Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
Multivibrator Bistabil
1. MULTIVIBRATOR BISTABIL
Disusun oleh : Zulfikar Rahmana
1410502078
Teknik Mesin S1
Nama dosen : R. Suryoto Edy Raharjo, S.T.,M.Eng.
Fakultas Teknik
Universitas Tidar
2015
3. Pengertian Multivibrator Bistabil
Multivibrator Bistabil : dipicu oleh sebuah sumber
dari luar (external source) pada salah satu dari dua
state digital. SR Flip-flop adalah contoh multivibrator
bistable. Bistable multivibrator mempunyai dua
keadaan stabil. Pulsa pemicu masukan akan
menyebabkan rangkaian diasumsikan pada salah satu
kondisi stabil. Pulsa kedua akan menyebabkan
terjadinya pergeseran ke kondisi stabil lainnya.
Multivibraator tipe ini hanya akan berubah keadaan
jika diberi pulsa pemicu.
5. Pada dasarnya multivibrator adalah dua amplifier
dengan feedback positif dari output amplifier kedua
ke input amplifier yang pertama. Multivibrator ini
mempunyai dua keadaan stabil.
Keadaan stabil pertama adalah bila Tr1 tidak
menghantar, maka Basis Tr2 pasti pada posisi low
dan berarti Tr2 menghantar. Keadaan ini stabil
sampai ada switching pulse yang mengakibatkan Tr1
menghantar, dengan begitu Tr2 tidak menghantar
dan terjadilah keadaan stabil kedua.
6. Ciri-ciri multivibrator bistabil
Rangkaian multivibrator bistabil memiliki ciri-ciri,
bahwa rangkaian ini tetap berada pada tingkatan
(level) keluaran yang diberikan apabila tidak
dikenakan sinyal (trigger) dari luar. Penerapan sinyal
dari luar akan menyebabkan perubahan keadaan,
dan tingkat keluaran ini akan tetap sampai ada sinyal
dari luar berikutnya. Jadi rangkaian bistabil
memerlukan dua sinyal sebelum kembali kekeadaan
awal.
7. Aplikasi Multivibrator Bistabil
Kegunaan dari multivibrator bistabil antara lain:
1. Membangkitkan dan memproses sinyal-sinyal
denyut.
2. Melakukan operasi-operasi seperti penyimpanan bit
data dan operasi logika (aljabar Boole)
3. Pembentuk sistem memori dalam bentuk flip-flop
RS atau JK.
8. Karakteristik Multivibrator Bistabil
1. Tidak menggunakan kapasitor sehingga pada awal
rangkaian diaktifkan komponen penguat berada
pada daerah aktif.
2. Pengubahan keadaan dari sinyal keluaran dilakukan
dengan menerapkan masukan “set” dan “reset”
pada komponen penguat yang aktif. Jika diberikan
masukan pada salah satu terminal tersebut, maka
keadaan keluaran akan berubah ke taraf kebalikan
dari keadaan awal.