Kurikulum pelatihan teknis membahas proses pengembangan kurikulum dan modul pelatihan, meliputi identifikasi kebutuhan pelatihan, penulisan tujuan instruksional umum dan khusus, analisis instruksional, pengembangan materi pelatihan, dan evaluasi pelatihan. Proses ini dimulai dari analisis kebutuhan pelatihan sampai penyusunan modul pelatihan secara sistematis.
2. Definisi Teknologi
Pendidikan
Educational technology is the study and ethical
practice of facilitating learning and improving
performance by creating, using, and managing
appropriate technological processes and resources
(AECT, 2004)
“Teknologi Pendidikan adalah studi (analisis
kebutuhan, penelitian, dan pengembangan) dan
praktek yang etis (pengaplikasian profesi TP
sesuai kode etik) untuk fasilitasi belajar dan
peningkatan kinerja melalui penciptaan,
penggunaan, dan pengelolaan proses teknologis
dan sumber dengan tepat.
3. Contoh peran TP dalam
memfasilitasi belajar, diantaranya:
Membuat/mengembangkan banyak media untuk
membantu anak berkebutuhan khusus dalam
belajar
Membantu bagaimana pemilihan metode
pembelajaran
Untuk membantu memudahkan dan memecahkan
permasalahan belajar peserta didik sesuai dengan
kebutuhan dan karakteristik mereka.
4. Peningkatan kinerja
Memfasilitasi peningkatan pengetahuan dan
wawasan (belajar) para petani secara online
misalnya agar kualitas pekerjaannya dapat terus
meningkat.
Memfasilitasi para karyawan perusahaan agar
tetap bisa belajar disela-sela bekerja, secara
online misalnya, agar kualitas pekerjaannya
terus meningkat.
5. Creating, Using, Managing
Creating: pembuatan web pembelajaran untuk
mengatasi keterbatasan waktu belajar
Using: penggunaan web belajar yang telah
dikembangkan untuk sumber belajar sekaligus
sarana interaksi/komunikasi pembelajaran.
Managing: pengelolaan web secara terencana dan
terorganisasi yang dilakukan oleh staf administrasi.
Sehingga dapat
memperbaiki kekurangan web tsb.
6. Creating :
Menciptakan atau membuat sesuatu
(gagasan/produk/metode) dengan menganalisis
kebutuhan yang ada, shg gagasan/produk tsb dapat
mengatasi masalah yg ada.
Using :
Menggunakan hasil dari proses creating dengan
cara atau metode yg tepat, sehingga mencapai
tujuan yang ditetapkan.
Managing :
mengembangkan, mengatur, mengelola, dan
mengevaluasi hasil dari proses creating dan using,
shg dapat melakukan perbaikan terus menerus
7. Pengertian & Hakekat Kurikulum
Kurikulum adalah semua pengalaman belajar yg diterima
trainee dan mempengaruhi perkembangan pribadi atau
perilakunya di bawah tanggung institusi pendidikan atau
pelatihan.
Kurikulum adl semua pengalaman trainee yang
dirancang, diarahkan, diberikan, dan
dipertanggungjawabkan oleh lembaga pendidikan dan
pelatihan.
Dalam pengertian ini:
Isi kurikulum tidak terbatas pada materi diklat saja.
Isi kurikulum mencakup materi, kegiatan pelatihan, setting
tempat pelatihan dan suasana pelatihan, strategi pelatihan,
serta pengalaman trainee di tempat pelatihan.
Jadi isi kurikulum mencakup seluruh aktivitas pelatihan.
8. Hakekat Kurikulum
Kurikulum merupakan rancangan dan proses pendidikan
yang dikembangkan oleh pengembang kurikulum sebagai
jawaban terhadap tantangan komunitas, masyarakat,
bangsa dan ummat manusia yang dilayani kurikulum
tersebut. (Oliva, 1997)
Komponen Inti Pengembangan Kurikulum:
Tujuan apa yang hendak dicapai dalam pelatihan ?
Pengalaman belajar apa yang hendak diberikan kepada
trainee ?
Bagaimana mengorganisasikan pengalaman trainee agar
mencapai tujuan pelatihan ?
Bagaimana kita tahu bahwa trainee telah mencapai tujuan
pelatihan ?
(Diadopsi dari Tyler, 1950)
9. Pengertian Pelatihan
SETIAP USAHA UNTUK MEMPERBAIKI
PRESTASI KERJA PADA SUATU
PEKERJAAN TERTENTU YANG SEDANG
MENJADI TANGGUNG JAWABNYA (Gomes,
1997).
SERANGKAIAN AKTIVITAS YANG
MEMBERIKAN KESEMPATAN UNTUK
MENDAPATKAN DAN MENINGKATKAN
KETERAMPILAN YANG BERKAITAN
DENGAN PEKERJAAN (Schermerhorn, 1999).
10. Tujuan Pelatihan
MENGEMBANGKAN KEAHLIAN SEHINGGA
PEKERJAAN DAPAT DISELESAIKAN LEBIH
CEPAT DAN EFEKTIF. (Kemampuan Teknis).
MENGEMBANGKAN PENGETAHUAN
SEHINGGA PEKERJAAN DAPAT
DISELESAIKAN SECARA RASIONAL.
(Kemampuan Konseptual).
MENGEMBANGKAN SIKAP SEHINGGA
MENIMBULKAN KERJASAMA DENGAN
TEMAN-TEMAN PEGAWAI DAN PIMPINAN.
(Kemampuan Sosial).
11. Manfaat Pelatihan
Meningkatkan produktivitas
Kenaikan moral kerja
Menghindarkan pekerja dari
kesalahan dan kecelakaan
Kenaikan stabilitas dan fleksibilitas
tenaga kerja
Mengembangkan kemampuan pribadi
12. Ciri Ciri Pelatihan
a. Pemahaman Wacana &
Keterampilan
b. Instruksional
c. Obyeknya seseorang/
sekelompok orang
Pelatihan
a. Memenuhi
Kebutuhan
b. Menciptakan
kebiasaan
c. Hasilnya : Perubahan
13. Jenis Pelatihan
Knowledge Based
Training
Skill Based Training
Wacana Baru
Yang Disosialisasikan
Dengan Tujuan
Pencapaian Tujuan
Perusahaan
Pendalaman
keterampilan
Teknis
Pengembangan Diri
14. ALASAN PENTINGNYA
PELATIHAN
(Hariandja, 2002)
KARYAWAN BARU BELUM MEMAHAMI BENAR
BAGAIMANA MELAKUKAN PEKERJAAN.
PERUBAHAN-PERUBAHAN LINGKUNGAN KERJA
DAN TENAGA KERJA. (Teknologi dan Metode
Baru, perbedaan latar belakang pekerja).
Meningkatkan daya saing perusahaan dan
memperbaiki produktivitas.
Menyesuaikan dengan peraturan-peraturan baru.
15. Proses pelatihan yang kreatif
X
Pelatihan dan
Pengembangan
4. Bagaiman cara
pemberian
pelatihan?
5. Bagaimana
cara mengetahui
efektivitas
pelatihan?
3. Dimana tempat
pelatihan ?
2. Siapa yang
harus dilatih?
1. Pelatihan apa
yang dibutuhkan?
Setiap organisasi atau perusahaan pada saat melaksanakan pelatihan akan
dihadapkan pada pertanyaan – pertanyaan sebagai berikut :
17. PRE TRAINING : Identifikasi
LEVEL ORGANISASI
Tujuan yang ingin dicapai oleh lembaga BKKBN dan juga
apakah ada cukup sumberdaya di dalam organisasi
LEVEL OPERASIONAL
Mengumpulkan informasi mengenai Knowledge,
Skills dan Attitudes (KSA) yang
dibutuhkan oleh lembaga BKKBN,
LEVEL INDIVIDU
Mengukur kompetensi level individu
IDENTIFIKASI
KEBUTUHAN
PELATIHAN
20. LEVEL OPERASIONAL
1. Kualifikasi Pekerjaan yang dibutuhkan perusahaan
2. Mengumpulkan informasi mengenai Knowledge, Skills
dan Attitudes (KSA) yang dibutuhkan oleh perusahaan
22. KEDUDUKAN KURIKULUM DAN
MODUL DALAM PROSES PELATIHAN
KURIKULUM MERUPAKAN OUTPUT DARI TRAINING NEEDS
ASSESSMENT
KURIKULUM MERUPAKAN INPUT UNTUK PROSES
PENYELENGGARAAN PELATIHAN (training implementation)
DAN EVALUASI PELATIHAN (training evaluation).
MODUL ADALAH BAHAN UTAMA DALAM PROSES
PENYELENGGARAAN PELATIHAN YANG INTINYA ADALAH
PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN.
23. RANCANGAN UMUM
KURIKULUM PELATIHAN
Latar Belakang (Analisis Kebutuhan).
Filosofi yang menekankan pada hak-hak peserta.
Kompetensi yang harus dimiliki peserta.
Tujuan pelatihan yang menggambarkan kompetensi SDM setelah
pelatihan.
Jumlah dan kriteria peserta.
Struktur program yang berisikan materi dan alokasi waktu serta
deskripsi singkat setiap materi.
Diagram alir pembelajaran mulai dari pembukaan sampai penutupan.
GBPP yang terdiri atas (1) tujuan pembelajaran; (2) judul materi; (3)
pokok bahasan; (4) sub-pokok bahasan; (5) metode; (6) media; (7) alat
bantu; (8) waktu; dan (9) referensi.
Evaluasi untuk mengukur keberhasilan dan pencapaian tujuan
pelatihan
yang ditetapkan.
Sertifikasi yang menjelaskan persyaratan untuk memperoleh sertifikat.
24. Prosedur Pengembangan
Kurikulum Pelatihan
I. Tahap Identifikasi
(1). Mengidentifikasi Kebutuhan Instruksional dan Menulis Tujuan
Instruksional Umum
(2). Melakukan Analisis Istruksional
(3). Mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal trainee
II. Tahap Pengembangan
(1). Menuliskan TIK
(2). Menuliskan Tes Acuan Patokan
(3). Menyusun Strategi Pelatihan
(4). Mengembangkan Bahan Pelatihan (Modul Pelatihan)
III. Tahap Mengevaluasi dan Merevisi
(1) Menyusun desain dan melaksanakan evaluasi formatif, yang
termasuk di dalamnya kegiatan merevisi
25. Identifikasi kebutuhan instruksional
merupakan suatu proses untuk:
1. Menentukan kesenjangan penampilan karyawan yang
disebabkan kekurangan kesempatan mendapatkan pelatihan
pada masa lalu.
2. Mengidentifikasi bentuk pelatihan atau kegiatan instruksional
yang paling tepat.
3. Menentukan populasi sasaran yang dapat mengikuti kegiatan
pelatihan atau intruksional.
Kebutuhan Instruksional
Kebutuhan instruksional yaitu: daftar pengetahuan,
ketrampilan, dan sikap yang belum dikuasai
karyawan dan perlu dikuasai
26. Identifikasi kebutuhan diklat
Sasaran: Warga Masyarakat dan Karang Taruna Peternak
Ayam Potong di Kabupaten Sleman.
Mengidentifikasi Kebutuhan Instruksional
1. Adanya Kesenjangan Kebutuhan Produksi Daging Ayam
Semua waktu yang dibutuhkan untuk membesarkan ayam
potong yang siap panen adalah 8 minggu. Dari 100 bibit
ayam dalam 8 minggu seharusnya mampu menghasilkan
produksi ayam potong 300 kg daging. Pada beberapa
waktu ini produksi ayam potong mengalami penurunan
produksi dari target yang ditetapkan.
27. Identifikasi kebutuhan diklat
2. Penyebab Menurunnya Produksi Ayam potong dikarenakan
beberapa hal sebagai berikut:
a. Dari Ayam Potong itu sendiri
1). Keadaan pada ayam (ayam banyak yang sakit)
Hal ini disebabkan adanya penyakit yang sedang menjangkit atau
bersumber dari bibit yang didatangkan kurang berkualitas.
2). Stress pada Ayam
Stress yang terjadi pada ayam bisa ditimbulkan dari adanya
bermacam-macam suara gaduh dilingkungan kandang ayam.
b. Dari Peternak itu Sendiri
1). Pemberian komposisi makanan yang kurang tepat.
2). Pembersihan kandang yang tidak optimal
3). Pembersihan peralatan yang kurang steril
4). Pembuatan kandang yang kurang baik, dari segi kesehatan..
29. Menulis
Tujuan Instruksional Umum
TIU mrpkn jenis pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang
masih bersifat umum atau garis besar.
Contoh TIU :
Peserta Diklat akan dapat memelihara ayam potong dengan
teknis yang benar.
31. Contoh Hasil Analisis
Instruksional
Memelihara
Ayam Potong
Pembersihan
Kandang
Pemberian Pakan Perawatan
Ayam Potong
Sistem Pemberian
Pakan
Komposisi
Makanan
Ayam Dewasa
Ayam Kecil atau
Bibit
Analisis intruksional
32. Mengidentifikasi Perilaku Awal
dan Karakteristik Trainee
Tujuan Identifikasi Perilaku Awal
Trainee
adalah untuk dijadikan pedoman untuk
menetapkan perilaku-perilaku khusus
yang tidak perlu diajarkan lagi dan
perilaku-perilaku khusus yang masih
perlu diajarkan.
33. Mengidentifikasi Perilaku Awal Trainee
Diklat Pemeliharaan Ayam Potong
No Perilaku Khusus baik cukup sedang kurang buruk
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Cara membersihkan
kandang
Pembersihan peralatan
Pemberian komposisi
makanan
Sistem Pemberian pakan
Perawatan ayam dewasa
Perawatan ayam bibit
V
-
-
-
-
-
-
V
-
-
-
-
-
-
-
-
V
V
-
-
V
-
-
-
-
-
-
V
-
-
34. Mengidentifikasi Karakteristik Awal
Trainee Diklat Pemeliharaan Ayam Potong
1.Berlatar Belakang Pendidikan SLTA
2.Peserta merupakan warga
masyarakat pedesaan
3.Bahasa yang dikuasai bahasa
Indonesia, Jawa
4.Usia rata-rata 20 – 30 tahun
5.Minat memelihara ayam rendah
6.Memiliki media radio dan televisi di
rumah.
35. Menuliskan Tujuan
Instruksional Khusus
TIK harus dirumuskan secara jelas, spesifik, dan
dapat diukur .
Isi materi pelatihan dikembangkan berdasarkan TIK
Metode pelatihan dipilih berdasarkan perilaku yang
ada dalam TIK
36. Contoh penulisan TIK (KD)
Melalui Diklat peserta diharapkan dapat:
1. Merawat ayam potong dengan benar.
2. Memberi makan ayam potong dengan benar.
3. Memberi makan ayam pada bermacam-macam
umur dengan benar
4. Memelihara ayam pada bermacam-macam
umur dengan benar.
5. Membersihkan kandang ayam dengan benar
6. Membersihakan peralatan dengan benar
7. Membuat kandang ayam dengan benar.
37. Menyusun Tes Acuan Patokan
• Tes yang seharusnya disusun adalah tes untuk
mengukur tingkat pencapaian peserta terhadap
perilaku yang terdapat dalam TIK, bukan berdasarkan
isi materi diklat yang telah diajarkan.
• Tiap-tiap butir tes yang relevan dengan TIK adalah
valid digunakan
Tingkat Penguasaan Peserta =
(skor yang dicapai) dibagi (skor maksimum) X 100%
38. Strategi Pembelajarn
Mengandung empat pengertian sebagai berikut:
Urutan kegiatan pembelajaran, yaitu urutan kegiatan instruktur
dalam menyampaikan isi pelatihan kepada peserta;
Metode pembelajaran, yaitu cara instruktur mengorganisasikan
materi pelatihan dan peserta diklat agar terjadi proses belajar
secara efektif dan efisien;
Media pembelajaran, yaitu peralatan dan bahan instruksional yang
digunakan instruktur dan peserta dalam kegiatan diklat;
Pengelolaan Kelas: kerja kelompok, individual, klasikal, indoor, out
door
Waktu yang digunakan oleh instruktur dan peserta dalam
menyelesaikan setiap langkah dalam kegiatan diklat
39. Beberapa Contoh Strategi
Pengelolaan Kelas
1.Huddle group
- Tentukan isu utama
- Turunkan isu utama menjadi beberapa sub-isu
- Bentuk kelompok untuk membahas sub-isu
- Kelompok memiliki pimpinan / ketua
Central Issue
Training Participants
X
Y
Z
40. 2.Phillips 66
- Tentukan isu diskusi
- Bentuk kelompok beranggotakan 6 orang / kelompok
- Tentukan 2 atau 3 putaran diskusi
- Ubah komposisi anggota kelompok pada setiap sesi
- Peserta mendapat beberapa kesimpulan dari isu yg
sama
P-1 P-2
41. 3.Fish-bowl
- Peserta terbagi menjadi 2 kelompok
- Kelompok 1 (Fish) mendiskusikan isu utama dan
mencoba memecahkan permasalahan
- Kelompok 2 (Bowl) mengamati jalannya diskusi
kelompok 1: isu yang berkembang, proses pemecahan
masalah, peran anggota kelompok, perilaku anggota,
dan lainnya
- Di akhir sesi, masing – masing kelompok
mengemukakan hasil diskusi
42. Interaksi
Demonstrasi cara – hasil
- Umumnya digunakan untuk pelatihan technical skill
- Peserta diajak untuk memahami suatu cara melakukan
sesuatu,
tahap demi tahap
- Peserta mempraktekan tahapan tersebut
- Hasil yang diperoleh peserta didiskusikan bersama
- Contoh: a. Pelatihan teknik menjual
b. Pelatihan software komputer
c. Pelatihan teknik komunikasi
d. Pelatihan teknik memotivasi
43. Interaksi
Simulasi
- Bentuk penyederhanaan situasi
- Peserta belajar dari situasi yang dialaminya
- Dapat dilakukan individual maupun kelompok
- Umumnya digunakan pada pelatihan soft-skill dan
managerial skill
Contoh:
a. Pelatihan team building
b. Pelatihan problem solving
c. Pelatihan leadership
44. Interaksi
Permainan
- Aktivitas dilakukan dengan cara yang FUN
- Modifikasi dari simulasi dan demonstrasi
- Menghilangkan kejenuhan, memperkuat pemahaman
- Sangat sesuai digunakan untuk pelatihan di luar ruangan
Tips
Simple
Unique
Competitive
Rewarding
45. DIAGRAM ALIR PROSES PEMBELAJARAN
PEMBUKAAN
PERKENALAN DAN
HARAPAN
Building Learning Comitment
WAWASAN
Kehijakan,
Peraturan
METODE
Peserta Aktif
METODE
Peserta Akltif
KETERAMPILAN
Relevan dengan
materi pelajaran
PRAKTEK KERJA
LAPANGAN
RENCANA
TINDAK LANJUT
EVALUASI
PENUTUPAN
47. EVALUASI PELATIHAN
EVALUASI TERHADAP PESERTA
Evaluasi Formatif (pada saat kelas berakhir untuk perbaikan)
Evaluasi Sumatif (Pada akhir sesi pelatihan, untuk menentukan
peringkat, sertifikasi, kemajuan atau penilaian terhadap efektivitas
kurikulum dan perencanaan pelatihan).
Evaluasi Portofolio (Catatan, kumpulan hasil karya peserta
yang didokumentasikan secara baik dan teratur).
EVALUASI TERHADAP
FASILITATOR/PELATIH
(mengetahui kemampuan fasilitator/pelatih dalam menyampaikan materi
sesuai dengan tujuan).
EVALUASI TERHADAP PENYELENGGARA
(mengetahui pelaksanaan administrasi pelatihan).
48. SERTIFIKASI
JELASKAN SERTIFIKASI YANG AKAN DIBERIKAN KEPADA
PESERTA YANG TELAH MENGIKUTI PELATIHAN YANG
TERAKREDITASI SERTA MEMENUHI KETENTUAN YANG
BERLAKU.
CONTOH :
Peserta yang telah mengikuti pelatihan sekurang-kurangnya 90%
dari alokasi waktu pelatihan serta dinyatakan berhasil
berdasarkan hasil evaluasi belajar, maka mendapatkan 2 (dua)
angka kredit.