmen
2. bahan ajar pelatihan teknis - integritas dan komitmen PusdiklatKKB
 
2. bahan ajar integritas dan komitmen
2. bahan ajar integritas dan komitmen 2. bahan ajar integritas dan komitmen
2. bahan ajar integritas dan komitmen PusdiklatKKB
 

Similar to Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi (20)

Tgs3- Interpersonal Skill-B-Adila Apriliani
Tgs3- Interpersonal Skill-B-Adila AprilianiTgs3- Interpersonal Skill-B-Adila Apriliani
Tgs3- Interpersonal Skill-B-Adila Apriliani
 
Interpersonal skill chandrawidiyanto 4520210065
Interpersonal skill chandrawidiyanto 4520210065Interpersonal skill chandrawidiyanto 4520210065
Interpersonal skill chandrawidiyanto 4520210065
 
Developing Interpersonal Skill: A micro skills approach
Developing Interpersonal Skill:  A micro skills approachDeveloping Interpersonal Skill:  A micro skills approach
Developing Interpersonal Skill: A micro skills approach
 
Makalah interpersonal dan intrapersonal skill
Makalah interpersonal dan intrapersonal skillMakalah interpersonal dan intrapersonal skill
Makalah interpersonal dan intrapersonal skill
 
Tugas 2 interpersonal skill b
Tugas 2 interpersonal skill bTugas 2 interpersonal skill b
Tugas 2 interpersonal skill b
 
Buku Komunikasi persuasif fasilitator
Buku Komunikasi persuasif fasilitatorBuku Komunikasi persuasif fasilitator
Buku Komunikasi persuasif fasilitator
 
Komunikasi Efektif
Komunikasi EfektifKomunikasi Efektif
Komunikasi Efektif
 
MAKALAH (FIDIA FAUZIAH 3D)
MAKALAH (FIDIA FAUZIAH 3D)MAKALAH (FIDIA FAUZIAH 3D)
MAKALAH (FIDIA FAUZIAH 3D)
 
MENGIDENTIFIKASI KEMUNGKINAN HAMBATAN DAN KEMAMPUAN PRIBADI DALAM MENERAPKAN ...
MENGIDENTIFIKASI KEMUNGKINAN HAMBATAN DAN KEMAMPUAN PRIBADI DALAM MENERAPKAN ...MENGIDENTIFIKASI KEMUNGKINAN HAMBATAN DAN KEMAMPUAN PRIBADI DALAM MENERAPKAN ...
MENGIDENTIFIKASI KEMUNGKINAN HAMBATAN DAN KEMAMPUAN PRIBADI DALAM MENERAPKAN ...
 
Tugas3
Tugas3Tugas3
Tugas3
 
The Nature of Interpersonal Skill by N.I.S. Baldanullah
The Nature of Interpersonal Skill by N.I.S. BaldanullahThe Nature of Interpersonal Skill by N.I.S. Baldanullah
The Nature of Interpersonal Skill by N.I.S. Baldanullah
 
modul critical thinking
modul critical thinkingmodul critical thinking
modul critical thinking
 
Interpersonal Skill sesi 5
Interpersonal Skill sesi 5Interpersonal Skill sesi 5
Interpersonal Skill sesi 5
 
Tugas Akhir Interpersonal Skill - Roja' Putri Cintani - 4520210046
Tugas Akhir Interpersonal Skill - Roja' Putri Cintani - 4520210046Tugas Akhir Interpersonal Skill - Roja' Putri Cintani - 4520210046
Tugas Akhir Interpersonal Skill - Roja' Putri Cintani - 4520210046
 
Tugas Resume Teknik Presentasi dan Negosiasi
Tugas Resume Teknik Presentasi dan Negosiasi Tugas Resume Teknik Presentasi dan Negosiasi
Tugas Resume Teknik Presentasi dan Negosiasi
 
Makalah manajemen keperawatan (teknik2 komunikasi)
Makalah manajemen keperawatan (teknik2 komunikasi)Makalah manajemen keperawatan (teknik2 komunikasi)
Makalah manajemen keperawatan (teknik2 komunikasi)
 
Makalah manajemen keperawatan (teknik2 komunikasi)
Makalah manajemen keperawatan (teknik2 komunikasi)Makalah manajemen keperawatan (teknik2 komunikasi)
Makalah manajemen keperawatan (teknik2 komunikasi)
 
2. Bahan Ajar Integritas dan Komitmen
2. Bahan Ajar Integritas dan Komitmen 2. Bahan Ajar Integritas dan Komitmen
2. Bahan Ajar Integritas dan Komitmen
 
2. bahan ajar pelatihan teknis - integritas dan komitmen
2. bahan ajar pelatihan teknis - integritas dan komitmen 2. bahan ajar pelatihan teknis - integritas dan komitmen
2. bahan ajar pelatihan teknis - integritas dan komitmen
 
2. bahan ajar integritas dan komitmen
2. bahan ajar integritas dan komitmen 2. bahan ajar integritas dan komitmen
2. bahan ajar integritas dan komitmen
 

Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

  • 1.  ý D è Ö ï Š Dalam satu dasawarsa belakangan perkembangan segala aspek di dunia ini begitu hebatnya. Sehingga telah memberi dampak yang menyentuh seluruh aspek kehidupan manusia. Salah satu aspek tersebut adalah komunikasi. Karena itu, tidak aneh kalau akhir-akhir ini banyak orang yang tertarik untuk mempelajari dan mengembangkan kemampuan (kompetensi) berkomunikasi. Kemampuan berkomunikasi memang merupakan suatu hal yang sangat fundamental bagi kehidupan manusia, Dengan mampu berkomuniksi dengan baik kita bisa membentuk saling pengertian, menumbuhkan persahabatan, memelihara kasih sayang mengembangkan karier, Sebaliknya dengan kemampuan berkomunikasi yang buruk, kita juga memupuk perpecahan, menanamkan kebencian dan menghambat kemajuan. Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya. Setiap orang disadari atau tidak memeiliki kompetensi didalam dirinya. Kompetensi dimaknai pula sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir, dan bertindak. Kompetensi dapat pula dimaksudkan sebagai kemampuan melaksanakan tugas yang diperoleh melalui pendidikan dan/ atau latihan1. Jadi kompetensi menurut saya adalah pengetahuan atau ketrampilan seseorang yang cukup memadai tentang suatu hal. Kompetensi yang dimiliki setiap orang pasti berbeda-beda tergantung keterampilan dan tugas yang ia laksanakan. Begitupun dalam komunikasi. Setiap orang tidak lepas dari apa yang namanya berkomunikasi. Kompetensi komunikasi adalah pengetahuan atau keterampilan yang cukup memadai dalam komunikasi. Menurut Slocum dan Hellriegel2 (2009), dalam penyampaian pesan, agar pesan tersebut mampu diterima oleh komunikan secara efektif, seorang komunikator 1 http://hanstoe.wordpress.com/2009/02/21/pengertian-kompetensi/ (6 Maret 2010 06:24 WIB) Kompetensi Komunikasi 1
  • 2. harus memiliki kemampuan mengolah pesan, terampil dalam menggunakan komunikasi nonverbal dan verbal, dan mampu melihat kondisi lingkungan baik didalam maupun diluar diri komunikan. Kesemuanya itu merupakan kompetensi komunikasi yang harus dimiliki oleh komunikator. Dalam modul ini disediakan berbagai macam kompetensi-kompetensi dalam komunikasi. Diantaranya beberapa konsep-konsep dasar tentang komunikasi, penjelasan mengapa seorang komunikator yang kompeten harus memahami diri sendiri dan orang lain, dan mempelajari hubungan antar pribadi. Modul ini pun memberikan konsep komunikasi verbal dan nonverbal serta penerapannya serta disediakan pelatihan tentang listening. Segala pelatihan di modul ini memberikan dampak positif yang sangat besar untuk peserta pelatihan. Dengan pelatihan ini, peserta mampu mengembangkan kompetensi komunikasinya ke arah yang diinginkan agar segala bentuk kegiatan komunikasi yang dilakukannya teraarah dan efektif. 2 http://hanstoe.wordpress.com/2009/02/21/pengertian-kompetensi/ (6 Maret 2010 07.09 WIB) Kompetensi Komunikasi 2
  • 3. Kompetensi Komunikasi 3
  • 4.  COVER........................................................................................... 1 TRAINING OVERVIEW.................................................................... 1 MIND MAPPING.............................................................................. 3 DAFTAR ISI.................................................................................... 4 TUJUAN PEMBELAJARAN .............................................................. 6 SELF ASSESMENT ......................................................................... 7 MODUL PELATIHAN....................................................................... 11 Modul 1: Konsep Dasar Kompetensi Komuikasi................... . . . . . . . . . 11 Pengertian Komunikasi........................................................................ 16 Komponen Kompetensi Komunikasi.................................................... 18 Fungsi Kompetensi Komunikasi........................................................... 21 Kualitas Kompetensi Komunikasi........................................................ 22 Modul 2: Komunikasi Verbal........................................................ 26 Pengertian Komunikasi Verbal ........................................................... 31 Pentingnya Komunikasi Verbal............................................................ 31 Bahasa dan Makna................................................................................ 32 Rintangan Untuk Kesuksesan Komunikasi.......................................... 35 Penggunaan Bahasa Secara Efektif..................................................... 37 Modul 3: Komunikasi Nonverbal.................................................. 45 Pengertian Komunikasi Nonverbal...................................................... 51 Fungsi Komunikasi Nonverbal............................................................. 51 Penampilan Fisik.................................................................................. 53 Interaksi................................................................................................ 54 Sentuhan............................................................................................... 55 Suara dan Parabahasa.......................................................................... 56 Bahasa Tubuh, Muka dan Mata............................................................ 57 Kompetensi Komunikasi 4
  • 5. Modul 4: Memahami Diri Sendiri dan Orang Lain..................... . . . . . 66 Konsep Diri Anda................................................................................. 71 Persepsi - Inti Komunikasi.................................................................. 73 Meningkatkan Keakuratan Persepsi.................................................... 77 Modul 5: Listening ..................................................................... 83 Konsep Dasar Listening....................................................................... 88 Macam-macam Gaya Listening .......................................................... 91 Teknik Meningkatkan Keterampilan Listening.................................... 91 Listening Empathic............................................................................... 92 Modul 6: Komunikasi Antarpribadi............................................... 98 Konsep Dasar Komunikasi Antarpribadi..............................................102 Proses Komunikasi Antarpribadi.........................................................104 Hubungan Komunikasi Antarpribadi....................................................106 SUMBER RUJUKAN.........................................................................111 Kompetensi Komunikasi 5
  • 6.  1. Tujuan Pembelajaran Umum Setelah mengikuti pelatihan kompetensi komunikasi secara keseleruhan, peserta diharapkan dapat: a. Memahami konsep penting komunikasi kompetensi, b. Berkompeten dalam bidang komunikasi, c. Meningkatkan kemampuan komunikasi, dan d. Meningkatkan kemampuan listening. 2. Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah mengikuti pelatihan kompetensi komunikasi secara keseleruhan, peserta diharapkan dapat: a. Mengetahui, memahami, menerima, merespon, dan menilai konsep dasar kompetensi komunikasi, b. Mengetahui dan memahami perbedaan komunikasi verbal dan nonverbal, c. Mampu berkomunikasi efektif melalui komunikasi verbal dan nonverbal, d. Mengetahui dan memahami konsep diri sendiri dan orang lain, e. Mengetahui, memahami, menerima, merespon dan menilai konsep listening, f. Mengetahui, memahami, menerima, merespon dan menilai konsep dasar konteks komunikasi: Komunikasi Antarpribadi Kompetensi Komunikasi 6
  • 7.  MENILAI KEMAMPUAN KOMPETENSI KOMUNIKASI 3 Instruksi: Jawab setiap pernyataan dibawah ini dengan jujur seperti yang saat ini beralaku pada anda dalam percakapan biasa dengan orang lain. 1 2 3 4 5 N Sanga Sedikit Tidak Sedikit Sangat PERNYATAAN o t tidak tidak pasti setuju Setuju setuju setuju Saya ingin menyesuaikan perilaku komunikasi saya untuk 1 memenuhi harapan orang lain. Saya punya cukup pengetahuan dan pengalaman untuk 2 beradaptasi dengan harapan orang lain. Saya menggunakan berbagai perilaku, termasuk keterbukaan 3 diri dan kecerdasan, untuk beradaptasi dengan orang lain. 4 Saya ingin terlibat dalam percakapan saya dengan orang lain. Saya tahu bagaimana menanggapi karena aku cerdas dan 5 penuh perhatian kepada perilaku orang lain. Saya menunjukkan keterlibatan saya dalam komunikasi 6 nonverbal dan komunikasi verbal. Saya ingin membuat percakapan saya dengan orang lain 7 berjalan lancar. Saya tahu bagaimana mengubah topik dan mengendalikan 8 nada percakapan saya. 9 Sangat mudah bagi saya untuk mengelola percakapan. 10 Saya ingin memahami sudut pandang dan emosi orang lain Saya tahu bahwa empati berarti mencoba untuk melihat 11 melalui mata mereka dan merasakan apa yang mereka rasakan Saya menunjukkan pemahaman saya tentang orang lain 12 dengan mencerminkan pikiran dan perasaan kepada mereka. Saya termotivasi untuk memperoleh tujuan percakapan yang 13 saya tetapkan untuk diri sendiri. 14 Setelah saya menetapkan tujuan interpersonal untuk diri Kompetensi Komunikasi 7
  • 8. sendiri, saya tahu langkah yang harus diambil untuk mencapainya. 15 Saya berhasil mencapai tujuan antarpribadi saya. Saya ingin berkomunikasi dengan orang lain dengan cara 16 yang tepat 17 Saya sadar aturan-aturan yang membimbing perilaku sosial Aku bertindak dengan cara-cara yang memenuhi tuntutan 18 situasional. Kategori “Sangat tidak setuju” mendapat nilai 1, “Sedikit tidak setuju” 2, “tidak pasti” 3, “Sedikit setuju” 4, dan “Sangat Setuju” 5. Secara keseluruhan total harus berkisar antara 18 – 90. Nilai tertinggi mengindikasikan memiliki kompetensi komunikasi yang lebih, dan sebaliknya nilai terendah mengindikasikan memiliki kompetensi komunikasi yang rendah. Model Kompetensi Komunikasi Motivasi (pertanyaan no 1, 4, 7, 10, 13, dan 16) Ini adalah keinginan Anda untuk pendekatan atau menghindari percakapan dan / atau situasi sosial. Tujuan Anda (apa yang Anda inginkan dan dengan siapa) memotivasi Anda untuk bertindak. Anda percaya diri atau kurang percaya diri bahwa Anda akan berhasil mempengaruhi motivasi Anda Pengetahuan (pertanyaan no 2, 5, 8, 11, 14, dan17) Ini melibatkan cara untuk mengetahui bagaimana harus bertindak. Setelah Anda memutuskan untuk mengejar tujuan percakapan, Anda membuat rencana untuk mendapatkannya. Pengalaman sebelumnya dan / atau mengamati informasi pengetahuan kamu yang lain Skill (pertanyaan no 3, 6, 9, 12, 15, and 18) Ini melibatkan perilaku yang benar-benar dilakukan. Anda mungkin termotivasi dan pengetahuan tentang bagaimana bertindak dalam situasi tertentu, tetapi tidak memiliki keterampilan dasar. Kompetensi Komunikasi 8
  • 9. Kriteria Untuk Mengevaluasi Kompetensi Komunikasi Kemampuan Beradaptasi (Periksa nilai pada butir 1, 2, 3) Skor ini mencerminkan kemampuan Anda untuk mengubah perilaku dan tujuan untuk memenuhi kebutuhan interaksi, juga dikenal sebagai "fleksibilitas" Keterlibatan percakapan (Periksa nilai pada butir 4, 5, 6) Skor ini mencerminkan kemampuan Anda untuk terlibat secara kognitif dalam percakapan dan menunjukkan keterlibatan melalui interaksi perilaku seperti kepala mengangguk, isyarat vokal, dll Mengetur percakapan (Periksa nilai pada butir 7, 8, 9) Skor ini mencerminkan kemampuan Anda untuk mengatur mengendalikan percakapan melalui topik, menyesuaikan diri dengan perubahan topik, menyela, dan mengajukan pertanyaan. Sikap Empati (Periksa nilai pada butir 10, 11, 12) Skor ini mencerminkan kemampuan Anda untuk menampilkan percakapan pasangan Anda bahwa Anda memahami / situasinya atau bahwa Anda berbagi / reaksi emosionalnya dengan situasi. Efektifitas (Periksa nilai pada butir 13, 14, 15) Skor ini mencerminkan kemampuan Anda untuk mencapai tujuan yang Anda miliki untuk percakapan. Kesesuaian (Periksa nilai pada butir 16, 17, 18) Skor ini mencerminkan kemampuan Anda untuk menegakkan harapan suatu situasi tertentu dengan berperilaku dari cara-cara orang lain yang anda harapkan. Kompetensi Komunikasi 9
  • 10. 3 http://www.austincc.edu/colangelo/1318/interpersonalcommunicationcompetence.htm (6 Maret 2010 13:34 WIB)  22222222222222 MODUL 1: KONSEP DASAR KOMPETENSI KOMUNIKASI 1. Tujuan Pembelajaran Kompetensi Komunikasi10
  • 11. 1.1 Tujuan Pembelaran Umum: Setelah mengikuti pelatihan Kompetensi Komunikasi, sesi “Konsep Dasar Kompetensi Komunikasi”, peserta diharapkan dapat: • Mengetahui, memahami, menerima, merespon, dan menilai konsep dasar kompetensi komunikasi 1.2 Tujuan Pembelaran Khusus: Setelah mengikuti pelatihan Kompetensi Komunikasi, sesi “Konsep Dasar Kompetensi Komunikasi”, peserta diharapkan dapat: • Memahami pengertian komunikasi • Mengetahui dan memahami komponen-komponen dalam komunikasi • Mengetahui dan memahami fungsi kompetensi komunikasi • Mengetahui dan memahami kualitas kompetensi komunikasi 2. Waktu Lama proses penyampaian materi adalah 120 menit (dua jam). 3. Metode Penyajian Penyampaian materi dilakukan dengan metode:  Ceramah  Tanya-jawab, dan  Diskusi. 4. Alat Penyajian Penyampaian materi menggunakan dan disajikan dengan:  Notebook  LCD Projector Kompetensi Komunikasi11
  • 12. Whiteboard  Spidol  Kertas dan alat tulis bagi masing-masing peserta  Handout 5. Teknik Evaluasi Teknik evaluasi dilakukan dengan metode tertulis dan lisan 6. Pengaturan Tempat Pelatihan dilakukan di ruangan yang cukup besar dan dilengkapi dengan kursi yang cukup nyaman serta suhu udara yang sejuk. Pengaturan tempat duduknya berbentuk theatre style atau berbentuk U. 7. Langkah-Langkah • Memulai pelatihan dengan menyapa peserta pelatihan. • Memperkenalkan diri. • Melakukan tanya jawab sebagai sesi perkenalan. • Membagikan lembar pre-test. • Membagikan handout. • Menjelaskan materi “pengertian komunikasi.” • Menjelaskan materi “komponen-komponen kompetensi komunikasi.” • Menjelaskan materi “fungsi kompetensi komunikasi.” • Menjelaskan materi “kualitas kompetensi komunikasi” • Membuka sesi pertanyaan dan diskusi. Kompetensi Komunikasi12
  • 13. Membagikan lembar post-test. • Memberi kesimpulan dan menutup sesi pelatihan. 8. Panduan Pelaksanaan Modul Kompetensi Komunikasi13
  • 14. 1. Pokok Bahasan Konsep Dasar Kompetensi Komunikasi 1. Pengertian Komunikasi 2. Komponen Kompetensi Komunikasi 2. Sub Pokok Bahasan 3. Fungsi Kompetensi Komunikasi 4. Kualitas Kompetensi Komunikasi Mengetahui, memahami, menerima, merespon, dan menilai konsep 3. Tujuan Umum dasar kompetensi komunikasi 1. Memahami pengertian komunikasi 2. Mengetahui dan memahami komponen-komponen dalam komunikasi 4. Tujuan Khusus 3. Mengetahui dan memahami fungsi kompetensi komunikasi 4. Mengetahui dan memahami kualitas kompetensi komunikasi  Ceramah 5. Metode  Tanya-jawab, dan  Diskusi 6. Waktu 120 menit (2 jam)  Notebook  LCD Projector  Whiteboard 7. Alat Penyajian  Spidol  Kertas dan alat tulis bagi peserta  Handout 8. Teknik Evaluasi Tertulis dan lisan Ruangan ber-AC dengan penataan kursi berbentuk theatre style 9. Pengaturan Tempat atau bentuk U 9. Langkah – Langkah Langkah-Langkah Kegiatan Waktu 1. Memulai pelatihan dengan menyapa peserta 2 menit pelatihan. Kompetensi Komunikasi14
  • 15. 2. Memperkenalkan diri. 3 menit 3. Melakukan tanya jawab sebagai sesi 5 menit perkenalan 4. Membagikan lembar pre-test . 5 menit 5. Membagikan handout 5 menit 6. Menjelaskan materi “pengertian komunikasi.” 20 menit 7. Menjelaskan materi “komponen-komponen 20 menit kompetensi komunikasi.” 8. Menjelaskan materi “fungsi kompetensi 20 menit komunikasi” 9. Menjelaskan materi “kualitas kompetensi 20 menit komunikasi” 10. Membuka sesi pertanyaan dan diskusi. 10 menit 11. Membagikan lembar post-test. 5 menit 12. Memberi kesimpulan dan menutup sesi 5 menit pelatihan. Jumlah Jam Pelatihan (JJP) 120 menit Kompetensi Komunikasi15
  • 16. 10.Materi 10.1 Pengertian Komunikasi Pada materi ini, modul yang di sajikan akan membahas pengertian komunikasi dari berbagai tokoh komunikasi terkemuka di dunia, elemen – elemen komunikasi dan karakteristik komunikasi. Banyak pengertian yang telah dirumuskan oleh beberapa tokoh dunia. Salah satunya adalah menurut Harold Laswell, menururt dia komunikasi adalah gambaran mengenai siapa, mengatakan apa, melalui media apa, kepada siapa, dan apa efeknya. Jadi menurut dia Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa? mengatakan apa? dengan saluran apa? kepada siapa? dengan akibat atau hasil apa? (who? says what? in which channel? to whom? with what effect?). Analisis 5 unsur menurut Lasswell: 1. Who? (siapa/sumber). Sumber/komunikator adalah pelaku utama/pihak yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi atau yang memulai suatu komunikasi,bisa seorang individu,kelompok,organisasi,maupun suatu negara sebagai komunikator. 2. Says What? (pesan). Apa yang akan disampaikan/dikomunikasikan kepada penerima(komunikan), dari sumber(komunikator)atau isi informasi.Merupakan seperangkat symbol verbal/non verbal yang mewakili perasaan,nilai,gagasan/maksud sumber tadi. Ada 3 komponen pesan yaitu makna,symbol untuk menyampaikan makna,dan bentuk/organisasi pesan. 3. In Which Channel? (saluran/media). Wahana/alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator(sumber) kepada komunikan(penerima) baik secara langsung(tatap muka),maupun tidak langsung(melalui media cetak/elektronik dll). Kompetensi Komunikasi16
  • 17. 4. To Whom? (untuk siapa/penerima). Orang/kelompok/organisasi/suatu negara yang menerima pesan dari sumber.Disebut tujuan(destination)/pendengar(listener)/khalayak(audience)/komunik an/penafsir/penyandi balik(decoder). 5. With What Effect? (dampak/efek). Dampak/efek yang terjadi pada komunikan(penerima) setelah menerima pesan dari sumber,seperti perubahan sikap,bertambahnya pengetahuan, dll. Jadi kesimpulannya Komunikasi adalah proses proses pengiriman dan penerimaan pesan atau transformasi informasi dari satu orang ke orang lain. Komunikasi, proses pengiriman dan penerimaan pesan yang meliputi enam element; Komunikator, Komunikan, pesan, tujuan, kontreks, dan feedback (Rosenfeld & Berko, 1990). Komunikasi bisa dianalogikan sebagai seorang pemanah yang dilengkapi panah dan busur yang akan menembakannya ke sebuah target. Pemanah itu diibaratkan sebagai komunikator atau pengirim pesan. Anak panah itu adalah pesan, dan target adalah komunikan atau penerima pesan. Tetapi seorang pemanah harus memerhatikan arah angin, jenis panah, jenis target, dan jarak. Karakteristik seperti itulah yang harus diperhatikan seorang komunikator agar tujuan yang diiginkan tercapai. Panah yang meluncur cepat ke arah target. Di sana kita akan merasakan feedback. Apakah panah tersebut tertancap atau tidak. Akan tetapi komuikasi tidak semudah seperti pemanah yang dianalogikan pada paragraf sebelumnya. Kita menghadapi komunikasi antar manusia, yang memiliki karakteristik unik. Target pemanah tidak dapat lari, sembunyi, berbohong, memanipulasi dan lain sebagainya. Kompetensi Komunikasi17
  • 18. Manusia bisa seperti itu. Sehingga komunikasi memiiki karekteristik, diantaranya: 1. Pesan dikirim dan diterima secara simultan 2. Pesan yang sudah terkirim tidak dapat dihapus 3. Komunikasi merupakan proses yang aktif 4. Arti pesan tergantung pada konteks 10.2 Komponen-Komponen Komunikasi Kompetensi komunikasi merupakan kemampuan untuk mencapai tujuan komunikasi anda mempunyai 3 komponen penting; knowladge, skills, dan motivation. Communication Knowladge Skills Motivation competency + + = 1. Knowladge Setiap kali anda ingin berkomunikasi, anda harus menganalisa siapa, apa, dan dimana situasinya. Siapa partisipannya? sasaran apa yang ingin ditujukan saat berinteraksi? Berada ditempat seperti apa saat anda berinteraksi. Untuk menjawab pertanyaan itu anda harus mengetahui siapa diri anda, bagaimana orang lain mersakan keberadaan anda, seberapa dekat anda mendengarkan, hubungan anda dengan orang lain, dan berbagai macam maksud yang tersedia untuk menampilkan ide anda. mengetahui siapa, apa, dan di mana membentuk dasar untuk menentukan keahlian apa yang dibutuhkan untuk berkomunikasi secara kompeten. Kompetensi Komunikasi18
  • 19. 2. Skills Untuk mengetahui seberapakah keterampilan anda dalam menggunakan communication? Untuk menjawabnya silahkan isi assement dibawah ini Dibaawah ini merupakan list dari communication skill. Mengindikasikan seberapa sering anda menggunakan keterampilan komunikasi dan bagaimana kepuasan anda. • Gunakan skala di bawah ini untuk mennjawab seberapa sering anda menggunakkan keterampilan komunikasi: 5 = setiap saat (91-100 persen) 4 = sering (71-90 persen) 3 = kadang-kadang (31-70 persen) 2 = jarang (11-30 persen) 1 = tidak pernah (0-10 persen) • Gunakan skala di bawah ini untuk menjawab seberapa puaskah anda menggunakkan keterampilan komunikasi: 5 = sangat puas (91-100 persen) 4 = puas (71-90 persen) 3= kadang-kadang puas, kadang-kadang tidak (31-70 ) 2 = tidak puas (11-30 persen) 1 = sangat tidak puas (0-10 persen) No Pernyataan Seberap Seberapa a sering puas 1 Saya mendengar secara efeektif 2 Saya menggunakan kata-kata yang tepat 3 Saya menggunakan pengucaan yang tepat 4 Saya menggunakan tatabahasa yang tepat 5 Saya menggunakan kontak mata 6 Saya berbicara pada tingkat yang tidak terlalu lambat ataupun cepat 7 Saya berbicara dengan lancar 8 Pergerakan saya, seperti gerak tubuh, menigkatkan apa yang saya Kompetensi Komunikasi19
  • 20. katakan 9 Saya memberikan feedback yang sesuai baik lisan maupun tidak lisan 10 Saya menggunakan berbagai vocal ketika berbicara 11 Saya berbicara tidak terlalu keras ataupun pelan 12 Saya menggunakan ekspresi muka yang tepat 13 Saya mengerti ide utama pembicara 14 Saya mengerti perasaan pembucara 15 Saya dapat membedakan fakta dari pendapat 16 Saya dapat membedakan berbicara untuk memberikan orang lain informasi dan berbicara untuk mengajak seseorang untuk berpikir, merasakan, atau melakukan segala hal 17 Saya dapat mengetahui ketika pendengar tidak mengerti pesan saya 18 Saya menyampaikan ide secara jelas dan ringkas 19 Saya menyampaikan dan membela persepktif saya 20 Saya mengorganisasikan pesan agar dimengerti 21 Saya menggunakan pertanyaan dan bentuk lain dari feedback untuk kejelasan pesan 22 Saya merespon pertanyaan dan bentuk lain dari feedback untuk melengkapi klarifikasi 23 Saya memberikan arahan yang mampu dimengerti 24 Saya menyimpulkan pesan dengan kata-kata saya sendiri 25 Saya menggambarkan pandangan orang lain 26 Saya menggambarkan perbedaan opini 27 Saya mengirimkan perasaan dan opini kepada orang lain 28 Saya memulai dan mempertahankan obrolan 29 Saya mengenali dan mengontrol kegelisahan dalam situasi komunikasi 30 Saya melibatkan orang lain dalam perkataan saya Skala: “Seberapa Sering” 135-150 = Sangat sering menggunakan keterampilan berkomunikasi 105-134 = Sering menggunakan keterampilan berkomunikasi 75-104 = Kadang-kadang menggunakan keterampilan berkomunikasi 45-74 = Jarang menggunakan keterampilan berkomunikasi 30-44 = Tidak pernah menggunakan keterampilan berkomunikasi “Seberapa Puas” 135-150 = Sangat puas dengan kemampuan komunikasinya 105-134 = Puas dengan kemampuan komunikasinya Kompetensi Komunikasi20
  • 21. 75-104 = Kadang-kadang Puas, kadang-kadang tidak puas dengan kemampuan komunikasinya 45-74 = Tidak puas dengan kemampuan komunikasinya 30-44 = Sangat tidak puas dengan kemampuan komunikasinya 3. Motivation Untuk menjadi komunikator yang kompeten, anda harus menginginkan berkomunikasi secara kompeten. Anda mungkin didorong oleh kemungkinan seperti itu menjalin hubungan baru, mendapatkan informasi yang diinginkan, mempengaruhi perilaku seseorang, terlibat dalam pengambilan keputusan bersama, atau memecahkan masalah. Sehingga anda sangat termotivasi untuk melakukan itu semua 10.3 Fungsi Kompetensi Komunikasi Fungsi-fungsi disini tidak terpisahkan. Kesemuanya dapat terjadi dalam segala interaksi dalam komunikasi. Fungsi-fungsi tersebut diantaranya: • Untuk membuat suatu hubungan antar manusia • Untuk pertukaran informasi • Untuk berbagi dan mengubah sikap dan perilaku • Untuk mengurangi ketidak pastian dalam hidup anda • Untuk mengerti dirisendiri dan dunia disekitar anda • Untuk mencapai tujuan pekerjaan anda 10.4 Kualitas Kompetensi Komunikasi Seorang komunikator yang berkompeten memiliki enam kualitas dalam dirinya, yaitu: 1. Seorang komunikator yang berkompeten harus tepat dan sesuai dalam mengikuti aturan-aturan Kompetensi Komunikasi21
  • 22. Agar komunikasi itu tepat, pembicara harus mengenali dan mengikuti segala aturan dalam interaksi yang khusus. Seseorang yang tidak mengikuti aturan sering dianggap kasar dan aneh, bahkan sering dianggap buangan. Jelas saja, karena berbeda situasi, berbeda juga aturan didalamnya. Dalam situasi tertentu tepat, tetapi tidak tepat pada saat situasi itu berbeda. 2. Seorang komunikator yang berkompeten harus efektif Komunikator yang efektif merancang tujuan mereka terkait kebutuhan, keinginan, dan hasrat. Komunikator yang efektif berkomunikasi dengan cara-cara yang membantu mereka mencapai tujuannya. 3. Seorang komunikator yang berkompeten harus mampu beradaptasi Komunikator yang mampu beradaptasi mengenali persyaratan dari situasi dan menyesuaikan komunikasi mereka untuk mencapai tujuan mereka. Adaptasi memiliki tiga komponen. Kesatu dan keduanya adalah yang sudah dibahas di awal. Komponen yang ketiga adalah menyadari efek nilai yang kamu adaptasi. 4. Seorang komunikator yang berkompeten harus mengenali barikade untuk efektifitas komunikasi Barikade adalah sebuah rintangan yang menjaga anda dari pencapaian tujuan komunikasi anda, bisa mengambil dari salah satu dari lima bentuk; budaya, lingkungan, personal, hubungan, dan bahasa. 5. Seorang komunikator yang berkompeten harus mengenali bahwa kompetensi adalah persoalan tingkatan Kompetensi Komunikasi22
  • 23. Kompetensi bukanlah sesuatu yang kamu miliki maupun yang tidak kamu miliki. Itu datang dari suatu tingkatan. 6. Seorang komunikator yang berkompeten memiliki etika Etika adalah aturan untuk tingah laku yang membedakan benar dari salah. 11.Pre-test 1. Jelaskan menurut Anda pengertian komunikasi? 2. Jelaskan menurut Anda pengertian kompetensi komunikasi? 3. Sebutkan sepengetahuan Anda apa saja yang harus di miliki seseorang untuk berkompeten dalam komunikasi? Dan apakah anda sudah merasa memiliki kompetensi komunikasi? 12. Post-test 1. Jelaskan pengertian komunikasi? 2. Jelaskan pengertian kompetensi komunikasi? 3. Gambarkan kelemahan dan kekuataan komunikasi Anda dengan menggunakan assessment communication skill ! 4. Jelaskan komponen kompetensi komunikasi dan ilustrasikan masing- masing dengan contoh diri sendiri! 13.Handout Kompetensi Komunikasi23
  • 24. Komunikasi adalah proses proses pengiriman dan penerimaan pesan atau transformasi informasi dari satu orang ke orang lain. Komunikasi, proses pengiriman dan penerimaan pesan yang meliputi enam element; Komunikator, Komunikan, pesan, tujuan, kontreks, dan feedback. Komunikasi memiiki karekteristik, diantaranya: 1. Pesan dikirim dan diterima secara simultan 2. Pesan yang sudah terkirim tidak dapat dihapus 3. _________________________________ 4. _________________________________ Kompetensi komunikasi merupakan kemampuan untuk mencapai tujuan komunikasi anda mempunyai 3 komponen penting; knowladge, skills, dan motivation. Fungsi-fungsi disini tidak terpisahkan. Kesemuanya dapat terjadi dalam segala interaksi dalam komunikasi. Fungsi-fungsi tersebut diantaranya: • Untuk membuat suatu hubungan antar manusia • _____________________________ • Untuk berbagi dan mengubah sikap dan perilaku • _____________________________ • Untuk mengerti dirisendiri dan dunia disekitar anda • _____________________________ Seorang komunikator yang berkompeten memiliki enam kualitas dalam dirinya, yaitu: 1. Seorang komunikator yang berkompeten harus tepat dan sesuai dalam mengikuti aturan-aturan 2. Seorang komunikator yang berkompeten harus efektif 3. Seorang komunikator yang berkompeten harus mampu beradaptasi 4. Seorang komunikator yang berkompeten harus mengenali barikade untuk efektifitas komunikasi 5. Seorang komunikator yang berkompeten harus mengenali bahwa kompetensi adalah persoalan tingkatan Kompetensi Komunikasi24
  • 25. 6. Seorang komunikator yang berkompeten memiliki etika Kompetensi Komunikasi25
  • 26. MODUL 2: KOMUNIKASI VERBAL 1. Tujuan Pembelajaran 1.1 Tujuan Pembelaran Umum: Setelah mengikuti pelatihan Kompetensi Komunikasi, sesi “Komunikasi Verbal”, peserta diharapkan dapat: • Mengetahui dan memahami pengertian betapa pentingnya komunikasi verbal • Berkomunikasi efektif melalui komunikasi verbal dan nonverbal • Mengetahui dan memahami perbedaan komunikasi verbal dan nonverbal 1.2 Tujuan Pembelaran khusus: Setelah mengikuti pelatihan Kompetensi Komunikasi, sesi “Komunikasi Verbal”, peserta diharapkan dapat: • Memahami pengertian betapa pentingnya komunikasi verbal • Mengetahui hubungan antara bahasa dan makna • Membedakan antara abstrak dan konkret; bahasa, makna denotatif dan konotatif, serta berbagi bahasa • Mengidentifikasi dan mengatasi hambatan dalam interaksi verbal yang disebabkan oleh masalah bahasa. • Mengenali dan menghindari bahasa yang negatif • Membangun keterampilan dalam menggunakan kekuatan bahasa Kompetensi Komunikasi26
  • 27. 2. Waktu Lama proses penyampaian materi adalah 120 menit (2 jam) 3. Metode Penyajian Penyampaian materi dilakukan dengan metode:  Ceramah  Tanya-jawab, dan  Diskusi. 4. Alat Penyajian Penyampaian materi menggunakan dan disajikan dengan:  Notebook  LCD Projector  Whiteboard  Spidol  Kertas dan alat tulis bagi masing-masing peserta  Handout 5. Teknik Evaluasi Teknik evaluasi dilakukan dengan metode tertulis dan lisan 6. Pengaturan Tempat Pelatihan dilakukan di ruangan yang cukup besar dan dilengkapi dengan kursi yang cukup nyaman serta suhu udara yang sejuk. Pengaturan tempat duduknya berbentuk theatre style atau berbentuk U. Kompetensi Komunikasi27
  • 28. 7. Langkah-Langkah 1. Memulai pelatihan dengan menyapa peserta pelatihan. 2. Memperkenalkan diri. 3. Melakukan tanya jawab sebagai sesi perkenalan. 4. Membagikan lembar pre-test. 5. Membagikan handout. 6. Menjelaskan materi “pengertian komunikasi verbal” 7. Menjelaskan materi “pentingnya komunikasi verbal” 8. Menjelaskan materi “bahasa dan makna rintangan untuk kesuksesan komunikasi” 9. Menjelaskan materi “Penggunaan bahasa secara efektif” 10.Membuka sesi pertanyaan dan diskusi. 11. Membagikan lembar post-test. 12.Memberi kesimpulan dan menutup sesi pelatihan. Kompetensi Komunikasi28
  • 29. 8. Panduan Pelaksanaan Modul 1. Pokok Bahasan Komunikasi Verbal 1. Pengertian Komunikasi Verbal 2. Pentingnya Komunikasi Verbal 2. Sub Pokok Bahasan 3. Bahasa dan Makna 4. Rintangan Untuk Kesuksesan Komunikasi 5. Penggunaan Bahasa Secara Efektif 1. Mengetahui dan memahami pentingnya komunikasi verbal 2. Berkomunikasi efektif melalui komunikasi verbal dan nonverbal 3. Tujuan Umum 3. Mengetahui dan memahami perbedaan komunikasi verbal dan nonverbal 1. Memahami betapa pentingnya komunikasi verbal 2. Mengetahui hubungan antara bahasa dan makna 3. Membedakan antara abstrak dan konkret; bahasa, makna denotatif dan konotatif, serta berbagi bahasa 4. Tujuan Khusus 4. Mengidentifikasi dan mengatasi hambatan dalam interaksi verbal yang disebabkan oleh masalah bahasa 5. Mengenali dan menghindari bahasa yang negatif 6. Membangun keterampilan dalam menggunakan kekuatan bahasa  Ceramah 5. Metode  Tanya-jawab, dan  Diskusi 6. Waktu 120 menit (2 jam)  Notebook  LCD Projector  Whiteboard 7. Alat Penyajian  Spidol  Kertas dan alat tulis bagi peserta  Handout 8. Teknik Evaluasi Tertulis dan lisan Kompetensi Komunikasi29 Ruangan ber-AC dengan penataan kursi berbentuk theatre style 9. Pengaturan Tempat atau bentuk U
  • 30. 9. Langkah – Langkah Langkah-Langkah Kegiatan Waktu 1. Memulai pelatihan dengan menyapa peserta 2 menit pelatihan. 2. Memperkenalkan diri. 3 menit 3. Melakukan tanya jawab sebagai sesi perkenalan 5 menit 4. Membagikan lembar pre-test . 5 menit 5. Membagikan handout 5 menit 6. Menjelaskan materi “pengertian komunikasi verbal” 20 menit 7. Menjelaskan materi “pentingnya komunikasi verbal” 20 menit 8. Menjelaskan materi “bahasa dan makna rintangan 20 menit untuk kesuksesan komunikasi” 9. Menjelaskan materi “Penggunaan bahasa secara 20 menit efektif” 10.Membuka sesi pertanyaan dan diskusi. 10 menit 11. Membagikan lembar post-test. 5 menit 12.Memberi kesimpulan dan menutup sesi pelatihan. 5 menit Jumlah Jam Pelatihan (JJP) 120 menit 10. Materi 10.1 Pengertian Komunikasi Verbal Secara sederhana komunikasi verbal adalah komunikasi dengan menggunakan simbol-simbol verbal. Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Bahasa Kompetensi Komunikasi30
  • 31. dapat juga dianggap sebagai sistem kode verbal (Deddy Mulyana, 2005). Bahasa dapat didefinisikan sebagai seperangkat simbol, dengan aturan untuk mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang digunakan dan dipahami suatu komunitas. Jalaluddin Rakhmat (1994), mendefinisikan bahasa secara fungsional dan formal. Secara fungsional, bahasa diartikan sebagai alat yang dimiliki bersama untuk mengungkapkan gagasan. Ia menekankan dimiliki bersama, karena bahasa hanya dapat dipahami bila ada kesepakatan di antara anggota-anggota kelompok sosial untuk menggunakannya. Secara formal, bahasa diartikan sebagai semua kalimat yang terbayangkan, yang dapat dibuat menurut peraturan tatabahasa. Setiap bahasa mempunyai peraturan bagaimana kata-kata harus disusun dan dirangkaikan supaya memberi arti. 10.2 Pentingnya Komunikasi Verbal Bahasa verbal merupakan alat yang sangat berguna. Anda menggunakan itu untuk mengoraganisasikan pesan; untuk meceritakan kepada orang dan menceritakan kejadian pengalamanmu, mengatur perilaku, seperti ketika Anda berbicara kepada diri sendiri saat memilih tindakan; dan untuk mengatur perilaku orang lain, seperti ketika Anda mencoba untuk mempersuasi temanmu. 10.3 Bahasa dan Makna Bahasa simbolik: artinya, kata-kata tidak memiliki makna dalam dirinya sendiri, tetapi kombinasi huruf yang bersifat arbitrer yang berdiri untuk atau mewakili sesuatu. 10.3.1Simbol Akbstrak dan Kongkrit Kompetensi Komunikasi31
  • 32. Simbol berbeda pada sejauh mana dari apa yang mereka lihat, yaitu konkret atau abstrak. simbol kongkrit sangat spesifik dan mengacu pada satu hal. simbol abstrak bersifat umum dan dapat merujuk kepada banyak hal. 10.3.2Denotasi dan Konotasi Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu pengertian yang dikandung sebuah kata secara objektif. Sering juga makna denotatif disebut maka konseptual, makna denotasional atau makna kognitif karena dilihat dari sudut yang lain. Pada dasarnya sama dengan makna referensial sebab makna denotasi ini lazim diberi penjelasan sebagai makna yang sesuai dengan hasil menurut penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan, atau pengalaman lainnya. Denotasi adalah hubungan yang digunakan di dalam tingkat pertama pada sebuah kata yang secara bebas memegang peranan penting di dalam ujaran. Dalam beberapa buku pelajaran, makna denotasi sering juga disebut makna dasar, makna asli, atau makna pusat. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa makna denotasi adalah makna sebenarnya yang apa adanya sesuai dengan indera manusia. Kata yang mengandung makna denotatif mudah dipahami karena tidak mengandung makna yang rancu walaupun masih bersifat umum. Makna yang bersifat umum ini maksudnya adalah makna yang telah diketahui secara jelas oleh semua orang. Berikut ini beberapa contoh kata yang mengandung makna denotatif: 1. Dia adalah wanita cantik Kompetensi Komunikasi32
  • 33. Kata cantik ini diucapkan oleh seorang pria terhadap wanita yang berkulit putih, berhidung mancung, mempunyai mata yang indah dan berambut hitam legam. 2. Tami sedang tidur di dalam kamarnya. Kata tidur ini mengandung makna denotatif bahwa Tami sedang beristirahat dengan memejamkan matanya (tidur). Masih banyak contoh kata-kata lain yang mengandung makna denotatif selama kata itu tidak disertai dengan kata lain yang dapat membentuk makna yang berbeda seperti contoh kata wanita yang makna denotasinya adalah seorang perempuan dan bukan laki-laki. Namun bila katawanita disertai dengan kata malam (wanita malam) maka akan menghasilkan makna lain yaitu wanita yang dikonotasikan sebagai wanita nakal. Makna konotatif adalah makna semua komponen pada kata ditambah beberapa nilai mendasar yang biasanya berfungsi menandai. Sebuah kata disebut mempunyai makna konotatif apabila kata itu mempunyai “nilai rasa”, baik positif maupun negatif. Jika tidak memiliki nilai rasa maka dikatakan tidak memiliki konotasi, tetapi dapat juga disebut berkonotasi netral. Positif dan negatifnya nilai rasa sebuah kata seringkali juga terjadi sebagai akibat digunakannya referen kata itu sebagai sebuah perlambang. Jika digunakan sebagai lambang sesuatu yang positif maka akan bernilai rasa yang positif; dan jika digunakan sebagai lambang sesuatu yang negatif maka akan bernilai rasa negatif. Misalnya, burung garuda karena dijadikan lambang negara republikIndonesia maka menjadi bernilai rasa positif sedangkan makna konotasi yang bernilai rasa negatif seperti buaya yang dijadikan lambang kejahatan. Padahal binatang buaya itu sendiri tidak tahu menahu kalau dunia manusia Indonesiamenjadikan mereka lambang yang tidak baik. Kompetensi Komunikasi33
  • 34. Makna konotasi sebuah kata dapat berbeda dari satu kelompok masyarakat yang satu dengan kelompok masyarakat yang lain, sesuai dengan pandangan hidup dan norma-norma penilaian kelompok masyarakat tersebut. Misalnya katababi, di daerah-daerah yang penduduknya mayoritas beragama islam, memiliki konotasi negatif karena binatang tersebut menurut hukum islam adalah haram dan najis. Sedangkan di daerah-daerah yang penduduknya mayoritas bukan islam seperti di pulau Bali atau pedalama Irian Jaya, kata babi tidak berkonotasi negatif. Makna konotatif dapat juga berubah dari waktu ke waktu. Misalnya kataceramah dulu kata ini berkonotasi negatif karena berarti “cerewet” tetapi sekarang konotasinya positif. Sebaliknya kata perempuan dulu sebelum zaman Jepang berkonotasi netral, tetapi kini berkonotasi negatif. 10.3.3 Private Language dan Shared Language Private Language mengacu kepada makna bahasa yang disetujui oleh salah satu segmen dari bahasa masyarakat yang lebih besar; Shared Language mengacu pada makna yang disepakati oleh semua bahasa anggota masyarakat. Private Language dapat terdiri dari kata khusus dan makna khusus untuk kata-kata umum. Kata-kata khusus, sering disebut jargon, memiliki dua tujuan. pertama, mereka melayani singkatan bagi mereka yang akrab dengan mereka. Kata-kata khusus juga membantu identitas mereka yang menggunakan mereka sebagai anggota dari kelompok yang sama. 10.4 Rintangan Untuk Kesuksesan Komunikasi: Bahasa Sempurna Kami Kompetensi Komunikasi34
  • 35. Hambatan untuk komunikasi yang sukses melekat dalam bahasa, bahasa adalah alat yang diciptakan oleh orang-orang dan, seperti setiap alat, hal ini memiliki keterbatasan. Di antara hambatan paling umum untuk komunikasi yang sukses adalah polarization, indiscrimination, fact- conference confusion, Allness, static evaluation, dan the bypass. 10.4.1 Polarization Polarisasi adalah kecenderungan dalam menggambarkan orang- orang, ide, dan kejadian. Ketika Anda menggunakan bahasa terpolarisasi, sebuah ide yang konyol atau indah, kenalan baru yang baik ramah, dan film adalah salah satu yang terbaik atau yang terburuk yang pernah anda llihat. 10.4.2 Indiscrimination Tidak ada dua orang, gagasan, peristiwa, atau proses itu identik. Untuk menghindari masalah indiscrimination, harus menyadari bahwa tidak dua orang, ide-ide, objek, peristiwa, atau proses itu identik, bahkan jika mereka berbagi kategori yang sama - atau yang disebut dengan nama yang sama - karena kemiripan yang sama. 10.4.3 Fact-Inference Confusion Fakta-fakta adalah pernyataan-pernyataan yang didasarkan pada pengamatan; mereka yang terkait langsung dengan apa yang Anda lihat, dengar, sentuh, rasa, atau cium. Fact-Inference Confusion, merupakan Kecenderungan untuk menanggapi sesuatu yang seolah-olah itu diamati ketika, dalam kenyataannya, itu hanyalah kesimpulan, terjadi karena bahasa kita tidak membuat tata bahasa perbedaan antara fakta dan kesimpulan Kompetensi Komunikasi35
  • 36. Masalah terjadi ketika Anda menyatakan kesimpulan seolah-olah mereka adalah fakta, karena ketika Anda dan orang lain mungkin setuju atas kebenaran fakta tersebut, tidak ada jaminan mengharapkan orang lain untuk memperlakukannya seperti itu, tapi Anda dapat terjadi kesalahpahaman jika anda gagal untuk mengenali bahwa kesimpulan itu benar-benar sebuah pendapat subjektif. 10.4.4 Allness Allness adalah asumsi bahwa ketika Anda mengatakan sesuatu, Anda telah mengatakan semua pada subjek yang dikehendaki. Sadari bahwa apa pun yang Anda atau orang lain katakan tentang sesuatu, pasti ada yang lebih banyak untuk dikatakan. 10.4.5 Static Evaluation Segala sesuatu di dunia ini terus berubah, terus-menerus dalam proses, tapi bahasa kita cenderung untuk tetap statis. Hasilnya disebut statis evaluasi, ketidakmampuan bahasa kita untuk memperhitungkan perubahan konstan. disadari bahwa segala sesuatu yang dikatakan berlaku untuk waktu tertentu. Sebuah perspektif baru, atau setidaknya skeptisisme yang sehat dari perspektif lama, adalah bertujuan untuk mengikuti perubahan 10.4.6 Bypassing Bypassing terjadi ketika Anda menganggap bahwa Anda salah memaknai kata-kata Anda sama dengan orang lain. Untuk menghindari masalah itu, jangan beranggapan bahwa makna digunakan bersama- sama hanya karena orang lain mengangguk semangat dan tampaknya mengerti. 10.5 Penggunaan Bahasa Secara Efektif Kompetensi Komunikasi36
  • 37. Hambatan-hambatan untuk mencapai komunikasi yang sukses dimulai dengan keterbatasan yang melekat dalam bahasa kita, tetapi mereka tidak berakhir di sana. Cara kita menggunakan bahasa - kata yang kita pilih dan cara kita menempatkan mereka bersama - menimbulkan lebih banyak masalah. Di antara masalah komunikasi yang paling umum adalah penggunaan bahasa yang tidak jelas dan penggunaan bahasa yang menciptakan kesan negatif. 10.5.1 Bahasa Yang Tidak Jelas Contoh yang paling luas dari bahasa yang tidak jelas yaitu; kata- kata relatif, eufemisme, klise, kata emotif, distorsi, dan oxymoron. • Kata-Kata Relatif Kata relatif mendapatkan maknanya dengan perbandingan. kecuali titik perbandingan yang telah ditentukan, kata relatif kurang jelas. Setiap kali Anda mengevaluasi sesuatu tanpa menunjukkan kriteria Anda, untuk kata-kata tertentu makna Anda mungkin berbeda dari orang lain. • Eufemisme ufemisme adalah bahasa ofensif untuk menggantikan bahasa yang kasar. Tujuan eufemisme adalah untuk melunakkan pukulan dari apa yang Anda katakan. Sayangnya, pelunakan itu sering menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan: kurangnya kejelasan. • Klise Klise yang usang menyampaikan ekspresi yang umum atau populer. Klise kekurangan keaslian dan dampak karena penggunaan yang berlebihan. Ketika klise yang sekarang digunakan pertama kali, mereka punya makna khusus berdasarkan apa yang benar-benar digambarkan. • Kata Emotif Kompetensi Komunikasi37
  • 38. Kata emotif tampaknya deskriptif, tetapi sebenarnya kata-kata emotif itu berkomunikasi dari sebuah sikap terhadap sesuatu atau seseorang. Tergantung pada suka atau tidak suka, Anda memilih kata-kata yang mengkomunikasikan sikap Anda. • Distorsi Komunikasi adalah bahasa yang paling jelas ketika digunakan untuk mendistorsi makna. Upaya-upaya untuk membesar-besarkan (atau untuk meminimalkan) nilai, kepentingan, atau nilai dari sesuatu yang biasanya melibatkan bahasa terdistorsi. • Oxymoron Oxymoron adalah frase dari diri sendiri yang bertentangan. 10.5.2 Bahasa Yang Mempengaruhi Kesan • Bahasa Seksis Bahasa seksis adalah bahasa yang mengungkapkan sikap stereotip seksual atau superioritas salah satu jenis kelamin, dapat Kompetensi Komunikasi38
  • 39. dihilangkan dengan dua cara: pengganti istilah netral jender atau tandai jender secara jelas • Bahasa Rasis Bahasa rasis adalah bahasa yang mengungkapkan sikap stereotip atau superioritas satu ras yang dapat dihilangkan dengan menggunakan bahasa yang kongkrit. • Bahasa Yang Lemah Bahasa yang memodifikasi apa yang dikatakan tidak mencerminkan dari pernyataan kepastian. Dapat dikontrol dengan mendengarkan untuk memagari, kualifikasi, keragu-raguan, pertanyaan tag, dan penyangkalan dan menghindari mereka, serta menggunakan bahasa sederhana. Kompetensi Komunikasi39
  • 40. 11.Pre-test 1. Jelaskan menurut Anda pengertian Komunikasi Verbal 2. Apakah bahasa verbal penting bagi anda? Jelaskan! 3. Jelaskan menurut Anda perbedaan antara bahasa abstrak dan konkret, makna denotatif dan konotatif! Perhatikan cerita di bawah ini: Terkadang mahasiswa dan dosen tidak berkomunikasi secara efektif. Mereka memiliki masalah, dosen menjelaskan pengertian komunikasi yang tidak dimengerti oleh mahasiswa. 4. Jelaskan, dari sudut pandang Selamat pagi anak-anak. mahasiswa yang digambarkan Hari ini kita akan belajar tentang komunikasi. di samping, hubungan kata komunikasi dan apa yang mengacu pada gambar terakhir (gambar mahasiswa berpikir dan mengatakan “hah?”) Komunikasi adalah mode penyampaian informasi yang bermakna atau konsep yang berdampak pada input dan hubungan interpersonal Hah ???
  • 41. 12.Post-test 1. Jelaskan pengertian Komunikasi Verbal! 2. Jelaskan fungsi bahasa dalam kehidupan manusia! 3. Jelaskan perbedaan antara bahasa abstrak dan konkret, serta makna denotatif dan konotatif! Perhatikan cerita di bawah ini: Terkadang mahasiswa dan dosen tidak berkomunikasi secara efektif. Mereka memiliki masalah, dosen menjelaskan pengertian komunikasi yang tidak dimengerti oleh mahasiswa. 4. Jelaskan, dari sudut pandang Selamat pagi anak-anak. . mahasiswa yang digambarkan Hari ini kita akan belajar tentang komunikasi. di samping, hubungan kata komunikasi dan apa yang mengacu pada gambar terakhir (gambar mahasiswa berpikir dan mengatakan “hah?”) Komunikasi adalah mode 5. Jelaskan, dari sudut pandang 4. Jelaskan, dari sudut pandang penyampaian informasi yang dosen yang digambarkan di dosen yang digambarkan di bermakna atau konsep yang berdampak pada input dan samping, samping, dapatkah hubungan Anda kata hubungan interpersonal mendefinisikan masalah yang komunikasi dan apa yang diidentifikasi dalam gambar mengacu pada gambar terakhir tersebut (gambar mahasiswa dengan berpikir dan mengatakan “hah?”) membandingkan dua deskripsi Hah ??? dari anda?
  • 42. 13.Handout 1. Pengertian Komunikasi Verbal Secara sederhana komunikasi verbal adalah komunikasi dengan menggunakan simbol-simbol verbal. Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Bahasa dapat juga dianggap sebagai sistem kode verbal. 2. Pentingnya Komunikasi Verbal Bahasa verbal merupakan alat yang sangat berguna. Anda menggunakan itu untuk mengoraganisasikan pesan; untuk meceritakan kepada orang dan menceritakan kejadian pengalamanmu, mengatur perilaku, seperti ketika Anda berbicara kepada diri sendiri saat memilih tindakan; dan untuk mengatur perilaku orang lain, seperti ketika Anda mencoba untuk mempersuasi temanmu. 3. Bahasa dan Makna Bahasa simbolik: artinya, kata-kata tidak memiliki makna dalam dirinya sendiri, tetapi kombinasi huruf yang bersifat arbitrer yang berdiri untuk atau mewakili sesuatu. • Simbol Akbstrak dan Kongkrit Simbol berbeda pada sejauh mana dari apa yang mereka lihat, yaitu konkret atau abstrak. simbol kongkrit sangat spesifik dan mengacu pada satu hal. simbol abstrak bersifat umum dan dapat merujuk kepada banyak hal. • Denotasi dan Konotasi Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu pengertian yang dikandung sebuah kata secara objektif. Denotasi adalah hubungan yang digunakan di dalam tingkat pertama pada sebuah kata yang secara bebas memegang peranan penting di dalam ujaran.
  • 43. Private Language dan Shared Language Private Language mengacu kepada makna bahasa yang disetujui oleh salah satu segmen dari bahasa masyarakat yang lebih besar; Shared Language mengacu pada makna yang disepakati oleh semua bahasa anggota masyarakat. Private Language dapat terdiri dari kata khusus dan makna khusus untuk kata-kata umum. 4. Rintangan Untuk Kesuksesan Komunikasi: Bahasa Sempurna Kami Hambatan untuk komunikasi yang sukses melekat dalam bahasa, bahasa adalah alat yang diciptakan oleh orang-orang dan, seperti setiap alat, hal ini memiliki keterbatasan. Di antara hambatan paling umum untuk komunikasi yang sukses antara lain: • polarization, • indiscrimination, • fact-conference confusion, • Allness, static evaluation, dan • The bypass. 5. Penggunaan Bahasa Secara Efektif Hambatan-hambatan untuk mencapai komunikasi yang sukses dimulai dengan keterbatasan yang melekat dalam bahasa kita, tetapi mereka tidak berakhir di sana. Cara kita menggunakan bahasa - kata yang kita pilih dan cara kita menempatkan mereka bersama - menimbulkan lebih banyak masalah. Di antara masalah komunikasi yang paling umum adalah penggunaan bahasa yang tidak jelas dan penggunaan bahasa yang menciptakan kesan negatif. Contoh yang paling luas dari bahasa yang tidak jelas yaitu; kata-kata relatif, eufemisme, klise, kata emotif, distorsi, dan oxymoron.
  • 44. Kata-Kata Relatif • Eufemisme • Klise • Kata Emotif • Distorsi • Oxymoron 6. Bahasa Yang Mempengaruhi Kesan • Bahasa Seksis Bahasa seksis adalah bahasa yang mengungkapkan sikap stereotip seksual atau superioritas salah satu jenis kelamin, dapat dihilangkan dengan dua cara: pengganti istilah netral jender atau tandai jender secara jelas • Bahasa Rasis Bahasa rasis adalah bahasa yang mengungkapkan sikap stereotip atau superioritas satu ras yang dapat dihilangkan dengan menggunakan bahasa yang kongkrit. • Bahasa Yang Lemah Bahasa yang memodifikasi apa yang dikatakan tidak mencerminkan dari pernyataan kepastian. Dapat dikontrol dengan mendengarkan untuk memagari, kualifikasi, keragu-raguan, pertanyaan tag, dan penyangkalan dan menghindari mereka, serta menggunakan bahasa sederhana. MODUL 3:
  • 45. KOMUNIKASI NONVERBAL 1. Tujuan Pembelajaran 1.1 Tujuan Pembelaran Umum: Setelah mengikuti pelatihan Kompetensi Komunikasi, sesi “Komunikasi Nonverbal”, peserta diharapkan dapat: • Mengetahui dan memahami pengertian pentingnya komunikasi Nonverbal • Berkomunikasi efektif melalui komunikasi verbal dan nonverbal • Mengetahui dan memahami perbedaan komunikasi verbal dan nonverbal 1.2 Tujuan Pembelaran Khusus: Setelah mengikuti pelatihan Kompetensi Komunikasi, sesi “Komunikasi Nonverbal”, peserta diharapkan dapat: • Mendeskripsikan perilaku nonverbal dalam menilai orang lain • Menilai hubungan stereotip dengan penampilan fisik, tipe tubuh, daya tarik fisi, baju, dan perhiasan • Menilai efek dari fisik dan konteks psikologi dalam interpretasi dari isyarat-isyarat nonverbal • Mendeskripsikan betapa penting dan gunanya sebuah sentuhan • Menggunakan isyarat suara untuk mengekspresikan emosi dan mengatur interaksi sosial. • Memahami aspek-aspek suara selain ucapan dalam komunikasi nonverbal 2. Waktu Lama proses penyampaian materi adalah 130 menit (2 jam 10 menit)
  • 46. 3. Metode Penyajian Penyampaian materi dilakukan dengan metode:  Ceramah  Tanya-jawab, dan  Diskusi. 4. Alat Penyajian Penyampaian materi menggunakan dan disajikan dengan:  Notebook  LCD Projector  Whiteboard  Spidol  Kertas dan alat tulis bagi masing-masing peserta  Handout 5. Teknik Evaluasi Teknik evaluasi dilakukan dengan metode tertulis dan lisan 6. Pengaturan Tempat Pelatihan dilakukan di ruangan yang cukup besar dan dilengkapi dengan kursi yang cukup nyaman serta suhu udara yang sejuk. Pengaturan tempat duduknya berbentuk theatre style atau berbentuk U. 7. Langkah-Langkah 1. Memulai pelatihan dengan menyapa peserta pelatihan.
  • 47. 2. Memperkenalkan diri. 3. Melakukan tanyajawab sebagai sesi perkenalan. 4. Membagikan lembar pre-test. 5. Membagikan handout. 6. Menjelaskan materi “pengertian komunikasi nonverbal” 7. Menjelaskan materi “pentingnya fungsi komunikasi nonverbal” 8. Menjelaskan materi “Penampilan fisik” 9. Menjelaskan materi “interaksi” 10. Menjelaskan materi “sentuhan” 11. Menjelaskan materi “suara dan parabahasa” 12. Menjelaskan materi “bahasa tubuh, muka dan mata” 13.Membuka sesi pertanyaan dan diskusi. 14. Membagikan lembar post-test. 15.Memberi kesimpulan dan menutup sesi pelatihan. 8. Panduan Pelaksanaan Modul
  • 48. 1. Pokok Bahasan Komunikasi Nonverbal 1. Pengertian komunikasi nonverbal 2. Pentingnya fungsi komunikasi nonverbal 3. Penampilan fisik 4. Interaksi 2. Sub Pokok Bahasan 5. Sentuhan 6. Suara dan Parabahasa 7. Bahasa tubuh , muka dan mata 1. Mengetahui dan memahami pengertian pentingnya komunikasi Nonverbal 2. Berkomunikasi efektif melalui komunikasi verbal dan 3. Tujuan Umum nonverbal 3. Mengetahui dan memahami perbedaan komunikasi verbal dan nonverbal 1. Mendeskripsikan perilaku nonverbal dalam menilai orang lain 2. Menilai hubungan stereotip dengan penampilan fisik, tipe tubuh, daya tarik fisi, baju, dan perhiasan 3. Menilai efek dari fisik dan konteks psikologi dalam interpretasi dari isyarat-isyarat nonverbal 4. Tujuan Khusus 4. Mendeskripsikan betapa penting dan gunanya sebuah sentuhan 5. Menggunakan isyarat suara untuk mengekspresikan emosi dan mengatur interaksi sosial. 6. Memahami aspek-aspek suara selain ucapan dalam komunikasi nonverbal  Ceramah 5. Metode  Tanya-jawab, dan  Diskusi 6. Waktu 130 menit (2 jam 10 menit)  Notebook  LCD Projector  Whiteboard 7. Alat Penyajian  Spidol  Kertas dan alat tulis bagi peserta  Handout 8. Teknik Evaluasi Tertulis dan lisan
  • 49. 9. Langkah – Langkah Langkah-Langkah Kegiatan Waktu 1. Memulai pelatihan dengan menyapa peserta 2 menit pelatihan. 2. Memperkenalkan diri. 3 menit 3. Melakukan tanya jawab sebagai sesi perkenalan 5 menit 4. Membagikan lembar pre-test . 5 menit 5. Membagikan handout 5 menit 6. Menjelaskan materi “pengertian komunikasi 20 menit nonverbal” 7. Menjelaskan materi “pentingnya fungsi komunikasi 20 menit
  • 50. nonverbal” 8. Menjelaskan materi “Penampilan fisik” 10 menit 9. Menjelaskan materi “interaksi” 10 menit 10. Menjelaskan materi “sentuhan” 10 menit 11. Menjelaskan materi “suara dan parabahasa” 10 menit 12. Menjelaskan materi “bahasa tubuh, muka dan mata” 10 menit 13.Membuka sesi pertanyaan dan diskusi. 10 menit 14. Membagikan lembar post-test. 5 menit 15.Memberi kesimpulan dan menutup sesi pelatihan. 5 menit Jumlah Jam Pelatihan (JJP) 130 menit 10.Materi 10.1 Pengertian Komunikasi Nonverbal Bentuk awal komunikasi ini mendahului evolusi bagian otak (neocortex) yang berperan daam penciptaan dan pengembangan manusia. Komunikasi nonverval lebih tua dari komunikasi verbal. Kita lebih awal melakukannya,karena hingga usia kira-kira 18 bulan, kita secara total bergantung pada komunikasi nonverbal seperti sentuhan, senyuman, pandangan mata, dan sebagainya. Secara sederhana komunikasi nonverbal adalah komunikasi dengan menggunakan simbol-simbol nonverbal. Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan gerakan tubuh, isyarat tubuh dan ekspresi muka. Menurut Larry A. Samovar dan Richard E.
  • 51. Porter (dalam Deddy Mulyana, 2005), komunikasi mencangkup semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan individu, yang mempunyai nilai pesan, potensial bagi pengirim atau penerima 10.2 Fungsi Komunikasi Nonverbal Meskipun secara teoritis komunikasi nonverbal dapat dipisahkan dari komunikasi verbal, dalam kenyataannya kedua jenis komunikasi itu jalin menjalin dalam komunikasi tatap-muka settiap hari. Akan tetapi, kita dapat menemukan setidaknya tiga perbedaan pokok antara komunikasi verbal dan nonverbal. Pertama, sementara perilaku nonverbal adalah saluran tunggal, perilaku nonverbal bersifat multisaluran. Kedua, pesan verbal terpisah-pisah, sedangkan pesan nonverbal bersinambung. Ketiga, komunikasi nonverbal lebih banyak mengandung lebih banyak muatan emosional daripada komunikasi verbal. Dilihat dari fungsinya, perilaku nonverbal mempunyai beberapa fungsi. Paul Ekman (dalam dalam Deddy Mulyana, 2005) menyebutkan lima fungsi pesan nonverbal, yakni sebagai: • Emblem. Gerakan mata tertentu merupakan simbol yang memiliki kesetaraan dengan simbol verbal. Kedipan mata dapat mengatakan, “Saya tidak sungguh-sungguh” • Ilustrator. Pandangan ke bawah dapat menunjukan depresi atau kesedihan. • Regulator. Kontak mata berarti saluran percakapan terbuka. Memalingkan muka menandakan ketidaksediaan berkomunikasi. • Penyesuai. Kedipan mata yang cepat meningkat ketika orang berada dalam tekanan. Itu merupakan respon yang tidak disadari yang merupakan upaya tubuh untuk mengurangi kecemasan.
  • 52. Affect Display. Pembesaran manik-mata (pupil dilation) menunjukan peningkatan emosi. Isyarat wajah lainnya menunjukan perasaan takut, terkejut, atau senang. Lebih jauh lagi, dalam hubunganya dengan perilaku verbal, perilaku nonverbal mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut: • Perilaku nonverbal dapat mengulangi perilaku verbal, misalnya Anda mengangukan kepala ketika mengatakan “Ya”. • Memperteguh, menekankan, atau melengkapi perilaku verbal. Misalnya Anda melambaikan tangan seraya mengucapkan “Selamat Jalam” atau “Bye bye”. Isyarat nonverbal itulah yang disebut affect display. • Perilaku nonverbal dapat menggantikan perilaku verbal, jadi berdiri sendir, misal Anda menggoyangkan tangan Anda dengan telapak tangan mengarah kedepan (pengganti kata “Tidak”) ketika seorang pengamen mendatangi Anda. • Perilaku nonverbal dapat meregulasi perilaku verbal. Misalnya Anda sebagai mahasiswa mengenakan jaket atau membereskan buku- buku, atau melihat jam tangan Anda menjelang kuliah berakhir, sehingga dosen segera menutuo kuliahnya. • Perilaku nonverbal dapat membantah atau bertentangan dengan perilaku verbal. Misalnya, seorang dosen melihat jam tangan dua – tiga kali, padahal tadi ia mengatakan bahwa ia mempunyai waktu untuk berbicara dengan Anda sebagai mahasiswanya. 10.3 Penampilan Fisik Setiap orang punya persepsi mengenai penampilan fisik seseorang, baik itu bentuk tubuh, body image, ataupun busananya. 10.3.1Bentuk Tubuh
  • 53. Setiap bentuk tubuh mempengaruhi dan mendorong perbedaan stereotip Anda. Seseorang yang memiliki bentuk tubuh besar, mungkin Anda akan medeskripsikan orang tersebut kuat, menyeramkan, banyak makan, rajin berolah raga dan lain sebagainya. Begitupun sebaliknya seseorang yang bertubuh kurus, mungkin anda akan mengira orang tersebut kurang makan, tidak pernah berolah raga, lemah dan lain sebagainya. 10.3.2Image Body Seseorang yang memiliki penampilan yang indah (cantik, tampan, dan mempesona) akan lebih percaya diri ketika sedang berinteraksi dengan orang lain. Gambaran-gambaran ideal mengebaik tubuh menjadi impian para laki-laki dan perempuan. 10.3.3Busana Nilai-nilai agama, kebiasaan, tuntutan lingkungan, nilai kenyamanan, dan tujuan pencitraan, semua itu mempengaruhicara kita berdandan. Seorang wanita muslim, ia menandai dirinya sebagai muslim dengan memakai kerudung. Sebagian orang berpandangan bahwa pilihan seseorang atas pakaian mencerminkan kepribadiaanya, apakah ia orang yang konservatif, religius, modern, atau berjiwa muda. Kita cenderung mempersepsi dan memperlakukan orang yang sama dengan cara berbeda bila ia mengenakan pakaian berbeda. 10.4 Interaksi Karena makan adalah isi, perilaku nonverbal mempunyai sedikit makna diluar situasi yang mana terpikiran oleh meraka. Misalnya,
  • 54. perilaku nonverbal yang mengkomunikasikan kesedihan dapat juga mengkomunikasikan kegembiraan Dua konteks yang terpenting dalam interaksi nonverbal, yakni: 10.4.1Konteks Fisik Konteks fisik dapat dianalisis dari berbagai dimensi. Contohnya konteks fisik dapat dinilai sesuai dengan tingkat formalitas, kenyamanan, privasi, keakraban, dan kedekatan 10.4.2Konteks Psikologi Konteks psikologi dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni territoriality dan ruang pribadi. Territoriality adalah perasaan kepemilikan terhadap beberapa daerah yang berada di lingkungan Anda secara tetap. Mungkin tidak akan benar-benar logis untuk mengklaim daerah-daerah tertentu di lingkungan Anda, tetapi Anda tetap melakukannya. Misalnya, Anda merasa bahwa kamar tempat Anda tidur adalah kamar Anda. Karena Anda merasa menjadi bagian dari lingkungan yang menyatu ke dalam diri Anda. Ruang pribadi itu identik dengan “wilayah tubuh”, satu dari empat wilayah yang digunakan manusia berdasarkan perspektif Lyman dan Scott (wilayah publik, wilayah rumah, wilayah interaksional, dan wilayah pribadi). Untuk membuktikan bahwa setiap orang mempunyai wilayah pribadi ini-bila Anda laki-laki- hampirilah seorang wanitayang anda tidak kenal sedekat mungkin dengan Anda. Ia pasti akan memberikan reaksi, seperti bergeser ke samping atau meletakan buku sebagai pembatas antara dia dan Anda. Edward T. Hall (dalam Deddy Mulyana, 2005) mengemukakan empat zona spesial dalam interaksi sosial: • Zona intim (0 – 18 inci), untuk kegiatan intim, termasuk lewat rahasia dan memiliki percakapan rahasia
  • 55. Zona pribadi (18 – 4 kaki), hanya untuk kawan-kawan akrab, meskipun terkadang kita mengizinkan orang lain untuk memasukinya. • Zona Sosial (4 – 10 kaki), yaitu ruang yang kita gunakan untuk kegiatan bisnis sehari-hari. • Zona publik (10 – tak terbatas), yang mencerminkan jarak antara orang-orang yang tidak saling mengenal, juga jarak antara penceramah dengan pendengarnya. 10.5 Sentuhan Studi tentang sentuh-menyentuh disebut haptika (haptics). Sentuhan, seperti foto, adalah perilaku nonverbal yangmultimakna, dapat menggantikan seribu kata. Kenyataannya sentuhan ini bisa merupakan tamparan, pukulan, cubitan, senggolan, tepukan, belaian, pelukan, jabatan tangan, rabaan, hingga sentuhan rabaan sekilas. Sentuhan kategori terakhirlah yang sering diasosiasikan dengan sentuhan. Menurut Heslin (dalam Deddy Mulyana, 2005), terdapat lima kategori sentuhan, yang merupakan suatu rentang dari yang sangat impersonal hingga yang sangat personal. Kategori-kategori itu adalah sebagai berikut: • Fungsional Profesional. Di sini sentuhan bersifat “dingin” dan berorientasi bisnis. • Sosial-sopan. Perilaku dalam situasi ini membangun dan memperteguh pengharapan, aturan dan praktik sosial yang berlaku, misalnya berjabat tangan. • Persahabatan-kehangatan. Kategori ini meliputi setiap sentuhan yang menandakan afekdi atau hubugan yang akrab, misalnya dua orang yang saling berpelukan setelah lama berpisah.
  • 56. Cinta-keintiman. Kategori ini merujuk pada sentuhan yang menyatakan keterikantan, misalnya mencium pipi orangtua dengan lembut. • Rangsangan seksual. Kategori ini berkaitan erat dengan kategori sebelumnya, hanya saja motivnya bersifat seksual. Rangsangan seksual tidak otomatis bermakna cinta atau keintiman. 10.6 Suara dan Parabahasa Dari kata yang Anda ucapkan, Anda mengkomunikasikan banyak hal tentang Anda. Semua dengan sendirinya, suara Anda menawarkan petunjuk kuat untuk usia Anda, keadaan emosi, pendidikan, dan status. Variasi kenyaringan (keras atau lembut), pitch (rendah atau tinggi), tingkat (cepat atau lambat), kualitas, artikulasi (tidak jelas atau terpotong), dan pengucapan (suku kata apa yang ditekankan) memberi isyarat-isyarat vokal karakter mereka yang unik. Sebagai contoh ketika kita berekspresi marah, kita berbicara keras, cepat, dengan pitch yang tinggi. Berbeda ketika kita sedang sedang tidak marah, kita berbicara lembut, tidak kencang, bernada rendah. Parabahsa atau vokalika (vocalics), merujuk pada aspek-aspek suara selain ucapan yang dapat dipahami, misanya kecepatan suara, nada (tinggi atau rendah), intensitas (volume) suara, intonasi, kualitas vokal (kejelasan), warna suara, dialek, suara serak, suara sengau, suara terputus-putus, suara yang gemetar, suitan, siulan, tawa, erangan, tangis, gerutuan, gumaman, desahan, dan sebagainya. Setiap karakteristik suara ini mengkomunikasikan emosi dan pkiran kita. 10.7 Bahasa Tubuh, Muka dan Mata Bidang yang mempelajari bahasa tubuh adalah kinesika (kinesics). Setiap anggota tubuh seperti wajah (senyuman dan pandangan mata),
  • 57. tangan, kepala, kaki dan bahkan tubuh secara keseluruhan dapat digunakan sebagai isyarat simbolik. 10.7.1Tipe Bahasa Tubuh Bahasa tubuh atau pergerakan tubuh dibagi menjadi 5 kategori: • Lambang • Ilustrator • Regulator • Affect Display • Adaptor 10.7.2Kegunaan Bahasa Tubuh Bahasa tubuh juga dapat dikategorikan menurut penggunaannya. Salah satu penggunaan gerakan tubuh adalah untuk mengkomunikasikan derajat kesenangan atau ketidaksenangan, suka atau tidak suka. Bahasa tubuh juga mengkomunikasikan tingkat keminatan dan gairah terhadap sesuatu. 10.7.3Muka dan Mata Banyak orang yang menggangap perilaku nonverbal yang paling banyak “berbicara” adalah ekspresi wajah, khususnya pandangan mata, meskipun mulut tidak berkata-kata. Okulesika (oculesics) merujuk pada studi tentang penggunaan kontak mata
  • 58. dalam berkomunikasi. Menurut Albert Mehrabian (dalam dalam Deddy Mulyana, 2005), andil wajah dalam pengaruh pesan adalah 55 %, sementara vokal 30 %, dan verbal hanya 7 %. Kontak mata punya dua fungsi dalam komunikasi antarpribadi. Pertama, fungsi mengatur, untuk memberitahu orang lain, apakah Anda melakukan hubungan dengan orang itu atau menghindarnya. Kedua, fungsi ekspresif, memberitahu orang lain, bagaimana perasaan Anda terhadapnya. 11.Pre-test 1. Jelaskan menurut pemahaman Anda pengertian komunikasi nonverbal! 2. Apakah bahasa nonverbal penting bagi anda? Mengapa! 3. Berikan contoh komunikai nonverbal yang anda ketahui? 4. Perhatikan gambar di bawah ini: • Perilaku nonverbal apa yang terjadi pada gambar a,b, dan c • Deskripsikan perilaku nonverbal pada gambar d dan e a d b e c
  • 59. 12.Post-test 1. Jelaskan pengertian komunikasi nonverbal! 2. Sebutkan dan jelaskan fungsi-fungsi komunikasi nonverbal! 3. Sebutkan dan jelaskan kategor sentuhan dalam komunikasi nonverbal! 4. Sebutkan tipe dan kegunaan bahasa tubuh 5. Jelaskan perilaku nonverbal pada gambar di bawah ini!
  • 60. 13.Handout 1. Pengertian Komunikasi Nonverbal Secara sederhana komunikasi nonverbal adalah komunikasi dengan menggunakan simbol-simbol nonverbal. Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan gerakan tubuh, isyarat tubuh dan ekspresi muka. Menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Porter (dalam Deddy Mulyana, 2005), komunikasi mencangkup semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan individu, yang mempunyai nilai pesan, potensial bagi pengirim atau penerima 2. Fungsi Komunikasi Nonverbal
  • 61. Dilihat dari fungsinya, perilaku nonverbal mempunyai beberapa fungsi yakni sebagai: • Emblem. • Ilustrator • Regulator • Penyesuai • Affect Display Lebih jauh lagi, dalam hubunganya dengan perilaku verbal, perilaku nonverbal mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut: • Perilaku nonverbal dapat mengulangi perilaku verbal, • Memperteguh, menekankan, atau melengkapi perilaku verbal. • Perilaku nonverbal dapat menggantikan perilaku verbal • Perilaku nonverbal dapat meregulasi perilaku verbal • Perilaku nonverbal dapat membantah atau bertentangan dengan perilaku verbal 3. Penampilan Fisik • Bentuk Tubuh Setiap bentuk tubuh mempengaruhi dan mendorong perbedaan stereotip Anda. Seseorang yang memiliki bentuk tubuh besar, mungkin Anda akan medeskripsikan orang tersebut kuat, menyeramkan, banyak makan, rajin berolah raga dan lain sebagainya. Begitupun sebaliknya seseorang yang bertubuh kurus, mungkin anda akan mengira orang tersebut kurang makan, tidak pernah berolah raga, lemah dan lain sebagainya. • Image Body Seseorang yang memiliki penampilan yang indah (cantik, tampan, dan mempesona) akan lebih percaya diri ketika sedang berinteraksi
  • 62. dengan orang lain. Gambaran-gambaran ideal mengebaik tubuh menjadi impian para laki-laki dan perempuan. • Busana Nilai-nilai agama, kebiasaan, tuntutan lingkungan, nilai kenyamanan, dan tujuan pencitraan, semua itu mempengaruhicara kita berdandan. Seorang wanita muslim, ia menandai dirinya sebagai muslim dengan memakai kerudung. Sebagian orang berpandangan bahwa pilihan seseorang atas pakaian mencerminkan kepribadiaanya, apakah ia orang yang konservatif, religius, modern, atau berjiwa muda. Kita cenderung mempersepsi dan memperlakukan orang yang sama dengan cara berbeda bila ia mengenakan pakaian berbeda. 1. Interaksi Dua konteks yang terpenting dalam interaksi nonverbal, yakni: • Konteks Fisik Konteks fisik dapat dianalisis dari berbagai dimensi. • Konteks Psikologi Konteks psikologi dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni territoriality dan ruang pribadi. Territoriality adalah perasaan kepemilikan terhadap beberapa daerah yang berada di lingkungan Anda secara tetap. Ruang pribadi itu identik dengan “wilayah tubuh”. 2. Sentuhan
  • 63. Studi tentang sentuh-menyentuh disebut haptika (haptics). Terdapat lima kategori sentuhan. Kategori-kategori itu adalah sebagai berikut: • Fungsional Profesional. • Sosial-sopan. • Persahabatan-kehangatan. • Cinta-keintiman. • Rangsangan seksual. 3. Suara dan Parabahasa Dari kata yang Anda ucapkan, Anda mengkomunikasikan banyak hal tentang Anda. Sebagai contoh ketika kita berekspresi marah, kita berbicara keras, cepat, dengan pitch yang tinggi. Berbeda ketika kita sedang sedang tidak marah, kita berbicara lembut, tidak kencang, bernada rendah. Parabahsa atau vokalika (vocalics), merujuk pada aspek-aspek suara selain ucapan yang dapat dipahami, misanya kecepatan suara, nada (tinggi atau rendah), intensitas (volume) suara, intonasi, kualitas vokal (kejelasan), warna suara, dialek, suara serak, suara sengau, suara terputus-putus, suara yang gemetar, suitan, siulan, tawa, erangan, tangis, gerutuan, gumaman, desahan, dan sebagainya. Setiap karakteristik suara ini mengkomunikasikan emosi dan pkiran kita. 4. Bahasa Tubuh, Muka dan Mata Bidang yang mempelajari bahasa tubuh adalah kinesika (kinesics). Setiap anggota tubuh seperti wajah (senyuman dan pandangan mata), tangan, kepala, kaki dan bahkan tubuh secara keseluruhan dapat digunakan sebagai isyarat simbolik.  Tipe Bahasa Tubuh Bahasa tubuh atau pergerakan tubuh dibagi menjadi 5 kategori:
  • 64.  Lambang  Ilustrator  Regulator  Affect Display  Adaptor  Kegunaan Bahasa Tubuh Salah satu penggunaan gerakan tubuh adalah untuk mengkomunikasikan derajat kesenangan atau ketidaksenangan, suka atau tidak suka. Bahasa tubuh juga mengkomunikasikan tingkat keminatan dan gairah terhadap sesuatu.  Muka dan Mata Banyak orang yang menggangap perilaku nonverbal yang paling banyak “berbicara” adalah ekspresi wajah, khususnya pandangan mata, meskipun mulut tidak berkata-kata. Okulesika (oculesics) merujuk pada studi tentang penggunaan kontak mata dalam berkomunikasi. Kontak mata punya dua fungsi dalam komunikasi antarpribadi. Pertama, fungsi mengatur, untuk memberitahu orang lain, apakah Anda melakukan hubungan dengan orang itu atau menghindarnya. Kedua, fungsi ekspresif, memberitahu orang lain, bagaimana perasaan Anda terhadapnya.
  • 65. MODUL 4: MEMAHAMI DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN 1. Tujuan Pembelajaran 1.1 Tujuan Pembelaran Umum: Setelah mengikuti pelatihan Kompetensi Komunikasi, sesi “Memahami Diri Sendiri dan Orang Lian”, peserta diharapkan dapat: • Mengetahui dan Memahami konsep diri sendiri dan orang lain 1.2 Tujuan Pembelaran Khusus: Setelah mengikuti pelatihan Kompetensi Komunikasi, sesi “Memahami Diri Sendiri dan Orang Lian”, peserta diharapkan dapat: • Memahami dan mengidentifikasi unsur-unsur penting yang membuat konsep diri meningkat. • Memahami dan mendekripsikan dua prinsip dari pengembangan konsep diri • Memahami pengertian persepsi • Mendiskripsikan perbedaan persepsi terhadap lingkungan fisik dan sosial. • Memahami dan mendekripsikan bagaimana melihat objek dan orang • Menerapkan beberapa teknik untuk meningkatkan akurasi persepsi 2. Waktu Lama proses penyampaian materi adalah 100 menit (1 jam 40 menit)
  • 66. 3. Metode Penyajian Penyampaian materi dilakukan dengan metode:  Ceramah  Tanya-jawab, dan  Diskusi. 4. Alat Penyajian Penyampaian materi menggunakan dan disajikan dengan:  Notebook  LCD Projector  Whiteboard  Spidol  Kertas dan alat tulis bagi masing-masing peserta  Handout 5. Teknik Evaluasi Teknik evaluasi dilakukan dengan metode tertulis dan lisan 6. Pengaturan Tempat Pelatihan dilakukan di ruangan yang cukup besar dan dilengkapi dengan kursi yang cukup nyaman serta suhu udara yang sejuk. Pengaturan tempat duduknya berbentuk theatre style atau berbentuk U. 7. Langkah-Langkah
  • 67. 1. Memulai pelatihan dengan menyapa peserta pelatihan. 2. Memperkenalkan diri. 3. Melakukan tanyajawab sebagai sesi perkenalan. 4. Membagikan lembar pre-test. 5. Membagikan handout. 6. Menjelaskan materi “Konsep Diri Anda” 7. Menjelaskan materi “Persepsi - Inti Komunikasi” 8. Menjelaskan materi “Meningkatkan Keakuratan Persepsi” 9. Membuka sesi pertanyaan dan diskusi. 10. Membagikan lembar post-test. 11.Memberi kesimpulan dan menutup sesi pelatihan. 8. Panduan Pelaksanaan Modul
  • 68. 9. Langkah – Langkah 1. Pokok Bahasan Memahami Diri Sendiri dan Orang Lian Langkah-Langkah Diri Anda 1. Konsep Kegiatan Waktu 1. Memulai pelatihan dengan menyapa peserta 2 menit 2. Persepsi - Inti Komunikasi pelatihan. Bahasan 2. Sub Pokok 3. Meningkatkan Keakuratan Persepsi 2. Memperkenalkan diri. 3 menit 3. Melakukan Umum jawab sebagai sesi perkenalan sendiri dan orang lain 3. Tujuan tanya Mengetahui dan Memahami konsep diri 5 menit 1. Memahami dan mengidentifikasi unsur-unsur penting yang 4. Membagikan lembar pre-test . 5 menit membuat konsep diri meningkat. 5. Membagikan handout 5 menit 2. Memahami dan mendekripsikan dua prinsip dari 6. Menjelaskan materi “Konsep Diri Anda” diri pengembangan konsep 20 menit 7. Menjelaskan materi “Persepsi - Inti Komunikasi 20 menit 3. Memahami pengertian persepsi 8. Menjelaskan materi “Meningkatkan Keakuratan 20 menit 4. Mendiskripsikan perbedaan persepsi terhadap lingkungan Persepsi” Khusus 4. Tujuan 9. Membuka sesi pertanyaan dan sosial. fisik dan diskusi. 10 menit 10. Membagikan lembar post-test. dan mendekripsikan bagaimana melihat objek 5. Memahami 5 menit 11.Memberi kesimpulan dan menutup sesi pelatihan. 5 menit dan orang Jumlah Jam Pelatihan (JJP) 100 menit 6. Menerapkan beberapa teknik untuk meningkatkan akurasi persepsi  Ceramah 5. Metode  Tanya-jawab, dan  Diskusi 6. Waktu 100 menit (1 jam 40 menit)  Notebook  LCD Projector  Whiteboard 7. Alat Penyajian  Spidol  Kertas dan alat tulis bagi peserta  Handout 8. Teknik Evaluasi Tertulis dan lisan Ruangan ber-AC dengan penataan kursi berbentuk theatre style 9. Pengaturan Tempat atau bentuk U
  • 69. 10.Materi 10.1 Konsep Diri Anda Siapa diri Anda adalah fondasi dasar bagi seluruh komunikasi Anda. Kebutuhan individu, minat, dan kekuatan yang membedakan Anda dari orang lain yang terungkap dalam komunikasi Anda. Arti yang mengatributkan Anda kedalam kata-kata yang Anda dengar juga sedikit berbeda dari penafsiran lain. “Hwo are you” termasuk bagaimana perasaan Anda tentang diri Anda, dan, pada gilirannya, bagaimana perasaan Anda tentang diri Anda tercermin dalam cara Anda berkomunikasi. Jika Anda berpikir diri Anda pemalu, Anda dapat menghindari apabila teman Anda ingin mengajak Anda berkenca. 10.1.1 “Siapakah Anda?” • Identitas Sosial Identitas sosial Anda, adalah kelompok-kelompok atau kategori yang diakui oleh lingkungan sosial Anda, dimulai dengan kelahiran Anda. Anda diklasifikasikan oleh, jenis kelamin, ras, agama, dan keluarga. Setelah Anda tubuh dewasa, Anda akan diklasifikasikan kembali. Anda akan menjadi siswa, anggota partai politik, anggota klub atau kelompok sosial lainnya. • Karakteristik Personal Konten dari konsep diri Anda, lebih banyak daripada identitas sosial Anda. Banyak karakteristik kepribadian yang Anda gunakan untuk menggambarkan diri Anda sendiri dan juga berkontribusi terhadap konsep diri Anda. Karakteristik personal adalah kualitas yang terdapat disebuah karakteristik seseorang yang membuata dirinya sangat khusus.
  • 70. Seseorang yang mendeskripsikan dirinya disebut androginus (androgynous)-sangat maskulin dan sangat feminim. • Nilai Diri Nilai diri mencerminkan pentingnya Anda untuk melampirkan kedua cara berperilaku yang berbeda, seperti bersikap jujur, dan tujuan-tujuan yang Anda cita-citakan. • Karakteristik fisik Karakteristik fisik Anda, ciri-ciri tubuh Anda, membuat ketiga elemen yang berkontribusi terhadap konsep-diri Anda. • Perluasan ego Konsep diri Anda meliputi sosial, psikologis, dan fisik, serta unsur-unsur karakteristik di lingkungan Anda. • Sumber daya dari konsep diri Dua teori utama konsep diri Anda. pertama, penilaian yang tercermin, bahwa Anda dipengaruhi oleh komunikasi yang Anda terima dari orang lain, terutama ketika fokus pada Anda. Kedua, perbandingan sosial, konten yang Anda pelajari tentang diri Anda dengan membandingkan diri Anda dengan orang lain. 10.1.2 “Diri Yang Anda Ingingkan” Sejauh mana Anda memikirkan diri Anda sendiri sebagai sebuah kegagalan atau kesuksesan, orang yang baik atau buruk, tergantung pada bangsa Anda yang Anda inginkan. Setidaknya ada tiga gambaran dari konsep diri yang Anda inginkan: diri yang ideal, diri yang serius, dan diri yang seharusnya.
  • 71. 10.1.3 “Diri Yang Anda Persembahkan Kepada Orang Lain” Terlepas dari siapakah diri Anda dan ingin menjadi apa Anda nanti, hanya jika Anda memperpersembahkan “diri Anda” kepada orang lain. Tiga faktor tambahan yang mempengaruhi orang yang hadir untuk memepersembahkan kepada orang lain, yakni: kebutuhan yang dirasakan dalam situasi, harapan orang lain, dan tujuan Anda untuk berkomunikasi. 10.2 Persepsi – Inti Komunikasi Persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti persepsi, yang identik dengan decoding daalam proses komunikasi. Untuk lebih paham tentang persepsi, berikut adalah beberapa pengertian persepsi: Brian Fellow: Persepsi adalah proses yang memungkinkan suatu organisme menerima dan menganalisis informasi. Kenneth K. Sereno dan Jennifer Follers: Persepsi adalah sarana yang memungkinkan kita memeperoleh kesadaran akan sekeliling dan lingkungan kita. Philip Goodacre dan Jennifer Follers: Persepsi adalah proses mental yang digunakan untuk mengenali rangsangan. Joseph A. DeVito: Persepsi adalah proses yang menjadikan kita sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indera kita.