Tugas Rangkuman
Judul Buku : Teknik Presentasi dan Negosiasi
Pengarang : Drs. Zen Achmad, MM
Program Studi: Ekonomi Manajemen
Universitas Krisnadwipayana
Dosen Pengampu : Dr. P. Eddy Sanusi S, SE. MM
1. TEKNIK PRESENTASI DAN NEGOSIASI
Disusun Oleh
ROIHATUL JANNAH
NIM 1634026065
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA
2017
2. BAB I
Pendahuluan
A. Latar belakang
Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan
berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik
dalam kehidupan sehari-hari dirumah tangga, di tempat pekerjaan, di
pasar, dalam masyakarakat atau di mana saja manusia berada. Tidak ada
manusia yang tidak akan terlibat dalam komunikasi.
Pentingnya komunikasi bagi manusia tidaklah dapat dipungkiri
begitu juga halnya bagi suatu organisasi. Dengan adanya komunikasi
yang baik suatu organisasi dapat berjalan lancar dan berhasil dan begitu
pula sebaliknya, kurang tidaknya komunikasi dalam organisasi
menentukan kinerja dalam suatu instansi ataupun lembaga.
Komunikasi yang efektif adalah penting bagi semua organisasi.
Oleh karena itu, para pimpinan organisasi dan para komunikator dalam
organisasi perlu memahami dan menyapurkan kemampuan komunikasi
mereka (kohler 1981). Untuk memahami komunikasi ini dengan mudah
perlu terlebih dahulu mengetahui konsep-konsep dasar komunikasi.
Komunikasi merupakan proses penyampaian suatu pesan oleh
seseorang kepada yang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah
sikap, pendapat, atau perilaku baik langsung secara lisan maupun tak
langsung.
Public speaking juga dianggap sebagai sarana komunikasi.
Indikasi bahwasanya seorang public speaking sebagai sarana, karena hal
tersebut merupakan wadah bergulirnya percakapan yang memerlukan
umpan balik. Siapa saja yang terlihat atau berada dalam wadah tersebut ?
dalam dunia komunikasi terdiri dari komunikator, pesan, dan komunikan.
3. Dalam dunia usaha ada peluang dimana menghadapi saat-saat
terjadinya tuntunan konsumen terhadap hasil pruduksi, bahkan kerja
lembaga atau organisasi selalu mendapat sorotan masyarakat. Di sinilah
peranan PR sebagai seorang public speaking dengan menggunakan
teknik presentase.
Efektivitas presentase bagi seorang public speaking maupun
public relation sangatlah besar. Indikasi tersebut menandakan
bahwasanya presentasi sangat menuntukan keberhasilan dalam
membujuk, mempengaruhi, dan mempersuasif audiens. Oleh karena itu,
seorang praktisi humas ataupun public speaking harus mampu mengalisa
dan menguasai teknik-teknik presentasi
B. Rumusan masalah
1. Apa yang di maksud presentasi.
2. Tujuan presentasi.
3. Model dan teknik presentasi.
4. Apa yang dimaksud Negosiasi.
5. Macam- macam Negosiasi.
6. Implikasi Komunikasi dalam Negosiasi
C. Tujuan
Sebagaimana hakekatnya, makalah ini bertujuan agar kiranya teknik
presentasi dapat di mengerti dan di pahami dari berbagai sudut pandang
dan juga dapat menjadi referensi bagi mahasiswa dalam meningkatkan
teknik-teknik dalam presentasi dan Negosiasi.
4. BAB II
Pembahasan
A. Presentasi
Presentasi secara harfiyah artinya penyajian, perkenalan,
pertunjukan dan pemberian. Kata dasarnya present yang artinya
pemberian, hadiah, hadir, sekarang dan menghadirkan
Menurut istilah, presentasi adalah aktivitas menunjukkan,
menggambarkan, atau menjelaskan sesuatu kepada sekelompok orang.
Dengan demikian, presentasi merupakan suatu kegiatan berbicara
di hadapan audiens pada sebuah kegiatan pengajuan topik, pendapat
atau informasi kepada orang lain.
B. Tujuan presentasi
Adapun tujuan dari dilakukannya presentasi menurut jalaluddin
Rakhmat terdiri dari tiga hal, yakni :
1. Memberitahukan (informatif) ditunjukkan untuk menambah
pengetahuan pendegar. Komunikasi di harapkan akan memperoleh
penjelasan, menaruh minat dan memiliki pengertian tentang persoalan
yang dibicarakan, missal, memberitahu beberapa ketentuan
penggunaan “Bendera kebangasan Indonesia”
2. Memengaruhi (persuasive), ditunjukan kepada orang mempercayai
sesuatu, melakukannya atau terbakar semangatnya. Keyakina,
tindakan dan semangat adalah bentuk reaksi yang diharapkan.
3. Menghibur (reaktif). Perhatian, kesenangan, dan humor adalah reaksi
pendengar yang diharapkan. Bahasanya enteng, segar dan mudah
dicerna.
5. C. Teknik presentasi
Berikut ini teknik presentasi yang perlu di perhatikan pada saat akan
berpresentasi dan saat berpersentasi.
1. Menentukan topik
Merumuskan judul erat kaitannya dengan pemilahan topik. Kriteria
topik menurut Jalaluddin Rakhmat sebagai berikut: topik sesuai
dengan latar pengetahuan, menarik minat pendengan sesuai dengan
pengetahuan pendengar, topic harus jelas ruang lingkup dan
pembatasannya, sesuai dengan waktu dan situasi, dapat ditunjang
dengan bahan yang lain.
Judul yang baik memenuhi tiga syarat:
a. Relevan, artinya ada hubungan dengan pokok bahasannya.
b. Provoaktif, ialah menimbulkan hasrat ingin tahu dan antusiasme
pendengar.
c. Singkat, berarti mudah ditangkap maksudnya, dan mudah dingat.
2. Menentukan tujuan
Hal yang perlu diperhatikan dalam presentasi adalah tujuan
dilakukannya presentasi ini untuk apa. Apakah untuk memberikan
informasi ? untuk mempengaaruhi orang lain ? ataukah hanya untuk
memberikan kesan yang baik kepada orang lain ?
Menurut G.Sukadi (1995) tujuan menyapaikan topik dapat
dibedakan dalam 5 tujuan sebagai berikut:
a. Tujuan memberitahu. Public mengetahui sesuatu yang akan
disampaikan. Penjelasan dari badan meteorology dan Geofisika-BMG,
mengharapkan masyarakat tetap waspada akan bahaya alam yang
mengancam.
b. Tujuan mendorong. Kita member semangat, inspirasi dan kegairahan
kepada public, agar semangat public bangkit dan mempunyai
keinginan menyelesaikan pokok pembicaraan yang disampaikan.
6. Bagaimana mengatasi lumpur di daerah sidoarjo yang tak henti-
hentinya, para tokoh masyarakat mendoronh masyarakat sekitar untuk
membuat tanggul secara gotong royong.
c. Tujuan meyakinkan. Public yakin tentang kebenaran sesuatu. Misal
coba-cobaan yang menimpa Negara kita adalah suatu hikmah, bahwa
ada petunjuk yang perlu dipelajari dari malapetaka itu.
d. Tujuan bertindak. Publik diharapkan berbuat atau bertindak sesuai
dengan harapan.
e. Tujuan menghibur. Pubik diharapkan terhibur, bergembira, dan
senang. Pesan-pesan agar hidup rukun dan damai, disajikan secara
humor, dengan menyajikan beberapa adegan yang menimbulkan tawa
dari penonton.
Jadi, Pastikan setiap orang mengetahui tujuan dilakukannya
presentasi ini. Dan seorang publik speaking haruslah memasukkan segala
hal, baik itu materi, gestuk, dan lainnya yang pantas dan berhubungan
dengan tujuan dilakukannya presentasi ini.
3. Kenali audiensi
Seorang komunikator harus tau betul audiensnya siapa. Dari
kalangan mana, pejabat, pegawai negeri, petani, guru, mahasiswa, anak
sekolah dasar dsb. Agar proses penyampaian pesan dalam sebuah
presentasi dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan.
4. Persiapkan materi dan bahan
Tentukan point-point apa yang ingin disampaikan, informasi seperti
apa,dan kuasai materi dan kalau perlu sisipkan beberapa contoh
pendukung yang berkaitan dengan topic presentasi anda.
5. Menimbulkan rasa ingin tau
Buat audiens penasaran dengan apa yang anda presentasikan.
Tunjukkan hal-hal yang nampak dalam visualisasi suara agar tercipta
theatre of mind di benak audiens.
7. 6. Penyampain dan pemilahan kata
Cara penyampain harus berwibawa, sopan dan tidak terburu-buru.
Penggunaan kata kerja aktif, bukan yang pasif dalam presentasi juga
menunjang efektivitas presentasi itu sendiri, misalnya “ kami
membutuhkan bantuan anda” dari pada “bantuan anda kami perlukan”.
Hal tersebut menjelaskan secara tegas bahwa anda membutuhkan
bantuan mereka segara tanpa.
7. Jangan membacakan materi
Kuasai materi sepaham mungkin, penyampai materi dengan gaya
mebacakan materi terkadang membuat audiens kurang percaya terhadap
kredibilitas anda sebagai komunikator
8. Sering melakukan kontak mata
Menurut Eguene Ehrilch & Gene R.Hawes, ada tiga praktik dalam
menggunakan kontak mata sebagai berikut:
a. Pandanglah tepat pada matanya. Ini berarti pembicara secara terus
menerus memandang pendengar. Pandangan bukan pada dahinya,
mulutnya, tapi matanya. Ini dinamakan kontak mata
sungguhan. Kontak mata sesungguhkan memudahkan pembicara
untuk menyampaikan maksudnya secara tepat dan mudah
mengetahui apakah pendengar mengerti yang sedang menjadi bahan
pembicaraan. Dengan demikian, pembicara dapat mengubah pola
bicaranya.
b. Kontak mata dengan sekelompok orang, membuat mereka merasa
sungguh-sungguh diperhatikan oleh pembicara. Untuk satu pendegar,
adakan kontak khusus dengan satu kalimat utuh, jangan sampai
terbagi. Begitu selesai kalimat, berilah kepada pendengar lain dengan
kontak mata khusus. Bagaimana jika pendengarnya ribuan, pembicara
akan berpaling ke kanan dan ke kiri. Gerekan kepala dan mata si
pembicara inilah yang menyebabkan hadirin merasa pembicara
memandang tepat pada mata mereka.
8. c. Berbicara lewat mata. Bila ingin menyampaikan sesuatu yang hangat,
biarlah mata kita yang menunjukkan kehangatan itu. Perasaan atau
emosi apa pun yang akan disampaikan, dukunglah penyampaian itu
dengan bantuan mata, sehingga pendengar lebih percaya.Jangan
alihkan pandangan anda sesering mungkin. Lihatlah audiens dengan
cara yang tidak agresif. Pandanglah mereka seperti anda memandang
mereka ketika melakukan percakapan biasa.
9. Alat peraga dan penggunaan gambar
Penggunaan alat peraga sebagai sarana penunjang efektivitas
presentasi juga berperan dalam mencapai tujuan seperti power point,
rekaman audio, video, dan lainnya.
10. Penampilan
Perhatikan penampilan anda, usahakan berpakaian yang sesuai,
hindari berpakaian ketat yang menghalangi gerakan anda.
Model komunikasi
Ada tiga model presentasi yang kita kenal yakin;
1. Model persuasive
Persuasif artinya merayu, membujuk, menghimbau. Contoh model
presentasi ini adalah memperkenalkan produk baru dalam kegiatan
marketing, pengarahan pada masyarakat, ceramah/presentasi di bidang
kerohanian (agama), dan sebagainya. Model presentasi ini, presenter
tidak secara langsung memperoleh hasil atau jawaban dari audience
apakah presentasi yang disampaikan dapat diterima/disetujui dan
ditindaklanjuti oleh target penerima informasi atau tidak.
2. Model informative
Contoh model ini di antaranya seorang manager yang sedang
mempresentasikan status dari sebuah proyek atau rangkaian pekerjaan
yang ditugaskan kepadanya, Laporan Finansial, atau Kebijaksanaan
pemasaran, penyampaian proposal untuk meminta dana.
9. Hasil presentasi model ini sangat menentukan, apakah idenya diterima
atau tidak. Selain itu, presenter akan menerima pertanyaan atau
memberikan pertanggungjawaban secara langsung terhadap apa yang
disampaikan kepada audience-nya.
3. Model presentasi pelatihan
Model Presentasi Pelatihan/Training Misalnya pelatihan yang diberikan
kepada karyawan baru, pelatihan yang diberikan sehubungan dengan
akan diterapkannya sistem ISO, pelatihan kepada para pengajar
sehubungan adanya sistem pengajaran yang baru, dan sebagainya
D. Negosiasi
Negosiasi berasal dari kata negotiate yng berasal dari bahasa
inggris yang berarti perundingan. Sementara pengertian perundingan
adalah upaya untuk menyatukan antara dua pihak atau lebih. dan
pengertian tersebut diambil kesimpulan bahwa factor – factor di dalam
negosiasi ada tiga factor, yaitu :
1. Adanya dua kelompok atau lebih yang ingin bernegosiasi;
2. Adanya permasalahan yang dibahas; dan
3. Masing – masing pihak menghendaki titik nemu terhadap permasalahan
yang dibahas.
E. Macam – Macam Negosiasi
Negosiasi terdiri bermacam – macam, tergantung dari sudut
mana kita memandangnya. Dilihat dari bentuk kepribadian orang yang
melakukan negosiasi, negosiator dapat dikelompokkan menjadi empat
bentuk kepribadian, yaitu :
1. Tipe Negosiator tekanan tinggi
Tipe Negosiator tinggi adalah suatu jenis karakter negisiator yang
berusaha memaksakan pendapatnya kepada pihak lain.
10. 2. Tipe Negosiator terima atau tidak
Tipe Negosiator terima atau tidak biasanya timbul karena negosiator
kurang memiliki rasa atau sense of belong terhadap tujuan presentasi. tipe
ini terlihat dari sikap negosiator yang tidak perduli terhadap sikap dirinya
maupun sikap negosiator lain dan berfikiran diterima syukur tidak diterima
tidak apa-apa toh ia tidak rugi apa-apa
3. Tipe Negosiator yang lemah
Tipe Negosiator yang lemah terlihat dari hasil negosiasi, Ia cendung
menerima argument lawan negosiasi tanpa memperhitungkan situasi dan
kondisi dirinya. ciri-ciri tipe negosiator ini adalah ramah, penuh perhatian
dan mempunyai rasa empati tinggi kepada pihak lain.
4. Tipe negosiator ideal
Tipe negosiator ideal merupakan gabungan dari kelebihan tipe lainnya di
atas. Hasil dari tipe negosiator ideal mudah dikatakan, tetapi sulit untuk
menentukan bagaimana proses mengatasinya. ini terjadi karena setiap
negosiator mempunyai gaya atau style sendiri sendiri. tipe negosiator
ideal adalah tipe negosiator yang mampu menghasilkan negosiator yang
menyenangkan pihak-pihak yang terlibat di dalamya
F. Implikasi Komunikasi Dalam Negosiasi
A. Pengertian Konflik
Konflik adalah ketidaksesuaian pandangan antara satu pihak
dengan pihak lainnya karena menggunakan sumber daya yang sama
atau karena mempunyai pandangan yang berbeda mengenai nilai,
moral, tatanan, aturan, pendapat,dan sebagainya. Dari definisi
tersebut dapat diambil kesimpulan, bahwa sumber konflik ada dua,
yaitu persamaan dan perbedaan. Digunakannya suatu sumber saya
yang sama berpeluang menimbulkan konflik, terutama bila sumber
tersebut mengalami masalah, masing masing pihak saling
menyalahkan. Perbedaan pandangan juga berpeluang tinggi
menimbulkan konflik.
11. Tidak semua orang menerima perbedaan dengan lapang dada. Ego
dan harga diri selalu mengutamakan pendapatnya sehingga
meremehkan pandangan pihak lain. Pada kondisi inilah konflik
berpeluang tinggi untuk muncul.
Mengapa konflik dipelajari pada mata bahasan negosiasi? Karena
negosiasi adalah proses merundingkan kepentongan antara berbagai
pihak, dan seperti tergambar di atas konflik tidak dapat dihindari.
Tujuan utama adalah agar mahasiswa mampu mengidentifikasi dan
menyelesaikan konflik dengan resiko seminim mungkin. Di samping
Itu ada beberapa alasan yang mendasarinya, diantaranya:
a. Untuk mempersiapkan mahasiswa dalam persaingan di dunia
kerja, karena persaingan berpeluang tinggi menimbulkan konflik,
sehingga mahasiswa dapat bersiap menghadapinya,
b. Untuk mengingatkan kembali, bahwa kekerasan dan pertentangan
tidak dapat menyelesaikan masalah dengan baik
c. Sebagai bahan persiapan sebagai penengah, bila suatu waktu
dibutuhkan penengah konflik yang dapat dipercaya kedua belah
pihak,
d. Untuk menghindari kesalahan persepsi, bahwa konflik selalu
merugikan karena ada beberapa jenis konflik yang justru
meningkatkan produktivitas kerja.
Ada beberapa anggapan mengenai konflik. Anggapan tersebut
tentu saja disebabkan oleh pengalaman dan pola pikir penganutnya .
anggapan terhadap konflik adalah :
1. Pandangan tradisional
Penganut pandangan tradisional berpendapat bahwa konflik
sebaiknya tidak terjadi karena konflik terbukti hanya akan
memperburuk keadan dan berpengaruh negatif terhadap kinerja.
Penganut teori ini berpendapat bahwa organisasi harus
mengupayakan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi konflik
didalamnya.
12. 2. Pandangan hubungan kemanusiaan
Penganut pandangan hubungan kemanusiaan mempunyai
pandangan berbeda dengan pandangan berbeda dengan
pandangan tradisional. Ia berpendapat bahwa konflik merupakan
kejadian yang tidak mungkin dihindari dalamsetiap kegiatan. Yang
harus dilakukan adalah bagaimana mengupayakan konflik
sehingga tidak mengganggu kinerja.
3. Pandangan Interaksi
Penganut pandangan interaksi mempunyai perbeadaan
pandangan yang radikal. Ia berpandangan bahwa konflik justru
perlu dikembangkan agar terjadi produktivitas tinggi. Tidak ada
produktivitas tanpa konflik. Pihak manajemen justru harus
berperan menciptakan konflik-konflik baru. Satu sisi lagi yang
harus diperbuat adalah membuat aturan main (rule of the game
yang jelas dan adil.
B. Macam-Macam Konflik
Hal lain yang perlu kita pahami adalah macam-macam konflik.
Pemahaman ini akan menuntun kita mengetahui sumber
permasalahannya. Dilihat dari penyebabnya pada diri individu konflik
dapat dibagi menjadi empat jenis yaitu:
1. Konflik Peranan (persen rote conflict
Konflik Peranan adalah konflik yang terjadi bila sesorang tidak
menerima aturan atau pedoman organisasi sehingga ia
memutuskan tidak menggunakan peraturan yang berlaku. Jenis
konflik ini dapat diatasi dengan pemahaman tujuan peraturan
perusahaan dan upaya peneguhan loyalitas pada organisasi, hal
itu tentu sajalebih dipermudahjika aturan yang ada tidak
bertentangan dengan aturan umum atau hukum yang berlaku.
2. Konflik antar peranan adalah konflik yang terjadi bila seseorang
memegang peranan yang fungsinya bertentangan. Konflik terjadi
karena sebagai A ia harus A, sementara sebagai B ia harus B.
13. Konflik ini dapat diatasi dengan menata ulang organisasi sehingga
tidak terjadi pertentangan fungsi didalamnya.
3. Konflik karena harapan harapan beberapa pihak (intersender
conflict)
Konflik ini timbul bila sesorang harus memenuhi harapan
beberapa pihak. Harapan pihak pihak tersebut dapat sama dapat
pula bertentangan.
4. Konflik karena informasi (information conflict)
Konflik yang timbul karena suatu pihak mendapatkan informasi
yang saling bertentangan. Konflik ini dapat diselesaikan dengan
pedoman dasar pihak yang informasinya dapat dijadikan dasar
dalam pengambilan keputusan.
Sementara dilihat dari sumber utama terjadinya konflik pada
suatu organisasi March dan Simon mengungkapkan ada enam
sumber utama konflik, yaitu :
1. Kebutuhan untuk membagi sumber daya yang terbatas
Terjadi bila suatu sumber dipergunakan oleh dua pihak atau lebih.
2. Perbedaan Tujuan
Perbedaan tujuan berpeluang tinggi menimbulkan konflik,
terutama bila pihak pihak yang terlibat menemukan sumber daya
tertentu.
3. Saling Ketergantungan pada kegiatan kegiatan kerja
Dilihat dari proses terjadinya dibagi dua, yaitu karena
pekerjaan tidak dapat dilakukan sendiri atau karena tugas
mengharuskannya. Apapun penyebabnya, bila terjadi kesalahan
selalu dilakukan evaluasi , dipos manakemungkinan kemacetan
terjadi. Peluang konflik terjadi karena masingmasing pihak
cenderung membela kinerjanya dan menyalahkan pihak lain
4. Perbedaan nilai nilai dan persepsi persepsi
Setiap individu mempunyai pedoman nilai dan persepsi sendiri
sendiri. Nilai dan persepsi tersebut merupakan hasil didikan,
14. bimbingan dan budaya selama ini sehingga dibawah sadarnya
timbul ego bahwa nilai dan persepsi dirinyalah yang paling baik.
Kerjasama dan negosiasi memerlukan kompromi, bila kompromi
tidak tercapai, konflik dapat ditimbulkan. Sering tmbul dibawah
sadar bahwa karena orang sukulah yang sulit diajak bekerja sama
sehingga tujuan tidak tercapai.
5. Fungsi ganda organisasi
Sering terjadi pada organisasi yang mempunyai tujuan ganda.
6. Gaya gaya individual
Gaya individual biasanya relatif sama untuk golongan usia
tertentu. Golongan muda dengan gayanya sendiri, demikian pula
dengan golongan tua. Konflik terjadi bila terjadi pandangan
berbeda diantara kedua belah pihak yang bersifat prinsip.
Dilihat dari pihak-pihak yang terlibat dalam konflik, konflik dapat dibedakan
menjadi kelompok, yaitu:
1. Konflik dalam diri individu
2. Konflik antara individu dalam organisasi
3. Konflik antara individu dengan kelompok
4. Konflik antarkelompok di dalam organisasi yang sama
5. Konflik antarorganisasi
Bila dilihat dari hasil yang didapatkan dari sebuah konflik, konflik dapat
dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu:
1. Konflik fungsional
Konflik fungsional adalah konflik yang mendukung kinerja organisasi.
Konflik fungsional sering pula disebut dengan kompetisi. Konflik
fungsional timbul pada organisasi yang relatif matang sehingga rule
of the game atau aturan main menjadi acuan dan anutan pihak-pihak
yang berkonflik. Liga inggris, Liga Italia, Liga Jerman, Piala Davis,
Turnamen ATP, dan sejenisnya menjadi menarik dan berprestasi
tinggi karena persaingan atau konflik antar peserta begitu tingginya.
15. Masing-masing pihak ingin lebih baik daripada lainnya dengan tetap
berpedoman terhadap sportifitas.
Sanksi terhadapa pelanggaran sportivitas, seperti dopping,
pelanggaran aturan main, dan sebagainya diterapkan dan dipatuhi
oleh masing-masing pihak. Mengapa liga Indonesia contohnya, tidak
dapat meniru hal tersebut? Permasalahan yang paling mendasar
adalah pada keberanian untuk menerima kekalahan dan memenuhi
aturan setiap pihak yang berkompetisi. Keraguan-raguan terhadap
efektivitas rule of the game merupakan embrio konflik disfungsional.
2. Konflik disfungsional
Konflik disfungsional adalah konflik yang menurunkan kinerja
organisasi. Ada beberapa alasan mengapa konflik menjadi
disfungsional, diantaranya:
a. Tidak adanya aturan main atau rule of the game yang jelas
sehingga masig-masing pihak memberikan pembenarannya
terhadap tindakannya.
b. Tingkat emosional yang begitu tinggi sehingga menghilangkan
sifat sportivitas.
c. Belum siapnya salah satu atau kedua belah pihak menerima
perbedaan, sehingga perbedaan dianggap sebagai perlawanan.
d. Berperannya faktor eksternal di luar konflik yang membuat
konflik yang terjadi mempunyai intensitas lebih.
Apapun jenis konflik yang terjadi, setiap konflik atau ketegangan
menimbulkan gejala-gejala yang relatif sama. Gejala tersebut
diantaranya
1. Timbulnya kekompakan di antara anggota-anggota kelompok yang
terlibat di dalam konflik.
2. Munculnya pimpinan dengan sendirinya di antara kelompok-
kelompok tersebut.
3. Ada gangguan terhadap persepsi atau nilai yang dianut kelompok
lain.
16. 4. Perbedaan pandangan di antara masing-masing kelompok yang
berkonflik semakin tinggi, sementara perbedaan antara indivisu-
individu di dalam kelompok semakin kecil.
5. Ketidakmampuan berfikir dan menganalisis masalah secara jernih
dan objektif.
C. Cara Penyelesaian Konflik
Konflik, terutama konflik disfungsional harus dikelola dengan
baik tujuannya adalah agar efek merugikannya semakin sedikit.
Sementara konflik fungsional harus dijaga jangan sampai berubah
menjadi konflik disfungsional. Dibawah ini merupakan teknik-teknik
penyelesaian konflik yang biasanya dilakukan. Harap diingat, bahwa
tidak ada satupun metode yang paling baik, dan tidak ada pula yang
paling buruk.
Semua metode baik jika diterapkan secara tepat sesuai
kebutuhan organisasi, sementara metode disebut tidak tetap bila
dilakukan sebaliknya. Untuk itu pemahaman mengenai SWOT
(Streght, Weekness, Opportunity, dan Threath atau kekuatan,
kelemahan, kesempatan dan ancaman pihak penyelesaian konflik
sangat berperan. Teknik-teknik yang sering dipergunakan sebagai
dasar penyelesaian konflik di antaranya:
1. Konfrontasi,
2. Menggunakan tujuan,
3. Pembahasan sumber daya,
4. Penghindaran,
5. Penghalusan,
6. Kompromi,
7. Pemaksaan,
8. Mengubah struktur organisasi yang menimbulkan konflik.
17. BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Presentasi merupakan suatu kegiatan berbicara di hadapan audiens
pada sebuah kegiatan pengajuan topik, pendapat atau informasi
kepada orang lain.
2. Tujuan presentasi menurut Jalalluddin Rakhmat terdiri dari tiga
yakni, informative, persuasive, dan reaktif
3. Penentuan judul erat kaitannya dengan topic. Bila topik adalah pokok
pembahasan, maka judul adala nama yang diberikan untuk pokok
bahasan. Suatu judul yang baik memenuhi tiga syarat, yaitu relevan,
provoaktif, dan singkat.
4. Penggunaan teknik presentasi sangat penting bagi publik speaking.
Kontak mata, penampilan, tujuan presentasi, penggunaan alat peraga,
kontak mata, materi dan bahan merupakan penunjang efektivitas
presentasi.
Saran
Seorang public speking hendaknya senantiasa memperhatikan
teknik-teknik presentasi. agar kiranya presentasi dapat berhasil atau
sukses, minimal sedikit mencegah hambatan-hambatan yang akan terjadi
pada presentasi